MINI RISET DAN REKAYASA IDE PPD

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MINI RISET DAN REKAYASA IDE

HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN FISIK INDIVIDU


DENGAN PROSES BELAJAR

Dosen Pengampu:
Dr. Zuraida Lubis, M.Pd., Kons./Syahrial, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 2

AMELIA SRI OKTAVI (4223111020)


ANNISA FITRI (4221111014)
APRILIA MULA DEFI (4223311040)

KELAS PSPM 2022 A


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
Kata Pengantar

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta karunian-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan Mini Riset dan Rekayasa Ide ini dengan baik. Laporan ini disusun untuk
melengkapi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.

Selain itu, saya berharap semoga laporan Mini Riset HUBUNGAN ANTARA
PERTUMBUHAN FISIK INDIVIDU DENGAN CARA BELAJAR ini dapat bermanfaat
bagi semua pembaca dan menjadi referensi untuk menambah pengetahuan umum.

Oleh karena itu, saya mengharap segala kritik dan saran yang membangun dan dapat
m e nja dikan la pora n i ni ja uh l ebi h ba ik la gi . Sa ya m ohon ma a f se tul us -t ulusnya
a ta s kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan laporan ini.

Medan, 07 November 2022

Kelompok 2

1
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................................................ 1


Daftar Isi .......................................................................................................................................... 2
Daftar Lampiran ............................................................................................................................. 3
Ringkasan ......................................................................................................................................... 4
BAB I Pendahuluan ........................................................................................................................ 5
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................... 5
B. Tujuan dan Manfaat ........................................................................................................... 6
BAB II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran ........................................................................... 7
BAB III Metode Pelaksanaan ....................................................................................................... 13
BAB IV Hasil dan Pembahasan ................................................................................................... 14
BAB V Penutup ............................................................................................................................. 15
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................................ 15
Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 16

2
Daftar Lampiran

Lampiran Biodata ......................................................................................................................... 17


Lampiran Foto Kegiatan .............................................................................................................. 18
Lampiran Wawancara ................................................................................................................. 19

3
Ringkasan

Pertumbuhan merupakan proses pertambahan yang bersifat kuantitatif (volume, tinggi, dll).
Sedangkan perkembangan lebih bersifat kualitatif, menuju kearah kematangan atau pendewasaan
(maturation). Keduanya tidak lepas dari perubahan, dan saling berhubungan. Perkembangan yang
terjadi pada setiap individu memiliki karakteristik masing-masing. Selain itu dipengaruhi pula
oleh faktor-faktor internal (turunan, hormon) dan eksternal (media masa, tingkat sosil ekonomi,
dll). Penting bagi kita untuk memahami tentang perkembangan individu agar dapat
mengembangkan secara maksimal potensi yang dimiliki oleh setiap individu tersebut.
Perkembangan fisik siswa akan mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik, sehingga
sangat penting bagi pendidik untuk memahami karakteristik perkembangan fisik siswanya. Selain
kepentingan proses belajar mengajar, Mengetahui karakteristik fisik siswa juga penting dalam
istilah mendekati siswa jika siswa mengalami hal-hal yang harus dibantu oleh tenaga pendidik.

4
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,
kilogram), ukuran panjang (centimeter, meter), dan ukuran tulang. Perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan yang menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk
juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.

Tumbuh kembang merupakan proses kontinu sejak dari konsepsi sampai maturasi atau
dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Anak merupakan individu yang
unik, karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian
kemampuan perkembangan juga berbeda.

Sebagai individu, peserta didik mengalami perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya
masing- masing. Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal yang penting untuk kita
pelajari dan kita pahami selaku calon pendidik. Banyak para pendidik yang belum memahami
perkembangan – perkembangan anak. Pendidik menerapkan sistem pembelajaran tanpa melihat
perkembangan anak didiknya. Hal ini akan berakibat adanya ketidakseimbangan antara sistem
pembelajaran dengan perkembangan anak yang akan menyulitkan anak didik mengikuti sistem
pembelajaran yang ada. Sehingga

Dengan mengetahui proses, faktor dan konsep perkembangan anak didik kita akan mudah
mengetahui sistem pembelajaran yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan perkembangan
anak didik.

Agar dapat mengembangkan potensi anak didik dan menciptakan generasi – generasi masa
depan yang berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang perkembangan dan

5
pertumbuhan anak didik. Dengan demikian, sebagai calon pendidik kita diharuskan mengetahui
dan memahami perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.

B. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan kami melakuka minni riset ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik, dan juga untuk mengetahui bagaimana hubungan antara
pertumbuhan fisik indiviu dengan proses belajar siswa. Sedangkan manfaatnya adalah agar kami
dapat menambah wawasan tentang proses, factor dan konsep petumbuhan fisik peserta didik,
selain itu bermanfaat juga untuk kami sebagai mahasiswa agar mampu menerapkan system
pembelajaran yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan perkembangan anak didik disaat
menjadi pendidik kelak, sehingga mampu mengembangkan potensi masing-masing individu anak
didik secara maksimal.

6
Bab II
Kajian Teori Dan Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan fisik adalah pertumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak masih
dalam kandungan hingga ia dewasa. Proses perubahannya adalah menjadi panjang (pertumbuhan
vertikal) dan menjadi tebal/lebar (pertumbuhan horisontal) dalam suatu proporsi bentuk tubuh.
Pertumbuhan sebelum lahir dimulai sejak terjadinya pembuahan (fertilisasi) antara sel telur
dengan sel sperma yang kemudian berkembang menjadi embrio. Ketika usia embrio mencapai satu
bulan, besarnya sekitar 0,5 cm. Pada usia dua bulan, ukuran embrio membesar menjadi 2,5 cm dan
kemudian disebut sebagai fetus. Satu bulan kemudian, yaitu usia kandungan mencapai tiga bulan,
fetus tersebut telah berbentuk menyerupai bayi dalam ukuran kecil dan menurut ajaran Islam pada
usia tiga bulan kehamilan tersebut anak dalam kandungan mulai ditiupkan ruh kehidupan.

Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat kompleks
karena masa tersebut merupakan masa terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan
syaraf yang membentuk sistem yang sempurna. Selama masa perkembangan dalam kandungan
tersebut, terjadi pertumbuhan pesat pada jaringan otak. Pertumbuhan jaringan otak menentukan
kualitas perkembangan kognitif anak. Pertumbuhan dan perkembangan janin diakhiri saat
kelahiran. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis dan jaringan syaraf
telah mampu berfungsi secara mandiri dalam pengertian tidak tergantung lagi pada suplai dan
kendali tali pusar dalam kandungan.

Pertumbuhan fisik setelah lahir merupakan kelanjutan dari pertumbuhannya sebelum


lahir. Proses tersebut melibatkan pertambahan berat, pertambahan panjang, dan pertambahan
ketebalan tubuh, yang berlangsung hingga dewasa. Selama tahun pertama pertumbuhannya, ukuran
panjang badannya akan bertambah menjadi sekitar tiga kalinya.

Pertumbuhan bukannya tidak terbatas. Pertumbuhan pertama-tama dibatasi oleh faktor


genetis yang diturunkan. Pemenuhan kebutuhan energi dan zat-zat gizi esensial dibandingkan
dengan kecukupannya, serta kehadiran zat beracun juga membatasi bentuk dan ukuran tubuh.
Pembatas lain adalah rasio luas permukaan dengan volume tubuh, sebagai bagian terpadu dari
mekanisme homeostasi.

7
Pertumbuhan fisik merupakan suatu perubahan yang terjadi pada fisik manusia, pada anak
usia dasar meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan, perubahan proporsi atau perbandingan
antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan lemak.
Perkembangan fisik mencakup aspek-aspek sebagai berikut :
a. Perkembangan anatomis. Perkembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan
kuantitatif pada struktur tulang belulang, indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala
dengan tinggi garis keajekan badan secara keseluruhan.
b. Perkembangan fisiologis. Perkembangan fisiologis ditandai dengan adanya perubahan-
perubahan secara kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti
kontraksi otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan.
Perkembangan atau pertumbuhan fisik berkaitan erat dengan perkembangan motorik.
Sedangkan perkembangan motorik merupakan perkembangan dari unsur kematangan dan
pengendalian gerakan tubuh yang erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak.
Perkembangan motorik adalah perkembangan gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf,
urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Perkembangan motorik adalah proses yang sejalan
dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan, di mana gerakan individu
meningkat dari keadaan tidak terorganisir menjadi penguasaan keterampilan yang kompleks dan
terorganisir dengan baik. Selaras dengan hal tersebut perkembangan fisik merupakan pertumbuhan
yang terjadi pada diri seorang anak yang melibatkan perkembangan otak, sistem syaraf, atau
dengan kata lain bisa disebut dengan perkembangan secara fisiologis. Anak dengan umur yang
sama tidak berarti mempunyai pertumbuhan dan perkembangan fisik atau biologis yang sama, pun
anak perempuan dan laki-laki juga tidak berarti mempunyai pertumbuhan dan perkembangan fisik
yang sama.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
1) Faktor Internal
a) Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya.
b) Kematangan. Secara sepintas, pertumbuhan fisik, meskipun anak sudah diberikan
makanan dengan gizi yang tinggi, tetapi apabila kematangan belum sampai,
pertumbuhan akan tertunda.
2) Faktor eksternal
a) Kesehatan, anak yang sakit-sakitan pertumbuhan fisik akan terhambat.

8
b) Makanan, anak yang kurang gizi pertumbuhan fisiknya akan terhambat, sebaliknya yang
cukup gizi pertumbuhannya pesat.
c) Stimulasi lingkungan, individu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan
percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat pelatihan.

b. Pertumbuhan dan Ciri-ciri Fisik Anak Usia Dasar


1) Pertumbuhan dan Ciri-ciri Fisik anak Usia Enam Tahun
a) Pertambahan berat badannya 1,8-2,3 kg per tahun; berat badan 17,3-20,5 kg.
b) Pertambahan tinggi 5,1-6,4 cm per tahun, tingginya rata-rata 106, 7 -116,8 cm.
c) Rata-rata denyut nadi 90 sampai 110 kali permenit.
d) Kecepatan pernapasan berkisar dari 20 sampai 30, bergantung pada kegiatan dan keadaan
emosi.
e) Suhu tubuh stabil pada 36,6o-37,4o C.
f) Ukuran kepala kira-kira hampir sama dengan ukuran orang dewasa.
g) Membutuhkan kurang lebih 1800 kalori perhari.
h) Ketajaman penglihatan 20/20.
i) Penelusuran penglihatan dan penglihatan teropong sudah berkembang dengan baik.
2) Pertumbuhan dan Ciri-Ciri Fisik Usia Tujuh Tahun
a) Kenaikan berat badan cenderung hanya sedikit (2,7 kg) pertahun adalah wajar. Berat
badan umur tujuh tahun kira-kira (22,7-25 kg).
b) Tinggi badan meningkat kurang lebih 6,25 cm pertahun. Anak perempuan ± 110-116,3
cm; anak laki-laki 115-124 cm.
c) Pertumbuhan fisik berlangsung pelan dan stabil.
d) Postur tubuh semakin tegak ; tangan dan kaki bertambah panjang; menjadikan anak usia
tujuh tahun kelihatan ramping dan tinggi.
e) Tingkat energy datang dan pergi, naik turun antara semburan energy dan jeda kelelehan
sementara.
f) Masih terkadang terkena penyakit flu dan penyakit ringan lainnya.
g) Bola mata terus berubah ukurannnya.
h) Warna rambut sering menjadi lebih gelap.
i) Gigi bayi tarsus digantikan dengan gigi permanen.

9
Berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik anak juga sangat berpengaruh, yaitu
faktor eksternal dan faktor internal. Seperti kenyataan yang kita tahu bahwa anak jika tanpa
asupan gizi makanan yang cukup dan lengkap maka pertumbuhan fisik akan terhambat, dengan
kata lain, setiap anak harus memenuhi asupan yang lengkap supaya perkembangan fisiknya
mencapai yang semestinya.
Salah satu ciri kegiatan belajar mengajar adalah terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Masing-
masing memiliki tugas yang saling mendukung. Siswa bertugas untuk belajar dan guru bertugas
mendampingi siswa dalam belajar. Dalam kegiatan belajar, siswa diharapkan mencapai tujuan
pembelajaran tertentu yang meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. Sesuai orientasi baru pendidikan,
siswa menjadi pusat terjadinya proses belajar mengajar (student center) maka standar keberhasilan proses
belajar mengajar itu bergantung kepada tingkat pencapaian pengetahuan, keterampilan dan afeksi oleh
siswa. Oleh karenanya guru sebagai pendesain pembelajaran sudah seharusnya mempertimbangkan
karakteristik siswa baik sebagai individu maupun kelompok.
Memahami heterogenitas siswa berarti menerima apa adanya mereka dan merencakan pembelajaran
sesuai dengan keadaannya. Program pembelajaran di sekolah dasar akan berlangsung efektif jika sesuai
dengan karakteristik siswa yang belajar.
Smaldino dkk, mengemukakan empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam menganalisis
karakter siswa :
(1) Karakteristik umum;
(2) kompetensi atau kemampuan awal;
(3) gaya belajar;
(4) motivasi, berkaitan dengan motivasi sangat diperlukan untuk memberi dorongan bagaimana siswa
melakukan aktivitas belajar agar menjadi kompeten dalam bidang yang dipelajari.

Pada dasarnya sistem perkembangan otak merupakan sebuah interaksi yang sangat kompleks antara
faktor genetik dan stimulasi dari lingkungan. Pengalaman yang diperoleh oleh anak dari interaksi dengan
lingkungannya akan menstimulasi terbentuknya hubungan-hubungan yang kompleks antar sel-sel saraf dan
antar bagian-bagian otak (sinaps) sehingga dengan berjalannya waktu anak akan mampu mengerti dan
melaksanakan aktivitasaktivitas yang semakin kompleks. Konsep dan pengembangan otak untuk
meningkatkan kreatifitas anak yang mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Seorang ahli mengatakan bahwa pengalaman anak pada saat usia dini memiliki pengaruh
yang sangat menentukan terhadap arsitektur otak dan kapasitas otak dewasa, kemampuan untuk
belajar serta kapasitas untuk mengendalikan emosi. Perlu diketahui bahwa perkembangan otak

10
individu anak tidak linear, ada waktu-waktu terbaik untuk mempelajari jenis-jenis pengetahuan
dan kecakapan yang berbeda. Perkembangan otak anak yang sedang tumbuh melalui tiga tahapan,
mulai dari otak primitif (action brain), otak limbik (feeling brain), dan akhirnya ke neocortex
(atau disebut juga thought brain, otak pikir). Meski saling berkaitan, ketiganya punya fungsi
sendiri-sendiri:
a. Otak primitif mengatur fisik kita untuk bertahan hidup, mengelola gerak refleks, mengendalikan
gerak motorik, memantau fungsi tubuh, dan memproses informasi yang masuk dari
pancaindera. Saat menghadapi ancaman atau keadaan bahaya, bersama dengan otak limbik,
otak primitif menyiapkan reaksi "hadapi atau lari" (fight or flight response) bagi tubuh.

b. Otak limbik memproses emosi seperti rasa suka dan tidak suka, cinta dan benci. Otak ini
sebagai penghubung otak pikir dan otak primitif. Maksudnya, otak primitif dapat diperintah
mengikuti kehendak otak pikir, di saat lain otak pikir dapat "dikunci" untuk tidak melayani otak
limbik dan primitif selama keadaan darurat, yang nyata maupun yang tidak. Sedangkan otak
pikir, yang merupakan bentuk daya pikir tertinggi dan bagian otak yang paling objektif,
menerima masukan dari otak primitif dan otak limbik. Namun, ia butuh waktu lebih banyak
untuk memproses informasi, termasuk image, dari otak primitif dan otak limbik.

c. Otak pikir juga merupakan tempat bergabungnya pengalaman, ingatan, perasaan, dan
kemampuan berpikir untuk melahirkan gagasan dan tindakan. Myelinasi saraf otak berlangsung
secara berurutan, mulai dari otak primitif, otak limbik, dan otak pikir. Jalur syaraf yang makin
sering digunakan membuat myelin makin menebal. Makin tebal myelin, makin cepat impuls
syaraf atau perjalanan sinyal sepanjang "urat" syaraf. Karena itu, anak yang sedang tumbuh
dianjurkan menerima masukan dari lingkungan sesuai dengan perkembangannya. Di samping
itu, anak juga membutuhkan pengalaman yang merangsang pancaindera. Namun, indera
mereka perlu dilindungi dari rangsangan yang berlebihan karena anak-anak itu ibarat spon.
Rangsangan dan perkembangan indera itu pada gilirannya akan mengembangkan bagian
tertentu dari otak primitif yang disebut reticular activating system (RAS). RAS ini pintu masuk
tempat kesan yang ditangkap setiap indera saling berkoordinasi sebelum diteruskan ke otak
pikir. RAS merupakan wilayah di otak yang membuat kita mampu memusatkan perhatian.
Perkembangan otak ini meliputi perkembangan sinaps (jalinan saraf satu dengan yang lainnya)
yang menghubungkan sel-sel saraf yang membangun sirkuit di otak, peningkatan ukuran sel-sel

11
saraf, peningkatan jumlah sel-sel penunjang, serta pembentukan selubung saraf. Perkembangan
otak terjadi dengan pesat sejak dalam kandungan dan dilanjutkan setelah lahir pada tahun-tahun
pertama kehidupan. Perkembangan otak pada usia dini sangat menakjubkan karena dari sekitar
100 miliar sel saraf yang dibawa bayi saat lahir akan terbentuk sekitar 1000 triliun sinaps pada
saat ia berusia 3 tahun atau sekitar 2 juta sinaps/detik. Berkaitan dengan fungsi otak, dapat
dibedakan berdasarkan kedua belahan otak tersebut, yaitu belahan kiri dan kanan.

Otak mempunyai pengaruh yang sangat menentukan bagi perkembangan aspek-aspek


perkembangan individu lainnya, baik keterampilan motorik, intelektual, emosional, sosial, moral
maupun kepribadian. Pertumbuhan otak yang normal (sehat) berpengaruh positif bagi
perkembangan aspek-aspek lainnya. Sedangkan apabila pertumbuhannya tidak normal (karena
pengaruh penyakit atau kurang gizi) cenderung akan menghambat perkembangan aspek-aspek
tersebut. Mengenai pentingnya gizi bagi pertumbuhan otak, dari beberapa hasil penelitian pada
hewan membuktikan bahwa gizi yang buruk (malnutrisi) yang diderita induk hewan
mengakibatkan sel otak janin lebih sedikit daripada janin yang induknya yang tidak mengalami
malnutrisi. Pada manusia, kekurangan gizi pada ibu hamil mengakibatkan berat badan bayi sangat
rendah (berkaitan erat dengan angka kematian yang tinggi) dan perkembangan yang buruk.

12
Bab III
Metode Pelaksanaan
 Subjek
Subjek dalam kegiatan mini riset ini adalah beberapa guru dari SMAN 3 Padangsidimpuan.

 Teknik Pengambilan Data


Dalam melakukan mini riset ini, pengumpulan data atau informasi menggunakan teknik
wawancara terstuktur. Dalam wawancara terstruktur, kami membuat daftar pertanyaan secara
sistematis dan menggunakan argumen.

 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini kami lakukan secara daring menggunkan via Google Meet bersama
guru-guru yang mengajar di SMAN 3 Padangsidimpuan. Yaitu dengan meminta izin terlebih
dahulu kepada guru-guru dari sekolah tersebut agar bisa meluangkan waktunya untuk
diwawancarai. Selanjurnya memperkenalkan diri masing- masing dan mengatakan tujuan dan
maksud kegiatan tersebut. Selanjutnya kami memberikan beberapa pertanyaan kepada guru-
guru yang berkaitan dengan topik penelitian lalu merangkum dan mengelola data yang sudah
di dapat untuk kemudian membuat laporan.

 Teknik Analisis Data


Pada kegiatan mini riset ini, kami menggunakan teknik proses pengmpulan data kualitatif
yang umumnya menitik beratkan pada wawancara. Analisis data yang kami lakukan dengan
menysun secara berskala dan berstruktur setiap jawaban yang telah disampaikan narasumber
kami.

13
Bab IV
Hasil dan Pembahasan
Pada saat melakukan kegiatan mini riset, gambaran tentang hubungan antara pertumbuhan
fisik individu dengan proses belajar siswa sangat berkaitan. Karena menurut guru yang kami
wawancarai, bahwa pertumbuhan fisik individu itu mempengaruhi proses belajar, dimana saat
proses ajar menangajar siswa yang baik pertumbuhan fisiknya cenderung lebih mudah menangkap
pelajaran dibandingkan dengan siswa yang pertumbuhan fisiknya tidak baik (kekurangan gizi).

Pada saat melakukan penelitian, kami telah menyiapkan beberapa pertanyaan yang kami
ajukan sebelumnya kepada para narasumber yang akan kami wawancarai dalam mini riset yang
kami lakukan. Ibu Dra. Nurbaisan Siregar selaku guru mata pelajaran B.Indonesia beserta wali
kelas XII IPA 3 menyatakan bahwa pertumbuhan fisik individu itu dipengaruhi oleh factor
lingkungan, makanan, keluarga dan lain-lain sehingga bisa berpengaruh pada proses belajar
individu, dalam hal ini sebagai pendidik tentu saja menjadi perhatian. Sehingga disini guru
berperan mengedukasi kepada murid-muridnya apa saja makanan-makanan yang bergizi dan cara
menerapkan pola hidup sehat.

Pendapat guru yang lain juga tidak jauh berbeda, Ibu Jamila Tanjung S.Pd. selaku guru mata
pelajaran Ekonomi beserta wali kelas XI IPS 2 mengatakan bahwa jika anak yang gizinya kurang
atau pertumbuhannya tidak baik maka anak tersebut akan cepat lesu atau sakit sehingga dapat
mengganggu akivitas anak tersebut dalam proses belajar, jika dilihat dari segi luar pertumbuhan
fisik individu itu dapat dilihat dati tinggi badan, suara, postur tubuh, dan wajah sehingga dari situ
kita bisa melihat bagaimana pertumbuhan fisik individu itu.

Dari hasil penelitian, kami menemukan bahwa hubungan pertumbuhan fisik individu dengan
proses belajar sangat berkaitan, dimana jika factor-factor yang memengaruhi pertumbuhan fisik itu
tidak baik maka pertumbuhan fisik anak itu juga tidak baik hal ini bisa berpengaruh kepada
kesehatn fisik individu sehingga berpengaruh juga terhadap proses belajar individu. Oleh karena
itu sebagai calon pendidik kami juga harus memerhatikan pertumbuhan fisik para murid karena
tidak semua individu memiliki lingkungan, keluarga dan makanan yang sama, sehingga kami
sebagai calon pendidik bisa membatu individu dengan mengedukasi makan yang sehat dan bergizi
juga pola hidup yang sehat.

14
Bab V
Penutup
A. Kesimpulan
Dari mini riset yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa hubungan pertumbuhan
fisik individu dengan proses belajar sangat berkaitan, dimana jika factor-factor yang memengaruhi
pertumbuhan fisik itu tidak baik maka pertumbuhan fisik anak itu juga tidak baik hal ini bisa
berpengaruh kepada kesehatan fisik individu sehingga berpengaruh juga terhadap proses belajar
individu.

Jika individu sakit atau pertumbuhannya terganggu itu akan mengakibatkan individu
tersebut sulit untuk menangkap pelajaran karena otak anak sulit untuk bekerja maksimal. Hal
utama yang membuat pertumbuhan individu yang tidak baik adalah disebkan karena makanan dan
pola hidupt atau lingkungan yang tidak sehat.

B. Saran
Sebaiknya dalam pertumbuhan fisik individu bukan hanya pendidik saja yang berperan,
tetapi peran orang tua dan individu lebih utama dibandingkan dengan peran pendidik, karena
orang tua yang lebih bertanggung jawab atas factor-faktor pertumbuhan fisik individu, karena
waktu yang dihabiskan individu biasanya lebih lama bersama orangtua dibandingka dengan guru,
sehingga orang tua akan lebih mudah mengawasi pertumbuhan fisik individu. Dan peran individu
itu sendiri juga sangat penting, karena kalau bukan di mulai dari individu itu sendiri yang menjaga
dirinya siapa lagi?. Jadi sebagai pelajar, individu itu harus bisa menjaga kesehatan dan biasakan
pola hidup sehat agar proses belajar tidak terganggu.

15
Daftar Pustaka

Mardiah, Yusup, dkk. 2022. Perkembangan Peserta Didik. Makassar: Tahta Media Group

Sunarto, Hartono. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT RINEKA CIPTA, Jakarta
Kompleks Perkantoran Mitra Mataram

Ulfa K., Khikmatul I., Perkembangan Fisik Dan Karakteristiknya Serta Perkembangan Otak Anak
Usia Pendidikan Dasar. Jurnal Madaniyah, Volume 9 Nomor 2 Edisi Agustus 2019.

http://etheses.uin-malang.ac.id/741/6/10410057%20Bab%202.pdf

16
Lampiran Biodata

Identitas Penyusun

 Nama : Amelia Sri Oktavi


NIM : 4223111020
Kelas : PSPM 2022 A
Alamat : Jl. Pahlawan, Gg.Gembira
TTL : Padangsidimpuan, 04 Oktober 2004

 Nama : Annisa Fitri


NIM : 4221111014
Kelas : PSPM 2022 A
Alamat : Surya haji laut dendang
TTL : Merbo, 07 Februari 2005

 Nama : Aprilia Mula Defi


NIM : 4223311040
Kelas : PSPM 2022 A
Alamat : Desa Tanjung Garbus, Kampung Dusun III
TTL : Tanjung Garbus, 12 April 2004

17
Lampiran Foto Kegiatan

18
Lampiran Wawancara

Pertanyaan yang di ajukan kepada ibu Dra.Nurbaisan Siregar.


1. Apakah peran tenaga pendidik berpengaruh pada pertumbuhan fisik peserta
didik?

2. Bagaimana peran tenaga pendidik terhadap anak yang fisik nya sudah dewasa
tetapi sifatnya atau psykisnya tidak mencerminkan orang dewasa ?

Jawaban dari ibu Dra.Nurbaisan Siregar.


1. ya, peran tenaga pendidik juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan fisik individu karena di sekolah peserta didik diajarkan bagaimana
agar fisik dan psykisnya tumbuh dengan baik. Contohnya pada pelajaran
pendidikan olahraga dan kebugaran jasmani, disini anak di ajarkan pola hidup
sehat serta agar membuat pertumbuhan fisik anakbaik.

2. Dalam kasus ini peran tenaga pendidik yaitu membimbing anak didiknya agar si
anak bisa mencerminkan sifat seperti orang dewasa, yaitu dengan cara
menasehati, mengedukasi dan mengajarkan si anak bahwa sifatnya itu tidak
sudah tidak sesuai kepada dirinya.

Pertanyaan yang di ajukan kepada ibu Jamila Tanjung SP.d.


1. Bagaimana ibu selaku tenaga pendidik mengetahui pertumbuhan fisik peserta
didik?

2. Menurut ibu hal apa yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik
individu?

Jawaban dari ibu Jamila Tanjung SP.d.


1. Menurut saya pertumbuhan fisik individu itu baik atau tidak dapat dilihat dari
perubahan yang berkaitan dengan ukuran tubuh, postur tubuh, suara, penampilan
sikap dan perilakunya.

2. Menurut saya hal yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik individu
yaitu makanan, lingkungan keluargan dan banyak lagi.

19

Anda mungkin juga menyukai