Makalah Perawatan Paliatif Pada Pasien Stroke

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

PALIATIF CARE PADA PASIEN STROKE

DISUSUN OLEH :

1. IMANUEL RATO NONO 2120001


2. YUSTINA N. JENOLITA 2119002
3. HASFIANA ANENE 2119031
4. YUSTINA MARIA NGGUNU 2120005
5. MOH. AKRAM LUKU 2120006
6. JENI RIANA BULU 2120007
7. DOMINGGUS LENDE NGONGO 2118011
8. FIRA SAPIRA AINUN 2120018
9. MAXIMILIANUS UMBU PATI 2118041

PRODY S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
tentang Stroke sesuai dengan waktu yang telah diberikan, dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan namun demikian
penyusun telah berusaha semaksimal mungkin agar hasil dari tulisan ini
tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang ada.

Atas dukungan dari berbagai pihak akhirnya penunyusun bisa


menyelesaikan makalah ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih kepada dosen yang mengajar mata kuliah
Keperawatan Menjelang Ajal dan Palliative Careyang memberikan
pengajaran dan arahan dalam penyusunan makalah ini, dan tidak lupa
kepada teman-teman semua yang telah ikut berpartisipasi membantu
penyusun dalam upaya penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan mudah-
mudahan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah
tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi
otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain selain vaskuler (Israr, 2008).

Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat


perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja,
tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau usia.Kini jumlah penderita
Stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia
dan keempat di dunia, setelah India, Cina, dan Amerika.Data yang
lebih rinci oleh American Heart Association/American Stroke
Association (AHA/ASA) dalam Heart Disease and Stroke Statistics-
2017 Updates, menyebutkan bahwa di Amerika rata-rata setiap 40
detik seseorang mengalami stroke dan setiap 4 menit seseorang
meninggal akibat stroke (Roger et al., 2017).

Berdasarkan data terbaru dan hasil Riset Kesehatan Dasar 2013


(Riskesdas 2013), stroke merupakan penyebab kematian utama di
Indonesia.Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 252
juta penduduk dan terdapat 3.049.200 di antaranya yang menderita
penyakit stroke.Menurut spesialis saraf dr Muhammad Kurniawan,
SpS (K) dari RS Cipto Mangunkusumo, faktor penyebab peningkatan
jumlah penderita stroke antara lain lifestyle orang Indonesia yang
cenderung malas.

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak


Menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas
2013, dan stroke termasuk penyakit yang mengalami peningkatan.
Prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%. Organisasi Stroke
Dunia mencatat hampir 85% orang yang mempunyai faktor resiko
dapat terhindar dari stroke bila menyadari dan mengatasi faktor resiko
tersebut sejak dini. Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa
kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian
akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun
2010 menjadi 8 juta di tahun 2030

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan stroke?
2. Apa penyebab/etiologi dari penyakit stroke?
3. Bagaimana manifestasi klinis penyakit stroke?
4. Bagaimana patofisiologi dari stroke?
5. Apa saja kegawatan yang muncul pada penyakit stroke?
6. Bagaimana penatalaksanaan penyakit stroke?
7. Bagaimana perawatan paliatif pada pasien stroke?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk membantu agar pembaca dapat mengerti dan lebih
memahami tentang penyakit stroke.
2. Tujuan khusus
Dapat mengetahui perawatan paliatif pada pasien stroke

BAB 2

A. Perawatan paliatif pada pasien stroke


Perawatan paliatif bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
pasien, terutama dalam kondisi yang mengancam kehidupan. Hal ini
biasanya diberikan melalui pencegahan dan menghilangkan gejala
pada penderita melalui pende katan holistik, pada aspek fisik,
psikososial, spiritual dan pengobatan. Penyakit kronis yang
berbahaya di awal dan dapat dicegah, mereka berkontribusi tinggi
pada mortalitas dan morbiditas di negara maju.

Semua pasien stroke harus memiliki akses keahlian dari perawat


perawatan spesialis paliatif, kepuasan untuk mengakhiri kehidupan,
untuk menahan atau menarik perawatan dalam memperpanjang hidup
pasien harus dalam kepentingan terbaik pasien.Informasi dari
keluarga memiliki peran penting dalam mendukung mereka penderita
stroke dalam menghadapi akhir hidup pasien.

Dalam perawatan paliatif pada pasien stroke, pasien dan


keluarga diberikan kesiapan untuk persiapan kehilangan dan proses
berduka sebagai benttuk dukungan perawat. Konteks lainnya yang
berhubungan dengan pasien dalam perawatan paliatif adalah yang
terkait dengan kualitas hidup adalah domain fisik yang meliputi
aktivitas, pola makan, memori dan konsentrasi, mobilitas fisik,
bicara, nyeri, tidur dan istirahat. Domain psikologis antara lain
gambaran diri, motivasi hidup, perasaan bahagia dan perasaan sedih.
Domain sosial antara lain perubahan sosial antara lain perubahan
fungsi sosial dan perubahan peran.

Dan dalam penelitian disebutkan bahwa kualitas hidup pasien


stroke meningkat dalam perawatan Palliative homecare.Perawatan
Palliative homecare dalam informasi layanan dan kolaborasi dengan
tim medis dan sosial worker sangat penting bagi peningkatan
kebutuhan pasien dan pencapaian kualitas hidup.

Peran perawat dalam perawatan Palliative homecare di fokuskan


dalam pencegahan komplikasi dan mengurangi terjadinya stroke
berulang, memberikan pendidikan kesehatan terkait perubahan gaya
hidup dan pemberdayaan keluarga. Keluarga sebagai caregiver
merupakan pendamping pasien dalam pemberian pelayanan
perawatan kesehatan yang kompleks selama perawatan pasien pasca
stroke. Dukungan untuk keluarga pasien harus diberikan melalui
sebuah usaha interdisiplin, yang melibatkan perawat, dokter, pasien
dan keluarga serta pemerintah untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang holistic.

a.  Etiologi 

 Menurut Smeltzer(2001) stroke biasanya diakibatkan dari salah


satu dari empat kejadian yaitu :
1. a. Trombosis serebral

   Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral


adalah penyebab utama trombosis serebral, yang merupakan
penyebab paling umum dari stroke. tanda-tanda trombosis serebral.
Yamg bervariasi. sakit kepala adalah awitan yang tidak umum.
beberapa  pasien dapat mengalami pusing, perubahan kognitif, atau
kejang, dan beberapa mengalami awitan yang tidak dapat dibedakan
dari haemorrhagi intracerebral atau embolisme serebral.

Secara umum, trombosis serebral tidak terjadi dengan tiba-tiba,


dan kehilangan bicara  sementara, hemiplegia, atau parestesia pada
setengah tubuh dapat mendahului awitan paralisis berat pada
beberapa jam atau hari.

b. Embolisme serebral 

 Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau


cabang - cabangnya, yang merusak sirkulasi serebral. Awitan
hemiparesis atau hemiplegia tiba-tiba dengan afasia atau tanpa afasia
atau kehilangan kesadaran pada pasien dengan penyakit jantung atau
pulmonal  adalah karakteristik dari embolisme serebral.

c. Iskemia serebral   

Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama


karena konstriksi ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak.

d. Haemorhagi serebral 
2.1. Haemorhagi ekstradural (haemorrhagi epidural) adalah
kedaruratan bedah neuro yang memerlukan perawaan n segera.
keadaan ini biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan
arteri tengah arteri meninges lain, dan pasien harus diatasi dalam
beberapa jam cedera untuk mempertahankan hidup.

3.2. Haemorhagi subdural pada dasarnya sama dengan


haemorrhagi epidu ral, kecuali bahwa hematoma subdural biasanya
jembatan vena robek. karenanya periode pembentukan hematoma
lebih lama dan menyebabkan tekanan pada otak. beberapa pasien
mungkin mengalami haemorrhagi subdural kronik tanpa
menunjukkan tanda atau  gejala.

4.3. Haemorrhagi subarakhnoid dapat terjadi sebagai akibat


trauma atau hipertensi, tetapi penyebab paling sering adalah
kebocoran aneurisme  pada area sirkulus Willisi dan malformasi
arteri vena kongenital pada ota.

5.4. Haemorrhagi intracerebral adalah perdarahan di substansi


dalam otak  paling umum pada pasien dengan hipertensi dan
aterosklerosis serebral, karena  perubahan degeneratif karena
penyakit ini biasanya menyebabkan rupture pembuluh darah.
biasanya awitan tiba -tiba, dengan sakit kepala berat. bila
haemorrhagi membesar, makin jelas deficit neurologik yang terjadi
dalam bentuk penurunan kesadaran dan abnormalitas pada tanda
vital.
1. 3. Faktor Resiko pada Stroke (Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal
2131) :

a. Hipertensi

 Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang potensial.


Hipertensi dapat mengakibatkan  pecahnya maupun menyempitnya
pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak pecah maka
timbullah perdarahan otak dan apabila pembuluh darah otak
menyempit maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel - sel
otak akan mengalami kematian.

b. Diabetes Mellitus

 Diabetes Mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah


otak yang berukuran besar.  Menebalnya dinding pembuluh darah
otak akan menyempitkan diameter pembuluh darah tadi dan
penyempitan tersebut  kemudian akan mengganggu kelancaran aliran
ke otak, yang pada akhirnya akan menyebabkan infark sel - sel otak.

c. Penyakit Jantung 

 Berbagai penyakit jantung berpotensi untuk menimbulkan


stroke. Faktor risiko ini akan menimbulkan hambatan/sumbatan
aliran darah ke otak karena  jantung melepas gumpalan darah atau sel
– sel/jaringan yang telah mati ke dalam aliran darah.

d. Hiperkolesterolemi

 Meningginya angka kolesterol dalam darah, terutama low


density lipoprotein (LDL), merupakan faktor risiko penting untuk
terjadinya arteriosklerosis (menebalnya dinding  pembuluh darah
yang kemudian diikuti penurunan elastisitas pembuluh darah).
peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar HDL (High density
lipoprotein) merupakan faktor risiko untuk terjadinya  penyakit
jantung koroner.

e. Infeksi

Penyakit infeksi yang mampu berperan sebagai faktor risiko


stroke adalah tuberkulosis, malaria, lues, leptospirosis, dan infeksi
cacing.

f. Obesitas

Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung.

g. Merokok   

Merokok merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya infark


jantung.

.h. Kelainan pembuluh darah otak 

 Pembuluh darah otak yang tidak normal suatu saat akan pecah
dan menimbulkan perdarahan.

1.i. Peningkatan Hematokrit ( resiko infark serebral)

2. j.ontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi,


merokok, dan kadar estrogen tinggi)

3.k. %enyalahgunaan obat ( kokain)

4. l. Konsumsi Alcohol 
5. m. Dain Lain-lain

 Lanjut usia, penyakit paru - paru menahun, penyakit darah,


asam urat yang berlebihan, kombinasi berbagai faktor risiko secara
teori.

1.4. Klasikasi Stroke  Menurut Satyanegara(1998), gangguan


peredaran darah otak atau stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu :

1. a. Non Haemorhagi/iskemik/infark 

1. 1. Transient Ischemic Attack (TIA)/serangan iskemi sepintas


TIA merupakan tampilan peristiwa berupa episode-episode serangan
sesaat dari suatu disfungsi serebral fokal akibat gangguan vaskuler,
dengan lama serangan sekitar 2 -15 menit sampai paling lama 24
jam.

2. 2.  Defisit Neurologis Iskemik sepintas/reversible ischemic


neurologi deficit (RIND) gejala dan tanda gangguan neurologis yang
berlansung lebih lama dari 24 jam dan kemudian pulih kembali
( dalam jangka waktu kurang dari tiga minggu ).

3.3. In Evolutional atau progressing stroke merupakan gejala


gangguan neurologis yang progresif dalam waktu enam jam atau
lebih.

4.4.stroke komplit (completed stroke/permanent troke )


merupakan gejala gangguan neurologis dengan lesi -lesi yang stabil
selama periode waktu 18-24 jam, tanpa adanya progesifitas lanjut.
5.b. stroke Haemorrhagi

 perdarahan intrakranial dibedakan berdasarkan tempat perda


rahannya, yakni di rongga  subararakhnoid atau di dalam parenkhim
otak (intraserebral) . Ada juga perdarahan yang terjadi bersamaan
pada kedua tempat di atas seperti : perdarahan subarakhnoid yang
bocor ke dalam otak atau sebaliknya. selanjutnya gangguan-
gangguan arteri yang menimbulkan  perdarahan otak spontan
dibedakan lagi berdasarkan ukuran dan lokasi regional otak.

1.5. patofisiologi 

 Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola mengalami


perubahan patologik  pada dinding pembuluh darah tersebut berupa
hipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe
bouchard. Arteriol-arteriol dari cabang-cabang lentikulostriata,
cabang tembus arteriotalamus dan cabang-cabang paramedian
arteria !ertebro-basilar mengalami perubahan-perubahan degeneratif
yang sama.kenaikan darah yang “abrupt atau kenaikan dalam jumlah
yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah
terutama pada pagi hari dan sore hari"  

Jika pembuluh darah tersebut pecah, maka perdarahan dapat


berlanjut sampai dengan 6 jam dan jika Volumenya besar akan
merusak struktur anatomi otak dan menimbulkan gejala klinik.

Jika perdarahan yang timbul kecil ukurannya, maka massa


darah hanya dapat merasuk dan menyela di antara selaput akson
massa putih tanpa merusaknya.Pada keadaan ini absorbsi darah akan
diikuti oleh pulihnya fungsi-fungsi neurologi.Sedangkan pada
perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak, peninggian
tekanan intrakranial dan  yang lebih berat dapat menyebabkan
herniasi otak pada falk serebri atau lewat foramen magnum.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer
otak, dan  perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan
ke batang otak. perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada
sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus dan
pons" selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan
yang relatif banyak akan mengakibatkan peninggian tekanan
intrakranial dan menyebabkan menurunnya tekanan perfusi otak serta
terganggunya drainase otak

Manifestasi klinis Stroke  

Menurut Smeltzer (2001) manifestasi klinis stroke terdiri atas :

a) Defisit Lapang Penglihatan

1).Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang


penglihatan). Tidak menyadari orang atau objek ditempat kehilangan,
penglihatan, mengabaikan salah  satu sisi tubuh, kesulitan menilai
jarak

2) Kehilangan penglihatan perifer 

 Kesulitan melihat pada malam hari, tidak menyadari objek atau


batas objek

3) Diplopia
Penglihatan ganda

b) Defisit Motorik 

1 ) Hemiparesis

 Kelemahan Wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama.


Paralisis Wajah (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan).

2) .taksia

 Berjalan tidak mantap, tegak, tidak mampu menyatukan kaki, perlu


dasar berdiri yang luas.

3) Disartria

 Kesulitan dalam membentuk kata

4) Disfagia  

Kesulitan dalam menelan

c.Defisit Verbal 

1) Afasia Ekspresif 

Tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami, mungkin


mampu bicara dalam respon kata tunggal

2) .Afasia Reseptif

Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan,mampu bicara tetapi


tidak masuk akal.

3) Afasia Global
Kombinasi baik afasia reseptif dan ekspresif.

d.Defsit Kognitif

Pada penderita stroke akan kehilangan memori jangka pendek dan


panjang,penurunan lapang perhatian,kerusakan kemampuan untuk
berkonsentrasi,alasan abstrak buruk,perubahan penilaian.

1) Defisit Emosional   penderita akan mengalami kehilangan kontrol


diri, labilitas emosional,  penurunan toleransi pada situasi yang
menimbulkan stress, depresi, menarik diri, rasa takut, bermusuhan
dan marah, perasaan isolasi.

1.7. Komplikasi   

Komplikasi stroke menurut Smeltzer (2002,hal 2131)

a) Komplikasi dini (0-48 jam pertama)

1.1. Edema Serebri : defisit neurologis cenderung memberat, dapat


mengakibatkan  peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan
akhirnya menimbulkan kematian.

2.2. Infark Miokard : penyebab kematian mendadak pada stroke


stadium awal.

b) komplikasi angka pendek (1-14 hari pertama)

1.1. Pneumonia : akibat immobilisasi lama

2.2. Infark miokard 

3.3. Emboli paru : Cenderung terjadi 7-14 hari pasca stroke,


seringkali pada saat  penderita mulai mobilisasi.
4.4. Stroke rekuren: dapat terjadi pada setiap saat.

c) Komplikasi Jangka Panjang

Stroke rekuren, infark miokard, gangguan Vaskular lain : penyakit


vaskular   perifer.

1.8. Pencegahan  

pencegahan stroke yang efektif dengan cara menghindari faktor


resikonya,banyak faktor resiko stroke yang bisa di modifikasi.

Sebagian dari pencegahan stroke caranya :

• Kontrol tekanan darah. Hipertensi merupakan penyebab serangan


stroke.

• Kurangi atau hentikan merokok. Karena nikotin dapat menempel


di pembuluh darah dan menjadi plak, jika plaknya menumpuk bisa
menyumbat pembuluh darah.

• Olahraga teratur. Olahraga teratur bisa meningkatkan ketahanan


jantung dan menurunkan berat badan

• Perbanyak makan sayur dan buah. Sayur dan buah mengandung


banyak antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas, selain itu
sayur dan buah rendah kolesterol

  • Suplai vitamin E yang cukup. Para peneliti dari Columbia


presbyterian  Medical center melaporkan bahwa konsumsi vitamin E
tiap hari menurunkan resiko  stroke sampai 50% vitamin E juga
menghaluskan kulit.
1.9. Penatalaksanaan

Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor


kritis sebagai berikut :

1.1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan :

a) Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan


pengisapan lendir yang  sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan
trakeostomi, membantu pernafasan

b) Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk


usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi

1. 2. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.

2.3. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai


kateter.

3. 4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan


secepat mungkin  pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan
dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
BAB III

PENUTUP

Simpulan
Stroke adalah serangan otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat
atau pecahnya pembuluh darah otak. Stroke merupakan satu masalah kesehatan
paling serius dalam kehidupan modern saat ini. Jumlah penderita stroke terus
meningkat setiap tahunnya, bukan hanya menyerang mereka yang berusia tua,
tetapi juga orang-orang muda pada usia produktif.

Data penelitian mengenai pengobatan stroke hingga kini masih belum


memuaskan walaupun telah banyak yang dicapai, hasil akhir pengobatan kalau
tidak meninggal hampir selalu meninggalkan kecacatan. Agaknya pengobatan
awal/dini seperti pencegahan sangat bermanfaat, akan tetapi harus disertai dengan
pengenalan dan pemahaman stroke pada semua lapisan dan komjunitas dalam
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Batticaca, Framsisca B. 2008. Asuhan keperawatan dengan Gangguan Sistem


Persarafan. Jakarta : salemba medika

Brunner, I ; Suddarth, Drs. (2002) Buku Ajaran Keperawatan Medical Bedah


Volume 2. Jakarta: EGC.

Kemenkes.2018.Potret Sehat Indonesia dari Riskesdas 2018. Diakses tanggal 17


April 2019. http://www.depkes.go.id/article/view/18110200003/potret-sehat-
indonesia-dari-riskesdas-2018.html

StrokeMedical Journal Of Lampung University.2018.Kegawatdaruratan Penyakit


Stroke.Vol 5/I. Diakses tanggal 17 April 2019.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/978

Detik health.2018.Jumlah Pasien Stroke RI 6 Kai Lipat Penduduk Brunei


Darussalam.Diakses tangga 17 April 2019. https://health.detik.com/berita-
detikhealth/d-4221883/waduh-jumlah-pasien-stroke-ri-6-kali-lipat-penduduk-
brunei-darussalam

Ulfah N. Karim, Erika Lubis..2017.Kualitas Hidup Pasien Stroke dalam Perawatan


Palliative Homecare. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia. Vol 5/I

https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI/article/download/424/383

Anda mungkin juga menyukai