Laporan Inspection 6
Laporan Inspection 6
Laporan Inspection 6
INSPECTION ENGINEERING
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat – Nya dan
anugerah – Nya, sehingga kami dapat menyampaikan Laporan Kegiatan Inspection
Engineer Bulan 6 pada Konstruksi Pembangunan Pengendali Banjir Afvour Watudakon
Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Brantas, bermaksud untuk melaksanakan Pengawasan Teknis
Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Pengendali Banjir Afvour Watudakon Kabupaten
Jombang dan Kabupaten Mojokerto oleh Konsultan Supervisi PT. Adhistitya Dharmatista
– CV. Kautsar Susilo Adi (KSO) dengan nomer kontrak PB.03.01 – Am.07.1/336 Sumber
Dana APBN Tahun Anggaran 2021. Jangka waktu pelaksanaan 255 hari kalender.
Sedangkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi oleh PT Sinar – Cipta, KSO dengan
nomer kontrak PB.02.01 – Am.07.1/328 Sumber Dana APBN Tahun Anggaran 2021.
Jangka waktu pelaksanaan 266 hari kalender.
: PB.03.01-Am.07.1/336
Dwi Prasetyo, ME
Inspection Engineering
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………. i
DAFTAR ISI ................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum …………………………………………………………………….…..….. I - 1
1.2 Latar Belakang …………………………………………………….…………..... I - 2
1.3 Maksud dan Tujuan …………………………………………………….…….... I - 3
1.4 Sasaran Kegiatan ……………………………………………….……….……. I - 4
1.5 Lokasi Pekerjaan …………………………………………………………….….. I - 7
1.6 Kondisi Afvour Watudakon ………………………………………………..…… I - 9
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………………….………………………… V - 24
5.2 Kendala ……………………………………………………….…………………. V - 24
5.3 Saran ……………………………………………………………………………. V – 24
LAMPIRAN
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Laporan Kegiatan Inspection Engineer Bulan 6 ini merupakan kegiatan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Pengendali Banjir Afvour
Watudakon Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto. Afvour Watudakon
adalah sungai di Jawa Timur, yang merupakan anak Sungai Brantas, alirannya
melintasi wilayah Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto, dan Kota
Mojokerto. Afvour adalah sebutan yang biasa digunakan untuk kali atau sungai-
sungai yang ada di beberapa daerah di Jawa Timur. Banjir terjadi setiap tahun
pada area di sekitar aliran sungai atau Afvour Watudakon, dimana sungai ini
dikenal dengan nama Kali Watudakon. Sehingga nama Afvour Watudakon akan
disebut atau ditulis sebagai Kali Watudakon. Demikian juga dengan afvour-
afvour lain yang berada di Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto, akan
disebut sebagai kali. Desa-desa atau area di sekitar Kali Watudakon yang
menjadi langganan banjir setiap tahun diantaranya adalah:
A. Kabupaten Jombang:
1. Desa Jombok Kecamatan Kesamben
2. Desa Blimbing Kecamatan Kesamben
3. Desa Podoroto Kecamatan Kesamben
4. Desa Kedungmlati Kecamatan Kesamben
5. Desa Jombatan Kecamatan Kesamben
6. Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben
7. Desa Pojok Kulon Kecamatan Kesamben
8. Desa Ngrandu Lor Kecamatan Peterongan
B. Kabupaten Mojokerto
1. Desa Tempuran Kecamatan Sooko
2. Desa Ngingasrembyong Kecamatan Sooko
1
Banjir yang cukup parah terjadi pada awal puasa Ramadhan, awal Bulan Mei
2019 ini, dimana banjir terjadi untuk waktu yang cukup lama, yaitu sekitar satu
minggu. Berdasarkan hal tersebut di atas maka Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Besar
Wilayah Sungai Brantas melaksanakan penanganan Pengendali Banjir Afvour
Watudakon di Kabupaten. Jombang dan Kabupaten Mojokerto.
2
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi, SNVT Pelaksanaan Jaringan
Sumber Air Brantas Kerangka Acuan Kerja Supervisi Pembangunan Pengendali
Banjir Afvour Watudakon PPK Sungai & Pantai III pengawasan pekerjaan
konstruksi ini, adalah untuk:
c. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi telah memenuhi persyaratan mutu
teknis sebagaimana yang tercantum dalam dokumen kontrak.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah membantu Pengguna Jasa dalam hal
pengendalian pelaksanaan pekerjaan di lapangan untuk mendapatkan hasil
pekerjaan konstruksi yang memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam
spesifikasi (tepat mutu), dan dilaksanakan secara tepat biaya serta tepat waktu
dengan memperhatikan aspek lingkungan. Dan penjaminan mutu teknis pekerjaan
konstruksi untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi persyaratan dalam
dokumen kontrak, guna menjamin ketersediaan infrastruktur Sumber Daya Air yang
handal dan berkelanjutan. Terwujudnya sarana sumber daya air yang handal,
3
berwawasan lingkungan dan berkeselamatan pada pekerjaan Pembangunan
Pengendali Banjir Afvour Watudakon Kabupaten Jombang dan Kabupaten
Mojokerto
4
Gambar 2. Lokasi Pekerjaan Avfour Watudakon
Pada awal pergantian abad 20, kebijakan ekonomi pemerintah kolonial Belanda
berubah menjadi lebih terbuka bahkan cenderung liberal. Perusahaan swasta
yang bergerak di sektor perkebunan tumbuh pesat. Di Mojokerto para investor
5
mendirikan beberapa pabrik gula, selain itu juga berdiri kebun teh di daerah
Pacet. Dengan adanya industri perkebunan itu, kebutuhan lahan pertanian di
Mojokerto meningkat seiring berdirinya pabrik gula. Di berbagai lahan pertanian
yang ada berubah dari tanaman palawija menjadi tanaman tebu untuk menyuplai
lebih kurang 10 pabrik gula di sekitar lokasi ini. Kebutuhan bahan baku ternyata
belum bisa mencukupi kapasitas produksi pabrik yang mulai menggunakan
tenaga uap tersebut. Oleh karenanya dibutuhkan lahan baru yang ijin sewanya
dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Menghadapi tuntutan para investor pabrik itu, pemerintah kolonial tidak begitu
saja meluluskannya. Pemerintah menghendaki ada timbal balik dari ijin sewa
yang dikeluarkannya. Untuk mengurangi banjir tahunan di kota Mojokerto,
pemerintah meminta agar para investor pabrik itu mau berperan serta. Setelah
diadakan negosiasi maka dibuatlah kesepakatan bahwa pemerintah mengijinkan
sewa lahan dan Suiker Fabriek Bond membangun saluran irigasi, termasuk
bangunan Siphon Watudakon.
Secara teknis untuk membuang air dari muara Kali Watudakon memang sulit.
Daerahnya lebih rendah dari permukaan air banjir Kali Brantas dan Kali Ngotok.
Alternatif penanganan yang dipilih adalah membuang air ke daerah lain yang
lebih rendah yang salah satunya terdapat di daerah Utara yaitu daerah Kedung
Sumur, Desa Canggu Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto. Di Kedung Sumur
ini terdapat Kali Mas/ Surabaya yang permukaan airnya lebih rendah dari area
muara Kali Watudakon. Untuk mengalirkan air dari daerah rawan banjir ini, perlu
dibuat bangunan air menembus bawah Kali Brantas. Bangunan untuk
mengalirkan air melewati bagian bawah Kali Brantas ini disebut Siphon
Watudakon. Dari siphon ini air dialirkan melalui Kali Pagerluyung menuju ke Kali
Mas, di hulu muara Kali Marmoyo.
Setelah Siphon Watudakon selesai dibuat maka bukan hanya persoalan banjir di
Kota Mojokerto yang teratasi, masalah kekeringan lahan di wilayah Gedeg juga
terpecahkan. Daerah di Utara Kali Brantas memang dikenal sebagai lahan tadah
hujan. Dengan adanya tambahan lahan pertanian di dua lokasi (di Selatan dan
Utara Kali Brantas), yang lebih diuntungkan tentu saja pabrik gula Gempolkrep
yang ada di wilayah tersebut. Dengan adanya Siphon Watudakon ini, aliran air
yang semula menuju ke Kali Ngotok, dari daerah muara Kali Watudakon di desa
Pulorejo Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto digeser menuju ke daerah
Tempuran dan diteruskan ke Siphon Watudakon. Hubungan antara Kali
Watudakon dengan Kali Ngotok diputus di Desa Pulorejo seperti pada skema
sistim jaringan Afvour Kalidakon (Gambar 2.9).
6
Mengingat pentingnya fungsi Siphon Watudakon dan saluran pengantarnya bagi
daerah di Selatan Kali Brantas ini, maka adanya gangguan aliran air pada badan
kali di sekitar daerah yang rendah ini akan dapat mengakibatkan terjadinya banjir
yang merugikan masyarakat sekitar seperti yang terjadi pada awal Bulan Mei
2019 dimana air banjir menggenangi area permukiman yang cukup luas dengan
durasi yang cukup lama (lebih dari satu minggu).
7
BAB II PROSEDUR PELAKSANAAN KONSTRUKSI
8
Lampirkan foto dokumentasi saat awal, selama dan akhir pelaksanaan dari
titik dan sisi serupa sehingga mudah dibedakan perkembangan
prestasinya.
Hasil volume pekerjaan minggu tersebut diakumulasikan sehingga dapat
dipakai sebagai dasar evaluasi penyelesaian pekerjaan keseluruhan.
9
Buat irisan-irisan vertical melintang komponen bangunan yang dinilai
prestasinya sedemikian rupa secara terperinci dan seteliti mungkin,
sehingga dapat dipakai sekaligus untuk menghitung volume semua jenis
item pekerjaan yang berkaitan.
Volume harus diukur secara akurat berdasarkan dimensi dan elevasi
pekerjaan hasil terpasang, serta pengukuran langsung dilapangan.
Hitung total luas masing-masing jenis item pekerjaan yang dijadikan
prestasi, sehingga volume bagian bangunan diantara dua irisan berdekatan
bisa didapat dan dicatat dalam lembar detail perhitungan dilengkapi gambar
sketsa irisan-irisan.
Hasil perhitungan volume pekerjaan yang diprestasikan dimasukan
kedalam formulir hasil prestasi bulanan, dilampiri lembar perhitungan detail
dan dimintakan persetujuan dari Direksi setelah diverifikasi oleh Konsultan
Supervisi.
Lampirkan hasil uji kualitas paling mutakhir sesuai prosedur dan
persyaratan teknis tercantum dalam spesifikasi.
Lampirkan foto dokumentasi saat awal, selama dan akhir pelaksanaan dari
titik dan sisi serupa sehingga mudah dibedakan perkembangan
prestasinya.
Direksi menerbitkan Sertifikat Prestasi Pekerjaan dilampiri perhitungan
volume pekerjaan terpasang dan penilaian uji kualitas setelah dikoreksi Tim
Konsultan.
10
Hasil uji mutu tersebut dievalusi untuk mendapatkan rekomendasi oleh Tim
Konsultan Supervisi sesuai persyaratan spesifikasi teknis, untuk
selanjutnya mendapatkan persetujuan Direksi.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi melakukan pengujian mutu, dan
peninjauan produk ke pabrik pembuat Mini Pile yang akan dipergunakan
dalam pelaksanaan di lapangan nanti dan didampingi wakil Direksi
pekerjaan konstruksi dan wakil Tim Konsultan Supervisi
11
8. Pengujian Kepadatan Timbunan
Sebelum pelaksananan urugan dan timbunan dilokasi yang ditunjukan pada
gambar pelaksanaan, maka dilakukan prosedur yang ditempuh sebagai
berikut:
a) Percobaan pemadatan lapangan.
Konfigurasi berat alat pemadat, minimal 8 ton.
Jumlah minimal lintasan 4 kali.
Jumlah kadar air ideal, diuji dengan Speedy Test.
Maksimal tebal lapisan tanah hamparan 40 cm.
Pengambilan contoh uji lapisan tanah yang telah padat.
Test Standard Proctor ulang kepadatan lapisan tanah.
b) Pelaksanaan Pemadatan Lapangan.
Metode percobaan pemadatan dipakai sebagai acuan.
Penghamparan lapisan terakhir maksimal 30 cm.
Pengambilan contoh uji lapisan tanah yang telah padat setiap 5.000 m2
c) Test Sandcone
− Test Sandcone pada tanah dilakukan untuk mengtahui kepedatan tanah
ditempat dari lapisan tanah atau perkerasan yang dipadatkan. Alat yang
diuraikan disini hanya terbatas untuk tanah yang mengandung butiran
kasar tidak lebih dari 5 cm. Kepadatan lapangan adalah berat kering
persatuan isi.
12
a) Tahap Persiapan
1. Pemeriksaan Metode dan Rencana Kerja Kontraktor
Kelayakan teknis metode dan rencana kerja Kontraktor untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi perlu dikaji dan diperiksa secara teliti dan hati-hati,
sebagai bukti justifikasi bahwa target dan sasaran kegiatan tersebut dapat
tercapai sesuai dengan persyaratan teknis dan administrasi Kontrak.
Impelentasi kegiatan ini antara lain memberikan tanggapan dan
rekomendasi terhadap metode pelaksanaan dalam Pre Construction Meting
yang dipresentasikan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Direksi.
Pemeriksaan meliputi:
Memeriksa / mengoreksi metode dan jadwal pelaksanaan konstruksi.
Menyiapkan network planning bersama penyedia jasa konstruksi.
Mengevaluasi prosedur dan metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Pengarahan prosedur dan metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Identifikasi indikasi permasalahan dan hambatan pelaksanaan.
Usulan teknis penanganan permasalahan dan hambatan.
Pencegahan penyimpangan standar prosedur dan spesifikasi
pelaksanaan.
2. Penyesuaian Desain
Penyesuaian desain dan kajian teknis terhadap perubahan-perubahan jenis
pekerjaan sesuai kondisi lapangan dan bila dipandang perlu saran review
13
Tim Konsultan Supervisi dapat dilaksanakan. Adapun tugas Konsultan pada
penyesuaian desain adalah melakukan hal-hal sebagai berikut:
Meneliti dan memberi masukan tentang kesesuaian desain dengan
keadaan lapangan kepada pemilik pekerjaan.
Menyiapkan data pendukung (data ukur, dll) yang dibutuhkan dalam
rangka review desain sesuai kebutuhan lapangan.
Menyiapkan konsep penyesuaian desain sesuai dengan
kebutuhan/kondisi lapangan.
14
Gambar profil memanjang dan melintang bangunan.
Gambar detail irisan melintang bangunan.
Perhitungan aritmatik kuantitas.
Foto dokumentasi sebelum dan sesudah pelaksanaan.
2. Pengawasan Konstruksi
Melakukan pengawasan pelaksanaan konstruksi, antara lain :
Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan, spesifikasi
teknik dan desain sebagaimana ditentukan dalam dokumen kontrak
pekerjaan konstruksi.
Menyusun Standar Operasi Prosedur (SOP) pelaksanaan konstruksi.
Memeriksa dan mengesahkan laporan harian, laporan mingguan dan
laporan bulanan yang dibuat, oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
Memberi masukan lisan/tertulis secara pro aktif, akurat dan tepat
kepada direksi atau pemilik pekerjaan dalam rangka memperoleh
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan.
Mengevaluasi program harian, mingguan penyedian jasa konstruksi
serta memberikan ijin lingkup pekerjaan per minggu sesuai jadwal
pelaksanaan.
Melaksanakan sosialisasi spesifikasi teknis yang tercantum dalam
kontrak kepada seluruh personil teknis penyedia jasa konstruksi.
Melaksanakan dan menerapkan tata cara, prosedur, mekanisme
pelaksanaan yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Mutu
Kontrak (RPMK) dan hasilnya dilaporkan kepada direksi pekerjaan.
Melaksanakan tugas supervisi sesuai dengan standar prosedur
pengawasan yang berlaku yang telah dijabarkan dalam Kerangka
Acuan Kerja.
Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus-menerus
sehubungan dengan pengendalian mutu dan volume pekerjaan serta
15
menandatangani laporan bulanan, apabila pelaksanaan pekerjaan telah
memenuhi ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan.
Konsultan Pengawas harus melaporkan secara tertulis kepada pemilik
pekerjaan apabila terjadi adanya penyimpangan-penyimpangan dari
ketentuan dan persyaratan teknis, dengan tembusan kepada penyedia
jasa konstruksi.
Melaporkan kepada Pemilik Pekerjaan masalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapain target fisik,
serta mengusulkan upaya penanggulangan dan tindak turun tangan
yang diperlukan, dan membantu Pemilik Pekerjaan menyiapkan konsep
teguran terhadap Penyedia Jasa Konstruksi.
Melaporkan dan mencatat pemakaian bahan yang diperlukan, jumlah
tenaga dan alat yang dipergunakan.
Membantu Pemilik Pekerjaan dalam pelaksanaan penyerahan pertama
pekerjaan/ Previsional Hand Over (PHO).
16
Evaluasi final kualitas pekerjaan konstruksi meliputi rangkuman hasil uji
kualitas dan kesimpulan akhir kualitas konstruksi bangunan, sebagai
persyaratan teknis Penyerahan Pertama Hasil Pelaksanaan Konstruksi
kepada Pengguna Jasa.
Evaluasi final estetika hasil pekerjaan konstruksi dan kesimpulan akhir
penampilan konstruksi guna penyempurnaan pada masa pemeliharan.
Verifikasi dan klarifikasi dokumen-dokumen pendukung pembayaran
tahap Penyerahan Pertama Hasil Pelaksanaan Konstruksi.
17
tenaga, peralatan, pelaksanaan uji di lapangan dll pengaturan yang
diperlukan.
Rapat dengan Desa Tempuran Kabupaten Mojokerto dan Desa
Blimbing Kabupaten Jombang kaitannya dengan usulan lokasi yang
mengalami genangan pada waktu banjir di sawahnya dan rumahnya.
Pengecekan bersama kondisi lapangan sebagai masukan kemudian di
usulkan kepada PPK Sungai & Pantai untuk mendapat persetujuan
sebelum pekerjaan dimulai.
18
e) Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan setiap hari yang dicapai
Pelaksana pada lembar kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang telah
disetujui;
f) Memonitor dan mengevaluasi secara seksama kemajuan dari semua
pekerjaan dan melaporkannya segera/tepat waktu kepada PPK bila kemajuan
pekerjaan terlambat sebagaimana tercantum pada buku Spesikasi Umum dan
hal itu benar – benar berpengaruh terhadap jadwal penyelesaian yang
direncanakan. Dalam hal demikian, maka Supervision Engineer juga membuat
rekomendasi secara tertulis bagaimana caranya untuk mengejar
keterlambatan tersebut;
g) Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap pekerjaan
yang telah selesai yarig disampaikan oleh Quantity Engineer,
h) Menjamin bahwa sebelum pelaksana diijinkan untuk melaksanakan pekerjaan
berikutnya, maka pekerjaan – pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup atau
menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa dan diuji serta sudah memenuhi
persyaratan dalam Dokumen Kontrak;
i) Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu dan jumlah pekerjaan
yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap bukti pembayaran
bulanan Pelaksana;
j) Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa – sketsa yang benar
untuk bahan PPK pada setiap lokasi pekerjaan;
k) Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Sebenarnya Terbangun/
Terpasang (as-built drawings) dan megupayakan agar semua gambar tersebut
dapat diselesaikan sebelum Penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO);
l) Memeriksa dengan teliti dan seksama setiap gambar – gambar kerja dan
Analisa atau perhitungan konstruksi dan kuantitasnya, yang dibuat oleh
Pelaksana sebelum pelaksanaan;
m) Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua
lokasi pekerjaan dalam kontrak membuat laporan kepada PPK terhadap hasil
inspeksi lapangan lewat Team Leader Supervisi Konsultan.
19
n) Memberi rekomendasi kepada PPK melalui Team Leader Supervisi Konsultan.
hasil penjaminan mutu dan keluaran hasil pekerjaan serta pemenuhan tingkat
layanan jalan terkait dengan usulan pembayaran yang diajukan Pelaksana;
o) Mengkoordinasikan pembuatan laporan – laporan mengenai kemajuan fisik
dan keuangan proyek yang ada dibawah wewenangnya dan menyerahkan
kepada PPK serta instansi lain yang terkait tepat pada waktunya; dan
p) Menyusun/memelihara arsip korespondensi kegiatan, laporan harian laporan
mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran
q) Pembayaran, gambar desain, laporan hasil inspeksi lapangan, dan lainnya.
20
tegaknya, untuk mengetahui jarak tulangan pokok dan tulangan bagi sudah
sesuai dengan desain, setelah dilakukan Joint Inspection penyedia jasa di
ijinkan untuk melaksanakan pengecoran beton K. 300 adapun kegiatan
Joint Inspection dilaksanakan oleh Konsultan Supervisi dan Pelaksana
pekerjaan dilapangan sebagai wakil dari Penyedia Jasa dan Satuan Kerja
Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Brantas Balai
Besar Wilayah Sungai Brantas.
Untuk pengecoran beton K.300 semua dinding penahan tanah (DPT)
terlebih dahulu dilakukan Joint Inspection semua pembesian baik untuk
pondasi maupun dinding tegak kaitannya dengan jarak tulangan melintang
dan memanjangnya juga diameter besi tulangan, dan penyedia jasa tidak di
ijinkan untuk order beton sebelum Joint Inspection dilaksanakan sesuai
dengan desain dinding penahan tanah (DPT).
21
pula. Sehingga kadar air tertentu akan didapat keadaan yang paling padat
(angka pori yang paling rendah) Kadar air dimana tanah mencapai keadaan
yang paling padat disebut kadar air optimum.
Satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam pekerjaan tanah adalah
kepadatan lapangan (berat isi kering) Karena walaupun nilai CBR (California
Bearing Ratio) telah memenuhi standar, namun jika kepadatan lapisan nya
masih belum baik, maka deformasi akibat konsolidasi masih dapat terjadi
penyebaran beban ke lapis tanah dibawahnya akan terjadi kurang baik, yang
dapat mengakibatkan kegagalan lapis dasar tanah dasar secara keseluruhan.
22
dalampelaksanaan kegiatan konstruksi tersebut menimbulkan berbagai dampak
yang tidak dinginkanantara lain yang menyangkut aspek keselamatan dan
kesehatan kerja.
Didalam pelaksanaan pekerjaan harus diperhatikan dan dijaga keselamatan, baik
untuk para pekerja, petugas-petugas dari Kontraktor, Konsultan dan Pengguna
Jasa maupun peralatan dan bahan-bahan bangunan yang dipergunakan dalam
pekerjaan. Program K3 disusun paling sedikit berisi: Kebijakan K3 Proyek;
Organisasi K3; Perencanaan K3; Pengendalian dan Program K3; Pemeriksaan
dan Evaluasi Kinerja K3; Program K3 dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi
pekerjaan. Penyedia Jasa harus membuat rencana keselamatan konstruksi, yang
diperlukan untuk pengawasan/monitoring keselamatan konstruksi di lapangan
yang bertujuan untuk mengendalikan/mengontrol pelaksanaan keselamatan
selama konstruksi berlangsung. Semua kegiatan pengawasan/monitoring
pelaksanaan keselamatan konstruksi dicatat dan dilaporkan tiap bulan setiap jenis
pekerjaan konstruksi. Pada bulan pada ini pekerjaan konstruksi yang dilakukan
adalah kistdam, pengeringan, pembersihan dan kupasan lahan, galian tanah,
urugan kembali bekas galian, dan pengecoran bangunan dinding penahan tanah
(DPT) . Dari hasil monitoring keselamatan konstruksi di lapangan penyedia jasa
telah menunjukkan kesiapannya bahwa kegiatan keselamatan konstruksi untuk
kelengkapan peralatan K3 sudah cukup baik dan lengkap.
23
Monitoring Keselamatan Kerja Konstruksi
24
BAB IV RENCANA KEGIATAN KONSTRUKSI
- Volume Pekerjaan
- Ketersediaan material
- Ketersediaan alat
- Ketersediaan tenaga
- Waktu yang tersedia
25
26
Layout rencana pekerjaan
Lokasi Pekerjaan :
1. Peninggian Tanggul kanan dan kiri K. Jombok panjang = 1.950 m selesai dikerjakan
2. Peninggian Tanggul kanan dan kiri K. Watudakon panjang = 800 m selesai dikerjakan
3. Pembangunan Revetment Type 1 WK.4 Sungai Watudakon = 168 m sedang dikerjakan
4. Pembangunan Revetment Type 1 BK.3 Sungai Balongkray = 372 m selesai dikerjakan
5. Pembangunan Revetment Type 1 BK.8 Sungai Balongkray = 456 m selesai dikerjakan
6. Pembangunan Revetment Type 1 BK.9 Sungai Balongkray = 240 m sedang dikerjakan
7. Pembangunan Revetment Type 2 WK.10 Sungai Watudakon = 240 m sedang dikerjakan
8. Pembangunan Revetment Type 2 WK.11 Sungai Watudakon = 240 m selesai dikerjakan
9. Pembangunan Revetment Type 3 WK.12 Sungai Watudakon = 168 m sedang dikerjakan
10. Pintu Klep Watudakon = 3 Unit sedang dikerjakan
11. Pintu Klep Jombok = 10 Unit sedang dikerjakan
12. Trash Rack = Sedang dikerjakan
27
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 KENDALA
28
2. Khusus pekerjaan Dinding Penahan Tanah (DPT) di WK. 10 sepanjang 240 m
Desa Keprabon karena lokasi di pinggir Kali Watudakon sering terjadi
permukaan naik karena hujan daerah hulu sehingga kistdam sering tergenang
3. Hujan yang sering terjadi didaerah Jombang dan Mojokerto pada bulan Oktober
ini mengakibatkan naiknya elevasi muka air di Kali Watudakon hal ini belum
berpengaruh dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi.
5.3 SARAN
1. Penyedia jasa segera melakukan kegiatan lapangan dengan peralatan yang
diperlukan seperti Excavator Buldozer Vibrator Roller khusus untuk
pemancangan Steel Sheet Pile dengan panjang 6. 00 m harus menggunakan
alat Vibro Hammer dan tenaga pelaksana dan alat penunjang lainnya seperti
pompa air, mesin las listrik dan gen set dengan kapasitas yang memadai.
2. Untuk pekerjaan pemancangan SSP maupun Mini Pile yang lokasinya ditebing
sungai penyedia jasa agar membuat Kistdam didalam alur sungai sekaligus
untuk operasional alat Vibro Hammer dalam pemancangan SSP dan Mini Pile
di lokasi WT. 10 sebelah kiri alur sungai Watudakon Desa Keprabon.
3. Untuk pekerjaan pemancangan beton Minipile disungai Balongkray sebagai
penahan pondasi Dinding Penahan Tanah (DPT) BK. 8 kiri agar menggunakan
alat Alat Pancang Jack In Pile karena Minipile yang dipancang jumlahnya
banyak dengan panjang 3.00 m sampai dibawah dasar sungai agar hasilnya
tepat dan cepat penyelesaiannya.
4. Untuk pekerjaan pembesian pondasi dan dinding tegak DPT BK. 8 kiri material
besi tulangan agar diperhitungkan kebutuhanya agar waktu pelaksanaan tidak
sampai terganggu demikian dengan tenaga di tambah.
5. Untuk pekerjaan pelebaran alur kanan dan kiri Afvour Watudakon dari hulu ke
hilir sepanjang 800.00 m agar menggunakan alat Excavator Long Arm agar
jangkauannya bisa mencapai kedasar sungai.
6. Hasil galian dari alur Kali Watudakon agar ditempatkan di lokasi yang telah
disetujui oleh direksi demikian juga kendaraan pengangkut hasil galian alur Kali
Watudakon
29
7. Untuk pekerjaan peninggian tanggul kanan dan kiri dengan mendatangkan
tanah dari luar pada Kali Watudakon Penyedia Jasa segera mendatangkan
Buldozer dan Vibrator Roller untuk peerataan permukaan dan untuk
pemadatan serta Dump Truck pembawa tanah dari luar.
8. Dump Truck yang mengangkut tanah dari luar yang melintasi jalan masuk desa
agar koordinasi dengan Kepala Desa agar tidak menganggu masyarakat.
9. Kegiatan yang tidak kalah penting perlu diperhatikan oleh pihak penyedia jasa
yaitu penyediaan APD sebagai pelindung bagi tenaga pelaksana dilapangan
untuk menghindari kecelakaan kerja ditempat kerja.
10. Untuk lokasi pembuangan spoil banks dari hasil galian Afvour Watudakon agar
mengadakan koordinasi dengan pemerintah desa setempat.
11. Dalam cuaca saat ini sudah mulai musim hujan agar penyedia jasa melakukan
pembersihan tanah yang tercecer dijalan agar tidak menimbulkan kecelakaan
karena tanah becek seperti di Desa Tempuran dan Desa Jombok.
12. Untuk pemancangan SSP di Kali Watudakon sebelah kanan dan kiri
mengingat pelaksanaan bersamaan agar dipikirkan mendatangkan alat
pancang Vibro Hammer lagi dan menambah personil dilapangan.
13. Untuk mendukung pelaksanaan dilapangan penyedia jasa agar menambah
Excavator untuk membantu pengecoran beton K. 300 DPT Type 1, mengingat
lokasi pekerjaan tidak terjangkau dengan Truk Mixer Concrete (TMC) ke lokasi
harus dilakukan secara melansir beton ke dalam bucket Excavator akan lebih
cepat penyelesaiannya dalam pekerjaan pengecoran.
30
FOTO – FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN BULAN VI
Pekerjaan DPT Type 1 BK. 3 kiri selesai Pekerjaan DPT Type 1 BK. 3 kanan selesai
dikerjakan dikerjakan
Pengerukan tanah bekas kistdam DPT Type Pengerukan tanah bekas kistdam DPT Type
1 BK. 3 kanan untuk bahan timbunan 1 BK. 3 kiri untuk bahan timbunan
DPT Type 1 BK. 3 kiri selesai dikerjakan DPT Type 1 BK. 3 kanan selesai dikerjakan
dan Tanah bekas kistdam sudah bersih dan tanah bekas kistdam sudah bersih
31
Pengecoran beton K. 300 pondasi DPT Type 1 Pemeriksaan begisting dan suling drainase pada
BK. 8 kiri setelah dilakukan JI. DPT. Type 1.sebelum dilaksanakan
pengecoran beton
Pengecekan Elevasi Top DPT Type 1 sebelum Pengecoran beton K. 300 setelah dilakukan
pengecoran beton untuk mengetahui tingginya pengecekan Elevasi Top DPT Type 1 BK. 8 kiri
Pekerjaan struktur DPT Type 1 BK. 8 kiri Pekerjaan struktur DPT Type 1 BK. 8 kiri sudah
dilakukan pengerukan tanah bekas kistdam selesai dikerjakan aliran sungai mulai lancar
32
Pemancangan Mini Pile Beton panjang 3.00 m Pemasangan tulangan pondasi DPT Type 1
untuk perkuatan DPT Type 1 WT.10 kiri setelah dilakukan JI siap untuk di cor beton K.
300
Pengecoran beton K. 300 pada pondasi DPT Pemasangan begisting dan suling – suling
Type 1 WT. 10 kiri dibantu Excavator drainase DPT Type 1 sebelum dilakukan
pengecoran beton
Pengecoran beton K. 300 pada dinding DPT Pekerjaan struktur DPT Type 1 WT. 10 kiri
Type 1 WT. 10 kiri dibantu Excavator selesai dilaksanakan sepanjang 216 m
33
Pemasangan bronjong sepanjang 216 m Pengecekan jarak DPT Type 1 dengan jalan
didepan DPT Type 1 sebagai penahan scoring untuk perhitungan tanah urugan di belakangnya
dasar sungai
Pengerukan tanah bekas kistdam di dalam alur Pekerjaan struktur DPT Type 1 WT. 10 kiri
Sungai sebagai bahan timbunan dibelakang sudah selesai dikerjakan alur sungai mengalir
DPT Type 1 WT. 10 kiri selesai dikerjakan. lancar
Penentuan lokasi pemancangan untuk DPT Pemancangan SSP untuk DPT Type 2 WK.51
Type 2 WK. 51 kanan kanan menggunakan Vibro Hammer
34
Pengecekan Elevasi Top SSP sebelum Pemancangan Mini Pile dibelakang SSP
dilakukan pembesian Caping Beam diatasnya sebelum dilakukan pembesian Caping Beam
SSP
Pembesian untuk Caping Beam DPT Type 2 Pembesian untuk Caping Beam dan dinding
WK. 51 kanan DPT Type 2 WK. 51 kanan
35
Pengecoran DPT Type 2 WK. 51 kanan pada Dinding DPT Type 2 WK. 51 kanan bagian hulu
Pada malam harii karena menunggu antrian TM sudah selesai dilaksanakan. Panjang 70.00 m
Pengecoran DPT Type 2 WK. 51 kanan pada Dinding DPT Type 2 WK. 51 kanan bagian hulu
Pada malam harii karena menunggu antrian TM sudah selesai dilaksanakan. Panjang 70.00 m
Pembesian Caping Beam diatas SSP yang Pembesian Caping Beam dengan SSP dilas
sudah terpancang dengan las sebelum agar menyatu dengan kuat sebelum di cor
dipasang begisting beton
36
Pekerjaan begisting Caping Beam dan Dinding Pengecoran dinding DPT Type 2 WK.51 kanan
DPT 51 kanan WK. pelaksanaan pada malam hari
Dinding DPT Type 2 WK. 50 kanan selesai dicor Pemancangan Mini Pile beton dibelakang
Segera dilakukan pemancangan Mini Pile beton dinding DPT Type 2 WK. 50 kanan untuk
DPT dibelakangnya sebagai penahan pondasi penahan pondasi DPT tegak agar
kedudukannya stabil
Pembesian pondasi dan dinding tegak DPT Pengecoran pondasi dinding tegak DPT
Type 2 WK. 50 kanan Type 2 WK. 50 kanan
37
Bersama pengawas dan Peltek pekerjaan DPT Arahan dari Peltek pemancangan SSP mundur
Type 2 WK. 58 kanan diskusi untuk memulai 0.50 m dari Land Hoof jembatan Beluk agar
Pemancangan SSP Land Hoof jembatan tampungan debit sungai terpenuhi
Pemancangan pertama SSP DPT Type 2 WK. Pemancangan SSP hari berikutnya berjalan
58 di hulunya jembatan Beluk pada sore hari lancer Dengan target 50 btg SSP setiap harinya.
Sebelum dilakukan pemancangan Mini Pile Pemancangan Mini Pile berikutnya sesudah
beton Jarak antar tiang Mini Pile diukur lebih SSP yang terpancang mencapai panjang 50.00
dahulu Sesuai dengan desain setiap 4.00 m m pemancangan menggunakan Excavator.
38
Dilakukan Joint Inspection untuk mengetahui Pemasangan begisting Caping Beam DPT Type
jarak Tulangan sebelum pengecoran beton K. 2 WK. 58 kanan sebelum pengecoran
225
Pembesian Caping Beam dan dinding DPT Pengecoran beton DPT Type 2 WK. 58
Type 2 kanan
39
Normalisasi alur sungai Watudakon dari Tempat penampungan hasil galian dari
hilir jembatan jalan Tol Mojokerto – sungai Watudakon di Desa Beluk
Surabaya
Mendatangkan tanah dari luar untuk Pemerataan tanah dari luar untuk
material timbunan tanggul sungai dipadatkan sebagai tanggul sungai
Watudakon Watudakon
Mendatangkan tanah dari luar untuk Pemerataan tanah dari luar untuk
material timbunan tanggul sungai dipadatkan sebagai tanggul sungai
Watudakon Watudakon
40
Normalisasi alur tebing sungai Watudakon Mendatangkan tanah dari luar untuk
sebelah Kanan hasil galian sebagian timbunan tanggul kanan sungai Watudakon
dipakai untuk timbunan
Pemerataan tanah timbunan dari luar Pemadatan tanah timbunan dari luar
sebelum Dipadatkan dengan Vibro Roller dengan Vibro Roller tanggul sebelah kanan
Pengecekan elevasi tanggul tanah timbunan Hilir tanggul kanan sungai Watudakon selesai
yang Sebelah kanan sesudah dipadatkan dikerjakan
41
Sungai Watudakon sebelum dikerjakan Pelaksanaan normalisasi sungai
normalisasi Watudakon
Pelaksanaan normalisasi sungai Watudakon Normalisasi selesai dikerjakan mulai dari hilir
Hasil galian langsung diangkut dengan truk jembatan Tol Mojokerto - Surabaya
42
Pengangkatan trash rack yang rusak Kunjungan PPK dan staf teknik ke lokasi
karena Sampah yang terbawa banjir pekerjaan Trash Rack Watudakon untuk
nyangkut diganti baru.
Perbaikan lantai hilir trash rack dengan Pilar trash rack di bongkar dipasang untuk
memasang Bronjong untuk mencegah frame pintu trash rack nantinya
gerusan air dari hulu
Sandaran pada jembatan pelayanan bangunan Frame untuk trash rack yang terpasang untuk
Dibongkar untuk dilebarkan untuk memudahkan diganti dengan trash rack mekanis dalam
Pengoperasian trash rack secara mekanis pengoperasian pada saat debit banjir besar.
43
Pemasanga frame pintu untuk dipasang pada Pembesian pada lantai jembatan pelayanan
Pilar trash rack yang sudah disiapkan untuk di trash rack dan pembongkaran sandaran lama
cor Beton sebagai pengaku dengan pilar, segera di cor beton K. 225
44
Bangunan DPT Type 1 BK. 8 kiri alur sungai Balongkray selesai
Bangunan DPT Type 1 BK. 3 kiri dan kanan alur sungai Balongkray selesai dikerjakan
45
Bangunan DPT Type 1 WT. 10 kiri pada alur sungai Watudakon selesai dikerjakan
Untuk pekerjaan perbaikan Trash Rack dan pelebaran jembatan masih dikerjakan
46
Pekerjaan sayap kanan dan kiri Trash Track sudah selesai dikerjakan
47
Normalisasi alur sungai dan peninggian tanggul Kali Watudakon selesai dikerjakan
48
Desain DPT Type 2 BK. 9 kanan sungai Balongkray dalam pelaksanaan
Desain DPT Type 3 WK. 12 kanan dan WK. 10 kiri sungai Watudakon dalam pelaksanaan
49