Metode Pelaksanaan Pembongkaran Panjat Tebing
Metode Pelaksanaan Pembongkaran Panjat Tebing
Metode Pelaksanaan Pembongkaran Panjat Tebing
SYARAT-SYARAT TEKNIS
Pasal 1
PENJELASAN UMUM
D. Syarat-syarat Pelaksanaan
B. Pekerjaan Persiapan.
-saluran air, listrik, jalan dan lain-lain yang dijumpai disekitar lokasi
proyek. Bila terjadi kerusakan, maka kontraktor harus memperbaiki,
sebagai resiko pemborong tersebut.
Pasal 3
PEKERJAAN TANAH
B. Bahan-Bahan :
C. Pelaksanaan :
Pasal 4
PEKERJAAN CERUCUK ULIN/ TIANG PANCANG MINIPILE
C. P e l a k s a n a a n
1. Kontraktor agar melakukan/menempatkan tiang pancang tepat pada daerah yang
telah ditentukan.
Tiang pancang cerucuk ulin/tiang pancang ditempatkan pada posisi yang tepat
sesuai dengan urutan kerja yang telah direncanakan.
Tiap tiang pancang/cerucuk diberikan tanda dengan cat putih setiap interval 0,5 m.
2. Kontraktor agar mencatat semua data pemancangan dari setiap tiang dengan
seteliti mungkin
3. Kontraktor agar melakukan tindakan pencegahan untuk menghindari kerusakan
pada kepala tiang pancang selama pemancangan. Untuk maksud tersebut helmet
dan packling yang cocok dan disetujui oleh Direksi/Pengawas harus dipasang pada
kepala tiang.
4. Kontraktor harus memberi laporan kepada Direksi/Pengawas tentang pelaksanaan
pemancangan, sehingga Direksi/Pengawas dapat melakukan inspeksi.
5. Kedalaman tiang ditentukan sesuai dengan gambar rencana.
6. Jika ada kerusakan tiang pancang selama pemancangan, maka pada bagian yang
rusak tersebut dipotong dan disambung dengan pengarahan Direksi/Pengawas,
kontraktor tidak mungkin untuk memperbaiki tiang pancang yang secara baik atau
jika Direksi/Pengawas meragukan perbaikan tiang pancang, maka
Direksi/Pengawas dapat memerintahkan untuk mengganti dengan yang baru.
7. Ketidak-lurusan tiang tidak boleh lebih dari 1 : 40 dalam arah vertikal, kemiringan
tiang tidak lebih dari 1 : 24 dari sudut yang ditentukan.
Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI BATU GUNUNG
Pasal 6
PEKERJAAN BETON
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan
beton bertulang baik yang serupa struktur bangunan maupun non struktur.
Ukuran-ukuran dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada
gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis
besar. Ukuran-ukuran yang tepat begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam
gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam
ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus
dikonsultasikan dengan Direksi.
3. A i r
Air yang digunakan harus air tawar, bersih tidak mengandung minyak, asam garam
alkalis dan bahan organis/bahan lainnya yang dapat merusak beton.
4. Besi Tulangan
Mutu besi tulangan yang digunakan adalah besi ulir/ polos, dengan kekuatan leleh
tarik/tekan minimum 2400 kg/cm2.
Besi tulangan harus bebas dari kotoran, lemak dan karet serta bahan-bahan lain
yang mengurangi daya lekat.
Untuk pembuatan tulangan pada batang-batang lurus atau dibengkokkan,
sambungan, kait-kait dan pembuatan sengkang disesuaikan dengan persyaratan
yang tercantum dalam PBI 1971. Kecuali ada petunjuk lain dari Direksi.
Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi tulangan harus sesuai
dengan rencana dan tidak mengalami perubahan maupun tempat selama
pengecoran berlangsung.
Toleransi pemasangan tulangan, baik pada sambungan, stek, maupun
penjangkaran harus disesuaikan dengan PBI 1971.
Kawat pengikat dibuat dari baja dan tidak disepuh dengan seng.
6. P e r a n c a h
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum
mengeras. Kontraktor harus mengajukan rencana gambar perancah tersebut untuk
disetujui Direksi.
Perancah harus merupakan konstruksi yang kuat dan kokoh terhindar dari bahaya
pengerasan dan penurunan, sedang konstruksi sendiri harus juga kokoh terhadap
pembebanan yang harus dipikulnya, termasuk gaya-gaya pratekan dan gaya-gaya
sentuhan yang mungkin ada. Kontraktor harus membuat langkah-langkah
persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya-gaya yang
bekerja sedemikian rupa sehingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan
bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang
seharusnya. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan
tidak mudah lapuk.
Gambar rencana perancah dan pondasinya atau sistem lainnya secara detail
(termasuk perhitungan) harus diserahklan kepada Direksi untuk disetujui
n pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar rencana
tersebut disetujui.
7. Pamancangan Minipile 20x20 cm, dan lain-lain yang akan tertanam didalam
beton
Penempatan saluran/pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan dalam PBI 1971.
Tidak diperkenankan untuk menanam pipa, dan lain-lain di dalam bagian-bagian
struktur beton bila tidak ditunjukkan secara detail di dalam gambar.
Di dalam beton perlu dipasang selongsong dan tulangan perkuatan tambahan pada
tempat-tempat yang dilewati pipa.
Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar, tidak
dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam
dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang,
maka kontraktor harus segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi.
Tidak dibenarkan untuk membengkokkan atau menggeser/memindahkan besi
tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewati pipa-pipa
saluran tersebut tanpa izin dari Direksi.
8. P e n g e c o r a n
Beton harus dicor sesuai dengan persyaratan PBI 1971. Tingggi jatuh dari beton
yang dicor jangan melebihi 2 meter, bila tidak disebutkan lain atau disetujui
Direksi.
Pada pengecoran plat lantai, sebelum pengecoran dilaksanakan seluruh tulangan
harus sudah terpasang dengan rapi dan benar sesuai dengan gambar, dan pada
bawah tulangan harus dibuat beton decking untuk menjaga selimut tetap
terpenuhi.
Pengecoran pada suatu bagian struktur beton harus dilaksanakan secara terus
menerus. Dan untuk mendapatkan adukan yang rata diharuskan memakai beton
molen. Selama pengecoran dan sebelum beton menjadi padat, maka beton tersebut
harus digetarkan dengan mesin penggetar/vibrator, serta harus dihindarkan cacat
beton seperti keropos dan sarang-sarang koral.
Untuk penghentian pengecoran suatu bagian struktur beton harus memenuhi
persyaratan yang diatur dalam PBI 1971, dan pada saat pengecoran dilanjutkan
maka beton lama harus disiram dengan air semen secara merata.
Beton setelah selama dalam masa pengeringan harus selalu dibasahi selama 2
(dua) minggu.
Selama proses pengerasan, beton harus dihindarkan dari pembebanan yang akan
mempengaruhi struktur beton itu sendiri.
9. Cacat-cacat pekerjaan
Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang akan dipergunakan atau keahlian dalam
pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang
dibutuhkan maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat
pekerjaan.
Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan digali sesuai
dengan yang dikehendaki oleh Direksi.
Seluruh pembongkaran dan pemulihan kembali pekerjaan yang digolongkan cacat
tersebut semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya dibebankan kepada
kontraktor.
Pasal 7
PEKERJAAN LANTAI
C. P e l a k s a n a a n :
1. Sebelum pengurugan pasir pada lantai dasar, tanah bawah lantai harus sudah
padat dengan ketinggian yang telah ditentukan. Tanah tersebut terlebih dahulu
dibersihkan dari sampah, humus, sisa-sisa material/kotoran lainnya.
2. Di atas lapisan pasir, dipasang cor beton.
Pengecoran rabat beton harus padat permukaannya rata, yaitu untuk
memudahkan pemasangan lantai keramik.
3. Pemasangan lantai harus rapi dan rata, terutama pada sudut-sudut pertemuan
lantai dengan dinding.
4. Untuk pengecoran sebelum dipasang seluruh permukaan lantai dibersihkan
(disikat dengan sikat besi), sehingga adukan campuran dapat mengikat dengan
lantai.
5. Sebelum umur lantai dianggap cukup kuat dan belum ada perintah/
persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan, lantai tersebut harus dijaga dari
pembebanan yang dapat merubah letak bahan penutup lantai.
Pasal 8
FOTO DOKUMENTASI
A. Foto Kemajuan Fisik Lapangan :
1. Foto pada 0 (nol) prosen.
2. Foto pada waktu pengambilan Angsuran I
3. Foto pada waktu pengambilan Angsuran II
4. Foto pada waktu pengambilan Angsuran III
5. Foto pada waktu pengambilan Angsuran IV
6. Foto pada waktu 100 % (seratus prosen) dan untuk tampak depan dibesarkan
12 R sebanyak 3 lembar.
B. Tiap-tiap pengambilan termyn disertai :
Foto-foto pandangan dari pandangan yang sesuai tahapan pekerjaan di lapangan
yaitu :
Pandangan muka, samping kiri, kanan dan belakang.
Pandangan dalam ruangan, dan Papan Nama.
Pandangan lantai dalam, teras, selasar, dinding, dll.
Pasal 17
P E N U T U P
1. Apabila dalam rencana kerja dan syarat - syarat ( RKS ) ini untuk uraian bahan-
bahan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat “diselenggarakan oleh
kontraktor” maka hal ini dianggap seperti disebutkan.
2. Guna mendapatkan hasil yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk
dalam pekerjaan ini tetapi tidak dimasukkan atau disebutkan kata demi kata dalam
RKS, harus diselenggarakan oleh kontraktor dan diterima sebagai “hal” yang
disebutkan.
Hal - hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak Pelaksana Teknis Kegiatan, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam peraturan
ini.
HENDRO ATMOJO, ST
Nip. 19771113 200312 1 001