Studi Kasus

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 99

STUDI KASUS

ASUHAN KEHAMILAN PADA NY. B


DI PMB TATI KUSMIRAN, S.Tr. Keb
PERIODE 02 MARET – 15 MEI 2020

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Syarat Untuk Mengikuti Ujian Akhir


Program (UAP)

Oleh:

RIZKI CHAERUNISA
140217975

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA TIGA


INSTITUT MEDIKA Drg. SUHERMAN
2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Studi kasus ini telah disetujui, diperiksa dan siap untuk dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Studi Kasus Prodi DIII Kebidanan Institut Medika Drg. Suherman

Bekasi, 29 April 2020

Pembimbing

Ika Kania Fatdo Wardani, SST, M.kes


NIK. 50100229

Mengetahui,
Ka. Prodi Kebidanan Program Diploma Tiga
Institut Medika Drg. Suherman

Hajar Nur Fathur Rohmah, SST, M. Kes


NIK. 50150257

i
LEMBAR PENGESAHAN
Studi Kasus ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Ujian Sidang Studi Kasus Institut Medika Drg. Suherman Cikarang guna
melengkapi syarat-syarat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti
Ujian Akhir Program (UAP)

Bekasi, 29 April 2020

Penguji I Penguji II

Ida Widaningsih S. SiT, MKM Ika Kania Fatdo Wardani, SST, M.Kes
NIK : 50120238 NIK : 50100229

MENYETUJUI
Ka. Prodi DIII Kebidanan Institut Medika Drg. Suherman Cikarang

Hajar Nur Fathur Rohmah, SST, M.Kes


NIK. 50150257

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas

kehendak-Nya penulisan Studi Kasus ini dapat diselesaikan tepat waktu dengan

judul ”Asuhan Kehamilan Pada Ny. B Di PMB Tati Kusmiran, S.Tr. Keb

Periode 02 Maret – 15 Mei 2020”

Laporan Studi Kasus ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyarat

untuk mengikuti Ujian Akhir Program (UAP) Semester VI Institut Medika Drg.

Suherman Cikarang - Bekasi.

Dalam penyelesaian Studi Kasus ini, penulis banyak mengalami kesulitan.

Namun, berkat bimbingan yang diberikan dari beberapa pihak, akhirnya Studi

Kasus ini dapat diselesaikan. Karena itu sepantasnya penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Dr.drg Eddy Suharso, SH, M.Kes selaku Ketua Yayasan Medika Bahagia.

2. Dr. Triseu Setianingsih, SKM. MKM selaku Rektor Akademik Institut

Medika Drg. Suherman.

3. Vincent Oktavius, SE, selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan

Keuangan Institut Medika Drg. Suherman.

4. Ns. Yana Setiawan, SKM, S.Kep, M.kep selaku Wakil Rektor III Bidang

Kemahasiswaan Institut Medika Drg. Suherman.

5. Drs. Heru Turdja’I, SKM. M.Kes selaku dewan Penasehat Institut Medika

Drg. Suherman.

iii
6. Herlina Simanjuntak, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Vokasi Kebidanan

Institut Medika Drg. Suherman.

7. Hajar Nur Fathur Rohmah, SST, M.Kes selaku Ketua Progran Studi

Kebidanan Program Diploma Tiga.

8. Ida Widaningsih, S.SiT, MKM selaku penguji I Studi Kasus

9. Ika Kania Fatdo Wardani, SST, M.Kes selaku Penguji II Studi Kasus dan

pembimbing Studi Kasus atas bimbingan, pengetahuan, semangat, dan

kesabaran yang diberikan kepada penulis selama proses pembuatan studi

kasus ini dan selaku Wali Kelas Program Studi Kebidanan Program

Diploma Tiga Angkatan XIV.

10. Eviana Yatiningsih, SST. M.Kes Selaku Koordinator Studi Kasus Diploma

Tiga Kebidanan Institute Medika Drg. Suherman.

11. Bidan Tati Kusmiran , STR. Keb, yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menerapkan asuhan kebidanan kehamilan di PMB

Tati Kusmiran, S.Tr. Keb.

12. Bidan Anisa Laili, STR. Keb , Bidan Erlin Am. Keb, dan Bu Akbar sebagai

petugas sekaligus sebagai bidan senior di PMB yang telah membantu serta

kesabarannya dalam membimbing.

13. Ny. B dan beserta keluarga yang telah bersedia menjadi pasien pada studi

kasus ini.

14. Kepada oratng tua tercinta, Ayahanda Sabar dan Ibunda Titin Fatimah yang

senantiasa saya cintai dan hormati yang tak henti-hentinya memberikan

iv
dukungan baik secara material maupun do’a dan semangat sehingga

terselesainya Studi Kasus ini.

15. Kepada keluarga tercinta, kakak saya Abang Janwar Aditya Pratama, Teteh

Dinda Ayu Astuti, dan Adik Fatimah Azzahra yang selalu memberikan

semangat dan dukungan dalam penyelesaian Studi Kasus ini.

16. Kepada sahabat saya Ericka Octavia, Linda Nurholipah, Kezia Septiani

Sidabutar, Nelly Izzati, Siti Nursayyidah Fauziah, Siti Tarbiyah Udzuwiyah,

Radita Eka Rini, Sheilla Napisha, Suci Dewi Utami dan Kakak Zahra yang

senantiasa saling mendo’akan dan saling memberikan semangat dalam

penyelesaian Studi Kasus ini.

17. Kepada sahabat saya yang berada di Jakarta Alifah Robiatul Adhawiyah,

Nur Azizah, Yuni Nurlatifah, Dewi Julinah Ningsih, Dwi Syafarina,

Amellia Mustika Kasranti, Adibah, Farhan Abdurrafi, dan Dhimas

Subiantoro yang tidak henti-henti nya memberikan semangat serta

dukungan dan doa dalam penyelesaian Studi Kasus ini.

18. Kepada rekan-rekan Diploma Tiga Kebidanan Angkatan XIV yang telah

banyak membantu dan memberikan masukan untuk menyelesaikan Studi

Kasus ini.

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

membantu dalam menyusun laporan Asuhan Kebidanan Kehamilan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Asuhan Kebidanan

Kehamilan ini masih banyak kekurangan, untuk ini dengan kerendahan hati penulis

v
sangat mengharapkan kritik dan saran dalam berbagai pihak agar dalam penulisan

laporan yang akan datang bisa lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan Asuhan Kebidanan Kehamilan

ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Cikarang, 29 April 2020

Penulis

vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rizki Chaerunisa


Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 04 Juli 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Mahasiswi Institut Medika Drg. Suherman
Cikarang
Alamat : Perum Graha Bagasasi Blok B1 No. 02
Rt/Rw 003/013
Desa Sindangmulya Kec. Cibarusah Kab. Bekasi.
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. TK AL-QURAN QURROTA A’YUN : Tahun 2005
2. SDN KALISARI 08 Petang : Tahun 2005 – 2011
3. MTsN 33 Jakarta Timur : Tahun 2011 – 2014
4. MAN 14 Jakarta Timur : Tahun 2014 – 2017
5. Institut Medika Drg. Suherman : Tahun 2017 – Sekarang

Cikarang, 29 April 2020

Rizki Chaerunisa

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................7
C. Tujuan Penelitian .........................................................................................7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................8
E. Waktu dan Tempat Pengambilan Studi Kasus .............................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Asuhan Kebidanan
1. Definisi asuhan kebidanan ..................................................................10
2. Tujuan asuhan kebidanan ....................................................................10
B. Kehamilan
1. Definisi Kehamilan .............................................................................11
2. Tanda dan Gejala Kehamilan ..............................................................12
3. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Kehamilan ....................................15
4. Perubahan Psikologis ..........................................................................19
5. Kebutuhan Ibu Hamil ..........................................................................21
6. Tanda Bahaya Kehamilan ...................................................................24
7. Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil......................................................28
C. Antenatal Care
1. Definisi Antenatal Care.......................................................................43
2. Tujuan Antenatal Care ........................................................................44
3. Pelayanan Asuhan Kebidanan “10T”..................................................45

viii
D. Dokumentasi Asuhan Kebidanan...............................................................54

BAB III LAPORAN STUDI KASUS


A. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil.....................................61

BAB IV PEMBAHASAN KASUS


A. Kehamilan
1. Timbang Berat Badan..........................................................................71
2. Ukur Tekanan Darah ...........................................................................72
3. Ukut Tinggi Uterus..............................................................................73
4. Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA).....................................................73
5. Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ) ....................................................73
6. Tentukan Presentasi Janin ...................................................................74
7. Pemberian dan Skrining Status Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ........74
8. Pemberian Tablet Fe Sebanyak 90 Tablet Selama Kehamilan ...........74
9. Pemeriksaan Laboratorium .................................................................75
10. Temu Wicara/Konseing.......................................................................78

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 80
B. Saran...........................................................................................................80

DAFTAR PUSTAKA

ix
Daftar Tabel

Tabel 2.1 Ukuran Tinggi Uterus ............................................................................16

Tabel 2.2 Rekomendasi Berat Badan Selama Kehamilan......................................46

Tabel 2.3 Ukuran Tinggi Uterus ............................................................................47

Tabel 2.4 Jadwal Imunisasi TT ..............................................................................50

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Pasien

Lampiran 2 : Lembar Konsultasi

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan ibu dan anak adalah suatu upaya yang dilakukan didalam bidang

kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan baik ibu hamil, ibu

bersalin, ibu menyusui, bayi dan balita serta anak prasekolah. Kesehatan ibu dan

anak juga dapat diartikan sebagai tolak ukur indicator terpentimg untuk menilai

kualitas pelayanan obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah, yang dilihat dari

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayah tersebut.

Target dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang diadopsi dari target

Sustainable Development Goals (SDG’s) adalah tahun 2030 AKI Indonesia

mencapai 70 per 100.000 kelahiran hidup, AKB menjadi 25 per 1.000 kelahiran

hidup dan AKN menjadi 12 per 1.000 kelahiran hidup. Diproyeksikan jika tidak

ada terobosan baru pada tahun 2030 AKI Indonesia masih mencapai 212 per

100.000 kelahiran hidup dan AKN masih 18 per 1.000 kelahiran hidup. Diperlukan

kerja keras untuk memperbaiki pelayanan kesehatan salah satunya dengan

melaksanakan keselamatan pasien di Puskesmas dengan Pelayanan Obstetri

Neonatal Emergensi Dasar (PONED) (Kemenkes RI, 2017).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan Survey Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017 angka kematian ibu sebesar 305 per

100.000 kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan laporan rutin Profil Kesehatan

1
2

Provinsi Jawa Barat tahun 2017 tercatat jumlah kematian ibu maternal yang

terlaporkan sebanyak 696 orang (76,03 per 100.000 kelahiran hidup), dengan

proporsi kematian pada ibu hamil 183 orang (19,09 per 100.000 kelahiran hidup),

pada ibu bersalin 224 orang (24,47 per 100.000 kelahiran hidup), dan pada ibu nifas

289 orang (31,57 per 100.000 kelahiran hidup), jika dilihat berdasarkan kelompok

umur presentasi kematian pada kelompok umur kurang dari 20 tahun sebanyak 49

orang (7,04%), kelompok umur 20 - 34 tahun sebanyak 456 orang (65,5%) dan

lebih dari 35 tahun sebanyak 919 orang (27,44%). Dan jika dilihat Berdasarkan

Kabupaten/Kota proporsi kematian maternal pada ibu antara 23,04 per 100.000

kelahiran hidup – 131,4 per 100.000 kelahiran hidup, tertinggi terdapat di

Kabupaten Karawang dan terendah di Kota Bekasi. Sedangkan Angka Kematian

Bayi (AKB) menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017

yaitu 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Pada masa yang sama angka kematian

bayi (AKB) tersebut turun 31 persen, dari 35 kematian per 1.000 kelahiran hidup

menjadi 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Proporsi kematian bayi

berdasarkan Profil kesehatan Jawa Baret pada tahun 2017 sebesar 3,4 per 1.000

kelahiran hidup, menurun 0,53 poin dibanding tahun 2016 sebesar 3,93 per 1.000

kelahiran hidup. Proporsi kematian kematian bayi terdapat angka kematian dari

bayi usia 0-28 hari (Neonatal) sebesar (84,63%) atau 3,01 per 1.000 kelahiran

hidup. Angka kematian bayi di jawa barat tertinggi di kota Banjar sebanyak 13,07

per 1.000 kelahiran hidup dan yang terendah terdapat di kota tasikmalaya sebanyak

0,58 per kelahiran hidup. (Depkes Jabar, 2017).


3

Sementara penyebab kematian neonatal umur 0-6 hari berupa IUFD (Intra

Uterine Fetal Death), BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) menyebabkan kematian

sebesar 21,3%, dan gangguan pernafasan sebesar 28,3% (BPPK, 2013).

Komplikasi yang di alami selama kehamilan pada perempuan umur 10-54

tahun menurut karakteristik muntah atau diare terus menerus sebesar 20,0%,

demam tinggi sebesar 2,4%, hipertensi 3,3%, janin kurang bergerak 0,9%,

pendarahan pada jalan lahir 2,6%, keluar air ketuban 2,7%, bengkak kaki disertai

kenjang 2,7%, batuk lama 2,3%, nyeri dada atau jantung berdebar 1,6% (Riskesdas,

2018).

Anemia pada ibu hamil berdasarkan usia 15-24 tahun sebesar 84,6%, usia

25-34 tahun sebesar 33,6%, usia 35-44 tahun sebesar 84,6% dan usia 45-54 tahun

sebesar 24%. Proporsi gangguan atau komplikasi pada persalinan di Indonesia

seperti sungsang atau posisi janin melintang 3,1%, pendarahan 2,4%, kejang 0,2%,

ketuban pecah dini 5,6%, partus lama 4,3%, lilitan tali pusat 2,9%, plancenta previa

0,7%, plansenta tertinggal 0,8% dan hipertensi 2,7% (Riskesdas, 2018).

Penyebab langsung kematian ibu disebabkan karena pendarahan (32%),

hipertensi dalam kehamilan (26%), infeksi (6%) dan lainnya (39%). Sedangkan

penyebab tidak langsung kematian ibu dan anak disebabkan oleh anemia (37,1%),

Kekurangan Energi Kronis (KEK) (24,2%). Resiko ini semakin tinggi dengan

adanya tiga faktor keterlambatan, yaitu terlambat mengambil keputusan untuk

dirujuk (termasuk terlambat mengenali tanda bahaya), terlambat sampai di fasilitas

kesehatan pada saat darurat dan terlambat memperoleh pelayanan yang memadai

dari petugas kesehatan (Kemenkes RI, 2016).


4

Adapun faktor penyebab kematian ibu di Kabupaten Bekasi disebabkan

karena pendarahan 11,7%, hipertensi 17% karena kehamilan dan faktor penyakit

47,6% (Profil Kesehatan Kabupaten Bekasi, 2017).

Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator

Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa

kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan

nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan

atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup (Kemeskes RI, 2017).

Kehamilan sebenarnya merupa kan proses yang fisiologis, tetapi kehamilan

perlu dipantau secara berkala (asuhan antenatal). Pada pemeriksaan kehamilan,

selain dipantau keadaan ibu dan janin juga dapat direncanakan persalinan,

meningkatkan kesejahteraan keluarga, meningkatkan produktivitas kerja, serta

meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat

sehingga angka kematian dapat dihindari (Depkes RI, 2010).

Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 (empat) kali selama

kehamilan, apabila seorang ibu hamil tidak secara rutin memeriksakan kehamilan

kemungkinan dapat menjadi resiko baik terhadap ibu maupun bayi yang

dikandungnya, karena ibu hamil yang mulanya normal dapat menjadi beresiko

tinggi untuk terjadinya komplikasi kehamilan, hal ini dapat menjadi kematian baik

kepada ibu maupun janin.

Tingginya angka kematian ibu di Indonesia terkait dengan banyak faktor,

diantaranya kualitas perilaku ibu hamil yang tidak memanfaatkan ANC (Antenatal

Care) pada pelayanan kesehatan. disamping faktor geografis maupun ekonomi,


5

pengetahuan ibu yang minim berkaitan dengan kehamilannya menjadi masalah

tersendiri bagi para tenaga medis dalam memberikan pelayanan yang menjadi

kurang sempurna. Rendahnya kunjungan pada ANC dapat meningkatkan

komplikasi maternal dan neonatal serta kematian ibu dan anak karena adanya

kehamilan beresiko tinggi yang tidak segera ditangani (Wulandari, 2016).

Seorang bidan harus mampu mengimplementasikan langkah-langkah yang

mendukung terwujudnya asuhan yang berkualitas dengan memperhatikan 5 benang

merah dalam asuhan persalinan normal, yaitu 1) membuat keputusan klinik, 2)

asuhan sayang ibu dan sayang bayi, 3) mencegah infeksi, 4) pencatatan dan laporan

(rekam medis), 5) melakukan rujukan, serta meningkatkan keterampilan dalam

pertolongan pertama kegawatdaruratan obstetrik neonatologi (PPGDON) (APN,

2007).

Peranan bidan merupakan sebagai mata rantai yang sangat penting karena

kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya

manusia melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan bayi baru lahir,

disamping itu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dapat dibebankan

kepada bidan melalui pelayanan Keluarga Berencana (KB).

Program EMAS berupaya menurunkan angka kematian ibu dan angka

kematian neonatal melalui : 1) meningkatkan kualitas pelayanan emergency obstetri

dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit PONEK dan 300

Puskesmas/Balkesmas PONED) dan 2) memperkuat sistem rujukan yang efisien

dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit (Kemenkes, 2017).


6

Cakupan pemberian TTD pada ibu hamil di Indonesia tahun 2017 adalah

80,81%. Angka ini belum mencapai target Renstra tahun 2017 yaitu 90%.

(Kemenkes, 2017). Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K) merupakan suatu program yang dijalankan untuk mencapai target penurunan

AKI yaitu menekan angka kematian ibu melahirkan. Program ini menitikberatkan

fokus totalitas monitoring terhadap ibu hamil dan bersalin. Kelas ibu hamil ini

merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam

bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, nifas,

keluarga berencana (KB) pasca persalinan, pencegahan komplikasi, perawatan bayi

baru lahir dan aktivitas fisik atau senam ibu hamil. Sebanyak 93,76% puskesmas di

Indonesia telah melaksanakan kelas ibu hamil yang berarti telah mencapai renstra

Kementerian Kesehatan tahun 2017 yang sebesar 84% (Kemenkes, 2017).

PMB Tati Kusmiran, S.Tr. Keb adalah salah satu unit pelayanan kesehatan

yang dikelola oleh bidan Tati Kusmiran, S.Tr. Keb berdiri pada tahun 2010 di Jalan

P. Sumba 3/291 perum 3, Bekasi Timur , merupakan salah satu tempat pelayanan

asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir serta akseptor

Keluarga Berencana (KB), selain itu PMB Tati Kusmiran merupakan PMB yang

sangat berkembang pesat dan sudah dipercayai oleh masyarakat di daerah

sekitarnya. Penulis mengambil tempat di PMB Tati Kusmiran, STR.Keb karena

bersamaan dengan kegiatan praktek klinik kebidanan dimana penulis mendapat

lahan ditempat tersebut.


7

Sebab itu, penulis akan mencoba menerapkan asuhan kebidanan pada ibu

hamil Ny. B dan melaporkan hasilnya dalam bentuk laporan studi kasus yang

bertempat di Praktik Mandiri Bidan Tati Kusmiran, Amd. Keb periode 02 Maret –

15 Mei tahun 2020.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas bahwa di Jawa Barat pada tahun 2017, AKI

mencapai 696 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan AKB mencapai 34 per 1.000

kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kabupaten Bekasi, 2017).

Oleh karena itu, rumusan masalah yang dapat diambil adalah “Bagaimana cara

memberikan asuhan kebidanan kehamilan untuk menurunkan resiko yang sering

terjadi pada kehamilan dengan manajemen SOAP pada Ny. B di Praktik Mandiri

Bidan Tati Kusmiran, Amd. Keb periode 02 Maret – 15 Mei tahun 2020”.

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil pada Ny. B

di Praktik Mandiri Bidan Tati Kusmiran, Amd. Keb periode 02 Maret – 15 Mei

tahun 2020 dan didokumentasikan dalam asuhan kebidanan SOAP

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif melalui

anamnesis.
8

b. Mahasiswa mampu mengumpulkan data obyektif melalui pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan laboratorium.

c. Mahasiswa mampu menetapkan analisis berupa diagnosis kebidanan,

masalah, kebutuhan, diagnosis potensial serta antisipasi tindakan segera.

d. Mahasiswa mampu memberikan penatalaksanaan berupa asuhan

kebidanan sesuai dengan keadaan pasien.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Manfaat Teoritis

Dapat mengetahui teori dan wawasan tentang kehamilan serta dapat

mengetahui dan melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Klien

Hasil dari penerapan studi kasus ini dapat memberikan pengetahuan

kepada pasien tentang pentingnya pemeriksaan pada saat hamil dengan

melakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terutama

bidan dalam mendeteksi dini resiko kehamilan.

b. Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan

Hasil dari penerapan studi kasus ini dapat meningkatkan sistem

pelayanan kesehatan yang menyeluruh serta tetap mempertahankan sikap

“5s” dalam memberikan pelayanan kesehatan, yaitu senyum, sapa, salam,

sopan, dan santun. Serta sebagai bahan evaluasi terhadap usaha pelayanan

kesehatan khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan yang

komprehensif secara sistematis dan sesuai prosedur.


9

c. Bagi Penulis

Hasil dari penerapan studi kasus ini dapat menerapkan teori yang

telah didapatkan selama perkuliahan yang memberikan pelayanan asuhan

kebidanan pada ibu hamil.

d. Bagi Institusi

Dapat bermanfaat sebagai tolak ukur sejauh mana mahasiswa dapat

memahami dan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif secara

sistematis dan prosedur.

E. WAKTU DAN TEMPAT PENGAMBILAN KASUS

1. Waktu

Pemeriksaan hamil pada tanggal 26 April 2020 dan 10 Mei 2020.

2. Tempat

Tempat pengambilan studi kasus ini dilakukan di Praktik Mandiri Bidan

Tati Kusmiran, Amd. Keb periode 02 Maret – 15 Mei tahun 2020.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Kebidanan

1. Definisi Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang

dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

sederhana dan konseling (Varney, 2009).

Asuhan kebidanan adalah penerapan dan kegiatan yang menjadi

tanggung jawab dalam memberikan pelayanan terhadap klien yang

mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu pada

saat hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir serta KB (IBI, 2006).

Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan

tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang

lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

2. Tujuan Asuhan Kebidanan

Tujuan asuhan kebidanan sebagai berikut:

a) Ibu dan bayi sehat, keluarga bahagia, terjamin kehormataan

martabat manusia.

b) Saling menghormati penerimaan asuhan dan pemberian asuhan.

c) Kepuasan ibu, keluarga dan bidan.

10
11

d) Adanya kekuatan diri dari wanita dalam menentukan dirinya

sendiri.

e) Adanya rasa saling percaya diri wanita sebagai penerima

asuhan.

f) Terwujudnya keluarga sejahtera dan berkualitas.

B. Kehamilan

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah perkembangan dan pertumbuhan janin didalam

uterus atau rahim yang bermulai sejak awal konsepsi dan berakhir

sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2010).

Kehamlan merupakan suatu proses yang fisiologis, namun

kehamilan normal dapat berubah menjadi patologis atau abnormal.

Faktor resiko kehamilan bersifat sangat dinamis, karena ibu hamil yang

normal dapat berubah menjadi beresiko tinggi secara tiba-tiba. Menurut

Poedji Rochjati kemilan yang beresiko tiinggi adalah kehamilan yang

memiliki satu ataupun dua faktor resiko baik dari ibu ataupun janinnya,

yang memberika dampak kurang baik bagi ibu ataupun janinnya

sendiri. Resiko tersebut bisa terjadi resiko kegawatan tetapi tidak

darurat.

Kehamilan dapat diartikan sebagai penyatuan dari sel mani

(spermatozoa) dan sel telur (ovum) kemudian dilanjutkan dengan nidasi

atau implantasi. Kehamilan normal berlangsung dalam waktu 40


12

minggu atau lebih dikenal 9 bulan 10 hari yang dihitung dari hari

pertama haid terakhir (hpht) (Saifudin, 2010). Menurut Saifudin

kehamilan di bagi menjadi 3 trimester, yaitu:

Trimester I : dimulai dari masa konsepsi hingga 3 bulan.

Trimester II : dimulai dari 4 bulan hingga 6 bulan.

Trimester III : dimulai dari 7 bulan hingga 9 bulan.

(Saifudin, 2010)

2. Tanda dan Gejala Kehamilan

Menurut Rustam (2015) tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi

sebagai berikut:

a. Tanda tidak pasti hamil

Tanda tidak pasti terdiri dari:

1) Amenore (tidak dapat haid atau telat datang bulan).

2) Mual dan muntah.

3) Gampang pingsan atau kelelahan.

4) Mengidam.

5) Tidak selera makan.

6) Payudara membesar dan tegang.

7) Adanya gangguan pencernaan atau konstipasi.

8) Sering kencing.
13

b. Tanda kemungkinan hamil

Tanda kemungkian hamir terdiri dari:

1) Perut membesar.

2) Adanya perubahan ukuran, bentuk dan konsistensi pada

uterus.

3) Adanya tanda Hegar, tanda hegar adalah pembuludarah

dalam cerviks bertambah dan karena adanya oedema

dari cerviks dan hyperplasia kelenjar-kelenjar cerviks,

sehingga cerviks teraba lunak.

4) Adanya tanda Chadwick, yaitu pembulu darah pada

dinding vagina bertambah sehingga lender selaput

berwarna biru.

5) Adanya tanda Piscaseek, yaitu uterus bertumbuh tidak

rata, lebih cepat bertumbuh di daerah implantasi dan di

daerah insersi plasenta.

6) Adanya tanda Ballotement, yaitu pada saat abdomen

atau perut diraba (palpasi) teraba benjolan keras.

7) Adanya tanda Braxton Hicks, yaitu tanda ini muncul

belakangan, perut terasa kencang tetapi tidak disertai

rasa sakit.

8) Adanya reaksi kehamilan positif, dengan melakukan test

kehamilan muda dengan air krncing pertama yang

diambing di pagi hari (Prawirohardjo, 2010).


14

c. Tanda pasti hamil

Tanda pasti hamil terdapat bagian-bagian janin dapat

dirasakan, diraba dan dilihat ketika janin bergerak. Dan denyut

jantung janin dapat di dengar dengan monoral Laennec,ataupun

alat Doppler, dicatat dengan feto-elektro kardiogram,bagian-

bagian janin dapat dilihat dengan ultrasonografi (USG), dan

tulang-tulang janin dapat dilihat dengan foto-rontgen. Ataupun

bisa di lihat dari:

1) Umur kehamilan

Menentukan umur kehamilan untuk mengetahui

tafsiran persalinan. Dapat ditentukan dengan:

a) Rumus Neagle dapat dihitung dari hari pertama haid

terakhir +7 dan bulannya -3 dan tahunnya di -1.

b) Gerakan pertama fetus (janin) yang dirasakan pertama

kali.

c) Pada primigravida gerakan di rasakan oleh ibu pada

kehamilan 18 minggu dan pada multigravida pada

kehamilan 16 minggu

2) Penentuan umur kehamilan dengan Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan dengan USG pada kehamilan

merupakan pemeriksaan yang sangat penting dengan

pemeriksaan ini dapat melihat bagian janin:


15

a) Pada hamil muda : mendapat keterangan adanya fetus

dalam kantung janin.

b) Pada kehamilan lanjut: tumbuh kembang janin dalam

rahim, menentukan diameter kantong gestasi,

menentukan jarak kepala-bokong, menentukan umur

kehamilan, perkiraan persalinan dan keadaan

plasenta.(Manuaba, 2007)

3. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Kehamilan

Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik

anatomis maupun fisiologis pada ibu. Berikut ini akan dibahas

mengenai perubahan-perubahan tersebut:

a) Uterus

Selama kehamilan uterus akan menyesuaikan untuk melindungi

dan menerima hasil konsepsi (janin, plasenta dan air ketuban)

sampai persalinan tiba. Uterus mampu bertambah besar dengan

cepat selama kehamilan dan mengecil kembali seperti sebelum

hamil pada beberapa mingggu setelah persalinan. Uterus pada

wanita yang tidak hamil mempunyai berat sekitar 70 gram dengan

kapasitas 10 ml. Perubahan uterus pada bulan-bulan pertama

kehamilan bisa disebabkan oleh adanya pengaruh hormon estrogen

progesteron yang meningkat. Pembesaran ini disebabkan oleh


16

hipertrofi otot polos uterus. Dengan kedua hormon ini, uterus akan

membesar mengikuti pertumbuhan janin.

Berikut adalah tinggi fundus utari berdasarkan per tiga jari:

Tabel 2.1

Ukuran Tinggi Fundus Uteri

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

12 minggu 3 Jari diatas simfisis


1
16 minggu /2 simfisis-pusat

20 minggu 2 jari dibawah pusat

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 3 jari diatas pusat

32 minggu Pertengahan pusat-PX

36 minggu 3 jari dibawah pusat PX

40 minggu Pertengahan pusat-PX

b) Serviks Uteri

Pada kehamilan serviks uteri mengalami perubahan karena

hormone estrogen meningkat dan dengan adanya

hipervaskularisasi serta meningkatnya suplai darah maka

kontensitas menjadi lunak yang disebut tanda Goodell (Kusmiyati,

dkk, 2010).
17

c) Ovarium

Pada kehamilan, indung telur yang mengandung korpus

luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai

terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur kehamilan 16

minggu (Manuaba, 2010).

d) Vulva dan Vagina

Vagina dan vulva mengalami perubahan akibat peningkatan

pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin

merah dan kebiru-biruan disebut Tanda Chadwicks (Kusmiyati,

dkk, 2010).

e) System Endoktrin

Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi

untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin dan

pemulihan pascapartum (nifas) (Kusmiyati, dkk, 2010).

f) Payudara/Mammae

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormone

somatomamotropin, estrogen dan progesterone, akan tetapi belum

mengeluarkan ASI dan baru mempersiapkan payudara untuk

pengeluaran ASI (Kusmiyati, dkk, 2010).

Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk pemberian

ASI yaitu:

1) Estrogen berfungsi :

a) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara.


18

b) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam

sehingga payudara tampak makin membesar.

c) Tekanan serta saraf akibat penimbunan lemak, air dan

garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.

2) Progesteron berfungsi :

a) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.

b) Meningkatkan jumlah sel asinus

3) Somatomammotropin berfungsi :

a) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,

b) Laktalbumin, dan laktoglobulin.

c) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.

d) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan

(Manuaba, 2010).

g) Traktus Degestivus atau Pencernaan

Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung

meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur

berlebihan (hipersaliva), lambung terasa panas, mual/muntah.

h) Traktus Urinates atau Perkemihan

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing

tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering

kencing. Keadaan ini akan timbul dengan makin tuanya kehamilan

bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir

kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas


19

panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung

kencing mulai tertekan kembali oleh bagian terendah janin.

i) System Kekebalan

Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap

utuh, kadar Immunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah

(Kusmiyati, dkk, 2010).

4. Perubahan Psikologis

a. Perubahan Psikologis Trimester I

1) Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen

dalam tubuh akan meningkat sehingga menyebabkan timbulnya

rasa mual dan muntah, pada pagi hari, lelah, lemah, dan

membesarnya payudara, pada saat ini ibu baru merasakan

dirinya tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya,

kadang seorang ibu merasakan kekecewaan, penolakan,

kecemasan, dan kesedihan oleh karena itu sering kali pada

kehamilannya ibu berharap tidak hamil.

2) Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anaknya.

3) Mencari tanda-tanda yang lebih meyakinkan bahwa dirinya

memang hamil.

4) Bertambahnya berat badan selama trimester I.


20

5) Hubungan seks biasanya mengalami penurunan libido selama

trimester I, yang dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual,

pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran (normal).

6) Reaksi pria (suami) timbul kebanggaan atas kemampuannya

mempunyai keturunan.

b. Perubahan Psikologis Trimester II

1) Ibu merasa sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih

tinggi.

2) Perut belum terlalu besar sehingga belum merasakan kehamilan

itu adalah beban.

3) Dapat menerima kehamilannya.

4) Dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih

konstruktif.

5) Dapat merasakan gerakan bayi (janin).

6) Meningkatkan libido.

c. Perubahan Psikologis Trimester III

1) Disebut periode penantian dan waspada. Ibu merasa tidak sabar

menunggu kelahiran bayinya.

2) Perut mulai membesar.

3) Ibu bersikap melindungi bayi, menghindari dari orang atau

benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya.

4) Rasa tidak nyaman.

5) Merasa dirinya aneh dan jelek.


21

6) Ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya.

7) Sekresi air ludah yang berlebihan (Kusmiyati, dkk, 2010).

5. Kebutuhan Ibu Hamil

a. Personal hygiene

Bagian tubuh yang sangat membutuhkan perawatan

kebersihan adalah daerah genitalia, karena saat hamil biasanya

terjadi pengeluaran sekret vagina yang berlebih. Selain mandi,

mengganti celana dalam secara rutin minimal dua kali (Kusmiyati,

dkk, 2010).

b. Pakaian

Pakaian ibu hamil anjurkan untuk menggunakan yang

longgar, mudah menyerap keringat, tidak memakai hak tinggi, dan

pakaian selalu kering. Payudara perlu ditopang dengan BH yang

memadai untuk mengurangi rasa tidak enak karena pembesaran

(Kusmiyati, dkk, 2010).

c. Seksualitas

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan

sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat

sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang

kelahiran. Koitus tidak dibenarkan bila :

1) Terdapat perdarahan pervaginam.

2) Terdapat riwayat abortus berulang.


22

3) Abortus/partus prematurus imminens.

4) Ketuban pecah.

d. Mobilitas

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktifitas fisik biasa

selama tidak terlalu melelahkan seperti menyapu, mengepel, masak

dan mengajar. Maka dari itu ibu hamil harus memperhatikan sikap

tubuh seperti: duduk, berdiri, berjalan, tidur, bangun dari

berbaring, membungkuk dan mengangkat.

e. Eleminasi

Keluhan yang dialami adalah konstipasi. Tindakan

pencegahan ini adalah harus mengkonsumsi makanan yang tinggi

serat dan banyak minum air putih. Walaupun ibu hamil sering

mengatakan keluhan sering buang air kecil, tindakan untuk

mengurangi asupan cairan tidak dianjurkan karena akan

mengakibatkan dehidrasi (Kusmiyati, dkk, 2010).

f. Istirahat

Ibu hamil dianjurkan pada saat tidur khususnya pada waktu

hamil itu harus posisi berbaring miring karena untuk meningkatkan

oksigenasi fetoplasental. Tidur malam hari selama kurang dari 8

jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam

(Kusmiyati, dkk, 2010).


23

g. Oksigen

Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan

mempengaruhi pusat pernafasan, CO2 menurun dan O2 yang

meningkat akan bermanfaat bagi janin (Kusmiyati, dkk, 2010).

h. Nutrisi

Pada trimester I (0-12 minggu) umumnya nafsu makan ibu

akan berkurang, sering timbul rasa mual dan muntah. Pada

trimester II (15-28 minggu), nafsu makan sudah kembali pulih.

Pada trimester III (29-40 minggu) nafsu makan sangat baik tetapi

jangan kelebihan kurangi karbohidrat, tingkatkan protein, sayur-

sayuran, buah-buahan, kurangi makan yang mengandung manis

(seperti gula) dan terlalu asin karena makanan tersebut akan

memberikan kecenderungan janin tumbuh besar dan merangsang

timbulnya keracunan saat kehamilan.

i. Senam hamil

Manfaat untuk melakukan senam hamil dapat membantu

proses persalinan, antara lain melatih pernafasan, relaksasi,

menguatkan otot panggul dan perut, serta melatih cara meneran

yang benar. Dapat dilakukan pada usia kehamilan setelah 22

minggu dan sedikitnya seminggu sekali (Kusmiyati, dkk, 2010).


24

6. Tanda Bahaya Kehamilan

a. Sakit kepala hebat atau terus-menerus

Sakit kepala hebat yang dimaksud ialah sakit kepala yang

sudah diminumkan obat ataupun istirahat tetapi tidak kunjung

hilang. Sakit kepala ini biasanya yang ditandai dengan adanya

nyeri yang diperburuk dengan aktivitas fisik, seperti: berjalan-

jalan.

b. Pandangan atau penglihatan kabur

Pengelihatan ibu dapat berubah selama masa kehamilan.

Perubahan pengelihatan yang ringan (minor) adalah normal.

Masalah visual yang mengancam jiwa adalah perubahn visual yang

mendadak, misalnya tiba-tiba pandangan kabur atau berbayang,

melihat bintik-bintik (spot), serta mata berkunang-kunang.

Perubahan pengelihatan ini bisa disertai dengan sakit kepala yang

hebat. Jika hal ini terjadi, kemungkinan suatu tanda preeclampsia

(Kusmiyati, dkk, 2010).

c. Nyeri ulu hati

Nyeri ulu hati dapat dimulai dari awal kehamilan ataupun

sejalan dengan kemajuan kehamilan. Nyeri ulu hati disebabkan

oleh dua hal yaitu hal-refluks (nebfalir ke atas) asam lambung ke

dalam esofagus dan terjadi perubahan hormonal saat kehamilan.

Selama hamil, tubuh menghasilkan hormone-hormon yang dapat

merilekskan otot-otot involunter, dimana otot tersebut normalnya


25

untuk mencegah asam lambung agar tidak masuk kedalam aliran

esofagus. Karena otot-otot tersebut tidak ,melakukan fungsi

sebagaimana mestinya berjalan dengan baik.

d. Nyeri perut hebat

Nyeri abdomen yang menunjukkan suatu masalah yang

mengancam keselamatan jiwa adalah nyeri perut hebat, menetap,

dan tidak hilang setelah istirahat.

Jika hal ini terjadi, bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik,

aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis,

abrupsio plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain

(Hidayati, 2013).

e. Gerakan janin berkurang

Gerak janin mulai dirasakan ibu pada bulan ke 5 atau ke 6,

beberapa ibu hamil dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.

Ketika janin tidur gerakannya akan melemah. Normalnya, janin

harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam

(Kusmiyati, dkk, 2010).

f. Perdarahan

1) Perdarahan pada wanita hamil muda bisa dapat menyebabkan

terjadinya keguguran.

a) Keluar darah merah

b) Pendarahan yang banyak

c) Pendarahan dengan nyeri


26

Pendarahan semacam ini perlu dicurigai akan terjadinya

abortus (keguguran), kehamilan ektopik atau kehamilan mola.

2) Pendarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan

ibu dan bayi.

Pendarahan yang terjadi pada kehamilan setelah 22 minggu

sampai sebelum persalinan. Pendarahan dikatakan tidak normal

jika terdapat tanda-tanda:

a) Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan.

b) Perdarahan kadang-kadang banyak atau tidak terus menerus.

c) Perdarahan disertai rasa nyeri,

Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusio

plasenta, rupture uteri, atau dicurigai adanya pembekuan darah.

(Kusmiyati, dkk, 2010).

g. Keluar air-air sebelum waktunya

Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan

22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum

proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat

terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu

maupun kehamilan aterm (Prawirohardjo, 2010).

h. Bengkak pada kaki, dan wajah

Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak pada

kaki yang biasanya dapat hilang setelah beristirahat atau


27

meninggikan kaki. Bengkak biasanya menjadi masalah serius jika

ditandai dengan:

1) Muncul pada muka dan tangan

2) Bengkak tidak hilang setelah beristirahat.

3) Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti sakit

kepala yang hebat, pandangan mata kabur dan lain-lain. Jika

hal ini terjadi merupakan pertanda adanya anemia, gagal

jantung atau preeklampsia (Hidayati, 2013).

i. Mual muntah yang berlebihan

Mual (Nausea) dan muntah (vomiting) dapat terjadi pada 50%

kasus ibu hamil. Mual bisa terjadi pada pagi hari, gejala ini bisa

terjadi pada usia kehamilan 6-12 minggu. Perasaan mual ini karena

meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.

Muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur 20

minggu, dengan keluhan muntah yang kadang begitu hebat dimana

segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan kembali

sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu

pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat

aseton dalam urin bahkan seperti gejala apendisitis, pielititis dan

sebagainya (Prawirohardjo, 2010).


28

j. Demam tinggi

Biasanya karena infeksi atau malaria, demam tinggi bila

membahayakan keselamatan jiwa ibu, menyebabkan keguguran

atau kelahiran kurang bulan.

7. Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil

a. Trimester I

1) Mual dan muntah

Mual bisa terjadi pada pagi hari, gejala ini bisa terjadi pada

usia kehamilan 6-12 minggu. Perasaan mual ini karena

meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam

serum. Mual muntah ini juga dapat menyebabkan tidak

selera makan atau kurangnya nafsu makan yang di rasakan

ibu hamil.

Cara menangani dan mencegah yaitu dengan cara

melakukan pengaturan pola makan, menghindari strees,

menghindari konsumsi kopi, tembakau dan alcohol.

2) Hipersaliva

Hiversaliva atau air liur yang berlebih disebabkan karena

adanya peningkatan keasaman mulut oleh asupan pati yang

akhirnya menstimulasi kelenjar saliva sehingga

menimbulkan peningkatan pada sekresi saliva. Hipersaliva


29

juga bisa menimbulkan mual, sehingga ibu hamil lebih

sering menghindari makan.

Cara menanganinya dengan cara rajin menyikat gigi,

berkumur, ataupun menghisap permen yang mengandung

mint.

3) Mudah lelah

Penyebab mudah lelah sebenarnya belum diketahui secara

pasti, tetapi mudah lelah berkaitan dengan metabolisme yang

rata-rata menurun pada ibu hamil. Pada ibu hamil sangat

dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi seimbang

dan teratur, tidur dan istirahat yang cukup, dan ibu

dianjurkan untuk berolah raga atau senam hamil secara

teratur.

Cara menangani dan mencegahnya dengan cara melakukan

pemeriksaan kadar zat, menganjurkan ibu untuk beristirahat

pada siang hari. Menganjurkan ibu untuk meningkatka

frekuensi minum yang lebih banyak, menganjurkan ibu

untuk berolahraga ringan.

4) Sering buang air kecil

buang air besar pada trimester pertama disebabkan karena

uterus membesar sehingga menekan kandung kemih, adanya

eksresi sodium (Natrium) yang meningkat dan adanya


30

perubahan fisiologis paga ginnjal sehingga produksi urine

meningkat.

Cara menanggani dan mencegah bisa dengan cara latihan

kegel, menganjurkan ibu untuk buang air kecil secara teratur

dan tidak menahan BAK, serta menghindari penggunakaan

pakaian yang ketat.

5) Gatal dan kaku pada jari

Gatal dan kaki pada jari sebenarnya belum diketahui secara

pasti, tetapi kemungkinan penyebabnya ialah hypersensitive

terhadap atnti plasenta. Dan adanya perubahan gaya berat

yang disebabkan karena harim semakin membesar yang

membuat postur tubuh wanita beruba dimana posisi bahu dan

kepala lebih kebelakang. Hal ini dapat menyeimbangkan

lengkung punggung dan berat tubuh yang cenderung

condong kedepan yang menyebabkan syaraf dilengan

tertekan sehingga mengakibatkan rasa gatal dan kaku pada

jari.

Cara menangani ataupun mencegah dengan cara

mengompres dingin atau mandi dengan berendam atau

dengan shower, mengubah posisi tubuh baik pada saat

berdiri, duduk maupun ketika mengambil sesuatu jangan

lengsung membungkuk tetapi tilang belakang diusahakan


31

dalam posisi tegas, dan sering berbaring apabila merasa

lelah.

6) Ngidam

Mengidam berkaitan dengan kepercayaan yang dirasakan

masing-masing ibu hamil dan harus dipenuhi. Wanita hamil

beranggapan bahwa sesuatu yang menurutnya dapat

mengurangi rasa mual dan muntah. Pada ibu hamil indra

pengecapannya menjsdi kurang terasa sehingga memilih-

milih makanan yang mampu merangsang indra

pengecapannya.

Cara menangani ataupun mencegahnya dengan cara

menjelaskan tentang bahaya makan makanan yang tidak

sehat, mengatakan ibu hamil, tidak perlu khawatir apabila

makan yang diinginkan adalah makanan yang bergizi.

7) Keputihan

Keputihan dapat disebabkan karena meningkatnya kadar

hormone estrogen pada ibu hamil sehingga menimbulkan

lender serviks yang meningkat pada mukosa vagina.

Cara menangganinya dengan mengganti celana dalam jika

sudah terasa lembab dan basah, memelihara kepersihan alat

reproduksi. Membersihkan alat kelamin dari arah depan ke

belakang. Dan Tidak menggunakan bahan celana dalam


32

yang ketat lebih baiknya untuk menggunakan bahan celana

dalam yang berbahan katun.

8) Keringat bertambah

Keringat bertambah karena adanya perubahan hormone

pada kehamilan sehingga meningkatkan aktivitas kelenjar

keringat. Aktivitaskelenjar sebasea (kelenjar minyak) dan

foliker rambut meningkat dan penambahan berat badan

sehingga meningkatnya moyabolisme pada wanita hamil.

Cara menanganinya ataupun mencegahnya dengan cara

mandi secara teratur (2 kali dalam sehari), memakai pakaian

yang longgar dan tipis sebaiknya terbuat dari bahan katun

yang menyerap keringat serta memperbahak minum cairang

untuk tidak terjadi dehidrasi.

9) Palpitalis

Palpitalis atau rasa berdebar-debar sering terjadi pada awal

kehamilan. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan curah

jantung pada wanita hamil. Dan adanya gangguan pada

system syaraf simpati. Peningkatan curah jantung ini

mencapai puncaknya pada akhir trimester II dan akan

menurun seperti sebelum hail beberapa minggu sebelum

melahirkan.
33

10) Sakit kepala

Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa

dirasakan ibu hamil baik trimester I, trimester II, ataupun

trimester III. Sakit kepala disini dapat disebabkan oleh:

kelelahan, ketegangan otot/spasme, ketegangan pada otot

mata, cairan tubuh yang berlebihan dan dinamika cairan

syaraf yang berubah.

Cara menanganinya ataupun mencegahnya melakukan

relaksasi untuk meringankan ketegangan, tidur yang cukup

pada malam dan siang hari, melakukan jalan santai di udara

yang segar, serta melakukan meditasi atau prenatal yoga.

11) Spider nevi

Spider nevi atau hemangioma adalah noda keherahan

seperti api yang berpusat dari pusat tubuh dan menjalar

kekaki yang terjadi pula pada ibu hamil. Hal ini lebih

kelihatan pada ibu yang mempunyai kulit berwarna terang.

Dpider nevi disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi

hormone estrogen dan adanya peningkatan aliran darah ke

kulit.
34

b. Trimester II

1) Sering buang air kecil

Sering buang air kecil disebabkan oleh adanya pembesaran

rahim dan saat kepala bayi turun kerongga panggul yang

menekan kandung kemih sehingga membuat ibu sering

buang air kecil.

Cara menanggani dan mencegah bisa dengan cara latihan

kegel, menganjurkan ibu untuk buang air kecil secara teratur

dan tidak menahan BAK, serta menghindari penggunakaan

pakaian yang ketat.

2) Nyeri perut bagian bawah

Pada usia kehamilan di akhir trimester II dapat

menimbulkan nyeri perut dibagian bawah yang disebabkan

oleh adanya usaha kepala janin yang akan turun kerongga

panggul yang menekan tulang sympisis.

Cara menangganinya ataupun mencegahnya menghindari

berdiri secara tiba-tiba dari posisi jongkok.

3) Nyeri punggung atas bawah

Nyeri pada pinggang, hal ini karena ada peningkatnya

beban berat yang dibawa oleh ibu yaitu bayi dalam

kandungan. Dan disebabkan oleh adanya pembesaran

payudara dabat berakibat ketegangan otot, keletihan, posisi


35

tubuh yang membungkuk ketika mengangkat barang, kadar

hormone yang meningkat dapat menyebabkan cartilage pada

sendi besar menjadi lembek dan posisi tulang hiperlordosis.

Cara menangganinya ataupun cara menguranginya yaitu

memakai BH yang menopang ukurang yan tepat, hindari

sikap membungkuk saat mengangkat beban sebaiknya tekuk

lutuk terlebih dahulu sebelum mengangkat beban.

4) Konstipasi

Konstipasi juga dirasakan karena adanya tekanan rahim

yang membesar ke daerah usus selain peningkatan hormon

progesterone. Atasi dengan makanan berserat, buah-buahan,

sayur-sayuran, minum air yang banyak, dan olahraga.

Cara menanggani dan mencegahnya yaitu lebih banyak

mengonsumsi makanan yang berserat, melakukan olahraga

ringan ataupun senam hamil secara rutin, tidak menahan

BAB.

5) Oedema

Ini sering terjadi pada kehamilan trimester ke 2 dan 3,

biasanya berhubungan dengan karena adanya pembesaran

uterus pada ibu hamil yang mengakibatkan vena pelvik

tertekan sehingga menimbulkan gangguan sirkulasi, tekanan

pada saraf dikaki atau karena rendanya kadar kalsium.


36

Cara menangganinya yaitu dengan meningkatkan periode

istirahat dan berbaring dengan posisi miring kiri, tidak

menggantung kaki saat duduk, perbanyak konsumsi cairan

(minimal 6-8 gelas/ hari) untuk membantu diuresis natural,

hindari pakaian dan kaos kaki yang ketat.

6) Haemoroid

Haemoroid ataupun wasir dapat disebabkan karena

konstipasi, progesterone menyebabkan pristaltik usus

lambat, dank arena adanya pembesarah uterus yang

menyebabkan vena haemoroid tertekan.

Cara menangganinya ataupun mencegahnya dengan cara

hindari konstripasi, perbanyak mengonsumsi makanan yang

mengandung serat dan perbanyak minum air putih, gunakan

kompres es atau air hangat, bila memungkinkan gunakan jari

untuk memasukan kembali haemoroid kedalam anus secara

perlahan-lahan, bersihkan anus dengan hati-hati, usagakan

BAB dengan teratur, senam kegel untuk menguatkan

perineum dan untuk mencegah haemoroid. Serta konsulkan

ke dokter sebelum menggunakan obat haemoroid.

7) Sulit tidur

Sulit tidur dapat disebabkan oleh perubahan fisik, yaitu

pembesaran uterus. Dan dapat disebabkan oleh perubahan


37

psikologis misalnya perasaan takut ataupun khawatir akan

menghadapi kelahiran.

8) Mati rasa (baal)

Mati rasa dapat disebabkan oleh karena terjadinya

pembesaran uterus membuat sikap ataupun postur tubuh ibu

hamil mengalami perubahan pada titik pusat gaya berat

sehingga dapat menekan syaraf ulna.

Cara menangganinya ataupun cara mencegahnya dengan

dianjurkan untuk tidur berbaring miring kekiri, postur tubuh

yang benar saat duduk atau berdiri.

9) Nyeri ulu hati

Nyeri ulu hati terjadi karena produksi progesterone yang

meningkat, adanya pergeseran lambung yang diakibatkan

karena adanya pembesaran uterus dan apendiks bergeser

kearah lateral dan keatas sehingga menimbulkan refluks

lambung yang dapat mengakibatkan rasa nyeri pada ulu hati.

Cara menanggani ataupun cara mencegahnya yaitu

menghindari makan tengah malam, menghindari makan

dalam porsi banyak, ketika tertidur posisikan kepala lebih

tinggi daripada kaki, dan tidak mengonsumsi rokok ataupun

alcohol.
38

10) Perut kembung

Hal ini terjadi karena adanya peningkatan hormone

progesterone membuat motilitas usus turun sehingga

pengosongan usus terlambat dan uterus yang membesar

menekan usus besar.

Cara menanggani ataupun mencegah yaitu menghindari

makan makanan yang mengandung banyak gas, mengunyah

secara sempurna, biasakan BAB secara teratur, tekuk lutuk

kedada untuk mengurangi rasa tidak nyaman.

11) Kram pada kaki

Kram pada kaki biasanya timbul pada usia kehamilan 24

minggu. Hal ini dirasakan oleh ibu hamil sanget sakit,

kadang-kadang masih terjadi pada saat persalinan sehingga

sangat mengganggu ibu dalam proses persalinan. Serta

penyebabnya pun belum pasti, tetapi ada beberapa

kemungkinan terjadi karena adanya kadar kalsium yang

rendah, uterus membesar sehingga menekan pembuluh darah

pelvik, keletihan dan sirkulasi darah ke tingkai bagian bawah

berkurang.

Cara untuk menguranngi kram dan nyeri kaki yaitu: olah

raga atau senam secara teratur, meningkatkan asupan

kalsium (susu, sayuran yang berwarna hijau gelap) dan air


39

putih yang cukup, pada saat bangun tidur, sebaiknya jari-jari

kaki ditegakkan sejajar dengan tumit untuk mencegah kram

yang mendadak.dan hindari sepatu atau sandal yang berhak

tinggi.

c. Trimester III

1) Sering buang air kecil

Sering buang air kecil disebabkan oleh adanya pembesaran

rahim dan saat kepala bayi turun kerongga panggul yang

menekan kandung kemih sehingga membuat ibu sering

buang air kecil.

Cara menanggani dan mencegah bisa dengan cara latihan

kegel, menganjurkan ibu untuk buang air kecil secara teratur

dan tidak menahan BAK, serta menghindari penggunakaan

pakaian yang ketat.

2) Nyeri pinggang

Nyeri pada pinggang, hal ini karena ada peningkatnya

beban berat yang dibawa oleh ibu yaitu bayi dalam

kandungan.

Cara menanganinya ataupun mencegahnya dengan cara

hindari sikap membungkuk saat mengangkat beban

sebaiknya tekuk lutuk terlebih dahulu sebelum mengangkat

beban.
40

3) Sulit bernafas

Ibu hamil yang sudah memasuki trimester tiga yaitu usia

kehamilan 28 mingggu. Janin semakin membesar dan akan

terus menekan rahim. Sehingga tekanan ini membuat otot-

otot yang berada dibawah paru-paru hanya menaik sekitar 4

cm dari posisi sebelumnya. Hal ini menyebabkan ruang

udara didalam paru-paru menyempit. Tetapi ketika kepala

bayi sudah masuk kedalam rongga panggul biasanya ibu

dapat merasakan lega dan mudah untuk bernafas kembali.

Cara menangganinya ataupun cara mencegah yaitu dengan

melakukan teknik relaksasi yaitu Tarik nafas panjang lalu

hembuskan secara perlahan.

4) Kontraksi

Kontraksi yang dirasakan ibu merupakan kontraksi palsu

atau Braxton hicks. Hal ini dapat ibu rasakan ketika

menjelang hari H-persalinan. berupa rasa sakit yang ringan,

tidak teratur, dan hilang bila ibu duduk atau istirahat.

5) Varises pada kaki atau vulva

Peningkatan volume darah dan alirannya selama

kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki

atau vulva, yang menyebabkan vena menonjol. Pada akhir

kehamilan kepala bayi juga akan menekan vena daerah

panggul sehingga menimbulkan varises.


41

Cara menanggani ataupun mencegah yaitu lakukan

olahraga ataupun senam secara teratur, hindari duduk

ataupun berdiri dalam jangka waktu yang lama. Hindari

memakai sepatu ataupun sandal yang ber hak tinggi, dan

ketika tertidur kaki posisikan lebih tinggi daripada kepala.

6) Konstipasi

Pada trimester ke 3 ini konstipasi juga dirasakan karena

adanya tekanan rahim yang membesar ke daerah usus selain

peningkatan hormon progesterone. Atasi dengan makanan

berserat, buah-buahan, sayur-sayuran, minum air yang

banyak, dan olahraga.

Cara menanggani dan mencegahnya yaitu lebih banyak

mengonsumsi makanan yang berserat, melakukan olahraga

ringan ataupun senam hamil secara rutin, tidak menahan

BAB.

7) Kram dan nyeri kaki

Kram pada kaki biasanya timbul pada usia kehamilan 24

minggu. Hal ini dirasakan oleh ibu hamil sanget sakit,

kadang-kadang masih terjadi pada saat persalinan sehingga

sangat mengganggu ibu dalam proses persalinan. Serta

penyebabnya pun belum pasti, tetapi ada beberapa

kemungkinan terjadi karena adanya kadar kalsium yang

rendah, uterus membesar sehingga menekan pembuluh darah


42

pelvik, keletihan dan sirkulasi darah ke tingkai bagian bawah

berkurang.

Cara untuk menguranngi kram dan nyeri kaki yaitu: olah

raga atau senam secara teratur, meningkatkan asupan

kalsium (susu, sayuran yang berwarna hijau gelap) dan air

putih yang cukup, pada saat bangun tidur, sebaiknya jari-jari

kaki ditegakkan sejajar dengan tumit untuk mencegah kram

yang mendadak. Dan hindari sepatu atau sandal yang hak

tinggi.

8) Peningkatan cairan vagina

Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah

normal. Cairan biasanya jernih, pada awal kehamilan

biasanya agak kental mendekati persalinan lebih cair, yang

terpenting adalah tetap menjaga kebersihan. Hubungi dokter

bila cairan berbau, tersa gatal, dan sakit.

Cara menangganinya dengan mengganti celana dalam jika

sudah terasa lembab dan basah, memelihara kepersihan alat

reproduksi. Tidak menggunakan bahan celana dalam yang

ketat lebih baiknya untuk menggunakan bahan celana dalam

yang berbahan katun.

9) Oedema

Ini sering terjadi pada kehamilan trimester ke 2 dan 3,

biasanya berhubungan dengan karena adanya pembesaran


43

uterus pada ibu hamil yang mengakibatkan vena pelvik

tertekan sehingga menimbulkan gangguan sirkulasi, tekanan

pada saraf dikaki atau karena rendanya kadar kalsium.

Cara menangganinya yaitu dengan meningkatkan periode

istirahat dan berbaring dengan posisi miring kiri, tidak

menggantung kaki saat duduk, perbanyak konsumsi cairan

(minimal 6-8 gelas/ hari) untuk membantu diuresis natural,

hindari pakaian dan kaos kaki yang ketat.

C. Antenatal Care (ANC)

1. Devinisi ANC

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan

oleh tenaga kesehatan yang berprofesional (dokter spesialis kebidanan,

dokter umum, bidan ataupun perawat) kepada ibu hamil selama masa

kehamilan sebelum terjadinya persalinan yang ditunjukkan untuk

melihat pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan ibunya

sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang telah ditetapkan dalam

Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) (Profil Kesehatan Indonesia,

2019).

Pelayanan antenatal menjadi faktor penting dalam pelayanan

kesehatan ibu. Antenatal care terpadu sangat menuntun tenaga

kesehatan harus dapat memastikan bahwa kehamilan berlangsung

secara normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang


44

dialami ibu hamil, dapat melakukan intervensi secara adekuat sehingga

ibu hamil siap untuk menjalani persalinan normal.

Antenatal care yang berkualitas dapat berdampak baik secara

langsung terhadap pencegahan komplikasi yang lebih baik serta dapat

berdampak tidak langsung yaitu berupa promosi persalinan yang

dilakukan di fasilitas kesehatan sehingga terjaminnya kelahiran bayi

yang sehat.

Program kesehatan ibu hamil di Indonesia menganjurkan agar ibu

hamil melakukan paling sedikit empat kali pemeriksaan selama

kehamilan, yaitu:

a) 1 x kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)

b) 1 x kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)

c) 2 x kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu ke 28-36 dan

sesudah minggu ke 36).

2. Tujuan ANC

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi.

c) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.


45

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI ekslusif.

f) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan

kehamilannya. Menghindarkan gangguan kesehatan selama

kehamilan yang akan membahayakan kesehatan ibu hamil dan bayi

yang dikandungnya. (Prawirohardjo,2010)

g) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifudin, 2014).

3. Pelayanan asuhan standar ANC “10 T”

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus

memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari:

a) Timbang Berat Badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk menditeksi ada atau tidaknya gangguan

pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9

kg selama kehamilan atau kurang dari 1kg setiap bulannya, dapat

menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. Kenaikan rata-

rata berat badan normal ibu hamil yaitu 6,5-16 kg (Prawirohardjo,

2010). Peningkatan Berat badan ibu hamil tiap trimester :

1) Trimester I : kenaikan berat badan 0,7- 1,4 kg


46

2) Trimester II : kenaikan berat badan antara 0,3-0,4 kg/hari

3) Trimester ke III : kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari

0,5kg/minggu.

Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT

(Indeks Massa Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks massa tubuh

(IMT) adalah hubungan antara tinggi badan dan berat badan. Ada

rumus tersendiri untuk menghitung IMT anda yakni

(Prawirohardjo, 2013).

Rumus : IMT = Berat Badan (kg)

(Tinggi Badan (m)2

Tabel 2.2

Rekomendasi Berat Badan Selama Kehamilan

Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)

Kategori IMT Rekomendasi (kg)

Rendah (Underweight) < 19,8 12,5 – 18

Normal (Normoweight) 19,8 – 26 11,5 – 16

Tinggi (Overweight) 26-29 7 – 11,5

Obesitas > 29 ≥7

Gemeli 16 – 20,5
47

b) Ukur Tekanan Darah

Tekanan darah ibu hamil harus dalam batas normal (antara

110/70 mmHg sampai 130/90 mmHg) apabila terjadi kenaikan

tekanan darah (hipertensi) atau penurunan tekanan darah

(hipotensi), hal tersebut perlu diwaspadai karena dapat berdampak

buruk bagi ibu dan janin apabila tidak ditangani secara dini

(Prawirohardjo, 2010).

c) Ukur Tinggi Uterus

Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan setiap kali kunjungan

antenatal untuk menditeksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak

dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan

umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan pada

janin. Standar pengukuran ini menggunakan pita ukur (metline)

setelah usia kehamilan 24 minggu. Pada ibu hamil yang usia

kehamilannya kurang dari 24 minggu pengukuran tinggi uterus

bisa dilakukan dengan menggunakan perjarian.

Menurut Spiegelberg : dengan jalan mengukur tinggi fundus

uteri dari simfisis, maka diperoleh tabel sebagai berikut :

Tabel 2.3

Ukuran Tinggi Fundus Uteri

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

22-28 mg 24-25 cm diatas simfisis

28 mg 26,7 cm diatas simfisis


48

30 mg 29,5-30 cm diatas simfisis

32 mg 29,5-30 cm diatas simfisis

34 mg 31 cm diatas simfisis

36 mg 32 cm diatas simfisis

38 mg 33 cm diatas simfisis

40 mg 37,7 cm diatas simfisis

Sumber : Mochtar, 1998, Sinopsis obstetric, EGC, Jakarta

Cara Menghitung Taksiran Berat Janin

Rumus Johnson – Toshacek

TBJ = (TFU-N) x 155 x 1 gram

TBJ : Tafsiran Berat Janin

TFU : Tinggi Fundus Uteri (cm)

N : 12 (bila kepala janin belum masuk PAP)

11 (jika kepala janin sudah masuk PAP)

d) Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA)

Menurut kusmiati dkk, 2010 Pengukuran LILA hanya dilakukan

pada kontak pertama untuk mengskrining ibu hamil beresiko

kurang energy kronis (KEK). Kurang energy kronis disini

bermaksud ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi yang sudah

berlangsung lama (beberapa bulan ataupun tahun) dimana lila

kurang dari 23,5 cm, ibu hamil dengan status KEK akan dapat

melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR)


49

e) Hitung denyut jantung janin (DJJ)

Penghitungan denyut jantung dilakukan tiap kali ibu melakukan

pemeriksaan ke tenaga kesehatan. Yang bertujuan untuk

menditeksi dini kelainan atau kegawatdaruratan terhadap janin

yang ditandai dengan denyut jantung janin yang kurang dari 120

x/menit ataupun lebih dari 160 x/menit. Dapat diartikan normal

denyut jantung janin yaitu antar 120 sampai 160 x/menit.

f) Tentukan presentasi janin

Menentukan presentasi janin dilakukan untuk mengetahui letak

janin. Menurut Rukmono Siswishanto presentasi janin yang normal

ialah belakang kepala. Presentasi selain kepala (dahi, muka,

majemuk, dan bokong) dikatakan abnormal. Pemeriksaan ini

dengan melakukan perabaan pada abdomen ibu, diantaranya:

1) Leopold I : untuk mengetahui TFU dan bagian janin

yang ada di fundus.

2) Leopold II : untuk mengetahui bagian janin yang berada

di sebelah kanan ataupun kiri perut ibu.

3) Leopold III : untuk mengetahui bagian terbawah janin di

uterus.

4) Leopold IV : mengetahui bagian janin yang ada dibawah

dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul

atau belum.
50

g) Pemberian dan skrining status imunisasi tetanus toksoid (TT)

Pada ibu hamil diberikan imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

sebanyak 2 kali. Imunisasi TT I diberikan waktu ANC I dan TT II

diberikan 4 minggu setelah pemberian TT I. Imunisasi ini

dianjurkan pada setiap ibu hamil, karena diharapkan dapat

menurunkan AKB akibat Tetanus Neonatorum (Saifuddin, 2009)

Tabel 2.4

Jadwal Imunisasi Tetanus Toxoid

Antigen Interval Lama Perlindungan


perlindungan %

TT 1 Pada - -

kunjungan

antenatal

pertama

TT 2 4 minggu 3 tahun 80 %

setelah TT 1

TT 3 6 bulan setelah 5 tahun 95 %

TT 2

TT4 1 tahun setelah 10 tahun 95 %

TT 3

TT 5 1 tahun setelah 25 tahun / 99 %

TT 4 seumur hidup
51

Sumber : Kusmiyati dkk, 2010, Buku Perawatan Ibu Hamil,

Yogyakarta: Fitramaya.

h) Pemberian Tablet Fe Sebanyak 90 Tablet Selama Kehamilan

Ketidakcukupan kadar Fe dalam tubuh akan menyebabkan

kekurangan Hb dalam darah yang diperlukan untuk membawa

oksigen pada janin dari sel ibu hamil. Saat trimester pertama

kehamilan suplemen zat besi tidak perlu diberikan untuk

menghindari resiko mual dan muntah yang bertambah berat.

Kebutuhan Fe yang paling besar pada trimester akhir saat janin

menyimpan Fe sebagai cadangan dalam tubuhnya yang akan

digunakan pada enam bulan pertama. Hal tersebut terjadi karena

ASI tidak begitu kaya akan Fe. Pemberian vitamin dan zat besi

dimulai dengan satu tablet sesegera mungkin setelah rasa mual

hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg)

dan Asam Folat 500 mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet

besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan

mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2009)

i) Pemeriksaan labolatorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan labolatorium pada saat antenatal meliputi:

1) Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara

Talquis dan dengan cara Sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan

pada kunjungan ibu hamil pertama kali, lalu periksa lagi


52

menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu

upaya untuk mendeteksi Anemia pada ibu hamil merupakan

salah satu masalah nasional karena bisa mencerminkan nilai

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. Klasifikasi

anemia menurut Manuaba (2010, p.239) sebagai berikut:

a) Tidak anemia : Hb 11 gr %

b) Anemia ringan : Hb 9-10 gr %

c) Anemia sedang : Hb 7-8 gr %

d) Anemia berat : Hb <7 gr %

2) Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya

untuk mengetahui jenis golongan darah ibu, melainkan juga

untuk mempersiapkan calon pendonor darah apabila

sewaktu-waktu diperlukan jika terjadi situasi

kegawatdaruratan pada ibu.

3) Pemeriksaan protein dalam urine

Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya

protein dalam urin ibu hamil. Adapun pemeriksaannya

dengan asam asetat 2-3% ditujukan pada ibu hamil dengan

riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema. Pemeriksaan

protein urin ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah

preeklampsia (Prawirohardjo, 2012).


53

4) Pemeriksaan kadar gula darah

Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus

harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama

kehamilannya minimal satu kali pada trimester pertama, satu

kali pada trimester kedua, dan satu kali pada trimester ketiga

(Prawirohardjo, 2012). Pemeriksaan kadar gula darah yang

dilakukan pada ibu hamil bisa dilakukan dengan glukosa

darah sewaktu (GDS). Pemeriksaan ini merupakan uji kadar

glukosa sewaktu, tanpa harus melakukan puasa karbohidrat

terlebih dahulu atau mempertimbangkan asupan makanan

terakhir. Nilai normal untuk glukosa sewaktu adalah <110

mg/dl (Dawn b. Marks, Phd, dkk, 2005)

5) Pemeriksaan darah malaria

Semua ibu hamil di daerah endemis malaria pasti

dilakukan pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining

pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis

malaria akan dilakukan pemeriksaan darah malaria apabila

ada indikasi

6) Pemeriksaan tes sifilis

Pemeriksaan tes sifilis dil’akukan di daerah dengan

risiko tinggi dan ibu hamil diduga terjangkit sifilis.

Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin

pada kehamilan.
54

7) Pemeriksaan HIV

Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan resiko

tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita

HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling kemudian diberi

kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk

menjalani tes HIV.

8) Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA dilakukan ibu hamil yang dicurigai

menderita TBC sebagai pencegahan agar infeksi TBC tidak

mempengaruhi kesehatan janinnya.

j) Temu Wicara / Konseling

Komunikasi yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan,

sangat penting dibina dari sejak awal melalui temu wicara dapat

ditemukan kesepakatan untuk melakukan rujukan apabila terjadi

komplikasi-komplikasi pada saat kehamilan.

D. Dokumentasi Asuhan Kebidanan

Dokumentasi merupakan suatu proses pencatatan dan penyimpanan

informasi dalam pelaksanaan pemeriksaan, secara garis besar dokumentasi

ialah suatu bukti otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam

persoalan hukum.

Dokumentasi kebidanan sanget penting bagi seorang bidan dalam

memberikan asuhan kebidanan. Hal ini karena asuhan kebidanan yang


55

diberikan kepada klien membutuhkan pencatatan dan pelaporan yang dapat

digunakan sebagai acuan untuk menuntut tanggung jawab dan tanggung

gugat jika dipermasalahkan yang mungkin berhubungan dengan pelayanan

yang sudah diberikan.

Dalam penulisan studi kasus ini penulis menggunakan

pendekomentasian asuhan kebidanan dengan satu metode penyelesaian

masalah yaitu menggunakan metode SOAP menurut Varney, dengan

menggunakan 7 langkah, yaitu:

1. Langkah I (pengumpulan data dasar)

Langkah ini bertujuan untuk memperoleh dataatau informasi yang

akurat dari sumber yang berhubungan dengan kondisi klien yang

didapatkan dengan cara anamnesa, yaitu: Identitas klien dan suami:

nama, umur, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.

1) Alasan kunjungan

2) Riwayat kehamilan ini, meliputi: riwayat menstruasi (HPHT, haid

sebelumnya, lamanya, banyaknya, konsistensi, dan baunya),

pergerakan fetus yang dirasakan, pola makan, pola eliminasi

(BAB: konsistensi, warna, bau. BAK: konsistensi, warna, dan bau),

aktivitas sehari-hari, imunisasi TT dan riwayat kontrasepsi yang

pernah digunakan.

3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


56

4) Riwayat kesehatan, meliputi: penyakit yang pernah atau sering

diderita dan perilaku kesehatan

5) Riwayat sosial, meliputi: kehamilan yang direncanakan atau

diinginkan, jenis kelamin yang diharakan, status perkawinan

jumlah dan lama perkawinan, susunan keluarga yang tinggal

serumah dan kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan,

persalinan dan nifas.

Sedangkan untuk memperoleh data objektif dikumpulkan dengan cara:

1) Pemeriksaan umum, meliputi: keadaan umum, kesadaran, keadaan

emosional, tanda-tanda vita; (tekanan darah, nadi, pernafasan, dan

suhu tubuh), tinggi badan, berat badan sekarang, berat badan

sebelum hamil, lila kenaikan berat badan, rambut, muka (kelopak

mata: oedema atau tidak, konjungtiva: pucat atau tidak, dan sklera:

kuning atau tidak), leher (kelenjar thyroid dan kelenjar getah

bening: ada pembesaran atau tidak), dada (payudara dan

pembesaraannya, putting susu: menonjol atau tidak, pengeluaran:

ada atau tidak), ekstremitas atas dan bawah (oedema, varises,

kemerahan, kekakuan sendi: ada atau tidak, refleks kanan kiri:

positif atau negativ)

2) Pemeriksaan abdomen, meliputi: bekas luka operasi: ada atau

tidak, pembesaran, konsistensi, benjolan dan pembesaran liver.

3) Palpasi, meliputi:

a) Leopold I : untuk mengetahui TFU dan bagian yang


57

berada di fundus ibu.

b) Leopold II : untuk mengetahui bagian janin yang berada

disebelah kanan ataupun kiri ibu.

c) Leopold III : untuk mengetahui bagian yang terbawah

janin diuterus.

d) Leopold IV : untuk mengetahui bagian janin yang

dibawah dan untuk mengetahui apakah

kepala janin sudah masuk panggul atau

belum.

4) Auskultasi, meliputi: mendengarkan denyut jantung janin

(fresuensi: teratut atau tidak, dan menentukan punctum

maximum)

5) Pemeriksaan anogenital

6) Pemeriksaan labolatorium, meliputi: darah (Hb, golongan darah)

dan urine (protein, reduksi, dan albumin)

7) Pemeriksaan penunjang, meliputi: usg, ctg dan radiologi.

2. Langkah II (implementasi data dasar)

Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah

klien atau kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data

yang telah dikumpulkan. Kebutuhan adalah suatu bentuk asuhan yang

harus diberikan kepada klien, baik klien tahu ataupun tidak tahu.

a) Diagnosa kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan seorang

bidan dalam ruang lingkup praktek kebidanan.


58

b) Masalah adalah hal yang berkaitan dengan klien ditemukan dari hasil

pengkajian pada pemeriksaan kehamilan.

c) Kebutuhan adalah hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan

melakukan analisis data.

3. Langkah III (mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial)

Identifikasi diagnosa atau masalah potensial berdasarkan diagnose

atau masalah yang sudah diidentifikasi sehingga masalah potensial

tidak terjadi. Langkah ini penting untuk melakukan asuhan yang aman.

4. Langkah IV (identifikasi kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera)

Mengidentifikasi perlu dilakukan seorang bidan ataupun tenaga

kesehatan lain guna untuk menentukan kebutuhan yang dibutuhkan

klien terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi dengan tenaga

kesehatan lain berdasarkan dengan kondisi klien.

5. Langkah V (merencanakan asuhan yang menyeluruh)

Merencanakan asuhan yang diberikan secara menyeluruh, pada

langkah ini ditentukan dengan langkah-langkah sebelumnya yang

merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah

yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.

6. Langkah VI (melaksanakan perencanaan)

perencanaan yang sudah direncanakan pada langkah sebelumnya

dengan efektiv dan aman.


59

7. Langkah VII (evaluasi)

Melakukan evaluasi keefektivan dari rencana yang sudah dilakukan,

dan melihat apakah sudah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang

sudah diidentifikasi dalam masalah dan diagnose.

Dokumentasi Dengan Menggunakan SOAP

Menurut Varney, alur pikir bidan saat menghadapi klien harus

mengikuti 7 langkah yang diatas. Untuk mengetahui apa yang telah

dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir yang sistematis, dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP yaitu:

a. S (subjektif), menggambarkan pendokumentasian hasil

pengumpulan data klien melalui anamnesis sebagai langkah pertama

Varney.

b. O (objektif), menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan

fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium dan uji diagnostik lain

yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan

kebidanan sebagai langkah pertama Varney.

c. A (assesment), menggambarkan pendokumentasian hasil analisis

dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi:

a. Diagnosa atau masalah

b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial


60

c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi

atau kolaborasi, dan atau rujukan sebagai langakah I, II, III,dan

IV Varney.

d. P (planning), menggambarkan pendokumentasian dan tindakan

serta evaluasi perencanaan berdasarkan assesment sebagai langkah

V, VI, VII Varney.


BAB III

LAPORAN STUDI KASUS

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

A. Asuhan Kehamilan (Ante Natal Care)

1. Kunjungan Pertama

Tanggal 26 April 2020 Pukul 15:00 WIB

a. Data Subjektif

Ny. B berusia 33 tahun, bersuku Bengkulu, Agama Islam,

pendidikan akhir D3 IT, pekerjaan sehari-hari adalah Ibu Rumah

Tangga (IRT) dan alamatnya Perumahan Graha Bagasasi Blok E2

No. 03, Desa Sindang Mulya, Kec. Cibarusah, Kabupaten Bekasi. Ia

memiliki suami bernama Tn. R berusia 36 tahun, bersuku Bengkulu,

Agama Islam, pendidikan akhir D3 Teknik, pekerjaan karyawan

swasta dan beralamat sama.

Ny. B datang ke BPM Tati Kusmiran mengatakan kunjungan

saat ini kunjungan ulang dan tidak ada keluhan. Hari pertama haid

terakhir Ny. B yaitu pada tanggal 12 September 2019, lamanya 7

hari dan banyaknya 4x ganti pembalut/hari, haid sebelumnya yaitu

pada tanggal 12 September 2019 dengan lama dan banyaknya sama,

siklus 30 hari dan konsistensi cair sedikit bergumpal, tafsiran

persalinan yaitu pada tanggal 19 Juni 2020.

61
62

Ny. B pernah melakukan tes kehamilan pada bulan

November 2020 tetapi ibu lupa tanggal dengan hasil positif.

Pergerakan fetus dirasakan pertama kali yaitu pada usia kehamilan

4 bulan (± 16 minggu) dan pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir

yaitu sering ± 10 kali. Selama kehamilan ini Ny. B tidak merasakan

adanya keluhan seperti rasa lelah, panas, menggigil, sakit kepala

berat/terus menerus, penglihatan kabur, nyeri/ panas waktu BAK,

rasa gatal pada vulva, vagina, dan sekitarnya, pengeluaran

pervaginam, nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai, oedema dan

lain-lain. Pola makan Ny. B yaitu 3x sehari dengan porsi sedang

dengan menu seimbang/bervariasi yang terdiri dari nasi, sayur, lauk

pauk, dan buah-buahan perubahan nafsu makan ibu biasa seperti

biasanya.

Ny. B mengatakan BAK ± 5x sehari dengan warna jernih

tidak ada keluhan dan BAB 2x sehari tidak ada keluhan. Pola

istirahat dan tidur cukup yaitu tidur siang 2 jam dan tidur malam 7

jam. Seksualitas 1 kali seminggu dan tidak ada keluhan. Kegiatan

rutin Ny. B yaitu bekerja sebagai ibu rumah tangga seperti menyapu,

mengepel, masak dan lain-lain. Selama kehamilan ini pekerjaan

tersebut tidak mengganggu dan masih dilakukan tetapi sedikit

dikurangi. Imunisasi tetanus Ny. B yaitu TT1 dan TT2 pada bulan

Februari dan Maret 2020.


63

Sebelumnya Ny. B pernah menggunakan alat kontrasepsi

suntik KB 1 bulan lamanya 2 bulan. Ini kehamilan yang ke dua.

Anak pertama berusia 7 tahun, lahir di tumah sakit, normal tidak ada

penyulit, usia kehamilan 9 bulan, jenis kelamin perempuan, BB lahir

2,650 gr, PB lahir 50 cm, keadaan baik, laktasi 3 bulan, keadaan

baik. Ny. B tidak mempunyai atau tidak sedang menderita penyakit

jantung, tekanan darah tinggi, anemia berat, tuberkulosis dan lain-

lain. Ny. B juga tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan, alkohol,

rokok, sirih. Tetapi Ny. B pernah mengonsumsi jamu seperti kunyit

asem sebelum kehamilan dan ganti pakaian dalam 3x sehari. Ini

adalah kehamilan yang diinginkan dengan jenis kelamin yang

diharapkan laki-laki Ny. B mengatakan ini pernikahannya yang ke 1

yang berlangsung kurang lebih 10 tahun memiliki 1 orang anak

dengan status sah agama dan hukum. Susunan keluarga yang tinggal

serumah yaitu bersama suami dan anaknya, tidak mempunyai

kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, di dalam

keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti

hipertensi, jantung, diabetes melitus, asma, anemia berat, dan

keturunan kembar.

b. Data Objektif

Hasil pemeriksaan, keadaan umum Ny. B baik, kesadaran

composmentis dan keadaan emosional stabil. Tekanan darah 110/80

mmHg, nadi 85 x/menit, pernafasan 20 x/menit, dan suhu 36,8 ⁰c,


64

tinggi badan Ny. B 160 cm. berat badan sebelum hamilnya 65 kg,

dan berat badan sekarang 73 kg. Kenaikan Berat Badan 8 kg. Lila

Ny. A adalah 28 cm.

Pemeriksaan fisik rambut bersih, tidak ada ketombe, tidak

rontok, muka tidak ada oedema, kelopak mata tidak oedema,

konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak kuning, mulut bersih, lidah

tidak ada stomatitis, gigi tidak ada caries, gusi ada tidak epulis.

Tidak terdapat pembesaran kelenjaran tyroid dan pembesaran

kelenjar getah bening pada leher. Dada simetris, jantung tidak ada

bunyi mur-mur, paru tidak ada bunyi wheezing dan ronchi. Pada

payudara ada pembesaran, puting susu bersih menonjol, simetris kiri

dan kanan, kolostrum belum keluar, areola hiperpigmentasi dan

tidak terdapat benjolan serta rasa nyeri.

Pemeriksaan abdomen secara inspeksi bentuk abdomen

membesar sesuai dengan usia kehamilan, tidak terdapat luka bekas

operasi, benjolan, pembesaran liver/lien dan striae akan tetapi

terdapat linea nigra. Tinggi fundus uteri yaitu 29 cm. Secara di

palpasi pada leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting

(bokong), leopold II kiri : teraba bagian kecil-kecil janin

(ekstrimitas), kanan : teraba keras, panjang seperti papan

(punggung), leopold III : teraba bulat, keras, melenting (kepala),

leopold IV : belum masuk PAP (konvergen).


65

Auskultasi punctum maximum berada di kuadran kanan

bawah pusat dengan denyut jantung janin teratur dan frekuensi

130x/menit. Taksiran berat janin yaitu (29 cm – 12) x 155 = 2,635

gram.

Pada ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema,

kekakuan sendi, kemerahan, varises dan reflek patela positif pada

kaki kiri ataupun kanan. Posisi tulang belakang yaitu lordosis

gravidarum dan tidak terdapat rasa nyeri pada pinggang.

c. Analisa Data

G2P1A0 Hamil 32 minggu lebih 3 hari

Janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala

d. Penatalaksanaan

Melakukan informed consent kepada ibu bahwa akan

dilakukan pemeriksaan. Ibu bersedia dilakukan pemeriksaan.

Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu dan janin

dalam keadaan baik. Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 85 x/menit,

pernafasan 20 x/menit, dan suhu 36,8 ⁰c, usia kehamilan 32 minggu

> 3 hari, tafsiran persalinan 19 Juni 2020. Ibu sudah mengetahui

hasil pemeriksaannya.

Memberitahu ibu untuk tetap mempertahankan pola

istirahatnya yang sudah benar yaitu pada siang hari tidur minimal 2

jam dan 7 jam pada malam hari sehingga ketika melahirkan ibu bisa

lebih sehat lagi menghadapi persalinan. Ibu bersedia melakukannya.


66

Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan dirinya seperti

mandi minimal 2x sehari dan mengganti celana dalam 3x sehari. Ibu

bersedia melakukannya.

Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan pola

makannya yang sudah baik, seperti nasi, lauk pauk, sayur dan buah

buahan agar ibu dan janin tetap dalam keadaan sehat. Ibu bersedia

melakukannya.

Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan seperti

sakit kepala hebat, pandangan kabur, nyeri ulu hati, gerakan janin

berkurang, oedema pada ekstrimilas dan wajah dan pendarahan

pervaginam. Ibu sudah mengetahui.

Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan perawatan

payudara yaitu dengan cara oleskan kapas berisi minyak kelapa

kebagian puting dan areola secara memutar sampai bersih dilakukan

sebelum ibu mandi. Ibu bersedia melakukannya.

Memberikan therapy tablet Fe 10 tab diminum 1x1 pada

malam hari dan kalsium 1x1 perhari dengan air putih. Ibu bersedia

melakukannya.

Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu yang akan datang

yaitu pada tanggal 10 Mei 2019. Ibu bersedia melakukan kunjungan

ulang.
67

2. Kunjungan Kedua

Tanggal 10 Mei 2020 Pukul 10:00 WIB

a. Data Subjektif

Ibu mengatakan ini kunjungan ulang dan tidak ada keluhan.

b. Data Objektif

Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil yaitu

keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional

stabil. Tanda-tanda vital : tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36,4

ºC, denyut nadi 80x/menit, pernafasan 22x/menit. Berat badan 74,2

kg. Pada pemeriksaan fisik kelopak mata tidak oedema, konjungtiva

tidak pucat dan sklera tidak kuning.

Pada payudara ada pembesaran, puting susu bersih

menonjol, simetris kiri dan kanan, kolostrum belum keluar, areola

hiperpigmentasi dan tidak terdapat benjolan serta rasa nyeri.

Pemeriksaan abdomen secara inspeksi bentuk abdomen

membesar sesuai dengan usia kehamilan, tidak terdapat luka bekas

operasi, benjolan, pembesaran liver/lien dan striae akan tetapi

terdapat linea nigra. Tinggi fundus uteri yaitu 29 cm. Secara di

palpasi pada leopold I : teraba bulat, lubak, tidak melenting

(bokong), leopold II kiri : teraba bagian kecil-kecil janin

(ekstrimitas), kanan : teraba keras, panjang seperti papan

(punggung), leopold III : teraba bulat, keras, tidak melenting

(kepala), leopold IV : belum masuk PAP (konvergen).


68

Auskultasi punctum maximum berada di kuadran kanan

bawah pusat dengan denyut jantung janin teratur dan frekuensi

145x/menit. Taksiran berat janin yaitu (29 cm – 12) x 155 =

2,635gram.

Pada ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema,

kekakuan sendi, kemerahan, varises dan reflek patela positif pada

kaki kiri maupun kanan. Posisi tulang belakang yaitu lordosis

gravidarum dan tidak terdapat rasa nyeri pada pinggang.

c. Analisa Data

G3P2A0 hamil 34 minggu > 3 hari

Janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala

d. Penatalaksaan

Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa saat ini

ibu dan janinnya dalam keadaan baik. Tekanan darah 120/00 mmHg,

nadi 80x/menit, pernafasan 21x/menit, suhu 36,4 ⁰C, usia kehamilan

34 minggu > 3 hari, tafsiran persalinan 19 Juni 2020. Ibu sudah

mengetahui hasil pemeriksaannya.

Memberitahu ibu untuk tetap mempertahankan pola

istirahatnya yang sudah benar yaitu pada siang hari tidur minimal 2

jam dan 7 jam pada malam hari sehingga ketika melahirkan ibu bisa

lebih sehat lagi menghadapi persalinan. Ibu bersedia melakukannya.

Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan pola

makannya yang sudah baik, seperti nasi, lauk pauk, sayur dan buah
69

buahan agar ibu dan janin tetap dalam keadaan sehat. Ibu bersedia

melakukannya.

Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan seperti

sakit kepala hebat, pandangan kabur, nyeri ulu hati, gerakan janin

berkurang, oedema pada ekstrimilas dan wajah dan pendarahan

pervaginam. Ibu sudah mengetahui.

Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan perawatan

payudara yaitu dengan cara oleskan kapas berisi minyak kelapa

kebagian puting dan areola secara memutar sampai bersih dilakukan

sebelum ibu mandi. Ibu bersedia melakukannya.

Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI Ekslusif

selama 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun. Ibu bersedia

melakukannya.

Memberitahu ibu tanda persalinan seperti mules yang

semakin lama semakin sering, nyeri pada pinggang sampai perut

bagian depan serta keluar cairan campur darah dari vagina ibu. Ibu

sudah mengetahui.

Memberitahu kepada ibu untuk mempersiapkan persalinan

seperti perlengkapan ibu dan bayi, penolong persalinan, tempat

persalinan, transportasi dan tabungan untuk bersalin. Ibu sudah

mengetahui.
70

Memberikan theraphy tablet Fe 10 tab diminum 1x1 pada

malam hari dan kalsium 1x1 perhari dengan air putih. Ibu bersedia

melakukannya.

Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu sekali

yaitu pada tanggal 24 Mei 2020. Ibu bersedia melakukan kunjungan

ulang.
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis menjelaskan tentang manajemen asuhan kebidanan

kehamilan pada Ny. B sejak usia kehamilan 32 minggu > 3 akan dilakukan

pembahasan mengenai kesenjangan dan perbandingan antara teori dan praktik

dilapangan dengan manajemen pola pikir SOAP, yang dilakukan pada tanggal

periode 03 Maret – 15 Mei 2020.

A. Kehamilan

Dari pembahasan yang di bahas oleh penulis di peroleh hasil sebagai

berikut : Pada tanggal 26 April 2020, penulis bertemu dengan Ny. B sebagai

objek untuk pengambilan studi kasus di Rumahnya dalam usia kehamilan

32 minggu > 3 hari sampai 34 minggu > 3 hari. Sebelum kontak dengan

penulis, Ny. B telah memeriksakan kehamilannya sebanyak 5 kali, hal ini

menunjukan bahwa Ny. B peduli akan kehamilan dan kesehatannya. Dalam

teori di katakan pemeriksaan kehamilan sedikitnya harus di lakukan 4 kali

selama hamil, yaitu 1 kali pada trimester pertama, 2 kali pada trimester ke

dua, dan 1 kali pada trimester ke tiga (Prawirohardjo, 2010).

Ny. B berusia 33 tahun. Menurut teori usia reproduksi sehat adalah

ibu yang berumur antara 20-35 tahun, karena ovum belum terlalu tua, organ

reproduksi masih baik sehingga kualitas bayi yang dilahirkan akan lebih

baik pada usia tersebut (Prawirohardjo, 2009).

71
72

Pada tanggal 26 April 2020 adalah hari pertama kunjungan

kehamilan pada saat itu Ny. B memasuki usia kehamilan 32 minggu > 3

hari. Dari usia kehamilan tersebut sampai bersalin penulis tidak menemukan

hasil yang mengarah pada keadaan patologis, ibu juga mengatakan tidak ada

keluhan pada kehamilannya.

Dari hasil anamnesa Ny. B HPHT 12-09-2019, TP 19-06-2020.

Perkiraan persalinan dihitung berdasarkan teori rumus Neagle. Perhitungan

HPHT yaitu hari ditambah 7, bulan dikurangi 3, dan tahun ditambah 1 dan

ibu merasakan adanya gerakan janin pada usia kehamilan 16 minggu. Hal

ini normal karena sesuai dengan teori bahwa gerakan janin pada

primigravida dapat dirasakan pada usia kehamilan 18 minggu dan

multigravida pada usia kehamilan 16 minggu (Prawirohardjo, 2010). Dari

hasil pengamatan terdapat kesamaan dengan teori.

Berdasarkan perkembangan kasus pada Ny. B yang diikuti selama

usia kehamilan 32 minggu > 3 hari sampai usia kehamilan 34 minggu > 3

hari. Pemeriksaan kehamilan mengikuti standar “10 T” yaitu:

1. Timbang Berat Badan

Kenaikan berat badan Ny. B selama kehamilan sekitar 8 kg dan

sesuai dengan teori bahwa kenaikan berat badan wanita selama hamil

berkisar antara 6,5-16 kg (Prawirohardjo, 2010). Dari hasil pengamatan

tidak terdapat kesenjangan dengan teori. Sedangkan tinggi badan

adalah pengukuran tinggi badan yang dilakukan sekali pada kunjungan

pertama pada ibu hamil dengan tinggi <145 cm (Saifuddin, 2009).


73

Sedangkan tinggi badan Ny. B 160 cm sehingga tidak terjadi

kesenjangan dengan teori.

2. Ukur Tekanan Darah

Selama kehamilan tekanan darah pada Ny. B yaitu 110/80 mmHg

dan 120/80 mmHg dan ini normal sesuai dengan teori bahwa tekanan

darah ibu hamil harus dalam batas normal (antara 100/70 mmHg sampai

130/90 mmHg) (Prawirohardjo, 2010).

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri

Pada saat kunjungan ANC didapatkan Tinggi Fundus Uteri pada Ny.

B adalah 29 cm. Hal ini tidak menjadi masalah dikarenakan masih

dalam batas normal bila dihitung dengan rumus Neagle (Winkjosastro,

2006), taksiran berat janin sudah 2,635 gram, sehingga tidak ada

kesenjangan dengan teori.

4. Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA)

Pengukuran Lila yang dilakukan pada Ny. B adalah 28 cm. angka tersebut

masih sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan. Menurut

(kusmiyati, 2010) ukuran lila dimana jika lila kurang dari 23,5 cm, ibu

hamil dengan status KEK akan dapat melahirkan bayi dengan berat

lahir rendah (BBLR).

5. Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ)

Denyut jantung janin Ny. B saat kunjungan pertama dengan

menggunakan doppler pada kunjungan pertama terdapat angka 130

x/menit dan pada kunjungan ke dua terdapat angka 145 x/menit. Dan
74

setiap pemeriksaan yang dilakukan Ny. B denyut jantung janin berkisar

antara 130 x/menit sampai 150 x/menit. Angka tersebut masih sesuai

dengan teori, sehingga tidak memiliki kesenjangan.

6. Tentukan Presentasi Janin

Pada tanggal 26 April dan 10 Mei 2020 dilakukan pemeriksaan

presentasi janin dengan melakukan perabaan pada abdomen Ny. B

terdapat presentasi kepala. Dari hasil pemeriksaan ini masih sesuai

dengan teori dimana Rukmono Siswishanto menyebutkan presentasi

normal janin yaitu kepala. Sehingga tidak terjadi kesenjangan antara

teori dan praktek.

7. Pemberian dan Skrining Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Pemberian imunisasi TT pada Ny. B, TT1 diberikan pada usia

kehamilan 4 bulan dan TT2 diberikan 4 minggu setelah pemberian TT1.

Imunisasi ini dianjurkan pada setiap ibu hamil, karena diharapkan dapat

menurunkan AKB akibat Tetanus Neonatorum (Saifuddin, 2009).

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara praktek dan teori.

8. Pemberian Tablet Fe Sebanyak 90 Tablet Selama Kehamilan

Pada saat kunjungan ANC Ny. B diberikan terapi Fe dengan dosis

minum 1x1 sehari. Ketidakcukupan kadar Fe dalam tubuh akan

menyebabkan kekurangan Hb dalam darah yang diperlukan untuk

membawa oksigen pada janin dari sel ibu hamil. Kebutuhan Fe yang

paling besar pada trimester akhir saat janin menyimpan Fe sebagai

cadangan dalam tubuhnya yang akan digunakan pada enam bulan


75

pertama (Saifuddin, 2009). Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

praktek dan teori.

9. Pemeriksaan Labolatorium (Rutin dan Khusus)

a. Pemeriksaan Hb

Dari hasil pemeriksaan Hb Ny. A pada bulan Maret 2020

didapatkan kadar Hb 11,5 gr% dan ibu dinyatakan normal.

Pemeriksaan Hb pada ibu hamil harus dilakukan pada kunjungan

pertama dan minggu ke 28. Bila kadar Hb < 11 gr%, ibu hamil

dinyatakan anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 500

mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih (Prawirohardjo,

2012). Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara praktek dan

teori.

b. Pemeriksaan Golongan Darah

Dalam kasus Ny. B tidak dilakukan pemeriksaan tes

golongan darah karena ibu sudah mengetahui golongan darahnya

dari kehamilan anak pertamanya, sehingga ibu sekarang sudah

menyiapkan pendonor jika dibutuhkan dalam keadaan

kegawatdarutannya. Sedangkan menurut teori setiap ibu hamil

harus dilakukan pemeriksaan tes golongan darah. Berarti dalam

kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek karena

keterbatasan perlengkapan kesehatan yang ada di PMB Tati

Kusmiran tersebut yang tidak dilakukan yaitu pemeriksaan tes

golongan darah.
76

c. Pemeriksaan Protein Dalam Urine

Dari hasil pemeriksaan urine pada bulan Maret 2020 Ny. B

tidak didapatkan protein urine atau negatif. Pemeriksaan ini

dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung

protein atau tidak untuk mendeteksi gejala preeklampsia

(Prawirohardjo, 2012). Karena sudah dilakukan pemeriksaan

protein urine sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan

kenyataan.

d. Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Dari hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu pada tanggal

26 April 2020 didapatkan hasil 85 mg/dl. Dan ibu tidak memiliki

riwayat penyakit diabetes mellitus. Angka tersebut masih sesuai

dengan teori dimana (Dawn b. Marks, phd, dkk, 2005)

menyebutkan kadar gula darah sewaktu yaitu <110 mg/dl.

Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

e. Pemeriksaan Malaria

Daerah tempat tinggal Ny. B yaitu Perumahan Graha

Bagasasi Blok E2 No. 03 Desa Sindang Mulya, Kec. Cibarusah,

Kab. Bekasi bukan merupakan daerah endemis malaria dan ibu

tidak ada keluhan seperti panas tinggi disertai menggigil sehingga

Ny. B tidak diberikan terapi anti malaria. Terapi anti malaria


77

diberikan kepada ibu pendatang dari daerah malaria juga kepada

ibu hamil dengan gejala yakni panas tinggi disertai menggigil dan

hasil apapun darah yang positif (Prawirohardjo, 2012). Dalam hal

ini tidak ada kesenjangan antara praktek dan teori.

f. Pemeriksaan Tes Sifilis

Dalam kasus Ny. B tidak dilakukan pemeriksaan tes sifilis

karena tidak ada indikasi. Sedangkan menurut teori setiap ibu

hamil harus dilakukan pemeriksaan tes sifilis. Berarti dalam kasus

ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek karena

keterbatasan perlengkapan kesehatan yang ada di PMB Tati

Kusmiran tersebut yang tidak dilakukan yaitu pemeriksaan tes

sifilis.

g. Pemeriksaan HIV

Dalam kasus Ny. B tidak dilakukan pemeriksaan tes HIV

karena tidak ada indikasi. Sedangkan menurut teori setiap ibu

hamil harus dilakukan pemeriksaan tes HIV. Berarti dalam kasus

ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek karena

keterbatasan perlengkapan kesehatan yang ada di PMB Tati

Kusmiran tersebut yang tidak dilakukan yaitu pemeriksaan tes

HIV.

h. Pemeriksaan BTA

Dalam kasus Ny. B tidak dilakukan pemeriksaan tes BTA

karena tidak ada indikasi. Sedangkan menurut teori setiap ibu


78

hamil harus dilakukan pemeriksaan tes BTA. Berarti dalam kasus

ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek karena

keterbatasan perlengkapan kesehatan yang ada di PMB Tati

Kusmiran tersebut yang tidak dilakukan yaitu pemeriksaan tes

BTA.

10. Temui Wicara / Konseling

Temu wicara sudah dijelaskan setiap ibu melakukan kunjungan

yaitu tentang tanda bahaya kehamilan Trimester ke III dan ibu setuju

untuk dirujuk apabila ada salah satu tanda bahaya tersebut jika ada

komplikasi. Karena sudah dilakukan temu wicara setiap kunjungan

sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan.

Dari pemeriksaan dan asuhan yang sudah diberikan pada Ny. B tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan praktek, dimana teori yang di ambil oleh

penulis “10 T” yaitu: timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi uterus,

ukur lingkar lengan ata (LILA), hitung denyut jantung janin (DJJ), tentukan

presentasi janin, pemberian dan skrining status imunisasi tetanut toksoid (TT).

Pemberian tablet fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan, pemeriksaan

labolatorium baik rutin ataupun khusus diantaranya: pemeriksaan Hb, pemeriksaan

golongan darah, pemeriksaan protein dalam urine, pemeriksaan kadar gula darah,

pemeriksaan malaria, pemeriksaan tes sifilis, pemeriksaan HIV dan pemeriksaan

BTA, serta temu wicara atau konseling.


79

Dalam pelayanan 10 T tidak semuanya dilakukan pada saat pemeriksaan

kehamilan, diantaranya ada beberapa pemeriksaan labolaturium yang tidak

dilakukan seperti: golongan darah, malaria, sifilis, HIV, dan BTA. Dikarenakan ibu

tidak memiliki indikasi sehingga standar pelayanan ANC 10 T belum sesuai dengan

teori.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan manajemen asuhan kebidanan kehamilan pada

Ny. B di BPS Tati Kusmiran Kp. Rawa Aren Rt.003/002, Bekasi Timur,

mahasiswa mampu melakukan asuhan kehamilan kepada Ny. B dengan baik

dan tidak ditemukan komplikasi ataupun kelainan yang menyertai

kehamilannya. didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif melalui

anamnesis.

2. Mahasiswa mampu mengumpulkan data obyektif melalui

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan labolatorium.

3. Mahasiswa mampu mampu menetapkan analisis berupa diagnosis

kebidanan, masalah, kebutuhan, diagnosis potensial serta antisipasi

tindakan segera.

4. Mahasiswa mampu memberikan penatalaksanaan berupa asuhan

kebidanan sesuai dengan keadaan pasien.

B. Saran

1. Bagi klien

Hasil dari penerapan studi kasus ini dapat memberikan pengetahuan

kepada pasien tentang pentingnya pemeriksaan pada saat hamil dengan

80
81

melakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

terutama bidan dalam mendeteksi dini resiko kehamilan.

2. Bagi tempat pelayanan kesehatan

Hasil dari penerapan studi kasus ini dapat meningkatkan sistem

pelayanan kesehatan yang menyeluruh serta tetap mempertahankan

sikap “5s” dalam memberikan pelayanan kesehatan, yaitu senyum,

sapa, salam, sopan, dan santun. Serta sebagai bahan evaluasi terhadap

usaha pelayanan kesehatan khususnya dalam memberikan asuhan

kebidanan yang komprehensif secara sistematis dan sesuai prosedur.

3. Bagi penulis

Dapat meningkatkan pengetahuian dan keterampilan dalam

melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai dengan teori

yang telah didapatkan selama perkuliahan yang memberikan pelayanan

asuhan kebidanan pada ibu hamil.

4. Bagi institusi

Dapat menambahkan buku untuk dijadikan referensi serta dapat

dijadikan tolak ukur sejauh mana mahasiswa dapat memahami dan

melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil secara sistematis dan

prosedur.
DAFTAR PUSTAKA

Aryofa, Zahra aulia. 2019. Asuhan Kebidanan Komprehensif Pad Any. A Dengan
Pendekatan Dan Pendokumentasian Dalam Bentuk Soap Di Bps Tati
Kusmiran, Am.Keb Periode 25 Februari-18 Mei 2019: Cikarang Institut
Medika Drg. Suherman.

Handayani, Sih Rini, 2017. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Pusdik SDM


Kesehatan.

Irdayanti, 2017. Identifikasi Kadar Haemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil Trimester
I, II, III Terhadap Kejadian Anemia Di Puskesmas Poasia. Kendari DIII
Analis Kesehatan: Politeknik Kesehatan Kendari.

Saifuddin, Abdul Bahri, Gulardi Hanifa Wiknjosastro, Dkk. 2014, Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan Ed.4, Cet.5. Jakarta: PT. Bina
Pustaka.

Tyastuti, Siti Dan Heni Puji Wahyuningsih, 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Asril, Merita. 2018. Asuhan Kebidanan Komprehensifpada Ny ”H” di


Poskesrisungai Jariang Tanggal 12 Februari / D 02 April Tahun
2018. Tesis Diploma, Stikes Perintis Padang.
http://repo.stikesperintis.ac.id/650/
Dewi, Neng Shinta. 2017. Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil Trimester 1, 2 Dan 3
Serta Kebutuhan Dasar Pada Ibu Hamil.
http://askebketidaknyamananibuhamil.blogspot.com/2017/04/ketidaknyaman-
pada-ibu-hamil-trimester.html

Dinas Kesehatan Lamongan. 2015. Kesehatan ibu dan anak.


https://lamongankab.go.id/dinkes/kesehatan-ibu-dan-anak/

Hidayat Makmun. 2015. Rikesdas 2018: hampir separuh bumil di Indonesia alami
anemia.
https://www.cendananews.com/2018/11/riskesdas-2018-hampir-separuh-
bumil-indonesia-alami-anemia.html

Nani, Puspitasari. 2018. Asuhan Kebidanan Continuity Of Care Pada Ny. N Masa
Hamil Sampai Dengan Keluarga Berencana Di klinik Pangestu Siti Saudah,
S. ST. Polerejo, Babadan Ponorogo. Ponorogo: Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
http://eprints.umpo.ac.id/4177/

Nuraisyah Wahyu. 2018. Deteksi Resiko Tinggi Kehamilan Pada Pelayanan Anc
Terpadu Di Puskesmas Bendo Kabupaten Kediri
https://jurnal.fk.unand.ac.id

Pradnyani. 2018. Konsep Asuhan Kebidanan. Poltekkes Denpasar.


http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1096/3/BAB%20II.pdf

Rustikayanti, Neti R, Ira Kartika, YantiHerawati. 2016. Korelasi Perubahan


Psikologis Ibu Hamil Dengan Tingkat Kepuasan Seksual Suami. Bandung:
STIKes Dharma Husada Bandung. http://jurnal.ibijabar.org/wp-
content/uploads/2016/07/KORELASI-PERUBAHAN-PSIKOLOGIS-
IBU-HAMIL-DENGAN-.pdf
Romadona, Yudistira Rka. 2019. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Fisiologis Pada Ny.
L Di Pmb Isnawati, STr. Keb Di Turi Sari Tahun 2019. Program Studi DIII
Kebidanan: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Pringsewu
Lampung.
https://stikesmuhpringsewu.ac.id/perpustakaan/index.php?p=show_detail
&id=3653

Vitaloka, Filla Sofia Wiwadja. 2017. Asuhan Kebidanan Berkesinambungan Pada


Ibu Hamil UK 29 minggu G3P0B2Ah0 Dengan Resiko Tinggi di Puskesmas
Ngapilan. Program Studi DII Kebidanan: Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Yogyakarta.
http://repository.unmuha.ac.id:8080/xmlui/bitstream/handle/123456789/33
6/BAB%20II.pdf?sequence=16&isAllowed=y

Wulandari, Fitri Nur. 2017. Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan


Berkesinambungan Pada Ny. D Usia 26 Tahun G3P1Ab1Ah1 Dengan
Anemia Sedang Dipuskesmas Pakulaman. DIII Kebidanan: Politeksik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1519/1/Laporan%20TA.pdf
Lembar Konsultasi

Nama : Rizki Chaerunisa


Nim : 140217975
Dosen Pembimbing : Ika Kania Fatdo Wardani, SST, M.Kes
Judul : ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. B
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN TATI KUSMIRAN,
S.Tr. Keb PERIODE 02 MARET – 15 MEI 2020.
No. Tanggal Keterangan Catatan tanda tangan
pembimbing
1. 13 April Pengajuan BAB I AKI lihat pada √
2020 dan BAB II SDKI 2017. Bab II
tambahkan
ketidaknyamanan
pada ibu hamil
2. 22 April Revisi BAB I dan Ganti tujuan umum, √
2020 BAB II tujuan khusus,
cover diperbaiki
3. 27 April Revisi BAB I dan Revisi AKI dan √
2020 BAB II . AKB. Lanjutkan
Pengajuan BAB BAB IV dan V
III
4. 30 April Pengajuan BAB Tambahkan nik √
2020 IV dan V, lembar penguji I,
persetujuan, tambahkan lembar
lembar persetujuan klien,
pengesahan, kata tambahkan lembar
pengantar, daftar konsul
riwayat hidup,
daftar isi, daftar
tabel.
5. 3 Mei 2020 BAB V, Daftar Kesimpulan √
pustaka, lampiran sesuaikan dengan
tujuan. Saran
sesuaikan dengan
manfaat. Daftar
pustaka
6. 11 Mei Revisian BAB V, √
2020 daftar pustaka
Ac ACC Sidang SK √

Cikarang, 22 April 2020

Koordinator Studi Kasus Pembimbing Studi Kasus

Eviana Yatiningsih, SST. M.Kes Ika Kania Fatdo Wardani, SST, M.Kes
NIK : 50140253 NIK : 50100229

Anda mungkin juga menyukai