ABCDFUCK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUTORIAL

KOMUNIKASI TERAPEUTIK ANTARA PERAWAT DENGAN


KELUARGA PASIEN

Disusun Oleh:
Kelompok 1 (Satu)
1. Abel Finalya Amanda (20021001)
2. Aldi Ansa (20021002)
3. Ayu Niara Kaiwa (20021004)
4. Dea Amanda Putri (20021005)
5. Cyndy Hasendra (20021006)
6. Dela Sintia (20021007)
7. Dien Seftyarlen Dwi U. (20021008)
8. Difa Khansa Oktavia (20021009)

Mata Kuliah : Komunikasi

Dosen Pembimbing :

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang hakikat hidup dan kerja. Makalah ini
di ajukan guna memenuhi tugas kuliah. Saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat di selesaikan
sesuai dengan waktu nya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu bagi kita semua. Dan saya pun meminta
maaf yang sebesar besarnya apabila didalam makalah ini terdapat kekurangan dan
kesalahan, terima kasih.

Palembang, 23 Juni 2022

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik……………………………………………
2.1.1 Definisi……………………………………………………………
2.1.2 Fungsi……………………………………………………………..
2.1.3 Dasar-dasar…………………………………………………………
2.1.4 Tujuan………………………………………………………………
2.1.5 Tahapan……………………………………………………………..
2.1.6 Hambatan…………………………………………………………...
BAB III HASIL TUTORIAL
3.1 Skenario Kasus…………………………………………………………….
3.2 Klasifikasi Istilah…………………………………………………………..
3.3 Identifikasi Masalah………………………………………………………..
3.4 Analisis Masalah……………………………………………………………
3.5 Hipotesis……………………………………………………………………
3.6 Merumuskan Pengetahuan dan Learning Issue…………………………….
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………
4.2 Saran………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat
mempengaruhi klien atau membantu klien untuk pemahaman yang lebih
baik melalui komunikasi verbal atau nonverbal. Komunikasi terapeutik
melibatkan penggunaan strategi spesifik yang yang mendorong pasien
untuk mengyngkapkan prasaan dan gagasan dan yang menyampaikan
penerimaan dan penghargaan (Grant, 1981: Videbeck, 2019)
Teknik-teknik komunikasi terapeutik yang diterapkan dapat
membantu menurunkan tingkat kecemasan. Namun sebaliknya apabila
komunikasi yang digunakan tidak terapeutik, maka level kecemasan akan
meningkat (Videbeck, 2019)
Komunikasi terapeutik akan meningkatkan pemahaman dan dapat
membantu membina hubungan yang konstruktif antara perawat dan
keluarga pasien. Komunikasi terapeutik mempunyai tujuan dan berfungsi
sebagai terapi bagi pasien dan keluarga, karena itu pelaksanaan terapeutik
harus direncanakan dan terstruktur dangan baik. Struktur dalam proses
komunikasi terapeutik terdirindari empat tahap yaitu tahap persiapan atau
prainteraksi, tahap perkenalan atau orientasi, tahap kerja, dan tahap
terminasi (Videbeck, 2019)
Dengan keempat tahap tersebut perawat harus senantiasa berupaya
untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi
klien/pasien

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Itu Komunikasi Terapeutik ?
2. Apa Fungsi Komunikasi Terapeutik ?
3. Apakah Unsu-Unsur Komunikasi Terapeutik ?
4. Apa Tujuan Komunikasi Terapeutik ?
5. Bagaimana Tahapan Komunikasi Terapeutik ?
6. Apakah Hambatan Dari Komunikasi Terapeutik ?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan perawat dapat mengetahui komunikasi terapeutik yang
diberikan pada keluarga dan pasien.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui komunikasi terapeutik
2. Mengetahui fungsi komunikasi terapeutik
3. Mengetahui unsur-unsur komunikasi terapeutik
4. Mengetahui tujuan komunikasi terapeutik
5. Mengetahui tahapan komunikasi terapeutik
6. Mengetahui hambatan dari komunikasi terapeutik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik


2.1.1 Definisi Komunikasi Teraupetik
Komunikasi terapeutik adalah pendekatan secara psikologis
yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi (Fany,2021)
Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama
antara perawat dengan klien yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah klien (Panduan Lab UMP, 2010). Komunikasi terapeutik
adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan
terapi. Seorang penolong atau perawat dapat membantu klien
mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi (Suryani
2012).
Komunikasi terapeurik adalah komunikasi yang direncanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan pasien (Purwanto, 2014). Sedangkan menurut Stuart
& Sundeen (2013:21) komunikasi terapeutik merupakan cara untuk
membina hubungan yang terapeutik dimana terjadi penyampaian
informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud
untuk mempengaruhi orang lain. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan
oleh seorang perawat untuk tujuan pengobatan dan dapat
membantu pasien mengatasi masalah yang dihadapinya melalui
komunikasi.

2.1.2 Fungsi Komunikasi Terapeutik


Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan
mengajarkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui
hubungan perawat dan pasien.Hubungan saling memberi dan
menerima antara perawat dan pasien dalam pelayanan keperawatan
disebut sebagai komunikasi terapeutik perawat yang merupakan
(Fany,2021)

2.1.3 Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik


Dasar-dasar komunikasi terapeutik dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu keterampilan komunikasi dasar dan keterampilan
komunikasi lanjut. Keterampilan komunikasi dasar adalah
pembukaan diri dan mengekspresikan diri, ketrampilan mendengar,
keterampilan bertanya, dan keterampilan memahami bahasa non-
verbal,keterampilan memulai percakapan. Keterampilan komunikasi
lanjut adalah ketrampilan melakukan anamnesa dan keterampilan
melakukan konseling (Erna,2021)
2.1.4 Tujuan Komunikasi Terapeutik
Menurut Anna,(2019) ada beberapa tujuan dari komunikasi
terapeutik yaitu:
1. Membantu untuk mengatasi masalahnya pasien dan
mengurangi beban pikiran maupun perasaan.
2. Membantu pasien untuk mengambil tindakan yang tepat.
3. Memperbaiki emosional pasien pada masa lalu.
4. Membantu pasien mencapai pada tingkat yang diharapkan.
Menurut Fadil (2020) komunikasi terapeutik bertujuan
untuk mengembangkan pribadi klien kearah yang lebih positif atau
adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien yang meliputi:
1. Realisasi diri, penerimaan diri, dan peningkatan penghormatan
diri. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan terjadi
perubahan dalam diri klien. Klien yang tadinya tidak biasa
menerima apa adanya atau merasa rendah diri, setelah
berkomunikasi terapeutik dengan perawat akan mampu
menerima dirinya.
2. Kemampuan membina hubungan interpersonal dan saling
bergantung dengan orang lain. Melalui komunikasi terapeutik,
klien belajar bagaimana menerima dan diterima orang lain.
Dengan komunikasi yang terbuka, jujur dan menerima klien
apa adanya, perawat akan dapat meningkatkan kemampuan
klien dalam membina hubungan saling percaya .
3. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis. Terkadang
klien menetapkan ideal diri atau tujuan yang terlalu tinggi
tanpa mengukur kemampuannya.
4. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas
diri. Identitas personal disini termasuk status, peran, dan jenis
kelamin. Klien yang mengalami gangguan identitas personal
biasanya tidak mempunyai rasa percaya diri dan mengalami
harga diri rendah. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan
perawat dapat membantu klien meningkatkan integritas dirinya
dan identitas diri yang jelas.

2.1.5 Tahapan Komunikasi Terapeutik


dalam komunikasi terapeutik ada empat tahap, dimana pada
setiap ahap mempunyai tugas yang harus diselesaikan oleh perawat
yaitu (Anjar,2018)
1. Fase Prainteraksi
prainteraksi atau persiapan sangat penting dilakukan
sebelum berinteraksi dengan klien. Pada tahap ini, konselor
melakukan introspeksi diri dengan menggali perasaan dan
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya
2. Fase Orientasi
Fase ini dimulai ketika perawat berrtemu dengan klien
untuk pertama kalinya. Hal utama yang perlu dikaji adalah
alasan klien minta pertolongan yang akan mempengaruhi
terbinanya hubungan perawatklien. Dalam memulai hubungan
tugas pertama adalah membina rasa percaya, penerimaan dan
pengertian komunikasi yang terbuka dan perumusan kontrak
dengan klien.
Pada tahap ini perawat melakukan kegiatan sebagai berikut:
memberi salam dan senyum pada klien, melakukan validasi
(kognitif, psikomotor, afektif), memperkenalkan nama perawat,
menanyakan nama kesukaan klien, menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan, menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan, menjelaskan kerahasiaan. Tugas perawat
dalam tahapan ini adalah:
1) Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan
dan komunikasi terbuka.
2) Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, dan topik
pembicaraan) bersama – sama dengan klien dan
menjelaskan atau mengklarifikasi kembali kontrak yang
telah disepakati bersama.
3) Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi
masalah klien yang dilakukan dengan menggunakan teknik
komunikasi pertanyaan terbuka.
4) Merumuskan tujuan interaksi dengan klien.
3. Fase Kerja
Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses
komunikasi terapeutik (stuart, G. W 2009). Tahap kerja
merupakan tahap yang terpanjang dsalam komunikasi
terapeutik karena didalamnya perawat dituntut untuk
membantu dan mendukung klien untuk menyampaikan
perasaan dan pikirannya dan kemudian menganalisa respon
ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal yang
disampaikan oleh klien.
Dalam tahap ini pula perawat mendengarkan secara aktif
dan penuh perhatian sehingga mampu membantu klien untuk
mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi oleh klien,
mencari penyelesaian masalah dan mengevaluasinya.
Pada tahap kerja dalam komunikasi terapeutik, kegiatan
yang dilakukan adalah memberi kesempatan pada klien untuk
bertanya, menanyakan keluhan utama, memulai kegiatan
dengan cara yang baik, melakukan kegiatan sesuai rencana.
Perawat memenuhi kebutuhan dan mengembangkan pola-pola
adaptif klien. Interaksi yang memuaskan akan menciptakan
situasi/suasana yang meningkatkan integritas klien dengan
meminimalisasi ketakutan, ketidakpercayaan, kecemasan dan
tekanan pada klien.
4. Fase Terminasi
Fase terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat
dan klien. Termininasi dibagi menjadi dua yaitu terminasi
sementara dan terminasi akhir (Stuart, G. W, 2009). Terminasi
sementara merupaka akhir dari setiap pertemuan perawat dan
klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan
bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan
kontrak waktu yang telah disepakati bersama.
Terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah
menyelesaikan seluruh proses keperawatan. Tugas perawat
dalam tahap ini adalah:
1) Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah
dilaksanakan (evaluasi objektif). Brammer dan McDonald
(2009) menyatakan bahwa meminta klien untuk
menyimpulkan tentang apa yang telah didiskusikan
merupakan sesuatu yang sangat berguna pada tahap ini.
2) Melakukan evaluasi subjektif dengan cara menanyakan
perasaan klien setelah berinteraksi dengan perawat.
3) Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah
dilakukan. Tindak lanjut yang disepakati hari relevan
dengan interaksi yang baru saja dilakukan atau interaksi
yang dilakukan selanjutnya. Tindak lanjut dievaluasi dalam
tahap orientasi pada pertemuan berikutnya.
Pada tahap terminasi dalam komunikasi terapeutik kegiatan
yang dilakukan oleh perawat adalah menyimpulkan hasil
wawancara, tindak lanjut dengan klien, melakukan kontrak
(waktu, tempat dan topik), mengakhiri wawancara dengan
cara yang baik.

2.1.6 Hambatan Komunikasi Terapeutik


Hambatan dalam menerapkan komunikasi terapeutik sering
dijumpai disetiap fasenya.Adriyana (2018) mengatakan perkembangan,
peresepsi, latar belakang sosial budaya, emosi, jenis kelamin,
pengetahuan, lingkungan dan jarak, merupakan hambatan yang sering
ditemui dalam menerapkan komunikasi terapeutik. Perkembangan
dimana keefektifan dalam menerapkan komunikasi terapeutik,
diharuskan mengerti akan pengaruh perkembangan usia baik dari sisi
bahasa maupun proses berfikir orang tersebutMenurut Afnuhazi
(2015), hambatan komunikasi terapeutik sebagai berikut:
1. Resisten
Resisten merupakan upaya pasien untuk tetap tidak menyadari
aspek penyebab ansietas yang dialaminya. Perilaku resisten
biasanya diperlihatkan oleh pasien selama fase kerja, karena
fase ini sangat banyak berisi proses penyelesaian masalah.
2. Transferrens
Transference merupakan respon tidak sadar dimana pasien
mengalami perasaan dan sikap terhadap perawat yang ada
dasarnya terkait dengan tokoh dalam kehidupan dimasa lalu.

3. Countertransference
Kebutuhan terapeutik yang dibuat perawat bukan oleh pasien,
merujuk pada respons emosional spesifik oleh perawat
terhadap pasien yang tidak tepat dalam isi maupun konteks
hubungan terapeutik ata ketidaktepatan dalam intensitas emosi.
BAB III
HASIL TUTORIAL

3.1 Skenario Kasus


Seorang Nn. P usia 18 tahun datang sendiri ke rumah sakit karena
mengalami nyeri di perut kanan bagian bawah yang sangat nyeri, skala
nyeri 8, klien selalu memegang perutnya, wajah pucat, keluar keringat
dingin, Informasi dari dokter kepada perawat bahwa klien harus dilakukan
tindakan operasi cito, karena takutnya terjadi perforasi. Perawat segera
menyiapkan persiapan untuk tindakan operasi. Saat klien akan masuk ke
kamar operasi keluarga klien datang, dan marah-marah kepada perawat
karena perawat tidak melakukan informed consent pada keluarga.
NKesalahan dalam komunikasi apa yang dilakukan oleh seorang perawat?

3.2 Step 1. Klarifikasi Masalah


1. Skala nyeri : tingkat rasa nyeri dari yang tidak sakit sampai yang
sakit
2. Keringat dingin : keringat berlebih yang muncul karena panas dingin
3. Operasi cito : Operasi yang dilakukan diluar rencana
4. Perforasi : Adanya lubang yang terbentuk pada dinding disuatu
organ tubuh
5. Informed consnt : Informasi yang cukup seblelum membuat keputusan
3.3 Step 2. Identifikasi Masalah
No. Identifikasi Masalah Data Sesuai Data Senjang
1. Seorang Nn. P usia 18 tahun
datang sendiri ke rumah 
sakit.
2. Klien selalu memegang
perutnya, wajah pucat, 
keluar keringat dingin.
3. Informasi dari dokter
kepada perawat bahwa klien
harus dilakukan tindakan 
operasi cito, karena
takutnya terjadi perforasi.

4. Saat klien akan masuk ke


kamar operasi keluarga
klien datang, dan marah-
marah kepada perawat 
karena perawat tidak
melakukan informed
consent pada keluarg

3.4 Step 3. Analisis Masalah


1. Seorang Nn. P usia 18 tahun datang sendiri ke rumah sakit karena
mengalami nyeri di perut kanan bagian bawah yang sangat nyeri, skala
nyeri 8
1) Apa penyebab nyeri di perut kanan bagian bawah?
2) Apa tanda dan gejala dari nyeri di perut?
3) Cara mengatasi nyeri di perut?
2. Seorang Nn. P usia 18 tahun selalu mengeluarkan keringat dingin
1) Apa penyebab keringat dingin?
2) Bagaimana cara mengatasi keringat dingin?

3.5 Step 4. Hipotesis


1. Masalah Keperawatan
Kurangnya komunkasi perawat dengan keluarga pasien, karena tidak
memberitahu Informed Concent
2. Tindakan keperawatan
Melakukan komunikasi nonverbal/komunikasi interpersonal

3.6 Step 5. Merumuskan Pengetahuan dan Learning Issue


No Analisis Masalah Sesuai Senjang
1. Perut nyeri 
2. Wajah pucat 
3. Keringat dingin 

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau
dirancang untuk tujuan terapi. Soerang dokter dan paramedis atau perawat
dapat membantu pasien mengatasi masalah yang dihadapinya melaluinya.
Komunikasi terapeutik direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasisen. Pada dasarnya
komunikasi terapeutik dilakukan melalui hubungan interpersonal antara
dokter dan paramedis atau perawat terhadap pasisen. Komunikasi
interpersonal menurut Devito mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau
lebih , yang mengirim dan menerima pesan yang dapat terdistorsi oleh
gangguan , terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh
tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik

4.2 Saran
Berdasarkan hasil masalah keperawatan dan tindakan keperawatan
yang telah dilakukan, bagi institusi pendidikan disarankan kepada institusi
pendidikan untuk mengembangkan ilmu kesehatan keperawatan kepada
peserta didik sehingga pengetahuan dan keterampilan tentang hal tersebut
lebih baik lagi kedepannya dan akan dapat membantu dalam mendukung
untuk bahan pengajaran ilmu keperawatan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai