Anggaran Rumah Tangga IKADIN

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

PERATURAN RUMAH TANGGA

IKATAN ADVOKAT INDONESIA ( IKADIN )

BAB I
KEANGGOTAAN

ANGGOTA BIASA
PASAL 1

1. Keanggotaan IKADIN yang syarat-syaratnya ditentukan dalam pasal 7 ayat 1.1


Anggaran Dasar diperoleh dengan cara sebagai berikut :

a. Mengajukan permohonan secara tertulis kepada Dewan Pimpinan Cabang


(DPC) ditempat pemohon berdomisili berdasarkan S.K. Menteri Kehakiman
R.I atau SK Ketua Pengadilan Tinggi atau SK lain yang disetujui oleh DPP
IKADIN.

b. Melampirkan salinan bukti-bukti tertulis yang disyaratkan dalam pasal 7


ayat 2 Anggaran Dasar.

c. Menyerahkan surat pernyataan bahwa pemohon bukan pegawai negeri,


atau TNI/POLRI serta telah diangkat sebagai Advokat dan menjalankan
praktek Advokat.

d. Melampirkan surat rekomendasi dari 2 (dua) orang anggota IKADIN.

e. Melampirkan copy ijazah Sarjana Hukum yang dilegalisir oleh Universitas


yang bersangkutan.

2. Dalam hal ditempat domisili pemohon belum ada DPC, maka permohonan
untuk menjadi anggota sebagaimana tersebut pada ayat (1) diajukan kepada
DPC yang terdekat dengan domisili pemohon.

3. a. Surat Permohonan menjadi anggota harus diproses oleh DPC dalam waktu
30 (tiga puluh) hari sejak permohonan itu diterima di Sekretariat DPC.

b. Apabila Permohonan menjadi anggota dalam waktu 30 (tiga puluh) hari


belum diproses oleh DPC, maka yang bersangkutan berhak mengajukan
keberatan kepada DPP dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak dilaksanakan
ketentuan ayat 3. a.

4. Setiap anggota wajib memenuhi pembayaran uang pangkal dan iuran serta
harus menandatangani surat pernyataan tertulis bahwa ia akan :

a. Tunduk kepada Anggaran Dasar/Peraturan Rumah Tangga IKADIN.


b. Tunduk kepada Kode Etik.

1
c. Tunduk kepada Keputusan dan Kebijakan DPP IKADIN.

5. Apabila permohonan untuk menjadi anggota ditolak oleh DPC, keputusan ini
disampaikan kepada yang bersangkutan dengan mengemukakan alasan-
alasan penolakan itu dan kepadanya diberitahukan, bahwa ia berhak
mengajukan banding kepada DPP.

6. Salinan surat keputusan penolakan menjadi anggota harus disampaikan oleh


DPC kepada DPP selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak penolakan
permohonan tersebut.

7. Setiap permohonan menjadi anggota yang ditolak, dapat mengajukan banding


kepada DPP dengan tembusan kepada DPC dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diterimanya keputusan penolakan tersebut.

8. DPP selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah menerima


permohonan tersebut harus sudah memberikan keputusan tentang
permohonan banding dimaksud dan menyampaikan kepada DPC untuk
diteruskan kepada yang bersangkutan.

PASAL 2

1. Setiap anggota hanya berhak menjadi anggota dari satu cabang.

2. Setiap perpindahan anggota dari satu cabang ke cabang lainnya harus


memberitahukan kepindahannya kepada DPC dimana ia terdaftar sebagai
anggota untuk memperoleh surat keterangan pindah keanggotaan ke DPC
yang dituju.

3. DPC selambat-lambatnya dalam waktu 60 (enam puluh) hari wajib


memberitahukan kepada DPP mengenai setiap perpindahan atau penerimaan
para anggotanya.

PASAL 3

1. Pengunduran diri sebagai anggota dilakukan dengan surat pemberitahuan


tertulis kepada DPC.

2. Apabila seorang anggota tidak lagi menjalankan profesi sebagai Advokat, ia


wajib memberitahukan hal itu secara tertulis kepada DPC.

3. Yang bersangkutan sebagaimana tersebut pada butir 1 dan 2 dihapus dari


Daftar Anggota setelah surat pemberitahuan tersebut diterima oleh DPC.

4. DPC selambat-lambatnya dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak diterimanya


surat dari yang bersangkutan kepada DPC, wajib memberitahukan kepada
DPP tentang pengunduran diri dan atau tidak lagi menjalankan profesi Advokat
tersebut, selanjutnya DPP menghapus nama yang bersangkutan dari daftar
anggota.

2
PASAL 4

1. Seorang anggota dapat dikenakan tindakan diberhentikan sementara untuk


jangka waktu tertentu atau dipecat secara organisatoris oleh DPC, apabila :

a. Melakukan perbuatan yang merugikan organisasi.

b. Melanggar ketentuan dalam Anggaran Dasar dan atau Peraturan Rumah


Tangga serta keputusan maupun kebijaksanaan organisasi.

c. Menggunakan kop surat dengan simbol/lambang IKADIN bukan dalam


rangka menjalankan profesi ADVOKAT ataupun untuk maksud dan tujuan
lain yang membawa nama IKADIN untuk kepentingan lain diluar profesi.

d. Tidak mengindahkan peringatan dan atau petunjuk dari DPC atau DPP.

e. Anggota yang tidak memenuhi kewajiban membayar uang iuran


sebagaimana tercantum dalam pasal 1 ayat 4 selama 6 (enam) bulan
berturut-turut meskipun telah diberi peringatan secara tertulis 3 (tiga) kali,
maka DPC dapat memberhentikan sementara yang bersangkutan dari
keanggotaan IKADIN.

f. Karena adanya keputusan Dewan Kehormatan yang terkait dengan


diberhentikan sementara atau dipecat.

2. a. Diberhentikan sementara atau dipecat seperti tercantum dalam ayat (1)


diatas oleh DPC hanya diputuskan setelah yang bersangkutan diberi
kesempatan untuk mengajukan pembelaan diri baik secara tertulis ataupun
secara lisan.

b. Jika anggota yang bersangkutan itu setelah dipanggil dua kali berturut-turut
secara wajar tetap tidak hadir dalam sidang pemeriksaan tanpa alasan yang
sah, DPC memeriksa dan memberikan keputusan tanpa dihadiri yang
bersangkutan.

c. Tindakan yang dimaksud ayat (1) di atas dikenakan dengan memperhatikan


berat ringannya kesalahan yang dilakukan oleh yang bersangkutan.

3. Keputusan diberhentikan sementara dan atau dipecat oleh DPC disampaikan


secara tertulis kepada anggota yang bersangkutan dan dilaporkan kepada
DPP.

4. Terhadap keputusan diberhentikan sementara dan atau dipecat oleh DPC,


anggota yang bersangkutan berhak mengajukan banding kepada DPP dalam
tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari setelah keputusan diberitahukan
kepadanya secara sah.

5. DPP memeriksa dan memutus dalam tingkat banding setelah mendengar


pembelaan diri yang bersangkutan.

6. Apabila yang bersangkutan setelah dipanggil dengan layak tetapi tidak hadir
tanpa alasan yang sah, DPP dapat memutus tanpa hadirnya yang
bersangkutan.

3
7. Selama berada dalam keadaan diberhentikan sementara, anggota yang
bersangkutan tidak diperbolehkan mengikuti aktivitas organisasi.

8. Semua putusan pemberhentian sementara dan atau dipecat diberitahukan


kepada DPP dan dipertanggung jawabkan oleh DPP dalam MUNAS.

PASAL 5

1. Anggota yang diberhentikan sementara dan atau yang dipecat berdasarkan


ketentuan pasal 4 di atas, berhak membela diri dengan mengajukan
keberatannya dalam MUNAS.

2. MUNAS mengambil keputusan terakhir dengan salah satu keputusan sebagai


berikut :

a. Membatalkan keputusan pemberhentian sementara dan atau pemecatan


tersebut.

b. Memperkuat keputusan pemberhentian sementara dan atau pemecatan


tersebut dengan jangka waktu hukuman yang sama.

c. Memperbaiki keputusan diberhentikan sementara atau dipecat dengan


pengurangan atau penambahan jangka waktu pemecatan sementara.

d. Merubah keputusan diberhentikan sementara menjadi keputusan


pemecatan.

3. Keputusan MUNAS tentang diri anggota IKADIN diberitahukan kepada


Mahkamah Agung.

4. Anggota yang dijatuhi keputusan pemecatan masih dapat :

a. Mengajukan permohonan menjadi anggota kembali didalam Rapat Kerja


atau MUNAS berikutnya dengan mengajukan permohonan melalui DPP
setelah ada kepastian tentang ijin prakteknya.

b. Rapat Kerja dapat mengambil keputusan sementara mengenai


diterimanya/ditolaknya permohonan tersebut dalam sub a diatas dengan
jumlah suara 2/3 dari Cabang yang hadir, sedangkan dalam MUNAS
dengan jumlah mayoritas biasa dari yang hadir.

c. Semua “putusan diberhentikan sementara” dilaporkan kepada DPP


sedangkan “pemecatan” dilaporkan kepada DPP dan Mahkamah Agung.

5. Setiap anggota berhak melakukan pembelaan diri dengan didampingi oleh


Advokat anggota IKADIN.

ANGGOTA KEHORMATAN

PASAL 6

1. Seseorang yang memenuhi syarat-syarat dalam pasal 7 ayat 3 Anggaran


Dasar dapat diangkat menjadi Anggota Kehormatan IKADIN oleh DPP IKADIN.

4
2. DPC dapat mengusulkan kepada DPP untuk mengangkat seseorang yang
memenuhi syarat-syarat dalam pasal 7 ayat 1.2 Anggaran Dasar yang
berdomisili dalam wilayahnya untuk diangkat menjadi Anggota Kehormatan.

3. Apabila DPP menolak usul DPC tersebut, penolakan disampaikan kepada DPC
yang bersangkutan dengan mengemukakan alasan penolakan.

BAB II

PEMBUBARAN CABANG

PASAL 7

1. Suatu cabang dapat dinyatakan bubar oleh DPP dengan suatu Surat
Keputusan, apabila jumlah anggotanya menjadi kurang dari 3 (tiga) orang.

2. Dalam keadaan yang dimaksud dalam ayat 1, DPC diwajibkan melakukan


likuidasi kekayaan Cabang dan selanjutnya menyerahkan sisa kekayaan
kepada DPP.

3. Apabila DPC tidak melakukan Likuidasi, maka DPP dapat membentuk TIM
untuk melakukan Likuidasi tersebut.

4. Bekas anggota Cabang yang dibubarkan menggabungkan diri pada Cabang


terdekat.

BAB III

DEWAN PIMPINAN PUSAT / DEWAN PIMPINAN CABANG

PASAL 8

1. Dewan Pimpinan Pusat

Kewajiban Dewan Pimpinan Pusat adalah :

a. Melaksanakan segala usaha untuk mencapai tujuan IKADIN;


b. Melaksanakan tugas yang dibebankan oleh MUNAS;
c. Mengambil segala tindakan sepanjang tidak termasuk wewenang MUNAS;
d. Memelihara segala kekayaan IKADIN;
e. Menyelenggarakan MUNAS, Rapat Kerja, Rapat Pimpinan dan pertemuan
lain yang dianggap perlu;
f. Memutus dalam tingkat banding atas keputusan DPC yang dimohonkan
banding;
g. Mengesahkan pendirian Cabang;
h. Mengambil keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam rangka
menjalankan organisasi IKADIN;
i. Menjaga dan mengusahakan kerukunan serta kekompakan organisasi
IKADIN;
j. Memberikan pertanggung jawaban kepada MUNAS.

5
2. Dewan Pimpinan Cabang

Kewajiban Dewan Pimpinan Cabang adalah semua ketentuan yang diatur


dalam ayat (1) secara mutatis mutandis berlaku pula bagi DPC dengan
penyesuaian seperlunya terhadap kedudukannya.

PASAL 9

1. Dalam kepengurusan DPP, oleh Ketua Umum diatur pembagian tugas-tugas


Wakil Ketua Umum yang meliputi :

a. Membantu dan mewakili tugas-tugas Ketua Umum;


b. Mengkoordinir Ketua-ketua Bidang;
c. Mengkoordinir Koordinator-koordinator Wilayah.

2. Dalam kepengurusan DPP oleh Ketua Umum diatur pula pembagian tugas
pembidangan dari Ketua-ketua Bidang yang sekurang-kurangnya terdiri dari :

a. Bidang Organisasi dan Administrasi;


b. Bidang Pendidikan dan Pembinaan;
c. Bidang Pengabdian Masyarakat;
d. Bidang Hubungan Luar Negeri;
e. Bidang Komunikasi;
f. Bidang Pengembangan dan Pembaharuan Hukum;
g. Bidang Hubungan Lembaga-lembaga Hukum dan Peradilan;
h. Bidang-bidang lain yang dianggap perlu.

3. Dalam kepengurusan DPP oleh Ketua Umum diatur Tugas-tugas Koordinator


Wilayah antara lain :

a. Membantu/mewakili DPP untuk mensosialisasikan program dan tugas-tugas


DPP kepada Cabang-cabang di Wilayah Koordinator yang bersangkutan.

b. Membantu Ketua Umum dalam Kegiatan-kegiatan Insidential antar Cabang


di Wilayah Koordinator yang bersangkutan.

c. Dalam keadaan DPP belum dapat segera turun tangan, Korwil karena
kedudukannya setiap waktu mewakili DPP untuk membantu mengatasi
permasalahan di DPC-DPC di Wilayah masing-masing dan secepatnya
melaporkan permasalahan tersebut kepada DPP.

d. Menyampaikan aspirasi dan permasalahan DPC-DPC di Wilayahnya guna


mendapat penanganan dengan segera oleh DPP.

4. Dalam Kepengurusan DPP oleh Ketua Umum diatur pula pembagian tugas dari
pengurus lainnya.

5. Pembagian tugas Departemen diatur oleh Ketua-ketua Bidang yang


bersangkutan dengan mendengar pendapat Ketua Umum.

6
PASAL 10

1. Apabila salah seorang anggota DPP berhalangan melakukan tugas dan


kewajibannya, maka Ketua Umum DPP menunjuk salah seorang anggota DPP
lain untuk mewakilinya.

2. Ketua Umum DPP dapat sewaktu-waktu memberhentikan sementara anggota


DPP, yang karena suatu hal tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik,
setelah mendengar pendapat Rapat Harian Dewan Pimpinan Pusat.

3. Ketua Umum DPP dapat sewaktu-waktu menambah atau mengisi lowongan


jumlah anggota DPP, setelah mendengar pendapat Rapat Harian Dewan
Pimpinan Pusat.

4. Apabila Ketua Umum DPP tidak berada di tempat atau karena sebab lain
berhalangan melakukan tugasnya, maka fungsinya dilakukan oleh seorang
Wakil Ketua Umum yang ditunjuk oleh Ketua Umum atau yang ditentukan oleh
Rapat Harian Dewan Pimpinan Pusat.

PASAL 11

1. Surat-surat yang bersifat penting dan prinsipil atau yang berupa suatu
kebijaksanaan atau keputusan yang dikeluarkan oleh DPP ditandatangani oleh
Ketua Umum bersama Sekretaris Jenderal.

2. Apabila Ketua Umum atau Sekretaris Jenderal berhalangan atau kedua-


duanya, maka dapat digantikan oleh Wakil Ketua Umum atau Wakil Sekretaris
Jenderal yang terkait dengan tugas masing-masing.

3. Penandatanganan surat-surat yang bersifat pelaksanaan Administrasi dan


surat-surat lainnya diatur dalam Tata Kerja Organisasi.

RAPAT DEWAN PIMPINAN PUSAT/DEWAN PIMPINAN CABANG

PASAL 12

1. Rapat-rapat DPP terdiri dari :

a. Rapat Harian
b. Rapat Pleno Lengkap
c. Rapat Pleno Terbatas

2. Rapat Harian adalah rapat yang diperuntukkan bagi Dewan Pimpinan Pusat
yang terdiri dari :

- Ketua Umum;
- Wakil-wakil Ketua Umum;
- Ketua Bidang;
- Sekretaris Jenderal;
- Wakil-wakil Sekretaris Jenderal;

7
- Bendahara;
- Wakil-wakil Bendahara;
dan dapat mengambil keputusan mengenai kebijaksanaan organisasi.

3. Rapat Pleno Lengkap, adalah rapat yang diperuntukkan bagi peserta Rapat
Harian dan Rapat Pleno Terbatas serta ditambah dengan Dewan Penasehat
Pusat dan Dewan Kehormatan Pusat untuk membicarkan hal-hal yang
dianggap penting oleh Dewan Pengurus Pusat. Kesimpulan-kesimpulan yang
diperoleh dari Rapat Pleno dapat digunakan untuk bahan referensi dalam
rangka pengambilan keputusan DPP.

4. Rapat Pleno Terbatas, adalah rapat yang diperuntukkan bagi Dewan Pimpinan
Pusat yang terdiri dari :

- Ketua Umum;
- Wakil-wakil Ketua Umum;
- Ketua Bidang;
- Sekretaris Jenderal;
- Wakil-wakil Sekretaris Jenderal;
- Bendahara;
- Wakil-wakil Bendahara;
- Koordinator Wilayah.

Yang diselenggarakan untuk membahas program organisasi dan dilaksanakan


setiap kali dianggap perlu oleh DPP.
Kesimpulan yang diperoleh dari Rapat Pleno Terbatas dapat digunakan untuk
bahan referensi dalam rangka pengambilan keputusan DPP.

5. Rapat-rapat lainnya :

a. Rapim :
Adalah rapat yang diperuntukkan bagi DPP dan DPC.

b. Rakernas :
Adalah Rapat Kerja yang diperuntukkan bagi DPP, DPC, Dewan Penasehat
dan Dewan Kehormatan baik Pusat maupun Cabang.

c. Munas :
Adalah Musyawarah Nasional bagi seluruh anggota IKADIN sebagaimana
dimaksud dalam Anggaran Dasar.

d. Munaslub :
Adalah Rapat Musyawarah Nasional Luar Biasa bagi seluruh anggota
IKADIN sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar.

6. a. Rapat DPP/DPC setidak-tidaknya diadakan 1 (satu) kali dalam sebulan.

b. Sepanjang diperlukan, dapat diadakan Rapat DPP/DPC apabila diajukan


oleh seorang anggota DPP/DPC, kecuali Rapat Pleno Terbatas dan Rapat
Pleno Lengkap yang diselenggarakan atas inisiatif DPP.

8
7. Rapat dianggap sah, apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggota
peserta rapat, kecuali Rapat Pleno Terbatas dan Pleno.

8. Sedapat mungkin diusahakan cara musyawarah dan mufakat dalam


penyelesaian suatu persoalan.

9. Apabila perlu, keputusan mengenai sesuatu persoalan diambil oleh rapat


dengan pemungutan suara dari jumlah anggota yang hadir.
Dalam hal suara seimbang, keputusan akhir diambil oleh Ketua Umum
DPP/Ketua DPC.

10. Keputusan mengenai diri seseorang diambil secara rahasia dan tertulis.

11. Pemanggilan adalah sah bila dikirim dengan ekspedisi atau Pos Kilat
Khusus/Telegram/Fax atau iklan dalam harian dan dalam hal sangat mendesak
dapat dilakukan dengan SMS atau telepon.

12. Rapat DPC :

a. Rapat DPC : Ketentuan tentang rapat-rapat tersebut diatas sepanjang tidak


bertentangan dengan kedudukannya secara mutatis mutandis berlaku pula
bagi DPC.

b. Pemilihan Ketua DPC : Pemilihan Ketua Dewan Pimpinan Cabang, Ketua


Dewan Penasehat Cabang dan Ketua Dewan Kehormatan Cabang,
dilakukan dalam suatu Rapat Anggota Cabang yang khusus diadakan untuk
itu. Rapat anggota memilih 1 (satu) orang Formatur. Formatur yang terpilih
otomatis menjadi Ketua DPC terpilih dan merangkap sebagai Formatur
dalam pembentukan Pengurus Cabang yang sekurang-kurangnya terdiri
dari 3 (tiga) orang yaitu Ketua, Sekretaris, dan Bendahara, serta memilih
Ketua Dewan Penasehat Cabang dan Ketua Dewan Kehormatan Cabang.

13. Rapat-rapat anggota Cabang yang Khusus diadakan untuk memilih Pengurus
baru DPC yang bersamaan jatuhnya dengan MUNAS, harus dilakukan sebelum
MUNAS.

PERALIHAN MASA JABATAN DEWAN PIMPINAN PUSAT

PASAL 13

DPP yang telah berakhir masa jabatannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 14
ayat (1) Anggaran Dasar tetap bertugas sampai diadakan serah terima dengan
DPP yang baru dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak
terbentuknya DPP yang baru.

SYARAT-SYARAT UNTUK MENJADI KETUA UMUM /


KETUA DEWAN PIMPINAN PUSAT

PASAL 14

a. Anggota Biasa IKADIN;


b. Telah menunjukan dedikasi terhadap IKADIN;

9
c. Pernah menjadi pengurus DPP IKADIN;
d. Telah menjalankan praktek sebagai Advokat sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun;
e. Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana penjara.

SYARAT-SYARAT MENJADI KETUA


DEWAN PIMPINAN CABANG

PASAL 15

a. Anggota Biasa IKADIN;


b. Telah menunjukan dedikasi terhadap IKADIN;
c. Pernah menjadi pengurus DPC IKADIN;
d. Telah menjalankan praktek sebagai Advokat sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun;
e. Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana penjara.

PASAL 16

Ketentuan pasal 11, 12 dan 13 di atas mengenai DPP sepanjang tidak


bertentangan dengan kedudukannya secara mutatis mutandis berlaku pula bagi
DPC.

BAB IV

MUSYAWARAH NASIONAL DAN


MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA

PASAL 17

1. Musyawarah Nasional (MUNAS) dan Musyawarah Nasional Luar Biasa


(MUNASLUB) diselenggarakan oleh DPP yang untuk maksud itu dengan suatu
surat keputusan mengangkat Panitia Penyelenggara (Organizing Committee)
dan Panitia Pengarah (Steering Committee) yang sekaligus merupakan badan-
badan dalam MUNAS dan MUNASLUB.

2. Panitia Penyelenggara dapat dibantu oleh Panitia Pelaksana di daerah.

SIDANG PLENO

PASAL 18

1. Sidang Pleno adalah sidang yang diikuti oleh semua utusan Cabang dan
anggota IKADIN.

10
2. Di dalam Sidang Pleno dibicarakan hal-hal yang dianggap penting sesuai
dengan mata acara yang disahkan oleh MUNAS atau MUNASLUB untuk
mengambil keputusan yang merupakan hasil MUNAS atau MUNASLUB.

3. Setiap Cabang harus menunjuk sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang utusan


Cabang untuk menjadi Juru Bicara yang berhak berbicara dalam Sidang-sidang
Pleno.

SIDANG KOMISI

PASAL 19

1. Sidang Komisi bertugas untuk mendiskusikan materi yang ditugaskan


kepadanya oleh Sidang Pleno.

2. Semua anggota komisi diberi hak untuk berbicara dalam setiap Sidang Komisi.

3. Hasil-hasil Sidang Komisi dilaporkan kepada Sidang Pleno untuk digunakan


sebagai bahan pengambilan keputusan.

FORMATUR

PASAL 20

1. Semua anggota biasa dan bekas Ketua Umum dapat dicalonkan sebagai
Formatur dengan tetap mengingat ketentuan pasal 14 Anggaran Dasar.

2. Dalam hal anggota biasa yang belum memenuhi persyaratan sebagai Ketua
Umum DPP atau bekas Ketua Umum DPP ternyata terpilih sebagai Formatur
dengan suara terbanyak, maka yang otomatis menjadi Ketua Umum DPP dan
Formatur adalah yang memperoleh suara terbanyak berikutnya.

BAB V

DEWAN KEHORMATAN PUSAT / CABANG

PASAL 21

1. Ketua Dewan Kehormatan Pusat diangkat oleh Formatur yang diangkat oleh
MUNAS atau MUNAS LUAR BIASA.

2. Ketua Dewan Kehormatan Pusat mengangkat anggota Pengurus Dewan


Kehormatan Pusat.

3. Ketua Dewan Kehormatan Cabang diangkat oleh Rapat Anggota dan disahkan
oleh DPC.

4. Ketua Dewan Kehormatan Cabang mengangkat anggota Pengurus Dewan


Kehormatan Cabang.

11
5. Dalam hal suatu Cabang belum mempunyai Ketua Dewan Kehormatan
Cabang, maka DPC dimaksud dapat menundukkan diri pada Dewan
Kehormatan Cabang terdekat atau atas petunjuk DPP.

6. Tata tertib kerja Dewan Kehormatan diatur secara tersendiri oleh Dewan
Kehormatan dan mendapat persetujuan dari DPP.

7. Pemberhentian Ketua dan Anggota Dewan Kehormatan dilakukan oleh DPP


atas usul Rapat Dewan Kehormatan.

PASAL 22

1. Dewan Kehormatan Pusat/Cabang melakukan penegakan pelaksanaan Kode


Etik.

2. Hak dan kewajiban Dewan Kehormatan Pusat/Cabang diatur dalam ketentuan


Acara Pemeriksaan Pelanggaran Kode Etik yang telah ditetapkan secara
tersendiri oleh DPP atau dalam ketentuan lain yang khusus diadakan untuk itu
oleh MUNAS atau MUNASLUB.

BAB VI

DEWAN PENASEHAT PUSAT / CABANG

PASAL 23

1. Ketua Dewan Penasehat Pusat diangkat oleh Formatur yang diangkat oleh
MUNAS atau MUNASLUB.

2. Ketua Dewan Penasehat Pusat mengangkat Anggota Dewan Penasehat Pusat.

3. Ketua Dewan Penasehat Cabang diangkat oleh Rapat Anggota Cabang dan
disahkan oleh DPC.

4. Ketua Dewan Penasehat Cabang mengangkat Anggota Dewan Penasehat


Cabang.

5. Dalam hal suatu Cabang belum mempunyai Dewan Penasehat Cabang, maka
DPC dimaksud dapat menundukan diri pada Dewan Penasehat Cabang
terdekat atau atas petunjuk DPP.

6. Tata tertib kerja Dewan Penasehat diatur secara tersendiri oleh Dewan
Penasehat dan mendapat persetujuan dari DPP.

7. Pemberhentian Ketua dan Anggota Dewan Penasehat dilakukan oleh DPP atas
usul Rapat Dewan Penasehat.

PASAL 24

1. Dewan Penasehat Pusat memberi nasehat kepada Dewan Pimpinan Pusat,


baik diminta maupun tidak diminta.

12
2. Dewan Penasehat Pusat/Cabang mengadakan Rapat sekurang-kurangnya
dalam 3 (tiga) bulan sekali atau setiap kali dianggap perlu oleh Ketuanya, atau
oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota.

BAB VII

PEMBEKUAN DPC

PASAL 25

1. DPP dapat membekukan kepengurusan DPC apabila melakukan tindakan-


tindakan yang bertentangan dengan pasal 34 ayat (3) Anggaran Dasar.

2. Dalam hal terjadi pembekuan, DPP dapat menunjuk seorang Caretaker atau
lebih untuk menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa untuk memilih
Formatur yang akan membentuk kepengurusan DPC yang baru dengan
ketentuan bahwa bekas Ketua DPC yang dibekukan tidak diperkenankan untuk
dicalonkan sebagai Formatur.

BAB VIII

KEKAYAAN

PASAL 26

1. Uang pangkal sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).

2. Tiap-tiap anggota harus pula membayar iuran sebanyak Rp. 50.000,-


(lima puluh ribu rupiah) setiap bulannya.

3. Jumlah uang pangkal dan iuran dapat dikurangi/ditambah oleh DPC menurut
keadaan atau atas petunjuk DPP.

4. Disamping uang pangkal dan iuran, dapat diterima segala macam sumbangan
yang tidak mengikat.

5. Organisasi IKADIN baik ditingkat Pusat maupun ditingkat Cabang dapat


memiliki kekayaan berupa barang-barang bergerak maupun barang-barang
tetap.

PASAL 27

Uang pangkal dan iuran anggota yang diterima oleh Cabang; 60% (enam puluh
persen) digunakan untuk kepentingan Cabang, 40% (empat puluh persen) lagi
disetor kepada DPP setiap catur wulan dan digunakan untuk kepentingan DPP.

13
BAB IX

KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

PASAL 28

1. Apabila suatu ketentuan dalam Peraturan Rumah Tangga tidak jelas atau
apabila timbul perbedaan penafsiran mengenai suatu ketentuan, maka hal ini
diputus oleh DPP.

2. DPP dapat menetapkan/melakukan hal-hal yang belum/tidak diatur dalam


Peraturan Rumah Tangga untuk dilaporkan dalam Rapat Kerja kemudian
dipertanggung jawabkan dalam MUNAS berikutnya.

PASAL 29

Segala sesuatu yang belum atau tidak diatur dalam Peraturan Rumah Tangga ini
ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Berdasarkan Keputusan Munas IKADIN


Di Balikpapan Hotel Novotel,
Tanggal 31 Mei – 2 Juni 2007,
Tim Perumus Penyelaras AD & PRT.

Ditetapkan : di Jakarta
Pada tanggal : 24 Juli 2007

DEWAN PIMPINAN PUSAT


IKADIN ADVOKAT INDONESIA

Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,

DR. Otto Hasibuan,SH.MM Adardam Achyar,SH.MH

14

Anda mungkin juga menyukai