UTS SPM Gregory Stevanus Gultom
UTS SPM Gregory Stevanus Gultom
UTS SPM Gregory Stevanus Gultom
2. Penyusunan Anggaran
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:73), anggaran merupakan suatu alat
penting yang berguna untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek dalam
suatu organisasi. Menurut Hansen dan Mowen (2009:422), perencanaan dan
pengendalian memiliki suatu hubungan. Perencanaan berpandangan ke depan untuk
melihat tindakan yang dilakukan agar tujuan dicapai sedangkan pengendalian
berpandangan ke belakang untuk melihat hal yang terjadi secara aktual dan
membandingkan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Anggaran merupakan
komponen kunci dari suatu perencanaan. Anggaran berisi rencana keuangan yang ada
di dalam perusahaan untuk masa depan.
Menurut Rudianto (2009:26-28), dalam menyusun suatu anggaran terdapat beberapa
fase-fase yang digunakan. Fase-fase tersebut antara lain:
a) Membuat ramalan penjualan berdasarkan data penjualan pada tahun sebelumnya,
serta melihat macam-macam faktor eksternal yang ada. Faktor-faktor tersebut antara
lain tingkat inflasi, daya beli masyarakat, perubahan selera konsumen, dan
sebagainya.
b) Membuat anggaran penjualan yang berhubungan dengan aktivitas penjualan.
Aktivitas tersebut seperti jumlah penjualan yang menjadi target pencapaian
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
c) Membuat anggaran produksi untuk menentukan jumlah barang yang akan di
produksi para periode tertentu. Anggaran produksi yang dibuat harus memperhatikan
jumlah persediaan awal dan akhir yang ada.
d) Hasil dari anggaran produksi yang telah dibuat, digunakan untuk menentukan
jumlah bahan baku yang digunakan untuk proses produksi. Jumlah bahan baku
tersebut menjadikan dasar sebuah perusahaan untuk menyusun anggaran pembelian
bahan baku. Anggaran produksi tersebut juga dapat digunakan sebagai dasar untuk
menyusun anggaran tenaga kerja dan anggaran biaya overhead pabrik.
e) Membuat anggaran biaya operasi yang terdiri dari biaya pemasaran berdasarkan
jumlah produk yang akan dijual. Biaya administrasi dan umum yang dianggarkan
memiliki hubungan dengan volume penjualan atau produksi.
f) Membuat anggaran laba berdasarkan anggaran-anggaran yang telah disusun
sebelumnya, seperti anggaran penjualan, produksi, biaya bahan baku, biaya overhead.
g) Membuat anggaran keuangan yang berisi target yang ingin dicapai beserta sumber-
sumber asalnya.
3. Faktor dari dalam (intern) perusaan dapat mempengaruhi kinerja sebuah perusahaan.
Dapat berupa budaya perusahaan yang berkembang di perusahaan di Kalsel itu
sendiri. Jika perushaan mengingkinkan adanya kenaikan jumlah konsumen atau laba
perushaan maka harus didukung dengan kinerja pegawainya. Penilaian kinerja
pegawai ini meliputi tingkat keberhasilan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan
sesuai standar hasil pekerjaan yang ditetapkakan oleh perusahaan di Kalsel, Pekerjaan
yang dihasikan ditentukan dalam target atau lembar penetapan sasaran kerja yang
penialaiannya dilakukan setahun sekali. Ketelitian pegawai dari pekerjaan yang
dihasilkannya,
ketetapan waktu pegawai dalam melaksanakan atau pekerjaan dan keefektifan
menggunakan waktu kerja, Ketaatan pada peraturan yang diterapkan serta kemauan
dan ketersediaan untuk bekerja sama dengan pegawai lain yang dinilai dalam lembar
penentuan sasaran kerja atau (LPSK). Budaya perusahaan juga akan mampu
mendorong kinerja pegawai, seiring dengan meningkatnya hubungan atau perilaku
antar unit kerja yang lebih harmonis dan terkoordinir. Budaya organisasi menciptakan
dan memelihara rasa kebersamaan dalam berorganisasi, khususnya peran individu
yang mencakup, antara karyawan, penyelia dalam menciptakan dan mempertahankan
kinerja mereka. Budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan
pada perusahaan, maka untuk mencapai profesionalisme kerja manajemen SDM
harus menciptakan budaya organisasi yang berkualitas. Seorang pimpinan harus
menciptakan lingkungan yang nyaman dan memotivasi karyawan dengan tujuan agar
kinerja karyawannya dapat meningkat. Budaya organisasi di perusahaan merupakan
faktor penting seperti upaya manajer menciptakan lingkungan yang nyaman demi
meningkatkan kinerja karyawannya. Budaya organisasi sebagai, “penyempurnaan
berkesinambungan’’ yang melibatkan semua anggota baik manajemen maupun
pegawai. Kesadaran bahwa manajemen harus memuaskan pelanggan dan memenuhi
kebutuhan pelanggan, jika perusahaan ingin tetap eksis, memperoleh laba dan
berkembang. Dapat menyempurnakan mutu, proses, sistem biaya penjadwalan demi
kepuasan pelanggan, untuk mencapai upaya yang terkoodinasi dengan cara
menentukan tugas dan hubungan antara manajer dan karyawan agar termotivasi dan
berkomitmen untuk membawa perusahaan pada keberhasilan. Mengubah cara kerja
pegawai sehingga dapat bekerja lebih produktif, dan memperbaiki prosedur, serta
efektif dan efisien.
4. Jika dibandingkan dengan para pesaing Indonesia sendiri masih kalah jika
dibandingkan dengan negara lain. Artinya produk UMKM lokal masih kalah saing
padahal kualitas tak kalah bagus dan original. Kebanyakan kualitas produk negara
lain kualitas biasa saja namun harganya murah. Sebenarnya harga yang ditawarkan
tidak perlu terlalu murah, asalkan produk yang ditawarkan tepat. Berbicara soal
kapasitas, produksi UMKM lokal masih cukup rendah. Sedangkan permintaan negara
lain cukup besar, maka perlu adanya strategi untuk memenuhi permintaan pasar.
Berikut ini agar UMKM Kalsel bisa bersaing di pasar Internasional :
1. Tentukan pasar
Pertama pelaku usaha harus mengenal karakteristik target pasar ekspor. Jika
produk yang mahal dan bermerek dikuasai oleh barang-barang Eropa. Sedangkan
untuk produk menengah bawah UMKM lokal bersaing dengan China dan
Vietnam. Untuk mensiasati agar masuk dalam persaingan pasar tersebut UMKM
Kalsel hanya perlu mengambil strategi ditengah. Dengan kapasitas produksi yang
tidak terlalu banyak tapi bisa menaikkan nilai produk.
2. Inovatif dan Kreatif
Produk yang unik tentunya akan menarik minat para pembeli. Tak bisa dipungkiri
produk yang berbeda dengan produk lainnya pasti akan mempengaruhi psikologi
para pembeli. Maka mereka akan merasa perlu memiliki untuk menambah
koleksi. Nah keunggulan Indonesia adalah beragamnya jenis kebudayaan
didalamnya. Sehingga produk UMKM Kalsel sudah pasti kaya akan keunikan,
baik dari jenis, model maupun corak dan motif. Keunikan tersebut bisa
diinovasikan dari adopsi ciri khas budaya Kalsel dengan paduan kontemporer.
Yakni perpaduan kreatitas yang memiliki unsur tradisional yang bercampur
dengan unsur modern. Perpaduan tersebut akan menghasilkan karya yang luar
biasa. Tetutama dimata dunia karena suatu perbedaan yang mencolok apabila
dibandingkan dengan produk pesaing jika mengangkat tema kebudayaan.
3. Trend Global
Produk yang paling banyak disukai sudah pasti menarik minat para pembeli.
Tentu produk tersebut adalah produk yang sedang trend dan banyak
penggemarnya. Sebagai pelaku usaha sudah sepantasnya jika mampu melihat
setiap trend yang sedang berkembang. Maka wajib hukumnya memahami dan
mengupdate trend pasar global produk yang sedang diminati pada saat itu.
Dengan begitu UMKM Kalsel bisa menyesuaikan persaingan pasar global.
4. Komunikasi
Untuk bisa bersaing di pasar global paling utama adalah komunikasi. Pelaku
UMKM Kalsel dihimbau agar bisa berkomunikasi baik dengan dunia
internasional. Tentunya hal tersebut akan memudahkan dalam menjalin kerjasama
dengan pelaku
usaha diluar. Sekaligus mempermudah dalam memperluas jaringan pemasaran.
Jadi sekali lagi komunikasi bisnis itu penting sekali terutama bagi para UMKM
lokal yang akan melebarkan sayapnya agar bisa go Internaisonal.
5. Limited Edition
Sudah sepatutnya produk UMKM lokal menjajal strategi yang dipakai oleh negara
maju seperti Eropa dan Amerika. Setiap mengeluarkan produk baru yang bermerk
mereka selalu sukses mendapat perhatian dunia. Mereka memiliki strategi dengan
memiliki produk ekslusif, yakni hanya memproduksi 2 sampai 3 barang untuk
satu produk. Strategi marketing dengan hanya memproduksi produk dalam edisi
terbatas membuat pasar penasaran. Bahkan banyak yang rela membeli meski
harganya mahal karena limited edition. Selain anggapan para pembeli produk
tidak banyak yang menyamai. Mereka merasa harus memiliki produk tersebut
untuk menambah koleksi. Cara tersebut telah diterapkan dibeberapa negara maju
dan telah berhasil membuat para calon pembeli penasaran. Jika dibandingkan
dengan barang yang diproduksi dalam jumlah banyak, pembeli lebih memilih
barang edisi terbatas. Strategi ini sangat ampuh karena mereka beranggapan harus
segera membeli dan tidak menundanya sebelum edisi terbatas habis dimiliki orang
lain.