BAB II Landasan Teori
BAB II Landasan Teori
BAB II Landasan Teori
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari kata latin" corruptio" ataupun" corruptus" yang berarti
kerusakan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, bisa disuap, serta tidak bermoral
kesucian. Dan setelah itu muncul dalam hahasa Inggris serta Perancis" Corruption"
yang berarti menyalahgunakan wewenangnya guna menguntungkan dirinya sendiri.
Robert Klitgaard mendefinisikan“ corruption is the abuse of public power for private
benefit”, korupsi ialah penyalahgunaan kekuasaan publik guna keuntungan individu.
Korupsi juga berarti memungut uang bagi layanan yang sudah seharusnya diberikan,
ataupun menggunakan wewenang guna meraih tujuan yang tidak sah.1 Menurut
Jeremy Pope," Korupsi melibatkan perilaku dipihak para pejabat sektor publik, baik
politiki ataupun pegawai negeri sipil. Mereka secara tidak wajar serta tidak sah
memperkaya diri sendiri ataupun orang yang dekat dengan mereka dengan
menyalahgunakan wewenang yang dipercayakan kepada mereka".2
1
Abu Bakar Adanan Siregar, “KORUPSI (Melacak Term-Term Korupsi Dalam Al-Qur’an),” Korupsi,
2017, h 99.
2
S.E.M.M.M.S. Agus Wibowo et al., Pengetahuan Dasar Antikorupsi Dan Integritas (Media Sains
Indonesia, 2022), https://books.google.co.id/books?id=uslwEAAAQBAJ.
3
Fabianus Wahyu et al., “Faktor Yang Mempengaruhi Pencegahan Dan Upaya Pemberantasan
Korupsi,” Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial 2, no. 2 (2021),h 581.
memberi maupun menerima hadiah ataupun janji atau penyuapan, penggelapan dalam
jabatan, pemerasan dalam jabatan, ikut serta dalam pengadaan dan menerima
gratifikasi untuk pegawai negeri/ penyelenggara negara.4 Berikutnya untuk beberapa
pengertian lain dari korupsi di sebutkan jika:
Dengan demikian arti kata korupsi merupakan sesuatu yang busuk, jahat serta
merusak. Berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi menyangkut sesuatu
yang bersifat amoral, watak serta kondisi yang busuk ialah menyangkut jabatan
lembaga ataupun aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karna
pemberian, mengangkut faktor ekonomi serta politik dan penempatan keluarga
ataupun golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan
jabatan.5
2. Dampak Korupsi Terhadap Ekonomi
Dampak korupsi pada aspek ekonomi menjadi suatu permasalahan yang bisa
menghambat pembangunan ekonomi disetiap negara, baik pada negara sedang
berkembang ataupun negara maju. Banyak negara yang mulai serius
mempertimbangkan bahaya korupsi terhadap perekonomian dengan cara membentuk
lembaga ataupun departemen yang dapat mencegah serta mengendalikan korupsi
tersebut.6 Di sektor ekonomi, korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dimana
pada sektor privat, korupsi meningkatkan biaya karna adanya pembayaran ilegal serta
resiko pembatalan perjanjian ataupun sebab adanya penyidikan. Walaupun begitu, ada
pula yang menyatakan kalau korupsi mengurangi biaya karna mempermudah
birokrasi yakni adanya sogokan menyebabkan pejabat membuat peraturan baru serta
4
Sri Nawatmi, “Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Studi Empiris Negara-Negara
Asia Pasifik,” Media Ekonomi Dan Manajemen 31, no. 1 (2016), h 16.
5
Mudemar A Rasyidi, “Korupsi Adalah Suatu Perbuatan Tindak Pidana Yang Merugikan Negara Dan
Rakyat Serta Melanggar Ajaran Agama,” Jurnal Mitra Manajemen 6, no. 2 (2020), h 38.
6
Akhmad Faisal Lutfi, Zainuri Zainuri, and Herman Cahyo Diartho, “Dampak Korupsi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus 4 Negara Di ASEAN,” E-Journal Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi 7, no. 1
(2020), h 30.
hambatan baru. Dengan demikian, korupsi juga dapat mengacaukan dunia
perdagangan. Perusahaan- perusahaan yang dekat dengan pejabat dilindungi dari
persaingan, hasilnya perusahaan- perusahaan jadi tidak efektif. Dampak negatif yang
lain, korupsi telah menimbulkan distorsi pada sektor publik dengan mengalihkan
investasi publik ke proyek- proyek masyarakat dimana sogokan serta upah tersedia
lebih banyak.7
7
Nawatmi, “Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Studi Empiris Negara-Negara Asia
Pasifik.”
pemenuhan syarat- syarat keamanan bangunan, syarat- syarat material serta produksi,
syarat- syarat kesehatan, lingkungan hidup, ataupun aturan- aturan lain.
d. Keempat, menurunnya pendapatan negara dari sektor pajak. Sebagian besar negara
di dunia ini memiliki sistem pajak yang jadi perangkat penting guna membiayai
pengeluaran pemerintahnya dalam menyediakan barang serta jasa publik.
8
Amalia Fadhila Rachmawati, “Dampak Korupsi Dalam Perkembangan Ekonomi Dan Penegakan
Hukum Di Indonesia,” Eksaminasi: Jurnal Hukum 1, no. 1 (2021),h 15-17.
Masyarakat juga mengeluhkan kalau isi barang ataupun item dari paket
sembako tersebut sangatlah tidak layak pakai, hal ini terlihat dari jenis beras yang
berkutu juga sangat kusam, ayam yang busuk, serta jenis- jenis barang yang lain
semacam sarden serta susu yang mempunyai kualitas yang rendah ataupun merk yang
bahkan mereka tidak sempat melihat sebelumnya di pasaran. Hasil dari penghitungan
serta riset masyarakat, mereka menyatakan jika isi paket sembako yang mereka terima
hanya berkisar antara Rp. 140. 000 hingga dengan Rp. 150. 0000 saja, tentu nominal
tersebut sangatlah jauh dari nilai nominal satu paket sembako yang sudah ditetapkan
oleh pemerintah. Dari penelusuran BPKP( Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan) di Jabodetabek, BPKP menemukan harga yang tidak wajar dalam
paket bantuan sosial untuk masyarakat disaat pandemi ini. Dalam penemuan proses
penelusuran BPKP dalam paket bantuan sosial buat masyarakat disaat pandemi di
Jabodetabek, BPKP menemukan sebesar Rp. 65, 88 miliyar kelebihan pembayaran
harga bahan pokok sembako. Kemudian, selisih harga buat transporter di Jabodetabek
senilai Rp. 2, 97 Miliyar, serta kelebihan pembayaran dalam goodie bag bantuan
sosial( bansos) sebesar Rp. 6, 09 Miliyar. Sehingga dari proses penghitungan bagi
BPKP anggaran bansos diprediksi dikorupsi sebesar Rp. 20, 8 Miliyar. Secara umum
korupsi terjadi dalam penyaluran dana bansos berupa paket sembako adalah kuota
penerima dikurangi bahkan tidak diterima sama sekali.9
4. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi
a. Kemauan
Kemauan ialah faktor internal yang berupa pendorong seseorang melakukan korupsi
karena kebutuhan ataupun keserakahan, sebaliknya peluang ialah faktor eksternal
yang berupa kelemahan sistem pengendalian internal atau minimnya pengawasan.
Apabila kedua hal tersebut terjadi secara bersamaan maka akan mengakibatkan
tindakan korupsi. Dari sisi internal, manusia sejak lahir terlah mempunyai perilaku
guna mengutamakan diri nya sendiri ataupun selfish. Selfish ialah awal timbulnya
watak greed ataupun serakah yang merupakan akar dari mentalitas korup. Kemauan
guna korupsi merupakan refleksi dari mutu moral masing masing individu. Dari sisi
9
http://lexscientia.ukm.unnes.ac.id/buletin-lex-scientia-vol-1-no-2-2021/menilik-korupsi-dana-bansos-
covid-19-di-indonesia/3618/
reliabilitas, upaya pemberantasan korupsi yang menitikberatkan pada pembangunan
moral saja telah tidak reliabel. Selain berfluktuasi, mutu moral seseorang bisa berubah
secara drastis seiring dengan berjalannya waktu. Dari sisi eksternal, peluang ialah
faktor kedua yang memungkinkan korupsi terjadi.
b. Kesempatan
Kesempatan tergantung pada keadaan sistem yang ada. Apabila sistem yang sudah
ada lemah hingga akan ada banyak kesempatan terjadinya korupsi, sebaliknya apabila
sistem yang tertata dengan baik tidak akan terjadi korupsi. Upaya menekan peluang
terjadinya korupsi dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem, misalnya dengan
menerapkan sistem yang lebih akuntabel. Walaupun sistem memegang peran penting
paling utama karena sifatnya yang lebih reliable, akan tetapi tanpa dukungan pribadi
yang bermoral tentunya hal ini akan sia- sia.10
10
Wahyu et al., “Faktor Yang Mempengaruhi Pencegahan Dan Upaya Pemberantasan Korupsi.”
BAB III
HASIL PEMBAHASAN
Manusia belum sepenuhnya sadar akan penting makna keutamaan itu sendiri
khususnya keutamaan karakter untuk dilakukan secara beruang-ulang dalam
kehidupan sehari-hari. Masih banyak sekali manusia yang bertindak menyimpang
keutamaan karakter khususnya keutamaan karakter tanggungjawab dan salah satu
bukti yang menjadikan masih banyaknya penyimpangan keutamaan karakter tanggung
jawab adalah masih maraknya kasus korupsi di Indonesia. Korupsi sendiri bisa
disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Seharusnya kita sebagai
manusia paham mana perbuatan baik dan mana perbuatan yang buruk namun apapun
hal yang mendasari seseorang melakukan korupsi tersebut tidak bisa dibiarkan begitu
saja dan sebagai manusia kita hendaknya membiasakan din untuk mengulang-ngulang
keutamaan karakter seperti halnya tunggung jawab agar tidak ada niatan dalam diri
untuk melakukan korupsi walau di kondisi terdesak sedikitpun.
Belakangan ini kasus korupsi yang sedang ramai di bicarakan yaitu kasus
korupsi basos berupa paket sembako yang melibatkan kementerian sosial. Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal mendalami kemungkinan uang yang mengalir
ke partai politik dari hasil tindak pidana korupsi bantuan sosial (bansos) berupa paket
sembako Tahun 2020. Kasus tersebut menyeret nama Menteri Sosial RI nonaktif
sekaligus politikus PDI Perjuangan (PDIP), Juliari Peter Batubara la disinyalir
menerima total Rp17 milyar dari dua paket pelaksanaan bansos berupa sembako
untuk penanganan Covid-19 di wilayah Jabodetabek Tahun 2020. Jumlah itu diduga
merupakan akumulasi dar penerimaan fee Rp10 ribu per paket sembako. Pengadaan
bunsos penanganan Cavid-19 berupa paket sembako di Kementerian Sosial RI Tahun
2020 sendiri memiliki nilai sekitar Rp5,9 triliun, dengan total 272 kontrak dan
dilaksanakan dua periode. Pemangkasan dana bansos untuk penanganan Covid-19 di
wilayah Jabodetabek Tahun 2020 disinyalir sudah dirancang sejak awal. Berdasarkan
informasi yang dihimpun, dari biaya Rp300.000 yang dikeluarkan per paket sembako,
terdapat margin sebesar Rp70.000 yang akan dibagikan untuk sejumlah pihak yakni
pemilik kuota 40 persen, kreator 10 persen dan supplier 50 persen.
Melalui kasus tersebut kita bisa melihat bahwa masih banyak orang-orang
yung mengabaikan makna keutamaan karakter. Dari kasus tersebut kita juga bisa
melihat menteri sosial tersebut mengabaikan keutamaan karakter tanggung jawab
padahal seharusnya sebagai seorang menteri lebih mengutamakan kondisi
masyarakatnya apalagi di masa pandemi seperti ini. Dalam kasus korupsi ini pasti
menteri sosial juga sudar akan perbuatannya karena kasus korupsi bunsos berupa
paket sembako ini sudah di rancang sejak awal dan seharusnya mentri sosial tidak
mengambil keuntungan dari kondisi seperti ini untuk melakukan korupsi. Hal-hal
seperti korupsi yang melibatkan menteri sosial ini bisa tidak terjadi apabila menteri
sosial tersebut mengulang-ulang keutamaan karakter tanggung jawab dalam
kehidupan sehari-harinya. Dan hingga pada akhiya Menteri Sosial RI nonaktif
sekaligus politikus PDI Perjuangan (PDIP), Juliari Peter Batubara harus menanggung
konsekuensi dari tindakan nya tersebut dengan mendapatkan hukuman.
Kasus korupsi bansos corona berupa paket sembako yang melibatkan menteri
sosial bisa menjadi pembelajaran bagi kita untuk mengutamakan keutamaan karakter
tanggung jawab dalam setiap tindakan kita. Dengan kasus ini kita juga belajar apapun
tindakannya pasti ada dampak bagi sesama atau diri sendiri. Tindakan yang
menyimpang dari keutamaan tanggung jawab sangat tidak dibenarkan dan kita juga
harus membiasakan diri untuk mengulang-ulang aktivitas yang dapat mengasah
karakter tanggung jawab kita agar tidak terjadi hal penyimpangan keutamaan karakter
tanggung jawab seperti korupsi bansos corona berupa paket sembako yang melibatkan
menteri sosial RI nonaktif Juliari Peter Batubara ini. Korupsi merupakan tindakan
yang harus segera diatasi terlebih lagi korupsi yang dilakukan oleh Menteri Sosial
adalah korupsi bantuan sosial berupa paket sembako. Dalam keadaan pandemi Covid-
19 yang seperti ini bantuan sosial berupa paket sembako sangat dibutuhkan dan dari
tindakan korupsi ini bisa memicu kemarahan dan ketidakpercayaan rakyat terhadap
pemerintah. Tindakan korupsi ini menujukan bahwa di Indonesia sendiri masih
kurang dalam pengawasan dan pengendalian. Solusi yang dapat dilakukan yaitu :
Pertama adalah dengan memberikan hukuman yang pantas dengan apa yang
dilakukan yaitu dengan memenjarakan orang yang melakukan tindakan kongsi dengan
jangka waktu yang sesuai. Hal ini akan memberikan efek jera kepada orang tersebut.
Kedua yang mungkin dapat dilakukan yaitu dengan verifikasi digital. Penerima
bantuan sosial akan didata di dalam sebuah sistem, dalam sistem tersebut akan
terhubung langsung dengan akun penerima bantuan sosial. Di sistem itu juga sudah
terdapat rincian bantuan sosial apa saja yang didapatkan oleh setiap penerima bantuan
sosial yang sesuai dengan yang di berikan pemerintah. Ketika bantuan sosial itu
diterima oleh penerima bantuan sosial, penerima akan memverifikasi bantuan tersebut
apakah sesuai dengan rincian yang ada di aplikasi itu. Selain itu, dalam sistem atau
aplikasi tersebut bisa juga diberikan tanggal kapan bantuan sosial akan diberikan dan
kapan bantuan sosial itu sudah diberikan ke penerima. Hal ini akan lebih bisa
mengontrol dan juga mengawasi para penyalur bantuan sosial ke masyarakat.
Ketiga yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan bantuan sosial yang diberikan
yaitu secara tunai bukan secara barang. Hal ini dikarenakan jika memberikan secara
tunai akan lebih mudah dilacak atau diaudit uang itu perginya kemana Selain itu,
bantuan sosial berupa pangan bisa sangat mudah di korupsi dengan mengganti
beberapa jenis bahan makanan yang lebih murah, ataupun dengan mengurangi
porsinya sesuai dengan ketentuan Bantuan sosial secara tunai bisa langsung diberikan
kepada penerima bantuan sosial ke rekeningnya atau lewat bank yang bisa dilacak
uang itu perginya kemana. Namun, kelemahannya adalah tidak semua orang yang
membutuhkan bantuan sosial memiliki rekening itu mungkin beberapa solusi yang
bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya korupsi yang ada khususnya korupsi
bantuan sosial. Kesadaran setiap orang untuk tidak melakukan korupsi merupakan
sesuatu yang harus ditanamkan. Pengendalian dan pengawasan perlu ditingkatkan dan
diperkuat. Pelaksanaan hukum mengenai tindakan korupsi harus bisa dilakukan dan
bisa diterapkan secara tegas agar bisa memberikan efek jera. Hal ini bisa dilakukan
jika semua pilak ikut terlibat dengan jujur dan mengutamakan keutamaan tanggung
jawahnya.11
11
https://osf.io/cdujz