Penelitian ini menganalisis hubungan karakteristik perawat, motivasi, dan supervisi dengan kualitas dokumentasi proses asuhan keperawatan. Hasilnya menunjukkan bahwa motivasi perawat dan supervisi berhubungan signifikan dengan kualitas dokumentasi, sedangkan karakteristik perawat seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pengalaman tidak berhubungan. Motivasi perawat yang rendah cenderung menurunkan kualitas dokument
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan3 halaman
Penelitian ini menganalisis hubungan karakteristik perawat, motivasi, dan supervisi dengan kualitas dokumentasi proses asuhan keperawatan. Hasilnya menunjukkan bahwa motivasi perawat dan supervisi berhubungan signifikan dengan kualitas dokumentasi, sedangkan karakteristik perawat seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pengalaman tidak berhubungan. Motivasi perawat yang rendah cenderung menurunkan kualitas dokument
Penelitian ini menganalisis hubungan karakteristik perawat, motivasi, dan supervisi dengan kualitas dokumentasi proses asuhan keperawatan. Hasilnya menunjukkan bahwa motivasi perawat dan supervisi berhubungan signifikan dengan kualitas dokumentasi, sedangkan karakteristik perawat seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pengalaman tidak berhubungan. Motivasi perawat yang rendah cenderung menurunkan kualitas dokument
Penelitian ini menganalisis hubungan karakteristik perawat, motivasi, dan supervisi dengan kualitas dokumentasi proses asuhan keperawatan. Hasilnya menunjukkan bahwa motivasi perawat dan supervisi berhubungan signifikan dengan kualitas dokumentasi, sedangkan karakteristik perawat seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pengalaman tidak berhubungan. Motivasi perawat yang rendah cenderung menurunkan kualitas dokument
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3
ANALISA JURNAL
Judul Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi, Dan Supervisi
Dengan Kualitas Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan Kata Kunci Dokumentasi Asuhan Keperawatan, karakteristik perawat, motivasi, supervisi. Penulis Retyaningsih Ida Yanti, Bambang Edi Warsito Pendahuluan Mutu asuhan keperawatan dapat tergambar daridokumentasi proses keperawatan (Gillies, 1994). Dokumentasi dalam keperawatan memegang peranan penting terhadap segala macam tuntutan masyarakat yang semakin kritis dan mempengaruhi kesadaran masyarakat akan hak-haknya dari suatu unit kesehatan. Pendokumentasian merupakan suatu kegiatan pencatatan, pelaporan atau merekam suatu kejadian serta aktivitas yang dilakukan dalam bentuk pemberian pelayanan yang dianggap penting dan berharga (Dalami, 2011). Pendokumentasian yang tidak dilakukan dengan lengkap dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena tidak dapat mengidentifikasi sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan, dalam aspek legal perawat tidak mempunyai bukti tertulis jika klien menuntut ketidakpuasan akan pelayanan keperawatan (Nursalam, 2008; Iyer, 2001). Dokumentasi asuhan keperawatan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sebagai metode ilmiah penyelesaian masalah keperawatan pada pasien untuk meningkatkan outcome pasien (Aziz, 2002). Ciri dokumentasi asuhan keperawatan yang baik adalah berdasarkan fakta (factual basis), akurat (accuracy), lengkap (completeness), ringkas (conciseness), terorganisir (organization), waktu yang tepat (time liness), dan bersifat mudah dibaca (legability) (Potter & Perry; 2009). Prinsip-prinsip pendokumentasian direvisi menjadi tiga bentuk standar dokumentasi yaitu communication, accountability, dan safety (ANA, 2010). Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perawat, motivasi, dan supervisi dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan Metode Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 106 responden. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57 (53,8%) responden berusia kurang dari 32 tahun, 88 (83,0%) responden berjenis kelamin wanita, 73 (68,9%) responden tingkat pendidikannya DIII Keperawatan, 54 (50,9%) responden masa kerja kurang dari 7 tahun, 74 (69,8%) responden tidak pernah mengikuti pelatihan pendokumentasian asuhan keperawatan, 56 (52,8%) responden motivasi pendokumentasian asuhan keperawatan tidak baik, 90 (84,9%) responden persepsi terhadap supervisi kepala ruang tentang pendokumentasian asuhan keperawatan baik, dan 58 (54,7%) kualitas dokumentasi kurang baik. Hasil penelitian tidak ada hubungan antara umur P value=0,478 (P >0,05), jenis kelamin P value = 0,659, tingkat pendidikan P value= 0,902, masa kerja P value = 0,546, dan pelatihan P value = 0,521 dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Ada hubungan antara motivasi P value = 0,036 dan supervisi kepala ruang P value = 0,041 dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian ini adalah motivasi perawat yang tidak baik cenderung kualitas dokumentasi juga tidak baik (P value 0,036). Supervisi mempunyai hubungan yang signifikan dalam meningkatkan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan (P value = 0,041). Saran Saran bagi rumah sakit, diharapkan selalu memperhatikan motivasi perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan, sehingga diperlukan pembinaan misalnya dengan memberikan reward, peningkatan pendidikan, pelatihan, maupun seminar yang berkaitan dengan dokumentasi asuhan keperawatan