SAP Cairan Elektrolit

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA


KELUARGA PASIEN YANG MENGALAMI DIARE DI RUANG RAWAT
INAP TULIP III RSUD SIDOARDJO
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Praktek Profesi Ners
Departemen Keperawatan Dasar di Ruang Tulip III RSUD Sidoardjo

Kelompok 3
Maria Yustina S. T 2209.14901.356
Panji Pambudi 2209.14901.375
Yulis Candra I 2209.14901.365
Yurike Iswari 2209.14901.364
Nora Rosa 2209.14901.368
Odilia Welafubun 2209.14901.374

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


Sasaran : Keluarga pasien diruang Tulip 3 timur
Hari, tanggal : Kamis, 20 Oktober 2022
Tempat : Nurse station ruang Tulip 3 timur
Waktu : 15 menit

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan klien dapat memahami tentang
kebutuhan cairan dan elektrolit serta perawatannya.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan klien dapat :
a. Menyebutkan pengertian cairan dan elektrolit
b. Menyebutkan jenis-jenis cairan dan elektrolit
c. Menyebutkan penyebab cairan dan elektrolit
d. Menyebutkan tanda dan gejala cairan dan elektrolit
e. Menyebutkan indikasi pemberian cairan dan elektrolit
f. Menyebutkan bagaimana pemberian cairan dan elektrolit

3. Materi
a. Pengetian cairan dan elektrolit
b. Jenis-jenis cairan dan elektrolit
c. Penyebab cairan dan elektrolit
d. Tanda dan gejala cairan dan elektrolit
e. Indikasi pemberian cairan dan elektrolit
f. Cara pemberian cairan dan elektrolit

4. Metode
Ceramah
Tanya jawab

5. Media
Leaflet

6. Evaluasi
a. Bentuk : test lisan
b. Materi test : pengertian cairan dan elektrolit, jenis-jenis cairan dan
elektrolit, penyebab cairan dan elektrolit, tanda dan gejala cairan dan
elektrolit, indikasi pemberian cairan dan elektrolit, cara pemberian cairan
dan elektrolit.
c. Kriteria Evaluasi
Klien dapat menjelaskan kembali : pengertian cairan dan elektrolit, jenis-
jenis cairan dan elektrolit, penyebab cairan dan elektrolit, tanda dan gejala
cairan dan elektrolit, indikasi pemberian cairan dan elektrolit, cara
pemberian cairan dan elektrolit

7. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta


1. 2 menit Pembukaan :
a. Membuka kegiatan dengan a. Menjawab salam.
mengucapkan salam. b. Mendengarkan dan
b. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan. memperhatikan.
c. Menyebutkan materi yang akan
diberikan.

2. 6 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang : a. Memperhatikan dan
1. Pengertian cairan dan elektrolit menjawab pertanyaan
2. Jenis-jenis cairan dan elektrolit yang diajukan.
3. Penyebab cairan dan elektrolit b. Bertanya dan menjawab
4. Tanda dan gejala cairan dan pertanyaan yang
elektrolit diajukan.
5. Indikasi pemberian cairan dan
elektrolit
6. Cara pemberian cairan dan elektrolit
3. 5 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan, meminta
peserta untuk mengulang kembali.

4. 2 menit Terminasi :
a. Mengucapkan terimakasih atas a. Mendengarkan
perhatian peserta b. Menjawab salam
b. Mengucapkan salam penutup.

8. Referensi
Smeltzer Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth,. Edisi. 8. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3.
Jakarta: EGC

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian cairan dan elektrolit


Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.

2. Jenis-jenis cairan dan elektrolit


Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat
bertegangan tetap dengan bermacam-macam elektrolit. Cairan saline terdiri
atas cairan isotonic, hipotonik dan hipertonik. Konsentrasi isotonic disebut
juga normal saline yang banyak dipergunakan. Contoh cairan elektrolit:
a. Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl, Ca2+
b. Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, Ca2+, HCO3
c. Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, HCO3

3. Penyebab gangguan cairan dan elektrolit


Kekurangan cairan dan elektrolit :
a. Intake yang kurang
- Kekurangan cairan peroral
- Menjalankan diet tertentu
b.      Output yang berlebihan
- Diare
- Perdarahan
- Luka bakar
- Penyakit tertentu (DM)
- Suhu lingkungan yang panas
Kelebihan cairan dan elektrolit :
a. Intake yang berlebihan
- Kelebihan cairan peroral
- Cairan parenteral (infus berlebihan)

4. Tanda dan gejala cairan dan elektrolit


a. Hipovolemik
Suatu kondisi akibat kekurangan Cairan Ekstra Seluler (CES) dan dapat
terjadi karena kehilangan cairan dan elektrolit melalui kulit, ginjal,
gastrointestinal perdarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.
Gejala :
1) Pusing
2) Lemah
3) Letih
4)  Mual
5) Anoreksia
6) Lidah kering
7)  Muntah
8) Rasa haus
9) Oliguria
10) Konstipasi
b. Hipervolemik
Penambahanan atau kelebihan volume cairan dapat terjadi pada saat :
1) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi dan air
3) Kelebihan pemberian cairan
4) Perpindahan cairan intestinal ke plasma
Gejala :
a) Sesak nafas
b) Nadi kuat
c) Acites
d) Edema
e) Adanya ronchi
f) Kulit lembab
g) Distensi vena leher
h) Peningkatan tekanan darah

5. Indikasi pemberian cairan dan elektrolit


a. Rumatan cairan, elektrolit dan nutrisi bila pemberian cairan atau nutrisi
per oral tidak diperbolehkan atau tidak dapat dilakukan, misalnya pada
pra dan pasca operasi. Prosedur operasi menyebabkan perubahan
keseimbangan cairan setelah operasi karena respons stres tubuh terhadap
trauma pembedahan.
b. Perdarahan dalam jumlah banyak karena kehilangan cairan tubuh dan
komponen darah.
c. Trauma abdomen berat karena kehilangan cairan tubuh dan komponen
darah.
d. Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur (paha)
karena kehilangan cairan tubuh dan komponen darah.
e. “Serangan panas” (heat stroke) karena kehilangan cairan tubuh pada
dehidrasi.
f. Diare dan demam yang dapat mengakibatkan dehidrasi.
g. Luka bakar (combustio) luas karena kehilangan banyak cairan tubuh.
h. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung karena kehilangan
cairan tubuh dan komponen darah.
i. Gagal ginjal dapat mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit.
j. Hipovolemia misalnya syok.
k. Sebelum transfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan
tertentu.

6. Cara pemberian cairan dan elektrolit


 Pemberian cairan melalui infus
Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang memerlukan cairan
melalui intravena (infus).
Tujuan :
a. Memenuhi dan kebutuhan cairan dan eletrolit
b. Infus pengobatan dan pemberian nutrisi
Peralatan yang digunakan:
1. Standar infus
2. Set infus
3. Cairan sesuai program medik
4. Jarum infus dengan ukuran yang sesuai
5. Pengalas
6. Tourniquet
7. Kapas alkohol
8. Plester
9. Gunting
10. Kasa steril
11. Betadin
12. Sarung tangan
Prosedur kerja:
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan kebagian karet
atau akses selang kebotol infus
4. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga
terisi sebagian dan buka klem selang hingga cairan memenuhi selang
dan udara selang keluar
5. Letakkan pengalas di bawah tempat (vena) yang akan dilakukan
pengimfusan
6. Lekukan pembendungan dengan tourniquet 10-12 cm di atas tempat
penusukan dan di anjurkan pasien untuk menggegam dengan gerakan
sirkular (bila sadar)
7. Gunakan sarung tangan steril
8. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
9. Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian
bawah vena dan posisi jarum (abocath) mengarah ke atas
10. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (abocath) maka tarik keluar
bagian dalam (jarum) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena.
11. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan/keluarkan, tahan bagian
atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak
keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau di sambungkan
dengan selang infus
12. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang
diberikan.
13. Lakukan fiksasi dengan kasa steril
14. Tuliskan tanggal dan waktu pemsangan infus serta catat ukuran jarum
15. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
16. Catat jenis cairan, letak infus, kecepatan aliran, ukuran, dan tipe jarum
infus.
 Tranfusi darah
Transfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada
klien yang membutuhkan darah dan/atau produk darah dengan cara
memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set transfusi.
Tindakan transfusi darah juga bisa dilakukan pada pasien yang mengalami
defisit cairan atau curah jantung menurun.
Tujuan Transfusi Darah:
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma
atau heragi).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan
kadar hemoglobin pada klien anemia.
3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi sulih (misalnya:
faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada
pasien hemofilia).

Alat dan Bahan Transfusi Darah:


1. Standar Infus
2. Set Transfusi (Tranfusi Set)
3. Botol berisi NaCl 0,9%
4. Produk darah yang benar sesuai program medis
5. Pengalas
6. Torniket
7. Kapas alcohol
8. Plester
9. Gunting
10. Kassa steril
11. Betadine
12. Sarung tangan

Prosedur Kerja Transfusi Darah:


1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Gantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol untuk digunakan setelah
transfusi darah
4. Gunakan slang infus yang mempunyai filter (slang 'Y' atau tunggal).
5. Lakukan pemberian infus NaCl 0,9% (baca: Prosedur pemasangan
infus) terlebih dahulu sebelum pemberian transfusi darah
6. Lakukan terlebih dahulu transfusi darah dengan memeriksa identifikasi
kebenaran produk darah: periksa kompatibilitas dalam kantong darah,
periksa kesesuaian dengan identifikasi pasien, periksa kadaluwarsanya,
dan periksa adanya bekuan
7. Buka set pemberian darah:
a. Untuk slang 'Y', atur ketiga klem
b. Untuk slang tunggal, klem pengatur pada posisi off
8. Cara transfusi darah dengan slang 'Y':
a. Tusuk kantong NaCl 0,9%
b. Isi slang dengan NaCl 0,9%
c. Buka klem pengatur pada slang 'Y', dan hubungkan ke kantong
NaCl 0,9%
d. Tutup/klem pada slang yang tidak di gunakan
e. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruang
filter terisi sebagian)
f. Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan slang terisi NaCl
0,9%
g. Kantong darah perlahan di balik-balik 1 - 2 kali agar sel-selnya
tercampur. Kemudian tusuk kantong darah pada tempat penusukan
yang tersedia dan buka klem pada slang dan filter terisi darah
9. Cara transfusi darah dengan slang tunggal : 
a. Tusuk kantong darah
b. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk sehingga filter
terisi sebagian
c. Buka klem pengatur, biarkan slang infus terisi darah
10. Hubungkan slang transfusi ke kateter IV dengan membuka klem
pengatur bawah
11. Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit
pertama, dan tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya
12. Setelah darah di infuskan, bersihkan slang dengan NaCl 0,9%
13. Catat type, jumlah dan komponen darah yang di berikan
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Anda mungkin juga menyukai