Sejarah New Public Service
Sejarah New Public Service
Sejarah New Public Service
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan pada latar belakang di atas, kami pun menarik rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana sejarah lahirnya New Public Service (NPS).
2. Apa saja karakteristik-karakteristik dari New Public Service (NPS).
3. Penerapan New Public Service melalui Citizen’s Charter sebagai penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di kota Blitar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
paradigma OPA dan NPM kurang relevan dalam menempatkan persoalan-persoalan publik
karena memiliki landasan filosofis dan ideologis yang kurang sesuai (inappropriate) dengan
administrasi Negara, sehingga perlu paradigma baru yang kemudian disebut sebagai NPS.
Dimaksudkan dengan adanya NPS akan menjadikan persoalan-persoalan publik semakin
sedikit.
Adapun menurut Denhardt dan Denhardt mengapa paradigma lama seperti NPM bisa
gagal dalam mengatasi masalah publik karena dalam pandangan NPM, organisasi pemerintah
diibaratkan sebagai sebuah kapal. Menurut Osborne dan Gaebler, peran pemerintah di atas
kapal tersebut hanya sebagai nahkoda yang mengarahkan (steer) lajunya kapal bukan
mengayuh (row) kapal tersebut. Urusan kayuh-mengayuh diserahkan kepada organisasi di
luar pemerintah, yaitu organisasi privat dan organisasi masyarakat sipil sehingga mereduksi
fungsi domestikasi pemerintah. Tugas pemerintah yang hanya sebagai pengarah memberikan
pemerintah energi ekstra untuk mengurus persoalan-persoalan domestik dan internasional
yang lebih strategis, misalnya persoalan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
perdagangan luar negeri. Paradigma steering rather than rowing ala NPM dikritik oleh
Denhardt dan Denhardt sebagai paradigma yang melupakan siapa sebenarnya pemilik kapal
(who owned the boat). Seharusnya pemerintah memfokuskan usahanya untuk melayani dan
memberdayakan warga negara karena merekalah pemilik “kapal” (organisasi pemerintah)
tersebut.
Akar dari NPS dapat ditelusuri dari berbagai ide tentang demokrasi. NPS berakar dari
beberapa teori, yang meliputi:
1. Teori tentang demokrasi kewarganegaraan; perlunya pelibatan warganegara
dalam pengambilan kebijakan dan pentingnya deliberasi untuk membangun solidaritas dan
komitmen guna menghindari konflik.
2. Model komunitas dan masyarakat sipil; akomodatif terhadap peran masyarakat
sipil dengan membangun social trust, kohesi sosial dan jaringan sosial dalam tata
pemerintahan yang demokratis.
3. Teori organisasi humanis dan administrasi negara baru; administrasi negara
harus fokus pada organisasi yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan (human beings) dan
respon terhadap nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan isu-isu sosial lainnya.
4. Administrasi negara postmodern; mengutamakan dialog (dirkursus) terhadap
teori dalam memecahkan persoalan publik daripada menggunakan one best way perspective.
4
II.2 Karakteristik New Public Service
Dilihat dari teori yang mendasari munculnya New Public Service (NPS), nampak
bahwa NPS mencoba mengartikulasikan berbagi teori dalam menganalisis persoalan-
persoalan publik. Oleh karena itu, dilihat dari berbagai aspek, menurut Denhardt dan
Denhardt paradigma NPS memiliki beberapa karakteristik seperti tabel di bawah ini.
5
yang di alam kodrati, sampaipun ke statusnya sebagai warga negara, masyarakat itu memiliki
hak-hak yang karena sifatnya yang asasi tidak akan mungkin diambil-alih, diingkari dan/atau
dilanggar (inalienable, inderogable,inviolable) oleh siapapun yang tengah berkuasa. Seperti
juga pendapat Denhardt bahwa ”Public servants do not delever customer service, they
delever democracy”. Oleh sebab itu nilai-nilai demokrasi, kewarganegaraan dan pelayanan
untuk kepentingan publik harus dipandang sebagai norma mendasar dalam penyelenggaraan
administrasi publik.
Struktur Organisasi
Fokus utama implementasi dalam New Public Service pada keterlibatan citizen dan
pembangunan komunitas (community building). Organisasi menjadi ruang publik dimana
manusia (citizen dan administrator) dengan perspektif yang berbeda bertindak bersama demi
kebaikan publik. Interaksi dan keterlibatan dengan warga Negara ini yang memberi tujuan
dan makna pada pelayanan publik. Struktur dalam organisasi itu sendiri adalah struktur yang
kolaboratif sesuai dengan nilai-nilai masyarakat serta tidak selamanya pemerintah sebagai
pemilik organisasi melainkan dapat juga berbagi dengan masyarakat baik secara internal
maupun eksternal.
7
tetapi karena memang setiap warga negara iu memiliki hak yang sama sehingga
mendapatkan mutu pelayanan yang sama juga dari birokrasi.
Salah satu contoh dari penerapan citizen’s charter yaitu di Puskesmas Kota Blitar.
Berdasarkan survei layanan Puskesmas yang dilakukan oleh Pusat Studi Kependudukan dan
Kebijakan Universitas Gadjah Mada (PSKK-UGM) bekerja sama dengan Pemerintah Kota
Blitar menemukan berbagai permasalahan pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas di Kota
Blitar, di antaranya yaitu masyarakat pengguna Puskesmas tidak mengetahui secara pasti
biaya yang akan ditarik oleh Puskesmas. Selain itu juga ditemukan minimnya fasilitas
pelayanan kesehatan yang mereka sediakan dan rendahnya otonomi Puskesmas untuk
menangani pasien yang perlu penanganan mendesak.
8
Oleh karenanya pihak Pemkot bekerja sama dengan PKKK-UGM berusaha
memecahkan permasalahan yang ada dengan meningkatkan kepedulian publik melalui
citizen’s charter. Hal-hal yang dilakukan oleh Pemkot Blitar dan PKKK-UGM dalam
membuat kontrak pelayanan yaitu yang pertama terlebih dahulu menandatangani nota
kesepakatan untuk melakukan pelembagaan citizen’s charter pada 22 Juli 2003 di balai Kota
Blitar. Bersamaan dengan itu dilaksanakanlah seminar dengan mengundang semua
stakeholders yang terlibat dalam pelayanan kesehatan di Kota Blitar, mulai dari Dinas
Kesehatan dan jajaran birokrasi Pemkot Blitar, Camat, Lurah, tokoh masyarakat, paramedis,
dan pers.
Selanjutnya, dibentuklah forum citizen’s charter yang beranggotakan perwakilan dari
seluruh segmen-segmen yang ada di masyarakat yaitu perwakilan dari Puskesmas,
perwakilan dari dinas kesehatan, perwakilan dari RSUD, perwakilan dari LPMK, perwakilan
dari posyandu balita dan lansia, perwakilan dari pers, perwakilan dari kecamatan, perwakilan
dari lurah, perwakilan dari UKS/Cabang Dinas Pendidikan, perwakilan dari LSM, perwakilan
dari tokoh masyarakat, perwakilan dari PPL KB, dan perwakilan dari anggota DPRD. Mereka
yang menjadi anggota forum ini adalah mereka yang oleh masyarakat dianggap mempunyai
komitmen untuk memperbaiki pelayanan publik di Kota Blitar.
Setelah terbentuk forum citizen’s charter, maka secara bersama-sama dengan PSKK-
UGM melakukan survei pengguna layanan untuk mengidentifikasi permasalahan yang
dihadapi pengguna Puskesmas. Selanjutnya dirumuskanlah kontrak pelayanan yang tepat
guna menanggulangi permasalahan tersebut dan beranjak dari kontrak pelayanan itulah
nantinya para pelayan kesehatan di Puskesmas Kota Blitar sebagai pedoman dalam
memberikan pelayanan kepada pengguna layanan. Adapun kontrak pelayanan tersebut di
sosialisasikan sehingga dapat diketahui oleh masyarakat luas yang akan menggunakan
layanan Puskesmas
9
1. Para petugas Puskesmas menjadi lebih ramah, bersikap sopan, tidak merokok, dan
tidak melakukan pekerjaan lain sewaktu melayani pasien.
2. Petugas memberikan pelayanan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
3. Prosedur pelayanan menjadi lebih jelas sesuai dengan kontrak pelayanan yang
telah disepakati.
4. Penampilan para petugas lebih bersih dan rapi.
5. Pengguna layanan dapat menyampaikan kritik dan keluhan.
Dari data tersebut terlihat bagaimana adanya perubahan yang besar atas penerapan
konsep New Public Servise melalui citizen’s charter sehingga pelayanan publik lebih baik
lagi dari sebelumnya.
10
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
New Public Service (NPS) merupakan paradigma baru dalam sistem pemerintahan
yang ditujukan untuk mengatasi masalah-masalah publik yang banyak dihadapi masyarakat.
Paradigma New Public Service ini berakar pada teori demokrasi kewarganegaraan yaitu
menekankan pada pentingnya pelibatan warga negara dalam pengambilan kebijakan dan
pentingnya deliberasi untuk membangun solidaritas dan komitmen guna menghindari konflik.
New Public Service juga berakar pada teori organisasi humanis dan administrasi
negara baru yang menjadikan administrasi negara harus fokus pada organisasi yang
menghargai nilai-nilai kemanusiaan (human beings) dan respon terhadap nilai-nilai
kemanusiaan, keadilan dan isu-isu sosial lainnya. Hal demikian tentu akan menjadikan
persamaan hak bagi setiap warga negara meskipun memiliki status sosial yang berbeda.
Peran pemerintah yang paling utama dalam New Public Service ini yaitu melayani
masyarakat dan memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai
yang dianut masyarakat itu sendiri dengan catatan masih sejalan dengan undang-undang yang
berlaku. Oleh karenanya pemerintah harus fokus dalam melaksanakan tugasnya tersebut serta
harus dapat juga memberdayakan manusia sehingga dapat berdaya guna dalam pembangunan
bangsa dan negara.
Sebagian yang dijelaskan di atas sudah termasuk ke dalam karakteristik-karakteristik
New Public Service. Adapun karakteristik-karakteristik yang lain seperti akuntabilitas yang
bersifat multi aspek yaitu akuntabilitas hukum, nilai-nilai, komunitas, norma politik, standar
profesional serta mengenai struktur organisasi New Public Service yaitu struktur kolaboratif
dengan kepemilikan yang berbagi secara internal dan eksternal.
Penerapan langsung dari konsep-konsep New Public Service dapat dilahat melalui
pembuatan citizen’s charter yang dilaksanakan di Puskesmas kota Blitar. Dari kontrak
pelayanan yang dirumuskan dan menjadi pedoman bagi pelayan kesehatan dalam melayani
masyarakat memberikan perubahan besar dan menjadikan pelayanan publik di Puskesmas
Kota Blitar lebih baik lagi dari sebelumnya.
11
III.2 Saran
Paradigma New Public Service pada konteksnya jika dilaksanakan sesuai dengan
prinsip atau karakteristiknya tentu akan menjadi paradigma yang sangat mapan untuk
memberikan pelayanan dari birokrasi kepada masyarakat. Namun tetap juga tidak bisa
terlepas dari hal-hal yang tidak diharapkan di mana masih banyak ditemui praktek-praktek
penyimpang dari prinsip New Public Service. Oleh karenanya yang menjadi saran kami yaitu
yang pertama kepada para pejabat birokrasi itu sendiri kiranya tetaplah berorientasi kepada
tujuan awal ketika ia bekerja sebagai birokrat yaitu memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat guna pemenuhan kebutuhannya dan bukan sebaliknya yaitu melakukan praktek-
praktek yang merugikan masrayakat dan negara itu sendiri.
Mengenai yang kedua yaitu saran kepada kita sebagai warga negara kiranya memiliki
partisipasi aktif terhadap pelayanan yang kita dapatkan serta tetap berintegritas kepada
prosedur-prosedur administrasi yang sebagaimana semestinya untuk kita taati dan tidak
memberikan peluang kepada pejabat pemerintahan untuk melakukan praktek penyimpangan
sehingga sistem birokrasi di negara kita dapat lebih baik lagi untuk masa-masa ke depannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13