Bab 2
Bab 2
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
tahanan yang datang lebih besar dari daya tahan yang dimiliki oleh tulang.
Definisi lain juga dikemukakan oleh (Solomon et,al, 2010) Fraktur adalah
pertumbuhan yang disebabkan oleh trauma dan non trauma. Tidak hanya
komplit atau inkomplit, karena stress atau tahanan yang berlebihan pada
7
8
2.1.2 Etiologi
1. Cedera traumatic
a. Kekerasan langsung
2013).
2. Fraktur patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan
akut atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif,
vitamin D.
9
d. Sress tulang seperti pada penyakit polio dan orang yang bertugas di
Menurut Sugeng Jitowiyono (2010) tanda dan gejala fraktur adalah sebagai
berikut.
1. Deformitas
b. Penekanan tulang
2. Bengkak: edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah
5. Tenderness / keempukan.
saraf/perdarahan).
8. Pergerakan abnormal
10. Krepitasi.
10
1. Klasifikasi etiologis
a. Fraktur traumatic
b. Fraktur patologis, yaitu fraktur yang terjadi pada daerah daerah tulang
yang telah menjadi lemah oleh karena tumor atau proses patologik
yang baru saja menambah tingkat aktivitas merka atau karena adanya
2. Klasifikasi klinis
kulit.
a) Luka < 1 cm
d) Kontaminasi minimal
a) Laserasi < 1 cm
d) Kontaminasi sedang
3) Grade III : banyak sekali jejas kerusakan kulit, otot jaringan saraf
3. Klasifikasi radiologis
dislokasi.
Epifisis.
2.1.5 Patofisiologi
pada tulang. Tulang yang telah melemah oleh kondisi sebelumnya terjadi
pada fraktur patologis (Helmi, 2012). Patah tulang tertutup atau terbuka akan
mengenai serabut syaraf yang akan menimbulkan rasa nyeri. Selain itu
fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontunuitas jaringan tulang atau
menimbulkan masalah resiko tinggi infeksi pasca bedah, nyeri akibat trauma
Purwanto, 2016)
13
pembidaian hal ini dilakukan tidak untuk menjamin penyatuan tulang namun
untuk meringankan nyeri dan menjamin penyatuan tulang pada posisi yang
makrofag dan matriks yang rusak, tulang yang bebas dari sel di resorpsi oleh
proses ini adalah bentuk alamiah dari penyembuhan fraktur pada tulang
tubular tanpa fiksasi, proses ini terdiri dari lima fase, yaitu (solomen et al.,
2010) :
dan mati.
14
sel inflamatorik dan inisiasi proliferasi dan diferensiasi dari stem sel
3. Pembentukan kalus
sel ini terdapat osteoklas yang siap membersihkan tulang yang mati.
4. Konsolidasi
antara fragmen dan tulang baru. Proses ini berjalan lambat sebelum
5. Remodeling
pembentukan tulang.
Gap antar permukaan fraktur diselubungi oleh kapiler baru dan sel
pada permukaan luar (gap healing). Saat celah atau gap sangat kecil,
kuat sebagai contoh dari hokum wolff. Dengan penggunaan fiksasi metal,
disisi lain, tidak terdapatnya kalus berarti tulang akan bergantung pada
16
implant mental dalam jangka waktu yang cukup lama. Karena, implant
vaskuler
peradangan
transfusi atau cedera hati (Doengoes, 2000 dalam Wijaya & Putri, 2013 :
241)
2.1.9 Komplikasi
1. komplikasi awal
a. kerusakan arteri
b. syndrome kompartemen
jaringan parut. Hal ini disebabkan oleh edema atau perdarahan yang
menekan otot, saraf dan pembuluh darah, atau karena tekanan dari
d. Avaskuler nekrosis
Terjadi karena aliran darah ketulang rusak atau terganggu yang bisa
ischemia.
e. Infeksi
System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga
f. Syok
a. Delayed Union
sembuh setelah selang waktu 3-5 bulan (tiga bulan untuk angggota
b. Non union
c. Mal union
2012).
19
2.1.10 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan konservatif
dan imobilisasi.
2. Penatalaksanaan pembedahan
yaitu :
20
2.2.1 Definisi
fraktur femur secara klinis bisa berupa fraktur femur terbuka yang disertai
adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, dan pembuluh
darah) dan fraktur femur tertutup yang disebabkan oleh trauma langsung
2.2.2 Etiologi
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal jika tulang itu lemah
(misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya :
distal dari trokhanter minor. Fraktur jenis ini dibagi dalam beberapa
b. Tipe 2 : garis patah berada 1-2 inci dibawah dari batas trochanter
minor
c. Tipe 3 : garis patah berada 2-3 inci di distal dari batas trochanter
bagian distal.
:518).
kecelakaan lalu lintas di kota kota besar atau jatuh dari ketinggian, patah
daerah yang patah. Secara klinik fraktur batang femur dibagi dalam
batang femur pada orang dewasa. Kebanyakan fraktur ini terjadi pada
Pada fraktur femur terbuka harus dinilai dengan cermat untuk mencari ada
tidaknya :
1. Kehilangan kulit
2. Kontaminasi luka
3. Iskemia otot cedera pada pembuluh darah dan saraf Intervensi yang
a. Profilaksis antibiotic
d. Penundaan penutupan
e. Penundaan rehabilitasi
f. Fiksasieksterna
1) Terapi konservatif
dan segmental
2) Terapi operatif
2.2.5 Pathway
Kecelakaan, trauma
Fraktur
Pre Operasi
(Fraktur terbuka) fraktur (Fraktur tertutup) tidak terdapat
menembus permukaan kulit luka pada permukaan kulit
Terjadinya bengkak
Kontak dengan Gangguan
lingkungan luar vaskularisasi
Menyebabkan denyut nadi
menurun dan paralisis hebat
Resiko Kerusakan
infeksi integritas kulit
Vaskularisasi disekitar
daerah fraktur menurun
Terjadi iskemia
Nyeri Operasi
Jaringan tulang
Konfraktur nekrosis
Post operasi
Gangguan aktivitas
Resiko
Adanya luka (kerusakan mobilitas
infeksi
fisik)
Gambar2.1 Pathway Pasien Post Operasi Fraktur Femur dengan Resiko Infeksi
27
dari ruangan bedah ke unit pasca-operasi dan berakhir saat pasien pulang.
Pada umumnya dilakukan dengan membuat sayatan, pada bagian tubuh yang
1. Minor
Operasi minor adalah operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang
jalan, dan dapat pulang pada hari yang sama, operasi ini jarang
2. Mayor
mayor adalah operasi yang penetrates dan exposes semua rongga badan,
manifestasi klinis yaitu gelisah, gundah, terus bergerak, merasa haus, kulit
dingin-pucat, nadi meningkat, suhu turun, pernapasan cepat dan dalam, bibir
1. Komplikasi dini
a. Infeksi
Rudiman, 2010) Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat
1) Tanda-tanda infeksi
a) Color (panas)
c) Rubor (kemerahan)
d) Tumor (pembengkakan)
disebut eksudat.
e) Functtiolaesa
2) Klasifikasi infeksi
a) Superficial Incision
(2) Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari jaringan superficial
b) Deep Insicional
dalam (contoh, jaringan otot atau fasia) pada tempat insisi dengan
(2) Dehidrasi dari fasia atau dibebaskan oleh ahli bedah karena ada
tanda inflamasi
(4) Dinyatakan infeksi oleh ahli bedah atau dokter yang merawat
c) Organ / space
tertentu (contoh , organ atau ruang) pada tempat insisi yang dibuka
satu tanda :
b. Perdarahan
garis jahitan, infeksi atau erosi dari pembuluh darah oleh benda
pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu. Jika terjadi
mungkin diperlukan.
luka.
2. Komplikasi lanjutan
tidak.
dahi. Keloid agak jarang dilihat dibagian sentral wajah pada mata,
penyembuhan luka.
1. Infeksi
a. Perawatan luka
terapkan untuk merawat luka yaitu teknik steril dan teknik bersih.
operasi.
b. Sterilisasi
c. Pengobatan
d. Nutrisi
cepat dan optimal. Nutrisi lain yang juga penting yaitu asupan
lain. Gizi yang juga dibutuhkan setelah post operasi selain protein
2. Perdarahan
rapat pada tepi fascia. Pada pasien dengan factor resiko terjadinya luka
Edu).
1. Komplikasi dini
a. Infeksi
1) Pembersihan luka
Hal ini dapat dilakukan dengan mencuci luka dengan air steril.
membersihkan luka.
2) Debridement
area yang rusak pada luka atau sekitar luka. Pembalut basah
3) Penutupan luka
melindungi luka dari kerusakan lebih lanjut dan infeksi. Hal ini
mempercepat penyembuhan.
4) Obat-obatan
5) Pengobatan lain
Al-Habsy, 2014).
38
2.4.1 Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Identitas Klien
b. Riwayat Penyakit
1) Keluhan utama
4) Pemeriksaan fisik
emosianal
: 4) RR : Normal
d) Pemeriksaan kepala
e) Pemeriksaan mata
perdarahan)
f) Pemeriksaan hidung
g) Pemeriksaan telinga
lesi
i) Pemeriksaan leher
j) Pemeriksaan dada
1) Pemeriksaan Paru
sama
2) Pemeriksaan jantung
sinistra
bunyi tambahan)
k) Pemeriksaan abdomen
Perkusi : tympany
41
m) Pemeriksaan integument
bengkak (tumor).
Palpasi : pada area terdekat luka dan nyeri (dolor) tekan yang
in
b. Imunosup
resi (mis.
Imunitas
didapat
tidak
adekuat,
agen
farmaseut
ikal
termasuk
imunosup
resan,
steroid,
antibodi
monoklon
al,
imunomu
dulator)
sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
=Sebab
Gambar 2.2 akibat Antar Konsep Gambaran Asuhan Keperawatan Post
Hubungan
Operasi Fraktur Femur dengan Resiko Infeks