Makalah Pemetaan Geologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PEMETAAN GEOLOGI DAN


ALAT UKUR THEODOLIT

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :
1. MARDIATUL JANNAH (007703349)
2. DINAH MUSFIR ALJAHRONI ()
3. JEMI SUPRIANTO ()
4. RENDI SAPUTRA (0065619310)
5. ABIN MUHAMMAD BINTANG ()
6. KARENA ANGELIKA (0066823422)
KELAS XI TGP 1

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI


SUMATERA SELATAN
SMK NEGERI 1 MERAPI TIMUR
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan ini tepat pada
waktunya mengenai “PEMETAAN GEOLOGI DAN ALAT UKUR
TEODOLIT”.  Laporan ini dibuat untuk melengkapi tugas dari mata pelajaran
Teknik Geologi Pertambangan 04. Semoga atas tersusun nya Laporan ini dapat
memberikan pengetahuan yang lebih mengenai Pemetaan Geologi dan Alat Ukur
Theodolit.
Akhir kata, kami sampaikan ucapan terima kasih dan semoga laporan ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

1.1.1 PEMETAAN GEOLOGI

Pada dasarnya pemetaan geologi merupakan rangkaian dari hasil


berbagai kajian lapangan yang bertujuan mengidentifikasi penyebaran
batuan dan endapan lainnya di suatu lokasi. Hal ini pula yang menyebabkan
mengapa pemetaan geologi diartikan sama dengan geologi lapangan.
Pemetaan geologi ber-output Peta Geologi yang umumnya dibuat diatas
suatu peta dasar (peta topografi/rupabumi) dengan cara memplot singkapan-
singkapan batuan beserta unsur struktur geologinya diatas peta dasar
tersebut. Pengukuran kedudukan batuan dan struktur di lapangan dilakukan
dengan menggunakan alat seperti kompas geologi, palu geologi, patok ukur,
dan GPS untuk posisi dari Bahan Galian. Kemudian dengan menerapkan
hukum- hukum geologi dapat ditarik batas dan sebaran batuan atau satuan
batuan serta unsur unsur strukturnya sehingga menghasilkan suatu peta
geologi yang lengkap.

1.1.2 ALAT UKUR THEODOLIT


Semakin berkembangnya zaman semakin mendorong manusia untuk
menemukan hal-hal yang baru sekaligus canggih, dulu ketika mengukur
tanah hanya menggunalan istilah “bata” atau di ukur menggunakan meteran
biasa saja. Tapi di zaman globalisasi ini pengukuran tanah bisa
menggunakan alat theolodit Theodolit bisa didefisisikan sebagai suatu alat
ukur tanah yang dipergunakan unntuk mengukur sudut horizontal seta sudut
vertikal. Berbeda dengan Waterpass yang hanya bisa mengukur sudut
horizontal saja. Sebagai sarjana pertambangan, pembelajaran mengenai
pengenalan alat ukur Theodolit harus wajib bisa dilakukan. Selain wajib
tahu, diwajibkan juga bisa mengoprasikan alat Theodolit ini karena untuk
bisa menunjang kelak di dunia pekerjaan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 PEMETAAN GEOLOGI
1. Apa yang di maksud dengan Pemetaan Geologi
2. Bagaimana Mengidentifikasi keberadaan suatu bahan galian dengan
metode-metode tertentu
3. Bagaimana cara membaca dan menginterpretasikan keadaan geologi
lokal
1.2.2 ALAT UKUR THEODOLIT
1. Apa yang dimaksud dengan Alat Ukur Theodolit dan apa fungsi Alat
Ukur Theodolit
2. Apa saja bagian - bagian dari Alat Ukur Theodolit dan fungsinya

1.3 TUJUAN
1.3.1 PEMETAAN GEOLOGI
1. Untuk mengetahui apa itu pemetaan geologi
2. Untuk Mengidentifikasi keberadaan suatu bahan galian dengan metode-
metode tertentu.
3. Untuk dapat Membaca dan Mengiterpretasikan keadaan Geologi Lokal.

1.3.2 ALAT UKUR THEODOLIT


1. Mengetahui pengertian Theodolit dan fungsi dari alat tersebut.
2. Mengetahui bagian-bagian dari alat Theodolit beserta fungsinya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PEMETAAN GEOLOGI


2.1.1 PENGERTIAN PEMETAAN GEOLOGI
Pemetaan Bahan Galian (Geologi) Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan
pendataan informasiinformasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan
berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan
susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi
yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain
pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan tanda-tanda
mineralisasi yang berupa alterasi mineral. Contohnya peta geologi (formasi batuan).
Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada
informasi-informasi pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta. Skala peta tersebut
mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang diperoleh. Pada
tahap eksplorasi awal, skala peta 1 : 25.000 mungkin sudah 3 cukup memadai, namun
pada tahap prospeksi s/d penemuan, skala peta geologi sebaiknya 1 : 10.000 s/d 1 : 2.500.

2.1.2 TAHAPAN DAN PENGAMBILAN DATA DI LAPANGAN


Pada tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data (informasi singkapan)
dapat dilakukan dengan menggunakan palu dan kompas geologi, serta penentuan
posisi melalui orientasi lapangan atau dengan cara tali-kompas. Namun dalam
tahapan eksplorasi lanjut s/d detail, pengamatan singkapan dapat diperluas dengan
menggunakan metode-metode lain seperti uji sumur, uji parit, maupun bor tangan
atau auger, sedangkan penentuan posisi dilakukan dengan menggunakan alat ukur
permukaan seperti pemetaan dengan plane table atau dengan teodolit. Informasi-
informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh melalui
pengamatan (deskripsi) singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat
didefinisikan sebagai bagian dari tubuh batuan/urat/badan bijih yang tersingkap
(muncul) di permukaan akibat adanya erosi (pengikisan) lapisan tanah
penutupnya.
1. Penampang Lintasan (traverse) Dalam melakukan pemetaan geologi yang
sistematis, dibutuhkan lintasan-lintasan pengamatan yang dapat mencakup
seluruh daerah pemetaan. Perencanaan lintasan tersebut sebaiknya dilakukan
setelah gambaran umum seperti kondisi geologi regional dan geomorfologi
daerah diketahui, agar lintasan yang direncanakan tersebut efektif dan
representatif. Selain itu, ada juga metode pemetaan yang dikenal sebagai
lintasan kompas dan pengukuran penampang stratigrafi. Lintasan kompas
(measured section atau tali kompas) dilakukan dengan tujuan membuat
penampang (topografi dan litologi) di sepanjang lintasan. Sedangkan
pengukuran penampang stratigrafi dilakukan untuk mengetahui ketebalan,
struktur perlapisan, variasi satuan litologi, atau mineralisasi dengan detail
(rinci). Umumnya pengukuran penampang stratigrafi dilakukan pada salah satu
lintasan kompas yang dianggap paling lengkap memuat informasi litologi
keseluruhan wilayah.
2. Interpretasi dan informasi data Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau
dihasilkan dari kegiatan pemetaan geologi/alterasi antara lain :
• Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara).
• Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau batubara.
• Penyebaran dan pola alterasi yang ada.
• Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau
formasi).
• Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah.
• Informasi-informasi pendukung lainnya seperti geomorfologi, kondisi
geoteknik dan hidrologi.
• Bangunan-bangunan, dll.
Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik, maka dapat
memberikan manfaat antara lain :
• Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan) dapat diketahui
(diperkirakan).
• Dapat disusun model geologi endapan yang bersangkutan.
• Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona bijih/endapan)
dapat dihindarkan (efisiensi).
• Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui
dengan pasti.
• Menunjukkan hasil interpretasi pemetaan geologi berupa peta dan
penampang geologi dari data pengamatan singkapan di lapangan.
3. Input Pemetaan Geologi + Bahan Galian BIJIH
• Mengetahui batas-batas wilayah yang dipetakan dari peta datar
topografi lalu menentukan batasan koordinat tersebut.
• Dari data pustaka kita mencari batas-batas yang terdapat dalam batuan
dan bahan galian yang ada disitu
• Peta selesai , cari input data geologi ( Junior Geologist ) untuk bahan
galian bijih ( emas, perak , besi dll ) karena tidak ada kedudukannya
maka luasan daerah kita cari dengan tracking GPS lalu plot di peta
kontur / peta dasar yang kita buat.
4. Output PETA BAHAN GALIAN
• Adanya peta bahan galian harus diawali dengan peta geologi
• Dari peta geologi yang bisa kita bisa ketahui adanya bahan galian
tertentu, kita petakan daerah bernilai ekonomis karena adanya bahan
galian

2.1.3 METODE PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA


Tahapan pengolahan data dilakukan setelah mendapatkan data dan bukti
tentang kebedaraan suatu bahan galian di lapangan adalah menuangkan data –
data tersebut kedalam peta. Dengan menggunakan peta topografi dalam di
tentukan ketersebaran bahan galian tersebut, kesesuaian data ketinggian dengan
penyebaran data akan menggabarkan sekilas tentang bentuk bahan galian yang
ada. Terdapat beberapa metode untuk menggambarkan penyebaran pada peta
topografi.
1. Metode 1 titik.
Syarat – srayat pemetaan dengan metode 1 titik.
• Diketahui 1 data singkapan berupa litologi dengan kedudukannya pada
ketinggian tertentu.
• Diketahui 2 data singkapan dengan litologi dan kedudukan yang relatif
sama. Garis lurus penghubung 2 titik tersebut akan menjadi kedudukan
sebenarnya dari singkapan tersebut.
• c. Jarak cropline dapat dihitung dengan perhitungan trigonometri.
2. Metode 2 titik
Syarat – srayat pemetaan dengan metode 2 titik.
• Diketahui 3 data singkapan dengan lithologi yang sama.
• 2 singkapan berada pada ketinggian yang sama, dan 1 singkapan
lainnya berada pada ketinggian berbeda.
• Garis penghubung antara 2 titik singkapan pertama akan menjadi
kedudukan sebenarnya dari singkapan tersebut, 1 titik singkapan
lainnya mensejajarkan dengan kedudukan awal.

3. Metode 3 titik
Metode ini biasanya di terapkan pada data-data bor yang memiliki jenis bahan
galian sama. Menggukan metode triangulasi, ketinggian terendah akan
menentukan arah miring bahan galian, sedang arah horizontal dapat ditentukan
dari tegak lurus arah miring. Jarak cropline ditentukan berdasarkan interval
kontur.

2.2 ALAT UKUR THEODOLIT


2.2.1 PENGERTIAN THEODOLIT
Theodolit bisa didefinisikan secara umum sebagai alat ukur tanah yang
dipergunakan untuk mengukur sudut horizontal serta sudut vertikal. Berbada
dengan waterpass yang hanya bisa mengukur sudut horizontal saja. Pada dasarnya
bentuk theodolit yaitu berupa teleskop yang bisa digerakan ke atas atau ditegakan
yang ditempatkan pada suatu piringan. Teleskop yang dimaksud juga dapat bisa
ditempatkan dipiringan kedua dan dapat diputar ke kiri maupun ke kanan atau bisa
disebut pengukuran horizontal. Theodolit ini mampu mengukur sampai dengan
ketelitian yang sangat tinggi. Theodolit digunakan untuk survey atau pengukuran
pembuatan peta yang cukup sulit (memiliki relief dan beda tinggi yang cukup
besar). Theodolit sering digunakan untuk mengukur polygon, pemetaan situasi
ataupun bisa berguna untuk mengamatan matahari.

2.2.2 MACAM-MACAM THEODOLIT


Macam-macam theodolit dikelompokan menjadi beberapa macam
1. Menurut Prinsip Kerjanya
• Repeating Theodolit, cara kerjanya dengan cara melakukan pengulangan
sudut terhadap skala graduasi
• Direction Theodolit, cara kerjanya dengan memanfaatkan bentuk
lingkaran untuk menentukan besarnya sudut.
• Vernier Transit Theodolit, theodolit yang melakukan perhitungan besaran
sudutnya sebanyak dua kali berturut-turut karena theodolit jenis ini bisa
berbalik
2. Menurut Kontruksinya.
• Theodolit Reiterasi, skala mendatar yang bersatu dengan klep sehingga
sudut mendatarnya tidak bisa diatur.
• Theodolit Refetisi, Theodolit yang bisa diaturmengelilingi sumbu tegak
sehingga dapat ditentukan kearah yang diinginkan.
3. Menurut Sistem Bacaannya
• Theodolit Indeks Baris
• Theodolit Nonius
• Theodolit Mikrometer
• Theodolit Kondensasi Theodolit Otomatis
4. Menurut Tingkat Ketelitiannya
• Theodolit Presisi
• Theodolit Satu Sekon
• Theodolit Sepuluh Sekon
• Theodolit Satu Menit
• Theodolit Seputuh Menit

2.2.3 FUNGSI BAGIAN – BAGIAN THEODOLIT


Theodolit terdiri dari bagian-bagiannya dan masing-masing mempunyai fungsi
yang berbeda, diantaranya :
1. Teropong Lensa Okuler, berfungsi sebagai pengatur fokus sumbu benang
2. Teropong Lensa Objektif, berfungsi sebagai melihat atau mengamati benda
yang akan diukur dari posisi bayangannya dapat disesuaikan dengan
pengaturan posisi diagfragma sehingga titik ukur (objek) terlihat jelas
3. Visir, berfungsi sebagai garis penghubung titik tengah dengan lensa objektif
atau sebagai pengarah teropong agar objek yang akan diamati terletak pada
posisi yang terlihat oleh teropong
4. Baterai, berfungsi sebagai sumber energi Theodolit.
5. Penggerak Halus Vertikal,, berfungsi sebagai penggerak teropong yang
mempunya arah gerak ke atas dan ke bawah.
6. Penggerak Halus Horizontal, berfungsi sebagai penggerak teropong yang
mempunyai arah gerak ke kanan dan ke kiri
7. Skrup Centring, berfungsi sebagai pendatar alat
8. Nivo, berfungsi sebagai pengatur kedudukan theodolit menjadi rata air atau
centring.
9. Layar Pembacaan Digital, berfungsi sebagai output data.

2.2.4 RUMUS YANG DIGUNAKAN DALAM PENGUKURAN THEODOLIT


Ada beberapa acuan rumus yang digunakan dalam pengukuran dan perhitungan
theodolit, diantara :
1. Perhitungan Jarak Miring (do)
do=(ba-bb)x100 dengan syarat ba+bb=2bt
Ket : ba : benang atas yang menunjukan harga 1,650 m(contoh)
bt : benang tengah yang menunjukan harga 1,565 m(contoh)
bb : benang bawah yang menunjukan harga 1,480
2. Perhitungan Jarak Datar
JD=JMxSin VA
3. Perhitungan Beda Tinggi
BT=JMxCos VA
4. Perhitungan Elevasi
Z=Zawal-Beda Tinggi
5. Perhitungan Koreksi Sudut
∑a=(n+2)x180o dan ∑a=(n-2)x180o
6. Perhitungan Azimuth
α=αawal+sudut dalam-180o
7. Perhitungan Luas Koordinat
L=1 /2[(∑Xn.Yn+1)-( ∑Xn+1.Yn)]

2.2.5 PERLENGKAPAN DALAM PENGKURAN THEODOLIT


Dalam percobaan pengukuran menggunakan theodolit harus dipersiapkan peralatan
dan perlengkapan lainnya, diantaranya :
1. Statif
Statif digunakan sebagai tumpuan dan pendiri alat yang bisa disesuaikan
tingginya sesuai dengan keadaan ditempat pengukuran
2. Roll Meter
Roll meter dalam percobaan kali ini bukan digunakan sebagai pengukur jarak
miring atau jarak optis, melainkan roll meter digunakan sebagai pengukur
tinggi alat yang kemudian dijadikan acuan untuk benang tengah rambu ukur
3. Kompas
Dalam percobaan pengukuran menggunakan alat ukur theodolit, kompas
digunakan untuk mengukur arah utara 0o untuk menentukan titik pertamanya.
4. Rambu Ukur
Dalam percobaan pengukuran theodolit rambu ukur berfungsi sama dengan
pengukuran penyipat datar. Yaitu berfungsi sebagai penentu beda tinggi
ataupun bisa berfungsi sebagai pengukur jarak miring.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai