Laporan Inspection 6

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN BULAN VI

INSPECTION ENGINEERING

PEKERJAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


PENGENDALI BANJIR AFVOUR WATUDAKON
KABUPATEN JOMBANG DAN MOJOKERTO

KONSULTAN SUPERVISI KONTRAKTOR


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat – Nya dan
anugerah – Nya, sehingga kami dapat menyampaikan Laporan Kegiatan Inspection
Engineer Bulan 6 pada Konstruksi Pembangunan Pengendali Banjir Afvour Watudakon
Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Brantas, bermaksud untuk melaksanakan Pengawasan Teknis
Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Pengendali Banjir Afvour Watudakon Kabupaten
Jombang dan Kabupaten Mojokerto oleh Konsultan Supervisi PT. Adhistitya Dharmatista
– CV. Kautsar Susilo Adi (KSO) dengan nomer kontrak PB.03.01 – Am.07.1/336 Sumber
Dana APBN Tahun Anggaran 2021. Jangka waktu pelaksanaan 255 hari kalender.

Sedangkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi oleh PT Sinar – Cipta, KSO dengan
nomer kontrak PB.02.01 – Am.07.1/328 Sumber Dana APBN Tahun Anggaran 2021.
Jangka waktu pelaksanaan 266 hari kalender.

Laporan ini berisi penjelasan pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Pembangunan


Pengendali Banjir Afvour Watudakon Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto.
Kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan gambaran selama kegiatan
pelaksanaan pekerjaan ini berlangsung.

: PB.03.01-Am.07.1/336

Mojokerto, Oktober 2021

Dwi Prasetyo, ME
Inspection Engineering

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………. i
DAFTAR ISI ................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum …………………………………………………………………….…..….. I - 1
1.2 Latar Belakang …………………………………………………….…………..... I - 2
1.3 Maksud dan Tujuan …………………………………………………….…….... I - 3
1.4 Sasaran Kegiatan ……………………………………………….……….……. I - 4
1.5 Lokasi Pekerjaan …………………………………………………………….….. I - 7
1.6 Kondisi Afvour Watudakon ………………………………………………..…… I - 9

BAB II PROSEDUR PELAKSANAAN KONSTRUKSI


2.1 Prosedur Pelaksanaan Konstruksi di Lapangan …… ……….……………… II - 9
2.2 Tahapan Kegiatan Pengawasan ………….…………………………...……… II - 13
2.3 Tugas dan Jawab Inspection Engineering……………………….….….….… II - 19

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI


3.1 Kegiatan Joint Inspection (JI) ………………………………………………... III - 21
3.2 Pengendalian Kualitas Kontruksi ……………………………………….…... III - 21
3.3 Monitoring Keselamatan Kerja Konstruksi …………………………………. III - 21

BAB IV RENCANA PROGRES


4.1 Rencana Progres Kegiatan Pekerjaan ………………………………………. IV - 23
4.2 Evaluasi Kegiatan ………………………………………………………………. IV - 23

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………………….………………………… V - 24
5.2 Kendala ……………………………………………………….…………………. V - 24
5.3 Saran ……………………………………………………………………………. V – 24

LAMPIRAN

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. UMUM
Laporan Kegiatan Inspection Engineer Bulan 6 ini merupakan kegiatan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Pengendali Banjir Afvour
Watudakon Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto. Afvour Watudakon
adalah sungai di Jawa Timur, yang merupakan anak Sungai Brantas, alirannya
melintasi wilayah Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto, dan Kota
Mojokerto. Afvour adalah sebutan yang biasa digunakan untuk kali atau sungai-
sungai yang ada di beberapa daerah di Jawa Timur. Banjir terjadi setiap tahun
pada area di sekitar aliran sungai atau Afvour Watudakon, dimana sungai ini
dikenal dengan nama Kali Watudakon. Sehingga nama Afvour Watudakon akan
disebut atau ditulis sebagai Kali Watudakon. Demikian juga dengan afvour-
afvour lain yang berada di Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto, akan
disebut sebagai kali. Desa-desa atau area di sekitar Kali Watudakon yang
menjadi langganan banjir setiap tahun diantaranya adalah:

A. Kabupaten Jombang:
1. Desa Jombok Kecamatan Kesamben
2. Desa Blimbing Kecamatan Kesamben
3. Desa Podoroto Kecamatan Kesamben
4. Desa Kedungmlati Kecamatan Kesamben
5. Desa Jombatan Kecamatan Kesamben
6. Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben
7. Desa Pojok Kulon Kecamatan Kesamben
8. Desa Ngrandu Lor Kecamatan Peterongan

B. Kabupaten Mojokerto
1. Desa Tempuran Kecamatan Sooko
2. Desa Ngingasrembyong Kecamatan Sooko

1
Banjir yang cukup parah terjadi pada awal puasa Ramadhan, awal Bulan Mei
2019 ini, dimana banjir terjadi untuk waktu yang cukup lama, yaitu sekitar satu
minggu. Berdasarkan hal tersebut di atas maka Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Besar
Wilayah Sungai Brantas melaksanakan penanganan Pengendali Banjir Afvour
Watudakon di Kabupaten. Jombang dan Kabupaten Mojokerto.

1.2. LATAR BELAKANG


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik
Indonesia dalam hal ini, Direktorat Sumber Daya Air, salah satu fungsinya adalah
melaksanakan pekerjaan pembangunan sarana dan prasarana Sumber Daya Air
di bidang pelaksanan jaringan sumber air untuk mendukung ketahanan pangan
dan ketahanan air nasional. Tahun Anggaran 2021 akan dilaksanakan pekerjaan
konstruksi Pembangunan Pengendali Banjir Afvour Watudakon Kabupaten
Jombang dan Kabupaten Mojokerto Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai
Besar Wilayah Sungai Brantas, Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Brantas, bermaksud untuk melaksanakan Pengawasan
Teknis Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Pengendali Banjir Afvour
Watudakon Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto yang akan
dilaksanakan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi. Untuk menjamin pelaksanaan
pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana mutu, biaya dan yang telah
ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi, maka diperlukan adanya Tim
Konsultan supervisi yang bertugas sebagai pengawas pekerjaan konstruksi yang
berperan membantu Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan
Sumber Air Brantas didalam melaksanakan pengawasan teknis dan penjaminan
mutu teknis pada lokasi kegiatan yang sedang berlangsung. Tim Pengawas
Pekerjaan dimaksud, adalah Penyedia Jasa Konsultansi untuk pekerjaan
Pengawasan/ Pekerjaan Pembangunan Pengendali Banjir Afvour Watudakon
Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto.

2
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi, SNVT Pelaksanaan Jaringan
Sumber Air Brantas Kerangka Acuan Kerja Supervisi Pembangunan Pengendali
Banjir Afvour Watudakon PPK Sungai & Pantai III pengawasan pekerjaan
konstruksi ini, adalah untuk:

a. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen dalam melakukan pengawasan pekerjaan


terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan oleh penyedia jasa
konstruksi, berhubung adanya keterbatasan tenaga pada satuan Kerja yang
bersangkutan, baik dari segi jumlah maupun dari segi kualifikasinya.

b. Membantu meminimalkan kendala teknis yang dihadapi oleh penyedia jasa


konstruksi di lapangan dalam menerapkan desain untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi.

c. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi telah memenuhi persyaratan mutu
teknis sebagaimana yang tercantum dalam dokumen kontrak.

d. Membantu Pengguna Jasa dalam pengendalian pelaksanaan pekerjaan konstruksi,


apabila terdapat perbedaan interprestasi pasal-pasal dokumen kontrak dalam
penerapan dilapangan.

e. Membantu menyelesaikan revisi desain/ variasi kontrak, bilamana terdapat


perbedaan antara desain yang ada dengan kondisi dilapangan

Tujuan dari pekerjaan ini adalah membantu Pengguna Jasa dalam hal
pengendalian pelaksanaan pekerjaan di lapangan untuk mendapatkan hasil
pekerjaan konstruksi yang memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam
spesifikasi (tepat mutu), dan dilaksanakan secara tepat biaya serta tepat waktu
dengan memperhatikan aspek lingkungan. Dan penjaminan mutu teknis pekerjaan
konstruksi untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi persyaratan dalam
dokumen kontrak, guna menjamin ketersediaan infrastruktur Sumber Daya Air yang
handal dan berkelanjutan. Terwujudnya sarana sumber daya air yang handal,

3
berwawasan lingkungan dan berkeselamatan pada pekerjaan Pembangunan
Pengendali Banjir Afvour Watudakon Kabupaten Jombang dan Kabupaten
Mojokerto

1.4. SASARAN KEGIATAN


Sasaran pekerjaan Supervisi Pekerjaan Pengawasan/ Pekerjaan Pembangunan
Pengendali Banjir Afvour Watudakon Kabupaten Jombang dan Kabupaten
Mojokerto, membantu Pemerintah hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai
dengan jumlah dana yang dibayarkan, kualitas yang sesuai dengan syarat – syarat
dalam kontrak dan tepat waktu dalam pelaksanaan.

1.5. LOKASI KEGIATAN

Lokasi pekerjaan Pembangunan Pengendali Banjir Avfour Watudakon Kabupaten


Jombang Dan Kabupaten Mojokerto berada pada Desa Tempuran Kecamatan Sooko
Kabupaten Mojokerto dan Desa Blimbing Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang.
Berikut gambaran lokasi pekerjaan :

Gambar 1 Lokasi Pekerjaan Avfour Watudakon

4
Gambar 2. Lokasi Pekerjaan Avfour Watudakon

1.7. GAMBARAN KONDISI KALI WATUDAKON

Lokasi kegiatan jasa Konsultansi ini berada di wilayah Kabupaten Jombang,


Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto Provinsi Jawa Timur.Kali Watudakon
berada di antara Kali Brantas dan Kali Ngotok, menyeberangi Kali Brantas
melalui bangunan siphon dan bermuara di Kali Mas/Surabaya, seperti dapat
dilihat pada Gambar 2.

Berdasarkan informasi yang bersumber dari laman/situs


https://www.facebook.com/ 2016135171946766/posts/sipon-watudakon-
mojokertokonsesi-pembangunan-jaman-kolonialmojokerto-jaman-
kolon/2022305957996354/ diperoleh informasi mengenai sejarah pembangunan
siphon yang menghubungkan Kali Watudakon di sisi Selatan Kali Brantas
dengan Kali buatan yaitu Kali Pagerluyung yang berada daerah Gedeg di bagian
Utara Kali Brantas hingga ke Kali Mas.

Bangunan siphon yang menyeberangkan aliran Kali Watudakon di bawah Kali


Brantas itu (selanjutnya disebut Siphon Watudakon) dibangun dengan biaya dari
Suiker Fabriek Bond atau Asosiasi Pabrik Gula pada masa kolonial Belanda.

Pada awal pergantian abad 20, kebijakan ekonomi pemerintah kolonial Belanda
berubah menjadi lebih terbuka bahkan cenderung liberal. Perusahaan swasta
yang bergerak di sektor perkebunan tumbuh pesat. Di Mojokerto para investor

5
mendirikan beberapa pabrik gula, selain itu juga berdiri kebun teh di daerah
Pacet. Dengan adanya industri perkebunan itu, kebutuhan lahan pertanian di
Mojokerto meningkat seiring berdirinya pabrik gula. Di berbagai lahan pertanian
yang ada berubah dari tanaman palawija menjadi tanaman tebu untuk menyuplai
lebih kurang 10 pabrik gula di sekitar lokasi ini. Kebutuhan bahan baku ternyata
belum bisa mencukupi kapasitas produksi pabrik yang mulai menggunakan
tenaga uap tersebut. Oleh karenanya dibutuhkan lahan baru yang ijin sewanya
dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Belanda.

Menghadapi tuntutan para investor pabrik itu, pemerintah kolonial tidak begitu
saja meluluskannya. Pemerintah menghendaki ada timbal balik dari ijin sewa
yang dikeluarkannya. Untuk mengurangi banjir tahunan di kota Mojokerto,
pemerintah meminta agar para investor pabrik itu mau berperan serta. Setelah
diadakan negosiasi maka dibuatlah kesepakatan bahwa pemerintah mengijinkan
sewa lahan dan Suiker Fabriek Bond membangun saluran irigasi, termasuk
bangunan Siphon Watudakon.

Secara teknis untuk membuang air dari muara Kali Watudakon memang sulit.
Daerahnya lebih rendah dari permukaan air banjir Kali Brantas dan Kali Ngotok.
Alternatif penanganan yang dipilih adalah membuang air ke daerah lain yang
lebih rendah yang salah satunya terdapat di daerah Utara yaitu daerah Kedung
Sumur, Desa Canggu Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto. Di Kedung Sumur
ini terdapat Kali Mas/ Surabaya yang permukaan airnya lebih rendah dari area
muara Kali Watudakon. Untuk mengalirkan air dari daerah rawan banjir ini, perlu
dibuat bangunan air menembus bawah Kali Brantas. Bangunan untuk
mengalirkan air melewati bagian bawah Kali Brantas ini disebut Siphon
Watudakon. Dari siphon ini air dialirkan melalui Kali Pagerluyung menuju ke Kali
Mas, di hulu muara Kali Marmoyo.
Setelah Siphon Watudakon selesai dibuat maka bukan hanya persoalan banjir di
Kota Mojokerto yang teratasi, masalah kekeringan lahan di wilayah Gedeg juga
terpecahkan. Daerah di Utara Kali Brantas memang dikenal sebagai lahan tadah
hujan. Dengan adanya tambahan lahan pertanian di dua lokasi (di Selatan dan
Utara Kali Brantas), yang lebih diuntungkan tentu saja pabrik gula Gempolkrep
yang ada di wilayah tersebut. Dengan adanya Siphon Watudakon ini, aliran air
yang semula menuju ke Kali Ngotok, dari daerah muara Kali Watudakon di desa
Pulorejo Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto digeser menuju ke daerah
Tempuran dan diteruskan ke Siphon Watudakon. Hubungan antara Kali
Watudakon dengan Kali Ngotok diputus di Desa Pulorejo seperti pada skema
sistim jaringan Afvour Kalidakon (Gambar 2.9).

6
Mengingat pentingnya fungsi Siphon Watudakon dan saluran pengantarnya bagi
daerah di Selatan Kali Brantas ini, maka adanya gangguan aliran air pada badan
kali di sekitar daerah yang rendah ini akan dapat mengakibatkan terjadinya banjir
yang merugikan masyarakat sekitar seperti yang terjadi pada awal Bulan Mei
2019 dimana air banjir menggenangi area permukiman yang cukup luas dengan
durasi yang cukup lama (lebih dari satu minggu).

7
BAB II PROSEDUR PELAKSANAAN KONSTRUKSI

2.1. PROSEDUR PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEKERJAAN

1. Mutual Chek Pengukuran Lokasi Pekerjaan :


 Pembuatan patok tetap sebagai titik ikat untuk menentukan tata letak
bangunan dengan pedoman patok referensi tersedia disekitar lokasi.
 Penentuan tata letak bangunan dengan pedoman patok tetap dengan tetap
mengacu tata letak sisa bangunan lama.
 Pengukuran topografi kondisi sesungguhnya areal letak rencana bangunan.
 Koreksi data ukur dan gambar ukur hasil mutual check pengukuran
topografi.

2. Gambar Dan Perhitungan Mutual Chek Awal :


 Ploting tata letak, profil memanjang dan melintang rencana bangunan
mengacu gambar kontrak pada gambar pengukuran sebagai gambar
mutual check awal.
 Gambar detail potongan komponen bangunan dengan berpedoman gambar
mutual check awal sebagai dasar perhitungan mutual check awal.
 Hasil perhitungan mutual check awal dituangkan dalam rencana anggaran
terkoreksi, dimana nilai biayanya seimbang dan dituangkan pada
addendum awal.

3. Pengajuan Ijin Pelaksanaan


 Penyedia Jasa Konstruksi menyusun rencana tahapan pelaksanaan
terperinci sesuai urutan teknis pelaksanaan mengacu kepada metode
pelaksanaan.
 Lampirkan hasil uji kualitas paling mutakhir sesuai prosedur dan
persyaratan teknis tercantum dalam spesifikasi.

8
 Lampirkan foto dokumentasi saat awal, selama dan akhir pelaksanaan dari
titik dan sisi serupa sehingga mudah dibedakan perkembangan
prestasinya.
 Hasil volume pekerjaan minggu tersebut diakumulasikan sehingga dapat
dipakai sebagai dasar evaluasi penyelesaian pekerjaan keseluruhan.

4. Monitoring Hasil Pekerjaan Konstruksi :


 Ploting item jenis pekerjaan yang dilaksanakan pada gambar denah,
potongan memanjang dan melintang dengan warna tertentu, dilengkapi
penjelasan estimasi akumulasi volume, dimensi dan elevasi sesuai saat
pencatatan.
 Lampiran hasil uji kualitas paling mutakhir sesuai prosedur dan persyaratan
teknis yang tercantum dalam spesifikasi.
 Lampiran foto dokumentasi saat awal, selama dan akhir pelaksanaan dari
titik dan sisi serupa sehingga mudah dibedakan perkembangan
prestasinya.
 Hasil volume pekerjaan minggu tersebut diakumulasikan sehingga dapat
dipakai sebagai dasar evaluasi penyelesaian pekerjaan/ keseluruhan.
 Estimasi volume dapat diperhitungkan berdasarkan metode sebagai berikut
:
 Volume mortar beton ready mix terkirim dari Site plant ke lapangan.
 Volume pasangan berdasarkan jumlah material, tenaga, mortar terpakai.
 Volume galian tanah berdasarkan kapasitas dan waktu kerja alat berat.
 Volume timbunan tanah berdasarkan luas areal kerja dan ketebalan
lapisan.

5. Penilaian Hasil Prestasi Pekerjaan Konstruksi :


 Ploting item jenis pekerjaan yang dilaksanakan pada gambar denah,
potongan memanjang dan melintang dengan warna tertentu, dilengkapi
penjelasan perhitungan volume, dimensi dan elevasi berpedoman pada
pengukuran langsung.

9
 Buat irisan-irisan vertical melintang komponen bangunan yang dinilai
prestasinya sedemikian rupa secara terperinci dan seteliti mungkin,
sehingga dapat dipakai sekaligus untuk menghitung volume semua jenis
item pekerjaan yang berkaitan.
 Volume harus diukur secara akurat berdasarkan dimensi dan elevasi
pekerjaan hasil terpasang, serta pengukuran langsung dilapangan.
 Hitung total luas masing-masing jenis item pekerjaan yang dijadikan
prestasi, sehingga volume bagian bangunan diantara dua irisan berdekatan
bisa didapat dan dicatat dalam lembar detail perhitungan dilengkapi gambar
sketsa irisan-irisan.
 Hasil perhitungan volume pekerjaan yang diprestasikan dimasukan
kedalam formulir hasil prestasi bulanan, dilampiri lembar perhitungan detail
dan dimintakan persetujuan dari Direksi setelah diverifikasi oleh Konsultan
Supervisi.
 Lampirkan hasil uji kualitas paling mutakhir sesuai prosedur dan
persyaratan teknis tercantum dalam spesifikasi.
 Lampirkan foto dokumentasi saat awal, selama dan akhir pelaksanaan dari
titik dan sisi serupa sehingga mudah dibedakan perkembangan
prestasinya.
 Direksi menerbitkan Sertifikat Prestasi Pekerjaan dilampiri perhitungan
volume pekerjaan terpasang dan penilaian uji kualitas setelah dikoreksi Tim
Konsultan.

6. Pengujian Mutu Bahan dan Material


 Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi melakukan pengambilan contoh
bahan dilokasi tambang material dan dibawa ke Laboratorium untuk
pengujian mutu, didampingi wakil Direksi pekerjaan konstruksi dan wakil
Tim Konsultan Supervisi
 Selama proses pengujian berlangsung diupayakan disaksikan bersama-
sama, sampai selesainya pengujian dan mendapatkan laporan hasil
pengujian mutu.

10
 Hasil uji mutu tersebut dievalusi untuk mendapatkan rekomendasi oleh Tim
Konsultan Supervisi sesuai persyaratan spesifikasi teknis, untuk
selanjutnya mendapatkan persetujuan Direksi.
 Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi melakukan pengujian mutu, dan
peninjauan produk ke pabrik pembuat Mini Pile yang akan dipergunakan
dalam pelaksanaan di lapangan nanti dan didampingi wakil Direksi
pekerjaan konstruksi dan wakil Tim Konsultan Supervisi

7. Pengujian Mutu Mortar Beton dan Pasangan


 Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi melakukan contoh mortar komposisi
tertentu sebagai design mix dan dibawa ke Laboratorium untuk pengujian
mutu, didampingi wakil Direksi pekerjaan konstruksi dan wakil Tim
Konsultan Supervisi.
 Selama proses pengujian mutu mortar berlangsung diupayakan disaksikan
bersama, sampai selesainya pengujian dan mendapatkan hasil akhir.
 Hasil uji mutu mortar komposisi terterntu tersebut dievalusi untuk
mendapatkan rekomendasi oleh Tim Konsultan Supervisi sesuai
persyaratan spesifikasi teknis sebagai acuan komposisi bahan mortar beton
ready mix, selanjutnya untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
 Pengambilan contoh mortar beton secara acak setiap volume minimum 100
m3 harus selalu dilakukan selama pekerjaan berlangsung, selanjutnya
dilakukan uji mutu kekentalan dan kekuatan tekan sesuai persyaratan
spesifikasi teknis.
 Pengambilan contoh mortar pasangan secara acak setiap volume tertentu
harus selalu dilakukan selama pekerjaan berlangsung, selanjutnya
dilakukan uji mutu kekentalan dan kekuatan tekan sesuai persyaratan
spesifikasi teknis.
 Pengujian beton juga dilakukan setelah dilakukan pengecoran pada
bangunan Dinding Penahan Tanah (DPT) untuk mengetahui kualitas beton
yang dikerjakan oleh penyedia jasa.

11
8. Pengujian Kepadatan Timbunan
Sebelum pelaksananan urugan dan timbunan dilokasi yang ditunjukan pada
gambar pelaksanaan, maka dilakukan prosedur yang ditempuh sebagai
berikut:
a) Percobaan pemadatan lapangan.
 Konfigurasi berat alat pemadat, minimal 8 ton.
 Jumlah minimal lintasan 4 kali.
 Jumlah kadar air ideal, diuji dengan Speedy Test.
 Maksimal tebal lapisan tanah hamparan 40 cm.
 Pengambilan contoh uji lapisan tanah yang telah padat.
 Test Standard Proctor ulang kepadatan lapisan tanah.
b) Pelaksanaan Pemadatan Lapangan.
 Metode percobaan pemadatan dipakai sebagai acuan.
 Penghamparan lapisan terakhir maksimal 30 cm.
 Pengambilan contoh uji lapisan tanah yang telah padat setiap 5.000 m2
c) Test Sandcone
− Test Sandcone pada tanah dilakukan untuk mengtahui kepedatan tanah
ditempat dari lapisan tanah atau perkerasan yang dipadatkan. Alat yang
diuraikan disini hanya terbatas untuk tanah yang mengandung butiran
kasar tidak lebih dari 5 cm. Kepadatan lapangan adalah berat kering
persatuan isi.

9. Pemeriksaan Kelengkapan Peralatan


Pemeriksaan kelengkapan atau kelayakan peralatan yang akan dipergunakan
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi untuk mendukung dalam pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

2.2. TAHAPAN KEGIATAN PENGAWASAN KONSTRUKSI


Tahapan kegiatan Supervisi Konstruksi dapat disusun berdasarkan sistematika
yang dirangkum secara bertahap sebagai berikut :

12
a) Tahap Persiapan
1. Pemeriksaan Metode dan Rencana Kerja Kontraktor
Kelayakan teknis metode dan rencana kerja Kontraktor untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi perlu dikaji dan diperiksa secara teliti dan hati-hati,
sebagai bukti justifikasi bahwa target dan sasaran kegiatan tersebut dapat
tercapai sesuai dengan persyaratan teknis dan administrasi Kontrak.
Impelentasi kegiatan ini antara lain memberikan tanggapan dan
rekomendasi terhadap metode pelaksanaan dalam Pre Construction Meting
yang dipresentasikan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Direksi.
Pemeriksaan meliputi:
 Memeriksa / mengoreksi metode dan jadwal pelaksanaan konstruksi.
 Menyiapkan network planning bersama penyedia jasa konstruksi.
 Mengevaluasi prosedur dan metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
 Pengarahan prosedur dan metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
 Identifikasi indikasi permasalahan dan hambatan pelaksanaan.
 Usulan teknis penanganan permasalahan dan hambatan.
 Pencegahan penyimpangan standar prosedur dan spesifikasi
pelaksanaan.

b) Tahap Modifikasi Desain


1. Kajian Permasalahan
Permasalahan lapangan diinventarisasi dalam survei awal dan dimonitor
dalam laporan harian dan mingguan, kemudian dikaji untuk diselesaikan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Permasalahan yang tidak
dapat diselesaikan oleh pengawas, kemudian ditinjau dan dicermati oleh
Tim Konsultan Supervisi, kemudian ditindaklanjuti cara penyelesaiannya.

2. Penyesuaian Desain
Penyesuaian desain dan kajian teknis terhadap perubahan-perubahan jenis
pekerjaan sesuai kondisi lapangan dan bila dipandang perlu saran review

13
Tim Konsultan Supervisi dapat dilaksanakan. Adapun tugas Konsultan pada
penyesuaian desain adalah melakukan hal-hal sebagai berikut:
 Meneliti dan memberi masukan tentang kesesuaian desain dengan
keadaan lapangan kepada pemilik pekerjaan.
 Menyiapkan data pendukung (data ukur, dll) yang dibutuhkan dalam
rangka review desain sesuai kebutuhan lapangan.
 Menyiapkan konsep penyesuaian desain sesuai dengan
kebutuhan/kondisi lapangan.

c) Tahap pengawasan Konstruksi


1. Pengawasan Pengukuran awal, Shop Drawing dan AsBuilt Drawing
Pemeriksaan pengukuran dilaksanakan dalam bentuk:
 Joint survei untuk penentuan lay out rencana bangunan dan cross
check kondisi topografi lapangan tapak bangunan.
 Joint survei dan cross check dimensi dan elevasi bangunan yang telah
selesai dilaksanakan.
Adapun tugas Konsultan Supervisi pada pemeriksaan pengukuran, antara
lain:
 Mengecek alat ukur yang telah dikalibrasi sebelum digunakan.
 Melaksanakan survei lapangan dalam rangka perhitungan. Mutual Chek
(pengukuran, perhitungan volume beserta backupnya, penyiapan berita
acara) bersama penyedia jasa konstruksi.
 Memeriksa data elevasi/koordinat pada patok-patok pembantu.
 Memeriksa penerapan seluruh elevasi dan dimensi bangunan dari
gambar pelaksanaan (construction drawing/shop drawing) ke situasi
sesungguhnya di lapangan (kondisi alami).
 Mengecek tingkat ketepatan bidang bekisting sebelum pengecoran
konstruksi beton.
Adapun tugas Konsultan Supervisi pemeriksaan gambar shop drawing
dan as built drawing, antara lain :
 Gambar denah bangunan.

14
 Gambar profil memanjang dan melintang bangunan.
 Gambar detail irisan melintang bangunan.
 Perhitungan aritmatik kuantitas.
 Foto dokumentasi sebelum dan sesudah pelaksanaan.

2. Pengawasan Konstruksi
Melakukan pengawasan pelaksanaan konstruksi, antara lain :
 Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan, spesifikasi
teknik dan desain sebagaimana ditentukan dalam dokumen kontrak
pekerjaan konstruksi.
 Menyusun Standar Operasi Prosedur (SOP) pelaksanaan konstruksi.
 Memeriksa dan mengesahkan laporan harian, laporan mingguan dan
laporan bulanan yang dibuat, oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
 Memberi masukan lisan/tertulis secara pro aktif, akurat dan tepat
kepada direksi atau pemilik pekerjaan dalam rangka memperoleh
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan.
 Mengevaluasi program harian, mingguan penyedian jasa konstruksi
serta memberikan ijin lingkup pekerjaan per minggu sesuai jadwal
pelaksanaan.
 Melaksanakan sosialisasi spesifikasi teknis yang tercantum dalam
kontrak kepada seluruh personil teknis penyedia jasa konstruksi.
 Melaksanakan dan menerapkan tata cara, prosedur, mekanisme
pelaksanaan yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Mutu
Kontrak (RPMK) dan hasilnya dilaporkan kepada direksi pekerjaan.
 Melaksanakan tugas supervisi sesuai dengan standar prosedur
pengawasan yang berlaku yang telah dijabarkan dalam Kerangka
Acuan Kerja.
 Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus-menerus
sehubungan dengan pengendalian mutu dan volume pekerjaan serta

15
menandatangani laporan bulanan, apabila pelaksanaan pekerjaan telah
memenuhi ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan.
 Konsultan Pengawas harus melaporkan secara tertulis kepada pemilik
pekerjaan apabila terjadi adanya penyimpangan-penyimpangan dari
ketentuan dan persyaratan teknis, dengan tembusan kepada penyedia
jasa konstruksi.
 Melaporkan kepada Pemilik Pekerjaan masalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapain target fisik,
serta mengusulkan upaya penanggulangan dan tindak turun tangan
yang diperlukan, dan membantu Pemilik Pekerjaan menyiapkan konsep
teguran terhadap Penyedia Jasa Konstruksi.
 Melaporkan dan mencatat pemakaian bahan yang diperlukan, jumlah
tenaga dan alat yang dipergunakan.
 Membantu Pemilik Pekerjaan dalam pelaksanaan penyerahan pertama
pekerjaan/ Previsional Hand Over (PHO).

3. Pengukuran hasil pelaksanaan pekerjaan (opname)


Pengukuran hasil pelaksanaan pekerjaan (opname), antara lain :
 Memeriksa buku ukur dan kelengkapan dokumentasi pengukuran yang
dibuat oleh penyedia jasa konstruksi.
 Memeriksa secara cermat hasil pengukuran dan perhitungan volume,
apabila sudah benar bisa menyetujui semua hasil perhitungan volume
tersebut dalam rangka pembayaran / termijn pekerjaan konstruksi.
Tahap kegiatan pemeriksaan akhir pekerjaan merupakan hasil dari
rangkaian pelaksanaan tahap kegiatan pelaksanaan konstruksi dengan
memberikan keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, antara lain :
 Rangkuman final kalkulasi kuantitas jenis item pekerjaan konstruksi
terpasang dituangkan pada gambar akhir pelaksanaan berdasarkan
lembar kalkulasi terperinci merupakan bagian Mutual Check Akhir.

16
 Evaluasi final kualitas pekerjaan konstruksi meliputi rangkuman hasil uji
kualitas dan kesimpulan akhir kualitas konstruksi bangunan, sebagai
persyaratan teknis Penyerahan Pertama Hasil Pelaksanaan Konstruksi
kepada Pengguna Jasa.
 Evaluasi final estetika hasil pekerjaan konstruksi dan kesimpulan akhir
penampilan konstruksi guna penyempurnaan pada masa pemeliharan.
 Verifikasi dan klarifikasi dokumen-dokumen pendukung pembayaran
tahap Penyerahan Pertama Hasil Pelaksanaan Konstruksi.

d) Rapat Koordinasi dan Diskusi


1. Rapat Koordinasi
Koordinasi ekstern maupun intern memegang peranan penting dalam
kegiatan pengawasan diwujudkan dalam bentuk pengenalan, kunjungan,
diskusi dan rapat koordinasi, mencakup antara lain sebagai berikut :
 Memahami dan mendalami hubungan institusi antara Pengguna Jasa
dengan pihak instansi terkait antara lain mencakup Lembaga
Pemerintahan Daerah dan Lingkungan sehingga bila dijumpai
permasalahan dapat ikut mencarikan jalan keluarnya berdasarkan
Peraturan dan Perundangan yang berlaku.
 Pendampingan Tim Konsultan dalam kegiatan sosialisasi ke setiap
wilayah Pemerintahan Desa dan Kecamatan setempat merupakan
bentuk pembantuan Tim Konsultan kepada Wakil Pengguna Jasa.
 Kehadiran Tim Konsultan dalam Rapat Koordinasi Evaluasi
Pelaksanaan Konstruksi untuk memberikan laporan teknis dan
masukan dalam rangka pengendalian pelaksanaan konstruksi
merupakan bentuk pembantuan Tim Konsultan kepada Pengguna Jasa.
Rapat koordinasi secara periodik baik harian, mingguan ataupun rapat
bulanan dilakukan sesuai kebutuhan, antara lain dalam bentuk :
 Rapat dengan Direksi dan Kontraktor mengenai: organisasi proyek,
dokumen kontrak, program kerja, metode pelaksanaan, material,

17
tenaga, peralatan, pelaksanaan uji di lapangan dll pengaturan yang
diperlukan.
 Rapat dengan Desa Tempuran Kabupaten Mojokerto dan Desa
Blimbing Kabupaten Jombang kaitannya dengan usulan lokasi yang
mengalami genangan pada waktu banjir di sawahnya dan rumahnya.
 Pengecekan bersama kondisi lapangan sebagai masukan kemudian di
usulkan kepada PPK Sungai & Pantai untuk mendapat persetujuan
sebelum pekerjaan dimulai.

2.3. Tugas dan Tanggung Jawab Inspection Engineering


Tugas dan kewajiban dari Inspection Engineer sebagai berikut :
a) Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi untuk setiap
pelaksanaan, pengukuran, dan rekayasa lapangan yang dilakukan Pelaksana
dan menyampaikan laporan kepada PPK sehingga dapat dilakukan dengan
cepat keputusan – keputusan yang diperlukan, termasuk untuk pekerjaan
pengembalian kondisi dan pekerjaan minor mendahului pekerjaan utama serta
rekayasa terperinci lainnya;
b) Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi secara teratur
dan memeriksa pekerjaan pada semua lokasi di lapangan dimana pekerjaan
konstruksi sedang dilaksanakan serta memberi penjelasan tertulis kepada
Pelaksana mengenai apa yang sebenarnya dituntut dalam pekerjaan tersebut,
bila dalam kontrak hanya dinyatakan secara umum;
c) Memastikan bahwa pelaksana memahami Dokumen Kontrak secara benar,
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta gambar –
gambar, dan pelaksana menerapkan teknik pelaksanaan konstruksi yang tepat
dan cocok dengan keadaan lapangan untuk berbagai macam kegiatan
pekerjaan;
d) Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau menolak pekerjaan
dan material melalui TL Supervisi.

18
e) Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan setiap hari yang dicapai
Pelaksana pada lembar kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang telah
disetujui;
f) Memonitor dan mengevaluasi secara seksama kemajuan dari semua
pekerjaan dan melaporkannya segera/tepat waktu kepada PPK bila kemajuan
pekerjaan terlambat sebagaimana tercantum pada buku Spesikasi Umum dan
hal itu benar – benar berpengaruh terhadap jadwal penyelesaian yang
direncanakan. Dalam hal demikian, maka Supervision Engineer juga membuat
rekomendasi secara tertulis bagaimana caranya untuk mengejar
keterlambatan tersebut;
g) Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap pekerjaan
yang telah selesai yarig disampaikan oleh Quantity Engineer,
h) Menjamin bahwa sebelum pelaksana diijinkan untuk melaksanakan pekerjaan
berikutnya, maka pekerjaan – pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup atau
menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa dan diuji serta sudah memenuhi
persyaratan dalam Dokumen Kontrak;
i) Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu dan jumlah pekerjaan
yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap bukti pembayaran
bulanan Pelaksana;
j) Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa – sketsa yang benar
untuk bahan PPK pada setiap lokasi pekerjaan;
k) Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Sebenarnya Terbangun/
Terpasang (as-built drawings) dan megupayakan agar semua gambar tersebut
dapat diselesaikan sebelum Penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO);
l) Memeriksa dengan teliti dan seksama setiap gambar – gambar kerja dan
Analisa atau perhitungan konstruksi dan kuantitasnya, yang dibuat oleh
Pelaksana sebelum pelaksanaan;
m) Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua
lokasi pekerjaan dalam kontrak membuat laporan kepada PPK terhadap hasil
inspeksi lapangan lewat Team Leader Supervisi Konsultan.

19
n) Memberi rekomendasi kepada PPK melalui Team Leader Supervisi Konsultan.
hasil penjaminan mutu dan keluaran hasil pekerjaan serta pemenuhan tingkat
layanan jalan terkait dengan usulan pembayaran yang diajukan Pelaksana;
o) Mengkoordinasikan pembuatan laporan – laporan mengenai kemajuan fisik
dan keuangan proyek yang ada dibawah wewenangnya dan menyerahkan
kepada PPK serta instansi lain yang terkait tepat pada waktunya; dan
p) Menyusun/memelihara arsip korespondensi kegiatan, laporan harian laporan
mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran
q) Pembayaran, gambar desain, laporan hasil inspeksi lapangan, dan lainnya.

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI

3.1 KEGIATAN JOINT INSPECTION (JI)


Yang dimaksud dengan kegiatan JI adalah kegiatan pengecekan langsung
dilapangan pekerjaan yang akan dilaksanakan antara lain :
 Pekerjaan Peninggian Tanggul Kanan dan Kiri Kali Jombok dengan
mendatangkan tanah dari luar (Quarry) setelah mendapatkan persetujuan
Direksi dan Konsultan Supervisi.
 Pekerjaan Peninggian Tanggul Kanan dan Kiri Kali Watudakon dengan
mendatangkan tanah dari luar (Quarry) setelah mendapatkan persetujuan
Direksi dan Konsultan Supervisi.
 Proses pemadatan tanggul dengan Buldozer untuk diratakan kemudian
dipadatkan setiap 30 cm dengan Vibrator Roller pada lapisan tanah yang
dipadatkan dilakukan test kepadatan tanah dengan Sand Cone dilakukan
bersama pengawas lapangan dan konsultan supervisi dan direksi pekerjaan
dari Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air
Balai Besar Wilayah Sungai Brantas.
 Pekerjaan pemasangan bronjong dan pembesian tulangan untuk konstruksi
dinding penahan tanah (DPT) Kali Balongkray serta Afvour Watudakon
sebelum dilakukan pengecoran beton K.300 pada pondasi DPT dan dinding

20
tegaknya, untuk mengetahui jarak tulangan pokok dan tulangan bagi sudah
sesuai dengan desain, setelah dilakukan Joint Inspection penyedia jasa di
ijinkan untuk melaksanakan pengecoran beton K. 300 adapun kegiatan
Joint Inspection dilaksanakan oleh Konsultan Supervisi dan Pelaksana
pekerjaan dilapangan sebagai wakil dari Penyedia Jasa dan Satuan Kerja
Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Brantas Balai
Besar Wilayah Sungai Brantas.
 Untuk pengecoran beton K.300 semua dinding penahan tanah (DPT)
terlebih dahulu dilakukan Joint Inspection semua pembesian baik untuk
pondasi maupun dinding tegak kaitannya dengan jarak tulangan melintang
dan memanjangnya juga diameter besi tulangan, dan penyedia jasa tidak di
ijinkan untuk order beton sebelum Joint Inspection dilaksanakan sesuai
dengan desain dinding penahan tanah (DPT).

3.2 TEST KEPADATAN TANAH DENGAN SAND CONE


Sand Cone Test adalah pemeriksaan kepadatan tanah dilapangan dengan
menggunakan pasir Ottawa sebagai peremeter kepadatan tanah yang
mempunyai sifat kering, bersih, keras, tidak memiliki bahan pengikat
sehingga dapat mengali dengan bebas. Pasir Ottawa yang digum
Nakan adalah lolos saringan no. 10 dan tertahan di saringan no. 200. Metode
ini hanya terbatas untuk lapisan atas tanah yaitu antara 10 – 15 cm.
Pemadatan dapat dikatakan sebagai proses pengeluaran udara dari pori –
pori tanah dengan salah satu cara mekanis. Cara mekanis yang dilakukan
atau digunakan dilapangan dengan menggilas, sedangkan di laboratorium
dengan cara menumbuk atau memukul. Daya pemadatan tergantung pada
kadar air, meskipun digunakan energy yang sama, nilai kepadatan yang akan
diperoleh akan berbeda – beda. Pada kadar air yang cukup rendah tanah
sukar dipadatkan, sedangkan pada kadar air yang cukup tinggi nilai
kepadatannyanakan menurun sampai suatu kadar air tinggi sekali sehingga
air tidak dapat dikeluarkan dengan pemadatan. Pada pemadatan dengan
kadar air yang berbeda – beda akan didapat nilai kepadatan yang berbeda

21
pula. Sehingga kadar air tertentu akan didapat keadaan yang paling padat
(angka pori yang paling rendah) Kadar air dimana tanah mencapai keadaan
yang paling padat disebut kadar air optimum.
Satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam pekerjaan tanah adalah
kepadatan lapangan (berat isi kering) Karena walaupun nilai CBR (California
Bearing Ratio) telah memenuhi standar, namun jika kepadatan lapisan nya
masih belum baik, maka deformasi akibat konsolidasi masih dapat terjadi
penyebaran beban ke lapis tanah dibawahnya akan terjadi kurang baik, yang
dapat mengakibatkan kegagalan lapis dasar tanah dasar secara keseluruhan.

3.3 PROGRES KEGIATAN KONSTRUKSI


Yang dimaksud dengan laporan kemajuan kegiatan konstruksi adalah progress
fisik kegiatan konstruksi di lapangan yang telah dikerjakan oleh penyedia jasa
konstruksi setiap bulannya, mulai dari bulan pertama kegiatan pekerjaan sampai
dengan berakhirnya pekerjaan sesuai dalam kontrak perjanjian.

3.2. MONITORING KESELAMATAN KONSTRUKSI


Jasa konstruksi adalah industri dengan bahaya tinggi yang terdiri dari berbagai
kegiatan yang melibatkan konstruksi, perubahan, dan / atau perbaikan.
Contohnya termasuk konstruksi perumahan, pembangunan jembatan,
pengaspalan jalan, penggalian, penghancuran, dan pekerjaan pengecatan
dengan skala besar. Pekerja konstruksi terlibat dalam banyak kegiatan yang
dapat menghadapkan mereka dengan bahaya yang serius, seperti jatuh dari atap,
mesin yang tidak dijaga, terkena peralatan konstruksi berat, listrik, debu silika,
dan asbes. Dalam pelaksanaan pekerjaan sering timbul kecelakaan kerja. Untuk
itu penerapan Sistem Manajemen K3 dalam industri jasa konstruksi sangatlah
penting. K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian
pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. Kegiatan
Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan yang

22
dalampelaksanaan kegiatan konstruksi tersebut menimbulkan berbagai dampak
yang tidak dinginkanantara lain yang menyangkut aspek keselamatan dan
kesehatan kerja.
Didalam pelaksanaan pekerjaan harus diperhatikan dan dijaga keselamatan, baik
untuk para pekerja, petugas-petugas dari Kontraktor, Konsultan dan Pengguna
Jasa maupun peralatan dan bahan-bahan bangunan yang dipergunakan dalam
pekerjaan. Program K3 disusun paling sedikit berisi: Kebijakan K3 Proyek;
Organisasi K3; Perencanaan K3; Pengendalian dan Program K3; Pemeriksaan
dan Evaluasi Kinerja K3; Program K3 dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi
pekerjaan. Penyedia Jasa harus membuat rencana keselamatan konstruksi, yang
diperlukan untuk pengawasan/monitoring keselamatan konstruksi di lapangan
yang bertujuan untuk mengendalikan/mengontrol pelaksanaan keselamatan
selama konstruksi berlangsung. Semua kegiatan pengawasan/monitoring
pelaksanaan keselamatan konstruksi dicatat dan dilaporkan tiap bulan setiap jenis
pekerjaan konstruksi. Pada bulan pada ini pekerjaan konstruksi yang dilakukan
adalah kistdam, pengeringan, pembersihan dan kupasan lahan, galian tanah,
urugan kembali bekas galian, dan pengecoran bangunan dinding penahan tanah
(DPT) . Dari hasil monitoring keselamatan konstruksi di lapangan penyedia jasa
telah menunjukkan kesiapannya bahwa kegiatan keselamatan konstruksi untuk
kelengkapan peralatan K3 sudah cukup baik dan lengkap.

23
Monitoring Keselamatan Kerja Konstruksi

No Waktu Jenis Kegiatan Pengendalian Resiko Monitoring Lapangan


1 Bulan Pemakaian Alat Berat Pemasangan Rambu – rambu Rambu petunjuk jalan, rambu
Oktober 2021 untuk pekerjaan galian peringatan di lokasi pekerjaan peringatan, dan rambu informasi,
pondasi dan dan peralatan pendukung rambu larangan sudah terpasang
pemancangan Minipile seperti lampu penerangan dilapangan dan pengarahan para
beton dan pengecoran untuk pengecoran beton K.300 tenaga kerja.
beton pada malam hari pada malam hari. Pemasangan rambu peringatan
Pemancangan Steel Pemancangan Steel Sheet dekat permukiman kepada
Sheet Pile (SSP) Pile (SSP) dengan alat Vibro masyarakat sekitar lokasi pekerjaan,
panjang 6.00 m Hammer dilengkapi alat bantu untuk tidak mendekat saat
dengan alat Vibro Genset dan mesin las dan pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
Hammer untuk tenaga pelaksana dan
perkuatan tebing operator alat pancang dan
Kanan 132 .00 m dan penerangan pada saat
Kiri 120.00 m Afvour pemancangan sampai malam
Watudakon hari.
Menyususun kerja lalu lintas Sudah ada tenaga pengawas oleh
ahli K.3 dari pihak penyedia jasa
Penggunaan APD yang sesuai Belum seluruh tenaga kerja
untuk para pelaksana menggunakan APD kurang
pekerjaan dan tenaga kerja pengawasan oleh ahli K.3 dari pihak
penyedia jasa
Melakukan pembinaan kepada Sudah ada pengarahan dan
para pekerja dilapangan pembinaan oleh ahli K.3 dari pihak
penyedia jasa
Penempatan tempat atau Sudah disediakan P3K dilokasi
lokasi P3K dilapangan pekerjaan pengawasan oleh ahli K.3
dari pihak penyedia jasa
Melakukan koordinasi dengan Sudah dilakukan koordinasi dan
tenaga medis / Puskesmas pengawasan oleh ahli K.3 dari pihak
terdekat penyedia jasa

24
BAB IV RENCANA KEGIATAN KONSTRUKSI

4.1 RENCANA PROGRES KEGIATAN KONSTRUKSI


Pada rencana progress kegiatan konstruksi dijelaskan jenis pekerjaan yang akan
dikerjakan pada bulan berikutnya berdasarkan dari sisa volume pekerjaan. Hal ini
dapat digunakan sebagai salah bentuk pengendalian progres pelaksanaan
pekerjaan di lapangan sehingga proyek Pembangunan Pengendali Banjir Afvour
Watudakon dapat terselesaikan sesuai dengan rencana jadwal pekerjaan.

4.2 EVALUASI RENCANA KERJA PENYEDIA JASA


Evaluasi Rencana Kerja Penyedia Jasa dilaksanakan apabila Penyedia Jasa
mengalami keterlambatan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal atau
kontrak kritis sesuai ketentuan dalam kontrak, dengan asumsi tidak ada masalah
dengan desain atau gambar pelaksanaan. Evaluasi ini meliputi :

- Volume Pekerjaan
- Ketersediaan material
- Ketersediaan alat
- Ketersediaan tenaga
- Waktu yang tersedia

25
26
Layout rencana pekerjaan

Lokasi Pekerjaan :
1. Peninggian Tanggul kanan dan kiri K. Jombok panjang = 1.950 m selesai dikerjakan
2. Peninggian Tanggul kanan dan kiri K. Watudakon panjang = 800 m selesai dikerjakan
3. Pembangunan Revetment Type 1 WK.4 Sungai Watudakon = 168 m sedang dikerjakan
4. Pembangunan Revetment Type 1 BK.3 Sungai Balongkray = 372 m selesai dikerjakan
5. Pembangunan Revetment Type 1 BK.8 Sungai Balongkray = 456 m selesai dikerjakan
6. Pembangunan Revetment Type 1 BK.9 Sungai Balongkray = 240 m sedang dikerjakan
7. Pembangunan Revetment Type 2 WK.10 Sungai Watudakon = 240 m sedang dikerjakan
8. Pembangunan Revetment Type 2 WK.11 Sungai Watudakon = 240 m selesai dikerjakan
9. Pembangunan Revetment Type 3 WK.12 Sungai Watudakon = 168 m sedang dikerjakan
10. Pintu Klep Watudakon = 3 Unit sedang dikerjakan
11. Pintu Klep Jombok = 10 Unit sedang dikerjakan
12. Trash Rack = Sedang dikerjakan

27
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Kemajuan kegiatan konstruksi pada bulan ke – 6 sebesar 77.944 % sedangkan


rencana target pada bulan ke – 6 adalah 71.078 %, jadi progres aktual
mengalami deviasi positif 6. 866 %
2. Konsultan Supervisi bersama Direksi Pengawas melakukan pengawasan dan
pemantauan setiap tahapan kegiatan Penyedia Jasa dalam upaya melakukan
percepatan kegiatan.
3. Konsultan Supervisi bersama Direksi Pengawas melakukan teguran kepada
penyedia jasa agar pengadaan material beton Mini pile segera dipenuhi
jumlahnya demikian juga untuk pengadaan Steel Sheet Pile (SSP) segera
dipenuhi pengadaannya agar pelaksanaan tidak menunggu.
4. Fasilitas dan peralatan proyek yang memadai serta tenaga kerja yang terampil,
berpengalaman dan disiplin sangat menentukan keberhasilan proyek.
5. Bahan - bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proyek harus masuk
dalam spesifikasi bahan standart dan disesuaikan dengan rencana bahan
yang akan diterima.
6. Pelaksanaan kegiatan Konsultan Supervisi telah dilakukan sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah ditetapkan.

5.2 KENDALA

1. Mengingat aliran air di sepanjang Kali Watudakon kedalamannya mencapai


2.00 m mengalami kesulitan untuk membuat kistdamnya maka hal ini
menjadikan hambatan dan perlu koordinasi dengan pihak Direksi dan
pengawas supervise untuk mencari solusinya.

28
2. Khusus pekerjaan Dinding Penahan Tanah (DPT) di WK. 10 sepanjang 240 m
Desa Keprabon karena lokasi di pinggir Kali Watudakon sering terjadi
permukaan naik karena hujan daerah hulu sehingga kistdam sering tergenang
3. Hujan yang sering terjadi didaerah Jombang dan Mojokerto pada bulan Oktober
ini mengakibatkan naiknya elevasi muka air di Kali Watudakon hal ini belum
berpengaruh dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi.

5.3 SARAN
1. Penyedia jasa segera melakukan kegiatan lapangan dengan peralatan yang
diperlukan seperti Excavator Buldozer Vibrator Roller khusus untuk
pemancangan Steel Sheet Pile dengan panjang 6. 00 m harus menggunakan
alat Vibro Hammer dan tenaga pelaksana dan alat penunjang lainnya seperti
pompa air, mesin las listrik dan gen set dengan kapasitas yang memadai.
2. Untuk pekerjaan pemancangan SSP maupun Mini Pile yang lokasinya ditebing
sungai penyedia jasa agar membuat Kistdam didalam alur sungai sekaligus
untuk operasional alat Vibro Hammer dalam pemancangan SSP dan Mini Pile
di lokasi WT. 10 sebelah kiri alur sungai Watudakon Desa Keprabon.
3. Untuk pekerjaan pemancangan beton Minipile disungai Balongkray sebagai
penahan pondasi Dinding Penahan Tanah (DPT) BK. 8 kiri agar menggunakan
alat Alat Pancang Jack In Pile karena Minipile yang dipancang jumlahnya
banyak dengan panjang 3.00 m sampai dibawah dasar sungai agar hasilnya
tepat dan cepat penyelesaiannya.
4. Untuk pekerjaan pembesian pondasi dan dinding tegak DPT BK. 8 kiri material
besi tulangan agar diperhitungkan kebutuhanya agar waktu pelaksanaan tidak
sampai terganggu demikian dengan tenaga di tambah.
5. Untuk pekerjaan pelebaran alur kanan dan kiri Afvour Watudakon dari hulu ke
hilir sepanjang 800.00 m agar menggunakan alat Excavator Long Arm agar
jangkauannya bisa mencapai kedasar sungai.

6. Hasil galian dari alur Kali Watudakon agar ditempatkan di lokasi yang telah
disetujui oleh direksi demikian juga kendaraan pengangkut hasil galian alur Kali
Watudakon

29
7. Untuk pekerjaan peninggian tanggul kanan dan kiri dengan mendatangkan
tanah dari luar pada Kali Watudakon Penyedia Jasa segera mendatangkan
Buldozer dan Vibrator Roller untuk peerataan permukaan dan untuk
pemadatan serta Dump Truck pembawa tanah dari luar.
8. Dump Truck yang mengangkut tanah dari luar yang melintasi jalan masuk desa
agar koordinasi dengan Kepala Desa agar tidak menganggu masyarakat.
9. Kegiatan yang tidak kalah penting perlu diperhatikan oleh pihak penyedia jasa
yaitu penyediaan APD sebagai pelindung bagi tenaga pelaksana dilapangan
untuk menghindari kecelakaan kerja ditempat kerja.
10. Untuk lokasi pembuangan spoil banks dari hasil galian Afvour Watudakon agar
mengadakan koordinasi dengan pemerintah desa setempat.
11. Dalam cuaca saat ini sudah mulai musim hujan agar penyedia jasa melakukan
pembersihan tanah yang tercecer dijalan agar tidak menimbulkan kecelakaan
karena tanah becek seperti di Desa Tempuran dan Desa Jombok.
12. Untuk pemancangan SSP di Kali Watudakon sebelah kanan dan kiri
mengingat pelaksanaan bersamaan agar dipikirkan mendatangkan alat
pancang Vibro Hammer lagi dan menambah personil dilapangan.
13. Untuk mendukung pelaksanaan dilapangan penyedia jasa agar menambah
Excavator untuk membantu pengecoran beton K. 300 DPT Type 1, mengingat
lokasi pekerjaan tidak terjangkau dengan Truk Mixer Concrete (TMC) ke lokasi
harus dilakukan secara melansir beton ke dalam bucket Excavator akan lebih
cepat penyelesaiannya dalam pekerjaan pengecoran.

30
FOTO – FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN BULAN VI

Pekerjaan DPT Type 1 BK. 3 kiri selesai Pekerjaan DPT Type 1 BK. 3 kanan selesai
dikerjakan dikerjakan

Pengerukan tanah bekas kistdam DPT Type Pengerukan tanah bekas kistdam DPT Type
1 BK. 3 kanan untuk bahan timbunan 1 BK. 3 kiri untuk bahan timbunan

DPT Type 1 BK. 3 kiri selesai dikerjakan DPT Type 1 BK. 3 kanan selesai dikerjakan
dan Tanah bekas kistdam sudah bersih dan tanah bekas kistdam sudah bersih

31
Pengecoran beton K. 300 pondasi DPT Type 1 Pemeriksaan begisting dan suling drainase pada
BK. 8 kiri setelah dilakukan JI. DPT. Type 1.sebelum dilaksanakan
pengecoran beton

Pengecekan Elevasi Top DPT Type 1 sebelum Pengecoran beton K. 300 setelah dilakukan
pengecoran beton untuk mengetahui tingginya pengecekan Elevasi Top DPT Type 1 BK. 8 kiri

Pekerjaan struktur DPT Type 1 BK. 8 kiri Pekerjaan struktur DPT Type 1 BK. 8 kiri sudah
dilakukan pengerukan tanah bekas kistdam selesai dikerjakan aliran sungai mulai lancar

32
Pemancangan Mini Pile Beton panjang 3.00 m Pemasangan tulangan pondasi DPT Type 1
untuk perkuatan DPT Type 1 WT.10 kiri setelah dilakukan JI siap untuk di cor beton K.
300

Pengecoran beton K. 300 pada pondasi DPT Pemasangan begisting dan suling – suling
Type 1 WT. 10 kiri dibantu Excavator drainase DPT Type 1 sebelum dilakukan
pengecoran beton

Pengecoran beton K. 300 pada dinding DPT Pekerjaan struktur DPT Type 1 WT. 10 kiri
Type 1 WT. 10 kiri dibantu Excavator selesai dilaksanakan sepanjang 216 m

33
Pemasangan bronjong sepanjang 216 m Pengecekan jarak DPT Type 1 dengan jalan
didepan DPT Type 1 sebagai penahan scoring untuk perhitungan tanah urugan di belakangnya
dasar sungai

Pengerukan tanah bekas kistdam di dalam alur Pekerjaan struktur DPT Type 1 WT. 10 kiri
Sungai sebagai bahan timbunan dibelakang sudah selesai dikerjakan alur sungai mengalir
DPT Type 1 WT. 10 kiri selesai dikerjakan. lancar

Penentuan lokasi pemancangan untuk DPT Pemancangan SSP untuk DPT Type 2 WK.51
Type 2 WK. 51 kanan kanan menggunakan Vibro Hammer

34
Pengecekan Elevasi Top SSP sebelum Pemancangan Mini Pile dibelakang SSP
dilakukan pembesian Caping Beam diatasnya sebelum dilakukan pembesian Caping Beam
SSP

Pembesian untuk Caping Beam DPT Type 2 Pembesian untuk Caping Beam dan dinding
WK. 51 kanan DPT Type 2 WK. 51 kanan

Pemasangan begisting dan suling – suling Pemasangan begisting dan penulangan


drainase Pada DPT Type 2 kanan DPT disaksikan pengawas dan Peltek
BBWS Brantas

35
Pengecoran DPT Type 2 WK. 51 kanan pada Dinding DPT Type 2 WK. 51 kanan bagian hulu
Pada malam harii karena menunggu antrian TM sudah selesai dilaksanakan. Panjang 70.00 m

Pengecoran DPT Type 2 WK. 51 kanan pada Dinding DPT Type 2 WK. 51 kanan bagian hulu
Pada malam harii karena menunggu antrian TM sudah selesai dilaksanakan. Panjang 70.00 m

Pembesian Caping Beam diatas SSP yang Pembesian Caping Beam dengan SSP dilas
sudah terpancang dengan las sebelum agar menyatu dengan kuat sebelum di cor
dipasang begisting beton

36
Pekerjaan begisting Caping Beam dan Dinding Pengecoran dinding DPT Type 2 WK.51 kanan
DPT 51 kanan WK. pelaksanaan pada malam hari

Dinding DPT Type 2 WK. 50 kanan selesai dicor Pemancangan Mini Pile beton dibelakang
Segera dilakukan pemancangan Mini Pile beton dinding DPT Type 2 WK. 50 kanan untuk
DPT dibelakangnya sebagai penahan pondasi penahan pondasi DPT tegak agar
kedudukannya stabil

Pembesian pondasi dan dinding tegak DPT Pengecoran pondasi dinding tegak DPT
Type 2 WK. 50 kanan Type 2 WK. 50 kanan

37
Bersama pengawas dan Peltek pekerjaan DPT Arahan dari Peltek pemancangan SSP mundur
Type 2 WK. 58 kanan diskusi untuk memulai 0.50 m dari Land Hoof jembatan Beluk agar
Pemancangan SSP Land Hoof jembatan tampungan debit sungai terpenuhi

Pemancangan pertama SSP DPT Type 2 WK. Pemancangan SSP hari berikutnya berjalan
58 di hulunya jembatan Beluk pada sore hari lancer Dengan target 50 btg SSP setiap harinya.

Sebelum dilakukan pemancangan Mini Pile Pemancangan Mini Pile berikutnya sesudah
beton Jarak antar tiang Mini Pile diukur lebih SSP yang terpancang mencapai panjang 50.00
dahulu Sesuai dengan desain setiap 4.00 m m pemancangan menggunakan Excavator.

38
Dilakukan Joint Inspection untuk mengetahui Pemasangan begisting Caping Beam DPT Type
jarak Tulangan sebelum pengecoran beton K. 2 WK. 58 kanan sebelum pengecoran
225

Pembesian Caping Beam dan dinding DPT Pengecoran beton DPT Type 2 WK. 58
Type 2 kanan

Pengecoran sesudah 12 jam begisting Pengecoran beton DPT Type 2 WK. 58


dibuka Untuk dipakai pengecoran segmen kanan sebagai penahan tebing sungai
berikutnya Watudakon

39
Normalisasi alur sungai Watudakon dari Tempat penampungan hasil galian dari
hilir jembatan jalan Tol Mojokerto – sungai Watudakon di Desa Beluk
Surabaya

Mendatangkan tanah dari luar untuk Pemerataan tanah dari luar untuk
material timbunan tanggul sungai dipadatkan sebagai tanggul sungai
Watudakon Watudakon

Mendatangkan tanah dari luar untuk Pemerataan tanah dari luar untuk
material timbunan tanggul sungai dipadatkan sebagai tanggul sungai
Watudakon Watudakon

40
Normalisasi alur tebing sungai Watudakon Mendatangkan tanah dari luar untuk
sebelah Kanan hasil galian sebagian timbunan tanggul kanan sungai Watudakon
dipakai untuk timbunan

Pemerataan tanah timbunan dari luar Pemadatan tanah timbunan dari luar
sebelum Dipadatkan dengan Vibro Roller dengan Vibro Roller tanggul sebelah kanan

Pengecekan elevasi tanggul tanah timbunan Hilir tanggul kanan sungai Watudakon selesai
yang Sebelah kanan sesudah dipadatkan dikerjakan

41
Sungai Watudakon sebelum dikerjakan Pelaksanaan normalisasi sungai
normalisasi Watudakon

Pelaksanaan normalisasi sungai Watudakon Normalisasi selesai dikerjakan mulai dari hilir
Hasil galian langsung diangkut dengan truk jembatan Tol Mojokerto - Surabaya

Tanggul kiri sungai Watudakon selesai Tanggul kanan sungai Watudakon


dikerjakan selesai dikerjakan

42
Pengangkatan trash rack yang rusak Kunjungan PPK dan staf teknik ke lokasi
karena Sampah yang terbawa banjir pekerjaan Trash Rack Watudakon untuk
nyangkut diganti baru.

Perbaikan lantai hilir trash rack dengan Pilar trash rack di bongkar dipasang untuk
memasang Bronjong untuk mencegah frame pintu trash rack nantinya
gerusan air dari hulu

Sandaran pada jembatan pelayanan bangunan Frame untuk trash rack yang terpasang untuk
Dibongkar untuk dilebarkan untuk memudahkan diganti dengan trash rack mekanis dalam
Pengoperasian trash rack secara mekanis pengoperasian pada saat debit banjir besar.

43
Pemasanga frame pintu untuk dipasang pada Pembesian pada lantai jembatan pelayanan
Pilar trash rack yang sudah disiapkan untuk di trash rack dan pembongkaran sandaran lama
cor Beton sebagai pengaku dengan pilar, segera di cor beton K. 225

Pengecoran beton K. 225 lantai jembatan Pengecoran lantai jembatanan selesai


pelayanan dikerjakan

Pemasangan sandaran jembatan pelayanan Pekerjaan sandaran dan jembatan pelayanan


yang selesai dikerjakan untuk keselamatan yang selesai dikerjakan untuk operasional
operator petugas

44
Bangunan DPT Type 1 BK. 8 kiri alur sungai Balongkray selesai

Bangunan DPT Type 1 BK. 3 kiri dan kanan alur sungai Balongkray selesai dikerjakan

45
Bangunan DPT Type 1 WT. 10 kiri pada alur sungai Watudakon selesai dikerjakan

Untuk pekerjaan perbaikan Trash Rack dan pelebaran jembatan masih dikerjakan

46
Pekerjaan sayap kanan dan kiri Trash Track sudah selesai dikerjakan

Desain DPT Type 2 WT. 4 kiri sungai Watudakon dalam pelaksanaan

47
Normalisasi alur sungai dan peninggian tanggul Kali Watudakon selesai dikerjakan

Peninggian tanggul kanan dan kiri K. Jombok selesai dikerjakan

48
Desain DPT Type 2 BK. 9 kanan sungai Balongkray dalam pelaksanaan

Desain DPT Type 3 WK. 12 kanan dan WK. 10 kiri sungai Watudakon dalam pelaksanaan

49

Anda mungkin juga menyukai