MAKALAH Kapita Selekta
MAKALAH Kapita Selekta
MAKALAH Kapita Selekta
1
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt.yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya. Sholawat beserta salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad saw., semoga kita
mendapatkan syafa’at di yaumil akhir kelak. Aamiin.
Makalah ini disusun berdasarkan sumber-sumber referensi serta hasil diskusi kami
mengenai “Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional” untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kapita Selekta Pendidikan yang dibimbing oleh Bapak Dosen: Surya Bakti, SS, MA. Agar
menambah wawasan kita mengenai judul makalah tersebut.
Dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan.Dengan itu kami memohon saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.Semoga makalah ini
dapat memberi manfaat bagi yang membaca.Aamiin.
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar ......................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan ................................................................................................................4
Daftar Pustaka........................................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara kultural, pendidikan pada umumnya berada dalam lingkup peran, fungsi dan
tujuan yang tidak bebeda. Semuanya dalam upaya untuk menegakkan martabat manusia melalui
transmisi yang dimilikinya.
Dunia pendidikan Islam dengan pendidikan pada umumnya, kadang-kadang memang
mempunyai persamaan dan kadang-kadang juga memiliki perbedaan. Persamaan akan timbul
karena sama-sama berangkat dari dua arah pendidikan yakni dari diri manusia yang memang
fitrahnya untuk melakukan proses pendidikan, kemudian dari budaya yakni masyarakat yang
memang menginginkan usaha warisan nilai, maka semua memerlukan pendidikan.
Pendidikan nasional menggalakan potensi individu secara menyeluruh dan terpadu untuk
mewujudkan insan yang seimbang dan harmonis dari segi intelektual, rohani dan iman,
berdasarkan kepada kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ada penekanan
dalam bidang rohani maupun jasmani manusia dalam sistem pendidikan nasional merupakan
ciri-ciri pendidikan Islam. Karena itu kurikulum pendidikan keagamaan merupakan bagian yang
dimuat dalam kurikulum pendidikan maupun yang melekat pada setiap pelajaran sebagai bagian
dari pendidikan nilai.
Mengenai pendidikan agama itu sendiri pada dasarnya cukup mewarnai perjalanan
bangsa Indonesia, apalagi bila dilihat dari dimensi historis. Sebelum pemerintah kolonial
Belanda memperkenalkan sistem pendidikan Barat yang sekuler, diketahui bahwa pesantren
merupakan satu-satunya lembaga pendidikan formal yang ada di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka saya membatasi atau merumuskan masalah dalam
makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan tujuan Pendidikan Agama Islam ?
2. Bagaimana Pendidikan Agama dalam Sistem Pendidikan Nasional?
3. Bagaimana Implementasi Nilai-nilai Agama dalam Sistem Pendidikan Nasional?
4. Apa Saja Permasalahan yang ada dalam Pendidikan Islam di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dan tujuan pendidikan Agama Islam.
2. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan agama dalam sistem pendidikan nasional.
3. Untuk mengetahui bagaimana implementasi nilai-nilai agama dalam sistem pendidikan nasional.
4. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dalam pendidikan Islam di Indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Sehingga pendidkan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam
membentuk generasi muda agar memiliki kepribadian yang utama.Dalam Islam pada mulanya
pendidikan Islam disebut dengan kata “ta’dib”. Kata “Ta’dib”mengacu pada pengertian yang
lebih tinggi, dan mencakup unsur-unsur pengetahuan (‘ilm) pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan
yang baik (tarbiyah). Akhirnya dalam perkembangan kata ta’dib sebagai istilah pendidikan telah
hilang peredarannya, dan tidak dikenal lagi, sehingga ahli pendidik Islam bertemu dengan istilah
At Tarbiyah atau Tarbiyah, sehingga sering disebut Tarbiyah. Sebenarnya kata ini berasal dari
kata “Robba-yurabbi-Tarbiyatan” yang artinya tumbuh dan berkembang. Maka dengan demikian
populerlah istilah “Tarbiyah” diseluruh dunia Islam untuk menunjuk pendidikan Islam.
Terdapat beberapa pengertian mengenai Pendidikan Agama diantaranya sebagai berikut:
1. Dalam Enclylopedia Education, Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai suatu kegiatan
kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan orang beragama. Dengan demikian perlu diarahkan
kepada pertumbuhan moral dan karakter. Pendidikan agama tidak cukup hanya memberikan
pengetahuan tentang agma saja, akan tetapi disamping pengetahuan agama, mestilah ditekankan
pada aktivitas kepercayaan.
2. Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa Pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan
secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil).
3. Menurut Zakiyah Darajat dalam bukunya karangan abdul Majid Pendidikan Agama Islam adalah
suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran
Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta
menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
5
berarti menjadi besar. Ketiga, rabba-yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai urusan,
menuntun, menjaga dan memelihara.
b. Istilah al-Ta’lim
Dr. Abdul Fattah Jalal, pengarang Min al-Usul at-Tarbiyah fii al-islam (1977: 15-24)
mengatakan bahwa istilah ta’lim lebih luas dibanding tarbiyah yang sebenarnya berlaku hanya
untuk pendidikan anak kecil. Yang dimaksudkan sebagai proses persiapan dan pengusahaan pada
fase pertama pertumbuhan manusia (yang oleh Langeveld disebut pendidikan “pendahuluan”),
atau menurut istilah yang populer disebut fase bayi dan kanak-kanak.
c. Istilah al-Ta’dib
Menurut Al-Attas, ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur
ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam
tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan
kekuasaan dan keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaannya.
Dari beberapa definisi pendidikan Islam di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
agama Islam adalah sebagai berikut:
1. Segala usaha berupa bimbingan terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak, menuju
terbinanya kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama Islam.
2. Suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu untuk mencapai
pertumbuhan kepribadian yang sesuai ajaran Islam dalam proses kependidikan melalui latihan-
latihan akal pikiran (kecerdasan, kejiwaan, keyakinan, kemauan dan perasaan serta panca indera)
dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
3. Bimbingan secara sadar dan terus menerus yang sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah dan
kemampuan ajarannya pengaruh diluar) baik secara individu maupun kelompok sehingga
manusia memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam secara utuh dan benar.
Yang diaksud utuh dan benar adalah meliputi Aqidah (keimanan), Syari’ah (ibadah mu’amalah)
dan Akhlak (budi pekerti).
6
dipenuhi di antaranya mempelajari berbagai ilmu, mengamalkanya, dan menghadapi berbagai
cobaan yang mungkin terjadi dalam proses kependidikan itu.
2. Muhammad Athiyah Al Abrasi mengemukakan tujuan pendidikan Islam secara umum, ialah: (a).
Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia; (b). Persiapan untuk kehidupan dunia dan
kehidupan di akherat; (c). Persiapan mencari rejeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan;
(d). Menumbuhkan semangat ilmiah (scientific spirit) pada pelajar dan memuaskan keinginan
arti untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu demi ilmu itu sendiri; (e).
Menyiapkan pelajaran dari segi profesional, tehnis supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan
ketrampilan tertentu agar ia dapat mencapai rejeki dalam hidup disamping memelihara segi
kerokhanian.
3. Menurut Ahmad D. Marimba dalam bukunya" Pengantar filsafat Pendidikan Islam", menyatakan
tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya kepribadian muslim.Dari beberapa pendapat
tersebut di atas maka dapat ditarik suatu pengertian bahwa tujuan pendidikan Islam yaitu untuk
mencapai keseimbangan pertumbuhan diri pribadi manusia muslim secara menyeluruh melalui
latihan kejiwaan, akal pikiran, kecerdasan, perasaan dan panca indera, sehingga memiliki
kepribadian yang utama.
4. Menurut Drs. Abd. Rahman Sholeh Tujuan Pendidikan Agama Islam ialah memberikan bantuan
kepada manusia yang belum dewasa, supaya cakap menyelesaikan tugas hidupnya yang diridhai
Allah SWT, sehingga terjalinlah kebahagiaan dunia dan akhirat atas kuasanya sendiri.
5. Menurut Al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :
a. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah
laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus
dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
b. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku
individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman
masyarakat.
c. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai
seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
7
B. Pendidikan Agama Dalam Sistem Pendidikan Nasional
Secara historis diketahui bahwa sejak pemerintahan Kolonial Belanda memperkenalkan
sistem pendidikannya yang bersifat sekuler, keadaan pendidikan di Indonesia berjalan secara
dualistis. Pendidikan kolonial yang tidak memperhatikan nilai-nilai agama dengan pola Baratnya
berjalan sendiri, sementara pendidikan Islam yang diwakili pesantren dengan tidak
memperhatikan pengetahuan umum juga berjalan sendiri. Hal ini berjalan
sampai Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya meskipun pada permulaan abad ke-20
sudah diperkenalkan sistem pendidikan madrasah berusaha memadukan kedua sistem tersebut di
atas terutama memasukkan pengetahuan-pengetahuan umum ke lembaga-lembaga pendidikan
islam dan memakai sistem klasikal. Namun, ternyata suasana ketradisionalannya masih terlihat
sekali.
Jadi, pemerintahan dan bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan masih mewarisi
sistem pendidikan yang bersifat dualistis tersebut:
a. Sistem pendidikan dan pengajaran modern yang bercorak sekuler atau sistem pendidikan dan
pengajaran pada sekolah-sekolah umum yang merupakan warisan dari pemerintah kolonial
belanda.
b. Sistem pendidikan islam yang tumbuh dan berkembang di kalangan umat islam sendiri, yaitu
sistem pendidikan dan pengajaran yang berlangsung di surau atau langgar, masjid, pesantren, dan
madrasah yang bersifat tradisional dan bercorak keagamaan semata-mata.
Dari perjalanan historisnya tersebut, meskipun pendidikan islam tidak jarang
mendapatkan tekanan dan kurang mendapat perhatian yang memadai dari pemerintah, namun
pendidikan islam telah berhasil survive di dalam berbagai situasi dan kondisi mengarungi masa-
masa sulitnya. Hal demikian menyebabkan pendidikan Islam menyandang berbagai jenis nilai
luhur (Tilaar, 2000: 78), seperti hal-hal sebagai berikut:
a. Nilai historis, di mana pendidikan Islam telah survive baik pada masa kolonial hingga zaman
kemerdekaan. Pendidikan Islam telah menyumbangkan nilai-nilai yang sangat besar di dalam
kesinambungan hidup bangsa, dalam kehidupan bermasyarakat, dalam perjuangan
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya. Di dalam invasi kebudayaan barat, pendidikan
Islam telah menunjukkan ketahanannya sehingga tetap survive.
b. Nilai religius, pendidikan Islam di dalam perkembangannya tentunya telah memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai agama Islam sebagai salah satu nilai budaya bangsa Indonesia.
c. Nilai moral, pendidikan islam tidak diragukan lagi sebagai pusat pemelihara dan pengembangan
nilai-nilai moral yang berdasarkan agama Islam. Sekolah-sekolah madarsah, pesantren, bukan
hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai pusat atau benteng moral dari
kehidupan mayoritas bangsa Indonesia.
8
C. Implementasi Nilai-nilai Agama dalam Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan keagamaan merupakan bagian terpadu yang dimuat dalam kurikulum
pendidikan maupun melekat pada setiap mata pelajaran sebagai bagian dari pendidikan nilai.
Oleh karena itu nilai-nilai agama akan selalu memberikan corak kepada pendidikan agama.
Pada palaksanaannya, pendidikan keagamaan dalam sistem pendidikan nasional, baik
yang berada pada jalur sekolah maupun pendidikan luar sekolah, paling tidak tampil dalam
beberapa bentuk atau kategori yang secara substansial memiliki perbedaan, baik dalam sifatnya
maupun dalam implikasi pelaksanaannya sebagai barikut:
Dalam sistem pendidikan nasional, pesantren yang mempunyai akar kuat dalam
masyarakat Islam Indonesia merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah. Di pesantren
secara intensif agama dipelajari, didalami, dan dikaji.
9
3. Melekatnya Nilai-nilai Agama pada Setiap Mata Pelajaran
Hal ini pada dasarnya lebih subtil, namun mempunyai peranan yang sangat penting dalam
upaya mengembangkan nilai-nilai keagamaan pada anak didik. Sebagai contoh dalam hal ini
adalah pendidikan MIPA. Melalui pendidikan ini siswa mempelajari substansi ke-MIPA-an yang
terdiri atas dalil-dalil, teori-teori, generalisasi-generalisasi, prinsip-prinsip, dan konsep-konsep
MIPA. Dengan penguasaan ini, mereka dapat menerapkan MIPA untuk tujuan pemecahan
masalah dan pengembangan iptek. Di samping substansi ke MIPA-an, ada dimensi nilai yang
terkandung dalam pendidikan MIPA. Misalnya, siswa dapat belajar untuk lebih mencintai
lingkungan, sadar akan keuntungan MIPA bagi kehidupan manusia, dan sadar pula akan
implikasi dari penerapan MIPA terhadap kehidupan manusia jika disalah gunakan untuk tujuan-
tujuan destruktif.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan pemaparan definisi pendidikan islam di atas dapat disimpulkan bahwa definisi
pendidikan islam adalah proses pembentukan kepribadian manusia kepribadian islam yang luhur.
Bahwa pendidikan islam bertujuan untuk menjadikannya selaras dengan tujuan utama manusia
menurut islam, yakni beribadah kepada Allah swt.
Diharapkan dengan pemahaman hakikat pendidikan islam ini. Member motivasi agar
manusia khususnya muslim selalu mencari ilmu hingga akhir hayat, dalam rangka merealisasikan
tujuan yang telah disebutkan dalam QS. Adz-Dzariyat: 56 dapat diaplikasikan secara
berkelanjutan.
B. Saran
Setelah membahas hakikat pendidikan islam ini. Maka kami berharap pendidikan islam
lebih di utamakan dan di pelajari lebih mendalam, khususnya dalam kehidupan sehari- hari dan
menanamkannya pada generasi muda agar syari’at dan ajaran islam dapat di mengerti dan di
pahami oleh generasi muda dalam mengaplikasikannya didalam kehidupan sehari- hari.
11
DAFTAR PUSTAKA
12