Anggaran Rumah Tangga IKADIN
Anggaran Rumah Tangga IKADIN
Anggaran Rumah Tangga IKADIN
BAB I
KEANGGOTAAN
ANGGOTA BIASA
PASAL 1
2. Dalam hal ditempat domisili pemohon belum ada DPC, maka permohonan
untuk menjadi anggota sebagaimana tersebut pada ayat (1) diajukan kepada
DPC yang terdekat dengan domisili pemohon.
3. a. Surat Permohonan menjadi anggota harus diproses oleh DPC dalam waktu
30 (tiga puluh) hari sejak permohonan itu diterima di Sekretariat DPC.
4. Setiap anggota wajib memenuhi pembayaran uang pangkal dan iuran serta
harus menandatangani surat pernyataan tertulis bahwa ia akan :
1
c. Tunduk kepada Keputusan dan Kebijakan DPP IKADIN.
5. Apabila permohonan untuk menjadi anggota ditolak oleh DPC, keputusan ini
disampaikan kepada yang bersangkutan dengan mengemukakan alasan-
alasan penolakan itu dan kepadanya diberitahukan, bahwa ia berhak
mengajukan banding kepada DPP.
PASAL 2
PASAL 3
2
PASAL 4
d. Tidak mengindahkan peringatan dan atau petunjuk dari DPC atau DPP.
b. Jika anggota yang bersangkutan itu setelah dipanggil dua kali berturut-turut
secara wajar tetap tidak hadir dalam sidang pemeriksaan tanpa alasan yang
sah, DPC memeriksa dan memberikan keputusan tanpa dihadiri yang
bersangkutan.
6. Apabila yang bersangkutan setelah dipanggil dengan layak tetapi tidak hadir
tanpa alasan yang sah, DPP dapat memutus tanpa hadirnya yang
bersangkutan.
3
7. Selama berada dalam keadaan diberhentikan sementara, anggota yang
bersangkutan tidak diperbolehkan mengikuti aktivitas organisasi.
PASAL 5
ANGGOTA KEHORMATAN
PASAL 6
4
2. DPC dapat mengusulkan kepada DPP untuk mengangkat seseorang yang
memenuhi syarat-syarat dalam pasal 7 ayat 1.2 Anggaran Dasar yang
berdomisili dalam wilayahnya untuk diangkat menjadi Anggota Kehormatan.
3. Apabila DPP menolak usul DPC tersebut, penolakan disampaikan kepada DPC
yang bersangkutan dengan mengemukakan alasan penolakan.
BAB II
PEMBUBARAN CABANG
PASAL 7
1. Suatu cabang dapat dinyatakan bubar oleh DPP dengan suatu Surat
Keputusan, apabila jumlah anggotanya menjadi kurang dari 3 (tiga) orang.
3. Apabila DPC tidak melakukan Likuidasi, maka DPP dapat membentuk TIM
untuk melakukan Likuidasi tersebut.
BAB III
PASAL 8
5
2. Dewan Pimpinan Cabang
PASAL 9
2. Dalam kepengurusan DPP oleh Ketua Umum diatur pula pembagian tugas
pembidangan dari Ketua-ketua Bidang yang sekurang-kurangnya terdiri dari :
c. Dalam keadaan DPP belum dapat segera turun tangan, Korwil karena
kedudukannya setiap waktu mewakili DPP untuk membantu mengatasi
permasalahan di DPC-DPC di Wilayah masing-masing dan secepatnya
melaporkan permasalahan tersebut kepada DPP.
4. Dalam Kepengurusan DPP oleh Ketua Umum diatur pula pembagian tugas dari
pengurus lainnya.
6
PASAL 10
4. Apabila Ketua Umum DPP tidak berada di tempat atau karena sebab lain
berhalangan melakukan tugasnya, maka fungsinya dilakukan oleh seorang
Wakil Ketua Umum yang ditunjuk oleh Ketua Umum atau yang ditentukan oleh
Rapat Harian Dewan Pimpinan Pusat.
PASAL 11
1. Surat-surat yang bersifat penting dan prinsipil atau yang berupa suatu
kebijaksanaan atau keputusan yang dikeluarkan oleh DPP ditandatangani oleh
Ketua Umum bersama Sekretaris Jenderal.
PASAL 12
a. Rapat Harian
b. Rapat Pleno Lengkap
c. Rapat Pleno Terbatas
2. Rapat Harian adalah rapat yang diperuntukkan bagi Dewan Pimpinan Pusat
yang terdiri dari :
- Ketua Umum;
- Wakil-wakil Ketua Umum;
- Ketua Bidang;
- Sekretaris Jenderal;
- Wakil-wakil Sekretaris Jenderal;
7
- Bendahara;
- Wakil-wakil Bendahara;
dan dapat mengambil keputusan mengenai kebijaksanaan organisasi.
3. Rapat Pleno Lengkap, adalah rapat yang diperuntukkan bagi peserta Rapat
Harian dan Rapat Pleno Terbatas serta ditambah dengan Dewan Penasehat
Pusat dan Dewan Kehormatan Pusat untuk membicarkan hal-hal yang
dianggap penting oleh Dewan Pengurus Pusat. Kesimpulan-kesimpulan yang
diperoleh dari Rapat Pleno dapat digunakan untuk bahan referensi dalam
rangka pengambilan keputusan DPP.
4. Rapat Pleno Terbatas, adalah rapat yang diperuntukkan bagi Dewan Pimpinan
Pusat yang terdiri dari :
- Ketua Umum;
- Wakil-wakil Ketua Umum;
- Ketua Bidang;
- Sekretaris Jenderal;
- Wakil-wakil Sekretaris Jenderal;
- Bendahara;
- Wakil-wakil Bendahara;
- Koordinator Wilayah.
5. Rapat-rapat lainnya :
a. Rapim :
Adalah rapat yang diperuntukkan bagi DPP dan DPC.
b. Rakernas :
Adalah Rapat Kerja yang diperuntukkan bagi DPP, DPC, Dewan Penasehat
dan Dewan Kehormatan baik Pusat maupun Cabang.
c. Munas :
Adalah Musyawarah Nasional bagi seluruh anggota IKADIN sebagaimana
dimaksud dalam Anggaran Dasar.
d. Munaslub :
Adalah Rapat Musyawarah Nasional Luar Biasa bagi seluruh anggota
IKADIN sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar.
8
7. Rapat dianggap sah, apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggota
peserta rapat, kecuali Rapat Pleno Terbatas dan Pleno.
10. Keputusan mengenai diri seseorang diambil secara rahasia dan tertulis.
11. Pemanggilan adalah sah bila dikirim dengan ekspedisi atau Pos Kilat
Khusus/Telegram/Fax atau iklan dalam harian dan dalam hal sangat mendesak
dapat dilakukan dengan SMS atau telepon.
13. Rapat-rapat anggota Cabang yang Khusus diadakan untuk memilih Pengurus
baru DPC yang bersamaan jatuhnya dengan MUNAS, harus dilakukan sebelum
MUNAS.
PASAL 13
DPP yang telah berakhir masa jabatannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 14
ayat (1) Anggaran Dasar tetap bertugas sampai diadakan serah terima dengan
DPP yang baru dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak
terbentuknya DPP yang baru.
PASAL 14
9
c. Pernah menjadi pengurus DPP IKADIN;
d. Telah menjalankan praktek sebagai Advokat sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun;
e. Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana penjara.
PASAL 15
PASAL 16
BAB IV
PASAL 17
SIDANG PLENO
PASAL 18
1. Sidang Pleno adalah sidang yang diikuti oleh semua utusan Cabang dan
anggota IKADIN.
10
2. Di dalam Sidang Pleno dibicarakan hal-hal yang dianggap penting sesuai
dengan mata acara yang disahkan oleh MUNAS atau MUNASLUB untuk
mengambil keputusan yang merupakan hasil MUNAS atau MUNASLUB.
SIDANG KOMISI
PASAL 19
2. Semua anggota komisi diberi hak untuk berbicara dalam setiap Sidang Komisi.
FORMATUR
PASAL 20
1. Semua anggota biasa dan bekas Ketua Umum dapat dicalonkan sebagai
Formatur dengan tetap mengingat ketentuan pasal 14 Anggaran Dasar.
2. Dalam hal anggota biasa yang belum memenuhi persyaratan sebagai Ketua
Umum DPP atau bekas Ketua Umum DPP ternyata terpilih sebagai Formatur
dengan suara terbanyak, maka yang otomatis menjadi Ketua Umum DPP dan
Formatur adalah yang memperoleh suara terbanyak berikutnya.
BAB V
PASAL 21
1. Ketua Dewan Kehormatan Pusat diangkat oleh Formatur yang diangkat oleh
MUNAS atau MUNAS LUAR BIASA.
3. Ketua Dewan Kehormatan Cabang diangkat oleh Rapat Anggota dan disahkan
oleh DPC.
11
5. Dalam hal suatu Cabang belum mempunyai Ketua Dewan Kehormatan
Cabang, maka DPC dimaksud dapat menundukkan diri pada Dewan
Kehormatan Cabang terdekat atau atas petunjuk DPP.
6. Tata tertib kerja Dewan Kehormatan diatur secara tersendiri oleh Dewan
Kehormatan dan mendapat persetujuan dari DPP.
PASAL 22
BAB VI
PASAL 23
1. Ketua Dewan Penasehat Pusat diangkat oleh Formatur yang diangkat oleh
MUNAS atau MUNASLUB.
3. Ketua Dewan Penasehat Cabang diangkat oleh Rapat Anggota Cabang dan
disahkan oleh DPC.
5. Dalam hal suatu Cabang belum mempunyai Dewan Penasehat Cabang, maka
DPC dimaksud dapat menundukan diri pada Dewan Penasehat Cabang
terdekat atau atas petunjuk DPP.
6. Tata tertib kerja Dewan Penasehat diatur secara tersendiri oleh Dewan
Penasehat dan mendapat persetujuan dari DPP.
7. Pemberhentian Ketua dan Anggota Dewan Penasehat dilakukan oleh DPP atas
usul Rapat Dewan Penasehat.
PASAL 24
12
2. Dewan Penasehat Pusat/Cabang mengadakan Rapat sekurang-kurangnya
dalam 3 (tiga) bulan sekali atau setiap kali dianggap perlu oleh Ketuanya, atau
oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota.
BAB VII
PEMBEKUAN DPC
PASAL 25
2. Dalam hal terjadi pembekuan, DPP dapat menunjuk seorang Caretaker atau
lebih untuk menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa untuk memilih
Formatur yang akan membentuk kepengurusan DPC yang baru dengan
ketentuan bahwa bekas Ketua DPC yang dibekukan tidak diperkenankan untuk
dicalonkan sebagai Formatur.
BAB VIII
KEKAYAAN
PASAL 26
3. Jumlah uang pangkal dan iuran dapat dikurangi/ditambah oleh DPC menurut
keadaan atau atas petunjuk DPP.
4. Disamping uang pangkal dan iuran, dapat diterima segala macam sumbangan
yang tidak mengikat.
PASAL 27
Uang pangkal dan iuran anggota yang diterima oleh Cabang; 60% (enam puluh
persen) digunakan untuk kepentingan Cabang, 40% (empat puluh persen) lagi
disetor kepada DPP setiap catur wulan dan digunakan untuk kepentingan DPP.
13
BAB IX
KETENTUAN-KETENTUAN LAIN
PASAL 28
1. Apabila suatu ketentuan dalam Peraturan Rumah Tangga tidak jelas atau
apabila timbul perbedaan penafsiran mengenai suatu ketentuan, maka hal ini
diputus oleh DPP.
PASAL 29
Segala sesuatu yang belum atau tidak diatur dalam Peraturan Rumah Tangga ini
ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
Ditetapkan : di Jakarta
Pada tanggal : 24 Juli 2007
14