Proposal Aku

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

1

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa

agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan

dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan

masyarakat.1

Pendidikan menurut UU Sikdisnas No. 20 tahun 2003 adalah Usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.2 Dengan demikian, pendidikan

merupakan usaha sadar untuk membimbing, mengarahkan, dan mengontrol

peserta didik agar menjadi manusia seutuhnya melalui proses pembelajaran

atau proses belajar mengajar.

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi,

yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media

tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan

penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan

yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau pendidikan yang ada

dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain, ataupun

1
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm.79
2
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm. 455
2

penulis buku dan produser media, salurannya adalah media pendidikan dan
3
penerima pesannya adalah siswa atau juga guru. Dalam proses

komunikasi biasanya ada hambatan-hambatan yang menghalangi

kelancaran untuk menyampaikan isi pesan, hambatan tersebut seperti

verbalisme dan kurangnya perhatian. verbalisme terjadi apabila guru

terlalu banyak menggunakan kata-kata dalam menjelaskan isi pelajaran.

Karena dalam penyampaian materi yang monoton, membuat siswa kurang

tertarik atau kurang memperhatikan apa yang di sampaikan oleh guru.

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar atau proses

pembelajaran ditentukan oleh beberapa komponen, diantaranya yaitu guru,

peserta didik, metode atau strategi pembelajaran, media pembelajaran dan

evaluasi pembelajran. Guru tanpa peserta didik tidak akan terjadi proses

pembelajaran, sedangkan peserta didik tanpa komponen-komponen

tersebut tidak mungkin terjadi adanya proses pembelajaran.

Jadi, hal ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Guru yang profesional, adalah guru yang memiliki pengetahuan,

kemampuan dan keterampilan serta dapat memberi pengajaran yang kreatif

dan inovatif terhadap peserta didik. Salah satunya yaitu dengan

memanfaatkan media pembelajaran.

Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh banyak praktisi

pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik di dalam

maupun di luar kelas, terutama membantu peningkatan prestasi belajar


3
Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatan,(Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm.11- 12
3

siswa.4 Karena dengan memanfaatkan media dalam proses belajar

mengajar materi atau pesan yang akan disampaikan sukar dijelaskan secara

verbal dapat diperjelas atau dapat dibantu dengan menggunakan media.

Pemanfaatan media pembelajaran dengan baik sangat membantu

peserta didik dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran yang

disampaikan pendidik. Pemanfaatan media pembelajaran dapat membantu

pendidik dalam mengatasi masalah yang berkenaan dengan ruang, waktu

dan tempat yang tidak mungkin dihadirkan oleh pendidik secara langsung,

nyata dan apa adanya. Informasi pelajaran yang disajikan dengan

memanfaatkan media yang tepat akan memberikan kesan mendalam dan

akan lama lebih tersimpan dalam ingatan peserta didik.

Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa pemanfaatan media

pembelajaran bukan sekedar untuk membantu pendidik dalam proses

pembelajaran, tetapi lebih dari itu sebagai usaha yang ditujukan untuk

memudahkan peserta didik dalam menerima materi pelajaran yang

disampaikan.

Pada mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dalam

penyampaian materinya disetiap lembaga pendidikan tentunya berbeda-

beda, tergantung kemampuan pendidik dan fasilitas yang ada dalam

lembaga pendidikan tersebut. Pada era modern ini banyak pendidik yang

masih menggunakan metode-metode klasik dan kurang dalam

memanfaatkan media atau menciptakan media dalam proses belajar

4
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2008), hlm.2
4

mengajar. Proses pembelajaran yang bervariasi serta dengan

memanfaatkan media-media yang kreatif dan inovatif tentu akan

mengurangi kebosanan dan kejenuhan peserta didik dalam kegiatan belajar

mengajar. Karena dengan proses pembelajaran yang menyenangkan, akan

membangkitkan minat dan perhatian peserta didik dalam proses

pembelajaran yang nantinya akan berdampak pada hasil belajar peserta

didik.

Berdasarkan observasi awal yang diperoleh peneliti dengan

wawancara guru kelas V MI Syekh Manshur pada tanggal 04 Maret 2021,

dengan Ibu Nani Apriani S.Pd.I, diketahui bahwa dalam proses

pembelajaran IPA kelas V perlu adanya media pembelajaran, karena

Pembelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dalam

penyampaian materi sulit dijelaskan dan harus di perkuat dan dibantu

dengan menggunakan media. Seperti, media visual, media audio visual,

media buatan, dan media lain yang dapat membantu serta mendukung

proses pembelajaran IPA. Guru sudah banyak memanfaatkan media

pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan tujuan

pembelajaran. Sebagai contoh, dalam materi organ tubuh pada

Pembelajaran IPA menggunakan media gambar dan alat peraga torso.

Tidak hanya menggunakan media yang sudah ada di sekolah saja, tetapi

guru juga membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan atau

menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar yang kemudian dibuat

menjadi media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang


5

disampaikan. Seperti, dalam materi organ tubuh sub bab alat pernapasan

pada manusia menggunakan media yang dibuat dari botol plastik. Media

tersebut cukup praktis dan ekonomis menurut beliau, karena menggunakan

bahan bekas yaitu botol plastik. Dengan adanya media, peserta didik lebih

tertarik, semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

dan amemudahkan peseeta didik dalam menerima apa yang disampaikan

pendidik sehingga menjadi motivasi belajar bagi peseta didik, hal tersebut

membuat hasil belajar peserta didik rata-rata mencapai KKM5

Pemilihan kelas V karena berdasarkan silabus pelajaran IPA, kelas

V banyak dibutuhkan media untuk membantu proses pembelajaran. Selain

itu, guru kelas V juga sudah memanfaatkan berbagai macam media

pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran IPA.

Dari uraian di atas, pentingnya media dalam proses pembelajaran,

peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan media di MI Syekh

Manshur Desa Kadu Dodol Kecamatan Cimanuk. Guru kelas V di MI tersebut

khususnya pada Mata Pelajaran IPA selain memanfaatkan bermacam-macam

media yang telah tersedia di Madraasah tersebut, guru juga mampu membuat

media pembelajaran sendiri. Sehingga menggugah peneliti untuk meneliti

tentang media pembelajaran IPA. Maka peneliti mengambil judul

“Pemanfaatan Multimedia Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V MI

5
Observasi pendahuluan di MI Syekh Manshur Desa Kadu Dodol Kecamatan Cimanuk pada hari

Senin tanggal 04 Januari 2021 dilanjutkan dengan wawancara Guru Kelas V Ibu Nani Apriani,

S.Pd.I
6

Syekh Manshur Desa Kadu Dodol Kecamatan Cimanuk Kabupaten

Pandeglang” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pemanpaatan media pembelajaraan IPA Di Kelas V yang di lakukan oleh guru

kepada siswa MI Syekh Manshur Desa Kadu Dodol Kecamatan Cimanuk

Kabupaten Pandeglang diharapkan hasil penulisan ini dapat meningkatkan

pengetahuan, keterampilaan serta pengalaman bagi dewan guru pengajaran

secara optimal dan wawasan tentang Media Pembelajaran IPA Kelas V Di MI

Syekh Manshur Desa Kadu Dodol Kecamatan Cimanuk Kabupaten

Pandeglang.

B. Identifikasi Masalah

Sebagaimana telah dijelaskan dalam latar belakang masalah sebelumnya,

agar tidak terjadi kesalah fahaman, maka perlu diidentifikasi masalah terkait

dengan judul diatas adalah sebagai berikut: “di butuhkanya keterampilan guru

untuk Pemanfaatan Multimedia Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V MI

Syekh Manshur Desa Kadu Dodol Kecamatan Cimanuk Kabupaten

Pandeglang”

C. Pembatasan Masalah Dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan menjadi terarah dan terfokus dalam penelitian ini

perlu adanya batasan-batasan masalah, adapun batasan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut : “di butuhkanya keterampilan guru untuk

Pemanfaatan Multimedia Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V MI Syekh


7

Manshur Desa Kadu Dodol Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang”

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi latar belakang masalah diatas, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pemanfaatan Multimedia Pada Mata

Pelajaran IPA di Kelas V MI Syekh Manshur Desa Kadu Dodol Kecamatan

Cimanuk Kabupaten Pandeglang?”

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah mendeskripsikan bagaimana pemanpaatan Multimedia pada mata

pelajaran IPA Kelas V Di MI Syekh Manshur Desa Kadu Dodol

Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis/Akademisi

Hasil penulisan ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi bagi

pengembangan Ilmu khususnya Ilmu Pendidikan Khususnya di Bidang

pelajaran IPA di Kelas V. Selain itu dapat dijadikan bahan referensi bagi

pihak yang berkompeten dalam bidang ini

2. Manfaat Praktisi/ Pragmatis

a. Bagi Sekolah

Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dalam upaya memperbaiki

cara mengajar guru dalam proses pembelajraan dan meningkatkan

pengajaran dalam memanfaatkan media pembelajaran IPA


8

b. Bagi Siswa

Dengan memahami pembelajaraan IPA dapat memudahkan siswa

dalam pembelajaran IPA

c. Bagi guru

Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi guru dalam masalah

pemanfaatan media pembelajaran IPA sekolah dasar Sebagai saran

bagi guru untuk mengembangkan pengetahuan khususnya dalam

pemanfaatan media pembelajaran .

F. Kajian Teoretis

1. Pengertian Media Pembelajaran

a. Pengertian media

Sering kali kita mendengar bahkan berbicara tentang media, baik

itu di rumah, di lingkungan masyarakat terlebih di lingkungan sekolah.

Kata media sangat berkaitan erat dengan penyampaian informasi. Untuk

lebih jelasnya, berikut akan dijelaskan tentang pengertian media.

Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk

jamak dari kata medium. Kata medium dapat diartikan sebagai perantara

atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju ke

penerima.6 Dengan kata lain dapat dijelaskan, bahwa media adalah

sebuah alat yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi.

Kaitannya dengan pembelajaran maka media diartikan sebagai suatu

perantara atau alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar agar

6
Daryanto, Media Pembelajaran..., Hal. 4
9

materi yang disampaikan dapat diterima oleh peserta didik dengan baik.

Heinich, dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium

sebagai perantara yang mengantar informasi antarasumber dan

penerima. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud

pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.7

Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan

dengan kata “teknologi” yang berasal dari kata latin tekne (bahasa

Inggris art) dan logos (bahasa Indonesia “ilmu”). Menurut Webster

“art” adalah keterampilan (skill) yang diperoleh lewat pengalaman,

studi dan observasi.

Dengan demikian, teknologi tidak lebih dari suatu ilmu yang

membahas tentang keterampilan yang diperoleh lewat pengalaman,

studi, dan observasi. Bila dihubungkan dengan pendidikan dan

pembelajaran, maka teknologi mempunyai pengertian sebagai berikut :

“ Perluasan konsep tentang media, di mana teknologi bukan sekedar

benda, alat bahan atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap,

perbuatan, organisasi dan manajemen yang berhubungan dengan

penerapan ilmu.3”Secara etimologis kata “media berasal dari bahasa

latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau

’pengantar’ ” 8

7
Arief S.Sadiman,All.,Media Pembelajaran (Pengertian Pengembangan,
Pemanfaatannya)., Hal. 5
8
Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), Hal. 3
10

Dalam bahasa arab, media disebut ‘wasail’ bentuk jama’

dari ‘wasilah’ yakni sinomim al-wasih yang artinya juga ‘tengah’.

Kata ‘tengah’ itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka disebut

juga sebagai ‘perantara’ (wasilah) atau yang megantarai kedua sisi

tersebuut.9

Dari kedua pengertia di atas dapat disimpulkan bahwa media

secara estimologis berarti tengah, perantara atau pengantar.

Dari sini, berkembang berbagai definisi terminologis mengenai

media yang antara lain menyatakan bahwa : “Media adalah apa saja

yang digunakan untuk menalurkan informasi. Selain itu ada yang

menyebutkan bahwa media merupakan alat yang digunakan untuk

menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan kepada

penerima pesan. Ada juga yang memaknai media sebagai saluran

informasi.10

Media merupakan alat atau saran yang digunakan untuk

menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada

beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar

manusia, maka media yang paling dominasi dalam berkomunikasi

adalah pancaindera manusia seperti mata dan telinga. Pesan-pesan

yang diterima selanjutnya oleh panca indera selanjutnya diproses oleh

pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap

9
Munadi Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru..., Hal. 6
10
Rayandra Asyhar, Keatif Mengembangkan Media Pembelajaran..., Hal. 4
11

sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan.11

Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah

merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam

proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis,

photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual dan verbal.12

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari

pengirim kepada penerima pesan.

b. Pengertian Pembelajaran

Kerap kali kita memaknai pembelajaran dan dengan proses

mengajar. Tetapi sebenarnya kedua kata tersebut memiliki arti yang

berbeda. Proses pembelajaran memiliki arti yang lebih luar dari pada

proses mengajar. Untuk lebih jelasnya berikut akan diuaraikan tentang

makna pembelajaran dan mengajar. “Kata pembelajaran merupakan

terjemah dari istilah bahasa inggris, yaitu “instruction” yang diartikan

sebagai proses interaktif antara guru dan siswa yang berlangsung

secara dinamis. Ini berbeda dengan istilah “teaching” yang berarti

mengajar. Teaching memiliki konotasi proses belajar dan mengajar

yang berlangsung satu arah dari guru ke siswa. Dalam hal ini, hanya

guru yang berperan aktif mengajar, sedangkan siswa bersifat pasif,

11
Ibid, Hal. 4
12
Ibid, Hal.4
12

sedangkan dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya “mengajar”

melainkan “membelajarkan” peserta didik agar mau belajar. Tugas

guru tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga mendiagnosisi

kesulitan belajar, menyeleksi materi ajar, mengembangkan dan

menggunakan berbagai jenis media dan sumber belajar, dan memberi

motivasi agar sisiwa mau belajar.13”

Dari sini dapat kita simpulkan bahwa mengajar merupakan

bagian dari kegiatan pembelajaran. Yang mana dalam kegiatan

pembelajaran ini, tugas guru lebih luas dari pada kegiatan mengajar.

Dari pengertian pembelajaran secara bahasa tersebut dapat

dikembangkan pengertian pembelajaran secara istilah. Secara istilah

pembelajaran diartikan sebagai upaya membelajarkan pembelajar.

Pengertian lain tentang pembelajaran adalah upaya yang dilakukan

oleh pembelajar dengan tujuan untuk membantu siswa agar bisa

belajar dengan mudah. Adapun komponen penting yang menentukan

efektifitas proses pembelajaran adalah guru, siswa, materi, metode,

media, dan situasi.10

Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah interaksi antara pendidik dan peserta didik yang dapat

membawa informasi atau pengetahuan.

Disini mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang bisa

digunakan untuk menyampaikan pesan bisa disebut sebagai media


13
Rayandra Asyhar, Keatif Mengembangkan Media Pembelajaran.., Hal.6-7
13

pembelajaran.

Menurut Suprapto dkk, menyatakan bahwa media

pembelajaran adalah suatu alat pembantu secara efektif yang dapat

digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan.14 Media

pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk

melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa

berupa perangkat keras (hardware) seperti komputer, televisi,

projektor dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada

perangkat keras itu.

Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa “media

pembelajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat

lunak (software)”.15 Hardware adalah alat-alat yang dapat

mengantarkan pesan seperti Over Head Projector, radio, televisi, dan

sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung

pesan seperti informasi yang terdapat pada buku dan bahan-bahan

cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film ayau materi yang

disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain sebagainya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran adalah seluruh alat yang dapat dipakai untuk

menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima pesan secara

terencana sehingga terjadi lingkungan belajar dan kondusif.

2. Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran

14
Mahfud Shalahuddin, Media Pendidikan Agama (Bandung : Bina Islam, 1986), Hal. 4
15
Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran..., Hal. 206
14

Proses belajar mengajar akan berjalan efektif dan efisien bila

didukung dengan tersedianya media yang menunjang. Penyediaan

media serta metodologi pendidikan yang dinamis, kondusif serta

dialogis sangat diperlukan bagi pengembangan potensi peserta didik,

secara optimal. Hal ini disebabkan karena potensi peserta didik akan

lebih terangsang bila dibantu dengan sejumlah media atau sarana dan

prasarana yang mendukung proses interaksi yang sedang dilaksanakan.

Media dalam perspektif pendidikan merupakan instrumen yang

sangat strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar

mengajar. Sebab keberadaannya secara langsung dapat memberikan

dinamika tersendiri terhadap peserta didik.

Dengan keterbatasan yang dimiliki, manusia seringkali kurang

mampu menangkap dan menanggapi hal-hal yang bersifat abstrak atau

yang belum pernah terekam dalam ingatannya. Untuk menjembatani

proses internalisasi belajar mengajar yang demikian, diperlukan media

pendidikan yang memperjelas dan mempermudah peserta didik dalam

menangkap pesan-pesan pendidikan yang disampaikan. Oleh karena

itu, semakin banyak peserta didik disuguhkan dengan berbagai media

dan sarana prasarana yang mendukung, maka semakin besar

kemungkinan nilai-nilai pendidikan mampu diserap dan dicernanya.

Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran

sangatlah membantu siswa dalam memperluas cakrawala sajian materi

pembelajaran yang diberikan. Peserta didik akan memperoleh


15

pengalaman beragam selama proses pembelajaran yang sangat

berguna bagi peserta didik dalam menghadapi berbagai tugas dan

tanggung jawab berbagai macam, baik dalam pendidikan, di keluarga

dan di masyarakat.16

Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam

pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil

belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media

pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama

berkenanan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar

siswa antara lain :

a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar,

b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai

tujuan pengajaran lebih baik,

c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penutupan kata-kata oleh guru,

sehingga siswa tidak bosen dan guru tidak kehabisan tenaga,

apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam,

d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak

hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati,melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Alasan kedua mengapa penggunaan media pengajaran dapat


16
Menurut Buku Pengatar Ilmu Komunikasi ( Cangara, 2006 ), Hal. 120
16

mempertinggi proses dan hasil belajar pengajaran adalah berkenaan

dengan taraf berfikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap

perkembangan dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir

abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks.

Penggunaan media pengajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir

tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat

dikongkritkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.17

Pemanfaatan media pembelajaran kadang menyajikan sesuatu

yang sulit diadakan di ruangan kelas, dikunjungi atau dilihat, baik

karena ukurannya yang terlalu besar seperti sistem tata surya, terlalu

kecil seperti virus.

17
Nana Sudjana Dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009),
Hal.
17

3. Tinjauan Tentang Media Audio

a. Pengertian media audio

Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang bersifat auditif

sangat mendominasi kehidupan manusia. Demikian pula dalam

kegiatan pengajaran, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai

perguruan tinggi, penggunaan komunikasi audio banyak dipergunakan

dibandingkan dengan kegiatan komunikasi lainnya.

Audio berasal dari kata audible, yang artinya suara yang dapat

didengarkan secara wajar oleh telinga manusia. Kaitanya dengan audio

sebagai media pembelajaran maka suara-suara ataupun bunyi direkam

dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarksn

kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat

pemutar.

Pengertian media audio untuk pengajaran, dimaksudkan

sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita

suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar-

mengajar.18 Media audio merupakan media yang digunakan dalam

proses pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran

peserta didik. Pengalaman belajar yang akan didapatkan adalah

dengan

18
Nana Sudjana Dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran..., Hal. 129
18

mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Oleh karena itu,

media audio hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. 19

Jadi, media audio merupakan bentuk media pembelajaran yang

murah dan terjangkau. Media audio juga dapat menampilkan pesan

yang memotivasi siswa. Disamping itu, tersedia pula materi audio

yang dapat digunakandan dapat disesuaikan dengan kemampuan

siswa.

b. Jenis-Jenis Media Audio

Jenis media Audio ada 6 (enam) macam diantaranya, bisa

dibaca dibawah ini:

 Piring Hitam (PH)

Alat penyimpan file audio (modern) yang pertama

ditemukan adalah piringan hitam. Ia memiliki pena

bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan bunyi atau

suara dari sebuah disc. Alat yang diperlukan untuk

memutar piringan hitam adalah gramophone.

 Kaset

Kaset adalah alat penyimpan file audio yang berbentuk pita

kaset. Setiap pita kaset mampu menyimpan file audio yang

berdurasi sekitar 1jam di setiap sisinya. Kualitas suaranya

cukup baik. Penurunan kualitas suara dapat terjadi jika pita

kaset rusak, jamuran, dan kotor. Alat untuk memutar kaset

19
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru..., Hal. 23
19

bisa berupa radio tape, tape deck atau dapat juga diputar

dengan menggunakan walkman.

 CD dan DVD

CD atau Compact Disc dan juga DVD atau Digital

Versatile Disc adalah sebuah media penyimpanan file

audio yang dibuat untuk merampingkan sistem

penyimpanannya. Selain ramping, keduanya memiliki

kemampuan menyimpan file yang lebih banyak jika

dibandingkan dengan kaset.

Kualitas suara yang dihasilkan juga lebih bagus.

Kualitas suara akan menurun atau bahkan hilang jika

permukaan disc tergores, kotor, berjamur atau mengalami

kerusakan lainnya. Alat yang diperlukan untuk memutar

CD atau DVD audio adalah CD player dan atau DVD

player.

 MP3

MP3 merupakan salah satu bentuk (formal) penyimpanan file

audio digital yang paling populer. Di samping ukuran filenya

yang lebih kecil, MP3 juga memberikan kualitas suara yang

lebih bagus dibandingkan dengan CD audio. Alat untuk

memutar MP3 adalah MP3 player. Selain itu, MP3 juga bisa

diputar dengan iPod. Ipod adalah salah satu merek dari

serangkaian alat pemutar media digital yang dirancang,


20

dikembangkan, dan dipasarkan oleh Apple Computer.20

 Audio Digital (WAV)

WAV atau Wavefrom Audio Vormat, merupakan

salah satu format penyimpanan file audio yang dirancang

dan dikembangkan oleh Microsoft dan IBM. Perangkat

yang diperlukan untuk memutar WAV salah satunya

adalah iPod. Selain alat pemutar yang dikeluarkan oleh

Apple Computer dengan merek iPod. Mickrosoft juga

mengeluarkan produk sejenis yang bisa digunakan untuk

memutar WAV maupun MP3, dengan merek Zune.

 Radio dan Audio Streaming

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi

dan komunikasi (ICT) yang berbasis radio, disamping

siaran radio yang sifatnya konvensional seperti yang

selama ini kita kenal dan kita dengarkan sehari-hari, kini

berkembang radioataupun audio streaming. Kalau dalam

radio konvensional, materi pembelajaran dipancarkan

melalui stasiun pemancar, radio dan kita tangkap dengan

menggunakan pesawat radio. Tetapi dalam radio

streaming, materi pembelajaran ditembakkan ke dunia

maya (internet). Melalui internet inilah materi

pembelajaran dipancarkan keseluruh belahan dunia.

Melalui radio streaming, kita dapat mendengarkan


20
Daryanto, Media Pebelajaran..., Hal. 44
21

materi siaran secara langsung (live) dengan mengaksesnya

via internet. Untuk menangkap materi siaran radio

streaming diperlukan peralatan komputer. Selain melalui

komputer, siaran radio streaming juga dapat diikuti dengan

menggunakan Handphone (HP) dan radio satelit.

Disamping radio streaming jug berkembang audio

streaming. Prinsip kerja audio streaming sama dengan

radio streaming. Dalam audio streaming, materi

pembelajaran disimpan di dunia maya (internet). Alat

untuk memutar file audio streaming adalah komputer atau

Handphone atau Radio Satelit.21

c. Model-Model Media Audio

Sebagai media pembelajaran, ada beberapa model atau pola

pembelajaran dengan menafaatkan media audio. Dalam hal ini ada tiga

model utama yang perlu diketahui. Model pertama terintegrasi dengan

media cetak, model kedua terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran

di kelas, dan model ketiga dimanfaatkan secara berdiri sendiri sebagai

media audio interaktif.22

4. Tinjauan Tentang Media Visual

21
Daryanto, Media Pebelajaran..., Hal. 45
22
Ibid, Hal. 46
22

a. Pengertian media visual

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa media visual dalah

media yang hanya mengandalkan penglihatan. Media visual (image

atau perumpamaan) memegang peranan yang sangat penting dalam

proses belajar.

Media visual merupakan jenis media yang digunakan hanya

mengandalkan indera pengelihatan semata-mata dari peserta didik.

Dengan media ini pengalaman belajar yang dialami peserta didik

sangat tergantung pada kemampuan pengelihatannya. 23 Seperti

media pembelajaran pada umumnya, media visual juga digunakan

sebagai perantara untuk membantu proses pembelajaran di sekolah.

Media pembelajaran visual khususnya mampu menampilkan apa

yang seharusnya dan tampilan nyata dari fenomena-fenomena yang

dipelajari.

Dengan digunakannya maedia pembelajaran visual peserta

didik tidak lagi hanya bisa membanyangkan fenomena-fenomena

yang dipelajari, guru juga tidak kesulitan menunjukkan apa yang

dimaksud dan hendak disampaikan. Hal ini tentu menjadi

keunggulan sendiri dari media pembelajaran visual yang memiliki

banyak fungsi yang penting jika diterapkan secara baik dan sesuai

dalam pembelajaran.

1) Jenis-jenis visual

Yang termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-


23
Oemar Hamalik, Media Pendidikan..., Hal. 34
23

verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama,

media visual- verbal adalah media visual yang memuat pesan verbal

(pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media visual non-verbal-

grafis adalah media visual yang memuat pesan non-verbal yakni

berupa simbol-simbol visual atau unsur-unsur grafis, seperti gambar

(sketsa, lukisan dan foto), grafik, diagram, bagan, dan peta. Ketiga,

media visual non-verbal tiga dimensi adalah media visual yang

memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti miniatur, mock up,

specimen, dan diorama.

2) Prinsip penggunaan media visual

Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk

penggunaan efektif media berbasis visual sebagai berikut:24

a) Usaha visual itu sederhana mungkin dengan menggunakan

gambar garis, karton, bagan, dan diagram.

b) Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang

terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan

baik

c) Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan

daya ingat.

d) Caption (keterangan gambar harus disiapkan)

e) Warna dan pemberian banyangan digunakan

untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-

komponen.
24
Arsyad, Media Pembelajaran..., Hal. 92-93
24

5. Tinjaun Tentang Media Multimedia

a. Pengertian Media Multimedia

Sebenarnya multimedia menggabungkan dua revolusi

teknologi terbesar abad ini yaitu komputer dan televisi. Multimedia

membawa output dan hasil dalam bentuk gabungan audio visual

televisi dan interaktif komputer untuk menghasilkan suatu alat

komunikasi yang intuitif dan multidimensi.

Multimedia merupakan gabungan data, suara, video, audio,

animasi, grafik, teks dan bunyi-bunyian yang mana gabungan elemen-

elemen tersebut mampu dipaparkan melalui komputer. Menurut

Gayeski, D.M. “Multimedia ialah satu sistem hubungan komunikasi

interaktif melalui komputer yang mampu mencipta, menyimpan,

memindahkan, dan mencapai kembali data dan maklumat dalam

bentuk teks, grafik, animasi, dan sistem audio.”25

Menurut Collin, Simon, “Multimedia merupakan sebuah

persembahan, permainan atau aplikasi yang menggabungkan beberapa

media yang berlainan. Sebuah komputer yang boleh menggunakan

klip video, rakaman suara, imej, animasi dan teks serta pula boleh

mengendalikan peranti-peranti seperti perakam video, pemain cakra

video, pemacu CD-ROM, synthesizer dan juga kamera video.26

Jadi, media multimedia adalah media yang melibatkan

beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu

25
Danim, Sudarbuan, Media Komunikasi Pendidikan..., Hal. 43
26
Mayer, Richard E., Multimedia Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Hal. 20
25

proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran multimedia

melibatkan indera pengelihatan dan pendengaran melalui media teks,

visual diam, visual gerak dan audio serta media interkatif berbasis

komputer dan tekhnologi komunikasi dan informasi.

b. Prinsip-prinsip penggunaan media multimedia

Media multimedia digunakan dalam upaya peningkatan atau

pertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Agar dapat

mengomtimalkan peranan media pembelajaran yang digunakan untuk

mencapai tujuan pembelajaran, maka harus diperhatikan prinsip-

prinsip penggunaannya antara lain:

1) penggunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai

bagian integral dari suatu sistem pengajaran.

2) Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber

belajar yang digunakan dalam pemecahan masalah yang

dihadapi dalam proses belajar mengajar.

3) Guru harus benar-benar mnguasai teknik dari media

pembelajaran yang digunakan

4) Guru harus memperhitungkan untung ruginya penggunaan

media pembelajran

5) Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara

sistematis bukan sembarangan menggunakannya

6) Jika suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari satu macam

media maka guru dapat memanfaatkan multimedia yang


26

memperlancar proses belajar mengajar

G. Langkah-Langkah Penelitian

Subjek penelitian adalah peserta didik kelas V dan wali kelas v pada MI

Syekh Manshur, dengan jumlah peserta didik sebanyak 20 orang terdiri dari

13 peserta didik laki-laki dan 7 peserta didik perempuan.

Kelas V MI Syekh Manshur rata-rata dari wilayah sekitar Madrasah,

yaitu kampung Kalahang. Hal ini menjadi pertimbangan bahwa proses

penelitian yang dilakukan menjadi acuan dasar sebagai subjek penelitian.

Waktu penelitian dilakasanakan selama 3 bulan dimulai dari bulan

Maret sampai dengan bulan Mei 2021-2021.

Melalui rumusan masalah bahwa pembelajaran IPA sangat berguna

sehingga Pemanfaatan Media Pembelajaran IPA Kelas V Di MI Syekh

Manshur Desa Kadu Dodol Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang hasil

belajar peserta didik kurang memuaskan, guru kurang berinovasi dalam

pembelajaran IPA khususnya pemanpaatan media pembelajaran yang

digunakan dalam pembelajaran.

1.Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya27 untuk mengetahui Bagaimana


27
Arikunto,2007:136
27

Pemanfaatan Multimedia Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V MI

Syekh Manshur Desa Kadu Dodol Kecamatan Cimanuk Kabupaten

Pandeglang, faktor pendukung dan penghambat Pemanfaatan Media

Pembelajaran IPA Kelas V Di MI Syekh Manshur Desa Kadu Dodol

Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang yang sesuai dengan rumusan

masalah dan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini menggunakan

metode survei Kualitatif.

metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang alamaiah, dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data bersifat induktif dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna pada generalisasi obyek

penelitian. Penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural

setting28.

Karakteristik penelitian Kualitatif menurut Bogdan dan Biklen

dalam Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung kesumber data dan

peneliti adalah instrumen kunci

1. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data terkumpul

berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan

pada angka.

2. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada

produk atau outcome

3. Penelitian kualitatif melakukan analisis data induktif

4. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna


28
Sugiyono (2007:1)
28

2. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subejek atau Informan penelitian merupakan sumber data yang

digunakan pada Peneletian ini. Penentuan informan peneleitian

dilakukan dengan purposive sampling. Yaitu : teknik penentuan sumber

data dengan pertimbangan tertentu sengaja ditentukan oleh peneliti,

akan tetapi tidak melalui proses pemilihan seperti yang dilakukan dalam

teknik random.

Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak internal yang

berkaitan langsung dengan kegiatan belajar mengajar pemanfaatan

Media Pembelajaran IPA Kelas V Di MI Syekh Manshur Desa Kadu

Dodol Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang yaitu, Kepala

Sekolah MI Syekh Manshur, wali kelas V MI seyekh Manshur, siswa

dan siswi kelas V MI Syekh Manshur, serta ketua komite MI Syekh

Manshur dan Pelaksana Baigan Kurikulum MI Syekh Manshur Lokasi

Penelitian di lakukan di MI SYEKH MASHUR

Tabel 1

Subjek Informan Penelitian

Jumlah
No Nama informan Jabatan Informan Jenis informan
(Org)
1. Wawan Munawar S.Pd.I Kepala Sekolah Informan Kunci 1
2. Nani Apriyani,S.Pd.I Wali Kelas V Informan Kunci 1
3. H.Nasrullah, S.Pd.I Kurikulum Informan Umum 1
4. Eva Hulaevah, S.Pd.I Dewan guru Informan Umum 1
5. Fardan Fahrian Siswa Informan Kunci 1
6. Siti. Maulida Siswi Informan Kunci 1
7. Aldi Apriansyah Siswa Informan Kunci 1
29

8. Detia Nuramelia Siswi Informan Kunci 1


9. Septi Ramadanti Siswi Informan Kunci 1
10 H.Sarwani Ketua Komite Informan Umum 1
Jumlah Total 10

Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian adalah di MI Syekh Manshur Desa Kadu Dodol

Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang

3. Jenis Data dan Sumber Data

Adapun jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah :

a. Data primer

Merupakan data yang didapat / dikumpulkan oleh peneliti dengan cara

langsung dari sumbernya. Data primer biasanya disebut dengan data

asli / data baru yang mempunyai sifat up to date. Untuk memperoleh

data primer, peneliti wajib mengumpulkannya secara langsung. Cara

yang bisa digunakan peneliti untuk mencari data primer yaitu :

1. Observasi.

2. diskusi terfokus

3. wawancara

4. serta penyebaran kuesioner

b. Data Skunder

Data skunder merupakan data yang didapat/atau dikumpulkan peneliti

dari semua sumber yang sudah ada dalam artian peneliti sebagai

tangankedua., data skunder bisa didapat dari berbagai sumber misalnya


30

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data atau informasi,

keterangan-keterangan yang diperlukan penulis menggunakan metode

sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data Primer.

Pengumpulan data primer dilakukan secara langsung ke lokasi

penelitian untuk mendapatkan data yang lengkap dan berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Data primer tersebut dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

1) Metode Observasi

Pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-

fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.

2) Metode Wawancara (interview)

Teknik pengumpulan data dengan mengajukana pertanyaan-

pertanyaan langsung kepada pihak yang berhubungan dengan

penelitian.

b. Pengumpulan Data Sekunder

Cara pengumpulan data yang dilakukan melalui :

1. Penelitian Kepustakaan
31

Pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai

literature seperti buku, majalah dan berbagai bahan yang

berhubungan dengan objek penelitian.

2. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan

penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

5. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berpatokan pada

penelitian kualitatif yang lazim digunakan oleh setiap peneliti, oleh karena

itu penulis mengambil petunjuk yang dikembangkan oleh para ahli

peneliti kualitatif, yakni berpatokan pada konsep yang dibangun oleh

Miles dan Huberman29

Kegiatan pengumpulan data dan analisis data tidak dapat

dipisahkan. Pengumpulan data ditempatkan sebagai komponen yang

merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data. Analisis data pada

dasarnya sudah dilakukan sejak awal kegiatan penelitian sampai akhir

penelitian Dalam model ini kegiatan analisis dibagi menjadi 3 tahap, yaitu

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.

Gambar : 1

Langkah-langkah analisis data Kualitatif (interactive model)

Data Data
Collection display
29
pemahaman penelitian kualitatif (miles dan huberman dalam Sugiyono 2009:91)
32

Data
Reduction
Conclusion:
Drawing/verification

Sumber : pemahaman penelitian kualitatif (miles dan huberman dalam


Sugiyono 2009:91)

a. Data Collection (Pengumpulan data), merupakan pencarian

informasi, baik berupa data primer maupun data sekunder sebagai

data pendukung.

b. Data Reduction (Reduksi data), merupakan proses seleksi data,

pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data yang ada.

c. Data Display (Sajian data), adalah suatu rakitan argumentasi

informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat

dilakukan.

d. Conclusion: drawing/verifying (Penarikan kesimpulan), adalah

suatu usaha untuk menarik konsklusi dari hal-hal yang ditemui

dalam reduksi maupun sajian data.

6. Tringulasi Keabsahan Data

Validitas dalam penelitian kualitatif adalah kepercayaan dari data

yang diperoleh dan analisis yang dilakukan peneliti secara akurat

mempresentasikan dunia sosial di lapangan 30.

Uji keabsahan data pada penelitian kualitatif meliputi credibility

30
Alsa, 2007
33

(validitas internal) dengan cara triangulasi, transverbility (validitas

eksternal), dependability (reliabilitas) dan conformability (objektifitas)31.

Pada penelitian ini, akan digunakan cara daftar pertanyaan terstruktur,

dan dokumen.

J. Jadwal Penelitian

Waktu yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu mulai dari bulan Januari

2021 sampai dengan Maret 2021. Sedangkan secara distribusi waktu secara

rincinya sebagai berikut : (1). Pengumpulan Data, (2) Analisis Data, dan (3)

Penulisan.

.Tabel 3

Jadwal Penelitian

2021
No Kegiatan
Maret April Mei Juni Juli
1 Observasi Awal          
2 Pengurusan Izin          
3 Pengajuan Judul Skripsi          
Wawancara dan

4 Penelitian dilapangan

Analisis Data          
Tahap Penyusunan dan  
5
Bimbingan Proposal        
6 Seminar Ujian Proposal          
7 Revisi          
Penyusunan Pedoman
8
Wawancara          
9 Wawacara dan Penelitian          

31
Sugiyono,2011
34

Dilapangan
10 Analisis Data          
Penyusunan Laporan
11
Akhir dan sidang skripsi          

Anda mungkin juga menyukai