Laporan Kasus NIFAS TEKNIK MENYUSUI
Laporan Kasus NIFAS TEKNIK MENYUSUI
Laporan Kasus NIFAS TEKNIK MENYUSUI
DISUSUN OLEH :
Filza Yudrika
Nikmatul Khusniah
Sika Hepriani
Vivin Dianty
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Kasus Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Masa Nifas dengan Teknik Menyusui Yang Benar
Pada Ny. M P1 A0 H1 di RS HAJI ABDOEL MAJID BATOE (HAMBA) Tahun
2021 ”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini dapat diselesaikan berkat
bimbingan dan bantuan sejumlah pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Hj. Suryani, S.Pd, MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes
Jambi
3. Dosen Selaku Pembimbing yang telah banyak memberikan petunjuk dan pembelajaran,
bimbingan serta motivasi dalam pembuatan laporan ini.
4. Rosnani, SST. Selaku CI lahan Ruangan Kebidanan Kebidanan yang telah banyak
memberikan bimbingan serta masukkan dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
5. Desinatalina, S.Tr.Keb Selaku Kepala Ruangan Kebidanan yang telah banyak
memberikan bimbingan serta masukkan dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
6. Rekan-rekan sejawat dan seperjuangan yang telah memberikan saran dan masukankepada
penulis dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangunakan sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................................4
A. Judul Kasus........................................................................................................................61
B. Identitas Pasien..................................................................................................................61
BAB V PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus....................................................................................................................71
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................................74
B. Saran..................................................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................76
LAMPIRAN JURNAL......................................................................................................77
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa setelah persalinan
(Perinasia, 2003).
t juga
lebih
maksi
mal.
Pengal
aman
Roesli
sebaga
dokter
spesial
is anak
2
Di Indonesia ibu yang menyusui bayinya masih sangat rendah. Hal ini berdasarkan
data dari World Heath Organization (WHO 2016), angka ibu menyusui di Indonesia baru
berada pada angka 15,3% dari angka kelahiran yang mencapai 4,5 juta bayi pertahun.
Sedangkan menurut hasil penilitian yang dilakukan oleh Oxford University dan Institute For
Social and Economic Research, bayi yang disusui ASI akan menjadi anak yang lebih pintar,
denagn IQ lebih tinggi 3-5 point dari pada yang tidak disusui.Menurut Hidajati (2012)
dikatakan paritas adalah jumlah anak yang perna dilahirkan oleh seorang ibu.4 Perinansia
(2014) .
Hidajati (2012) dikatakan seorang ibu dengan bayi pertamanya munkin akan
menyusui yang benenarnya dan apabila ibu mendengar ada pengalaman menyusui yang
kurang baik yang dialami orang lain. Hal ini memungkinkan ibu ragu untuk memberikan
Menyusui dengan teknik yang salah dapat menimbulkan masalah seperti puting susu
menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
dan menyebabkan kebutuhan ASI bayi tidak tercukupi. Menurut Riksani (2012) dengan
teknik menyusui yang benar akan mendorong keluarnya ASI secara maksimal sehingga
pada ibu pasien melahirkan. Proses menyusui yang perlu dilakukan dan ditaati Ibu Menyusui
pasca melahirkan, paling sedikit enam bulan. Ibu Menyusui perlu manajemen diri yang kuat
2
dalam sadar diri dan determinasi diri. Pengetahun dan sikap Ibu Menyusui tentang manajemen
laktasi sangat mempengaruhi Ibu Menyusui dalam pemberian ASI, dimanalaktasi merupakan
keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan
kesehatan dan pengertian masyarakat melalui konsep promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Dalam standar pelayanan kebidanan, bidan memberikan pelayanan bagi ibu
pada masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu
keenam setelah persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini, penanganan atau rujukan komplikasi
yangmungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara
umum, personal hygiene, nutrisi, perawatan bayi baru lahir termasuk mengajarka tenik
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah dapat dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana
Asuhan Kebidanan masa Nifas pada Ny. M umur 22 tahun P 1 A0 H1 dengan teknik menyusui
yang benar ?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan masa nifas pada Ny. M umur 22 tahun P1 A0 H1
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan identifikasi dan analisis data dasar masa nifas pada Ny. M di RS
c. Mampu mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial masa nifas pada Ny. M di
d. Mampu melaksanakan identifikasi perlunya tindakan segera masa nifas pada Ny. M
e. Mampu menentukan rencana tindakan Asuhan Kebidanan masa nifas pada Ny. M di
g. Mampu melaksanakan Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan masa nifas pada Ny. M
yang dilaksanakan masa nifas pada Ny. M di RS Haji Abdoel Majid Batoe (Hamba).
D. Manfaat
1. Bagi penulis
2. Bagi masyarakat
Sebagai masukan dan bahan perbaikan atas pelayanan yang diberikan kepada klien/
masyarakat.
4. Bagi Institusi
Menambah literature atau sumber bacaan tentang Asuhan Kebidanan masa Nifas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung
Masa nifas merupakan masa setelah persalinan yaitu terhitung dari setelah plsenta
keluar, masa nifas disebut juga masa pemulihan, dimana alat-alat kandungan akan
kembali pulih seperti semula. Masa nifas merupakan masa ibu untuk memulihkan
kesehatan ibu yang umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu (Nugroho, Nurrezki,
Desi & Wilis, 2014). Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai 42 hari pasca
a. Puerperium Dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium Intermedial
Suatu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih
di perlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurnaterutama ibu apabila ibu
Menurut Sukarni & Margareth, (2013) perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas, yaitu:
Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-
angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan alat-alat genetalia
1) Involusi uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Involusi uteri
dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada keadaan sebelum
hamil.
Plasenta 1000
Setinggi pusat 12,5 cm Lembut/lunak
Lahir gram
Pertengahan
7 hari antara pusat dan 500
Shymphisis 7,5 cm 2 cm
(minggu 1) gram
2) Perubahan ligamen
kembaliseperti sediakala.
Pada serviks terbentuk sel-sel otot baru yang mengakibatkan serviks memanjang
seperti celah. Karena hyper palpasi ini di dank arena retraksi dari serviks,
ostium extarnum tidak serupa dengan keadaan sebelum hamil. Pada umumnya
ostium externum lebih besar dan tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada
4) Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama nifas dan mempunyai reaksi
basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada
kondisi asam yang ada pada vagina normal. Pengeluaran lochea dapat dibagi
berdasarkan waktu dan warnanya, yaitu lochea rubra, lochea serosa, dan lochea
alba.
Lokhea Waktu Warna Ciri-ciri
Putih bercampur
Sanguinolenta 3-7 hari merah Sisa darah bercampur lendir.
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5,
untuk kembali normal. Pola makan ibu nifas tidak akan seperti biasa dalam beberapa
hari dan perineum ibu akan terasa sakit untuk defekasi. Faktor-faktor tersebut
Perubahan hormonal pada masa hail (kadar steroid yang tinggi) turut
wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal selama masa
pasca partum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita
melahirkan. Diperlukan kira-kira dua sampai delapan minggu supaya hipotonia pada
kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil.
Pada sebagian wanita, dilaktrasi traktus urinarius bisa menetap selama tiga bulan.
biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Tempat yang lemah ini menonjol kalau
2) Kulit abdomen
dinamakan strie.
3) Striae
kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur menciut kembai seperti
sedia kala.
5) Simpisis pubis
Meskipun relatif jarang, tetapi simfisis pubis yang terpisah ini merupakan
Menurut Marmi (2015), tanda-tanda vital yang haris dikaji pada masa nifas, yaitu:
1) Suhu badan
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,20C. Pasca melahirkan, suhu
tubuh dapat naik kurang lebih 0,50C dari keadaan normal. Kenaikan suhu tubuh ini
akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan maupun kelelahan.
Kurang lebih pada hari ke-4 post partum, suhu badan akan naik lagi. Hal ini
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca
melahirkan, denyut nadi dapat menjadi brakikardi maupun lebih cepat. Denyut
nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infksi atau
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan
darah normal manusia adalah sistolik 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus
normal, tekanan darah biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi
tekanan darah tiggi pada ibu post partum merupakan tanda terjadinya pre eklamsia
post partum.
4) Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per
menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini
dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan
pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu
nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada
gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum
kalori. Kalori bagus untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ tubuh, dan
tubuh. Beberapa vitamin dan mineral yang ada pada air susu ibu mendapat
vitamin yaitu hewan dan nabati, sedangkan sumber mineral dapat didapatkan
dari ikan, daging banyak mengandung kalsium, fosfor, zat besi, seng dan
yodium.
menyebabkan jatuh pingsan akibat sirkulasi darah yang belum berjalan baik.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygiene yang baik.
Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar segat,
tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran atau menularkan kuman
Namun masih harus menjalani proses yang tak kalah merepotkan, yakni proses
tahapan selama masa nifas ini, vagina akan terus menerus mengeluarkan
disebu lochea.
d. Istirahat
setelah melahirkan. 3 hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu
mengalami gangguan pola tidur yang lebih besar. Kurang istirakat dapat
dirinya sendiri.
e. Seksual
pemikiran pada masa itu semua luka akibat persalinan, termasuk luka
episiotomi dan luka bekas seksio sesaria (SC) biasanya telah sembuh dengan
baik. Bila suatu persalinan di pastikan tdak ada luka atau robekan jaringan,
hubungan seks bahkan telah boleh dilakukan 3-4 minggu setelah melahirkan.
tertenu mengeluh hubungan masih terasa sakit atau nyeri meskipun telah
beberapa bulan proses persalinan.
f. Eliminasi
spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK dapat disebabkan karena springter
uretra tertekan oleh kepala janin dan spasma oleh iritasi muskolos
selama persalinan.
Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum. Apabila
g. Latihan/Senam nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah persalinan,
setelah keadaan ibu normal (pulih kembali). Senam nifas merupkan latihan
yang tepat untuk memulihkan kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara
Salah satu senam nifas yaitu senam kegel yang akan membuat
Perubahan emosi normal yang dapat terjadi pada masa nifas menurut
didominasi oleh hal baru dan asing yang tidak terduga ini.
dingin terhadap periwtiwa yang baru terjadi, terutama bila ibu mengalami
c. Beberapa ibu mungkin merasa dekat dengan pasangan dan bayi, sama halnya
dengan ibu yang idak tertarik dengan bayinya, meskipun beberapa ibu yang
e. Takut terhadap hal yang tidak diketahui dan terhadap tanggung jawab yang
g. Nyeri.
Menurut Marmi, (2015), hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas adalah sebagai berikut:
a. Fisik : Istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih.
c. Sosial : Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih dan menemani
d. Psikososial.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu
maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Rukiyah dkk,
2011).
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan ia harus tinggal dengan ibu dan bayi
baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.
penyakit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami.
B. Konsep Laktasi
a. Pengertian
disekresi dan pengeluaran ASI sampai pada proses bayi menghisap dan menelan ASI
(Marmi, 2015).
b. Proses laktasi
mulai memasuki pubertas ( usia 9 hingga 12 tahun), maka sel – sel payudara akan
di picu untuk berfolerasi lebih pesat ( contohnya, maturasi alveolus) oleh hormon
plasenta. Kadar keduanya akan menurun saat hari ke dua atau ke tiga pasca
persalinan karena plasenta dan krpus luteum. Sel yang terbentuk dalam ovari dan
tersebut telah lepas dan kurang befungsi. Hasilnya akan terjadi sekresi ASI
susu serta estrgen yang menjadi penghambat efek stimulatorik prolaktin sudah
hilang (sutanto,2019).
dari hisapan bayi pada puting susu tersebut di lanjutkan ke hipofisis posterior
sekitar alveolus akan berkontraksi dan mendorong asi yang telah terbuat masuk
Reflek ini muncul ketika payudara ibu menempel pada pipi atau disekeliling
mulut bayi. Hal ini menyebabkan kepala bayi memutar menuju ke putting susu
yang menyentuh pipi bayi secara spontan bayi akan membuka mulut dan
Ketika langit-langit mulut bayi tersentuh putting susu ibu maka reflek ini akan
muncul, putting susu yang secara langsung masuk dalam mulut bayi maka akan
menarik lebih jauh dan menekan aerola sehingga dengan tekanan tersebut bibir
dan gerakan rahang akan berirama samapi ke sinus lakteferius kemudian air
Ketika mulut bayi sudah terisi dengan ASI maka reflek ini akan muncul, dan
bayi akan menelan dengan spontan otot-otot di pipi akan melakukan gerakan
menghisap secara terus bertahap dan ASI akan keluar banyak (Icesmi, 2013).
d. Manfaat menyusui
c) ASI memudahkan kerja pencernaan, mudah diserap oleh usus bayi serta
ideal.
kelahiran bayi.
kebersihannya terjamin.
kerusakan.
2) Bagi ibu
oksitosin.
(2) Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan secara bertahap
karena pengeluaran energi untuk ASI dan proses pembentukannya akan
(3) Pemberian ASI yang cukup lama dapat memperkecil kejadian karsinoma
(4) Pemberian ASI mudah karen tersedia dalam keadaan segar dengan suhu
c) Aspek Psikologi
Menyusui memberikan rasa puas, bangga dan bahagia pada ibu yang
berhasil menyusui bayinya dan memperkuat ikatan batin antara ibu dan
anak.
a) Aspek ekonomi
(2) Mengurangi biaya perawatan sakit karena bayi yang minum ASI tidak
b) Aspek Psikologis
c) Aspek Kemudahan
Menyusui sangat praktis ksrena dapat diberikan setiap saat.
4) Manfaat untuk negara
Faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi
bayi baik, karena ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi.
Subsidi untuk rumah sakit dapat berkurang karena rawat gabung akan
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional, jika semua ibu menyusui
formula.
yaitu:
1) Kondisi bayi pada saat ingin menyusu, seperti bayi mengantuk sehingga tidak
2) Rooting, yaitu menyentuhkan tangan atau puting ke mulut bayi agar bayi dengan
segera membuka mulutnya dengan lebar sehingga perlekatan bayi tidak hanya
pada puting saja, namun mencapai hingga sebagian besar areola payudara.
3) Pengetahuan ibu tentang teknik laktasi. Ibu yang memiliki pengetahuan tentang
menyusui akan mudah dalam meberikan ASI pada bayinya dibanding ibu yang
4) Kondisi fisik dan mental ibu. Kondisi ibu yang biasanya sangat berpengaruh
dalam menyusui bayinya yaitu ibu menderita penyakit penyakit kronis. Selain itu,
Payudara atau mamae adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas
otot dada. Fungsi dari pyudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
gram, sat hamil 600 gram, dan saat menyusui 800 gram ( sutanto, 2019).
Laktiferus besar.
2. Areola Bagian yang kehitaman di tengah.
(Sutanto, 2019).
Anatomi payudara yang sangat mempengaruhi tindakan menyusui
sempurna (datar atau tenggelam) akan menjadi penyulit bagi bayi untuk
ASI.
6) Anatomi dan fisiologi bayi. Anatomi bayi yang sangat mempengaruhi tindakan
menyusui yaitu ketika bayi mengalami kelainan pada bibir dan pallatumnya yang
tertentu dalam pemberian ASI. Sedangkan kelainan fisiologis yang biasa terjadi
yaitu terjadinya ikterus pada bayi, bayi enggan menyusu karena merasa kurang
1) Makanan Ibu
Pada dasarnya, makanan yang dikonsumsi oleh ibu menyusui tidak secara
langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Tetapi,
jika makanan ibu terus-menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang
Semakin sering bayi menyusui, maka produksi dan pengeluaran ASI akan
semakin banyak. Akan tetapi, frekuensi menyusui pada bayi prematur dan cukup
bulan berbeda. Menyusui bayi paling sedikit 8 kali per hari pada periode
yang lebih rendah dibanding dengan bayi yang berat lahir normal. Kemampuan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini
dikarenakan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu)
sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga produksi ASI
lebih rendah dari pada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan
menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan oleh berat badan yang rendah
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan ibu yang selalu
dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan ketegangan emosional
akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. Untuk
Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa
lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI disisi lain etanol dapat
berupa pil yang mengandung hormon estrogen karena dapat mengurangi dan
implan. Adapun alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dapat merangsang uterus
ibu dan meningkatkan kadar hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat
8) Perawatan Payudara
1) Tingkatkan frekuensi menyusui atau memompa atau memeras ASI. Jika anak
belum mau menyusu karena masih kenyang, perahlah atau pompalah ASI.
Produksi ASI prinsipnya based on demand sama seperti prinsip pabrik, yaitu jika
makin sering diminta susu atau diperas atau di pompa maka makin banyak ASI
yang di produksi.
2) Ibu harus dalam keadaan rileks. Kondisi ibu menyusui sangat menentukan
keberhasilan ASI eksklusif. Disini juga memerlukan peran dan dukungan suami
agar menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu, sehingga ibu dapat lebih rileks
a. Pengertian
kesehatan maupun orang yang terdekat disekitarnya agar dapat membantu ibu
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Cara menyusui sangat
Selain harus mengetahui apakah bayi menyusui secara efektif atau tidak, ibu
juga harus mengetahui bagaimana cara menyusui yang benar. Pada saat menyusui
bayi, ada beberapa cara yang harud diketahui seorang ibu tentang cara menyusui
a. Duduk dengan posisi santai dan tegak dengan menggunakan kursi yang
rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi.
c. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi. Bayi ditidurkan diatas
lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan, kepala bayi
tangan ibu.
2) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu
didepan.
d. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari
e. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut )rooting reflek) dengan cara
menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.
f. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara
1) Usahakan sebagian besar areola putting susu berada di bawah langit-langit dan
lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang
2) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disanggah
lagi.
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti
4. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting
5. Menyendawakan bayi.
di tepuk perlahan-lahan.
menyusui ibu dan bayi berjalan dengan baik, yang disingkat dengan BREAST,
yaitu Body position (posisi badan), response (respon), emotional bonding (ikatan
emosi), anatomy (anatomi), suckling (menghisap) dan time (waktu) yang dipakai
untuk menghisap.
Tabel 1
- Bayi
menghindar/tergelincir
dari payudara
tertarik
- Pipi membulat
- Lebih banyak areola di atas ke bawah
mulut bayi
- Menghisap pelan dan - Lidah bayi
dalam, diselingi istirahat tidak tampak
- Dapat melihat atau - Pipi tegang dan
mendengar tegukannya tertarik ke dalam
- Lebih banyak areola di
bawah mulut bayi
- Dapat menghisap cepat
- Dapat mendengar
kecapan atau klikan
c. Posisi menyusui
Agar proses menyusui berjalan dengan lancar, maka seorang ibu harus
mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi
secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan
perlekatan bayi pada payudara yang tepat. Posisi yang nyaman untuk menyusui sangat
penting. Ada banyak cara untuk memposisikan diri dan bayi selama proses menyusui
berlangsung.
memegang bayi. Dalam memgang bayi pastikan ibu melakukan 4 butir kunci sebagai
berikut:
1. Kepala bayi dan badan bayi harus dalam satu garis yaitu. Bayi tidak dapat mentee
2. Muka bayi menghadap payudara dengan hidung menghadap putting yaitu seluruh
badan bayi menghadap badan ibu. Ia harus menjauhi secukupnya sekedar dapat
melihat. Posisi ini adalah terbaik untuk bayi, untuk menghisap payudara, karena
4. Apabila bayi baru lahir, ia harus meopang bokong bukan hanya kepala dan bahu
merupakan hal yang penting untuk bayi baru lahir. Untuk bayi lebih besar meopang
Ada beberapa posisi menyusui yaitu posisi berdiri, posisi rebahan, posisi
1. Posisi berdiri
Bila ingin menyusui dengan posisi berdiri diusahan bayi merasa nyaman
belakang atau samping ibu agar tubuh ibu tidak terganjal saat menyusu.
Gambar 6 posisi menyusu dengan berdiri
2. Posisi rebahan
e. Posisikan paha ibu membantu menyangga tubuh bayi, namun kalau kurang
3. Posisi duduk
Posisi menyusu dengan duduk dapat dilakukan dengan posisi santai dan tegak
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi. Adapun cara menyusu dengan proses duduk yaitu :
a. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan di atas
pangkuan ibu
b. Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi diletkkan pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau
c. Satu tangan bayi diletkkan di belakang badan ibu dan yang satu didepan
Posisi ini disebut juga dengan posisi menyusui klasik. Posisi ini sangat
baik untuk bayi yang baru lahir secara persalinan normal. Adapun cara menyusui
b. Jika bayi menyusu pada payudara kanan, letakkan kepalanya pada lekuk siku
c. Arahkan badan bayi sedemikan rupa sehingga kuping bayi berada pada satu garis
lurus dengan tangan bayi yang ada di atas (berbaring menyamping
denganmuka, perut dan lutut menempel pada dada dan perut ibu)
mulutnya ke putting susu karena payudara ibu yang besar sementara mulut bayi
kecil. Posisi ini juga baik untuk bayi yang sedang sakit. Cara menyusui bayi dengan
a. Pada posisi ini tidak menyangga kepala bayi dengan lekuk siku, melainkan
b. Jika menyusui pada payudara kanan maka menggunakan tangan kiri iuntuk
memegang bayi
d. Lalu arahkan mulutnya ke putting susu dengan ibu jari dan tangan ibu
dibelakang kepala dan bawah telinga bayi
Posisi ini dapat dipih jika ibu menjalani operasi Caesar (untuk meghindari
bayi berbaring di atas perut). Selain itu posisi ini juga bisa digunakan jika bayi lahir
kecil atau memiliki kesulitan dalam menyusu, putting susu ibu datar atau ibu
mempunyai bayi kembar. Adapun cara menyusui dengan posisi football atau
mengepit adalah:
dilakukan dengan hati-hati, jika ibu mendorong bayinya dengan keras kearah
Posisi ini baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu
merasakan lelah atau nyeri. Ini biasanya dilakukan pada ibu menyusui yang
melahirkan melalui operasi caesar. Yang harus diwaspadai dari teknik ini adalag
pertahankan jalan nafas bayi agar tidak tertutup oleh payudara ibu. Oleh karena itu,
harus didampingi oleh orang lain ketika menyusui. Pada posisi ini kesukaran
perlekatan yang lazim apabila berbaring adalah bila bayi terlalu tinggi dan kepala
bayi harus mengarah ke depan untuk mencapai putting. Menyusui berbaring miring
jyga berguna pada ibu ingin tidur sehingga ia dapat menyusui tanpa bangun.
b. Mintalah bantuan pasangan untuk meletakkan bantal dibawah kepala dan bahu,
serta diantara lutut. Hal ini akan membuat punggung dan pangggul pada posisi
yang lurus.
c. Muka ibu dan bayi tidur berhadaoan dan bantu menempelkan mulutnya ke
putting susu
d. Jika perlu letakkan bantal kecil atau lipatan selimut dibawah kepala bayi agar
bayi tidak perlu menegangkan lehernya untuk mencapai putting dan ibu tidak
perlu membungkukan badan kea rah bayinya, sehingga tidak cepat lelah.
Ada posisi menyusui secara khusu yang berkaitan dengan situasi tertentu
seperti menyusui pasca operasi Caesar, menyusui pada bayi kembar dan menyusui
Posisi football atau mengepit sama dengan ibu yang melahirkan melalui seksio
caesaria, posisi football juga tepat untuk bayi kembar, di mana kedua bayi disuse
4) Untuk memudahkan kedua bayi dapat diletkkan pada satu bidan datar
5) Dengan demikian, ibu cukup menopang kepala kedua bayi kembarnya saja
Pada ibu-ibu yang memiiki ASI berlimpah dan memancar (penuh) dan alirannya
deras, terdapat posisi khusus untuk menghindari agar bayi tidak tersedak dengan
cara : ibu tidur terlentang lurus, sementara bayi di atas perut ibu dalam posisi
tengkurupkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi. Dengan
( Natia, 2018; ASI dan Panduan Ibu Menyusui; Yogyakarta Hal 31-50 )
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal sehingga memengaruhi produksi
ASI selanjutnya bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusu dengan benar,
5) Sebagian aerola masuk ke dalam mulut bayi, aerola bawah lebih banyak yang
masuk.
10) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
11) Kepala bayi agak menengadah (Dewi, 2014)
2) Bayi hanya menyusu pada putting susu, tidak menyusu pada areola
3) Bayi menyusu dengan ringan, cepat, dan gugup, tidak menyusu dengan sungguh-
5) Ibu tidak mendengar bayinya menelan secara teratur setelah produksi air susu
meningkat.
Menurut (Mulyani, 2015), bayi dikatakan cukup ASI bisa menunjukan tanda-tanda
sebagai berikut:
1) Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8-
2) Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering dan warna menjadi lebihmuda
3) Bayi akan buang air kecil (BAK) setidaknya 6-8 kali sehari.
7) Pertumbuhan Berat Badan (BB) bayi dan Tinggi Badan (TB) sesuai dengangrafik
pertumbuhannya.
usianya.
9) Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar bangun dan tidur dengan cukup.
Putting susu yang lecet memliki masalah yang paling banyak dialami ibu
menyusui. Putting lecet akibat beberapa factor. Dapat disebabkan oleh trush atau
dermatitis dan yang dominan adalah kesalahan posisi menyusui saat bayi hanya
dalam mulut bayi. Putting lecet juga dapat terjadi pada akhir menyusui, bayi tidak
benar melepaskan isapan atau jika ibu sering membersihkan putting dengan
alcohol atau sabun. Putting susu yang lecet dapat membuat ibu merasa tersiksa
saat menyusui karena rasa sakit. Jika ibu melewati waktu menyusui untuk
Cara menangani :
4. Ibu dapat terus memberikan cara-cara menangani susu nyeri diatas tadi
5. Olesi putting susu dengan ASI akhir, jangan sekali-kali memberikan obat lain,
6. Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang
lebih 1x24 jam dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2x24
jam
8. Cuci payudra sehari sekali saja dan tidak dibenarkan untuk menggunakan
dengan sabun
9. Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit untuk
10. Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan
11. Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas jangan menggunakan dot
12. Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan waktu
Ada beberapa cara mengeluarkan ASI yaitu mengeluarkan ASI dengan tangan dan
d. Letakkan ibu jari pada batas areola mamae dan letakkan jari telunjuk pada batas
f. Pijat daerah diantara kedua jari tadi kea rah depan sehingga akan memeras dan
h. Setelah pancaran ASI berkurang pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tali
dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola dengan kedua jari selalu
berhadapan.
i. Lakukan berulang-ulang sehingga ASI akan terperah dari semua bagian payudara
j. Jangan memijat atau menarik putting susu, karena ini tidak akan mengeluarkan
pompa
Pompa ini efektif dan mudah di pakai, kekuatan tekanan isapan mudah
dikontrol, baik kedua silinder maupun gerakan memompa berada dalam garis
lurus, memompa berada dalam garis lurus. Terbuat dari plastic yang tempat
pompa.
c) Tipe kerucut / plastic dan bola karet / tipe terompot (Squueeze and bulb atau
Horn).
Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena dapat menyakitkan dan dapat
b. Pompa Elektrik
Beberapa macam pompa listrik sudah ada di beberapa kota besar. Karena
sakit besar.
tidurdengan cukup
7. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai
menyusui
8. Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI
51
F. Evidance Base Praktik Kebidanan
Berikut ini adalah beberapa jurnal penelitian yang berhubungan dengan teknik
menyusui yaitu :
Tahun
52
disusui.
pengaturan pemikiran dan tindakan dalam suatu urutan yang logis dalam
penganan klien oleh petugas kesehatan dalam hal ini bidan (Sudarti, 2010).
2. Asuhan Kebidanan
langkah, yaitu:
penanganan segera
pada asuhan primer yang periodic selama kunjungan ANC tetapi juga
selama bidan terus bersama wanita itu sampai siklus berikutnya (bersalin,
tim kesehatan lainnya, atau oleh klien itu sendiri. Walaupun ada beberapa
pelaksanaan yang tidak dilakukan oleh bidan itu sendiri namun bidan tetap
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
dari melalui hasil observasi yang jujur dan pemeriksaan fisik pasien,
dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data
objektif ini. Dan ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta
c. Assesment
d. Planning
yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan
intepretasi data. Planning dalam metode SOAP ini juga merupakan
TINJAUAN KASUS
Biodata
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
A. Data Subjektif
1. KeluhanUtama : Ibu mengatakan belum mengerti teknik menyusui bayi secara benar
Kawin 1 kali, penikahan ke-1, umur saat menikah 21 tahun, lamanya pernikahan 2tahun.
3. Riwayat Menstruasi
HPHT : 02-02-2021
Menarch : 14 tahun
Sikus : 28 Hari
Lama : 7 hari
Karakteristik : Cair
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan, persalinan dan nifas yang pertama.
6. Riwayat Kesehatan
(Asma, Jantung).
Ibu mengatakan tidak ada riwayat operasi serta tidak memiliki riwayat alergi obat.
Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturunan kembar baik dari keluarga ibu maupun
keluarga suami.
a. KeadaanIbu:
5) Proses Persalinan
b. Keadaan Bayi:
8. Kebutuhan Fisik
a. Nutrisi
Terahir makan pada tanggal 17 November 2021 pukul 09.00 WIB porsi 1 piring
jenis nasi, sayur dan lauk. Minum air putih dan teh manis, dan tidak ada keluhan.
b. Eliminasi :
2) BAB : lancar
c. Istirahat (tidur)
Ibu mengatakan dapat tertidur dan sesekali bangun jika bayinya menangis.
d. Personal hygiene
Ibu mengatakan belum mandi tetapi sudah ganti pakaian serta sudah ganti
pembalut.
e. Ambulasi/Aktivitas
Ibu mengatakan sudah dapat berjalan ke kamar mandi sendiri dan dapat menyusui
bayinya.
a. Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kebutuhan nutrisi pada masa nifas an
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
Bentuk mesochepal, tidak ada benjolan abnormal, rambut hitam bersih. Mata
simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih. Hidung bersih, tidak ada polip
b. Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid serta tidak ada bendungan vena
jugularis.
c. Payudara
keluar.
d. Abdomen
Tidak ada bekas luka operasi, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, kandung
kemih kosong.
e. Genetalia Eksterna
Vagina bersih, tidak ada oedema, tidak ada varices, perineum tedapat jahitan
yang masih basah (normal dikarenakan hari pertama post partum dan tidak
g. Ekstrimitas
patela positif.
3. PemeriksaanPenunjang
Rasional : Ibu harus mengetahui keadaan diri dan janinnya sehingga ibu dapat lebihkooperatif
apabila teknik menyusuinya benar akan membuat ibu merasa nyamanselama menyusui dan
ASI yang diterima bayi dapat optimal.
Rasional : ibu harus mengetahui tanda bahaya pada masa nifas agar lebih waspada dan
Rasional : Perawatan bayi baru lahir perlu dilakukan dengan baik dan benar, agar bayi merasa
Rasional : ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sampai dengan usia bayi 6 bulan,dan
6. Beritahu ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan tidak pantang makan.
Rasional : ibu nifas harus memenuhi kebutuhan nitrisi dengan makanan seimbang,agar dapat
7. Beritahu ibu untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan sering menggati pembalut.
Rasional : personal hygiene pada masa nifas sangat penting guna menjaga diri secarakeseluruhan
Rasional : Manfaat dari Vitamin A yaitu untuk memperoleh kualitas ASI sehingga
dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mempercepat proses pemulihan saat
melahirkan, tablet Fe agar dapat mencegah anemia pada ibu nifas, serta asam
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa saat ini ibu dalam
keadaan sehat.
2. Mengajarkan kepada ibu cara menyusui dengan menggunakan teknik menyusui yang
benar.
b. Mengelurkan sedikit asi lalu dioleskan pada bagian puting dan areola sebelum dan
setelah menyusui, mengajarkan perlekatan bayi yaitu perut bayi harus menempel
c. Setelah selesai menyusui, ajarkan ibu untuk menyendawakan bayi dengan cara
c. Demam
e. Bengkak pada daerah betis serta ibu merasa sedih tanpa sebab. Jika ada salah satu
kesehatan.
b. Serta tidak membiarkan bayi merasa gerah, ganti popok bayi jika terkena bak atau
bab bayi
c. Mengajarkan cara merawat tali pusat bayi yaitu selalu menjaga tali pusat agar tetap
kering dan tidak lembab agar tidak infeksi.
5. Memberitahu ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya selama 6
bulan tanpa makanan apapun, karena dengan pemberian ASI saja kebutuhan nutrisi
6. Memberitahu ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi agar ASI juga menjadi banyak dan
lancar seperti :
a. Makan sayur-sayuran yang hijau dan makan makanan dengan tinggi protein seperti
a) Mandi guyur
b) Tentang cara merawat luka jahitan yaitu bersihkan setiap habis bak dan bab
dengan cara cebok dari arah depan ke belakang menggunakan air bersih
kenakan pembalut dan celana dalam bersih dari katun, ganti pembalut apabila
sudah penuh dan celana dalam 2-3 kali sehari agar tidak terjadi infeksi.
VI. EVALUASI
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. M didapatkan data Ny. M post
partum 1 hari dan mengeluh sudah dapat menyusui bayinya namun ASI yang keluar belum
lancar. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa hari pertama sampai ke tiga jenis ASI yang
keluaradalah colostrum dan pada umumnya produksi air susu baru berlangsung pada hari ke 2-3
post partum spontan maupun SC. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara
kasus dan teori.
Hasil pemeriksaan atau data objektif berupa data fokus pada masa nifas didapatkan
bahwa tanda-tanda vital ibu dalam batas normal yaitu tekanan darah 110/70 mmHg, Suhu:
36,50C, Respirasi: 23 x/m, Nadi: 83 x/m. Berdasarkan teori (Marmi, 2015), pasca melahirkan
pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah. Denyut nadi normal pada orang
dewasa 60-80 kali per menit. Pasca melahirkan, denyut nadi dapat menjadi brakikardi maupun
lebih cepat. Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,20C. Pasca melahirkan, suhu tubuh
dapat naik kurang lebih 0,50C dari keadaan normal. Frekuensi pernafasan normal pada orang
dewasa adalah 16-24 kali per menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau
normal. Berdasarkan kasus dan teori diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan
antara kasus dan teori.
Pada daerah abdomen didapatkan TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, kendung
kemih kosong. Berdasarkan teori Sukarni (2013), dan Marmi (2015) menyebutkan bahwa
involusi uterus pada saat plasenta lahir TFU setinggi pusat dan waktu 7 hari (1 minggu) TFU
pertengahan pusat dan sympisis, kontraksi uterus baik dan terus meningkat setelah bayi lahir,
dan
kondisi kandung kemih ibu harus kosong setelah melahirkan karena apabila penuh dapat
mengganggu letak uterus dan mengganggu kontraksi uterus yang dapat menyebabkan
perdarahanBerdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara kasus
dan teori.
Pada pemeriksaan genetalia terdapat lokhea rubra yang berwarna merah pekat dan tidak
berbau busuk. Berdasarkan teori (Marmi, 2015), pengeluaran lokhea yang keluar adalah lokhea
rubra yang keluar pada hari pertama sampai ketiga dengan tidak berbau busuk, berwarna merah
kehitaman yang terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa
darah. Berdaraskan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.
Berdasarkan hasil dari pengkajian data subjektif dan data objektif didapatkan diagnosa
Ny. M umur 22 tahun P1A0dengan teknik menyusui yang benar, masalah ibu belum dapat
menyususi bayinya dengan benar, dan kebutuhannya yaitu KIE tentang teknik menyusui yang
benar. Setelah didapatkan diagnosa pada Ny. M maka dilakukan perencanaan asuhan yaitu
memberitahu hasil pemeriksaan, mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar, memberitahu
tanda bahaya dalam masa nifas, mengajarkan cara perawatan bayi, serta menjaga personal
hygiene. Dan penatalaksanaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah di buat.
Berdasarkan dari beberapa jurnal yang diteliti ada 3 jurnal yang terkait dalam judul
peneliti tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa, pada saat putting susu ibu lecet dan
pengeluaran air susu sedikit maka yang dilakukan oleh ibu itu langsung diberikan susu formula
sebagai pengganti ASI supaya bayinya tidak rewel kemudian dia langsung berhenti menyusui
bayinya,dan didalam Teori bahwa harus diajarkan cara menyusui yang benar, diberitahukan
bahwa faktor- faktor penyebab ASI nya sedikit keluar, makanan apa saja yang cepat untuk
memproduksi ASI nya semakin banyak dan diajarkan pijat oksitosin supaya ASI ibunya lancar
jadi dapat disimpulkan bahwa antar jurnal dengan teori ada beberapa kesenjangan dan faktor-
faktor yang tidak diberitahukan kepada ibunya terutama makananan ( sayuran ) untuk
memproduksi ASI ibunya maka kasus yang saya teliti di lahan ada satu kesenjangan yang tidak
ibu ketahui tentang pemberian ASI eksklusif itu selama 6 bulan dan kita harus mengajari cara
menyusui yang benar dan makanan yang cepat memproduksi ASInya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. M umur 22 tahun
P1A0 menerapkan asuhan kebidanan menurut 7 langkah Varney, maka penulis mengambil
1. Asuhan kebidanan pada Ny. M dengan Asuhan nifas fisiologis dengan teknik pendekatan
manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian, analisa data dasar, pada
2. Berdasarkan hasil dari pengkajian data subjektif dan data objektif didapatkan diagnosa Ny.
M umur 22 tahun P1A0dengan teknik menyusui yang benar dengan amsalah ibu belum
dapat memberikan ASI dengan banar dan kebutuhan nya KIE mengenai teknik menyusui
yang benar.
3. Tidak ada diagnosa potensial dan tidak perlu dilakukan tindakan segera.
mengajaran kepada ibu cara menyusui yang benar, memberitahu ibu tanda bahaya pada
masa nifas, memberitahu ibu cara perawatan bayi dan personal hygiene serta mimum
B. Saran
1. Bagi Penulis
Bagi penulis selanjutnya agar dapat menambah dan mengembangkan ilmu atau tehnik menyusui
yang benar.
2. Bagi Masyarakat
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang ASI dan tehnik menyusi yang
benar
menyediakan leaflet atau gambar tentang kebutuhan ibu nifas terutama mengenai tehnik menyusii
4. Bagi Institusi
Diharapkan laporan ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan pada ibunifas.
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh Dkk. 2018; Asuhan Kebidanan Pada Masa Ibu Nifas;Jakarta; IKAPI
Dewi, Barlian Purnama. 2014. Determinan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Mandar.
Ilmiasih, R. 2017. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Regusrgitasi Pada Bayi ASI Eksklusif
Kemenkes. 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012 Badan Penelitian dan Pengembangan
Kemenkes RI. 2014. Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 97 tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kemenkes RI.2015. Pelayanan Persalinan dan Nifas Normal Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta.
Khamzah, S.N. 2012. Segudang Keajaiban ASI yang Harus Anda Ketahui. Yogyakarta: Flash
Book.
Marmi. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Mulyani, N.S. 2015.ASI dn Pedoman Ibu Menyusui. Cetakan ke2. Yogyakarta: Nuha Medika.
Masruroh. 2015; Praktik Keterampilan Asuhan Kebidanan Nifas Dilengkapi Dengan Jobsheet
Dan Daftar Tilik; Yogyakarta
Natia; 2018;ASI Dan Panduan Ibu Menyusui; Yogyakarta;Nuha Medika
Profil kesehatan Indonesia. 2015. Departemen kesehatan RI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
2016.
Saiffudin. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: salemba Medika
Sudarti, Endang Khoirunisa, SST.Keb. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak.
Sukarni & Margareth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Walyani & Purwoastuti. 2015. Asuhan kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Yuliarti, N. 2010. Keajaiban ASI, Makanan Terbaik Untuk Kesehatan, Kecerdasan, dan