Laju Respirasi Hewan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

LAJU RESPIRASI HEWAN

ANIMAL RESPIRATION RATE

Okta Septiana Putri 1*, Fajar Irianto2, Ramadhana Marqfirokh3, Anisa Azzahra4, Zikra
Lareta Putri5, Atthoriq Fauzan 6

1
NIM. 2010421006, Kelompok 1B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA UNAND
2
NIM. 2010421028, Kelompok 1B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA UNAND
3
NIM. 2010421014, Kelompok 1B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA UNAND
4
NIM. 2010423016, Kelompok 1B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA UNAND
5
NIM. 2010422014, Kelompok 1B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA UNAND
6
NIM. 2010422034, Kelompok 1B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA UNAND
*Koresponden : [email protected]

ABSTRACT
Penelitian Laju Pernafasan Hewan dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Desember 2021 di
Laboratorium Teaching II, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Andalas, Padang. Metode yang digunakan adalah eksperimen langsung.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami metode-metode mengukur laju respirasi
hewan melalui perhitungan konsumsi oksigen dan untuk melihat perbedaannya laju respirasi
pada berbagai spesies hewan dan hubungannya dengan perbedaan lingkungan suhu. hasil
yang diperoleh adalah respirasi tertinggi terjadi pada suhu dingin. Periplaneta sp. memiliki
laju respirasi tertinggi pada suhu dingin yaitu 3,505, dan di Periplaneta sp. memiliki laju
respirasi tertinggi pada suhu panas yaitu 0,052. Berdasarkan data semua suhu, Diketahui
bahwa laju respirasi tertinggi adalah Periplanete sp. yaitu 3,505 pada suhu dingin.
Kesimpulan yang didapat adalah laju respirasi tertinggi terjadi pada suhu dingin dan hewan
yang memiliki laju respirasi yang tinggi adalah Periplaneta sp. dan laju respirasi akan
meningkat jika suhu diturunkan.
Keywords: Laju Respirasi, Respirasi, Suhu

PENDAHULUAN
Respirasi pertukaran gas adalah tergantung pada ketersediaan oksigen
pertukaran oksigen dan karbondioksida untuk setidaknya di beberapa bagian dari
antara sel-sel yang aktif dengan kehidupan mereka. Bahkan hewan yang
lingkungan luarnya atau antara cairan telah beradaptasi untuk hidup di habitat
tubuh hewan dengan lingkungan tempat yang anoksik biasanya hanya bersifat
hidupnya. Definisi respirasi juga meliputi anaerob fakultatif (Tielens et al., 2002;.
proses biokimia yang berlangsung di Mentel & Martin, 2010).
dalam sel berupa perombakan molekul- Oksigen merupakan salah satu
molekul makanan dan transfer energi faktor yang paling penting dalam
yang dihasilkan (respirasi seluler). budidaya dan kebutuhan oksigen dari
(Santoso, 2009). organisme serta berhubungan juga
Laju metabolisme berkaitan erat dengan metabolisme. Tingkat
dengan pernafasan (respirasi) sebab metabolisme hewan merupakan variabel
respirasi ialah proses pembuatan tenaga yang dapat dipengaruhi dari dalam (bobot
dari molekul santapan lingkungan yag tubuh sifat fisiologis) maupun luar
tergantung pada terdapatnya oksigen (misalnya ketersediaan oksigen, suhu, dan
(Tobin, 2005). Kebanyakan hewan asupan makanan) (Chabot et al., 2016;
Rosewarne et al., 2016). Saat ini, tingkat 1993). Adapun sistem pernapasan pada
metabolisme menjadi salah satu ciri arthropoda khusunya serangga mengenal
fisiologis yang paling banyak dipelajari sistem terbuka dan sistem tertutup yang
pada hewan (White et al., 2013). menggunakan dua macam organ yang
Sistem respirasi memilki fungsi disebut spiraklum (spiracle) dan tabung
utama untuk memasok oksigen ke dalam trachea dan trakheola (Santoso, 2009).
tubuh serta membuang karbindoksida dari Pada serangga sistem pernapasan
dalam tubuh. Pada dasarnya, sistem terdiri dari beberapa jenis sistem
respirasi dibedakan menjadi dua, respirasi pernapasan. Serangga darat dan beberapa
eksternal dan respiarsi internal. Respirasi jenis serangga air menggunakan respirasi
eksternal sama dengan bernapas dengan tipe terbuka. Sedangkan tipe
sedangkan respirasi internal atau respirasi tertutup hanya digunakan oleh serangga
seluler ialah proses penggunaan oksigen air yang tidak menggunakan spirakel
oleh sel tubuh dan pembuangan zat sisa untuk mencegah agar tidak terjadi
metabolism sel berupa karbondioksida evapotranspirasi (Hermansyah,2006).
(CO2). Oksigen yang didapatkan dari Pada serangga, contohnya kecoa dan
lingkungan ini kemudian digunakan belalang, meliputi tiga fase, yaitu fase
dalam proses fosforilasi oksidatif untuk inspirasi, pertukaran gas, dan fase
menghasilkan ATP. Fungsi lain dari ekspirasi (Sunarto, 2004).
respirasi adalah untuk menjaga Fase inspirasi memerlukan waktu
keseimbangan pH dan keseimbangan seperempat detik, spirakel pada bagian
elekrik dalam cairan tubuh. Difusi gas dada terbuka, udara masuk. Fase
antara organ respirasi dengan lingkungan pertukaran gas. Mekanisme respirasi pada
dapat terjadi karena adanya perbedaan serangga, contohnya kecoa dan belalang,
tekanan gas (Isnaeni, 2006). meliputi tiga fase, yaitu fase inspirasi,
Respirasi berupa mengambil pertukaran gas, dan fase ekspirasi. Fase
oksigen, mengedarkannya ke sel-sel dan inspirasi memerlukan waktu seperempat
melepaskan karbondioksida. Proses detik, spirakel pada bagian dada terbuka,
respirasi melibatkan medium respires, udara masuk. Fase pertukaran gas
membrane respirasi, dan organ memerlukan waktu sekitar satu detik,
pernapasan (Martini, 2012). Organ spirakel daerah dada ataupun perut
respirasi pada setiap individu berbeda menutup. Fase ekspirasi memerlukan
tergantung pada habitat dan cara waktu sekitar satu detik, spirakel daerah
hidupnya. Organ respirasi pada terrestrial perut terbuka selama kurang lebih
berbeda dengan hewan akuatik. Organ sepertiga detik. Setelah masuk ke dalam
tersebut diantaranya paru-paru dan difusi, trakea, oksigen menuju trakeol, kemudian
paru-paru buku, trakea, paru-paru alveolar masuk ke dalam sel-sel tubuh secara
dan paru-paru sempura Sedangkan pada difusi. Karbondioksida yang merupakan
hewan akuatik seperti ikan, adalah insng sisa pernapasan dikeluarkan juga melalui
(Jumhana, 2006). sistem trakea yang bermuara pada
Kelompok mamalia, reptilian, spirakel (Sunarto, 2004).
dan amphibia memiliki organ pernapasan Serangga mempunyai suatu
berupa paru-paru. Amphibian juga sistem pernapasan khusus berupa sistem
memiliki kulit yang berfungsi sebagai trakea. Ini terdiri dari tabung yang
tempat pertukaran gas. Ikan mempunyai bercabang di seluruh tubuh, variasi dari
organ pernapasan berupa insang (Wulangi, permukaan pernapasan internal yang
dapat dilipat, yang terbesar disebut trakea. energi dengan mengambil oksigen dari
Untuk serangga kecil, difusi saja dapat udara luar (Chown dan Nicolson, 2004).
mengangkut cukup O2 dari udara ke Oksigen akan ditransfer menuju sel dan
sistem trakea dan mengeluarkan cukup digunakan untuk respirasi oksidatif yang
CO2 untuk mendukung sistem pernapasan berperan dalam proses serapan energi
seluler. Serangga yang lebih besar dengan (Klowden, 2007).
kebutuhan energi yang lebih tinggi Adapun tujuan dilakukannya
memberikan ventilasi pada sistem trakea penelitian mengenai laju respirasi hewan
dengan gerakan tubuh berirama yang ini adalah untuk memahami metode
menekan dan memperluas saluran udara pengukuran laju respirasi hewan melalui
seperti alat pernafasan (Campbell, 2004). penghitungan konsumsi oksigen dan
Salah satu proses fisiologi tubuh mengetahui perbedaan laju respirasi pada
serangga seperti kecoak menggunakan berbagai spesies hewan dan hubungannya
proses respirasi untuk mendapatkan suplai dengan perbedaan temperatur lingkungan

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat seluruh bagian yang memungkinkan
Penelitian fisiologi hewan mengenai laju menjadi tempat udara keluar sehingga
respirasi pada hewan ini dilaksanakan tidak terjadi kebocoran gas dari dalam
pada tanggal 1 Desember 2021 di tabung. Letakkan perangkat percobaan
Laboratorium Teaching 3 Jurusan Biologi, pada posisi yang ideal dan tandai posisi
Fakultas MIPA Universitas Andalas, eosin awal pada pipa skala respirometer.
Padang. Biarkan selama 5 menit lalu hitung
perubahan skala yang ditunjukkan oleh
Alat dan Bahan eosin pada manometer. Jika dalam 5
Alat dan bahan yang digunakan menit belum terjadi perubahan posisi
Respirometer lengkap dengan eosin, lanjutkan sampai 10-15 menit.
perangkatnya, timbangan, kantung plastik, Untuk memvariasikan faktor suhu, anda
beaker glass, termometer, jarum suntik, dapat meletakkan tabung percobaan di
kapas, vaselin, eosin, KOH 4%, dan dalam gelas berisi air es atau air panas
hewan percobaan berupa cicak (opsional, hanya jika anda cukup waktu
(Hemidactylus sp.) dan kecoak untuk melakukan perlakuan suhu berbeda
(Periplaneta sp.). ini). Laju respirasi dapat dihitung dengan
rumus sbb :
Cara Kerja
Dilakukan penimbangan hewan (𝑆𝑟 − 𝑆𝑠)
percobaan terlebih dahulu dengan neraca 𝑉𝑟 = ∶𝑇
𝑊𝑏
digital dan catat beratnya. Selanjutnya
susun respirometer sebagai mana Keterangan:
mestinya dengan menginjeksikan eosin Vr = Laju Respirasi
pada pipa respirometer dan usahakan Ss = Skala Awal Manometer
tidak adanya gelembung udara. Masukkan
Sf = Skala Akhir Manometer
kapas yang telah dibasahi 5-10 tetes KOH
4% pada dasar tabung respirometer dan T = Waktu (sekon)
kemudian masukkan kapas kering di Catat data dalam bentuk tabel dan sajikan
atasnya. Selanjutnya masukkan kecoak dalam grafik hubungan laju respirasi per
percobaan ke dalam tabung tersebut masing-masing spesies terhadap suhu
secara hati-hati. Isolasi sistem dengan yang bervariasi (suhu perlakuan).
mengoleskan vaselin setebal mungkin di Interpretasikan data secara ringkas.
HASIL PEMBAHASAN
A. Laju Respirasi Pada Suhu Ruang
Tabel 1. Laju Respirasi Hewan Pada Suhu Ruang (270C)

No Hewan Skala manometer Besar perubahan skala Laju respirasi


(ml) (ml/g/menit)
Awal akhir

1 Periplaneta sp. 0 0,54 0,54 0,113

2 Hemidactylus sp. 0 0,91 0,91 0,056

Pengukuran laju respirasi pada suhu ruang ini dilakukan pada suhu 270C. Didapatkan hasil
bahwa laju respirasi tertinggi pada Periplaneta sp. yaitu 0,113 ml/g/menit. Sedangkan laju
respirasi terendah pada Hemidactylus sp. yaitu 0,056 ml/g/menit. (Gambar 1)

0.113
0.12
0.1
Laju respirasi
(ml/g/menit)

0.08
0.056
0.06
0.04
0.02
0
Periplaneta sp Hemidactylus sp.

Gambar Grafik 1. Perbandingan Laju Respirasi Kecoak (Periplaneta sp.) dan cicak
(Hemidactylus sp.) Pada Suhu Normal.

Dari tabel 1. dan grafik 1. dapat dilihat dibandingkan dengan kecoak yang
bahwa laju respirasi pada kecoak lebih beratnya lebih ringan.
tinggi dari cicak disuhu normal. Diketahui Yatim (1987), mengatakan bahwa
bahwa berat kecoak sebesar 0, 951 gram, kebutuhan oksigen dan produksi
sedaangkan berat cicak adalah 1, 605 karbondioksida dari suatu hewan akan
gram. Menurut isnaeini (2006), faktor- meningkat sebanding dengan massanya.
faktor yang mempengaruhi laju respiasi Sedangkan kecepatan gerak gas melintas
suatu organisme diantaranya usia, berat membrane tergantung pada luas
badan, jenis kelamin, suhu, aktivitas dan permukaan tubuh. Pada hewan berukuran
emosi. Semakin berat suatu organisme sangat kecil jarak difusi kecil sehingga
maka semakin banyak respirasi yang ratio luas permukaan dengan volume
dibutuhkan, karena jumlah sel yang adalah besar jika ukuran hewan lebih
dimiliki organisme tersebut menjadi lebih besar jarak difusi akan besar dan ratio
banyak. Namun hasil yang didapatkan kecil.
dari percobaan berbeda dengan yang Hasil yang tidak sesuai tersebut
seharusnya dimana cicak yang memiliki mungkin disebabkan oleh faktor lain,
berat lebih besar daripada kecoa memiliki karena tidak hanya berat badan saja yang
laju respirasi yang lebih lambat mempengaruhi laju respirasi, tetapi ada
beberapa faktor lainnya, salah satunya
yaitu aktivitas hewan tersebut. Aktivitas sendiri, pada tubuh serangga (kecoa) lebih
kecoak cenderung lebih tinggi daripada sederhana sehingga oksigen akan dapat
cicak. Ketika dimasukkan ke dalam lebih banyak masuk dengan cara difusi
tabung respirometer, kecoak melakukan selain itu pada serangga mengenal dua
banyak pergerakan yang menyebabkan sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem
laju respirasinya juga meningkat. Hal ini tertutup Organ yang disebut dengan
dikarenakan ketika kecoak melakukan spirakulum juga tabung- tabung trakea
banyak pergerakan, laju metabolisme dan trakeola. Tekanan total dari udara
dalam tubuhnya juga meningkat, sebenarnya merupakan jumlah tekanan
mengakibatkan tubuh akan membutuhkan gas. Oksigen sendiri masuk ke dalam
oksigen yang lebih banyak untuk dapat jaringan dengan satu proses tunggal,
menyeimbangi pergerakan tubuh yang karena adanya tekanan udara dalam
aktif bergerak. Hal ini sesuai dengan jaringan. Dalam rangka menyesuaikan
pendapat Habib (2011) bahwa semakin diri dengan lingkungan hewan memiliki
banyak aktivitas yang dilakukan suatu toleransi dan resistensi pada kisaran
organisme, semakin banyak oksigen yang tertentu dan variasi lingkungannya.
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan Setelah proses adaptasi hewan cenderung
energinya. lebih tenang dan berusaha untuk
Hal lain yang ikut mempengaruhi menyesuaikan diri dengan lingkungan
adalah tubuh pada kecoak dan cicak itu baru. (Affandi dan Usman, 2002).

B. Laju Respirasi Pada Suhu Dingin


Tabel 2. Laju Respirasi Hewan Pada Suhu Dingin (220C)
No Hewan Skala manometer Besar perubahan skala Laju respirasi
(ml) (ml/g/menit)
Awal akhir

1 Periplaneta 0 1 1 0,350
americana

2 Hemidactylus sp. 0 1 1 0,067

Pengukuran laju respirasi pada suhu dingin ini dilakukan pada suhu 220C. Didapatkan hasil
bahwa laju respirasi tertinggi pada Periplaneta sp. yaitu 0,350 ml/g/menit. Sedangkan laju
respirasi terendah pada Hemidactylus sp. yaitu 0,067 ml/g/menit. (Gambar 2)

0.4 0.35
Laju respirasi

0.3
(ml/g/menit)

0.2

0.1 0.067

0
Periplaneta sp Hemidactylus sp

Gambar Grafik 2. Perbandingan Laju Respirasi Kecoak (Periplaneta sp.) dan Cicak
(Hemidactylus sp.) Pada Suhu Dingin.
Dari tabel 2 dan grafik 2 dapat dilihat pernafasan yang tinggi, seperti yang
bahwa laju respirasi pada cicak maupun diketahui bahwa laju respirasi sebanding
kecoak pada suhu dingin memiliki laju dengan laju metabolisme (Wiraatnaja,
respirasi yang lebih tinggi dibandingkan 2016).
dengan kecoak daan cicak yang diberi Dari tabel 2 dan grafik 2 juga dapat
perlakuan di suhu normal, seperti yang dilihat bahwa laju respirasi pada kecoak
tetera pada tabel 1 dan grafik 1. Hal lebih tinggi daripada cicak. Itu
tersebut disebabkan karena pada pada disebabkan karena hewan invertebrata
suhu rendah, laju pernapasan meningkat lebih mudah bernafas dibandingkan
karena tubuh membutuhkan metabolisme hewan vertebrata. Hal itu sesuai dengan
dalam jumlah besar untuk menghangatkan pernyataan dari Tobin (2005) yang
tubuh pada suhu rendah. Tubuh menyatakan bahwa hewan invertebrata
membutuhkan banyak energi untuk lebih mudah bernafas dibandingkan
metabolisme, otomatis membutuhkan vertebrata pada suhu rendah.
banyak oksigen, dan menyebabkan laju

C. Laju Respirasi Pada Suhu Panas


Tabel 3. Laju Respirasi Hewan Pada Suhu Panas (340C)
No Hewan Skala manometer Besar perubahan skala Laju respirasi
(ml) (ml/g/menit)
Awal akhir

1 Periplaneta sp. 0 0,25 0,25 0,052

2 Hemidactylus sp. 0 0,1 0,1 0,006

Pengukuran laju respirasi pada suhu panas ini dilakukan pada suhu 340C. Didapatkan hasil
bahwa laju respirasi tertinggi pada Periplaneta sp. yaitu 0,052 ml/g/menit. Sedangkan laju
respirasi terendah pada Hemidactylus sp. yaitu 0,006 ml/g/menit. (Gambar 3).

0.052
0.050

0.040

0.030

0.020

0.010 0.006

0.000
Periplaneta sp Hemidactylus sp
Gambar Grafik 3. Perbandingan Laju Respirasi Kecoak (Periplaneta sp.) dan Cicak
(Hemidactylus sp.) Pada Suhu Panas.

Pada tabel 3 dan grafik 3 didapatkan kecoak sama sama lambat. Hal itu
hasil bahwasannya laju respirasi pada disebabkan karena pada suhu panas,
suhu panas baik pada cicak maupun tubuh berusaha mendinginkan tubuh
sehingga tidak banyak bergerak sehingga Laju repirasi pada kecoak lebih cepat
tidak memerlukan energi yang tinggi. daripada cicak karena menurut Johnson,
Wiraatnaja (2016) menyatakan hal yang (1984), meskipun pada serangga memiliki
sama yaitu semakin tinggi suhu ruangan, dua sistem pernapasan, akan tetapi karena
semakin rendah laju pernapasan. Hal ini ukuran tubuh yang kecil menyebabkan
karena berusaha mendinginkan tubuh agar laju respirasi lebih tinggi dibandingkan
tidak terlalu banyak bergerak saat suhu hewan yang berukuran besar. Johnson,
sedang tinggi, sehingga tidak memerlukan (1984) juga mengatakan sistem
pernapasan yang cepat atau frekuensi pernapasan pada kecoak terdiri atas
pernapasan yang tinggi. sistem pernapasan terbuka dan tertutup
Berdasarkan data yang diperoleh dari dan organ yaitu spirakulum, trakea, dan
percobaan yang telah dilakukan, baik tracheol Hal yang sama juga diutarakan
cicak maupun kecoak sama-sama oleh Santoso (2009) yang menyatakan
memiliki laju respirasi yang tinggi saat bahwasannya sistem pernapasan yang ada
berada di suhu yang dingin. Namun pada serangga mengenal dua sistem yaitu,
memiliki laju respirasi yang rendah jika sistem terbuka dan sistem tertutup. Organ
berada di suhu yang panas. Menurut yang digunakan ada dua macam organ,
Bayne (1983) pengaruh suhu pada laju yang disebut spiraklum (spiracle) dan
konsumsi oksigen bervariasi antar spesies tabung trachea dan trakheola
dan dipengaruhi oleh kondisi sebelum
perlakuan pada hewan uji.

KESIMPULAN
1.
1. Semakin rendah suhu dari lebih tinggi daripada hewan
lingkungan, maka laju respirasi vertebrata (Hemidactylus sp).
dari suatu hewan tersebut akan 3. Laju respirasi berbanding terbalik
meningkat dan semakin tinngi dengan peningkatan suhu dan
suhu pada lingkungan maka berbanding terbalik dengan
semakin lambat laju respirasinya. penambahan berat badan hewan.
2. Laju respirasi pada hewan
invertebrata (Periplaneta sp.)
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, R., dan Usman. 2002. Fisiologi Cummings Publishing Co, Inc:
Hewan Air. Pekanbaru : UnriPress. New York
Bayne, BL. 1983. Physiological ecology Klowden, M. J. 2007. Physiological Systems
of marine molluscan larvae. In: in insects. Elseiver. USA.
Tompa, AS., NH. Verdonk, JAMV. Martini. 2012. Fundamental of Anatomy
Biggeleer. The Mollusca. & Physiology Ninth Edition.
Development 3(8): 299 336 Pearson Education: San Fransisco
Campbell, jwrence G. Mitchell Neil A. Santoso, Putra. 2009. Bahan Ajar
2004. Biologi edisi 5 jilid 3. Fisiologi Hewan. Padang:
Jakarta: Erlangga Universtas Andalas
Chabot, D., Steffensen, J.F., & Farrell, A.P. Sunarto. 2004. Konsep dan Penerapan
(2016). The determination of standard Sains Biologi. Tiga Serangkai: Solo
metabolic rate in fishes. Journal of Fish Tielens, A.G.M., Rotte, C., van
Biology, 88, 81–121. Hellemond, J.J., & Martin, W.
Chown, S. L. and S. W. Nicolson. 2004. (2002). Mitochondria as we don’t
Insect Physiological Ecology. Oxford know them. Trends in Biochemical
University Press. New york.
Sciences, 27, 564-572.
Habib, Muhammad. 2011. Petunjuk
Tobin AJ. 2005. Asking About Life.
Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Thomson Brooks/Cole. Canada
Dasar. Yogyakarta : FMIPA UNY.
White, C.R., Schimpf, N.G., & Cassey, P.
Hermansyah, Suryo. 2008. Modul
(2013). The repeatability of
Pedoman Praktikum Fisiologi
metabolic rate declines with time.
Hewan. Jakarta : UIN Syarif
Journal of Experimental Biology,
Hidayatullah.
216:1763-1765.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan.
Wiraatnaja, I Wayan. 2016. Respirasi dan
Kanisius: Yogyakarta
Fotorespirasi. Fakultas Pertanian
Jumhana, N. 2006.Konsep Dasar
Universitas Udayana : Bali
Biologi.UPI PRESS; Bandung
Wulangi. (1993). Fisiologi Hewan.
Johnson. D.R. 1984.Biology an
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Introduction. The Benjamin
Yatim, W. 1987. Biologi. Tarsito:
Bandung
LAMPIRAN
B. Laju Respirasi Hewan Pada Suhu
(𝑆𝑟 − 𝑆𝑠) Dingin
𝑉𝑟 = ∶𝑇
𝑊𝑏 1. Periplaneta sp
Vr = (10-0)ml/0,951g g/3 menit
Keterangan :
= 3,505 ml/g/menit
Vr : Laju respirasi (ml/g/menit)
2. Hemidactylus sp.
Sr : Skala akhir manometer
Vr = 0,067 ml/g/menit
Ss : Skala awal manometer
C. Laju Respirasi Hewan Pada Suhu Panas
Wb : Berat badan hewan uji (gram)
1. Periplaneta sp
T : Waktu (menit)
Vr = (0,25-0)ml0,951 g/5 menit
= 0,052 ml/g/menit
A. Laju Respirasi Hewan Pada Suhu Ruang
2. Hemidactylus sp.
1. Periplaneta sp.
Vr = 0,006 ml/g/menit
Vr = (0,54 - 0)ml0,951/ 5menit
= 0,113 ml/g/menit
2. Hemidactylus sp.
Vr = 0,056 ml/g/menit

Gambar 1. Percobaan di Suhu Ruang Gambar 3. Percobaan di Suhu Panas

Gambar 2. Percobaan di Suhu Dingin

Anda mungkin juga menyukai