Laporan Tugas Akhir
Laporan Tugas Akhir
Laporan Tugas Akhir
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
Segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas akhir. Tugas akhir merupakan syarat dalam
menyelesaikan studi jenjang D-3 pada Jurusan Teknik Mesin IST AKPRIND
1. Bapak Dr. Ir. Amir Hamzah, MT, selaku Rektor Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Ir. Toto Rusianto, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
3. Ibu Nidia Lestari, ST., M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Institut
4. Bapak Aji Pranoto, S.Pd., M.Pd, selaku dosen pembimbing Tugas Akhir, atas
5. Kedua orang tua, atas dorongan dan dukungan moral dan materialnya, dan
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga Tugas
Tim penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ...........................................iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
ABSTRAK ...................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.3 Batasan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.4 Tujuan ......................................................................................... 3
1.5 Manfaat ....................................................................................... 3
iii
2.6.2 Dasar – dasar Perencanaan Ulir ............................................ 15
2.7 Sambungan Las pada Rangka ..................................................... 16
2.7.1 Bentuk Kampuh Pada Pengelasan Lebur .............................. 17
2.7.2 Kalkulasi Kekuatan Kampuh Las.......................................... 18
2.8 Puli dan Sabuk V......................................................................... 19
2.8.1 Cara Kerja Sabuk V dan Puli ................................................ 21
2.8.2 Dasar-dasar Perencanaan Sabuk-V .......................................... 21
iv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 61
5.2 Saran ............................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 (a) Pohon kelapa, kelapa; (b)serat kelapa (Ali, 2010);
Gambar 2.2 (a) Poros Tramsmisi; (b) Poros spindel (G. Niemann, 1986: 328
Gambar 3.3 (a) kelapa sebelum dikupas; (b) kelapa setelah dikupas ............................. 26
vi
Gambar 3.4 Bentuk dan ukuran diameter pisau pengupas ............................................. 28
Gambar 3.9UlirEretanPisau............................................................................................ 40
Gambar 4.1 Langkah pengoperasian alat : (a) meletakan kelapa pada alat;
vii
DAFTAR TABEL
Hal
viii
RANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS KELAPA MUDA
RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA MIKRO
DISTRIBUSI KELAPA MUDA
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
didistribusikan ke rumah makan dan hotel sudah dalam kondisi bagiankulit luar
(epicarp), dan sebagian sabut (mesocarp) mengupas.
Pada umumnya proses pengupasan kelapa muda masih menggunakan
proses manual dengan menggunakan peralalatan pengupas berupa golok dengan
meletakan buah kelapa pada landasan tertentu, sehingga dibutuhkan tenaga yang
besar, waktu yang lama, ruang yang besar, dan alat yang tajam untuk mengupas
kelapa muda. Dalam perkembangannya selain menggunak analat pengupas
manual, akhir-akhir ini telah ada mesin yang digunakan untuk mengupas kelapa
muda, mesin ini didesain menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya,
motor listrik digunkan untuk memutar mekanisme pemegang buah kelapa yang
akan mengalami proses pengupasan, urutan mekanisme terdiri dari motor listrik,
puli dan sabuk-V, bantalan, dan poros.
Alat yang sudah ada memiliki jenis pemegang (holder) kelapa yang
kurang kuat dan tidak dilengkapi pelindung untuk menghindari terlontarnya
serpihan kulit kelapa. Proses pengupasan kelapa menggunkan mesin harus
memperhatikan keselamatan oprator agar terhidar dari kecelakaan kerja yang
disebabkan oleh terlontarnya kelapa akibat dari putaran buah kelapa, dan
terlontarnya serpihan kulit kelapa pada proses pengupasan berlangsung.
Pemanafaat teknologi pada pengupasan kelapa muda untuk mempermudah
proses pengupasan kulit luar (epicarp), dan sebagian sabut (mesocarp) mengupas.
memanfaatkan air kelapanya. Alat pengupas kelapa secara umum terdiri dari 3
(tiga) bagian utama, yaitu bagian titik operasi, bagian transmisi daya, dan bagian
perlengkpan bantu untuk oprasional alat. Berdasarakan kriteria diatas maka
penulis akan merancang mensin pengupas kelapa muda yang ramah lingkungan
untuk usaha mikro dalam distribusi kelapa segar yang dilengkapi dengan
pemegang yang kuat dan dilengkapi dengan bagian pelindung untuk menghindari
terlontarnya kelapa dan serpihan kulit kelapa pada saat proses pengupasan.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan perancangan alat
pengupas kelapa muda ini adalah :
1. Mengetahui cara merencana alat pengupas kelapa muda untuk usaha mikro
2. Mengetahui proses pembuatan alat pengupas kelapa muda ramah
lingkungan untuk usaha mikro dalam distribusi kelapa segar
3. Mengetahui kinerja alat pengupas kelapa muda ramah lingkungan untuk
usaha mikro dalam distribus ikelapa segar
4. Mengetahui perawatan alat pengupas kelapa muda ramah lingkungan
untuk usaha mikro dalam distribusi kelapa segar
1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dariperancangan alat pengupas kelapa
muda adalah :
1. Manfaat bagi mahasiswa :
a. Mengetahui proses perancangan dan pembuatan sebuah mesin atau alat
khususnya mesin/alat teknologi tepat guna
b. Mengetahui rumus-rumus yang digunakan dalam perancangan dan
pembuatan sebuah mesin atau alat
4
5
6
2.2 Kelapa
Tanaman kelapa disebut juga tanaman serbaguna, karena dari akar sampai
ke daun kelapa bermanfaat, demikian juga dengan buahnya. Buah adalah bagian
utama dari tanaman kelapa yang berperan sebagai bahan baku industri. Buah
kelapa terdiri dari beberapa komponen yaitu sabut kelapa, tempurung kelapa,
daging buah kelapa dan air kelapa. Daging buah adalah komponen utama yang
dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomi tinggi. Sedangkan air,
tempurung, dan sabut sebagai hasil samping (by product) dari buah kelapa juga
dapat diolah menjadi berbagai produk yang nilai ekonominya tidak kalah dengan
daging buah. Bagian utama buah kelapa ditunjukkan oleh Gambar 2.1
(a) (b)
(d)
(c)
Gambar 2.1 (a) Pohon kelapa, kelapa; (b)serat kelapa (Ali, 2010)
(c) stempurung kelapa; (d) sabut kelapa (Salit, 2014)
Debu sabut dapat diproses jadi kompos dan cocopeat, dan particle board/hard
board. Cocopeat digunakan sebagai substitusi gambut alam untuk industri
bunga dan pelapis lapangan golf.
dp n
v ............................................................................................ (2.1)
60 1000
Dengan : v = Kecepatan linier (m/dtk)
dp = diameter lintasan (mm)
2. Beban proses (F) dan berat unit proses (m), untuk mencari beban proses
digunakan persamaan dibawah ini :
F A ................................................................................................... (2.2)
2.4 Poros
Poros adalah salah satu elemen putar yang biasanya terpasang pula
elemen-elemen lain seperti roda gigi, puli, roda gila, engkol dan pemindah gaya
lainnya. Poros dapat menerima beban lentur, tarik ataupun puntiran yang bekerja
sendiri maupun secara bersamaan.
1. Poros Transmisi, poros transmisi berfungsi sebagai pemindah tenaga yang
mendapat beban puntir murni atau puntir dan lenturan. Elemen lain yang
terpasang berupa roda gigi, puli, rantai dan lain-lain
2. Gandar, poros yang dipasang diantara roda gigi kereta barang yang tidak
mendapat beban puntir dan kadang-kadang tidak berputar, ini disebut
gandar. Jenis beban yang diterima gandar adalah beban lentur, kecuali
jika digerakkan oleh penggerak mula yang mendapat beban puntir.
3. Spindle, poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut sebagai
spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus
kecil dan bentuk serta ukuranya harus teliti
Bentuk macam – macam poros berdasarkan pembebanan yang terjadi pada
poros ditunjukkan oleh Gambar 2.2
(a) (c)
(b)
Gambar 2.2 (a) Poros Tramsmisi; (b) Poros spindel (G. Niemann, 1986: 328&
300) (c) Poros gandar (Widiyanto, 2013:96)
10
f c Faktor Koreksi
2. Persamaan yang digunakan untuk menghitung torsi (T) adalah sebagai berikut
(Sularso & Suga, K., 2004 : 7) :
Pd
T 9.74 10 5 ......................................................................................... (2.6)
n
3. Diameter poros yang menerima beban puntir (ds) (Sularso & Suga, K., 2004:
8) :
1
3
d s 5.1 K t C b T (mm) .................................................................... (2.7)
a
Dengan: d s Diameter poros (mm)
2.5 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-balik dapat berlangsung secara halus, aman, dan
panjang umur. Bantalan harus kokoh dan memungkinkan poros serta elemen
mesin lainnya dapat bekerja dengan baik. Jika prestasi bantalan tidak berfungsi
11
dengan baik maka prestasi seluruh system akan menurun atau tidak bekerja
sebagai mana mestinya.
2.5.1 Klasifikasi Bantalan
1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros.
a. Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan
bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan
dengan perantara minyak pelumas.
b. Bantalan gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara
bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti
bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat.
2. Atas dasararah beban terhadap poros
a. Bantalan radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus
sumbu poros.
b. Bantalan aksial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros
c. Bantalan gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang
arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
Pemakaiannya untuk poros engkol, bantalan utama mesin perkakas,
bantalan roda kereta api. Macam – macam bantalan yang digunakan pada
konstruksi mesin ditunjukan oleh Gambar 2.3
V, X, Y : Faktor Pembebanan
2. Perhitungan Beban Ekivalen Statis (Po) (Sularso & Suga. K., 2004 : 135) :
a. Untuk bantalan radial : Po X o Fr Yo Fa ............................................ (2.10)
X o , Yo : Faktor Pembebanan
X o , Yo : Faktor Pembebanan
3
33,3 10
b. Bantalan rol : f n ............................................................... (2.13)
n
C
c. Bantalan rol dan bola : f h f n .......................................................... (2.14)
P
d. Untuk bantalan bola : L h 500f h3 ....................................................... (2.15)
Ulir whitwort adalah jenis ulir segi tiga dengan sudut puncak 55 derajat,
ulir whitwort ini mempunyai satuan inci. Penunjukan ulir whitwort yaitu dengan
huruf W, kemudian diikuti dengan dua angka, angka pertama menunjukan ukuran
diameter luar dan angka yang kedua menunjukan jumlah kisar tiap satu inci.
Ulir UNC termasuk ulir segi tiga yang mempunyai satuan inchi seperti ulir
Whitwort, hanya sudut puncaknya mempunyai sudut 60 derajat dan profilnya
sama dengan profil ulir metris . Penunjukan ulir Uni diawali dengan angka yang
menyatakan nomor ulir atau diameter ulir luar dan jumlah kisar tiap inchi
4 Wulir
d1 .......................................................................................... (2.17)
a
4. Tegangan geser yang terjadi pada ulir luar (baut) b dan ulir dalam (mur)
Wulir
b ........................................................................................... (2.20)
.d1 .k.p.z
Ulir dalam (mur) :
Wulir
n ............................................................................................. (2.21)
.D. j.p.z
Nilai k dan j untuk ulir metrik dapat diambil nilai sebagai berikut :
k 0,84 dan j 0,75.
Adapun bentuk – bentuk kampuh sesuai Gambar 2.6 dengan tebal plat
yang biasa diaplikasikan dalam pengelasan adalah sebagai berikut :
a. Las sudut, Merupakan suatu las lebur yang sederhana dan murah, dapat
dibuat dengan mudah, cepat
b. Las–I atau Las dua sisi , Pengelasan dengan memberi ruang-antara 1–5
mm antara dua sisi benda yang akan disambung, untuk hasil lebih baik
dibutuhkan persiapan tepi dari sisi-sisi yang hendak dilas. Las-I di
gunakan untuk plat dengan tebal bekisar 2,5-8 mm
c. Las-V ,adaduajenis las-V yaitu : las-V terbuka dan las-V tertutup. Las-V
digunakanuntukplatdengantebalberkisar 3-25 mm
d. Las-X , Apabila kedua sisi plat dapat dihampiri dengan sama baiknya,
maka dengan tebal plat 12 mm diterapkan las-X.
e. Las-U , Untuk plat yang lebih tebal lagi, yaitu : 25-40 mm
18
f. Las-K, Dapat diterapkan apabila dua buah plat yang tegak lurus harus dilas
satu sama lain, cocok untuk plat dengan tebal 5-30 mm
g. Las-sudut rangkap, Sambungan yang menggunakan las-K dapat juga
diperoleh dengan las-sudut rangkap, yaitu tanpa persiapan tepi
a
s
E6012, E6013
E6020, E7014 tidak disyaratkan
E7024
putaran (i) 1/1 sampai 6/1, sabuk penampang trapesium dengan jarak pemasangan
antara dua poros dapat mencapai 5 meter dengan perbandingan putaran (i) 1/1
sampai 7/1, dan sabuk dengan gigi yang digerakan sproket dengan jarak antara
dua poros dapat mencapai 2 meter dengan perbandingan putaran (i) 1/1 sampai
6/1,
Sabuk V terbuat dari karet dan memilki penampang trapesium. Tenunan
tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa
tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan di keliling alur puli yang berbentuk V.
Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli ini mengalami lengkungan
sehingga lebar bagian dalamnya bertambah besar. Gaya gesekan juga akan
bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang menghasilkan transmisi daya yang
besar pada tegangan yang relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan
sabuk V dibandingkan dengan sabuk rata. Konstruksi dan ukuran penampang
sabuk V ditunjukan oleh Gambar 2.8 dan Gambar 2.9
Puli pemutar
dp dk Dk Dp
b b 2 8(D p d p ) 2
C ....................................................................... (2.27)
8
Dengan : b 2L 3.,14(D p d p )
4. Panjang keliling sabuk (L) (Sularso & Suga, K., 2004 : 170) :
1
L 2C (d p D p ) (D p d p ) 2 ...................................................... (2.28)
2 4C
3. Gaya efektif untuk menggerakan puli yang digerakan ( Fe )(Sularso & Suga,
K., 2004 : 171) :
Fe F1 F2 ................................................................................................. (2.29)
4. Besarnya daya yang dapat ditransmisikan satu sabuk-v standar ( Po )(Sularso &
Suga, K., 2004 : 170) :
2
Po d p n C1 d p n 2 C 3 d p n C 2 n 1 1 ..... (2.30)
0, 09 C
dp C 5
5. Mencari Besar sudut Kontak ( )(Sularso & Suga, K., 2004 : 173) :
57D p d p
180 .............................................................................. (2.31)
C
6. Jumlah Sabuk Yang diperlukan Untuk Mentransmisikan Daya (N) (Sularso &
Suga. K, 2004 : 173) :
Pd
N ................................................................................................. (2.32)
Po K
Alat pengupas kelapa muda yang dirancang dan dibangun terdiri dari
12
7 13
4 6
5 16
2 9
10
11
23
24
maka dibuat urutan proses perhitungannya yang ditunjukkan oleh diagram alir
Mulai
PerencanaanElemenMesin :
a. Puli &sabuk V
b. Poros
c. Bantalan
d. Ulir dan Rangka alat
AMAN T
STOP
3.3 PerencanaanElemenMesin
Daya proses pengupasan sabut kelapa muda adalah besar daya yang
yang akan digunakan oleh. Adapun urutan perhitungan untuk menentukan daya
berikut:
Wskm = 0,4 kg
c. Tegangan tarik sabut kelapa muda (σSKM) (Awang, L., dkk, 2012):
d. Besar kekuatan geser sabut kelapa muda (τSKM) (Nagpal G.R, 2000) :
bagian bawah kelapa muda adalah 45 detik per buah tanpa pengupasan
maka waktu secara manual adalah 135 detik ditambah persiapan 45 detik
sehingga total 180 detik maka kapasitas manual adalah 20 butir kelapa per
jam, Kapasitas (QR) alat adalah 20 butir kelapa per jam, sehingga sabut
kelapa gr gr gr
Q R 20 250 5000 83,34 sabut
jam kelapa jam menit
putaran adalah 2,5 milimeter, ilistrasi tebal sabut kelapa yang akan
dklp
t1 t3
(a) (b)
Gambar 3.3 (a) kelapa sebelum dikupas; (b) kelapa setelah dikupas
sebanyak :
205
n kup 82 putaran
2,5
27
c) Diameter puli yang digunakan untuk memutar kelapa 10 in = 254 mm, dan
menjadi :
n mot dk mot
n spit
Dk spi
1450 50,8
n spit 280 rpm
254
QR Q
n spi s pis R
s pis n spit
Maka :
gr
83,34
s pis menit 0,297 gr
put put
280
menit
d klp n spi
v pis
60 1000
dspi
Piringan Poros
spindel
Sabuk V
Bantalan
Motor
Listrik
Puli 2 C Puli 1
Gambar 3.4 Bentuk dan ukuran diameter pisau pengupas
h= Tebal pisau = 1 mm
Maka :
kg.m
H Fp v pis
dt
29
kg.m
Diketahui 1HP 75
dtk
Maka :
kg.m
H 11,79 2,33 27,47
dtk
27,47
atau H 0,366 HP
75
H
H mot
m
Dengan : ηm = efisiensi mekanis ditunjukkan Tabel 2.1
Maka :
H 0,366
H mot 0,399 HP
1 2 0,955 0,96
dibutuhkan mesin pengupas sabut kelapa muda adalah motor listrik dengan
transmisi daya sebuah sabuk V. Susunan transmisi ditunjukkan oleh Gambar 3.5
C
Ft
Diameter puli motor 50,8 mm, putaran spindel (nspi) maka diameter
n mot dk mo t
Dk spi
n spi
Maka:
1400 50,8
Dk spi 273,09 mm 10,75 in
260,43
2. Perbandingan transmisi sabuk V dan puli motor listrik dengan puli spindel:
n mot 1400
i 5
n spi 280
Dengan : k = konstanta ukuran puli V (Sularso & Suga, K., 2004 : 166)
C 330 mm
L 2C dp mot Dpspi 1 Dpspi dp mot 2
2 4C
3,14
2 330 41,8 245 1 245 41,82
2 4 330
1141,56 mm 44,94 inchi
daya dan putaran yang akan ditransmisikan oleh sabuk, pemilihan type
b b 2 8Dpspi dp mot
2
C real
8
33
C real 330,76 mm
8
10. Sudut kontak (Sumber : Sularso , 2004 : 174):
m
12. Kecepatan liniear sabuk v B 30
dtk
Ft
Pmot 485 N.m s
vB
3,06 m
s
158,50 N 16,16 kg
pemutar (drive pulley) 1400 rpm dan daya yang ditransmisikan 0,485 kW
v standar), satu buah Sabuk, Dkspi= 254 mm, dkmot = 50,8 mm.
34
3.3.3 Poros
Mesin pengupas tempurung kelapa terdiri dari dua buah poros, yaitu :
poros motor dan poros spindel pengupas, bentuk poros ditunjukkan Gambar 3.7
Pembebanan pada poros motor berupa beban puntir akibat putaran motor
B 52
d) Tegangan Gesar ijin : a 4,34 kg
Sf 1 Sf 2 12 mm 2
Pd
TSm 9,74 10 5
n mot
Dengan : Pd 0,485 kW
Maka :
0,485
Tpmot 9,74 105 337.42 kg.mm
1400
1
5.1 3
d pmot C b k t Tpmot
a
a 4,34 kg ;
mm 2
Maka :
1
5,1 3
d pmot 2 1,5 337,42
4,34
d pmot 10,59 12 mm
36
menuju ke pemutar kelapa. Bahan sama dengan bahan poros motor adalah
B 52
d) Tegangan Gesar ijin : a 4,34 kg
Sf 1 Sf 2 12 mm 2
Pd
Tpinp 9,74 105
n in
Dengan : Pd 0,485 kW
Maka :
0,485
Tpspi 9,74 105 1687,11 kg.mm
280
1
5.1 3
d pspi C b k t Tpspi
a
Maka :
1
5,1 3
d pspi 2 1,5 1687,11 18,11 19 mm
4,34
3.3.4 Bantalan
Bantalan yang digunakan pada alat pengupas sabut kelapa terdiri dari dua
kontak yang besar antara elemen-elemen gelinding dan cincinya, dan dapat
b. Kelakuan putaran.
putaran tinggi.
c. Kelakuan Gesakan
faktor.
Posisi bantalan pada pada alat pengupas sabut kelapa ditunjuk kan oleh
Gambar 3.8
Bantalan
bantalan yang disebabkan oleh putaran pada poros rol pemarut, meliputi : gaya
Ft 158,50 N 16,16 kg
vB
Fr Fp
rklp
Fr 1,79
3,06
2
1388,64 N 141,55 kg
0,0795
FaA&B Ft tan
1
33,3 3
f nA&B
n
spi t
1
33,3 3
f nA&B 0,49
280
C
f hA&B f nA&B
PrA
1000
f hA&B 0,49 5,58
87,78
8. Untuk mesin-mesin dengan beban ringan Lh ijin adalah min 2000 Jam.
sabut kelapa, karena umur bantalan 2000 jam, yaitu 7814 10 2 jam
16Tpspi
p
d 3
Maka :
16 1687,11
p
203
p 1,075 kg
mm 2
2. Ulir yang digunakan adalah ulir metrik M 20 x 2,5 dengan diameter inti
Bahan yang digunakan untuk ulir harus memiliki tegangan geser ijin
Hubungan tegangan geser dengan tegangan tarik meurut teori von mise’s
p 0,577 b
p 1,075
b
0,577 0,577
b 1,86 kg
mm 2
t
b
sf1 sf 2
t b sf1 sf 2
Dengan :
Maka:
t b sf1 sf 2
t 1,86 12
t 22,35 kg
mm 2
Bahan baja yang dapat dipilih sebagai bahan ulir penekan adalah
bahan S30C dapat digunkan sebagai bahan ulir penekan pada perancangan
ini
3.3.6 Rangka
Gambar 3.10
C D
A B
Beban pada rangka mesin pengupas sabut kelapa muda yang dianalisa
pada tumpuan A dan Tumpuan B, beban berasal dari gaya radial equivalen pada
87,78 kg
Gambar 3.11
LA-B
PrA&B
A B
RA RB
Gambar 3.11 Ilustrasi pembebanan pada tumpuan RA dan RB
M J 2 0 R A R B F1 0
L AB
450 R A F1 0
2
450 19750
450 R A 87,78 19750 kg → R A 43,89 kg
2 450
R A R B F1 0
43,89 R B (87,78) 0
44
0 x 225 L 0225 R A 0
0 x 225 M 0225 R A x
M 0 43,89 0 0 kg.mm
d. Diagram gaya gaser (SFD) dan diagram momen banding (BMD) pada
LA-B
PrA&B
A B
RA RB
45
+ 43,89 kg
B
A - 43,89 kg
A B
M AB y AB
AB
I AB
bh 3
I J1J 2
12
Untuk bahan rangka sepanjang AB, menggunakan baja profile L, dengan dimensi
profile 40 x 40 x 3 mm, adapun bentuk profile untuk bahan rangka sepanjang AB,
3 mm
40 mm 40 mm
A
B
37 mm
bh 3 3 40
3
192000
IA 16000 mm 4
12 12 12
bh 3 37 3
3
999
IB 83,25 mm 4
12 12 12
luas y 2566,5
Sehingga : y 11,11 mm
luas 231
luas x 2400
Sehingga : x 10,39 mm
luas 231
M AB y
y AB
I AB
9875,25 11,11
y AB 6,82 kg
16083,26 mm 2
M x
x AB AB
I AB
9875,25 10,39
xAB 6,38 kg
16083,26 mm 2
AB x AB 2 y AB 2
AB 6,822 6,382
48
AB 9,34 kg
mm 2
62
Tegangan tarik ijin : a 10,34 kg
Sf 1 Sf 2 6 mm 2
Penampang las pada rangka alat pengupas sabut kelapa muda pada
C
A
_
t 411.52Mpa
_
t 411.52 MN 2 41,95 kg
m mm 2
49
_ _
a t 0,5
_
a 41,95 0,5 20,96 kg
mm 2
40 40 3mm
3. Untuk mencari tegangan geser yang terjadi pada sambungan las menggunakan
persamaan berikut :
F
L
a.l
s
a
2
a = Tebalkampuh las
l = Panjangkampuh las
s = Tebal plat
L C 40 2 40 2 40 96,57 mm
s 3 mm
s 3
a 2,12 mm
2 2
50
F1
LA
a.l
87,78
LA
96,57 2,12
LA 0,43 kg
mm 2
LB LB 0,43 kg
mm 2
Sambungan las dinyatakan dapat digunakan karena harga L a ,
4.1 Perakitan
Perakitan merupakan suatu cara untuk menempatkan dan memasang
bagian dari suatu mesin yang digabung menjadi suatu kesatuan, dengan
memperhatikan urutan yang telah ditentukan, sehingga menjadi suatu bentuk alat
yang siap digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang telah direncanakan.
Beberapa aspek yang diperhatikan dalam proses perakitan adalah:
1. Komponen mesin yang telah dibuat atau dibeli memiliki dimensi yang
sesuai dengan komponen lainnya
2. Komponen pendukung harus memiliki dimensi sesuai dengan komponen
mesin yang telah dibuat atau dibeli
3. Menyusun langkah perakitan
4. Menyiapkan alat bantu perakitan terdiri dari : Tools Set, Mistar
Sebelum melakukan perakitan, keseluruhan komponen dan alat bantu
harus dipersiapkan untuk mempercepat proses perakitan. Proses perakitan
komponen mesin sebagai berikut:
1. Menyiapkan semua komponen dan peralatan yang dibutuhkan
2. Menyiapakan rangka dudukan alat pengupas kelapa muda
3. Merakit poros spindel dengan bantalan yang berfungsi sebagai dudukan
dan penopang poros
4. Memasang puli 10 inchi pada poros spindel pasangkan bautnya
5. Selanjutnya pasangkan puli 2 inchi ke poros motor penggerak, selanjutnya
pasangkan motor penggerak ke rangka dudukan rangka mesin
6. Memasang sabuk V kemudian atur centernya, setelah center kencangkan
ulirnya
7. Memasang mekanisme pisau pengupas bagian samping kelapa
8. Memasang mekanisme pisau pengupas bagian atas kelapa
9. Memasang mekanisme pisau pengupas bagian bawah kelapa
10. Kemudian cek kembali kekencangan dari ulir-ulir pengikat antar bagian
11. Periksa hasil perakitan
51
52
Gambar 4.2 Langkah pengoperasian alat : (a) melakukan pengupasan bagian atas
kelapa; (b) melakukan pengupasan bagian bawah kelapa; (c) hasil pengupasan
54
Pisaupengupasatas Pisaupengupassa
mping
Porosspindel Pisaupengupasba
wah
Alat pengupas kelap amuda yang ditunjukkan oleh Gambar 4.3 ini prinsip
kerjanya menggunkan system putar. Kelapa yang akan dikupas diletakkan pada
bagian atas yang dibuat khusus untuk dudukan kelapa .Untuk memastikan kelapa
tidak jatuh pada saat proses pengupasan, kelapa muda ditahan menggunakan
dengan cara menekan bagian kelapa dengan pengunci, handel untuk menekan,
terdapat tiga buah pisau pada alata ini, yaitu: pisau pengpas bagian samping
kelapa, pisau pengupas bagian atas kelapa, dan pisau pengpas bagian bawah.
Motor penggerak yang digunakan adalah motor listrik, daya pada motor listrik
akan diteruskan dari putaran puli motor melalui v-belt kepuli poros spindel yang
digerakkan.
Perawatan Alat pengupas kelapa muda ini dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu sebagai berikut:
1. Perawatan yang direncanakan (Planned maintenance)
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned maintenance)
Perawatan yang direncanakan adalah suatu usaha perawatan yang dilakukan
dengan pertimbangan ke masa depan, yaitu perawatan secara terkontrol dan
tercatat sehingga jika ada kerusakan dapat segera diketahui dan diatasi. Perawatan
ini dapat dilakukan dengan melakukan perawatan berkala yaitu tindakan
perawatan yang dapat dilakukan sebelum dan sesudah mesin digunakan. Bagian-
bagian dari mesin yang mengalami perawatan antar alain : Rangka, unit pengupas,
motor listrik, bantalan , sabuk-V, dan puli. Perwatan yang dilakukan pada bagian
– bagian alat pengupas kelapa muda meliputi :
Walau begitu, perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi motor karena
umur motor dan operasi yang tidak handal. Sebagai contoh, pelumasan yang tidak
benar dapat menyebabkan meningkatny agesekan pada motor dan penggerak
transmisi peralatan. Kehilangan resistansi pada motor, yang meningkat dengan
kenaikan suhu. Kondisi ambient dapat juga memiliki pengaruh yang merusak
pada kinerja motor. Sebagai contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi,
atmosfir yang korosif, dan kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi;
tekanan mekanis karena siklus pembebanan dapat mengakibatkan kesalahan
penggabungan. Perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga kinerja motor.
Sebuah daftar periksa praktek perawatan yang baik akan meliputi:
1. Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan rumahnya
(untuk mengurangi kehilangan karena gesekan) dan untuk kotoran/debu pada
saluran ventilasi motor (untuk menjamin pendinginan motor)
2. Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan
atau kekurangan beban. Perubahan pada beban motor dari pengujian terakhir
mengindikasikan suatu perubahan pada beban yang digerakkan, penyebabnya
yang harus diketahui.
3. Pemberian pelumas secara teratur. Pihak pembuat biasanya member
rekomendasi untuk cara dan waktu pelumasan motor. Pelumasan yang tidak
cukup dapat menimbulkan masalah, seperti yang telah diterangkan diatas.
Pelumasan yang berlebihan dapat juga menimbulkan masalah, misalnya
minyak atau gemuk yang berlebihan dari bearing motor dapat masuk ke motor
dan menjenuhkan bahan isolasi motor, menyebabkan kegagalan dini atau
mengakibatkan resiko kebakaran.
4. Pemeriksaan secara berkala untu ksambungan motor yang benar dan peralatan
yang digerakkan. Sambungan yang tidak benar dapat mengakibatkan sumbu as
dan bearings lebih cepat aus, mengakibatkan kerusakan terhadap motor dan
peralatan yang digerakkan.
5. Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan
pemasangannya benar. Sambungan-sambungan pada motor dan starter harus
diperiksa untuk meyakinkan kebersihan dan kekencangnya
60
6. Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin motor
bersih untuk membantu penghilangan panas untuk mengurangi kehilangan
yang berlebihan. Umur isolasi pada motor akan lebih lama: untuk setiap
kenaikan suhu operasi motor 10°C diatas suhu puncak yang direkomendasikan,
waktu pegulungan ulang akan lebihcepat, diperkirakan separuhnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil perancangan alat pengupas kelapa muda berfungsi sebagai alat bantu
membuat desain dalam bentuk gambar, menetukan putaran dan daya motor
2. Kelapa yang akan dikupas diletakkan pada bagian atas yang dibuat khusus
untuk dudukan kelapa. Untuk memastikan kelapa tidak jatuh pada saat proses
menekan bagian kelapa dengan pengunci, handel untuk menekan. Terdapat tiga
buah pisau pada alata ini, yaitu: pisau pengpas bagian samping kelapa, pisau
pengupas bagian atas kelapa, dan pisau pengpas bagian bawah. Motor
penggerak yang digunakan adalah motor listrik, daya pada motor listrik akan
diteruskan dari putaran puli motor melalui v-belt kepuli poros spindel yang
digerakkan.
3. Daya proses pengupasan kelapa sabut kela pamuda 0,372 HP, dengan beban
4. Berdasarkan hasil uji coba waktu yang dibutuhkan untuk proses pengupasan
61
62
waktu pengupasan 180 detik, sehingga kapasitas pengupasan per jam adalah
22,5 butir/jam.
5. Jenis perawatan yang baik dan tepat untuk konstruksi Alat pengupas kelapa
pengupas kelapa muda meliputi : Poros dan Bantalan, sabuk-V dan Puli, motor
listrik, unit pisau pengupas, mekanisme handel penggerak pisau, dan rangka
alat
5.2 Saran-saran
Saran untuk perancangan alat pengupas kelapa muda dimasa yang akan
3. Alat pengupas kelapa muda ini membutuhkan perawatan berkala agar dapat
Ali M., 2010, “Coconut Fibre – A Versatile Material and its Applications in
Engineering”, Main Proceeding Ed. J Zachar, P Claisse, TR Naik, E
Ganjian ISBN 978-1-4507-1490
Awang, L., Salleh, Z., Yusop, M.Y.M., Roslee, A.A., Sapuan S.M., & Ishak,
M.R., 2012, “ Mechanical Properties and Microstructure of Cocos Nucifera
(Coconut)Coir Fibres, Conference Proceeding.
Era, S., 2010, Mesin Pemipih Sale Pisang dengan Sistem Double Roller, Tugas
Perancangan Mesin, IST AKPRIND Yogyakarta
KRAR, S.F., 1977, Techology Of Machine Tool, Mc. Graw Hill Publishing, New
Dehli
Mehta, N.K., 1986, Machine Tool Design, Mc Graw Hill Publishing, New Dehli
Nagpal G.R, 2000, Metal Forming Processes. Khanna Publishers, New Delhi
Rahmat, H., dkk., 2012, Pengurai Sabut Kelapa Sebagai Hasil Sampingan Buah
Kelapa, Proyek Akhir, IST AKPRIND, Yogyakarta
Beban Beban
Putar Putar Baris
Baris Ganda
Pada Pada Tunggal Baris Tunggal Baris Ganda
JenisBantalan e
Cincin CincinLua
Dalam r Fa / VFr>e Fa / VFr Fa /V Fr>e
V X Y X Y X Y Xo Yo Xo Yo
Fa /Co = 0.014 2.30 2.30 0.19
= 0.028 1.99 1.90 0.22
= 0.056 1.71 1.71 0.26
Bantalan = 0.084 1.55 1.55 0.28
Bola Alur = 0.110 1 1.2 0.56 1.45 1 0 0.56 1.45 0.30 0.6 0.5 0.6 0.5
Dalam = 0.170 1.31 1.31 0.34
= 0.280 1.15 1.15 0.38
= 0.420 1.04 1.04 0.42
= 0.560 1.00 1.00 0.44
= 20 0.43 1.00 1.09 0.70 1.63 0.57 0.42 1 0.84
= 25 0.41 0.87 0.92 0.67 1.41 0.68 0.38 0.76
Bantalan 0.39 0.76 1.24 0.80 0.33 0.66
= 30 1 1.2 1 0.78 0.63 0.5
Bola Sudut 0.37 0.66 1.07 0.95 0.29 0.58
= 35 0.66 0.60
= 40 0.35 0.57 0.55 0.57 0.93 1.14 0.26 0.52
Co/Fa 5 10 15 20 25
X 1
Fa/VFre
Y 0
X 0,56
Fa/VFr>e
Y 1,26 1,49 1,64 1,76 1,85
E 0,35 0,29 0,27 0,25 0,24
Unsur kimia
Lambang Unsurkimia ( % )
C Si Mn P S
S 30 C 0,27-0,33 0,15-0,35 0,60-0,90 0,030 0,035
S 35 C 0,32-0,38
S 40 C 0,37-0,43
S 45 C 0,42-0,48
S 50 C 0,47-0,53
S 55 C 0,52-0,58
S 15 CK 0,13-0,18 0,15-0,35 0,30-0,60 0,025 0,025
A. Sifat-sifat mekanis standar
Temperaturtransform
Perlakuanpanas Sifatmekanis
asi
Batas Kekeuatan
Lambang Penormala Celupdi mulur Kekerasan
Ac ( C ) Ar ( C ) n ngin
Temper Perla- tarik
(H) kuanpanas (kg mm2 ) kg HB
(N) (H) ( mm 2
)
850-900 850-900 550-650 N 29 48 137-197
S 30 C 720-815 780-720 Pendingin- Pendingi pendingia-
an udara -nan air n cepat H 34 55 152-212
840-890 850-900 550-650 N 31 52 149-207
S 35 C 720-800 770-710 pendingin- Pendingi Pendingi-
an udara -nan air an cepat H 40 58 167-235
830-880 830-880 550-650 N 33 55 156-217
S 40 C 720-790 760-700 Pendingin- Pendingi Pendingin-
an udara -nan air an cepat H 45 62 179-255
820-870 820-870 550-650 N 35 58 167-229
S 45 C 720-780 750-680 Pendingin- Pendingi Pendingin-
an udara -nan air an cepat H 50 70 201-269
810-860 810-860 550-650 N 37 62 179-235
S 50 C 720-770 740-680 Pendingin- Pendingi Pendingin-
an udara -nan air an cepat H 55 75 212-277
800-850 800-850 550-650 N 40 66 185-255
S 55 C 720-765 740-680 Pendingin- pendingi Pendingin-
an udara -nan air an cepat H 60 80 229-285
880-930 150-200
S 15 CK 720-880 845-770 Pendingin- * Pendingin- H 35 50 143-235
an udara an udara
Unsur kimia
Unsurkimia (%)
C Si Mn P S Cr Mo
0,48 0,030 0,030
0,15-0,35 0,30-0,80 0,90-1,50 0,15-0,30
ataukurang ataukurang ataukurang
Sifat-sifat mekanis
Lambang Batas
Kekuatantarik Kekerasan
mulur
Bentukporos Bentukcincin Bentukcakera (kg mm2 ) (kg mm2 ) HB
SFCM 60S SFCM 60R SFCM 60D 60-75 37 170
SFCM 65S SFCM 65R SFCM 65D 65-80 42 187
SFCM 70S SFCM 70R SFCM 70D 70-85 46 201
SFCM 75S SFCM 75R SFCM 75D 75-90 50 217
SFCM 80S SFCM 80R SFCM 80D 80-95 55 229
SFCM 85S SFCM 85R SFCM 85D 85-100 59 241
SFCM 90S SFCM 90R SFCM 90D 90-105 64 255
SFCM 95S SFCM 95R SFCM 95D 95-110 70 269
SFCM 100S SFCM 100R SFCM 100D 100-115 77 285
Lampiran 7Spesifikasi elektroda terbungkus dari baja lunak
(AWS A5.1 – 64T)
E6012, E6013
E6020, E7014 tidak disyaratkan
E7024
(a) (b)
(c) (d)
Keterangan Foto :
(a) pemotongan
(b) pengelasan;
(c) penghalusan hasil pengelasan
(d) pembuatan lubang