Praktikum Farmakologi Diuretik
Praktikum Farmakologi Diuretik
Praktikum Farmakologi Diuretik
DIURETIKA
PADA TIKUS
Disusun oleh
11334733
JAKARTA 2014
BAB I
EKPERIMEN DASAR
PENDAHULUAN
Diuretika adalah senyawa yang dapat menyebakan ekskresi urin yang lebih banyak. Jika pada
peningkatan ekskresi air, terjadi juga ekskresi garam-garam, maka diuretika ini dinamakan
saluretika atau natriuretika (diuretika dalam arti sempit). Diuretika merupakan obat yang
dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian,
pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua
menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.
Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem yang berarti
mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel
menjadi normal. Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam glomeruli
(gumpalan kapiler) yang terletak di bagian luar ginjal (cortex). Dinding glomeruli inilah
yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air, garam dan
glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi dan mengandung banyak air serta
elektrolit ditampung di wadah, yang mengelilingi setiap glomerulus seperti corong
(kapsul Bowman) dan kemudian disalurkan ke pipa kecil. Di sini terjadi penarikan
kembali secara aktif dari air dan komponen yang sangat penting bagi tubuh, seperti
glukosa dan garam-garam antara lain ion Na+. Zat-zat ini dikembalikan pada darah
melalui kapiler yang mengelilingi tubuli.sisanya yang tak berguna seperti ”sampah”
perombakan metabolisme-protein (ureum) untuk sebagian besar tidak diserap kembali.
Akhirnya filtrat dari semua tubuli ditampung di suatu saluran pengumpul (ductus
coligens), di mana terutama berlangsung penyerapan air kembali. Filtrat akhir disalurkan
ke kandung kemih dan ditimbun sebagai urin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Diuretik adalah suatu obat yang dapat meningkatkan jumlah urine (diuresis) dengan
jalan menghambat reabsorpsi air dan natrium serta mineral lain pada tubulus ginjal.
Dengan demikian bermanfaat untuk menghilangkan udema dan mengurangi free load.
Kegunaan diuretik terbanyak adalah untuk antihipertensi dan gagal jantung. Pada gagal
jantung, diuretik akan mengurangi atau bahkan menghilangkan cairan yang terakumulasi
di jaringan dan paru paru . di samping ituh berkurang nya volume darah akan mengurangi
kerja jantung.
a. Pertama, tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang bekerja pada daerah yang
reabsorbsi natrium sedikit, akan memberi efek yang lebih kecil bila dibandingkan
dengan diuretik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium banyak.
b. Status fisiologi dari organ. Misalnya dekompensasi jantung, sirosis hati, gagal ginjal.
Dalam keadaan ini akan memberikan respon yang berbeda terhadap diuretik.
c. Interaksi antara obat dengan reseptor .Kebanyakan bekerja dengan mengurangi
reabsorpsi natrium, sehingga pengeluarannya lewat kemih dan juga air diperbanyak.
a. Tubuli proksimal.
Di bagian menaiknya ca 25% dari semua ion Cl- yang telah difiltrasi direabsorpsi
secara aktif, disusul dengan raborpsi pasif dari Na+ dan K+, tetapi tanpa air, hingga
filtrat menjadi hipotonis. Diuretika lengkungan bekerja terutama di sini dengan
merintangi transpor Cl- begitupula reabsorpsi Na+, pengeluaran air dan
K+diperbanyak .
c. Tubuli distal.
Dibagian pertmanya, Na+ dirabsorpsi secara aktif tanpa air hingga filtrat menjadi
lebi cair dan lebih hipotonis. Senyawa tiazida dan klortalidon bekerja di tempat ini
dengan memperbanyak eksresi Na+ dan Cl- sebesar 5-10%. Pada bagian keduanya,
ion Na+ ditukarkan dengan ion K+ atau NH4+ proses ini dikendalikan oleh hormon
anak ginjal aldosteron. Antagonis aldosteron dan zat-zat penghemat kalium bekerja di
sini dengan mengekskresi Na+ dan retensi K+ .
d. Saluran Pengumpul.
B. Penggolongan diuretik
a. Diuretik Kuat
Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel
tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida.Obat-obat
ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-6). Banyak digunakan dalam keadaan
akut, misalnya pada udema otak dan paru-paru. Memiliki kurva dosis-efek curam, yaitu
bila dosis dinaikkan efeknya senantiasa bertambah. Contoh obatnya
adalah furosemida yang merupakan turunan sulfonamid dan dapat digunakan untuk obat
hipertensi. Mekanisme kerjanya dengan menghambat reabsorpsi Na dan Cl di bagian
ascending dari loop Henle (lengkungan Henle) dan tubulus distal, mempengaruhi sistem
kontrasport Cl-binding, yang menyebabkan naiknya eksresi air, Na, Mg, dan Ca. Contoh
obat paten: frusemide, lasix, impugan. Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam
etakrinat, furosemid dan bumetamid.
Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah
korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan
antagonisme kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorida).
Efek obat-obat ini lemah dan khusus digunakan terkominasi dengan diuretika lainnya
untuk menghemat kalium. Aldosteron enstiulasi reabsorpsi Na dan ekskresi K, proses ini
dihambat secara kompetitif oleh antagonis alosteron. Contoh obatnya
adalah spironolakton yang merupakan pengambat aldosteron mempunyai struktur mirip
dengan hormon alamiah. Kerjanya mulai setelah 2-3 hari dan bertahan sampai beberap
hari setelah pengobatan dihentikan. Daya diuretisnya agal lemah sehingga
dikombinasikan dengan diuretika lainnya. Efek dari kombinasi ini adalah adisi. Pada
gagal jantung berat, spironolakton dapat mengurangi resiko kematian sampai 30%.
Resorpsinya di usus tidak lengkap dan diperbesar oleh makanan. Dalam hati, zat ini
diubah menjadi metabolit aktifnya, kanrenon, yang diekskresikan melalui kemih dan
tinja, dalam metabolit aktif waktu paruhnya menjadi lebih panjang yaitu 20 jam. Efek
sampingnya pada penggunaan lama dan dosis tinggi akan mengakibatkan gangguan
potensi dan libido pada pria dan gangguan haid pada wanita. Contoh obat paten:
Aldacton, Letonal.
Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara menghambat
reabsorpsi natrium klorida. Efeknya lebih lemah dan lambat, juga lebih lama, terutama
digunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung. Memiliki kurva
dosis-efek datar yaitu jika dosis optimal dinaikkan, efeknya (diuresis dan penurunan
tekanan darah) tidak bertambah. Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ;
klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid,
siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.
Diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi
bikarbonat. Zat ini merintangi enzim karbonanhidrase di tubuli proksimal, sehingga
disamping karbonat, juga Na dan K diekskresikan lebih banyak, bersamaan dengan
air. Khasiat diuretiknya lemah, setelah beberapa hari terjadi tachyfylaxie maka perlu
digunakan secara berselang-seling. Asetozolamidditurunkan r sulfanilamid. Efek
diuresisnya berdasarkan penghalangan enzim karboanhidrase yang mengkatalis reaksi
berikut:
Akibat pengambatan itu di tubuli proksimal, maka tidak ada cukup ion H+lagi untuk
ditukarkan dengan Na sehingga terjadi peningkatan ekskresi Na, K, bikarbonat, dan air.
Obat ini dapat digunakan sebagai obat antiepilepsi. Resorpsinya baik dan mulai bekerja dl
1-3 jam dan bertahan selama 10 jam. Waktu paruhnya dalam plasma adalah 3-6 jam dan
diekskresikan lewat urin secara utuh. Obat patennya adalah Miamox.
Yang termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan
meatzolamid.
e. Diuretik osmotik
Istilah diuretic Osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan
cepat diskskresi oleh ginjal. Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretic osmotic apabila
memenuhi 4 syarat:
Dengan sifat-sifat ini, maka diueretik osmotic dapat diberikan dalam jumlah cukup
besar sehingga turut menentukan derajat osmolalitas plasma, filtrate glomerulus dan
cairan tubuli
a. Tubuli proksimal
Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan cara menghambat
reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotiknya.
b. Ansa enle
Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara menghambat reabsorpsi
natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun.
c. Duktus Koligentes
Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara menghambat
reabsorpsi natrium dan air akibat adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang
tinggi, atau adanya faktor lain.
Obat-obat ini direabsorpsi sedikit oleh tubuli sehingga reabsorpsi air juga terbatas.
Efeknya al diuresis osmotik dengan ekskresi air tinggi dan eksresi Na sedikit. Istilah diuretik
osmotik biasanya dipakaiuntuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oeh
ginjal. Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan isisorbid.
C. Obat diuretik
Ø Antagonis Aldosteron
Mekanisme kerja
Penghambatan kompetitif terhadap aldosteron. Bekerja di tubulus renalis rektus untuk
menghambat reabsorpsi Na+, sekresi K+ dan sekresi H+
Farmakokinetik
Efek samping
Efek toksik yang paling utama dari spironolakton adalah hiperkalemia yang sering
terjadi bila obat ini diberikan bersama-sama dengan asupan kalium yang berlebihan.
Tetapi efek toksik ini dapat pula terjadi bila dosis yang biasa diberikan bersama dengan
tiazid pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang berat. Efek samping yang lebih
ringan dan reversibel diantaranya ginekomastia, dan gejala saluran cerna
Indikasi
Antagonis aldosteron digunakan secara luas untuk pengobatan hipertensi dan udem
yang refrakter. Biasanya obat ini dipakai bersama diuretik lain dengan maksud
mengurangi ekskresi kalium, disamping memperbesar diuresis.
Spironolakton terdapat dalam bentuk tablet 25, 50 dan 100 mg. Dosis dewasa berkisar
antara 25-200mg, tetapi dosis efektif sehari rata-rata 100mg dalam dosis tunggal atau
terbagi.Terdapat pula sediaan kombinasi tetap antara spironolakton 25 mg dan
hidraoklortiazid 25mg, serta antara spironolakton 25 mg dan tiabutazid 2,5 mg.
Kedua obat ini terutama memperbesar ekskresi natrium dan klorida, sedangkan
eksresi kalium berkurang dan ekskresi bikarbonat tidak mengalami perubahan.
Triamteren menurunkan ekskresi K+ dengan menghambat sekresi kalium di sel tubuli
distal. Dibandingkan dengan triamteren, amilorid jauh lebih mudah larut dalam air
sehingga lebih mudah larut dalam air sehingga lebih banyak diteliti. Absorpsi triamteren
melalui saluran cerna baik sekali, obat ini hanya diberikan oral. Efek diuresisnya biasanya
mulai tampak setelah 1 jam. Amilorid dan triameteren per oral diserap kira-kira 50% dan
efek diuresisnya terlihat dalam 6 jam dan berkahir sesudah 24 jam.
Efek samping
Efek toksik yang paling berbahaya dari kedua obat ini adalah hiperkalemia.
Triamteren juga dapat menimbulkan efek samping yang berupa mual, muntah, kejang
kaki, dan pusing.
Efek samping amilorid yang paling sering selain hiperkalemia yaitu mual, muntah,
diare dan sakit kepala.
Indikasi
Bermanfaat untuk pengobatan beberapa pasien udem. Tetapi obat ini akan bermanfaat
bila diberikan bersama dengan diuretik golongan lain, misalnya dari golongan tiazid.
Sediaan
Triamteren tersedia sebagai kapsul dari 100mg. Dosisnya 100-300mg sehari. Untuk
tiap penderita harus ditetapkan dosis penunjang tersendiri.Amilorid terdapat dalam
bentuk tablet 5 mg. Dosis sehari sebesar 5-10mg. Sediaan kombinasi tetap antara
amilorid 5 mg dan hidroklortiazid 50 mg terdapat dalam bentuk tablet dengan dosis
sehari antara 1-2 tablet.
Diuretik kuat
Tempat kerja utamanya dibagian epitel ansa Henle bagian asenden, karena itu
kelompok ini disebut juga sebagai loop diuretics. Termasuk dalam kelompok ini adalah
asam etakrinat, furosemid, dan bumetanid.
Ø Furosemid
Farmakokinetik :
Obat furosemid mudah diserap melalui saluran cerna. Bioavabilitas furosemid 65%
diuretik kuat terikat pada protein plasma secara ekstensif sehingga tidak difiltrasi di
glomerolus tetapi cepat sekali disekresi melalui system transport asam organik ditubuli
proksimal. Dengan cara ini obat ini terakumulasi di cairan tubuli dan mungkin sekali
ditempat kerja didaerah yang lebih distal lagi.
Mula kerja Furosemid pesat, oral 0,5 – 1 jam dan bertahan 4 – 6 jam, intravena dalam
beberapa menit dan 2,5 jam lamanya reabsorbsinya dari usus ± 50%
BAB III
191,5
×0.5=0 , 095 gr
10 00
191,5
x 50 ml=9,57 ml
1000
Tikus 2 BB:190,5 gr
190,5
×13,5=2,57 gr
1000
190,5
x 50 ml=9,525 ml
1000
Volume Urin
Waktu
Tikus 1 Tikus 2
20 menit 1 ml 3 ml
40 menit 1,2 ml 3, 6 ml
60 menit 1,6 ml 4,5 ml
80 menit 2,1 ml 5,1 ml
100 menit 2,5 ml 5,1 ml
120 menit 3,0 ml 5,9 ml
140 menit 3,6 ml 6,4 ml
160 menit 4,2 ml 6,9 ml
180 menit 4,8 ml 7,8 ml
BAB IV
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini berkaitan dengan diuretik. Diuretik adalah obat yang dapat menambah
kecepatan pembentukan urin. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem,
yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra
sel kembali menjadi normal.
Proses pengerjaan praktikum ini adalah, dengan dua hewan uji (tikus) dengan BB yang
berbeda diinjeksikan menggunakan furosemid dengan dosis yang berbeda. Furosemid
termasuk kedalam golongan diuretik kuat. Mekanisme kerjanya dengan menyebabkan ginjal
untuk membuang air dan garam yang tidak dibutuhkan dari tubuh melalui urin.
Tikus 1 diberi furosemid dengan dosis 0,5 mg/kgBB sedangkan tikus 2 diberi furosemid
dengan dosis 13,5 mg/kgBB. Sebelum diberi obat, tikus terlebih dahulu diberi air hangat
menggunakan sonde. Tujuan nya adalah untuk membantu mempercepat atau memperbanyak
urin yang dikeluarkan. Pada tikus 1 dengan berat badan 191,5 gram memiliki total volume
pengeluaran urin sebanyak 4,8 ml ( memiliki warna urine bening ). Pada tikus 2 dengan berat
badan 190,5 gram dapat mengeluarkan volume total urine 7,8 ml dan memiliki warna urin
lebih pekat (warna kuning).
Tikus 1
Tikus 2
( 7,8ml : 9,52 ml ) x 100 % = 81,9 %
Cara kerja obat furosemid, karena furosemid adalah diuretik kuat yang digunakan untuk
menghilangkan air dan garam dari tubuh. Pada ginjal, bahan-bahan seperti garam,air dan
molekul kecil lainnya yang biasanya akan disaring keluar dari darah dan masuk kedalam
tubulus ginjal. Akhirnya cairan yang disaring menjadi air seni. Sebagian besar natrium,
klorida dan air yang disaring dari darah diserap kedalam darah sebelum cairan disaring
menjadi air kencing dan dihilangkan dari tubuh. Furosemid bekerja menghalangi penyerapan
natrium, klorida, dan air dari cairan yang disaring dalam tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan mendalam output urin.
BAB V
KESIMPULAN
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.
Diuretik dapat di golongkan menjadi beberapa golongan : diuretik kuat, diuretik
hemat kalium, diuretik golongan tiazid, golongan penghambat enzim karbonik
anhidrase, diuretik osmotik
Furosemid, adalah sebuah obat yang digunakan untuk meningkatkan produksi urin.
Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti
mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel
kembali menjadi normal.
DAFTAR PUSTAKA