Makalah AIK Kelompok 6 (Qunut Subuh)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

AL ISLAM KEMUHAMMADIYAAN
QUNUT SUBUH

DOSEN : Dr.H Mahsyar Idris M.Ag

OLEH KELOMPOK 6

HENOK SALENG 219190007

MUH. RENALDY RIFAI HALIM 219190013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE-PARE


FAKULTAS TEKNIK/PRODI SIPIL
TAHUN AJARAN
2021-2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah “Al Islam Kemuhammadiyaan” tentang paham islam dalam

muhammadiyah. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

makalah ini.

Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu, Kami

menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat

maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima

segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan

manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Melaksanakan shalat lima waktu adalah suatu kewajiban bagi setiap


pribadi muslim. Hal ini tegas ditemukan, baik dalam ayat–ayat al- Quran
maupun Hadis Nabi Saw. Karena itulah Nabi Saw sangat mencela orang yang
sengaja meninggalkan shalat dengan sebutan kafir menurut zahirnya. Nabi Saw
juga menyatakan bahwa perbedaan antara muslim dengan orang kafir adalah
meninggalkan shalat, karena shalat itu tiang agama. Namun mengenai
prakteknya shalat tersebut tidaklah ada keterangan yang tegas dari ayat-ayat al-
Qur’an, hanya bisa diketahui melalui keterangan dari praktek salat Rasulullah
saw tentang bagaimana cara melaksanakan shalat tersebut setiap waktu.
Termasuk di dalamnya qunut subuh.
Menurut Abu Ubaidah pada intinya qunut itu adalah do’a dan tunduk
kepada- Nya. Sedangkan do’a qunut itu sendiri adalah permohonan selamat dari
musibah, permohonan selamat bagi orang-orang mukmin yang tertindas, serta
permohonan agar orang-orang yang zhalim mendapatkan kecelakaan, demikian
pula orang-orang yang memusuhi islam. Atau do’a yang dibaca waktu berdiri
dalam shalat.

Bila dilihat dari sejarah terjadinya qunut sebagaimana hadis yang


diriwayatkan oleh Bukhari bermula ketika Rasul Saw mengutus para ahli Qura’
kepada kaum musrik yang antara mereka dan Rasul Saw telah ada perjanjian
tetapi mereka menghianatinya sehingga mereka membunuh semua utusan Nabi
Saw itu dan berita tersebut terdengar oleh Rasul Saw dan membuat beliau
Saw sangat sedih maka beliau Saw melaksanakan qunut selama satu bulan
untuk mendo’akan kebinasaan kaum yang membunuh para sahabat di Bi’ral
Ma’unah.
Kemudian bila dilihat lagi kepada lanjutan qunut ini maka akan kita dapati
hadis riwayat Muslim yang menyebutkan bahwa Rasul Saw hanya membaca
qunut ketika terjadi bencana selama sebulan kemudian beliau tinggalkan.5

Dari peristiwa tersebut di ataslah awal mula terjadinya qunut nazilah.


Tetapi selain qunut nazilah ada juga qunut witir dan do’a nya langsung diterima
oleh Hasan bin Ali bin Abi Thalib dari Rasulullah saw.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka secara keseluruhan masalah


yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Qunut Subuh
2. Apa macam-macam Qunut
3. Apa Dalil Do’a Qunut Subuh
4. Apakah Qunut Subuh sesuai dengan Hadis

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Qunut Subuh


2. Untuk mengetahui macam-macam Qunut Subuh
3. Untuk mengetahui apa Dalil Do’a Qunut Subuh
4. Untuk mengetahui apakah Qunut Subuh sesuai dengan Hadis
BAB II

POKOK PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Qunut


Kata qunut berasala dari kata arab yang artinya taat, menghinakan diri
kepada Allah Swt, dan lama tegak dalam salat. Qunut subuh ialah qunut yang
dilakukan pada rakaat terakhir shalat subuh. Qunut mempunyai arti yang sama
dengan do’a dan tadarru’ yang berarti mendo’akan musuh.
Qunut secara bahasa artinya kepatuhan yang disertai dengan
ketundukan, sebagaimana firman Allah Swt kepada Sayyidah Maryam: Hai
Maryam patuhlah kepada tuhanmu, sujud dan rukuk lah bersama orang- orang
yang rukuk. (Ali Imran; 43). Akan tetapi, yang dimaksud qunut dalam shalat
adalah do’a yang dibaca pada rakaat kedua.
Menurut pendapat yang masyhur dikalangan ahli bahasa, makna qunut
adalah do’a. Namun demikian, kata qunut juga memiliki makna lain yang cukup
banyak. Di antaranya bermakna taat, khusu’, shalat, ibadah, qiyam, dan diam.
Karena itu, untuk memilih makna harus disesuaikan dengan konteks pembicaraan
dan qorinahnya masing-masing
Qunut bermakana do’a, berdiri dalam sembahyang, berdiam diri dalam
sembahyang. Menurut Al Hafidh Al Iraqi dalam buku kuliah ibadah, qunut itu
ada 10 macam maknanya: 1). Do’a, 2). Khusu’, 3). Ibadah, 4). Taat, 5).
Mengerjakan taat, 6). Mengakui diri hamba Allah, 7). Diam dengan tekun dalam
sembahyang, 8). Berdiam diri dalam sembahyang, 9). Lama berdiri dalam
sembahyang, 10). Tetap dalam taat.
Dari pengertian qunut di atas maka penulis menyimpulkan bahwa qunut
adalah berdo’a antara rukuk dan sujud pada salat.
2.2 Macam-Macam Qunut
Dalam syari’at islam da tiga qunut, semuanya dilakukan Nabi SAW, dan
diancurkan melakukannya pada waktu dan posisinya masing-masing. Ketiga
macam qunut tersebut ialah:
1. Qunut subuh
Qunut subuh adalah membaca doa qunut yang dianjurkan membacanya
setelah bangun dari ruku’ raka’at terakhir shalat subuh.
2. Qunut Witir
Doa qunut witir biasanya dibaca ketika raka’at terakhir salah witir. Dalam
pelaksanaanya, doa qunut witir ini dibaa setelah ruku’ atau pada saat iktidal,
di raka’at terakhir salat witir.
3. Qunut Nazilah
Ialah qunut yang dibaca dalam salat fardu ketika umat Islam menghadapi
tantangan, bencana, dan permusuhan dari orang-orang kafir.

2.3 Dalil Qunut Subuh


Sebagaimana kita sudah ketahui bersama bahwa masalah qunut pada
shalat shubuh adalah bagian dari khilaf para ulama. Sebagain ulama
mengatakan bahwa qunut pada shalat shubuh itu bid'ah dan melarang kita
melakukannya. Namun sebagian ulama lainnya mengatakan bahwa qunut itu
sunnah dan menganjurkan kita untuk melakukannya.
Perlu diketahui bahwa polemik itu bukan berasal dari kalangan NU dan
Muhammadiyah, melainkan lahir dari para fuqaha dan para muhadditsin di masa
lalu. Ribuan tahun sebelum kedua ormas Islam itu berdiri, para ulama sudah
berbeda pendapat. Namun mereka tidak asal beda, melainkan berangkat dari
sekian banyak dalil dan metode istinbath yang ilmiyah. Sehingga hasilnya bisa
dipertanggung-jawabkan secara ilmiyah pula.
2.4 Dalil Qunut Subuh

Dari analisis dalil di atas dapat diketahui bahwa hukum qunut subuh ada
yang berpendapat hukumnya sunah sebagaimana yang telah dijelaskan.

Kemudian ada yang berpendapat qunut subuh yang dilakukan secara


terus menerus hukumnya tidak boleh bahkan menganggapnya adalah bid’ah.

BAB III
PENTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab-bab Sebelumnya, maka dapat diambil


beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Qunut subuh ialah qunut yang dilakukan pada rakaat terakhir shalat
subuh, menurut pemahaman fiqih yang ada.
2. Hukum qunut subuh ada yang berpendapat sunah dilakukan dengan
dasar hadis Rasulullah Saw dan menurut pendukung qunut subuh
dalilnya kuat. Sedangkan pada pendapat yang lain melarang qunut itu
dilakukan bahkan menganggapnya suatu bid’ah dan mereka juga
bersandarkan kepada hadis Rasulullah Saw dan menurut penentang
qunut dalil yang mereka utarakan juga kuat. Maka itu kembali kepada
masing-masing orang yang mau mengamalkannya atau tidak, karena
masing-masing pendapat ada dalilnya.

Anda mungkin juga menyukai