Analisis Materi Pembelajaran

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 36

ANALISIS PEMBELAJARAN

EKONOMI

S2 Magister Pendidikan Ekonomi


Pengertian Analisis Pembelajaran
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah analisis memiliki
arti sebagai tindakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya. Dalam makna lain, analisis
dikatakan sebagai kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah
kegiatan atau tindakan guna meneliti struktur kegiatan atau tindakan
tersebut secara mendalam.
• Analisis pembelajaran adalah langkah awal yang perlu dilakukan
sebelum melakukan pembelajaran. Analisis pembelajaran dilakukan
dengan menganalisis tuntutan dan kebutuhan belajar siswa yang
sangat beragam. Keberagaman tersebut perlu diakomodasi dalam
kegiatan pembelajaran sebagai dasar untuk merencanakan dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
• Analisis pembelajaran perlu dilakukan untuk meminimalisir
kesalahan tindakan atau kesalahan penerapan strategi
pembelajaran yang mengakibatkan kegiatan pembelajaran menjadi
tidak optimal dan tujuan pembelajaran gagal dicapai.
Analisis Perilaku dan Karakteristik Siswa

• Identifikasi perilaku dan karakteristik siswa adalah salah satu upaya


para guru yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang
tuntutan, bakat, minat, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik,
berkaitan dengan program pembelajaran tertentu.
• Tujuan identifikasi perilaku dan karakteristik siswa diantaranya;
1) Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan
kemampuan serta karakteristik awal siswa sebelum mengikuti kegiatan
pembelajaran tertentu.
2) Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta kecenderungan
peserta didik berkaitan dengan pemilihan pemilihan program-program
pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka.
3) Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu
yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.
Langkah-langkah Sistematis Pembelajaran

1. Analisis kebutuhan pembelajaran,


2. Menentukan tujuan pembelajaran,
3. Memilih dan mengembangkan bahan ajar,
4. Memilih sumber belajar yang relevan,
5. Memilih dan merencanakan system evaluasi dan tindak
lanjut.
ANALISIS
MATERI PEMBELAJARAN
(BAHAN AJAR)
Pembelajaran

• Suatu sistem yang terdiri atas berbagai


komponen yang saling berhubungan dan
mempengaruhi. Komponen tersebut
mencakup pendidik, peserta didik, materi,
metode, dan evaluasi.
Materi Pembelajaran
Pengertian Materi Pembelajaran
• Materi pembelajaran merupakan isi atau substansi tujuan
pendidikan yang hendak dicapai oleh peserta didik dalam
perkembangan dirinya. Materi pembelajaran (instructional
materials) umumnya merupakan gabungan antara jenis materi
yang berbentuk pengalaman (fakta dan informasi yang
terperinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan,
dan syarat-syarat tertentu), dan sikap (berisi pendapat, ide,
saran, atau tanggapan).
• Jadi, Materi Pembelajaran (instructional
m a t e r i a l s ) m e r u p a k a n s e p e ra n g k a t p e n g e t a h u a n ,
keterampilan, maupun sikap yang harus dikuasai peserta didik
dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
(D. Merrill)
a. Fakta
Materi fakta meliputi segala hal yang berwujud kenyataan
dan kebenaran.
b. Konsep
Materi konsep adalah segala yang berwujud pengertian-
pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran.
c. Prosedur
Materi prosedur mencakup langkah-langkah secara
sistematis dalam mengerjakan sesuatu aktivitas
d. Prinsip
Materi prinsip berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki
posisi terpenting.
Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi

• Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam


menentukan Materi Pelajaran
adalah kesesuaian (relevansi), keajegan
(konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
Relevansi

• Relevansi artinya kesesuaian. Materi Pelajaran


hendaknya relevan dengan pencapaian standar
kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika
kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik
berupa menghafal fakta, maka Materi Pelajaran yang
diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau
prinsip ataupun jenis materi yang lain.
• Contoh: Kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
didik adalah ”Menjelaskan dzikir dan do’a sesudah
sholat maka pemilihan Materi Pelajaran yang
disampaikan seharusnya ”Referensi tentang bacaan
dzikir dan do’a sesudah shalat,
Konsistensi

• Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi


dasar yang harus dikuasai peserta didik ada
empat macam, maka materi yang harus
diajarkan juga harus meliputi empat macam.
Misalnya kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik adalah Memahami tata
cara sholat lima waktu, maka materi yang
diajarkan juga harus meliputi bacaan-bacaan
dalam sholat.
Adequacy

• Adequacy artinya kecukupan. Materi yang


diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu peserta didik menguasai kompetensi
dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu
sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu
sedikit maka kurang membantu tercapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan
mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian
target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan
KD).
Langkah-Langkah Penentuan Materi
Pelajaran
1. Identifikasi standar kompetensi dan
kompetensi dasar
2. Identifikasi Jenis-jenis Materi Pelajaran
3. Penentuan cakupan Materi Pelajaran
4. Urutan Materi Pembelajaran
Identifikasi standar kompetensi dan
kompetensi dasar

• Sebelum menentukan Materi Pelajaran terlebih


dahulu perlu di identifikasi aspek-aspek keutuhan
kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai
peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan,
k a r e n a s e t i a p s t a n d a r ko m p e t e n s i d a n
kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang
berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.
Harus ditentukan apakah standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif,
psikomotor, ataukah afektif.
Identifikasi Jenis-jenis Materi Pelajaran

• Identifikasi dilakukan berkaitan dengan


kesesuaian Materi Pelajaran dengan tingkatan
aktivitas/ranah pembelajarannya. Materi yang
sesuai untuk ranah kognitif di tentukan
berdasarkan perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian,
dan keterampilan berpikir. Dengan demikian,
jenis materi yang sesuai untuk ranah kognitif
adalah fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
Penentuan Cakupan Materi Pelajaran

• Dalam menentukan cakupan atau ruang


lingkup Materi Pelajaran harus
memperhatikan apakah materinya berupa
aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur)
aspek afektif, ataukah aspek
p s i k o m o t o r, k a r e n a k e t i k a s u d a h
diimplementasikan dalam proses
pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian
materi tersebut memerlukan strategi dan
media pembelajaran yang berbeda-beda.
Urutan Materi Pembelajaran

• Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan


proses pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di
antara beberapa materi pembelajaran mempunyai
hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan
menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya.
Misalnya, materi operasi bilangan penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik
akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan
jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik
akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika
materi perkalian belum dipelajari.
Penentuan Sumber Belajar

• Berbagai sumber belajar dapat digunakan


untuk mendukung Materi Pelajaran tertentu.
Penentuan tersebut harus tetap mengacu
p a d a s e t i a p s t a n d a r ko m p e t e n s i d a n
kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Beberapa jenis sumber belajar

1. buku
2. laporan hasil penelitian
3. jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
4. majalah ilmiah
5. kajian pakar bidang studi
6. karya profesional
7. buku kurikulum
8. terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
9. situs-situs Internet
10. multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)
11. lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
12. narasumber
Analisis Materi Pembelajaran

1) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat


dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar
2) Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
3) Memilih jenis materi yang sesuai dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar
4) Berorientasi pada kebutuhan peserta didik
5) Berorientasi pada perkembangan peserta didik
6) Masalah absolescence yang menyangkut
validitas dan signifikansi isi kurikulum
7) Materi mesti konsisten
Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat
dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar

• Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu


perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai peserta
didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek
standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis
materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.
Setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar
memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan
pembelajaran.
Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran

• Fakta
• Konsep
• Prinsip
• Prosedur
Memilih jenis materi yang sesuai dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar

• Setelah jenis materi pembelajaran


teridentifikasi, langkah berikutnya adalah
memilih jenis materi tersebut yang sesuai
dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar
yang harus dikuasai peserta didik.
Berorientasi pada kebutuhan peserta didik

• Konsep hierarki kebutuhan yang diungkapkan


Maslow beranggapan bahwa kebutuhan-
kebutuhan di level rendah harus terpenuhi
atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih
dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di level
lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.
Teori Motivasi : Hirarki Kebutuhan
• Variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun
dalam bentuk hirarki atau berjenjang.
• Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya
jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan
• Pemisahan kebutuhan tidak berarti masing-
masing bekerja secara eksklusif.
• Kebutuhan bekerja tumpang tindih sehingga
orang dalam suatu ketika bisa dimotivasi oleh
dua kebutuhan atau lebih
Hirarki kebutuhan Maslow

• Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis


• Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan
(Safety)
• Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki
dan Cinta (Belonging dan Love)
• Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri
(Self Esteem)
• Kebutuhan Dasar Meta : Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Berorientasi pada perkembangan peserta didik

• Dalam memilih materi pembelajaran juga


harus diperhatikan dari aspek perkembangan
peserta didik, pada satuan pendidikan apa
peserta didik tersebut berada, maka pemilihan
materi juga mengacu pada hal ini.
Fase Perkembangan
Santrock dan Yussen membagi atas lima fase yaitu:
1. Fase pra natal (saat dalam kandungan)
Adalah waktu terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran
2. Fase Bayi
Adalah saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau24 bulan,
masa ini adalah masa yang sangat bergantung pada orang tua.
3. Fase Kanak-kanak Awal( masa pra sekolah)
Adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6
tahun.
4. Fase Kanak-kanak tengah dan akhir ( masa usia sekolah dasar)
Adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kiora umur 6 sampai 11
tahun
5. Fase Remaja
Adalah masa perkembengan yang merupakan transisi dari masa anak-anak ke masa
dewasa awal, yang dimulai kira-kisa umur 10 sampai 12 tahun dan beakhir kira-
kira umur 18 sampai 22 tahun.
 Keterjalinan proses-proses biologis kognitif dan sosial menghasilkan fase-fase
perkembangan.
Tugas perkembangan
Masa Kanak-kanak Masa Anak
a. Belajar berjalan
b. Belajar makan makanan padat a. Mempelajari keterampilan fisik yang
c. Belajar mengendalikan gerakan diperlukan untuk permainan tertentu
badan b. Membentuk sikap tertentu terhadap diri
d. Mempelajari peran yang sesuai sendiri sebagai organisme yang sedang
tumbuh
dengan jenis kelaminnya
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya
e. Memperoleh stabilitas d. Mempelajari peranan yang sesuai dengan
fisiologis jenis kelamin
f. Membentuk konsep sederhana e. Membina keterampilan dasar dalam
tentang kenyataan sosial dan membaca, menulis, dan berhitung
fisik f. Mengembangkan konsep yang diperlukan
g. Belajar menghubungkan diri dalam kehidupan sehari-hari
secara emosional dengan g. Membentuk kata hati,moralitas dan nilai-
nilai
orang tua, kakak adik dan h. Memperoleh kebebasan diri
orang lain
i. Mengembangkan sikap terhadap kelompok
h. Belajar membedakan yang dan lembaga sosial
benar dan salah
Masa Remaja Masa Dewasa Awal
a. Memperoleh hubungan baru dan lebih a. memilih pasangan hidup
matang dengan yang sebaya dari kedua jenis
kelamin b. belajar hidup dengan
b. Memperoleh peranan sosial dengan jenis suami atau istri
kelamin individu c. memulai kehidupan
c. Menerima fisik dari dan menggunakan
badan secara efektif berkeluarga
d. Memperoleh kebebasan diri, melepaskan d. membimbing dan
ketergantungan dari orang tua/ orang merawat anak
dewasa lainnya
e. Melakukan pemilihan dan persiapan untuk e. mengolah rumah tangga
jabatan f. memulai suatu jabatan
f. Memperoleh kebebasan ekonomi
g. Persiapan perkawinan dan kehidupan g. menerima tanggung
berkeluarga jawab sebagai warga
h. Mengembangkan keterampilan intelektual negara
dan konsep yg diperlukan sbg warga negara
yg baik h. Menemukan kelompok
i. Memupuk dan memperoleh perilaku yg sosial yang cocok dan
dapat dipertanggung jawabkan secara sosial menarik
j. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem
etika sebagai pedoman berperilaku
Masa Setengah Baya Masa orang tua
a. memperoleh tanggung jawab sosial a. menyesuaiakan diri dengan
dan warga negara menurunnya kesehatan dan
b. membangun dan mempertahankan kekuatan fisik
standar ekonomi b. menyesuaiakan diri
c. membantu anak remaja untuk terhadap masa pensiun dan
menjadi orang dewasa yang menurunnya pendapatan
bertanggung jawab dan bahagia c. menyesuaikan diri terhadap
d. membina kegiatan pengisi waktu meninggalnya suami/istri
senggang orang dewasa d. menjalin hubungan dengan
e. membina hubungan dengan perkumpulan manusia lanjut
pasangan hidup sebagai pribadi e. memenuhi kewajiban sosial
f. menerima dan menyesuaikan diri dan sebagai warga negara
dengan perubahan-perubahan fisik f. membangun kehidupan fisik
sendiri yang memuaskan
g. menyesuaikan diri dengan
penambahan umur
Masalah absolescence yang menyangkut
validitas dan signifikansi isi kurikulum

• Absolescence menjadi persoalan dalam kaitan


pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Absolescence tersebut dapat terjadi
pada fakta, konsep dasar, dan teori-teori di
mana fakta diorganisasi dan diinterpretasi.
Materi mesti konsisten

• Konsisten dengan pencapaian kompetensi inti


dan kompetensi dasar.
TERIMA KASIH
TUGAS

• Lakukan analisis materi pelajaran suatu


mata kuliah:
1. Keterkaitan KI, KD, Indikator Pencapaian
Kompetensi, dan Tujuan Pembelajaran.
2. Cakupan bentuk / jenis materi pelajaran.
3. P r i n s i p k e s e s u a i a n , k e a j e g a n , d a n
kecukupan nya.
(Faktual -> Teori -> Hipotetis)

Anda mungkin juga menyukai