BJT - Umum - tmk3 PDGK4502
BJT - Umum - tmk3 PDGK4502
BJT - Umum - tmk3 PDGK4502
TUGAS 3
1. Berdasrkan uraian pada soal nomor tentang kebijakan pengembangan kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan, maka dapat dijawab dua pertanyaan yang terdapat pada soal tresebut sebagai berikut
1) Ruang lingkup standar nasional pendidikan berdasrkan pada BSNP yang dibentuk dalam rangka
mengendalikan standar nasional pendidikan ialah standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, serta penilaian pendidikan.
Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum di sekolah hendaknya memenuhi kriteria atau standar di
atas. Dari dela;pan standar tersebut, Standar Isi ( SI ) dan Standar Kompetensi Lulusan merupakan
acuan utama bagi sekolah dalam mengembangkan kurikulum ( BSNP, 2006 ). Standar Isi berkenaan
dengan lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Standar Isi mencakup kerangka dasar dan struktur kurikulum , serta Standar
Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD ) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap
jenis dan jenjang pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan adalah standar tentang kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan memperhatikan
aturan pengembangan KTSP tersebut, dapat dimaknai bahwa pengembangan semua komponen
kurikulum diarahkan pada penguasaan kompetensi ( standar kompetensi lulusan, standar kompetensi,
dan kompetensi dasar ) oleh siswa.
2) Beberapa landasan yuridis yang melatarbelakangi standar pendidikan nasional yang terkait dengan
pengembangan kurikulum, yaitu
a. PP No. 19/2005 tentang SNP ( Standar Nasional Pendidikan ). Pada Peraturan Pemerintah ini,
dijelaskan tentang standar nasional pendidikan mulai dari latar belakang, fungsi, tujuan, dan
peraturan serta Undang-Undang yang terkait dengan pendidikan khususnya tentang
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
b. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Secara luas,
Undang-Undang ini mencantumkan hak dan kewajiban sarga negara terkait pendidikan baik
itu orangtua, siswa, guru, masayarakt, dan pemerintah. Contoh pasal pada Undan-Undang ini
yang terkait erat dengan pengembangan kurikulum ialah dalam pasal 5 yang jika ditelaah akan
ditemukan maksud dari relevansi kurikulum dengan keadaan siswa dan lingkungan tempat
tinggalnya baik itu bakat, kelainaan bakat, mental, emosional, sosial dan perbedaan intelektual
siswa. Jelas terlihat di sini bahwa pengembagan kurikulum di sekolah harus
mempertimbangkan keadaan siswa dan sekolah.
3.Berdasarkan uraian pada soal nomor 3, dapat dijelaskan jawaban-jawabannya sebagai berikut.
1) Beberapa komponen rumusan indikator yang hendaknya terdapat pada rumusan indikator pencapaian
kompetensi yaitu :
a. Audience ( Siswa yang belajar )
Komponen yang pertama ini dinyatakan dengan siswa yang belajar untuk menguasai
kemampuan yang diharapkan, misalnya siswa kelas I, siswa kelas II, siswa kelas III, dan
seterusnya
b. Behavior ( perilaku atau unjuk kerja / performance
Komponen ini terdiri atas kata kerja yang menunjukkan kemampuan yang harus ditampilkan
siswa dan materi yang dipelajari siswa. Kemampuan tersebut dinyatakan dalam bentuk kata
kerja operasioal seperti menjelaskan, memberi contoh, menyusun, membuat, dan
menyimpulkan. Pemilihan kata kerja ini sangat penting karena mengarahkan guru dalam
menentukan alat evaluasi dan dalam merancang kegiatan pembelajaran untuk mencapai
kemampuan yang diharapkan. Oleh sebab itu, hindari penggunaan kata-kata kerja yang
memiliki tafsiran ganda seperti memahami, mengetahui, mengenal, dan sebagainya karena
kata-kata kerja tersebut menyulitkan untuk diukur ketercapaiannya. Di samping rumusan
indikator harus menggunakan kata kerja operasional, satu rumusan indikator harus hanya
berisi satu tingkah laku. Apabila suatu rumusan indikator mengandung lebih dari satu tingkah
laku, kita akan mengalami kesulitan dalam mengukur ketercapaiannya. Misalnya, siswa
mampu menjelaskan dan memberi contoh cara menghemata energi di rumah. Rumusan
indikator tersebut mengandung makna bahwa siswa dianggap telah menguasai tujuan tersebut
apabila siswa telah mampu menjelaskan cara menghemat energi di rumah dan memberi contoh
cara menghemata energi di rumah. Apakah siswa yang hanya mampu menjelaskan cara
menghemat energi di rumah dapat dianggap telah menguasai tujuan tersebut ? dan sebaliknya.
Oleh sebab itu, untuk memudahkan kita mengukur penguasaan indikator oleh siswa, satu
rumusan indikator harus menggunakan hanya satu kata kerja
c. Condition ( Kondisi )
Kompnen ini menyatakan kondisi atau keadaan yang dipersyaratkan ketika siswa diminta
menunjukkan atau mendemonstrasikan perilaku atau kemampuan yang diharapkan. Contoh,
Melalui percobaan, siswa dapat menjelaskan perubahan kimia. Ini berarti siswa dianggap
telah menguasai kemampuan tersebut apabila siswa dapat menjelaskan perubahan kimia
dengan melakukan percobaan. Dengan demikian, pada waktu guru mengukur penguasaan
indikator ini, siswa harus melakukan percobaan.
d. Degree ( Tingkat Pencapaian atau Kriteria )
Komponen ini mengacu pada tingkatan perilaku yang dicapai untuk menentukan keberhasilan
atau penguasaan siswa terhadap kemampuan yang ditetapkan. Biasanaya tingkat perilaku ini
dinyatakan dengan jumlah objek perilkau yang harus dikuasai, misalnya siswa dapat
menunjukkan lima karakteristik pemimpin yang demokratis. Siswa belum dianggap
menguasai indikator tersebut apabila siswa baru mampu menunjukkan tiga atau empat
karakteristik tersebut.
2) Taksonomi Bloom merupakan sistem hirarki yang mengenali keterampilan manusia dari yang tinggi
hingga yang rendah melalui pembagian kata kerja. Berdasarkan penuturan Benjamin S. Bloom, tujuan
pendidikan tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi beberapa wilayah / ranah yaitu :
a. Kognitif, di dalamnya terkandung sikap yang memfokuskan pada pengetahuan, konsep,
intelektual, pengertian, dan thinking skill keterampilan berpikir.
b. Afektif, ranah ini merupakan faktor yang memfokuskan pada emosi dan perasaan, contohnya
adalah sikap atau cara dalam menanggapi mulai dari sikap, apresiasi, minat, hingga adaptasi
diri.
c. Psikomotor, mencakup sikap yang memfokuskan pada keterampilan motorik, contohnya adalah
mengasah keterampilan dalam mengendarai, olahraga, hingga tulis tangan.
Khusus pada tataran level kognitif, berikut KKO ( Kata Kerja Operasional ) Taksonomi
Bloom.
Level 1, remembering. Pada level ini diterapkan tingkatan berpikir rendah dan gampang
untuk diimplementasikan dalam pembelajaran. Mengingat adalah hasil belajar yang
diharapkan pada level ini.
Level 2, understanding. Pada level ini siswa ditujukan untuk dapat menguasai dan
memahami konsep. Misalnya memahami, mengkategorikan, merangkum, menerangkan,
menyimpulkan konsep yang telah diberikan.
Level 3, Applying. Di level ini siswa sudah bisa melaksanakan dan menerapkan sebuah sistem
dari konsep untuk dilakukan di kehidupan nyata.
Level 4, Analyzing. Di tingkatan ini siswa melakukan pengembangan apa yang telah dikuasai
mengenai materi yang telah dipelajari.
Level 5, Eveluating. Pada level ini siswa akan bisa menciptakan dan memutuskan sebuah
penilaian yang berlandaskan standar yang telah ditentukan.
Level 6, Creating. Pada tahapan yang paling tinggi ini siswa bisa menciptakan,
merencanakan, dan menghasilkan sesuatu yang baru.
Pada ranah afektif terdapat lima level domain yang diungkapkan Bloom, yaitu :
Level penerimaan. Penerimaan adalah sikap siswa untuk bisa melihat dan memperhatikan
sebuah aktifitas atau objek. Ini merupakan sikap untuk bisa menerima apa yang disampaikan
guru.
Level Tanggapan. Tangggapan adalah sikap siswa untuk bisa bereaksi tentang apa yang telah
diberikan guru kepadanya. Ini merupakan sikap inisiatif dan kemampuan siswa untuk berperan
proaktif dalam sebuah kejadian atau pelajaraan yang diberikan guru.
Level Penghargaan. Penanaman sikap kepda siswa agar mereka bisa menilai atau memilih
apa yang baik dan buruk bagi dirinya.
Level Pengorganisasian. Pada ranah pengorganisasian ini siswa akan didorong dan
ditanamkan untuk bisa mengetahui skala prioritas, pengkategorian, dan klasifikasi. Selain itu,
siswa akan diajarkan perbedaan, keterkaitan, hingga urutan dari sebuah entitas atau objek
tertentu.
Level Karakterisasi Berlandaskan Nilai. Ini merupakan gabungan dari apa yang telah
dilaksnakan di atas. Level ini mengatur keterkaitan personal, sosial dan perasaan.
Pada ranah Psikomotor, fokus utamanya adalah untuk memaksimalkan penggunaan gerakan
fisik atau motorik siswa dengan baik seperti menulis, berlari, keterampilan tangan, dan
sebagainya. Pada bagian ini yang digunakan bukan berdasar pada Bloom namun oleh
Simpson, yaitu :
Level Persepsi. Persepsi atau sudut pandang dalam pikiran sangat berpengaruh dalam
memeksimalkan sistem motorik suatu individu pada sebuah gerakan.
Level Kesiapan. Pada level ini di dalamnya mencakup kesiapan jasmani dan rohani dalam
melakukan suatu hal.
Level Respon Terpimpin. Level ini adalah pembuka dari suatu individu untuk bisa
mengakuisisi sebuah keterampilan atau keahlian yang rumit. Mencoba dan gagal adalah hal
yang biasa dalam ranah ini termasuk tiru dan modifikasi.
Level Mekanisme. Mekanisme merupakan habit untuk terus melakukan gerakan yang sama
dari suatu apa yang telah dipelajari.
Level Respon Jelas Kompleks. Level ini siswa sudah bisa menerapkan sebuah keterampilan
yang baik dan utuh dengan baik, efektif, dan presisi.
Level Penyesuaian. Level ini merupakan cara siswa untuk bisa memastikan bahwa
keahliannya bisa dugunakan dan diadaptasi sebaik mungkin untuk masalah yang
berbeda-beda.
Level Penciptaan. Level ini bisa diinstruksikan siswa untuk melakukan alur baru dalam
membuat sesuatu.