Mini Riset Kurikulum & RPP Tengku Alfi
Mini Riset Kurikulum & RPP Tengku Alfi
Mini Riset Kurikulum & RPP Tengku Alfi
Dosen Pengampu :
Dr. Farida, M.Pd
B. Rumusan Masalah
1. Alasan Pendidik Memakai Kurikulum 2013 ?
2. Seberapa jauh Pentignya Kurikulum tersebut dipakai ?
3. Apa saja yang dibutuhkan dalam Pembuatan RPP dan bagaimana cara pembuatannya ?
4. Apa saja Hambatan dalam pembuatan RPP Kurikulum 2013?
5. Bagaimana solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh guru ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Alasan Guru Memakai Kurikulum 2013 ?
2. Mengetahui Seberapa jauh Pentignya Kurikulum tersebut dipakai ?
3. Memahami Apa saja yang dibutuhkan dalam Pembuatan RPP dan bagaimana cara
pembuatannya
4. Mengetahui Apa saja Hambatan dalam pembuatan RPP Kurikulum 2013.
5. Memahami Bagaimana solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh guru
D. Metode Penelitian
Metode yang dipakai yaitu Metode Deskriptif, Kuantitatif.Observasi, Tanya jawab langsung
ke lapangandengan beberapa warga sekolah, terutama para siswa, Mengumpulkan data,
kemudian menganalisis dan menyajikannya dalam sebuah laporan.
F. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah Guru Mata Pelajaran Fiqih Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-
Uswah Langkat.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS LANDASAN HUKUM KURIKULUM 2013 DAN RPP
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia.
Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan
Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah
berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada tahun
2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan.
Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013, Kurikulum 2013
diimpelementasikan secara terbatas pada sekolah perintis, yakni pada kelas I dan IV untuk tingkat
Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP, dan kelas X untuk jenjang SMA/SMK, sedangkan pada tahun
2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII
dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Jumlah sekolah yang menjadi sekolah perintis adalah sebanyak
6.326 sekolah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi
pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang
ditambahkan adalah materi Matematika.
Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) disesuaikan
dengan materi pembelajaran standar Internasional (seperti PISA dan TIMSS) sehingga pemerintah
berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, nomor 60
tahun 2014 tanggal 11 Desember 2014, pelaksanaan Kurikulum 2013 dihentikan dan sekolah-
sekolah untuk sementara kembali menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kecuali
bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang sudah melaksanakannya selama 3 (tiga) semester,
satuan pendidikan usia dini, dan satuan pendidikan khusus. Penghentian tersebut bersifat sementara,
paling lama sampai tahun pelajaran 2019/2020.
Aspek penilaian
Sikap dan perilaku (moral) adalah aspek penilaian yang teramat penting (nilai aspek 60%).
Apabila salah seorang siswa melakukan sikap buruk, maka dianggap seluruh nilainya kurang. Ada
empat aspek penilaian dalam K-13:
1. keterampilan (KI-4);
2. pengetahuan (KI-3);
3. sosial (KI-2); dan
4. spiritual (KI-1).
Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs)
Kelompok A (Wajib)
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti ( Aqidah akhlak, Fiqih, Al-qur'an hadist, SKI )
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Matematika
Bahasa Indonesia
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial
Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
Seni Budaya (Rupa/Musik/Tari/Teater)
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Prakarya (Rekayasa/Kerajinan/Budidaya/Pengolahan)
Bahasa Daerah (Sesuai dengan kebijakan sekolah masing-masing)
Bahasa Asing (Sesuai dengan kebijakan sekolah masing-masing)
Ada beberapa Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
mengenai Kurikulum 2013, yaitu:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 62 Tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 63 Tahun 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 64 Tahun 2014 tentang
Peminatan pada Pendidikan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 68 Tahun 2014 tentang
Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi dalam Implementasi Kurikulum 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 79 Tahun 2014 tentang
Muatan Lokal Kurikulum 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 104 Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 105 Tahun 2014
tentang Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 111 Tahun 2014
tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 157 Tahun 2014
tentang Kurikulum Pendidikan Khusus.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 158 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 159 Tahun 2014
tentang Evaluasi Kurikulum.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
RPP disusun berdasarkan serangkaian KD yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
atau lebih. Penyusunan RPP ini dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran,
namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran dilaksanakan. Pengembangan RPP dapat
dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) di sekolah/madrasah.Sebaiknya hal ini dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh
kepala sekolah/madrasah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah/madrasah.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui MGMP antarsekolah
atau antar wilayah dikoordinasikan dan disup oleh pengawas atau Dinas Pendidikan atau Kantor
D. Prinsip Penyusunan RPP
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, disebutkan serangkaian prinsip yang harus diperhatikan
guru dalam menyusun RPP :
1. Memerhatikan Perbedaan Individu Peserta Didik
2. Berpusat pada Peserta Didik
3. Berbasis Konteks
4. Berorientasi kekinian
5. Mengembangkan Kemandirian Belajar
6. Memberi umpan balik dan tindak lanjut
7. Memiliki keterkaitan dan keterkaitan
8. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
A. Standar Kompetensi
D. Materi Pembelajaran
Pengertian najis
Macam-macam najis
Ketentuan dan tatacara membersihkan najis
E. Metode Pembelajaran
Ceramah : Metode ini digunakan untuk memulai kegiatan pembelajaran terutama untuk
kegiatan awal.
Kerjak kelompok: kegiatan ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang
pengertian najis, macam-macam najis, membuat bagan najis
Diskusi: Metode ini digunakan untuk mendialogkan tema yang berkemaan dengan materi
kegiatan pembelajaran
Pameran dan Shopping : pajangan hasil diskusi/kerja kelompok dan saling mengomentari
pajangan
F. Langkah-langkah Pembelajaran
H. Penilaian
B. Analisis Mengenai RPP mata pelajaran Fiqih Kelas VII Mts Al – Uswah
Langkat
Format RPP yang dipakai ialah Format RPP yang ada di Lampiran
Permendikbud No. 103 Tahun 2014. Guru tersebut menyusun RPP itu dengan
ketentuan yang ada di Lampiran tersebut, Hal yang dibutuhkan oleh beliau
Buku Mata Pelajaran Kurikulm 2013 dan Silabus yang disusunnya.
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
Dokumentasi
12