LP & SP Kesiapan Peningkatan Perkembangan Dewasa
LP & SP Kesiapan Peningkatan Perkembangan Dewasa
LP & SP Kesiapan Peningkatan Perkembangan Dewasa
B. Faktor Predisposisi
Keadaan sebelum munculnya suatu gangguan yang merintis kemungkinan
terjadinya suatu gangguan di masa yang akan datang. Misalnya sifat tertutup
dapat merupakan predisposisi gangguan menghindar di kemudian hari.
C. Faktor Presipitasi
Penyebab yang mencetuskan ialah tegangan-tegangan atau kejadian-kejadian
traumatik yang langsung atau segera menyebabkan gangguan jiwa atau
mencetuskan gejala gangguan jiwa, misaknya seseorang yang sejak lama
memendam frustasi, setelah terjadinya suatu peristiwa sepele (peristiwa
pencetus) mengalami gangguan jiwa, mengalami kecelakaan atau menderita
penyakit berat.
D. Rentang Respon
Adaptif maladaptif
1. Respon adaptif
Adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah dengan cara yang
dapat diterima oleh norma masyarakat.
Macam-macam respon adaptif diantaranya :
a. Solitude (menyendiri)
Merupakan respon yang dilakukan individu untuk merenungkan apa
yang telah terjadi atau dilkaukan dan suatu cara mengevaluasi diri dalam
menentukan rencana-rencana.
b. Otonomi
Merupakan kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan
ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial, individu mampu
menetapkan interdependen dan pengaturan diri.
c. Kebersamaan
Merupakan kemampuan individu untuk saling pengertian, saling
memberi dan menerima dalam hubungan interpersonal.
d. Saling bergantung
e. Merupakan suatu hubungan saling ketergantungan, saling tergantung
antar individu dengan orang lain dalam membina hubungan
interpersonal.
2. Respon maladaptif
Adalah respon dalam menyelesaikan masalah dengan cara bertentangan
dengan norma agama dan masyarakat.
Macam-macam respon maladaptif diantaranya :
a. Manipulasi
Manipulasi adalah perilaku dimana seseorang memperlakukan orang lain
sebagai objek dan bentuk hubungan berpusat di sekitar isu-isu kontrol.
b. Impulsif
Impulsif adalah perilaku dimana seseorang tidak dapat diandalkan dan
tidak mampu merencanakan sesuatu. Orang dengan perilaku impulsif
tidak dapat belajar dari pengalaman dan akan marah apabila orang lain
tidak mendukung sesuatu yang diinginkannya serta akan memiliki
penilaian yang buruk terhadap orang lain.
c. Narsisme
Istilah narsisme berasal dari mitos Yunani yaitu Narcissus, yang berarti
jatuh cinta dengan bayangannya sendiri di air dan kematian. Orang
dengan gangguan kepribadian narsisme memiliki ciri-ciri harga diri yang
rapuh, mendorong mereka untuk terus mencari pujian, penghargaan dan
kekaguman.
E. Mekanisme Koping
a. Mekanisme koping
adalah sebagai apa yang dilakukan oleh individu untuk menguasai situasi
yang dinilai sebagai suatu tantangan, luka, kehilangan, atau ancaman
(Siswanto, 2007).
b. Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 dalam
Nasir (2011) yaitu:
1. Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping adaptif adalah mekanisme koping yang mendukung
fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya
adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif,
teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif.
2. Mekanisme koping maladaptif Mekanisme koping maladaptif adalah
mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihan atau tidak makan,
bekerja berlebihan, menghindar.
c. Menurut Kozier (2004), mekanisme koping juga dibedakan menjadi dua tipe
yaitu :
1. Mekanisme koping berfokus pada masalah (problem focused coping),
meliputi usaha untuk memperbaiki suatu situasi dengan membuat
perubahan atau mengambil beberapa tindakan dan usaha segera untuk
mengatasi ancaman pada dirinya. Contohnya adalah negosiasi,
konfrontasi dan meminta nasehat.
2. Mekanisme koping berfokus pada emosi (emotional focused coping),
meliputi usaha-usaha dan gagasan yang mengurangi distress emosional.
Mekanisme koping berfokus pada emosi tidak memperbaiki situasi tetapi
seseorang sering merasa lebih baik.
d. Faktor yang mempengaruhi mekanisme koping
Nasir & Muhith (2011) mengatakan bahwa mekanisme koping dipengaruhi
oleh:
1. Faktor internal
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Pendidikan
d. Agama
2. Faktor eksternal
a. Dukungan sosial
b. Lingkungan
c. Status perkawinan
d. Status sosial ekonomi
e. Penyakit
F. Terapi
1. Terapi individu
Terapi individu oleh perawat spesialis jiwa yang berpengalaman dan
mendapat Pendidikan formal yang memadai. Terapi individu terdiri atas
terapi yang bertujuan singkat dan terapi penghayatan.
2. Terapi kelompok terapeutik pada dewasa
Merupakan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lainnya,
saling ketergantungan dan mempunyai norma yang sama. Terapi kelompok
terapeutik merupakan salah satu jenis dari terapi kelompok yang memberi
kesempatan kepada anggotanya untuk saling berbagi pengalaman, saling
membantu satu sama lain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah
dan mengantisipasi masalah yang akan dihadapi dengan mengajarkan cara
yang efektif untuk mengendalikan stress. Metode yang dilakukan adalah
dinamika kelompok, diskusi, tanya jawab dan roleplay.
3. Terapi keluarga
Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga penting untuk membantu keluarga
mendapatkan keterampilan dan bantuan yang diperlukan guna membuat
perubahan yang dapat meningkatkan fungsi semua anggota keluarga.
A. Pohon Masalah
Isolasi sosial
DIAGNOSA
TUJUAN
KEPERAWATAN INTERVENSI
Keliat, B.A, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic
Course). Jakarta: EGC.
Keliat, B. A. 2015. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC.
Kozier B.E. 2004. Fundamental of nursing: concepts, process and practice. New
Jersey: Person prentice hall.
Nasir, Abdul dan, Abdul, Muhith. 2011. Dasar-dasar Keperawatan jiwa, Pengantar
dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.
Siswanto. 2007. Operations Research, jilid dua. Jakarta : Erlangga
Stuart, GW & Sunden, SJ. 2006. Buku Saku Keperwatan Jiwa. Jakarta: EGC.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI
1. Kondisi Klien
Nn Y. usia 24 tahun, saat ini sedang bekerja sambil kuliah pada salah satu Perguruan
Tinggi di Jakarta. Nn.Y sehari-hari selalu sibuk dengan kerja dan kuliahnya. Saat ini
belum punya teman dekat (pacar). Memiliki riwayat pernah ditinggal pacar.
2. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan peningkatan perkembangan dewasa
3. Tujuan Khusus
a) Mengetahui perkembangan psikososial klien
b) Mengetahui perkembangan psikososial yang normal
c) Mengetahui jika ada tanda penyimpangan perkembangan
4. Tindakan Keperawatan
Identifikasi perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang usia dewasa muda
B. KERJA
Faktor predisposisi
Biologi :
Perawat: “ibu masih ingat, ibu lahir dimana? Bagaimana kondisi saat lahir? Apakah mbak
lahir secara normal?”
Perawat: “Apakah mbak mendapat imunisasi lengkap? “
Perawat: “Apakah dari kecil sampai sekarang mbak F pernah cidera/jatuh?”
Perawat: “Apakah mbak memiliki sakit fisik?”
Perawat: “Apakah mbak pernah menggunakan obat-obatan terlarang atau minum minuman
beralkohol?”
Perawat: “Apakah di dalam keluarga mbak ada yang pernah mengalami penyakit berat
ataupun gangguan jiwa? (sambil membuat genogram, ttv dan ukur TB dan BB)
Perawat:”Dari apa yang mbak sampaikan, saya dapat menarik kesimpulan bahwa: mbak
lahir di RS secara normal, mendapat imunisasi lengkap, sejak kecil tidak ada riwayat jatuh
atau trauma, tidak ada riwayat menggunakan alkohol ataupun ketergantungan terhadap
obat-obatan, dan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit berat ataupun
gangguan jiwa”.
Sosial :
Perawat: “Apa kegiatan/ aktivitas mbak sehari-hari?”
Perawat: “Kuliah sambil kerja ya. Apakah bisa membagi waktu antara kuliah dan
pekerjaan mbak dengan baik?” “Kadang keteteran masalah beban kerja dan kuliah ya.
Adakah kegiatan lain selain kuliah dan kerja?”
Perawat: “Apakah mbak mempunyai banyak teman atau sahabat? “Punya banyak teman
dan 2 orang sahabat. Bagaimana hubungan mbak dengan mereka selama ini?”
Perawat: “Bagaimana dengan teman dekat/pacar, apakah saat ini ibu sudah memiliki
teman dekat?” “Saat ini mbak belum punya pacar, mbak takut gagal lagi seperti yang
sebelumnya”.
Perawat: “Apakah dalam keluarga ada aturan-aturan yang mengatur atau membatasi
dengan siapa mbak bergaul?”
Perawat: “Apakah ada semacam labeling atau diskriminasi dari lingkungan sekitar terkait
dengan status mbak yang sampai saat ini belum menikah seperti wanita seusia Mbak pada
umumnya?”
Perawat: “Baiklah Mbak, jadi kegiatan sehari-hari Mbak adalah kerja sambil kuliah,
terkadang Mbak sulit membagi waktu kerja dan kuliah, Mbak memiliki 2 orang sahabat
dan saat ini belum punya pacar, pernah gagal mempertahankan hubungan dengan pacar,
dalam keluarga tidak ada batasan atau larangan untuk bergaul dengan siapa saja, pola
komunikasi dalam keluarga baik, tidak ada labeling atau diskriminasi dari lingkungan
sekitar terkait dengan status Mbak yang sampai saat ini belum menikah dan Mbak tidak
aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat”.
Psikologis :
Perawat: “Apakah Mbak memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan? coba Mbak
ceritakan kepada saya?”.
Perawat: “Mbak pernah gagal dalam membina hubungan dengan pacar. Kapan kajadian itu
terjadi? Menurut Mbak apa penyebabnya?” “Kira-kira 3 bulan yang lalu. Mbak sulit
membagi waktu dan kurang memberi perhatian pada pacar Mbak”. Apakah terasa sulit
bagi Mbak untuk melupakan kejadian tersebut?”
Perawat: “Bila punya masalah, apakah Mbak terbiasa menceritakan masalah tersebut
kepada orang lain yang Mbak percaya?”
Perawat: “Apakah pendapat Mbak terkait hidup mandiri?” “Perlukah Mbak mengantungkan
hidup Mbak pada orang lain”
Perawat: “Apakah Mbak puas atau menyukai diri Mbak apa adanya?”
Perawat: “Jadi dari apa yang Mbak sampaikan, saya dapat simpulkan bahwa saat ini Mbak
belum punya pacar dan selalu di hantui oleh kegagalan sebelumnya. Bila punya masalah
Mbak tidak pernah menceritakan kepada orang lain, Mbak sudah bisa hidup mandiri tetapi
tetap merasa membutuhkan orang lain, Mbak ingin membantu kelurga dan orang-orang di
sekitar Mbak dan Mbak menyukai diri Mbak apa adanya”.
Faktor Presipitasi
Perawat: “Menurut Mbak saat ini Mbak takut untuk mempunyai pacar lagi karena takut gagal
seperti pengalaman Mbak sebelumnya, apa yang Mbak pikirkan terkait dengan hal tersebut?”
Perawat: “Apakah hal tersebut mempengaruhi kondisi fisik ibu? Tidurnya bagaimana?
Adakah perubahan nafsu makan ibu? Merasa pusing? Leher tegang?”
Perawat: “Apakah masalah ini mempengaruhi pergaulan, kegiatan kuliah atau pekerjaan
Mbak?”
Perawat: “Mbak jadi kurang bersemangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sering
tidak konsentrasi dalam kuliah maupun dalam pekerjaan.”
Perawat: “Untuk usia dewasa muda seperti Mbak saat ini, ada beberapa tugas perkembangan
yang seharusnya sudah Mbak lakukan yaitu antara lain: menetapkan tujuan hidup,
berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis, berperan serta/melibatkan diri dalam
kegiatan di masyarakat, memilih calon pasangan hidup, dan mempunyai pekerjaan. Jadi yang
Mbak alami saat ini yaitu takut untuk membangun suatu hubungan yang intim dengan lawan
jenis karena trauma kegagalan di masa lalu.
Sumber Koping
Personal Ability
Perawat : “Baik, Mbak saya ingin tanya dulu, dari masalah-masalah yang tadi kita sebutkan,
apa yang Mbak sudah lakukan untuk mengatasinya?”
Social Support
Perawat : “Baik, ibunya dan 2 sahabat Mbak ya? Apa yang ibu atau sahabat-sahabat Mbak
sudah lakukan terkait dengan masalah Mbak sekarang?”
Perawat : “Baik, belum pernah ya, kalau begitu nanti saya juga akan bertemu dan ngobrol-
ngobrol sama keluarga ya”.
Perawat : “Kalau kader kesehatan? Apakah di tempat tinggal Mbak ini ada kader kesehatan
yang biasanya memberikan penyuluhan kesehatan atau kegiatan lainnya dari puskesmas?”
(Observasi pula data-data objektif yang muncul saat wawancara).
Material Asset
Perawat : “Oo, ada puskesmas yang dekat dengan rumah dan ibu pernah berobat kesana bila
sakit”.
Positive Belief
Perawat : “Apakah Mbak percaya pada diri Mbak bahwa Mbak bisa mengatasi masalah yang
Mbak alami sekarang?”
Perawat : Apakah Mbak percaya kalau Ners Bila bisa membantu Mbak F untuk mengatasi
masalah Mbak F saat ini?
KERJA
“Saya membawa leaflet tentang perkembangan dewasa muda. Kita bahas sama – sama
tentang ciri perkembangan yang normal dan menyimpang. baiklah, saya akan jelaskan
cirinya. Perkembangan dewasa muda yang normal adalah menjalin interaksi yang akrab,
mempunyai pacar atau sahabat, sudah bekerja, mempunyai komitmen untuk bekerja dan
berinteraksi, konsep diri yang jelas dan realistis. ciri lainnya adalah mengetahui tujuan hidup
dan menganggap kehidupannya sosialnya bermakna. Mari kita diskusikan.menurut F apakah
kemampuan F sudah sesuai dengan yang tertulis di leflet.sudah, sebagian ya?yang belum
apa? oh, mempunyai teman dekat?menurut saya sudah bagus lho. sudah bisa menghasilkan
uang sendiri. Apa yang membuat F belum mempunyai sahabat atau teman dekat?malas? Apa
yang membuat F takut berinteraksi? menurut F, apa yang menarik dari F? apa
kelebihan/aspek positif yang dimiliki? menurut F apa kekurangan yang dimiliki? ya, betul.
Setiap orang punya kekurangan dan kelebihan. Jadi tidak ada yang sempurna dan tidak setiap
orang mempunyai perilaku seperti teman F yang dulu itu. Ya kan supaya mudah, bergaul saja
dengan teman sekitar dulu, di rumah, di tempat kerja. Setelah itu, baru bergaul dengan orang
banyak lainnya. Apakah F mau mencoba?baiklah kalau begitu. F coba dulu ya.”
TERMINASI