Hakekat Matematika - Kelompok 2
Hakekat Matematika - Kelompok 2
Hakekat Matematika - Kelompok 2
“Hakekat Matematika”
Kelompok 2
Disusun oleh :
1. Arthur Imantoko (18310010)
2. Selvita Erviandita (18310029)
3. Salwa Safira (18310043)
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah dengan
judul “Hakekat Matematika ”. Serta shalawat dan salam selalu dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Filsafat Matematika. Pada masa kini, kebanyakan masyarakat bahkan hampir
semua kalangan masyarakat menganggap bahwa matematika adalah salah satu
mata pelajaran yang sangat sulit. Untuk menghilangkan paradigma tersebut, maka
kami menyusun makalah ini yang membahas tentang Hakekat Matematika.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen pengampu mata
kuliah Filsafat Matematika, kepada keluarga serta teman-teman yang banyak
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini banyak
mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami khususnya dan pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi
kemajuan penulisan makalah berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. .............................................................................. 4
B. Permasalahan .................................................................................. 5
C. Tujuan ............................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apakah matematika itu? hingga saat ini belum ada kesepakatan yang
bulat di antara para matematikawan tentang apa yang disebut matematika itu.
Untuk mendiskripsikan definisi kata matematika para matematikawan belum
pernah mencapai satu titik “puncak” kesepakatan yang “sempurna”.
Banyaknya definisi dan beragamnya deskripsi yang berbeda dikemukakan oleh
para ahli, mungkin disebabkan oleh ilmu matematika itu sendiri, dimana
matematika termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas
sehingga masing-masing ahli bebas mengemukakan pendapatnya tentang
matematika berdasarkan sudut pandang, kemampuan, pemahaman, dan
pengalaman masing-masing. Oleh sebab itu matematika tidak akan pernah
selesai untuk didiskusikan, dibahas, maupun diperdebatkan. Penjelasan
mengenai apa dan bagaimana sebenarnya matematika itu, akan terus
mengalami perkembangan seiring dengan pengetahuan dan kebutuhan manusia
serta laju perubahan zaman.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat pesat
terutama dalam bidang informasi begitu cepat, sehingga informasi yang terjadi
di dunia dapat kita ketahui dengan segera yang mengakibatkan batas Negara
dan waktu sudah tidak ada perbedaan lagi. Akibat globalisasi, dalam era
globalisasi ini diperlukan sumber daya manusia yang handal dan mampu
berkompetisi secara global, sehingga diperlukan sumber daya manusia yang
kreatif berfikir sistematis logis, dan konsisten, dapat bekerja sama serta tidak
cepat putus asa. Untuk memperoleh sifat yang demikian perlu diberikan
pendidikan yang berkualitas dengan berbagai macam pelajaran. Salah satu
mata pelajaran yang merefleksikan sifat di atas adalah mata pelajaran
Matematika, karena matematika merupakan ilmu dasar dan melayani hampir
setiap ilmu. Sehingga ada ungkapan bahwa matematika itu adalah ratu dan
pelayan ilmu. Matematika juga merupakan ilmu yang deduktif dan ilmu yang
terstruktur. Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka kami
menyusun makalah tentang “HAKEKAT MATEMATIKA”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakekat matematika?
2. Apa yang dimaksud dengan objek matematika?
3. Apa yang dimaksud dengan konsep dalam matematika?
4. Apa yang dimaksud dengan simbol matematika?
5. Apa yang dimaksud dengan Aksioma dan Tata Permainan Bahasa
Matematika?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian hakekat matematika
2. Untuk mengetahui objek matematika
3. Untuk mengetahui konsep dalam matematika
4. Untuk mengetahui simbol matematika
5. Untuk mengetahui Aksioma dan Tata Permainan Bahasa Matematika
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Matematika
Secara etimologi, matematika berasal dari bahasa latin manthanein
atau mathemata yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Dalam Bahasa
Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti yang kesemuanya berkaitan dengan
penalaran.
Pendefinisian matematika sampai saat ini belum ada kesepakatan yang
bulat, namun demikian dapat dikenal melalui karakteristiknya. Ada yang
mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang,
matematika merupakan bahasa simbol, matematika adalah bahasa numerik,
matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif, matematika adalah metode
berpikir logis, matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola,
bentuk dan struktur, matematika adalah ratunya ilmu dan juga menjadi pelayan
ilmu yang lain. Matematika adalah salah satu pengetahuan tertua yang
terbentuk dari penelitian bilangan dan ruang. Matematika adalah suatu disiplin
ilmu yang berdiri sendiri dan tidak merupakan cabang dari ilmu pengetahuan
alam.
Matematika merupakan ilmu yang tidak jauh dari realitas kehidupan
manusia. Seperti halnya dalam membedakan antara banyak dan sedikit, lebih
dengan kurang, orang perlu berhitung. Misalnya, seorang pengembala akan
menghitung apakah kambing yang akan masuk ke kandang pada sore hari
sudah lengkap atau belum, maka pengembala tersebut menggunakan tumpukan
batu yang jumlahnya sama dengan jumlah kambing. Setiap satu kambing yang
masuk ke kandang, maka tumpukan batu akan dipindah satu. Apabila ada
tumpukan batu yang tersisa berarti ada kambing yang belum masuk ke kandang
dan dengan demikian jumlah kambing yang masuk ke kandang kurang dari
jumlah semua. Praktik seperti ini adalah permulaan dari orang belajar
berhitung, yang merupakan salah satu dari cabang ilmu matematika. Akan
tetapi, hakikat matematika bukanlah sekedar berhitung melainkan suatu
bangunan pengetahuan yang terus berubah dan berkembang. Di samping itu,
matematika adalah sebuah bahasa yang dapat menemukan dan mempelajari
pola serta hubungan-hubungannya sehingga terbentuklah suatu kegiatan
pembangkitan masalah dan pemecahan masalah. Itulah sebabnya matematika
bermanfaat bagi semua orang.
B. Objek Matematika
Ada empat yang menjadi objek kajian matematika yaitu Fakta, Konsep,
Operasi dan Prinsip.
Cara mempelajari fakta bisa dengan hafalan, drill (latihan terus menerus),
demontrasi tertulis dan lain-lain. Dengan demikian dalam memperkenalkan
simbol dan fakta matematika kepada siswa, guru seharusnya melalui beberapa
tahap yang memungkinkan siswa dapat menyerap makna simbol-simbol tersebut.
Penggunaan fakata yang berupa symbol bila terlalu capat diberikan kepada
siswa, dapat menyebabkan salah pengertian atau miskonsepsi terhadap symbol
tersebut. Selain itu, penekanan pada aspek teknis berupa perhitungan belaka, juga
dapat menimbulkan miskonsepsi tersebut. Contoh terjadinya miskonsepsi pada
symbol adalah siswa seringkali dibimbing hanya menggunakan fakta-fakta
matematika, tanpamem perhatikan pemahamannya. Salah satu contoh adalah
pemahaman terhadap bilangan pi (п). Ada siswa yang menganggap pi bernilai
sama dengan 3,14 atau (22/7) bukannya sekedar nilai pendekatan. Ada pula yang
lebih parah, menganggap nilai pi sama dengan 180 0, bukan memahami sebagai
kesetaraan antara radian dan derajat.
Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari
kepada apa yang telah diketahui. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu meteri
matematika yang baru, penglaman belajar yang lalu dari seseorang itu akan
mempengaruhi terjadinya proses belajar materi matematika tersebut. Menurut
Coney, ada beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengajarkan konsep
matematika, khususnya pada siswa yang berada pada tahap berpikir operasi
formal, yaitu:
Ø Pendefenisian (defining).
Kita dapat melihat gaya bahasa dari syarat cukup, yaitu “jika” selain itu juga
kadang digunakan: asalkan, sebab, karena, dengan alasan. Dengan logika
syarat cukup, siswa diharapkan mampu mencari contoh objek yang
dinyatakan oleh konsep, sehingga langkah syarat cukup memudahkan
penerapan dari konsep.
Ø Memberi contoh.
Hal ini sangat penting, karena dengan contoh dapaat memperjelas siswa
tentang konsep yang dipelajarinya. Untuk itu contoh diharapkan contoh yang
dipillah adalah sederhana, kemudian siswa dituntut untuk mencari contoh-
contoh lainnya sendiri.
Untuk menyatakan objek suatu konsep mempunyai syarat perlu dan cukup
biasanya digunakan kata “jika dan hanya jika”, dengan menyatakan syarat
perlu dan cukup memungkinkan siswa menguasai konsep dengan baik, karena
syarat cukup dapat mengidentifikasi contoh, sedangkan syarat perlu dapat
mengidentifikasi bukan contoh.
Definisi
Prinsip adalah objek kajian matematika yang lebih komplek, prinsip dapat
terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi
ataupun operasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa prinsip adalah
hubungan antara berbagai objek dasar Matematika. Prinsip dapat berupa aksioma,
teorema sifat dan sebagainya. Contohnya sifat komutatif dan sifat asosotiatiif
dalam aritmatika merupakan suatu prinsip, begitu pula dengan teorema
phytagoras. Contoh sebuah aksioma antara lain melalui “satu titik A diluar sebuah
garis g dapat dibuat tepat sebuah garis yang sejajar garis g”.
Siswa dianggap telah memehami suatu prinsip apabila ia telah memahami
bagaimana prinsip itu dibentuk dan dapat menggunakannya pada situasi yang
cocok. Bila demikian dia telah memahami fakta konsep atau definisi, serta operasi
yang termuat dalam prinsip tersebut.
C. Konsep dalam Matematika
Konsep adalah dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk
merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Konsep adalah sesuatu
yang membantu mengatur pikiran kita. Konsep dapat menunjukkan objek,
aktivitas atau benda hidup. Konsep juga dapat menggambarkan properti seperti
tekstur (susunan) dan ukuran, contohnya adalah besar, merah, halus, dan
sebagainya (Kania, 2018: 6). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
konsep diartikan sebagai sesuatu yang diterima dalam pikiran atau suatu ide yang
umum dan abstrak.
D. Simbol Matematika
Matematika memiliki banyak simbol, baik huruf maupun bilangan. Model
matematika x + y = z, belum tentu bermakna atau berarti. Tidak selalu x, y, z
berarti bilangan. Bilangan-bilangan yang digunakan dalam pembelajaran pun
bebas dari arti atau makna real. Makna huruf dan operasi tergantung
permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model matematika. Bahkan
tanda “+” tidak selalu berarti operasi tambah untuk dua bilangan, tetapi bisa jadi
operasi untuk vector, matriks dan lain-lain. Secara umum, x + y = z masih kosong
dari arti, tergantung permasalahannya. Jadi, model atau symbol matematika
sesungguhnya kosong dari arti. Ia akan bermakna sesuatu bila kita mengaitkannya
dengan konteks tertentu. Secara umum, hal ini pula yang membedakan symbol
matematika dengan symbol bukan matematika. Kosongnya arti dari model-model
matematika itu merupakan “kekuatan” matematika, yang dengan sifat tersebut ia
bisa masuk pada berbagai macam bidang kehidupan.
A. Kesimpulan
1. Hakikat matematika bukanlah sekedar berhitung melainkan suatu bangunan
pengetahuan yang terus berubah dan berkembang. Di samping itu,
matematika adalah sebuah bahasa yang dapat menemukan dan mempelajari
pola serta hubungan-hubungannya sehingga terbentuklah suatu kegiatan
pembangkitan masalah dan pemecahan masalah. Itulah sebabnya
matematika bermanfaat bagi semua orang.
2. Ilmu matematika selalu terus berkembang. Perkembangan matematika
tersebut dimulai dari perkembangan pada zaman Yunani Kuno,
perkembangan zaman Islam dan perkembangan zaman modern.
3. Ada enam tahapan yang harus dilalui siswa agar dapat berpikir tingkat
tinggi, yaitu menggali informasi yang dibutuhkan, mengajukan dugaan,
melakukan inkuiri, membuat konjektur, mencari alternative, dan menarik
kesimpulan.
4. Banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika. Faktor penyabab
rendahnya minat siswa dalam pelajaran matematika adalah faktor budaya,
faktor sistem pendidikan, faktor sistem penilaian, faktor orang tua dan
keluarga, faktor sifat bidang study, faktor guru.
5. Matematika memiliki karakteristik khas yang membedakan dengan ilmu-
ilmu lainnya, di antaranya:
a. Matematika memiliki objek kajian yang abstrak
b. Matematika bertumpu pada kesepakatan
c. Matematika berpola pikir deduktif
d. Symbol dalam matematika kosong dari arti
e. Matematika memperhatikan semesta pembicaraan
f. Matematika konsisten dalam sistemnya.
B. Saran
Sebagai seorang guru matematika yang professional hendaknya
memahami bagaimana hakikat dan karekteristik matematika yang sebenarnya
agar dapat meminimalisir berbagai persoalan yang terjadi, serta mengetahui
cara pengajaran yang dibutuhkan oleh siswa-siswanya agar matematika tidak
dianggap sulit dan disenangi oleh semua peserta didik. Ilmu matematika sangat
diperlukan untuk memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-
hari. Untuk itu seorang guru harus memberikan asupan ilmu matematika yang
sesuai dan bermanfaat seiring dengan kemajuan zaman sekarang ini kepada
siswa sebagai penerus generasi bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bimbingan.org/sejarah-perkembangan-matematika.htm
http://pulungnanang.multiply.com/journal/item/8/Tahapan-Belajar-
Matematika&show_interstitial=I&u=%2Fjournal%2Fitem