Kayu Manis TTU
Kayu Manis TTU
Kayu Manis TTU
Salah satu contoh dari kegunaan aroma kayu manis ini adalah rasa manis dan
pedasnya dalam pembuatan sirup yang dapat menghangatkan tubuh. Sedangkan
limbah kayu manisnya dapat digunakan untuk bahan bangunan, perabotan
rumah tangga dan kayu bakar. Meningkatnya kegunaan kayu manis maka prospek
pengembangannya di Indonesia akan semakin bagus, baik agribisnis sektor hulu
maupun hilir (Ferry, 2013).
KLASIFIKASI
nama daerah seperti Batak (Holim), Melayu (Kayu manis), Minangkabau (Kulik
manih), Sunda (Mentek), Jawa Tengah (Manis Jangan), Madura (Cingar Kanyengar,
Sasak (Onte), Sumba (Kaninggu) dan Flores (Puudinga). Klasifikasi dari kayu manis
Divisio/Devisi : Spermathophyta
Sub Divisio/Anak Devisi : Angiospermae
Classis/Klas : Dicotuledonae
Ordo/Bangsa : Ranales
Family/Suku : Lauraceae
Genus/Marga : Cinnamomum
Species/Jenis : Cinnamomum burmanii (Ness) BL
Gambar 1. Tanaman kayu manis
MORFOLOGI
Morfologi tanaman kayu manis (Cinnamomum burmannii, Bl) terdiri dari bagian
tumbuhan yang berguna untuk mengambil dan mengolah zat hara seperti alat
hara (organum nutritivum), yang terdiri dari akar dan daun, semua ini disebut
organ pertumbuhan atau organ vegetatif. Bagian lain yang berfungsi untuk
menghasilkan organ perkembangbiakan untuk menghasilkan keturunan baru.
Organ perkembangbiakan atau alat untuk memperbanyak diri disebut, organum
reproductivum, misalnya: bunga, buah dan biji. Yang termasuk organum nutritivum
dan organum reproductivum pada tumbuhan kayu manis. (Arumningtyas, 2016)
1. Organum Nutritivum.
b. Batang (caulis)
Batang kayu manis (gambar 3) berdiameter 125 cm, batangnya berkayu,
bercabang dan berwarna abu-abu tua. Kayunya berwarna coklat muda dan berkulit
halus. Kulit batang dapat dimafaatkan sebagai bumbu masakan, kesehatan dan
lain
sebagainya.
Gambar 3. Batang tanaman kayu manis
c. Daun (Folium)
Daun kayu manis (gambar 4) memiliki daun tunggal, berbentuk elips
memanjang dan kaku seperti kulit. Letak daun berseling, panjang tangkai daun 0,5
-
1,5 cm. Panjang daun 4-14 cm, dengan lebar 1,5-6 cm. Ujung runcing, tepi rata,
permukaan atas licin warnanya hijau, permukaan bawah bertepung dan
warna keabu-abuan. Daun muda berwarna merah pucat. (Arumningtyas, 2016)
Organum Reproduktivum
a. Buah (Fructus)
Buahnya seperti buah buni, berbiji satu dan berdaging. Bentuknya bulat
memanjang. Warna buah yang masih muda berwarna hijau tua, dan buah yang
sudah tua berwarna ungu tua. Panjang buah sekitar 1,3- 1,6 cm, dan diameter
0,35-
0,75 cm. Panjang biji 0,84-1,32 cm dan diameter 0,59-6,8 cm
Gambar 6. Buah kayu manis
Kandungan kimia dalam batang kulit kayu manis adalah minyak atsiri,
eugenol, safrole, sinamaldehide, tannin, kalsium oksalat, dammar, kalsium oksalat,
flafonoid, triterponoid, saponin dan zat penyamak (Arumningtyas, 2016). Dikenal 2
aksesi kayu manis, aksesi pertama yang berdaun muda berwarna merah pekat dan
varietas ke dua berdaun hijau ungu. Aksesi pertama terdiri dari 2 tipe, yaitu tipe
pucuk merah tua dan tipe pucuk merah muda. Pucuk merah tua banyak ditanam di
daerah sentra produksi di Sumatera Barat dan Kerinci, sedangkan pucuk
merah muda hanya didapat dalam jumlah populasi yang kecil. Kayu manis pucuk
merah mempunyai kualitas yang lebih baik, tetapi produksinya lebih rendah dari
pada kayu manis yang berpucuk hijau ungu (Harmoko, 2012)
4. Deskripsi Kulit Batang Kayu manis.
Kulit batang kayu manis memiliki bau khas aromatik, rasa agak manis, agak
pedas dan kelat. Pengamatan secara makroskopik, potongan kulit berbentuk
gelondong, gulung membujur, agak pipih atau berupa berkas yang terdiri dari
tumpukan beberapa potong kulit yang tergulung membujur; panjang sampai 1 m,
tebal kulit 1 mm sampai 3 mm atau lebih. Permukaan luar kulit yang tidak bergabus
berwarna coklat kekuningan atau coklat sampai coklat kemerahan, bergaris-garis
pucat bergelombang memanjang dan bergaris-garis pendek melintang yang
menonjol atau agak berlekuk, sedangkan permukaan luar yang bergabus berwarna
hijau kehitaman atau coklat kehijauan, kadang-kadang terdapat bercak-bercak lumut
kerak berwarna agak putih atau coklat muda. Permukaan dalam kulit berwarna
coklat merah tua sampai coklat kehitaman. Pengamatan secara mikroskopik, kulit
yang lapisan luarnya belum dibuang akan tampak lapisan epidermis dengan kutikula
berwarna kuning; lapisan gabus terdiri dari beberapa sel berwarna coklat, dinding
tangensial dan dinding radial lebih tebal dan berlignin; kambium gabus jernih tanpa
penebalan dinding. Korteks terdiri dari beberapa lapisan sel parenchim dengan
dinding berwarna coklat, diantaranya terdapat kelompok sel batu, sel lendir dan sel
minyak. Manfaat kulit kayu manis pada umumnya digunakan secara tradisional baik
sebagai bumbu masakan maupun sebagai bahan dalam pengobatan, antara lain
berkhasiat untuk mengatasi masuk angin, diare, dan penyakit yang berhubungan
dengan saluran pencernaan. Kayu manis juga memiliki aktivitas sebagai antioksidan
(Arumningtyas, 2016)
PERSYARATAN TUMBUH
Tanah
Kayu manis dapat tumbuh pada ketinggian 2000 meter diatas permukaan laut,
akan tetapi akan berproduksi secara optimal pada ketinggian 500-900 dpl dan rata-
-1
rata produksi 2,78 kg batang pada umur panen 6-8 tahun dengan kadar minyak 2-
2,5%. Sedangkan pada ketinggian tempat 300-400 dpl produksi kulitnya rendah
dengan ketebalan kulit 1,76 -2 mm (Daswir dan Suherdi, 1994). Jenis tanah yang
sesuai untuk pertumbuhan kayu manis adalah yang mempunyai humus, remah,
berpasir dan mudah menyerap air seperti tanah latosol, andosol dan juga
tumbuh
tanah ultisol dengan pH 5,0-6,5.
Iklim
Kayu manis akan tumbuh baik pada daerah beriklim tropis basah,
tersebar seluruh wilayah Indonesia. Faktor iklim yang harus diperhatikan adalah: 1.)
.Curah hujan. Kayu manis menghendaki hujan merata sepanjang tahun dengan
jumlah cukup, yaitu berkisar 2000-2500 mm/tahun. Apabila curah hujan terlalu
tinggi akan
menyebabkan rendemen menjadi rendah. 2). Suhu rata-rata 25°C dengan suhu
maksimum 27°C dan suhu minimum 18°C. 3). Kelembaban, 70-90%, semakin tinggi
kelembaban maka pertumbuhan akan semakin baik. 4). Penyinaran. sekitar 40-70%
PERSIAPAN LAHAN
Lahan untuk penanaman kayu manis bersih dari gulma dan tunggul pohon,
selanjutnya lahan dicangkul agar tekstur tanah gembur. Untuk sistim penanaman
monokultur jarak tanam 1,5 x 1,5 m, bisa agak rapat, sedangkan pada penanaman
tumpangsari jarak tanam 4 x 4 m. pada lahan yang miring dibuat kontur atau teras.
Teras dibuat sesuai jarak tanam dengan lebar 1,5- 2,0 m. Setelah ditentukan jarak
tanam dilakukan pembuatan ajir untuk menandakan letak lubang tanam,
dengan ukuran lubang tanam 50 x 50 x 50 cm, dan biarkan terbuka selama 1-
2 bulan kemudian masukkan pupuk kandang 2-3 kg/lubang.
1. Varietas Unggul
Selain benih berasal dari biji, dapat juga diperbanyak dari tunas atau cabang
yang dihasilkan dari pohon yang telah ditebang, kemudian tunasnya dibiarkan
tumbuh sebanyak 3-5 tunas, setelah berumur 1 tahun atau telah mempunyai
tinggi
50-60 cm dan telah memiliki perakaran, dapat dipisahkan dengan batang
induknya,
dengan membungkus bagian akar dengan
tanah.
PENANAMAN
Waktu tanam yang tepat adalah saat musim hujan. Sebelum benih ditanam,
-1
lubang tanam diberikan pupuk kandang 5 kg lubang . Benih ditanam di ditengah-
tengah lubang tanam lalu ditimbun dengan tanah kemudian dipadatkan agar kuat
menahan angin dan hujan. Sedangkan benih yang berasal dari tunas ditanam miring
dan daun dikurangi untuk mengurangi penguapan. Tanaman muda sebaiknya diberi
naungan (Daswir., et al 1995).
PEMELIHARAAN
1. Pemupukan
Pemberian pupuk dapat diberikan dengan cara dibenamkan dalam lubang tugalan
atau pada alur sekeliling tanaman. Sebelum pemupukan harus bersih dari gulma
dan tanahnya digemburkan.
2. Penyiangan
POLA TANAMAN
Tanaman kayu manis sampai umur 1-3 tahun saat tanam dapat ditumpang sari
kan dengan tanaman palawija ataupun tanaman semusim, dengan jarak
tanam
5 x 5m. Dan ada pula yang ditanam secara monokultur dengan jarak tanam 1,5 x
1,5 m dengan populasi tanaman 4400/ ha.
Untuk mendapatkan hasil dan mutu yang baik, tanaman perlu pengontrolan
hama dan penyakit. Hama yang sering menyerang tanaman kayu manis adalah
penggerek batang (Cerambicidae). Hama ini mempunyai kaki palsu yang mengalami
rudimenter, abdomen berbentuk bulat panjang dan bewarna terang kepala kecil dan
mandibular kuat (Jamalius., et al, 1995). Selain hama penggerek batang, hama lain
yang sering menyerang adalah ulat Kenari (Cricula trifenestrate) yang menyebabkan
kulit kayu manis lengket dan susah untuk dikuliti, dan ulat merah (Lepidoptera:
Cosidae) yang menyerang tanaman muda (Wikardi dan Wahyono, 1991).
Penyakit yang sering menyerang yaitu kanker batang yang disebabkan oleh
Phythopthora cinnamomi. Serangan kanker batang menyebabkan kulit kayu manis
berair warna coklat, hal ini akan menyebabkan kulit rusak dan menurunkan mutu .
Kanker batang sering menyerang pada kebun yang beriklim lembab, karena
jarak
tanam terlalu rapat atau pada pertanaman kayu manis di dataran tinggi
Panen
Panen kulit kayu manis dilakukan melalui dua fase, yaitu fase
penjarangan yang ditujukan untuk pertumbuhan tanaman yang kurang baik
dilakukan pada tanaman berumur 3-5 tahun dengan hasil kulit rata-rata 0,5 kg
-1
batang . Penjarangan ini merupakan salah satu cara pemeliharaan dan panen
kayu manis yang dilakukan sebelum panen tanaman secara keseluruhan. Apabila
pada sistim penanaman yang rapat cara ini sangat perlu dilakukan agar
penyinaran matahari lebih baik. Tujuan lain dari penjarangan agar tanaman tumbuh
lurus, menghambat pertumbuhan cabang dan mencegah erosi. Penjarangan juga
akan menghasilkan tunas baru. Tunas- tunas tersebut dapat dipertahankan dan
dirawat untuk sumber benih. Fase kedua yaitu dilakukan pengambilan produksi
pada waktu yang telah
ditentukan, tanaman kayu manis telah berumur 6-9 tahun dengan hasil kulit rata-rata
-1
2,5 kg batang dan telah memenuhi standar ekspor.
Pasca Panen
Pasca Panen yang dilakukan ditingkat petani sangat sederhana yaitu dengan
jalan mengeringkan kulit yang sudah dikupas kulit luarnya. Dibersihkan dari kotoran,
kemudian dijemur kalau kering kulit kayu manis akan menggulung ada gulungan
tunggal atau gulungan ganda. Pengeringan kayu manis dianggap baik apabila
perbandingan basah menjadi kering adalah 2 : 1. Dari gulungan ini akan
menentukan kualitas dari kulit kayu manis, gulungan yang berasal dari kulit batang
dinamakan kualitas AA, dari cabang kualitas BB sedangkan dari ranting adalah
kualitas CC. Kulit
kayu manis kemudian dipotong- potong sepanjang 30-80 cm (Daswir., et al
2004)
Sumber: Ulinnuha. M, 2018
Menurut (Nurcahyo dan Khasanah, 2014; Rusli S, et all 1990) ekspor kayu
manis Indonesia yang berbentuk gulungan (quill) mempunyai nilai ekonomi yang
masih rendah, untuk itu perlu pengolahan lebih lanjut menjadi produk minyak dan
oleoresin sehingga akan meningkatkan nilai ekonomi dan produk kayu manis.
Oleoresin merupakan produk yang didapat dari hasil ekstraksi dan memiliki
kelebihan dibandingkan dengan penggunaan bahan mentah karena lebih bersih,
nilai ekonomi lebih tinggi dan lebih mudah dikontrol.
Hasil penelitian Nurcahyo dan Khasanah, (2014) menunjukkan bahwa oleoresin
yang dihasilkan dari limbah destilasi kulit kayu manis memiliki rendemen optimum
sebesar 11,137 % yang diperoleh dari ukuran partikel 150, 267 mesh dengan suhu
53,199°C dan waktu ekstraksi 4,6652 jam. Dengan kadar sinamaldehid
pada rendemen optimum 12,22%, kadar minyak 7,554% serta kadar sisa pelarut
methanol
1,66 ppm.
Akhir-akhir ini produk kayu manis yang berasal dari Indonesia dilanda isu
coumarin yaitu berupa senyawa kimia yang berbau wangi dan dapat digunakan
sebagai pewangi makanan atau minuman. Dalam dosis rendah senyawa coumarin
berdampak positif bagi kesehatan, namun pada dosis tinggi dapat menyebabkan
alergi pada kulit. Hal tersebut menyebabkan menurunnya minat konsumen terhadap
kayu manis Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian umur panen kayu manis tidak
boleh lebih dari 8 tahun dengan bertambah tingginya umur panen maka kandungan
coumarin akan bertambah tinggi (Ferry, 2013).
Guna meningkatkan potensi agribisnis dari kayu manis saat ini diperdagangkan
juga sebagai bahan baku obat dan pestisida nabati. Pestisida nabati berbahan baku
minyak kayumanis dapat dijadikan alternatif untuk menggantikan pestisida sintetis
dalam menanggulangi serangan larva hama penggulung daun nilam Pachyzancla
stultalis (Idris, H dan Nurmansyah 2018). Hasil penelitian Syahrizal, (2017) mengenai
pemanfaatan bubuk kayu manis terhadap lalat rumah (Musca domestic) dengan
dosis 10 gr/0,5 kg ke media rata-rata lalat yang hinggap yaitu 4 ekor lalat
DAFTAR PUSTAKA
Arumningtyas, A D. 2016. Formulasi Sediaan Pasta Gigi dari Minyak Atsiri Kulit Batang Kayu
manis (Cinnamomum burmanii) dan Uji Aktifitas Anti Bakteri Streptococcus Mutans
dan Staphs aureus. Skripsi, Fakultas Farmasi . UMP. 4–13.
Daswir dan Suherdi. 1994. Kajian Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kayu manis pada
Berbagai Umur serta Tinggi Tempat. Prosiding Seminar Tanaman Rempah dan Obat,
Solok, 04, 47–54.
Daswir, Z Hasan dan Imran. 1995. Pengaruh Pupuk dan Penjarangan terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kayu manis. Prosiding Seminar Tanaman Rempah
dan Obat, Solok.06, 61–67.
Harmoko, A. D. 2012. Potensi anti fungal ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmanii)
terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in Vitro. Skiripsi. Fakultas
Kedokteran. Uniersitas Sebelas Maret . 44 p
Idris, H. dan Nurmansyah. 2018. Pestisida Nabati Minyak Kayu manis dan Serai wangi untuk
Pengendalian Hama Penggulung Daun Nilam Pachyzancla stultalis. Bul.Littro, 28(2),
163–170.
Jamalius, H. Idris, Adria. dan Nurmansyah. 1995. Distribusi Hama Penggerek Batang Kayu
manis (Cinnamomum burmanii) di Sentra Produksi Sumatera Barat. Prosiding Seminar
Tanaman Rempah dan Obat, Solok, 06, 68–73.
Rusli S, Ma'mun. dan Triantoro. 1990. Penyulingan Beberapa Macam Kulit Cassia Vera. Bul.
Littro, 5(1), 59–63.
Suherdi. 1994. Karakteristik Kulit Kayu manis (Cinnamomum burmanii) pada Tiga Tingkatan
Umur Panen. Prosiding SeminarTanaman Rempah dan Obat, Solok, 42–46.
Wikardi. E A, dan TE Wahyono. 1991. Serangga Serangga Perusak Tanaman Kayu manis
(Cinnamomum spp) . Bul.littro 6(1): 20-26..