Legal Opinion Hukum Pidana Ekonomi
Legal Opinion Hukum Pidana Ekonomi
Legal Opinion Hukum Pidana Ekonomi
032011133149/A-1
A. KASUS POSISI
Uang yang diterima terdakwa tersebut di dapatkan dari hasil perdagangan langsung yang
menerapkan sistem skema piramida dan tidak memiliki ijin sehingga uang tersebut ingin
disamarkan dengan cara membelanjakan atau membeli mobil ataupun membayar apartemen
dengan sebelumnya ditensfer maupun ditarik secara tunai dan memasukkan ke rekening lain di
Bank Permata ataupun Bank lainnya dengan maksud tidak diketahui asal usul harta kekayaanya,
Terdakwa Dra. Goenarni Goenawan juga menggunakan status pekerjaan ketika membuka rekening
dengan profile yang berbeda-beda dengan tujuan untuk tidak dapat diketahui dan dicurigai dalam
melakukan tindak pidana ekonomi.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang 7 tahun 2014 tentang perdagangan
2. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32/M-DAG/PER/8/2018 tentang
penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan dengan system penjualan langsung
3. Undang-undang Nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan Tindak
Pidana pencucian uang
C. ANALISIS HUKUM
Berdasarkan ketentuan pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
32/M-DAG/PER/8/2018 tentang penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan dengan
system penjualan langsung menyebutkan perusahaan yang melakukan usaha
perdagangan dengan system penjualan langsung harus berbadan hukum Indonesia
berbentuk perseroan Terbatas dan berdasarkan ketentuan pasal 9 ayat (1) menyebutkan
setiap perusahaan wajib memiliki surat izin Usaha perdagangan (S Bahwa system
skema piramida dilarang di pergunakan oleh pelaku usaha dalam menjalankan
usahanya di Negara Indonesia karena kegiatan usaha tersebut melakukan kegiatan
usaha yang bukan dari hasil kegiatan barang dan kegiatan tersebut memanfaatkan
peluang keikut sertaan mitra usaha untuk memperoleh imbalan atau pendapatan
terutama dari biaya partisipasi orang lainya yang bergabung kemudian atau setelah
bergabungnya mitra usaha tersebut. Kegiatan usaha Wandermin merupakan kegiatan
usaha yang menjalankan usahanya menggunakan sisten skema piramida sebagaimana
yang di atur dalam pasal 105 Undang-Undang RI nomor 7 tahun 2014 Bahwa pelaku
usaha tidak di benarkan menjalankan kegiatan usaha perdagangannya dengan
menggunakan system skema Piramida setelah di tetapkannya Undang-Undang No.7
tahun 2014 tentang perdagangan. Tindak pidana pencucian uang sebagaimana pasal 3
UU PP TPPU adalah setipa orang yang menempatkan, mentranfer, mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa keluar Negeri,
mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan
lain atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan dipidana karena tindak
pidana pencucian uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
denda paling banyak Rp.10.000.000.000 (sepuluh miliar) rupiah; Maka terdakwa disini
telah memenuhi unsur- unsur tindak pidana pencucian uang yakni:
1. Setiap orang” setiap orang adalah orang perseorangan (natural person) atau
korporasi (legal person)
2. Menempatkan adalah perbuatan memasukan uang dari luar penyedia jasa keuangan
ke dalam penyedia jasa keuangan seprti menabung, membuka giro atau
mendepositokan sejumlah uang;
3. Mentranfer adalah perbuatan pemindahan uang dari penyedia jasa keuaangan satu
ke penyedia jasa keuangan lain baik didalam maupun di luar Negeri atau dari Satu
rekening kerekening lainya di kantor bank yang sama;
4. Mengalihkan adalah setiap perbuatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan
posisi atau kepemilikan atas harta kekayaan;
5. Membelanjakan adalah penyerahan sejumlah uang atas transaksi jual beli;
6. Membayarkan adalah penyerahan sejumlah uang dari seseorang kepada pihak lain;
7. Menghibahkan adalah perbuatan hukum untuk mengalihkan kebendaan secara hibah
sebagaimana yang telah dikenal dalam pengertian hukum secara umum;
8. Menitipkan adalah menyerahkan pengelolaan atau penguasaan atas sesuatu benda
dengan janji untuk diminta kembali atau sebagaimana di atur dalam KUH Perdata;
9. Membawa keluar Negeri adalah kegiatan pembawaan uang secara fisik welewati
wilayah Pabean RI.
10.Mengubah bentuk adalah suatu perbuatan yang mengakibatkan terjadinya
perubahan sesuatu benda, seperti perubahan struktur,Volume, massa, unsur, dan atau
pola suatu benda; 11.Menukar dengan mata uang atau surat berharga adalah transaksi
yang menhasilkan terjadinya perubahan suatu harta kekayaan termasuk uang atau surat
berharga tertentu menjadi mata uang atau surat berharga lainya. Kegiatan penukaran
uang lazimnya dilakukan di pedagang valuta asing dan bank, sedangkan penukaran
surat berharga biasa dilakukan di pasar modal dan pasar uang
12.Perbuatan lainya adalah perbuatan-perbuatan di luar perbuatan yang telah di
uraikan, yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul harta kekayaan;
13.Menyembunyikan adalah kegiatan yang dilakukan dalam upaya, sehingga orang
lain tidak akan tahu asal usul harta kekayaan berasal antara lain tidak
menginformasikan kepada Petugas penyedia jasa keuangan mengenai asal usul sumber
dananya dalam rangka penempatan ((placeman) selanjutnya berupa berupaya lebih
menjauhkan harta kekayaan (uang) dari pelaku kejahatanya melalui pentranferan baik
di dalam mapun di luar Negeri atas nama sendiri atau pihak lain atau melalui
perusahaan fiktif yang di ciptakan atau perusahaan Ilegal dan seterusnya (layening)
setelah Placemen dan layering berjalan mulus,biasanya pelaku dapat menggunakan
harta kekayaannya secara aman baik untuk kegiatan yang sah atau illegal (integration).
Dalam kons money laundering ketiga tahapan tidak semua dilalui, adakalanya hanya
cukup pada tahapan placement, layering atau placement langsnung ke integration;
14.Menyamarkan adalah perbuatan mencampur uang haram dengan uang halal agar
uang haram Nampak seolah-olah berasal dari kegiatan yang sah, menukarkan uang
haram dengan mata uang lainya dan sebagainya;
15.Asal usul, sumber,lokasi,peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang
sebenarnya yaitu asal usul mengarah pada risalah transaksi dari mana sesungguhnya
harta kekayaan berasal, sumber, mengarah pada transaksi yang mendasari, seperti hasil
usaha, gaju honor, fee, infaq, shodakoh, hibah, warisan dan sebagainya, lokasi,
mengarah pada pengidentifikasian letak atau posisi harta kekayaan dengan pemilik
yang sebenarnya, peruntukan mengarah pada pemaanfaatan harta kekayaan, pengalihan
hak-hak adalaha cara untuk melepaskan diri secara formal atas kepemilikan harta
kekayaan, kepemilikan yang sebenarnya, mengandung makna bukan hanya terkait
dengan aspek formalitas tetapi juga secara fisik atas kepemilikan harta kekayaan,
menerima adalah suatu keadaan/perbuatan dimana seseorang memperoleh harta
kekayaan dari orang lain;
16.Menguasai penempatan adalah suatu perbuatan yang mengakibatkan adanya
pengendalian secara langsung atau tidak langsung atas sejumlah uang atau harta
kekayaan;
17.Menggunakan adalah perbuatan yang memilki motif atau memperoleh manfaat atau
keuntungan yang melebihi kewajaran;
18.Harta kekayaan adalah semua benda bergerak atau benda tidak bergerak, baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud, yang di peroleh baik secara langsung maupun
tidak langsung;
19.Yang di ketahuinya atau patut di duga merupakan hasil tindak pidana adalah suatu
keadaan dimana seseorang mengetahui secara jelas dan pasti atau setidak-tidaknya
dapat memperkirakan berdasarkan fakta atau informasi yang dimiliki bahwa sejumlah
atau harga kekayaan merupakan hasil dari suatu perbuatan melawan hukum.
D. KESIMPULAN
Goenarni Goenawan selaku terdakwa pemilik usaha Wandermind yakni penjualan akun
tiket, kereta api, hotel dengan cara enjual akun dan merekrut anggota baru, dan mewajibkan
anggota baru melakukan pembayaran untuk akun tersebut, dan terdakwa menyatakan bahwa
semakin banyak anggota yang dapat menjual belikan akun tersebut maka keuntungannnya
semakin besar untuk anggota tersebut, alhasil dana yang disetorkan anggota wandermid kepada
terdakwa digunakan untuk kepentingan pribadi, terdakwa telah memanfaatkan atau
menggunakan harta kekayaan milik orang lain yang didapatkan dari hasil tindak pidana yakni
tindak pidana pencucian uang Dan telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana pencucian uang
berdasarkan pasal 3 UU PP TPPU.