RKS Angkinang
RKS Angkinang
RKS Angkinang
Pasal 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
Spesifikasi teknis ini mencakup persyaratan-persyaratan dasar yang dimaksud dalam RKS dan
gambar-gambar dalam Kegiatan Rehabilitasi Kantor BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kab. Hulu
Sungai Selatan.
Persyaratan-persyaratan ini meliputi penyediaan material, tenaga kerja yang cakap beserta
peralatan kerjanya, sehingga hasil pekerjaan dapat berfungsi sesuai dengan system yang
direncanakan.
Pasal 3
PENJELASAN UMUM
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dilaksanakan seperti yang dimaksud dalam (Rencana Kerja dan Syarat-syarat)
pekerjaan dan gambar-gambar pelaksanaan.
a. Pengawas Pekerjaan dalam hal ini adalah Konsultan Pengawas, yang berdasarkan Surat
Perintah Mulai Kerja dari Penanggung Jawab bertugas mengadakan pengawasan teknis
selama masa pelaksanaan.
Pasal 4
PENGUKURAN, PENENTUAN PEIL DAN PERSIAPAN
a. Sebelum penentuan peil/tinggi lantai permukaan tanah yang ada dilokasi agar dikupas atau
diurug sampai peil bangunan betul-betul pas dan ditentukan oleh direksi/pengawas.
b. Sebagai peil ±0,00 diambil permukaan atas dari lantai 1 (satu) bangunan utama.
a. Apabila diperlukan gudang dan Direksikeet seyogyanya dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak menggangu pelaksanaan pekerjaan dan sebelumnya harus mendapat persetujuan
direksi dan pengawas.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, lokasi kerja harus dibersihkan dari segala sesuatu yang dapat
mengganggu kelancaran pekerjaan dengan menghilangkan humus-humus dan selanjutnya
tanah sisa galian atau timbunan harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
c. Pelaksana/Kontraktor harus memasang papan nama proyek.
a. Lapisan humus pada lokasi bangunan harus dikupas, sehingga mencapai tanah yang tidak
mengandung humus, atau sekurang-kurangnya setebal 10 cm.
b. Untuk keperluan pondasi, penggalian tanah harus menurut ukuran-ukuran, sesuai yang
dinyatakan dalam gambar pelaksanaan.
c. Tanah yang digunakan untuk urugan, penimbunan harus bersih dari humus dan kotoran
lainnya dan dengan persetujuan direksi/pengawas.
d. Pekerjaan penimbunan tanah peninggian halaman atau urugan bekas lubang ditumpuk
sampai rata.
e. Selama masa pemeliharaan harus diadakan pencegahan terhadap genangan/arus air yang
dapat menyebabkan terjadinya erosi, dan kemungkinan adanya, perubahan pada fisik
bangunan itu sendiri.
Pasal 5
PENGAMANAN LINGKUNGAN PEKERJAAN
5.1 Dalam melaksanakan seluruh kegiatan pekerjaan pada masa pelaksanaan pihak Pelaksana
Kontruksi wajib menjaga keamanan dan keselamatan bahaya kerusakan akibat kesalahan
yang ditimbulkan oleh pihak Pelaksana/Kontraktor untuk itu pihak Pelaksana/Kontraktor wajib
memberikan perhatian.
5.2. Penjagaan keamanan atas halaman kerja, pekerjaan yang telah dilaksanakan, los kerja,
Direksi keet dan isinya, gudang bahan dan isinya, peralatan-peralatan menjadi tanggung
jawab Pelaksana/Kontraktor.
5.3. Jika ada beberapa orang pekerja atau tukang yang harus bermalam didalam lingkungan
proyek, karena berbagai alasan harus dicatat nama dan alamat asal, serta alasan mengapa
harus menginap ditempat pekerjaan. Pencatatan ini harus dilakukan oleh penjaga
malam/keamanan dan secara berkala penjaga keamananan harus melaporkan kepada
direksi/pengawas. Hal ini dianggap perlu sebab jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akan
lebih mudah menyelesaikannya.
Pasal 6
PEKERJAAN PEMBONGKARAN
6.2.2. Pelaksanaan
▪ Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, berurutan dan sistematis seperti
mulai dari jendela pintu terutama yang mengandung material kaca, dilanjutkan dengan
peralatan-peralatan atau material lepas seperti lampu, plafon, panel listrik, lantai,
kemudian dilanjutkan dengan dinding, kolom, dan pondasi. Dalam melaksanakan
pembongkaran tidak boleh mengganggu ketentraman lingkungan sekitar area
pembongkaran.
▪ Puing-puing bekas bongkaran harus segera dibuang keluar lokasi pekerjaan (Max 24
jam). Untuk menghindari banyaknya debu, maka perlu dilakukan penyiraman pada
area-area yang menimbulkan banyak debu.
▪ Barang/material bongkaran yang menjadi milik pemberi tugas harus dijaga
keutuhannya dan agar tetap berfungsi. Bila terjadi kerusakan maka kontraktor yang
bersangkutan wajib memperbaiki/mengganti kerusakan kontraktor yang bersangkutan
wajib memperbaiki/mengganti kerusakan tersebut.
Pasal 7
LISTRIK DAN AIR KERJA
Penyediaan listrik dan air untuk kebutuhan dilapangan selama pelaksanaan konstruksi menjadi
tanggung jawab Pelaksana Kontruksi/Kontraktor.
Pasal 8
ALAT-ALAT KERJA/ALAT-ALAT BANTU
Pada prinsipnya Pelaksana Konstruksi harus menyediakan alat-alat kerja sendiri untuk
kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan, misalnya steger bambu dan alat-alat lainnya yang
diperlukan oleh Direksi.
Pasal 9
JALAN SEMENTARA
Pelaksana/Kontraktor wajib menyediakan (menggunakan yang telah ada) jalan masuk ke lokasi
pekerjaan dan lain-lain yang sifatnya sementara untuk memungkinkan pengangkutan alat-alat
pembangunan, disamping untuk kemudahan sirkulasi bergerak dilokasi kerja. Semua sarana
tersebut harus dipelihara selama berlangsungnya pekerjaan dan setelah selesai, semua sarana
tersebut harus dibersihkan kecuali bagian-bagian yang akan dipergunakan lebih lanjut.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi yang nyata-nyata disebabkan oleh pekerja
Pelaksana/Kontraktor, harus diperbaiki kembali atas beban Pelaksana/Kontraktor sendiri.
Pasal 10
ALAT-ALAT P3K
Pelaksana/Kontraktor diwajibkan untuk menyediakan kotak P3K termasuk
perlengkapannya/isinya menurut persyaratan yang sudah ditentukan
Pasal 11
PAPAN NAMA PROYEK
Pelaksana/Kontraktor wajib membuat Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yangberlaku
dengan persetujuan dari Penanggung Jawab. Ukuran Papan Nama Proyek yang dipasang tidak
boleh melebihi dari ukuran yang sudah ditentukan.
Pasal 12
PEKERJAAN PONDASI DAN SLOOF ( BETON BERTULANG )
12.1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyakatan dalam gambar, dengan hasil baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi Pemasangan Bouwplank, Galian dan urugan tanah pondasi,
Pasangan pondasi batu kali 1 : 5, Pasang beton tumbuk lantai kerja di atas pasir urug,
Pengecoran Pondasi Plat dan Poer, Pengecoran sloof Beton dan semua pekerjaan yang
ditunjukkan pada gambar.
▪ Air
Air yang digunakan harus air tawar bersih yang dapat diminum, tidak mengandung
minyak, asam, garam, alkalis dan bahan organis atau bahan lainnya yang dapat
merusak struktur bangunan.
a. Besi Tulangan yang digunakan ialah mutu U-24 dan U-39 harus bersih dari lapisan minyak,
lemak dan bebas dari cacat-cacat yang berpenampang bulat dan memenuhi persayaratan
yang tersebut dalam PBI 1971. Besi tulangan yang tidak sesuai dengan persyaratan
tersebut di atas tidak diperkenankan untuk dipakai.
a. Karena Pemasangan bowplank sangat penting artinya bagi kedudukan dan posisi
bangunan baik kesikuannya maupun arah mata anginnya, maka hendaknya pihak
kontraktor terlebih dahulu meminta kepada Direksi atau Pengawas untuk bersama sama
kelapangan untuk menentukan dimana seharusnya titik atau tapak bangunan yang
direncanakan sehingga dihasilkan kesepakatan bersama.
b. Kedudukan bowplank harus kuat agar tidak mudah berubah posisinya, karena itu
hendaknya terbuat dari kayu yang kuat dan lurus.
Pasal 13
PEKERJAAN KOLOM, BALOK, PLAT LANTAI DAN RING BALOK
13.1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyakatan dalam gambar, dengan hasil baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi Pasang Bekisting dan Besi Tulangan, Pengecoran balok, kolom
struktur, kolom praktis dan ring balk, Pengecoran plat lantai bangunan bertingkat.
13.3. Bekisting
a. Bahan bekisting dipakai kayu kwalitas baik atau kayu papan kelas 2 (dua) yang kering,
untuk penggunaannya harus dengan persetujuan direksi/pengawas.
b. Pasangan bekisting harus rapih cukup kuat dan kokoh sehingga dapat menahan getaran
dan kejutan gaya yang diterima tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar menghasilkan
bidang-bidang yang rata.
c. Celah-celah antara pertemuan papan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor air
semen tidak merembes keluar.
d. Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran, dan siram
air semen.
c. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji berupa
kubus/silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat syarat dan ketentuan PBI- 1971.
Pembuatannya harus disaksikan oleh Pengawas atau Perencana/MK, jumlah dan
frekwensi pembuatan benda uji atau kubus beton serta ketentuan-ketentuan lainnya
sesuai PBI-1971.
d. Kontraktor diwajibkan membuat ‘Trial Mix’ terlebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan
beton.
e. Hasil pengujian mutu bahan dan pekerjaan dari laboratorium harus diserahkan kepada
Pengawas dan Perencana/MK.
f. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, seluruhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Pasal 14
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA
Pasal 15
PEKERJAAN PELAPIS DINDING
membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang
diijinkan Perencana/MK.
l. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang
datar, harus diberi naad (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali
ada petunjuk lain dalam gambar.
m. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. jika melebihi, Kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
n. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bias
mencegah penguapan air secara cepat.
o. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Perencana/MK
dengan biaya atas tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai
Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali
setiap hari.
p. Selama pemasangan dinding bata/beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
q. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan peraturan ASTM,
Peraturan keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
c. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana/MK.
d. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari
pabrik sebagai informasi bagi Perencana/MK.
e. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Perencana/MK.
d. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
e. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua perlatan yang akan
terpasang di dinding : exhaust fan, panel stop kontak, lemari gantung dan lain-lain yang
tertera dalam gambar.
f. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
g. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus
dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas/MK sebelum pekerjaan pemasangan
dimulai.
h. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus.
Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan
satu garis lurus.
i. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4 – 5 mm setiap
pemotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar siar keramik diisi dengan
bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan
dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
j. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan
dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
k. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan supergaant.
Pasal 16
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI
16.1. Pekerjaan Sub-Lantai/Rabat Beton
16.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
b. Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar sebagai alas lantai finishing.
Pasal 17
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
17.1. Pekerjaan Pintu Kayu
17.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu Kayu kelas 1 seperti seperti yang
dinyatakan/ditunjukan digambar.
d. Bahan finishing
Finishing untuk permukaan teak plywood dari cat kayu yang bermutu baik dari ex.
Propan produk.
f. Daun Pintu
1) Daun pintu teak plywood/plastic laminated yang dipasang pada rangka kayu adalah
dengan cara lem, tanpa pemakuan, jika diperlukan, harus menggunakan sekrup
galvanized atas persetujuan perencana/MK tanpa meninggalkan bekascacat pada
permukaan yang tampak khusus untuk formica direkatkan dengan len pada
permukaan bidang plywood (4 mm) yang telah dipasang pada kerangka daun pintu,
keretakan harus dilakukan dengan press workshop.
2) Pada bagian daun pintu lapis teak plywood, harus dipasang rata, tidak
bergelombang dan merekat dengan sempurna.
3) Permukaan teak plywood tidak boleh didempul.
Pasal 18
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
18.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyedian tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melakasanakan pekerjaan hingga
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantungdan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu kayu, daun daun pintu almunium dan daun jendela almunium seperti
yang ditujukan/disyaratkan dalam detail gambar.
a. Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari atas permukaan atas pintu. Engsel bawah
dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-
tengah antara kedua engsel tersebut
b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan dibawah dipasang ± 28 cm dari permukaan pintu,
engsel tengah di pasang di tengah-tengah antar kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (door pull) dipasang 20 cm (as) dari permukaan lantai.
d. Pemasangan lockcase, handle dan back plate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh MK. Apabila hal tersebut tidak
tercapai, kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
e. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
f. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
Pasal 19
PEKERJAAN ATAP
19.1. Lingkup Pekerjaan
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekerjaan Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan
1.2. Pekerjaan Gordeng
1.3. Pekerjaan Atap
1.4. Pekerjaan Lisplank
b. Usuk Plat Baja Lapis Alumunium AZ100 (Alumunium Zinc Coated Steel Plate)
setara Global U100 t = mininal 0,75 mm setara Global Steel Light Steel Frames.
c. Reng Plat Baja Lapis Alumunium AZ100 (Alumunium Zinc Coated Steel Plate)
Global R36 t=0,45mm eks Global Steel Light Steel Frames atau yang setara
3.1 Rangka Atap Baja Profil
a. Jenis baja yang digunakan standard SNI yang ada dalam pasaran. Untuk
Gordeng digunakan prfil C Lips Channal yang diperkuat dengan steiner yang
dipasang pada jarak tidak kurang 1,00 m.
b. Konstruksi dengan menggunakan Las
c. Pertemuan simpul tidak boleh terjadi diluar garis berat profil, sehingga tidakterjadi
beban momen dalam batang profil.
3.2. Pembuatan kuda-kuda baja harus dilaksanakan di tempat yang datar dengan lantai
kerja yang keras. Bila dilaksanakan di luar lapangan pekerjaan, Kontraktor harus
meminta ijin secara tertulis kepada Direksi dan menunjukkan bengkel tempat
dikerjakannya konstruksi untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum
pekerjaan ini dilaksanakan.
3.4. Pemasangan kuda-kuda hanya boleh dilaksanakan bila kolom-kolom dan balok
beton penumpunya telah berumur paling sedikit 14 (empat belas) hari dan baut- baut
pengikatnya telah terpasang dengan benar.
3.6. Untuk itu sebelum diangkat batang-batang pejepit sebagai klem pengaku bidang
kudakuda harus dipasang lebih dahulu dan tidak boleh dilepas sebelum trek stang
dipasang serta konstruksi kudakuda telah benar-benar dalam keadaan diam.
4. Pelaksanaan Atap
4.1. Penutup atap genteng metal polos/warna dan nok metal polos/warna.
4.2. Bahan-bahan harus didatangkan ke lapangan telah diseleksi, dalam keadaan baik
dan tidak cacat.
4.4. Seluruh pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari produsen
termasuk jarak reng, kemiringan atap dan overlap antara genteng dan sesuai dengan
petunjuk/ persetujuan Perencana dan Pengawas.
4.5. Kontraktor diwajibkan mengikuti semua gambar detail yang berhubungan dengan
pekerjaan atap genteng,nok dan mekanisme kerja yang ditentukan oleh Pengawas.
4.6. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan yang terkait sebelumnyatelah
diterima oleh Perencana dan Pengawas dan telah menyetujui untuk
dilaksanakannya pekerjaan ini.
4.7. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh yang telah berpengalaman melaksanakan
pemasangan pekerjaan sejenis dengan bahan yang sama dan dengan hasil yang
baik.
Pasal 20
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
20.1. Pekerjaan Langit-langit Gypsum Board/GRC
20.1.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyedian bahan langit-langit gypsum board dan konstruksi penggantungnya
penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada tempat-
tempat yang tercantum pada gambar.
Pasal 21
PEKERJAAN PENGECATAN
21.1. Lingkup Pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
c. Pengecetan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkansecara
khusus dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk perencana.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai setandar minimal keseluruhan
pekerjaan pengecetan.
c. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Emulsi Acrylic merk
Vinilex dengan lapisan dasar warna ditentukan perencana.
d. Plamur yang digunakan adalah pelamur tembok merk sekualitas asia.
e. Sebelum dinding plamur, plesteran harus benar-benar kering, tidak ada retak-retak
dan pemborong meminta persetujuan kepada konsultan MK.
f. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan
plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
g. Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna kemudian dibersihkan
dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding cat dengan
menggunakan Roller.
h. Lapisan pengecetan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer
yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis acrylic emulsion dengan kekentalan cat
sebagai berikut :
Lapis I encer (tambahan 20% air).
Lapis II kental.
Lapis III encer.
i. Untuk warna-warna yang jenis, kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng
dengan nomer percampuran (batch number) yang sama.
j. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata
licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-
pengotoran.
Pasal 22
PEKERJAAN SANITAIR
22.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyedian tenaga kerja,
bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan
ini hingga tercapai pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakaian/operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan sanitair sesuai yang dinyatakan/ditunjukan dalam detail
gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
b. Stop kran yang dapat digunakan merk San-Ei, KITZ atau setara dari bahan kuningan
dengan putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
c. Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
PENUTUP
KETENTUAN – KETENTUAN LAIN
▪ Pekerjaan yang belum diuraikan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, tapi
merupakan satu kesatuan dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
Pelaksana/kontraktor, tetap dikerjakan agar tercapai fungsi dari hasil pekerjaan tersebut
dengan baik dan memuaskan Pihak Pemberi Tugas/Penanggung Jawab.
▪ Setelah proyek selesai kontraktor/pelaksana harus membongkar bedeng dan semua sarana
kerja yang tidak diperlukan lagi.
▪ Semua persyaratan yang tercantum dalam dokumen ini sifatnya mengikat dan harus diikuti,
demikian pula dengan peraturan-peraturan dan petunjuk-petunjuk Direksi yang sah serta
tidak dapat dipisahkan dari gambar-gambar teknisnya.
▪ Setiap bagian uraian teknis pekerjaan yang terkait maka kontraktor wajib melaporkan kepada
direksi beserta saran perbaikan, selanjutnya direksi akan menentukan perubahannya dan
untuk disahkan.
▪ Apabila dalam persyaratan teknis pekerjaan tersebut terdapat bagian-bagian/ sub bagian
pekerjaan yang belum tercantum, maka diatur/diberikan direksi pada saat pelaksanaan
pekerjaan.
▪ Demikian uraian ketentuan/syarat-syarat baik administrasi maupun spesifikasi teknis dibuat
untuk digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan.