Sap Gangguan Jiwa
Sap Gangguan Jiwa
Sap Gangguan Jiwa
Pokok Bahasan
Waktu
Tempat
Hari/Tanggal
Penyuluh
A. LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa yaitu sindrome atau pola prilaku yang secara klinis bermakna yang
berhubungan dengan distress atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu atau
lebih fungsi kehidupan manusia (Keliat, 2011). Fenomena gangguan jiwa saat ini
mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan hasil penelitian dari Rudi
Maslin dalam Muhabarta (2011), prevalensi masalah kesehatan jiwa di Indonesia sebesar
6,55%. Dari 33 RSJ yang ada di Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah penderita
gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang.
Fenomena yang saat ini terjadi, jika ada seorang anggota keluarga yang
dinyatakan sakit jiwa maka anggota keluarga lain dan masyarakat pasti akan
menyarankan untuk dibawa ke RSJ atau psikolog. Lebih parahnya lagi, orang sakit jiwa
tersebut diasingkan dan dipasung agar tidak menjadi aib bagi keluarga. Hal ini, perlu
adanya dukungan dari keluarga dalam proses penyembuhan. Peran dan keterlibatan
keluarga dalam proses penyembuhan dan perawatan pasien gangguan jiwa sangat penting
karena peran keuarga sangat mendukung dalam proses pemulihan penderita gangguan
jiwa.
Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem pendukung tama
dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien berada di rumah. Oleh karena it,
keluarga memiliki peran penting dalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit pada
klien jiwa. Maka keluarga perlu mempunyai pemahaman mengenai cara perawatan
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
PSIK FK UNUD
B. TUJUAN
Tujuan umum :
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran mampu
C. SASARAN
Pasien dan keluarga dengan gangguan iwa.
D. GARIS BESAR MATERI
1. Pengertian gangguan jiwa
2. Macam-macam gangguan jiwa
3. Cara perawatan diri anggota keluarga dengan gagguan jiwa Klasifikasi hipertensi
4. Cara merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa
E. MEDIA
Leaflet
Lembar balik
F. METODE
Ceramah
Tanda Jawab
G. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Proses Kegiatan
No Tahap
1. Pembukaan
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Audien
Waktu
- Penyaji memberi salam - Sasaran
membalas 2 menit
-
kepada sasaran
Penyaji memperkenalkan -
topik penyuluhan
Penyaji
menjelaskan
tujuan penyuluhan
Penyaji
menjelaskan
PSIK FK UNUD
dan
memperhatikan
2.
waktu penyuluhan
Pelaksanaan Penyampaian materi
-
Sasaran
mampu 20 menit
mengeksplorasi
yang
diketahui
mengenai
gangguan
materi tentang :
1. Pengertian gangguan
jiwa
2. Macam-macam
rumah
Sasaran
mendengarkan
dan
memperhatikan
gangguan jiwa
3. Cara perawatan diri
anggota
apa
dengan baik
keluarga
dengan
gangguan jiwa
Tanya jawab :
3.
Evaluasi
Tanya jawab
Penyaji
menjawab
pertanyaan sasaran
Penyaji meminta menjelaskan Sasaran
menjawab 5 menit
keluarga
dengan
gangguan jiwa
4.
Terminasi
Sasaran
dengan
membagikan
-
menerima
menit
salam
dan
2. Setting tempat
Ruang Tindakan Poliklinik RSJ Provinsi Bali
Sasaran
Penyaj
i
H. EVALUASI KEGIATAN
1. Evaluasi Struktur
a. Sasaran/Peserta Penyuluhan
Peserta penyuluhan adalah pasien dan keluarga dengan anggotan keluarga
gangguan jiwa.
b. Persiapan Materi
Materi yang disampaikan pada penyuluhan telah disiapkan H-5 sebelum kegiatan
dilaksanakan dan materi didapatkan dari berbagai sumber, baik buku maupun
artikel yang menyangkut materi yang akan disampaikan.
c. Persiapan Media
Media yang digunakan untuk penyuluhan berupa lembar balik dan leaflet yang
telah disiapkan H-2 dan siap digunakan. Alat dan bahan sudah dipersiapkan 15
menit sebelum penyuluhan dimulai.
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
b.
c.
d.
peserta.
Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran.
PSIK FK UNUD
3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat mengerti materi yang telah disampaikan dan dapat menjawab
pertanyaan penyaji dengan benar tanpa melihat leaflet
Prosedur
: Tanya jawab
Jenis Tes
: Pertanyaan lisan
2.
3.
4.
5.
PSIK FK UNUD
I. DAFTAR PUSTAKA
PSIK FK UNUD
LAMPIRAN MATERI
A. DEFINISI GANGGAN JIWA
Menurut (Stuart & Sundeen, 1998) gangguan jiwa adalah gangguan yang
mengenai satu atau lebih fungsi jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang
ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan
panca indera). Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita
(dan keluarganya).
Gangguan jiwa merupakan penyakit yang dialami oleh seseorang yang
mempengaruhi emosi, pikiran atau tingkah laku mereka, diluar kepercayaan budaya dan
kepribadian mereka, dan menimbulkan efek yang negative bagi kehidupan mereka atau
kehidupan keluarga mereka. Dapat kita pahami bahwa gejala-gejala gangguan jiwa ialah
hasil interaksi yang kompleks antara unsur somatik, psikologik, dan sosiobudaya. Gejalagejala inilah sebenarnya menandakan dekompensasi proses adaptasi dan terdapat
terutama pada pemikiran, perasaan, dan perilaku (W.F. Maramis, 2005).
B. MACAM-MACAM GANGGAN JIWA
Adapun macam-macam gangguan jiwa, yaitu:
- Risiko Perilaku Kekerasan
- Halusinasi
- Isolasi Sosial
- Risiko Bunh Diri
- Perubahan Proses Pikir: Waham
- Harga Diri Rendah
C. CARA PERAWATAN DIRI ANGGOTA KEUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA
Hal yang terjadi bila pasien tidak perduli ntuk merawat diri, antara lain:
- Makan/minum berantakan
- Penampilan lusuh, baju berbau, badan berbau
PSIK FK UNUD
Gigi kotor dan mulut berbau tidak sedap, kuku panjang dan hitam/kotor
Rambut penuh ketombe, kulit kepala gatal, bahkan seluruh badan gatal dan mungkinn
korengan
Kencing/BAB tidak pada tempatnya.
Cara perawatan diri adalah sebagai berikut.
Bantu pasien memenuhi kebutuhan perawatan diri (Kebersihan diri, Berpakaian,
Berdandan, dan BAB/BAK, makan/minum.
Terapkan 3 cara untuk memenuhi perawatan diri:
1. Bantu pasien buatkan jadwal kegiatan harian secara teratur ( makan/minum, mandi,
gosok gigi, keramas, potong kuku, BAB/BAK, ganti pakaian dll)
2. Ingatkan pasien untuk mengikuti jadwal yang sudah ada. Khusus BAB/BAK ,
ingatkan kembali dimana tempatnya
3. Sediakan perlengkapan yang diperlukan oleh pasien untuk pemenuhan alat
makan/minum, sabun, sampo, siakt gigi, odol, sisir, alat potong kuku, baju bersih,
toiet/WC
4. Berikan pujian dan dorong untuk melakukan kegiatan tersebut secara teratur
10. Kontrol suasana lingkungan atau pembicaraan yang dapat memancing terjadinya
marah
11. Keluarga memantau agar penderita minum obat secara teratur. Jangan dihentikan
tanpa sepengetahuan dokter.
12. Segera kontrol ke dokter/RS jika mncul perubahan prilaku yang menyimpang ata obat
habis.
PSIK FK UNUD