MPI 7. Komunikasi Efektif
MPI 7. Komunikasi Efektif
MPI 7. Komunikasi Efektif
KOMUNIKASI EFEKTIF
1 DESKRIPSI SINGKAT
Komunikasi yang efektif dalam pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
berperan sangat penting, untuk suksesnya program kesehatan masyarakat di
Puskesmas. Komunikasi dapat dilakukan secara efektif apabila komunikator
memiliki kemampuan menulis, mampu menggunakan komputer, mengajar,
presentasi, mendengar aktif, konseling, memfasilitasi kelompok, wawancara,
asertif, dan pengendalian diri.
Mata pelatihan ini membahas tentang proses komunikasi, komunikasi efektif, dan
komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator Perkesmas di Puskesmas,
dengan alokasi waktu 6 jam pembelajaran (jp), 2 jp teori, dan 4 jp penugasan.
1
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2 TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan komunikasi
efektif
2
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Materi pokok dan sub materi pokok pada mata pelatihan ini meliputi:
1. Proses komunikasi
a. Proses komunikasi
b. Jenis komunikasi
c. Faktor yang mempengaruhi komunikasi
2. Komunikasi efektif
a. Pengertian komunikasi efektif
b. Prinsip-prinsip komunikasi efektif
c. Teknik komunikasi efektif
3. Komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator Perkesmas
a. Peran dan tugas koordinator Perkesmas
b. Teknik komunikasi yang dapat mempengaruhi dan meyakinkan orang lain
3
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4 METODE
Mata pelatihan komunikasi efektif mengguankan metode:
1. Ceramah interaktif
2. Bermain peran (role play)
4
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
5
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
6 LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PEMBELAJARAN
6
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sesi 5: Bermain peran (role play) komunikasi efektif dalam peran sebagai
koordinator Perkesmas
• Peserta dibagi menjadi 5 kelompok, untuk melakukan penugasan bermain
peran (role play) teknik komunikasi efektif dalam peran sebagai koordinator
Perkesmas.
7
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sesi 6: Pengakhiran
Langkah proses pembelajaran sebagai berikut:
• Fasilitator melakukan evaluasi dengan cara memberikan pertanyaan kepada
peserta.
• Memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan jawaban.
• Merangkum pembelajaran bersama-sama peserta.
• Memberikan apresiasi kepada peserta yang telah aktif mengikuti proses
pembelajaran.
• Menutup proses pembelajaran dengan mengucapakan permohonan maaf dan
terimakasih.
8
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
7 URAIAN MATERI
A. Proses komunikasi
Proses komunikasi merupakan interaksi antara dua orang atau lebih, untuk
menyampaikan suatu pesan dengan atau tanpa menggunakan media. Proses
komunikasi dua arah merupakan komunikasi proses yang dinamis,
komunikator menyampaikan pesan, komunikan menerima pesan dan
memberikan respon Kembali kepada kumunikator. Proses komunikasi dalam
lima fase:
a. Menentukan gagasan/ide yang akan disampaikan
b. Bagaimana ide tersebut dapat menjadi sebuah pesan
c. Mentukan bagaiman cara mengirim pesan tersebut agar dapat diterima
oleh penerima pesan
d. Menentukan siapa yang akan menerima pesan
e. Menerima reaksi dan feedback terhadap pesan yang disampaikan.
Komunikasi merupakan suatu proses yang terdiri dari empat tahapan meliputi:
1. Penyampaian (sending)
Pada tahap ini organ tubuh yang berperan adalah mulut atau sistem wicara.
Faktor yang dapat mempengaruhi pada tahap ini adalah organ wicara atau
organ yang dapat mempengaruhi artikulasi seperti kelumpuhan otot
fasilalis/wajah, bibir sumbing, dan kelainan pita suara, hal ini dapat
mempengaruhi kata-kata yang diucapkan menjadi tidak jelas. Faktor
lainnya yang dapat mempengaruhi adalah lingkungan, kebisingan atau
9
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
kegaduhan, suhu ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin, serta
gerakan-gerakan yang mendadak, juga dapat mempengaruhi proses
penyampaian pesan.
2. Penangkapan (receiving)
Pada tahap ini organ anatomi yang berperan adalah mata dan telinga. Raut
mata, bahasa tubuh (body image) ditangkap oleh mata. Sedangkan telinga
menangkap bunyi suara, baik kata-kata, intonasi, maupun bunyi lainnya
(verbal). Kedua panca indra tersebut dapat saling menguatkan, mata
melihat bahasa non verbal, dan telinga mengkap bahasa verbal.
3. Pengertian (understand)
Organ anatomi yang berperan pada tahap pengertian (understand) adalah
otak. Seseorang dapat menerima dan mengartikan pesan yang diterima
sesuai dengan kemampuan otaknya. Faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi pengertian pesan yang diterima adalah faktor mental
(psikologis), serta perilaku. Perilaku acuh tak acuh atau tidak tertarik saat
diajak bicara, adanya prasangka buruk terhadap lawan bicara, serta kata-
kata yang emosional, dapat mempengaruhi proses pengartian dari suatu
pesan.
4. Penerimaan (accepting)
Pada tahap ini dapat dipengaruhi oleh perasaan atau intuisi. Setelah pesan
dimengerti dan dipahami tahap akhir adalah apakah pesan tersebut dapat
diterima atau tidak, disetujui atau tidak, atau menganggap pesan tersebut
penting atau tidak, atau bahkan masa bodoh. Pada tahap penerimaan,
intuisi individu akan mementukan bagaimana respon selanjutnya terhadap
pesan yang diterima, dan sebagai dasar untuk kelanjutan proses
komunikasi.
10
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
B. Jenis komunikasi
Komunikasi bertujuan untuk interaksi antar manusia baik dengan dirinya
sendiri (intrapersonal), individu (interpersonal), kelompok maupun
masyarakat (massa). Jenis komunikasi ada dua yaitu komunikasi verbal dan
komunikasi non verbal.
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan melalui ucapan lisan,
termasuk penggunaan tulisan. Pengiriman informasi atau pesan dalam
komunikasi meggunakan simbol-simbol. Simbol yang dominan digunakan
adalah kata-kata.
11
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
12
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
2. Persepsi
Persepsi dapat mempengaruhi keberhasilan dalam komunikasi. Jika terjadi
perbedaan persepsi dan sudut pandang, dapat menimbulkan perbedaan
pandangan sehingga tujuan tidak dapat tercapai. Contoh beberapa
gambar yang dapat dipersepsikan berbeda, sebagai berikut di bawah ini:
13
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
14
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4. Emosi
Emosi adalah reaksi seseorang dalam menghadapi suatu kejadian
tertentu. Emosi dapat mempengaruhi proses komunikasi, bahkan emosi
dapat menghambat dalam komunikasi.
5. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan menjadi faktor utama dalam komunikasi.
Komunikasi dapat terjadi dengan mudah apabila memiliki pengetahuan
yang luas. Komunikator yang memiliki pengetahuan luas, akan lebih
mudah memilih kata-kata (diksi) dalam menyampaikan informasi. Bagi
komunikan yang memiliki pengetahuan luas, akan dapat merespon atau
menginterpretasikan informasi yang disampaikan oleh komunikan dengan
baik.
Contohnya saat berkomunikasi dengan masyarakat awam, hindari
penggunaan jargon, singkatan, atau istilah-istilah medis yang tidak
dipahami oleh masyarakat. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
masyarakat sesuai dengan tingkat pengetahuannya, agar pesan
tersampaikan dengan baik sesuai tujuan.
7. Kondisi fisik
Kondisi fisik mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi. Semua
indera memiliki fungsi-fungsi yang digunakan dalam proses komunikasi.
Gangguan pada fisik dapat menghambat terjadinya proses komunikasi,
misalnya seseorang dengan gangguan labioskizis, dll.
15
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
1. Keterbukaan
Keterbukaan secara fisik dan psikologis dapat menghasilkan hubungan
komunikasi yang baik.
16
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
17
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
b. Empati (empathy)
Empati merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan kalau
seandainya menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang
dialami orang lain, dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan
dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain,
melalui kacamata orang lain. Sikap empati bila diterapkan dalam
komunikasi antar pribadi, maka suasana hubungan komunikasi akan
dapat berkembang dan tumbuh sikap saling pengertian dan penerimaan.
18
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
e. Kesetaraan (equality)
Kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan
demokratis, tidak menunjukkan diri sendiri lebih tinggi atau lebih baik dari
orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan
atau kecantikan.
19
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4. Kesamaan tujuan
Sebelum komunikasi berlangsung, komunikator dan komunikan harus
sama-sama meyakinkan diri bahwa komunikasi tersebut dikehendaki dan
harus berlangsung dengan baik. Sehingga perlu untuk menjalin hubungan
dan menyamakan persepsi untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut Endar Sugiarto (2002) ada delapan (8) teknik komunikasi efektif,
meliputi:
1. Pusatkan perhatian pada lawan bicara
2. Manfaatkan waktu secara efisien
20
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
21
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Sikap individu atau kelompok yang hendak dipengaruhi terdiri dari tiga
komponen meliputi:
1. Kognitif, dimana individu atau kelompok mencapai tingkat “tahu” pada
objek yang disampaikan atau diperkenalkan.
2. Afektif, perilaku dimana individu atau kelompok mempunyai
kecenderungan untuk suka pada objek yang disampaikan.
3. Konatif, perilaku dimana individu atau kelompok melakukan sesuatu
tindakan terhadap objek yang disampaikan.
22
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
23
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
24
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
25
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
4. Mengendalikan emosi
Pendengar yang baik akan mencoba untuk tidak mengutamakan
perasaan atau emosinya. Sehingga dapat menerima pesan dari
pembicara dengan baik.
5. Membuat catatan jelas dan singat
Catatlah hal-hal yang penting, tanpa mengurangi konsentrasi pada saat
sedang mendengarkan.
6. Bersikap empati
Pendengar yang baik akan berusaha untuk menghargai pembicara. Apa
yang disampaikan pembicara didengarkan dengan penuh. Berilah sikap
empati dengan fokus mendengarkan, perhatian, dan memberikan
senyuman baik kepada lawan bicara saat berkomunikasi.
7. Memahami prinsip-prinsip komunikasi non verbal
Komunikasi mudah diterima dan dipahami dengan cara memperhatikan
gerakan tubuh dan raut muka pembicara.Tataplah lawan bicara dengan
penuh empati dan perhatikan bahasa tubuhnya. Sebagai pendengar yang
baik, sama halnya juga perlu memperhatikan bahasa tubuh saat
mendengarkan, seperti posisi duduk, raut muka, anggukkan kepala,
senyuman dan lain sebagainya.
8. Mendengarkan yang selektif
Sering kali dalam suatu proses komunikasi, pembicara menyampaikan
secara gamblang (to the point) pesan atau informasi yang sangat penting.
Namun adakalanya pesan atau informasi tersebut tersembunyi di dalam
konteks pembicaraan. Sebagai pendengar yang baik, harus dapat
memilah-milah pesan ataupun informasi sesuai dengan kebutuhan.
9. Bertanya pada tempatnya
Saat mengajukan pertanyaan usahakan menunggu sampai pembicara
telah selesai bicara. Usahakan pertanyaan yang disampaikan hal yang
penting dan dapat mendorong pembicara untuk memperjelas kembali apa
yang belum dipahami lawan bicaranya.
10. Memberikan umpan balik
Memberikan umpan balik kepada pembicara, dapat menggambarkan
sejauh mana informasi atau pesan telah dapat ditangkap atau dipahami,
untuk dapat ditindaklanjuti.
26
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
27
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
8 RANGKUMAN
Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan
perubahan sikap sehingga terjalin hubungan baik antara pemberi pesan
(komunikator) dan penerima pesan (komunikan). Pengukuran efektifnya dari suatu
proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan komunikator, yaitu
terbinanya kepercayaan, keterbukaan, kejujuran, saling menghargai serta
memahami kebutuhan dan harapan masing-masing.
Proses komunikasi efektif akan terjadi bila dapat memahami dengan baik prinsip-
prinsip komunikasi efektif, yaitu: keterbukaan, respek dan pedulu, empati, perhatian
(care), sikap positif (positiveness), sikap mendukung (supportiveness), dan rendah
hati. Dapat menerapkan dengan tepat teknik komuniaksi efektif: mampu
menciptakan lingkungan yang kondusif, menghargai penampilan dan harga diri
lawan bicara, memposisikan sejajar saat komunikasi, dan memiliki kesamaan
tujuan. Serta mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam
komunikasi efektif.
28
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
9 REFERENSI
1. Berger Bruce, 2011. Persuasive Communication. Pharmacist a Jobson, U.S
2. Johannesen Richar,. et all (2007) Ethics in Human Comminication, 6th.
3. Hardjana. A.M, 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, Kanisius.
Jakarta
4. Suranto AW (2011), Komunikasi Interpersonal, Graha Ilmu, Yogyakarta,
2011, hal: 82
5. Sugiyono (2005), Komunikasi Antarpribadi, UNNES Press, Semarang, hal: 5
6. Sugiarto Endar (2002), Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa< Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
7. Jalaluddin Rahmad (2005), Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya,
Bandung, hal: 134
29
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
10 LAMPIRAN
Tujuan:
Setelah melakukan latihan ini, peserta mampu melakukan komunikasi efektif
dalam peran perawat sebagai Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Langkah-langkah:
1. Pengantar awal (waktu 15 menit)
a. Fasilitator membagi peserta menjadi lima (5) kelompok, @ 6 orang
perkelompok.
b. Fasilitator meminta peserta bermain peran sesuai dengan skenario kasus
yang ditetapkan.
c. Setiap kelompok bermain peran sesuai dengan kasus masing-masing,
yang terkait dengan tugas Koordinator Perkesmas di Puskesmas.
d. Fasilitator membagikan kasusnya kepada masing-masing kelompok
e. Setiap kelompok memilih peran masing – masing saat bermain peran:
• 1 orang berperan sebagai narator
• 1 orang pemeran utama sebagai Koordinator Perkesmas di
Puskesmas
• 3 orang lainnya berperan sesuai kasus yang ditetapkan
f. Setiap kelompok diberikan alokasi waktu selama 15 menit dalam bermain
peran.
g. Setiap pergantian kelompok diberikan jeda waktu 3 menit untuk persiapan
tampil kelompok berikutnya.
2. Persiapan peserta membagi kelompok (waktu 5 menit)
30
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
31
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
No Teknik Demonstrasi 2 1 0
Komunikasi
Efektif
1 Pembuka Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menyampaikan tujuan
2 Penyampaian Verbal
pesan Menyampaikan isi pesan dengan
efektif, fokus pada topik pembicaraan
Non verbal
Bahasa tubuh (body language)
Volume dan intonasi suara
3 Pengakuan Memberikan perhatian terhadap suatu
(recognition) hal yang telah dikerjakan terkait topik
pembicaraan atau bisa berupa pujian
4 Penawaran diri Memberikan penawaran untuk dapat
bersama-sama dalam mengatasi
masalah yang sedang dihadapi
5 Pendengar aktif Menggunakan isyarat non verbal dan
verbal saat mendengarkan lawan
bicara
6 Klarifikasi Melakukan klarifikasi kepada lawan
bicara ketika ada hal yang tidak
dimengerti oleh Koordinator
7 Persepsi Memberikan kesempatan lawan
bicara untuk menyatakan persepsi nya
8 Penyampaian Memberikan kesempatan kepada
pengalaman dan lawan bicara untuk menyampaikan
perbandingan pengalamannya, untuk
membandingkan antara masalah
sebelumnya dan yang dihadapi saat
ini
9 Fokus Melakukan pembatasan kepada lawan
bicara agar fokus terhadap topik
pembicaraan
10 Konfrontasi Melakukan sanggahan secara asertif
kepada lawan bicara terhadap suatu
pernyataan yang tidak sesuai dalam
pemecahan masalah
11 Harapan dan Memberikan harapan dan melakukan
humor humor kepada lawan bicara dalam
pembicaraan
32
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
No Teknik Demonstrasi 2 1 0
Komunikasi
Efektif
12 Ringkasan Meringkas atau mengulang kembali
poin penting dalam pembicaraan
kepada lawan bicara
13 Refleksi Memberikan dorongan kepada lawan
bicara untuk mengemukakan
ide/pendapatnya dan membuat
keputusan
Total Nilai
Penilaiaan :
Total skor x 100 = ………..
26
….., …………..2021
Observer
(… ......................... )
Keterangan:
2 : dilakukan dengan tepat
1 : dilakukan tetapi tidak tepat
0 : tidak dilakukan
33
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Kasus 1.
Tn. B berusia 64 tahun datang ke Puskesmas sebagai peserta vaksin I sesuai
dengan jadwal yang telah didapatkannya melalui pesan singkat pada 7 hari yang
lalu. Pada saat skrining didapatkan hasil tekanan darahnya 185/100 mmHg. Tn. B
mengaku menderita tekanan darah tinggi dan pernah di rawat di RS karena tekanan
darahnya mencapai 200/110 mmHg. Tn. B juga mengatakan bahwa dirinya sejak 1
tahun yang lalu tidak pernah lagi datang ke Faskes untuk mendapatkan obat
karena dirinya merasa jenuh dan khawatir obat tersebut akan menganggu ginjal
nya seperti berita – berita yang dia dapat dari berbagai sumber media. Tn. B
kemudian di suruh beristirahat selama 30 menit sebelum dilakukan pemeriksaan
kembali. Setelah 30 menit kemudian, Tn. B kembali diperiksa dan tekanan
darahnya belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan kriteria untuk diberikan
vaksin. Tn. B diberitahu bahwa diri nya tidak bisa dilakukan vaksin saat ini dan
harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu ke Faskes terdekat terkait masalah
hipertensi nya. Tn. B menolak dan mengatakan bahwa dirinya lebih baik tidak
usah di vaksin daripada harus menemui dokter untuk mendapatkan obat. Tn. B
merasa bahwa selama tidak mengkonsumsi obat hipertensi sejak 1 tahun yang
lalu tidak ada masalah kesehatan apa pun. Tn. B yakin bahwa tekanan darahnya
tinggi saat pemeriksaan hari ini karena dirinya cemas akan efek samping dari vaksin
seperti yang banyak diberitakan di media dan berbagai pesan singkat yang dia
terima. Perawat F sebagai Koordinator Perkesmas yang bertugas sebagai tim
vaksinator saat itu melakukan pendekatan dengan komunikasi efektif kepada Tn.B
untuk meyakinkan Tn. B agar mau memeriksakan diri ke Faskes terdekat dan
kembali minum obat hipertensi secara teratur serta meyakinkan Tn. B untuk tetap
mau diberikan vaksin setelah kondisinya sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Tugas Kelompok 1
Role play kan kasus 1, tugas Koordinator Perkesmas bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan di Puskesmas. Kasus dapat dikembangkan dan
disesuaikan.
34
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Kasus 2.
Puskesmas X di Kecamatan Y, Tangerang Selatan adalah Puskesmas non DTP
dan merupakan UPT dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Puskesmas X memiliki
wilayah binaan sebanyak dua (2) Kelurahan, yaitu Kelurahan Melati dan Kelurahan
Anggrek. Puskesmas X memiliki 1 Pustu. Memiliki 12 orang Perawat: 3 perawat
lulusan Ners, dan 9 perawat lulusan D3 dengan masa kerja lebih dari 5 tahun.
Program Perkesmas di Puskesmas X telah berjalan dan Koordinatornya adalah
seorang Ners dengan pengalaman bekerja 7 tahun.
Kegiatan Perkesmas yang dilakukan meliputi dalam dan luar gedung.
Jam kerja dalam gedung pukul 07.30 – 12.00, dan jam kerja luar gedung pukul
13.00 – 16.00, namun ketentuan ini fleksibel sesuai dengan kondisi.
Catatan:
Kasus dapat dikembangkan serta disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang
mendekati riil.
Tugas Kelompok 2:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas sebagai pelaksana
Perkesmas
Tugas Kelompok 3:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas dalam, melakukan pembinaan
teknis pelayanan Perkesmas.
Tugas Kelompok 4:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas dalam, menyusun dan
menyampaikan laporan bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat maupun
laporan lainnya kepada kepala penanggung jawab UKM esensial dan Perkesmas.
35
Mata Pelatihan Inti 7 Komunikasi Efektif
Pelatihan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) bagi Koordinator Perkesmas di Puskesmas
Tugas Kelompok 5:
Role play kan kasus 2, tugas Koordinator Perkesmas dalam melakukan evaluasi
(penilaian kinerja Perkesmas) dan menyusun laporan evaluasi hasil kegiatan
pelayanan Perkesmas di Puskesmas.
36