Dokumen Ukl Upl Batu Gamping Bogorejo Blora
Dokumen Ukl Upl Batu Gamping Bogorejo Blora
Dokumen Ukl Upl Batu Gamping Bogorejo Blora
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Penyusunan dokumen UKL-UPL Eksplorasi Penambangan Batu Gamping a.n Edi
Purwanto, seluas 5,82 m² ini dilakukan dengan latar belakang untuk memenuhi
persyaratan lingkungan dalam mengajukan IUP operasi produksi. Rencana umur
tambang adalah 4 tahun dengan kapasitas produksi 72.000 m³/tahun dengan
jumlah cadangan 262.272 m³.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan
pengelolaan lingkungan hidup, Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup P 38
tahun 2019 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib
Dilengkapi AMDAL, huruf K angka 4 Eksploitasi (operasi produksi) mineral
bukan logam atau mineral batuan dengan kapasitas < 500.000 m³ per tahun
dan/atau jumlah material penutup yang dipindahkan < 1.000.000 m³ tidak wajib
dilengkapi dengan dokumen AMDAL, namun harus dilengkapi dengan dokumen
upaya pengelolaan lngkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UKL-
UPL).
Sesuai dengan lampiran UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
huruf K pembagian urusan pemerintah bidang lingkungan hidup, peraturan
menteri lingkunan hidup Nomor 08 Tahun 2013 Tentang Tata laksana penilaian
dan pemeriksaan dokumen lingkungan hidup serta penertiban Izin Lingkungan
pasal 23 maka pemeriksaan UKL-UPL dilakukan oleh pemerintah Kabupaten
Blora karena kegiatan Eksplorasi Penambangan Batu Gamping a.n Edi Purwanto
di Desa Bogorejo, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora.
1.2. TUJUAN
Dalam rangka pembangunan berkelanjutan, kegiatan usaha penambangan harus
dilakukan dengan memperhatikan prinsip lingkungan hidup, transparansi dan
partisipasi masyarakat. Praktek pengelolaan lingkungan di pertambangan
menuntut proses yang terus menerus dan terpadu pada seluruh tahapan
kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau
batu bara yang meliputi penyelidikan umum, Operasi Produksi, studi kelayakan,
penambangan, pengelolahan, pemurnian, pengangkutan, penjualan, serta
kegiatan pasca tambang. Perencanaan dan pelaksanaan yang tepat merupakan
rangkaian pengelolaan pertambangan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan sehingga akan mengurangi dampak negatif akibat usaha
pertambangan. Dari spesifkasi tersebut, instansi terkait diharapkan akan
memberikan suatu pembinaan dan pengawasan kegiatan tersebut melalui
petunjuk teknis rencana reklamasi sesuai dengan usaha dan kegiatan
penambangan yang dilakukan.
Eksplorasi Penambangan Batu Gamping ini juga untuk memenuhi kebutuhan
pada proyek-proyek pembangunan yang ada di wilayah Kabupaten Blora dan
Fisiografi.
Pembahasan mengenai geologi regional bertujuan untuk memberikan
gambaran:
a. Dataran Aruvial Jawa Utara,
b. Antiklinorium Rembang,
c. Zona Depresi Randublatung,
d. Antiklinorium Kendeng (Pegunungan Kendeng),
e. Zona Pusat Depresi Jawa (Zona Solo, Subzona Ngawi),
f. Busur vulkanik Kuarter, dan
g. Pegunungan Selatan.
Berdasarkan peta fisiografi Jawa Timur menurut Van Bemmelen (1949) , daerah
penelitian termasuk dalam antiklinorium Kendeng atau Zona Kendeng yang
merupakan kelanjutan dari Zona Serayu Utara, yang membentang sejauh 250
km dengan lebar sekitar 40 km. Pringgoprawiro (1983) membagi morfologi
Zona Kendeng menjadi tiga satuan yang masing masing membentang dari barat
Tabel 2.3
a. Pembongkaran.
h. Pengelolaan Sampah.
Sampah padat berupa kertas, kardus dll kumpulkan dan dibuang ke
tempat pembuangan sampah sementara dan diberi tutup agar tidak
kena air hujan.
i. Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan.
Pada tahapan operasi, kegiatan yang menyebabkan dampak terhadap
penurunan kualitas udara ambien di lokasi kegiatan atau usaha dan
sekitarnya adalah operasional kegiatan Eksplorasi Penambangan Batu
Gamping. Penurunan kualitas udara ambien dan peningkatan
kebisingan disebabkan oleh adanya gas buang hasil pembakaran
kendaraan yang keluar-masuk pengangkut. Penurunan kualitas udara
ambien ini dapat menimbulkan dampak lanjutan berupa penurunan
tingkat estetika lingkungan, penurunan tingkat kenyamanan
masyarakat, gangguan terhadap kesehatan masyarakat (terutama
saluran pernafasan) dan persepsi negatif masyarakat. Pada tahapan
operasi, kegiatan yang menyebabkan dampak terhadap peningkatan
kebisingan di lokasi kegiatan atau usaha dan sekitarnya adalah suara
kendaraan bermotor yang keluar-masuk lokasi kegiatan Eksplorasi
Penambangan Batu Gamping. Peningkatan kebisingan ini dapat
menimbulkan dampak lanjutan berupa penurunan tingkat
kenyamanan dan persepsi negatif masyarakat.
j. Terganggunya Ekosistem di Lahan.
Berkurangnya flora dan fauna darat. Kegiatan pembersihan lahan
dengan penebangan pohon dan vegetasi, Eksplorasi Penambangan
Batu Gamping diperkirakan dapat mengakibatkan hilangnya flora
darat yang menempati lahan tersebut. Dengan demikian, perubahan
fungsi lahan dari lahan yang ada tanamannya menjadi lahan tambang
dapat mengakibatkan berkurangnya flora dan fauna darat. Dengan
berkurangnya lahan vegetasi yang menjadi lahan tambang, maka fauna
yang hidup di daerah vegetasi tersebut seperti katak, ular, tikus,
5. Penurunan Emisi
BAB 3
MATRIK DAMPAK LINGKUNGAN YANG DI TIMBULKAN DAN
LAMPIRAN
UKL-UPL Eksplorasi Penambangan Batu Gamping a/n Edi Purwanto
Desa Bogorejo, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora 38
Tahun 2021
URAIAN RONALINGKUNGAN HIDUP AWAL KEGIATAN OPERASI PRODUKS
PERTAMBANGAN BATUAN (Batuan Gamping)
KABUPATEN BLORA
Kegiatan Eksplorasi Penambangan Batu Gamping a.n Edi Purwanto di Desa
Bogorejo, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora tentu akan mengubah rona
lingkungan hidup awal. Oleh karena itu diperlukan identifikasi rona lingkungan hidup
awal yang meliputi :
KOMPONEN GEO-FISIK-KIMIA
A. KONDISI GEOGRAFIS
Letak astronomis Kabupaten Blora berada di antara 111°016' s/d 111°338' Bujur
Timur dan diantara 6°528' s/d 7°248' Lintang Selatan. Secara geografis,
kabupaten Blora tidak berbatasan dengan pantai dan masih menjadi bagian
wilayah utara Pulau Jawa. Kabupaten Blora berada di rangkaian perbukitan kapur
yakni Pegunungan Kendeng Utara dan Pegunungan Kendeng Selatan yang sejajar
membentang dari barat ke timur. Kabupaten Blora dilalui 2 (dua) sungai utama,
yaitu Sungai Bengawan Solo dan Sungai Lusi.
Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut, sebagaimana disajikan
pada Gambar 1:
Kabupaten Pati
Kabupaten Tuban
Provinsi Jawa Timur
Kabupaten Ngawi
Provinsi Jawa Timur
Tabel 1.1.
Flora (tumbuh-tumbuhan) di sekitar lokasi kegiatan
NO. NAMA TUMBUHAN NAMA ILMIAH
1. Alang-alang Imperata Cylindrical
2. Jati Tectona Grandis
3. Jeruk bali Citrus X Paradisi
4. Jeruk nipis Citrus Aurantifolia
5. Kelapa Cocos Mucifera
6. Labu Cucurbita SPP
7. Mahoni Swietenia Mahagoni
8. Mawar Rosa SP
9. Melati Jasminum Sambac
10. Mangga Mangifera Indica
11. Nangka Artocarpus Heterophyllus
12. Papaya Carica Papaya
13. Pisang Musa Paradisiaca
14. Sukun Artocarpus Communis
15. Sangketan Heliotropium Indicum
16. Sawo Zapota
17. Tebu Sacharum Officinale
18. Ubi kayu Manihot Utilisima
Tabel 2.1.
BINATANG (FAUNA) DI SEKITAR LOKASI KEGIATAN
NO NAMA BINATANG NAMA ILMIAH / GOLONGAN
1. Tikus Ratus SP
2. Nyamuk Diptera
3. Kupu-kupu Lepidoptera
4. Burung Gereja Passer Montanus
5. Semut Hymenopiera
6. Jangkrik Acheta Domestica
7. Capung Odonata
8. Ikan Cyprinus Carpio
9. Kucing Felis Carpio
10. Tawon atau Lebah Hymenoptera