726-Article Text-1862-1-10-20220128

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PENERBANGAN (SNITP) TAHUN 2020


ISSN : 2548-8112

ANALISIS KERUSAKAN APRON PADA BANDAR UDARA


BETOAMBARI
BAUBAU SULAWESI TENGGARA

Mochamad Renaldy Ari Pradana1


1,2,)
Program Studi D3 Teknik Bangunan Dan Landasan, Politeknik Penerbangan Surabaya
Jl. Jemur Andayani I/73, Surabaya 60236
Email: renaldymochamad45gmail.com

Abstrak
Bandar Udara Betoambari Baubau merupakan Bandar Udara yang terletak 5 km dari pusat kota Baubau.
Ketinggian Bandar Udara ini dari permukaan laut rata-rata (mall) adalah 32 meter dengan arah landasan pacu 04-
22. Fasilitas sisi udara adalah kontsruksi aspalt hotmix dengan dimensi runway 1800m x 30m, taxiway A dan
apron dengan luas 170m x 60m dengan PCN 21 F/C/Y/T/. Apron sebagai unsur yang paling penting untuk tempat
pemarkiran pesawat. Bandar Udara Betoambari Baubau saat ini memiliki apron dengan 3 aircraft stand yang dapat
menampung pesawat udara tipe ATR -72. Namun, kondisi apron mengalami kerusakan di beberapa titik dengan
macam kerusakan yang berbeda. Kondisi lapis permukaan apron di Bandar Udara ini mengalami penurunan,
kebanyakan penurunan ini terjadi di garis marka parking stand apron. Akibat penurunan di lapis permukaan ini
mengakibatkan air menggenang (waterpounding) di saat hujan. Selain itu juga terdapat beberapa jenis
kerusakan,yang menyebabkan tergenangnya air diatas permukaan apron dapat menimbulkan erosi pada permukaan
apron, yang kemudian akan mengakibatkan cepat terlepas struktur bagian permukaan atas landasan.Oleh karena
itu tugas akhir ini disusun guna menyampaikan bagaimana tingkat kerusakan di apron Bandar Udara Betombari
dengan mengacu pada metode PCI (Pavement Condition Index). Dari hasil perhitungan menggunakan metode PCI
maka apron Betoambari memiliki nilai PCI tiap segmen yang berbeda yaitu 72,82,63,93 yang maka dari itu untuk
memberikan pelayanan yang optimal baik dari penumpang dan maskapai maka perlu kerusakan yang terjadi pada
apron Bandar Udara betoambari perlu dilakukan perbaikan-perbaikan yang sudah tercantum dalam KP 94 Tahun
2015 Tentang Pedoman Program Pemeliharaan Konstruksi Perkerasan Bandar Udara (Pavement Management
System) dan jenis penaganannya.
Kata kunci : apron, kerusakan, metode PCI

Abstract
Baubau Betoambari Airport is an airport located 5 km from the city center of Baubau. The height of the airport
from the average sea level (mall) is 32 meters in the direction of the runway 04-22. The air side facilities are the
construction of asphalt hotmix with runway dimensions 1800m x 60m, taxiway A and apron with an area of 170m
x 60 m with PCN 21 F / C / Y / T /. Apron as the most important element for aircraft parking. Betoambari Baubau
Airport currently has an apron with 3 aircraft stands that can accommodate ATR-72 aircraft. However, the
condition of the apron was damaged at several points with different types of damage. The condition of the surface
layer of the apron at the airport has decreased, most of this decline occurred in the parking line apron markers.
As a result of the decline in the surface layer this causes water pooled (waterpounding) when it rains. In addition
there are also several types of damage, which causes stagnation of water above the surface of the apron can cause
erosion on the surface of the apron, which then will result in rapid detachment of the structure of the surface of
the runway. Betombari with reference to the PCI (Pavement Condition Index) method. From the results of
calculations using the PCI method, the Betoambari apron has a different PCI value for each segment, namely
72,82,63,93 which is why to provide optimal service for both passengers and airlines, it is necessary to damage
the apron of Betoambari Airport. improvements that have been listed in KP 94 of 2015 concerning the Pavement
Management System Maintenance Guidelines and the type of management
Keywords: apron, damage, PCI method

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA 1


I. PENDAHULUAN
Bandar Udara Betoambari Baubau merupakan Bandar Udara yang terletak 5
km dari pusat kota Baubau. Ketinggian Bandar Udara ini dari permukaan laut rata-rata
(mall) adalah 32 meter dengan arah landasan pacu 04-22. Fasilitas sisi udara adalah
kontsruksi aspalt hotmix dengan dimensi runway 1800m x 30m, taxiway A dan 53m x
23m,dan apron mempunyai dimensi 170m x 60m dengan lapis permukaan aspalt
hotmix mempunyai nilai PCN 21 F/C/Y/T.
Saat ini kondisi lapis permukaan apron di Bandar Udara ini mengalami penurunan,
kebanyakan penurunan ini terjadi di garis marka parking stand apron. Akibat
penurunan di lapis permukaan ini mengakibatkan air menggenang (waterpounding) di
saat hujan. Selain itu juga terdapat beberapa jenis kerusakan,yang menyebabkan
tergenangnya air diatas permukaan apron dapat menimbulkan erosi pada permukaan
apron, yang kemudian akan mengakibatkan cepat terlepas struktur bagian permukaan
atas landasan, sehingga hal ini akan menambah biaya perawatan yang harus
dikeluarkan oleh pihak pengelola bandara.
Dalam hal ini peneliti tertarik untuk menganalisa apron yang dituangkan dalam
penulisan Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS KERUSAKAN APRON PADA
BANDAR UDARA BETOAMBARI BAUABAU SULAWESI TENGGARA”.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Apron
Berdasarkan SKEP/161/IX 2003 tentang Petunjuk Perencanaan Apron, Apron
adalah suatu bagian tertentu dari Bandar Udara yang dipergunakan untuk
menaikkan/menurunkan penumpang ke/dari pesawat, bongkar muat barang atau pos,
pengisian bahan bakar, parkir, dan pemeliharaan pesawat. Apron berada pada sisi udara
yang langsung bersinggungan dengan bangunan terminal dan juga dihubungkan
dengan taxiway yang menuju ke landasan pacu Geometri apron ditentukan oleh layout
parkir, jumlah ukuran gates serta geometri pesawat yang dilayani.
Secara Umum Menurut Peraturan Pemerintah Perhubungan Nomor : KP 262
Tahun 2017 tentang Standar Teknis Dan Operasional Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139 {Manual Of Standard CASR -Part 139) Volume I
Bandar Udara (Aerodrome). Apron disediakan jika diperlukan untuk memungkinkan
naik dan turunnya penumpang, kargo dan surat-menyurat, serta pelayanan kepada
pesawat tanpa mengganggu lalu lintas Bandar Udara.
2.2 Konsep Apron
Apron (Terminal) Concept merupakan konsep atau bentuk apron/terminal di
Bandar Udara. Pengoperasian apron sangat erat kaitannya dengan pengoperasian
terminal. Menurut Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara No.
SKEP/77/VI/2005 Tentang Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar
Udara apron merupakan bagian Bandar Udara yang melayani terminal sehingga harus
dirancang sesuai dengan kebutuhan dan karakteritik terminal dengan beberapa
pertimbangannya antara lain :

3
1. Menyediakan jarak paling pendek dengan tuntutan, sehingga hanya sedikit
antara landas pacu dan tempat pesawat gangguan pada operasi bandara.
udara berhenti. Pesawat biasanya diparkir dengan
2. Memberikan keleluasaan pergerakan konfigurasi angled nose-in atau angled
pesawat udara untuk melakukan nose-out untuk dapat melakukan self
manuver sehingga mengurangi tundaan. taxi in atau taxi-out (International Civil
3. Memberikan cukup cadangan daerah Aviation Organizatio, 2005 ). Seperti tampak

pengembangan yang dibutuhkan jika pada gambar berikut :


nantinya terjadi peningkatan permintaan
penerbangan atau perkembangan
teknologi pesawat udara.
4. Memberikan efisiensi, keamanan, dan
Gambar 2 .1. liner consept ( Doc 9157-AN/901
kenyamanan pengguna secara
International Civil Aviation Organization,
maksimum.
Aerodrome Design Manual Part 2 Taxiway,
5. Meminimalkan dampak lingkungan Apron and HoldingBay, Fourth Edition, 2005,
selain dari pada itu perancangan apron chapter 3.3.3)

juga terkait dengan sistem terminal yang


digunakan oleh Bandar Udara 2. Linier Consept

bersangkutan yang terdiri dari terminal Linier concept dapat dianggap sebagai

konsep tunggal, konsep linier, konsep tahap lanjutan dari simple concept.

dermaga, konsep satelit, konsep Pesawat bisa diparkir dengan

transporter dan konsep campuran. konfigurasi parkir angled atau parallel.

Lebih lanjut dalam ICAO Namun, konfigurasi parkir nose-in /

Aerodrome Design Manual Part 2 (Doc push-out dengan jarak minimum antara

9157- AN/901) Apron terdapat ujung apron dan terminal lebih umum

beberapa jenis apron, yaitu : dipakai dalam konsep ini karena

1. Simple Consept efisiensi yang lebih, dalam pemakaian

Konsep ini dapat diterapkan di bandara ruang apron serta penanganan

dengan volume lalu lintas yang rendah. penumpang dan pesawat udara. Juga,

Pertimbangan untuk menyediakan jarak towing tractor dan operator terampil

antar bagian tepi apron dengan bagian sangatlah diperlukan untuk konfigurasi

depan terminal sisi udara harus tersebut.Apron di Bandar Udara

diberikan untuk mengurangi efek buruk Betoambari mengambil tipe apron

jet blast. Ekspansi apron dapat denan linier consept (International Civil
Aviation Organizatio, 2005 ). Penjelasan
dilakukan secara bertahap sesuai

4
tentang linier concept dapat dilihat pada satelitnya. Pesawat biasanya diparkir
gambar berikut : dengan konfigurasi radial, paralel atau
lainnya mengelilingi satelit (International
Civil Aviation Organizatio, 2005 ). Seperti
tampak pada gambar berikut :

Gambar 2. 2. linier consept ( Doc 9157-


AN/901 International Civil Aviation
Organization, Aerodrome Design Manual Part
2 Taxiway, Apron and HoldingBay, Fourth
Edition, 2005, chapter 3.3.3) Gambar 2. 4. Satelite consept ( Doc 9157-
AN/901 International Civil Aviation
3. Pier / Finger Concept Organization, Aerodrome Design Manual Part

Ada beberapa varian dalam konsep ini, 2 Taxiway, Apron and HoldingBay, Fourth
Edition, 2005, chapter 3.3.3)
yaitu ; Y pier, T pier dan lain-lain.
Dalam konsep ini pesawat udara dapat 5. Transporter concept
parkir pada gate di kedua belah sisi, bisa Konsep ini dapat disebut dengan konsep
dengan posisi angled, paralel atau nose- apron terbuka atau transporter concept.
in (International Civil Aviation Organizatio, Apron biasanya terletak agak jauh dari
2005 ) seperti terlihat pada gambar terminal dan biasanya lebih dekat
berikut : dengan runway. Konsep ini akan
memberikan keuntungan untuk
penanganan pesawat, seperti jarak saat
taxiing keseluruhan yang lebih pendek,
Gambar 2. 3. pier/finger consept ( Doc 9157- manuver sederhana, fleksibilitas dan
AN/901 International Civil Aviation dapat dikembangkan dengan mudah..
Organization, Aerodrome Design Manual Part Seperti terlihat pada gambar berikut:
2 Taxiway, Apron and HoldingBay, Fourth
Edition, 2005, chapter 3.3.3)
4. Satellite concept
Konsep ini terdiri dari unit satelit,
dikelilingi oleh tempat parkir pesawat
yang terpisah dari terminal. Akses
penumpang ke satelit dari terminal Gambar 2. 5. Trasporter consept ( Doc 9157-
biasanya melalui koridor bawah tanah AN/901 International Civil Aviation
Organization, Aerodrome Design Manual Part
atau tinggi, tetapi bisa juga di
2 Taxiway, Apron and HoldingBay, Fourth
permukaan. Tergantung pada bentuk
Edition, 2005, chapter 3.3.3)

5
6. Hybrid concept kepada cara yang rumit seperti CBR
Merupakan kombinasi dari konsep- (California Bearing Ratio), MR
konsep yang telah disebutkan di atas, (Resilient Modulus), dan K (Modulus
yang bertujuan untuk menanggulangi Reaksi Tanah Dasar). Di Indonesia daya
kepadatan lalu lintas. Terlihat pada dukung tanah dasar untuk kebutuhan
gambar berikut: perencanaaan tebal lapisan perkerasan
ditentukan dengan menggunakan
pemeriksaan CBR.
Penentuan daya dukung tanah dasar
berdasarkan evaluasi hasil pemeriksaan
Gambar 2. 6. hybrid consept ( Doc 9157- laboratorium tidak dapat mencakup
AN/901 International Civil Aviation
secara detail (tempat demi tempat), sifat
Organization, Aerodrome Design Manual Part
– sifat daya dukung tanah dasar
2 Taxiway, Apron and HoldingBay, Fourth
Edition, 2005, chapter 3.3.3) sepanjang suatu bagian jalan. Koreksi–
A. 2.3 Perkerasan fleksiibel koreksi perlu dilakukan baik dalam

Konstruksi Perkerasan lentur tahap perencanaan detail maupun tahap

(flexible pavement), konstruksi pelaksanaan, disesuaikan dengan

perkerasan lentur yaitu perkerasan yang kondisi tempat. Koreksi–koreksi

lapisan perkerasannya bersifat memikul semacam ini akan di berikan pada

dan menyebarkan terdiri dari empat gambar rencana atau dalam spesifikasi

lapis konstruksi material jalan yang pelaksanaan. Umumnya persoalan yang

terdiri seperti pada gambar berikut : menyangkut tanah dasar adalah sebagai

Berikut adalah beberapa lapisan berikut:

yang menjadi penyusun dalam a) Perubahan bentuk tetap (deformasi

perkerasan flexible : permanen) dari macam tanah tertentu

1. Tanah dasar (Subgrade) akibat beban lalu lintas.

Tanah dasar (sub grade) pada b) Sifat mengembang dan menyusut dari

perencanaan tebal perkerasan akan tanah tertentu akibat perubahan kadar

menentukan kualitas konstruksi air.

perkerasan sehingga sifat– sifat tanah c) Daya dukung tanah yang tidak merata

dasar menentukan kekuatan dan dan sukar ditentukan secara pasti pada

keawetan konstruksi landasan pacu. daerah dengan macam tanah yang

Banyak metode yang dipergunakan sangat berbeda sifat dan kedudukannya,

untuk menentukan daya dukung tanah atau akibat pelaksanaan.

dasar, dari cara yang sederhana sampai

6
d) Lendutan dan lendutan selama dan a) Bagian perkerasan yang menahan gaya
sesudah pembebanan lalu lintas dari lintang dari beban roda dan
macam tanah tertentu menyebarkan beban lapisan
e) Tambahan pemadatan akibat dibawahnya.
pembebanan lalu lintas dan penurunan b) Lapisan peresapan untuk lapisan
yang diakibatkanya, yaitu pada tanah pondasi bawah.
berbutir kasar (Granular Soil) yang c) Bantalan terhadap lapisan pondasi
tidak dipadatkan secara baik pada saat bawah.
pelaksanaan. 4. Lapisan Permukaan (Surface Course)
2. Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base Lapisan permukaan (Surface
Course) Course) adalah lapisan yang terletak
Lapisan pondasi bawah (Sub Base paling atas. Lapisan ini berfungsi
Course) adalah bagian dari konstruksi sebagai berikut:
perkerasan landasan pacu yang terletak a) Lapisan perkerasan penahan beban
diantara tanah dasar (Subgrade) dan roda, lapisan yang mempunyai stabilitas
lapisan pondasi atas (Base Course) yang tinggi untuk menahan beban roda
(Horonjeff dan McKelvey, 1993). selama masa pelayanan.
Fungsi lapisan pondasi bawah adalah b) Lapisan kedap air, sehingga air hujan
sebagai berikut: yang jatuh diatasnya tidak meresap ke
a) Bagian dari konstruksi perkerasan yang lapisan dibawahnya.
telah mendukung dan menyebarkan c) Lapisan aus (wearing Course), lapisan
beban roda ke tanah dasar. yang langsung menderita gesekan
b) Mencapai efisiensi penggunaan material akibat rem kendaraan sehingga mudah
yang murah agar lapisan – lapisan menjadi aus.
selebihnya dapat dikurangi tebalnya d) Lapisan yang menyebarkan beban
(penghematan biaya konstruksi). kelapisan bawah, sehingga lapisan
c) Untuk mencegah tanah dasar masuk bawah yang memikul daya dukung lebih
kedalam lapisan pondasi atas. kecil akan menerima beban yang kecil
3. Lapisan Pondasi Atas (BaseCourse) juga.
Lapisan pondasi atas (BaseCourse) B. 2.4 Kerusakan pada Bandar Udara
adalah bagian dari perkerasan landasan Pemeliharaan konstruksi ini sudah
pacu yang terletak diantara lapisan menjadi suatu hal yang krusial dewasa
pondasi bawah dan lapisan permukaan. ini. mulai banyaknya dikembangkan
Fungsi lapisan pondasi atas adalah berbagai jenis konstruksi yang
sebagai berikut: mengharuskan para pengembang

7
ataupun pemilik konstruksi (bangunan) merupakan tempat menggenangnya air
untuk melakukan program hujan yang jatuh di atas permukaan
pemeliharaan konstruksi (bangunan) perkerasan, mengurangi tingkat
dengan sebagaimana mestinya. kenyamanan dan akhirnya timbul retak-
Pemeliharaan ini dimaksudkan untuk retak.
merawat, memperpanjang, bahkan juga Menurut KP 94 Tahun 2015
dapat meningkatkan daya operasional tentang Pedoman Teknis Operasional
bangunan tersebut. Peraturan Keselamatan Penerbangan
Mengenai hal ini, penulis akan Sipil Bagian 139-23 (Advisory Circular
memperdalam program pemeliharaan CASR Part 139-23), Pedoman Program
konstruksi pada Bangunan Bandara, Pemeliharaan Konstruksi Perkerasan
terutama untuk Air Side Bandara Bandar Udara (Pavement Management
dengan mengacu pada KP 94 Tahun System) Beberapa faktor jenis
2015, mengenai “Pedoman Program kerusakan ini sebagai berikut:
Pemeliharaan Konstruksi Perkerasan 1. Kemungkinan disebabkan oleh lapis
Bandar Udara (Pavement Management perkerasan yang kurang padat, stabilitas
System)”. Terdapat pula jenis kerusakan rendah, dengan demikian terjadi
pada konstruksi perkerasan yang dapat penambahan pemadatan akibat repetisi
membahayakan pelayanan operasi beban lalu lintas pada lintasan roda.
penerbangan (Point 4 KP 94 Tahun 2. Campuran aspal stabilitas rendah dapat
2015), meliputi : pula menimbulkan deformasi plastis.
1. Retakan (Cracking)
2.5 Pavement Condition Index (PCI)
2. Kerusakan pada sambungan (Joint seal
Pavement Condition Index
damage)
(PCI) adalah sistem penilaian kondisi
3. Kerontokan (Disintegration)
perkerasan jalan berdasarkan jenis,
4. Perubahan permukaan konstruksi
tingkat dan luas kerusakan yang terjadi,
(Distortion)
dan dapat digunakan sebagai acuan
5. Hilangnya kekesatan permukaan
dalam usaha pemeliharaan.
konstruksi (Loss of Skid Resistance)
Dari jenis kerusakan tadi apron Penilaian kondisi kerusakan
Bandar Udara Betoambari mengalami perkerasan yang dikembangkan oleh
penurunan lapis permukaan yang U.S. Army Corp of Engineer (Shahin,
kebanyakan di jalur roda pesawat. Hal 1976 - 1984), dinyatakan dalam Indeks
ini terjadi pada lintasan roda sejajar Kondisi Perkerasan (Pavement
dengan arah pergerakan pesawat, dapat Condition Index, PCI). Penggunaan PCI

8
untuk perkerasan bandara, jalan, dan good), baik (good), sedang(fair), jelek
tempat parkir telah dipakai secara luas (poor), sangat jelek (very poor), dan
di Amerika. Departemen-departemen gagal (failed).
yang menggunakan prosedur PCI ini Tabel 2. 1. Nilai PCI dan kondisi ( Hary
misalnya : FAA (Federal Aviation Christady Hardiyatmo, 2007)

Administration, 1982), Departemen NILAI PCI KONDISI

Pertahanan Amerika (U.S. Air Force, 0 – 10 Gagal (Failed)

1981; U.S. Army, 1982), Asosiasi 11 – 25 Sangat Buruk (Very Poor)


26 – 40 Buruk (Poor)
Pekerjaan Umum Amerika (American
41 – 55 Sedang (Fair)
Public Work Association, 1984) dan 56 – 70 Baik (Good)

lain-lain. 71 – 85 Sangat Baik (Very Good)


86 – 100 Sempurna (Excellent)
Metode PCI memberikan
informasi kondisi perkerasan hanya
pada saat survei dilakukan, tapi tidak Penilaian Kondisi Perkerasan :
dapat memberikan gambaran prediksi a. Menghitung kadar kerusakan (density)
dimasa datang. Namun demikian, yang merupakan persentase luasan
dengan melakukan survei kondisi secara kerusakan terhadap luasan unit
periodik, informasi kondisi perkerasan penelitian
dapat berguna untuk prediksi kinerja 𝐴𝑑
Density = 𝐴𝑠 x 100%
dimasa datang, selain juga dapat
b. Menghitung nilai pengurangan (deduct
digunakan sebagai masukan
value) untuk masing-masing unit
pengukuran yang lebih detail.
penelitian. Deduct Value adalah nilai
PCI ini merupakan indeks
pengurangan untuk tiap jenis kerusakan
numerik yang nilainya berkisar di antara
yang diperoleh dari kurva hubungan
0 (nol) sampai dengan 100 (seratus).
antara density dan deduct value. Deduct
Nilai 0, menunjukkan perkerasan dalam
value juga dibedakan atas tingkat
kondisi sangat rusak, dan nilai 100
kerusakan untuk tiap-tiap jenis
menunjukkan perkerasan masih
kerusakan.
sempurna.
c. Menghitung nilai total pengurangan
PCI ini didasarkan pada hasil
(Total Deduct Value / TDV) untuk
survei kondisi visual. Tipe kerusakan,
masing-masing unit penelitian. Total
tingkat keparahan kerusakan, dan
Deduct Value (TDV) adalah nilai total
ukurannya diidentifikasikan saat survei
dari Individual Deduct Value untuk tiap
kondisi tersebut dengan kriteria
sempurna (excellent), sangat baik (very

9
jenis kerusakan dan tingkat kerusakan II. METODOLOGI PENELITIAN

yang ada pada suatu unit penelitian.


d. Menghitung nilai koreksi nilai
pengurangan (Corrected Deduct Value /
CDV) untuk masing-masing unit
penelitian. Corrected Deduct Value
(CDV) diperoleh dari kurva hubungan
dari TDV dengan nilai CDV dengan
pemilihan lengkung kurva sesuai
dengan jumlah nilai Individual Deduct
Value yang mempunyai nilai lebih besar
dari 2
e. Jika nilai CDV telah diketahui, maka
nilai PCI untuk tiap unit dapat diketahui
dengan:
Menghitung nilai PCI untuk masing- IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
masing unit penlitian 4.1 Geometrik Apron
PCI (s) = 100 – CDV Pada layout eksisting Bandar Udara
Untuk nilai PCI secara keseluruhan Baubau Sulawesi Tenggara untuk fasilitas
∑𝑃𝐶𝐼 (s)
PCI = sisi udara khususnya apron, Saat ini sudah
𝑁

a. Menghitung nilai rata-rata PCI dari dapat menampung seluruh pergerakan

semua unit penelitian pada suatu jalan pesawat udara sesuai dengan jumlah traffic

yang diteliti untuk mendapatkan nilai yang ada disana.Dengan kapasitas apron saat

PCI dari jalan tersebut. ini aprobn Bandar Udara Baubau Sulawesi

b. Menentukan kondisi perkerasan jalan tenggara telah memiliki 3 aircraft stand,

dengan menggunakan PCI. dengan jenis pesawat terbesar adalah ATR-


72.
Namun dalam kondisi saat ini terjadi
beberapa kerusakan di titik-titik permukaan
apron dengan dengan dimensi yang berbeda.
Dalam penelitian ini akan dibagi menjadi 4
segmen dalam menentukan nilai PCI tiap
segmen. Berikut adalah gambar pembagian
penelitian dan potongan melintang apron.

10
(Good), Pada segmen 4 terdapat jenis
kerusakan yaitu patching and utility
cutsmempunyai nilai PCI 93
(Perfesct),
2. Penanganan kerusakan di lapangan :
Dengan dilakukan upaya patching
Gambar 4. 1. Pembagian tiap segmen ( google maps
diakses tanggal 29 Maret 2020) untuk kerusakan jenis penurunan
setempat dan tambalan dan galian
4.2 Perhitungan PCI ( Pavement Condition
utilitas. Untuk jenis kerusakan
Index )
alligator cracking dilakukan upaya
Dalam metode ini untuk mengetahui
penambalan.
tingkat seberapa besar tingkat kerusakan dan
3. Peralatan dan material yang digunakan
nilai PCI. Dalam penelitian ini penulis
:
menggunakan metode PCI, Apron Bandar
Jack Hammer, Baby Roller, Air
Udara Betoambari Baubau memiliki
Compressor, asphalt sprayer manual,
dimensi 170 m x 60 m dibagi menjadi 4
Aspal AC 60/70, kerkil panas,
bagian Berikut adalah Hasil analisa dengan
metode PCI dari tiap STA masing-masing 5.2 Saran
dimana tiap segmen mendapat nilai PCI Jadi dari hasil analisa perhitungan
72,82,63,93 dan masih tergolong kategori PCI maka dapat menjadi pertimbangan dari
baik akan tetapi perlu dilakukan upaya pihak Bandar Udara Betoambari Baubau
perbaikan sesuai peraturan yang tercantum Sulawesi Tenggara dalam upaya
pada KP 94 Tahun 2015 agar tidak memperbaiki apron dengan tujuan
menambah parahnya kerusakan pada apron. mengurangi resiko dari traffic pesawat yang
V. PENUTUP beroperasi dan sebagai antisipasi dalam
5.1 Kesimpulan mengurangi kerusakan yang lebih parah
Jadi dari hasil analisis kerusakan demi keamanan dan keselamatan
apron Bandar Udara Betoembari Baubau penerbangan dan sebagai antisipasi supaya
Sulawesi Tenggara dengan dimensi 170m x dilakukan inspeksi terjadwal agar dapat
60m dengan kekuatan PCN 21 F/C/Y/T diketahuijenis kerusakan dengan dimensi
mendapat hasil seperti berikut sebagai kerusakannya agar dilakukan analisis
berikut : perbaikan yang tepat.
1. Pada segmen 1 mempunyai nilai PCI
72 (Very Good), segmen 2 terdapat
mempunyai nilai PCI 82 (Very Good),
segmen 3 mempunyai nilai PCI 63

11
DAFTAR PUSTAKA
[1] ICAO. (5th Edition Tahun 2020).
Aerodrome Design Manual Part 2 (Doc
9157-An/901) Tentang Taxiway, Apron,
Dan Holding Bays.
[2] Lake, A. (2017). Analisa Kondisi
Runway El Tari Kupang Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Kupang: Jurnal
Teknik Sipil.
[3] Msce, I. S. (2004). Kontruksi Jalan
Raya. Bandung: Nova Kotak Pos 1468
Bandung.
[4] Putra, R. D. (207). Perencanaan
Pemeliharaan Dan Oerbaikan Sisi
Udara Bandara International Ahmad
Yani Semarang. Semarang: Diploma Of
Civil Engineering Progam Departement
Of Civil Insfrastructure Engineering
Vocation Faculty.
[5] Setyowati, S. (2011). Penilaian Kondisi
Perkerasan Dengan Metode Pavement
Condition Index (Pci). Surakarta:
Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret.
[6] Shahin, M. (2002). Pavement
Management For Airports, Roads, And
Parking Lots Second Edition. New
York: Kluwer Academic Publisher.
[7] Udara, D. P. (2003). Petunjuk
Perencanaan Apron Tentang Petunjuk
Perancangan Landas Pacu Taxiway,
Dan Apron.
[8] Udara, D. P. (2005). Skep/77/Vi
Pesyaratan Teknis Pengoperasian
Fasilitas Teknik Bandar Udara .
[9] Udara, D. P. (2015). Kp 94 Tahun 2015
Tetang Pedoman Teknis Operasional
Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil Bagian 1339-23, Pedoman
Progam Pemeliharaan Kontruksi
Perkerasan Bandar Udara. Jakarta.
[10] Udara, P. D. (N.D.). Kp 262 Tahun
2017 Tentang Standar Teknis Dan
Operasional Peraturan Penerbangan
Sipil Bagian 139 (Manual Of Standaar
Casr-Part 139)Volume 1 Bandar Udara
(Aerodrome).

12

Anda mungkin juga menyukai