Speksifikasi Paket Pembangunan Jembatan Aery 1 2021
Speksifikasi Paket Pembangunan Jembatan Aery 1 2021
Speksifikasi Paket Pembangunan Jembatan Aery 1 2021
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN
JEMBATAN AERY 1
OKTOBER
2020
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
DAFTAR ISI
DIVISI 1 - UMUM
i
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ii
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
iii
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
DIVISI 2 - DRAINASE
iv
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
v
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
vi
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
vii
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
viii
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ix
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
x
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
xi
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
DIVISI 7 STRUKTUR
xii
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
xiii
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
xiv
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
xv
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
xvi
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
xvii
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1.4.A DENAH LABORATORIUM
LAMPIRAN 1.4.B DAFTAR PERALATAN LABORATORIUM UNTUK PEMERIKSAAN
BETON, ASPAL, DAN TANAH
LAMPIRAN 1.8.A MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS
LAMPIRAN 1.17 RENCANA KERJA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (RKPPL)
LAMPIRAN 1.21 MANAJEMEN MUTU
LAMPIRAN 2.4.A PEMILIHAN BAHAN DRAINASE POROUS
LAMPIRAN 3.2.A KLASIFIKASI TANAH KEMBANGSUSUT (EXPANSIVE SOIL) VAN
DER MERVE
LAMPIRAN 3.2.B PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT LWD UNTUK PENGENDALIAN
KESERAGAMAN KEPADATAN LAPANGAN
LAMPIRAN 5.4.A PROSEDUR LAPANGAN PENGGUNAAN SKALA DCP UNTUK
PENGENDALIAN KONSTRUKSI LAPIS FONDASI SEMEN TANAH
LAMPIRAN 5.4.B PROSEDUR UNTUK RANCANGAN CAMPURAN (MIX DESIGN) LAPIS
FONDASI SEMEN TANAH
LAMPIRAN 6.2.A METODE PENENTUAN UKURAN, BENTUK DAN GRADASI DARI
SEALING CHIP UKURAN NOMINAL 9 S/D 20 MM
LAMPIRAN 6.2.B PROSEDUR STANDAR PEMERIKSAAN UNTUK MENGUKUR
TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINGKARAN PASIR
LAMPIRAN 6.2.C METODE RANCANGAN LABURAN ASPAL SATU LAPIS (BURTU)
DAN LABURAN ASPAL DUA LAPIS (BURDA)
LAMPIRAN 6.3 CAMPURAN ASPAL PANAS
LAMPIRAN 8.2.A FORMULIR PEMERIKSAAN DETAIL KONDISI JEMBATAN
LAMPIRAN 8.2.B TABEL KRITERIA PENILAIAN KONDISI JEMBATAN
LAMPIRAN 8.2.C TABEL KODE KERUSAKAN BAHAN DAN JENIS KERUSAKAN
JEMBATAN
xviii
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
DIVISI I
UMUM
SEKSI 1.1
RINGKASAN PEKERJAAN
1) Pekerjaan yang dicakup di dalam Spesifikasi ini dapat berupa pembangunan jalan
dan/atau jembatan baru, penggantian jembatan, peningkatan kapasitas jalan,
peningkatan kapasitas jembatan (pelebaran), preservasi jalan (termasuk semua
bangunan pelengkap), rehabilitasi jembatan, dan perkuatan struktur jembatan (termasuk
semua bangunan pelengkap).
2) Spesifikasi ini juga mengharuskan Penyedia Jasa untuk melakukan pematokan dan
survei lapangan yang cukup detail berdasarkan Gambar selama periode mobilisasi.
Penyedia Jasa harus menyiapkan Gambar Kerja (Shop Drawings) untuk diperiksa dan
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
3) Penyedia Jasa harus melaksanakan semua pekerjaan yang tercakup dalam Kontrak dan
memperbaiki cacat mutu selama Masa Kontrak yang harus diselesaikan sebelum
berakhirnya waktu yang diberikan untuk memperbaiki cacat mutu, termasuk pekerjaan
Pemeliharaan Jalan dan Jembatan yang harus dilaksanakan dalam waktu yang diberikan
selama Masa Pelaksanaan.
4) Lingkup Pekerjaan termasuk, tetapi tidak terbatas, seluruh pekerjaan yang terkait
dengan :
(a) Fasilitas dan Pelayanan Pengujian;
(b) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas;
(c) Penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi (termasuk
penyuluhan HIV/AIDs, jika disebutkan dalam Kontrak) yang dituangkan dalam
RKK (Rencana Keselamatan dan Kesehatan);
(d) Pengamanan Lingkungan Hidup; dan
(e) Manajemen Mutu.
1) Umum
Sebelum pekerjaan survei dimulai Penyedia Jasa harus mempelajari Gambar untuk
dikonsultasikan dengan Pengawas Pekerjaan, dan harus memastikan dan memperbaiki
setiap kesalahan atau perbedaan yang terjadi, terutama yang berhubungan dengan
pekerjaan ini. Penyedia Jasa dan Pengawas Pekerjaan harus mencapai kesepakatan
dalam menentukan ketepatan setiap perubahan yang dibuat dalam revisi Gambar.
Kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh Pengawas Pekerjaan
setelah penyesuaian terhadap seluruh rancangan telah selesai, di mana penyesuaian ini
harus berdasarkan data survei lapangan yang dikumpulkan oleh Penyedia Jasa sebagai
bagian dari Lingkup pekerjaan dalam Kontrak.
1-1
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Selama periode mobilisasi pada saat dimulainya Kontrak, Penyedia Jasa harus
melaksanakan survei lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Ketentuan survei lapangan yang lengkap dan detail
terdapat dalam Seksi 1.9, Kajian Teknis Lapangan.
Setelah pekerjaan survei lapangan ini selesai, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan
menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survei ini kepada Pengawas
Pekerjaan, tidak lebih dari 30 hari setelah tanggal mulai kerja.
Gambar Kerja (Shop Drawings) dapat disiapkan secara bertahap oleh Penyedia Jasa
untuk mendapat persetujuan Pengawas Pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.
Secara umum, ketentuan dalam Spesifikasi ini diatur dalam bentuk berikut ini :
1) Umum
2) Bahan
Bagian ini menguraikan spesifikasi dan persyaratan mutu bahan yang diperlukan dalam
pekerjaan secara terinci. Secara umum, uraian bahan terdiri dari persyaratan mutu baku,
bahan campuran dan bahan pabrikan.
3) Pelaksanaan
Bagian ini menguraikan petunjuk umum untuk pelaksanaan yang terinci, termasuk
ketentuan-ketentuan umum untuk peralatan, percobaan dan pelaksanaan.
4) Pengendalian Mutu
Bagian ini menguraikan perintah dan petunjuk yang lengkap untuk mencapai mutu yang
disyaratkan dalam penerimaan mutu pekerjaan.
Bagian ini menguraikan cara pengukuran dan pembayaran kepada Penyedia Jasa untuk
mata pembayaran yang dicakup dalam spesifikasi.
1) Penyedia Jasa harus melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan detail yang diberikan dalam
Gambar, dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, di mana
sebagian besar pekerjaan tersebut akan diukur dalam satu satuan pengukuran dan
dibayar menurut sistem Harga Satuan. Pembayaran kepada Penyedia Jasa harus
dilakukan berdasarkan kuantitas aktual yang diukur pada masing-masing Mata
1-2
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pembayaran dalam Kontrak yang telah dilaksanakan sesuai dengan Seksi yang
berkaitan dari Spesifikasi ini, baik cara pengukuran maupun pembayarannya.
Pembayaran juga akan dilakukan berdasarkan pengukuran dan pembayaran Lump Sum
untuk mata pembayaran Mobilisasi, Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen Mutu, dan Pemeliharaan Jembatan serta
pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan yang diperintahkan atas dasar Pekerjaan
Harian.
2) Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia Jasa harus mencakup kompensasi penuh
untuk seluruh biaya yang dikeluarkan seluruh pekerja, bahan, peralatan konstruksi,
pengorganisasian pekerjaan, biaya umum (overhead), keuntungan, retribusi, pajak,
pengamanan pekerjaan yang telah selesai dikerjakan, pembayaran kepada pihak ketiga
untuk tanah atau untuk penggunaan atas tanah atau untuk kerusakan bangunan
(property) maupun untuk semua biaya pekerjaan tambah yang tidak dibayar secara
terpisah, seperti pembuatan drainase sementara untuk melindungi pekerjaan selama
pelaksanaan, pengangkutan, perkakas, peledakan dan bahan untuk peledakan,
penurapan, penyangga, pembuatan tempat kerja, pembuatan tanda sumbu (centering)
dan penopang dan lain-lain biaya yang diperlukan atau lazim dipakai untuk pelaksanaan
dan penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari Pekerjaan tersebut.
1-3
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1-4
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.2
MOBILISASI
1.2.1 UMUM
1) Uraian
Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada
jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di
bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara umum harus memenuhi berikut:
ii) Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi
pelaksana yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan termasuk para
tenaga kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan dalam Kontrak termasuk, tetapi tidak terbatas, Koordinator
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) sesuai dengan
ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.8, Personil Ahli K3 atau
Petugas K3 sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.19
dari Spesifikasi ini, dan Manajer Kendali Mutu (Quality Control Manager,
QCM) sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.21 dari
Spesifikasi ini.
iii) Mobilisasi dan pemasangan instalasi konstruksi dan semua peralatan sesuai
dengan daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran yang diperlukan
selama pelaksanaan Pekerjaan, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan di
mana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
iv) Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, termasuk kantor
lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, ruang laboratorium beserta
peralatan ujinya, dan sebagainya.
vi) Mobilisasi personil inti dan peralatan utama dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan yang disepakati dalam Rapat
Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang disebutkan dalam
Pasal 1.2.2 dalam Spesifikasi ini yang kemudian dituangkan dalam
Adendum.
vii) Lahan, base camp termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel,
gudang, ruang laboratorium beserta perlengkapan dan peralatan ujinya, dan
semua fasilitas dan sarana lainnya yang disediakan oleh Penyedia Jasa
untuk mobilisasi menurut Seksi ini tetap menjadi milik Penyedia Jasa
setelah Kontrak berakhir.
1-5
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir Masa
Pelaksanaan, termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan
dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi
kondisi seperti semula sebelum Tanggal Mulai Kerja dari Pekerjaan. Dalam hal
ini, pemindahan instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah
tidak akan mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk menyediakan semua
sumber daya yang diperlukan selama Masa Pemeliharaan seperti keuangan,
manajemen, peralatan, tenaga kerja dan bahan.
3) Periode Mobilisasi
Kecuali ditentukan lain sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1.2.1.1).a).vi) maka
seluruh mobilisasi harus diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari terhitung mulai tanggal
mulai kerja, kecuali penyediaan Fasilitas dan Pelayanan Pengendalian Mutu yang terdiri
dari tenaga ahli, tenaga terampil, dan sumber daya uji mutu lainnya yang siap digunakan
sesuai dengan tahapan mobilisasi yang disetujui (jika ada), harus diselesaikan dalam
waktu paling lama 45 hari.
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan suatu program mobilisasi
menurut detail dan waktu yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.2 dari Spesifikasi ini.
Bilamana perkuatan bangunan pelengkap antara lain jembatan eksisting atau pembuatan
jembatan darurat atau pembuatan timbunan darurat pada jalan yang berdekatan dengan
lokasi kegiatan, diperlukan untuk memperlancar pengangkutan peralatan, instalasi atau
1-6
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
bahan milik Penyedia Jasa, detail pekerjaan darurat ini juga harus diserahkan bersama
dengan program mobilisasi sesuai dengan ketentuan Seksi 1.14 dari Spesifikasi ini.
1) Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Tanggal Mulai Kerja, Rapat Persiapan
Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) harus dilaksanakan dan dihadiri Wakil Pengguna
Jasa, Pengawas Pekerjaan, dan Penyedia Jasa untuk membahas semua hal baik yang teknis
maupun yang non teknis dalam kegiatan ini.
Agenda dalam rapat harus mencakup namun tidak terbatas pada berikut ini:
a) Pendahuluan
b) Sinkronisasi Struktur Organisasi dan Rincian Tugas dan Tanggung Jawab:
i) Wakil Pengguna Jasa.
ii) Penyedia Jasa.
iii) Pengawas Pekerjaan.
c) Masalah-masalah Lapangan:
i) Ruang Milik Jalan (RUMIJA).
ii) Sumber-sumber Bahan.
iii) Lokasi Base Camp.
d) Wakil Penyedia Jasa.
e) Tatacara pengajuan survei, permohonan pemeriksaan pekerjaan, dan
pengukuran hasil pekerjaan.
f) Proses persetujuan hasil pengukuran, hasil pengujian, dan hasil pekerjaan.
g) Dokumen Akhir Pelaksanaan Pekerjaan (Final Construction Documents)
h) Rencana Kerja:
i) Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan
urutan kegiatan utama yang membentuk Pekerjaan, termasuk jadwal
pengadaan bahan yang dibutuhkan untuk Pekerjaan.
ii) Rencana Mobilisasi.
iii) Rencana Relokasi.
iv) Rencana Keselamatan dan Kesehatan KerjaKonstruksi (RK3K).
v) Program Mutu dalam bentuk Rencana Mutu Kontrak (RMK).
vi) Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL).
vii) Rencana Manajemen Rantai Pasok Sumber Daya (RMRP)
viii) Rencana Inspeksi dan Pengujian.
ix) Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL)
yang disusun berdasarkan Dokumen Upaya/Rencana Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (jika ada), atau sekurang-kurangnya mengacu
pada standar dan prosedur pengelolaan lingkungan yang berlaku
khusus untuk kegiatan tersebut.
i) Komunikasi dan korespondensi.
1-7
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Persiapan Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan bangunan pelengkap
antara lain jembatan, bila ada) dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada Pengawas
Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya.
3) Kecuali disebutkan lain dalam Spesifikasi Khusus, program mobilisasi harus menetapkan
waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.1.1) dan harus
mencakup informasi tambahan berikut:
a) Lokasi base camp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah detail
di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel, gudang,
mesin pemecah batu, instalasi pencampur aspal, atau instalasi pencampur
beton, dan laboratorium bilamana fasilitas tersebut termasuk dalam Lingkup
Kontrak.
d) Suatu daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar
aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal
mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.
e) Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang
menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk
menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.
1) Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan atas dasar
jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui seperti yang diuraikan dalam
Pasal 1.2.2.2) di atas.
2) Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sum menurut jadwal pembayaran yang diberikan
di bawah, di mana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
dan pemasangan semua peralatan, dan untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya
lainnya yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal 1.2.1.1)
dari Spesifikasi ini. Walaupun demikian Pengawas Pekerjaan dapat, setiap saat selama
pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan yang
dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga lump sum untuk Mobilisasi.
1-8
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut:
b) 20 % (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan
semua fasilitas pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi dan diterima
oleh Pengawas Pekerjaan.
Bilamana Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu dari
kedua batas waktu yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.1.3) atau keterlambatan setiap
tahapan mobilisasi peralatan utama dan personil inti yang terkait terhadap jadwalnya
sesuai Pasal 1.2.1.1).a).vi), maka jumlah yang disahkan Pengawas Pekerjaan untuk
pembayaran adalah persentase angsuran penuh dari harga lump sum Mobilisasi dikurangi
sejumlah dari 1 % (satu persen) nilai angsuran tersebut untuk setiap keterlambatan satu
hari dalam penyelesaian sampai maksimum 50 (lima puluh) hari.
1-9
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1 - 10
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.3
1.3.1 UMUM
1) Uraian Pekerjaan
Kantor dan fasilitasnya yang disiapkan oleh Penyedia Jasa menurut Seksi ini tetap menjadi
milik Penyedia Jasa setelah Kontrak berakhir.
3) Ketentuan Umum
b) Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan
Denah Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari Program
Mobilisasi seperti dirinci dalam Pasal 1.2.2.2), di mana penempatannya harus
diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
d) Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan
cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.
e) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok
sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.
f) Sesuai pilihan Penyedia Jasa, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit dari
komponen-komponen pra-fabrikasi.
g) Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan di atas fondasi yang
mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.
h) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat baru
atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok dengan
1 - 11
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
i) Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan
sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar
keliling, dan dilengkapi minimum dengan jalan masuk dari kerikil serta tempat
parkir.
j) Penyedia Jasa harus menyediakan sarana dan prasarana untuk keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan ketentuan pada Seksi 1.19.
1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan
memenuhi kebutuhan kegiatan sesuai Seksi dari Spesifikasi ini serta mempertimbangkan
aspek gender.
2) Ukuran
Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Penyedia Jasa dan harus
menyediakan sebuah ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan.
3) Alat Komunikasi
a) Penyedia Jasa harus menyediakan alat komunikasi dua arah dan dapat digunakan
selama Masa Kontrak.
c) Bilamana izin atau perizinan dari instansi Pemerintah yang terkait diperlukan
untuk pemasangan dan penggunaan sistem telepon satelit semacam ini,
Pengawas Pekerjaan akan melakukan semua pengaturan, tetapi semua biaya
yang timbul harus dibayar oleh Penyedia Jasa.
b) Rak atau laci untuk penyimpanan gambar dan arsip untuk Dokumentasi Kegiatan
secara vertikal atau horisontal, yang ditempatkan di dalam atau dekat dengan
ruang rapat.
1 - 12
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
5) Kantor Pendukung
Bilamana Penyedia Jasa menganggap perlu untuk mendirikan satu kantor pendukung atau
lebih, yang akan digunakan untuk keperluan sendiri pada jarak 50 km atau lebih dari kantor
utama di lapangan, maka Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara dan melengkapi
satu ruangan pada setiap kantor pendukung dengan ukuran sekitar 12 meter persegi yang
akan digunakan oleh Staf Pengawas Pekerjaan untuk setiap kantor pendukung.
1) Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bengkel di lapangan yang diberi perlengkapan
yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik, sehingga dapat digunakan untuk
memperbaiki peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan Pekerjaan. Sebuah gudang
untuk penyimpanan suku cadang, bahan untuk rehabilitasi jembatan juga harus disediakan.
2) Bengkel tersebut harus dikelola oleh seorang kepala bengkel yang mampu melakukan
perbaikan mekanis dan memiliki sejumlah tenaga pembantu yang terlatih.
Bangunan yang diuraikan dalam Seksi ini akan dibayar menurut pembayaran Lump Sum
untuk Mobilisasi sesuai dengan Seksi 1.2 dari Spesifikasi ini, di mana pembayaran harus
dianggap kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan, pelayanan, pemeliharaan,
pembersihan dan pembongkaran semua bangunan tersebut setelah Pekerjaan selesai.
1 - 13
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1 - 14
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.4
1.4.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan dan hal-hal lain
yang diperlukan untuk melaksanakan pengujian pengendalian mutu dan kecakapan
kerja yang disyaratkan dalam Kontrak ini. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab atas
pelaksanaan semua pengujian dan berkoordinasi dengan Manager Kendali Mutu dan di
bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan
Semua survei, pengujian, audit teknis, dan sebagainya harus dilengkapi dengan
peralatan GPS untuk ketepatan koordinat (garis lintang-garis bujur).
Semua fasilitas, perlengkapan, peralatan pengujian dan sarana lainnya yang disiapkan oleh
Penyedia Jasa menurut Seksi ini tetap menjadi milik Penyedia Jasa setelah Kontrak
berakhir.
c) Jadwal inspeksi dan pengujian berupa jadwal induk (master schedule) semua
pekerjaan yang akan diinspeksi dan diuji. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan
(construction schedule) yang ada dapat ditentukan tanggal sementara untuk
masing-masing kegiatan pengujian. Jadwal kegiatan pengujian ini harus
1 - 15
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara sebuah laboratorium lengkap dengan
peralatannya sesuai dengan lingkup pekerjaannya di lapangan, dengan ketentuan berikut:
a) Tempat Kerja
iii) Perlengkapan di dalam ruangan bangunan harus terdiri atas meja kerja,
lemari, ruang penyimpan yang dapat dikunci, tangki perawatan, laci arsip
(filing cabinet), meja dan kursi dengan mutu standar dan jumlah yang
mencukupi kebutuhan.
Alat-alat ukur seperti timbangan, proving ring, pengukur suhu, dan lainnya harus
dikalibrasi oleh instansi yang berwenang yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
dengan menunjukkan sertifikat kalibrasi yang masih berlaku.
1 - 16
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Personil
Personil yang bertugas pada pengujian bahan haruslah terdiri atas tenaga-tenaga yang
mempunyai pengalaman cukup dan telah terbiasa melakukan pengujian bahan yang
diperlukan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Pekerjaan
3) Formulir
Formulir yang digunakan untuk pengujian harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas
Pekerjaan.
4) Pemberitahuan
5) Distribusi
1) Contoh
Semua contoh apakah berasal dari lokasi sumber bahan atau dari pekerjaan yang telah
selesai harus disediakan oleh Penyedia Jasa, tanpa biaya tambahan terhadap Kontrak.
2) Pengujian
Biaya untuk melaksanakan semua pengujian yang diperlukan untuk penyelesaian
Pekerjaan yang sebagaimana mestinya, sesuai dengan berbagai ketentuan pengujian yang
disyaratkan atau ditentukan dalam Dokumen Kontrak, harus ditanggung oleh Penyedia
Jasa, dan seluruh biaya tersebut sudah harus dipandang sudah dimasukkan dalam Harga
Satuan bahan yang bersangkutan, kecuali seperti disyaratkan di bawah ini.
Jika setiap pengujian yang tidak diperuntukkan atau atau tidak disyaratkan, atau karena
belum perlu dilaksanakan, atau karena belum disyaratkan di dalam Dokumen Kontrak
ternyata diperintahkan untuk dilaksanakan oleh Pengawas Pekerjaan, atau bilamana
Pengawas Pekerjaan memerintahkan kepada Pihak Ketiga untuk melaksanakan pengujian
yang tidak termasuk ketentuan dalam Pasal 1.4.1.1) atau pelaksanaan pengujian di luar
lingkup Pekerjaan atau pengujian di tempat suatu pabrik pembuat atau fabrikasi bahan,
1 - 17
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
maka biaya untuk pelaksanaan pengujian tersebut menjadi beban Pengguna Jasa, kecuali
jika hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa pengerjaan atau bahan tersebut tidak
sesuai dengan yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak, dengan demikian maka biaya
pengujian menjadi beban Penyedia Jasa.
1 - 18
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.5
1.5.1 UMUM
1) Uraian
Seksi ini menetapkan ketentuan-ketentuan untuk transportasi dan penanganan tanah, bahan
campuran aspal panas, bahan-bahan lain, peralatan, dan perlengkapan.
Ketentuan Seksi 1.8, Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas, Seksi 1.11, Bahan dan
Penyimpanan, dan Seksi1.14, Pemeliharaan Jalan yang Berdekatan dan Bangunan
Pelengkapnya, harus diberlakukan sebagai pelengkap isi dari Seksi ini.
Sebelum memulai setiap kegiatan di jalan-jalan umum yang akan digunakan untuk
mengangkut bahan Penyedia Jasa harus menyediakan informasi berikut ini :
a) Peta terinci yang menunjukkan rute jalan dari lokasi semua sumber bahan
(quarry) untuk semua kegiatan termasuk lokasi dari setiap penumpukan bahan
ke tempat pekerjaan.
Atas persetujuan Rencana Rute Pengangkutan, Penyedia Jasa harus melakukan survei
yang lengkap terhadap semua infrastruktur pada jalur-jalur pengangkutan di bawah
pengawasan Pengawas Pekerjaan.
Survei ini hampir dapat dipastikan berkonsentrasi pada jalan dan jembatan, tetapi dapat
mencakup struktur lain yang mungkin terpengaruh oleh frekuensi lintasan kendaraan
1 - 19
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
berat. Survei ini harus mencatat semua kerusakan awal (sebelum digunakan) pada
semua jalan. Permukaan atau struktur, didukung dengan photo dan rujukan melintang
yang tepat pada lokasi-lokasi yang ada di dalam peta.
1.5.3 PELAKSANAAN
1) Standar
Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah yang
berlaku maupun ketentuan-ketentuan tentang pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
2) Koordinasi
Penyedia Jasa harus melakukan koordinasi yang diperlukan dalam kegiatan transportasi
untuk pekerjaan yang sedang dilaksanakan atau yang sedang dilaksanakan dalam
Kontrak-kontrak lainnya, maupun untuk pekerjaan dengan Sub Penyedia Jasa atau
perusahaan utilitas dan lainnya yang dipandang perlu.
Bilamana terjadi tumpang tindih pelaksanaan antara beberapa Penyedia Jasa, maka
Pengawas Pekerjaan harus mempunyai kekuasaan penuh untuk memerintahkan setiap
Penyedia Jasa dan berhak menentukan urutan pekerjaan selanjutnya untuk menjaga
kelancaran penyelesaian seluruh kegiatan, dan dalam segala hal keputusan Pengawas
Pekerjaan harus diterima dan dianggap sebagai keputusan akhir tanpa menyebabkan
adanya tuntutan apapun.
a) Penyedia Jasa harus mengatur pembuangan bahan di luar Ruang Milik Jalan
sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 3.1.1.11).d) dari Spesifikasi ini.
b) Bilamana terdapat bahan yang hendak dibuang di luar Ruang Milik Jalan, maka
Penyedia Jasa harus mendapatkan izin tertulis dari pemilik tanah di mana bahan
buangan tersebut akan ditempatkan, dan izin tersebut harus ditembuskan kepada
Pengawas Pekerjaan bersama dengan permohonan (request) untuk pelaksanaan.
c) Tumpukan bahan yang dibuang tidak boleh mengganggu lingkungan di
sekitarnya.
1 - 20
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Tidak ada pembayaran yang dilakukan pada Seksi ini. Biaya untuk kebutuhan-
kebutuhan dalam Seksi ini harus sudah termasuk dalam semua Mata Pembayaran yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga, tanpa tambahan biaya. Peralatan yang
dipasok oleh Penyedia Jasa untuk semua kegiatan dalam Seksi ini akan tetap menjadi
milik Penyedia Jasa pada saat kontrak berakhir.
1 - 21
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1 - 22
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.6
1.6.1 UMUM
1) Uraian
Seksi ini merinci ketentuan dan prosedur untuk pelaksanaan pembayaran bulanan
sementara secara teratur melalui Usulan Sertifikat Bulanan yang harus disiapkan dan
diajukan oleh Penyedia Jasa, diperiksa, dievaluasi dan disahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Usulan Sertifikat Bulanan harus diserahkan pada setiap bulan selama Masa Pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab penuh untuk penyiapan dan pengajuan setiap
Usulan Sertifikat Bulanan, dan harus mengikuti ketentuan berikut :
a) Usulan Sertifikat Bulanan harus disiapkan menurut formulir yang ditetapkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
d) Bilamana Penyedia Jasa gagal menyiapkan data pendukung yang dapat diterima
Pengawas Pekerjaan, atau dengan perkataan lain terlambat menyerahkan, maka
tanggal pelaksanaan pembayaran dapat diundurkan dan Pengguna Jasa tidak
bertanggungjawab atas keterlambatan ini.
1) Waktu
Setiap Usulan Sertifikat Bulanan harus diberi tanggal menurut tanggal terakhir dari bulan
kalender, tetapi jumlah tuntutan penagihan (claim) harus didasarkan atas nilai yang sudah
diselesaikan sampai hari kedua puluh lima pada periode bulan yang bersangkutan. Usulan
1 - 23
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Sertifikat Bulanan yang telah disiapkan itu harus dikirimkan kepada Pengawas Pekerjaan
paling lambat pada hari terakhir dari setiap bulan kalender.
2) Isi
a) Usulan Sertifikat Bulanan harus merangkum ringkasan nilai semua jenis pekerjaan
yang telah diselesaikan menurut masing-masing Divisi dari Spesifikasi ini
terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja, dan juga harus menunjukkan persentase
pekerjaan yang telah diselesaikan dari setiap Divisi sebagai nilai pekerjaan yang
telah diselesaikan dibandingkan terhadap Harga Kontrak dari masing-masing
Divisi yang bersangkutan. Jumlah kotor Usulan Sertifikat Bulanan yang diperoleh
harus dihitung dari jumlah nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dari masing-
material on site
dan juga setiap pekerjaan tambahan yang telah disahkan melalui Perintah
Perubahan.
b) Nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dari setiap Divisi sebagaimana tercantum
pada Usulan Sertifikat Bulanan harus didukung penuh dengan lampiran
dokumentasi yang menunjukkan bagaimana setiap nilai itu dihitung. Perhitungan
yang demikian akan mencakup hal-hal berikut ini tetapi tidak terbatas pada Berita
Acara pengukuran kuantitas yang diterima untuk pembayaran dan Harga Satuan
Mata Pembayaran menurut Kontrak termasuk perubahan-perubahannya dalam
Adendum Kontrak.
c) Selembar atau lebih ringkasan yang terpisah dan menunjukkan status berikut ini
harus dilampirkan dalam Usulan Sertifikat Bulanan :
iii) Perintah Perubahan yang diminta dan usulan cara pembayaran (jika ada).
d) Bilamana Penyedia Jasa telah mengajukan usulan pembayaran terpisah pada suatu
Seksi atau Bagian Pekerjaan yang telah diselesaikan, maka baik Usulan Sertifikat
Bulanan maupun dokumen pendukungnya harus memuat perhitungan yang
menunjukkan nilai pekerjaan yang telah diselesaikan.
Penyedia Jasa harus memelihara semua arsip pengukuran yang sudah disetujui beserta data
pendukung lainnya dan harus mengupayakan semua arsip ini tersedia setiap saat jika
diperlukan oleh Pengawas Pekerjaan untuk memeriksa ulang perhitungan kuantitas
Penyedia Jasa dalam Usulan Sertifikat Bulanan. Cara perhitungan yang digunakan untuk
menentukan kuantitas untuk pembayaran harus benar-benar sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berhubungan dengan pengukuran dan pembayaran untuk tiap Seksi dari
Spesifikasi ini.
1 - 24
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Yang dimaksud Kejadian dalam Spesifikasi ini adalah peristiwa yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan/tak terkendali/tak terduga yang dapat menimbulkan segala
bentuk kerugian.
Yang dimaksud Kelalaian dalam Spesifikasi ini adalah kesalahan, kekurang hati-hatian,
kealpaan melaksanakan pekerjaan menurut ketentuan.
Jika tidak disebutkan lain dalam Syarat-syarat Khusus Kontrak dan tanpa mengabaikan
ketentuan-ketentuan dari Syarat-syarat Umum Kontrak dan Syarat-syarat Khusus Kontrak,
Pengawas Pekerjaan memberikan sanksi berupa pemotongan pembayaran sebesar 1 (satu)
persen dari Harga Kontrak atau maksimum Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) mana
yang lebih kecil, bilamana setiap adanya kejadian dan/atau kelalaian akibat tidak
dilaksanakan salah satu kegiatan berikut: Seksi 1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas; Seksi 1.14 Pemeliharaan Jalan yang Berdekatan dan Bangunan Pelengkapnya;
Seksi 1.17 Pengamanan Lingkungan Hidup; Seksi 1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
Seksi 1.21 Manajemen Mutu, yang mengakibatkan kerugian.
1) Waktu
b) Tanpa memandang apakah diadakan koreksi atau tidak terhadap Usulan Sertifikat
Bulanan, sebagaimana yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan selama
pemeriksaannya, setiap Sertifikat Bulanan harus dilengkapi dengan tandatangan
dari semua pihak, dan harus siap untuk disampaikan kepada Pengguna Jasa paling
lambat hari kesepuluh bulan berikutnya.
1 - 25
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Dalam batas waktu seperti ditetapkan di atas, Pengawas Pekerjaan harus menghitung
jumlah bersih (netto) Sertifikat Bulanan dengan cara pemotongan sejumlah yang
disyaratkan dalam Syarat-syarat Kontrak dari jumlah total (gross sum) yang diusulkan
oleh Penyedia Jasa atau jumlah yang disetujui lain atau jumlah yang telah diubah
sebagaimana ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan. Usulan Sertifikat Bulanan yang telah
lengkap akan disahkan untuk pembayaran oleh Pengawas Pekerjaan, dan diteruskan
kepada Pengguna Jasa untuk pelaksanaan proses pembayaran, dan satu salinannya harus
disampaikan kepada Penyedia Jasa.
1 - 26
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.7
1.7.1 UMUM
1 - 27
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1 - 28
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.8
1.8.1 UMUM
1) Uraian
1
Perlengkapan jalan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.
2
Termasuk karyawan Penyedia Jasa dan Pengawas Pekerjaan yang melaksanakan tugas terkait dengan lingkup Kontrak.
3
Lihat Seksi 1.8.2 butir 3) AlineaKedua.
1 - 29
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa harus menjaga seluruh kegiatan pekerjaan sepanjang jalan dalam kondisi
sedemikian agar lalu lintas dapat terbuka dengan selamat dan seluruh pekerja, dan
pengguna jalan terlindungi.
Sebelum memulai pekerjaan apapun, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan mengajukan
kepada Pengawas Pekerjaan, Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
(RMKL) untuk kegiatannya selama Masa Pelaksanaan. RMKL harus berdasarkan
analisa arus lalu lintas tingkat makro dan juga mikro dan tidak hanya terfokus di daerah
konstruksi. RMKL harus disusun oleh Tenaga Ahli Keselamatan Jalan dari Penyedia
Jasa, disampaikan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi (Pre
Construction Meeting/PCM) dan mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
RMKL harus dimutakhirkan secara regular berdasarkan kondisi tempat pekerjaan.
Dalam hal pekerjaan wajib melakukan Analisa Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN)
sebagaimana ketentuan Peraturan Menteri Perhubungan No.75 Tahun 2016 atau
perubahannya (jika ada) tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas , maka
penyusunan dokumen Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL)
harus merujuk pada dokumen hasil Analisa Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN)
Zona Pekerjaan Jalan dibagi menjadi empat zona berdasarkan fungsinya (sesuai dengan
Instruksi Dirjen Bina Marga No.02/IN/Db/2012 atau perubahannya (jika ada) tentang
Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan) sebagaimana ditunjukkan pada gambar
pada Lampiran 1.8.A. Zona tersebut adalah:
b) Zona pemandu transisi adalah segmen jalan di mana pengemudi dipandu untuk
menurunkan kecepatan dan masuk ke lintasan yang benar.
c) Zona kerja adalah segmen jalan di mana pekerjaan dilaksanakan dan terdapat
pekerja, peralatan, perlengkapan, serta material.
d) Zona terminasi adalah segmen jalan di mana lalu lintas dituntun kembali ke
kondisi normal setelah melalui lokasi pekerjaan.
Bilamana pekerjaan belum selesai, dan jalan atau lajur dibuka untuk lalu lintas umum,
Penyedia Jasa harus memasang marka sementara (pre marking), dan rambu sementara
atau perlengkapan jalan lainnya yang dibutuhkan untuk menjamin keselamatan
pengguna jalan sebagaimana diuraikan pada Pasal 1.8.3.3) dari Spesifikasi ini.
Jika pada setiap saat, Pengawas Pekerjaan menetapkan bahwa ketentuan yang
sebagaimana mestinya untuk pengendalian lalu lintas yang berkeselamatan tidak
1 - 30
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
disediakan, tidak dipelihara atau tidak dilaksanakan sesuai lingkup dari RMKL,
Pengawas Pekerjaan dapat membatasi kegiatan Penyedia Jasa yang mempengaruhi
situasi semacam ini sampai penyesuaian yang diperlukan telah dilaksanakan. Pengawas
Pekerjaan dapat juga menangguhkan seluruh pekerjaan sampai penyesuaian tersebut
dicapai.
Bilamana keselamatan pengguna jalan atau tenaga kerja diabaikan secara serius dan
dengan sengaja oleh Penyedia Jasa, Pengawas Pekerjaan dapat menghentikan kegiatan
Penyedia Jasa yang terkait dan ketentuan pemotongan dalam Pasal 1.6.2.4) dari
Spesifikasi ini harus berlaku jika terdapat kejadian dan/atau kelalaian Penyedia Jasa.
Semua tenaga kerja paling sedikit berusia 18 tahun, dan tenaga kerja harus mengenakan
baju yang reflektif, sepatu boot dan helm kerja pada setiap saat selama jam kerja di
dalam daerah kerja.
a) Lokasi pertemuan jalan umum dengan jalan akses lokasi basecamp, sumber
bahan (quarry) dan/atau tumpukan bahan (stockpile material)
b) Lokasi awal dan akhir jalur lalu lintas pada segmen jalan yang sedang dilakukan
kegiatan konstruksi
e) Lokasi lainnya dengan potensi konflik lalu lintas umum dengan kendaraan
proyek.
Pekerjaan pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau sistem reflektif yang
disetujui Pengawas Pekerjaan. Sistem penerangan harus ditempatkan dan dijalankan
sedemikian hingga agar sorot cahaya tidak mengganggu pengguna jalan pada lokasi
tersebut. Lampu pijar tidak diperkenankan untuk digunakan.
Penyedia Jasa akan diberitahu setiap pekerjaan sipil lainnya yang terdaftar dalam
Lampiran 1.8.A yang dijadwalkan untuk dilaksanakan selama Masa Pelaksanaan.
1 - 31
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa harus menyediakan perlengkapan jalan sementara sesuai RMKL atau
sesuai perintah Pengawas Pekerjaan bila dianggap perlu. Semua perlengkapan jalan
sementara ini tetap menjadi milik Penyedia Jasa pada akhir Masa Kontrak.
Perlengkapan jalan sementara, dapat berupa :
a) alat pemberi isyarat lalu lintas sementara;
b) rambu lalu lintas sementara;
c) marka jalan sementara;
d) alat penerangan sementara;
e) alat pengendali pemakai jalan sementara, terdiri atas
- alat pembatas kecepatan; dan
- alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan;
f) alat pengaman pemakai jalan sementara, terdiri atas:
- pagar pengaman/Penghalang lalu lintas;
- cermin tikungan;
- patok pengarah (delineator);
- pulau-pulau lalu lintas sementara;
- pita penggaduh (rumble strip); dan
- Traffic Cones.
Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan rambu lalu lintas
sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman Teknis Perencanaan
Perambuan Sementara untuk Pekerjaan Jalan No.Pd-T-12-2003, Instruksi Dirjen Bina
Marga No.02/IN/Db/2012 atau perubahannya (jika ada) tentang Panduan Teknis
Rekayasa Keselamatan Jalan: Panduan Teknis 3: Keselamatan di Lokasi Pekerjaan
Jalan, dan Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 13/2014 atau perubahannya (jika
ada) tentang Rambu Lalu Lintas atau yang termutakhir.
1 - 32
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun selama masa pelaksanaan
harus diperbaiki atau diganti segera, termasuk pengecatan jika perlu oleh Penyedia Jasa
dengan biaya sendiri.
Bilamana tidak diperlukan lagi, perlengkapan jalan sementara harus disingkirkan dari
area kerja.
Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga tidak merusak kendaraan
yang melalui atau mencelakai pengguna jalan jika tertabrak dan harus tetap stabil dan
berdiri di tempat ketika diterpa angin maupun getaran akibat lalu lintas kendaraan berat.
KMKL harus secara aktif berpartisipasi dalam semua rapat reguler maupun khusus
dengan Pengawas Pekerjaan. KMKL harus siap dihubungi pada setiap saat (24 jam per
hari, 7 hari per minggu) melalui komunikasi bergerak untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan, keadaan darurat, dan hal-hal lain terkait lalu lintas dan manajemen
keselamatan lalu lintas selama Masa Pelaksanaan.
b) Menginspeksi rutin terhadap kondisi dan keefektifan dari pengaturan lalu lintas
yang digunakan dalam kegiatan dan memastikan bahwa perlengkapan tersebut
berfungsi sebagaimana mestinya, bersih, dapat dilihat dan memenuhi
spesifikasi, gambar, serta peraturan-peraturan setempat;
1 - 33
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Semua penutupan dini/lambat atas jalan atau lajur di luar waktu yang ditetapkan
(Lampiran 1.8.B, Tabel 1.8.B.2) dapat dikategorikan sebagai penutupan jalan yang
tidak sah.
Semua penutupan total jalan tanpa suatu jalan pengalihan yang pantas harus dipandang
sebagai penutupan jalan yang tidak sah dan Penyedia Jasa harus menanggung segala
tuntutan yang timbul dari pihak ketiga.
Penyedia Jasa harus menggunakan sebuah Kendaraan Penghantar ketika memasuki atau
meninggalkan daerah kerja sampai jalan tersebut dibuka untuk lalu lintas. Penyedia
Jasa harus menyediakan fasilitas yang sama untuk Personil Pengawas Pekerjaan dan
Pengguna Jasa.
Memasuki dan meninggalkan daerah kerja harus dilaksanakan dengan selamat sehingga
memperkecil risiko terhadap para tenaga kerja dan pengguna jalan.
Tabel 1.8.B.4 pada Lampiran 1.8 B mengidentifikasi kejadian khusus di mana selama
waktu itu Pengawas Pekerjaan berhak untuk tidak mengizinkan penutupan jalan.
Penyedia Jasa harus mempertimbangkan kejadian semacam ini dalam rencana kerjanya.
Penutupan lajur dengan menggunakan tanda visual harus dilakukan sesuai dengan
detail-detail dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
Penutupan jalan keluar/masuk pada jalan umum harus dilakukan sesuai dengan detail-
detail dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Penutupan jalan keluar/masuk pada jalan dalam kota harus dilakukan sesuai dengan
detail-detail dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
14) RambuLalu Lintas dan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Tambahan
1 - 34
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan tersebut dalam waktu 48 jam dan
memasang serta memelihara peralatan tersebut selama Masa Pelaksanaan.
1) Rambu-rambu Sementara
Rambu-rambu sementara harus dipasang pada lokasi yang ditunjukkan dalam gambar
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Rambu-rambu sementara harus memenuhi semua ketentuan dalam Seksi 9.2 Pekerjaan
Lain-lain.
Rambu sementara pada pekerjaan jalan terdiri dari rambu tetap, rambu portabel dan
rambu elektronik
Rambu-rambu sementara yang tidak dirancang sebagai rambu tetap atau portabel pada
gambar akan menjadi pilihan Penyedia Jasa, apakah tetap atau portabel.
Rambu-rambu sementara harus terlihat dengan jarak 150 meter dan terbaca dengan
jarak 90 meter pada cuaca cerah siang hari dan pada malam hari dengan sorot lampu
rendah standar oleh yang memiliki ketajaman visus mata 20/20 (angka 20 yang pertama
artinya yang bersangkutan berdiri dan dapat membaca obyek dengan jarak 20 feet atau
6 meter, sedangkan angka 20 yang kedua artinya orang bermata normal berdiri dan
dapat membaca dengan jarak 20 feet atau 6 meter).
Penyedia Jasa dapat diminta untuk menutupi rambu-rambu tertentu selama kemajuan
pekerjaan. Tutup untuk rambu-rambu daerah konstruksi haruslah dengan ukuran dan
ketebalan yang cukup untuk menutup seluruh informasi sedemikian hingga informasi
tersebut tidak terlihat baik selama siang maupun malam hari. Tutup harus diikat dengan
kencang untuk mencegah pergerakan yang disebabkan oleh angin.
Penyedia Jasa harus membersihkan semua panel rambu saat pemasangan dan sesering
mungkin setelah pemasangan tersebut sebagaimana ditetapkan oleh Pengawas
Pekerjaan jika dianggap perlu, tetapi paling sedikit setiap 4 bulan sekali.
Rambu yang digunakan dengan lembar bahan temple atau cat langsung pada panel akan
dipandang memenuhi syarat jika rambu tersebut memenuhi ketentuan-ketentuan
keterlihatan, keterbacaan dan warnanya memenuhi kebutuhan sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Perbedaan menyolok warna reflektif antara
siang dan malam akan menjadi dasar untuk menolak rambu-rambu tersebut.
1 - 35
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Rambu-rambu Tetap
Rambu-rambu tetap harus dengan tiang kayu dengan cara yang sama
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan untuk pemasangan rambu-rambu pada tepi jalan, kecuali
berikut ini :
i) Pengaku dan rangka pada bagian belakang panel dari rambu tidak
diperlukan.
ii) Tinggi dari dasar panel di atas tepi jalur lalu lintas paling sedikit 1,5
meter kecuali jika rambu ditempatkan pada jalur pejalan kaki dan
sepeda maka tinggi dari dasar panel rambu di atas tepi jalur lalu lintas
paling sedikit harus 2,1 meter.
iv) Tiang yang tertanam harus dengan kedalaman 0,8 meter dan lubang
tiang harus ditimbun kembali di sekeliling tiang dengan beton
10 MPa atau sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Ukuran tiang dan jumlah tiang haruslah sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar, kecuali jika rambu-rambu tetap dipasang dan jenis rambu yang
dipasang tidak ditunjukkan dalam Gambar, ukuran tiang dan jumlah tiang harus
ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan. Tiang haruslah dari kayu yang baik
mutunya dan tidak cacat, sesuai untuk tujuan yang dimaksud.
Rambu tetap yang digunakan selama masa konstsruksi harus terbuat dari bahan
retroreflektif dan berkeselamatan yaitu tidak menyebabkan fatalitas kecelakaan
jika tertabrak.
Panel-panel rambu untuk rambu tetap haruslah terdiri dari lembaran plywood.
Tanda dan tepi dapat dilakukan dengan proses sablon. Ukuran dan jarak huruf-
huruf dan lambang-lambang haruslah sebagaimana yang dilukiskan dalam
lembar spesifikasi rambu-rambu yang diterbitkan oleh Pengguna Jasa.
b) Rambu Portabel
1 - 36
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Jika rambu portabel berpindah tempat atau terguling, oleh sebab apapun,
selama kemajuan pekerjaan, Penyedia Jasa harus segera mengganti rambu-
rambu itu pada lokasi awal dari rambu-rambu tersebut.
c) Rambu Elektronik
Rambu elektronik yang digunakan atau dipasang harus sesuai dengan peraturan
dan ketentuan yang dikeluarkan oleh kementerian teknis terkait.
Semua rambu yang digunakan pada pekerjaan konstruksi dan pada jalan sementara
mengacu kepada Peraturan Menteri Perhubungan No.13 Tahun 2014 dengan spesifikasi
teknis yang diterbitkan oleh kementerian teknis terkait.
Penghalang lalu lintas harus digunakan untuk memandu lalu lintas untuk tidak melintasi
perkerasan yang baru dihampar dan dipasang pada lokasi yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Pe
memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Seksi 9.2 Pekerjaan Lain-lain
Penghalang lalu lintas harus memenuhi ketentuan dimensi dan warna yang terdapat
dalam Gambar dan Spesifikasi ini.
- Penghalang lalu lintas, jenis plastik harus digunakan untuk pengalih lalu lintas
dari perkerasan aspal beton yang baru.
- Penghalang lalu lintas, jenis plastik harus cukup berat agar dapat tetap stabil
jika terdapat angin atau pusaran angin akibat lewatnya lalu lintas. Penghalang
ini harus dipasang rapat dan saling mengunci satu dengan yang lain sesuai
manual dari pabrik.
- Pemberat yang digunakan untuk penghalang lalu lintas jenis plastik haruslah
air dan terisi sesuai dengan ketentuan pabrik.
Bahan untuk marka jalan sementara dapat berupa pita rekat (road marking tape) yang
berwarna putih / kuning atau paku jalan dengan mata kucing. Sebelum melakukan
pemasangan Penyedia Jasa harus menunjukkan contoh bahan marka sementara untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
Pemasangan Marka sementara berupa pita rekat tidak diperkenankan pada kondisi
perkerasan basah.
Penggunaan paku jalan dengan mata kucing diperbolehkan sebagai alternatif untuk
pengarah sementara pada pekerjaan jalan, ukuran paku jalan yang disarankan adalah
100 x 50 mm dan terbuat dari polysterin hijau/kuning yang berpendar dengan
dilengkapi pinil reflektor berperekat dengan interval pemasangan disesuaikan dengan
pemasangan paku permanen.
1 - 37
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa harus mengganti marka sementara baik berupa pita rekat ataupun paku
jalan yang terkelupas atau lepas.
Marka jalan sementara harus dilaksanakan pada setiap pelapisan perkerasan sebelum
jalan dibuka untuk lalu lintas umum. Pada pelapisan ulang perkerasan aspal beton,
marka sementara harus dilaksanakan sesegera mungkin setelah suatu lapisan telah
dihampar. Marka sementara pada permukaan akhir harus dibuang sebelum marka
permanen dilaksanakan.
Perencanaan dan pemasangan marka sementara harus mengacu pada Peraturan Menteri
perhubungan No. PM 67 Tahun 2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Marka Jalan.
Semua garis menerus dan marka jalan konstruksi yang berpotongan harus dibuang
sampai benar-benar bersih dengan pengaus pasir atau cara lain yang disetujui dan tidak
merusak permukaan atau tekstur perkerasan. Pola pembuangan harus dalam bentuk
yang tidak sama sehingga tidak menyisakan bekas marka yang dibuang dengan
menggunakan pengausan secara diagonal dan termasuk beberapa daerah permukaan
sekitarnya. Kerusakan yang terjadi pada permukaan harus diperbaiki dengan biaya
Penyedia Jasa dengan metoda yang dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
Penumpukan pasir atau bahan lainnya yang mengakibatkan bahaya terhadap lalu lintas
harus dibuang. Pada saat selesai, permukaan aspal yang diauskan dengan pasir harus
dilapisi tipis dengan ter emulsi atau bahan sejenis yang disetujui.
4) Lain-lain
Penyedia Jasa harus menyediakan pengatur lalu lintas dan pelayanan berikut untuk
pengendalian dan pemeliharaan lalu lintas yang melalui daerah konstruksi dengan sub-
komponen yang berbeda sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan memelihara, dan membongkar semua jalan, jembatan,
jalan masuk dan sejenisnya yang diperlukan oleh Penyedia Jasa untuk menghubungkan
Penyedia Jasa dengan jalan umum pada saat Akhir Pelaksanaan Pekerjaan.
Jalan dan/atau jembatan (jika ada) sementara ini harus dibangun sampai diterima
Pengawas Pekerjaan, meskipun demikian Penyedia Jasa tetap harus bertanggungjawab
terhadap setiap kerusakan yang terjadi atau disebabkan oleh jalan dan/atau jembatan (jika
ada) sementara ini.
Sebelum membuat jalan atau jembatan sementara, Penyedia Jasa harus melakukan
semua pengaturan yang diperlukan, bila diperlukan termasuk pembayaran kepada
pemilik tanah yang bersangkutan atas pemakaian tanah itu dan harus memperoleh
persetujuan dari pejabat yang berwenang dan Pengawas Pekerjaan. Setelah pekerjaan
selesai, Penyedia Jasa harus membersihkan dan mengembalikan kondisi tanah itu ke
kondisi semula sampai diterima oleh Pengawas Pekerjaan dan pemilik tanah yang
bersangkutan.
1 - 38
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Pembersihan Penghalang
Selama pelaksanaan pelaksanaan, Penyedia Jasa harus menjamin bahwa perkerasan,
bahu jalan lokasi yang berdekatan dengan Ruang Milik Jalan harus dijaga agar bebas
dari bahan pelaksanaan, kotoran dan bahan yang tidak terpakai lainnya yang dapat
mengganggu atau membahayakan lalu lintas yang lewat. Pekerjaan juga harus dijaga
agar bebas dari setiap parkir liar atau kegiatan perdagangan kaki lima kecuali untuk
daerah-daerah yang digunakan untuk maksud tersebut.
1) Pengukuran
1 - 39
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Dasar Pembayaran
Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas dan Pekerjaan Jembatan Sementara
harus dibayar atas dasar lump sum termasuk pemenuhan kuantifikasi pada Lampiran
1.8.B menurut jadwal pembayaran yang terdapat di bawah ini. Jumlah ini harus
dipandang sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan, semua bahan, semua
peralatan, pekerja, perkakas, dan biaya lainnya yang perlu untuk pemasangan dan
pemeliharaan semua pemasangan sementara, untuk pengendalian lalu lintas selama
Masa Kontrak dan untuk pembersihan halangan apapun yang perlu untuk
menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal 1.8.1.1) dan Pasal 1.8.2 dari
Spesifikasi ini. Akan tetapi, selama Masa Pelaksanaan Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan Penyedia Jasa untuk menyediakan tambahan peralatan sebagaimana
yang dianggap perlu tanpa perubahan harga lump sum untuk Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas.
Tahapan pembayaran biaya Lump Sum untuk Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas sebagai berikut:
25 % (dua puluh lima persen) bilamana semua jenis peralatan utama untuk
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas telah berada di lapangan, diterima dan
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
75 % (tujuh puluh lima persen) harus dibayar secara angsuran atas dasar bulanan,
secara proporsional berdasarkan kemajuan penerapan Rencana Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas yang dapat disetujui Pengawas Pekerjaan.
Tahapan pembayaran biaya Lump Sum untuk Jembatan Sementara adalah sebagai
berikut :
25 % (Dua puluh lima persen) bilamana Jembatan Sementara telah dibongkar dan
lokasinya telah dibersihkan dan dikembalikan ke dalam kondisi asal.
1 - 40
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.9
1.9.1 UMUM
1) Uraian
Kajian Teknis Lapangan adalah suatu kegiatan untuk mencari kesesuaian antara rancangan
asli yang ditunjukkan dalam Gambar dengan kebutuhan aktual lapangan. Kegiatan ini
terdiri dari survei lapangan dan analisis data lapangan. Penyedia Jasa harus menyediakan
personil ahli teknik untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan sehingga diperoleh mutu
dan kinerja serta dimensi yang disyaratkan dalam ketentuan.
Pada awal pelaksanaan pekerjaan, personil tersebut harus disertakan dalam pelaksanaan
suatu survei lapangan yang lengkap dan menyiapkan laporan hasil survei lapangan untuk
menentukan kondisi fisik dan struktur lapangan yang ada. Selanjutnya personil tersebut
harus disertakan dalam pematokan (staking out) dan survei seluruh kegiatan, investigasi
dan pengujian bahan tanah, agregat, dan bahan aspal / bahan pengikat lainnya, dan kajian
teknis serta penggambaran untuk menyimpan Dokumen Rekaman Kegiatan.
1) Uraian
Selama 30 hari pertama sejak periode mobilisasi. Penyedia Jasa harus mengerahkan
personil tekniknya untuk melakukan survei lapangan dan membuat laporan tentang kondisi
fisik dan struktur dari perkerasan, drainase selokan, gorong-gorong, jembatan dan struktur
lainnya, dan perlengkapan jalan lainnya seperti rambu jalan, patok kilometer, pagar
pengaman. Semua survei harus menggunakan peralatan GPS untuk ketepatan koordinat
(garis lintang-garis bujur).
Pekerjaan survei lapangan ini harus mencakup inventarisasi geometrik yang meliputi :
lebar perkerasan eksisting, kondisi permukaan, jenis lapis permukaan, detail bahu jalan,
radius tikungan, lereng melintang (superelevasi di tikungan), dan kelandaian.
Pelaporan gambar potongan memanjang yang lengkap sepanjang dari tiap tepi jalan
haruslah dalam bentuk baku yang diterima oleh Pengawas Pekerjaan dan harus diserahkan
1 - 41
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
kepada Pengawas Pekerjaan dalam jumlah satu asli dan tiga salinan sebagai bagian dari
seluruh laporan survei Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus mempelajari Gambar yang terdapat dalam Dokumen Kontrak dan
berkonsultasi dengan Pengawas Pekerjaan sebelum pekerjaan survei dimulai.
Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud dari Gambar dan
Spesifikasi, dan tidak boleh mengambil keuntungan atas setiap kesalahan atau
kekurangan dalam Gambar atau perbedaan antara Gambar dan Spesifikasi dan Penyedia
Jasa harus menandai dan memperbaiki setiap kesalahan atau kekurangan. Pengawas
Pekerjaan akan melakukan perbaikan dan interpretasi untuk melengkapi Spesifikasi dan
Gambar ini. Setiap penyimpangan dari Gambar sehubungan dengan kondisi lapangan
yang tidak terantisipasi akan ditentukan dan diperintahkan secara tertulis oleh Pengawas
Pekerjaan. Penyedia Jasa dan Pengawas Pekerjaan harus mencapai kesepakatan
terhadap ketepatan atas setiap perubahan yang diambil terhadap Gambar dalam Kontrak
ini.
a) Umum
Penyedia Jasa harus melaksanakan dan melaporkan pekerjaan survei pada jalan
eksisting, bahu jalan eksisting dan sistem drainase eksisting.
c) Penyedia Jasa dapat meminta kepada pihak ketiga yang ahli dibidangnya untuk
pengujian khusus tersebut untuk evaluasi dan rekomendasi sebelum
pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan yang kemudian disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan.
1 - 42
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Penyedia Jasa harus yakin bahwa juru ukur (surveyor) telah dilengkapi dengan semua
gambar yang berisi informasi yang paling mutakhir tentang lebar perkerasan yang
diperlukan dan potongan melintang standar. Semua pengukuran survei lapangan harus
dicatat dalam buku catatan standar untuk survei lapangan. Bentuk buku yang terdiri dari
lembaran-lembaran terlepas (loose leaf books) tidak boleh digunakan.
2) Periksalah Stasiun (Sta.) pada setiap patok kilometer eksisting, siapkan sebuah denah yang
menunjukkan dengan pasti posisi setiap patok kilometer yang berhubungan dengan ukuran
jarak (chainage) pekerjaan. Dalam keadaan bagaimanapun, patok kilometer eksisting tidak
boleh dipindah atau digeser selama Masa Pelaksanaan, kecuali kalau mutlak dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan yang sebagaimana mestinya.
3) Pada lokasi di mana akan diadakan pekerjaan perbaikan tepi perkerasan atau pelebaran,
penampang melintang asli dari jalan eksisting harus diukur dan dicatat untuk perhitungan
kuantitas.
4) Untuk pengukuran semua lapis perata, dan bilamana diperlukan untuk penyesuaian
punggung jalan (camber), harus diadakan pengukuran profil memanjang sepanjang sumbu
jalan dan profil penampang melintang.
1) Secara umum, Bench Mark untuk survei rancangan akan menjadi rujukan terhadap jalan
yang akan ditetapkan titik pengukurannya.
3) Penyedia Jasa harus memasang titik-titik patok pelaksanaan (construction stakes) yang
menunjukkan garis dan ketinggian untuk pekerjaan perbaikan tepi perkerasan, lebar bahu,
dan drainase saluran samping sesuai dengan penampang melintang standar yang diberikan
dalam Gambar dan harus mendapatkan persetujuan Pengawas Pekerjaan sebelum memulai
pelaksanaan pekerjaan. Semua penetapan titik pengukuran (setting out) harus sesuai
dengan Gambar Kerja dan Gambar Standar yang disetujui. Jika menurut pendapat
Pengawas Pekerjaan, setiap perubahan dari garis dan ketinggian diperlukan, baik sebelum
maupun sesudah penempatan patok, maka Pengawas Pekerjaan akan mengeluarkan
perintah yang terinci kepada Penyedia Jasa untuk melaksanakan perubahan tersebut dan
Penyedia Jasa harus mengubah penempatan patok sambil menunggu persetujuan lebih
lanjut.
4) Bilamana diperlukan untuk tujuan pengukuran kuantitas, maka Penyedia Jasa harus
melakukan pengukuran penampang melintang pada permukaan tanah asli dalam interval
25 m, atau jika diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan. Profil yang diterbitkan harus
digambar dengan berskala, ukuran dan tata letak (layout) sebagaimana yang ditentukan
oleh Pengawas Pekerjaan. Gambar penampang melintang harus menunjukkan elevasi
permukaan akhir yang diusulkan.
1 - 43
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Gambar profil harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan. Pengawas Pekerjaan akan
menandatangani untuk disetujui atau untuk direvisi, dan selanjutnya dikembalikan kepada
Penyedia Jasa.
5) Bilamana Pengawas Pekerjaan memandang perlu, maka Penyedia Jasa harus menyediakan
semua instrumen, personil, tenaga kerja dan bahan yang mungkin diperlukan untuk
memeriksa penetapan titik pengukuran (setting out) atau untuk setiap pekerjaan relevan
lainnya yang harus dilakukan.
6) Penyedia Jasa tidak boleh memulai setiap bagian dari Pekerjaan sebelum Penyedia Jasa
memperoleh persetujuan penetapan titik pengukuran (setting out) dari Pekerjaan tersebut.
1) Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi yang
berpengalaman, untuk mengarahkan dan mengatur kegiatan pekerjaan perbaikan tepi
perkerasan, pelaksanaan overlay, termasuk lapis perata, dan pelaksanaan bahu jalan,
saluran samping dan struktur untuk drainase.
2) Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang tanah/aspal dan beton semen
(jika diperlukan) yang bertanggungjawab atas produksi aspal beton dan/atau beton semen,
termasuk pengadaan bahan, pembuatan rumus perbandingan campuran, penyetelan
instalasi pencampur aspal dan/atau beton semen dan semua kebutuhan lainnya untuk
menjamin agar persyaratan campuran aspal panas dan/atau beton semen dapat dipenuhi.
3) Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang struktur jembatan yang
bertanggungjawab terhadap bahan, metode pelaksanaan, jenis perkuatan struktur jembatan
beton atau baja, pengamanan bangunan bawah, serta gerusan yang terjadi pada aliran
sungai yang membahayakan struktur jembatan dan hal-hal lain yang diperlukan dalam
pekerjaan rehabilitasi jembatan.
1) Personil bidang tanah/aspal dan/atau beton semen yang disediakan Penyedia Jasa harus
melakukan investigasi sumber bahan, membuat rancangan campuran percobaan untuk
campuran aspal panas dan/atau beton semen, dan secara rutin melakukan pengujian
laboratorium untuk pengendalian mutu bahan aspal, beton, fondasi dan bahu jalan. Catatan
harian dan arsip hasil pengujian harus disimpan dan setiap saat dapat ditunjukkan kepada
Pengawas Pekerjaan jika ada pemeriksaan.
2) Personil bidang rehabilitasi jembatan harus melakukan pengujian bahan yang akan
digunakan oleh Penyedia Jasa sebelum pekerjaan rehabiltasi jembatan dilaksanakan.
3) Seluruh pengujian laboratorium harus dilakukan oleh Penyedia Jasa di bawah pengawasan
Pengawas Pekerjaan seperti diuraikan dalam Seksi 1.4 dari Spesifikasi ini.
Ketentuan Pasal 1.9.3, 1.9.4, 1.9.5, dan 1.9.6 dalam Seksi dari Spesifikasi ini untuk
penyediaan pekerja, bahan dan peralatan untuk semua kegiatan Kajian Teknis Lapangan
1 - 44
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Rutin selama Masa Pelaksanaan harus dipenuhi tanpa pembayaran tambahan dan semua
biaya tersebut harus dipandang telah termasuk dalam Harga Satuan yang telah dimasukkan
dalam berbagai Mata Pembayaran yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Peralatan survei dan peralatan lain yang disediakan Penyedia Jasa harus tetap menjadi
milik Penyedia Jasa setelah Kontrak selesai.
1 - 45
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1 - 46
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.10
STANDAR RUJUKAN
1.10.1 UMUM
1) Uraian
Bilamana bahan atau pengerjaan yang disyaratkan oleh Spesifikasi ini harus memenuhi
atau melebihi peraturan atau standar yang disebutkan, maka Penyedia Jasa harus
bertanggungjawab untuk menyediakan bahan dan pengerjaan yang demikian.
Peraturan dan standar yang disebutkan ini akan menetapkan ketentuan mutu untuk
berbagai jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, dan cara pengujian untuk menentukan
mutu yang disyaratkan dapat dicapai.
1) Tahap Pengadaan
Dalam pengadaan seluruh jenis bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, Penyedia Jasa
harus bertanggungjawab untuk memeriksa dengan detail ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam peraturan dan standar yang disebutkan, dan memeriksa bahwa bahan-bahan
yang digunakan dalam pekerjaan ini telah memenuhi atau melebihi ketentuan yang
disyaratkan.
2) Tahap Pelaksanaan
Pengawas Pekerjaan berhak untuk menolak hasil pekerjaan yang tidak memenuhi
ketentuan minimum yang disyaratkan.
Bilamana disyaratkan dalam Dokumen Kontrak atau diminta secara tertulis oleh Pengawas
Pekerjaan, maka Penyedia Jasa tetap harus bertanggungjawab untuk menyerahkan kepada
Pengawas Pekerjaan seluruh bukti yang menyatakan bahwa bahan atau pengerjaan, atau
keduanya, memenuhi atau melebihi ketentuan yang terdapat dalam peraturan dan standar
yang disebutkan.
4) Standar
Penggunaan standar yang tercantum dalam Spesifikasi ini mencakup, tetapi tidak terbatas
pada, standar yang dirumuskan oleh badan-badan dan organisasi-organisasi berikut:
1 - 47
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
5) Tanggal Penerbitan
Tanggal pada saat penerbitan Dokumen Kontrak harus diambil sebagai tanggal penerbitan,
kecuali bilamana disebutkan tanggal penerbitan tertentu maka tanggal penerbitan tersebut
harus diambil sesuai dengan standar yang berkaitan.
STANDAR
AASHTO NASIONAL JUDUL
INDONESIA
AASHTO M17-11(2015) SNI 03-6723-2002 Spesifikasi bahan pengisi untuk campuran beraspal.
AASHTO M29-12 SNI 03-6819-2002 Spesifikasi agregat halus untuk campuran perkerasan
beraspal.
AASHTO M31M/M31-17 SNI 2052:2017 Baja tulangan beton
AASHTO M32M/M32-09 SNI 07-6401-2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses canai dingin
(2013) untuk tulangan beton.
AASHTO M36-14 SNI 6719:2015 Spesifikasi pipa baja bergelombang dengan lapis
logam pelindung untuk pembuangan air dan drainase
bawah tanah.
AASHTO M45-15 SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan
plesteran dengan bahan dasar semen.
AASHTO M55M/M55-09 SNI 03-6812-2002 Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk
(2013) tulangan beton.
AASHTO M81-92(2012) SNI 4800:2011 Spesifikasi aspal cair tipe penguapan cepat.
AASHTO M82-75(2012) SNI 4799:2008 Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang.
AASHTO M85-15 SNI 2049:2015 Semen Portland.
AASHTO M140-13 SNI 6832:2011 Spesifikasi aspal emulsi anionik.
AASHTO M145-91 SNI 03-6797-2002 Tata cara klasifikasi tanah dan campuran tanah agregat
(2012) untuk konstruksi jalan.
AASHTO M147-65 SNI 6388:2015 Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi
(2012) bawah, dan bahu jalan.
1 - 48
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
STANDAR
AASHTO NASIONAL JUDUL
INDONESIA
AASHTO M153-06 SNI 03-4432-1997 Spesifikasi karet spon siap pakai sebagai bahan pengisi
(2011) siar muai pada perkerasan beton dan konstruksi
bangunan.
AASHTO M203M/M203- SNI 1154:2016 Tujuh kawat baja tanpa lapisan dipilin untuk konstruksi
12 beton pratekan (PC strand/KBjP-P7)
AASHTO M204M/M204- SNI 1155:2016 Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton
14 pratekan (PC wire/KBjP).
AASHTO M208-01 SNI 4798:2011 Spesifikasi aspal emulsi kationik.
(2013)
AASHTO M213-01 SNI 03-4815-1998 Spesifikasi pengisi siar muai siap pakai untuk
(2015) perkerasan dan bangunan beton.
AASHTO M226-80 SNI 8138:2015 Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan.
(2012)
AASHTO M247-13 SNI 15-4839-1998 Spesifikasi manik-manik kaca (glass bead) untuk
marka jalan.
AASHTO M248-91 SNI 06-4825-1998 Spesifikasi campuran cat marka jalan siap pakai warna
(2012) putih dan kuning.
AASHTO M249-12 SNI 06-4826-1998 Spesifikasi cat termoplastik pemantul warna putih dan
warna kuning untuk marka jalan.
AASHTO M251-06 SNI 3967:2013 Spesifikasi perletakan elastomer jembatan tipe polos
(2011) dan tipe laminasi.
AASHTO M279-14 SNI 07-6892-2002 Spesifikasi Pagar Anyaman Kawat Baha Berlapis
Seng.
AASHTO R39-17 SNI 2493:2011 Tata cara pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium.
AASHTO R58-11(2015) SNI 1975:2012 Metode penyiapan secara kering contoh tanah
terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian.
AASHTO R59-11(2015) SNI 4797:2015 Tata cara pemulihan aspal dari larutan dengan penguap
putar (ASTM D5404-03, MOD).
AASHTO R60-12 SNI 2458:2008 Tata cara pengambilan contoh uji beton segar.
AASHTO R66-16 SNI 03-6399-2000 Tata cara pengambilan contoh aspal.
AASHTO T2-91(2015) SNI 6889:2014 Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM
D75/D75M-09, IDT)
AASHTO T11-05(2013) SNI ASTMC117:2012 Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 µm
(No.200) dalam agregat mineral dengan pencucian
(ASTM C117-2004, IDT).
AASHTO T19M/T19-14 SNI 03-4804-1998 Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam
agregat.
AASHTO T21-15 SNI 2816:2014 Metode uji bahan organik dalam agregat halus untuk
beton (ASTM C40/C40M-11, IDT).
AASHTO T22-14 SNI 1974:2011 Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder.
AASHTO T23-14 SNI 4810:2013 Tata cara pembuatan dan perawatan spesimen uji beton
di lapangan. (ASTM C31-10, IDT).
AASHTO T27-14 SNI ASTM C136:2012 Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan
agregat kasar (ASTM C136-06, IDT).
AASHTO T44-14 SNI 2438:2015 Cara uji kelarutan aspal.
1 - 49
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
STANDAR
AASHTO NASIONAL JUDUL
INDONESIA
AASHTO T48-06(2015) SNI 2433:2011 Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat
cleveland open cup.
AASHTO T49-15 SNI 2456:2011 Cara uji penetrasi aspal.
AASHTO T50-14 SNI 03-6834-2002 Metode pengujian konsistensi aspal dengan cara apung.
AASHTO T51-09(2013) SNI 2432:2011 Cara uji daktilitas aspal.
AASHTO T53-09(2013) SNI 2434:2011 Cara uji titik lembek aspal denganalat cincin dan bola
(ring and ball).
AASHTO T78-15 SNI 2488:2011 Cara uji penyulingan aspal cair.
AASHTO T84-13 SNI 1970:2016 Metode uji berat jenis dan penyerapan air agregat
halus.
AASHTO T85-14 SNI 1969:2016 Metode uji berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar.
AASHTO T88-13 SNI 3423:2008 Cara uji analisis ukuran butir tanah.
AASHTO T89-13 SNI 1967:2008 Cara uji penentuan batas cair tanah.
AASHTO T90-15 SNI 1966:2008 Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas
tanah.
AASHTO T96-02(2015) SNI 2417:2008 Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los
Angeles.
AASHTO T97-14 SNI 4431:2011 Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik
pembebanan.
AASHTO T99-15 SNI 1742:2008 Cara uji kepadatan ringan untuk tanah.
AASHTO T104-99 SNI 3407:2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara
(2011) perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau
magnesium sulfat.
AASHTO T106M/ T106- SNI 03-6825-2002 Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen
15 Portland untuk pekerjaan sipil.
AASHTO T112-00(2012) SNI 4141:2015 Metode uji gumpalan lempung dan butiran mudah
pecah dalam agregat (ASTM C142-04, IDT).
AASHTO T119-13 SNI 1972:2008 Cara uji slump beton.
AASHTO T121M/T121- SNI 1973:2016 Metode uji densitas, volume campuran dan kadar udara
15 (gravimetrik) beton (ASTM C136/C136M, MID).
AASHTO T133-11 SNI 2531:2015 Metode uji densitas semen hidraulis (ASTM C188-95
(2015) (2003), MOD).
AASHTO T134-05(2013) SNI 6886:2012 Metode uji penentuan hubungan kadar air dan densitas
campuran tanah-semen.
AASHTO T135-13 SNI 6427:2012 Metode uji basah dan uji kering campuran tanah-semen
dipadatkan.
AASHTO T145-73 SNI 03-6797-2002 Tata cara klasifikasi tanah dan campuran tanah agregat
untuk konstruksi jalan.
AASHTO T164-14 SNI-03-6894-2002 Metode pengujian kadar aspal dan campuran beraspal
Method A dengan cara sentrifus.
AASHTO T164-14 SNI 8279:2016 Metode uji kadar aspal campuran beraspal panas
Method B dengan cara ekstraksi menggunakan tabung refluks
gelas.
1 - 50
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
STANDAR
AASHTO NASIONAL JUDUL
INDONESIA
AASHTO T165-02 SNI 6753:2015 Cara uji ketahanan campuran beraspal panas terhadap
(2006) kerusakan akibat rendaman.
AASHTO T166-13 SNI 03-6757-2002 Metode pengujian berat jenis nyata campuran beraspal
di padatkan menggunakan benda uji kering permukaan
jenuh.
AASHTO T167-84 SNI 03-6758-2002 Metode pengujian kuat tekan campuran beraspal.
AASHTO T176-08(2013) SNI 03-4428-1997 Metode pengujian agregat halus atau pasir yang
mengandung bahan plastik dengan cara setara pasir.
AASHTO T179-05(2013) SNI 06-2440-1991 Metode pengujian kehilangan berat minyak dan aspal
dengan cara A.
AASHTO T180-15 SNI 1743:2008 Cara uji kepadatan berat untuk tanah.
AASHTO T182-84 SNI 2439:2011 Cara uji penyelimutan dan pengelupasan pada
(2002)(discontinued 2007, campuran agregat-aspal.
no replacement)
AASHTO T191-14 SNI 2828:2011 Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dgn
konus pasir.
AASHTO T193-13 SNI 1744:2012 Metode uji CBR laboratorium.
AASHTO T197M/T197- SNI ASTM Metode uji waktu pengikatan campuran beton dengan
11(2019) C403/C403M:2012 ketahanan penetrasi.
AASHTO T202-15 SNI 06-6440-2000 Metode pengujian kekentalan aspal dengan viskometer
pipa kapiler hampa.
AASHTO T209-12 SNI 03-6893-2002 Metode pengujian berat jenis maksimum campuran
beraspal.
AASHTO T228-09(2013) SNI 2441:2011 Cara uji berat jenis aspal keras.
AASHTO T240-13 SNI 03-6835-2002 Metode pengujian pengaruh panas dan udara terhadap
lapisan tipis aspal yang diputar.
AASHTO T245-15 SNI 06-2489-1991 Metode Pengujian Campuran Aspal dengan Alat
Marshall.
AASHTO T248-14 SNI 13-6717-2002 Tata cara penyiapan benda uji dari contoh agregat.
AASHTO T255-00(2012) SNI 1971:2011 Metode pengujian kadar air agregat.
AASHTO T258-81 SNI 03-6795-2002 Metode pengujian menentukan tanah ekspansif.
(2013)
AASHTO T304-11(2015) SNI 03-6877-2002 Metode pengujian kadar rongga agregat halus yang
tidak dipadatkan.
AASHTO T315-12 SNI 06-6442-2000 Metode pengujian sifat reologi aspal dengan alat
reometer geser dinamis (RGD)
AASHTO T335-09(2013) SNI 7619:2012 Metode uji penentuan persentase butir pecah pada
agregat kasar.
1 - 51
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
STANDAR
ASTM NASIONAL JUDUL
INDONESIA
ASTM A36/A36M-14 SNI 6764:2016 Spesifikasi baja karbon struktural (ASTM A36/A36M-
12, IDT).
ASTM A120-84 SNI 07-0242.1-2000 Spesifikasi pipa baja yang dilas dan tanpa sambungan
dengan lapis hitam dan galvanis panas.
ASTM A239-14 SNI 06-6443-2000 Metode pengujian untuk menentukan daerah lapisan
seng paling tipis dengan cara preece pada besi atau
baja yang digalvanis.
ASTM A325- SNI ASTM A325:2012 Spesifikasi baut baja hasil perlakuan panas dengan
14(withdrawn 2016, kuat tarik minimum 830 MPa(ASTM A325M-04,
replaced by IDT).
F3125/F3125M-15a)
ASTM C31-10 SNI 4810:2013 Tata cara pembuatan dan perawatan spesimen uji
beton di lapangan (ASTM C31-10, IDT).
ASTM C33/C33M-18 SNI 8321:2016 Spesifikasi agregat beton (ASTM C33/C33M-13,
IDT).
ASTM C39/C39M-18 SNI 03-3403-1994 Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran.
ASTM C42/C42M-18 SNI 03-2492-2002 Metode pengambilan dan pengujian beton inti
ASTM C94/C94M-17a SNI 03-4433-1997 Spesifikasi beton siap pakai.
ASTM C171-16 SNI 4817:2008 Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan
beton.
ASTM C174/C174M-17 SNI 03-6969-2003 Metode pengujian untuk pengukuran panjang beton
inti hasil pengeboran.
ASTM C207-06(2011) SNI 03-6378-2000 Spesifikasi kapur hidrat untuk keperluan pasangan
batu.
ASTM C309:2012 SNI ASTM C309:2012 Spesifikasi kompon cair pembentuk membran untuk
perawatan beton.
ASTM C494/C494M-17 SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton.
ASTM C595/C595M-18 SNI 0302:2014 Semen portland pozolan.
ASTM C618-17a SNI 2460:2014 Spesifikasi abu terbang batubara dan pozolan alam
mentah atau yang telah dikalsinasi untuk digunakan
dalam beton (ASTM C618-08a, IDT).
ASTM C642-13 SNI 6433:2016 Metode uji densitas, penyerapan, dan rongga dalam
beton keras (ASTM C642-13, MOD).
ASTM C873/C873M-15 SNI 1974:2011 Cara ui kuat tekan beton dengan benda uji silinder
yang dicetak.
ASTM C939/C939M-16a SNI 03-6808-2002 Metode pengujian kekentalan grout untuk beton
agregat praletak (Metode pengujian corong alir).
ASTM C940-16 SNI 03-6430.3-2000 Metode pengujian ekspansi dan bliding campuran
grout segar untuk beton dengan agregat praletak di
laboratorium.
ASTM C942-15 SNI 06-6430.1-2000 Metode pengujian kuat tekan graut untuk beton
dengan agregat praletak di laboratorium
ASTM C953-17 SNI 6430.2-2014 Metode pengujian waktu pengikatan graut. untuk
beton agregat praletak di laboratorium (ASTM C953-
10, IDT).
ASTM C989/C989M-18 SNI 6385:2016 Spesifikasi semen slag untuk digunakan dalam beton
dan mortar.
1 - 52
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
STANDAR
ASTM NASIONAL JUDUL
INDONESIA
ASTM C1064/C1064M- SNI 4807:2015 Metode uji pengukuran temperatur beton segar
17 campuran semen hidraulis (ASTM C1064/C1064M-
08, IDT).
ASTM C1252-17 SNI 03-6877-2002 Metode pengujian kadar rongga agregat halus yang
tidak dipadatkan.
ASTM C1602/C1602M- SNI 7974:2016 Spesifikasi air pencampur yang digunakan dalam
12 produksi beton semen hidraulis (ASTM C1602-06,
IDT).
ASTM D75/D75M-14 SNI 6889:2014 Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM
D75/ D75M-09, IDT).
ASTM D95-13e1 SNI 2490:2008 Cara uji kadar air dalam produk minyak dan bahan
mengandung aspal dengan cara penyulingan.
ASTM D276-12 SNI 0264:2015 Tekstil - Cara uji identifikasi serat pada bahan tekstil
ASTM D1632-17 SNI 03-6798-2002 Tata cara pembuatan dan perawatan benda uji kuat
tekan dan lentur tanah semen di laboratorium.
ASTM D1633-17 SNI 6887:2012 Metode uji kuat tekan silinder campuran tanah-semen.
ASTM D2167-15 SNI 19-6413-2000 Metode pengujian kepadatan dan berat isi tanah di
lapangan dengan balon karet.
ASTM D2240-15 SNI 06-4999-1999 Penentuan kekerasan karet vulkanisat dengan
menggunakan durometer shore.
ASTM D2487-17 SNI 6371:2015 Tata cara pengklasifikasian tanah untuk keperluan
teknik dengan sistem klasifikasi unifikasi tanah
(ASTM D2487-06, MOD).
ASTM D3665-12(2017) SNI 03-6868-2002 Tata cara pengambilan contoh uji secara acak untuk
bahan konstruksi.
ASTM D4354-12 SNI 08-4419-1997 Cara pengambilan contoh geotekstil untuk pengujian.
ASTM D4402-87 SNI 03-6441-2000 Metode Pengujian Viskositas Aspal Minyak dengan
(2000)e1 Alat Brookfield Termosel.
ASTM D4533/D4533M- SNI 08-4644-1998 Cara uji kekuatan sobek geotekstil cara trapesium.
15
ASTM D4632/D4632M- SNI 4417:2017 Metode uji beban putus dan mulur geotekstil dengan
15a cara cekau (grab) (ASTM D4632/4632M-15a, MOD).
ASTM D4718/D4718M- SNI 1976:2008 Metode koreksi untuk pengujian pemadatan tanah yang
15 mengandung agregat.
ASTM D4751-16 SNI 08-4418-1997 Cara uji ukuran pori-pori geotekstil
ASTM D4791-10 SNI 8287:2016 Metode uji kuantitas butiran pipih, lonjong, atau pipih
dan lonjong dalam agregat kasar (ASTM D4791-10,
MOD).
ASTM D5581-07a(2013) RSNI M-06-2004 Cara Uji Campuran Beraspal Panas untuk Ukuran
Agregat Maksimum dari 25,4 mm (1 inci) sampai
dengan 38 mm (1,5 inci) dengan Alat Marshall.
ASTM D6297-13 SNI 7396:2008 Spesifikasi asphaltic plug joint untuk jembatan
ASTM D6690-15 SNI 03-4814-1998 Spesifikasi bahan penutup sambungan beton tipe
elastis tuang panas.
ASTM D7012-14e1 SNI 2825:2008 Cara uji kuat tekan batu uniaksial.
ASTM E102/E102M-93 SNI 03-6721-2002 Metode pengujian kekentalan aspal cair dan aspal
(2016) emulsi dengan alat saybolt.
1 - 53
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
AMERICAN STANDAR
CONCRETE NASIONAL JUDUL
INSTITUTE INDONESIA
ACI 211.2-98 SNI 7656:2015 Tata cara pemilihan campuran untuk beton normal,
(Reapproved 2004) beton berat dan beton massa
ACI 214R-11 SNI 03-6815-2002 Tata Cara Mengevaluasi hasil uji kekuatan beton.
ACI 315-99 SNI 03-6816-2002 Tata cara pendetailan penulangan beton.
STANDAR
AUSTRALIAN
NASIONAL JUDUL
STANDARD
INDONESIA
AS 1141.20.1-2000 SNI 4137:2012 Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR)
Method 20.1& dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat.
AS 1141.20.2-2000
Method 20.2
STANDAR
BRITISH STANDARD NASIONAL JUDUL
INDONESIA
BS 1924-2:2018 SNI 19-6426-2000 Metoda Pengujian Pengukuran pH Pasta Tanah Semen
untuk Stabilisasi.
BRE (Building Research SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
Establisment), DOE-
1975
DEUTSCHES STANDAR
INSTITUT FUR NASIONAL JUDUL
NORMUNG INDONESIA
DIN 52015(1980-12) SNI-03-3639-2002 Metode penentuan kadar parafin lilin dalam aspal.
1 - 54
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
INTERNATIONAL
STANDAR
ORGANIZATION
NASIONAL JUDUL
FOR
INDONESIA
STANDARIZATION
ISO 188:2012 SNI ISO 188:2012 Karet, vulkanisat atau termoplastik Pengujian
keusangan yang dipercepat dan ketahanan panas (ISO
188:2011, IDT).
ISO 7743:2004 SNI 06-4966-1999 Penentuan sifat-sifat tegangan dan regangan dari karet
vulkanisat dan karet termoplastik.
ISO 9001:2015 SNI ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu - Persyaratan
ISO 12944-6:2018(E) SNI ISO 12944-6:2012 Cat dan pernis - perlindungan dari korosi pada struktur
baja dengan sistem pengecatan pelindung - Bagian 6:
Metode pengujian secara laboratorium.
1 - 55
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1 - 56
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.11
1.11.1 UMUM
1) Uraian
3) Pengajuan
Setiap lokasi sumber bahan harus mempunyai izin lingkungan dari instansi yang
berwenang.
b) Penyedia Jasa harus melakukan semua pengaturan untuk memilih lokasi, memilih
bahan, dan mengolah bahan alami sesuai dengan Spesifikasi ini, dan harus
menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan semua informasi yang berhubungan
dengan lokasi sumber bahan paling sedikit 30 hari sebelum pekerjaan pengolahan
bahan dimulai, untuk mendapatkan persetujuan. Persetujuan Pengawas Pekerjaan
atas sumber bahan tersebut tidak dapat diartikan bahwa seluruh bahan yang
terdapat di lokasi sumber bahan telah disetujui untuk dipakai.
c) Bilamana bahan aspal, semen, baja dan bahan-bahan fabrikasi, produk jadi lainnya
yang akan digunakan, maka sertifikat pabrik (mill certificate) bahan tersebut harus
diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan awal.
Pengawas Pekerjaan akan memberikan persetujuan tertulis kepada Penyedia Jasa
untuk melakukan pemesanan bahan. Selanjutnya bahan yang sudah sampai di
lapangan harus diuji ulang seperti yang diuraikan dalam Pasal 1.11.2.3).b) di
bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan.
1 - 57
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Sumber Bahan
Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat dipergunakan dan pernah diidentifikasikan serta
diberikan dalam Gambar hanya merupakan bahan informasi bagi Penyedia Jasa. Penyedia
Jasa tetap harus bertanggungjawab untuk mengidentifikasi dan memeriksa ulang apakah
bahan tersebut cocok untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menentukan sendiri jumlah serta jenis peralatan dan tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk menghasilkan bahan yang memenuhi Spesifikasi. Penyedia Jasa harus
menyadari bahwa contoh-contoh bahan tersebut tidak mungkin dapat menentukan batas-
batas mutu bahan dengan tepat pada seluruh deposit, dan variasi mutu bahan harus
dipandang sebagai hal yang biasa dan sudah diperkirakan. Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan Penyedia Jasa untuk melakukan pengadaan bahan dari setiap tempat pada
suatu deposit dan dapat menolak tempat-tempat tertentu pada suatu deposit yang tidak
dapat diterima.
3) Persetujuan
1) Umum
Bahan harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya terjamin dan terpelihara serta
siap dipergunakan untuk Pekerjaan. Bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga selalu siap pakai, dan mudah diperiksa oleh Pengawas Pekerjaan, serta tidak
mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan sekitar dan penurunan keamanan sekitar.
Tanah dan bangunan (property) orang lain tidak boleh dipakai tanpa izin tertulis dari
pemilik atau penyewanya.
Tempat penyimpanan di lapangan harus bebas dari tanaman dan sampah, bebas dari
genangan air dan permukaannya harus lebih tinggi dari sekitarnya. Bahan yang langsung
ditempatkan di atas tanah tidak boleh digunakan untuk Pekerjaan, kecuali jika permukaan
tanah tersebut telah disiapkan sebelumnya dan diberi lapis permukaan yang terbuat dari
pasir atau kerikil setebal 10 cm sedemikian rupa hingga diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
1 - 58
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
yang berlebihan. Tinggi maksimum dari penumpukan bahan harus dibatasi sampai
maksimum 5 meter.
c) Tumpukan agregat untuk lapis fondasi atas dan bawah harus dilindungi dari hujan
untuk mencegah terjadinya kejenuhan agregat yang akan mengurangi mutu bahan
yang dihampar atau paling tidak mempengaruhi penghamparan bahan.
1.11.4 PEMBAYARAN
1) Penyedia Jasa harus melakukan semua pengaturan dengan pemilik atau pemakai lahan
untuk memperoleh hak konsesi yang diperlukan sehingga dapat mengambil bahan yang
akan digunakan dalam Pekerjaan. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas semua
kompensasi dan retribusi yang harus dibayarkan sehubungan dengan penggalian bahan
atau keperluan lainnya. Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk
kompensasi dan retribusi yang dibayar Penyedia Jasa, dan seluruh biaya tersebut harus
sudah dimasukkan ke dalam Harga Satuan untuk mata pembayaran yang terkait dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
2) Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk membuat jalan masuk, membuang gundukan
tanah dan semua biaya pelaksanaan lainnya yang diperlukan untuk pengadaan bahan,
termasuk pengembalian lapisan humus dan meninggalkan daerah dan jalan masuk itu
dalam kondisi rapi, tidak berdampak kerusakan lingkungan dan dapat diterima. Seluruh
biaya tersebut harus sudah dimasukkan ke dalam Harga Satuan untuk mata pembayaran
yang terkait dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
1 - 59
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1 - 60
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.12
JADWAL PELAKSANAAN
1.12.1 UMUM
1) Uraian
3) Pengajuan
a) Penyedia Jasa harus menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam paling lambat 7 hari
setelah Tanggal Mulai Kerja. Jadwal pelaksanaan itu harus diserahkan dan
mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan, dengan detail yang disyaratkan
dalam Pasal 1.12.2 dari Spesifikasi ini, di mana detail tersebut harus menunjukkan
urutan kegiatan yang diusulkan oleh Penyedia Jasa dalam melaksanakan
Pekerjaan.
b) Setiap akhir bulan, Penyedia Jasa harus melengkapi Jadwal Pelaksanaan untuk
menggambarkan secara akurat kemajuan pekerjaan (progress) aktual sampai
tanggal 25 pada bulan tersebut.
c) Setiap interval mingguan, Penyedia Jasa harus menyerahkan pada setiap hari Senin
pagi, jadwal kegiatan mingguan yang menunjukkan lokasi seluruh kegiatan yang
akan dilaksanakan selama minggu tersebut.
d) Jadwal Pelaksanaan untuk Sub Penyedia Jasa harus diserahkan terpisah atau
menjadi satu dalam seluruh jadwal pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan Analisis Jaringan kegiatan yang menunjukkan urutan
dan saling ketergantungan dari seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan sesuai kontrak. Seluruh kegiatan harus berada di dalam jaringan tertutup yang
diawali dengan satu kutub MULAI dan diakhiri dengan satu kutub SELESAI. Informasi
setiap kegiatan harus meliputi tanggal mulainya dan durasi kegiatan sehingga dapat
diperoleh suatu jalur kritis (critical path) yang merupakan rangkaian kegiatan yang
keterlambatan penyelesaiannya secara langsung berdampak terhadap tanggal selesainya
pekerjaan.
1 - 61
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Kemajuan Keuangan dalam bentuk diagram balok
horisontal dan dilengkapi kurva yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan dengan
karakteristik berikut :
a) Setiap jenis pekerjaan atau kegiatan dari kelompok Mata Pembayaran yang
berkaitan harus digambarkan dalam diagram balok yang terpisah, dan harus
dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-masing kegiatan pekerjaan.
b) Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan bulan.
c) Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat
kemajuan aktual dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan rencana.
d) Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat memberikan
gambaran tentang kemajuan keuangan rencana pada setiap akhir bulan terhadap
kemajuan keuangan aktual.
e) Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa hingga
tersedia ruangan untuk pencatatan, revisi dan pemutakhiran mendatang. Ukuran
lembar kertas minimum adalah A3.
3) Jadwal Produksi Untuk Instalasi Pencampur Aspal (AMP), Instalasi Pencampur Beton
(CBP), dan Peralatan Pendukung
Penyedia Jasa harus menyediakan Jadwal untuk Instalasi Pencampur Aspal dan/atau
Instalasi Pencampur Beton dan Peralatan Pendukung secara terpisah (sesuai dengan
lingkup pekerjaannya), disertai dengan suatu perhitungan yang menunjukkan bahwa hasil
produksi Instalasi Pencampur tersebut dapat tercapai sesuai rencana kebutuhan.
Penyedia Jasa harus menyediakan jadwal yang terpisah untuk masing-masing lokasi semua
sumber bahan, bersama dengan rencana tanggal penyerahan contoh-contoh bahan dan
rencana produksi bahan dan jadwal pengiriman.
Penyedia Jasa harus menyediakan jadwal yang terpisah untuk pelaksanaan setiap jembatan
dengan skala balok horisontal (Bar/ hart) untuk setiap jenis pekerjaan dan
pelengkapnya untuk pencatatan kemajuan pekerjaan (progress) aktual terhadap program
untuk setiap mata pembayaran.
1) Waktu
a) Kemajuan pekerjaan aktual terlalu lambat untuk dapat selesai dalam Masa
Pelaksanaan; dan/atau
1 - 62
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Kemajuan pekerjaan terjadi (atau akan terjadi) lebih lambat dari program yang
sedang berjalan,
2) Laporan
Pada saat menyerahkan Revisi Jadwal Pelaksanaan maka Penyedia Jasa harus melengkapi
laporan ringkas yang memberikan alasan-alasan timbulnya revisi, yang harus meliputi:
a) Uraian revisi, termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena adanya perubahan
Lingkup, revisi dalam kuantitas atau perubahan jangka waktu kegiatan dan
perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal.
b) Pembahasan lokasi-lokasi yang bermasalah, termasuk faktor-faktor penghambat
yang sedang berlangsung maupun yang harus diperkirakan serta dampaknya.
c) Tindakan perbaikan yang diambil, diusulkan dan pengaruhnya.
Pertemuan ini diadakan dalam hal terjadinya keterlambatan progres fisik oleh Penyedia
Jasa berdasarkan Jadwal Pelaksanaan (Construction Schedule). Prosedur mengenai Rapat
Pembuktian Keterlambatan (Show Cause Meeting) sebagaimana yang telah ditentukan
dalam Syarat Syarat Kontrak. Semua kegiatan Rapat Pembuktian Keterlambatan (SCM)
harus dibuat dalam Berita Acara Rapat Pembuktian Keterlambatan yang ditandatangani
oleh Pimpinan dari masing-masing pihak sebagai catatan untuk membuat persetujuan atas
tindakan yang akan dilakukan berikutnya.
1 - 63
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1 - 64
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.13
1.13.1 UMUM
1) Uraian
a) Perintah Perubahan :
Perintah tertulis yang dibuat oleh Pengguna Jasa kemudian dilanjutkan dengan
negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum
dalam Kontrak Awal. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara
sebagai dasar penyusunan Adendum Kontrak.
b) Adendum:
Perjanjian tertulis antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa, yang memuat
perubahan-perubahan dalam Pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang
mengakibatkan perubahan dalam struktur Harga Satuan Mata Pembayaran atau
perubahan yang diperkirakan dalam Harga Kontrak dan telah dinegosiasi dan
disepakati terlebih dahulu dalam Perintah Perubahan. Adendum juga harus dibuat
pada saat penutupan Kontrak dan semua perubahan kontraktual atau teknis penting
lainnya tanpa memandang apakah terjadi variasi struktur Harga Satuan atau Harga
Kontrak.
3) Pengajuan
a) Pihak Penyedia Jasa harus menunjuk secara tertulis salah seorang anggota dalam
perusahaannya untuk menerima Perintah Perubahan dalam Pekerjaan dan
bertanggungjawab untuk memberitahu kepada para pelaksana lainnya tentang
adanya Perintah Perubahan tersebut.
b) Pengawas Pekerjaan akan menunjuk secara tertulis orang yang diberi wewenang
untuk mengurus prosedur Perintah Perubahan atas nama Pengguna Jasa.
c) Penyedia Jasa harus melengkapi perhitungan untuk setiap usulan pekerjaan yang
akan dibayar lump sum, dan untuk setiap Harga Satuan yang belum ditetapkan
1 - 65
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
sebelumnya dengan data pendukung yang lengkap sehingga dapat dievaluasi oleh
Pengawas Pekerjaan.
b) Gambar dan Spesifikasi tambahan atau revisinya untuk melengkapi detail usulan
perubahan.
d) Baik usulan perubahan yang dilaksanakan menurut struktur Harga Satuan Mata
Pembayaran yang ada, maupun setiap Harga Satuan baru atau Jumlah Harga
tambahan yang diperlukan harus disepakati terlebih dahulu untuk kemudian
dituangkan ke dalam Adendum Kontrak.
Pemberitahuan yang demikian hanya merupakan informasi, dan bukan sebagai suatu
perintah untuk melakukan perubahan dan juga bukan untuk menghentikan pekerjaan yang
sedang berlangsung.
d) Keterangan tentang pengaruh terhadap pekerjaan Sub Penyedia Jasa (bila ada).
e) Penjelasan detail baik untuk semua maupun sebagian dari usulan perubahan yang
akan dilaksanakan menurut struktur Harga Satuan Mata Pembayaran yang ada,
bersama dengan setiap Harga Satuan baru atau Jumlah Harga yang dipandang
Penyedia Jasa memerlukan kesepakatan.
2) Pengguna Jasa akan menyiapkan Perintah Perubahan dan memberi nomor urut Perintah
Perubahan tersebut.
1 - 66
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Adendum akan didasarkan pada salah satu atau lebih dari berikut ini:
c) Perintah Perubahan yang telah ditandatangani yang berisi Harga Satuan Mata
Pembayaran baru atau perubahan Harga Kontrak;
e) Perhitungan kuantitas akhir dan Harga Kontrak. untuk Adendum Penutup pada
saat Penutupan Kontrak.
(3) Adendum akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, teknis atau kuantitas, baik
penambahan ataupun penghapusan mata pembayaran, dengan lampiran-lampiran
Dokumen Kontrak yang direvisi untuk menentukan detail perubahan.
(4) Adendum akan memberikan perhitungan ringkas untuk setiap tambahan atau penyesuaian
Harga Satuan bersama dengan setiap perubahan dalam Harga Kontrak atau penyesuaian
Masa Pelaksanaan.
(5) Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa akan menandatangani Adendum tersebut.
1 - 67
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1 - 68
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.14
1.14.1 UMUM
1) Uraian
Yang dimaksud dari Pasal-pasal dalam Seksi ini adalah untuk memastikan bahwa selama
pelaksanaan Pekerjaan seluruh jalan dan jembatan yang ada baik yang berdekatan atau
menuju lokasi pekerjaan yang dilewati oleh peralatan dan mesin milik Penyedia Jasa tetap
terbuka untuk lalu lintas dan dipelihara dalam keadaan aman dan dapat digunakan.
Dalam keadaan tertentu struktur yang ada mungkin memerlukan perkuatan dan
jembatan sementara, dan timbunan mungkin perlu perlu dibuat selama Masa
Pelaksanaan untuk memudahkan transportasi peralatan dan mesin milik Penyedia Jasa
menuju dan dari lokasi pekerjaan.
Jika struktur yang ada memerlukan perkuatan atau jembatan sementara dan timbunan
mungkin perlu dibuat, Penyedia Jasa harus menyerahkan suatu jadwal yang detail dari
pekerjaan sementara yang diperlukan, detail-detail metodologi pelaksanaan yang
diusulkan dan tanggal mulai dan akhir yang diusulkan untuk perkuatan atau pelaksanaan
setiap struktur. Pengajuan program pekerjaan sementara semacam ini harus dibuat
bersama-sama dengan pengajuan jadwal mobilisasi Penyedia Jasa yang diserahkan sesuai
dengan Seksi 1.2 dari Spesifikasi ini.
Jalan umum dan jembatan yang berdekatan dengan lokasi kegiatan Pekerjaan dan
digunakan oleh Penyedia Jasa selama kegiatan transportasi dan pengangkutan dalam
pelaksanaan Pekerjaan, termasuk perkuatan jembatan yang ada oleh Penyedia Jasa,
pembuatan jembatan sementara oleh Penyedia Jasa dan jalan masuk ke lokasi sumber
bahan yang menerima beban berat tambahan sebagai akibat kegiatan Penyedia Jasa, harus
dipelihara secara keseluruhan oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri selama waktu yang
diperlukan untuk Pekerjaan tersebut dan harus ditinggalkan dalam keadaan berfungsi
dengan baik, mutu dan kenyamanannya tidak lebih buruk daripada sebelum kegiatan
Penyedia Jasa dimulai. Jembatan sementara yang dibuat oleh Penyedia Jasa menurut Seksi
dari Spesifikasi ini tidak boleh dibongkar oleh Penyedia Jasa pada Tanggal Penyelesaian
Pekerjaan kecuali diperintah lain oleh Pengawas Pekerjaan.
1 - 69
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Seluruh pekerjaan jalan sementara dan kelengkapan pengendali lalu lintas yang disediakan
oleh Penyedia Jasa di atas jalan samping atau jalan lokal beserta bangunan pelengkapnya
ke lokasi pekerjaan setiap saat selama Masa Pelaksanaan harus dipelihara dalam kondisi
aman dan dapat berfungsi menurut ketentuan dan dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan,
sehingga dapat menjamin keselamatan lalu lintas lainnya dan masyarakat yang
menggunakan jalan tersebut. Ketentuan pengendalian lalu lintas harus memenuhi
ketentuan dari Seksi 1.8, Manajemen dan Keselamatan Lalu lintas.
Tidak ada pembayaran terpisah untuk pemeliharaan jalan yang berdekatan dan bangunan
pelengkapnya yang dilaksanakan sesuai dengan Seksi dari Spesifikasi ini. Biaya pekerjaan
ini harus sudah termasuk dalam Harga Satuan dari semua Mata Pembayaran lain dalam
Kontrak di mana pembayaran itu harus dianggap kompensasi penuh untuk penyediaan
seluruh bahan, pekerja, peralatan, perkakas dan keperluan sementara lainnya untuk
pemeliharaan jalan yang berdekatan dan bangunan pelengkapnya dengan Kontrak dan
digunakan oleh Penyedia Jasa dalam kegiatan pengangkutan, termasuk jika perlu,
perkuatan jembatan yang ada, pemasangan dan pemeliharaan jembatan sementara atau
pemasangan jenis lainnya.
1 - 70
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.15
1.15.1 UMUM
1) Uraian
Selama pelaksanaan Pekerjaan Penyedia Jasa harus menjaga rekaman yang akurat dari
semua perubahan yang terjadi dalam Dokumen Kontrak dalam satu set Dokumen Rekaman
Pekerjaan dan harus memindahkan informasi akhir tersebut ke dalam Dokumen Rekaman
Akhir dan dapat diserahkan dalam waktu 14 (empat belas) hari sebelum serah terima
pertama Pekerjaan (PHO).
3) Pengajuan
a) Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set Dokumen Rekaman Pekerjaan yang
dalam keadaan terpelihara kepada Pengawas Pekerjaan pada setiap bulan
tanggal 25 untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. Dokumen
Rekaman Pekerjaan yang telah disetujui Pengawas Pekerjaan ini, menjadi
prasyarat untuk pengesahan Sertifikat Bulanan.
i) Tanggal.
Segera setelah Pengumuman Pemenang, Penyedia Jasa dapat memperoleh 1 (satu) set
lengkap semua Dokumen dalam bentuk tercetak dan elektronik yang berhubungan dengan
Kontrak tanpa biaya. Dokumen Kerja akan mencakup :
a) Syarat-syarat Kontrak.
1 - 71
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Spesifikasi.
Dokumen Kerja harus disimpan dan diarsipkan dalam rak-rak di kantor lapangan, dan
Penyedia Jasa harus menjaga dokumen kerja tersebut terlindung dari kehilangan atau
kerusakan sampai pemindahan data akhir ke dalam Dokumentasi Pekerjaan Akhir telah
selesai dilaksanakan. Dokumen rekaman tersebut tidak boleh digunakan untuk maksud-
maksud di luar pelaksanaan pekerjaan dan dokumen tersebut harus selalu tersedia setiap
saat untuk diperiksa oleh Pengawas Pekerjaan atau Pengguna Jasa.
Segera setelah semua bahan, aspal, agregat, bahan bahu jalan, semen, beton, campuran
aspal panas, dan sebagainya disetujui, maka semua contoh yang telah disetujui harus
disimpan dengan baik di lapangan.
1) Penanggungjawab
2) Pemberian Tanda
Segera setelah diterimanya Dokumen Kerja (Job Set), Penyedia Jasa harus memberi tanda
Pekerjaan
dalam huruf cetak setinggi 5 cm.
3) Pemeliharaan
Catatan pada Gambar harus dilakukan dengan menggunakan pensil berwarna yang dapat
dihapus (tidak boleh memakai tinta), perubahan harus diuraikan dengan jelas dengan
pencatatan dan kalau perlu dengan garis grafis. Catat tanggal semua masukan dan berilah
tanda perhatian pada setiap tempat atau tempat-tempat yang mengalami perubahan.
Bilamana terjadi perubahan yang tumpang tindih (overlaping), maka disarankan
menggunakan warna yang berbeda untuk setiap perubahan. Dokumen rekaman harus
selalu diperbaharui jangan sampai terdapat bagian pekerjaan yang tidak tercatat.
1 - 72
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Beri tanda yang jelas untuk mencatat setiap detail pelaksanaan, misalnya :
b) Posisi horizontal maupun vertikal untuk utilitas bawah permukaan harus ditandai
pada bagian permukaan pekerjaan yang permanen.
c) Lokasi utilitas yang tertanam dalam pekerjaan harus diberi tanda sehingga mudah
terlihat dengan tanda-tanda khusus pada struktur.
5) Waktu Pencatatan
Semua catatan harus dibuat dalam jangka waktu 24 jam terhitung sejak diterimanya
informasi.
6) Keakuratan
Gunakan semua sarana yang diperlukan, termasuk perlengkapan khusus yang dipakai
untuk pengukuran, untuk menentukan lokasi bagian-bagian yang terpasang dan untuk
memperoleh data masukan yang akurat.
Penyedia Jasa harus melakukan koordinasi atas semua perubahan yang terjadi dalam
Dokumen Rekaman Pekerjaan, membuat catatan yang sesuai dan sebagaimana mestinya
pada setiap halaman Spesifikasi dan pada lembaran Gambar dan pada Dokumen lainnya,
di mana pencatatan yang demikian diperlukan untuk menunjukkan perubahan yang
sebenarnya terjadi. Keakuratan rekaman harus sedemikian rupa sehingga setiap pencarian
bagian-bagian pekerjaan yang ditunjukkan dalam Dokumen Kontrak di kemudian hari
dapat dengan mudah diperoleh dari Dokumen Rekaman Pekerjaan yang telah disetujui.
1) Umum
1 - 73
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Seluruh perubahan data yang ditunjukkan dalam Dokumen Kerja dari Gambar Rekaman
harus dipindahkan dengan teliti ke dalam Gambar Rekaman Akhir menurut masing-
masing gambar aslinya, dan penjelasan yang lengkap dari semua perubahan selama
pelaksanaan dan lokasi aktual dari semua jenis pekerjaan harus ditunjukkan dengan jelas.
Berilah tanda perhatian pada setiap catatan atau pada tempat-tempat yang mengalami
perubahan. Buatlah semua catatan perubahan pada dokumen yang asli dengan rapi,
konsisten, dan ditulis dengan tinta atau pinsil keras hitam. Penyedia Jasa harus
menyerahkan Gambar Rekaman Akhir (As Built Drawings) kepada Pengawas Pekerjaan
dalam bentuk tercetak sebanyak 3 set dan dalam bentuk dokumen elektronik.
Dokumen-dokumen selain Gambar yang telah terpelihara rapi dan terawat selama
pelaksanaan Pekerjaan, dan setiap data masukan telah dicatat dengan rapi untuk disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan, maka dokumen kerja (job set) dari Dokumen tersebut (selain
Gambar) akan diterima Pengawas Pekerjaan sebagai Dokumen Rekaman Akhir. Bilamana
Dokumen tersebut belum dapat disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, maka Penyedia Jasa
harus menyiapkan salinan baru dari Dokumen yang diperoleh dari Pengawas Pekerjaan.
Pemindahan perubahan data ke dalam salinan baru ini harus dilakukan dengan hati-hati
agar dapat disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set lengkap Dokumen Rekaman Akhir kepada
Pengawas Pekerjaan pada saat mengajukan permohonan Berita Acara Serah Terima
Pertama Pekerjaan. Bilamana diminta oleh Pengawas Pekerjaaan, maka Penyedia Jasa
harus mengikuti rapat peninjauan (review meeting) dan melaksanakan setiap perubahan
yang diperlukan dan segera menyerahkan kembali Dokumen Rekaman Akhir kepada
Pengawas Pekerjaan untuk dapat diterima.
Penyedia Jasa tidak bertanggungjawab untuk mencatat perubahan Pekerjaan setelah Serah
Terima Pertama Pekerjaan, kecuali perubahan yang diakibatkan oleh penggantian,
perbaikan, dan perubahan yang dilakukan Penyedia Jasa sebagai bagian dari
kewajibannya.
1 - 74
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.16
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1.16.1 UMUM
1) Uraian
Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memelihara Pekerjaan yang
bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh
kegiatan pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan
bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus
disingkirkan, seluruh permukaan yang terekspos harus dibersihkan dan lokasi kegiatan
ditinggal dalam kondisi layak dan diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
1) Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat
kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan
bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh kegiatan di tempat kerja dan
memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.
2) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara, dan bebas dari kotoran
dan bahan yang lepas, dan berada dalam kondisi siap pakai pada setiap saat.
3) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa rumput yang tumbuh pada Ruang Milik Jalan
dipangkas dan dipelihara sedemikian rupa sehingga ketinggiannya maksimum 10 cm.
4) Penyedia Jasa harus melakukan pengendalian agar lingkungan tidak tercemar oleh debu.
5) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa rambu jalan dan sejenisnya dibersihkan secara
teratur agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya.
6) Penyedia Jasa harus menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan
bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
7) Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang
telah ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
8) Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi
kegiatan tanpa persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
9) Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), seperti
cairan kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
10) Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau
saluran air.
1 - 75
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
11) Bilamana Penyedia Jasa menemukan bahwa saluran drainase samping atau bagian lain dari
sistem drainase dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan selain dari pengaliran air
permukaan, baik oleh tenaga kerja Penyedia Jasa maupun pihak lain, maka Penyedia Jasa
harus segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pengawas Pekerjaan, dan segera
mengambil tindakan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan untuk
mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.
1) Pada saat akhir pelaksanaan Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih
dan layak. Penyedia Jasa juga harus mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang
tidak diperuntukkan dalam Pekerjaan ke kondisi semula.
2) Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan, kerb, dan struktur harus diperiksa ulang
untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir.
Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi yang diperkeras untuk umum
yang bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus disikat sampai bersih. Permukaan
lainnya harus dibersihkan dan semua kotoran yang terkumpul harus dibuang.
Tidak ada pembayaran terpisah untuk kegiatan pembersihan yang dilakukan oleh Penyedia
Jasa sesuai dengan menurut Seksi dari Spesifikasi ini. Biaya untuk pekerjaan ini dipandang
telah tercakup ke dalam berbagai Harga Penawaran sebagaimana yang diuraikan dalam
Seksi 10.1 dan Seksi 10.2 dari Spesifikasi ini..
1 - 76
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.17
1.17.1 UMUM
1) Uraian
b) Penyedia Jasa harus mengambil semua langkah yang layak untuk melindungi
lingkungan (baik di dalam maupun di luar lapangan, jalan akses, termasuk
basecamp dan instalasi lain yang berada di bawah kendali Penyedia Jasa)
dengan melaksanakan mitigasi kerusakan dan gangguan terhadap manusia dan
harta milik sebagai akibat dari polusi, kebisingan dan sebab-sebab lain dari
kegiatannya. Penyedia Jasa juga harus memastikan bahwa pengangkutan dan
kegiatan di sumber bahan serta seluruh kegiatan di bawah kendali Penyedia
Jasa dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
1 - 77
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
yang telah tersedia pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction
Meeting, PCM) untuk dilakukan pembahasan bersama Wakil Pengguna Jasa
dan Pengawas Pekerjaan. Penyedia Jasa juga diwajibkan untuk menyiapkan
sendiri semua persyaratan Izin Lingkungan yang berkaitan dengan aktivitas
mereka di semua lokasi kegiatan seperti Quarry, AMP (Asphalt Mixing Plant,
CBP (ConcreteBatching Plant), Base Camp, sesuai persyaratan, dan
melampirkan salinan izin lingkungan tersebut saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan (PCM) dan Laporan Pelaksanaan RKPPL. Bentuk RKPPL
sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran 1.17 Spesifikasi ini.
1 - 78
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3) Standar Rujukan
1 - 79
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SNI 19-7117.5-2005 : Emisi Gas Buang Sumber Tidak Bergerak Bagian 5: Cara
Uji Oksida Nitrogen (NOX) dengan Metode Phenol
Disulphonic Acid (PDS) Menggunakan Spektrofotometer.
SNI 19-7117.18:2009 : Emisi Gas Buang Sumber Tidak Bergerak Bagian 18:
Sulfurdioksida (SO2) Secara Turbidimetri Menggunakan
Spektrofotometer.
SNI 7119.10:2011 : Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbonmonoksida
(CO) menggunakan Metode Non Dispersive Infra Red
(NDIR).
SNI 19-7119.3-2005 : Udara ambien Bagian 3: Cara uji partikel tersuspensi total
menggunakan peralatan High Volume Air Sampler (HVAS)
dengan metode gravimetri.
SNI 19-7119.4-2005 : Udara ambien Bagian 4: Cara uji timbal (Pb) dengan
metoda destruksi basah menggunakan spektrofotometer
serapan atom
SNI 7119.13:2009 : Udara ambien Bagian 13: Cara uji hidrokarbon (HC)
menggunakan hydrocarbon analyzer dengan detektor
ionisasi nyala (Flame Ionization Detector/FID).
SNI 7119.15:2016 : Udara ambien Bagian 15: Cara uji partikel dengan ukuran
menggunakan peralatan High Volume Air
Sampler (HVAS) dengan metode gravimetri.
SNI 7231:2009 : Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja.
SNI ISO 9308-1-2010 : Kualitas AirDeteksi dan Penghitungan Bakteri Coliform
dan Escherichia Coli Bagian 1:Metode Filtrasi dengan
Membran.
1) Dampak Terhadap Kualitas Air (Sungai, Danau, Mata air, Air Bawah Tanah)
1 - 80
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Penyedia Jasa harus memastikan bahwa semua pengaruh dari semua kegiatan
Penyedia Jasa tidak akan melampaui baku mutu lingkungan sesuai peraturan
yang berlaku.
c) Sungai, danau, mata air, dan air bawah tanah yang berada di dalam, atau di sekitar
lokasi pekerjaan dalam Kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa persetujuan
Wakil Pengguna Jasa.
d) Pada pekerjaan konstruksi, jika terdapat pekerjaan galian atau pengerukan pada
dasar sungai, dan/atau tepi danau untuk pelaksanaan pekerjaan sebagaimana
mestinya, maka setelah pekerjaan tersebut selesai Penyedia Jasa harus
menimbun kembali penggalian tersebut sampai kembali ke kondisi awal
dengan menggunakan bahan yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
e) Penempatan cofferdam atau bahan material yang ditumpuk pada daerah sungai
dan/atau danau harus disingkirkan seluruhnya setelah pelaksanaan sebagaimana
disyaratkan dalam Seksi 1.16.
g) Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja
yang diperlukan apabila terjadi pengalihan saluran dengan cara pembuatan
saluran sementara.
1 - 81
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
j) Setiap bahan berbahaya dan beracun (B3) yang digunakan dan/atau dihasilkan
dari kegiatan penyedia Jasa, seperti minyak hidrolik atau minyak pelumas/oli,
yang jatuh atau tumpah di lokasi pekerjaan dan sekitarnya, harus segera
dibersihkan oleh Penyedia Jasa agar dapat menghindari terjadinya pencemaran
air dan tanah.
l) Air limbah domestik dari basecamp harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke sungai, atau saluran pembuangan lain sesuai manajemen pengolahan
limbah cair untuk memenuhi standar baku mutu kualitas air. Jika tidak bisa
mencapai standar tersebut maka Penyedia Jasa harus melakukan waste water
treatment (pengolahan air limbah) dalam rangka memenuhi standar baku mutu
kualitas airdengan metode yang disetujui oleh Wakil Pengguna Jasa. Baku mutu
kualitas air limbah domestik terlampir dalam Tabel 1.17.(2) dari Lampiran 1.17
dari Spesifikasi ini.
a) Penyedia Jasa harus memastikan bahwa emisi dari semua kegiatan termasuk
kegiatan transportasi tidak akan melampaui baku mutu emisi sesuai peraturan
yang berlaku.
d) Truk harus ditutup dan semua penutup harus diikat dengan kencang.
e) Penyedia Jasa harus menyediakan pasokan air di tempat kerja yang memadai
untuk pengendalian kadar air selama kegiatan penghamparan dan pemadatan,
dan harus membuang bahan sisa pada lokasi yang tidak berpotensi
menimbulkan debu dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
f) Penyedia jasa harus memastikan bahwa emisi gas buang alat transportasi atau
kendaraan pengangkut yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan tidak
melebihi baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor atau parameter yang
tercantum di dalam dokumen lingkungan, SKKLH, dan/atau Izin Lingkungan.
Baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor terlampir dalam Tabel 1.17.(4)
dari Lampiran 1.17 Spesifikasi ini.
1 - 82
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Sebelum memulai Pekerjaan Penyedia jasa harus memastikan bahwa saat pelaksanaan
pekerjaan pada ruas jalan dan/atau jembatan tidak melebihi baku mutu kebisingan
dan/atau getaran atau parameter yang tercantum di dalam dokumen lingkungan,
SKKLH, dan/atau Izin Lingkungan. Jika telah melebihi baku mutu lingkungan, agar
menginformasikan kepada masyarakat atau instansi terkait khususnya instansi
lingkungan hidup di daerah tersebut. Baku mutu kebisingan dan getaran terlampir
maisng-masing dalam Tabel 1.17.(5) dan Tabel 1.17.(6) dari Lampiran 1.17 Spesifikasi
ini dengan metode pengujian dan jenis pengujian berikut:
4) Dampak terhadap Lalu Lintas, Harta Milik yang Bersebelahan, dan Utilitas
b) Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan secara melintang harus
dilaksanakan maksimal setengah lebar jalan sehingga jalan tetap berfungsi
sebagian untuk lalu lintas setiap saat.
1 - 83
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
h) Untuk menghindari gangguan atau bahaya terhadap lalu lintas, lubang pada
perkerasan beraspal dan lubang untuk keperluan pengujian kepadatan harus
segera diperbaiki.
i) Penyedia Jasa harus memberikan akses jalan masuk bagi kendaraan dan pejalan
kaki menuju rumah, daerah bisnis, industri dan lainnya. Jalan masuk sementara
harus disediakan bilamana pelaksanaan telah mendekati jalan masuk permanen
untuk setiap periode di atas 16 jam, semua penghuni dan anggota masyarakat
yang terkena dampak harus diinformasikan dengan waktu maksimal 24 jam
sebelum pekerjaan dimulai.
1 - 84
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
f) Semua gigi-gigi, pulley (roda penyesuai putaran), rantai, gigi jentera dan bagian
bergerak yang berbahaya lainnya dari Instalasi Pencampur harus dilindungi
seluruhnya dan dinyatakan aman jika sedang digunakan.
a) Pemotongan pohon dilakukan jika diperlukan untuk pelebaran jalan dan harus
mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. Setiap pohon yang ditebang
harus diganti dengan dua pohon yang sudah hampir jadi (bukan pohon kecil)
dengan jenis yang sama atau sejenis. Tidak ada pohon yang boleh ditanam
dalam zona bebas. Penanaman pohon harus sesuai dengan Seksi 9.2 Pekerjaan
Lain-lain
b) Penyedia Jasa harus membatasi pergerakan para tenaga kerja, lokasi basecamp,
AMP dan sebagainya, dan peralatannya jika pelaksanaan kegiatan terindikasi
di dalam daerah sensitif, misalnya kawasan hutan, kawasan rawan bencana,
kawasan permukiman, kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B),
dan semua daerah sensitif lainnya untuk memperkecil kerusakan terhadap
tanaman alami, terganggunya fauna, dan harus berusaha untuk menghindari
setiap kerusakan terhadap lahan. Tidak ada basecamp, AMP, tempat parkir
peralatan atau kendaraan atau tempat penyimpanan yang diizinkan di luar
Ruang Milik Jalan bilamana jalan melalui daerah sentisif.
a) Penyedia Jasa harus memastikan bahwa permukaan tanah yang terganggu oleh
kegiatan-kegiatan Penyedia Jasa tidak melampaui baku mutu lingkungan
sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
8) Pembuangan Limbah
a) Pembuangan semua limbah padat dan cair dari kegiatan konstruksi harus seuai
dengan Pasal 1.5.3.4). dari Seksi 1.5 Transportasi dan Penanganan serta sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dan izin-izin dari instansi pemerintah yang
berwenang.
c) Bilamana bahan yang dibuang seperti yang disyaratkan di atas dan lokasi
pembuangan tersebut terlihat dari jalan, maka Penyedia Jasa harus membuang
1 - 85
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3) yang dihasilkan dari
kegiatan konstruksi (misalnya oli bekas, kain majun bekas/terkontaminasi B3,
lampu bekas, baterai bekas, sisa kemasan bekas/terkontaminasi B3 dan
sebagainya) harus sesuai dengan ketentuan dan perizinan terkait pengelolaan
Limbah B3.
b) Untuk semua tempat pengambilan bahan (quarry) dan sumber bahan lainnya
(yang dimiliki oleh Penyedia Jasa atau pihak lain) Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan lokasi sumber bahan yang terinci
sesuai dengan Pasal 1.11.1.3) dari Seksi 1.11 Bahan dan Penyimpanan. Penyedia
Jasa juga harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan suatu denah rute
pengangkutan sesuai dengan Pasal 1.5.2.1) dari Seksi 1.5 Transportasi dan
Penanganan yang menjelaskan rute yang dilewati oleh pengangkutan bahan dari
lokasi sumber bahan.
d) Semua tempat pengambilan bahan (quarry) yang digunakan harus mendapat izin
dari instansi Pemerintah yang berwenang.
e) Pengambilan bahan (quarry) pada daerah sensitif yang dilindungi secara resmi
tidak diperkenankan.
1 - 86
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
h) Semua bagian dari lokasi pekerjaan harus dikembalikan ke kondisi semula seperti
pada saat sebelum pekerjaan dimulai.
Penyedia Jasa harus memenuhi setiap rekomendasi yang telah dinyatakan dalam
dokumen lingkungan (Amdal, UKL-UPL, DELH, atau DPLH), Surat Keputusan
Kelayakan Lingkungan Hidup (SKKLH) dan/atau Izin Lingkungan. Wakil Pengguna
Jasa harus menyampaikan Dokumen Lingkungan, Surat Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup (SKKLH) dan/atau Izin Lingkungan, kepada Penyedia Jasa sebagai
bahan yang harus dipatuhi dalam rangka pelaksanaan pengamanan lingkungan hidup.
Gambaran umum tentang potensi dampak terhadap lingkungan hidup akibat kegiatan
pekerjaan jalan dan jembatan yang mungkin terjadi pada setiap tahapan kegiatan,
apabila belum termuat dalam Dokumen Lingkungan, Surat Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup (SKKLH) dan/atau Izin Lingkungan, harus disampaikan oleh
Penyedia Jasa kepada Pengawas Pekerjaan, dan Penyedia Jasa harus melakukan upaya
pengurangan dampak dengan persetujuan Pengawas Pekerjaan. Tahapan kegiatan
antara lain:
a) Tahap Prakonstruksi
iii) Pengadaan tanah, harus dilakukan survei tata guna lahan, luas tanah
yang diperlukan dan perkiraan harga tanah terkait dengan
kompensasi pembebasan tanah yang diperlukan.
b) Tahap Konstruksi
1 - 87
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Jenis Laporan
a) Laporan terdiri dari laporan yang bersifat internal berupa Laporan Pelaksanaan
Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL) dan
eksternal berupa Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau Laporan Pelaksanaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL).
1 - 88
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Format dan metode pelaporan internal diatur sesuai dengan yang tercantum
pada Spesifikasi ini. Sedangkan, format dan metode pelaporan eksternal kepada
instansi lingkungan hidup mengikuti peraturan dan ketentuan yang ditetapkan
oleh instansi lingkungan hidup sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2005 atau perubahannya (jika ada)
Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dan/atau
peraturan perundangan terkait lainnya.
2) Pengajuan
Laporan Draft Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL) dari
Penyedia Jasa harus diserahkan pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre
Construction Meeting, PCM) untuk dilakukan pembahasan dan mendapat persetujuan
dari Wakil Pengguna Jasa atau Pengawas Pekerjaan. Selanjutnya RKPPL yang telah
disetujui tersebut dilakukan monitoring setiap bulan terhadap kemajuan pekerjaan dan
tindak lanjut penanganan pengelolaan lingkungan. Format Rencana Kerja Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL) terlampir dalam Lampiran 1.17 Spesifikasi ini.
3) Waktu
1 - 89
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Pengukuran
a) Pekerjaan yang diukur untuk pembayaran menurut mata pembayaran ini adalah
pekerjaan yang dilaksanakan langsung dan diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan berdasarkan rekomendasi yang tercantum dalam Dokumen
Lingkungan, SKKLH dan/atau Izin Lingkungan, untuk pekerjaan pengambilan
sampel dan pengujian kualitas air, kualitas udara ambien, kebisingan dan/atau
getaran sebagaimana sesuai Pasal 1.17.2 dari Spesifikasi ini.
b) Untuk penanaman pohon akan dibayar terpisah dalam Seksi lain dari
Spesifikasi ini.
e) Pengambilan sampling diambil pada saat sebelum, saat konstruksi berjalan, dan
setelah konstruksi selesai.
2) Pembayaran
Pekerjaan pengamanan lingkungan hidup dibayar atas dasar jumlah pengujian menurut
Daftar Kuantitas yang terdapat di bawah ini. Pengujian sebelum, sedang dan setelah
pelaksanaan pada lokasi yang sama dihitung 3 kali. Jumlah ini harus dipandang sebagai
kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan, peralatan, pekerja, metode,
pengujian mutu, dan biaya lainnya termasuk alat bantu dan biaya pelaporan yang
merupakan rekomendasi hasil pengukuran baku mutu dalam pengamanan lingkungan
hidup. Selama masa pelaksanaan, Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan kepada
Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jika kuantitas sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 1.17.5.1 tidak tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga, maka tidak ada pembayaran terpisah yang dilakukan untuk
pembayaran pengamanan lingkungan hidup yang dilaksanakan sesuai dengan Seksi
dalam spesifikasi ini, biaya untuk pekerjaan ini harus sudah termasuk dalam harga
satuan dari Mata Pembayaran yang tidak ada kuantitasnya tersebut dalam kontrak, di
mana harga tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua
bahan, pekerja, peralatan, perlengkapan, metode, dan biaya lainnya yang diperlukan
untuk pengelolaan lingkungan.
1 - 90
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1.17.(1i) Pengujian Destruksi Cu, Pb, Cd, Ni, Fe, Zn, Ag, Co, Buah
Mn
1 - 91
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1 - 92
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.18
Kecuali disebutkan lain dalam Spesifikasi Khusus maka Relokasi Utilitas dan Pelayanan yang Ada
tidak termasuk dalam Kontrak ini.
1 - 93
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1 - 94
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.19
1.19.1 UMUM
1) Uraian Pekerjaan
d) Semua fasilitas dan sarana lainnya yang disiapkan oleh Penyedia Jasa menurut
Seksi ini tetap menjadi milik Penyedia Jasa setelah Kontrak berakhir.
1 - 95
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
f) Ahli K3 adalah seseorang yang mempunyai sertifikat dari yang berwenang dan
sudah berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun pengalaman kerja dalam
pelaksanaan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Petugas K3 adalah petugas di dalam organisasi Penyedia Jasa yang memiliki
sertifikat setelah mengikuti pelatihan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Penerapan ketentuan Ahli K3 dan Petugas K3 akan merujuk
Permen PUPR No.21/PRT/M/2019 atau perubahannya (jika ada).
ii) Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100
orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang
mempunyai risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran,
keracunan dan penyinaran radioaktif.
P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat
kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan tenaga kerja untuk
mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak organisasi
Penyedia Jasa dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi sesuai dengan
Lampiran Permen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.350 Tahun 2014 atau
penggantinya (jika ada)
l) Penyedia Jasa harus melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang
memang perlu dilakukan kaji ulang) secara berkesinambungan selama
pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
1 - 96
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas cuci yang memadai dan sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh tenaga kerja konstruksi. Fasilitas cuci termasuk
penyediaan air panas dan zat pembersih untuk kondisi berikut ini:
a) Jika tenaga kerja berisiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat
beracun, zat yang menyebabkan infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya;
b) Jika tenaga kerja menangani bahan kulit yang sulit dicuci jika menggunakan air
dingin;
d) Jika tenaga kerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau
bekerja pada kondisi basah yang tidak biasa sehingga menyebabkan para tenaga
kerja harus membersihkan seluruh badannya, maka Penyedia Jasa harus
menyediakan pancuran air (shower) dengan jumlah yang memadai;
e) Untuk kondisi normal, Penyedia Jasa harus menyediakan pancuran air untuk
mandi dengan jumlah sekurang-kurangnya satu untuk setiap 15 orang.
2) Fasilitas Sanitasi
a) Penyedia Jasa harus menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria
maupun toilet khusus wanita yang diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat
kerja serta tempat sampah dengan kapasitas yang memadai.
b) Jika Penyedia Jasa mempekerjakan sampai dengan 30 orang tenaga kerja, maka
persyaratan minimumnya adalah: 1 toilet terdiri dari 1 kloset
d) Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet
harus mudah diakses, mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup, dan
terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus disediakan jalur jalan kaki
yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang jalur tersebut. Toilet
harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehinga dapat menjaga privasi
orang yang menggunakannya dan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.
e) Penyedia Jasa dapat menyediakan satu toilet jika: jumlah pria dan setiap jumlah
wanita kurang dari 10 orang; toilet benar-benar tertutup; mempunyai kunci dalam;
tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita; tidak terdapat urinal di dalam
toilet tersebut.
f) Dalam segala hal toilet harus menyediakan sekurang-kurangnya air bersih dengan
debit yang cukup dan lancar, sistem plumbing yang memisahkan air bersih dan air
kotor serta pembuangannya melalui saluran drainase dengan sanitasi baik.
3) Air Minum
Penyedia Jasa harus menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh tenaga
kerja dengan persyaratan:
1 - 97
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Mudah diakses oleh seluruh tenaga kerja dan diberi label yang jelas sebagai air
minum;
b) Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku;
c) Jika disimpan dalam kontainer, kontainer harus: bersih dan terlindungi dari
kontaminasi dan panas; harus dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari
sumber yang memenuhi standar kesehatan.
a) Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat
kerja. Standar isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. PER.15/MEN/VIII/
2008 atau perubahannya (jika ada) tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
b) Di tempat kerja harus selalu terdapat tenaga kerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
a) Akomodasi yang memadai bagi tenaga kerja harus disediakan oleh Penyedia Jasa
sebagai tempat untuk makan, istirahat, dan perlindungan dari cuaca.
b) Akomodasi tersebut harus mempunyai lantai yang bersih, dilengkapi meja dan
kursi, serta furnitur lainnya untuk menjamin tersedianya tempat istirahat makan
dan perlindungan dari cuaca.
c) Tempat sampah harus disediakan terpisah terdiri dari tempat sampah organik, non
organik dan limbah B3, dikosongkan dan dibersihkan secara periodik.
d) Tempat ganti baju untuk tenaga kerja dan tempat penyimpanan pakaian yang tidak
digunakan selama bekerja harus disediakan. Setiap tenaga kerja harus disediakan
lemari penyimpan pakaian (locker).
6) Penerangan
7) Pemeliharaan Fasilitas
1 - 98
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
8) Ventilasi
b) Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan
beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan pada kondisi
lainnya, Penyedia Jasa harus menyediakan alat pelindung nafas seperti
respirator dan pelindung mata.
1) Bekerja di tempat kerja yang tinggi harus dilakukan hanya oleh tenaga kerja yang
mempunyai pengetahuan, pengalaman dan mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan selamat.
2) Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau
beberapa pelindung sebagai berikut: terali pengaman lokasi kerja, jaring pengaman,
sistem penangkap jatuh.
a) Terali pengaman lokasi kerja harus dibuat sepanjang tepi lantai kerja atau
tempat kerja yang terbuka sesuai dengan Pasal 1.19.4 dari Spesifikasi ini.
b) Jika pelataran kerja atau tempat kerja berada di atas jalan umum dan jika ada
bahaya material atau barang lain jatuh pada pengguna jalan, maka daerah di
bawah pelataran kerja atau tempat kerja harus dibebaskan dari akses orang atau
dapat digunakan jaring pengaman.
Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di sekeliling bangunan, atau bukaan di atap,
lantai, atau lubang lift, maka terali pengaman harus memenuhi syarat:
c) Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat risiko jatuhnya alat kerja
atau material dari atap/tempat kerja.
5) Jaring Pengaman
a) Tenaga kerja yang memasang jaring pengaman harus dilindungi dari bahaya
jatuh. Sebaiknya digunakan kendaraan khusus (mobile work platform) saat
memasang jaring pengaman. Akan tetapi jika peralatan mekanik tersebut tidak
tersedia maka tenaga kerja yang memasang jaring harus dilindungi dengan tali
pengaman (safety harness) yang dikaitkan ke tali keselamatan (safety line) atau
menggunakan perancah (scaffolding).
b) Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin pada sisi dalam area kerja.
c) Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari
permukaan lantai/tanah sehingga jika seorang tenaga kerja jatuh pada jaring
tidak akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah.
1 - 99
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system) termasuk sistem
rel inersia (inertia reel system), safety harness dan tali statik. Tenaga kerja yang
diharuskan menggunakan alat ini harus dilatih terlebih dahulu.
d) Perhatian harus diberikan pada titik angker untuk tali statik, jalur rel inersia,
dan/atau jaring pengaman.
7) Tangga
a) Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
c) Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat
bergesernya tangga;
e) Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa tangga
berada sekurang-kurangnya 1m di atas lantai kerja.
8) Perancah (scaffolding)
a) Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan hanya dapat dibangun
oleh orang yang mempunyai kompetensi sebagai scaffolder.
b) Seluruh perancah harus diinspeksi oleh petugas yang berkompeten pada saat
sebelum digunakan, sekurang-kurangnya seminggu sekali saat digunakan,
setelah cuaca buruk atau gangguan lain yang dapat mempengaruhi
stabilitasnya, jika perancah tidak pernah digunakan dalam jangka waktu lama.
Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat inspeksi.
Catatan tersebut harus ditandatangani oleh petugas yang melakukan inspeksi.
1 - 100
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1.19.5 ELEKTRIKAL
1) Pasokan listrik
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang
memenuhi syarat:
i) Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
akan terganggu oleh cuaca.
ii) Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan ditempel
sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kabel lentur yang tersambung
dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari kerusakan mekanis. Pintu
harus diberi tanda: HARAP SELALU DITUTUP.
iii) Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah.
1 - 101
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
iv) Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khusus untuk
ini.
v) Jika ditempel, pastikan menempel dengan baut.
3) Inspeksi peralatan
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan untuk
pertama kali dan setelahnya sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan
perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi yang menginformasikan
tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya.
Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau perancah
tidak boleh berada kurang dari 4 m di bawah saluran listrik udara tanpa izin tertulis dari
pemilik saluran listrik. Jarak aman bebas minimum vertikal dari konduktor mengikuti
Permen ESDM No:18 Tahun 2015 atau perubahannya (jika ada), sebagaimana Tabel
1.19.5.1).
1. Lapangan terbuka atau daerah terbuka 7,5 8,5 10,5 12,5 7 12,5
2. Daerah dengan keadaan tertentu, antara
lainnya:
Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk menyediakan alat pelindung diri bagi
pekerjanya dengan ketentuan:
a) Seluruh tenaga kerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara
penggunaan alat pelindung diri dan harus memahami alasan penggunaannya.
b) Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada risiko
terluka dari objek jatuh, maka Penyedia Jasa menyediakan helm pelindung dan
seluruh personil yang terlibat di lapangan harus menggunakannya.
1 - 102
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja. Gunakan sepatu
dengan ujung besi di bagian jari kaki.
a) Setiap tenaga kerja harus melapor jika mendapatkan masalah kulit, terutama di
tangan akibat penggunaan bahan berbahaya.
b) Tangan dan mata tenaga kerja harus dilindungi terhadap kontak dengan semen.
Usahakan kontak dengan semen seminimum mungkin. Penggunaan krim
pelindung dapat mengurangi risiko kerusakan kulit.
d) Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas untuk mandi dan mengganti pakaian
seperti tertulis pada Pasal 1.19.3 dari Spesifikasi ini.
a) Penyedia Jasa harus mempunyai prosedur yang mengatur tata cara menangani
bahan kimia atau zat berbahaya dengan sehat, tata cara penyimpanan, tata cara
pembuangan limbah.
b) Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer asalnya dalam suatu tempat
yang aman dan berventilasi baik.
c) Seluruh tenaga kerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat
berbahaya termasuk tindakan darurat yang perlu dilakukan jika terjadi masalah.
1 - 103
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Peralatan
1 - 104
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
iv) Selang oksigen harus memiliki warna yang berbeda dari selang untuk
saluran gas bahan bakar (oksigen - hijau; bahan bakar - merah).
v) Pastikan penahan flashback dipasang pada kedua regulator (saluran
oksigen dan saluran bahan bakar) atau di garis inlettorch.
i) Bahan mudah terbakar harus dipindahkan dari daerah kerja dan alat
pemadam yang memadai harus disediakan oleh Penyedia Jasa.
ii) Tenaga kerja harus menggunakan pelindung mata dan pakaian
pelindung untuk melindungi dari api, sarung tangan kulit lengan
panjang, helm, serta perlengkapan pelindung lainnya.
1) Umum
Jika Penyedia Jasa menggunakan pemaku dan stapler otomatis dan portabel, maka
ketentuan keselamatan di bawah ini harus dipenuhi:
a) Alat tidak boleh diarahkan pada orang, walaupun alat tersebut memiliki
pengaman.
b) Pemicu pada alat pemaku dan stapler tidak boleh ditekan kecuali ujung alat
diarahkan pada suatu permukaan benda yang aman.
c) Perhatian khusus harus diberikan jika memaku di daerah tepi suatu benda.
d) Jika sumber tenaga alat pemaku dan stapler otomatis menggunakan tenaga
pneumatik, tidak diperkenankan menggunakan sumber gas yang berbahaya dan
mudah terbakar.
f) Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan saat
menggunakan alat tersebut.
a) Gergaji mesin, mesin pengaduk beton, alat pemotong beton dan alat bermesin
lainnya harus dilengkapi dengan alat pengaman sepanjang waktu.
1 - 105
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ii) Gunakan hanya alat dan metoda yang tepat untuk setiap jenis
pekerjaan yang dilakukan.
iii) Alat atau mesin yang rusak tidak boleh digunakan.
iv) Alat pemotong harus terjaga ketajamannya.
v) Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus
digunakan saat menggunakan alat tersebut.
vi) Daerah di sekitar alat atau mesin harus bersih.
vii) Kabel penyambung (extension) harus ditempatkan sedemikian rupa
agar terhindar dari kerusakan dari peralatan dan material.
viii) Penerangan tambahan harus diberikan ketika menggunakan alat atau
mesin tersebut.
a) Alat pengangkat material dan orang harus didirikan oleh orang yang
berkompeten.
b) Operator harus orang yang terlatih dan diberikan izin khusus untuk
menjalankan alat.
c) Alat pengangkat harus berada di atas fondasi yang kokoh dan diikat pada
bangunan atau struktur.
d) Akses untuk operator dan personil yang melakukan pemeliharaan harus aman.
f) Tinggi pintu keranjang minimum 2 m dan mempunyai kunci yang aman. Pintu
solid harus mempunyai panel yang tembus pandang.
g) Jarak dari lantai keranjang ke permukaan tanah tidak boleh lebih dari 50 mm.
k) Alat penyelamat harus ada untuk menghentikan keranjang jika jatuh atau
bergerak terlalu cepat.
l) Keterangan pabik pembuat, model dan kapasitas beban harus ditempel dalam
keranjang.
1 - 106
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Asisten operator harus dilatih untuk memberikan sinyal pada operator dan
untuk mengikatkan beban secara benar dan mengetahui kapasitas pengangkatan
crane.
f) Apabila lebih dari seorang tenaga kerja yang bekerja pada peralatan angkat
operator harus bekerja berdasarkan isyarat hanya dari satu orang yang ditunjuk;
h) Tali serat sebelum dipakai harus diperiksa dan selama dalam pemakaian untuk
mengangkat tali harus diperiksa sesering mungkin dan sekurang-kurangnya 3
bulan;
i) Tali baja harus diperiksa pada waktu pemasangan pertama dan setiap hari oleh
operator serta sekurang-kurangnya satu kali dalam seminggu oleh tenaga yang
berkeahlian khusus Pesawat Angkat dan Angkut dari Perusahaan;
j) Tali baja dilarang digunakan jika terdapat kawat yang putus, aus atau karat
sesuai dengan ketentuan
1 - 107
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
n) Crane harus diperiksa setiap minggu, dan diperiksa secara menyeluruh setiap
12 bulan oleh orang yang berkompeten. Hasil inspeksi harus dicatat.
o) Gigi pengangkat harus dalam kondisi baik dan telah diperiksa secara
menyeluruh.
p) Alat kendali (tuas, saklar, dan sebagainya) harus diberi keterangan yang jelas.
r) Setiap jib crane dengan kapasitas lebih dari 1 ton harus mempunyai indikator
beban aman (safe load indicator) yang diperiksa setiap minggu.
1) Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia Jasa harus mencakup seluruh biaya untuk
penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) termasuk biaya untuk Ahli K3
Konstruksi pada paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 tinggi dan sedang atau
Petugas K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 kecil.
2) Pekerjaan keselamatan dan kesehatan kerja dibayar atas dasar lump sum menurut daftar
pembayaran yang terdapat di bawah ini, yang dibayar secara angsuran atas dasar
bulanan, secara proporsional berdasarkan kemajuan pekerjaan yang diterima. Jumlah
ini harus dipandang sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan,
peralatan, tenaga kerja, metode dan biaya lainnya yang dianggap perlu untuk
melaksanakan pekerjaan yang sebagaimana mestinya.
3) Pengawas Pekerjaan yang mewakili Wakil Pengguna Jasa akan memberi surat peringatan
secara bertahap kepada Penyedia Jasa apabila Penyedia Jasa menyimpang dari ketentuan
dalam Seksi 1.19 ini dengan cara memberi surat peringatan ke-1 dan ke-2. Apabila
peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti, maka Pengawas Pekerjaan yang mewakili Wakil
Pengguna Jasa akan memerintahkan penghentian sementara Pekerjaan sampai adanya
tindakan perbaikan Penyedia Jasa sesuai dengan Permen PUPR No.11/PRT/M/2019 atau
perubahannya (jika ada) dan setiap adanya kejadian dan/atau kelalaian akibat tidak
dilaksanakannya ketentuan dalam Seksi 1.19 ini maka pemotongan pembayaran akan
diterapkan sebagaimana yang diuraikan dalam Pasal 1.6.2.4) dari Spesifikasi ini.
Segala biaya yng timbul akibat penghentian sementara ini menjadi tanggung jawab
Penyedia.
1 - 108
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.20
PENGUJIAN TANAH
1.20.1 UMUM
Pekerjaan ini terdiri dari pengujian pengeboran untuk penyelidikan tanah di lapangan
untuk setiap fondasi struktur yang akan dibutuhkan.
1) Umum
Bilamana pengujian diperlukan Penyedia Jasa harus melakukan beberapa pengujian bor
pada setiap sisi jembatan untuk memberikan profil lapisan tanah yang benar-benar tepat
atau sebaliknya diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan. Lokasi pengujian harus
disepakati Pengawas Pekerjaan tetapi umumnya akan berada pada posisi yang diusulkan
untuk abutmen dan pier. Bilamana batu nampak pada permukaan maka Pengawas
Pekerjaan dapat tidak memerlukan pengujian bor tersebut lagi.
Pengujian bor harus dilakukan sampai mencapai lapisan tanah keras (base camp) dan
sampai kedalaman yang cukup untuk membuktikan kesinambungannya. Umumnya
kedalaman tersebut harus lima meter. Jika lapisan tanah keras tidak dapat dicapai
sampai kedalaman 50 meter, pengujian bor dapat dihentikan setelah mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
3) Metoda Pengeboran
Penyedia Jasa dapat menggunakan mesin bor dengan pencucian (rotary wash drilling).
Pada lapisan dasar batu harus dibor menerus.
Standard Penetration Test (SPT) dan benda uji yang terganggu (Disturb Sample, DS)
pada Pengujian Pengeboran harus dilakukan sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan. SPT dan DS harus diambil dengan interval 2 (dua) meter atau
pada setiap perubahan strata tanah mana yang lebih kecil. Elevasi muka air tanah harus
dicatat untuk setiap lubang. Pada pengeboran batu maka seluruh benda uji inti harus
diambil dan disimpan dalam kotak benda uji inti untuk pemeriksaan Pengawas
Pekerjaan. Sondir (Dutch Cone Penetration Test, Dutch CPT) harus dilakukan untuk
mengukur tahanan ujung dan hambatan akibat gesekan dengan interval 0,2 m sampai
tahanan ujung maksimum sebesar 250 kg/cm2 dicapai atau mencapai kedalaman 60
meter.
Jika diminta oleh Pengawas Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan hasil bor yang
telah selesai pada hari kerja tesrsebut disertai informasi berikut ini :
a) Nama Jembatan
b) Posisi bor dan nomor kode
1 - 109
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pengawas Pekerjaan dapat memnita pengujian yang lebih terinci dari yang diuraikan di
atas pada setiap sisi jembatan jika ditemukan bahwa informasi tersebut tidak memadai.
Bilamana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, benda uji inti yang tak terganggu
(undisturbed samples) harus diambil dalam lapisan tanah kohesif dengan menggunakan
tabung shelby.
Benda uji silinder yang disegel akan digunakan untuk pengangkutan dari lapangan ke
laboratorium. Semua biaya pengujian laboratorium harus menjadi tanggungjawab
Pengawas Pekerjaan.
1) Pengukuran
Pengujian pengeboran harus diukur untuk maksud pembayaran sebagai panjang dari
lubang yang dibor tidak peduli bahan apa yang dijumpai.
2) Dasar Pembayaran
Pembayaran akan dilakukan menurut kuantitas yang diukur di atas dan dengan Harga
Kontrak per meter panjang untuk mata pembayaran yang terdapat dalam daftar di bawah
ini serta ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Pembayaran harus sudah
termasuk kompensasi penuh untuk semua pengeboran, casing jika diperlukan,
pengujian penetrasi dan pengambilan benda uji, pencatatan dan penunjukkan hasil uji,
penyimpanan benda uji sampai pembuangan benda uji, laporan hasil uji, evaluasi serta
rekomendasi daya dukungtanah yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
1 - 110
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 1.21
MANAJEMEN MUTU
1.21.1 UMUM
Program mutu di dalam manajemen mutu mempunyai dua komponen kunci yaitu :
Pengendalian Mutu (QC) tanggung-jawab Penyedia Jasa.
Jaminan Mutu (QA) tanggung-jawab Pengawas Pekerjaan menurut Rencana
Jaminan Mutu (QA Plan) Pengawas Pekerjaan.
Tiap komponen dari program harus dialamatkan pada bahan, proses, kecakapan-kerja,
produk, dan dokumentasi yang harus dituangkan ke dalam Rencana Mutu Kontrak
(RMK).RMK disusun dan kemudian disajikan oleh Penyedia Jasa pada saat diadakan
rapat persiapan pelaksanaan (PCM) dengan konten yang terdiri dari:
1. Ruang Lingkup pekerjaan;
2. Organisasi Kerja Penyedia Jasa termasuk Uraian Tugas dan Tanggung
Jawabnya;
3. Jadwal Pelaksanaan terinci per elemen dari pekerjaan;
4. Rincian Prosedur Pelaksanaan pekerjaan;
5. Rincian Prosedur Standar Instruksi Kerja dan Daftar Simak;
6. Formulir Bukti Kerja;
7. Daftar Personel Pelaksana.
1 - 111
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa harus menyediakan akses yang tidak dibatasi terhadap semua kegiatan
dan dokumentasi Pengendalian Mutu yang dihasilkan oleh atau atas nama Penyedia Jasa
dan harus memberikannya kepada Pengawas Pekerjaan untuk mendapat akses
sepenuhnya pada setiap saat.
Pengawas Pekerjaan akan meninjau kinerja Penyedia Jasa atas Pekerjaan dan
menentukan diterimanya Pekerjaan berdasarkan hasil Jaminan Mutu Pengawas
Pekerjaan dan, bilamana dianggap memadai oleh Pengawas Pekerjaan, didukung oleh
hasil-hasil Pengendalian Mutu Penyedia Jasa.
Pengawas Pekerjaan dapat memandang semua Pekerjaan dari pengujian Jaminan Mutu
terakhir yang telah diterima masih dimungkinkan terdapat Pekerjaan yang Tidak Dapat
Diterima. Penyedia Jasa tidak berhak untuk menuntut pembayaran untuk Pekerjaan
yang dokumentasi Pengendalian Mutunya masih kurang memadai yang diperiksa oleh
Manajer Kendali Mutu Penyedia Jasa sebagaimana disyaratkan dalam Kontrak.
Penyedia Jasa harus melaksanakan koordinasi yang baik terhadap semua kegiatan yang
berhubungan dengan Pekerjaan dan akan mengorganisasi timnya untukpelaksanaannya
sehubungan dengan tujuan melakukan hal-hal yang tepat dalam kegiatan pengendalian
mutu produk.
Sebagai bagian dari Program Mutu Penyedia Jasa yang disyaratkan dalam Syarat-syarat
Kontrak, Penyedia Jasa harus bertanggung-jawab atas semua Pengendalian Mutu
selama pelaksanaan Pekerjaan. Pekerjaan Pengendalian Mutu (QC) termasuk
memantau, menginspeksi dan menguji cara, metoda, bahan, kecakapan-kerja,
prosesproduk dari semua aspek Pekerjaan sebagaimana diperlukan untuk memastikan
kesesuaian dengan persyaratan Kontrak.
Penyedia Jasa harus menyiapkan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Kontrak dan harus menyerahkan Rencana Pengendalian Mutu (QC
Plan) yang lengkap kepada Pengawas Pekerjaan minimum dua minggu sebelum
dimulainya setiap elemen Pekerjaan yang dicakup oleh perencanaan.
Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus tersusun sebagaimana program ISO
9001:2015/ SNI ISO 9001:2015 (meskipun registrasi ISO tidak diperlukan), dan dapat
menunjukkan pemahaman dan komitmen Penyedia Jasa terhadap tujuh prinsip
manajemen mutu dari ISO:
Fokus kepada Pelanggan
Kepemimpinan
KeterlibatanOrang
Pendekatan Proses
Peningkatan
Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti
Manajemen Hubungan
1 - 112
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus juga termasuk seksi-seksi yang merinci
metodologi Penyedia Jasa yang berhubungan dengan masing-masing seksi yang relevan
dengan mengacu pada Spesifikasi,Gambar dan ISO 9001:2015/ SNI ISO 9001:2015
yang berhubungan sebagai berikut (No.1 sampai No.3 tidak diuraikan di sini):
4. Konteks Organisasi
4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya
4.2 Memahami kebutuhan dan harapan dari pihak-pihak yang berkepentingan
4.3 Menentukan ruang lingkup sistem manajemen mutu
4.4 Sistem manajemen mutu dan proses-prosesnya
5. Kepemimpinan
5.1 Kepemimpinan dan komitmen
5.2 Kebijakan
5.3 Peran Organisasi, tanggung jawab dan otoritas
6. Perencanaan
6.1 Tindakan untuk menangani risiko dan peluang
6.2 Sasaran mutu dan perencanaan untuk mencapainya
6.3 Perencanaan perubahan
7. Dukungan
7.1 Sumberdaya
7.2 Kompetensi
7.3 Kesadaran
7.4 Komunikasi
7.5 Informasi terdokumentasi
8. Operasional
8.1 Perencanaan dan pengendalian operasional
8.2 Persyaratan untuk produk dan layanan
8.3 Desain dan pengembangan produk dan layanan
8.4 Pengendalian produk dan layanan eksternal yang disediakan
8.5 Produksi dan penyediaan layanan
8.6 Pelepasan atas produk dan layanan
8.7 Kendali atas output yang tidak sesuai
Tidak boleh ada Pekerjaan yang akan dilakukan pada setiap elemen dari Pekerjaan
(termasuk mata pembayaran dan pekerjaan sementara, atau pengajuan untuk peninjauan
ulang) di mana terdapat ketentuan-ketentuan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan)
yang perlu disampaikan terlebih dulu sedemikian hingga Pengawas Pekerjaan dapat
menerima bagian prinsip dari Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) dan detail-detail
khusus untuk setiap elemen dari Pekerjaan.
Rencana Jaminan Mutu (QA Plan) harus mencakup Pekerjaan secara keseluruhannya,
termasuk tanpa pembatasan terhadap semua bahan yang dipasok Penyedia Jasa dan
Sub-Penyedia Jasa, dan semua jenis dan tahap pelaksanaan pada Kegiatan.
Rencana itu dapat dijalankan seluruhnya atau sebagian oleh Sub-Penyedia Jasa atau
badan/organisasi mandiri yang memenuhi syarat (qualified). Akan tetapi, administrasi
perencanaan (termasuk kesesuaian dengan rencana dan perubahan-perubahannya) dan
mutu dari Pekerjaan tetap menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa.
Program Pengendalian Mutu Penyedia Jasa dan Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai
dengan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) dan harus dikelola dengan baik, dengan
hasil pengujian yang mewakili pelaksanaan yang aktual. Hasil-hasil tersebut akan
dilaporkan dengan akurat dan dalam suatu waktu tertentu.
Penyedia Jasa juga harus memastikan bahwa semua tenaga kerja terbiasa dengan
Rencana Pengendalian Mutu termasuk tujuannya, dan peran mereka sesuai Rencana
1 - 113
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pengendalian Mutu (QC Plan), demikian juga dengan spesifikasi Kontrak yang
berhubungan dengan Pekerjaan yang mereka kerjakan.
Sesuai dengan Seksi 1.3 dan 1.4 dari Spesifikasi ini, dan Program Mutu dari Syarat-
syarat Kontrak, Penyedia Jasa harus menyediakan semua sumber daya dan melakukan
semua kegiatan yang perlu untuk memastikan :
a) Persyaratan staf inspeksi atau penguji yang memadai, dengan peralatan yang
memadai dan dukungan teknis untuk melaksanakan semua fungsi-fungsi
Pengendalian Mutu dengan cara dan waktu yang akurat.
b) Staf Kendali Mutu itu hanya melakukan inspeksi dan pengujian sesuai dengan
ketrampilan mereka.
f) Penyerahan hasil pengujian, dalam 2x24 (dua kali dua puluh empat jam), untuk
laporan harian kepada Pengawas Pekerjaan semua pengujian dan inspeksi yang
menunjukkan kesesuaian bahan yang diuji dan ketersediaan dokumentasi
pendukung untuk memperkuat hasil pengujian jika diperlukan.
Penyedia Jasa harus menetapkan satu orang sebagai Manajer Kendali Mutu (QCM)
yang harus bertanggung-jawab untuk implementasi Rencana Pengendalian Mutu (QC
Plan). QCM haruslah seorang Professional Engineer yang memenuhi syarat,
bersertifikat Teknisi Rekayasa, atau Ilmu Teknologi Terapan, atau orang lain dengan
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dapat diterima oleh Pengawas
Pekerjaan.
QCM haruslah berada di luar dari bagian produksi dalam organisasi Penyedia Jasa dan
terutama tidak boleh merangkap Manajer Kegiatan atau Pelaksana Kegiatan (tidak
berada di bawah dan tidak bertanggung-jawab kepada Kepala Pelaksana/General
Superintendent).
1 - 114
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
QCM, atau seseorang pengganti yang ditunjuk dan diterima oleh Pengawas Pekerjaan
diberdayakan dan mampu untuk melaksanakan semua tugas-tugas QCM yang relevan,
harus tinggal di Lapangan pada setiap saat selama Penyedia Jasa sedang melaksanakan
Pekerjaan di mana Pekerjaan tersebut harus diuji dan diinspeksi sesuai proses, dan harus
siap dihubungi dan dapat kembali ketika keluar dari Lapangan.
Rencana Pengendali Mutu (QC Plan) harus termasuk struktur organisasi yang
menunjukkan rincian dari aliran informasi, titik-titik tunggu (holding point)
sebagaimana yang terdaftar dalam Pasal 1.21.4 di bawah ini, perbaikan kekurangan dan
hubungan dan tanggung-jawab lain yang perlu untuk memastikan ketentuan-ketentuan
mutu dari Kegiatan dapat dipenuhi.
Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus menjelaskan bagaimana staf Kendali
Mutu ditempatkan terhadap kebutuhan-kebutuhan Kegiatan, tugas dari masing-masing
staf, dan bagaimana pekerjaan mereka dikoordinasikan.
QCM Penyedia Jasa harus, tetapi tidak terbatas, dengan indikator output dan daftar
simak sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran 1.21:
melakukan implementasi Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) Penyedia
Jasa;
bertanggung-jawab untuk mengukur kesesuaian dengan semua aspek dari mutu
kontrak;
menghentikan pekerjaan ketika bahan, produk, proses atau pengajuan tidak
mencukupi;
mengembangkan rencana inspeksi dan pengujian untuk masing-masing elemen
Pekerjaan;
memastikan semua survei, penentuan posisi absis - ordinat, elevasi, dan
sebagainya harus menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan kaidah
pengukuran ilmu ukur tanah, menggunakan peralatan geodesi teristris standar
yang terkalibrasi untuk memperoleh koordinat yang tepat (garis lintang - garis
bujur);
mengembangkan laporan diterima atau tidaknya dan daftar simak pengendalian
mutu untuk masing-masing elemen dari Pekerjaan dalam rincian yang
mencukupi untuk mengukur kesesuaian dengan semua ketentuan-ketentuan
kontrak yang penting;
memastikan ketentuan-ketentuan untuk manajemen mutu (termasuk
penelaahan bagaimana Rencana Pengendalian Mutu berjalan, peran tenaga
kerja dalam manajemen mutu, spesifikasi kontraktual dari Pekerjaan, dan
1 - 115
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
prosedur kerja) diketahui untuk, dipahami oleh, dan dipatuhi oleh semua tenaga
kerja di Lapangan;
memastikan bahwa semua Daftar Simak Pengendalian Mutu dikerjakan oleh
pihak-pihak yang kompeten dan bertanggung-jawab sedemikian hingga
mendekati pekerjaan aktual dan sesuai dengan sifat alami dari Pekerjaan
(misalnya oleh para tenaga kerja atau seorang mandor yang aktual untuk hampir
semua jenis pekerjaan; oleh seorang Professional Engineer untuk pemasangan
pekerjaan penyangga, dan sebagainya.)
menelaah, menandatangani, dan bertanggung-jawab untuk semua laporan
(bahan dan hasil pengujian);
berkonsultasi dengan Pengawas Pekerjaan berkenaan dengan masalah bahan
dan pengujian;
menerima pemberitahuan dari Pengawas Pekerjaan tentang kekurangan-
sempurnaan dan memastikan pengujian ulang atau penolakan;
menyediakan ringkasan laporan mingguan dan bulanan untuk hasil-hasil
pengujian dan inspeksi;
memaraf proses ketidak-sesuaian ketika bahan atau produk tidak memenuhi
spesifikasi yang disyaratkan dan, memberitahu Pengawas Pekerjaan atas
ketidak-sesuaian ini;
berkonsultasi dengan Wakil Penyedia Jasa (GS) dan mengawali tindakan
perbaikan atas ketidak-sesuaian tersebut;
menanggapai setiap Laporan Ketidak-sesuaian (Non-Conformance Report,
NCR) yang diterbitkan oleh Pengawas Pekerjaan dalam waktu yang disebutkan
dalam NCR;
melaksanakan jadwal pengujian dan pelayanan inspeksi dalam koordinasi
dengan pelaksana dan mandor Penyedia Jasa;
memantau prosedur pengujian dan inspeksi Pengendalian Mutu termasuk
prosedur-prosedur dari sub-Penyedia Jasa;
bekerja langsung dengan dengan Pengawas Pekerjaan dalam hal-hal yang
berhubungan dengan Pengendalian Mutu;
memastikan persetujuan dan izin yang diperlukan dari Pengawas Pekerjaan dan
pihak lainnya diperoleh dan ketika diperlukan;
melakukan verifikasi semua peralatan pengujian dipelihara sebagaimana
mestinya dan disimpan di tempat kerja yang baik;
menyimpan dalam sistem pengarsipan yang terorganisir untuk memastikan
catatan-catatan mutu mudah diperoleh sedemikian hingga para auditor dapat
memperoleh informasi yang diperlukan;
menerbitkan peninjauan gambar konstruksi, perhitungan, dan gambar kerja dan
memastikan bahwa semua staf Penyedia Jasa yang terkait mempunyai dokumen
versi terbaru yang diterapkan pada bagian dari Pekerjaan;
memberitahu Pengawas Pekerjaan atas setiap perubahan dalam tata letak
survey, lokasi, garis, ketinggian, dan sebagainya untuk persetujuan;
memberitahu kepada para pengambil keputusan di Penyedia Jasa atas setiap
masalah yang dapat dikompromikan dengan intergritas atau fungsi dari Sistem
Manajemen Mutu; dan
1 - 116
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Pengajuan Lengkap
b) Pengajuan Sebagian
Pengajuan awal, juga setiap pengajuan atau revisi berikutnya, harus disertai
Daftar Simak Pengendalian Mutu untuk Manajemen Mutu, yang memverifikasi
1 - 117
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pengawas Pekerjaan akan memantau kegiatan Penyedia Jasa dan program Pengendalian
Mutu untuk memastikan bahwa standar tersebut telah dipenuhi dan untuk mengakses
pembayaran apa yang telah diperoleh menurut ketentuan-ketentuan dalam Kontrak.
Setiap kejadian dari Tidak Diterimanya Pekerjaan yang ditemukan akan menghasilkan
Laporan Ketidak-sesuaian (NCR) yang diterbitkan Pengawas Pekerjaan untuk Penyedia
Jasa.
Frekuensi inspeksi dan pengujian Jaminan Mutu umumnya sekitar 0 10% (nol sampai
sepuluh persen) dari frekuensi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa dalam Rencana
Pengendalian Mutunya dan pada awalnya akan ditetapkan pada tingkat yang setaraf
dengan keyakinan Pengawas Pekerjaan dalam keefektifitan yang diantisipasi dari
program Pengendalian Mutu Penyedia Jasa.
1 - 118
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pengawas Pekerjaan dapat menaikkan atau menurunkan frekuensi dari inspeksi dan
pengujian Jaminan Mutu selama pelaksanaan Pekerjaan, yang merupakan bagian dari
keefektifan aktual dari Rencana Pengendalian Mutu Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus memberitahu Pengawas Pekerjaan, dan Pengawas Pekerjaan atau
yang didelegasikan akan menginspeksi dan menyetujui tahapan-tahapan pekerjaan
berikut,namun tidak terbatas, sebelum melaksanakan pekerjaan di atasnya:
a) Penetapan titik pengukuran;
b) Ketinggian lapangan;
c) Pengujian tiang pancang;
d) Galian fondasijembatan;
e) Penulangan baja dan acuan sebelum pengecoran beton;
f) Penerimaan uji campuran mutu beton (job mix) yang akan dicor sesuai dengan
jenis beton (beton normal, SCC, mass concrete) dan strukturnya;
g) Pemasangan (erection) bangunan atas jembatan dan sistem perletakannya;
h) Permukaan tanah dasar yang telah dipadatkan;
i) Permukaan fondasikelas B yang telah dipadatkan;
j) Permukaan fondasikelas A yang telah dipadatkan termasuk proof rolling,
impact hammer atau pengujian lain yang dinominasi oleh Pengawas Pekerjaan;
k) Penyiapan permukaan aspal eksisting untuk pelapisan ulang;
l) Setiap lapisan beraspal;
m) Lapisan lean concrete, dan perkerasan beton semen;
n) Gorong-gorong pipa, struktur drainase;
o) Saluran tanah dasar, saluran buangan udara, dan timbunan yang rembes;
p) Utilitas di bawah tanah.
Pengawas Pekerjaan dapat menominasi kegiatan lain bilamana inspeksi diperlukan, dan
juga menominasi setiap pengujian yang harus disediakan sebelum memberikan
persetujuan untuk melaksanakan pekerjaan di atasnya. Untuk masing-masing dari tahap
dan kegiatan yang disebutkan, Pengawas Pekerjaan dan Penyedia Jasa harus
menyepakati prosedur, tempat, dan waktu pemberitahuan untuk menginspeksi.
Penyedia Jasa tidak terikat untuk menunda pekerjaan jika Pengawas Pekerjaan tidak
hadir pada jam yang ditentukan asalkan pemberitahuan telah diberikan dengan tepat,
dan asalkan semua ketentuan pelaksanaan telah dipenuhi.
1 - 119
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Sebagai bagain dari keseluruhan manajemen kegiatan, Pengguna Jasa boleh memiliki
satu auditor atau lebih pada Kegiatan, melengkapi pekerjaan dari staf Jaminan Mutu
Pengawas Pekerjaan. Jika diterapkan, auditor (auditor-auditor) akan melaporkan
kepada Pengguna Jasa dan menyediakan akses yang sistematis dan mandiri dari bahan
dan kegiatan Pekerjaan dan hasil-hasil yang terkait apakah memenuhi Kontrak,
Rencana Pengendalian Mutu Penyedia Jasa, dan Rencana Jaminan Mutu Pengawas
Pekerjaan, atau tidak. Para auditor ini mungkin karyawan PenggunaJasa atau orang lain
yang tidak mempunyai keterlibatan dengan Pekerjaan yang ditunjuk oleh Pengguna
Jasa.
Tujuan Audit Mutu adalah adanya suatu pendapat yang mandiri baik kegiatan
Pengendalian Mutu maupun Jaminan Mutu dan menjadi proaktif untuk menghindari
atau mengurangi mutu terkait dengan isu-isu yang memerlukan proses verifikasi
kesesuaian menjadi sistematis.
Penyedia Jasa harus dan Pengawas Pekerjaan dapat meninjau Pekerjaan untuk
menentukan kesesuaian dengan ketentuan-ketentuan kontraktual. Ketidak-sesuaian
yang ditemukan harus ditindak-lanjuti sebagai berikut.
1 - 120
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
secara internal kepada Penyedia Jasa, dengan tembusan kepada Pengawas Pekerjaan,
termasuk waktu untuk menanggapi.
Penyedia Jasa kemudian harus menanggapi QCM, dengan tembusan kepada Pengawas
Pekerjaan, berkenaan dengan Laporan Ketidak-sesuaian (NCR), dalam waktu yang
ditentukan, dengan usulan pemecahan dan tindakan perbaikan. Penyedia Jasa dan/atau
QCM dapat berkonsultasi dengan Pengawas Pekerjaan tentang usulan pemecahan
tersebut tetapi tidak disyaratkan untuk melakukannya.
Pembayaran untuk Manajemen Mutu tidak akan dipengaruhi oleh Laporan Ketidak-
sesuaian (NCR) internal, selama masalah-masalah tersebut dicarikan jalan keluarnya
dan dipecahkan.
Pembayaran untuk Pekerjaan itu sendiri ditunda sampai masalah Laporan Ketidak-
sesuaian (NCR) tersebut diselesaikan dan diterima.
Pengawas Pekerjaan akan menerima atau menolak usulan pemecahan dan usulan
tindakan perbaikan.
Jaminan pengujian dan inspeksi akan dilaksanakan untuk menentukan jika tindakan
perbaikan telah disediakan dan produk tersebut telah diterima. Penerimaan atau
penolakan akan berlanjut sampai Pengawas Pekerjaan menentukan bahwa mutu produk
tersebut telah dicapai.
Bagian pembayaran untuk Manajemen Mutu dapat ditahan sampai masalah Laporan
Ketidak-sesuaian (NCR) dipecahkan atau dapat ditahan secara permanen.
Pembayaran untuk Pekerjaan itu sendiri ditunda sampai masalah Laporan Ketidak-
sesuaian (NCR) tersebut diselesaikan dan diterima.
Suatu laporan Peluang untuk Peningkatan (Opportunity for Improvement, OFI) tidak
akan mempengaruhi pembayaran Manajemen Mutu atau Pekerjaan itu sendiri.
1 - 121
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1.21.8 BANDING
Jika Penyedia Jasa berselisih pendapat tentang keabsahan temuan suatu Laporan
Ketidak-sesuaian (NCR), Penyedia Jasa dapat mengajukan banding kepada Pengawas
Pekerjaan. Pengawas Pekerjaan dan Wakil PenyediaJasa akan menggunakan semua
usaha-usaha yang dapat dipercaya untuk mempersempit area perselisihan dan
memecahkan keputusan tentang kesesuaian dengan Kontrak.
Jika Pengawas Pekerjaan dan Wakil PenyediaJasa tidak dapat mencapai kesepakatan
penyelesaian, Pekerjaan yang merupakan subyek dari Laporan Ketidak-sesuaian akan
dievaluasi ulang pihak ketiga yang mandiri, dipilih oleh Pengawas Pekerjaan dengan
konsultasi dengan Penyedia Jasa, dengan frekuensi pengujian sebanyak dua kali dari
yang disebutkan dalam Kontrak atau frekuensi lainnya yang disepakati antara Pengawas
Pekerjaan dan Penyedia Jasa.
1.21.9 PEMBAYARAN
Harga Penawaran Lump Sum untuk Manajemen Mutu haruslah merupakan kompensasi
penuh untuk semua biaya termasuk semua gaji personil dan kegiatannya yang
menghasilkan ketentuan-ketentuan Manajemen Mutu yang ditetapkan dalam Kontrak.
Pembayaran akan dilakukan berdasarkan bulanan yang dibagi rata terhadap persentase
dari seluruh Pekerjaan yang telah diselesaikan sebagaimana ditetapkan oleh Pengawas
Pekerjaan, tunduk kepada hasil kerja Penyedia Jasa yang memenuhi ketentuan-
ketentuan dalam Seksi ini dan Rencana Pengendalian Mutu itu sendiri.
Tanpa mengabaikan ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 1.6.2.4) dari Spesifikasi
ini Pengawas Pekerjaan dapat memotong jumlah dari setiap pembayaran bulanan yang
dihitung, untuk setiap pekerjaan manajemen mutu yang diperlukan tetapi dilaksanakan
dengan tidak memuaskan pada bulan tersebut. Pengawas Pekerjaan akan mengurangi
jumlah pembayaran tagihan bulanan pekerjaan akibat setiap pekerjaan manajemen mutu
yang diperlukan tetapi dilaksanakan dengan tidak memuaskan selama Masa
Pelaksanaan. Keputusan-keputusan berikutnya akan dilakukan menurut pendapat
Pengawas Pekerjaan.
Inspeksi dan pengujian oleh Pengawas Pekerjaan akan menjadi biaya Pengawas
Pekerjaan. Akan tetapi, inspeksi ulang dan pengujian ulang oleh Pengawas Pekerjaan
untuk perbaikan detail-detail ketidak-sempurnaan akan menjadi biaya Penyedia Jasa.
Pekerjaan yang dianggap tidak diterima tidak akan memenuhi syarat (eligible) untuk
dibayarkan sesuai mata pembayaran yang digunakan pada Pekerjaan tersebut.
1 - 122
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1 - 123
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1 - 124
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
DIVISI 2
DRAINASE
SEKSI 2.1
2.1.1 UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup galian selokan baru yang dilapisi (lined) maupun tidak
(unlined), sesuai dengan Spesifikasi ini serta memenuhi garis, ketinggian, dan
detail yang ditunjukkan pada Gambar. Selokan yang dilapisi akan dibuat dari
pasangan batu dengan mortar atau yang seperti ditunjukkan dalam Gambar.
b) Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada,
kanal irigasi atau saluran air (waterway) lainnya yang pasti tidak terhindarkan dari
gangguan baik yang bersifat sementara maupun tetap, dalam penyelesaian
pekerjaan yang memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.
2) Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar
Kerja detail pelaksanaan saluran air, baik yang dilapisi maupun tidak untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
a) Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda lebih
dari 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap titik, dan harus cukup halus
dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dan tanpa genangan bilamana
alirannya kecil.
b) Alinyemen horizontal selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai
dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah
disetujui pada setiap titik.
2-1
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Contoh bahan yang akan digunakan untuk saluran yang dilapisi harus diserahkan
sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal 2.2.1.5) dari Spesifikasi ini.
c) Sebelum setiap pelaksanaan pekerjaan dimulai pada setiap ruas dari Kontrak,
Penyedia Jasa harus, melakukan survei total station jika memungkinkan,
melakukan pengikatan pada titik-titik tetap (benchmark) dan penetapan titk-titik
pengukuran sepanjang kedua sisi jalan termasuk lokasi semua bak kontrol dan
elevasi terendah serta saluran pembuangan, baik dalam rangka menerima gambar
rancangan dan data lapangan asli yang ditunjukkan di dalamnya sebagai yang
telah akurat maupun akan mengajukan perbaikan yang diusulkan untuk
persetujuan Pengawas Pekerjaan. Jarak maksimum pembacaan setiap titik
ketinggian haruslah 25 meter.
6) Jadwal Kerja
b) Pada tahap awal selokan harus digali sedikit lebih kecil dari penampang melintang
yang disetujui, sedangkan pemangkasan tahap akhir termasuk perbaikan dari
setiap kerusakan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan
setelah seluruh pekerjaan yang berdekatan atau bersebelahan selesai.
Ketentuan yang diberikan dalam Pasal 3.1.1.7) Pekerjaan Tanah dari Spesifikasi ini
tentang cara pengeringan tempat kerja dan pemeliharaan sanitasi di lapangan harus
berlaku.
a) Survei profil permukaan eksisting atau yang akan dilaksanakan harus diulang
untuk mendapatkan catatan kondisi fisik yang teliti.
2-2
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ii) Perbaikan dan penggantian pasangan batu dengan mortar yang cacat
sesuai dengan ketentuan Pasal 2.2.1.8) dari Spesifikasi ini.
Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.9) dari Spesifikasi ini harus
berlaku juga pada pekerjaan yang dilaksanakan menurut Seksi ini.
Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.11) dari Spesifikasi ini harus
berlaku.
Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.12) dari Spesifikasi ini harus
berlaku.
1) Timbunan
Saluran yang dilapisi pasangan batu dengan mortar harus memenuhi ketentuan sifat-sifat
bahan, pemasangan, dan jaminan mutu yang disyaratkan dalam Seksi 2.2 dari Spesifikasi
ini.
2.1.3 PELAKSANAAN
Lokasi yang ditetapkan, panjang, arah aliran dan kelandaian dan pengaturan pembuangan
dari semua selokan dan semua bak kontrol, elevasi terendah dan selokan pembuang yang
berhubungan, harus ditandai dengan cermat oleh Penyedia Jasa sesuai dengan Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan harus disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan sebelum pelaksanaan tersebut dimulai.
2-3
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Setelah formasi selokan yang telah disiapkan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan,
pelapisan selokan pasangan batu dengan mortar harus dilaksanakan seperti yang
disyaratkan dalam Seksi 2.2 dari Spesifikasi ini.
c) Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan oleh Penyedia Jasa
sedemikian rupa sehingga dapat mencegah setiap dampak lingkungan yang
mungkin terjadi, di lokasi yang ditunjukkan oleh Pengawas Pekerjaan.
a) Sungai atau kanal alam yang bersebelahan dengan Pekerjaan dalam Kontrak ini,
tidak boleh diganggu tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan.
b) Bilamana penggalian atau pengerukan dasar sungai tidak dapat dihindarkan, maka
setelah pekerjaan ini selesai Penyedia Jasa harus menimbun kembali seluruh
galian sampai permukaan tanah asli atau dasar sungai dengan bahan yang disetujui
Pengawas Pekerjaan.
c) Bahan yang tertinggal di daerah aliran sungai akibat pembuatan fondasi atau
akibat galian lainnya, atau akibat penempatan cofferdam harus dibuang
seluruhnya setelah pekerjaan selesai.
2-4
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Pengukuran Galian
Pekerjaan galian selokan dan saluran air harus diukur untuk pembayaran dalam meter
kubik sebagai volume aktual bahan yang dipindahkan dan disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan. Pekerjaan galian ini diperlukan untuk pembentukan atau pembentukan kembali
selokan dan saluran air yang memenuhi pada garis, ketinggian, dan profil seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Penggalian
yang melebihi dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan, tidak boleh diukur untuk pembayaran.
Timbunan yang digunakan untuk pekerjaan selokan drainase dan saluran air harus diukur
dan dibayar sebagai Timbunan dalam Seksi 3.2 dari Spesifikasi ini.
Pelapisan selokan untuk selokan drainase dan saluran air akan diukur dan dibayar sebagai
Pasangan Batu dengan Mortar dalam Seksi 2.2 dan Saluran Berbentuk U Tipe DS dalam
Seksi 2.3 dari Spesifikasi ini.
4) Dasar Pembayaran
Kuantitas galian, ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan
Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah
ini dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja, perkakas
dan peralatan untuk galian selokan drainase dan saluran air, untuk semua formasi
penyiapan fondasi selokan drainase dan saluran air yang dilapisi dan semua pekerjaan lain
atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
yang sebagaimana mestinya seperti yang diuraikan dalam Seksi ini.
2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air Meter Kubik
2-5
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2-6
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 2.2
2.2.1 UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan dan saluran air, dan pembuatan
"apron" (lantai golak), lubang masuk (entry pits) dan struktur saluran kecil lainnya
dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar yang dibangun di atas suatu
dasar yang telah disiapkan memenuhi garis, ketinggian dan dimensi yang
ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
b) Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan lubang sulingan (weep holes), termasuk
penyediaan dan pemasangan cetakan lubang sulingan atau pipa.
2) Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar
Kerja detail pelaksanaan saluran air, baik yang dilapisi maupun tidak untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini tetapi tidak terbatas berikut ini:
4) Toleransi Dimensi
a) Sisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar tidak
boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan batu dengan mortar
di sekitarnya.
b) Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan
saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda
lebih dari 3 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan atau disetujui,
juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang melintang yang
ditentukan atau disetujui.
c) Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar haruslah 20 cm.
2-7
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Profil akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban seperti bak kontrol
(catch pits) dan lantai golak tidak boleh bergeser lebih dari 3 cm dari profil yang
ditentukan atau disetujui.
b) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh dimulai sebelum Pengawas
Pekerjaan menyetujui formasi yang telah disiapkan untuk pelapisan.
6) Jadwal Kerja
a) Besarnya pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang dilaksanakan setiap satuan
waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan untuk
menjamin agar seluruh batu hanya dipasang dengan adukan yang baru.
b) Bilamana pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng atau sebagai
pelapisan selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal
haruslah dibuat seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan batu dengan mortar.
Pemangkasan tahap akhir hingga batas-batas yang ditentukan haruslah
dilaksanakan sesaat sebelum pemasangan pasangan batu dengan mortar.
Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 3.1.1.7) dari Spesifikasi ini tentang menjaga
tempat kerja agar senantiasa kering dan menjamin fasilitas sanitasi yang memadai tersedia
di lapangan untuk para pekerja, harus juga berlaku untuk pekerjaan pasangan batu dengan
mortar.
a) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang tidak memenuhi toleransi yang
disyaratkan dalam Pasal 2.2.1.4) dari Spesifikasi ini harus diperbaiki oleh
Penyedia Jasa dengan biaya sendiri dan dengan cara yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
2-8
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
dari semua pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk drainase yang telah selesai
dan diterima selama Masa Kontrak.
1) Batu
a) Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah,
yang utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok
dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud.
b) Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum
digunakan. Batu untuk pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus
berbentuk persegi.
c) Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu yang
digunakan untuk pasangan batu dengan mortar harus tertahan ayakan 10 cm.
2) Mortar
Mortar haruslah merupakan adukan semen yang memenuhi ketentuan Seksi 7.8 dari
Spesifikasi ini.
3) Drainase Porous
Bahan yang digunakan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung saringan
untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus memenuhi ketentuan Seksi 2.4
Drainase Porous dari Spesifikasi ini.
2.2.3 PELAKSANAAN
a) Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai
dengan ketentuan Seksi 2.1 Selokan dan Saluran Air.
b) Fondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari pasangan batu dengan
mortar atau untuk struktur harus disiapkan sesuai dengan ketentuan Seksi 3.1
Galian.
c) Landasan tembus air dan kantung saringan (filter pocket) harus disediakan
bilamana disyaratkan, sesuai dengan ketentuan Seksi 2.4, Drainase Porous.
2) Penyiapan Batu
a) Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi
kelekatan dengan adukan.
2-9
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada
formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi
sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan
sebelum mengeras.
b) Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal
pelapisan yang diperlukan di mana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap
lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi adukan
dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan
lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.
c) Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus
segera diselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan
cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
d) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan
untuk Pekerjaan Beton dalam Pasal 7.1.5.4) dari Spesifikasi ini.
e) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk
memperoleh bidang antar muka yang rapat dan rata dengan pasangan batu dengan
mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan
pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar dan tidak menimbulkan
sedimentasi pada dasar saluran.
a) Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit di mana
terdapat kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan,
harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal 60
% dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera
memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus
segera ditambahkan dan proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi
penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan lagi sampai ke bagian
puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
b) Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan
kuat, dan bilamana digunakan adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan
mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan, sebagaimana yang
diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Seksi 7.9 dari Spesifikasi ini.
c) Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos
harus diselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan
batu.
2 - 10
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus diukur untuk pembayaran dalam
meter kubik sebagai volume nominal pekerjaan yang selesai dan diterima.
b) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk pelapisan pada selokan dan saluran
air, atau pelapisan pada permukaan lainnya, volume nominal harus ditentukan dari
luas permukaan terekspos dari pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dan tebal
nominal lapisan untuk pelapisan. Untuk keperluan pembayaran, tebal nominal
lapisan haruslah diambil yang terkecil dari berikut ini:
ii) Tebal aktual rata-rata yang dipasang seperti yang ditentukan dalam
pengukuran lapangan.
c) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang digunakan bukan untuk pelapisan,
volume nominal untuk pembayaran harus dihitung sebagai volume teoritis yang
ditetapkan dari garis dan penampang yang ditentukan atau disetujui Pengawas
Pekerjaan.
d) Setiap bahan yang melebihi volume teoritis yang disetujui tidak boleh diukur atau
dibayar.
e) Galian untuk selokan drainase yang diberi pasangan batu dengan mortar harus
diukur untuk pembayaran sesuai dengan Seksi 2.1 dari Spesifikasi ini.
f) Landasan tembus air (permeable) atau bahan berbutir untuk kantung saringan
(filter pocket) harus diukur dan dibayar menurut mata pembayaran Drainase
Porous, seperti ditetapkan dalam Pasal 2.4.4 dari Spesifikasi ini. Tidak ada
pengukuran atau pembayaran terpisah dilakukan untuk penyediaan atau
pemasangan cetakan lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk seluruh cetakan
lainnya yang digunakan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas pasangan batu dengan mortar, ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan
dibayar berdasarkan Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran
terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga di mana harga dan
pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan, untuk semua formasi penyiapan fondasi yang diperlukan, untuk
pembuatan lubang sulingan, untuk pengeringan air, untuk penimbunan kembali dan
pekerjaan akhir, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti yang
diuraikan dalam Seksi ini.
2 - 11
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2 - 12
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 2.3
2.3.1 UMUM
1) Uraian
2) Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar
Kerja detail gorong-gorong dan saluran beton untuk mendapat persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan.
Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini tetapi tidak terbatas berikut ini:
2 - 13
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
4) Standar Rujukan
AASHTO :
AASHTO M170M-15 : Reinforced Concrete Culvert, Storm Drain, and Sewer
Pipe.
ASTM :
ASTM C443-12(2017) : Standard Specification for Joints for Concrete Pipe and
Manholes, Using Rubber Gaskets
5) Jadwal Pekerjaan
b) Seperti yang disyaratkan dalam Seksi 3.2 dari Spesifikasi ini, drainase harus dalam
kondisi operasional dan berfungsi secara efektif sebelum pekerjaan galian atau
timbunan dilaksanakan. Dengan demikian gorong-gorong harus diselesaikan
terlebih dahulu sebelum pekerjaan timbunan dimulai, terkecuali jika Penyedia
Jasa dapat menyediakan drainase yang memadai dengan membuat pekerjaan
sementara yang khusus.
c) Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 3.3.1.6).a) dari Spesifikasi ini, pekerjaan
persiapan tanah dasar atau pekerjaan pelapisan ulang, baik pada jalur lalu lintas
maupun pada bahu jalan, tidak boleh dimulai sebelum gorong-gorong, tembok
kepala dan struktur minor lainnya yang terletak di bawah elevasi tanah dasar
selesai dikerjakan.
Ketentuan yang diberikan dalam Pasal 3.1.1.7) dari Spesifikasi ini, tentang pengeringan
air dan pemeliharaan sanitasi di lapangan harus berlaku.
Seluruh pekerjaan dan bahan untuk pembuatan gorong-gorong dan drainase beton harus
memenuhi toleransi dimensi dan berbagai ketentuan untuk perbaikan pekerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan, yang diberikan dalam Seksi-seksi dari Spesifikasi ini sesuai dengan
pekerjaan atau bahan yang digunakan.
2 - 14
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.9) dari Spesifikasi ini harus
berlaku, juga pada pekerjaan yang dilaksanakan dalam Seksi ini.
Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.11) dari Spesifikasi ini harus
berlaku.
Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.12) dari Spesifikasi ini harus
berlaku.
Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8, Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas.
2.3.2 BAHAN
1) Landasan
Bahan berbutir kasar untuk landasan drainase beton, gorong-gorong pipa dan struktur
lainnya harus seperti yang disyaratkan dalam Seksi 2.4 Drainase Porous dari Spesifikasi
ini, dengan tebal landasan minimum sebagaimana diuraikan pada Pasal 2.4.3.2.b).
2) Beton
Beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan struktur yang diuraikan dalam Seksi ini
harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini.
Seluruh baja tulangan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan
yang disyaratkan dalam Seksi 7.3 dari Spesifikasi ini.
Gorong-gorong pipa beton bertulang haruslah beton bertulang pracetak dengan mutu beton
30 MPa dan harus memenuhi persyaratan AASHTO M170M-15.
Gorong-gorong pipa logam bergelombang (corrugated) yang dipakai harus terbuat dari
baja yang digalvanisir dan harus memenuhi persyaratan SNI 6719:2015.
6) Pasangan Batu
Bahan untuk tembok kepala dari pasangan batu dan struktur lainnya harus memenuhi
ketentuan Seksi 7.9 dari Spesifikasi ini.
2 - 15
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Bahan untuk pelapisan (lining) dengan pasangan batu, perlindungan terhadap gerusan dan
struktur minor lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan harus memenuhi ketentuan Seksi
2.2 dari Spesifikasi ini.
8) Adukan
Adukan untuk sambungan pipa dan kelilingnya harus dari adukan semen yang memenuhi
ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 7.8 dari Spesifikasi ini.
Bahan penyaring (filter) atau bahan porous untuk penimbunan kembali yang digunakan
dalam pekerjaan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 2.4 dari
Spesifikasi ini.
Bahan timbunan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Seksi 3.2 dari Spesifikasi ini.
2.3.3 PELAKSANAAN
a) Penggalian dan persiapan parit serta fondasi untuk drainase beton dan gorong-
gorong harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Seksi 3.1 dari Spesifikasi ini,
dan yang khususnya dengan Pasal 3.1.2.3), Galian untuk Struktur dan Pipa.
b) Bahan untuk landasan harus ditempatkan sesuai dengan ketentuan Seksi 2.4 dari
Spesifikasi ini dan yang khususnya dengan Pasal 2.4.3.2), Pemasangan Bahan
Landasan.
a) Pipa beton harus dipasang dengan hati-hati, ujung dengan alur harus diletakkan di
bagian hulu, ujung lidah harus dimasukkan sepenuhnya ke dalam ujung alur dan
sesuai dengan arah serta kelandaiannya.
2 - 16
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Setelah pipa beton terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi dengan
adukan, dan adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk selimut adukan
di sekeliling sambungan.
g) Alat berat untuk pekerjaan tanah dan mesin gilas tidak boleh beroperasi lebih
dekat 1,5 m dari pipa sampai seluruh pipa terbungkus dengan ketinggian paling
sedikit 60 cm di atas puncak pipa. Perlengkapan ringan dapat dioperasikan dalam
batas ketentuan tersebut di atas asalkan penimbunan kembali telah mencapai
ketinggian 30 cm di atas puncak pipa. Meskipun demikian dan tidak bertentangan
dengan ketentuan yang di atas, Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dan harus
memperbaiki setiap kerusakan yang terjadi akibat kegiatan tersebut.
h) Pipa beton harus diselimuti dengan beton sesuai dengan detail yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan
bilamana tinggi timbunan di atas pipa melebihi ketentuan maksimum atau kurang
dari ketentuan minimum dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau spesifikasi
dari pabrik pembuatnya untuk ukuran dan kelas pipa tertentu.
b) Pipa logam bergelombang (corrugated) yang telah dirakit lebih dahulu harus
diturunkan ke tempatnya dengan tali baja (slings) yang dapat diterima dan pipa
tidak boleh terlalu panjang karena dapat menyebabkan tertekuknya sambungan.
Perhatian khusus harus diberikan untuk menghindari kerusakan pada ujung pipa
dan kemungkinan jatuhnya pipa selama pengangkutan dan pemasangan.
c) Semua pipa logam bergelombang (corrugated) yang telah dirakit harus dibaut
dengan tepat dan alur sambungan harus terpasang dengan benar untuk
menghindari adanya regangan yang berlebihan.
2 - 17
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Gorong-gorong persegi dan pelat harus dibuat sesuai dengan garis dan dimensi
yang diberikan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
ii) Bilamana digunakan paking (gasket) kedap air, bagian dasar dari paking
(gasket) harus sudah dilem pada gorong-gorong persegi di pabrik
pembuatnya.
5) Tembok Kepala Gorong-gorong dan Struktur Tempat Masuk dan Keluarnya Air
a) Kecuali jika ditunjukkan lain dalam Gambar, maka landasan kolam golak dan
pekerjaan perlindungan terhadap gerusan yang berhubungan dengan pekerjaan
gorong-gorong umumnya dibuat dengan menggunakan pasangan batu dengan
mortar seperti yang disyaratkan dalam Seksi 2.2. Pekerjaan pasangan batu dengan
mortar (mortared stonework) digunakan untuk tembok kepala gorong-gorong
kecil dan struktur lainnya yang tidak memikul beban struktur yang berarti.
b) Tembok kepala gorong-gorong besar atau yang berada di bawah timbunan yang
tinggi, atau struktur lainnya yang memikul beban yang berhubungan dengan
pekerjaan gorong-gorong, harus dibuat dengan menggunakan Pasangan Batu
(stone masonry) dan bukan Pasangan Batu Dengan Mortar (mortared-stone
work), bahkan jika beban yang dipikul sangat besar maka harus menggunakan
Beton Bertulang. Bahan yang akan digunakan haruslah seperti yang diperintahkan
Pengawas Pekerjaan. Pengawas Pekerjaan akan mempertimbangkan mutu dan
bentuk batu yang tersedia untuk pekerjaan tersebut, dan juga ketrampilan tukang
batu yang dipekerjakan oleh Penyedia Jasa.
2 - 18
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Saluran beton bertulang dan pelat penutup harus dibuat sesuai dengan garis dan
elevasi dan detail lainnya yang ditunjukkan dalam Gambar, atau seperti yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, dan memenuhi ketentuan dalam Seksi
7.1 Beton dan Beton Kinerja Tinggi. Bagian permukaan dari saluran terbuka
berbentuk U atau bagian permukaan pelat penutup harus dilaksanakan dengan
profil yang rata, elevasi akhir lapangan harus sesuai dengan rencana serta terhadap
elevasi akhir dari perkerasan atau permukaan dari kerb mempunyai toleransi ±1
cm. Saluran beton dapat dicor di tempat atau dengan pra-cetak. Pelat penutup
harus dibuat sebagai unit pracetak dan dapat dipindahkan.
b) Untuk saluran yang dicor di tempat, Pengawas Pekerjaan dapat mengijinkan untuk
menggunakan sisi galian sebagai pengganti cetakan. Dalam hal ini, tebal dinding
yang menghadap sisi galian dan selimut beton harus ditambah 25 mm tanpa
pembayaran tambahan.
c) Lubang sulingan harus dibuat pada dinding saluran sesuai dengan ketentuan Pasal
2.4.3.5).
d) Untuk saluran yang dicor di tempat, sambungan konstruksi harus dibuat pada
interval 10 m atau kurang. Sambungan tersebut, seperti sambungan antara ruas-
ruas beton pracetak harus mempunyai lebar nominal pemuaian 1 cm dan harus
dibungkus dengan adukan semen yang rata dengan permukaan dalam saluran.
2 - 19
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
atau pra-cetak, yang diukur dari ujung ke ujung pipa, termasuk baja tulangan yang
terpasang sesuai dengan Gambar atau perintah Pengawas Pekerjaan.
d) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran tembok kepala beton, apron (lantai
golak), lubang masuk (entry pits), gorong-gorong persegi dengan ukuran lebih
besar dari mata pembayaran yang tersedia di bawah ini dan struktur drainase beton
lainnya haruslah dalam jumlah meter kubik beton termasuk baja tulangan yang
terpasang sesuai dengan Gambar atau perintah Pengawas Pekerjaan.
e) Kecuali untuk Pasangan Batu tanpa Adukan (Aanstamping), Galian Batu dan
bahan Drainase Porous yang digunakan, tidak ada pengukuran yang terpisah
untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian atau timbunan, biaya
pekerjaan ini dipandang sebagai pelengkap untuk melaksanakan pekerjaan
gorong-gorong maupun saluran berbentuk U dan sudah termasuk dalam harga
penawaran untuk gorong-gorong maupun saluran berbentuk U dan berbagai
macam bahan yang digunakan dalam pelaksanaan.
2 - 20
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2 - 21
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2 - 22
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 2.4
DRAINASE POROUS
2.4.1 UMUM
1) Uraian
2) Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar
Kerja detail drainase porous untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini tetapi tidak terbatas berikut ini:
4) Toleransi Dimensi
a) Profil akhir untuk timbunan berbutir untuk drainase porous tidak boleh berbeda
lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan atau disetujui.
b) Elevasi dan kelandaian akhir untuk bahan landasan pipa dan saluran yang dilapisi
beton tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
2 - 23
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Toleransi dimensi untuk bentuk, diameter, panjang dan tebal dinding dari pipa
berlubang banyak (perforated pipes) harus seperti yang disyaratkan dalam
AASHTO 178M/M178-07(2012). Celah maksimum antara lidah dan alur
sambungan pipa berlubang banyak (perforated pipes) pada waktu dipasang harus
5 mm.
5) Standar Rujukan
SNI ASTM C117:2012 : Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 µm
(No.200) dalam agregat mineral dengan pencucian
(ASTM C117-2004, IDT).
SNI ASTM C136:2012 : Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan
agregat kasar (ASTM C136-06, IDT).
SNI 1966:2008 : Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas
tanah.
SNI 1967:2008 : Cara uji penentuan batas cair tanah.
SNI 1742:2008 : Cara uji kepadatan ringan untuk tanah.
SNI 2828:2011 : Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dgn
konus pasir.
SNI 3423:2008 : Cara uji analisis ukuran butir tanah.
AASHTO :
a) Paling lambat 21 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk pemasangan setiap
bahan, contoh yang mewakili harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan.
b) Untuk bahan porous yang digunakan untuk bahan porous atau penyaring (filter),
paling sedikit 50 kg contoh setiap bahan yang diusulkan untuk digunakan harus
diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan bersama dengan masing-masing 5 kg
contoh bahan yang akan menjadi sisi hulu dan sisi hilir dari air yang akan
merembes melewati bahan porous hasil penimbunan kembali. Hasil pengujian
gradasi basah (SNI ASTM C136:2012) juga harus dilengkapi untuk masing-
masing contoh yang diserahkan.
c) Contoh pipa berlubang banyak (perforated pipes), atau anyaman penyaring (filter)
yang diusulkan untuk digunakan harus diserahkan bersama dengan spesifikasi
dari pabrik pembuatnya serta data pengujiannya.
2 - 24
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7) Jadwal Kerja
a) Bahan drainase porous berbutir yang bersih harus dihampar segera sebelum
penghamparan bahan lain di atasnya.
b) Bahan drainase porous berbutir pada saluran berlubang vertikal yang dipasang di
dalam timbunan baru, harus dihampar dalam lapisan horisontal pada waktu yang
bersamaan dengan penghamparan lapisan timbunan lainnya.
2.4.2 BAHAN
a) Bahan porous berbutir atau penyaring (filter) haruslah keras, awet dan bersih.
Bahan tersebut harus bebas dari bahan organik, gumpalan lempung, dan bahan
lain yang tidak dikehendaki antara lain bahan padas lapuk atau bekas bongkaran
beton.
i) D15 (filter)
-------------- <5
D85 (tanah)
di mana D15, D50, dan D85 adalah ukuran partikel dari kurva gradasi masing-
masing pada 15 %, 50 % dan 85 % berat yang lebih halus. Istilah "filter" merujuk
pada bahan pelindung yang lebih kasar; dan istilah "tanah" merujuk pada bahan
yang lebih halus dan dilindungi dari "piping".
c) Batas-batas gradasi untuk bahan porous dan penyaring (filter) untuk penimbunan
kembali yang akan mengalirkan aliran air tanpa "piping" dari timbunan lempung
2 - 25
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
di mana D85 dan D50 didefinisikan dalam Pasal ini pada (c), dan D (lubang) adalah
diameter dalam dari lubang sulingan atau pipa berlubang banyak (perforated
pipes).
e) Setiap ukuran bahan porous untuk penimbunan kembali dapat digunakan untuk
plastik (plastic
filter mesh). Sebagai contoh, untuk drainase bawah permukaan perkerasan, dapat
digunakan bahan porous untuk penimbunan kembali yang terdiri dari kerikil kasar
berbutir seragam, bilamana bahan porous tersebut dibungkus anyaman penyaring
plastik (plastic filter mesh) yang cocok, akan tetapi umumnya haruslah terdiri dari
pasir halus yang dipilih sesuai dengan alinea (b) di atas. Dalam segala hal, ijuk
tidak boleh digunakan sebagai pengganti anyaman penyaring plastik (plastic filter
mesh).
Bahan berbutir yang digunakan sebagai landasan dapat berupa kerikil berpasir atau batu
pecah dan harus memenuhi ketentuan berikut ini:
a) Ukuran Butiran Maksimum : 20 mm atau kurang, tetapi paling sedikit dua kali
(SNI 3423:2008) celah maksimum antara dua pipa yang
disambung tanpa adukan.
2 - 26
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Anyaman penyaring filter plastik haruslah dari anyaman geotekstil filter sintetis (woven
synthetic geotextile fabric) sebagaimana yang disyaratkan dalam Seksi 3.5 dari
Spesifikasi ini. Pemilihan lubang anyaman yang paling sesuai (Mesh Opening Size / MOS)
untuk anyaman penyaring (filter) harus didasarkan pada kurva gradasi tanah pada arah
hulu dari anyaman penyaring (filter), sesuai dengan yang mana yang lebih kecil dari
berikut ini :
di mana D85 dan D50 adalah yang didefinisikan dalam Pasal 2.4.2 1) b) di atas.
a) Pipa berlubang banyak (perforated pipe) untuk drainase bawah tanah harus
merupakan pipa beton yang berlubang banyak atau PVC yang berlubang banyak
atau jenis saluran polyethelyne bergelombang yang berlubang banyak dengan
diameter bagian dalam sekitar 10 cm dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan
AASHTO M176M/M176-07(2012), M252-09(2012), M278-15 atau spesi-
fikasi lain yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Pipa yang dipasang sebagai lubang sulingan melewati beton atau tembok
pasangan batu atau pasangan batu sebagai pelapisan (lining) harus berdiameter
dalam 50 mm dan haruslah PVC atau bahan yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan, yang cukup kuat untuk menahan perubahan bentuk selama
pelaksanaan dan pengerasan adukan atau beton.
5) Adukan (Mortar)
Adukan yang digunakan untuk mengunci sambungan pipa haruslah adukan semen yang
sesuai dengan Seksi 7.8 dari Spesifikasi ini.
a) Sebelum pemasangan bahan porous untuk penimbunan kembali pada suatu lokasi,
seluruh bahan yang tidak memenuhi syarat baik terlalu lunak maupun terlalu keras
harus telah diganti sesuai dengan Pasal 3.1.1.11) dan 3.1.2.1).
c) Bahan porous untuk penimbunan kembali harus dipadatkan lapis demi lapis
dengan ketebalan masing-masing lapisan tidak lebih dari 15 cm sampai mencapai
kepadatan di atas 95 % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai
2 - 27
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
dengan SNI 1742:2008. Setiap metode pemadatan yang disetujui dapat digunakan
untuk memperoleh kepadatan yang disyaratkan.
e) Selimut drainase (kurang dari 20 cm) dari bahan porous untuk penimbunan
kembali yang akan ditutup dengan bahan tanah harus dipadatkan secukupnya
sebelum lapisan pertama timbunan tanah dihampar di atasnya. Timbunan tanah
selanjutnya harus dipadatkan dengan kuat sehingga lapisan bahan porous untuk
penimbunan kembali di bawahnya dapat mencapai kepadatan yang disyaratkan.
f) Sebelum bahan porous untuk penimbunan kembali ditutup oleh bahan lain, maka
bahan porous harus dilindungi dengan cermat dari gangguan lalu lintas maupun
pejalan kaki. Papan kayu sementara mungkin perlu dipasang di atas selimut
drainase agar tenaga kerjadapat melaluinya dan lapisan pertama timbunan di atas
bahan porous harus dihampar dengan tangan secara cermat untuk menghindari
tercampurnya dua jenis bahan.
g) Perhatian khusus harus diberikan untuk menjamin agar bahan porous untuk
penimbunan kembali tidak terkontaminasi dengan tanah di sekitarnya atau tanah
timbunan, dan bilamana menurut pendapat Pengawas Pekerjaan, hal ini terjadi,
atau cenderung terjadi, maka sebuah acuan harus dipasang untuk memisahkan dua
jenis bahan selama penghamparan. Acuan haruslah dari pelat baja setebal 3 mm
atau yang serupa dan harus diangkat sedikit demi sedikit sebagaimana pekerjaan
penimbunan kembali dilakukan. Acuan harus sudah ditarik keluar seluruhnya
setelah pekerjaan timbunan selesai.
a) Galian parit atau galian fondasi untuk pipa gorong-gorong, drainase beton,
drainase bawah tanah atau pekerjaan lainnya yang memerlukan lapisan landasan
harus digali sesuai dengan Seksi 3.1 dari Spesifikasi ini dan suatu tanah dasar yang
keras dengan dan kepadatan yang merata harus disiapkan sampai elevasi yang
diperlukan dikurangi dengan tebal bahan landasan yang diperlukan.
b) Tebal bahan landasan untuk pipa tidak boleh kurang dari 10 % dari diameter pipa,
juga tidak boleh kurang dari 5 cm untuk setiap pekerjaan.
Anyaman penyaring plastik (Plastic Filter Mesh) harus dipasang sesuai dengan prosedur
yang direkomendasi pabrik pembuatnya dan sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
2 - 28
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Landasan untuk pipa berlubang banyak (perforated pipes) harus disiapkan seperti
di atas, tetapi menggunakan bahan porous seperti yang disyaratkan dalam Pasal
2.4.2.1) bukan bahan landasan yang disyaratkan dalam Pasal 2.4.2.2).
b) Pipa berlubang banyak (perforated pipes) harus dipasang pada landasan yang
disiapkan dan harus diletakkan dengan cermat sesuai dengan alinyemen dan
kelandaiannya. Pipa harus disambung tanpa lidah dan alur dengan celah di
antaranya 1 - 5 mm. Sambungan harus dibungkus dengan anyaman penyaring
(filter fabric) yang disetujui di mana bahan penyaring (filter) ini akan melewatkan
air tetapi menahan bahan porous untuk penimbunan kembali. Setengah lingkaran
atas setiap sambungan selanjutnya harus dilindungi dengan pita kertas aspal atau
bahan penutup tahan lapuk lainnya. Setiap sambungan harus terkunci di tempat,
tetapi tidak direkat, dengan menggunakan sedikit adukan semen yang dipasang
pada kedua tepinya.
c) Setelah pipa telah dipasang, diperiksa dan disetujui, bahan porous harus dipasang
dan dipadatkan sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 2.4.3.1) di atas.
a) Bilamana lubang sulingan akan dibentuk pada suatu tembok atau bangunan
lainnya tanpa harus menyertakan secara permanen pipa atau acuan lainnya, maka
metode pembentukan lubang sulingan harus menurut persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan.
b) Seluruh acuan yang tidak awet harus dibuang saat struktur selesai dikerjakan.
c) Lubang sulingan harus dibuat mendatar kecuali diperintahkan lain oleh Pengawas
Pekerjaan.
d) Pipa yang akan ditanam dalam beton sebagai lubang sulingan, atau sebagai acuan
lubang sulingan, harus ditambat atau diikat kuat selama pengecoran beton.
a) Timbunan hanya boleh diklasifikasikan dan diukur sebagai bahan porous untuk
penimbunan kembali atau penyaring (filter) bilamana digunakan pada lokasi atau
untuk maksud-maksud di mana bahan porous untuk penimbunan kembali atau
landasan atau kantung penyaring (filter pocket) atau selimut drainase (blanket
drainage) yang telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Pengawas
Pekerjaan, dan bilamana bahan tersebut telah diterima oleh Pengawas Pekerjaan
2 - 29
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
sebagai bahan Drainase Porous yang cocok menurut persyaratan yang sesuai dari
Seksi ini.
c) Seluruh bahan porous untuk penimbunan kembali yang disetujui untuk digunakan
dan diterima pada Kontrak, dan yang memenuhi ketentuan pengukuran seperti
yang diuraikan di atas harus diukur dan dibayar menurut Seksi ini.
Kuantitas Anyaman Penyaring Plastik (Plastic Filter Mesh) yang diukur untuk
pembayaran menurut Mata Pembayaran 3.5.(1) Geotekstil Filter untuk Drainase Bawah
Permukaan (Kelas 2).
Kuantitas Pipa berlubang banyak (perforated pipe) yang diukur untuk pembayaran
haruslah jumlah meter panjang pipa yang disetujui aktual terpasang dalam pekerjaan
tersebut dan diterima di lapangan. Tidak terdapat pengurangan dalam pengukuran panjang
untuk celah yang ada pada sambungan pipa.
Pipa yang digunakan untuk membentuk lubang sulingan, kertas aspal atau lembaran jenis
lainnya untuk membungkus sambungan pipa dan adukan semen yang digunakan untuk
mengunci sambungan pipa tidak akan diukur untuk pembayaran, biaya dari bahan ini
sudah harus dipandang telah termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Drainase
Bawah Permukaan.
Kecuali untuk galian batu, tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran galian yang
akan dilakukan untuk pengisian bahan-bahan yang diperlukan pekerjaan ini, biaya untuk
pekerjaan ini dianggap sebagai biaya lain-lain dalam melaksanakan bahan porous untuk
penimbunan kembali atau bahan penyaring (filter) dan sudah termasuk dalam harga
penawaran untuk berbagai macam bahan konstruksi yang digunakan.
Kuantitas untuk Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan harus diukur dan dibayar sesuai
dengan Seksi 3.1, Galian.
7) Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan di atas haruslah dibayar menurut Harga
Satuan Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan termasuk dalam
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut telah
merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerja, bahan, peralatan, dan biaya
2 - 30
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2 - 31
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2 - 32
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
DIVISI 3
SEKSI 3.1
GALIAN
3.1.1 UMUM
1) Uraian
b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan,
untuk formasi galian atau fondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur
lainnya, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran,
untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk
pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dan /atau perkerasan
beton pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan
penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian
dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
c) Pekerjaan yang diperlukan untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah
humus akan dicakup oleh Seksi 3.4 dari Spesifikasi ini.
d) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku untuk
semua jenis galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan pekerjaan
galian dapat berupa:
i) Galian Biasa
ii) Galian Batu Lunak
iii) Galian Batu
iv) Galian Struktur
v) Galian Perkerasan Beraspal
vi) Galian Perkerasan Berbutir
vii) Galian Perkerasan Beton
e) Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai
galian batu lunak, galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow
excavation), galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian
perkerasan beton, serta pembuangan bahan galian biasa yang tidak terpakai seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
3-1
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
f) Galian Batu Lunak harus mencakup galian pada batuan yang mempunyai kuat
tekan uniaksial 0,6 12,5 MPa (6 125 kg/cm2) yang diuji sesuai dengan SNI
2825:2008.
g) Galian batu harus mencakup galian bongkahan batu yang mempunyai kuat tekan
uniaksial > 12,5 MPa (> 125 kg/cm2) yang diuji sesuai dengan SNI 2825:2008,
dengan volume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang
menurut Pengawas Pekerjaan adalah tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat
bertekanan udara atau pemboran (drilling), dan peledakan. Galian ini tidak
termasuk galian yang menurut Pengawas Pekerjaan dapat dibongkar dengan
penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton
dan daya neto maksimum sebesar 180 HP atau PK (Paar de Kraft = Tenaga Kuda).
f) Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan
yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang
didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu atau Galian Perkerasan Beton
tidak dapat dimasukkan dalam Galian Struktur.
g) Galian Struktur terbatas untuk galian lantai beton fondasi jembatan, tembok
penahan tanah beton, dan struktur beton pemikul beban lainnya selain yang
disebut dalam Spesifikasi ini. Pekerjaan galian struktur juga meliputi:
penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan;
pembuangan bahan galian yang tidak terpakai; semua keperluan drainase,
pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong; pembuatan tempat kerja atau
cofferdam beserta pembongkarannya.
h) Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan beraspal lama dan
pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling
Machine (mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan) seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
j) Galian Perkerasan Beton mencakup galian pada perkerasan beton lama dan
pembuangan bahan perkerasan beton yang tidak terpakai seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
3-2
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3) Toleransi Dimensi
a) Elevasi akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan beraspal
dan/atau perkerasan beton tidak boleh berbeda lebih tinggi dari 2 cm atau lebih
rendah 3 cm pada setiap titik, dan 1 cm pada setiap titik untuk galian bahan
perkerasan lama.
b) Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh berbeda dari garis
profil yang disyaratkan melampaui 10 cm untuk tanah dan 20 cm untuk batu di
mana pemecahan batu yang berlebihan tak dapat terhindarkan.
c) Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap
aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk
menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.
a) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum memulai
pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan,
gambar detail penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli
sebelum operasi pembersihan, memasang patok patok batas galian, dan
penggalian yang akan dilaksanakan.
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan metode kerja dan
gambar detail seluruh struktur sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan
untuk digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing), cofferdam, dan
dinding penahan rembesan (cutoff wall), dan gambar-gambar tersebut harus
memperoleh persetujuan dari Pengawas Pekerjaan sebelum melaksanakan
pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh struktur sementara yang diusulkan.
c) Penyedia Jasa harus memberitahu Pengawas Pekerjaan untuk setiap galian pada
tanah dasar, formasi atau fondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan
landasan atau bahan lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian, sifat
dan kekerasan bahan fondasi disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Pekerjaan,
seperti yang disebutkan dalam Pasal 3.1.2.
d) Dalam pekerjaan Galian Batu dengan peledakan, arsip tentang rencana peledakan
dan semua bahan peledak yang digunakan, yang menunjukkan lokasi serta
jumlahnya, harus disimpan oleh Penyedia Jasa untuk diperiksa Pengawas
Pekerjaan.
3-3
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
dikupas atau digali. Pencatatan pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan
perkerasan beraspal telah dikupas atau digali.
b) Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng galian harus dijaga tetap stabil
sehingga mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus
dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing)
yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak
stabil. Bilamana diperlukan, Penyedia Jasa harus menyokong atau mendukung
struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau
rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
c) Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keselamatan tenaga kerja maka
galian tanah yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar
1 meter atau sebagaimana yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan.
d) Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak
diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian parit untuk
gorong-gorong pipa atau galian fondasi untuk struktur, terkecuali bilamana pipa
atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan galian tersebut telah
ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui Pengawas Pekerjaan dan telah
dipadatkan.
e) Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untuk
mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan
cukup kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri
tempat kerja dengan cepat, tidak akan terjadi.
f) Dalam setiap saat, bilamana tenaga kerja atau orang lain berada dalam lokasi
galiandan harus bekerja di bawah permukaan tanah, maka Penyedia Jasa harus
menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya
memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan
galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada
tempat kerja galian.
g) Bahan peledak yang diperlukan untuk galian batu harus disimpan, ditangani,
dan digunakan dengan hati-hati dan di bawah pengendalian yang extra ketat
sesuai dengan Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku. Penyedia Jasa
harus bertanggungjawab dalam mencegah pengeluaran atau penggunaan yang
tidak tepat atas setiap bahan peledak dan harus menjamin bahwa penanganan
peledakan hanya dipercayakan kepada orang yang berpengalaman dan
bertanggungjawab.
h) Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade)
yang cukup untuk mencegah tenaga kerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya,
dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun lokasi bahu jalan
harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang dicat putih (atau
yang sejenis) beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para
pengguna jalan, sesuai dengan yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan.
3-4
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
i) Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.8, Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas diterapkan pada seluruh galian di Ruang Milik Jalan.
6) Jadwal Kerja
a) Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan
pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus (sound),
dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman akibat hujan
dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
b) Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan yang terbuka untuk lalu
lintas harus dilakukan dengan pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan
tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap saat.
c) Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena peledakan atau operasi-operasi
pekerjaan lainnya, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
atas jadwal gangguan tersebut dari pihak yang berwenang dan juga dari Pengawas
Pekerjaan.
a) Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Penyedia Jasa harus
menyediakan semua bahan, perlengkapan dan tenaga kerja yang diperlukan untuk
pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase
sementara, dinding penahan rembesan (cut off wall) dan cofferdam. Pompa siap
pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin
bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa.
b) Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain di
mana air tanah rembesan (ground water seepage) mungkin sudah tercemari, maka
Penyedia Jasa harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air
bersih yang akan digunakan oleh tenaga kerja sebagai air cuci, bersama-sama
dengan sabun dan desinfektan yang memadai.
a) Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan dalam Pasal
3.1.1.3) di atas sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus
diperbaiki oleh Penyedia Jasa sebagai berikut :
i) Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan Pengawas Pekerjaan harus digali lebih lanjut sampai
memenuhi toleransi yang disyaratkan.
ii) Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan, atau lokasi yang mengalami kerusakan atau
menjadi lembek, harus ditimbun kembali dengan bahan timbunan pilihan
atau lapis fondasi agregat sebagaimana yang diperintahkan Pengawas
Pekerjaan.
3-5
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
iii) Galian pada perkerasan lama dengan dimensi dan kedalaman melebihi
yang telah ditetapkan, harus diisi kembali dengan menggunakan bahan
yang sama dengan perkerasan lama sampai dimensi dan kedalaman yang
ditetapkan.
Bilamana bahan timbunan pilihan atau lapis fondasi agregat, agregat untuk campuran aspal
atau beton atau bahan lainnya diperoleh dari galian sumber bahan di luar ruang milik jalan,
Penyedia Jasa harus melakukan pengaturan yang diperlukan dan membayar konsesi dan
restribusi kepada pemilik tanah maupun pihak yang berwenang untuk ijin menggali dan
mengangkut bahan-bahan tersebut.
a) Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-batas
dan lingkup kegiatan bilamana memungkinkan harus digunakan secara efektif
untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.
b) Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut (peat),
sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang
menurut pendapat Pengawas Pekerjaan akan menyulitkan pemadatan bahan di
atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan (settlement)
yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak
memenuhi syarat untuk digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan permanen.
c) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian
yang tidak disetujui oleh Pengawas Pekerjaan untuk digunakan sebagai bahan
timbunan, harus dibuang dan diratakan oleh Penyedia Jasa di luar Ruang Milik
Jalan (Rumija) seperti yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan.
e) Bahan hasil galian struktur yang surplus, tidak boleh diletakkan di daerah aliran
agar tidak mengganggu aliran dan tidak merusak efisiensi atau kinerja dari
struktur. Tidak ada bahan hasil galian yang boleh ditumpuk sedemikian hingga
membahayakan seluruh maupun sebagian dari pekerjaan struktur yang telah
selesai.
3-6
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik
Penyedia Jasa atau bila memenuhi syarat dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan,
dapat dipergunakan untuk pekerjaan permanen dan dibayar menurut Mata
Pembayaran yang relevan sesuai dengan yang terdapat dalam Daftar Penawaran.
c) Setiap bahan galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam
saluran air harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan berakhir sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu saluran air.
d) Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh
Penyedia Jasa harus ditinggalkan dalam suatu kondisi yang rata dan rapi dengan
tepi dan lereng yang stabil dan saluran drainase yang memadai.
1) Prosedur Umum
c) Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada
garis formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan
maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau fondasi struktur, maka
bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap
dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang
terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya
lebih besar dari 15 cm harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus
diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang dipadatkan
sesuai persetujuan Pengawas Pekerjaan.
d) Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika, menurut
pendapat Pengawas Pekerjaan, tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara
atau suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Pengawas Pekerjaan dapat
melarang peledakan dan memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain,
3-7
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
f) Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara
lainnya, sehingga tepi-tepi potongan harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan
serata mungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau
menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus dibuang, baik terjadi
pada pemotongan batu yang baru maupun yang lama.
Ketentuan dalam Seksi 3.3, Penyiapan Badan Jalan, harus berlaku seperti juga ketentuan
dalam Seksi ini.
a) Galian untuk pipa, gorong-gorong atau drainase beton dan galian untuk fondasi
jembatan atau struktur lain, harus cukup ukurannya sehingga memungkinkan
penempatan struktur atau telapak struktur dengan lebar dan panjang
sebagaimana mestinya dan pemasangan bahan dengan benar, pengawasan dan
pemadatan penimbunan kembali di bawah dan di sekeliling pekerjaan.
b) Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada timbunan baru,
maka timbunan harus dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan dengan jarak
masing-masing lokasi galian parit tidak kurang dari 5 kali lebar galian parit
tersebut, selanjutnya galian parit tersebut dilaksanakan dengan sisi-sisi yang
setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya mengijinkan.
c) Semua bahan fondasi batu atau strata keras lainnya yang terekspos pada fondasi
jembatan harus dibersihkan dari semua bahan yang lepas dan digali sampai
permukaan yang keras, baik elevasi, kemiringan atau bertangga sebagaimana
yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Semua serpihan dan retak-retak
harus dibersihkan dan diinjeksi. Semua batu yang lepas dan terurai dan strata
yang tipis harus dibuang. Jika fondasi telapak ditempatkan pada landasan selain
batu, galian sampai elevasi akhir fondasi untuk telapak struktur tidak boleh
dilaksanakan sampai sesaat sesudah fondasi telapak dipastikan elevasi
penempatannya.
d) Bila fondasi tiang pancang digunakan, galian setiap lubang (pit) harus selesai
sebelum tiang dipancangkan, dan penimbunan kembali fondasi dilakukan
setelah pemancangan selesai. Setelah pemancangan selesai seluruhnya, semua
bahan lepas dan yang bergeser harus dibuang, sampai diperoleh dasar
3-8
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
(a) Perhatian harus diberikan agar tidak terjadi penggalian yang berlebihan.
Metode penggalian dan pemangkasan harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Papan pengarah profil harus dipasang pada setiap penampang dengan interval
50 meter pada puncak dari semua pengarah untuk pemotongan yang
menunjukkan posisi dan lereng pengarah rancangan. Papan pengarah profil
harus terpasang pada tempatnya sampai pekerjaan galian selesai dan sampai
Pengawas Pekerjaan telah memeriksa dan menyetujui pekerjaan tersebut.
(b) Galian pada tanah lebih baik dipangkas dengan grader yang dilengkapi dengan
pisau yang dapat dimiringkan atau dengan excavator. Pekerjaan ini harus sesuai
dengan garis yang ditunjukkan oleh papan pengarah profil. Semua tindakan
harus dilakukan segera setelah penggalian selesai tanpa menunggu selesainya
seluruh pekerjaan galian, untuk mencegah kerusakan pada permukaan hasil
pemotongan. Tindakan yang demikian dapat termasuk penyediaan saluran
penangkap, saluran lereng untuk galian, penanaman rumput atau tindakan-
tindakan lainnya.
(d) Semua permukaan pemotongan harus dibersihkan dari setiap bahan yang lepas
yang akan menjadi berbahaya setelah pekerjaan selesai. Permukaan batu atau
singkapan batu harus dibersihkan dengan cara manual bilamana dipandang
perlu oleh Pengawas Pekerjaan.
(e) Bilamana kondisi permukaan tanah yang tak terduga dihadapi pada lokasi
manapun yang mungkin menyebabkan ketidak-stabilan permukaan lereng hasil
pemotongan, tindakan-tindakan yang diperlukan harus dilakukan untuk
menjamin kestabilannya. Perubahan-perubahan yang perlu harus disetujui
sebelum penggalian berikutnya. Semua perubahan akan tunduk pada perintah
atau persetujuan terlebihdahulu dari Pengawas Pekerjaan.
5) Galian Tanah Lunak, Tanah Ekspansif, atau Tanah Dasar Berdaya Dukung Sedang
Selain Tanah Organik atau Tanah Gambut
Tanah Lunak didefinisikan sebagai setiap jenis tanah yang mempunyai CBR lapangan
kurang dari 2,5%. Tanah Dasar dengan daya dukung sedang didefinisikan sebagai setiap
jenis tanah yang mempunyai CBR hasil pemadatan sama atau di atas 2,5% tetapi kurang
dari nilai rancangan yang dicantumkan dalam Gambar, atau kurang dari 6% jika tidak
ada nilai yang dicantumkan. Tanah ekspansif didefinisikan sebagai tanah yang
mempunyai Pengembangan Potensial lebih dari 5%.
Bilamana tanah lunak, berdaya dukung rendah terekspos pada tanah dasar hasil galian,
atau bilamana tanah lunak berada di bawah timbunan maka perbaikan tambahan berikut
ini diperlukan:
3-9
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Tanah lunak harus ditangani seperti yang ditetapkan dalam Gambar antara lain:
iv) digali sampai di bawah elevasi tanah dasar dengan kedalaman yang
ditunjukkan dalam Gambar atau jika tidak maka dengan kedalaman
yang diberikan dalam Tabel 3.1.2.1) sesuai dengan Bagan Desain 2 -
Desain Fondasi Jalan Minimum dari Manual Desain Perkerasan Jalan
No. 02/M/BM/2017. Kedalaman galian dan perbaikan untuk perbaikan
tanah dasar haruslah diperiksa atau diubah oleh Pengawas Pekerjaan,
berdasarkan percobaan lapangan.
c) Tanah dasar berdaya dukung sedang harus digali sampai kedalaman tebal
lapisan penopang seperti ditunjukkan dalam Gambar.
Galian harus tetap dijaga agar bebas dari air pada setiap saat terutama untuk tanah lunak,
organik, gambut dan ekspansif, untuk memperkecil dampak pengembangan. Setiap
perbaikan yang tidak disyaratkan khusus dalam Gambar harus disetujui terlebih dahulu
atau sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Perkerasan
Perkerasan Lentur
Kaku
Deskripsi Struktur Lalu Lintas Lajur Desain
Kelas
CBR Tanah Fondasi Jalan (Tanah Umur Rencana 40 tahun
Kekuatan
Dasar Asli dan (juta CESA pangkat 5) Stabilisasi
Tanah Dasar
Peningkatannya) <2 2-4 >4 Tanah
Tebal Minimum Perbaikan Dasar(5)
Tanah Dasar (mm)
SG6 Tidak perlu perbaikan 150 mm
5 SG5 Perbaikan tanah dasar - - 100 Stabilisasi
4 SG4 meliputi bahan 100 150 200 Tanah Dasar
3 SG3 stabilisasi semen atau 150 200 300 di atas
timbunan pilihan 150 mm
2,5 SG2,5 (pemadatan berlapis 175 250 350 Timbunan
200 mm tebal Pilihan
Tanah ekspansif (pengem- lepas)
400 500 600
bangan potensial > 5%) Berlaku
Perkerasan Lapis penopang ketentuan
SG1 1000 1100 1200
lentur di atas (capping layer)(3)(4) yang sama
aluvial(2) dengan
tanah atau Lapis Penopang
650 750 850 Perbaikan
lunak(1) dan Geogrid(3)(4)
Tanah gambut dengan HRS Tanah Dasar
atau Burda untuk jalan raya Lapis penopang Perkerasan
1000 1250 1500 Lentur
minor (nilai minimum - berbutir(3)(4)
ketentuan lain digunakan)
Catatan :
1. Ditandai oleh kepadatan yang rendah dan CBR lapangan yang rendah
2. Nilai CBR lapangan karena CBR rendaman tidak relevan
3 - 10
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3. Permukaan lapis penopang di atas tanah SG1 dan gambut diasumsikan mempunyai daya dukung setara nilai CBR
2,5%, dengan demikian ketentuan perbaikan tanah SG2,5 berlaku. Contoh: untuk lalu lintas rencana > 4 juta ESA
(pangkat 5), tanah SG1 memerlukan lapis penopang setebal 1200 mm untuk mencapai daya dukung setara SG2,5
dan selanjutnya perlu ditambah lagi setebal 350 mm untuk meningkatkan menjadi setara SG6.
4. Tebal lapis penopang dapat dikurangi 300 mm jika tanah asli dipadatkan pada kondisi kering.
5. Untuk perkerasan kaku, material perbaikan tanah dasar berbutir halus (klasifikasi tanah menurut AASHTO dari
A4 sampai dengan A6) harus berupa stabilisasi tanah dasar (subgrade improvement).
6) Cofferdam
(a) Cofferdam yang sesuai dan praktis harus digunakan bilamana muka air yang
dihadapi lebih tinggi dari elevasi dasar dari galian. Dalam pengajuannya,
Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar yang menunjukkan usulannya
tentang metode pembuatan cofferdam untuk disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan.
(b) Cofferdam atau krib untuk pembuatan fondasi, secara umum harus
dilaksanakan dengan benar sampai di bawah dasar dari telapak dan harus
diperkaku dengan benar dan sekedap mungkin yang dapat dilakukan. Secara
umum, dimensi bagian dalam dari cofferdam haruslah sedemikian hingga
memberikan ruang gerak yang cukup untuk pemasangan cetakan dan inspeksi
pada bagain luar dari cofferdam, dan memungkinkan pemompaan di luar
cetakan. Cofferdam atau krib yang bergeser atau bergerak ke arah samping
selama pelaksanaan penurunan fondasi harus diperbaiki atau diperluas
sedemikian hingga dapat menyediakan ruang gerak yang diperlukan.
(d) Cofferdam haruslah dibuat untuk melingdungi beton yang masih muda terhadap
kerusakan akibat naiknya aliran air yang tiba-tiba dan untuk mencegah
kerusakan fondasi akibat erosi. Tidak ada kayu atau pengaku yang boleh
ditinggal dalam cofferdam atau krib sedemikian hingga memperluas pasangan
batu bangunan bawah, tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan.
(e) Setiap pemompaan yang diperkenankan dari bagian dalam dari setiap bagian
fondasi harus dilakukan sedemikian hingga dapat menghindarkan
kemungkinan terbawanya setiap bagian dari bahan beton tersebut. Setiap
pemompaan yang diperlukan selama pengecoran beton, atau untuk suatu
periode yang paling sedikit 24 jam sesudahnya, harus dilaksanakan dengan
pompa yang diletakkan di luar acuan beton tersebut. Pemompaan untuk
3 - 11
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
pengeringan air tidak boleh dimulai sampai lapisan kedap tersebut telah
mengeras sehingga cukup kuat menahan tekanan hidrostatis.
(f) Jika tidak disebutkan sebaliknya, cofferdam atau krib, dengan semua turap dan
pengaku yang termasuk di dalamnya, harus disingkirkan oleh Penyedia Jasa
setelah bangunan bawah selesai. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian
hingga tidak mengganggu, atau menandai pasangan batu yang telah selesai
dikerjakan.
7) Pemeliharaan Saluran
Jika tidak disebutkan sebaliknya, tidak ada galian yang dilakukan di luar sumuran, krib,
cofferdam, atau turap pancang, dan dasar sungai yang berdekatan dengan struktur tidak
boleh terganggu tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan. Jika setiap galian atau
pengerukan dilakukan di tempat tersebut atau struktur sebelum sumuran, krib, atau
cofferdam diturunkan, Penyedia Jasa haruslah, setelah dasar fondasi terpasang,
menimbun kembali semua galian ini sampai seperti permukaan asli atau dasar sungai
sebelumnya dengan bahan yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Bahan yang
ditumpuk pada aliran sungai dari fondasi atau galian lainnya atau dari penimbunan
cofferdam harus disingkirkan dan daerah aliran harus bebas dari segala halangan
darinya.
Cofferdam, penyokong dan pengaku (bracing) yang dibuat untuk fondasi jembatan atau
struktur lainnya harus diletakkan sedemikian hingga tidak menyebabkan terjadinya
penggerusan dasar, tebing atau bantaran sungai.
a) Sumber bahan (borrow pits), apakah di dalam Ruang Milik Jalan atau di tempat
lain, harus digali sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.
c) Sumber bahan (borrow pits) di atas tanah yang mungkin digunakan untuk
pelebaran jalan mendatang atau keperluan pemerintah lainnya, tidak
diperkenankan.
d) Penggalian sumber bahan harus dilarang atau dibatasi bilamana penggalian ini
dapat mengganggu drainase alam atau yang dirancang.
e) Pada daerah yang lebih tinggi dari permukaan jalan, sumber bahan harus diratakan
sedemikian rupa sehingga mengalirkan seluruh air permukaan ke gorong-gorong
berikutnya tanpa genangan.
f) Tepi galian pada sumber bahan tidak boleh berjarak lebih dekat dari 2 m dari kaki
setiap timbunan atau 10 m dari puncak setiap galian.
3 - 12
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
yang digali haruslah digergaji atau dipotong dengan jack hammer sedemikian
rupa agar pembongkaran yang berlebihan dapat dihindarkan. Bilamana material
pada permukaan dasar hasil galian terlepas atau rusak akibat dari pelaksanaan
penggalian tersebut, maka material yang rusak atau terlepas tersebut harus
dipadatkan dengan merata atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material
yang cocok sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan. Setiap lubang pada permukaan
dasar galian harus diisi dengan material yang cocok lalu dipadatkan dengan
merata sesuai dengan petunjuk Pengawas Pekerjaan.
b) Pada pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada, material yang terdapat
pada permukaan dasar galian, menurut petunjuk Pengawas Pekerjaan, adalah
material yang lepas, lunak atau tergumpal atau hal hal lain yang tidak memenuhi
syarat, maka material tersebut harus dipadatkan dengan merata atau dibuang
seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok sesuai petunujuk Pengawas
Pekerjaan.
Beberapa kategori pekerjaan galian dalam Kontrak tidak akan diukur dan dibayar menurut
Seksi ini, pekerjaan tersebut dipandang telah dimasukkan ke dalam harga penawaran untuk
berbagai macam bahan konstruksi yang dihampar di atas galian akhir, seperti pasangan
batu (stone masonry) dan gorong-gorong pipa. Jenis galian yang secara spesifik tidak
dimasukkan untuk pengukuran dalam Seksi ini adalah:
a) Galian di luar garis yang ditunjukkan dalam profil dan penampang melintang yang
disetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur untuk pembayaran
kecuali bilamana:
i) Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau tidak
memenuhi syarat seperti yang disyaratkan dalam Pasal 3.1.2.1).b) di atas,
atau untuk membuang batu atau bahan keras lainnya seperti yang
disyaratkan dalam Pasal 3.1.2.1).c) di atas;
ii) Pekerjaan tambah sebagai akibat dari longsoran lereng yang sebelumnya
telah diterima oleh Pengawas Pekerjaan secara tertulis asalkan tindakan
atau metode kerja Penyedia Jasa yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini
tidak memberikan kontribusi yang penting terhadap kelongsoran tersebut.
b) Pekerjaan galian untuk selokan drainase dan saluran air, kecuali untuk galian batu,
tidak akan diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Pengukuran dan
Pembayaran harus dilaksanakan menurut Seksi 2.1 dari Spesifikasi ini.
3 - 13
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
e) Pekerjaan galian dan pembuangan yang diuraikan dalam Pasal 3.1.2.1).a) selain
untuk tanah, batu, perkerasan berbutir, tanah organik dan bahan perkerasan
aspal lama, tidak akan diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan
ini telah dimasukkan dalam berbagai harga satuan penawaran yang untuk
masing-masing operasi pembongkaran struktur lama sesuai dengan Seksi 7.15
dari Spesifikasi ini.
a) Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran
sebagai pembayaran dalam meter kubik bahan yang dipindahkan.
b) Bilamana bahan dari hasil galian dinyatakan secara tertulis oleh Pengawas
Pekerjaan dapat digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh
Penyedia Jasa sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak
terpakai ini dan terjadi semata-mata hanya untuk kenyamanan Penyedia Jasa
dengan exploitasi sumber bahan (borrow pits) tidak akan dibayar.
c) Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi
oleh bidang-bidang sebagai berikut:
Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar fondasi yang
melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian
tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan
sifatnya.
3 - 14
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, di mana harga dan
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan termasuk
cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan
dalam melaksanakan pekerjaan galian dan pembuangan bahan galian sebagaimana
diuraikan dalam Seksi ini.
3 - 15
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3 - 16
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 3.2
TIMBUNAN
3.2.1 UMUM
1) Uraian
b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi
empat jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Timbunan Pilihan Berbutir
di atas Tanah Rawa, dan Penimbunan Kembali Bahan Berbutir (Granular
Backfill).
e) Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan di atas tanah rawa, daerah berair
dan lokasi-lokasi serupa di mana bahan Timbunan Pilihan dan Biasa tidak dapat
dipadatkan dengan memuaskan.
f) Tanah Rawa adalah permukaan tanah yang secara permanen berada di bawah
permukan air, menurut pendapat Pengawas Pekerjaan, tidak dapat dialirkan atau
dikeringkan dengan metoda yang dapat dipertimbangkan dalam Spesifikasi ini.
h) Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu bahan yang dipasang
sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan drainase porous
yang dipakai untuk drainase bawah permukaan atau untuk mencegah hanyutnya
partikel halus tanah akibat proses penyaringan. Bahan timbunan jenis ini telah
diuraikan dalam Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.
3 - 17
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini tetapi tidak terbatas berikut ini:
3) Toleransi Dimensi
a) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang
bebas.
c) Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari
garis profil yang ditentukan.
d) Timbunan selain dari Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh dihampar
dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal
padat kurang dari 10 cm.
4) Standar Rujukan
a) Untuk setiap timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan Seksi dari
Spesifikasi ini, Penyedia Jasa harus menyerahkan pengajuan kesiapan di bawah
3 - 18
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Pengawas Pekerjaan
paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan pertama
kalinya sebagai bahan timbunan:
ii) Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk
bahan timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium
yang menunjukkan bahwa sifat-sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan
yang disyaratkan Pasal 3.2.2.
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan hal-hal berikut ini dalam bentuk tertulis kepada
Pengawas Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan, dan sebelum
mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan, tidak diperkenankan
menghampar bahan lain di atas pekerjaan timbunan sebelumnya :
ii) Hasil pengukuran permukaan dan data survei yang menunjukkan bahwa
toleransi permukaan yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.1.3) dipenuhi.
6) Jadwal Kerja
a) Timbunan badan jalan pada jalan lama harus dikerjakan dengan menggunakan
pelaksanaan setengah lebar jalan sehingga setiap saat jalan tetap terbuka untuk
lalu lintas.
a) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera
sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama
pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk
membantu drainase badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus
menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik. Bilamana
3 - 19
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus dibuang ke dalam sistem
drainase permanen. Cara menjebak lanau yang memadai harus disediakan pada
sistem pembuangan sementara ke dalam sistim drainase permanen.
b) Penyedia Jasa harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk
pengendalian kadar air timbunan selama operasi penghamparan dan pemadatan.
8) Perbaikan Terhadap Timbunan yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil
b) Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar
airnya yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.2.3).b) atau seperti yang diperintahkan
Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut,
dilanjutkan dengan penyemprotan air secukupnya dan dicampur seluruhnya
dengan menggunakan "motor grader" atau peralatan lain yang disetujui.
c) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam batas-
batas kadar air yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.2.3).b) atau seperti yang
diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan
tersebut dengan penggunaan motor grader atau alat lainnya secara berulang-ulang
dengan selang waktu istirahat selama penanganan, dalam cuaca cerah. Alternatif
lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat dicapai dengan menggaru
dan membiarkan bahan gembur tersebut, Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan
bahan kering yang lebih cocok.
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau lainnya
harus secepatnya ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dan dipadatkan sampai mencapai
kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh Spesifikasi ini.
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan berada di
3 - 20
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
luar rentang yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.3.3).b). Semua permukaan timbunan yang
belum terpadatkan harus digaru dan dipadatkan dengan cukup untuk memperkecil
penyerapan air atau harus ditutup dengan lembaran plastik pada akhir kerja setiap hari dan
juga ketika akan turun hujan lebat.
Pengendalian Lalu Lintas harus sesuai dengan ketentuan Seksi 1.8, Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas.
3.2.2 BAHAN
1) Sumber Bahan
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan Seksi 1.11
"Bahan dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.
2) Timbunan Biasa
a) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan
galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen
seperti yang diuraikan dalam Pasal 3.1.1.1) dari Spesifikasi ini.
b) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi,
yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002 (AASHTO
M145-91(2012)) atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil
Classification System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak
dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari
timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung
atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh
digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau
bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan
ini bila diuji dengan SNI 1744:2012, harus memiliki nilai CBR tidak kurang dari
karakteristik daya dukung tanah dasar yang diambil untuk rancangan dan
ditunjukkan dalam Gambar atau tidak kurang dari 6% jika tidak disebutkan lain
(CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering
maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 1742:2008).
c) Tanah sangat ekspansif yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat
pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258-81 (2013) sebagai
"very high" atau "extra high" tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan.
Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 1966:2008)
dan persentase kadar lempung (SNI 3423:2008).
d) Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut:
Tanah yang mengadung organik seperti jenis tanah OL, OH dan Pt dalam sistem
USCS serta tanah yang mengandung daun daunan, rumput-rumputan, akar, dan
sampah.
3 - 21
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
(i) Tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak praktis
dikeringkan untuk memenuhi toleransi kadar air pada pemadatan
(melampaui Kadar Air Optimum + 1%).
(ii) Tanah ekspansif yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat
tinggi dalam klasifikasi Van Der Merwe (Lampiran 3.2.A) dengan ciri-
ciri adanya retak memanjang sejajar tepi perkerasan jalan.
3) Timbunan Pilihan
b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan
sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI
1744:2012, memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI
1742:2008.
c) Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi
timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup,
bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan
dapat berupa timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung
pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan
dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul.
Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa dan untuk keadaan di mana penghamparan
dalam kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindarkan haruslah batu, pasir atau kerikil
atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas maksimum 6 % (enam persen).
Bahan timbunan berbutir daerah oprit harus terdiri dari kerikil pecah, batu, timbunan batu
atau pasir alam atau campuran yang baik dari kombinasi bahan-bahan ini dengan
bergradasi bukan menerus dan mempunyai Indeks Plastisitas maksimum 10%. Gradasi
timbunan berbutir daerah oprit haruslah sebagaimana yang ditunjukkan Tabel 3.2.2.1)
berikut :
Tabel 3.2.2.1) Gradasi Penimbunan Kembali Bahan Berbutir
Ukuran Ayakan
Persen Berat Yang Lolos
ASTM (mm)
100 100
No.4 4,75 25 - 90
No.200 0,075 0 - 10
3 - 22
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan
sesuai dengan Pasal 3.1.1.11), 3.1.2.1), dan 3.1.2.5) dari Spesifikasi ini.
b) Kecuali untuk daerah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan atau
tanah rawa, dasar fondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk
penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm
bagian permukaan atas dasar fondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan
untuk Timbunan yang ditempatkan di atasnya.
d) Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian hingga
memungkinkan pengoperasian peralatan pemadat yang efektif.
2) Penghamparan Timbunan
c) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam
pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok
di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja
tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous
dilaksanakan.
3 - 23
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
e) Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus
disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan
lereng dan harus dibuat bertangga (atau dibuat bergerigi) sehingga timbunan baru
akan terkunci pada timbunan lama sedemikian sampai diterima oleh Pengawas
Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis
demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup
secepat mungkin dengan lapis fondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan
jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas
secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan
lainnya bilamana diperlukan.
f) Lapisan penopang di atas tanah lunak harus dihampar sesegera mungkin dan
tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan setiap penggalian atau pembersihan
dan pengupasan oleh Pengawas Pekerjaan. Lapisan penopang dapat dihampar
satu lapis atau beberapa lapis dengan tebal antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai
dengan kondisi lapangan dan sebagimana diperintahkan atau disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan. Ketentuan Pasal 3.2.4.2) tidak digunakan.
3) Pemadatan Timbunan
c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm
dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari
5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu
tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan
timbunan tanah yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.2) di bawah.
e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi
dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus
menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu
lintas tersebut.
3 - 24
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
h) Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat
pemadat normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur
tidak lebih dari 10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan
pemadat mekanis.
i) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin
gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih
dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris
(tamper) manual dengan berat statis minimum 10 kg. Pemadatan di bawah
maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya
rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
Pekerjaan penyiapan tanah dasar pada timbunan baru dilaksanakan bila pekerjaan lapis
fondasi agregat atau perkerasan sudah akan segera dilaksanakan.
a) Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal
mutu bahan akan ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan, tetapi bagaimanapun juga
harus mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.2 dengan
paling sedikit tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang
dipilih mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan.
3 - 25
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai
SNI 1742:2008. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 % bahan yang
tertahan pada ayakan 19 mm, kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus
dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize) tersebut sebagaimana
yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SNI 1742:2008.
c) Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang dipadatkan
sesuai dengan SNI 2828:2011 dan keseragaman kepadatan diuji dengan Light
Weight Deflectometer (LWD) sesuai dengan Pd 03-2016-B (prosedur LWD
ditunjukkan dalam Lampiran 3.2.B), bilamana diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan kepadatan kurang dari
yang disyaratkan maka Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan sesuai dengan
Pasal 3.2.1.(8) dari Seksi ini. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh
pada lokasi yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, tetapi harus tidak boleh
berselang lebih dari 200 m. Untuk penimbunan kembali di sekitar struktur atau
pada galian parit untuk gorong-gorong, paling sedikit harus dilaksanakan satu
pengujian untuk satu lapis penimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan.
Untuk timbunan, paling sedikit satu rangkaian pengujian bahan yang lengkap
harus dilakukan untuk setiap 1000 meter kubik bahan timbunan yang dihampar.
Timbunan Pilihan digunakan sebagai lapis penopang untuk perbaikan tanah dasar dapat
dihampar dalam satu atau beberapa lapis yang harus dipadatkan dengan persetujuan
khusus tergantung kondisi lapangan. Tingkat pemadatan harus cukup agar dapat
memungkinkan pemadatan sepenuhnya pada timbunan pilihan lapis selanjutnya dan
lapisan perkerasan.
Penimbunan kembali bahan berbutir harus ditempatkan sebagai lapisan tidak lebih dari
15 cm, dan dipadatkan sampai kepadatan 95 % dari kepadatan kering maksimum
menurut ketentuan SNI 1743:2008.
3 - 26
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6) Percobaan Pemadatan
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk
mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Penyedia Jasa tidak sanggup
mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti.
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan pemadat
dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat diterima oleh
Pengawas Pekerjaan. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya harus digunakan dalam
menetapkan jumlah lintasan, jenis peralatan pemadat dan kadar air untuk seluruh
pemadatan berikutnya.
1) Pengukuran Timbunan
a) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus
berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau
profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis,
kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima.
Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan
menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih
dari 25 m, dan berselang tidak lebih dari 50 meter untuk daearah yang datar.
iii) Bila timbunan akan ditempatkan di atas tanah rawa yang dapat
diperkirakan terjadinya konsolidasi tanah asli,maka pembayaran akan
dilakukan tergantung apakah timbunan biasa atau pilihan yang
digunakan:
3 - 27
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Timbunan yang dihampar untuk mengganti tanah yang dibuang oleh Penyedia
Jasa untuk dapat memasang pipa, drainase beton, gorong-gorong, drainase bawah
tanah atau struktur, tidak akan diukur untuk pembayaran dalam Seksi ini, dan
biaya untuk pekerjaan ini dipandang telah termasuk dalam harga satuan
penawaran untuk bahan yang bersangkutan, sebagaimana disyaratkan menurut
Seksi lain dari Spesifikasi ini. Akan tetapi, timbunan tambahan yang diperlukan
untuk mengisi bagian belakang struktur penahan akan diukur dan dibayar menurut
Seksi ini.
d) Timbunan yang digunakan di mana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau
untuk mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup sumber
bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
e) Drainase porous akan diukur menurut Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini dan tidak akan
termasuk dalam pengukuran dari Seksi ini.
f) Bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Pengawas Pekerjaan dapat digunakan
sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Penyedia Jasa sebagai
bahan timbunan, maka pekerjaan timbunan biasa atau pilihan berasal dari sumber
galian akan diukur untuk pembayaran sebagai timbunan biasa atau pilihan berasal
dari galian.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut berapapun
yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing-masing harga
yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar di
bawah, di mana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk
3 - 28
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3.2.(3a) Timbunan Pilihan Berbutir (diukur di atas bak truk) Meter Kubik
3.2.(3b) Timbunan Pilihan Berbutir (diukur dengan rod & Meter Kubik
plate)
3 - 29
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3 - 30
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 3.3
3.3.1 UMUM
1) Uraian
b) Penyiapan tanah dasar ini juga termasuk bagian dari pekerjaan yang dipersiapkan
untuk dasar lapis fondasi bawah (sub-base) perkerasan di daerah galian. Tanah
dasar harus mencakup seluruh lebar jalur lalu lintas dan bahu jalan dan pelebaran
setempat atau daerah-daerah terbatas semacam itu sebagaimana ditunjukkan
dalam Gambar.
Pekerjaan penyiapan tanah dasar harus diperiksa, diuji dan diterima oleh
pengawas Pekerjaan sebelum lapisan di atasnya akan dilaksanakan.
c) Untuk jalan kerikil, pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat dengan motor
grader untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa penggaruan dan tanpa
penambahan bahan baru.
d) Pekerjaan ini meliputi galian minor atau penggaruan serta pekerjaan timbunan
minor yang diikuti dengan pembentukan, pemadatan, pengujian tanah atau bahan
berbutir, dan pemeliharaan permukaan yang disiapkan sampai bahan perkerasan
ditempatkan di atasnya, yang semuanya sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini
atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
3) Toleransi Dimensi
a) Elevasi akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 sentimeter atau lebih
rendah 3 sentimeter dari yang disyaratkan atau disetujui.
3 - 31
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Seluruh permukaan akhir harus cukup rata dan seragam serta memiliki kelandaian
yang cukup untuk menjamin pengaliran air permukaan dan mempunyai
kemiringan melintang sesuai rancangan dengan toleransi ± 0,5%.
4) Standar Rujukan
Standar rujukan yang relevan adalah yang diberikan dalam Pasal 3.2.1.4) dari Spesifikasi
ini.
a) Pengajuan yang berhubungan dengan Galian, Pasal 3.1.1.4), dan Timbunan, Pasal
3.2.1.5) harus dibuat masing-masing untuk seluruh Galian dan Timbunan yang
dilaksanakan untuk Penyiapan Badan Jalan.
ii) Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data survei yang menun-
jukkan bahwa toleransi permukaan yang disyaratkan dalam Pasal 3.3.1.3)
dipenuhi.
6) Jadwal Kerja
a) Gorong-gorong, tembok kepala dan struktur minor lainnya di bawah elevasi tanah
dasar atau permukaan jalan, termasuk pemadatan sepenuhnya atas bahan yang
dipakai untuk penimbunan kembali, harus telah selesai sebelum dimulainya
pekerjaan pada tanah dasar atau permukaan jalan. Seluruh pekerjaan drainase
harus berada dalam kondisi berfungsi sehingga menjamin keefektifan drainase,
dengan demikian dapat mencegah kerusakan tanah dasar atau permukaan jalan
oleh aliran air permukaan.
b) Bilamana permukaan tanah dasar disiapkan terlalu dini tanpa segera diikuti oleh
penghamparan lapis fondasi bawah, maka permukaan tanah dasar dapat menjadi
rusak. Oleh karena itu, luas pekerjaan penyiapan tanah dasar yang tidak dapat
dilindungi pada setiap saat harus dibatasi sedemikian rupa sehingga daerah
tersebut yang masih dapat dipelihara dengan peralatan yang tersedia dan Penyedia
Jasa harus mengatur penyiapan tanah dasar dan penempatan bahan perkerasan di
mana satu dengan lainnya berjarak cukup dekat.
Ketentuan dalam Pasal 3.1.1.7) dan 3.2.1.7), yang berhubungan dengan kondisi tempat
kerja yang disyaratkan, masing-masing untuk Galian dan Timbunan, harus juga berlaku
bilamana berhubungan dengan semua pekerjaan Penyiapan Badan Jalan, bahkan pada
tempat-tempat yang tidak memerlukan galian maupun timbunan.
3 - 32
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Ketentuan yang ditentukan dalam Pasal 3.1.1.8) dan 3.2.1.8) yang berhubungan
dengan perbaikan Galian dan Timbunan yang tidak memenuhi ketentuan, harus
juga berlaku bilamana berhubungan dengan semua pekerjaan Penyiapan Badan
Jalan, bahkan untuk tempat-tempat yang tidak memerlukan galian atau timbunan.
b) Penyedia Jasa harus memperbaiki dengan biaya sendiri atas setiap alur (rutting)
atau gelombang yang terjadi akibat kelalaian tenaga kerja atau lalu lintas atau oleh
sebab lainnya dengan membentuk dan memadatkannya kembali, menggunakan
mesin gilas dengan ukuran dan jenis yang diperlukan untuk pekerjaan perbaikan
ini.
c) Penyedia Jasa harus memperbaiki, dengan cara yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan, setiap kerusakan pada tanah dasar yang mungkin terjadi akibat
pengeringan, retak, atau akibat banjir atau akibat kejadian alam lainnya.
a) Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan dalam Seksi 1.8 Manajemen
dan Keselamatan Lalu Lintas.
b) Penyedia Jasa harus bertanggungjawab atas seluruh konsekuensi dari lalu lintas
yang diijinkan melewati tanah dasar, dan Penyedia Jasa harus melarang lalu lintas
yang demikian bilamana Penyedia Jasa dapat menyediakan sebuah jalan alih
(detour) atau dengan pelaksanaan setengah lebar jalan.
3.3.2 BAHAN
Tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis fondasi
Agregat atau Drainase Porous, atau tanah asli di daerah galian. Bahan yang digunakan
dalam setiap hal haruslah sesuai dengan yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, dan
sifat-sifat bahan yang disyaratkan untuk bahan yang dihampar dan membentuk tanah dasar
haruslah seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
b) Seluruh Timbunan yang diperlukan harus dihampar sesuai dengan Pasal 3.2.3 dari
Spesifikasi ini.
a) Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang relevan dari Pasal
3.2.3.3) dari Spesifikasi ini.
3 - 33
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Ketentuan pemadatan dan jaminan mutu untuk tanah dasar diberikan dalam Pasal
3.2.4 dari Spesifikasi ini.
Tanah Dasar pada setiap tempat haruslah mempunyai daya dukung minimum sebagaimana
yang diberikan dalam Gambar, atau sekurang-kurangnya mempunyai CBR minimum 6 %
jika tidak disebutkan. Pekerjaan penyiapan tanah dasar baru dilaksanakan bila pekerjaan
lapis fondasi agregat atau perkerasan sudah akan segera dilaksanakan.
Daerah jalur lalu lintas eksisting yang memerlukan rekonstruksi, akan ditetapkan sebagai
lokasi yang ditingkatkan dan penyiapan badan jalan akan dibayar menurut Seksi ini. Juga
penyiapan tanah dasar di daerah galian untuk jalur lalu lintas dan bahu jalan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas dari pekerjaan Penyiapan Badan Jalan, diukur seperti ketentuan di atas, akan
dibayar per satuan pengukuran sesuai dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran seperti terdaftar di bawah ini, di mana harga
dan pembayaran tersebut sudah mencakup kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan dan
biaya lainnya yang telah dimasukkan untuk keperluan pembentukan pekerjaan penyiapan
tanah dasar seperti telah diuraikan dalam Seksi ini.
3 - 34
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 3.4
3.4.1 UMUM
1) Uraian
(a) Pembersihan dan pengupasan lahan harus terdiri dari pembersihan semua
pohon dengan diameter lebih kecil dari 15 cm, pohon-pohon yang tumbang,
halangan-halangan, semak-semak, tumbuh-tumbuhan lainnya, sampah, dan
semua bahan yang tidak dikehendaki, dan harus termasuk
pembongkarantunggul, akar dan pembuangan semua ceceran bahan yang
diakibatkan oleh pembersihan dan pengupasan sesuai dengan Spesifikasi ini
atau sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Pekerjaan ini juga
harus termasuk penyingkiran dan pembuangan struktur-struktur yang
menghalangi, mengganggu, atau sebaliknya menghalangi Pekerjaan kecuali
bilamana disebutkan lain dalam Spesifikasi ini atau diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
(b) Pemotongan pohon yang dipilih harus terdiri dari pemotongan semua pohon
yang ditunjukkan dalam Gambar atau ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan
dengan diameter 15 cm atau lebih yang diukur satu meter di atas permukaan
tanah. Pekerjaan ini harus termasuk tidak hanya penyingkiran dan pembuangan
sampai dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan atas setiap pohon tetapi juga
tunggul dan akar-akarnya.
Pekerjaan yang disebutkan di seksi lain dapat termasuk tetapi tidak boleh dibatasi terhadap
berikut ini:
4) Pengamanan Pekerjaan
3 - 35
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
5) Jadwal Kerja
Perluasan setiap pembersihan dan pengupasan pada setiap operasi harus dibatasi sepadan
dengan pemeliharaan permukaan yang terekspos agar tetap dalam kondisi yang keras
(sound), dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman akibat hujan,
dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
Seluruh permukan yang terekspos hasil pembersihan dan pengupasan harus dijaga agar
bebas dari air dan Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan, perlengkapan, dan
tenaga kerja yang diperlukan untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air, dan
pembuatan drainase sementara. Pompa siap pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara
sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan
dengan pompa.
3.4.2 PELAKSANAAN
Pada daerah galian, semua tunggul dan akar harus dibuang sampai kedalaman tidak
kurang dari 50 cm di bawah permukaan akhir dari tanah dasar.
Pada daerah di bawah timbunan, di mana tanah humus atau bahan yang tidak dikendaki
dibuang atau yang ditetapkan untuk dipadatkan, semua tunggul dan akar harus dibuang
sampai kedalaman sekurang-kurangnya 30 cm di bawah permukaan tanah asli atau 30
cm di bawah alas dari lapis permukaan yang paling bawah.
Pengupasan saluran dan selokan diperlukan hanya sampai kedalaman yang diperlukan
untuk penggalian yang diusulkan dalam daerah tersebut.
Pada daerah di bawah timbunan badan jalan yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan,
Penyedia Jasa harus menyingkirkan semua tanah humus dan membuangnya di lahan
yang berdekatan atau diperintahkan.
Secara umum tanah humus hanya termasuk pembuangan tanah yang cukup subur yang
mendorong atau mendukung tumbuhnya tanaman.
Tidak ada pembuangan tanah humus yang keluar dari lokasi yang ditetapkan dengan
kedalaman yang kurang dari 30 cm diukur secara vertikal atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, dan tanah humus itu harus dibuang terpisah
dari galian bahan lainnya.
3 - 36
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pembuangan tanah humus yang melebihi sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal
3.4.2.1) spesifikasi ini, harus dibayar sebagaimana yang disebutkan dalam Galian Biasa
dalam Seksi 3.1.dari Spesifikasi ini.
3) Pemotongan Pohon
Semua pohon, tunggul, akar, dan sampah lainnya yang diakibatkan oleh operasi ini harus
dibuang oleh Penyedia Jasa di luar Ruang Milik Jalan (Rumija) atau di lokasi yang ditunjuk
oleh Pengawas Pekerjaan.
Kuantitas pembersihan dan pengupasan lahan akan dibayar sesuai dengan Spesifikasi
ini atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan haruslah jumlah
meter persegi dari pekerjaan pembersihan dan pengupasan lahan yang diterima dalam
batas-batas yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Pembersihan dan pengupasan yang diperlukan untuk struktur permanen akan diukur
untuk pembayaran.
Pembersihan dan pengupasan untuk jalur pengangkutan, jalur pelayanan dan semua
konstruksi sementara tidak akan diukur untuk pembayaran.
Kuantitas pemotongan dan pembuangan pohon termasuk batang dan akar-akarnya akan
diukur untuk pembayaran sebagai jumlah pohon yang benar-benar dipotong dan
diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
3) Dasar Pembayaran
(a) Kuantitas pembersihan dan pengupasan, apakah terdapat air atau tidak pada
setiap kedalaman, ditetapkan sebagaimana yang disebutkan di atas, akan
dibayar dengan Harga Kontrak per meter persegi untuk Mata Pembayaran yang
didaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana
harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
semua pekerja, peralatan, perlengkapan dan semua biaya lain yang perlu atau
digunakan untuk pelaksanaan yang sebagaimana mestinya untuk pekerjaan
yang diuraikan dalam Pasal ini.
(b) Pemotongan dan pembuangan setiap pohon yang sama atau lebih besar dari
diameter 15 cm yang diukur 1 meter dari permukaan tanah, sesuai dengan perintah
Pengawas Pekerjaan akan dibayar dengan Harga Kontrak per pohon untuk Mata
3 - 37
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pembayaran yang didaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompenssai
penuh untuk semua pekerja, peralatan, perlengkapan dan lainnya yang perlu
untuk pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal ini.
3 - 38
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 3.5
GEOTEKSTIL
3.5.1 UMUM
1) Uraian
b) Spesifikasi ini memberikan nilai-nilai sifat fisik, mekanis dan ketahanan yang
harus dipenuhi atau dilebihi, oleh geotekstil yang akan digunakan.
c) Spesifikasi ini ditujukan untuk menjamin kualitas dan kinerja geotekstil yang baik
untuk digunakan pada aplikasi yang tertera pada Pasal 3.5.1.1).a).
2) Standar Rujukan
AASHTO :
AASHTO M288-15 : Geotextile Spesifïcation for Highway Applications.
ASTM :
ASTM D123-17 : Standard Terminology Relating to Textiles.
ASTM D4355/D4355M-14 : Test Method for Deterioration of Geotextilês from
(2018) Exposure to Ultraviolet Light and Water (Xénon Arc
Type Apparatus)
ASTM D4439-18 : Terminology for Geosynthetics
ASTM D4354-12 : Standard Practice for Sampling of Geosynthetics and
Rolled Erosion Control Products (RECPs) for Testing.
ASTM D4759-11(2018) : Practice for Determining the Spécification
Conformance of Geosynthetics.
ASTM D4873/D4873M-17 : Standard Guide for Identification, Storage, and
Handling of Geosynthetic Rolls and Samples.
ASTM D5261-10 : Test Method for Measuring Mass per Unit Area of
Geotextiles
3 - 39
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
MARV adalah suatu alat kendali mutu pabrik untuk menerbitkan suatu nilai
sehingga para Pengguna Jasa akan mempunyai tingkat keyakinan 97,7 persen
bahwa suatu sifat tertentu akan sesuai dengan nilai yang diterbitkan. Untuk data
yang terdistribusi normal, MARV dihitung sebagai nilai rata-rata dikurangi dua
standar deviasi dari dokumentasi hasil uji kendali mutu untuk suatu populasi dari
satu metode uji spesifik yang berhubungan dengan satu sifat spesifik bahan.
b) Nilai Minimum
Nilai benda uji terendah dari dokumentasi hasil uji kendali populasi dari satu
metode uji spesifik yang berhubungan spesifik bahan.
c) Nilai Maksimum
Nilai benda uji tertinggi dari dokumentasi hasil uji kendali populasi dari satu
metode uji spesifik yang berhubungan spesifik bahan.
d) Permitivitas (Permittivity)
Kecepatan aliran volumetrik air per satuan luas potongan melintang per satuan
tekanan pada kondisi aliran laminer, dalam arah normal (tegak lurus) terhadap
bidang geotekstil.
Suatu sifat yang memberikan indikasi perkiraan partikel terbesar yang akan secara
efektif melewati geotekstil
Stabilitas ultraviolet adalah suatu ukuran penurunan kuat tarik (dalam persentase)
terhadap paparan sinar ultraviolet. Persentase penurunan kuat tarik tersebut
diperoleh dengan membandingkan kuat tarik lima contoh uji setelah dipapar oleh
sinar ultraviolet selama jangka waktu tertentu dalam alat xenon-arc terhadap kuat
tarik contoh uji yang tidak dipapar sinar ultraviolet.
3.5.2 BAHAN
a) Serat (fiber) yang digunakan untuk membuat geotekstil dan tali (thread) yang
digunakan untuk menyambung geotekstil dengan cara dijahit, harus terdiri dari
polimer sintetik rantai panjang yang terbentuk dari sekurang-kurangnya 95%
berat poliolefin atau poliester. Serat dan tali harus dibentuk menjadi suatu jejaring
yang stabil sedemikian rupa sehingga filamen (serat menerus) atau untaian serat
(yarn) dapat mempertahankan stabilitas dimensinya relatif terhadap yang lainnya,
3 - 40
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
termasuk selvage (bagian tepi teranyam dari suatu lembar geotekstil yang sejajar
dengan arah memanjang geotekstil).
c) Seluruh nilai, kecuali Ukuran Pori-pori Geotekstil (Apparent Opening Size, AOS),
dalam spesifikasi ini menunjukkan Nilai Gulungan Rata-rata Minimum
(Minimum Average Roll Value, MARV) pada arah utama terlemah (yaitu nilai rata-
rata hasil pengujian dari suatu rol dalam suatu lot yang diambil untuk uji
kesesuaian atau uji jaminan mutu harus memenuhi atau melebihi nilai minimum
yang tertera dalam spesifikasi ini). Nilai Ukuran Pori-pori Geotekstil (AOS)
menunjukkan nilai gulungan rata-rata maksimum.
2) Persyaratan Geotekstil
a) Umum
Kelas Geotekstil
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
Sifat Metode Uji Satuan
Elongasi Elongasi Elongasi Elongasi Elongasi Elongasi
< 50% (3) (3) < 50% (3) (3)
< 50% (3) (3)
RSNI M-01-2005
Kuat Grab (Grab
(ASTM D4632/ N 1400 900 1100 700 800 500
Strength)
D4632M-15a)
Kuat Sambungan RSNI M-01-2005
Keliman4) (Sewn (ASTM D4632/ N 1260 810 990 630 720 450
Seam Strength) D4632M-15a)
SNI 08-4644-
Kuat Sobek (Tear 1998
N 500 350 400(3) 250 300 180
Strength) (ASTM D4533/
D4533M-15)
Kuat Tusuk
ASTM D6241-14 N 2750 1925 2200 1375 1650 990
(Puncture Strength)
SNI 08-6511-
Permitivitas 2001
detik-1
(Permittivity) (ASTM D4491/
D4491M-17)
Nilai sifat minimum untuk Permitivitas, Ukuran Pori-pori Geosintetik
Ukuran Pori-pori SNI 08-4418- (Apparent Opening Size, AOS), dan Stabilitas Ultraviolet ditenti berdasarkan
Geotekstil(3, 4) 1997 aplikasi geosintetik. Lihat Tabel 3.5.2.(2) untuk drainase bawah permukaan,
mm Tabel 3.5.2.(3) dan Tabel 3.5.2.(4) untuk separator, dan Tabel 3.5.2.(5) untuk
(Apparent Opening (ASTM D4751-
Size, AOS) stabilisator
16)
Stabilitas ASTM D4355/
Ultraviolet D4355M- %
(kekuatan sisa) 14(2018)
3 - 41
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Catatan :
1) Kelas geotekstil yang dibutuhkan mengacu pada Tabel 3.5.2.(2), Tabel 3.5.2.(3), Tabel 3.5.2.(4) atau Tabel 3.2.5.(5) sesuai dengan
penggunaannya. Kondisi pemasangan umumnya menentukan kelas geotekstil yang dibutuhkan. Kelas 1 dikhususkan untuk kondisi
yang parah di mana pol teijadinya kerusakan geotekstil lebih tinggi, sedangkan Kelas 2 dan Kelas 3 adalah untuk kondisi yang tidak
terlalu parah
2) Semua nilai syarat kekuatan menunjukkan Nilai Gulungan Rata-rata Minimum dalam arah utama terlemah.
3) Ditentukan berdasarkan ASTM D4632/D4632M-15a atau SNI 4417:2017
4) Nilai Gulungan Rata-rata Minimum kuat sobek yang dibutuhkan untuk geotekstil filamen tunggal teranyam (woven monofilamen
geotextile) adalah 250 N.
ii) Seluruh nilai pada Tabel 3.5.2.1) menunjukkan Nilai Gulungan Rata-rata
Minimum (Minimum Average Roll Value, MARV) pada arah utama
terlemah. Sifat-sifat geotekstil yang dibutuhkan untuk setiap kelas
bergantung pada elongasi geotekstil. Jika dibutuhkan sambungan keliman
(sewn seam), maka kuat sambungan yang ditentukan berdasarkan SNI
4417:2017 harus sama atau lebih dari 90% kuat grab (grab strength) yang
disyaratkan.
ii) Geotekstil untuk drainase bawah permukaan harus memenuhi syarat yang
tercantum pada Tabel 3.5.2.2). Geotekstil potongan film teranyam
(woven slit film geotextiles) tidak boleh digunakan untuk drainase bawah
permukaan. Seluruh nilai pada Tabel 3.5.2.2), kecuali Ukuran Pori-pori
Geotekstil (Apparent Opening Size, AOS), menunjukkan Nilai Gulungan
Rata-rata Minimum pada arah utama terlemah. Nilai Ukuran Pori-pori
Geotekstil (Apparent Opening Size, AOS) menunjukkan nilai gulungan
rata-rata maksimum.
iii) Nilai-nilai dalam Tabel 3.5.2.2) merupakan nilai-nilai baku (default) yang
memberikan daya bertahan geotekstil pada berbagai kondisi. Catatan (b)
pada Tabel 3.5.2.2) memberikan suatu pengurangan terhadap persyaratan
sifat minimum ketika tersedia informasi mengenai daya tahan geotekstil.
3 - 42
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Catatan:
1. Berdasarkan analisis ukuran butir dari tanah setempat mengacu pada SNI 3423:2008 (AASHTO T88-13).
2. Kelas 2 merupakan pilihan baku (default) untuk drainase bawah permukaan.
3. Nilai sifat filtrasi baku (default) ini didasarkan pada ukuran butir terbesar tanah setempat.
4. Perencanaan geotekstil yang khusus untuk suatu lokasi harus dilakukan terutama jika satu atau lebih dari lingkungan tanah
problematik sebagai berikut ditemukan: tanah yang tidak stabil atau sangat erosif seperti lanau non-kohesif, tanah dengan bergradasi
senjang, tanah terlaminasi dengan lapisan pasir/lanau berselang-seling, lempung yang dapat larut, dan/atau serbuk batuan.
5. Untuk tanah kohesif dengan nilai Indeks Plastisitas lebih dari 7, nilai gulungan rata-rata maksimum geotekstil untuk Ukuran Pori-
pori Geotekstil (Apparent Opening Size, AOS) adalah 0,30 mm.
c) Geotekstil Separator
1.
iii) Geotekstil untuk separator harus memenuhi syarat yang tercantum pada
Tabel 3.5.2.3). Seluruh nilai pada Tabel 3.5.2.3) kecuali Ukuran Pori-pori
Geotekstil (Apparent Opening Size, AOS) menunjukkan Nilai Gulungan
Rata-rata Minimum pada arah utama terlemah. Nilai Ukuran Pori-pori
Geotekstil menunjukkan Nilai Gulungan Rata-rata Maksimum.
iv) Nilai-nilai dalam Tabel 3.5.3.3) merupakan nilai-nilai baku (default) yang
memberikan daya bertahan geotekstil pada berbagai kondisi.
Catatan:
1) Nilai baku (default) permitivitas g s)..
d) Geotekstil Stabilisator
3 - 43
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
California Bearing Ratio antara l dan 3 (l < CBR < 3) atau kuat geser
antara 30 kPa dan 90 kPa.
Rekomendasi tersebut adalah untuk tebal penghamparan awal antara 150 - 300 mm. Untuk tebal penghamparan awal lainnya:
- 300 - 450 mm: kurangi syarat daya bertahan sebesar satu tingkat
- 450 - 600 mm: kurangi syarat daya bertahan sebesar dua tingkat
- 600 mm: kurangi syarat daya bertahan sebesar tiga tingkat
Untuk teknik konstruksi khusus, seperti pembuatan alur awal (prerutting), tingkatkan syarat daya bertahan geotekstil sebesar satu
tingkat. Penghamparan awal bahan penutup yang terlalu tebal dapat menyebabkan keruntuhan daya dukung tanah dasar yang lunak
ii) Aplikasi geotekstil untuk stabilisasi sesuai untuk tanah dasar yang jenuh
air akibat muka air tanah yang tinggi atau akibat musim hujan dalam
waktu lama. Spesifikasi ini tidak sesuai untuk perkuatan timbunan di
mana kondisi tegangan dapat mengakibatkan keruntuhan menyeluruh
3 - 44
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
iii) Geotekstil untuk stabilisasi harus memenuhi syarat yang tercantum pada
Tabel 3.5.2.3). Seluruh nilai pada Tabel 3.5.2.3), kecuali Ukuran Pori-pori
Geotekstil (Apparent Opening Size, AOS), menunjukkan Nilai Gulungan
Rata-rata Minimum pada arah utama terlemah. Nilai ukuran Pori-pori
Geotekstil menunjukkan Nilai Gabungan Rata-rata Maksimum.
iv) Nilai-nilai dalam Tabel 3.5.2.5) merupakan nilai-nilai baku (default) yang
memberikan daya bertahan geotekstil pada berbagai kondisi. Catatan (1)
pada Tabel 3.5.2.5) memberikan suatu pengurangan terhadap persyaratan
sifat minimum ketika tersedia informasi mengenai daya bertahan
geotekstil.
(1)
3.5.3 PELAKSANAAN
1) Umum
2) Penyambungan
3 - 45
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Penggalian saluran harus dilakukan sesuai dengan rincian dalam rencana proyek.
Setiap penggalian harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya
rongga besar pada sisi dan dasar saluran. Permukaan galian harus rata dan bebas
dari kotoran atau sisa galian.
b) Geotekstil untuk drainase harus digelarkan secara lepas tanpa kerutan atau lipatan,
dan tanpa adanya rongga antara geotekstil dan permukaan tanah. Lembaran-
lembaran geotekstil yang berurutan harus ditumpang-tindihkan (ioverlapped)
minimum sepanjang 300 mm, dengan lembar bagian hulu berada di atas lembar
bagian hilir.
i) Untuk saluran dengan lebar lebih dari 300 mm, setelah agregat drainase
dihamparkan, geotekstil harus dilipat di bagian atas urugan agregat
sedemikian rupa sehingga menghasilkan tumpang tindih minimum
sebesar 300 mm. Untuk saluran dengan lebar kurang dari 300 mm tetapi
lebih dari 100 mm, lebar tumpang tindih harus sama dengan lebar saluran.
Jika lebar saluran kurang dari 100 mm, maka tumpang tindih geotekstil
harus dijahit atau diikat. Seluruh sambungan harus disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.
ii) Jika teijadi kerusakan geotekstil saat penggelaran atau saat penghamparan
agregat drainase, maka suatu tambalan geotekstil harus ditempatkan di
atas area yang rusak. Luas tambalan harus lebih besar daripada luas area
geotekstil yang rusak, yaitu 300 mm dari tepi luar area yang rusak atau
sebesar persyaratan sambungan tumpang tindih (pilih yang terbesar)
d) Agregat drainase harus dipadatkan menggunakan alat getar hingga minimum 95%
kepadatan standar, kecuali jika saluran diperlukan sebagai penyangga struktural.
Jika energi pemadatan yang lebih tinggi diperlukan, maka gunakan geotekstil
Kelas 1 pada Tabel 3.5.2.1) dalam spesifikasi ini
3 - 46
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Lokasi spot tanah lunak atau daerah dengan kondisi tanah buruk akan
teridentifikasi saat pekerjaan persiapan lahan atau saat pekeijaan percobaaan
pemadatan sesudahnya. Daerah tersebut harus digali dan diurug dengan timbunan
pilihan kemudian dipadatkan berdasarkan prosedur normal.
c) Geotekstil harus digelarkan secara lepas tanpa kerutan atau lipatan pada tanah
dasar yang telah disiapkan searah dengan lalu lintas alat berat. Tepi dari gulungan-
gulungan geotekstil yang bersebelahan harus ditumpang-tindihkan (overlap),
dijahit atau digabungkan sesuai dengan Gambar. Tumpang tindih harus dibuat
pada arah yang sesuai dengan Gambar. Tabel 3.5.3.1) menunjukkan ketentuan
tumpang tindih berdasarkan nilai CBR tanah dasar.
d) Pada bagian lengkungan jalan, geotekstil dapat dilipat atau dipotong untuk
menyesuaikan dengan bentuk lengkungan. Lipatan atau tumpang tindih harus
searah dengan lalu lintas alat berat dan ditahan dengan jepit, staples atau gundukan
tanah ataupun batu.
f) Penghamparan lapis fondasi bawah di atas geotekstil harus dilakukan dengan cara
penumpahan ujung atau lend dumping dari tepi geotekstil atau di atas agregat lapis
fondasi bawah yang telah terhampar sebelumnya. Alat berat tidak diperbolehkan
melintas langsung di atas geotekstil. Lapis fondasi bawah harus dihamparkan
sedemikian rupa sehingga sekurang-kurangnya suatu lapisan setebal syarat
penghamparan minimum berada antara geotekstil dan roda atau track alat
sepanjang waktu. Alat berat tidak diperbolehkan berbelok pada hamparan pertama
di atas geotekstil.
g) Setiap alur yang muncul selama konstruksi harus ditimbun dengan bahan lapis
fondasi bawah tambahan, dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang
ditentukan.
3 - 47
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Sertifikasi
d) Penamaan atau penandaan yang salah pada suatu bahan harus ditolak.
b) Setiap gulungan geotekstil harus dibungkus dengan suatu bahan yang dapat
melindungi geotekstil, termasuk ujung-ujung gulungan, dari kerusakan selama
3 - 48
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Pengukuran Pekerjaan
a) Geotekstil harus diukur berdasarkan jumlah meter persegi yang dihitung dari garis
batas pembayaran pada Gambar atau dari garis batas pembayaran yang ditentukan
secara tertulis oleh Pengawas Pekerjaan. Pengukuran ini tidak meliputi tumpang
tindih sambungan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas geotekstil yang diukur seperti diuraikan di atas harus dibayar untuk per satuan
pengukuran dari masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar di bawah, di mana harga tersebut harus sudah
merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, pemasangan, penyelesaian
akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian
yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
3 - 49
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3 - 50
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
DIVISI 4
PEKERJAAN PREVENTIF
SEKSI 4.1
4.1.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan pengabutan (fog seal) ini diterapkan pada permukaan perkerasan beraspal
eksisting dalam kondisi baik yang mulai terjadi retak rambut, pengausan (stripping) sesuai
dengan lokasi yang sudah ditunjukkan di dalam Gambar.
3) Standar Rujukan
4-1
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
DIVISI 5
SEKSI 5.1
LAPIS FONDASI AGREGAT
5.1.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini termasuk penambahan lebar perkerasan eksisting sampai lebar jalur lalu
lintas yang diperlukan dan juga pekerjaan bahu jalan, yang ditunjukkan pada Gambar.
Pekerjaan harus mencakup penggalian dan pembuangan bahan yang ada, penyiapan
tanah dasar, dan penghamparan serta pemadatan bahan dengan garis dan dimensi yang
ditunjukkan dalam Gambar.
Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini tetapi tidak terbatas berikut ini :
5-1
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan Tabel 5.1.1.1) kecuali disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan sehubungan dengan ketentuan yang diuraikan dalam Pasal
5.1.4.1) dari Spesifikasi ini, dengan toleransi di bawah ini:
Catatan :
Lapis Fondasi Agregat A, B, C, S dan Lapis Drainase diuraikan dalam Pasal 5.1.2 dari Spesifikasi ini.
c) Tebal total minimum Lapis Fondasi Agregat tidak boleh kurang satu sentimeter
dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar, kecuali disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan sehubungan dengan ketentuan yang diuraikan dalam Pasal 5.1.4.1)
dari Spesifikasi ini.
d) Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Kelas A, dan Lapis Drainase, tidak
boleh kurang satu sentimeter dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar.
Bilamana tebal yang diperoleh kurang dari yang disyaratkan maka kekurangan
tebal ini harus diperbaiki kecuali disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
sehubungan dengan ketentuan yang diuraikan dalam Tabel 5.4.1.1).
e) Pada permukaan Lapis Fondasi Agregat Kelas A yang disiapkan untuk lapisan
resap pengikat atau pelaburan permukaan, bilamana semua bahan yang ter-
lepas harus dibuang dengan sikat yang keras, maka penyimpangan maksimum
pada kerataan permukaan yang diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m,
diletakkan sejajar atau melintang sumbu jalan, maksimum satu sentimeter.
g) Lereng melintang bahu tidak boleh bervariasi lebih dari 1,0% dari lereng
melintang rancangan.
4) Standar Rujukan
5-2
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ii) Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan
untuk Lapis Fondasi Agregat atau Lapis Drainase, bersama dengan
hasil pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa sifat-sifat
bahan yang ditentukan dalam Pasal 5.1.2.5) terpenuhi.
b) Penyedia Jasa harus mengirim berikut di bawah ini dalam bentuk tertulis
kepada Pengawas Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan dan
sebelum persetujuan diberikan untuk penghamparan bahan lain di atas Lapis
Fondasi Agregat atau Lapis Drainase:
i) Hasil pengujian kepadatan dan kadar air pada Lapis Fondasi Agregat
seperti yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3.4).
Lapis Fondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu turun
hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan atau bila kadar air bahan
jadi tidak berada dalam rentang yang ditentukan dalam Pasal 5.1.3.3).
7) Perbaikan Terhadap Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase Yang Tidak Memenuhi
Ketentuan
a) Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memenuhi
ketentuan toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.3), atau yang
permukaannya menjadi tidak rata baik selama pelaksanaan atau setelah
pelaksanaan, harus diperbaiki dengan membongkar lapis permukaan tersebut
dan membuang atau menambahkan bahan sebagaimana diperlukan, kemudian
dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali, atau dalam hal
Lapisan Fondasi Agregat yang tidak memenuhi ketentuan telah dilapisi dengan
5-3
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Lapis Fondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal rentang
kadar air seperti yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3.3) atau seperti yang
diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan
tersebut yang dilanjutkan dengan penyemprotan air dalam kuantitas yang cukup
serta mencampurnya sampai rata.
c) Lapis Fondasi Agregat yang terlalu basah untuk pemadatan seperti yang
ditentukan dalam rentang kadar air yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3.3) atau
seperti yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan
menggaru bahan tersebut secara berulang-ulang pada cuaca kering dengan
peralatan yang disetujui disertai waktu jeda dalam pelaksanaannya. Alternatif
lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat diperoleh dengan cara
tersebut di atas, maka Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar bahan
tersebut dibuang dan diganti dengan bahan kering yang memenuhi ketentuan.
d) Perbaikan atas Lapis Fondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan atau
sifat-sifat bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus seperti yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan
tambahan, penggaruan disertai penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali,
pembuangan dan penggantian bahan, atau menambah suatu ketebalan dengan
bahan tersebut.
Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai dikerjakan akibat pengujian kepadatan
atau lainnya harus segera ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dengan bahan Lapis
Fondasi Agregat, diikuti pemeriksaan oleh Pengawas Pekerjaan dan dipadatkan sampai
memenuhi kepadatan dan toleransi permukaan dalam Spesifikasi ini.
a) Pengendalian Lalu Lintas harus sesuai dengan ketentuan Seksi 1.8 Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas.
b) Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas semua akibat yang ditimbulkan oleh
lalu lintas yang melewati jalur lalu lintas dan bahu jalan yang baru selesai
dikerjakan dan bila perlu Penyedia Jasa dapat melarang lalu lintas yang demikian
ini dengan menyediakan jalan alih (detour) atau pelaksanaan setengah badan jalan.
5.1.2 BAHAN
1) Sumber Bahan
Bahan Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus dipilih dari sumber yang
disetujui sesuai dengan Seksi 1.11 Bahan dan Penyimpanan, dari Spesifikasi ini.
Terdapat empat jenis yang berbeda dari Lapis Fondasi Agregat yaitu Kelas A, Kelas B,
Kelas C dan Kelas S. Pada umumnya Lapis Fondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis
5-4
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Fondasi Atas untuk lapisan di bawah lapisan beraspal, dan Lapis Fondasi Agregat Kelas
B adalah untuk Lapis Fondasi Bawah. Lapis Fondasi Agregat Kelas S digunakan untuk
bahu jalan tanpa penutup dan Lapis Fondasi Agregat Kelas C dapat digunakan untuk
bahu jalan tanpa penutup untuk LHRT < 2000 kendaraan/hari pada jalur lalu lintas
(carriageway).
Lapis Drainase dapat digunakan di bawah perkerasan beton semen baik langsung
maupun tidak langsung.
Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel atau
pecahan batu yang keras dan awet yang memenuhi persyaratan dalam Tabel 5.1.2.2).
Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan.
Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir alami atau batu
pecah halus dan partikel halus lainnya yang memenuhi persyaratan dalam Tabel 5.1.2.2).
Seluruh Lapis Fondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung
atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi
ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan dalam
Tabel 5.1.2.1) dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 5.1.2.2). Gradasi
Lapis Fondasi Agregat Kelas C harus memenuhi ketentuan Lapis Fondasi Agregat
dalam Tabel 5.2.2.1 dan memenuhi sifat-sifat Lapis Fondasi Agregat dalam Tabel
5.2.2.2).
5-5
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Catatan :
1) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90% agregat kasar
mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
2) 55/50 menunjukkan bahwa 55% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 50% agregat kasar
mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
3) 80/75 menunjukkan bahwa 80% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 75% agregat kasar
mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
a) Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu
jalan eksisting, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan
eksisting harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan Seksi 10.1 dari
Spesifikasi ini.
b) Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan perkerasan
eksisting atau tanah dasar baru yang disiapkan atau lapis fondasi yang
disiapkan, maka lapisan ini harus diselesaikan sepenuhnya, juga Lapis Drainase
di atas tanah dasar baru yang disiapkan, sesuai dengan Seksi 3.3, atau 5.1 dari
Spesifikasi ini, sesuai pada lokasi dan jenis lapisan yang terdahulu.
c) Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapis Fondasi Agregat dan Lapis
Drainase, sesuai dengan butir (a) dan (b) di atas, harus disiapkan dan
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Pekerjaan paling
sedikit 100 meter ke depan dari rencana akhir lokasi penghamparan Lapis
Fondasi pada setiap saat. Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100
5-6
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
meter panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum
lapis fondasi agregat dihampar.
Pohon-pohon yang sudah ditebang harus diganti dengan cara penanaman pohon
baru di daerah manfaat jalan (di luar bahu jalan). Penebangan pohon tidak
boleh dilaksanakan bilamana kestabilan lereng lama menjadi terganggu.
Pengukuran dan pembayaran untuk penebangan dan pembuangan pohon sesuai
dengan perintah Pengawas Pekerjaan diuraikan dalam Seksi 3.4 Pembersihan,
Pengupasan dan Penebangan Pohon dan penanaman pohon baru diuraikan
dalam Seksi 9.2 Pekerjaan Lain-lain dari Spesifikasi.
2) Penghamparan
a) Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus dibawa ke badan jalan sebagai
campuran yang merata dan untuk Lapis Fondasi Agregat harus dihampar pada
kadar air dalam rentang yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3.3). Kadar air dalam
bahan harus tersebar secara merata.
b) Setiap lapis harus dihampar pada suatu kegiatan dengan takaran yang merata
agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang
disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-
lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
c) Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus dihampar dan dibentuk
dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada
partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau
dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik.
3) Pemadatan
5-7
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum,
di mana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan
kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh SNI 1743:2008,
metode D.
d) Kegiatan penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit
demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang
bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Kegiatan penggilasan
harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis
tersebut terpadatkan secara merata.
e) Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin
gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang
disetujui.
4) Pengujian
b) Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Fondasi Agregat yang diusulkan, seluruh
jenis pengujian bahan harus diulangi lagi, bila menurut pendapat Pengawas
Pekerjaan, terdapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya, termasuk
perubahan sumber bahan.
5-8
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Kepadatan dan kadar air bahan Lapis Fondasi Agregat yang dipadatkan harus
secara rutin diperiksa, mengunakan SNI 2828:2011 dan keseragaman kepadatan
diuji dengan Light Weight Deflectometer (LWD) sesuai dengan Pd 03-2016-B
(prosedur LWD ditunjukkan dalam Lampiran 3.2.B) bilamana diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan. Pengujian harus dilakukan sampai seluruh kedalaman
lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan, tetapi
tidak boleh berselang seling lebih dari 100 m per lajur untuk pembangunan
jalan atau penambahan lajur dan 50 m untuk pelebaran menuju lebar standar.
Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus diukur sebagai jumlah meter kubik
dari bahan yang sudah dipadatkan, lengkap di tempat dan diterima. Volume yang diukur
harus didasarkan atas penampang melintang yang ditunjukkan pada Gambar,
menggunakan prosedur pengukuran standar ilmu ukur tanah, bila tebal yang diperlukan
merata, dan pada penampang melintang yang disetujui Pengawas Pekerjaan bila tebal
yang diperlukan tidak merata, dan panjangnya diukur secara mendatar sepanjang sumbu
jalan.
a) Ketebalan Kurang
Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase yang diterima tidak
boleh kurang dari tebal dan toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.3).c)
dan Pasal 5.1.1.3).d).
Bilamana tebal rata-rata Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase untuk suatu
segmen tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.3).c)
dan Pasal 5.1.1.3).d), maka kekurangan tebal ini harus diperbaiki kecuali
Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Lapis Fondasi Agregat atau
Lapis Drainase Perkerasan dengan harga satuan dikalikan dengan Faktor
Pembayaran sesuai Tabel 5.1.4.1).
Tabel 5.1.4.1) Faktor Pembayaran Harga Satuan untuk Ketebalan Kurang atau
Diperbaiki
Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal
(% Harga Satuan)
0,0 - 1,0 cm 100 %
> 1,0 - 2,0 cm 90 % atau diperbaiki
> 2,0 - 3,0 cm 80 % atau diperbaiki
> 3,0 cm harus diperbaiki
5-9
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Kepadatan Kurang
Jika kepadatan lapangan rata-rata dalam suatu segmen lebih kecil dari 100%
kepadatan kering maksimum modifikasi, tetapi semua sifat-sifat bahan yang
disyaratkan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi, maka
kepadatan yang kurang ini harus diperbaiki kecuali Pengawas Pekerjaan dapat
menerima pekerjaan Lapis Fondasi Agregat dengan harga satuan dikalikan
dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 5.1.4.2).
Faktor Pembayaran
Kepadatan
(% Harga Satuan)
100 % 100 %
99 - < 100% 90 % atau diperbaiki
98 - < 99% 80 % atau diperbaiki
97 - < 98% 70 % atau diperbaiki
< 97% harus diperbaiki
Bilamana ketebalan dan kepadatan Lapis Fondasi Agregat rata-rata kurang dari
yang disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai Pasal 5.1.4.a)
dan 5.1.4.b) maka pembayaran dilakukan dengan mengalikan harga satuan
dengan Faktor Pembayaran yang tercantum dalam Tabel 5.1.4.1) dan Tabel
5.1.4.2).
Pekerjaan penyiapan dan pemeliharaan tanah dasar yang baru atau perkerasan
eksisting dan bahu jalan lama di mana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar
tidak diukur atau dibayar menurut Seksi ini, tetapi harus dibayar terpisah dari
harga penawaran yang sesuai untuk Penyiapan Badan Jalan menurut Seksi 3.3,
dari Spesifikasi ini.
Perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat yang tidak memenuhi ketentuan toleransi yang
disyaratkan dalam Tabel 5.1.4.1) dan/atau Tabel 5.1.4.2) dapat dilaksanakan setelah
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai Pasal 5.1.1.7) atau penambahan lapisan
mengacu pada standar, pedoman, manual yang berlaku.
Bilamana perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat dilaksanakan sesuai dengan Pasal
5.1.1.7), kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas berdasarkan
tebal terpasang yang memenuhi toleransi pada Pasal 5.1.4.1).a), dan tidak melebihi
tebal dalam Gambar untuk setiap lapisnya, serta memenuhi kepadatan pada Pasal
5.1.4.1).b). Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan perbaikan
tersebut.
Bilamana perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat adalah dengan penambahan lapisan di
atasnya, maka harus dilengkapi dengan Justifikasi Teknis yang mendapat persetujuan
dari Pengawas Pekerjaan. Jenis lapisan yang digunakan harus tercantum dalam
Spesifikasi seperti Seksi 4.7 atau Seksi 6.3 atau lainnya. Perbaikan tersebut harus
membuat perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai desain. Kuantitas yang
5 - 10
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
diukur untuk pembayaran haruslah sesuai dengan Gambar. Tidak ada pembayaran
tambahan untuk pekerjaan penambahan lapisan tersebut.
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga
Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk masing-masing Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah ini dan termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga, yang harga serta
pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, pemeliharaan permukaan akibat
dilewati oleh lalu lintas, dan semua biaya lain-lain yang diperlukan atau lazim untuk
penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas
Pekerjaan untuk setiap segmen Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase yang yang
mengacu pada tebal dan/atau kepadatan yang disyaratkan. Jumlah dari semua
penyesuaian tersebut akan ditetapkan dan tercakup dalam sertifikat pembayaran sebagai
pengurangan terhadap mata pembayaran terkait.
5 - 11
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
5 - 12
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 5.2
PERKERASAN BERBUTIR TANPA PENUTUP ASPAL
5.2.1 UMUM
1) Uraian
3) Toleransi Dimensi
a) Tebal minimum tidak boleh kurang dari 1 cm terhadap tebal yang ditunjukkan
dalam Gambar kecuali disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sehubungan dengan
ketentuan yang diuraikan dalam Pasal 5.2.5.1) dari Spesifikasi ini.
b) Bila semua agregat yang lepas dibuang, standar kerataan dari permukaan yang
padat harus sedemikian rupa sehingga tidak satu titikpun pada permukaan
berbeda lebih dari 1 cm diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang
dipasang sejajar atau tegak lurus pada sumbu jalan.
d) Kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Pekerjaan atau diberikan secara detail
dalam Gambar, Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal harus
dilaksanakan dengan lereng melintang atau punggung jalan sebesar 5% untuk
daerah bukan superelevasi.
4) Standar Rujukan
5 - 13
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ii) Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan
untuk Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal, bersama dengan
hasil pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa sifat-sifat
bahan yang ditentukan dalam Pasal 5.2.2.2) terpenuhi.
b) Segera setelah selesainya satu bagian pekerjaan, Penyedia Jasa harus menye-
rahkan dalam bentuk tertulis kepada Pengawas Pekerjaan hasil pengukuran
permukaan dan data survei yang menyatakan bahwa toleransi permukaan dan
tebal yang disyaratkan dalam Pasal 5.2.1.3) dipenuhi.
Lapis Fondasi Agregat Jalan Tanpa Penutup Aspal tidak boleh ditempatkan, dihampar atau
dipadatkan pada waktu hujan, dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan segera setelah
hujan atau juga bila kadar air bahan tidak memenuhi Pasal 5.2.4.4).
7) Perbaikan Atas Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal Yang Tidak Memenuhi
Ketentuan
a) Lokasi dengan tebal dan kerataan permukaan yang tidak memenuhi toleransi
yang disyaratkan dalam Pasal 5.2.1.3), atau yang permukaannya bergelom-
bang selama atau sesudah pelaksanaan, harus diperbaiki dengan menggem-
burkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan yang diperlukan,
dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
5 - 14
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8, Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas.
5.2.2 BAHAN
1) Sumber Bahan
Material Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal harus dipilih dari sumber yang
disetujui sesuai dengan Seksi 1.11 "Bahan dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.
Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup harus bebas dari bahan organik dan gumpalan
lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus
memenuhi ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan
dalam Tabel 5.2.2.1) dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 5.2.2.2)
Tabel 5.2.2.1) Ketentuan Gradasi Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal
Tabel 5.2.2.2) Sifat-sifat Bahan untuk Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal
5 - 15
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Pencampuran bahan plastis tidak boleh dilaksanakan bila bahan aslinya telah
memenuhi ketentuan plastisitas minimum, kecuali jika ditentukan lain atau
disetujui Pengawas Pekerjaan.
c) Bahan plastis tidak boleh mengandung butiran atau gumpalan lempung yang
berukuran lebih dari 4,75 mm.
d) Kadar air bahan plastis dan semua fraksi lainnya harus sedemikian rupa
sehingga bahan plastis itu tetap lepas sebelum dan selama proses pencampuran.
e) Bahan ini harus dicampur seluruhnya sampai merata. Cara pencampuran harus
sampai diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
1) Penyiapan Formasi
Kecuali diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan, penyiapan drainase, tanah dasar
dan lapis fondasi agregat harus selesai dan diterima paling sedikit 100 m ke depan dari
rencana lokasi akhir penghamparan Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal
pada setiap saat.
2) Pengiriman Bahan
a) Jika Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal dipasok sebagai bahan
yang dicampur lebih dahulu, bahan itu harus dikirim ke badan jalan sesuai
dengan ketentuan Pasal 5.2.3.2).a). Bilamana agregat dikirim dalam bentuk dua
atau tiga komponen, setiap komponen harus dikirim sesuai dengan ketentuan
dari Pasal 5.2.3.2).a), kecuali jika komponen itu harus dikirim dalam keadaan
kering.
b) Tebal padat maksimum tidak boleh lebih dari 10 cm per lapis untuk Lapis
Permukaan Jalan Tanpa Penutup Aspal dan tidak boleh lebih dari 15 cm per
lapis untuk Lapis Fondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal kecuali ditentukan lain
atau disetujui Pengawas Pekerjaan.
5 - 16
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3) Agregat Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal Yang Dicampur di Tempat
a) Bila bahan badan jalan yang ada harus harus dicampur untuk digunakan sebagai
salah satu komponen Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal, lokasi-
lokasi tertentu yang bahannya agak basah atau mutunya kurang baik harus
digali dan dibuang terlebih dahulu, diganti dengan bahan badan jalan dari lokasi
lain yang bermutu sama atau lebih baik. Seluruh badan jalan yang padat harus
digaru sampai mencapai kedalaman yang seragam. Bilamana tidak disebutkan
lain maka penggaruan yang harus dihitung sedemikian hingga menghasilkan
proporsi bahan badan jalan yang tepat untuk campuran perkerasan berbutir
jalan tanpa penutup aspal. Bahan badan jalan harus dikeringkan seluruhnya dan
kemudian dicampur sampai seluruh lokasi itu merata secara memanjang dan
melintang.
b) Komponen bahan untuk setiap lapis harus dihampar dengan ketebalan yang
sama di seluruh lokasi. Mesin pencampur stabilisasi tanah, mesin penggaru
pertanian, cakram bajak atau alat lain yang sesuai harus digunakan untuk
mencampur seluruh tebal bahan gembur tersebut. Sebagai alternatif,
setumpukan kecil bahan yang menerus pada panampang melintang yang
seragam dapat dihampar sepanjang jalan bilamana lebar jalan tetap. Seluruh
kedalaman bahan yang gembur itu dibolak-balik dari sisi jalan yang satu ke
yang lainnya sampai seluruh bahan itu tercampur merata, kemudian dihampar
dengan ketebalan yang sama.
c) Pencampuran di tempat hanya diizinkan bila kondisi panas dan cuaca panas
diharapkan berlangsung sampai pekerjaan selesai.
a) Segera setelah pembentukan awal selesai, setiap lapis bahan harus dipadatkan
seluruhnya dengan alat pemadat yang cocok dan memadai, yang telah disetujui
Pengawas Pekerjaan.
e) Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-tempat lain yang tak terjangkau oleh
mesin gilas harus dipadatkan dengan menggunakan timbris atau pemadat
mekanis.
5 - 17
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
g) Penambahan abu batu atau pasir berplastisitas rendah dalam jumlah kecil pada
saat pemadatan tahap akhir dapat diizinkan agar dapat meningkatkan
pengikatan pada lapis permukaan. Abu batu dan pasir tidak boleh dihampar
terlalu tebal sedemikian hingga agregat kasar menjadi tidak tampak.
5.2.4 PENGUJIAN
1) Jumlah data pendukung pengujian yang dibutuhkan untuk persetujuan awal dari mutu
bahan akan ditentukan Pengawas Pekerjaan namun harus mencakup semua pengujian
yang disyaratkan pada Pasal 5.2.2.3), paling sedikit tiga contoh yang mewakili sumber
bahan yang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili batas rentang mutu bahan yang
mungkin terdapat dalam sumber bahan tersebut.
2) Setelah persetujuan atas mutu bahan untuk Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup Aspal
yang diusulkan, seluruh pengujian mutu bahan harus diulangi lagi bilamana menurut
pendapat Pengawas Pekerjaan terdapat perubahan pada mutu bahan atau pada sumber
bahan atau pada metode produksinya.
3) Suatu program pengujian pengendalian mutu bahan secara rutin harus dilaksanakan
untuk memeriksa ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan. Pengujian
lebih lanjut harus sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter
kubik bahan yang dihasilkan, pengujian harus meliputi paling sedikit lima (5) pengujian
Indeks Plastisitas dan lima (5) pengujian gradasi dan satu (1) penentuan kepadatan
kering maksimum modifikasi (modified) menggunakan SNI 1743:2008, metode D.
4) Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa,
mengunakan SNI 2828:2011 dan keseragaman kepadatan diuji dengan Light Weight
Deflectometer (LWD) sesuai dengan Pd 03-2016-B (prosedur LWD ditunjukkan dalam
Lampiran 3.2.B) bilamana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Pengujian harus
dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh
Pengawas Pekerjaan, tetapi tidak boleh berselang seling lebih dari 100 m per lajur.
Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal harus diukur sebagai jumlah meter
kubik dari bahan terpasang yang sudah dipadatkan, lengkap di tempat dan diterima.
5 - 18
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Volume yang diukur harus didasarkan atas tebal penampang melintang terpasang,
menggunakan prosedur pengukuran standar ilmu ukur tanah.
Pada Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal, tebal lapis fondasi yang
ditetapkan atau disetujui tidak seluruhnya terdiri atas bahan baru, tetapi sebagian bahan
pada jalan lama yang dikerjakan kembali, maka volume untuk pembayaran haruslah
berdasarkan volume padat bahan baru yang dihampar, dihitung berdasarkan penampang
melintang yang diukur oleh Penyedia Jasa dan disetujui Pengawas Pekerjaan sebelum
pekerjaan dimulai.
a) Ketebalan Kurang
Tebal minimum Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal yang diterima
tidak boleh kurang dari tebal dan toleransi yang disyaratkan dalam Pasal
5.2.1.3).a).
Bilamana tebal rata-rata Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal untuk
suatu segmen tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan dalam Pasal
5.2.1.3).a), maka kekurangan tebal ini harus diperbaiki kecuali Pengawas
Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Lapis Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa
Penutup Aspal dengan harga satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran
sesuai Tabel 5.2.5.1).
b) Kepadatan Kurang
Jika kepadatan lapangan rata-rata dalam suatu segmen lebih kecil dari 100%
kepadatan kering maksimum modifikasi, tetapi semua sifat-sifat bahan yang
disyaratkan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi, maka
kepadatan yang kurang ini harus diperbaiki kecuali Pengawas Pekerjaan dapat
menerima pekerjaan Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal dengan
harga satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 5.2.5.2).
Tabel 5.2.5.2) Faktor Pembayaran Harga Satuan untuk Kepadatan Kurang atau
Diperbaiki
Faktor Pembayaran
Kepadatan
(% Harga Satuan)
% 100 %
99 - < 100 % 90 % atau diperbaiki
5 - 19
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Faktor Pembayaran
Kepadatan
(% Harga Satuan)
98 - < 99 % 80 % atau diperbaiki
97 - < 98 % 70 % atau diperbaiki
< 97 % harus diperbaiki
Pekerjaan penyiapan dan pemeliharaan tanah dasar yang baru atau perkerasan
eksisting dan bahu jalan lama dimana Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup
Aspal akan dihampar, tidak diukur atau dibayar menurut Seksi ini, tetapi harus
dibayar terpisah dari harga penawaran yang sesuai untuk Penyiapan Badan
Jalan menurut Seksi 3.3 dari Spesifikasi ini.
Perbaikan Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal yang tidak memenuhi
ketentuan toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 5.2.5.1) dan/atau Tabel 5.2.5.2)
dilaksanakan setelah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai Pasal 5.2.1.7),
kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas berdasarkan tebal
terpasang yang memenuhi toleransi pada Pasal 5.2.5.1).a) dan tidak melebihi tebal
dalam Gambar untuk setiap lapisnya, serta memenuhi kepadatan pada Pasal 5.2.5.1).b).
Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan perbaikan tersebut.
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga
Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk masing-masing Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah ini dan termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga, yang harga serta
pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, pemeliharaan permukaan akibat
dilewati oleh lalu lintas, dan semua biaya lain-lain yang diperlukan atau lazim untuk
penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas
Pekerjaan untuk setiap segmen Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup Aspal yang
mengacu pada tebal dan/atau kepadatan yang disyaratkan. Jumlah dari semua
penyesuaian tersebut akan ditetapkan dan tercakup dalam sertifikat pembayaran sebagai
pengurangan terhadap mata pembayaran terkait.
5 - 20
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 5.3
5.3.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi pembuatan Perkerasan Beton Semen (Perkerasan Kaku) dan
Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus (Lean Concrete Subbase) yang dilaksanakan sesuai
dengan dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar.
3) Toleransi Dimensi
4) Standar Rujukan
Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.6) dari Spesifikasi ini harus digunakan
dengan tambahan berikut:
5 - 21
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SNI 03-6969-2003 : Metode pengujian untuk pengukuran panjang beton inti hasil
pengeboran.
SNI 8287: 2016 : Metode uji kuantitas butiran pipih, lonjong atau pipih dan
lonjong dalam agregat kasar (ASTM D 4791-10, MOD)
SNI 8321:2016 : Spesifikasi agregat beton (ASTM C33/C33M-13, IDT)
SNI ASTM C309:2012 : Spesifikasi kompon cair pembentuk membran untuk
perawatan beton
SNI ASTM : Metode uji waktu pengikatan campuran beton dengan
C403/C403M:2012 ketahanan penetrasi
AASHTO :
AASHTO M33-99(2012) : Preformed Expansion Joint Filler for Concrete
(Bituminous Type).
ASTM :
ASTM D2628-91(2016) : Standard Specification for Preformed
Polychloroprene Elastomeric Joint Seals for
Concrete Pavements.
Penyedia Jasa harus mengajukan rincian proposal Rencana Pengendalian Mutu untuk
aspek pekerjaan ini sesuai dengan Seksi 1.21 dari Spesifikasi dan juga semua ketentuan
yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.7).a), b) dan e) dari Spesifikasi ini.
Ketentuan tingkat penguapan yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.9) dari Spesifikasi ini
harus digunakan.
7) Perbaikan Terhadap Perkerasan Beton Semen dan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus
Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.10).a) sampai dengan d) dari Spesifikasi
ini harus digunakan.
Beton yang dipasok sebagai Campuran Siap Pakai (Ready Mix) oleh pemasok yang
berada di luar kegiatan pekerjaan harus memenuhi ketentuan SNI 4433:2016. Kecuali
disebutkan lain dalam 4433:2016 haruslah
Penyedia Jasa. Syarat-syarat Umum dari Kontrak dan ketentuan-ketentuan dari
Spesifikasi Seksi 5.3 akan didahulukan daripada SNI 4433:2016. Penerapan SNI
4433:2016 tidak membebaskan Penyedia Jasa dari setiap kewajibannya dalam Kontrak
ini.
5 - 22
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
5.3.2 BAHAN
Bahan-bahan pembentuk beton yang digunakan untuk perkerasan beton semen harus
sesuai dengan ketentuan Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini, kecuali jika disebutkan lain
dalam Seksi ini.
Agregat halus harus memenuhi SNI 8321:2016 dan Pasal 7.1.2.3) dari Spesifikasi
selain yang disebutkan di bawah ini. Agregat halus harus terdiri dari bahan yang bersih,
keras, butiran yang tak dilapisi apapun dengan mutu yang seragam, dan harus :
a) Mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ayakan ASTM No. 4 (4,75mm).
c) Jika dua jenis agregat halus atau lebih dicampur, maka agregat dari setiap
sumber harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Seksi ini.
d) Setiap fraksi agregat halus buatan harus terdiri dari batu pecah yang memenuhi
Pasal 5.3.2.3) dan haruslah bahan yang non-plastis jika diuji sesuai SNI 1966:
2008.
Tabel 5.3.2.1) Sifat-sifat Agregat Halus
Agregat kasar harus memenuhi SNI 8321:2016 dan Pasal 7.1.2.3) dari Spesifikasi selain
dari yang disebutkan di bawah ini.
5 - 23
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Semen Portland Biasa (Ordinary Portland Cement, OPC) Tipe 1 atau Tipe 3, dan
Semen Portland Pozolan (Portland Pozzolana Cemet, PPC) yang digunakan dalam
pekerjaan harus memenuhi Pasal 7.1.2.1) dari Spesifikasi ini. Selain PPC, blended
cement lain seperti Semen Portland Slag (SPS) sesuai dengan SNI 6385:2016 juga dapat
digunakan.
Bahan tambah mineral seperti abu terbang dan semen slag harus memenuhi Pasal
7.1.2.5 dari Spesifikasi ini.
Jika digunakan Abu Terbang maksimum yang dapat digunakan adalah 25 % dari berat
bahan pengikat hanya untuk pemakaian Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I atau III
dan tidak dapat digunakan untuk pemakaian semen Portland Pozzolana Cement (PPC)
atau blended cement lainnya.
5) Air
6) Baja Tulangan
Baja tulangan harus sesuai dengan ketentuan Seksi 7.3 dari Spesifikasi ini, dan
detailnya tercantum dalam Gambar.
Membran yang kedap air di bawah perkerasan sebagai lapis pemisah harus berupa
lembaran polyethene dengan tebal 125 mikron atau yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan. Bila diperlukan sambungan, maka harus dibuat tumpang tindih sekurang-
kurangnya 300 mm.
8) Bahan Tambah
Bahan tambah kimiawi (admixture) yang digunakan harus memenuhi ketentuan Pasal
7.1.2.5 dari Spesifikasi ini. Bahan tambah yang mengandung calcium chloride, calcium
formate, dan triethanolamine tidak boleh digunakan.
b) Untuk campuran dengan abu terbang (fly ash) kurang dari 50 kg/m3, kontribusi
alkali total (dinyatakan dengan Na2O ekivalen) dari semua bahan tambahan yang
digunakan pada campuran tidak boleh melebihi 0,20 kg/m3.
Super plasticizer/hing range water reducer dapat digunakan atas persetujuan tertulis dari
Pengawas Pekerjaan.
Bahan membran untuk perawatan haruslah cairan berpigmen putih yang memenuhi SNI
ASTM C309:2012 atau bahan/metoda lain yang disetujui Pengawas Pekerjaan. Bahan
5 - 24
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
membran tanpa warna atau bening tidak akan disetujui. Perawatan dengan
menggunakan lembaran penutup harus memenuhi persyaratan dalam SNI 4817:2008
10) Bahan Penutup Sambungan (Joint Sealer) dan Bahan Pengisi Sambungan (Joint Filler)
a) Bahan penutup yang dituang untuk sambungan harus memenuhi ketentuan SNI
03-4814-1998.
11) Beton
a) Komposisi Campuran
Untuk menentukan rasio agregat kasar dan agregat halus, proporsi agregat halus
harus dipertahankan seminimum mungkin. Akan tetapi, sekurang-kurangnya
40% agregat dalam campuran beton terhadap berat haruslah agregat halus yang
didefinisikan sebagai agregat yang lolos ayakan 4,75 mm.
Agregat gabungan tidak boleh mengandung bahan yang lebih halus dari 0,075
mm sebesar 2% kecuali bahan pozolan. Penyedia Jasa boleh memilih agregat
kasar sampai ukuran maksimum 38 mm, asalkan : campuran tersebut tidak
mengalami segregasi; kelecakan (workability) yang memadai untuk instalasi
dan metode pelaksanaan yang digunakan dapat dicapai dan kerataan permukaan
yang disyaratkan tetap dapat dipertahankan. Menurut pendapatnya, Pengawas
Pekerjaan dapat meminta Penyedia Jasa untuk mengubah ukuran agregat kasar
yang telah dipilih oleh Penyedia Jasa.
Ketika proporsi takaran yang sesuai telah diputuskan dan disetujui, proporsi-
proporsi tersebut hanya dapat diubah dengan persetujuan Pengawas Pekerjaan.
5 - 25
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Berat semen yang disertakan dalam setiap meter kubik beton yang digunakan
untuk Perkerasan Beton Semen tidak boleh kurang dari jumlah semen untuk
keperluan pencapaian keawetan beton dan tidak lebih dari jumlah semen yang
akan mengakibatkan temperatur beton yang tinggi saat proses pengikatan.
Ketentuan jumlah semen minimum dan jumlah semen maksimum harus
tercantum dalam dokumen rancangan campuran beton sesuai dengan kondisi
lingkungan pekerjaan dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
c) Kekuatan
Ketentuan minimum untuk kuat lentur pada umur 28 hari untuk Perkerasan
Beton Semen diberikan dalam tabel berikut ini :
Nilai rata-rata kuat tekan rata-rata Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus pada
umur 28 hari yang diambil contohnya dari produksi harian harus memenuhi
kekuatan 8 - 11 MPa.
5 - 26
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Perbedaan Maksimum
yang diizinkan pada
Pengujian Hasil Pengujian dari
Benda Uji yang diambil
dari Dua Lokasi dalam
Takaran Beton
Berat per meter kubik yang dihitung berdasarkan bebas 16
rongga udara (kg/m3)
Kadar rongga udara, volume % dari beton 1
Slump (mm) 25
Kadar Agregat Kasar, berat porsi dari setiap benda uji 6
yang tertahan ayakan No.4 (4,75 mm), %
Berat Isi mortar bebas udara (tidak kurang dari 3 silinder 1,6
akan dicetak dan diuji untuk tiap-tiap benda uji)
berdasarkan rata-rata dari pengujian semua benda uji
yang akan dibandingkan, %
Kuat tekan rata-rata pada umur 7 hari untuk setiap benda 7,5
uji, berdasarkan kuat rata-rata dari pengujian semua
benda uji yang dibandingkan, %.
Untuk tujuan dari Pasal 5.3.2 dan Pasal 5.3.10 ini, suatu lot akan didefinisikan
sebagai sampai 50 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan bergerak dan sampai
30 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan tetap.
Untuk setiap lot, minimal dua pasang benda uji balok harus dicetak untuk
pengujian kuat lentur, sepasang yang pertama untuk 7 hari dan sepasang lainnya
pada umur 28 hari.
Bilamana hasil pengujian kuat lentur di atas tidak mencapai 90% dari kuat
lentur yang disyaratkan dalam Tabel 5.3.2.3) maka pengambilan benda uji
beton inti (core) di lapangan, minimum sebanyak 4 benda uji, untuk pengujian
kuat tekan beton inti dapat dilakukan. Jika nilai rata-rata kuat tekan beton inti
(core) dari contoh yang diambil ini mencapai kuat tekan yang setara dengan
kekuatan tekan yang diperoleh dari campuran beton yang sama (dari pengujian
kuat tekan silinder yang dicetak), yang digunakan untuk pengujian kuat lentur
sebelumnya, maka produk beton ini dapat diterima untuk pembayaran.
5 - 27
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
5.3.3 PERALATAN
1) Umum
Peralatan harus memenuhi ketentuan dalam Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini.
Penghamparan dapat dilakukan baik dengan menggunakan acuan bergerak (slip form)
maupun acuan tetap (fixed form).
3) Kendaraan Pengangkut
4) Pencampuran Beton
Pemasokan Beton Siap Pakai diizinkan untuk penghamparan dengan acuan tetap (fixed
form) sesuai dengan hasil demonstrasi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa bahwa
kecepatan pemasokan, mutu, dan kesinambungan yang disyaratkan dapat dipenuhi oleh
pemasok beton siap pakai. Alat pencampur tetap (stationary mixer) yang mempunyai
kapasitas gabungan tidak kurang dari 60 meter kubik per jam harus dilengkapi
penghampar dengan acuan bergerak kecuali jika dapat ditunjukkan bahwa kecepatan
pemasokan, mutu, dan kesinambungan yang disyaratkan dapat dipenuhi oleh pemasok
beton siap pakai.
5) Vibrator (Penggetar)
Bila vibrator spud, baik dijalankan dengan tangan maupun dipasang pada mesin
penghampar (spreader) atau pembentuk (finishing), yang digunakan di dekat acuan,
frekuensinya tidak boleh kurang dari 3500 impuls per menit (58 Hz).
5 - 28
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6) Gergaji Beton
7) Acuan
Acuan samping yang lurus harus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari
5 mm dan harus disediakan dalam ruas-ruas dengan panjang tidak kurang dari 3 m.
Acuan ini sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama dengan ketebalan
perkerasan jalan tanpa adanya sambungan horisontal, dan lebar dasar acuan tidak
kurang dari kedalamnya. Acuan yang dapat disesuaikan (fleksibel) atau lengkung
dengan radius yang sesuai harus digunakan untuk tikungan dengan radius 30,0 m atau
kurang. Acuan yang dapat disesuaikan (fleksibel) atau lengkung harus dirancang
sedemikian hingga dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Acuan harus dilengkapi
dengan sarana yang memadai untuk keperluan pemasangan, sehingga bila telah
terpasang acuan tersebut dapat menahan, tanpa adanya lentingan atau penurunan, segala
benturan dan getaran dari alat pemadat dan pembentuk. Batang flens (flange braces) harus
dilebihkan keluar d
atasnya miring, bengkok, terpuntir atau patah harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.
Acuan bekas yang diperbaiki tidak boleh digunakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan. Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih
dari 3 mm dalam 3 meter dan pada kaki tegaknya tidak boleh lebih dari 6 mm. Acuan
ini harus dilengkapi juga dengan pengunci ujung-ujung bagian yang bersambungan.
Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti yang ditentukan
dalam Gambar. Semua sambungan harus dilindungi agar tidak kemasukan bahan yang
tidak dikehendaki sebelum ditutup dengan bahan pengisi.
Sambungan memanjang dari Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus harus digeser
sekurang-kurangnya 20 cm dari sambungan memanjang dari perkerasan beton yang
dikerjakan.
Sambungan konstruksi melintang dari Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus harus
dibentuk pada akhir kegiatan harian dan harus membentuk permukaan melintang yang
benar-benar tegak.
Batang baja ulir dengan panjang, ukuran, dan jarak seperti yang disyaratkan harus
diletakkan tegak lurus dengan sambungan memanjang memakai peralatan mekanis atau
dipasang dengan besi penahan (chair) atau penahan lainnya yang disetujui untuk
mencegah pergeseran. Batang pengikat (tie bars) tersebut tidak boleh dicat atau dilapisi
aspal atau bahan lain atau dimasukkan dalam tabung atau sleeves kecuali untuk
5 - 29
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Sambungan memanjang acuan (longitudinal form joint) terdiri dari lidah dan alur yang
tegak lurus permukaan tepi perkerasan. Sambungan tersebut harus dibentuk dengan
peralatan secara mekanis maupun secara manual sampai memenuhi ukuran dan garis
yang ditunjukkan dalam Gambar, sewaktu beton masih dalam tahap plastis. Alur ini
harus diisi dengan bahan pracetak yang memanjang atau diisi dengan bahan penutup
yang ditentukan
Sambungan memanjang tengah (longitudinal centre joint) harus dibuat sedemikian rupa
sehingga ujungnya berhubungan dengan sambungan melintang (transverse joint), bila
ada.
Bahan memanjang (strip) yang disisipkan ini tidak boleh dibentuk ulang dari posisi
vertikal selama pemasangan atau karena kegiatan pekerjaan penyelesaian yang
dilaksanakan pada beton. Alinyemen sambungan harus sejajar dengan garis sumbu jalan
dan harus bebas dari ketidakteraturan setempat. Alat pemasangan mekanik harus
menggetarkan beton selama bahan memanjang tersebut disisipkan, sedemikian rupa agar
beton yang tergetar kembali rata sepanjang tepi bahan memanjang (strip) tersebut
tanpa menimbulkan segregasi atau rongga udara.
Filler (bahan pengisi) untuk sambungan ekspansi (expansion joint filler) harus menerus
dari acuan ke acuan, dibentuk sampai tanah dasar dan dibentuk pada lidah alur
sepanjang acuan. Filler sambungan pracetak (preform joint filler) harus disediakan
5 - 30
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
dengan panjang sama dengan lebar satu lajur. Filler yang rusak atau yang sudah
diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui Pengawas Pekerjaan.
3) Filler Sambungan
Filler sambungan ini harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu atau pemegang
yang disetujui harus digunakan untuk menjaga agar filler tetap pada garis dan alinyemen
yang semestinya, selama penghamparan dan penyelesaian pekerjaan beton. Sambungan
yang telah selesai tidak boleh berbeda lebih dari 5 mm pada alinemen horisontal
terhadap suatu garis lurus. Bila filler sambungan adalah bagian-bagian yang dirakit,
maka di antara unit-unit yang bersebelahan tidak boleh terdapat celah. Sumbat atau
gumpalan beton tidak diperkenankan di manapun dalam rongga ekspansi.
Sambungan ini terdiri dari bidang yang diperlemah dengan membentuk atau membuat
alur dengan pemotongan pada permukaan perkerasan, disamping itu bilamana
ditunjukkan dalam Gambar juga harus mencakup perlengkapan untuk memindahkan
beban (load transfer assemblies).
Sambungan ini harus dibentuk dengan memasang bagian lajur melintang (strip)
sebagaimana ditunjukkan Gambar.
Sambungan ini harus dibentuk dengan membuat alur dengan gergaji beton pada
permukaan perkerasan dengan lebar, kedalaman, jarak dan garis sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam Gambar. Setelah setiap sambungan digergaji, bekas
gergajian dan permukaan beton yang bersebelahan harus dibersihkan.
5 - 31
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Sambungan ini harus dibuat bila pekerjaan beton berhenti lebih dari 30 menit.
(sebelum terjadinya pengikatan awal).Sambungan konstruksi melintang tidak
boleh dibuat pada jarak kurang dari 1,8 meter dari sambungan muai, sambungan
susut, atau bidang yang diperlemah lainnya. Bilamana dalam waktu penghentian
tersebut campuran beton belum cukup untuk membuat perkerasan sepanjang
minimum 1,8 meter, maka kelebihan beton pada sambungan sebelumnya harus
dipotong dan dibuang sesuai dengan yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan.
Dalam segala hal sambungan konstruksi melintang tidak boleh kurang dari
sepertiga panjang segmen.
Bila digunakan ruji (dowel), maka harus dipasang sejajar dengan permukaan dan garis
sumbu perkerasan beton, dengan memakai penahan atau perlengkapan logam lainnya
yang dibiarkan tertinggal dalam perkerasan.
Ujung dowel harus dipotong dengan rapi agar permukaannya rata. Bagian setiap dowel
yang diberi pelumas sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar, harus dilapisi
sampai merata dengan bahan aspal atau bahan pelumas yang disetujui, agar bagian
dowel tersebut tidak ada melekat pada beton. Penutup (selubung) dowel yang disetujui
Pengawas Pekerjaan, harus dipasang pada setiap batang dowel hanya digunakan dengan
sambungan ekspansi. Penutup atau selubung tersebut harus berukuran pas dengan dowel
dan ujungnya yang tertutup harus kedap air.
Sebagai pengganti rakitan dowel pada sambungan kontraksi, batang dowel bisa
diletakkan dalam seluruh ketebalan perkerasan dengan perlengkapan mekanik yang
disetujui Pengawas Pekerjaan.
Sambungan harus ditutup, dengan bahan penutup yang memenuhi Pasal 5.3.2.9) dari
Spesifikasi ini, segera mungkin setelah periode perawatan beton berakhir dan sebelum
perkerasan dibuka untuk lalu lintas, termasuk peralatan Penyedia Jasa. Sebelum ditutup,
5 - 32
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
setiap sambungan harus dibersihkan dari bahan yang tidak dikehendaki, termasuk bahan
perawatan (membrane curing compound) dan permukaan sambungan harus bersih dan
kering ketika diisi dengan bahan penutup.
Bahan penutup (joint sealer) yang digunakan pada setiap sambungan harus memenuhi
detail yang ditunjukan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Pengawas
Pekerjaan.
Bahan penutup yang digunakan secara panas harus diaduk selama pemanasan untuk
mencegah terjadinya pemanasan setempat yang berlebihan. Penuangan harus dilakukan
sedemikian hingga bahan penutup tersebut tidak tumpah pada permukaan beton yang
terekspos. Setiap kelebihan bahan penutup pada permukaan beton harus segera
disingkirkan dan permukaan perkerasan dibersihkan. Penggunaan pasir atau bahan lain
sebagai bahan peresap terhadap bahan penutup ini tidak diperkenankan.
5.3.5 PELAKSANAAN
1) Umum
Sebelum memulai pekerjaan beton semua pekerjaan lapis fondasi bawah, selongsong
(ducting) dan kerb yang berdekatan harus sudah selesai dan disetujui Pengawas
Pekerjaan.
Survei elevasi harus dilakukan pada lapis fondasi bawah dan setiap lokasi yang lebih
tinggi 5 mm dari elevasi rancangan harus diperbaiki sebelum dilakukannya setiap
pekerjaan berikutnya.
Acuan dan alat pengendali elevasi (jenis kawat atau lainnya) harus dipasang
secukupnya di muka bagian perkerasan yang sedang dilaksanakan agar diperoleh
kinerja dan persetujuan atas semua kegiatan yang diperlukan pada atau berdekatan
dengan garis-garis acuan. Acuan harus dipasang pada tempatnya dengan menggunakan
sekurang-kurangnya 3 paku untuk setiap ruas sepanjang 3 m. Sebuah paku harus
diletakkan pada setiap ujung sambungan. Bagian-bagian acuan harus kokoh dan tidak
goyah. Perbedaan permukaan acuan dari garis yang sebenarnya tidak boleh lebih dari 5
mm. Acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tahan, tanpa terlihat adanya
lentingan atau penurunan, terhadap benturan dan getaran dari peralatan pemadat dan
penyelesaian. Acuan harus bersih dan dilapisi pelumas sebelum beton dihamparkan.
Ceceran beton yang tertumpah pada permukaan beton yang telah selesai dihampar harus
disingkirkan dengan cara yang disetujui.
Alinyemen dan elevasi kelandaian acuan harus diperiksa dan bila perlu diperbaiki oleh
Penyedia Jasa segera sebelum beton dicor. Bilamana acuan berubah posisinya atau
kelandaiannya tidak stabil, maka harus diperbaiki dan diperiksa ulang.
Bagaian atas acuan dan alat pengendali elevasi harus dipasang dengan toleransi elevasi
tidal melampaui -10 mm sampai + 10 mm relatif terhadap rancangan elevasi permukaan
yang telah selesai. Lagipula, acuan dan alat pengendali elevasi harus dipasang
sedemikian hingga tidak ada satu titikpun pada ketebalan pelat beton yang setelah
pengecoran dan pemadatan akan kurang dari tebal rancangan.
5 - 33
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3) Pengecoran Beton
Beton harus dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan
(menggeser campuran beton segar secara manual) sedapat mungkin dihindari. Kecuali
truk pencampur, truk pengaduk, atau alat angkutan lainnya yang dilengkapi dengan alat
penumpah beton tanpa menimbulkan segregasi bahan, beton harus dituangkan ke dalam
alat penghampar dan dihamparkan secara mekanis sedemikian rupa untuk mencegah
segregasi. Penghamparan harus dilakukan secara menerus di antara sambungan
melintang tanpa sekatan sementara. Penghamparan secara manual diperlukan harus
dilakukan dengan memakai sekop bukan perlengkapan perata (rakes). Tenaga kerja
tidak boleh menginjak hamparan beton yang masih baru dengan memakai sepatu yang
dilekati oleh tanah atau kotoran lainnya.
Bilamana beton yang dicor bersambungan dengan lajur perkerasan yang telah selesai
terlebih dahulu, dan peralatan mekanik harus dijalankan di atas lajur tersebut, kekuatan
beton lajur itu harus sudah mencapai sekurang-kurangnya 90% dari kekuatan yang
disyaratkan. Bilamana hanya peralatan penyelesaian yang akan melewati lajur yang
ada, penghamparan pada lajur yang bersebelahan dapat dilakukan setelah kekuatan
beton tersebut mencapai 70% dari kekuatan yang disyaratkan.
Beton harus dipadatkan secara merata pada tepi dan sepanjang acuan, sepanjang dan
pada kedua sisi setiap sambungan, dengan menggunakan vibrator yang dimasukkan ke
dalam beton. Vibrator tidak boleh menyentuh langsung perlengkapan sambungan atau
sisi acuan. Vibrator tidak boleh digunakan lebih dari 5 detik pada setiap tempat.
Beton harus dituangkan sedekat mungkin dengan sambungan ekspansi dan sambungan
kontraksi tanpa merusaknya, tetapi tidak dituangkan langsung dari corong curah atau
penampung (hopper) ke arah perlengkapan sambungan kecuali jika penampung
(hopper) tersebut telah ditempatkan sedemikian rupa sehingga penumpahan beton tidak
menggeser posisi sambungan.
Ceceran beton yang tertumpah pada permukaan beton yang telah selesai dihampar harus
disingkirkan dengan cara yang disetujui.
Setelah beton dituangkan, beton harus dibentuk agar memenuhi penampang melintang
yang ditunjukan dalam Gambar. Bilamana perkerasan beton bertulang dihampar dalam
dua lapis, lapis bawah harus digetar dan dipadatkan sampai panjang dan kedalaman
tertentu sehingga anyaman kawat baja atau hamparan baja tulangan dapat diletakkan di
atas beton dengan tepat. Baja tulangan harus langsung diletakkan di atas hamparan
beton tersebut, sebelum lapisan atasnya dituangkan, digetar dan dihampar. Lapis bawah
beton yang sudah dituang lebih dari 30 menit atau sudah mulai terjadi pengikatan awal
tanpa diikuti penghamparan lapis di atasnya harus dibongkar dan diganti dengan beton
yang baru atas biaya Penyedia Jasa. Bilamana perkerasan beton dibuat langsung dalam
satu lapisan, baja tulangan harus diletakkan dengan kaku sebelum pengecoran beton, atau
dapat dihampar pada kedalaman sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar pada
beton yang masih dalam tahap plastis, setelah terhampar, dengan memakai peralatan
mekanik atau vibrator.
Sambungan antara anyaman kawat baja, kawat baja pertama dari anyaman kawat baja
harus berada pada anyaman kawat baja yang lengkap sebelumnya, dan bagian yang
tumpang tindih (overlap) tidak kurang dari 450 mm.
5 - 34
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Baja tulangan harus bebas dari kotoran, minyak, cat, gemuk, dan karat yang akan
mengganggu kelekatan baja dengan beton.
Beton harus didistribusi atau disebar sesegera mungkin setelah beton dicor, dibentuk
dan diratakan dengan mesin pembentuk (finishing machine). Mesin harus melintas
setiap bagian permukaan jalan beberapa kali dengan interval yang diperlukan untuk
memperoleh kepadatan yang sebagimana mestinya dan menghasilkan tekstur
permukaan yang rata. Kegiatan yang berlebihan di atas permukaan beton harus
dihindarkan. Bagian atas acuan harus tetap bersih dan gerakan mesin di atas acuan harus
dijaga agar jangan sampai bergetar, goyah atau getaran lainnya yang cenderung
mempengaruhi presisi akhir.
Pada lintasan pertama mesin pembentuk (finishing machine), beton di depan screed
harus dibuat rata pada keseluruhan jalur yang dikerjakan.
Bila perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan, atau dengan
persetujuan Pengawas Pekerjaan jika tempat kerja sangat terbatas untuk dilaksanakan
dengan metode seperti yang disebutkan dalam Pasal 5.3.5.5) di atas, beton harus
didistribusi dan dihampar dengan tangan tanpa segregasi atau pra-pemadatan.
Beton yang dipadatkan dengan balok vibrator harus digetar sampai level tertentu
sehingga setelah kandungan udara dibuang melalui pemadatan, permukaan beton lebih
tinggi daripada acuan samping. Beton harus dipadatkan dengan balok pemadat dari baja
atau dari kayu keras beralas baja dengan lebar tidak kurang dari 75 mm, tinggi tidak
kurang dari 225 mm, dan daya penggerakannya tidak kurang dari 250 watt per meter
lebar perkerasan beton. Balok diangkat dan digerakkan maju sedikit demi sedikit
dengan jarak tidak lebih dari lebar balok. Sebagai alternatif, pemadat vibrasi berbalok
ganda dengan daya yang sama dapat juga digunakan. Bilamana ketebalan beton
melebihi 200 mm, atau bila diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, untuk
menyempurnakan pemadatan dapat dilakukan vibrasi internal tambahan pada seluruh
lebar perkerasan. Setelah setiap 1,5 m panjang perkerasan beton dipadatkan, balok
vibrasi harus dikembalikan sejarak 1,5 m untuk mengulang lagi dengan pelan-pelan
pada permukaan yang sudah dipadatkan itu untuk memperhalus permukaan.
Permukaan beton kemudian harus diratakan dengan paling sedikit 2 kali lintasan mistar
lurus pengupas dengan panjang pisau tidak kurang dari 1,8 m. Bilamana permukaan
beton koyak karena mistar lurus (straight-edge), karena permukaan tidak rata, balok
vibrasi harus digunakan lagi, lalu diikuti lagi dengan mistar lurus pengupas.
5 - 35
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7) Penyetrika (Floating)
Setelah dibentuk dan dipadatkan, selanjutnya beton harus diperhalus, diperbaiki dan
dipadatkan lagi dengan bantuan alat-alat penyetrika, dengan salah satu metode berikut
ini :
a) Metoda Manual
b) Metoda Mekanik
8) Memperbaiki Permukaan
Setelah penyetrikaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih plastis,
bagian-bagian yang ambles harus segera diisi dengan beton baru, dibentuk, dipadatkan
dan diselesaikan (finishing) lagi. Lokasi yang menonjol harus dipotong dan diselesaikan
(finishing) lagi. Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa permukaan
5 - 36
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mistar lurus (straightedge) tidak boleh
melebihi toleransi yang ditentukan dalam Pasal 5.3.5.12) dari Spesifikasi ini.
9) Membentuk Tepian
Segera setelah beton dibentuk dan dipadatkan, tepi perkerasan beton di sepanjang acuan
dan pada sambungan harus diselesaikan dengan perkakas (edging tool) untuk
membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus dengan radius tertentu,
bilamana tidak ditentukan lain pada Gambar, adalah 12 mm.
Setelah sambungan dan tepian selesai dikerjakan, dan sebelum bahan perawatan pada
permukaan perkerasan beton digunakan, permukaan beton harus dikasarkan dengan
disikat tegak lurus dengan garis sumbu (centreline) jalan.
Pengkasaran ini dilakukan dengan menggunakan sikat kawat dengan lebar tidak kurang
dari 450 mm. Sikat tersebut harus terdiri dari dua baris kawat dengan panjang kawat
100 mm dan ukuran kawat per 32 gauge serta jarak kawat dari as ke as adalah 25 mm.
Kedua baris kawat harus mempunyai susunan berselang-seling (zig-zag) sehingga jarak
kawat pada baris kedua dengan kawat pada baris pertama adalah 12,5 mm. Masing-
masing baris harus mempunyai 14 kawat dan harus diganti bila panjang kawat
terpendek telah mencapai 90 mm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari
3 mm.
Dalam 24 jam setelah pengecoran, Penyedia Jasa harus melakukan survei elevasi
permukaan dari lapis permukaan dan tebal lapisan.
Elevasi setiap titik dari lapis permukaan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus tidak boleh
berbeda lebih dari 10 mm di bawah atau 10 mm di atas elevasi rancangan (-10, +10
mm) dan untuk Perkerasan Beton Semen juga tidak boleh berbeda lebih dari 10 mm di
bawah atau 10 mm di atas elevasi rancangan (-10, +10 mm).
Lapis Pondai Bawah Beton Kurus harus mempunyai lereng melintang sama dengan
lereng melintang rancangan dengan toleransi ± 0,3 %.
Begitu beton mengeras, permukaan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus atau Perkerasan
Beton Semen harus diuji dengan memakai mistar lurus (straight-edges) sepanjang 3,0
m. Lokasi yang menunjukan ketinggian lebih dari 3 mm tapi tidak lebih dari 12,5 mm
sepanjang 3,0 m, itu harus ditandai dan segera diturunkan elevasinya dengan gurinda
yang telah disetujui, sampai elevasinya tidak melampaui 3 mm bilamana diuji ulang
dengan mistar lurus sepanjang 3,0 m. Bilamana penyimpangan penampang melintang
terhadap yang semestinya malampaui 12,5 mm, perkerasan beton harus dibongkar dan
diganti oleh Penyedia Jasa atas biaya sendiri.
5 - 37
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Setiap lokasi atau ruas yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3,0 m panjangnya atau
tidak boleh kurang dari lebar lajur yang terkena pembongkaran. Bilamana diperlukan
dalam membongkar dan mengganti suatu bagian perkerasan, setiap bagian yang tersisa
dari pembongkaran perkerasan beton dekat sambungan yang panjangnya kurang dari
3,0 m, harus ikut dibongkar dan diganti.
Permukaan Perkerasan Beton Semen yang terekspos harus segera dirawat dengan
pengaplikasian bahan perawatan yang disetujui, sesuai dengan Pasal 5.3.2.8) dari
Spesifikasi ini, disemprot segera setelah permukaan tersebut selesai dikasarkan dengan
sikat sesuai dengan kondisi berikut ini :
a) Bahan perawatan harus dalam bentuk lapisan yang menerus dan tak terputus,
dan disemprotkan dengan merata dalam 2 kali penyemprotan :
Untuk lokasi yang disemprot selain dengan alat penyemprot mekanik, kadar
penyemprotan harus lebih tinggi 25% dari kadar yang disebutkan dalam
sertifikat pengujian untuk perawatan yang efisien, harus memenuhi nilai
minimum 0,20 ltr/m2. Lokasi ini termasuk permukaan untuk sambungan dan
ruas-ruas dengan tepiacuan bergerak yang ditunjang oleh acuan sementara pada
saat penyemprotan awal.
Sebagai tambahan, apabila melakukan penghamparan pada segmen baru baik arah
melintang atau arah memanjang, maka pada perkerasan beton yang telah dicor
sebelumnya dengan umur kurang dari 7 hari harus dilakukan penyemprotan ulang
minimum 2 m pada sisi yang bersebelahan baik melintang atau memanjang, dan dapat
5 - 38
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
diperluas pada lokasi yang sering dilalui orang selama pengecoran pada sambungan
konstruksi.
Untuk perkerasan beton semen fast track, setelah permukaan beton cukup keras, bila
diperlukan permukaan dapat ditutup dengan lembaran penutup insulasi dalam Tabel
5.3.5.1) di bawah ini.
Tabel 5.3.5.1) Penggunaan Penutup Insulasi
Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus yang saat selesai dikerjakan harus segera dirawat
paling tidak sampai 70% kekuatan yang disyaratkan tercapai. Perawatan permukaan
harus dilaksanakan dengan salah satu metoda berikut:
Kecuali bila ditentukan lain, acuan tidak boleh dibongkar dari beton yang baru dicor
sebelum mencapai waktu paling sedikit 12 jam. Acuan harus dibongkar dengan hati-
hati agar tidak rusak perkerasan beton. Setelah acuan dibongkar, bagian sisi perkerasan
beton harus dirawat (curing) sesuai dengan Pasal 5.3.5.13) di atas.
Lokasi keropos yang kecil harus dibersihkan, dibasahi dan ditambal dengan adukan
semen kental dengan perbandingan 1 semen dan 2 agregat halus. Penambalan tidak
boleh dilakukan sampai lokasi yang keropos diperiksa dan metoda penambalan
disetujui Pengawas Pekerjaan.
Lokasi yang banyak keroposnya dianggap pekerjaan yang cacat mutu dan harus
dibongkar dan diganti. Setiap lokasi atau ruas yang dibongkar tidak boleh kurang dari
3,0 m panjangnya atau kurang dari lebar seluruh lajur yang terkena pembongkaran.
Bilamana diperlukan dalam membongkar dan mengganti suatu bagian perkerasan,
setiap bagian yang tersisa dari pembongkaran perkerasan beton dekat sambungan yang
panjangnya kurang dari 3,0 m, harus ikut dibongkar dan diganti.
5 - 39
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan, paling lambat satu
bulan sebelum tanggal pelaksanaan percobaan pertama, uraian terinci tentang instalasi,
peralatan dan metode pelaksanaan pekerjaan. Perubahan pada instalasi tidak
diperkenankan baik selama penghamparan percobaan ini atau bila perkerasan beton
sedang dihampar di daerah kerja permanen.
Penyedia Jasa harus melindungi perkerasan dan perlengkapannya dari lalu lintas umum
dan lalu lintas kegiatan pekerjaan. Perlindungan ini meliputi penyediaan tenaga
pengatur lalu lintas, pemasangan dan pemeliharaan rambu peringatan, lampu
penerangan, jembatan di atas perkerasan beton, atau jalan alih, dan sebagainya.
Setiap kerusakan pada perkerasan, yang terjadi sebelum persetujuan akhir, harus
diperbaiki atau diganti, sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan
5 - 40
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pengawas Pekerjaan harus menentukan kapan Perkerasan Beton Semen dapat dibuka
untuk lalu lintas. Perkerasan beton tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum hasil
pengujian terhadap benda uji yang dicetak dan dirawat sesuai dengan SNI 4810:2013
mencapai 90% dari kuat lentur minimum (45 kg/cm2). Sebelum dibuka untuk lalu lintas,
perkerasan beton harus dibersihkan dan penutup (sealing) sambungan harus telah
selesai dikerjakan.
Baik peralatan maupun lalu lintas, termasuk kendaraan kegiatan pekerjaan tidak
diperkenankan melewati permukaan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus yang telah
selesai sampai beton tersebut mencapai paling tidak 70% dari kekuatan yang
disyaratkan.
Setelah masa perawatan maka peralatan dan kendaraan yang diperlukan untuk
pekerjaan lanjutan diperkenankan melewati permukaan Lapis Fondasi Bawah Beton
Kurus.
Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus harus dipelihara sebagaimana mestinya sebelum
lapis perkerasan berikutnya dihampar. Setiap kerusakan sebagai akibat dari sebab
apapun harus diperbaiki dengan penggantian lokasi yang bersangkutan dengan biaya
Penyedia Jasa.
Tebal perkerasan beton aktual umumnya akan ditentukan dengan perbedaan elevasi
hasil survei sebelum dan sesudah perkerasan beton semen dicor. Bilamana setiap lokasi
yang tebal betonnya berbeda dengan yang dihitung dari dua kali survei elevasi,
Pengawas Pekerjaan dapat meminta pengambilan benda uji inti untuk menetapkan tebal
beton aktual pada lokasi tersebut. Bilamana pengambilan benda uji inti ini diperlukan,
tebal perkerasan pada lokasi ini ditentukan dari hasil rata-rata pengukuran terhadap
benda uji inti yang diambil sesuai dengan SNI 03-6969-2003.
Dalam perhitungan tebal rata-rata perkerasan, pengukuran yang melampaui lebih dari 5
mm dari tebal yang disyaratkan akan dipandang sebagai tebal yang disyaratkan
ditambah 5 mm.
Lokasi yang kurang sempurna dengan kekurangan tebal yang lebih dari 12,5 mm akan
dievaluasi oleh Pengawas Pekerjaan, dan jika keputusannya terhadap lokasi yang
kurang sempurna ini memerlukan pembongkaran, maka perkerasan tersebut harus
dibongkar dan diganti dengan beton yang tebalnya sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam Gambar.
Kuantitas yang dibayar dengan mata pembayaran tersebut di bawah ini adalah jumlah
meter kubik Perkerasan Beton Semen, Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman
Tulangan Tunggal dan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus dan Penyesuaian Harga pada
pekerjaan yang telah selesai di tempat untuk pekerjaan permanen dan disetujui. Lebar
5 - 41
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
yang diukur adalah lebar perkerasan yang ditunjukkan dalam penampangan melintang
tipikal dalam Gambar. Lokasi-lokasi tambahan seperti jalur ramp, atau sebagaimana
diperintahkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan. Panjang haruslah sebagaimana yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan,
yaitu sepanjang garis sumbu setiap badan jalan. Tebal haruslah tebal rata-rata aktual
yang diterima.
Sambungan, ruji (dowel), batang pengikat (tie bar) dan baja tulangan yang diperlukan
untuk pekerjaan dalam Seksi ini tidak boleh diukur terpisah untuk pembayaran.
Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi pada Perkerasan Beton
Semen Portland harus dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini:
a) Ketebalan Kurang
Bilamana tebal rata-rata Perkerasan Beton Semen untuk setiap lot tebalnya
kurang sampai lebih dari 5 mm, tetapi tidak lebih dari 12,5 mm, suatu penyesuaian
harga satuan akan dilakukan, ditentukan dari kuantitas aktual Perkerasan Beton
Semen atau Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal pada
lot ini di lapangan, dan harga satuan harus dikalikan dengan Faktor Pembayaran
sesuai Tabel 5.3.10.1).
Tidak ada pembayaran tambahan yang dilakukan atau tambahan kuantitas yang
diukur untuk setiap tebal perkerasan yang melampaui tebal yang ditunjukkan
dalam Gambar.
Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal rata-rata
(% Harga Satuan)
0 - 5 mm 100 %
> 5 - 8 mm 80% atau diperbaiki
> 8 - 10 mm 72% atau diperbaiki
> 10 - 12,5 mm 68% atau diperbaiki
> 12,5 mm harus diperbaiki
b) Kekuatan Kurang
Jika kekuatan yang memenuhi perkerasan beton dalam setiap lot tidak tercapai,
tetapi semua aspek lainnya memenuhi spesifikasi, Pengawas Pekerjaan dapat
menerima perkerasan beton tersebut dengan penyesuaian berikut:
Jika kuat lentur dalam 28 hari untuk setiap lot kurang dari 90% dari kuat lentur
beton minimum yang disyaratkan maka lot yang diwakili pengujian balok ini
harus diperbaiki.
Beton dengan kuat lentur dalam 28 hari mulai 90% sampai dengan < 100% dari
kuat lentur beton minimum yang disyaratkan dapat diterima dengan Harga
Satuan dikalikan Faktor Pembayaran sebesar 100% - 4% x penurunan setiap
5 - 42
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Bilamana ketebalan dan kekuatan perkerasan beton rata-rata kurang dari yang
disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai Pasal 5.3.10.1).a)
dan 5.3.10.1).b) maka penyesuaian harga satuan dilakukan dengan mengalikan
Faktor Pembayaran dalam Tabel 5.3.10.1) dan Faktor Pembayaran
sebagaimana yang diuraikan pada Pasal 5.3.10.1).b). Kriteria penerimaan untuk
pembayaran diatur dalam Pasal 5.3.2.11).f).
Perbaikan Perkerasan Beton Semen dapat dilakukan dengan melapis di atasnya dengan
perkerasan beton semen atau campuran beraspal dan harus mendapat persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan serta mengacu kepada standar, pedoman, dan manual yang
berlaku, dan dilengkapi dengan Justifikasi Teknis. Jenis lapisan yang digunakan harus
tercantum dalam Spesifikasi seperti Seksi 5.3 atau Seksi 6.3 atau lainnya. Perbaikan
tersebut harus membuat perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai desain.
Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan perbaikan tersebut atau
kuantitas tambahan yang diperlukan untuk Perbaikan tersebut.
Bila Perbaikan telah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan telah dilaksanakan
serta diterima, maka jumlah volume yang diukur untuk pembayaran haruslah volume
sesuai dengan Gambar.
3) Dasar Pembayaran
Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas
Pekerjaan untuk setiap lot Perkerasan Beton Semen yang mengacu pada kekuatan
dan/atau tebal yang disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian tersebut akan
ditetapkan dan tercakup dalam Sertifikat Pembayaran sebagai pengurangan terhadap
mata pembayaran terkait.
5 - 43
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
5.3.(1b) Perkerasan Beton Semen Fast Track hingga 8 jam Meter Kubik
5 - 44
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 5.4
5.4.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan tanah setempat atau yang didatangkan dari luar
Ruang Milik Jalan (RUMIJA), yang distabilisasi dengan semen, di atas permukaan badan
jalan untuk Perbaikan Tanah Dasar (Sub-grade Improvement) atau di atas tanah dasar
yang telah disiapkan untuk Lapis Fondasi Tanah Semen (Soil Cement Base), termasuk
penghamparan, pembentukan, pemadatan, perawatan dan penyelesaian akhir, semuanya
sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis, ketinggian, dimensi
dan penampang melintang seperti ditunjukkan dalam Gambar.
Yang dimaksud tanah (bahan yang akan distabilisasi) adalah tanah atau campuran tanah
dengan material padat lainnya dari sekitar lokasi kegiatan pekerjaan, yang tidak
mengandung bahan organik.
Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini tetapi tidak terbatas berikut ini :
a) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8
b) Kajian Teknis Lapangan : Seksi 1.9
c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11
d) Pemeliharaan Jalan Samping dan Bangunan Pelengkapnya : Seksi 1.14
e) Pengamanan Lingkungan Hidup : Seksi 1.17
f) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19
g) Manajemen Mutu : Seksi 1.21
h) Galian : Seksi 3.1
i) Timbunan : Seksi 3.2
j) Penyiapan Badan Jalan : Seksi 3.3
k) Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) : Seksi 4.6
l) Lapis Fondasi Agregat : Seksi 5.1
m) Perkerasan Beton Semen : Seksi 5.3
n) Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1
o) Laburan Aspal Satu Lapis (BURTU) dan Laburan Aspal : Seksi 6.2
Dua Lapis (BURDA)
p) Campuran Beraspal Panas : Seksi 6.3
q) Campuran Beraspal Hangat : Seksi 6.4
r) Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton : Seksi 6.5
s) Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin : Seksi 6.6
3) Toleransi Dimensi
a) Toleransi dimensi untuk tanah dasar yang sudah disiapkan baik yang
distabilisasi maupun bukan harus sesuai dengan Pasal 3.3.1.3) dari Spesifikasi
ini, kecuali disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sehubungan dengan ketentuan
yang diuraikan dalam Pasal 5.4.7.1) dari Spesifikasi ini.
5 - 45
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Permukaan akhir dari lapisan teratas Lapis Fondasi Tanah Semen harus
mendekati ketinggian rancangan dan tidak boleh kurang dari satu sentimeter di
bawah elevasi rancangan maupun lebih tinggi dari elevasi rancangan di titik
manapun, kecuali disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sehubungan dengan
ketentuan yang diuraikan dalam Pasal 5.4.7.1) dari Spesifikasi ini.
e) Permukaan akhir Lapis Fondasi Tanah Semen tidak boleh menyimpang lebih
dari 2 cm dari mistar lurus sepanjang 3 m yang diletakkan di permukaan jalan
sejajar dengan sumbu jalan atau dari mal bersudut yang diletakkan melintang.
f) Penyedia Jasa harus menyadari bahwa permukaan akhir Stabilisasi Tanah Dasar
(Stablized Sub-grade) atau permukaan akhir dari lapisan teratas Lapis Fondasi
Tanah Semen yang tidak rata akan mengakibatkan bertambahnya kuantitas
lapisan di atas Stabilisasi Tanah Dasar (Stablized Sub-grade) untuk Perbaikan
Tanah Dasar (Sub-grade Improvement) atau pelapisan dengan campuran aspal
untuk Lapis Fondasi Tanah Semen yang diperlukan agar dapat memenuhi
toleransi kerataan permukaan campuran aspal seperti yang disyaratkan. Karena
cara pengukuran untuk lapisan di atas Stabilisasi Tanah Dasar atau campuran
aspal adalah berdasarkan tebal rancangan sebagaimana ditunjukkan dalam
Gambar bukan semata-mata berdasarkan beratnya, maka penambahan kuantitas
lapisan di atas Stabilisasi Tanah Dasar atau campuran aspal untuk perataan ini
akan merupakan tangggung-jawab Penyedia Jasa. Permukaan akhir lapisan
teratas dari Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang
semakin rata, semakin ekonomis bagi Penyedia Jasa dan juga akan menghasilkan
produk jalan yang terbaik.
4) Standar Rujukan
5 - 46
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Contoh
Contoh dari semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan, bersama dengan
data pengujian yang menyatakan sifat-sifat dan mutu bahan seperti yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini, harus diserahkan ke Pengawas Pekerjaan untuk
persetujuannya sebelum digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Contoh dari
semua bahan yang sudah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan akan disimpan oleh
Pengawas Pekerjaan selama Masa Pelaksanaan sebagai bahan rujukan. Penyedia
Jasa harus menyediakan tempat penyimpanan di lapangan untuk semua contoh
(dan juga benda uji inti), dalam rak yang kedap air dan dapat
dikunci seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Catatan yang menyatakan kuantitas semen yang dikirim ke lapangan dan tempat
penyimpanan Penyedia Jasa di lapangan dari setiap pengiriman, harus
diserahkan ke Pengawas Pekerjaan setiap hari bilamana barang sudah sampai
di tempat, bersama dengan sertifikat yang menyatakan tempat pembuatannya
dan hasil pengujiannya yang disyaratkan SNI 2049:2015 atau SNI 0302:2014
atau SNI 7064:2014
Catatan harian tentang jumlah semen aktual yang dipakai dalam pekerjaan akan
disimpan, seperti yang ditentukan di Pasal 5.4.2.1), dan harus diserahkan
kepada Pengawas Pekerjaan setiap hari setelah jam kerja selesai.
d) Data Survei
Segera sebelum setiap bagian Pekerjaan dimulai, semua elevasi yang diperlukan
harus diukur dan Gambar Kerja (Shop Drawings) yang disiapkan Penyedia Jasa
harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Pekerjaan.
e) Pengendalian Pengujian
5 - 47
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pengujian DCP pada Lapis Fondasi Tanah Semen harus dicatat di dalam
formulir standar yang disetujui Pengawas Pekerjaan. Segera setelah setiap
pengujian, catatan jumlah pukulan harus ditandatangani oleh Penyedia Jasa dan
Pengawas Pekerjaan di lapangan. Grafik hasil plotting data penetrometer harus
diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan selambat-lambatnya pada akhir jam
kerja hari berikutnya.
Semua benda uji inti (core) Lapis Fondasi Tanah Semen berumur minimum 7
hari harus diambil dengan mesin core drill dengan motor listrik dan diberi label
dengan jelas yang menyatakan tempat pengambilan benda uji inti dan harus
diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan bersama-sama dengan catatan tertulis
yang menyatakan tinggi rata-rata dan lokasi dari setiap benda uji inti itu. Semua
benda uji inti harus disimpan Pengawas Pekerjaan sebagai rujukan (di tempat
penyimpanan yang kedap air dan dapat dikunci, yang disediakan oleh Penyedia
Jasa) untuk selama Masa Pelaksanaan.
Tanah untuk Stabilisasi Tanah Dasar (Stabilized Sub-grade) atau Lapis Fondasi Tanah
Semen tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dihaluskan selama turun hujan, dan
penghalusan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan atau dengan perkataan lain
bilamana kadar air pada bahan tersebut terlalu tinggi untuk mendapatkan penghalusan yang
memenuhi ketentuan (lihat Pasal 5.4.5.3).b)).
Semen hanya boleh ditempatkan bilamana permukaan tempat tersebut kering, bilamana
hujan tidak akan membasahi dan bilamana tanah yang sudah dihaluskan dalam keadaan
yang diterima Pengawas Pekerjaan. Bilamana hujan turun tiba-tiba saat penyebaran semen
sedang dilaksanakan, maka penyebaran tersebut harus dihentikan seketika dan semen yang
telah tersebar harus cepat-cepat diaduk dengan tanah campurannya, diikuti dengan
pemadatan yang cepat untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh air hujan.
Pencampuran dan pembentukan akhir mungkin dapat dilanjutkan setelah hujan berhenti,
bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana kerusakan yang disebabkan oleh
hujan ini cukup berat, atau bilamana mutu Pekerjaan yang terganggu ini meragukan,
Pengawas Pekerjaan akan memerintahkan untuk memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai
dengan Pasal 5.4.1.7).
7) Perbaikan Terhadap Stabilisasi Tanah Dasar (Stablized Sub-grade) atau Lapis Fondasi
Tanah Semen Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Stabilisasi Tanah Dasar (Stablized Sub-grade) atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang tidak
memenuhi toleransi atau mutu yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus diperbaiki oleh
Penyedia Jasa seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Perbaikan seperti itu
dapat termasuk :
5 - 48
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Pembuangan dan penggantian pada bagian pekerjaan yang tidak diterima oleh
Pengawas Pekerjaan;
Bilamana retak merambat sampai meluas akibat berkembangnya retak susut selama masa
perawatan, maka Pengawas Pekerjaan dapat meminta penggilasan tambahan untuk
meretakkan bahan ini dengan sengaja sehingga akan mengurangi dampak potensial retak
pada perkerasan dengan cara menyediakan retak-retak kecil yang jaraknya dekat satu sama
lainnya. Untuk retak-retak yang berkembang dengan baik dan diperkirakan tidak akan
bertambah luas lagi, Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan perbaikan dengan
menggunakan suntikan (grouting) pasta semen. Perbaikan pada retakan ini dapat termasuk
penyesuaian campuran dengan mengurangi kadar semen untuk campuran yang belum
dihampar.
Semua lubang yang terjadi akibat pengujian pada pekerjaan yang sudah selesai harus
segera ditutup oleh Penyedia Jasa. Lubang-lubang yang terjadi akibat pengujian dengan
penetrometer harus ditutup dengan suntikan (grout) pasta semen dan ditusuk-tusuk
dengan batang besi kecil agar udara yang terjebak di dalam campuran tersebut dapat
dikeluarkan, sampai diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Lubang-lubang yang lebih
besar seperti yang disebabkan dari pengujian kepadatan atau pengambilan benda uji inti
harus diisi dengan bahan yang sama dan dipadatkan sampai kepadatan dan toleransi
permukaannya yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini.
c) Stabilisasi Tanah Dasar tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sampai lapis berikut
di atasnya dihampar, sedangkan Lapis Fondasi Tanah Semen dapat dibuka
untuk lalu lintas tidak kurang dari 7 hari sejak pemadatan akhir, kecuali diijinkan
oleh Pengawas Pekerjaan.
d) Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8, Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas.
5 - 49
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
5.4.2 BAHAN
1) Semen Portland
a) Semen yang digunakan untuk Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi
Tanah Semen adalah Semen Portland Tipe I yang memenuhi ketentuan SNI
c) Semua semen yang akan digunakan dalam Pekerjaan harus disimpan di tempat
penyimpanan di lapangan sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam
Seksi 1.11 dan Pasal 7.1.1.8) dari Spesifikasi ini dan harus didaftar untuk setiap
penerimaannya di bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan. Catatan dalam
daftar ini harus ditandatangani oleh Penyedia Jasa dan Pengawas Pekerjaan
untuk menyatakan kebenarannya. Jumlah semen yang diletakkan di lapangan
untuk Percobaan Lapangan Awal (Preliminary Field Trials) atau dalam
Pekerjaan juga harus dicatat secara terinci dan tidak ada semen yang boleh
diletakkan di lapangan kecuali bilamana terdapat Pengawas Pekerjaan atau
wakilnya di lapangan untuk mengawasi dan mencatat jumlah yang
dihamparkan. Penyedia Jasa dan Pengawas Pekerjaan akan menandatangani
catatan harian yang menyatakan jumlah semen yang sebenarnya yang
digunakan dalam Pekerjaan.
2) Air
Penyedia Jasa harus mengadakan pengaturan sendiri dalam menyediakan dan memasok air
yang telah disetujui untuk pembuatan dan perawatan Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis
Fondasi Tanah Semen dan harus menyerahkan contoh air aktual tersebut kepada Pengawas
Pekerjaan untuk persetujuannya, bersama-sama dengan surat keterangan yang menyatakan
sumber atau sumber-sumbernya, sebelum memulai Pekerjaan.
Air yang digunakan dalam Pekerjaan haruslah air tawar, dan bebas dari endapan maupun
larutan atau bahan suspensi yang mungkin dapat merusak pembuatan Stabilisasi Tanah
Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang dimaksud, dan harus memenuhi ketentuan
yang disyaratkan dalam SNI 7974:2016. Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana
kuat tekan mortar dengan air tersebut yang diuji sesuai dengan SNI 03-6825-2002 pada
umur 7 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada periode
perawatan yang sama. Pengawas Pekerjaan selanjutnya dapat meminta pengambilan
contoh dan pengujian air lanjutan dalam interval waktu selama Masa Pelaksanaan dan
bilamana pada setiap saat, contoh-contoh air tersebut tidak memenuhi ketentuan maka
Penyedia Jasa akan diminta dengan biaya sendiri baik untuk mencari sumber baru lainnya
maupun membuat pengaturan yang dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan untuk
membuang air yang merusak tersebut.
5 - 50
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
i) Ukuran paling besar dari partikel batu harus lebih kecil dari 75 mm.
ii) Kurang dari 50% melewati saringan No.200 dengan pengayakan secara
basah.
Setelah penghalusan tanah, batas ukuran partikel harus diperiksa, seperti yang
ditentukan di Pasal 5.4.5.3).c) di bawah ini.
b) Tanah harus bebas dari bahan organik yang dapat mengganggu proses hidrasi
dari Semen Portland. Bilamana diuji sesuai prosedur SNI 19-6426-2000, nilai
pH nya setelah berselang satu jam harus lebih besar dari 12,2. Pengujian ini
hanya dilakukan bilamana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, seperti
dalam hal yang tidak umum di mana pengerasan berjalan lambat (slow
hardening) atau kekuatan campuran untuk Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis
Fondasi Tanah Semen yang diperoleh rendah.
d) Semua lokasi sumber bahan yang diusulkan harus diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan sebelum digunakan. Persetujuan tidak akan diberikan
kecuali bila Penyedia Jasa telah menyediakan contoh-contoh tanah, yang
diambil dari lokasi sumber bahan di bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan,
dan mengujinya di bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan untuk memastikan
bahwa sifat-sifat tanah tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan
Spesifikasi ini. Persetujuan yang diberikan oleh Pengawas Pekerjaan untuk
menggunakan tanah dari suatu sumber bahan tidak berarti bahwa Stabilisasi
Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang dibuat dari tanah tersebut
pasti diterima dan juga tidak berarti membebaskan Penyedia Jasa dari tanggung
jawabnya untuk membuat Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah
Semen yang memenuhi ketentuan seperti yang disyaratkan.
5.4.3 CAMPURAN
Campuran Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen terdiri dari tanah yang
telah disetujui, semen dan air. Kadar semen akan ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan
berdasarkan data pengujian laboratorium dan Percobaan Lapangan Awal, tetapi harus
dalam rentang 3% sampai dengan 8% dari berat tanah asli (yaitu, sebelum dicampur
dengan semen) dalam keadaan kering oven.
5 - 51
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Rancangan Campuran Laboratorium (Cara UCS) untuk Lapis Fondasi Tanah Semen
a) Untuk setiap lokasi sumber bahan (borrow pit) baru yang akan digunakan, dan
dari waktu ke waktu yang seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan
selama penggunaan setiap lokasi sumber bahan yang diberikan, Penyedia Jasa
harus melakukan percobaan campuran di laboratorium di bawah pengawasan
Pengawas Pekerjaan untuk menentukan :
i) apakah bisa atau tidak membuat Lapis Fondasi Tanah Semen yang
memenuhi ketentuan dalam hal kekuatan dan karakteristik perubahan
volume, dapat dibuat dari tanah yang bersangkutan;
iii) batas kadar air dan kepadatan yang diperlukan untuk pengendalian
pemadatan di lapangan.
i) Tentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan untuk tanah yang
bersangkutan dengan menggunakan paling sedikit empat macam kadar
semen (SNI 03-6886-2002) dan gambarkan hasil dari pengujian ini
dalam bentuk Grafik I (Lampiran 5.4.B dari Spesifikasi). Puncak dari
setiap kurva hubungan kadar air - kepadatan menyatakan Kepadatan
Kering Maksimum (Maximum Dry Density / MDD) dan Kadar Air
Optimum (Optimum Moisture Content / OMC) untuk kadar semen yang
digunakan.
ii) Masukkan angka-angka dari MDD dan OMC untuk setiap macam kadar
semen pada Grafik II (Lampiran 5.4.B dari Spesifikasi) dan hubungkan
titik-titik pengujian menjadi kurva yang luwes untuk mendapatkan
variasi dari MDD dan OMC dengan bermacam-macam kadar semen untuk
tanah yang bersangkutan.
iii) Dengan menggunakan paling sedikit empat macam kadar semen, buatlah
serangkaian benda uji untuk diuji kuat tekannya (Unconfined Compression
Strength / UCS) di mana benda uji ini dipadatkan sampai dengan MDD
dan OMC seperti yang ditentukan (a) di atas. Setelah perawatan selama 7
hari, ujilah benda-benda uji ini dengan mengikuti prosedur yang diberikan
di SNI 03-6887-2002 masukkan angka-angka kekuatan yang diperoleh
pada Grafik III (Lampiran 5.4.B dari Spesifikasi). Gambarkan kurva yang
melalui titik-titik pengujian dan pilihlah kadar semen pada campuran yang
memberikan kekuatan sasaran seperti yang disyaratkan yaitu 24 kg/cm2.
iv) Masukan angka dari kadar semen campuran yang dipilih itu ke dalam
Grafik II, yang sudah digambar pada (ii) di atas, dan tentukan angka
MDD dan OMC untuk campuran Tanah Semen dari kadar semen yang
dipilih. Gunakan nilai-nilai MDD dan OMC ini untuk menentukan
kepadatan yang cocok dan batas kadar air untuk pengendalian
pemadatan di lapangan, dan gambarkan batas-batas tersebut pada
Grafik IV (Lampiran 5.4.B dari Spesifikasi).
5 - 52
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Semua langkah yang diberikan pada Pasal 5.4.3.2) di atas harus diikuti untuk
Campuran Stabilisasi Tanah Dasar.
b) Prosedur yang diberikan dalam SNI 1744:2012 harus diikuti (penumbuk 2,5
kg) kecuali setelah pencetakan benda uji harus dirawat dengan cara sebagai
berikut :
ii) Udara dalam kantung plastik harus dijaga supaya tetap lembab dengan
menempatkan sebuah panci yang terbuka yang diisi dengan air. Air
harus dijaga dengan hati-hati agar tidak memercik atau dengan kata lain
menghindarkan benda uji berkontak langsung dengan air;
iii) Kantong plastik tersebut harus ditutup rapat dan diletakkan di suatu
tempat yang teduh selama tepat 72 jam;
iv) Setelah perawatan selama 72 jam, benda uji tersebut harus dikeluar-
kan dari kantong plastik dan direndam di dalam bak air selama 96 jam,
kemudian dilanjutkan dengan pengujian kekuatan CBR.
Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen harus memenuhi ketentuan
yang diberikan pada Tabel 5.4.3.1)
Tabel 5.4.3.1) Sifat-sifat Yang Disyaratkan untuk Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi
Tanah Semen
5 - 53
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Untuk usulan setiap jenis tanah baru yang akan digunakan, rancangan campuran
tanah semen yang ditunjukkan dalam prosedur laboratorium yang diuraikan
pada Pasal 5.4.3 harus dilengkapi dengan pembuatan lajur penghamparan
percobaan bahan Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang
diusulkan sepanjang 200 meter dengan tebal, peralatan, pelaksanaan dan
prosedur pengendalian mutu yang diusulkan untuk Pekerjaan ini.
b) Lajur percobaan ini dapat diterapkan di luar lapangan (kegiatan pekerjaan) atau,
bilamana atas permintaan Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan,
berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang memuaskan atas sifat-sifat tanah
yang diusulkan, dapat diterapkan pada bagian dari Pekerjaan tersebut.
c) Akan tetapi, bilamana percobaan lapangan ini dalam segala hal tidak
menunjukkan kinerja yang memuaskan, atau bilamana Stabilisasi Tanah Dasar
atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang dihampar ini dalam segala hal tidak
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi, maka lajur percobaan
ini harus disingkirkan seluruhnya dari jalan tersebut dan tanah dasarnya harus
diperbaiki lagi untuk penyiapan badan jalan. Bilamana Pengawas Pekerjaan
menerima lajur percobaan ini sebagai bagian dari Pekerjaan, Stabilisasi Tanah
Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen ini akan diukur dan dibayar sebagai
bagian dari Pekerjaan. Tidak ada pembayaran untuk lajur percobaan yang
dilaksanakan di luar lapangan (kegiatan pekerjaan).
i) Kecocokan, efisiensi dan keefektifan umum dari cara dan peralatan yang
diusulkan oleh Penyedia Jasa, ditentukan dalam hal kecepatan dan
seluruh kemampuan dan keberhasilan dalam melaksanakan percobaan
ini;
iii) Kadar air untuk penghalusan tanah minimum 2% di bawah kadar air
optimum untuk pemadatan;
5 - 54
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
vi) "Bulking ratio" antara campuran gembur dengan campuran yang sudah
dipadatkan, untuk menentukan tebal gembur yang diperlukan agar
diperoleh rancangan tebal padat lapisan campuran;
ix) Hubungan antara Scala Penetration Resistance (SPR) dan kuat tekan
(UCS) untuk percobaan campuran untuk Lapis Fondasi Tanah Semen,
ditentukan dengan melaksanakan pengujian dengan alat penetrometer
segera setelah dipadatkan (langkah (v) di atas), 7 hari setelah
dipadatkan (langkah (iv) di atas) dan 28 hari setelah dipadatkan, dan
membandingkan hasil SPR rata-rata yang diperoleh dari setiap
rangkaian pengujian dan hasil pengujian UCS;
x) Kebutuhan dan cara yang paling tepat untuk induksi dan pengendalian
keretakan adalah dengan penggilasan (proof rooling, bukan peralatan
yang digunakan untuk Kajian Teknis Lapangan sebagaimana yang
diuraikan dalam Seksi 1.9.2.3).b)), ditentukan dengan mengamati lajur
percobaan selama masa perawatan dan, bilamana retak susut
berkembang secara berlebihan, adalah dengan pengendalian
penggunaan berbagai jenis dan berat dari mesin gilas;
xi) Jenis selaput tipis (membran) dan cara perawatan pada Stabilisasi
Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang paling tepat,
ditentukan dengan cara visual pada permukaan lajur percobaan dan
kecepatan hilangnya air yang dapat ditentukan dengan pengujian kadar
air;
5 - 55
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
(diambil dari serangkaian benda uji inti pada titik lokasi pengujian
penetrometer dan dari pengujian kekuatan yang dilakukan pada contoh
campuran lapis fondasi tanah semen, yang diambil dari titik lokasi
pengujian penetrometer sebelum dipadatkan);
e) Berdasarkan data yang diperoleh dari lajur percobaan dan antara 7 - 14 hari
setelah lajur percobaan dihampar, Pengawas Pekerjaan dapat memberikan
persetujuan kepada Penyedia Jasa untuk meneruskan seperti yang
direncanakan, atau persetujuan untuk meneruskannya dengan modifikasi
apapun terhadap rancangan campuran atau prosedur pelaksanaan yang dianggap
perlu, atau Pengawas Pekerjaan dapat menolak untuk meneruskannya dan
sebaliknya memerintahkan Penyedia Jasa untuk melaksanakan percobaan
lanjutan dengan bahan yang diusulkan, atau mengusulkan pemakaian jenis
tanah lainnya atau mengganti atau menambahkan kapasitas instalasi dan
peralatannya.
a) Pekerjaan penyiapan tanah dasar harus dilakukan sesuai dengan Pasal ini dan
ketentuan pada Seksi 3.3 dari Spesifikasi ini, terhadap garis, ketinggian dan
dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
b) Arti dari tanah dasar adalah permukaan tanah yang sudah disiapkan untuk
pelaksanaan pekerjaan lanjutan yang akan dilaksanakan. Kecuali bilamana
elevasi perkerasannya harus dinaikkan (raising of the pavement grade) seperti
yang ditunjukkan pada Gambar, maka permukaan tanah dasar harus sama tinggi
dengan permukaan jalan eksisting, kecuali kalau diperintahkan lain oleh
Pengawas Pekerjaan.
c) Permukaan jalan eksisting harus dibersihkan dari bahan yang tidak diinginkan
dan kemudian digilas. Setiap ketidakrataan atau amblas yang terjadi pada
permukaan tanah dasar selama pemadatan harus diperbaiki dengan
menggemburkan lokasi tersebut dan menambah, membuang atau mengganti
bahan, menyesuaikan kadar air jika diperlukan, dan memadatkannya kembali
supaya permukaannya halus dan rata.
e) Setiap lokasi stabilisasi tanah dasar maupun tanah dasar yang menjadi lumpur,
pecah-pecah atau lepas karena cuaca atau kerusakan lainnya sebelum
dimulainya penghamparan Lapis Fondasi Tanah Semen harus diperbaiki sampai
memenuhi Spesifikasi ini dengan biaya Penyedia Jasa sendiri.
5 - 56
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Pencampuran tanah, semen dan air harus dilakukan dengan cara pencampuran
di tempat (mix-in-place) atau instalasi pencampur pusat (central-plant-mix).
Kegiatan dengan instalasi pencampur biasanya dibatasi hanya untuk tanah
berplastisitas rendah. Suatu indikator batas atas dari plastisitas tanah yang masih
dapat menggunakan instalasi pencampur pusat dapat diperoleh dengan
mengalikan indeks plastisitas tanah dengan persen lolos ayakan No.40.
Bilamana nilainya kurang dari 500 cara pencampuran dengan instalasi dapat
digunakan.
b) Berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk pencampuran di tempat dapat
dibagi dalam empat kelompok :
ii) Rotavator untuk pekerjaan berat yang mesinnya lebih dari 100 HP,
sering disebut "Pulvimixers" (alat penghalus tanah);
Batas atas plastisitas tanah yang dapat dikerjakan dengan berbagai macam mesin
berikut ini yang dicantumkan di dalam Tabel 5.4.5.1).
a) Tanah dari lokasi sumber bahan yang telah disetujui harus dihampar dan disebar
sampai rata di atas badan jalan yang sudah disiapkan untuk Stabilisasi Tanah
Dasar atau untuk Lapis Fondasi Tanah Semen serta kadar airnya disesuaikan
5 - 57
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Kadar air optimum tanah sebelum pencampuran tanah dengan semen harus
berada di bawah kadar air tanah untuk Kepadatan Kering Maksimum, seperti
yang ditentukan pada SNI 1742:2008, dan akan dirancang oleh Penyedia Jasa
berdasarkan Percobaan Lapangan Awal seperti yang diuraikan dalam Pasal
5.4.4 dari Spesifikasi ini. Selain kalau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan,
pekerjaan penghalusan harus dilaksanakan bilamana kadar air tanah berada
dalam rentang paling tidak 2% (dari berat tanah kering) dari angka yang telah
dirancang.
h) Bilamana semen dan tanah dianggap telah tercampur merata, kadar airnya dapat
ditambahkan seperlunya untuk menyamai batas kadar air yang ditentukan dalam
prosedur rancangan campuran laboratorium seperti yang diuraikan di Pasal
5.4.3.2) dari Spesifikasi ini atau seperti yang dirancang berdasarkan Percobaan
Lapangan Awal atau cara lainnya. Pada umumnya, batas bawah kadar air untuk
campuran tanah semen akan ditentukan sebagai Kadar Air Optimum (Optimum
Moisture Content, OMC) di laboratorium dan batas atasnya harus 2 % (dari
5 - 58
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
berat campuran tanah semen) lebih tinggi daripada OMC, seperti yang diuraikan
pada Pasal 5.4.3 dari Spesifikasi ini. Air yang ditambahkan pada tanah semen
harus dicampur sampai merata dengan menambahkan beberapa kali lintasan
mesin pencampur dan pemadatan harus segera dilaksanakan setelah lintasan ini
selesai.
b) Bilamana cara takaran berat digunakan, jumlah bahan tanah dan semen yang
harus diukur dengan tepat pertama-tama harus dimasukkan ke dalam instalasi
pencampur kemudian air ditambahkan secukupnya agar kadar air hasil
campuran terletak dalam rentang yang dirancang umtuk pemadatan di lapangan.
Perhatian khusus harus diberikan ke instalasi pencampur jenis takaran berat
(batch) dengan pengaduk pedal untuk memastikan bahwa semua semen tersebar
merata di loading skip dan dipasok merata di seluruh bak pencampur. Baik
pencampur jenis pedal maupun jenis panci, semen harus ditakar secara akurat
dengan timbangan atau alat penakar yang terpisah, dan kemudian dicampur
dengan bahan tanah yang akan distabilitasi. Bahan tanah harus dicampur
sedemikian sehingga terdistribusi merata di seluruh campuran.
e) Campuran harus dihampar di atas tanah dasar yang sudah dilembabkan dengan
tebal lapisan yang seragam dan harus dihampar dengan mesin penghampar
(paving machine) atau kotak penyebar (spreader box) yang dijalankan secara
mekanis di mana dapat meratakan campuran dengan suatu ketebalan yang
merata. Bahan harus dihampar sedemikian hingga setelah dipadatkan mencapai
tebal lapisan yang dirancang, dalam toleransi yang disyaratkan pada Pasal
5.4.1.3).b).
5) Pemadatan
a) Pemadatan untuk campuran stabilisasi tanah dasar atau lapis fondasi tanah
semen harus dimulai sesegera mungkin setelah pencampuran dan seluruh
kegiatan, termasuk pembentukan dan penyelesaian akhir, dan harus
diselesaikan dalam waktu yang tidak melampaui waktu ikat awal (umumnya
sekitar 60 menit tergantung jenis semennya) sejak semen portland yang pertama
tercampur tanah masing-masing untuk OPC Tipe I atau waktu yang lebih
panjang untuk semen jenis PPC atau PCC sesuai dengan hasil pengujian waktu
5 - 59
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
f) Permukaan Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang telah
selesai harus ditutup dengan baik, bebas dari pergerakan yang disebabkan oleh
peralatan dan tanpa bekas jejak roda pemadat, lekukan, retak atau bahan yang
lepas. Semua bagian yang lepas, segregasi atau yang cacat lainnya harus
diperbaiki sesuai dengan Pasal 5.4.1.7).
5 - 60
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6) Perawatan
a) Segera setelah pemadatan dan pembentukan Lapis Fondasi Tanah Semen, selaput
tipis untuk perawatan (curing membrane) harus dipasang di atas hamparan dalam
masa sebagaimana yang disebutkan dalam (b) di bawah ini. Curing membrane ini
dapat berupa :
iii) Bahan lainnya yang terbukti efektif selama Percobaan Lapangan Awal
dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
c) Lalu lintas atau peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan tidak diizinkan melewati
permukaan Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen sampai
lapisan di atas berikutnya telah dilaksanakan. Selama masa tunggu ini Penyedia
Jasa harus menjaga arus lalu lintas yang melalui Pekerjaan ini dengan
menyediakan jalan memisah atau jalan alih (detour) yang memadai, sesuai dengan
ketentuan yang disyaratkan pada Pasal 5.4.1.9) dan Seksi 1.8 dari Spesifikasi.
b) Bilamana secara visual terdapat beberapa contoh tanah dengan ukuran butir
yang besar (lebih besar dari 75 mm sesuai ketentuan yang diberikan dalam
Pasal 5.4.2.3) maka penghalusan harus dilanjutkan atau ukuran butir yang besar
tersebut harus dibuang.
5 - 61
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
iii) Satu contoh atau lebih setelah pencampuran air yang ditambahkan ke
dalam campuran tanah semen (untuk memeriksa apakah kadar air yang
dirancang untuk pemadatan sudah dicapai).
b) Pada umumnya nilai-nilai pengujian kadar air tidak akan diperoleh sampai
setiap ruas pekerjaan telah dipadatkan, akan tetapi, hasil pengujian pada setiap
hari kerja harus diambil untuk menghitung optimasi pada hari kerja berikutnya.
4) Pengendalian Pemadatan Pada Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah
Semen
5 - 62
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Setelah pencetakan benda uji, keempat benda uji untuk pengujian kekuatan
yang diuraikan pada Pasal 5.4.6.4) di atas harus dirawat dengan kelembaban
yang tinggi di dalam kantong plastik yang ditutup rapat, menggunakan cara
yang diuraikan pada Pasal 5.4.3.3).b) dari Spesifikasi ini kecuali dua benda uji
yang pertama harus dirawat di dalam kantong plastik sampai waktu pengujian
dan dua benda uji yang kedua harus dikeluarkan dari kantong plastik setelah
perawatan selama 3 hari dan direndam di dalam bak air untuk selama 4 hari
sebelum pengujian. Keempat benda uji tersebut harus diuji kekuatannya pada
umur 7 hari setelah pencetakan benda uji dan pada hari yang sama juga
dilakukan pengujian dengan Skala Penetrometer di lapangan pada penampang
melintang tempat pengambilan contoh tanah semen. Nilai rata-rata kekuatan
dari dua benda uji yang direndam harus dicatat sebagai kekuatan laboratorium
tanah semen untuk ruas jalan di mana contoh tersebut diambil, dan harus
dibandingkan dengan kekuatan sasaran (target strength) yang disyaratkan pada
Tabel 5.4.3.1) atau yang ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan. Dari nilai
kekuatan laboratorium ini, kekuatan Lapis Fondasi Tanah Semen di lapangan
juga dapat diperkirakan, pertimbangan akan diberikan untuk tingkat pemadatan
yang dapat dicapai di lapangan, dan nilainya dibandingkan dengan nilai
minimum yang disyaratkan dalam Tabel 5.4.3.1).
b) Nilai rata-rata kekuatan dari dua benda uji yang tidak direndam harus
dibandingkan terhadap nilai rata-rata kekuatan yang diperoleh dari hitungan
pukulan pada pengujian dengan Skala Penetrometer di lokasi pengambilan
contoh, sehingga hasil perbandingan ini dapat digunakan oleh Pengawas
Pekerjaan untuk pengecekan. Jika dipandang perlu, Pengawas Pekerjaan akan
memerintahkan penyesuaian kalibrasi antara Skala Penetration Resistance
5 - 63
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Ketebalan Lapis Fondasi Tanah Semen yang telah selesai harus dipantau oleh
Penyedia Jasa, di bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan, pada interval 50
meter di sepanjang jalan dengan cara pengukuran elevasi permukaan dan
pengujian dengan Skala Penetrometer. Dua macam ketebalan yang harus
diukur:
i) "Ketebalan terpasang" (placed thickness); dan
ii) "Ketebalan efektif" (effective thickness).
b) Ketebalan terpasang Lapis Fondasi Tanah Semen yang telah selesai harus
ditentukan dan dipantau sebagai perbedaan tinggi permukaan sebelum dan
sesudah penghamparan Lapis Fondasi Tanah Semen, pada titik-titik penampang
melintang setiap 50 meter sepanjang kegiatan pekerjaan.
c) Ketebalan efektif harus ditentukan dan dipantau sebagai ketebalan bahan Lapis
Fondasi Tanah Semen yang telah selesai dikerjakan dan mempunyai kekuatan
yang melampaui batas minimum yang disyaratkan dalam Tabel 5.4.6.1),
sebagaimana yang diukur dengan Skala Penetrometer pada penampang melintang
yang sama dan sebagaimana pengukuran elevasi permukaan. Dalam pengukuran
ini, hitungan tumbukan penetrometer harus dikalibrasikan terhadap kekuatan
dengan cara yang diuraikan pada Pasal 5.4.6.5) dari Spesifikasi ini dan batas
bawah ketebalan efektif harus diambil sebagai titik pada kurva hitungan
tumbukan setelah dilakukan penghalusan kurva untuk menghilangkan variasi-
variasi yang terjadi berdasarkan pengalaman kesalahan pembacaan, dengan batas
penetrasi (mm/tumbukan) di bawah Scala Penetration Resistance (SPR)
yang disyaratkan dalam Tabel 5.4.6.1) atau seperti yang ditetapkan Pengawas
Pekerjaan berdasarkan percobaan lapangan. Untuk menghindari terjadinya
ketidak-konsistenan, maka pengujian dengan Skala Penetrometer harus selalu
dilakukan dengan standar yang sama seperti yang diuraikan dalam Lampiran
5.4.A dari Spesifikasi ini dan kurva hitungan tumbukan harus diplot dengan
asumsi bahwa nilai hitungan tumbukan diperoleh dari setiap aplikasi tumbukan
pada kedalaman yang diukur setelah tumbukan tersebut diberikan.
5 - 64
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Tabel 5.4.6.1) Ketentuan Scala Penetration Resistance (SPR) Lapis Fondasi Tanah Semen
Catatan :
* Angka-angka ini dapat disesuaikan oleh Pengawas Pekerjaan untuk dikalibrasikan dengan angka-angka UCS
yang disyaratkan, mengikuti pengujian kalibrasi untuk setiap jenis tanah baru sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 5.4.6.5).
+ Angka-angka di dalam kurung adalah kemampuan penetrasi ekivalen dalam mm per pukulan.
Bilamana Lapis Fondasi Tanah Semen dilaksanakan setengah lebar jalan, maka
diperlukan dua titik pengujian yang terletak pada kedua sisi sambungan
memanjang yang digunakan sebagai pengganti titik pengujian pada sumbu
jalan.
e) Titik pemantauan yang sama harus digunakan baik untuk pengukuran elevasi
permukaan maupun untuk pengujian dengan penetrometer.
g) Bilamana terjadi perbedaan pendapat tentang, plotting grafik dari data hitungan
tumbukan, atau dari interpretasi ketebalan efektif yang diperoleh dari grafik
tersebut, maka keputusan Pengawas Pekerjaanlah yang menjadi keputusan final
dan harus diikuti, kecuali bilamana dalam hal yang demikian Penyedia Jasa
memilih, atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, untuk membuat lubang
(parit) untuk memastikan kedalaman bahan yang sudah tersemen dengan baik
pada titik yang dipantau ataupun pada titik-titik yang diperdebatkan.
5 - 65
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Kuantitas Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen yang diukur
untuk pembayaran adalah jumlah meter kubik pekerjaan yang diperlukan yang
telah selesai sebagaimana diuraikan pada Seksi ini, dihitung dari perkalian
panjang ruas yang diukur, lebar rata-rata yang diterima dan tebal rata-rata yang
diterima. Pengukuran harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dan diawasi oleh
Pengawas Pekerjaan.
b) Kuantitas Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen yang
diterima untuk pengukuran harus tidak termasuk daerah-daerah di mana
Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semennya tidak sekuat
kekuatan yang disyaratkan atau disetujui, atau mengandung bahan yang lepas
atau bahan yang tersegregasi atau bahan yang merugikan.
c) Tebal rata-rata Lapis Fondasi Tanah Semen yang diterima, yang diukur untuk
pembayaran untuk setiap ruas haruslah tebal rata-rata Lapis Fondasi Tanah
Semen yang diterima dan diukur pada semua titik pemantauan dalam ruas
tersebut. Tebal Lapis Fondasi Tanah Semen yang diterima pada setiap titik
pemantauan harus merupakan "ketebalan efektif" seperti yang didefinisikan
dalam Pasal 5.4.6.6).c) atau "ketebalan terpasang" seperti yang didefinisikan
dalam Pasal 5.4.6.6).b) atau tebal rancangan seperti yang tercantum dalam
Gambar, dipilih mana yang paling kecil. Tiga jenis ketebalan ini semuanya
harus dipantau pada titik pemantauan yang sama, yang letaknya harus seperti
yang disyaratkan dalam Pasal 5.4.6.6).
d) Lebar rata-rata Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen yang
diterima, yang diukur untuk pembayaran untuk setiap ruas haruslah lebar rata-
rata yang diterima dan diukur pada semua penampang melintang dalam ruas
tersebut. Lebar yang diterima pada setiap pemantauan penampang melintang
haruslah lebar rancangan permukaan teratas dari Stabilisasi Tanah Dasar dan
Lapis Fondasi Tanah Semen, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau
seperti yang disetujui Pengawas Pekerjaan, atau lebar permukaan teratas
terhampar dari bahan yang diterima, dipilih mana yang lebih kecil. Lokasi
pemantauan penampang melintang Lapis Fondasi Tanah Semen haruslah
seperti yang disyaratkan dalam Pasal 5.4.6.6).
e) Panjang membujur sepanjang jalan Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi
Tanah Semen harus diukur sepanjang sumbu jalan, dengan menggunakan
prosedur standar ilmu ukur tanah.
f) Bilamana perbaikan Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen
yang tidak memenuhi ketentuan telah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan
sesuai dengan Pasal 5.4.1.7), kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran
tidak boleh lebih besar dari kuantitas seandainya pekerjaan semula diterima.
Tidak ada pembayaran yang dilakukan untuk pekerjaan tambah atau kuantitas
yang diperlukan untuk perbaikan.
g) Kuantitas semen tidak diukur tersendiri untuk pembayaran dan harus termasuk
dalam bahan-bahan yang digunakan untuk Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis
Fondasi Tanah Semen.
5 - 66
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
i) Ketebalan Kurang
Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal
(% Harga Satuan)
0,0 - 1,0 cm 100 %
> 1,0 - 2,0 cm 90 % atau diperbaiki
> 2,0 - 3,0 cm 80 % atau diperbaiki
> 3,0 cm harus diperbaiki
5 - 67
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Faktor Pembayaran
Kepadatan
(% Harga Satuan)
100 %
96 - < 97 % 90 % atau diperbaiki
95 - < 96 % 80 % atau diperbaiki
< 95 % harus diperbaiki
Faktor Pembayaran
Kekurangan Skala Penetrometer
(% Harga Satuan)
* pukulan/mm 100 %
0,75 - < 0,8* pukulan/mm 90 % atau diperbaiki
0,7** - < 0,75 pukulan/mm 80 % atau diperbaiki
< 0,7** pukulan/mm harus diperbaiki
Catatan :
* Angka ini harus disesuaikan untuk dikalibrasikan dengan UCS 20 kg/cm2 untuk setiap jenis
tanah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 5.4.6.5).
** Angka ini harus disesuaikan untuk dikalibrasikan dengan UCS 18 kg/cm2 untuk setiap jenis
tanah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 5.4.6.5).
iii) Ketebalan dan Kepadatan pada Stabilisasi Tanah untuk Peningkatan Tanah
Dasar atau Skala Penetrometer pada Lapis Fondasi Tanah Semen Tidak
Memenuhi Ketentuan
Perbaikan Lapis Fondasi Tanah Semen dapat dilakukan dengan melapis di atasnya
dengan campuran beraspal sebagaimana yang disebutkan pada Pasal 5.4.1.3.f) dan harus
mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan serta mengacu kepada standar,
pedoman, dan manual yang berlaku, dan dilengkapi dengan Justifikasi Teknis. Jenis
lapisan yang digunakan harus tercantum dalam Spesifikasi seperti Seksi 4.7 atau Seksi
6.3 atau lainnya. Perbaikan tersebut harus membuat perkerasan memiliki umur layanan
minimum sesuai desain. Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan
perbaikan tersebut atau kuantitas tambahan yang diperlukan untuk Perbaikan tersebut.
5 - 68
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Bila Perbaikan telah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan telah dilaksanakan
serta diterima, maka kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas sesuai
dengan Gambar.
3) Dasar Pembayaran
b) Kuantitas Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen yang
ditetapkan sebagaimana di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak per satuan
pengukuran, untuk mata pembayaran yang ditunjukkan di bawah ini dan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga. Harga tersebut sudah harus termasuk untuk seluruh
bahan, pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan kecil lainnya
untuk penyelesaian pekerjaan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
c) Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas
Pekerjaan untuk setiap segmen Stabilisasi Tanah Dasar yang mengacu pada
tebal dan/atau kepadatan yang disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian
tersebut akan ditetapkan dan tercakup dalam Sertifikat Pembayaran sebagai
pengurangan terhadap mata pembayaran terkait.
5 - 69
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
5 - 70
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 5.5
5.5.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (Cement Treated Base) dan Lapis
Fondasi Agregat Semen Kelas B (Cement Treated Sub-Base) ini meliputi penyediaan
material, pencampuran dengan alat pencampur berpenggerak sendiri (self propelled
mixer), pengangkutan, penghamparan, pemadatan dengan roller, pembentukan permukaan
(shaping), perawatan (curing) dan penyelesaian (finishing), dan kegiatan insidentil yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan lapis fondasi agregat semen, sesuai dengan
Spesifikasi, garis, kelandaian, ketebalan dan penampang melintang sebagaimana tertera
pada Gambar atau yang ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan.
3) Toleransi
a) Toleransi ukuran untuk pekerjaan persiapan badan jalan dan lapis fondasi
bawah (jika ada) harus sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 3.3.1.3) dan
5.1.1.3) dari Spesifikasi ini.
b) Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Semen yang dihampar dan dipadatkan
tidak boleh kurang dari 1 cm dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar.
Bilamana tebal yang diperoleh kurang dari yang disyaratkan maka kekurangan
tebal ini harus diperbaiki sebagaimana yang disyaratkan pada Pasal 5.5.1.3.e)
dari Spesifikasi ini kecuali disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sehubungan
dengan ketentuan yang diuraikan dalam Tabel 5.5.8.1).
c) Tebal permukaan akhir dari Lapis Fondasi Agregat Semen harus mendekati
elevasi rancangan dan tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari elevasi
rancangan pada titik manapun, kecuali disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
5 - 71
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Apabila sebuah mal datar sepanjang 3 meter diletakkan pada permukaan jalan
sejajar dan tegak lurus terhadap garis sumbu jalan, variasi permukaan yang ada
tidak boleh melampaui 1 cm tiap 3 meter.
e) Penyedia Jasa harus menyadari bahwa elevasi akhir permukaan Lapis Fondasi
Atas Bersemen yang tidak baik akan mengakibatkan bertambahnya kuantitas
campuran aspal yang akan digunakan agar memenuhi toleransi kerataan lapis
permukaan campuran aspal, kuantitas campuran aspal tambahan ini tidak boleh
diukur untuk pembayaran. Permukaan akhir Lapis Fondasi Atas Bersemen yang
rata, tentu saja akan memberikan solusi ekonomis terbaik bagi Penyedia Jasa
dan juga menghasilkan jalan yang terbaik.
4) Standar Rujukan
5) Persetujuan
b) Data Survai
5 - 72
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua percobaan (test) dan
kontrol kualitas (quality control) dari Lapis Fondasi Agregat Semen serta
Lapis Fondasi Agregat Semen tidak boleh dikerjakan pada waktu turun hujan atau
ketika kondisi lapangan sedang basah/becek.
7) Perbaikan Terhadap Lapis Fondasi Agregat Semen Yang Tidak Memenuhi Ketentuan.
Atas instruksi Pengawas Pekerjaan, Penyedia Jasa harus memperbaiki Lapis Fondasi
Agregat Semen yang tidak memenuhi ketentuan sebagai diatur dalam spesifikasi
maupun gambar konstruksi termasuk antara lain :
c) Apabila terjadi kegagalan Penyedia Jasa dalam memenuhi ketentuan kualitas dan
dimensi, maka Penyedia Jasa harus mengkompensasikannya dengan penambahan
tebal lapisan di atasnya (Asphalt Concrete-Base, Binder Course atau Wearing
Course).
d) Apabila karena kualitas atau ketebalan Lapis Fondasi Agregat Semen tidak
dimungkinkan keberadaannya sebagai lapisan konstruksi, maka Penyedia Jasa
harus melakukan pembongkaran dan penggantiannya.
b) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa di lokasi pekerjaan, tidak ada lalu lintas
diizinkan lewat di atas Lapis Fondasi Agregat Semen, minimum 4 hari sesudah
pemadatan terakhir dan mengalihkan lalu lintas dan membuat jalan alternatif.
5.5.2 BAHAN
1) Semen Portland
a) Semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I yang memenuhi ketentuan
SNI 15-2049-2004. atau PPC (Portland Pozzolan Cement) yang memenuhi
ketentuan SNI 0302:2014 dapat digunakan apabila diizinkan tertulis oleh
Pengawas Pekerjaan.
5 - 73
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Semua semen harus disimpan terlebih dahulu di tempat penyimpanan dengan cara
yang tepat/cocok.
2) Air
3) Agregat
Syarat-syarat agregat untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A mengikuti ketentuan
pada Seksi 5.1, Tabel 5.1.2.1) dan Tabel 5.1.2.2) untuk Lapis Fondasi Agregat Kelas A,
sedangkan agregat untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B harus sesuai dengan
persyaratan pada Tabel 5.1.2.1) dan Tabel 5.1.2.2) untuk Lapis Fondasi Agregat Kelas B.
1) Lapis Fondasi Agregat Semen terdiri dari agregat, semen dan air atas persetujuan
Pengawas Pekerjaan. Kadar semen harus ditentukan berdasarkan percobaan
laboratorium (laboratory test) dan campuran percobaan (trial mix). Kadar air optimum
harus ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium.
2) Rancangan Campuran
Penyedia Jasa harus melakukan campuran percobaan (trial mix) di bawah pengawasan
Pengawas Pekerjaan, untuk menentukan :
(a) Kuat tekan dari Lapis Fondasi Agregat Semen, mana yang digunakan
(b) Kadar semen yang dibutuhkan
(c) Kadar air optimum
(d) Berat isi campuran kering pada kadar air optimum.
Kekuatan campuran didasarkan atas kuat tekan benda uji silinder diamater 150 mm dan
tinggi 300 mm pada umur 7 hari.
Benda uji silinder menggunakan bahan yang disiapkan sesuai SNI 1743:2008 metode
D, dipadatkan dalam 5 lapis, masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 145 tumbukan
(lihat catatan) dengan berat alat penumbuk 4,5 kg dan tinggi jatuh 45 cm. Selanjutnya
uji kuat tekan benda uji silinder sesuai dengan ketentuan SNI 1974:2011.
5 - 74
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Catatan :
a) Pemadatan sebanyak 145 tumbukan masing-masing lapisan berdasarkan
perhitungan perbandingan antara volume silinder (diamater 15 cm dan tinggi 30
cm) dengan volume tabung alat pemadatan (proctor) (diamater 152 mm dan
tinggi 116 mm) dikalikan 56 tumbukan.
b) Perkiraan penggunaan kadar semen untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas
A (CTB) adalah 3 5% dan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (CTSB)
adalah 4 6 %. Kadar semen yang diperlukan harus ditentukan berdasarkan
hasil rancangan campuran kerja (job mix design).
c) Selama proses penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen, percobaan
silinder minimum 4 benda uji harus dilakukan.
Persyaratan kuat tekan (unconfined compressive strength) dari Lapis Fondasi Agregat
Semen Kelas A (CTB) dan Kelas B (CTSB) dalam umur 7 hari masing-masing 45 55
kg/cm2 dan 35 45 kg/cm2.
a) Desain campuran dalam Pasal 5.5.3.1) harus dicoba di lapangan dengan luas
pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen sepanjang 50 m di luar lokasi kegiatan
pekerjaan, kecuali jika terdapat keterbatasan lokasi atau sebab lainnya maka
atas izin Pengawas Pekerjaan dapat dilakukan penghamparan percobaan di
dalam lokasi kegiatan pekerjaan. Percobaan tambahan dapat diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan, bilamana percobaan pertama dinilai tidak memenuhi
ketentuan.
b) Luas percobaan dari Lapis Fondasi Agregat Semen harus mendapat persetujuan
dari Pengawas Pekerjaan.
Jumlah total kuantitas semen yang diperlukan untuk pelaksanaan dengan tebal penuh
(full depth) harus dihampar merata di atas permukaan agregat yang akan dicampur
dengan pemasok mekanis terkendali yang disetujui dalam satu kegiatan yang
sedemikian hingga dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Peralatan apapun yang
digunakan dalam penghamparan dan pencampuran tidak diperkenankan melintasi
hamparan semen yang masih segar sampai kegiatan pencampuran selesai dikerjakan.
5 - 75
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Air akan ditambahkan selama proses pencampuran dengan alat pengendali tekanan
pada distributor pemasok yang terletak di dalam ruang pencampuran (mixing chamber).
Kadar air harus didistribusi secara merata terhadap seluruh campuran dan harus berada
dalam rentang yang disetujui moleh Pengawas Pekerjaan untuk meyakinkan bahwa
seluruh pemadatan dapat dilakukan.
Alat pencampur harus dijalankan sedemikian hingga tebal Lapis Fondasi Agregat
Semen Kelas A (CTB) atau Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (CTSB) dapat
memenuhi seluruh tebal rancangan. Pencampuran harus dilakukan dengan alat
Dua lintasan alat pencampur harus diberikan untuk memperoleh campuran semen yang
rata pada seluruh ketebalan perkerasan.
Pencampuran harus dilakukan pada lajur kerja dari sisi perkerasan yang lebih rendah
menuju sisi yang lebih tinggi, dengan tumpang tindih (overlap) yang cukup untuk
memastikan keseragaman dan tanpa material yang tak tercampur pada lajur yang yang
terkait. Lapisan yang dicampur ini harus 0,5 m lebih lebar dari perkerasan aspal pada
setiap sisi perkerasan.
Instalasi pencampur yang tetap (tidak berpindah) harus menggunakan cara takaran berat
(weight-batching). Jumlah bahan agregat dan semen yang harus diukur dengan tepat
pertama-tama harus dimasukkan ke dalam instalasi pencampur kemudian air
ditambahkan secukupnya agar kadar air hasil campuran terletak dalam rentang yang
dirancang umtuk pemadatan di lapangan. Perhatian khusus harus diberikan untuk
memastikan bahwa semua semen tersebar merata di loading skip dan dipasok merata di
seluruh bak pencampur. Semen harus ditakar secara akurat dengan timbangan, dan
kemudian dicampur dengan bahan agregat yang akan distabilitasi. Bahan agregat harus
dicampur sedemikian sehingga terdistribusi merata di seluruh campuran.
Jumlah dan kapasitas kendaraan pengangkut bahan campuran harus disesuaikan dengan
hasil campuran yang dihasilkan instalasi pencampur dan kecepatan pelaksanaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Campuran harus dihampar di atas permukaan yang sudah dilembabkan dengan tebal
lapisan yang seragam dan harus dihampar dengan mesin penghampar (paving machine)
yang dijalankan secara mekanis di mana dapat meratakan campuran dengan suatu
ketebalan yang merata. Bahan harus dihampar sedemikian hingga setelah dipadatkan
mencapai tebal lapisan yang dirancang, dalam toleransi yang disyaratkan pada Pasal
5.5.1.3).
5 - 76
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Persiapan Permukaan Tanah Dasar (Sub-grade) atau Lapisan Fondasi Bawah (Sub
Base)
a) Permukaan Tanah Dasar (Sub-grade), jika ada, harus sesuai dengan Spesifikasi
Seksi 3.3, termasuk elevasi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
b) Lapisan Fondasi Bawah (Sub Base), jika ada, harus sesuai dengan Spesifikasi
Seksi 5.1 termasuk, ketebalan, ukuran, elevasi, seperti ditunjukkan dalam
Gambar.
c) Permukaan Tanah Dasar (Sub-grade) atau Lapis Fondasi Bawah (Sub Base)
harus bersih dan rata.
Lapis Fondasi Agregat Semen harus dihampar dan ditempatkan di atas permukaan yang
telah disiapkan, dengan metode mekanis, menggunakan alat high density screed paver
dengan dual tamping rammer sesuai instruksi Pengawas Pekerjaan, untuk mendapatkan
kepadatan, toleransi kerataan dan kehalusan permukaan.
3) Pemadatan
b) Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan lebih dari
30 menit untuk PC Tipe I atau waktu yang lebih panjang untuk Semen jenis
PPC.
(d) Kadar air pada waktu pemadatan haruslah pada kadar air dari bahan berada
dalam rentang 1% di bawah kadar air optimum sampai 2% di atas kadar air
optimum.
(e) Pemadatan harus telah selesai dalam waktu 60 menit semenjak semen dicampur
dengan air untuk PC Tipe I atau waktu yang lebih panjang untuk semen jenis
PPC sesuai dengan hasil pengujian waktu ikat awal menurut SNI 8321:2016.
(f) Untuk lapisan yang lebih dalam dari 20 cm, maka harus dilakukan 2 pengujian
untuk masing-masing lokasi dengan bagian atas 15 cm dan bagian bawah 15
cm. Upaya pemadatan harus disesuaikan untuk mencapai pemadatan seluruh
tebal yang memuaskan.
5 - 77
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pekerjaan, dan lebih disukai yang mempunyai tonjolan paling sedikit 12,5 cm
4) Perawatan (Curing)
Segera setelah pemadatan terakhir dan atas usul Pengawas Pekerjaan bila permukaan
telah cukup kering harus ditutup minimum selama 4 hari dengan menggunakan:
a) Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air dalam campuran.
c) Metode lain yang bertujuan melindungi Lapis Fondasi Agregat Semen adalah
dengan karung goni yang dibasahi air selama masa perawatan (curing).
1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan laboratorium lapangan dan semua peralatan yang
diperlukan untuk melakukan pengujian terhadap hasil pemadatan. Prosedur pengujian
dan frekuensi rancangan campuran dan pengedalian mutu and termasuk penambahan,
bentuk, kadar air, toleransi permukaan dan yang lain harus sudah tercakup dalam
Rencana Pengendalian Mutu dari Penyedia Jasa.
2) Kadar Penghamparan
Kadar penghamparan semen harus diperiksa paling sedikit 2 kali per hari, atau
diperintahkan atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
3) Kepadatan
Kepadatan campuran harus diperiksa dengan pengujian paling sedikit 2 lokasi per hari
sesuai dengan SNI 2828:2011 dan keseragaman kepadatan diuji dengan Light Weight
Deflectometer (LWD) sesuai dengan Pd 03-2016-B (prosedur LWD ditunjukkan dalam
Lampiran 3.2.B) bilamana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Pengujian kerucut
pasir untuk lapisan yang lebih dalam dari 20 cm, maka harus dilakukan 2 pengujian
untuk masing-masing lokasi dengan bagian atas 15 cm dan bagian bawah 15 cm.
4) Pengujian Kekuatan
Pengujian Unconfined Compressive Strength (UCS) dan kadar air harus dilakukan
paling sedikit 2 kali per hari. Tidak ada pembayaran terpisah untuk semua pengujian
ini.
5 - 78
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Ketebalan Kurang
Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Semen (CTB dan CTSB) yang diterima
tidak boleh kurang dari tebal dan toleransi yang disyaratkan dalam Pasal
5.5.1.3).
Bilamana tebal rata-rata Lapis Fondasi Agregat Semen (CTB dan CTSB) untuk
suatu segmen tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan dalam Pasal
5.5.1.3) maka kekurangan tebal ini harus diperbaiki kecuali Pengawas
Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen dengan
harga satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 5.5.8.1).
Tabel 5.5.8.1) Faktor Pembayaran Harga Satuan Tebal Lapis Fondasi Agregat
Semen Kurang atau Diperbaiki
Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal
(% Harga Satuan)
0,0 - 1,0 cm 100 %
> 1,0 - 2,0 cm 90 % atau diperbaiki
> 2,0 - 3,0 cm 80 % atau diperbaiki
> 3,0 cm harus diperbaiki
b) Kepadatan Kurang
Lapis Fondasi Agregat Semen yang diterima harus memenuhi kepadatan yang
disyaratkan, Jika kepadatan lapangan rata-rata dalam suatu segmen tidak
tercapai, tetapi semua sifat-sifat bahan yang disyaratkan memenuhi ketentuan
yang disyaratkan dalam spesifikasi, maka kepadatan yang kurang ini harus
diperbaiki kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Lapis
Fondasi Agregat Semen dengan harga satuan dikalikan dengan Faktor
Pembayaran sesuai Tabel 5.5.8.2).
Faktor Pembayaran
Kepadatan
(% Harga Satuan)
98 % 100 %
97 - < 98 % 90 % atau diperbaiki
96 - < 97 % 80 % atau diperbaiki
95 - < 96 % 70 % atau diperbaiki
< 95 % harus diperbaiki
5 - 79
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
dengan Faktor Pembayaran yang tercantum dalam Tabel 5.5.8.1) dan Tabel
5.5.8.2).
Perbaikan Lapis Fondasi Agregat Semen dapat dilakukan dengan melapis di atasnya
dengan perkerasan campuran beraspal dan harus mendapat persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan serta mengacu kepada standar, pedoman, dan manual yang berlaku, dan
dilengkapi dengan Justifikasi Teknis. Jenis lapisan yang digunakan harus tercantum
dalam Spesifikasi seperti Seksi 4.7 atau Seksi 6.3 atau lainnya. Perbaikan tersebut harus
membuat perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai desain. Pembayaran
tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan Perbaikan tersebut atau kuantitas
tambahan yang diperlukan untuk perbaikan tersebut.
Bila Perbaikan telah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan telah dilaksanakan
serta diterima, maka jumlah volume yang diukur untuk pembayaran haruslah volume
sesuai dengan Gambar.
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang disetujui dapat dibayar sesuai Harga Kontrak yaitu per meter kubik,
sesuai dengan Daftar Mata Pembayaran di bawah ini dan dapat ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga Satuan sudah termasuk kompensasi penuh untuk semua bahan, pencampuran,
pengangkutan, penghamparan/penempatan, pemadatan, pemeliharaan, finishing, testing
dan perbaikan permukaan, semua kebutuhan pengeluaran lainnya yang lazim dan pantas
untuk menyelesaikan keseluruhan dari pekerjaan yang ditentukan dalam Pasal ini.
Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas
Pekerjaan untuk setiap segmen yang mengacu pada tebal dan/atau kepadatan yang
disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian tersebut akan ditetapkan dan tercakup
dalam Sertifikat Pembayaran sebagai pengurangan terhadap mata pembayaran terkait.
5 - 80
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
DIVISI 6
PERKERASAN ASPAL
SEKSI 6.1
6.1.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada
permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal
berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar di atas permukaan fondasi tanpa
bahan pengikat Lapis Fondasi Agregat, sedangkan Lapis Perekat harus dihampar di atas
permukaan berbahan pengikat (seperti : Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston,
Lapis Fondasi Semen Tanah, Lapis Fondasi Agregat Semen, Roller Compacted
Concrete (RCC), Perkerasan Beton Semen, dll).
3) Standar Rujukan
6-1
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
AASHTO :
AASHTO T59-15 : Emulsified Asphalts
AASHTO T302-15 : Polymer Content of Polymer-Modified Emulsified
Asphalt Residue and Asphalt Binders
AASHTO M316-13 : Polymer-Modified Cationic Emulsified Asphalt
ASTM:
ASTM D946/D946M-15 : Standard Specification for Penetration-Graded
Asphalt Binder for Use in Pavement Construction.
British Standards :
BS 3403:1972 : Specification for indicating tachometer and
speedometer systems for industrial, railway and
marine use.
Lapisan Resap Pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering atau
mendekati kering, dan Lapis Perekat harus disemprot hanya pada permukaan yang
benar-benar kering. Penyemprotan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat tidak boleh
dilaksanakan waktu angin kencang, hujan atau akan turun hujan.
5) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan dari Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi dan
tampak merata, tanpa adanya bagian-bagian yang beralur atau kelebihan aspal.
Untuk Lapis Perekat, harus melekat dengan cukup kuat di atas permukaan yang
disemprot. Untuk penampilan yang kelihatan berbintik-bintik, sebagai akibat dari bahan
aspal yang didistribusikan sebagai butir-butir tersendiri dapat diterima asalkan
penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan takaran pemakaiannya memenuhi
ketentuan.
Untuk Lapis Resap Pengikat, setelah proses pengeringan, bahan aspal harus sudah
meresap ke dalam lapis fondasi, meninggalkan sebagian bahan aspal yang dapat
ditunjukkan dengan permukaan berwarna hitam yang merata dan tidak berongga
(porous). Tekstur untuk permukaan lapis fondasi agregat harus rapi dan tidak boleh ada
genangan atau lapisan tipis aspal atau aspal tercampur agregat halus yang cukup tebal
sehingga mudah dikupas dengan pisau.
6-2
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Perbaikan dari Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat yang tidak memenuhi ketentuan
harus seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, termasuk pembuangan
bahan yang berlebihan, penggunaan bahan penyerap (blotter material), atau
penyemprotan tambahan seperlunya. Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar
lubang yang besar atau kerusakan lain yang terjadi dibongkar dan dipadatkan kembali
atau penggantian lapisan fondasi diikuti oleh pengerjaan kembali Lapis Resap Pengikat.
Penyedia Jasa harus mengajukan hal-hal berikut ini kepada Pengawas Pekerjaan :
a) Lima liter contoh dari setiap bahan aspal yang diusulkan oleh Penyedia Jasa
untuk digunakan dalam pekerjaaan dilengkapi sertifikat dari pabrik pembuat-
nya dan hasil pengujian seperti yang disyaratkan dalam Pasal 1.11.1.3).c),
diserahkan sebelum pelaksanaan dimulai. Sertifikat tersebut harus menjelas-
kan bahwa bahan aspal tersebut memenuhi ketentuan dari Spesifikasi dan jenis
yang sesuai untuk bahan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat, seperti yang
ditentukan pada Pasal 6.1.2 dari Spesifikasi ini.
b) Catatan kalibrasi dari semua instrumen dan meteran pengukur dan tongkat
celup ukur untuk distributor aspal, seperti diuraikan dalam Pasal 6.1.3.3) dan
6.1.3.4) dari Spesifikasi ini, yang harus diserahkan paling lambat 30 hari
sebelum pelaksanaan dimulai. Tongkat celup ukur, alat instrumen dan meteran
pengukur harus dikalibrasi sampai memenuhi akurasi, toleransi ketelitian dan
ketentuan seperti diuraikan dalam Pasal 6.1.3.4) dari Spesifikasi ini dan tanggal
pelaksanaan kalibrasi harus tidak melebihi satu tahun sebelum pelaksanaan
dimulai.
d) Contoh-contoh bahan yang dipakai pada setiap hari kerja harus dilaksanakan
sesuai dengan Pasal 6.1.6 dari Spesifikasi ini. Laporan harian untuk pekerjaan
pelaburan yang telah dilakukan dan takaran pemakaian bahan harus memenuhi
ketentuan Pasal 6.1.6 dari Spesifikasi ini.
c) Bahan aspal tidak boleh dibuang sembarangan kecuali ke tempat yang disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan.
6-3
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Pengendalian lalu lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8, Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas dan Pasal 6.1.5 dari Spesifikasi ini.
b) Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap dampak yang terjadi bila lalu
lintas yang dizinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat yang
baru dikerjakan.
6.1.2 BAHAN
a) Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah salah satu ketentuan dari
berikut ini:
b) Pemilihan jenis aspal emulsi yang digunakan, kationik atau anionik, harus
sesuai dengan muatan batuan lapis fondasi. Gunakan aspal emulsi kationik bila
agregat untuk lapis fondasi adalah agregat basa (bermuatan negatif) dan
gunakan aspal emulsi anionik bila agregat untuk lapis fondasi adalah agregat
asam (bermuatan positif). Bila ada keraguan atau bila bila aspal emulsi anionik
sulit didapatkan, Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan untuk
menggunakan aspal emulsi kationik.
c) Bilamana lalu lintas diizinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka harus
digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil pengayakan kerikil atau
batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau lunak, bahan kohesif
atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen harus lolos ayakan ASTM
(9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen harus lolos ayakan ASTM No.8 (2,36
mm).
6-4
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Aspal emulsi yang mengikat cepat (rapid setting) yang digunakan harus
memenuhi ketentuan SNI 4798:2011 untuk jenis kationik atau SNI 6832:2011
untuk jenis anionik.
b) Aspal cair penguapan cepat atau sedang yang digunakan harus memenuhi
ketentuan SNI 4800:2011 dengan viskositas aspal cair jenis RC-250 atau MC
250. Bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, aspal keras Pen.60-70 atau
Pen.80-100 yang memenuhi ketentuan ASTM D946/946M-15, dapat
diencerkan dengan 30 bagian bensin per 100 bagian aspal (30 pph) untuk
RC250, atau 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal (30 pph) untuk
MC250. Proses pencampuran tidak boleh dilaksanakan di atas nyala api baik
langsung maupun tidak langsung.
c) Aspal emulsi yang digunakan harus aspal emulsi modifikasi yang mengikat
lebih cepat (quick setting) yang mengandung minimum 2,5% polimer, styrene
butadiene rubber latex (SBR latex) atau latex alam yang memenuhi persyaratan
sesuai dengan Tabel 6.1.2.4) dari Spesifikasi ini.
Catatan:
P atau L : Polimer atau Latex.
M : dimodifikasi
C : kationik
Q : quick (lebih cepat dari slow)
S : setting
1 : viskositas rendah, disimpan di tempat yang temperaturnya lebih rendah.
2 : viskositas tinggi, disimpan di tem[at yang temperaturnya lebih tinggi.
h : hard).
*) : Prosedur distilasi standar harus disesuaikan berikut ini:
Temperatur yang lebih rendah harus dinaikkan perlahan-lahan sampai 177°C ± 10°C dan dipertahankan
selama 20 menit. Penyulingan total harus diselesaikan dalam 60 ± 5 menit dari pemanasan pertama.
d) Bila lapis perekat dipasang di atas lapis beraspal atau berbahan pengikat aspal,
gunakan aspal emulsi kationik. Bila lapis perekat dipasang di atas perkerasan
beton atau berbahan pengikat semen, gunakan aspal emulsi anionik. Bila ada
keraguan atau bila bila aspal emulsi anionik sulit didapatkan, Pengawas
Pekerjaan dapat memerintahkan untuk menggunakan aspal emulsi kationik.
6-5
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6.1.3 PERALATAN
1) Ketentuan Umum
Penyedia Jasa harus melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis dan atau
kompresor, distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan aspal dan peralatan
yang sesuai untuk menyebarkan kelebihan bahan aspal.
a) Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang bermesin
penggerak sendiri, memenuhi peraturan keamanan jalan. Bilamana dimuati
penuh maka tekanan ban pada pengoperasian dengan kecepatan penuh tidak
boleh melampaui tekanan yang direkomendasi pabrik pembuatnya.
3) Perlengkapan
Toleransi ketelitian dan ketentuan jarum baca yang dipasang pada distributor aspal
dengan batang semprot harus memenuhi ketentuan berikut ini :
Tachometer pengukur : ± 1,5 persen dari skala putaran penuh sesuai ketentuan
kecepatan kendaraan BS 3403:1972
Tachometer pengukur : ± 1,5 persen dari skala putaran penuh sesuai ketentuan
kecepatan putaran pompa BS 3403:1972
Pengukur volume atau : ± 2 persen dari total volume tangki, nilai maksimum
tongkat celup garis skala Tongkat Celup 50 liter.
6-6
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Distributor aspal harus dilengkapi dengan Grafik Penyemprotan dan Buku Petunjuk
Pelaksanaan yang harus disertakan pada alat semprot, dalam keadaan baik, setiap saat.
Buku petunjuk pelaksanaan harus menunjukkan diagram aliran pipa dan semua
petunjuk untuk cara kerja alat distributor.
Grafik Penyemprotan juga harus memperlihatkan tinggi batang semprot dari permukaan
jalan dan kedudukan sudut horisontal dari nosel semprot, untuk menjamin adanya
tumpang tindih (overlap) semprotan yang keluar dari tiga nosel (yaitu setiap lebar
permukaan disemprot oleh semburan tiga nosel).
c) Ketelitian yang dapat dicapai distributor aspal terhadap suatu takaran sasaran
pemakaian alat semprot harus diuji dengan cara yang sama dengan pengujian
distribusi melintang pada butir (b) di atas. Lintasan penyemprotan minimum
sepanjang 200 meter harus dilaksanakan dan kendaraan harus dijalankan
dengan kecepatan tetap sehingga dapat mencapai takaran sasaran pemakaian
yang telah ditentukan lebih dahulu oleh Pengawas Pekerjaan. Dengan
minimum 5 penampang melintang yang berjarak sama harus dipasang 3 kertas
resap yang berjarak sama, kertas tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari
0,5 meter dari tepi bidang yang disemprot atau dalam jarak 10 m dari titik awal
penyemprotan. Takaran pemakaian, yang diambil sebagai harga rata-rata dari
semua kertas resap tidak boleh berbeda lebih dari 5 persen dari takaran sasaran.
Sebagai alternatif, takaran pemakaian rata-rata dapat dihitung dari pembacaan
tongkat ukur yang telah dikalibrasi, seperti yang ditentukan dalam Pasal
6-7
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6.1.4.3).g) dari Spesifikasi ini. Untuk tujuan pengujian ini minimum 70 persen
dari kapasitas distributor aspal harus disemprotkan.
a) Apabila pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan
pada permukaan perkerasan jalan yang ada atau bahu jalan yang ada, semua
kerusakan perkerasan maupun bahu jalan harus diperbaiki dahulu.
b) Apabila pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan
pada perkerasan jalan baru atau bahu jalan baru, perkerasan atau bahu itu harus
telah selesai dikerjakan sepenuhnya, menurut Seksi 4.5, 4.6, 4.7, 5.1, 5.3, 5.4,
5.5, 6.3, 6.4, 6,5, 6,6 atau 6.7 dari Spesifikasi ini yang sesuai dengan lokasi dan
jenis permukaan yang baru tersebut.
c) Untuk lapis resap pengikat, jenis aspal emulsi yang digunakan harus mengacu
pada Pasal 6.1.2.1). dan untuk lapis perekat, jenis aspal emulsi yang digunakan
harus mengacu pada Pasal 6.1.2.2).
d) Permukaan yang akan disemprot itu harus dipelihara menurut standar butir (a)
dan butir (b) di atas sebelum pekerjaan pelaburan dilaksanakan.
h) Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat di atas Lapis Fondasi Agregat Kelas
A, permukaan akhir yang telah disapu harus rata, rapat, bermosaik agregat
kasar dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat halus tidak akan
diterima.
6-8
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Lapis Resap Pengikat : 0,4 sampai 1,3 liter (kadar residu* 0,22 0,72
liter) per meter persegi untuk Lapis Fondasi
Agregat tanpa bahan pengikat
3) Pelaksanaan Penyemprotan
a) Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprotan harus
diukur dan ditandai. Khususnya untuk Lapis Resap Pengikat, batas-batas lokasi
yang disemprot harus ditandai dengan cat atau benang.
6-9
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan aspal harus
disemprotkan dengan batang penyemprot dengan kadar aspal yang
diperintahkan, kecuali jika penyemprotan dengan distributor tidaklah praktis
untuk lokasi yang sempit, Pengawas Pekerjaan dapat menyetujui pemakaian
penyemprot aspal tangan (hand sprayer).
c) Bila diperintahkan, bahwa lintasan penyemprotan bahan aspal harus satu lajur
atau setengah lebar jalan dan harus ada bagian yang tumpang tindih (overlap)
selebar 20 cm sepanjang sisi-sisi lajur yang bersebelahan. Sambungan
memanjang selebar 20 cm ini harus dibiarkan terbuka dan tidak boleh ditutup
oleh lapisan berikutnya sampai lintasan penyemprotan di lajur yang
bersebelahan telah selesai dilaksanakan. Demikian pula lebar yang telah
disemprot harus lebih besar daripada lebar yang ditetapkan, hal ini
dimaksudkan agar tepi permukaan yang ditetapkan tetap mendapat semprotan
dari tiga nosel, sama seperti permukaan yang lain.
d) Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang
cukup kedap. Penyemprotan harus dimulai dan dihentikan sampai seluruh batas
bahan pelindung tersemprot, dengan demikian seluruh nosel bekerja dengan
benar pada sepanjang bidang jalan yang akan disemprot.
Distributor aspal harus mulai bergerak kira-kira 5 meter sebelum daerah yang
akan disemprot dengan demikian kecepatan lajunya dapat dijaga konstan sesuai
ketentuan, agar batang semprot mencapai bahan pelindung tersebut dan
kecepatan ini harus tetap dipertahankan sampai melalui titik akhir.
e) Sisa aspal dalam tangki distributor harus dijaga tidak boleh kurang dari 10
persen dari kapasitas tangki untuk mencegah udara yang terperangkap (masuk
angin) dalam sistem penyemprotan.
f) Jumlah pemakaian bahan aspal pada setiap kali lintasan penyemprotan harus
segera diukur dari volume sisa dalam tangki dengan meteran tongkat celup.
6 - 10
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
k) Tempat-tempat bekas kertas resap untuk pengujian kadar bahan aspal pada
lokasi yang disemprot dengan distributor aspal harus dilabur kembali dengan
bahan aspal yang sejenis secara manual dengan kadar yang hampir sama
dengan kadar di sekitarnya.
a) Penyedia Jasa harus tetap memelihara permukaan yang telah diberi Lapis Resap
Pengikat atau Lapis Perekat sesuai standar yang ditetapkan dalam Pasal 6.1.1.5)
dari Spesifikasi ini sampai lapisan berikutnya dihampar. Lapisan berikutnya
hanya dapat dihampar setelah bahan resap pengikat telah meresap sepenuhnya
ke dalam lapis fondasi dan telah mengeras dalam waktu paling sedikit 48 jam
setelah penyemprotan atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
Untuk Lapis Resap Pengikat yang akan dilapisi Burtu atau Burda, waktu
penundaan harus sebagaimana yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan
minimum dua hari dan tak boleh lebih dari empat belas hari, tergantung dari
lalu lintas, cuaca, bahan aspal dan bahan lapis fondasi yang digunakan.
b) Lalu lintas tidak diizinkan lewat sampai bahan aspal telah meresap dan
mengering serta tidak akan terkelupas akibat dilewati roda lalu lintas. Dalam
keadaan khusus, lalu lintas dapat diizinkan lewat sebelum waktu tersebut, tetapi
tidak boleh kurang dari empat jam setelah penghamparan Lapis Resap Pengikat
tersebut. Agregat penutup (blotter material) yang bersih, yang sesuai dengan
ketentuan Pasal 6.1.2.1).b) dari Spesifikasi ini harus dihampar sebelum lalu
lintas diizinkan lewat. Agregat penutup harus disebar dari truk sedemikian rupa
sehingga roda tidak melindas bahan aspal yang belum tertutup agregat. Bila
penghamparan agregat penutup pada lajur yang sedang dikerjakan yang
bersebelahan dengan lajur yang belum dikerjakan, sebuah alur (strip) yang
lebarnya paling sedikit 20 cm sepanjang tepi sambungan harus dibiarkan tanpa
tertutup agregat, atau jika sampai tertutup harus dibuat tidak tertutup agregat
bila lajur kedua sedang dipersiapkan untuk ditangani, agar memungkinkan
tumpang tindih (overlap) bahan aspal sesuai dengan Pasal 6.1.4.3).d) dari
Spesifikasi ini. Pemakaian agregat penutup harus dilaksanakan seminimum
mungkin.
6 - 11
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Lapis Perekat harus disemprotkan hanya sebentar sebelum penghamparan lapis aspal
berikut di atasnya untuk memperoleh kondisi kelengketan yang tepat. Pelapisan lapisan
beraspal berikut tersebut harus dihampar sebelum lapis aspal hilang kelengketannya
melalui pengeringan yang berlebihan, oksidasi, debu yang tertiup atau lainnya. Sewaktu
lapis aspal dalam keadaan tidak tertutup, Penyedia Jasa harus melindunginya dari
kerusakan dan mencegahnya agar tidak berkontak dengan lalu lintas. Pemberian
kembali lapis perekat (retackcoating) harus dilakukan bila lapis perekat telah
mengering sehingga hilang atau berkurang kelengketannya.
Pengeringan lapis perekat yang basah akibat hujan turun dengan tiba-tiba dengan
menggunakan udara bertekanan (compressor) dapat dilakukan sebelum lapis beraspal
dihampar hanya bila lamanya durasi hujan kurang dari 4 jam. Pemberian kembali lapis
perekat (retackcoating) harus dilakukan bila lapis perekat terkena hujan lebih dari 4
jam.
a) Contoh aspal dan sertifikatnya, seperti disyaratkan dalam Pasal 6.1.1.6).a) dari
Spesifikasi ini harus disediakan pada setiap pengangkutan aspal ke lapangan
pekerjaan.
b) Dua liter contoh bahan aspal yang akan dihampar harus diambil dari distributor
aspal, masing-masing pada saat awal penyemprotan dan pada saat menjelang
akhir penyemprotan.
c) Distributor aspal harus diperiksa dan diuji, sesuai dengan ketentuan Pasal
6.1.3.6) dari Spesifikasi ini sebagai berikut :
ii) Setiap 6 bulan atau setiap penyemprotan bahan aspal sebanyak 150.000
liter, dipilih yang lebih dulu tercapai;
a) Kuantitas dari bahan aspal yang diukur untuk pembayaran adalah nilai terkecil
di antara berikut ini : jumlah liter residu menurut takaran yang diperlukan sesuai
dengan Spesifikasi dan yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, atau
6 - 12
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Pembersihan dan persiapan akhir pada permukaan jalan sesuai dengan Pasal
6.1.4.3).d) sampai 6.1.4.3).g) dari Spesifikasi ini dan pemeliharaan permukaan
Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat yang telah selesai menurut Pasal 6.1.5
dari Spesifikasi ini harus dianggap merupakan satu kesatuan dengan pekerjaan
Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat yang memenuhi ketentuan dan tidak
boleh diukur atau dibayar secara terpisah.
Bila perbaikan pekerjaan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat yang tidak
memenuhi ketentuan telah dilaksanakan sesuai perintah Pengawas Pekerjaan menurut
Pasal 6.1.1.5) di atas, maka kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah
merupakan pekerjaan yang seharusnya dibayar jika pekerjaan yang semula diterima.
Tidak ada pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk pekerjaan tambahan,
kuantitas maupun pengujian yang diperlukan oleh perbaikan ini.
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang sebagaimana ditetapkan di atas harus dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang tercantum di bawah ini
dan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk pengadaan dan penyemprotan seluruh bahan, termasuk bahan
penyerap (blotter material), penyemprotan ulang, termasuk seluruh pekerja, peralatan,
perlengkapan, dan setiap kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan dan
memelihara pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
6 - 13
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6 - 14
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 6.2
6.2.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup pelaksanaan pekerjaan pelaburan aspal (surface dressing) yang
dapat terdiri dari laburan aspal satu atau dua lapis, setiap lapis diberi pengikat aspal dan
kemudian ditutup dengan butiran agregat (chipping). Pelaburan aspal (surface dressing)
ini umumnya dihampar di atas Lapis Fondasi Agregat Kelas A yang sudah diberi Lapis
Resap Pengikat atau Lapis Fondasi Berbahan Pengikat Semen atau Aspal, atau di atas
suatu permukaan beraspal eksisting untuk pemeliharaan.
3) Standar Rujukan
6 - 15
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
AASHTO :
AASHTO M316-13 : Polymer-Modified Cationic Emulsified Asphalt
ASTM:
ASTM D946/946M-15 : Testing Emulsified Asphalts Specification for
Penetration Graded Asphalt Cement for Use in
Pavement Construction.
British Standards :
BS 3403:1972 : Specification for indicating tachometer and
speedometer systems for industrial, railway and marine
use.
Pelaburan aspal harus disemprot hanya pada permukaan yang kering dan bersih, serta
tidak boleh dilaksanakan waktu angin kencang, hujan atau akan turun hujan. Pelaburan
aspal harus dilaksanakan hanya selama musim kemarau dan bilamana cuaca
diperkirakan baik paling sedikit 24 jam setelah pengerjaan.
5) Standar Untuk Penerimaan dan Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi
Ketentuan
BURTU atau lapisan pertama BURDA tidak boleh lebih tebal dari satu batu dan bebas
dari bahan-bahan yang lepas setelah penggilasan yang dikuti oleh penyapuan.
Lapisan kedua BURDA tidak boleh lebih tebal dari satu batu dan bebas dari bahan-
bahan yang lepas setelah penggilasan yang dikuti oleh penyapuan. Lapisan kedua
BURDA tidak boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas
Pekerjaan.
Pekerjaan BURTU dan BURDA yang telah selesai, permukaannya harus terlihat
seragam, dan bentuknya menerus, terkunci rapat, harus kedap air tanpa ada lubang-
6 - 16
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
lubang atau tanpa memperlihatkan adanya bagian yang kelebihan aspal. Permukaan
pekerjaan pelaburan aspal yang telah selesai harus dipelihara oleh Penyedia Jasa paling
sedikit selama 3 hari agar tidak terdapat agregat yang lepas.
Pekerjaan BURTU dan BURDA yang tidak memenuhi ketentuan, harus diperbaiki
sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dapat mencakup pembuangan
atau penambahan bahan, pembuangan seluruh bahan dan pekerjaan penggantian atau
pelaburan dengan BURTU atau BURDA untuk menghasilkan pekerjaan yang
memenuhi ketentuan.
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan hal berikut ini :
a) 5 liter contoh dari setiap bahan aspal yang diusulkan oleh Penyedia Jasa untuk
dipakai dalam pekerjaan dilampiri dengan sertifikat dari pabrik pembuatnya,
dan hasil pengujian seperti yang disyaratkan dalam Pasal 1.11.1.3).c), harus
diserahkan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai. Sertifikat tersebut harus
menyatakan bahwa bahan aspal tersebut sesuai dengan Spesifikasi dan jenis
yang disyaratkan untuk pelaburan aspal, seperti diberikan dalam Pasal 6.2.2.2)
dari Spesifikasi ini;
b) Sertifikat Kalibrasi dari semua instrumen dan meteran pengukur dan tongkat
celup untuk distributor aspal, seperti diuraikan dalam Pasal 6.1.3.3) dan Pasal
6.1.3.4) dari Spesifikasi ini harus diserahkan paling lambat 30 hari sebelum
pelaksanaan dimulai. Tongkat celup, instrumen dan meteran harus dikalibrasi
sampai toleransi ketelitian dan ketentuan seperti diuraikan dalam Pasal 6.1.3.4)
dari Spesifikasi ini dan tanggal pelaksanaan kalibrasi harus tidak boleh
melebihi satu tahun sebelum pelaksanaan dimulai;
e) Harus diserahkan pula laporan produksi, lokasi penumpukan bahan dan lokasi
semua jenis agregat yang diusulkan untuk dipakai dalam pekerjaan. Hasil
pengujian atas agregat untuk pelaburan aspal, harus sesuai ketentuan Pasal
6 - 17
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6.2.2.1) dan 6.2.6 dari Spesifikasi ini dan harus diajukan minimum 5 hari
sebelum pekerjaan pelaburan aspal dimulai;
f) Contoh-contoh bahan yang telah digunakan pada setiap hari kerja dan catatan
harian pekerjaan pelaburan aspal yang telah dilaksanakan dan takaran
penggunaan bahan harus memenuhi Pasal 6.2.6 dari Spesifikasi ini
b) Aspal atau bahan lainnya tidak boleh dibuang ke semua selokan, saluran atau
bangunan yang berdekatan.
a) Pengendalian lalu lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8 dari Spesifikasi
ini dalam segala hal, dengan ketentuan tambahan yang harus diperhatikan
berikut ini.
b) Segala jenis lalu lintas tidak diperkenankan melewati permukaan yang baru
disemprot sampai permukaan tersebut telah terlapisi oleh agregat.
c) Lalu lintas umum tidak diizinkan melintasi permukaan yang baru diberi agregat
sampai seluruh lokasi telah digilas dengan alat pemadat yang cocok (minimum
6 lintasan) dan bahan yang lepas telah disapu sampai bersih. Rambu peringatan
untuk membatasi kecepatan kendaraan sebesar 15 km/jam harus dipasang bila
diperlukan. Barikade harus disediakan untuk mencegah terbawanya agregat
penutup yang belum dipadatkan atau dilintasinya tempat yang belum tertutup
aspal.
e) Selama periode tunggu yang ditentukan dalam (d) di atas, permukaan jalan
harus disapu bersih seluruhnya dari agregat yang lepas dan diawasi oleh
Pengawas Pekerjaan. Jika Pengawas Pekerjaan mendapatkan bahwa
permukaan tampak kokoh, seluruh rambu dan pemisah lalu lintas dapat
disingkirkan. Bilamana tidak, maka Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan
untuk melanjutkan pengendalian lalu lintas sampai permukaan jalan menjadi
kokoh dan seluruh perbaikan yang diperlukan telah dikerjakan.
6 - 18
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6.2.2 BAHAN
1) Agregat Penutup
a) Agregat penutup harus terdiri dari butiran yang bersih, keras, kerikil pecah atau
batu pecah dari bahan yang awet, bebas dari kotoran, lempung, debu atau benda
lainnya yang dapat menghalangi penyelimutan yang menyeluruh oleh aspal.
c) Gradasi agregat untuk BURTU harus memenuhi Tabel 6.2.2.2) di bawah ini
dengan ukuran partikel maksimum sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan.
6 - 19
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Gradasi agregat untuk BURDA, harus memenuhi dari Tabel 6.2.2.3) di bawah
ini dengan ukuran partikel maksimum sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan.
2) Bahan Aspal
a) Aspal yang dapat digunakan adalah aspal keras Pen.60-70 atau Pen.80-100
sesuai dengan ASTM D946/946M-15, atau aspal emulsi modifikasi polimer
(Polymer Modified Bitumen Emulsion) yang memenuhi ketentuan dalam
AASHTO M316-13 sebagaimana yang ditunjukkan dalam Tabel 6.2.2.4) di
bawah ini, masing-masing untuk CRS-2P (aspal emulsi kationik yang dibuat
dari aspal yang dimodifikasi dengan Styrene-Butadiene atau Styrebe-Butadiene
Styrene Block Copolymers) dan CRS-2L (aspal emulsi kationik yang dibuat
dari aspal yang dmodifikasi dengan Styrene-Butadiene Rubber Latex atau
Polychloroprene Latex). Pengambilan contoh aspal harus dilaksanakan sesuai
dengan SNI 06-6399-2000.
6 - 20
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Catatan :
* : Jika kelarutan residu kurang dari 97,5%, aspal pengikat dasar untuk emulsi yang harus diuji. Kelarutan
aspal pengikat dasar harus lebih besar dari 99%.
Bahan aspal yang dipanaskan pada temperatur penyemprotan selama lebih dari
10 jam pada temperatur penyemprotan atau telah dipanaskan melebihi 200 C,
harus ditolak.
b) Bila digunakan agregat precoated (precoated chip) maka aspal yang digunakan
untuk precoated chip harus berupa aspal cair atau aspal emulsi untuk Burtu atau
Burda yang menggunakan pengikat aspal keras Pen.60-70 atau Pen.80/100,
atau aspal emulsi modifikasi polimer untuk Burtu atau Burda yang
menggunakan pengikat aspal emulsi modifikasi polimer Kuantitas aspal emulsi
atau aspal cair atau aspal emulsi modifikasi polimer yang digunakan precoated
harus dalam rentang 1,00% 1,75% terhadap berat chip dan harus diaduk
merata dengan menggunakan beton molen hingga seluruh permukaan chip
terselimuti aspal. Precoated chip harus disimpan minimum selama satu hari
sebelum digunakan. Pekerjaan pelaburan baru dapat dimulai bila telah tersedia
precoated chip minimal untuk 100 meter panjang pekerjaan pelaburan.
Jenis pekerjaan pelaburan yang akan dipakai pada setiap ruas pekerjaan diperlihatkan
pada Gambar dan istilahnya disingkat dalam Tabel 6.2.3.1) di bawah ini.
6.2.4 PERALATAN
1) Ketentuan Umum
Peralatan yang akan digunakan haruslah distributor aspal yang mempunyai mesin
penggerak sendiri, dua alat pemadat roda karet, alat penebar agregat, paling sedikit 2
(dua) dump truck, sikat mekanis, sapu lidi, sikat dan perlengkapan untuk menuangkan
drum dan untuk memanaskan bahan aspal.
6 - 21
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Distributor Aspal
Distributor aspal harus memenuhi ketentuan Pasal 6.1.3 dari Spesifikasi ini. Tangki
distributor harus benar-benar tersekat sempurna dalam menahan aliran panas, dengan
demikian apabila diisi penuh oleh bahan aspal, turunnya panas tidak boleh melampaui
2,5ºC per jam dalam kondisi tidak sirkulasi. Tangki distributor harus dilengkapi
pemanas yang mampu memanaskan bahan aspal hingga 190ºC dan dilengkapi juga
dengan sistem pengaduk yang baik. Distributor aspal harus mampu menyemprot bahan
aspal dengan kadar 3 liter/m2 dengan viskositas dan temperatur sesuai Pasal 6.2.5.1).
3) Alat Pemadat
Alat pemadat roda karet harus mempunyai lebar total tidak kurang dari 1,5 meter, dan
harus mempunyai mesin penggerak sendiri.
Peralatan penghampar agregat harus dilengkapi dengan ulir pembagi (auger) dan harus
mampu menghampar agregat secara merata dalam takaran yang terkendali dengan lebar
hamparan minimum 2,4 meter. Suatu perlengkapan khusus harus dipasang pada
belakang badan truk sehingga lebar hamparan dapat disetel. Rancangan alat
penghampar agregat dan kecepatan penghamparan harus sedemikian rupa sehingga
menjamin tidak terjadinya penumpukan agregat pada permukaan yang telah disemprot
aspal. Paling sedikit harus disiapkan 2 truk penghampar agregat atau paling tidak
disiapkan satu alat penghampar agregat berupa mesin penebar agregat dengan
penggerak empat roda (four wheel drive belt spreader). Penebaran agregat secara
manual hanya boleh dilakukan bilamana digunakan untuk lokasi yang sulit dijangkau.
Sapu ijuk kasar untuk mendistribusi ulang agregat dan sebuah peralatan sikat hela atau
mekanis untuk menyingkirkan kelebihan agregat harus disiapkan.
6) Peralatan Lain
Peralatan lain yang boleh dipakai oleh Penyedia Jasa untuk meningkatkan kinerja dapat
ditambahkan bilamana telah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas
Pekerjaan.
a) Takaran pemakaian bahan aspal, untuk setiap lapis pelaburan aspal dan untuk
setiap ruas jalan, harus ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan, tergantung pada
ukuran tebal rata-rata agregat penutup, jenis atau komposisi aspal, kondisi dan
tekstur dari permukaan beraspal eksisting dan jenis serta kepadatan dari lalu
lintas yang akan melewati jalan, Selanjutnya Pengawas Pekerjaan dapat
memodifikasi takaran pemakaian, tergantung pada hasil percobaan di lapangan
yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan.
Target pemakaian bahan aspal untuk lapis pertama Burda dan Burtu umumnya
di dalam rentang 2,3 3,0 liter/m2 tergantung dari ukuran partikel maksimum
dan untuk lapis kedua Burda umumnya pada rentang 0,8 - 1,5 liter/m2
tergantung dari ukuran partikel maksimum.
6 - 22
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Sebelum permukaan beraspal eksisting dilabur, maka semua kotoran dan bahan
tidak dikehendaki lainnya harus dibersihkan dengan kombinasi sapu mekanis
dan kompresor atau 2 buah kompresor. Bilamana hasil pembersihan tidak
memberikan hasil yang merata, maka bagian-bagian yang belum bersih harus
dibersihkan secara manual dengan sapu yang lebih kaku.
e) Permukaan jalan eksisting tanpa penutup aspal, sebelum dilapisi BURTU atau
BURDA harus terlebih dahulu diberi Lapis Resap Pengikat, sesuai ketentuan
dalam Seksi 6.1 dari Spesifikasi ini. Bagian permukaan jalan yang sudah diberi
Lapis Resap Pengikat, harus diperiksa kembali kesempurnaannya. Bilamana
ditemui adanya lokasi-lokasi yang belum tertutup Lapis Resap Pengikat harus
dilabur ulang sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan. Pekerjaan semacam ini
harus dilaksanakan dan dibayar sesuai dengan ketentuan Seksi 6.1 dari
Spesifikasi ini. Lapis Resap Pengikat harus dibiarkan sampai kering seluruhnya
dengan waktu paling sedikit 48 jam atau lebih sesuai petunjuk Pengawas
Pekerjaan sebelum pekerjaan pelaburan aspal dimulai.
g) Jika terdapat bagian-bagian dari perkerasan beton atau aspal eksisting yang
tidak stabil, bagian tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan
arahan Pengawas Pekerjaan dan dibayar terpisah menurut masing-masing mata
pembayaran yang relevan.
6 - 23
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
aspal kecuali pada lokasi yang sempit di mana distributor aspal tidak praktis
digunakan, maka Pengawas Pekerjaan dapat menyetujui pemakaian
perlengkapan semprot tangan.
b) Temperatur aspal keras pada saat penyemprotan untuk BURTU dan BURDA
tidak boleh bervariasi melebihi 10 ºC dari temperatur harga-harga yang telah
diberikan dalam Tabel 6.2.5.1).
d) Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang
cukup kedap (kertas kerja). Penyemprotan harus dimulai dan dihentikan sampai
seluruhbahan pelindung tersemprot, dengan demikian semua nosel bekerja
dengan benar pada seluruh panjang jalan yang akan dilabur.
e) Distributor aspal harus mulai bergerak kira-kira 5 meter sebelum daerah yang
akan disemprot, sehingga kecepatan lajunya dapat dijaga konstan sesuai
ketentuan, agar batang semprot mencapai bahan pelindung tersebut dan
kecepatan ini harus dipertahankan sampai melewati titik akhir. Bahan
pelindung atas percikan aspal harus dikeluarkan dan dibuang sedemikian
hingga dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
f) Sisa aspal dalam tangki distributor setelah penyemprotan selesai harus dijaga
tidak boleh kurang dari 10% dari kapasitas tangki atau sebesar yang ditentukan
6 - 24
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
g) Jumlah bahan aspal yang telah digunakan dalam setiap lintasan penyemprotan,
atau jumlah yang disemprot secara manual harus diukur dengan cara
memasukkan tongkat celup ke dalam tangki distributor aspal segera sebelum
dan sesudah setiap lintasan penyemprotan atau setiap pemakaian secara
manual.
h) Lokasi yang telah disemprot aspal oleh lintasan penyemprotan, termasuk lokasi
yang telah dilabur secara manual, didefinisikan sebagai hasil kali panjang
lintasan penyemprotan yang dibatasi oleh bahan pelindung pada lokasi awal
dan akhir penyemprotan dan lebar efektif dari penyemprotan. Lebar efektif
penyemprotan didefinisikan sebagai hasil kali dari jumlah nosel yang bekerja
dan jarak antara nosel yang bersebelahan.
i) Luas lokasi yang akan dilabur aspal dengan manual harus diukur dan luasnya
dihitung segera setelah penyemprotan selesai.
l) Tempat-tempat bekas kertas resap untuk pengujian takaran bahan aspal harus
dilabur dengan bahan aspal yang sejenis secara manual (sikat ijuk, dll.) dengan
takaran yang hampir sama dengan takaran di sekitarnya.
a) Sebelum bahan aspal digunakan, agregat penutup dalam bak truk di lapangan
harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menutup seluruh bidang yang akan
ditebar dengan agregat. Agregat tersebut harus bersih dan dalam kondisi
sedemikian sehingga dijamin akan melekat ke bahan aspal dalam waktu 5 menit
setelah penyemprotan aspal. Penghamparan agregat tersebut harus
dilaksanakan segera setelah penyemprotan aspal dimulai dan harus diselesaikan
dalam jangka waktu 5 menit terhitung sejak selesainya penyemprotan atau
selesai dalam jangka waktu yang lebih singkat sesuai perintah Pengawas
Pekerjaan.
b) Agregat baik precoted ataupun tidak harus dihampar merata di atas permukaan
yang telah disemprot aspal, dengan alat penghampar agregat yang telah
disetujui Pengawas Pekerjaan. Setiap tempat yang tidak tertutup agregat harus
6 - 25
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Contoh aspal dan sertifikatnya, sesuai dengan ketentuan Pasal 6.2.1.7).a) dari
Spesifikasi ini, harus disediakan pada setiap pengangkutan aspal ke lapangan.
b) Dua liter contoh aspal yang akan dihampar harus diambil dari distributor,
masing-masing pada saat awal penyemprotan dan pada saat menjelang akhir
penyemprotan.
c) Jumlah data pendukung yang diperlukan untuk persetujuan awal atas mutu
sumber bahan agregat penutup harus meliputi semua pengujian seperti
disyaratkan dalam Pasal 6.2.2.1).b) dari Spesifikasi ini dengan minimum tiga
contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, dipilih sedemikian hingga
mewakili rentang mutu bahan yang mungkin diperoleh dari sumber bahan
tersebut. Setelah persetujuan mengenai mutu bahan agregat penutup,
selanjutnya pengujian ini harus diulangi lagi, sesuai petunjuk Pengawas
Pekerjaan, bilamana menurut hasil pengamatan terdapat perubahan mutu pada
bahan atau sumbernya.
d) Distributor aspal harus diperiksa dan diuji sesuai dengan Pasal 6.1.3.6) dari
Spesifikasi ini sebagai berikut :
ii) Setiap 6 bulan atau setiap penyemprotan bahan aspal sebanyak 150.000
liter, dipilih yang mana lebih dulu tercapai;
e) Semua jenis pengujian dan analisa saringan agregat tercantum dalam tabel
Pasal 6.2.2.1).c), dan d) dari Spesifikasi ini harus dilakukan pada setiap
tumpukan persediaan bahan sebelum setiap bahan tersebut dipakai. Minimum
satu contoh harus diambil dan diuji untuk setiap 75 meter kubik agregat di
dalam tumpukan persediaan bahan.
6 - 26
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Untuk pembayaran, bahan aspal precoated harus diukur dalam satuan liter
sebagai volume nominal yang telah terpakai dan telah diterima.
b) Untuk pembayaran, bahan aspal pelaburan harus diukur dalam satuan liter
sebagai volume nominal yang telah terpakai dan telah diterima pada setiap
lintasan penyemprotan atau penyemprotan secara manual.
ii) Takaran rata-rata pemakaian yang telah disemprot dan diukur sesuai
dengan Pasal 6.2.5.3).f) sampai 6.2.5.3).i) dari Spesifikasi ini.
Agregat BURTU yang diukur untuk pembayaran harus dalam satuan meter persegi
permukaan jalan yang telah diberi BURTU, dan telah selesai dan diterima sesuai
Spesifikasi ini dan Gambar dalam Dokumen Kontrak.
Agregat BURDA yang diukur untuk pembayaran harus dalam satuan meter persegi
permukaan jalan yang telah diberi BURDA dan telah selesai dan diterima sesuai
Spesifikasi ini dan Gambar dalam Dokumen Kontrak.
Bila perbaikan pekerjaan pelaburan yang tidak memenuhi ketentuan telah dilaksanakan
sesuai perintah Pengawas Pekerjaan menurut Pasal 6.2.1.5) di atas maka kuantitas yang
diukur untuk pembayaran haruslah merupakan pekerjaan yang seharusnya dibayar jika
pekerjaan yang semula diterima. Tidak ada pembayaran tambahan untuk suatu
6 - 27
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
pekerjaan tambahan atau kuantitas tambahan atau pengujian ulang karena pekerjaan
perbaikan tersebut.
5) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang sebagaimana ditentukan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak
per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang telah tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran itu harus merupakan kompensasi
penuh untuk pengadaan dan penghamparan seluruh bahan, termasuk seluruh pekerja,
peralatan, perlengkapan, dan biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
seperti diuraikan dalam Spesifikasi ini.
6 - 28
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 6.3
6.3.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata, lapis
fondasi, lapis antara atau lapis aus campuran beraspal panas yang terdiri dari agregat,
bahan aspal, bahan anti pengelupasan dan bahan tambah atau stabilizer untuk Stone
Matrix Asphalt (SMA), yang dicampur secara panas di pusat instalasi pencampuran,
serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas fondasi atau permukaan
jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian
dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam Gambar.
Semua campuran dirancang dalam Spesifikasi ini untuk menjamin bahwa asumsi
rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan
keawetan sesuai dengan lalu-lintas rencana.
Jenis campuran dan ketebalan lapisan harus seperti yang ditentukan pada Gambar.
Stone Matrix Asphalt selanjutnya disebut SMA, terdiri dari tiga jenis: SMA
Tipis; SMA Halus dan SMA Kasar, dengan ukuran partikel maksimum agregat
masing-masing campuran adalah 12,5 mm, 19 mm, 25 mm. Setiap campuran
SMA yang menggunakan bahan aspal modifikasi disebut masing-masing
sebagai SMA Tipis Modifikasi, SMA Halus Modifikasi dan SMA Kasar
Modifikasi.
Mata Pembayaran SMA-Halus dan SMA-Kasar diuraikan dalam Seksi 6.3 ini,
sedangkan Mata Pembayaran SMA-Tipis yang digunakan untuk pekerjaan
pemeliharaan diuraikan dalam Seksi 4.7 dari Spesifikasi ini.
Lapis Tipis Aspal Beton (Lataston) yang selanjutnya disebut HRS, terdiri dari
dua jenis campuran, HRS Fondasi (HRS-Base) dan HRS Lapis Aus (HRS
Wearing Course, HRS-WC) dan ukuran maksimum agregat masing-masing
campuran adalah 19 mm. HRS-Base mempunyai proporsi fraksi agregat kasar
lebih besar daripada HRS-WC.
Lapis Aspal Beton (Laston) yang selanjutnya disebut AC, terdiri dari tiga jenis:
AC Lapis Aus (AC-WC); AC Lapis Antara (AC-BC) dan AC Lapis Fondasi
(AC-Base), dengan ukuran maksimum agregat masing-masing campuran
6 - 29
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
adalah 19 mm, 25,4 mm, 37,5 mm. Setiap jenis campuran AC yang
menggunakan bahan aspal modifikasi disebut masing-masing sebagai AC-WC
Modifikasi, AC-BC Modifikasi, dan AC-Base Modifikasi.
a) Tebal setiap lapisan campuran beraspal bukan perata harus diperiksa dengan
benda uji "inti" (core) perkerasan yang diambil oleh Penyedia Jasa sesuai
petunjuk Pengawas Pekerjaan. Benda uji inti (core) paling sedikit harus
diambil dua titik pengujian yang mewakili per penampang melintang per lajur
secara acak sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dengan
jarak memanjang antar penampang melintang yang diperiksa tidak lebih dari
100 m.
c) Segmen adalah panjang hamparan yang dilapis dalam satu kali produksi AMP
dalam satu hari pada satu hamparan.
6 - 30
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
tebal dari lapis berikutnya atau dipotong pembayarannya sesuai dengan Pasal
6.3.8.1).j).
f) Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran beraspal yang mencakup semua
campuran aspal panas yang menggunakan aspal tipe I (Pen.60-70) maupun tipe
II (aspal modifikasi), semua campuran aspal hangat, semua campuran aspal
panas dengan asbuton:
Stone Matrix Asphalt Tipis : - 2,0 mm
Stone Matrix Asphalt Halus : - 3,0 mm
Stone Matrix Asphalt Kasar : - 3,0 mm
Lataston Lapis Aus : - 3,0 mm
Lataston Lapis Fondasi : - 3,0 mm
Laston Lapis Aus : - 3,0 mm
Laston Lapis Antara : - 4,0 mm
Laston Lapis Fondasi : - 5,0 mm
Tebal Nominal
Jenis Campuran Simbol(1)
Minimum (cm)
Stone Matrix Asphalt Tipis SMA Tipis 3,0
Stone Matrix Asphalt - Halus SMA-Halus 4,0
Stone Matrix Asphalt - Kasar SMA-Kasar 5,0
Lataston Lapis Aus HRS-WC 3,0
Lapis Fondasi HRS-Base 3,5
Laston Lapis Aus AC-WC 4,0
Lapis Antara AC-BC 6,0
Lapis Fondasi AC-Base 7,5
Catatan:
(1) Simbol ini mencakup semua campuran aspal panas yang menggunakan aspal tipe I (Pen.60-
70) maupun tipe II (aspal modifikasi), semua campuran aspal hangat, semua campuran aspal
panas dengan asbuton.
g) Untuk semua jenis campuran, berat aktual campuran beraspal yang dihampar
harus dipantau dengan menimbang setiap muatan truk yang meninggalkan
pusat instalasi pencampur aspal. Untuk setiap ruas pekerjaan yang diukur untuk
pembayaran, bilamana berat aktual bahan terhampar yang dihitung dari
timbangan adalah kurang ataupun lebih lima persen dari berat yang dihitung
dari ketebalan rata-rata benda uji inti (core), maka Pengawas Pekerjaan harus
mengambil tindakan untuk menyelidiki sebab terjadinya selisih berat ini
sebelum menyetujui pembayaran bahan yang telah dihampar. Investigasi oleh
Pengawas Pekerjaan dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut
ini :
6 - 31
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
i) Kerataan Melintang
5) Standar Rujukan
6 - 32
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6 - 33
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SNI 7619:2012 : Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat
kasar.
SNI 8287: 2016 : Metode uji kuantitas butiran pipih, lonjong atau pipih dan
lonjong dalam agregat kasar (ASTM D 4791-10, MOD)
AASHTO :
AASHTO R46-08(2012) : Designing Stone Matrix Asphalt (SMA).
AASHTO T195-11(2015) : Determining Degree of Particle Coating of Asphalt
Mixtures
AASHTO T283-14 : Resistance of Compacted Asphalt Mixtures to Moisture-
Induced Damage
AASHTO T301-13 : Elastic Recovery Test of Bituminous Materials By
Means of a Ductilometer
AASHTO T305-14 : Determination of Draindown Characteristics in
Uncompacted Asphalt Mixtures.
AASHTO M303-89(2014) : Lime for Asphalt Mixtures
AASHTO M325-08(2012) : Stone Matrix Asphalt (SMA).
ASTM :
ASTM D664-17 : Standard Test Method for Acid Number of Petroleum
Products by Potentiometric Titration
ASTM D2073-07 : Standard Test Methods for Total, Primary, Secondary,
and Tertiary Amine Values of Fatty Amines by
Alternative Indivator Method
ASTM D2170-10 : Standard Test Method for Kinematic Viscosity of
Asphalts (Bitumens)
ASTM D3625/3625M-12 : Standard Practice for Effect of Water on Bituminous-
Coated Aggregate Using Boiling Water
ASTM D5581-07a(2013) : Standard Test Method for Resistance to Plastic Flow of
Bituminous Mixtures Using Marshall Apparatus (6 inch-
Diameter Specimen).
ASTM D5976-00 Part 6.01 : Standard Specification for Type I Polymer Modified
Asphalt Cement for Use in Pavement Construction
ASTM D6926-16 : Standard Practice for Preparation of Bituminous
Specimens using Marshall Apparatus
ASTM D6927-15 : Standard Test Methods for Marshall Stability and Flow
of Bituminous Mixtures
6 - 34
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Sebelum dan selama pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas
Pekerjaan :
a) Contoh dari seluruh bahan yang disetujui untuk digunakan, yang disimpan oleh
Pengawas Pekerjaan selama masa Kontrak untuk keperluan rujukan;
b) Setiap bahan aspal yang diusulkan Penyedia Jasa untuk digunakan, berikut
keterangan asal sumbernya bersama dengan data pengujian sifat-sifatnya, baik
sebelum maupun sesudah Pengujian Penuaan Aspal (RTFOT sesuai dengan SNI
03-6835-2002 atau TFOT sesuai dengan SNI 06-2440-1991);
d) Laporan tertulis setiap pemasokan aspal beserta sifat-sifat bahan seperti yang
disyaratkan dalam Pasal 6.3.2.6);
f) Rumusan campuran kerja (Job Mix Formula, JMF) dan data pengujian yang
mendukungnya; seperti yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.3, dalam bentuk
laporan tertulis;
j) Catatan harian dari seluruh muatan truk yang ditimbang di alat penimbang,
seperti yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.7.5);
Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan keadaan kering
dan diperkirakan tidak akan turun hujan.
Bilamana persyaratan kerataan hasil hamparan tidak terpenuhi atau bilamana benda uji
inti dari lapisan beraspal dalam satu sub-segmen tidak memenuhi persyaratan tebal
sebagaimana ditetapkan dalam spesifikasi ini, maka panjang yang tidak memenuhi
syarat harus diperbaiki sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.1.4).e) dengan
jenis campuran yang sama panjang yang tidak memenuhi syarat ditentukan dengan
benda uji tambahan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan selebar
satu hamparan.
6 - 35
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau lainnya
harus segera ditutup kembali dengan bahan campuran beraspal oleh Penyedia Jasa dan
dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan toleransi yang
diperkenankan dalam Seksi ini.
Setiap jenis campuran dapat digunakan sebagai lapisan perata dengan tebal yang
bervariasi dalam suatu rentang sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar .
6.3.2 BAHAN
1) Agregat Umum
a) Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa agar
campuran beraspal, yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumusan campuran
kerja (lihat Pasal 6.3.3), memenuhi semua ketentuan yang disyaratkan dalam
Tabel 6.3.3.1a) sampai dengan Tabel 6.3.3.1d), tergantung campuran mana
yang dipilih.
e) Penyerapan air oleh agregat maksimum 2% untuk SMA dan 3% untuk yang
lain.
f) Berat jenis (spesific gravity) agregat kasar dan halus tidak boleh berbeda lebih
dari 0,2.
2) Agregat Kasar
a) Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan ayakan
No.4 (4,75 mm) yang dilakukan secara basah dan harus bersih, keras, awet dan
bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan memenuhi
ketentuan yang diberikan dalam Tabel 6.3.2.1a).
b) Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam ukuran
nominal sesuai dengan jenis campuran yang direncanakan seperti ditunjukan
pada Tabel 6.3.2.1b).
6 - 36
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi
pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin (cold bin
feeds) sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan agregat dapat dikendalikan
dengan baik.
Tabel 6.3.2.1b) Ukuran Nominal Agregat Kasar Penampung Dingin untuk Campuran Beraspal
6 - 37
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3) Agregat Halus
a) Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil
pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.4 (4,75
mm).
b) Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan terpisah dari
agregat kasar.
c) Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke
instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin
(cold bin feeds) yang terpisah sehingga gradasi gabungan dan presentase pasir
di dalam campuran dapat dikendalikan dengan baik.
d) Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu batas yang tidak
melampaui 15 % terhadap berat total campuran.
Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung,
atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus harus diperoleh
dari batu yang memenuhi ketentuan mutu dalam Pasal 6.3.2.1).
Untuk memperoleh agregat halus yang memenuhi ketentuan di atas :
i) bahan baku untuk agregat halus dicuci terlebih dahulu secara mekanis
sebelum dimasukkan ke dalam mesin pemecah batu, atau
ii) digunakan scalping screen dengan proses berikut ini :
- fraksi agregat halus yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap
pertama (primary crusher) tidak boleh langsung digunakan.
- agregat yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap pertama
(primary crusher) harus dipisahkan dengan vibro scalping screen
yang dipasang di antara primary crusher dan secondary crusher.
- material tertahan vibro scalping screen akan dipecah oleh
secondary crusher, hasil pengayakannya dapat digunakan sebagai
agregat halus.
- material lolos vibro scalping screen hanya boleh digunakan
sebagai komponen material Lapis Fondasi Agregat.
a) Bahan pengisi yang ditambahkan (filler added) dapat berupa debu batu kapur
(limestone dust), atau debu kapur padam atau debu kapur magnesium atau
dolomit yang sesuai dengan AASHTO M303-89(2014), atau semen atau abu
terbang tipe C dan F yang sumbernya disetujui oleh Pengawas Pekerjaaan.
6 - 38
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Bahan pengisi jenis semen hanya diizinkan untuk campuran beraspal panas
dengan bahan pengikat jenis aspal keras Pen.60-70.
b) Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan-
gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SNI ASTM C136: 2012
harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200 (75 mikron) tidak kurang
dari 75 % terhadap beratnya
c) Bahan pengisi yang ditambahkan (filler added), untuk semen harus dalam
rentang 1% sampai dengan 2% terhadap berat total agregat dan untuk bahan
pengisi lainnya harus dalam rentang 1% sampai dengan 3% terhadap berat total
agregat kecuali SMA. Khusus untuk SMA tidak boleh menggunakan semen.
Untuk memperoleh gradasi HRS-WC atau HRS-Base yang senjang, maka paling sedikit
80% agregat lolos ayakan No.8 (2,36 mm) harus lolos ayakan No.30 (0,600 mm).
Bilamana gradasi yang diperoleh tidak memenuhi kesenjangan yang disyaratkan Tabel
6.3.2.4) di bawah ini, Pengawas Pekerjaan dapat menerima gradasi tersebut asalkan
sifat-sifat campurannya memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.1b).
6 - 39
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Bahan aspal berikut yang sesuai dengan Tabel 6.3.2.5) dapat digunakan. Bahan
pengikat ini dicampur dengan agregat sehingga menghasilkan campuran
beraspal sebagaimana mestinya sesuai dengan yang disyaratkan dalam Tabel
6.3.3.1a), 6.3.3.1b), 6.3.3.1c) dan 6.3.3.1d) mana yang relevan, sebagaimana
yang disebutkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Pengambilan contoh bahan aspal harus dilaksanakan sesuai dengan SNI 06-
6399-2000 dan pengujian semua sifat-sifat (properties) yang disyaratkan dalam
Tabel 6.3.2.5) harus dilakukan. Bilamana jenis aspal modifikasi tidak
disebutkan dalam Gambar maka Penyedia Jasa dapat memilih Aspal Tipe II
jenis PG 70 dalam Tabel 6.3.2.5) di bawah ini.
b) Contoh bahan aspal harus diekstraksi dari benda uji sesuai dengan cara SNI 03-
3640-1994 (metoda soklet) atau SNI 03-6894-2002 (metoda sentrifus) atau
AASHTO T164-14 (metoda tungku pengapian). Jika metoda sentrifitus
digunakan, setelah konsentrasi larutan aspal yang terekstraksi mencapai 200
mm, partikel mineral yang terkandung harus dipindahkan ke dalam suatu alat
sentrifugal.Pemindahan ini dianggap memenuhi bilamana kadar abu dalam
bahan aspal yang diperoleh kembali tidak melebihi 1% (dengan pengapian).
Jika bahan aspal diperlukan untuk pengujian lebih lanjut maka bahan aspal itu
harus diperoleh kembali dari larutan sesuai dengan prosedur SNI 03-6894-
2002.
6 - 40
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
11. Berat yang Hilang (%) SNI 06-2441-1991 < 0,8 < 0,8
Temperatur yang menghasilkan Geser
12. SNI 06-6442-2000 - 70 76
rad/detik °C)
Residu aspal segar setelah PAV (SNI 03-6837-2002) pada temperatur 100°C dan tekanan 2,1 MPa
Catatan :
1. Pengujian semua sifat-sifat harus dilaksanakan sebagaimana yang disyaratkan pada Pasal 6.3.2.6).a). Sedangkan untuk
pengendalian mutu di lapangan, ketentuan untuk aspal dengan penetra
penetrasi < 50 adalah ± 2 (0,1 mm), masing-masing dari nilai penetrasi yang dilaporkan pada saat pengujian semua sifat-sifat
aspal keras.
2. Pengujian semua sifat-sifat harus dilaksanakan sebagaimana yang disyaratkan pada Pasal 6.3.2.6).a). Sedangkan untuk
pengendalian mutu di lapangan, ketentuan titik lembek diterima adalah ± 1 °C dari nilai titik lembek yang dilaporkan pada
saat pengujian semua sifat-sifat aspal keras.
3. Viskositas diuji juga pada temperatur 100 C dan 160 C untuk tipe I, untuk tipe II pada temperatur 100 C dan 170 C untuk
menetapkan temperatur yang akan diterapkan pada Pasal 6.3.5.5).
4. Jika untuk pengujian viskositas tidak dilakukan sesuai dengan AASHTO T201-15 maka hasil pengujian harus dikonversikan
ke satuan cSt.
Bahan anti pengelupasan hanya digunakan jika Stabilitas Marshall Sisa (IRS Index of
Retained Stability) atau nilai Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR) campuran beraspal
sebelum ditambah bahan anti pengelupasan lebih kecil dari yang disyaratkan. Jika
bahan anti pengelupasan harus digunakan maka sebelum bahan anti pengelupasan
ditambahkan ke dalam campuran, Stabilitas Marshall sisa (setelah direndam 24 jam
60°C) haruslah min.75%.
Stabilitas Bahan anti pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan dalam
bentuk cairan di timbangan aspal AMP dengan mengunakan pompa penakar (dozing
pump) sesaat sebelum dilakukan proses pencampuran basah di pugmil. Penambahan
bahan anti pengelupasan ke dalam ketel aspal hanya diperkenankan atas persetujuan
Pengawas Pekerjaan. Kuantitas pemakaian aditif anti striping dalam rentang 0,2% -
0,4% terhadap berat aspal. Bahan anti pengelupasan harus digunakan untuk semua jenis
aspal tetapi tidak boleh digunakan pada aspal modifikasi yang bermuatan positif.
6 - 41
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
8) Aspal Modifikasi
Aspal modifikasi harus dikirim dalam tangki yang dilengkapi dengan alat pembakar
gas atau minyak yang dikendalikan secara termostatis. Pembakaran langsung dengan
bahan bakar padat atau cair di dalam tabung tangki tidak diperkenankan dalam kondisi
apapun. Pengiriman dalam tangki harus dilengkapi dengan sistem segel yang disetujui
untuk mencegah kontaminasi yang terjadi apakah dari pabrik pembuatnya atau dari
pengirimannya. Aspal modifikasi harus disalurkan ke tangki penampung di lapangan
dengan sistem sirkulasi yang tertutup penuh. Penyaluran secara terbuka tidak
diperkenankan.
6 - 42
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Bahan tambah atau stabilizer yang ditambahkan ke dalam campuran, sekitar 0,3%
terhadap total campuran, sehingga dapat mencegah terjadinya draindown. Bahan
tambah atau stabilizer harus memenuhi ketentuan yang ditunjukkan dalam Tabel
6.3.2.8).
Tabel 6.3.2.8) Persyaratan Bahan Tambah atau Stabilizer untuk SMA
Sumber pemasokan agregat, aspal, bahan pengisi (filler), bahan anti pengelupasan dan
bahan tambah atau stabilizer untuk SMA harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas
Pekerjan sebelum pengiriman bahan. Setiap jenis bahan harus diserahkan, seperti yang
diperintahkan Pengawas Pekerjaan, paling sedikit 60 hari sebelum usulan dimulainya
pekerjaan pengaspalan.
6.3.3 CAMPURAN
Campuran beraspal dapat terdiri dari agregat, bahan pengisi, bahan aditif, bahan tambah
atau stabilizer untuk SMA dan aspal.
b) Pengujian yang diperlukan meliputi analisa ayakan, berat jenis, penyerapan air
dan semua jenis pengujian lainnya sebagaimana yang disyaratkan pada seksi
ini untuk semua agregat yang digunakan. Pengujian pada campuran beraspal
6 - 43
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Contoh agregat untuk rancangan campuran harus diambil dari pemasok dingin
(cold bin) dan dari penampung panas (hot bin). Rumusan campuran kerja yang
ditentukan dari campuran di laboratorium harus dianggap berlaku sementara
sampai diperkuat oleh hasil percobaan pada instalasi pencampur aspal dan
percobaan penghamparan dan pemadatan lapangan.
6 - 44
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Lataston
Sifat-sifat Campuran
Lapis Aus Lapis Fondasi
Kadar aspal efektif (%) Min 5,9 5,5
Jumlah tumbukan per bidang 50
(4)
Rongga dalam campuran (%) Min. 3,0
Maks. 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 17 17
Rongga terisi aspal (%) Min. 68
Stabilitas Marshall (kg) Min. 600
Marshall Quotient (kg/mm) Min. 250
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah Min. 90
perendaman selama 24 jam, 60 ºC (5)
Laston
Sifat-sifat Campuran
Lapis Aus Lapis Antara Fondasi
Jumlah tumbukan per bidang 75 112 (3)
Rasio partikel lolos ayakan 0,075mm Min. 0,6
dengan kadar aspal efektif Maks. 1,6
(4)
Rongga dalam campuran (%) Min. 3,0
Maks. 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 15 14 13
Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 65 65
Stabilitas Marshall (kg) Min. 800 1800 (3)
Min. 2 3
Pelelehan (mm)
Maks 4 6 (3)
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah Min. 90
perendaman selama 24 jam, 60 ºC (5)
6 - 45
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Laston
Sifat-sifat Campuran
Lapis Aus Lapis Antara Fondasi
Rongga dalam campuran (%) pada Min. 2
Kepadatan membal (refusal) (6)
Laston Modifikasi
Sifat-sifat Campuran
Lapis Aus Lapis Antara Fondasi
Jumlah tumbukan per bidang 75 112 (3)
Rasio partikel lolos ayakan 0,075mm Min. 0,6
dengan kadar aspal efektif Maks. 1,6
(4)
Rongga dalam campuran (%) Min. 3,0
Maks. 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 15 14 13
Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 65 65
Stabilitas Marshall (kg) Min. 1000 2250 (3)
Min. 2 3
Pelelehan (mm)
Maks. 4 6 (3)
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah Min. 90
perendaman selama 24 jam, 60 ºC (5)
Rongga dalam campuran (%) pada Min. 2
Kepadatan membal (refusal) (6)
Stabilitas Dinamis, lintasan/mm (7) Min. 2500
Catatan :
1) Penentuan VCAmix dan VCAdrc sesuai AASHTO R46-08(2012).
VCAmix : voids in coarse aggregate within compacted mixture.
VCAdrc : voids in coarse aggregate fraction in dry-rodded condition.
2) Pengujian draindown sesuai AASHTO T305-14
3) Modifikasi Marshall lihat Lampiran 6.3.B.
4) Rongga dalam campuran dihitung berdasarkan pengujian Berat Jenis Maksimum Agregat (Gmm test, SNI 03-6893-2002).
5) Pengawas Pekerjaan dapat atau menyetujui AASHTO T283-14 sebagai alternatif pengujian kepekaan terhadap kadar air.
Pengkondisian beku cair (freeze thaw conditioning) tidak diperlukan. Nilai Indirect Tensile Strength Retained (ITSR)
minimum 80% pada VIM (Rongga dalam Campuran) 7% ± 0,5%. Untuk mendapatkan VIM 7%±0,5%, buatlah benda uji
Marshall dengan variasi tumbukan pada kadar aspal optimum, misal 2x40, 2x50, 2x60 dan 2x75 tumbukan. Kemudian dari
setiap benda uji tersebut, hitung nilai VIM dan buat hubungan antara jumlah tumbukan dan VIM. Dari grafik tersebut dapat
diketahui jumlah tumbukan yang memiliki nilai VIM 7±0,5%, kemudian lakukan pengujian ITSR untuk mendapatkan Indirect
Tensile Strength Ratio (ITSR) sesuai SNI 6753:2008 atau AASTHO T283-14 tanpa pengondisian -18 ± 3ºC.
6) Untuk menentukan kepadatan membal (refusal), disarankan menggunakan penumbuk bergetar (vibratory hammer) agar
pecahnya butiran agregat dalam campuran dapat dihindari. Jika digunakan penumbukan manual jumlah tumbukan per bidang
harus 600 untuk cetakan berdiamater 6 inch dan 400 untuk cetakan berdiamater 4 inch
7) Pengujian Wheel Tracking Machine (WTM) harus dilakukan pada temperatur 60 C. Prosedur pengujian harus mengikuti serti
pada Technical Guideline for Pavement Design and Construction, Japan Road Association (JRA 2005).
Paling sedikit 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan aspal, Penyedia Jasa harus
menyerahkan secara tertulis kepada Pengawas Pekerjaan, usulan DMF untuk campuran
yang akan digunakan dalam pekerjaan. Rumus yang diserahkan harus menentukan
untuk campuran berikut ini:
6 - 46
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Sumber-sumber agregat.
b) Ukuran nominal maksimum partikel.
c) Persentase setiap fraksi agregat yang cenderung akan digunakan Penyedia Jasa,
pada penampung dingin maupun penampung panas.
d) Gradasi agregat gabungan yang memenuhi gradasi yang disyaratkan dalam
Tabel 6.3.2.3). Khusus untuk Stone Matrix Asphalt (SMA), gradasi yang dipilih
adalah gradasi yang memenuhi ketentuan VCAmix < VCAdrc (lihat Tabel
6.3.3.1).a)) dengan pengujian sesuai dengan AASHTO R46-08(2012).
e) Kadar bahan tambah atau stabilizer untuk Stone Matrix Asphalt (SMA) yang
dipilih berdasarkan pengujian draindown dengan temperatur produksi dalam
waktu 1 jam sesuai dengan AASHTO T305-2014, yang tidak melampaui 0,3%
(lihat Tabel 6.3.3.1).a)).
f) Kadar aspal optimum dan efektif terhadap berat total campuran.
g) Kadar bahan anti pengelupasan terhadap kadar aspal.
h) Rentang temperatur pencampuran beraspal dengan agregat dan temperatur saat
campuran beraspal dikeluarkan dari alat pengaduk (mixer).
Penyedia Jasa harus menyediakan data dan grafik hubungan sifat-sifat campuran
beraspal terhadap variasi kadar aspal hasil percobaan laboratorium untuk menunjukkan
bahwa campuran memenuhi semua kriteria dalam Tabel 6.3.3.1a) sampai dengan Tabel
6.3.3.1d) tergantung campuran beraspal mana yang dipilih.
Bilamana DMF yang diusulkan ditolak oleh Pengawas Pekerjaan, maka Penyedia Jasa
harus melakukan percobaan campuran tambahan dengan biaya sendiri untuk
memperoleh suatu campuran rancangan yang memenuhi Spesifikasi. Pengawas
Pekerjaan, menurut pendapatnya, dapat menyarankan Penyedia Jasa untuk
memodifikasi sebagian rumusan rancangannya atau mencoba agregat lainnya.
Percobaan campuran di instasi pencampur aspal (Asphalt Mixing Plant, AMP) dan
penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan akan menjadikan DMF dapat
disetujui sebagai JMF.
Segera setelah DMF disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
melakukan penghamparan percobaan paling sedikit 50 ton untuk setiap jenis campuran
yang diproduksi dengan AMP, dihampar dan dipadatkan di lokasi yang ditetapkan (di
luar atau di dalam kegiatan pekerjaan) oleh Pengawas Pekerjaan dengan peralatan dan
prosedur yang diusulkan. Bilamana Pengawas Pekerjaan menerima penghamparan
percobaan ini sebagai bagian dari pekerjaan, maka penghamparn percobaan ini akan
diukur dan dibayar sebagai bagian dari Pekerjaan. Tidak ada pembayaran untuk
penghamparan percobaan yang dilaksanakan di luar kegiatan pekerjaan.
6 - 47
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa harus menunjukkan bahwa setiap alat penghampar (paver) mampu
menghampar bahan sesuai dengan tebal yang disyaratkan tanpa segregasi, tergores, dsb.
Kombinasi penggilas yang diusulkan harus mampu mencapai kepadatan yang
disyaratkan dalam rentang temperatur pemadatan sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam Tabel 6.3.5.1).
Contoh campuran harus dibawa ke laboratorium dan digunakan untuk membuat benda
uji Marshall maupun untuk pemadatan membal (refusal) untuk Laston (AC) saja. Hasil
pengujian ini harus dibandingkan dengan Tabel 6.3.3.1a) sampai dengan Tabel
6.3.3.1d) . Bilamana percobaan tersebut gagal memenuhi Spesifikasi pada salah satu
ketentuannya maka perlu dilakukan penyesuaian dan percobaan harus diulang kembali.
Pengawas pekerjaan tidak akan menyetujui DMF sebagai JMF sebelum penghamparan
percobaan yang dilakukan memenuhi semua ketentuan dan disetujui.
Pekerjaan pengaspalan yang permanen belum dapat dimulai sebelum diperoleh JMF
yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana telah disetujui, JMF menjadi
definitif sampai Pengawas Pekerjaan menyetujui JMF pengganti lainnya. Mutu
campuran harus dikendalikan, terutama dalam toleransi yang diizinkan, seperti yang
diuraikan pada Tabel 6.3.3.2) di bawah ini.
Benda uji Marshall harus dibuat dari setiap penghamparan percobaan. Contoh
campuran beraspal dapat diambil dari instalasi pencampur aspal atau dari truk di AMP,
dan dibawa ke laboratorium dalam kotak yang terbungkus rapi. Benda uji Marshall
harus dicetak dan dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.5.1)
dan menggunakan jumlah penumbukan yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.1a) sampai
dengan Tabel 6.3.3.1d). Kepadatan rata-rata (Gmb) dari semua benda uji yang dibuat
dengan campuran yang diambil dari penghamparan percobaan yang memenuhi
ketentuan harus menjadi Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density), yang harus
dibandingkan dengan pemadatan campuran beraspal terhampar dalam pekerjaan.
a) Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai dengan JMF,
dalam batas rentang toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.2) di bawah
ini.
b) Setiap hari Pengawas Pekerjaan akan mengambil benda uji baik bahan maupun
campurannya seperti yang digariskan dalam Pasal 6.3.7.3) dan 6.3.7.4) dari
Spesifikasi ini, atau benda uji tambahan yang dianggap perlu untuk
pemeriksaan keseragaman campuran.
c) Bilamana setiap bahan pokok memenuhi batas-batas yang diperoleh dari JMF
dan Toleransi Yang Diizinkan, tetapi menunjukkan perubahan yang konsisten
dan sangat berarti atau perbedaan yang tidak dapat diterima atau jika sumber
setiap bahan berubah, maka suatu JMF baru harus diserahkan dengan cara
seperti yang disebut di atas dan atas biaya Penyedia Jasa sendiri untuk disetujui,
sebelum campuran beraspal baru dihampar di lapangan.
6 - 48
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a)
sertifikat kalibrasi dari Metrologi untuk timbangan aspal, agregat dan bahan
pengisi (filler) tambahan, yang masih berlaku. Jika menurut pendapat
Pengawas Pekerjaan, Instalasi Pencampur Aspal atau timbangannya dalam
kondisi tidak baik maka Instalasi Pencampur Aspal atau timbangan tersebut
harus dikalibrasi ulang meskipun sertifikatnya masih berlaku.
d) Harus dipasang di lokasi yang jauh dari pemukiman dan disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan sehingga tidak mengganggu ataupun mengundang protes
dari penduduk di sekitarnya.
e) Harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu (dust collector) yang lengkap
yaitu sistem pusaran kering (dry cyclone) dan pusaran basah (wet cyclone)
sehingga tidak menimbulkan pencemaran debu. Bilamana salah satu sistem di
atas rusak atau tidak berfungsi maka AMP tersebut tidak boleh dioperasikan;.
f) Mempunyai pengaduk (pug mill) dengan kapasitas asli minimum 800 kg yang
bukan terdiri dari gabungan dari 2 instalasi pencampur aspal atau lebih dan
dilengkapi dengan sistem penimbangan secara komputerisasi jika digunakan
untuk memproduksi SMA atau AC modifikasi atau AC-Base selain dari
pekerjaan minor.
6 - 49
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
k) Agregat yang diambil dari pemasok panas (hot bin) atau pengering (dryer) tidak
boleh mengandung jelaga dan atau sisa minyak yang tidak habis terbakar.
Tangki penyimpan bahan aspal harus dilengkapi dengan pemanas yang dapat
dikendalikan dengan efektif dan handal sampai suatu temperatur dalam rentang yang
disyaratkan. Pemanasan harus dilakukan melalui kumparan uap (steam coils), listrik,
atau cara lainnya sehingga api tidak langsung memanasi tangki aspal. Setiap tangki
harus dilengkapi dengan sebuah termometer yang terletak sedemikian hingga
temperatur aspal dapat dengan mudah dilihat. Sebuah keran harus dipasang pada pipa
keluar dari setiap tangki untuk pengambilan benda uji.
Sistem sirkulasi untuk bahan aspal harus mempunyai ukuran yang sesuai agar dapat
memastikan sirkulasi yang lancar dan terus menerus selama kegiatan. Perlengkapan
yang sesuai harus disediakan, baik dengan selimut uap (steam jacket) atau perlengkapan
isolasi lainnya, untuk mempertahankan temperatur yang disyaratkan dari seluruh bahan
pengikat aspal dalam sistem sirkulasi.
Daya tampung tangki penyimpanan minimum adalah paling sedikit untuk kuantitas dua
hari produksi. Paling sedikit harus disediakan dua tangki yang berkapasitas sama.
Tangki-tangki tersebut harus dihubungkan ke sistem sirkulasi sedemikian rupa agar
masing-masing tangki dapat diisolasi secara terpisah tanpa mengganggu sirkulasi aspal
ke alat pencampur.
6 - 50
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Semua tangki penyimpan aspal untuk pencampuran aspal alam yang mengandung
bahan mineral dan untuk aspal modifikasi lainnya, bilamana akan terjadi pemisahan,
harus dilengkapi dengan pengaduk mekanis yang dirancang sedemikian hingga setiap
saat dapat mempertahankan bahan mineral di dalam bahan pengikat sebagai suspensi.
Tangki penyimpanan aditif dengan kapasitas minimal dapat menyimpan bahan aditif
untuk satu hari produksi campuran beraspal dan harus dilengkapi dengan dozing pump
sehingga dapat memasok langsung aditif ke pugmil dengan kuantitas dan tekanan
tertentu.
4) Ayakan Panas
Ukuran saringan panas yang disediakan harus sesuai dengan ukuran agregat untuk
setiap jenis campuran yang akan diproduksi dengan merujuk ke Tabel 6.3.2.(1b).
Timbangan harus disediakan untuk menimbang agregat, aspal dan bahan pengisi.
Rumah timbang harus disediakan untuk menimbang truk bermuatan yang siap dikirim
ke tempat penghamparan. Timbangan tersebut harus memenuhi ketentuan seperti yang
dijelaskan di atas.
Silo atau tempat penyimpanan yang tahan cuaca untuk menyimpan dan memasok bahan
pengisi dengan sistem penakaran berat harus disediakan.
Jika bahan tambah atau stabilizer untuk SMA digunakan untuk pekerjaan sebuah tempat
penyimpanan yang tahan cuaca dan elevator yang cocok untuk memasok yang
dilengkapi dengan sistem penakaran berat harus disediakan.
a) Tangga yang memadai dan aman untuk naik ke landasan (platform) alat
pencampur dan landasan berpagar yang digunakan sebagai jalan antar unit
perlengkapan harus dipasang. Untuk mencapai puncak bak truk, perlengkapan
untuk landasan atau perangkat lain yang sesuai harus disediakan sehingga
Pengawas Pekerjaan dapat mengambil benda uji maupun memeriksa
temperatur campuran.
6 - 51
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Lorong yang cukup lebar dan tidak terhalang harus disediakan di dan sekitar
tempat pengisian muatan truk. Tempat ini harus selalu dijaga agar bebas dari
benda yang jatuh dari alat pencampur.
a) Truk untuk mengangkut campuran beraspal harus mempunyai bak terbuat dari
logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah disemprot dengan sedikit air
sabun, atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya campuran beraspal pada
bak. Setiap genangan minyak pada lantai bak truk hasil penyemprotan
sebelumnya harus dibuang sebelum campuran beraspal dimasukkan dalam truk.
b) Tiap muatan harus ditutup dengan kanvas/terpal atau bahan lainnya yang cocok
dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi campuran beraspal
terhadap cuaca dan proses oksidasi. Bilamana dianggap perlu, bak truk
hendaknya diisolasi dan seluruh penutup harus diikat kencang agar campuran
beraspal yang tiba di lapangan pada temperatur yang disyaratkan.
d) Dump Truk yang mempunyai badan menjulur dan bukaan ke arah belakang
harus disetel agar seluruh campuran beraspal dapat dituang ke dalam
penampung dari alat penghampar aspal tanpa mengganggu kerataan
pengoperasian alat penghampar dan truk harus tetap bersentuhan dengan alat
penghampar. Truk yang mempunyai lebar yang tidak sesuai dengan lebar alat
penghampar tidak diperkenankan untuk digunakan. Truk aspal dengan muatan
lebih tidak diperkenankan.
e) Jumlah truk untuk mengangkut campuran beraspal harus cukup dan dikelola
sedemikian rupa sehingga peralatan penghampar dapat beroperasi secara
menerus dengan kecepatan yang disetujui.
6 - 52
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Alat penghampar harus dilengkapi dengan penampung dan dua ulir pembagi
dengan arah gerak yang berlawanan untuk menempatkan campuran beraspal
secara merata di depan "screed" (sepatu) yang dapat disetel. Peralatan ini harus
dilengkapi dengan perangkat kemudi yang dapat digerakkan dengan cepat dan
efisien dan harus mempunyai kecepatan jalan mundur seperti halnya maju.
Penampung (hopper) harus mempunyai sayap-sayap yang dapat dilipat pada
saat setiap muatan campuran beraspal hampir habis untuk menghindari sisa
bahan yang sudah mendingin di dalamnya.
d) Alat penghampar harus dilengkapi dengan "screed" (perata) baik dengan jenis
penumbuk (tamper) maupun jenis vibrasi dan perangkat untuk memanasi
"screed" (sepatu) pada temperatur yang diperlukan untuk menghampar
campuran beraspal tanpa menggusur atau merusak permukaan hasil hamparan.
a) Setiap alat penghampar harus disertai paling sedikit dua alat pemadat roda baja
(steel wheel roller) di mana salah satu pemadat adalah pemadat bergetar drum
ganda (twin drum vibratory) untuk SMA dan satu alat pemadat roda karet (tyre
roller) untuk yang campuran aspal lainnya yang bukan SMA. Paling sedikit
harus disediakan satu tambahan alat pemadat roda baja (steel wheel roller)
untuk SMA dan satu tambahan pemadat roda karet (tyre roller) untuk setiap
kapasitas produksi yang melebihi 40 ton per jam. Semua alat pemadat harus
mempunyai tenaga penggerak sendiri.
b) Alat pemadat roda karet harus dari jenis yang disetujui dan memiliki tidak
kurang dari sembilan roda yang permukaannya halus dengan ukuran yang sama
dan mampu dioperasikan pada tekanan ban pompa (6,0 - 6,5) kg/cm2 atau (85
6 - 53
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
90) psi pada jumlah lapis anyaman ban (ply) yang sama. Roda-roda harus
berjarak sama satu sama lain pada kedua sumbu dan diatur sedemikian rupa
sehingga tengah-tengah roda pada sumbu yang satu terletak di antara roda-roda
pada sumbu yang lainnya secara tumpang-tindih (overlap). Setiap roda harus
dipertahankan tekanan pompanya pada tekanan operasi yang disyaratkan
sehingga selisih tekanan pompa antara dua roda tidak melebihi 0,35 kg/cm2 (5
psi). Suatu perangkat pengukur tekanan ban harus disediakan untuk memeriksa
dan menyetel tekanan ban pompa di lapangan pada setiap saat. Untuk setiap
ukuran dan jenis ban yang digunakan, Penyedia Jasa harus memberikan kepada
Pengawas Pekerjaan grafik atau tabel yang menunjukkan hubungan antara
beban roda, tekanan ban pompa, tekanan pada bidang kontak, lebar dan luas
bidang kontak. Setiap alat pemadat harus dilengkapi dengan suatu cara
penyetelan berat total dengan pengaturan beban (ballasting) sehingga beban per
lebar roda dapat diubah dalam rentang(300 600) kilogram per 0,1 meter.
Tekanan dan beban roda harus disetel sesuai dengan permintaan Pengawas
Pekerjaan, agar dapat memenuhi ketentuan setiap aplikasi khusus. Pada
umumnya pemadatan dengan alat pemadat roda karet pada setiap lapis
campuran beraspal harus dengan tekanan yang setinggi mungkin yang masih
dapat dipikul bahan.
c) Alat pemadat roda baja yang bermesin sendiri dapat dibagi atas dua jenis:
* Alat pemadat tandem statis
* Alat pemadat bergetar drum ganda (twin drum vibratory).
Alat pemadat tandem statis minimum harus mempunyai berat statis tidak
kurang dari 8 ton untuk campuran beraspal selain SMA dan 10 ton untuk SMA.
Alat pemadat bergetar drum ganda mempunyai berat statis tidak kurang dari 6
ton dapat digunakan untuk SMA. Roda gilas harus bebas dari permukaan yang
datar, penyok, robek-robek atau tonjolan yang merusak permukaan perkerasan.
Semua perlengkapan lapangan yang harus disedikan termasuk tidak terbatas pada :
Mesin Penumbuk (Petrol Driven Vibrating Plate).
Alat pemadat vibrator, 600 kg.
Mistar perata 3 meter.
Thermometer (jenis arloji) 200 C (minimum tiga unit).
Kompresor dan jack hammer.
Mistar perata 3 meter yang dilengkapi dengan waterpass dan dapat disesuaikan
untuk pembacaan 3% atau lereng melintang lainnya dan super-elevasi antara 0
sampai 6%.
Mesin potong dengan mata intan atau serat.
Penyapu Mekanis Berputar.
Pengukur kedalaman aspal yang telah dikalibrasi.
6 - 54
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Kemajuan Pekerjaan
Kecuali untuk pekerjaan manual atau penambalan, campuran beraspal tidak boleh
diproduksi bilamana tidak cukup tersedia peralatan pengangkutan, penghamparan atau
pembentukan, atau pekerja, yang dapat menjamin kemajuan pekerjaan dengan tingkat
kecepatan minimum 60% kapasitas instalasi pencampuran.
Bahan aspal harus dipanaskan dengan temperatur sampai dengan 160ºC di dalam suatu
tangki yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya pemanasan
langsung setempat dan mampu mengalirkan bahan aspal secara berkesinambungan ke
alat pencampur secara terus menerus pada temperatur yang merata setiap saat. Pada
setiap hari sebelum proses pencampuran dimulai, kuantitas aspal minimum harus
mencukupi untuk perkerjaan yang direncanakan pada hari itu yang siap untuk dialirkan
ke alat pencampur.
3) Penyiapan Agregat
b) Bila agregat akan dicampur dengan bahan aspal, maka agregat harus kering dan
dipanaskan terlebih dahulu dengan temperatur dalam rentang yang disyaratkan
untuk bahan aspal, tetapi tidak melampaui 10ºC di atas temperatur bahan aspal.
c) Bahan pengisi tambahan (filler added) harus ditakar secara terpisah dalam
penampung kecil yang dipasang tepat di atas alat pencampur. Bahan pengisi
tidak boleh ditabur di atas tumpukan agregat maupun dituang ke dalam
penampung instalasi pemecah batu. Hal ini dimaksudkan agar pengendalian
kadar filler dapat dijamin.
4) Penyiapan Pencampuran
a) Agregat kering yang telah disiapkan seperti yang dijelaskan di atas, harus
dicampur di instalasi pencampuran dengan proporsi tiap fraksi agregat yang
tepat agar memenuhi rumusan campuran kerja (JMF). Proporsi takaran ini
harus ditentukan dengan mencari gradasi secara basah dari contoh yang diambil
dari tumpukan agregat (stockpile) segera sebelum produksi campuran dimulai
dan pada interval waktu tertentu sesudahnya, sebagaimana ditetapkan oleh
Pengawas Pekerjaan, untuk menjamin pengendalian penakaran. Khusus untuk
SMA, sebelum bahan aspal dimasukkan ke dalam pugmill maka bahan tambah
atau stabilizer untuk SMA dengan jumlah yang ditetapkan sesuai dengan JMF
dimasukkan ke dalam agregat kering melalui corong pugmill dan diaduk (dry
mix) dalam waktu 15 sampai 20 detik. Selanjutnya bahan aspal harus ditimbang
6 - 55
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
atau diukur dan dimasukkan ke dalam alat pencampur dengan jumlah yang
ditetapkan sesuai dengan JMF. Bilamana digunakan instalasi pencampur sistem
penakaran, di dalam unit pengaduk seluruh agregat dan bahan tambah atau
stabilizer untuk SMA harus dicampur kering (dry mix) terlebih dahulu,
kemudian baru aspal yang telah tercampur dengan bahan anti pengelupasan
melalui dozing pump dengan jumlah yang tepat disemprotkan langsung ke
dalam unit pengaduk dan diaduk dengan waktu sesingkat mungkin yang telah
ditentukan untuk menghasilkan campuran yang homogen dan semua butiran
agregat terselimuti aspal dengan merata. Waktu pencampuran total harus
ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan dan diatur dengan perangkat pengendali
waktu yang handal. Lamanya waktu pencampuran harus ditentukan secara
berkala atas perintah Pengawas
penyelimutan aspal terhadap butiran a dur
AASHTO T195-11(2015) (untuk campuran beraspal tanpa bahan tambah atau
stabilizer untuk SMA biasanya total waktu sekitar 45 detik atau lebih terdiri
dari 10 detik drymix dan 35 detik wetmix atau lebih).
Tabel 6.3.5.1) Ketentuan Viskositas & Temperatur Aspal untuk Pencampuran & Pemadatan
6 - 56
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Contoh grafik hubungan antara viskositas dan temperatur ditunjukkan pada Gambar
6.3.5.1).
HANYA CONTOH
10000
Rentang Rentang
Viskositas Temperatur
Pemadatan Pencampuran
1000
Rentang
Viskositas Rentang Temperatur Pemadatan
Pencampuran
100
70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Temperatur (°C)
6 - 57
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Acuan Tepi
Untuk menjamin sambungan memanjang vertikal maka harus digunakan besi profil siku
dengan ukuran tinggi 5 mm lebih kecil dari tebal rencana dan dipakukan pada
perkerasan di bawahnya.
b) Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur yang
lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur.
f) Bilamana terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan, maka alat
penghampar harus dihentikan dan tidak boleh dijalankan lagi sampai
penyebabnya telah ditemukan dan diperbaiki.
g) Proses perbaikan lubang-lubang yang timbul karena terlalu kasar atau bahan
yang tersegregasi karena penaburan material yang halus sedapat mungkin harus
dihindari sebelum pemadatan. Butiran yang kasar tidak boleh ditebarkan di atas
permukan yang telah padat dan bergradasi rapat.
h) Harus diperhatikan agar campuran tidak terkumpul dan mendingin pada tepi-
tepi penampung alat penghampar atau tempat lainnya.
i) Bilamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu lajur
untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan penghamparan harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur
yang satu dengan yang bersebelahan pada setiap hari produksi dibuat
seminimal mungkin.
6 - 58
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
iii) Elevasi yang sesuai pada sambungan dengan aspal yang telah dihampar
sebelumnya, sebelum dibolehkannya pemadatan.
4) Pemadatan
b) Pemadatan campuran beraspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah
berikut ini :
i) Pemadatan Awal
ii) Pemadatan Antara
iii) Pemadatan Akhir
c) Pemadatan awal atau breakdown rolling harus dilaksanakan baik dengan alat
pemadat roda baja atau pemadat bergetar drum ganda (twin drum vibratory)
untuk SMA`. Pemadatan awal harus dioperasikan dengan roda penggerak
berada di dekat alat penghampar. Setiap titik perkerasan harus menerima
minimum dua lintasan pengilasan awal.
Selain untuk SMA, pemadatan antara atau pemadatan yang utama harus
dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet sedekat mungkin di belakang
penggilasan awal. Pemadatan antara untuk SMA menggunakan alat pemadat
roda baja dengan atau tanpa penggetar (vibrasi) sebagaimana hasil
penghamparan percobaan yang disetujui Pengawas Pekerjaan. Pemadatan akhir
atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja harus
tanpa penggetar (vibrasi). Bila hamparan aspal tidak menunjukkan bekas jejak
roda pemadatan setelah pemadatan kedua, pemadatan akhir bisa tidak
dilakukan.
6 - 59
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
g) Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan 10
km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak
mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut. Garis, kecepatan dan
arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang
menyebabkan terdorongnya campuran beraspal.
i) Roda alat pemadat harus dibasahi dengan cara pengabutan secara terus menerus
untuk mencegah pelekatan campuran beraspal pada roda alat pemadat, tetapi
air yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet boleh sedikit diminyaki
untuk menghindari lengketnya campuran beraspal pada roda.
j) Peralatan berat atau alat pemadat tidak diizinkan berada di atas permukaan yang
baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut berada pada
temperatur di bawah titik lembek aspal yang digunakan.
k) Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atau
perlengkapan yang digunakan oleh Penyedia Jasa di atas perkerasan yang
sedang dikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya pembongkaran dan
perbaikan oleh Penyedia Jasa atas perkerasan yang terkontaminasi, selanjutnya
semua biaya pekerjaaan perbaikan ini menjadi beban Penyedia Jasa.
l) Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng
melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap
campuran beraspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan
kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti dengan
campuran panas yang baru serta dipadatkan secepatnya agar sama dengan
lokasi sekitarnya. Pada tempat-tempat tertentu dari campuran beraspal
terhampar dengan luas 1000 cm2 atau lebih yang menunjukkan kelebihan atau
kekurangan bahan aspal harus dibongkar dan diganti. Seluruh tonjolan
setempat, tonjolan sambungan, cekungan akibat ambles, dan segregasi
permukaan yang keropos harus diperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
6 - 60
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
5) Sambungan
2) Ketentuan Kepadatan
6 - 61
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Benda uji inti untuk pengujian kepadatan harus sama dengan benda uji untuk
pengukuran tebal lapisan. Cara pengambilan benda uji campuran beraspal dan
pemadatan benda uji di laboratorium masing-masing harus sesuai dengan
ASTM D6927-15 untuk ukuran butir maksimum 25 mm atau ASTM D5581-
07a(2013) untuk ukuran maksimum 50 mm.
c) Benda uji inti paling sedikit harus diambil dua titik pengujian yang mewakili
per penampang melintang per lajur yang diambil secara acak dengan jarak
memanjang antar penampang melintang yang diperiksa tidak lebih dari 100 m.
b) Pengendalian Proses
Contoh yang diambil dari penghamparan campuran beraspal setiap hari harus
dengan cara yang diuraikan di atas dan dengan frekuensi yang diperintahkan
dalam Pasal 6.3.7.3) dan 6.3.7.4). Enam cetakan Marshall harus dibuat dari
setiap contoh. Benda uji harus dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan
dalam Tabel 6.3.5.1) dan dalam jumlah tumbukan yang disyaratkan dalam
Tabel 6.3.3.1). Kepadatan benda uji rata-rata (Gmb) dari semua cetakan
Marshall yang dibuat setiap hari akan menjadi Kepadatan Marshall Harian.
Pengawas Pekerjaan harus memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengulangi
proses campuran rancangan dengan biaya Penyedia Jasa sendiri bilamana
Kepadatan Marshall Harian rata-rata dari setiap produksi selama empat hari
berturut-turut berbeda lebih 1% dari Kepadatan Standar Kerja (JSD).
6 - 62
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Campuran :
- Suhu di AMP dan suhu saat sampai di lapangan Setiap batch dan pengiriman
- Gradasi dan kadar aspal Setiap 200 ton (min. 2 pengujian
per hari)
- Kepadatan, stabilitas, pelelehan, Marshall Quo- Setiap 200 ton (min. 2 pengujian
tient (untuk HRS), rongga dalam campuran per hari)
Stabilitas Marshall Sisa atau Indirect Tensile
Strength Ratio (ITSR).
- Rongga dalam campuran pd. Kepadatan Membal Setiap 3.000 ton
dan Rasio VCAmix/Vdrc (untuk SMA)
- Campuran Rancangan (Mix Design) Marshall Setiap perubahan
agregat/rancangan
Lapisan yang dihampar :
- Benda uji inti paling sedikit harus
p diambil dua titik pengujian per
penampang melintang per lajur
pemeriksaan pema-datan maupun tebal lapisan dengan jarak memanjang antar
bukan perata: penampang melintang yang
diperiksa tidak lebih dari 100 m.
Toleransi Pelaksanaan :
- Elevasi permukaan, untuk penampang Paling sedikit 3 titik yang diukur
melintang dari setiap jalur lalu lintas. melintang pada paling sedikit
setiap 12,5 meter memanjang
sepanjang jalan tersebut.
6 - 63
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa harus menyediakan mesin bor pengambil benda uji inti (core)
yang mam
beraspal yang telah selesai dikerjakan. Benda uji inti tidak boleh digunakan
untuk pengujian ekstraksi. Uji ekstraksi harus dilakukan menggunakan benda
uji campuran beraspal gembur yang ambil di belakang mesin penghampar
a) Penyedia Jasa harus menyimpan catatan seluruh pengujian dan catatan tersebut
harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan tanpa keterlambatan.
i) Analisa ayakan (cara basah), paling sedikit dua contoh agregat per hari
dari setiap penampung panas.
iii) Kepadatan Marshall Harian dengan detail dari semua benda uji yang
diperiksa.
vi) Kadar bitumen aspal keras maupun aspal modifikasi dalam campuran
beraspal dan gradasi agregat yang ditentukan dari hasil ekstraksi
campuran beraspal paling sedikit dua contoh per hari. Bilamana cara
ekstraksi sentrifugal digunakan maka koreksi abu harus dilaksanakan
seperti yang disyaratkan SNI 03-3640-1994.
vii) Untuk bahan pengisi yang ditambahkan (filler added) seperti: debu
batu kapur (CaCO3): semen; abu terbang; dan lainnya, yang digunakan
sebagai bahan pengisi tambahan (filler added) ditentukan dengan
mencatat kuantitas silo atau penampung sebelum dan setelah produksi.
6 - 64
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ix) Kadar aspal yang terserap oleh agregat, yang dihitung berdasarkan
Berat jenis Maksimum campuran perkerasan aspal (SNI 03-6893-
2002).
1) Pengukuran Pekerjaan
i) Untuk lapisan bukan perata adalah jumlah tonase bersih dari campuran
beraspal yang telah dihampar dan diterima, yang dihitung sebagai hasil
perkalian luas lokasi yang diterima dan tebal aktual yang diterima
dengan kepadatan campuran yang diperoleh dari pengujian benda uji
inti (core). Tonase bersih adalah selisih dari berat campuran beraspal
dengan bahan anti pengelupasan (anti stripping agent)
ii) Untuk lapisan perata adalah jumlah tonase bersih dari campuran
beraspal yang telah dihampar dan diterima sesuai dengan ketentuan
pada Pasal 6.3.8.1).c). Tonase bersih adalah selisih dari berat campuran
beraspal dengan bahan anti pengelupasan (anti stripping agent)
iii) Untuk bahan anti pengelupasan adalah jumlah kilogram bahan yang
digunakan dan diterima.
iv) SMA Tipis atau SMA Tipis Modifikasi akan diukur dan dibayar dalam
Seksi 4.7 dari Spesifikasi ini.
b) Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan
tebal hamparan kurang dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar dengan
toleransi yang disyaratkan pada Pasal 6.3.1.4).f) kecuali Pengawas Pekerjaan
dapat menerima pekerjaan tersebut dengan penyesuaian Harga Satuan
sebagaimana yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.8.1), atau setiap bagian yang
terkelupas, terbelah, retak atau menipis (tapered) di sepanjang tepi perkerasan
atau di tempat lainnya. Lokasi dengan kadar aspal yang tidak memenuhi kadar
aspal optimum yang ditetapkan dalam JMF dengan toleransi yang disyaratkan
dalam Tabel 6.3.3.2), tidak akan diterima untuk pembayaran.
6 - 65
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Kecuali yang disebutkan dalam (c) di atas, maka tebal campuran beraspal yang
diukur untuk pembayaran tidak boleh lebih besar dari tebal rancangan yang
ditentukan dalam Gambar.
e) Lebar hamparan campuran beraspal yang akan dibayar harus seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dan harus diukur dengan pita ukur oleh Penyedia
Jasa di bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan. Pengukuran harus dilakukan
tegak lurus sumbu jalan per 25 meter atau lebih rapat sebagaimana yang
diperintahkan Pengawas Pekerjaan dan tidak termasuk lokasi hamparan yang
tipis atau tidak memenuhi ketentuan sepanjang tepi hamparan. Interval jarak
pengukuran memanjang harus seperti yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan tetapi harus selalu berjarak sama dan tidak lebih dari 25 meter. Lebar
yang akan digunakan dalam menghitung luas untuk pembayaran setiap lokasi
perkerasan yang diukur, harus merupakan lebar rata-rata yang diukur dan
disetujui.
i) Kadar aspal aktual (kadar aspal efektif + penyerapan aspal) yang digunakan
Penyedia Jasa dalam menghitung harga satuan untuk berbagai campuran
beraspal yang termasuk dalam penawarannya haruslah berdasarkan
6 - 66
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
i) Ketebalan Kurang
Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal
(% Harga Satuan)
0 1 kali toleransi 100 %
>1 2 kali toleransi 75 % atau diperbaiki
>2 3 kali toleransi 55 % atau diperbaiki
> 3 kali toleransi harus diperbaiki
Faktor Pembayaran
Jenis Campuran Kepadatan
(% Harga Satuan)
100 %
Campuran
97 - < 98 % 90 % atau diperbaiki
Beraspal Lainnya
96 - < 97 % 80 % atau diperbaiki
< 96 % harus diperbaiki
Lataston (HRS) 100 %
96 - < 97 % 90 % atau diperbaiki
95 - < 96 % 80 % atau diperbaiki
< 95 % harus diperbaiki
6 - 67
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Perbaikan dari Campuran Beraspal Panas yang tidak memenuhi ketentuan toleransi
yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.8.1) dan/atau Tabel 6.3.8.2) dapat dilaksanakan
setelah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai Pasal 6.3.1.8) dan Pasal
6.3.1.4).e) atau penambahan lapisan mengacu pada standar, pedoman, manual yang
berlaku.
Bilamana perbaikan dari Campuran Beraspal Panas dilaksanakan sesuai dengan Pasal
6.3.1.8), kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas berdasarkan
tebal terpasang yang memenuhi toleransi pada Pasal 6.3.8.1).j).i), dan tidak melebihi
tebal dalam Gambar untuk setiap lapisnya, serta memenuhi kepadatan pada Pasal
6.3.8.1).j).ii). Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan perbaikan
tersebut.
Bilamana perbaikan dari Campuran Beraspal Panas adalah dengan penambahan lapisan
di atasnya, maka harus dilengkapi dengan Justifikasi Teknis yang mendapat persetujuan
dari Pengawas Pekerjaan. Jenis lapisan yang digunakan harus tercantum dalam
Spesifikasi Umum seperti Seksi 4.7 atau Seksi 6.3 atau lainnya. Perbaikan tersebut
harus membuat perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai desain. Kuantitas
yang diukur untuk pembayaran haruslah sesuai dengan Gambar. Tidak ada pembayaran
tambahan untuk pekerjaan penambahan lapisan tersebut.
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang sebagaimana ditentukan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan di bawah ini dan
dalam Daftar Kuantintas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk mengadakan dan memproduksi dan menguji dan
mencampur serta menghampar semua bahan, termasuk semua pekerja, peralatan,
pengujian, perkakas dan pelengkapan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas
Pekerjaan untuk setiap segmen campuran beraspal panas yang mengacu pada tebal
dan/atau kekuatan yang disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian tersebut akan
ditetapkan dan tercakup dalam Sertifikat Pembayaran sebagai pengurangan terhadap
mata pembayaran terkait.
6 - 68
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6 - 69
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6 - 70
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 6.4
CAMPURAN BERASPAL HANGAT
6.4.1 UMUM
1) Umum
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa campuran beraspal
hangat bergradasi menerus atau laston hangat (Warm Mix Asphalt Concrete, WMAC)
mencakup WMAC Lapis Aus (WMAC-WC), WMAC Lapis Antara (WMAC-BC),
WMAC Lapis Fondasi (WMAC-Base), dan campuran beraspal hangat bergradasi
senjang atau lataston hangat mencakup WMHRS Lapis Aus (WMHRS-WC) dan
WMHRS Lapis Fondasi (WMHRS-Base), yang terdiri dari agregat, bahan aspal, serta
bahan tambah zeolit atau wax (paraffin) yang bukan turunan dari minyak bumi, yang
dicampur secara hangat di instalasi pencampur aspal, serta menghampar dan
memadatkan campuran tersebut di atas lapis fondasi atau permukaan jalan eksisting
yang beraspal dan telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis ,
ketinggian, dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam Gambar.
Semua campuran dirancang dalam Spesifikasi ini untuk menjamin bahwa asumsi
rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan
keawetan sesuai dengan lalulintas rancangan.
Ketentuan Pasal 6.3.1.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku, kecuali Pasal 6.3.1.4).e).
Bilamana campuran beraspal hangat yang dihampar tidak memenuhi tebal yang
ditunjukkan dalam Gambar dengan toleransi yang ditunjukkan pada Pasal 6.3.1.4).f),
maka kekurangan tebal ini dapat diperbaiki dengan penyesuaian tebal dari lapis
berikutnya atau dipotong pembayarannya sesuai dengan Tabel 6.4.8.1).
5) Standar Rujukan
Ketentuan Pasal 6.3.1.5) dari Spesifikasi ini harus berlaku dengan tambahan:
ASTM:
ASTM E1621-13 : Standard Guide Information for Elemental Analysis by X-
Ray Fluorescene Spectometer Argues Emission Wave
Length
6 - 71
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6.4.2 BAHAN
1) Agregat - Umum
2) Agregat Kasar
3) Agregat Halus
a) Bahan aspal harus memenuhi ketentuan pada Pasal 6.3.2.6) untuk Aspal Tipe
I.
Bahan tambah yang dapat digunakan untuk laston hangat adalah bahan tambah
zeolit atau wax (parafin) yang bukan turunan dari minyak bumi.
6 - 72
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Wax yang digunakan untuk campuran beraspal hangat, prosentase berat wax
terhadap aspal dan teknik pencampurannya harus disesuaikan dengan
rekomendasi dari produsen.
Tabel 6.4.2.2) Sifat Bahan Tambah Zeolit untuk Campuran Beraspal Hangat
8) Sumber Pasokan
6.4.3 CAMPURAN
Ketentuan Pasal 6.3.4 dari Spesifikasi ini harus berlaku dengan tambahan ketentuan:
- Jika zeolit digunakan dalam pekerjaan, maka harus tersedia tempat untuk
penyimpanan zeolit yang tahan cuaca dan kadar air dalam zeolit dapat dikendalikan
tetap seperti yang disyaratkan.
- Bila digunakan zeolit, instalasi pencampur aspal harus mempunyai fasilitas/ lubang
untuk memasukkan zeolit ke dalam pengaduk campuran (pugmill), saat proses
pencampuran basah sedang berlangsung dengan jumlah takaran sesuai yang
dirancang.
6 - 73
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Ketentuan Pasal 6.3.5 dari Spesifikasi ini harus berlaku kecuali Tabel 6.3.5.1).
Penentuan temperatur pencampuran dan pemadatan untuk campuran beraspal hangat
didasarkan pada temperatur yang memberikan kepadatan optimum dari campuran
beraspal hangat, dengan jenis aspal yang sesuai seperti yang ditunjukkan pada Tabel
6.4.5.1).
Ketentuan Pasal 6.3.7 dari spesifikasi ini harus berlaku dengan ketentuan tambahan:
Jika digunakan bahan tambah zeolit untuk campuran beraspal hangat dengan aspal Tipe
I (Aspal Pen.60-70), harus dilakukan pengujian bahan zeolit dengan frekuensi
yang meliputi pengujian kadar air, ukuran butiran maksimum,
kandungan HCl, kandungan Na dan Ca.
1) Pengukuran Pekerjaan
Ketentuan Pasal 6.3.8.1) dari Spesifikasi ini harus berlaku kecuali Pasal 6.3.8.1).b).
Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan tebal
hamparan kurang dari tebal minimum yang dapat diterima yang ditunjukkan dalam
Gambar dengan toleransi yang disyaratkan pada Pasal 6.3.1.4).f) kecuali Pengawas
Pekerjaan dapat menerima pekerjaan tersebut dengan penyesuaian Harga Satuan
sebagaimana yang disyaratkan dalam Tabel 6.4.8.1) atau setiap bagian yang terkelupas,
terbelah, retak atau menipis (tapered) di sepanjang tepi perkerasan atau di tempat
lainnya. Lokasi dengan kadar aspal yang tidak memenuhi kadar aspal optimum yang
ditetapkan dalam JMF dan dengan toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.2),
tidak akan diterima untuk pembayaran.
Bahan anti pengelupasan akan diukur dan dibayar dengan Mata Pembayaran 6.3.(8).
6 - 74
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Ketebalan Kurang
Kuantitas untuk pengukuran meliputi segmen dengan tebal rata-rata dari semua
benda uji inti (baik lebih maupun kurang dari tebal yang ditunjukkan dalam
Gambar) tebalnya kurang dari toleransi yang ditunjukkan pada Pasal 6.4.1.4),
maka kekurangan tebal ini harus diperbaiki kecuali Pengawas Pekerjaan dapat
menerima pekerjaan Campuran Beraspal Hangat dengan harga satuan dikalikan
dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 6.4.8.1).
Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal
(% Harga Satuan)
0 1 kali toleransi 100 %
>1 2 kali toleransi 75 % atau diperbaiki
>2 3 kali toleransi 55 % atau diperbaiki
> 3 kali toleransi harus diperbaiki
b) Kepadatan Kurang
Jika kepadatan rata-rata semua jenis campuran beraspal hangat yang telah
dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, kurang dari
ketentuan yang mengacu pada Pasal 6.4.7, tetapi semua aspek memenuhi
spesifikasi, maka kepadatan yang kurang ini harus diperbaiki kecuali Pengawas
Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Campuran Beraspal Hangat tersebut
dengan harga satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel
6.4.8.2).
Faktor Pembayaran
Jenis Campuran Kepadatan
(% Harga Satuan)
Laston Hangat 100 %
(WMAC) 97 - < 98 % 90 % atau diperbaiki
96 - < 97 % 80 % atau diperbaiki
< 96 % harus diperbaiki
Lataston Hangat 100 %
(WMHRS) 96 - < 97 % 90 % atau diperbaiki
95 - < 96 % 80 % atau diperbaiki
< 95 % harus diperbaiki
6 - 75
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Perbaikan dari Campuran Beraspal Hangat yang tidak memenuhi ketentuan toleransi
yang disyaratkan dalam Tabel 6.4.8.1) dan/atau Tabel 6.4.8.2) dapat dilaksanakan
setelah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai Pasal 6.4.1.8) atau penambahan
lapisan mengacu pada standar, pedoman, manual yang berlaku.
Bilamana perbaikan dari Campuran Beraspal Hangat dilaksanakan sesuai dengan Pasal
6.4.1.8), kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas berdasarkan
tebal terpasang yang memenuhi toleransi pada Pasal 6.4.8.6).a), dan tidak melebihi
tebal dalam Gambar untuk setiap lapisnya, serta memenuhi kepadatan pada Pasal
6.4.8.6).b). Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan perbaikan
tersebut.
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang sebagaimana ditentukan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan di bawah ini dan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk mengadakan dan memproduksi dan menguji dan
mencampur, menghampar, dan memadatkan semua bahan, termasuk semua pekerjaan,
peralatan, pengujian, perkakas dan pelengkapan lainnya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas
Pekerjaan untuk setiap segmen campuran beraspal hangat yang mengacu pada tebal
dan/atau kepadatan yang disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian tersebut akan
ditetapkan dan tercakup dalam Sertifikat Pembayaran sebagai pengurangan terhadap
mata pembayaran terkait.
6 - 76
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6 - 77
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6 - 78
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 6.5
6.5.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata, lapis
fondasi, lapis antara atau lapis aus campuran beraspal panas yang terdiri dari agregat
dan aspal modifikasi asbuton yang dicampur secara panas di pusat instalasi
pencampuran, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas lapis
fondasi atau permukaan jalan eksisting yang telah disiapkan sesuai dengan seksi ini dan
memenuhi garis, ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam
Gambar.
Aspal modifikasi asbuton terdiri dari : Asbuton Pra-campur; Aspal Pen.60-70 dengan
Asbuton Butir B 5/20 (kelas penetrasi 5 dengan kelas kadar bitumen 20%); dan Aspal
Pen 60-70 dengan Asbuton butir B 50/30 (kelas penetrasi 50 dengan kelas kadar
bitumen 30%).
Semua campuran dirancang dalam Spesifikasi ini untuk menjamin bahwa asumsi
rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan, dan
keawetan sesuai dengan lalu-lintas rencana. Penggunaan jenis Asbuton sebagaimana
yang ditunjukkan dalam Gambar atau dalam Dokumen Kontrak.
Ketentuan Pasal 6.3.1.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku, kecuali Pasal 6.3.1.4).e).
Bilamana campuran beraspal yang dihampar tidak memenuhi tebal yang ditunjukkan
dalam Gambar dengan toleransi yang ditunjukkan pada Pasal 6.3.1.4).f), maka
kekurangan tebal ini dapat diperbaiki dengan penyesuaian tebal dari lapis berikutnya
atau dipotong pembayarannya sesuai dengan Pasal 6.5.8.6).
5) Standar Rujukan
Ketentuan Pasal 6.3.1.5) dari Spesifikasi ini harus berlaku dengan tambahan:
6 - 79
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Brookfield Termosel.
SNI 8279:2016 : Metode Uji Kadar Aspal Campuran Beraspal Panas dengan
Cara Ekstraksi Menggunakan Tabung Refluks Gelas.
6.5.2 BAHAN
1) Agregat - Umum
2) Agregat Kasar
3) Agregat Halus
Ketentuan Pasal 6.3.2.5) dari Spesifikasi ini harus berlaku. Kontribusi mineral filler
yang berasal dari asbuton harus diperhitungkan dalam gradasi gabungan.
a) Asbuton pra-campur dan asbuton butir harus memenuhi ketentuan pada Tabel
6.5.2.1) dan Tabel 6.5.2.2).
6 - 80
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Bahan pengikat asbuton pra-campur atau aspal Pen.60-70 dengan asbuton butir
ini dicampur dengan agregat sehingga menghasilkan campuran beraspal
sebagaimana mestinya sesuai dengan yang disyaratkan dalam sebagaimana
yang dalam Gambar atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Pengambilan contoh bahan aspal harus dilaksanakan sesuai dengan SNI 06-
6399-2000 dan pengujian semua sifat-sifat (properties) yang disyaratkan dalam
Tabel 6.5.2.1) dan 6.5.2.1) harus dilakukan. Persyaratan asbuton butir mengacu
pada Tabel 6.5.2.2).
Asbuton Pra-
No. Jenis Pengujian Metoda Pengujian
campur1)
1 Penetrasi pada 25 C, 100 g, 5 detik (0,1 mm) SNI 2456:2011 50 - 60
2 Viskositas pada 135 C (cSt) SNI 06-6441-2000 350-3000
3 Titik Lembek ( C) SNI 2434:2011 51
4 Daktilitas pada 25 C, 5 cm/menit (cm) SNI 2432:2011
5 Titik Nyala ( C) SNI 2433:2011
6 Kelarutan dalam Trichloroethylene (%) SNI 2438:2015
7 Berat Jenis SNI 2441:2011
8 Pertikel yang lebih halus dari 150 µm (%) SNI 03-4142-1996
Pengujian residu hasil TFOT (SNI 06-2440-1991) atau RTFOT (SNI 03-6835-2002)
9 Berat yang Hilang (%) SNI 06-2441-1991 ,8
10 Penetrasi pada 25 C (%) SNI 2456:2011
11 Daktilitas pada 25 C, 5 cm/menit (cm) SNI 2432:2011 > 50
12 Kadar Parafin (%) SNI-03-3639-2002
Catatan :
1) Hasil pengujian adalah untuk bahan pengikat (bitumen) yang diektraksi dengan menggunakan metoda
SNI 8279:2016 serta dipulihkan dengan menggunakan metoda SNI 4797:2015. Sedangkan untuk
pengujian kelarutan dan partikel yang lebih halus dari 150 µm dilaksanakan pada seluruh bahan
pengikat termasuk kandungan mineralnya.
Tabel 6.5.2.2) Ketentuan Asbuton Butir Tipe B 5/20 dan Tipe B 50/30
Tipe Tipe
No. Sifat-sifat Asbuton Butir Metode Pengujian
B 5/20 B 50/30
1. Sifat Bentuk Asli
- Ukuran butir asbuton butir
o Lolos Ayakan (9,5 mm); % SNI 03-4142-1996 - 100
o Lolos Ayakan No.8 (2,36 mm); % SNI 03-4142-1996 100 -
- Kadar bitumen asbuton; % SNI 03-3640-1994 Min.18 Min.20
- Kadar air; % SNI 2490:2008 Maks.4 Maks.4
2. Sifat Bitumen Hasil Ekstraksi (SNI 8279:2016) dan Pemulihan (SNI 4797:2015)
- Kelarutan dalam TCE; % berat SNI 2438:2015 Min.99 Min. 99
6 - 81
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Tipe Tipe
No. Sifat-sifat Asbuton Butir Metode Pengujian
B 5/20 B 50/30
- Penetrasi aspal asbuton pada 25 °C, SNI 2456:2011 2 - 10 40 - 70
100 g, 5 detik; 0,1 mm
- Titik Lembek; C SNI 2434:2011 - Min.48
- Daktilitas pada 25 C; cm SNI 2432:2011 - 100
- Berat jenis SNI 2441:2011 - Min. 1,0
- Penurunan Berat (dengan TFOT); LoH SNI 06-2440-1991 -
(Loss of Heating, %)
- Penetrasi aspal asbuton setelah LoH SNI 2456:2011 -
pada 25 °C, 100 g, 5 detik; (%
terhadap penetrasi awal)
Asbuton Pra-campur harus dikirim dalam kemasan atau tangki. Tangki pengirim harus
dilengkapi dengan alat pembakar gas atau minyak yang dikendalikan secara termostatis.
Pembakaran langsung dengan bahan bakar padat atau cair di dalam tabung tangki tidak
diperkenankan dalam kondisi apapun. Pengiriman dalam tangki harus dilengkapi
dengan sistem segel yang disetujui untuk mencegah kontaminasi yang terjadi dari
pabrik pembuatnya atau dari pengirimannya. Khusus untuk Asbuton Pra-campur, harus
disediakan tangki penampung khusus di lapangan yang dilengkapi dengan alat
pengaduk yang dapat menjamin tidak terjadinya pengendapan mineral. Tangki lain atau
cara lain selain pengadukan yang terbukti dapat mencegah terjadinya pengendapan
mineral asbuton dapat digunakan setelah ada persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
Asbuton butir Tipe B 5/20 atau B 50/30 harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada
Tabel 6.5.2.2). Apabila asbuton butir memiliki kadar bitumen di luar yang disyaratkan,
maka Asbuton tersebut dapat digunakan atas persetujuan Pengawas Pekerjaan.
Persetujuan dapat diberikan apabila kadar bitumen asbuton tersebut homogen (merata)
serta telah dilakukan perencanaan campuran di laboratorium dengan menggunakan
contoh asbuton yang mewakili dan menghasilkan campuran dengan sifat yang
memenuhi persyaratan.
Asbuton butir harus dikemas dalam kemasan karung yang kedap air serta diberi
identitas jenis asbuton dan pabrik pembuatnya yang jelas. Pada saat akan digunakan,
tidak boleh terjadi penggumpalan pada asbuton butir.
9) Sumber Pasokan
6.5.3 CAMPURAN
Campuran beraspal panas dengan asbuton dapat terdiri dari agregat dan Asbuton Pra-
campur atau agregat, aspal, dan asbuton butir.
6 - 82
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Ketentuan Pasal 6.3.3.3) dari Spesifikasi ini harus berlaku. Kontribusi mineral filler dari
asbuton harus diperhitungkan dalam gradasi gabungan.
Ketentuan Pasal 6.3.3.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku. Kontribusi mineral filler dari
asbuton harus diperhitungkan dalam gradasi gabungan.
Ketentuan Pasal 6.3.3.6) dari Spesifikasi ini harus berlaku kecuali batas rentang
toleransi komposisi campuran yang disyaratkan dalam Tabel 6.5.3.1) di bawah ini.
Ketentuan Pasal 6.3.4 dari Spesifikasi ini berlaku, kecuali Pasal 6.3.4.7) dan Pasal
6.3.4.8) diubah menjadi sebagai berikut:
6 - 83
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Silo atau tempat penyimpanan yang tahan cuaca untuk menyimpan dan memasok bahan
pengisi dengan sistem penakaran berat harus disediakan. Pada campuran beraspal panas
dengan Asbuton Butir B 5/20, silo dan pemasok bahan pengisi dapat digunakan untuk
memasok Asbuton Butir B 5/20 ke dalam timbangan bahan pengisi dan selanjutnya
dimasukkan ke dalam pugmill untuk dicampur dengan agregat dan aspal secara basah.
Asbuton Butir B 50/30 harus diberi alas serta disimpan dalam sebuah tempat yang
terlindung dari sinar matahari dan hujan. Tinggi tumpukan Asbuton Butir B 50/30 tidak
lebih dari 2 m. Di Instalasi Pencampur Aspal Asbuton Butir B 50/30 dipasok ke
timbangan agregat dengan menggunakan feeder system (bin khusus yang dilengkapi
belt conveyor). Cara pemasokan lain harus dilakukan dengan persetujuan Pengawas
Pekerjaan.
1) Kemajuan Pekerjaan
2) Penyiapan Aspal
3) Penyiapan Agregat
Ketentuan Pasal 6.3.5.3) dari Spesifikasi ini harus berlaku. Khusus untuk pekerjaan
campuran beraspal panas menggunakan asbuton butir, pada proses pemanasan agregat
di dalam dryer, diharuskan adanya penambahan temperatur pemanasan agregat, yaitu
kurang lebih 10oC lebih tinggi dari suhu pencampuran yang dikehendaki sebagai
antisipasi terjadinya penurunan temperatur campuran akibat penambahan asbuton yang
dingin dan mengandung air.
4) Penyiapan Pencampuran
Ketentuan Pasal 6.3.5.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku. Khusus untuk campuran
beraspal yang menggunakan asbuton butir maka metode pencampuran Asbuton Butir
tersebut di Instalasi Pencampur Aspal untuk Tipe B 5/20 dilakukan dengan cara basah,
sedangkan untuk Tipe B 50/30 dilakukan dengan cara kering.
Proses pencampuran Asbuton B 5/20 dengan cara basah dilaksanakan dengan tahapan
agregat dipanaskan di dalam dryer dan ditimbang sesuai proporsi masing-masing,
kemudian dimasukkan ke dalam pugmill. Agregat tersebut dicampur selama 10 detik
kemudian ditambahkan aspal dan dicampur selama 20 detik. Asbuton B 5/20 dari silo
6 - 84
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
filler dimasukkan ke pugmill sesuai proporsinya dan dicampur dengan agregat dan aspal
selama 15 detik.
Proses pencampuran Asbuton B 50/30 dengan cara kering dilakukan dengan tahapan
agregat dipanaskan di dalam dryer dan ditimbang sesuai proporsi masing-masing.
Kemudian Asbuton B 50/30 dimasukkan ke dalam timbangan agregat sesuai proporsi
melalui feeder system. Agregat dan Asbuton B 50/30 dimasukkan ke dalam pugmill dan
dicampur selama 20 detik, kemudian dimasukkan aspal dan dicampur sekitar 20 detik
Ketentuan Pasal 6.3.6 dari Spesifikasi ini berlaku. Khusus untuk pemadatan antara pada
pekerjaan di Seksi ini, bila menggunakan satu alat pemadat, temperatur pemadatan
antara tidak dapat dicapai sesuai rentang pada Tabel 6.5.5.1) maka disarankan
menggunakan 2 pemadat roda karet (Pneumatic Tire Roller).
6 - 85
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Ketentuan Pasal 6.3.8.1) dari Spesifikasi ini harus berlaku kecuali Pasal 6.3.8.1).b).
Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan tebal
hamparan kurang dari yang ditunjukkan dalam Gambar dengan toleransi yang
disyaratkan pada Pasal 6.3.1.4).f) kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima
pekerjaan tersebut dengan penyesuaian Harga Satuan sebagaimana yang disyaratkan
dalam Tabel 6.5.8.1) atau setiap bagian yang terkelupas, terbelah, retak atau menipis
(tapered) di sepanjang tepi perkerasan atau di tempat lainnya. Lokasi dengan kadar
aspal total yang tidak memenuhi kadar aspal optimum yang ditetapkan dalam JMF
dengan toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.5.3.1), tidak akan diterima untuk
pembayaran.
2) Bilamana Pengawas Pekerjaan menerima setiap campuran beraspal dengan kadar aspal
rata-rata yang lebih rendah kadar aspal yang ditetapkan dalam rumus campuran kerja.
Pembayaran campuran beraspal akan dihitung berdasarkan tonase hamparan yang
dikoreksi dengan menggunakan faktor koreksi berikut ini.
Catatan:
k adalah faktor koreksi untuk mengkonversi berat aspal hasil ekstraksi ke berat
Asbuton Pra-campur yaitu 100/(100 - kadar mineral Asbuton)
4) Bilamana perbaikan pada campuran aspal yang tidak memenuhi ketentuan telah
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai dengan Pasal 6.5.1.8) dari Spesifikasi
ini, maka kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas yang akan
dibayar bila pekerjaan semula dapat diterima. Tidak ada pembayaran tambahan untuk
pekerjaan atau kuantitas tambahan yang diperlukan untuk perbaikan tersebut.
5) Kadar aspal aktual (kadar aspal efektif + penyerapan aspal) yang digunakan Penyedia
Jasa dalam menghitung harga satuan untuk berbagai campuran beraspal yang termasuk
dalam penawarannya haruslah berdasarkan perkiraannya sendiri. Tidak ada
penyesuaian harga yang akan dibuat sehubungan dengan perbedaan kadar aspal
optimum yang ditetapkan dalam JMF dan kadar aspal dalam analisa harga satuan dalam
penawaran
6 - 86
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Ketebalan Kurang
Kuantitas untuk pengukuran meliputi segmen dengan tebal rata-rata dari semua
benda uji inti (baik lebih maupun kurang dari tebal yang ditunjukkan dalam
Gambar) tebalnya kurang dari toleransi yang ditunjukkan pada Pasal 6.5.1.4).
maka kekurangan tebal ini harus diperbaiki kecuali Pengawas Pekerjaan dapat
menerima pekerjaan campuran beraspal panas dengan harga satuan dikalikan
dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 6.5.8.1) berikut:
Tabel 6.5.8.1) Faktor Pembayaran Harga Satuan untuk Ketebalan Kurang atau
Diperbaiki
b) Kepadatan Kurang
Jika kepadatan rata-rata semua jenis campuran beraspal panas dengan asbuton
yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam SNI 03-6757-2002,
kurang dari ketentuan dari Pasal 6.5.7 tetapi semua aspek memenuhi
spesifikasi, maka kepadatan yang kurang ini harus diperbaiki atau Pengawas
Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Campuran Beraspal Panas dengan
Asbuton tersebut dengan harga satuan harus dikalikan dengan Faktor
Pembayaran dalam Tabel 6.5.8.2).
Tabel 6.5.8.2) Faktor Pembayaran Harga Satuan untuk Kepadatan Kurang atau
Diperbaiki
Faktor Pembayaran
Kepadatan
(% Harga Satuan)
100 %
97 - < 98 % 90 % atau diperbaiki
96 - < 97 % 80 % atau diperbaiki
< 96 % harus diperbaiki
6 - 87
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Perbaikan dari Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton yang tidak memenuhi keten-
tuan toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.5.8.1) dan/atau Tabel 6.5.8.2) dapat
dilaksanakan setelah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai Pasal 6.5.1.8) atau
penambahan lapisan mengacu pada standar, pedoman, manual yang berlaku.
Bilamana perbaikan dari Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton adalah dengan
penambahan lapisan di atasnya, maka harus dilengkapi dengan Justifikasi Teknis yang
mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. Jenis lapisan yang digunakan harus
tercantum dalam Spesifikasi Umum seperti Seksi 4.7 atau Seksi 6.5 atau lainnya.
Perbaikan tersebut harus membuat perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai
desain. Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah sesuai dengan Gambar.
Tidak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan penambahan lapisan tersebut.
8) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang sebagaimana ditentukan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan di bawah ini dan
dalam Daftar Kuantintas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk mengadakan dan memproduksi dan menguji dan
mencampur serta menghampar semua bahan, termasuk semua pekerja, peralatan,
pengujian, perkakas dan pelengkapan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas
Pekerjaan untuk setiap segmen campuran beraspal panas dengan asbuton yang mengacu
pada tebal dan/atau kekuatan yang disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian tersebut
akan ditetapkan dan tercakup dalam Sertifikat Pembayaran sebagai pengurangan
terhadap mata pembayaran terkait.
6 - 88
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6 - 89
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6 - 90
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 6.6
6.6.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup pengadaan Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin (Cold
Paving Hot Mix Asbuton, CPHMA) dalam kemasan, yang terdiri dari agregat bergradasi
tertentu, asbuton butir, bahan peremaja dan bahan tambah lain bila diperlukan, yang
sesuai dengan ketentuan Seksi ini yang dihampar dan dipadatkan pada temperatur udara,
di atas permukaan yang telah disiapkan dan memenuhi garis ketinggian dan potongan
memanjang yang ditunjukkan dalam Gambar.
Campuran dirancang dalam Seksi ini untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang
berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan sesuai
dengan lalu-lintas rencana. Campuran ini dapat dihampar lebih dari satu lapis.
Jenis campuran dan tebal lapisan CPHMA harus seperti yang ditentukan pada Gambar.
CPHMA dapat digunakan untuk lapis permukaan jalur lalu lintas (carriageway) dan
bahu jalan, juga untuk bahan penambalan sesuai dengan kondisi lalu.
Ketentuan Pasal 6.3.1.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku dengan tebal nominal lapisan
CPHMA 30 mm dan toleransi ketebalan minus 3 mm, kecuali Pasal 6.3.1.4).e).
Bilamana campuran beraspal yang dihampar tidak memenuhi tebal yang ditunjukkan
dalam Gambar dengan toleransi - 3,0 mm, maka kekurangan tebal ini dapat diperbaiki
dengan penyesuaian tebal dari lapis berikutnya atau dipotong pembayarannya sesuai
dengan Pasal 6.6.8.1).g).
5) Standar Rujukan
Ketentuan Pasal 6.3.1.5) dari Spesifikasi ini harus berlaku dengan tambahan:
6 - 91
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Sebelum dan selama pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas
Pekerjaan:
a) Contoh dari CPHMA yang disetujui untuk digunakan, yang disimpan oleh
Pengawas Pekerjaan selama masa Kontrak untuk keperluan rujukan.
b) Laporan tertulis yang menjelaskan bahwa CPHMA diproduksi secara panas
dengan menggunakan AMP (instalasi pencampur aspal).
c) Laporan tertulis yang menjelaskan sifat-sifat hasil pengujian dari campuran,
seperti disyaratkan dalam Pasal 6.6.3) dari Seksi ini.
d) Hasil pemeriksaan kelaikan peralatan laboratorium dan pelaksanaan.
e) Laporan tertulis hasil pengukuran pengujian permukaan seperti disyaratkan
dalam Pasal 6.6.5.1) dari Seksi ini.
Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan keadaan kering
dan diperkirakan tidak akan turun hujan selama pekerjaan berlangsung.
Bilamana persyaratan kerataan hasil hamparan tidak terpenuhi atau bilamana benda uji
inti dari lapisan beraspal dalam satu segmen tidak memenuhi persyaratan tebal atau
kepadatan sebagaimana ditetapkan dalam Seksi ini, maka panjang yang tidak memenuhi
syarat harus dibongkar atau dilapis kembali dengan CPHMA dengan tebal lapisan
nominal minimum. Panjang yang tidak memenuhi syarat, dapat ditentukan dengan
benda uji tambahan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan selebar
satu hamparan.
Bila perbaikan telah diperintahkan maka jumlah volume yang diukur untuk pembayaran
haruslah volume yang seharusnya dibayar bila pekerjaan aslinya dapat diterima. Tidak
ada waktu dan atau pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk pekerjaan atau
volume tambahan yang diperlukan untuk perbaikan.
Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau benda uji
lainnya harus segera ditutup kembali dengan CPHMA oleh Penyedia Jasa dan
dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan toleransi yang
diperkenankan dalam Seksi ini.
Atas persetujuan Pengawas Pekerjaan, CPHMA juga dapat digunakan sebagai lapisan
perata.
6 - 92
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6.6.2 BAHAN
Kecuali disebutkan lain dalam SSKK atau Perjanjian Kontrak maka CPHMA yang
dipasok harus dalam kemasan kantong. CPHMA tidak boleh dihampar langsung, tetapi
harus dikemas terlebih dahulu.
Bilamana bahan CPHMA dalam bentuk curah sebaiknya digunakan sebelum berumur
3 hari, sedangkan bahan CPHMA dalam kemasan kantong dapat disimpan sampai umur
3 bulan atau lebih, sesuai rekomendasi dari Produsen dan disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan. Untuk memudahkan penanganan, bahan CPHMA dapat dikemas dengan
berat 20 - 40 kg dalam kemasan yang kuat dan kedap. Bahan CPHMA diproduksi
dengan formula campuran dan teknik pencampuran yang disetujui dan diawasi oleh
Produsen untuk menjamin mutu bahan CPHMA. Produsen bahan CPHMA bertanggung
jawab atas mutu bahan CPHMA selama umur yang disebutkan di atas.
CPHMA yang belum dipergunakan harus disimpan dalam ruangan yang terlindung dari
hujan dan matahari. Tinggi tumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. CPHMA tidak
boleh menggumpal pada saat akan dihampar.
6.6.3 CAMPURAN
CPHMA terdiri dari agregat, asbuton, bahan peremaja dan bahan tambah lain bila
diperlukan.
2) Penampilan
Secara visual CPHMA harus homogen, tidak mengalami segregasi dan penyelimutan
permukaan aggregat oleh aspal lebih dari 90%.
3) Abrasi
Agregat hasil ekstraksi yang digunakan untuk CPHMA harus memiliki nilai abrasi yang
diuji sesuai dengan SNI SNI 2417:2008, maksimum 8 pada 100 putaran dan maksimum
40 pada 500 putaran.
4) Ukuran Agregat
5) Gradasi Agregat
Bilamana gradasi agregat untuk CPHMA yang diperoleh dari hasil ekstraksi CPHMA,
tidak memenuhi persyaratan Tabel 6.6.3.1), dapat diterima asalkan sifat-sifat campuran
CPHMA memenuhi ketentuan-ketentuan yang disyaratkan pada Pasal 6.6.3.3).
6 - 93
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Ukuran Ayakan
% Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat
ASTM (mm)
¾ 19 100
½ 12,5 90 - 100
No.4 4,75 45 - 70
No.8 2,36 30 - 55
No.50 0,300 12 - 25
No.200 0,075 6 - 15
Kadar dan Sifat-sifat Aspal hasil ekstraksi CPHMA harus memenuhi persyaratan pada
Tabel 6.6.3.2).
Sifat-sifat CPHMA yang sudah dipadatkan dengan alat pemadat Marshall sebanyak 2 x
75 tumbukan pada temperatur pemadatan 30°C (± 3°C) harus memenuhi ketentuan pada
Tabel 6.6.3.3).
Setelah benda uji CPHMA diuji sifat-sifat campurannya dan memenuhi persyaratan
sesuai Tabel 6.6.3.3). Selanjutnya setelah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, Penyedia
Jasa harus melakukan percobaan penghamparan paling sedikit 30 ton. Pelaksanaan
6 - 94
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
percobaan penghamparan di lokasi yang ditetapkan (di luar atau di dalam kegiatan
pekerjaan) oleh Pengawas Pekerjaan dengan peralatan dan prosedur yang diusulkan.
Bilamana Pengawas Pekerjaan menerima penghamparan percobaan ini sebagai bagian
dari pekerjaan, maka penghamparan percobaan ini akan diukur dan dibayar sebagai
bagian dari Pekerjaan. Tidak ada pembayaran untuk penghamparan percobaan yang
dilaksanakan di luar kegiatan pekerjaan. Kepadatan rata-rata (Gmb) dari semua benda
uji yang dibuat dengan campuran yang diambil dari penghamparan percobaan yang
memenuhi ketentuan harus menjadi kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density).
3) Acuan Tepi
Untuk menjamin sambungan memanjang vertikal maka harus digunakan besi profil siku
atau kasau/reng dengan ukuran tinggi sama atau lebih kecil 5 mm dari tebal rancangan.
b) Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur yang
lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur.
c) Proses perbaikan lubang-lubang yang timbul karena terlalu kasar atau bahan
yang tersegregasi karena penaburan material yang halus sedapat mungkin harus
dihindari sebelum pemadatan. Butiran yang kasar tidak boleh ditebarkan di atas
permukan yang telah padat.
6 - 95
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Bilamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu lajur
untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan penghamparan harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur
yang satu dengan yang bersebelahan pada setiap hari produksi dibuat
seminimal mungkin.
5) Pemadatan
b) Pemadatan campuran beraspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah
berikut ini:
i) Pemadatan Awal
ii) Pemadatan Antara
iii) Pemadatan Akhir
c) Pemadatan awal atau breakdown rolling dilakukan dengan alat pemadat roda
baja tandem sebanyak 1 lintasan jika menggunakan alat pemadat dengan berat
6-8 ton atau 2 lintasan jika menggunakan alat pemadat dengan berat 4-6 ton.
6 - 96
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
dari tepi luar. Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan
berurutan menuju ke arah sumbu jalan, kecuali untuk superelevasi pada
tikungan harus dimulai dari tempat yang terendah dan bergerak kearah yang
lebih tinggi. Lintasan yang berurutan harus saling tumpang tindih (overlap)
minimum setengah lebar roda dan lintasan-lintasan tersebut tidak boleh
berakhir pada titik yang kurang dari satu meter dari lintasan sebelumnya.
h) Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan 10
km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga tetap rendah sehingga tidak
mengakibatkan bergesernya campuran tersebut. Garis, kecepatan dan arah
penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang
menyebabkan terdorongnya campuran CPHMA.
j) Roda alat pemadat harus dibasahi dengan cara pengabutan secara terus menerus
untuk mencegah pelekatan campuran beraspal pada roda alat pemadat, tetapi
air yang berlebihan tidak diperkenankan.
k) Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atau
perlengkapan yang digunakan oleh Penyedia Jasa di atas perkerasan yang
sedang dikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya pembongkaran dan
perbaikan oleh Penyedia Jasa atas perkerasan yang terkontaminasi, selanjutnya
semua biaya pekerjaaan perbaikan ini menjadi beban Penyedia Jasa.
l) Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng
melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap
campuran beraspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan
kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti dengan
CPHMA yang baru serta dipadatkan secepatnya agar sama dengan lokasi
sekitarnya. Pada tempat-tempat tertentu dari campuran CPHMA terhampar
dengan luas 1000 cm2 atau lebih yang menunjukkan kelebihan atau kekurangan
bahan aspal harus dibongkar dan diganti. Seluruh tonjolan setempat, tonjolan
sambungan, cekungan akibat ambles, dan segregasi permukaan yang keropos
harus diperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
6 - 97
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6) Sambungan
2) Ketentuan Kepadatan
Ketentuan Pasal 6.3.7.2) dari Spesifikasi ini harus berlaku kecuali Pasal 6.3.7.2).a).
Kepadatan CPHMA yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam SNI 03-
6757-2002, tidak boleh kurang dari kepadatan minimum yang disyaratkan pada Pasal
6.6.4.5).d), dan diuji tidak lebih dari sehari setelah pemadatan selesai. Bilamana
kepadatan yang diperoleh tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan maka pemadatan
ulang harus segera dilaksanakan sebagaimana yang diperintahkan atau disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.
6 - 98
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Pengendalian Proses
Contoh yang diambil dari penghamparan campuran beraspal setiap hari harus
dengan cara yang diuraikan di atas dan dengan frekuensi yang diperintahkan
dalam Pasal 6.6.5.3).a) dan Pasal 6.6.5.4). Enam cetakan Marshall harus dibuat
dari setiap contoh. Benda uji harus dipadatkan pada temperatur yang
disyaratkan dalam Pasal 6.6.3.7). Kepadatan benda uji rata-rata (Gmb) dari
semua cetakan Marshall yang dibuat setiap hari akan menjadi Kepadatan
Marshall Harian.
6 - 99
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa harus menyediakan mesin bor pengambil benda uji inti (core)
yang mampu memotong dan mengambil benda uji inti berdiameter 4" pada
lapisan beraspal yang telah selesai dikerjakan. Benda uji inti tidak boleh
digunakan untuk pengujian ekstraksi. Uji ekstraksi harus dilakukan
menggunakan benda uji campuran beraspal lepas yang ambil dari hasil
penghamparan di lapangan minimal 1 benda uji tiap segmen untuk diuji kadar
aspal dan gradasi agregatnya.
a) Penyedia Jasa harus menyimpan catatan seluruh pengujian dan catatan tersebut
harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan tanpa keterlambatan.
1) Pengukuran Pekerjaan
a) Kuantitas CPHMA yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi
dengan tebal hamparan kurang dari yang ditunjukkan dalam Gambar dengan
toleransi minus 3,0 mm kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan
tersebut dengan penyesuaian Harga Satuan sebagaimana yang disyaratkan
dalam Tabel 6.6.6.1) atau setiap bagian yang terkelupas, terbelah, retak atau
menipis (tapered) di sepanjang tepi perkerasan atau di tempat lainnya.
6 - 100
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Kecuali yang disebutkan dalam (b) di atas, maka tebal campuran beraspal yang
diukur untuk pembayaran tidak boleh lebih besar dari tebal rancangan yang
ditentukan dalam Gambar.
e) Lebar hamparan campuran beraspal yang akan dibayar harus seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dan harus diukur dengan pita ukur oleh Penyedia
Jasa di bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan. Pengukuran harus dilakukan
tegak lurus sumbu jalan dan tidak termasuk lokasi hamparan yang tipis atau
tidak memenuhi ketentuan sepanjang tepi hamparan. Interval jarak pengukuran
memanjang harus seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan tetapi
harus selalu berjarak sama dan tidak lebih dari 25 meter. Lebar yang akan
digunakan dalam menghitung luas untuk pembayaran setiap lokasi perkerasan
yang diukur, harus merupakan lebar rata-rata yang diukur dan disetujui.
f) Pelapisan CPHMA dalam arah memanjang harus diukur sepanjang sumbu jalan
dengan menggunakan prosedur pengukuran standar ilmu ukur tanah.
i) Ketebalan Kurang
6 - 101
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal
(% Harga Satuan)
0 - 1 kali toleransi 100 %
> 1 - 2 kali toleransi 90 % atau diperbaiki
> 2 - 3 kali toleransi 80 % atau diperbaiki
> 3 kali toleransi harus diperbaiki
Faktor Pembayaran
Kepadatan
(% Harga Satuan)
8% 100 %
97 - < 98 % 90 % atau diperbaiki
< 97 % harus diperbaiki
Perbaikan dari CPHMA yang tidak memenuhi ketentuan toleransi yang disyaratkan
dalam Tabel 6.6.6.1) dan/atau Tabel 6.6.6.2) dapat dilaksanakan setelah diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan sesuai Pasal 6.6.1.8).
Bilamana perbaikan dari CPHMA dilaksanakan sesuai dengan Pasal 6.6.1.8), kuantitas
yang akan diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas berdasarkan tebal terpasang
yang memenuhi toleransi pada Pasal 6.6.6.1).g).i), dan tidak melebihi tebal dalam
Gambar untuk setiap lapisnya, serta memenuhi kepadatan pada Pasal 6.6.6.1).g).ii).
Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan perbaikan tersebut.
Bilamana perbaikan dari CPHMA adalah dengan penambahan lapisan di atasnya, maka
harus dilengkapi dengan Justifikasi Teknis yang mendapat persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan. Jenis lapisan yang digunakan harus tercantum dalam Spesifikasi Umum
seperti Seksi 4.7 atau Seksi 6.6 atau lainnya. Perbaikan tersebut harus membuat
6 - 102
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai desain. Kuantitas yang diukur
untuk pembayaran haruslah sesuai dengan Gambar. Tidak ada pembayaran tambahan
untuk pekerjaan penambahan lapisan tersebut.
3) Dasar Pembayaran
Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas
Pekerjaan untuk setiap segmen CPHMA yang mengacu pada tebal dan/atau kepadatan
yang disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian tersebut akan ditetapkan dan tercakup
dalam Sertifikat Pembayaran sebagai pengurangan terhadap mata pembayaran terkait.
6 - 103
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6 - 104
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 6.7
6.7.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis perkerasan terbuat dari agregat yang diikat
oleh aspal keras atau asbuton (termasuk aspal cair atau emulsi untuk lapis ikat awal) di
mana bahan pengikat ini akan masuk ke dalam agregat setelah pemadatan.
3) Standar Rujukan
ASTM :
ASTM D946/946M-15 : Specification for Penetration Graded Asphalt Cement
for Use in Pavement Construction
Lapis Penetrasi Macadam atau Lapis Penetrasi Macadam Asbuton tidak boleh
dilaksanakan pada permukaan yang basah, selama hujan atau hujan akan turun. Aspal
6 - 105
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
emulsi tidak boleh disemprotkan setelah jam 15.00. Bilamana digunakan aspal panas
maka temperatur perkerasan saat aspal disemprotkan tidak boleh kurang dari 25 C.
Tempat kerja harus ditutup untuk lalu lintas pada saat pekerjaan sedang berlangsung
dan selanjutnya sampai waktu yang ditentukan di mana Pengawas Pekerjaan
menyetujui permukaan akhir dapat dibuka untuk lalu lintas.
6.7.2 BAHAN
1) Umum
Bahan harus terdiri dari agregat pokok, agregat pengunci, agregat penutup (hanya
digunakan untuk lapis permukaan) dan aspal keras atau asbuton (termasuk aspal cair
atau emulsi).
Setiap fraksi agregat harus disimpan terpisah untuk mencegah tercampurnya antar
fraksi agregat dan harus dijaga agar bersih dari benda-benda asing lainnya.
2) Agregat
a) Agregat harus terdiri dari bahan yang bersih, kuat, awet, bebas dari lumpur dan
benda-benda yang tidak dikehendaki dan harus memenuhi ketentuan yang
diberikan dalam Tabel 6.7.2.1).
b) Agregat harus, bilamana diuji sesuai dengan SNI ASTM C136:2012, memenuhi
gradasi yang diberikan Tabel 6.7.2.2a), Tabel 6.7.2.2b), Tabel 6.7.2.2c) dan
Tabel 6.7.2.2d).
6 - 106
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6 - 107
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3) Aspal
Bahan aspal haruslah aspal keras Pen.60/70 atau Pen.80/100 yang memenuhi ASTM
D946/946M-15.
4) Asbuton
Bahan asbuton B 50/30 haruslah asbuton butir, yang memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Tabel 6.5.2.2). Asbuton B50/30 harus dipasok dalam kantung
kemasan, setiap kantung kemasan harus berkapasitas sama dan harus mencantumkan:
logo pabrik; kode pengenal; kadar bitumen; dan tanggal produksi.
5) Emulsi
Aspal Emulsi yang digunakan adalah jenis CRS atau CMS yang memenuhi ketentuan
SNI 4798:2011
6) Aspal Cair
Aspal cair yang digunakan adalah jenis MC70 yang memenuhi ketentuan SNI
4799:2008.
Kuantitas perkiraan agregat dan aspal diambil dari Tabel 6.7.3.1), dan kuantitas
perkiraan agregat dan aspal cair/emulsi untuk lapis ikat awal dan perkiraan asbuton
diambil dari Tabel 6.7.3.2) serta harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas
Pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai. Penyesuaian takaran ini mungkin diperlukan
selama pelaksanaan jika dipandang perlu oleh Pengawas Pekerjaan untuk memperoleh
mutu pekerjaan yang disyaratkan.
Tabel 6.7.3.1) Takaran Pemakaian Agregat dan Aspal Pen.60/70 atau Pen.80/100
6 - 108
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Tabel 6.7.3.2) Takaran Pemakaian Agregat, Aspal Cair/Emulsi untuk Lapis Ikat Awal
dan Asbuton B 50/30
6.7.4 PERALATAN
a) Penumpukan Bahan
Dump Truck
Loader
b) Di Lapangan
i) Mekanis
ii) Manual
6.7.5 PELAKSANAAN
1) Persiapan Lapangan
6 - 109
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Permukaan harus bebas dari benda-benda yang tidak diinginkan seperti debu
dan bahan lepas lainnya. Lubang-lubang dan retak-retak harus diperbaiki sesuai
dengan ketentuan dalam Seksi 10.1 dari Spesifikasi Umum.
a) Umum
Agregat dan aspal atau asbuton (termasuk aspal cair atau emulsi untuk ikat
awal) harus tersedia di lapangan sebelum pekerjaan dimulai. Kedua bahan
tersebut harus dijaga dengan hati-hati untuk menjamin bahwa bahan tersebut
bersih dan siap digunakan.
b) Metode Mekanis
6 - 110
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Setelah aspal cair atau aspal emulsi disemprotkan di atas agregat pokok
sebagai lapis ikat awal untuk Lapis Penetrasi Macadam Asbuton, maka
asbuton butir yang bebas dari gumpalan dihampar dengan takaran yang
disyaratkan dalam Tabel 6.7.3.2).
6 - 111
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Metode Manual
Bilamana terdapat keterlambatan antara pengerjaan lapis agregat pengunci dan lapis
berikutnya, Penyedia Jasa harus memelihara permukaan agregat pengunci dalam
kondisi baik sampai lapis berikutnya dihampar.
6 - 112
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Penyimpanan aspal dalam drum untuk aspal keras harus dengan cara tertentu
agar supaya tidak terjadi kebocoran atau kemasukan air. Penyimpanan asbuton
harus dengan cara tertentu agar supaya tidak menjadi lembab.
d) Tebal Lapisan.
Tebal padat untuk lapisan penetrasi macadam harus berada di dalam toleransi
1 cm. Pemeriksaan untuk ketebalan lapis penetrasi macadam harus diukur dari
tebal rata-rata batu pokok yang terpasang seperti yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
Pada setiap tahap pemadatan, kerataan permukaan harus dijaga. Bahan harus
ditambah pada tiap tempat di mana terdapat penurunan.
2) Lalu Lintas
Lalu lintas dapat diizinkan melintasi permukaan yang telah selesai beberapa jam setelah
pekerjaan selesai, sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Periode tipikal
ini antara 2 sampai 4 jam. Bilamana lalu lintas diizinkan melintasi lapisan agregat
pengunci ini, perhatian khusus harus diberikan untuk memelihara kebersihan lapisan ini
sebelum lapis berikutnya dihampar. Pengendalian lalu lintas harus meme-nuhi
ketentuan dalam Seksi 1.8 dari Spesifikasi umum.
1) Pengukuran
a) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran dari Lapis Penetrasi Macadam atau
Lapis Penetrasi Macadam Asbuton harus merupakan jumlah meter kubik bahan
yang dihampar dan diterima, yang dihitung sebagai hasil kali luas yang diukur
dan diterima dan tebal terpasang yang diambil dari tinggi rata-rata agregat
pokok.
6 - 113
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Lebar lokasi Lapis Penetrasi Macadam atau Lapis Penetrasi Macadam Asbuton
yang akan dibayar harus seperti yang tercantum dalam Gambar atau yang telah
disetujui Pengawas Pekerjaan dan harus ditentukan dengan survei pengukuran
yang dilakukan Penyedia Jasa di bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan.
Pengukuran harus dilakukan tegak lurus sumbu jalan dan tidak boleh meliputi
lapisan yang tipis atau tidak memenuhi ketentuan sepanjang tepi Lapis
Penetrasi Macadam atau Lapis Penetrasi Macadam Asbuton yang dihampar.
Jarak antara pengukuran memanjang harus seperti yang diperintahkan
Pengawas Pekerjaan tetapi harus berjarak sama dan tidak boleh kurang dari 25
meter. Lebar yang digunakan untuk menghitung luas pada setiap lokasi
perkerasan yang diukur harus merupakan lebar rata-rata dari pengukuran lebar
yang diukur dan disetujui.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang sebagaimana disyaratkan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang tercantum di bawah ini dan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk pengadaan, produksi, penghamparan dan pemadatan seluruh
bahan, termasuk semua pekerja, alat, pengujian, alat-alat kecil dan hal-hal yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan seperti yang diuraikan dalam Seksi ini.
6 - 114
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
DIVISI 7
STRUKTUR
SEKSI 7.1
7.1.1 UMUM
1) Uraian
a) Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang
setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah
membentuk massa padat.
b) Beton kinerja tinggi adalah beton yang memiliki kinerja khusus, dan
persyaratan keseragaman (uniformity) yang tidak selalu dapat dicapai hanya
oleh material, pencampuran (mixing) normal, penempatan (placing), dan
perawatan (curing) konvensional. Persyaratan kinerja tersebut meliputi
penempatan dan pamadatan tanpa segregasi, kekuatan awal (early age
strength), keteguhan (toughness), stabilitas volume (volume stability), masa
layan (service life) seperti beton memadat sendiri (self compacting concrete,
SCC).
c) Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh
struktur beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton memadat sendiri (self
compacting concrete, SCC), beton bervolume besar (mass concrete), beton
pratekan, beton pracetak dan beton untuk struktur baja komposit, sesuai dengan
spesifikasi dan Gambar atau sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan.
d) Beton Memadat Sendiri (self compacting concrete, SCC) adalah beton yang
tidak memerlukan penggetaran untuk pemadatannya. Beton ini dapat mengalir
karena beratnya sendiri, sehingga dapat mengisi penuh acuan dan memperoleh
hasil beton yang padat dan kedap tanpa pemadatan, bahkan pada penulangan
yang rapat.
e) Beton Bervolume Besar (mass concrete) adalah beton dengan ukuran relatif
besar dengan dimensi terkecil sama atau lebih besar dari 1 m atau komponen
struktur dengan ukuran yang lebih kecil dari 1 m tetapi mempunyai potensi
menghasilkan temperatur maksimum/puncak melebihi batas temperatur yang
diizinkan.
f) Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pengadaan perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan fondasi
seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar fondasi
tetap kering.
g) Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam
Kontrak harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Mutu beton yang digunakan dalam
Spesifikasi ini dapat dibagi sebagai berikut:
7-1
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Jenis
Uraian
Beton (MPa)
Umumnya digunakan untuk beton pratekan seperti
Mutu tiang pancang beton pratekan, gelagar beton
45
tinggi pratekan, pelat beton pratekan, diafragma
pratekan, dan sejenisnya.
Umumnya digunakan untuk beton bertulang
seperti pelat lantai jembatan, gelagar beton
Mutu bertulang, diafragma non pratekan, kereb beton
< 45
sedang pracetak, gorong-gorong beton bertulang,
bangunan bawah jembatan, perkerasan beton
semen.
Umumya digunakan untuk struktur beton tanpa
< 20
Mutu tulangan seperti beton siklop, dan trotoar
rendah Digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan
< 15
kembali dengan beton.
2) Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar
Kerja detail pelaksanaan beton untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
4) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir
harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam
Pasal 7.1.1.6) di bawah ini.
5) Toleransi
a) Toleransi Dimensi :
7-2
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Toleransi Bentuk :
6) Standar Rujukan
7-3
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7-4
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak
digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang
disyaratkan dalam Pasal 7.1.2 dari Spesifikasi ini.
7-5
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
beton secara umum untuk umur 7 dan 28 hari serta tambahan pengujian umur
56 hari untuk beton bervolume besar, kecuali ditentukan untuk umur-umur
yang lain oleh Pengawas Pekerjaan.
d) Penyedia Jasa harus mengirim Gambar detail untuk seluruh perancah yang akan
digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Pengawas Pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai.
7-6
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
g) Apabila semen telah disimpan lebih dari 2 (dua) bulan, maka sebelum digunakan
harus diperiksa terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat.
Penyedia Jasa harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengan
temperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah
30oC sepanjang waktu pengecoran. Pada kondisi ekstrim, di mana pengecoran terpaksa
dilakukan pada temperatur udara di atas 30 C, maka metode pelaksanaan pekerjaan
pengecoran harus mengacu kepada ACI 305.1-14 Specification for Hot Weather
Concreting. Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh melakukan pengecoran
bilamana :
c) Tidak diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara
penuh debu atau tercemar.
Catatan :
Perkiraan temperatur beton ditentukan dengan rumus empiris berikut ini:
Temperatur beton = 0,1 temperatur semen PC + 0,3 temperatur air + 0,6 temperatur agregat (kasar dan halus)
7-7
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.5), atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang
memenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan dalam Pasal 7.1.3.1), harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan dan dapat meliputi :
b) Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Pengawas Pekerjaan dapat meminta
Penyedia Jasa melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya
pengujian tambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
c) Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser yang diakibatkan oleh
kelalaian Penyedia Jasa merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus
dilakukan dengan biaya sendiri. Penyedia Jasa tidak bertanggung jawab atas
kerusakan yang timbul berasal dari bencana alam yang tidak dapat dihindarkan,
asalkan pekerjaan yang rusak tersebut telah diterima dan dinyatakan oleh
Pengawas Pekerjaan secara tertulis telah selesai.
d) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang
disyaratkan pada Pasal 7.1.6.3).i) dan Pasal 7.1.6.3).j) dapat mencakup pembong-
karan dan penggantian seluruh beton.
7.1.2 BAHAN
1) Semen
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe
I, II, III, IV, dan V yang memenuhi SNI 2049:2015 tentang Semen Portland
atau PPC (Portland Pozzolan Cement) yang memenuhi ketentuan SNI
0302:2014 dapat digunakan apabila diizinkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe dan satu merek semen,
kecuali jika diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan. Apabila hal tersebut diizinkan,
maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton
sesuai dengan tipe dan merek semen yang digunakan.
2) Air
Air yang digunakan untuk campuran beton, harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air harus diuji sesuai
dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 7974:2016. Apabila timbul keragu-
raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian air seperti di
7-8
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan
mortar semen dan pasir standar dengan memakai air yang diusulkan dan dengan
memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat
tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan)
hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling
untuk periode umur yang sama. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.
3) Agregat
ii) Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat
terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan
atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di
mana beton harus dicor.
b) Sifat-sifat Agregat
i) Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika
perlu) kerikil dan pasir sungai.
7-9
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Batu untuk beton siklop harus keras, awet, bebas dari retak, tidak berongga dan tidak
rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak
dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi ikatan dengan beton. Ukuran batu yang
digunakan untuk beton siklop tidak boleh lebih besar dari 250 mm.
5) Bahan Tambah
Yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan
tambah kimia dan/atau bahan tambah mineral sebagai bahan pengisi pori dalam
campuran beton.
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton
dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau
selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton.
Ketentuan mengenai bahan tambah kimia ini harus mengacu pada SNI 03-
2495-1991. Bahan tambah kimia (admixture) yang mengandung Klorid tidak
diizinkan untuk beton bertulang.
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton segar, bahan tambah campuran beton
dapat digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kinerja kelecakan
adukan beton tanpa menambah air; mengurangi penggunaan air dalam
campuran beton tanpa mengurangi kelecakan; mempercepat pengikatan hidrasi
semen atau pengerasan beton; memperlambat pengikatan hidrasi semen atau
pengerasan beton; meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;
mengurangi kecepatan terjadinya kehilangan slump (slump loss); mengurangi
susut beton atau memberikan sedikit pengembangan volume beton (ekspansi);
mengurangi terjadinya bleeding; mengurangi terjadinya segregasi.
7 - 10
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penggunaan jenis bahan tambah kimia untuk maksud apapun harus berdasarkan
hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya sesuai dengan
persyaratan dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Mineral yang berupa bahan tambah dapat berbentuk: abu terbang (fly ash) kelas
F sesuai dengan SNI 2460:2014; semen slag atau terak tanur tinggi berbutir
(ground granulated blast furnace slag) sesuai dengan SNI 6385:2016; mikro
silica atau silica fume.
Penggunaan abu terbang (fly ash) tidak dibenarkan untuk beton yang
menggunakan semen tipe Portland Pozzolan Cement (PPC).
4) Bubuk (Powder)
Bubuk (powder) adalah partikel lolos ayakan No.120 (0,125 mm) yang diperlukan
untuk mencegah segregasi campuran beton memadat sendiri (SCC), dapat berasal dari
semen, agregat dan bahan tambah mineral, dengan partikel yang lolos ayakan No.230
(0,063 mm) yang disarankan lebih dari 70%.
7 - 11
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Catatan:
* : keseluruhan (overall) mencakup dalam pencampuran (within batch) dan antar pencampuran
(batch to batch)
b) Untuk jenis pekerjaan beton yang lain, sifat-sifat mekanik beton selain kuat
tekan juga penting untuk diketahui. Penyedia Jasa wajib menyerahkan data
tersebut kepada Pengawas Pekerjaan.
d) Apabila pengujian kuat tekan beton secara umum berumur 28 hari dan
tambahan pengujian umur 56 hari untuk beton bervolume besar tidak memenuhi
ketentuan yang disyaratkan, maka harus diambil tindakan mengikuti ketentuan
menurut Pasal 7.1.6.3).i) dan Pasal 7.1.6.3).j).
7 - 12
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Penyesuaian Campuran
Apabila sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang
sulit diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan
agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang
tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan
pengujian yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak dinaikkan.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air
atau oleh cara lain tidak diizinkan.
Bahan tambah (aditif) untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diizinkan bila
secara khusus telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Slump flow (diameter rata-rata beton segar yang mengalir membentuk lingkaran
dengan konus slump terbalik) sesuai ASTM C1611/C1611M-14 dengan rentang
dalam Tabel 7.1.3.3) di bawah:
Catatan :
T500 adalah waktu (dalam detik) yang diperlukan oleh tepi massa beton untuk mencapai
diameter 500 mm sejak cetakan pertama kali diangkat dalam pengujian slump flow.
Ketentuan penerimaan hasil uji SCC dengan berbagai alat atau metoda pengujian
ditunjukkan dalam Tabel 7.1.3.4) di bawah:
7 - 13
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Bilamana pengujian beton pada umur yang lebih awal sebelum 28 hari
menghasilkan kuat beton di bawah kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia
Jasa tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil
yang rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil
tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan
yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
Bila campuran perlu menggunakan bahan tambah kimia yang sebelumnya tidak
digunakan dalam rancangan campuran, maka dalam pelaksanaannya harus
sesuai dengan Pasal 7.1.2.5).b) dan mendapat persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan.
3) Penakaran Bahan
a) Untuk mutu beton > 20 Mpa seluruh komponen bahan beton harus ditakar
menurut berat. Untuk mutu beton < 20 MPa diizinkan ditakar menurut
volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen kemasan dalam zak,
kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang
digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak
semen. Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah.Jumlah berat
penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
b) Penakaran agregat dan air harus dilakukan dengan basis kondisi agregat jenuh
kering permukaan atau JKP (SSD, saturated surface dry). Untuk mendapatkan
kondisi agregat yang jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara
menyemprot tumpukan agregat yang akan digunakan dengan air paling sedikit
12 (dua belas) jam sebelum penakaran. Apabila agregat tidak dalam kondisi
jenuh kering permukaan, maka harus diadakan perhitungan koreksi penakaran
air dan berat agregat dengan menggunakan data penyerapan agregat terhadap
air dan kadar air agregat lapangan. Sedangkan apabila ditakar menurut volume,
maka harus memeperhitungkan faktor pengembangan (bulking factor) agregat
halus seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.1.3.1).
7 - 14
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Faktor Pengembangan , %
Pasir Halus
Pasir Sedang
Pasir Kasar
4) Pencampuran
a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari
seluruh bahan.
b) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang
akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam
setiap penakaran.
c) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan air yang telah
ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum semen ditambahkan.
d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat semen mulai dimasukkan ke dalam
campuran. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang
haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15
detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
e) Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual hanya diizinkan untuk beton
non-struktural.
a) Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton
yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan
7 - 15
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali fondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai dengan
ketentuan dalam Seksi 3.1 dan 3.2 dari Spesifikasi ini, dan harus membersihkan
dan menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga
dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga
harus disediakan jika diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan
dapat diperiksa dengan mudah dan aman.
c) Seluruh telapak fondasi, fondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga
agar senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur
atau bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan Pengawas Pekerjaan beton
dapat dicor di dalam air dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup
kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam.
d) Sebelum pelaksanaan pengecoran beton bervolume besar, Penyedia Jasa harus
menginspeksi dan menguji sistem sensor pengamatan dan pencatatan temperatur.
Selama pelaksanaan, semua proses pengecoran harus diawasi dan dilaporkan
secara harian kepada Pengawas Pekerjaan. Salinan laporan harus tersedia di
tempat pekerjaan.
e) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang
akan dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah
dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
f) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Pengawas Pekerjaan, bahan landasan untuk
pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari Seksi 2.4 dari
Spesifikasi ini.
g) Pengawas Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk fondasi
sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengecoran beton
dan dapat meminta Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengujian penetrasi
kedalaman tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk
memastikan cukup tidaknya daya dukung dari tanah di bawah fondasi.
Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar fondasi yang tidak memenuhi ketentuan,
Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau kedalaman dari
fondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak,
memadatkan tanah fondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagai-
mana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
2) Acuan
a) Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, harus dibentuk
dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara
manualsesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus
dibuang sebelum pengecoran beton.
b) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang
kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan.
7 - 16
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir
struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata
harus digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut
tajam acuan harus dibulatkan.
d) Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton
dengan memberikan lapisan oil form pada permukaan acuan sehingga beton tidak
menempel.
3) Pengecoran
Pengawas Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan
akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis
maupun tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan.
Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan
tertulis dari Pengawas Pekerjaan.
c) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak yang khusus (oil form) di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak
meninggalkan bekas.
d) Pekerjaan beton harus sudah selesai sebelum waktu ikat awalnya (initial setting
time).
f) Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar
dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin
dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran
yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
g) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit
dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan
horisontal dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi
pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur. Apabila
digunakan beton SCC, maka beton dapat dicorkan tanpa berlapis.
h) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam acuan dengan ketinggian lebih dari 150
cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam
waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode
7 - 17
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Tremi atau metode drop-bottom-bucket, di mana bentuk dan jenis yang khusus
digunakan untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas
Pekerjaan.
Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memung-
kinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama pengecoran.
Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi
penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan.
j) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor,
harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan
rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran
beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan
semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.
k) Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton
dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.
7 - 18
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
- Pipa pendingin tidak boleh pecah atau melendut selama pengecoran beton
dan harus dijamin terlindung dari gerakan. Pipa pendingin yang rusak
harus segera diganti.
- Sistem pendingin mekanis harus diuji tekan pada 30 psi selama 30 menit
untuk mengetahui tidak ada kebocoran sebelum pengecoran beton.
- Sirkulasi pendinginan sudah harus dilakukan saat pengecoran dimulai
setelah proses pendinginan selesai, pipa pendingin harus segera
digrouting dengan campuran grouting tanpa penyusutan yang sesuai
dengan ASTM C1107-17 untuk 0,0 persen penyusutan dan ASTM C-
827-16 untuk pengembangan 0,0 4,0 persen. Pelaksanaan grouting
harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya.
- Setelah sambungan permukaan ke pipa pendingin dibuka, lubang harus
diisi dengan mortar.
Sistem pengamatan dan pencatatan temperatur harus terdiri dari alat sensor
temperatur yang dihubungkan ke sistem pengumpul data yang dapat mencetak,
menyimpan, dan mengunduh (downloading) data ke sebuah komputer. Sensor
temperatur harus diletakkan sedemikian sehingga perbedaan temperatur
maksimum dalam beton dapat teramati. Sedikitnya, temperatur beton harus
diamati pada lokasi terpanas dari hasil perhitungan atau pada pusat massa, dan
pada sedikitnya 2 dinding luar atau pada kedalaman 50 mm dari permukaan
terluar dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan / Pengawas Pekerjaan.
d) Pembacaan Temperatur
Pembacaan temperatur harus secara otomatis tercatat pada setiap jam atau lebih
cepat. Satu set sensor cadangan harus dipasang dekat sensor utama. Sensor
cadangan harus dapat dicatat, tapi pencatatan tidak perlu dilakukan bila sensor
utama bekerja dengan baik. Pembacaan temperatur dapat dihentikan bila,
perbedaan temperatur di dalam beton dengan temperatur udara harian rata-rata
kurang dari perbedaan temperatur yang diizinkan selama tiga hari berturut-turut
dan tidak terdapat pengecoran beton bervolume besar yang berdekatan. Data
harus dicetak dan diserahkan pada Pengawas Pekerjaan setiap hari.
e) Perlindungan Sensor
f) Kegagalan Alat
7 - 19
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
i) Tenggang Waktu
Penyedia Jasa harus diberi waktu 15 hari untuk meninjau kembali Rencana
Pengendalian Temperatur yang dikoreksi. Pengecoran tidak boleh dilakukan
sebelum Pengawas Pekerjaan mengesahkan Rencana Pengendalian Temperatur
yang dikoreksi. Tidak ada perpanjangan waktu atau penggantian untuk setiap
penolakan elemen struktur atau perbaikan Rencana Pengendalian Temperatur.
a) Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis
struktur yang diusulkan dan Pengawas Pekerjaan harus menyetujui lokasi
sambungan konstruksi pada jadwal tersebut, atau sambungan konstruksi tersebut
harus diletakkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Sambungan konstruksi
tidak boleh ditempatkan pada pertemuan elemen-elemen struktur terkecuali
disyaratkan demikian.
d) Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan kedalaman paling
sedikit 4 cm untuk dinding, pelat dan antara telapak fondasi dan dinding. Untuk
pelat yang terletak di atas permukaan, sambungan konstruksi harus diletakkan
sedemikian sehingga pelat-pelat mempunyai luas tidak melampaui 40 m2, dengan
dimensi yang lebih besar tidak melampaui 1,2 kali dimensi yang lebih kecil.
e) Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga kerja dan bahan tambah sebagaimana
yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bilamana
pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya
pemasokan beton atau penghentian pekerjaan oleh Pengawas Pekerjaan.
7 - 20
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6) Pemadatan
a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang
telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang
cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di
dalam acuan.
e) Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5.000 vibrasi
per menit (vpm) apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm
atau kurang, dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
f) Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah
secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar
beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada
bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan
dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat
penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh
digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh
menyentuh tulangan beton.
g) Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam diberikan dalam Tabel
7.1.4.1).
7 - 21
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
h) Ketentuan yang lebih rinci dari diameter kepala vibrator (mm), frekuensi yang
disarankan (Hz), amplitudu rata-rata (mm), radius penggetaran (mm), kecepatan
pengecoran (m3/jam/vibrator) dan penerapannya dapat diambil dari Table 5.1 ACI
Committee Report : Guide for Consolidation of Concrete 309R-05 ACI Manual
of Concrete Practice - 2006 Part.2.
7) Beton Siklop
Pengecoran beton siklop yang terdiri dari campuran beton kelas 15 MPa dengan batu-
batu pecah ukuran besar. Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati, tidak boleh dijatuhkan
dari tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan akan
merusak bentuk acuan atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan. Semua batu-batu
pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan. Volume total batu pecah tidak boleh
melebihi sepertiga dari total volume pekerjaan beton siklop.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau pilar yang lebih tebal dari 60 cm dapat
digunakan batu-batu pecah berukuran maksimum 25 cm, tiap batu harus cukup dilindungi
dengan adukan beton setebal 15 cm; batu pecah tidak boleh lebih dekat dari 30 cm dalam
jarak terhadap permukaan atau 15 cm dalam jarak terhadap permukaan yang akan
dilindungi dengan beton penutup (caping).
1) Pembongkaran Acuan
a) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan
struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Acuan yang
ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak
boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa minimum 85% dari kuat
tekan rancangan beton telah dicapai.
7 - 22
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi
dengan air dan pasta semen (semen dan air, tanpa pasir) pada permukaan dinding
dan dasar lubang. Lubang selanjutnya harus diisi dan ditumbuk dengan mortar
yang kental yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir, yang akan
dibuat menyusut sebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30 menit sebelum
dipakai.
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini, atau
seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan :
a) Bagian atas pelat, kerb, permukaan trotoar, dan permukaan horisontal lainnya
sebagaimana yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus dibentuk dengan
alat yang sesuai (mal) untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan
segera setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan secara manual sampai
halus dan rata dengan menggerakkan perata kayu secara memanjang dan
melintang, atau oleh cara lain yang cocok, sebelum beton mulai mengeras.
c) Permukaan bukan horisontal yang nampak, yang telah ditambal atau yang masih
belum rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar (medium), dengan
menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan harus terdiri
dari semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan
untuk pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh
tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, serta
diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harus
dibiarkan tertinggal di tempat.
a) Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, tempe-
ratur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar
kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur
yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
b) Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengikat (pengikatan
awal) dengan memberikan lapisan curing compound pada permukaannya atau
pembungkusan dengan bahan penyerap air dalam waktu paling sedikit 3 hari.
c) Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada
setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-
sambungan dan pengeringan beton.
d) Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang
tinggi atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambah
kimia (admixture), harus dibasahi sampai kekuatannya mencapai minimum 70%
dari kuat tekan beton yang dirancang .
7 - 23
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Beton dirawat dengan uap untuk maksud mendapatkan kekuatan yang tinggi pada
permulaannya. Bahan tambah kimia (admixture) tidak diperkenankan untuk dipakai dalam
hal ini kecuali atas persetujuan Pengawas Pekerjaan.
Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus sampai waktu di mana beton telah
mencapai minimum 70% dari kekuatan yang dirancang. Perawatan dengan uap untuk
beton harus mengikuti ketentuan di bawah ini:
a) Tekanan uap pada ruang penguapan selama perawatan beton tidak boleh melebihi
1 atm .
b) Temperatur pada ruang penguapan selama perawatan beton tidak boleh melebihi
380C selama sampai 2 jam sesudah pengecoran selesai, dan kemudian temperatur
dinaikkan berangsur-angsur sehingga mencapai 650C dengan kenaikan temperatur
maksimum 14 0C / jam secara bersama-sama.
c) Beda temperatur yang diukur di antara dua tempat di dalam ruang penguapan tidak
boleh melampaui 5,5 0C.
d) Penurunan temperatur selama pendinginan tidak boleh lebih dari 11 0C per jam.
e) Temperatur beton pada saat dikeluarkan dari penguapan tidak boleh 11 0C lebih
tinggi dari temperatur udara di luar.
f) Setiap saat selama perawatan dengan uap, alat pembuat uap harus selalu berisi air.
g) Semua bagian struktural yang mendapat perawatan dengan uap harus dalam
kondisi lembab minimum selama 4 hari sesudah perawatan uap selesai
Penyedia Jasa harus membuktikan bahwa peralatannya bekerja dengan baik dan
temperatur di dalam ruangan perawatan dapat diatur sesuai dengan ketentuan dan tidak
tergantung dari cuaca luar.
Pipa uap harus ditempatkan sedemikian atau balok harus dilindungi secukupnya agar beton
tidak terkena langsung semburan uap, yang akan menyebabkan perbedaan temperatur pada
bagian-bagian beton.
Perawatan lebih awal dengan menggunakan curing compound dilakukan setelah terjadinya
pengikatan awal (initial setting). Beberapa cara curing lain dapat dilaksanakan setelah
curing compound selesai. Perbedaan temperatur udara dengan temperatur permukaan
beton tidak lebih dari 11°C.
7 - 24
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis
yang menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan
persyaratan bahan pada Pasal 7.1.2.
Satu pengujian "slump" atau slump flow, atau lebih sebagaimana yang diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap adukan beton yang dihasilkan
dan dilakukan sesaat sebelum pengecoran, dan pengujian harus dianggap belum
dikerjakan terkecuali disaksikan oleh Pengawas Pekerjaan atau wakilnya. Campuran
beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan seperti yang diusulkan tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Pengawas Pekerjaan dalam beberapa hal
menyetujui penggunaannya secara terbatas dan secara teknis mutu beton tetap bisa
dijaga. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga
beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara
atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan
diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.
a) Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda
uji beton dari pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai rata-
rata dari dua nilai kuat tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3 buah
benda uji), yang selisih nilai antara keduanya 5% dari rata-rata 2 nilai kuat
tekan benda uji tersebut untuk satu umur, untuk setiap kuat tekan beton dan
untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari
pengecoran.
b) Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan
benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,
dan harus dirawat sesuai dengan SNI 4810:2013. Pengambilan bahan untuk
pembuatan benda uji harus diambil dari beton yang akan dicor dicetak
bersamaan, kemudian dirawat sesuai dengan perawatan yang dilakukan di
laboratorium.
7 - 25
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
e) Untuk pengecoran hasil produksi ready mix, maka pada pekerjaan beton dengan
jumlah masing-masing mutu 60 m3 harus diperoleh set benda uji untuk setiap
maksimum 15 m3 beton secara acak, dengan minimum satu hasil uji tiap hari.
Dalam segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat.
Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah 60 m3, maka untuk setiap
maksimum 20 m beton berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai harus
3
f) Seluruh mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan harus sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam Gambar.
fck = fc m - k.S
n
fc i
i=1
fc m = adalah kuat tekan rata-rata
n
n
(fc i fc m)2
S= i=1 adalah deviasi standar
n-1
Catatan :
Simbol-simbol fc , fc m, fc i digunakan untuk benda uji silinder diameter 150 mm
dan tinggi 300 mm
h) Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat, apabila dipenuhi
syarat-syarat berikut :
i) Tidak boleh lebih dari 5% ada di antara jumlah minimum 30 nilai hasil
pemeriksaan benda uji yang terjadi kurang dari .
7 - 26
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
iii) Jika benda uji yang terkumpul kurang dari jumlah minimum yang telah
ditentukan (30 benda uji), maka nilai deviasi standar (S) harus dikalikan
dengan faktor koreksi yang diberikan dalam Tabel 7.1.6.1)
Apabila jumlah benda uji < 15 buah dan adanya data hasil uji kuat tekan
di lapangan, maka kuat tekan rata-rata perlu (design average strength)
yang digunakan sebagai dasar pemilihan proporsi campuran beton
ditentukan sesuai dengan Tabel 7.1.6.2), dengan menggunakan deviasi
standar benda uji S yang dihitung sesuai dengan rumus perhitungan
deviasi standar S dalam Pasal 7.1.6.3).g).
Tabel 7.1.6.2) Kuat Tekan Rata-rata Perlu (Design Average Strength) untuk
Jumlah Benda uji < 15 jika Catatan Hasil Uji Lapangan Tersedia
iv) Untuk jumlah benda uji kurang dari minimum sebagaimana yang
diuraikan dalam Tabel 7.1.6.2)
seperti Tabel 7.1.6.3), maka apabila tidak dinilai dengan cara evaluasi
7 - 27
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Tabel 7.1.6.3) Kuat Tekan Rata-rata Perlu (Design Average Strength) untuk
Jumlah Benda Uji < 15 jika Catatan Hasil Uji Lapangan Tidak Tersedia
i) Bila dari hasil perhitungan sebagaimana yang diuraikan dalam Pasal 7.1.6.3).g)
dan h) dengan kuat tekan yang diperoleh sesuai umur benda uji kurang dari
yang disyaratkan, maka apabila pengecoran belum selesai, pengecoran harus
segera dihentikan dan dalam waktu minimum 14 hari atau kekuatan beton
mencapai 85% dari umur 28 hari, harus diadakan pengujian benda uji inti (core)
pada daerah yang diragukan berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam
hal dilakukan pengambilan benda uji inti, harus diambil minimum 3 (tiga) buah
benda uji pada tempat-tempat yang berbeda (dengan menggunakan angka acak)
dan tidak membahayakan struktur dan atas persetujuan Pengawas Pekerjaan.
Tidak boleh ada satupun dari benda uji beton inti mempunyai kekuatan kurang
dari 0,75 d . Apabila kuat tekan rata-rata dari
pengujian benda uji inti yang tidak kurang dari 0,85 struktur
tersebut dapat dianggap memenuhi syarat dan pekerjaan yang dihentikan dapat
dilanjutkan kembali. Dalam hal ini, perbedaan umur beton saat pengujian
terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan kuat tekan beton perlu
diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan beton yang
dihasilkan.
Jika pengujian dengan menggunakan benda uji inti (core) tidak memungkinkan
maka dilakukan pengujian UPV (ultra pulse velocity) sesuai dengan ASTM
C597-16 dapat digunakan dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Faktor
koreksi hasil UPV mengikuti Manual dari pabrik pembuatnya.
j) Apabila dari hasil pengujian yang ditentukan dalam Pasal 7.1.6.3).i) diperoleh
hasil yang tidak memenuhi syarat, maka Penyedia Jasa harus mengadakan
percobaan beban langsung dengan penuh. Apabila dari percobaan ini diperoleh
suatu hasil nilai lendutan dan/atau regangan beton lebih kecil dari lendutan
dan/atau regangan beton yang diizinkan pada beban layan menurut peraturan
(code) yang berlaku maka bagian struktur tersebut dapat dianggap memenuhi
syarat. Tetapi apabila hasilnya tidak mencapai nilai tersebut, maka bagian
struktur yang bersangkutan hanya dapat dipertahankan setelah dipenuhi salah
satu dari kedua tindakan berikut tanpa mengurangi fungsinya:
7 - 28
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Pengukuran
a) Cara Pengukuran
i) Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik terpasang dan diterima
sesuai dengan yang ditunjukkan pada Gambar oleh Pengawas
Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume
yang ditempati oleh pipa dengan luasan total secara melintang struktur
yang ditinjau dan setara dengan diameter kurang dari 200 mm atau oleh
benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan,
selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).
ii) Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan
dilakukan untuk acuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan,
penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan
pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari
pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran
untuk pekerjaan beton.
iii) Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja
tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan
struktur yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan
seperti disyaratkan pada Seksi lain dalam spesifikasi ini.
iv) Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai
beton struktur atau beton tidak bertulang. Beton struktur harus beton
yang disyaratkan atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebagai =
20 MPa atau lebih tinggi dan beton tak bertulang harus beton yang
disyaratkan atau disetujui untuk 15 MPa atau 10 MPa. Apabila
beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan untuk
digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah,
maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan)
yang lebih rendah.
7 - 29
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk mata pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam daftar
kuantitas.
Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan
dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata pembayaran lain,
termasuk "water stop", lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran,
pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan untuk semua biaya lainnya yang
perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang
diuraikan dalam seksi ini.
7 - 30
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 31
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 32
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.2
BETON PRATEKAN
7.2.1 UMUM
1) Umum
Pekerjaan ini harus terdiri dari fabrikasi struktur beton pratekan pracetak, bagian beton
pratekan pracetak dari struktur komposit dan tiang pancang pracetak yang dibuat sesuai
dengan Spesifikasi ini mendekati garis, elevasi, dan dimensi yang ditunjukkan dalam
Gambar. Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan, pengangkutan dan penyimpanan
balok, tiang pancang, pelat dan elemen struktur dari beton pracetak, yang dibuat dengan
cara pratarik (pre-tension) maupun pasca-tarik (post-tension). Pekerjaan ini juga termasuk
pemasangan semua elemen pratekan pracetak. Ketentuan dari Seksi 7.1 dan 7.3 harus
digunakan pada Seksi ini dengan tambahan Artikel berikut ini.
3) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, campuran beton yang dihasilkan, kecakapan kerja dan hasil
akhir harus dipantau dan dikendalikan sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.4) dan
7.3.1.5), bersama dengan standar rujukan berikut ini :
ASTM:
ASTM A416/A416M-12 : Standard Specification for Steel Strand, Uncoated Seven-
Wire for Prestressed Concrete.
4) Toleransi
i) Toleransi Dimensi
Panjang total setiap unit yang diukur dari pusat ke pusat landasan tidak
boleh berbeda lebih dari 0,06% panjang rencana, dengan perbedaan
7 - 33
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
iv) Ketidaksikuan
vii) Puntir
viii) Tendon
7 - 34
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Tiang Pancang
i) Toleransi Dimensi
Dimensi penampang : 6 mm
Panjang total : 25 mm
Penyimpangan dari garis lurus : 1 mm per meter panjang
Ketidaksikuan pangkal : 2 mm dalam lebar pangkal
Selimut tulangan (termasuk : + 5 mm, - 3 mm
tendon)
Lubang keluar tendon pada acuan
dan kepala tiang pancang : 2 mm
Tendon : 1,5 mm
Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, maka tiang pancang harus dicor
dengan panjang utuh tanpa sambungan.
5) Sistem Pra-tegang
Sistem pra-tegang yang akan digunakan harus dipilih oleh Penyedia Jasa dengan
memenuhi semua ketentuan di dalamnya dan atas persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
Pada umumnya tidak terdapat perubahan pada posisi sentroid gaya pra-tegang total
sepanjang elemen tersebut dan pada besar gaya pra-tegang efektif akhir sebagaimana yang
diuraikan dalam Gambar.
a) Penyedia Jasa harus menyerahkan rincian sistem, peralatan dan bahan yang
hendak digunakan dalam operasi pra-tegang. Rincian tersebut harus meliputi
metode dan urutan tegangan, rincian lengkap untuk baja pra-tegang, perkakas
pengankuran, jenis selongsong dan setiap data relatif lainnya untuk operasi pra-
tegang. Malahan rincian tersebut harus menunjukkan setiap susunan dari baja
tulangan yang bukan pra-tegang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
7 - 35
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
sertifikat persetujuan ini selanjutnya harus tunduk pada persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan.
d) Untuk setiap jenis elemen pra-tegang Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 set
semua detail gambar kerja, disiapkan secara khusus untuk Kontrak, kepada
Pengawas Pekerjaan untuk peninjauan ulang. Setelah peninjauan ulang, 3 set
harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan, untuk digunakan selama
pelaksanaan. Detail gambar kerja harus meliputi judul pekerjaan, nama struktur
seperti ditunjukkan dalam Gambar, dan nomor Kontrak. Penyedia Jasa tidak boleh
menge-cor setiap elemen yang akan dipra-tegangkan sebelum peninjauan ulang
detail gambar kerja terinci selesai.
7) Ahli Pra-tegang
Penyedia Jasa harus menempatkan tim khusus ahli pra-tegang untuk kepentingan
pengawasan pekerjaan, sekurang-kurangnya seorang ahli kepala, untuk memberikan
petunjuk yang diperlukan selama operasi pra-tegang.
7.2.2 BAHAN
1) Beton
Beton harus dibuat memenuhi ketentuan dalam Seksi 7.1 sesuai dengan mutu yang
digunakan. Mutu beton untuk tiap jenis unit harus sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar.
2) Acuan
Acuan untuk unit pracetak harus memenuhi ketentuan dalam Seksi 7.1 dan dengan
ketentuan tambahan dalam seksi ini.
Acuan harus terbuat dari logam atau kayu yang dilapisi logam, atau kayu lapis yang kedap
air, dan harus cukup kuat sehingga tidak akan melendut melebihi batas-batas toleransi
selama pengecoran.
Penutup (seal) harus dipasang pada sambungan acuan untuk mencegah kehilangan pasta
semen.
Penumpulan acuan harus dilakukan pada semua sudut dan harus lurus dan sesuai dengan
bentuk dan garis yang tepat.
Pembentuk rongga harus dipasang dengan kencang dan harus dibungkus dengan pita
penutup berperekat sebagaimana yang diperlukan untuk mencegah masuknya adukan.
3) Graut (Grout)
Bahan tambah kimia (admixture) dapat digunakan bilamana disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan. Bahan plasticizer yang umum diperdagangkan untuk penyuntikan (grouting)
7 - 36
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
harus digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Bahan ini tidak boleh
mengandung chlorida, nitrat, sulfat atau sulfida.
4) Baja Tulangan
Batang baja dan tulangan anyaman harus sesuai dengan Seksi 7.3. dari Spesifikasi ini.
5) Baja Pra-tegang
Untaian kawat (strand) pra-tegang harus terdiri dari 7 kawat (wire) dengan kuat tarik
tinggi, bebas tegangan, relaksasi rendah dengan panjang menerus tanpa sambungan atau
kopel sesuai dengan SNI 1154-2016 dengan kelas untaian kawat dan kekuatan tarik batas
minimum sebagaimana yang ditunjukkan dalam Tabel 7.2.2.1, dan toleransi diameter
sebagaimana yang ditunjukan Tabel 7.2.2.2) serta sifat mekanis yang ditunjukkan daam
Tabel 7.2.2.3).
Kawat (wire) pra-tegang harus terdiri dari kawat dengan kuat tarik tinggi dengan panjang
menerus tanpa sambungan atau kopel dan harus sesuai dengan SNI 1155:2016.
Tabel 7.2.2.1) Kelas Untaian Kawat dan Kuat Tarik Batas Minimum
7 - 37
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
i) Pemasokan
Kawat baja dengan kuat tarik tinggi atau batang baja kuat tarik tinggi
yang akan digunakan dalam bentuk strand atau tendon pada pekerjaan
pra-tegang harus dipasok dalam gulungan berdiameter cukup besar agar
dapat mempertahankan sifat-sifat yang disyaratkan dan akan tetap lurus
7 - 38
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
bila dibuka dari gulungan tersebut. Bahan harus dalam kondisi baik, tidak
tertekuk atau bengkok.
Bahan tersebut harus bebas dari karat, kotoran, bahan lain yang lepas,
minyak, gemuk, cat, lumpur atau bahan-bahan lainnya yang tidak dike-
hendaki tetapi juga tidak licin karena digosok.
Bahan strand atau tendon, kawat, batang baja, ankur, selongsong harus
disimpan di bawah atap yang kedap air, diletakkan terpisah dari
permukan tanah dan harus dilindungi dari setiap kemungkinan kerusakan.
6) Pengankuran
Pengankuran harus mampu menahan paling sedikit 95% kuat tarik minimum baja pra-
tegang, dan harus memberikan penyebaran tegangan yang merata dalam beton pada ujung
tendon. Perlengkapan harus disediakan untuk perlindungan ankur dari korosi.
Perkakas pengankuran untuk semua sistem pasca-tarik (post-tension) akan dipasang tepat
tegak lurus terhadap semua arah sumbu tendon untuk pasca-tarik.
Ankur harus dilengkapi dengan selongsong atau penghubung yang cocok lainnya untuk
memungkinkan penyuntikan (grouting).
7) Selongsong
Selongsong yang disediakan untuk tendon pasca-tarik harus dibentuk dengan bantuan
selongsong berusuk yang lentur atau selongsong logam bergelombang yang digalvanisasi,
dan harus cukup kaku untuk mempertahankan profil yang diinginkan antara titik-titik
penunjang selama tekanan bekerja. Ujung selongsong harus dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan gerak bebas pada ujung ankur. Sambungan antara ruas-ruas
selongsong harus benar-benar merupakan sambungan logam dan segera harus ditutup
sampai rapat dengan menggunakan pita perekat tahan air untuk mencegah kebocoran
adukan.
Selongsong harus bebas dari belahan, retakan, dan sebagainya. Sambungan harus dibuat
dengan hati-hati dengan cara sedemikian hingga saling mengikat rapat dengan adukan.
Selongsong yang rusak harus dikeluarkan dari tempat kerja. Lubang udara harus dise-
diakan pada puncak dan pada tempat lainnya di mana diperlukan sedemikian hingga
penyuntikan pasta semen dapat mengisi semua rongga sepanjang seluruh panjang
selongsong sampai penuh.
8) Pekerjaan Lain-lain
Air yang digunakan untuk pembilasan selongsong harus mengandung baik kapur sirih
(kalsium oksida) maupun kapur tohor (kalsium hidro-oksida) dengan takaran 12 gram per
liter. Udara bertekanan, yang digunakan untuk meniup selongsong, harus bebas dari
minyak.
7 - 39
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7.2.3 PENGUJIAN
1) Umum
Strand, tendon, rakitan ankur dan batang untuk pekerjaan pra-tegang harus ditandai dengan
sejumlah nomor dan diberi label untuk keperluan identifikasi sebelum diangkut ke tempat
kerja.
Contoh yang diserahkan harus mewakili jumlah bahan yang akan disediakan dan untuk
kawat dan untaian kawat (strand) harus mempunyai induk gulungan (master roll) yang
sama. Contoh untuk pengujian harus diserahkan pada waktunya sehingga hasilnya dapat
diterima dengan baik sebelum waktu pekerjaan penarikan yang dijadwalkan.
3) Untaian Kawat (Strand), Kawat atau Batang Untuk Pasca-Tarik (Post Tension).
Panjang kawat yang cukup untuk membuat sebuah tendon paralel biasa dengan panjang
1,5 meter, terdiri dari jumlah kawat yang sama sebagaimana tendon yang akan disediakan,
harus diserahkan untuk pengujian.
Batang dilengkapi dengan : sebuah batang dengan panjang 1,5 meter antara
ujung berulir ujung-ujung uliran, harus diserahkan.
4) Rakitan Ankur
Bilamana rakitan ankur tidak disertakan dalam contoh penulangan, maka dua rakitan harus
diserahkan, lengkap dengan pelat distribusi, untuk setiap jenis dan ukuran yang akan
digunakan.
5) Penerimaan Sebelumnya
Bilamana sistem pra-tegang yang akan digunakan telah diuji sebelumnya dan disetujui oleh
Pengguna Jasa atau instansi lain yang dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan, maka
contoh dapat tidak diserahkan asalkan tidak terdapat perubahan dalam bahan, rancangan
atau rincian yang sebelumnya telah disetujui.
1) Umum
a) Tempat Pencetakan
7 - 40
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pipa acuan untuk membentuk lubang melintang dalam pekerjaan akhir atau
perkakas cetak lainnya yang akan membatasi regangan memanjang dalam elemen
acuan harus dilepas sesegera mungkin setelah pengecoran beton sedemikian rupa
sehingga pergerakan akibat penyusutan atau perubahan temperatur beton dapat
dikendalikan.
Bilamana diperlukan rongga dalam beton, maka pembentuk rongga beton harus
terpasang kaku dengan cara yang sedemikian hingga tidak terjadi pergeseran yang
cukup besar dalam segala arah selama pelaksanaan pengecoran.
Pembentuk rongga beton tidak boleh diikat pada tendon prategang, untuk
menjamin bahwa pola untaian kawat (strand) tidak mengalami distorsi akibat gaya
apung dari rongga tersebut.
c) Perlengkapan Pra-tegang
d) Perakitan Tendon
Tendon harus dirakit sesuai dengan petunjuk yang diikutsertakan dalam sertifikat
persetujuan pabrik.
Baja yang sangat berkarat atau baja yang keropos harus ditolak dan dikeluarkan
dari tempat kerja. Benda asing yang melekat pada baja harus dihilangkan setelah
pra-tegang atau sebelum penempatan dalam selongsong. Bilamana baja pra-tegang
untuk pekerjaan pratarik (pre-tension) dipasang sebelum pengecoran pada unit
tersebut, atau bilamana tidak disuntik dalam waktu 10 hari sejak pemasangan,
maka baja tersebut harus mengikuti ketentuan di atas untuk perlindungan terhadap
korosi dan ditolak jika berkarat. Dalam hal ini, bahan penghambat korosi harus
digunakan dalam selongsong setelah pemasangan baja.
7 - 41
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Ankur harus dirakit dengan tendon dengan cara sedemikian sehingga dapat
mencegah setiap pergeseran posisi, baik selama pemasangan maupun pengecoran.
e) Selimut Beton
Jika tidak ditentukan lain, maka selimut beton tidak boleh kurang dari 2 kali
diameter tendon atau 3 cm, diambil yang lebih besar. Selimut beton tersebut harus
ditambah 1,5 cm untuk beton yang kontak langsung dengan permukaan tanah atau
3,0 cm untuk elemen beton yang dipasang dalam air asin.
f) Pengecoran Beton
Beton tidak boleh dicor sampai Pengawas Pekerjaan telah memeriksa dan
menyetujui pemasangan baja tulangan, selongsong, ankur, dan baja pra-tegang.
Selongsong yang retak atau robek harus diganti.
Pengecoran harus sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini.
Beton harus digetar dengan hati-hati untuk menghindari pergeseran kabel, kawat,
selongsong, atau baja tulangan. Untuk bagian yang lebih dalam dan tipis,
penggetar luar yang ditempelkan pada acuan dapat dilaksanakan untuk menambah
getaran di bagian dalam. Baik sebelum pengecoran maupun segera sesudah
pengecoran beton, maka Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan bahwa semua
selongsong masih berfungsi dengan baik hingga dapat diterima oleh Pengawas
Pekerjaan.
g) Perawatan
2) Pra-tegang (Pre-stressing)
a) Umum
Tidak ada penegangan (stressing) yang boleh dilaksanakan tanpa persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan. Operasi penegangan (stressing) harus dilaksanakan di bawah
pengawasan dari suatu tim atau setidak-tidaknya seorang ahli yang sangat
berpengalaman dalam menggunakan peralatan tersebut dan disaksikan oleh
Pengawas Pekerjaan .
b) Penegangan (Stressing)
i) Keselamatan Kerja
7 - 42
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ii) Peralatan
i) Umum
7 - 43
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Landasan untuk mendukung gaya pra-tegang selama operasi pra-tegang harus dirancang
dan dibuat untuk menahan gaya-gaya yang timbul selama operasi pra-tegang. Landasan
harus dibuat sedemikian rupa sehingga bila terjadi slip pada ankur tidak menyebabkan
kerusakan pada landasan.
Landasan harus cukup kuat sehingga tidak terjadi lendutan atau kerusakan akibat beban
terpusat atau beban mati dari unit-unit yang ditunjang.
2) Penempatan Tendon
Tendon harus ditempatkan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar, dan harus
dipasang sedemikian hingga tidak bergeser selama pengecoran beton. Pada penempatan
tendon, perhatian khusus harus diberikan agar tendon tidak menyentuh acuan yang telah
diberi lapisan oil form. Bilamana terlihat tanda-tanda minyak pada tendon, maka tendon
harus segera dibersihkan dengan menggunakan kain yang dibasahi minyak tanah atau
bahan yang cocok lainnya.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar, gaya yang diperlukan adalah sisa gaya tendon pada
tengah-tengah setiap unit segera setelah semua tendon diankur pada dudukan dari landasan
dan berada dalam posisi lendutan akhir. Perbedaan gaya adalah 5 persen dari gaya yang
diperlukan. Besar gaya dongkrak yang diberikan harus dapat sudah termasuk pengurangan
gaya akibat slip pada perkakas ankur, masuknya baji (wedge draw-in) dan kehilangan
akibat gesekan (friction losses).
Cara penarikan tendon termasuk pemasangan dan penempatan setiap garis lengkung
tendon, perhitungan yang menunjukkan gaya-gaya pada ankur dan setiap titik lendutan,
dan perkiraan kehilangan gaya akibat gesekan, harus diserahkan kepada Pengawas
Pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelum dimulainya pembuatan elemen-elemen.
Tendon harus dilengkungkan bilamana ditunjukkan dalam Gambar, dengan perkakas yang
cukup kuat untuk memegang tendon dalam posisi yang sesuai, terutama selama penge-
coran dan operasi penggetaran. Kecuali disebutkan lain oleh Pengawas Pekerjaan, maka
alat pelengkung (hold down) harus diletakkan memanjang dalam 200 mm dan vertikal
dalam 5 mm dari lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar.
Alat pelengkung (hold down) harus dirancang sedemikian hingga pelengkung (deflectors)
yang dalam keadaan kontak langsung dengan untaian kawat (strand) berdiameter tidak
kurang dari diameter tendon atau 15 mm, mana yang lebih besar. Pelengkung (deflectors)
harus dibuat dari bahan yang tidak lebih keras dari baja mutu 36 sesuai dengan ketentuan
dari SNI 6764:2016
7 - 44
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa harus menyerahkan perhitungan yang menunjukkan bahwa alat pelengkung
telah dirancang dan dibuat untuk menahan beban terpusat yang diakibatkan dari gaya
pratarik yang diberikan.
Cara penarikan harus dapat menjamin bahwa gaya yang diperlukan dihasilkan dari semua
tendon di tengah-tengah bentang setiap unit, terutama bilamana lebih dari satu tendon atau
satu unit ditarik dalam suatu operasi penarikan.
Beton tidak boleh dicor lebih dari 12 jam setelah penarikan. Bilamana waktu ini dilampaui,
maka Penyedia Jasa harus memeriksa apakah kebutuhan gaya tarik tendon masih
dipertahankan. Bilamana penegangan ulang (re-stressing) diperlukan, maka perpanjangan
tendon yang terjadi harus ditahan dengan menggunakan pelat pengunci (shims) tanpa
mengganggu baji yang telah tertanam.
4) Prosedur Pra-tegang
Operasi penarikan harus dikerjakan oleh tenaga yang terlatih dan berpengalaman di
bidangnya.
Gaya pratarik harus diberikan dan dilepas secara bertahap dan merata.
Untuk menghilangkan kekenduran dan menaikkan tendon dari lantai landasan, maka gaya
100 kg atau sebesar yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan harus diberikan pada tendon.
Gaya awal harus diberikan untuk menghitung pemuluran yang diperlukan.
Tendon harus ditandai untuk pengukuran pemuluran setelah tegangan awal diberikan.
Bilamana diperlukan oleh Pengawas Pekerjaan, maka tendon harus ditandai pada kedua
ujungnya, ujung yang ditarik dan ujung yang mati serta pada kopel (bila digunakan),
sedemikian hingga slip dan masuknya tendon (draw-in) dapat diukur.
Bilamana terjadi slip pada salah satu kelompok tendon yang ditarik secara bersama-sama,
maka penarikan pada seluruh tendon harus dikendorkan, tendon-tendon diatur lagi dan
kelompok tendon tersebut ditarik kembali. Sebagai alternatif, jika tendon yang slip tidak
lebih dari dua, penarikan kelompok tendon dapat diteruskan sampai selesai dan tendon
yang kendor ditarik kemudian.
Gaya pra-tegang harus dipindahkan dari dongkrak penarik ke abutment landasan pra-
tegang segera setelah gaya yang diperlukan (atau pemuluran) dalam tendon telah tercapai,
dan tekanan dongkrak harus dilepas sebelum setiap operasi berikutnya dimulai.
7 - 45
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Persetujuan
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan usulan terinci cara
pemindahan gaya pra-tegang untuk mendapat persetujuan sebelum pemindahan
gaya dimulai.
Tidak ada tendon yang dilepas sebelum beton mencapai kuat tekan yang lebih
besar dari 85% kuat tekan beton berumur 28 hari yang disyaratkan dalam Gambar
dan didukung dengan pengujian benda uji standar yang dibuat dan dirawat sesuai
dengan unit-unit yang dicor.
Bilamana, setelah 28 hari, kuat tekan beton gagal mencapai kekuatan minimum
yang disyaratkan, maka tendon segera dilepaskan dan unit beton tersebut harus
ditolak.
Ketentuan jumlah benda uji kuat tekan beton yang diuraikan Seksi 7.1 berlaku.
c) Prosedur
Semua tendon harus diperiksa sebelum dilepas untuk memastikan bahwa tidak
terdapat tendon yang kendur. Bilamana terdapat tendon yang kendur, maka
Penyedia Jasa harus segera memberitahu Pengawas Pekerjaan sehingga Pengawas
Pekerjaan dapat memeriksa unit tersebut dan menentukan apakah unit tersebut
dapat dipakai terus atau harus diganti.
Semua tendon harus diberi tanda pada kedua ujung gelagar pratekan, agar dapat
dilakukan pencatatan bilamana terjadi slip atau masuknya tendon (draw-in).
Pelepasan tendon harus secara berangsur-angsur dan tidak boleh terhenti pada
waktu pelepasannya.
Pemanasan harus dilaksanakan merata pada seluruh panjang tendon dalam waktu
yang cukup untuk menjamin bahwa seluruh tendon telah regang (relax)
sepenuhnya sebelum dilakukan pemotongan. Beton tidak boleh dipanaskan secara
berlebihan, dan pemanasan tidak boleh dilakukan lang-sung pada setiap bagian
tendon yang berjarak kurang dari 10 cm dari permukaan beton unit tersebut.
7 - 46
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Masuknya tendon pada setiap tendon tidak boleh melampaui 3 mm pada setiap ujung,
kecuali disebutkan lain dalam Gambar.
1) Persetujuan
Kecuali disebutkan lain dalam Gambar, Penyedia Jasa dapat menentukan prosedur pra-
tegang yang dikehendakinya, di mana prosedur dan rencana pelaksanaan tersebut harus
diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelum setiap
pekerjaaan untuk unit pasca-tarik dimulai.
2) Penempatan Ankur
Setiap ankur harus ditempatkan tegak lurus terhadap garis kerja gaya pra-tegang, dan
dipasang sedemikian hingga tidak akan bergeser selama pengecoran beton.
Bilamana ditentukan dalam Gambar bahwa plat baja digunakan sebagai ankur, maka
bidang permukaan beton yang kontak langsung dengan plat baja tersebut harus rata, daktil
(ductile) dan diletakkan tegak lurus terhadap arah gaya pra-tegang. Ankur pelat baja dapat
ditanam pada adukan semen sebagaimana yang disetujui atau diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
Sesudah pekerjaan pra-tegang dan penyuntikan selesai, ankur harus ditutup dengan beton
dengan tebal paling sedikit 3 cm.
3) Penempatan Tendon
Lubang ankur harus ditutup untuk menjamin bahwa tidak terdapat pasta semen atau bahan
lainnya masuk ke dalam lubang selama pengecoran.
Segera sebelum penarikan, Penyedia Jasa harus menunjukkan bahwa semua tendon bebas
bergerak antara titik-titik pengankuran dan elemen-elemen tersebut bebas untuk
menampung pergerakan horisontal dan vertikal sehubungan dengan gaya pra-tegang yang
diberikan.
Gaya pra-tegang boleh diberikan pada baja setelah kekuatan setelah mencapai kekuatan
beton minimum 85% terhadap kekuatan desain atau seperti yang disyaratkan dalam
Gambar, setelah pengecoran jika perawatan dengan pembasahan digunakan, ataupun jika
perawatandengan uap digunakan.
7 - 47
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Bilamana unit-unit terdiri dari elemen-elemen yang disambung, kekuatan yang dipindah-
kan ke bahan sambungan paling sedikit harus sama dengan kekuatan yang dipindahkan
pada unit beton.
Pengukuran gaya pra-tegang yang dilakukan dengan cara langsung mengukur tekanan
dongkrak atau tidak langsung dengan mengukur pemuluran. Kecuali disebutkan lain dalam
Gambar, Pengawas Pekerjaan akan menentukan prosedur yang diambil setelah
pengamatan kondisi dan ketelitian yang dapat dicapai oleh kedua prosedur tersebut.
Penyedia Jasa harus menetapkan titik duga untuk mengukur perpanjangan dan tekanan
dongkrak samapai dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menambahkan gaya pra-tegang yang diperlukan untuk mengatasi
kehi-langan gaya akibat gesekan dan pengankuran. Besar gaya total dan perpanjangan yang
dihitung harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum penegangan (stressing) dimulai.
Segera setelah pengankuran, maka tegangan dalam tendon pra-tegang tidak boleh melam-
paui 70% dari beban yang ditetapkan. Selama penegangan (stressing), maka nilai tersebut
tidak boleh melampaui 80%.
Tendon harus ditegangkan secara bertahap dengan kecepatan yang tetap. Gaya dalam
tendon harus diperoleh dari pembacaan pada dua buah dial (arloji) atau alat pengukur
tekanan yang menyatu dengan peralatan tersebut. Perpanjangan tendon dalam gaya total
yang disetujui tidak boleh melampaui 5 % dari perhitungan perpanjangan yang disetujui.
Bilamana perpanjangan yang diperlukan tidak dapat dicapai maka gaya dongkrak dapat
ditingkatkan sampai 75% dan beban yang ditetapkan untuk tendon. Bilamana perbedaan
pemuluran antara yang diukur dengan yang dihitung, lebih dari 5%, maka tidak perlu
dilakukan penarikan lebih lanjut sampai perhitungan dan peralatan tersebut diperiksa.
Penegangan (stressing) harus dari salah satu ujung, kecuali disebutkan lain dalam Gambar
atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Bilamana pekerjaan pra-tegang telah dilakukan sampai diterima oleh Pengawas Pekerjaan,
maka tendon harus dijangkarkan. Tekanan dongkrak kemudian harus dilepas dengan
sedemikian rupa sehingga dapat menghindari goncangan terhadap ankur atau tendon
tersebut.
Bilamana tarikan ke dalam (pull-in) tendon pada pengankuran akhir lebih besar dari yang
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, maka beban harus dilepas secara bertahap dengan
kecepatan tetap dan penarikan dapat diulangi. Pengulangan ini hanya dapat dilakukan satu
kali saja.
7 - 48
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Umum
Gaya tarik pendahuluan, untuk menegangkan tendon dari posisi lepasnya, harus
diatur agar besarnya cukup akan tetapi tidak mengganggu besarnya gaya yang
diperlukan yang akan digunakan untuk setiap prosedur.
Setelah tendon ditegangkan, kedua ujungnya diberi tanda untuk memulai peng-
ukuran pemuluran. Bilamana Pengawas Pekerjaan menghendaki untuk menentu-
kan kesalahan pembacaan pemuluran (zero error in measuring elongation) selama
proses penegangan (stressing), data bacaan dynamometer dan pengukuran
pemuluran harus dicatat dan dibuat grafiknya untuk setiap tahap penegangan
(stressing).
Bilamana slip terjadi pada satu tendon atau lebih dari sekelompok tendon,
Pengawas Pekerjaan dapat mengizinkan untuk menaikkan pemuluran tendon yang
belum ditegangkan asalkan gaya yang diberikan tidak akan melebihi 85%
kekuatan maksimumnya.
Bilamana tendon slip atau putus, yang mengakibatkan batas toleransi yang
diizinkan dilampaui, tendon tersebut harus dilepas, atau diganti jika perlu, sebelum
ditarik ulang.
7 - 49
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penegangan (stressing) pada salah satu ujung harus dilakukan untuk menentukan
kehilangan gesekan (friction loss), jika diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Kedua dongkrak dihubungkan pada kedua ujung dari setiap tendon. Salah satu
dongkrak diberikan perpanjangan paling tidak 2,5 cm sebelum dongkrak lainnya
dihu-bungkan. Tendon yang masih kendor harus dikencangkan, dan tendon yang
per-tama-tama ditegangkan adalah pada dongkrak yang tidak diberi perpanjangan
(disebut leading jack).
Dongkrak yang tidak diberi gaya (disebut trailing jack) harus dipasang sedemikian
hingga gaya yang dipindahkan pada ujung ini dapat dicatat. Penegangan
(stressing) ujung ini harus dilanjutkan sampai pemuluran mendekati 75% dari total
pemuluran yang diperkirakan pada ujung trailing jack. Penegangan (stressing)
kemudian dilanjutkan dengan memberi gaya hanya pada trailing jack, sampai pada
kedua dongkrak tersebut tercatat gaya yang sama. Kedua dongkrak selanjutnya
dikerjakan dengan mempertahankan gaya yang sama pada kedua dongkrak,
sampai penarikan selesai.
Bilamana ditunjukkan dalam Gambar bahwa tendon harus ditarik pada satu ujung
(biasanya bentang pendek), maka hanya satu dongkrak yang digunakan. Setelah
tendon ditegangkan, kedua ujung ditandai untuk mengukur pemuluran masuknya
tendon (draw-in).
Lubang penyuntikan harus disediakan pada ankur, pada titik atas dan bawah profil tendon
dan pada titk-titik lainnya yang cocok. Jumlah dan lokasi titik-titik ini harus disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan tetapi tidak boleh lebih dari 30 meter pada bagian dari panjang
selongsong. Lubang penyuntikan dan lubang pembuangan udara paling tidak harus
berdiameter 10 mm dan setiap lubang harus ditutup dengan katup atau perleng-kapan
sejenis yang mampu menahan tekanan 10 kg/cm2 tanpa kehilangan air, suntikan atau udara.
Tendon harus disuntik dalam waktu 24 jam sesudah penegangan (stressing) selesai
dilakukan kecuali jika ditentukan lain oleh Pengawas Pekerjaan.
Lubang penyuntikan harus diuji dengan diisi air bertekanan 8 kg/cm2 selama satu jam
sebelum penyuntikan. Selanjutnya selongsong harus dibersihkan dengan air dan udara
bertekanan.
Peralatan pencampur harus dapat menghasilkan adukan semen dengan kekentalan yang
homogen dan harus mampu memasok secara menerus pada peralatan penyuntikan.
Peralatan penyuntikan tersebut harus mampu beroperasi secara menerus dengan sedikit
variasi tekanan dan harus mempunyai sistem untuk mengalirkan kembali adukan bilamana
penyuntikan sedang tidak dijalankan. Udara bertekanan tidak boleh digunakan. Peralatan
tersebut harus mempunyai tekanan tetap yang tidak melebihi 8 kg/cm2. Semua pipa yang
disambungkan ke pompa penyuntikan harus mempunyai suatu lengkung minimum, katup
dan sambungan penyesuai antar diameter. Semua pengatur arus ke pompa harus disetel
dengan saringan 1,0 mm. Semua peralatan, terutama pipa, harus dicuci sampai bersih
dengan air bersih setelah setiap rangkaian operasi dan pada akhir operasi setiap hari.
Interval waktu antar pencucian tidak boleh melebihi dari 3 jam. Peralatan tersebut harus
mampu mempertahankan tekanan pada selongsong yang telah disuntik sampai penuh dan
7 - 50
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
harus dilengkapi dengan katup yang dapat terkunci tanpa kehilangan tekanan dalam
selongsong. Pertama-tama air dimasukkan ke dalam alat pencampur, kemudian semen.
Bilamana telah dicampur sampai merata, jika digunakan, maka bahan tambah kimia
(admixture) akan ditambahkan. Pengadukan harus dilanjutkan sampai diperoleh suatu
kekentalan yang merata. Rasio air - semen pada campuran tidak akan melebihi 0,45
menurut takaran berat kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Pekerjaan. Pencampuran
tidak boleh dilakukan secara manual. Penyuntikan harus dikerjakan dengan cukup lambat
untuk menghindari timbulnya segregasi adukan pasta semen. Cara penyuntikan pasta
semen harus sedemikian hingga dapat menjamin bahwa seluruh selongsong terisi penuh
dan penuh di sekeliling tendon. Grauting harus dapat mengalir dari ujung bebas selongsong
sampai kekentalannya ekivalen dengan grauting yang disuntikkan. Lubang masuk harus
ditutup dengan rapat. Setiap lubang grouting harus ditutup dengan cara yang serupa secara
berturut-turut dalam arah aliran. Setelah suatu jangka waktu yang semestinya, maka
penyuntikan selanjutnya harus dilaksanakan untuk mengisi setiap rongga yang mungkin
ada.
Setelah semua lubang ditutup, tekanan penyuntikan harus dipertahankan pada 8 kg/cm2
paling tidak selama satu menit.
Selongsong penyuntikan tidak boleh terpengaruh oleh goncangan atau getaran dalam
waktu 1 hari setelah penyuntikan.
Tidak kurang dari 2 hari setelah penyuntikan, permukaan adukan dalam penyuntikan dan
lubang pembuangan udara harus diperiksa dan diperbaiki sebagaimana diperlukan.
Ujung tendon harus dipotong sedemikian rupa sehingga minimum terdapat selimut beton
setebal 3 cm pada ujung gelagar (end block).
Segera setelah pembongkaran acuan samping dan melaksanakan perbaikan kecil, maka
unit-unit harus diberi tanda untuk memudahkan indentifikasi di kemudian hari. Untuk
memberi tanda unit-unit tersebut harus digunakan jenis cat tahan cuaca. Data yang
ditandakan pada semua unit harus mencakup nomor rujukan dan tanggal pengecoran.
Selain itu pelat pracetak harus mempunyai data yang digoreskan pada permukaan atas
segera setelah pengecoran. Juga tiang pancang harus diberi tanda ukuran panjang yang
jelas dan permanen di sepanjang panjang tiang, dengan interval satu meter yang diukur dari
ujung tiang panjang.
Perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan dan pemindahan unit-unit beton
pracetak. Gelagar dan pelat pracetak harus diangkat dengan alat pengangkat atau melalui
lubang-lubang dibuat pada unit-unit tersebut, dan harus diangkut dalam posisi tegak. Titik
angkat, bentuk dan posisinya harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Penyangga dan
penggantung yang cocok harus digunakan setiap saat dan tidak boleh ada unit beton
pracetak yang akan digerakkan sampai sepenuhnya lepas dari permukaan tanah.
Unit-unit beton pracetak yang rusak akibat penyimpanan dan penanganan yang tidak
sebagaimana mestinya harus diganti oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri.
7 - 51
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Bilamana cara pengangkatan dan pengangkutan gelagar tidak disebutkan dalam Gambar,
maka Penyedia Jasa harus menyerahkan cara yang diusulkan kepada Pengawas Pekerjaan.
Setelah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus mengikuti cara yang
telah disetujui.
3) Penyimpanan
Unit-unit harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan permukaan tanah dan
ditempatkan pada penyangga kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun baik musim
hujan maupun kemarau, akibat beban dari unit-unit tersebut. Bilamana unit-unit tersebut
disusun dalam lapisan-lapisan, makabanyaknya lapisan tersebut tidak boleh melebihi dari
yang disyaratkan atau diizinkan. Penyangga untuk setiap lapisan harus dipasang di atas
lapisan yang terdahulu. Untuk gelagar dan tiang pancang, penyangga harus dipasang pada
jarak tidak lebih dari 20% dari ukuran panjang unit, yang diukur dari setiap ujung.
Semua baja pra-tegang harus dilindungi dari kerusakan fisik dan karat atau akibat lain dari
korosi setiap saat dari pembuatan sampai penyuntikan. Baja pra-tegang yang telah
mengalami kerusakan fisik pada setiap saat harus ditolak. Baja pra-tegang harus dibungkus
dalam peti kemas atau bentuk pengiriman lainnya untuk melindungi baja tersebut dari
kerusakan fisik. Bahan pencegah korosi harus dimasukkan ke dalam kemasan atau bentuk
lainnya, atau bila diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan, dapat digunakan langsung pada baja
pra-tegang. Bahan pencegah korosi tidak boleh mempunyai pengaruh yang merusak pada
baja pra-tegang atau beton atau kekuatan ikat (bond strength) baja pada beton. Kemasan
atau bentuk lainnya yang rusak oleh berbagai sebab harus segera diganti atau diperbaiki
hingga mencapai kondisi semula. Kemasan atau bentuk lainnya harus ditandai dengan jelas
dengan suatu keterangan bahwa kemasan berisi baja pra-tegang berkekuatan tinggi, dan
perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan, jenis macam dan jumlah bahan
pencegah korosi yang digunakan (termasuk tanggal sewaktu dimasukkan), petunjuk
pengamanan dan petunjuk penggunaan.
1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari perakitan, penyambungan dan penegangan (stressing) segmen-
segmen pracetak di lapangan. Unit-unit ini harus difabrikasi sesuai dengan ketentuan dalam
Seksi ini.
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan detail rancangan acuan,
metode pemasangan dan perakitan untuk mendapat persetujuan paling sedikit 4 minggu
sebelum tanggal memulai perakitan segmen-segmen ini.
Segmen-segmen harus dirakit pada acuan atau pada penyangga di atas tanah lapang.
Penyedia Jasa harus merancang sistem penyangga untuk menyalurkan semua beban yang
mungkin terjadi, dan harus menyertakan perlengkapan untuk menyesuaikan posisi setiap
segmen selama perakitan.
7 - 52
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Unit harus dirakit dengan ketidaktepatan alinyemen selongsong dan permukaan luar
seminimum mungkin serta harus berada dalam toleransi yang diberikan dalam Pasal
7.2.1.4) dari Spesifikasi ini.
3) Sambungan Beton
Beton yang digunakan untuk sambungan dan diafragma yang terkait atau beton yang
dimasukkan lainnya untuk pelaksanaan pasca-tarik (post-tension) harus sesuai dengan
ketentuan Seksi 7.1 dari Spesifikasi kecuali bilamana dimodifikasi di bawah ini.
Kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Pekerjaan, maka tebal efektif sambungan
maksimum harus 10 mm.
Sambungan beton harus mempunyai kekuatan yang sama dengan beton tersebut sebelum
diberi gaya pra-tegang seperti yang diuraikan dalam Pasal 7.2.6.4) dari Spesifikasi ini.
Bahan untuk beton harus dipilih dengan teliti dan sesuai dengan proporsi rancangan
campuran untuk memperoleh beton sambungan dengan kekuatan yang disyaratkan dan
warna yang serupa dengan segmen-segmen tersebut. Bilamana diminta oleh Pengawas
Pekerjaan maka Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh usulan sambungan beton yang
telah dirawat untuk membandingkan warna beton sambungan dan beton semula.
Sambungan beton antara segmen-segmen harus ditempatkan dalam cetakan yang me-
menuhi bentuk, garis dan dimensi yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan ini.
Acuan harus kaku, kedap air, diperkaku dan diikat bersama agar posisi dan bentuknya
selama pengecoran beton tidak berubah. Ketepatan acuan terhadap segmen-segmen harus
sedemikian hingga diperoleh sambungan yang kedap air, tepat (pas) dengan permukaan
yang bersebelahan. Acuan harus sedemikian hingga permukaan yang halus dan rata dapat
diperoleh.
Sambungan antara segmen-segmen harus diisi penuh dengan beton yang dipadatkan
dengan kuat tekan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Permukaan yang akan
diisi beton harus dikasarkan sampai mencapai permukaan yang padat dan keras. Sebelum
pengecoran, permukaan tersebut harus dibersihkan dari semua kotoran dan benda-benda
asing lainnya.
Sambungan beton harus dilaksanakan dengan pengawasan Pengawas Pekerjaan dan setiap
sambungan beton yang dilaksanakan tanpa pengawasan Pengawas Pekerjaan atau dilak-
sanakan tidak memenuhi ketentuan harus dibongkar oleh Penyedia Jasa dan harus dibuat
lagi tanpa tambahan biaya.
Perhatian khusus harus diberikan selama pengecoran dan pemadatan beton agar setiap
kerusakan pada selongsong dapat dihindarkan. Alat penggetar tidak boleh bersentuhan
langsung dengan selongsosng. Bilamana selongsong rusak selama pengecoran, seluruh
atau sebagian pengecoran beton ini dapat ditolak oleh Pengawas Pekerjaan.
Setelah pengecoran beton, permukaan atas dari sambungan harus diratakan sampai sama
dengan permukaan atas segmen-segmen yang bersebelahan dan harus ditutup agar ter-
hindar dari pengeringan dini. Beton sambungan harus dirawat dengan satu cara atau lebih
seperti yang diuraikan dalam Pasal 7.1.5 dari Spesifikasi ini selama minimum 7 hari.
7 - 53
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pengecoran ceruk ankur pada gelagar segmental pasca-tarik harus dilaksanakan sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam Gambar dan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi
ini.
5) Kerusakan Unit-unit
Bilamana setiap unit yang difabrikasi atau diterima oleh Pengawas Pekerjaan, ternyata
rusak seperti retak, mengelupas atau deformasi pada baja tulangan, unit yang demikian
harus disisihkan sampai diperiksa oleh Pengawas Pekerjaan, yang akan menentukan
apakah unit tersebut ditolak dan dikeluarkan dari lapangan pekerjaan atau diperbaiki oleh
Penyedia Jasa.
Biaya untuk perbaikan ini, atau penyingkiran atas unit-unit yang ditolak, dan semua biaya
untuk mengganti unit-unit ini di lapangan harus menjadi beban Penyedia Jasa.
1) Penerimaan Unit-unit
Bilamana unit-unit difabrikasi di luar tempat kerja, maka Penyedia Jasa harus memeriksa
mutu dan kondisi pada saat barang tiba di tempat dan harus segera melapor secara tertulis
kepada Pengawas Pekerjaan untuk setiap cacat atau kerusakan. Penyedia Jasa bertang-
gungjawab atas semua kerusakan yang terjadi pada unit-unit setelah barang tiba di tempat.
Semua baut yang tertanam dan lubang untuk batang melintang, dan sebagainya harus
diluruskan dengan hati-hati selama pemasangan unit-unit tersebut. Batang baja harus
dipasang pada lubang untuk tulangan melintang sewaktu perakitan berlangsung, agar dapat
menjamin penempatan lubang dengan tepat.
7 - 54
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Cara Pengukuran
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran, harus merupakan jumlah aktual unit-
unit beton struktur pracetak pratekan, kecuali tiang pancang, dari berbagai jenis
dan ukuran yang dipasang di tempat, selesai dikerjakan dan diterima. Setiap unit
harus mencakup beton, baja tulangan, acuan dan baja pra-tegang bersama dengan
selongsong, ankur, pelat, mur, alat pengangkat, dan bahan-bahan lain yang
terdapat di dalamnya atau disertakan pada unit-unit tersebut. Fabrikasi dan
pemancangan tiang pancang harus diukur terpisah sesuai dengan Seksi 7.6 dari
Spesifikasi ini.
Beton harus diukur sesuai dengan Seksi 7.1 dan baja tulangan harus diukur sesuai
dengan Seksi 7.3 serta baja pra-tegang harus diukur sebagai berat baja pra-tegang
teoritis dalam kilogram yang ditunjukkan dalam Gambar. Pengukuran ini harus
diambil sebagai berat dari untaian kawat (strand) atau batang (bar) yang diukur
antara tepi luar pengankuran, dan tidak boleh mencakup berat selongsong, ankur,
dan sebagainya.
Unit-unit yang telah ditolak karena beton tidak memenuhi ketentuan, rusak selama
penanganan, penyimpanan, pengangkutan atau pemasangan, atau untuk setiap
alasan lainnya tidak boleh diukur untuk pembayaran.
2) Pembayaran
7 - 55
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
biaya lainnya yang diperlukan atau biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana
mestinya atas pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
Beton harus dibayar menurut Seksi 7.1 dan Baja Tulangan harus dibayar
menurut Seksi 7.3 dari Spesifikasi ini.
Untaian kawat (strand) atau batang pra-tegang, yang diukur seperti disyarat-
kan di atas, harus dibayar dengan Harga Penawaran untuk Mata Pembayaran,
per kilogram di tempat, ditarik dan diterima, sebagaimana yang terdapat di
bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga dan pembayaran tersebut harus dianggap kompensasi penuh untuk baja
prategang, selongsong, ankur, kopel, spiral, penyangga untuk tendon, penarikan,
penyuntikan dan pekerjaan penyelesaian akhir, termasuk semua tenaga kerja,
peralatan, perkakas, pengujian dan semua biaya lainnya yang diperlukan atau
biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan yang
diuraikan dalam Seksi ini.
7 - 56
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 57
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 58
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.3
BAJA TULANGAN
7.3.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
2) Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar
Kerja daftar penulangan (bar schedule) untuk beton untuk mendapat persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan
4) Standar Rujukan
5) Toleransi
a) Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam SNI 03-6816-2002.
b) Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup
bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut :
7 - 59
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Tebal selimut beton nominal (mm) untuk beton dengan kuat tekan
Klasifikasi f'c yang tidak kurang dari
Lingkungan
20 MPa 25 MPa 30 MPa 35 MPa 40 MPa
A 35 30 25 25 25
B1 (65) 45 40 35 25
B2 - (75) 55 45 35
C - - (90) 70 60
Catatan:
Tanda kurung menunjukkan tebal selimut untuk lingkungan di luar batas koridor jika terpaksa digunakan
Tebal selimut beton nominal (mm) untuk beton dengan kuat tekan
Klasifikasi f'c yang tidak kurang dari
Lingkungan
20 MPa 25 MPa 30 MPa 35 MPa 40 MPa
A 25 25 25 25 25
B1 (50) 35 30 25 25
B2 - (60) 45 35 25
C - - (65) 50 40
Catatan:
Tanda kurung menunjukkan tebal selimut untuk lingkungan di luar batas koridor jika terpaksa digunakan
Tabel 7.3.1.3) Selimut Beton untuk Komponen yang Dibuat dengan Cara Diputar
Persyaratan ini berlaku untuk struktur dan komponen beton bertulang dan beton pratekan
dengan umur rencana 50 tahun atau lebih. Persyaratan ini diberlakukan sehubungan dengan
kondisi dan klasifikasi lingkungan. Klasifikasi lingkungan yangberpengaruh terhadap
struktur beton seperti berikut:
7 - 60
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
secara khusus agar dapat menjamin keawetan jangka panjang komponen struktur dalam
lingkungan tidak terlindung yang khusus.
a) Penyedia Jasa harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi
label, dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang, panjang
dan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan pada diagram
tulangan.
7 - 61
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
8) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam segala hal
tidak membebaskan Penyedia Jasa atas tanggung jawabnya untuk memastikan
ketelitian dari daftar dan diagram tersebut. Revisi bahan yang disediakan sesuai
dengan daftar dan diagram, untuk memenuhi rancangan dalam Gambar, harus atas
biaya Penyedia Jasa.
b) Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diizinkan dalam pekerjaan :
d) Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk pemotongan dan
pembengkokan tulangan, baik jika melakukan pemesanan tulangan yang telah
dibengkokan maupun tidak, dan harus menyediakan persediaan (stok) batang
lurus yang cukup di tempat, untuk pembengkokan sebagaimana yang diperlukan
dalam memperbaiki kesalahan atau kelalaian.
Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diizinkan bila secara jelas disahkan
oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana baja tulangan diganti, maka luas penampang yang
dipasang harus sama atau lebih besar daripada ukuran yang tertera pada Gambar.
7.3.2 BAHAN
1) Baja Tulangan
a) Baja tulangan harus baja polos atau sirip dengan mutu yang sesuai dengan
Gambar dan memenuhi Tabel 7.3.2.1) berikut ini :
7 - 62
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Uji Tarik
Kelas Kuat luluh/leleh (YS) Kuat Regangan dalam
Baja Tarik (TS) 200 mm Min.
Tulangan MPa MPa %
BjTP 280 Min.280 Maks.405 Min.350
b) Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang di las yang memenuhi SNI 03-6812-2002 dapat digunakan.
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton
pracetak dengan mutu seperti yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dari Spesifikasi
ini, terkecuali disetujui lain oleh Pengawas Pekerjaan. Kayu, bata, batu atau bahan lain
tidak boleh diizinkan sebagai tumpuan.
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi SNI 07-
6401-2000 yang dipasang bersilangan.
1) Pembengkokan
a) Terkecuali ditentukan lain oleh Pengawas Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di
lapangan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil
untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.
7 - 63
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkok-kan
dengan mesin pembengkok.
b) Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebu-tuhan
selimut beton minimum yang disyaratkan dalam Pasal 7.3.1.5) di atas, atau seperti
yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
d) Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan
pada Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan
pada Gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan tertulis dari Pengawas
Pekerjaan. Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian
hingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang
sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.
h) Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan
bagian tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman.
Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan
harus dihentikan pada sambungan antara pelat.
i) Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup
lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan pasta
semen (semen dan air saja).
j) Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk
memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja
atau beban konstruksi lainnya.
7 - 64
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Cara Pengukuran
a) Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh
Pengawas Pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang
aktual yang dipasang, atau luas anyaman baja yang dihampar, dan satuan berat
dalam kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter persegi
luas anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan akan
didasarkan atas berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja, atau bila
Pengawas Pekerjaan memerintahkan, atas dasar pengujian penimbangan yang
dilakukan Penyedia Jasa pada contoh yang dipilih oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatan
atau pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat
untuk pembayaran.
2) Dasar Pembayaran
Jumlah baja tulangan yang diterima, yang ditentukan seperti yang diuraikan di atas, harus
dibayar pada Harga Penawaran Kontrak untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan di
bawah ini, dan terdaftar dalam Daftar Kuantitas, di mana pembayaran tersebut merupa-
kan kompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan bahan, termasuk
semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan pelengkap lain untuk
menghasilkan pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
7 - 65
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 66
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.4
BAJA STRUKTUR
7.4.1 UMUM
1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan Baja Struktur adalah bahan struktur jembatan baja
seperti jembatan rangka baja, gelagar baja, gelagar baja komposit termasuk
elemen baja seperti gelagar, pelat, baut, mur, ring, diafragma yang digunakan
sebagai suatu komponen struktur jembatan baja.
b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup struktur baja dan elemen
baja dari struktur baja komposit, yang dilaksanakan memenuhi garis,
kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang ditetapkan
oleh Pengawas Pekerjaan. Pekerjaan ini terdiri atas pelaksanaan struktur baja
baru, pelebaran dan perbaikan dari struktur.
d) Pekerjaan dalam Seksi dari Spesifikasi ini juga termasuk pemasangan struktur
jembatan baja hasil rancangan patent, seperti jembatan rangka (truss) baja,
gelagar komposit, Bailey atau sistem rancangan lainnya yang dibeli
sebelumnya oleh Pengguna Jasa, di atas fondasi yang telah dipersiapkan.
Pekerjaan pemasangan akan mencakup sebagaimana yang diperlukan,
penanganan, pemeriksaan, identifikasi dan penyimpanan semua bahan pokok
lepas, pemasangan landasan, pra-perakitan, peluncuran dan penempatan posisi
akhir struktur jembatan, pencocokan elemen utama lantai jembatan dan operasi
lainnya yang diperlukan untuk pemasangan struktur jembatan rangka baja
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini.
7 - 67
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan
yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada Pasal
7.4.2.
b) Mutu Bahan
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan
dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam
Pasal 7.4.1.5).
a) Diameter Lubang
i) Lubang pada elemen utama : - 0,4 mm , + 1,2 mm
ii) Lubang pada elemen sekunder : - 0,4 mm , + 1,8 mm
b) Alinyemen Lubang
(i) Elemen utama, dibuat di bengkel : - 0,4 mm , + 0,4 mm
(ii) Elemen sekunder, dibuat di lapangan : - 0,6 mm , + 0,6 mm
c) Gelagar
Lendutan Balik :
Penyimpangan dari lendutan balik (camber) yang disyaratkan (- 0,2 mm , + 0,2
mm) per meter panjang gelagar atau (- 6 mm , + 6 mm) dipilih mana yang lebih
kecil.
Penyimpangan lateral dari garis lurus di antara pusat-pusat landasan 0,1 mm per
meter panjang gelagar sampai suatu maksimum sebesar 3 mm.
Penyimpangan lateral antara sumbu badan (web) dan sumbu flens dalam gelagar
susun : maksimum 3 mm.
Kombinasi kelengkungan dan kemiringan flens pada gelagar atau balok yang
dilas akan ditentukan dengan pengukuran penyimpangan kepala jembatan flens
terhadap bidang badan (web) pada pertemuan sumbu badan (web) dengan
permukaan luar dari pelat flens. Penyimpangan ini tidak boleh melebihi 1/200
dari lebar flens total atau 3 mm, dipilih mana yang lebih besar.
Ketidakrataan dari landasan atau dudukan :
(i) Ditempatkan pada penyuntikan (grouting) : maksimum 3,0 mm
(ii) Ditempatkan di atas baja, adukan mortar khusus : maksimum 0,25 mm.
7 - 68
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
5) Standar Rujukan
AASHTO :
AASHTO M111M/M111-15 : Zinc (Hot-Dip Galvanized) Coatings on Iron and Steel
Products.
AASHTO M169-15 : Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality
AASHTO M270M/M270-15 : Carbon And High-strength Low-Alloy Structural Steel
Shapes, Plates, and Bars and Quenched-and-
Tempered Alloy Structural Steel Plates for Bridges.
ASTM :
ASTM A307-14e1 : Standard Specification for Carbon Steel Bolts, Studs,
and Threaded Rod 60,000 PSI Tensile Strength
ASTM F3125/F3125M-15a : Standard Specification for High Strength Structural
Bolts, Steel and Alloy Steel, Heat Treated, 120 ksi (830
MPa) and 150 ksi (1040 MPa) Minimum Tensile
Strength, Inch and Metric Dimensions.
7 - 69
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Struktur baja jembatan yang diajukan oleh Penyedia Jasa harus bisa dibuktikan
memenuhi persyaratan teknis baik melalui pemodelan dan pengujian.
d) 3 (tiga) salinan dari semua Gambar Kerja terinci yang disiapkan oleh atau atas
nama Penyedia Jasa harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan untuk
disetujui. Persetujuan ini tidak membebaskan tanggung jawab Penyedia Jasa
terhadap pekerjaan dalam Kontrak ini.
g) Untuk jembatan struktur baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa, Penyedia
Jasa harus menyerahkan rincian jadwal pekerjaan dan perlengkapan
pengendalian lalu lintas untuk semua jembatan yang akan dipasang dan harus
mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan sebelum memulai operasi
pemasangan.
7) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan Baja Struktur yang disediakan Penyedia Jasa
a) Penyimpanan Bahan
b) Perlindungan Bahan
Bahan harus dilindungi dari korosi, dan kerusakan lainnya dan harus tetap bebas
dari kotoran, minyak, gemuk, dan benda-benda asing lainnya. Perlindungan
korosi dapat dilakukan dengan galvanisasi dan atau pengecatan pada
permukaannya
7 - 70
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
(1) Galvanisasi
(2) Pengecatan
Permukaan yang akan dicat harus bersih dan bebas dari lemak, debu,
produk korosi, residu garam, dan sebagainya.
Komponen struktur jembatan yang menurut pendapat Pengawas Pekerjaan tidak dirakit
dan/atau dipasang sesuai ketentuan dari Spesifikasi ini atau dianggap tidak memenuhi
ketentuan dalam hal lainnya, harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan. Perbaikan dapat termasuk penggantian komponen yang rusak atau
hilang dan pemasangannya, pelurusan pelat yang bengkok, perbaikan pelapisan
permukaan yang rusak atau hal-hal lainnya yang dianggap perlu oleh Pengawas
Pekerjaan.
Beban pekerjaan perbaikan yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sebagai akibat
adanya komponen yang rusak atau hilang karena kelalaian Penyedia Jasa menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
Pekerjaan baja yang rusak selama penyimpanan, penanganan atau pemasangan harus
diperbaiki sampai disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Setiap bahan atau sambungan yang
rusak sebelum diperbaiki harus ditolak dan segera disingkirkan dari pekerjaan.
Elemen baja dengan dimensi di luar toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 7.4.1.4) tidak
akan diterima untuk digunakan dalam pekerjaan.
Untuk jembatan struktur baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa, ekemen struktur
jembatan yang menurut pendapat Pengawas Pekerjaan tidak dirakit dan/atau dipasang
sesuai ketentuan dari Spesifikasi ini atau dianggap tidak memenuhi ketentuan dalam hal
lainnya, harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Perbaikan dapat termasuk penggantian elemen yang rusak atau hilang dan
pemasangannya, pelurusan pelat yang bengkok, perbaikan lapisan permukaan yang
rusak atau hal-hal lainnya yang dianggap perlu oleh Pengawas Pekerjaan.
7 - 71
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pengendalian lalu lintas harus sesuai dengan ketentuan pada Seksi 1.8, Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas, dengan ketentuan tambahan berikut ini:
Bilamana pemasangan struktur jembatan baja memerlukan pembongkaran atau
penutupan seluruh jembatan lama, maka program penutupan harus dikoordinasikan
dengan Pengawas Pekerjaan agar pengalihan lalu lintas (detour) atau perlengkapan
alternatif lainnya dapat disediakan untuk memperkecil gangguan terhadap lalu lintas.
7.4.2 BAHAN
1) Baja Struktur
Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, baja karbon untuk paku keling, baut atau las
harus sesuai dengan ketentuan AASHTO M270M/M270-15.
Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, baja karbon struktur untuk, baut atau las harus
sesuai dengan persyaratan SNI 6764:2016 atau ASTM A36/A36M-14. Baja struktur
harus memiliki mutu minimum sesuai dengan Tabel 7.4.2.1).
Mutu baja, dan data yang berkaitan lainnya harus ditandai dengan jelas pada unit-unit
yang menunjukkan identifikasi selama fabrikasi dan pemasangan.
a) Baut dan mur harus memenuhi ketentuan dari ASTM A307-14e1 Mild Steel
Bolts and Nuts (Grade A), dan mempunyai kepala baut dan mur berbentuk segi
enam (hexagonal)
Baut, mur dan ring dari baja mutu tinggi harus difabrikasi dari baja karbon yang
dikerjakan secara panas memenuhi ketentuan dari ASTM F3125/F3125M-15a
dengan kekuatan leleh minimum 92 ksi (634 MPa) dan 130 ksi (896 MPa)
masing-masing untuk tipe A320 dan A490 dan elongasi (elongation) minimum
14%.
7 - 72
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ii) Diameter batang, luas tumpu kepala baut, dan mur atau penggantinya
harus lebih besar dari nilai nominal yang ditetapkan dalam ketentuan
yang berlaku. Ukuran lainnya boleh berbeda
iii) Cara penarikan baut dan prosedur pemeriksaan untuk alat sambung
boleh berbeda dari ketentuan yang berlaku selama persyaratan gaya
tarik minimum alat sambung pada Tabel 7.4.2.(2) terpenuhi dan
prosedur penarikannya dapat diperiksa.
Tabel 7.4.2.2) Ketentuan Beban Tarik Baut untuk tipe Critical Slip Joint
Keterangan : M12 x 1,75 adalah baut dengan diameter 12 mm (termasuk ulir) dan pitch adalah
pergerakan dalam 1 putaran 360° baut sebesar 1,75 mm.
Baut dengan standar mutu yang lain dapat digunakan apabila produsen dapat
memberikan data kekuatan material (proof load dan gaya tarik putus) dan gaya
tarik minimum baut.
Kunci torsi harus diverifikasi terhadap beban tarik minimum baut dengan
menggunakan alat ukur.
Penggunaan metode kunci torsi harus dilakukan dengan teliti dan memerlukan
perhatian yang lebih detail. Verifikasi kunci torsi di lapangan harus dilakukan
setiap hari atau:
Ketika lot dari komponen rangkaian baut (baut, ring dan mur) diganti;
Ketika lot dari komponen rangkaian baut (baut, ring dan mur) diberi
pelumas kembali;
Ketika terdapat perbedaan yang signifikan pada permukaan baut, ulir,
mur atau ring;
Ketika mengganti kunci torsi atau komponen utama dari kunci torsi
diubah (diberi pelumas).
7 - 73
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Baut dan mur harus ditandai untuk identifikasi sesuai dengan ketentuan dari
ASTM F3125/F3125M-15a. Ukuran baut harus sebagaimana ditunjukkan
dalam Gambar.
Paku penghubung geser (shear connector studs) harus memenuhi ketentuan dari
AASHTO M169-15 Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality. Grade 1015,
1018 atau 1020, baik baja "semi-killed" maupun "fully killed".
Bahan untuk keperluan pengelasan yang digunakan dalam pengelasan logam dari kelas
baja yang memenuhi ketentuan dari SNI 03-6764-2002 harus memenuhi ketentuan dari
AWS D1.5M/D1.5:2015. Diameter kawat las (electrode) las harus sesuai dengan posisi
pengelasan dan ketebalan pelat.
5) Bahan Kayu
Bilamana diperlukan, kayu untuk lantai jembatan harus memenuhi syarat minimum
kelas I mutu A.
6) Sertifikat
Semua bahan baku atau acuan yang dipasok untuk pekerjaan, bilamana diminta oleh
Pekerjaan, harus disertai sertifikat dari pabrik pembuatnya yang menyatakan bahwa
bahan tersebut telah di produksi sesuai dengan formula standar dan memenuhi semua
ketentuan dalam pengendalian mutu dari pabrik pembuatannya. Sertifikat harus
menunjukkan semua hasil pengujian sifat-sifat fisik bahan baku, dan diserahkan kepada
Pengawas Pekerjaan tanpa biaya tambahan.
Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas pada produk-produk atau bagian-
bagian yang di rol, baut, bahan dan pembuatan landasan jembatan dan galvanisasi.
7) Khusus Bahan Jambatan Struktur Baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa
a) Umum
Semua bahan atau elemen baja untuk pemasangan struktur jembatan baja yang
telah dibeli sebelumnya oleh Pengguna Jasa dan disimpan dalam satu gudang
penyimpanan berbagai peralatan Pengguna Jasa atau lebih. Bahan untuk setiap
struktur jembatan yang diberikan dapat baru atau pernah dipasang sebelumnya
pada lokasi lain.
Ketentuan bahan dan prosedur pemasangan untuk setiap struktur jembatan yang
diberikan dapat berbeda-beda menurut sumber sistem patent bahan yang telah
dibeli sebelumnya oleh Pengguna Jasa. Sistem tersebut dapat termasuk atau
tidak termasuk elemen lantai jembatan dan dapat dipasang dengan salah satu
cara pelaksanaan kantilever berikut ini :
7 - 74
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Elemen Struktur Jembatan Rangka Baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa
akan mencakup seluruh elemen, sub elemen, landasan, perkakas dan peralatan
yang memungkinkan Penyedia Jasa untuk merakit dan memasang struktur
jembatan rangka baja menurut prosedur yang disarankan oleh pabrik
pembuatnya.
7 - 75
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Seluruh bahan yang disediakan oleh Pengguna Jasa akan diperoleh Penyedia
Jasa pada satu depot penyimpanan peralatan atau lebih yang telah ditentukan
dan disebutkan dalam dokumen pemilihan.
Penyedia Jasa harus membuat seluruh pengaturan yang diperlukan untuk serah
terima yang tepat pada waktunya, pengangkutan dan pengiriman yang aman ke
lokasi pekerjaan atas seluruh bahan yang disediakan oleh Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus memeriksa dan mengawasi kuantitas dan kondisi seluruh
bahan yang akan disediakan oleh Pemilik terhadap daftar pengapalan dari
pabrik pembuatnya sebelum menerima bahan tersebut dan harus melaporkan
dan mendapatkan kepastian dari wakil Pengguna Jasa di gudang penyimpanan
bahan atas setiap kerusakan atau kehilangan setiap bahan yang ditemukan.
Penyedia Jasa harus menandatangani surat pengiriman begitu selesai
pemeriksaan dan pencatatan, dan selanjutnya harus bertanggung jawab atas
kehilangan setiap bahan dalam penanganannya.
Bahan yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang hanya digunakan untuk
sementara selama operasi pemasangan, seperti bahan untuk struktur rangka
pemberat (anchor frame), struktur rangka pengimbang (counter-balance
frame), perancah ujung peluncuran (launching nose framework), rol perakitan,
rol peluncuran, rol pendaratan, peralatan dongkrak hidrolik dan perkakas
perakitan lainnya, harus diinventarisasikan secara terpisah pada saat
diserahterimakan kepada Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus mengembalikan
semua bahan tersebut pada Pengguna Jasa dalam keadaan baik setelah operasi
pemasangan selesai.
Seluruh bahan harus disimpan sesuai dengan ketentuan Seksi 1.11 Spesifikasi
ini dengan ketentuan tambahan berikut :
ii) Bagian struktur berbentuk gelagar I atau profil kanal harus disimpan
dengan bagian badan (web) balok dalam posisi tegak untuk mencegah
tergenangnya air dan tertahannya kotoran pada bagian badan (web)
gelagar tersebut.
iv) Seluruh baut dan perlengkapan kecil harus disimpan dalam wadah atau
kaleng di lokasi yang kering dan tidak terekspos cuaca.
7 - 76
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pengguna Jasa, maka harus disediakan oleh Penyedia Jasa. Dalam hal ini,
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa semua elemen baru yang dipasok terdiri
dari bahan yang setara atau lebih baik dari spesifikasi pabrik aslinya, dan semua
elemen fabrikasi dibuat, diselesaikan dan ditandai dengan teliti sesuai dengan
dimensi dan toleransi seperti ditunjukkan dalam gambar kerja dari pabrik
aslinya.
Hasil pengelasan yang retak atau rusak pada elemen yang dilas di
bengkel harus dikupas, disiapkan dan dilas ulang dengan teliti menurut
standar pengelasan yang ditentukan pabrik pembuatnya sesuai dengan
mutu atau mutu-mutu bahan yang akan dilas. Prosedur pengelasan
yang akan dipakai untuk pekerjaan perbaikan harus dirancang
sedemikian hingga dapat memperkecil setiap distorsi pada elemen
elemen yang sedang diperbaiki, agar toleransi fabrikasi yang
ditentukan pabrik pembuatnya dapat dipertahankan.
7 - 77
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Kayu yang digunakan untuk bahan lantai jembatan secara umum harus
memenuhi ketentuan bahan, penyimpanan dan kecakapan kerja untuk batang
kayu (lumber) dan kayu (timber) sebagaimana yang disyaratkan dalam Seksi
8.10 dari Spesifikasi ini. Semua kayu harus dipasok dalam keadaan sudah
dipotong dan sudah dilubangi menurut ukuran yang diberikan dalam gambar
kerja dari pabrik pembuat jembatan. Kecuali diperintah lain menurut Pasal
7.4.2.7).e) di atas, baut, pasak, mur, ring penutup dan perangkat keras
penghubung lainnya untuk memasang lantai kayu tidak disediakan oleh
Penyedia Jasa.
1) Umum
Semua elemen yang dirakit harus cocok dan tepat dalam toleransi yang disyaratkan
dalam Pasal 7.4.1.4).
Sambungan dengan baut harus dilengkapi dengan ring, jika diperlukan, untuk menjamin
agar celah yang mungkin timbul antar permukaan bidang yang segaris dan
berdampingan tidak melampaui 1 mm untuk baut geser mutu tinggi dan 2 mm untuk
jenis sambungan lainnya.
Untuk sambungan las, maka setiap penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat
kesalahan penjajaran bagian-bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali
ketebalan pada bagian yang lebih tipis atau 3 mm. Akan tetapi, baik perbedaan
ketebalan yang timbul dari toleransi akibat proses rolling maupun kombinasi toleransi
akibat proses rolling dan kesalahan penjajaran yang diizinkan di atas, maka
penyimpangan yang melampaui 3 mm harus diperhalus dengan suatu kelandaian 1:4.
2) Pemotongan
Pemotongan harus dilaksanakan secara akurat, hati-hati dan rapi. Setiap deformasi yang
terjadi akibat pemotongan harus diluruskan kembali. Sudut tepi-tepi potongan pada
elemen utama yang merupakan tepi bebas setelah selesai dikerjakan, harus dibulatkan
dengan suatu radius kira-kira 0,5 mm atau ditumpulkan. Pengisi, pelat penyambung,
batang pengikat dan pengaku lateral dapat dibentuk dengan pemotongan cara geser
(shearing), tetapi setiap bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan harus
7 - 78
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
dibuang. Setiap kerusakan yang terjadi akibat pemotongan harus diperbaiki. Sudut-
sudut ini umumnya dibulatkan dengan suatu radius 1,0 mm.
a) Lubang untuk Baut Tidak Terbenam (counter-sunk) dan Baut Hitam (tidak
termasuk toleransi rapat, Baut Silinder (turned barrel bolt) dan Baut Geser
Mutu Tinggi):
Diameter lubang tidak boleh lebih besar 2 mm dari diameter nominal baut.
Semua lubang harus dibor atau dibor kecil dahulu kemudian diperbesar atau
dilubangi kecil dengan alat pons kemudian diperbesar.
Bilamana beberapa pelat atau elemen membentuk suatu elemen majemuk,
pelat-pelat tersebut harus digabung menjadi satu dengan menggunakan klem
atau baut penyetel dan lubang harus dibor sampai seluruh ketebalan dalam satu
kali operasi, atau sebagai alternatif, pada pekerjaan yang sama dan dikerjakan
berulang-ulang, pelat atau elemen dapat dilubangi secara terpisah dengan
menggunakan jig atau mal. Semua bagian tepi lubang yang tajam seperti duri
akibat pelubangan harus dihaluskan/dibuang.
Diameter lubang harus sama dengan diameter nominal Baut Batang (shank)
atau Silinder (barrel), memenuhi toleransi 0,0 mm , dan + 0,15 mm.
Bagian-bagian yang akan dihubungkan dengan baut toleransi rapat atau silinder
harus digabung menjadi satu dengan baut penyetel atau klem dan lubang harus
dibor sampai seluruh ketebalan dalam satu kali operasi dan selanjutnya
diperbesar setelah perakitan. Bilamana cara ini tidak dapat dilakukan maka
bagian-bagian yang terpisah harus dibor melalui jig baja dan diperbesar jika
diperlukan. Semua bagian tepi lubang yang tajam seperti duri akibat
pelubangan harus dibuang.
Lubang harus silindris dan tegak lurus pada permukaan pelat kecuali
disyaratkan lain.
Pada umumnya diameter lubang 1 mm lebih besar dari diamater nominal untuk
baut sampai diameter 16 mm dan 1,5 mm lebih besar dari diameter nominal
untuk baut yang lebih besar.
Jarak dari pusat lubang ke tepi pelat tergantung pada ketebalan pelat. Jarak dari
pusat lubang sampai tepi pelat hasil pemotongan cara geser harus minimum 1,7
kali diameter nominal baut, sedangkan untuk tepi pelat yang di rol atau
dipotong dengan las, harus minimum 1,5 kali diameter nominal baut.
7 - 79
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
tenaga yang berlebihan tidak boleh digunakan selama operasi tersebut dan
perhatian khusus harus diberikan agar lubang-lubang tersebut tidak rusak.
4) Pengaku
Pengaku ujung pada gelagar dan pengaku yang dimaksudkan sebagai penunjang beban
terpusat harus mempunyai bidang kontak sepenuhnya (baik yang dirakit di pabrik, di
lapangan atau baja yang dapat dilas dan terletak di daerah tekan dari flens, dilas
sebagaimana yang ditunjukkan dalam rancangan atau disyaratkan) pada flens di mana
beban tersebut diteruskan atau dari mana diterimanya beban. Pengaku yang tidak
dimaksudkan untuk menunjang beban terpusat, kecuali ditunjukkan atau disyaratkan
lain, dipasang dengan cukup rapat untuk menahan air setelah digalvanisasi.
7.4.4 PELAKSANAAN
1) Perakitan di Bengkel
Bilamana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan maka unit-unit harus dirakit di bengkel
sebelum dikirim ke lapangan.
Baut yang tidak dikencangkan terhadap beban tarik sebelum baut mengalami deformasi
permanen (proof load - sekitar 65% terhadap kuat leleh mutu baut) harus mempunyai
mur tunggal yang dapat mengunci sendiri. Ring serong harus digunakan di mana bidang
kontak mempunyai sudut lebih dari 1 : 20 dengan salah satu bidang yang tegak lurus
sumbu baut. Baut harus mempunyai panjang sedemikian hingga seluruh mur dapat
dimasukkan ke dalam baut tetapi panjang baut tidak boleh melebihi 6 mm di luar mur.
Baut harus dimasukkan ke dalam lubang tanpa adanya kerusakan pada uliran. Suatu
"snap" harus digunakan untuk mencegah kerusakan kepala baut.
Kepala baut dan mur harus dikencangkan sampai rapat pada pekerjaan dengan tenaga
manusia yang menggunakan sebuah kunci yang cocok dengan panjang tidak kurang
dari 380 mm untuk diameter nominal baut 19 mm atau lebih. Kepala baut harus diketuk
dengan palu pada saat mur sedang dikencangkan.
Seluruh uliran baut harus berada di luar lubang. Ring harus digunakan kecuali
ditentukan lain.
a) Umum
Kelandaian permukaan bidang kontak dengan kepala baut dan mur tidak boleh
melebihi 1 : 20 terhadap suatu bidang yang tegak lurus sumbu baut. Bagian-
bagian yang akan dibaut harus dijadikan satu bilamana dirakit dan tidak boleh
diberi gasket (lem paking mesin) atau setiap bahan yang dapat didesak lainnya.
Bilamana dirakit, maka semua permukaan yang akan disambung, termasuk
yang berdekatan dengan kepala baut, mur, atau ring harus bebas kerak kecuali
kerak pabrik yang keras dan juga harus bebas dari bagian yang tajam seperti
duri akibat pemotongan atau pelubangan dan benda-benda asing lainnya, yang
menghambat elemen-elemen tersebut untuk dapat duduk sebagaimana
mestinya.
7 - 80
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Baut Tarik
Pengencangan dapat dilaksanakan baik dengan cara putar separuh maupun cara
pengendalian dengan torsi sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan atau sesuai dengan manual pengencangan baut yang diterbitkan oleh
pemasok bahan struktur baja yang akan dipasang, baik jenis struktur gelagar
baja, gelagar baja komposit atau rangka baja.
4) Kekencangan Baut
Persyaratan kekencangan baut mengacu pada Pasal 7.4.2.2) dan/atau Surat Edaran
Menteri PUPR No.14/SE/M/2015 dan/atau SNI 8458:2012.
5) Pengelasan
Cara menandai setiap pelengkap sementara harus disetujui terlebih dahulu oleh
Pengawas Pekerjaan. Setiap goresan pada pelengkap sementara harus diperbaiki sampai
diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana perbaikan dengan pengelasan diperlukan,
maka perbaikan ini harus dilaksanakan atas persetujuan Pengawas Pekerjaan.
Permukaan las yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak. Semua percikan
pengelasan yang mengenai permukaan harus dibersihkan.
7 - 81
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Agar dapat memperoleh ketebalan elemen baja yang penuh pada sambungan dengan
pengelasan maka harus digunakan pelat penyambung - dan - pada
bagian ujung elemen.
7) Pengangkutan
Setiap elemen harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk
identifikasi dan Penyedia Jasa harus memberikan suatu diagram pemasangan atau
manual pemasangan dengan tanda-tanda pemasangan yang ditunjukkan di dalamnya.
Elemen struktur harus diangkat dengan cara sedemikian rupa sehingga elemen struktur
pada waktu diangkut dan dibongkar di tempat tujuannya tidak mengalami tegangan,
deformasi yang berlebihan, atau kerusakan lainnya.
Baut dengan panjang dan diameter yang sama, serta mur dan ring harus dijadikan satu
set (mur dan ring dimasukkan dalam uliran baut) dan sudah diberi pelumas Molibdenum
Disulfida (MoS2) untuk dikemas dalam tempat/kemasan. Pen (pin), bagian-bagian yang
kecil, harus dikirim dalam wadah yang dapat berupa kotak, krat atau tong, dan berat
kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg. Daftar dan uraian dari bahan-
bahan yang terdapat di dalam setiap kemasan harus tertulis dan disebutkan pada bagian
luar kemasan dan diusahakan tidak mudah hilang atau tersobek pada waktu pengiriman.
Penyedia Jasa harus menyediakan setiap peralatan dan perancah yang diperlukan untuk
pemasangan struktur baja. Perlengkapan pemasangan ini termasuk pengaku sementara,
semua perkakas, mesin, dan peralatan termasuk pasak pengungkit (drift) dan baut
penyetel.
Perancah dan pengaku sementara harus dirancang, dibuat dan dipelihara sebagaimana
mestinya agar dalam tahap pemasangan semua perancah dan pengaku-pengaku
berfungsi dan dapat menahan semua gaya dan beban struktur baja selama pemasangan.
a) Umum
7 - 82
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Struktur jembatan baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa dirancang untuk
dirakit dan dipasang di lapangan hanya dengan menggunakan baut
penghubung. Pengelasan di lapangan yang tidak diizinkan kecuali secara jelas
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Tahap Pekerjaan
Setelah Penyedia Jasa menyerahkan Gambar Kerja (Shop Drawing) untuk tiap
jembatan baja yang termasuk dalam cakupan Kontrak, Penyedia Jasa harus
menjadwalkan program pekerjaannya sedini mungkin dalam Masa
Pelaksanaan. Urutan dan waktu yang sangat terinci dari operasi pemasangan
untuk setiap jembatan harus digabungkan dalam jadwal pelaksanaan Penyedia
Jasa, revisi harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan resmi sesuai dengan ketentuan Seksi 1.12 dari Spesifikasi ini.
i) Pekerjaan Sipil
7 - 83
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pengaturan lalu lintas harus sesuai dengan ketentuan pada Seksi 1.8, dengan
ketentuan tambahan berikut ini :
Setiap bagian harus dirakit dengan akurat sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar atau manual pemasangan yang disediakan oleh Penyedia Jasa serta
mengikuti semua tanda yang telah diberikan. Bahan struktur baja harus
dikerjakan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kerusakan
seperti terdapat bagian-bagian yang bengkok, patah, atau kerusakan lainnya.
Tidak boleh digunakan palu yang dapat melukai atau mengubah posisi elemen-
elemen. Permukaan bidang kontak dan permukaan yang akan berada dalam
kontak permanen harus dibersihkan sebelum bagian-bagian tersebut dirakit.
Sebelum perakitan semua bidang kontak harus dibersihkan, bebas dari kotoran,
minyak, kerak yang lepas, bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan
atau pelubangan, bintik-bintik, dan cacat lainnya yang akan menghambat
pemasangan yang rapat atas elemen-elemen yang dirakit.
Pada elemen struktur baja yang akan dipasang dengan cara kantilever, harus
dipastikan bahwa semua elemen struktur baja sudah tersedia dan dipasang
dengan seksama sehingga akan didapat lendutan balik (camber) yang
sebagaimana mestinya sesuai dengan desain atau yang tertulis dalam manual
7 - 84
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Untuk jembatan baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa, baut penyambung
harus dipasang dengan panjang dan diameter sesuai dengan manual dan
sebagaimana yang ditunjukkan dalam daftar baut dari pabrik pembuat
jembatan. Ring harus ditempatkan di bawah elemen-elemen (mur atau kepala
baut) yang berputar dalam pengencangan. Bilamana permukaan luar bagian
yang dibaut mempunyai kelandaian 1 : 20 terhadap bidang tegak lurus sumbu
baut, maka ring serong yang halus harus dipakai untuk mengatasi
ketidaksejajarannya. Dalam segala hal, hanya boleh terdapat satu permukaan
tanpa kelandaian, elemen yang diputar harus berbatasan dengan permukaan ini.
7 - 85
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Cara Pengukuran
Berat bahan yang dihitung harus merupakan berat nominal dari pekerjaan baja
yang telah selesai dikerjakan, terdiri atas pelat, bagian-bagian yang dirol,
sambungan geser (shear connector), pengaku, penjepit, paking, pelat
sambungan dan semua perlengkapan, tanpa adanya penyimpangan yang
diizinkan atas berat standar atau dimensi nominal dan termasuk berat las, fillet,
baut, mur, ring, kepala paku keling dan lapisan pelindung. Tidak ada
pengurangan yang dibuat untuk penakikan, lubang baut.
Pengecatan atau lapisan pelindung lainnya tidak akan dibayar, biaya pekerjaan
ini dianggap telah termasuk dalam harga penawaran untuk penyediaan baja
struktur.
b) Perakitan dan Pemasangan Struktur Jembatan Baja dan Jembatan Rangka Baja
Standar
Berat total struktur yang diukur untuk pembayaran harus dihitung sebagai berat
total semua elemen baja yang digunakan dalam pemasangan struktur akhir,
termasuk bagian-bagian baja fabrikasi, pelat, landasan jembatan semi
permanen, baut, mur, ring dan pengencang lainnya, dan lantai pra-fabrikasi
lainnya, bilamana lantai ini termasuk dalam rancangan. Berat elemen baja yang
digunakan selama operasi pemasangan yang bukan berasal dari bagian struktur
akhir, termasuk elemen dan perlengkapan untuk struktur rangka pengimbang,
rangka pemberat, ujung peluncur, rol perakit dan sejenisnya tidak termasuk
dalam berat yang diukur untuk pembayaran.
7 - 86
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penggantian elemen yang hilang atau yang rusak berat, jika ditentukan
oleh Pangawas Pekerjaan sesuai dengan Pasal 7.4.2.7).e), tidak boleh
diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Kompensasi untuk
pemasokan setiap elemen pengganti harus dibuat berdasarkan mutu
Baja Struktur sesuai dengan ketentuan Seksi 7.4 dari Spesifikasi ini.
7 - 87
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Dasar Pembayaran
7 - 88
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7.4.(1a) Penyediaan Baja Struktur Grade 250 (Kuat Leleh 250 Kilogram
MPa)
7.4.(1b) Penyediaan Baja Struktur Grade 345 (Kuat Leleh 345 Kilogram
MPa)
7.4.(1c) Penyediaan Baja Struktur Grade 485 (Kuat Leleh 485 Kilogram
MPa)
7.4.(1d) Penyediaan Baja Struktur Grade 690 (Kuat Leleh 690 Kilogram
MPa untuk Tebal Pelat 2,5 inch)
7.4.(1e) Penyediaan Baja Struktur Grade 690 (Kuat Leleh 620 Kilogram
MPa untuk Tebal Pelat >2,5 4,0 inch)
7 - 89
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 90
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.5
7.5.1 UMUM
1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan Fondasi Tiang Bor Sekan (Secant Pile) adalah elemen
struktur berupa serangkaian tiang bor yang saling berpotongan dan berinteraksi
langsung dengan tanah. Tiang bor sekan ini umumnya digunakan sebagai
dinding penahan tanah (retaining wall) yang berfungsi untuk menahan tekanan
tanah dan aliran air tanah. Bila diperlukan, untuk menahan gaya lateral dapat
menggunakan ankur.
b) Pekerjaan ini mencakup pelaksanaan Tiang Bor Beton Tanpa Tulangan (Tiang
Primer) dan Tiang Bor Beton Dengan Tulangan (Tiang Sekunder).
Tiang uji harus diuji dengan pengujian pembebanan sesuai dengan ketentuan dari Pasal
7.6.1.3) dan Pasal 7.6.1.4) dari Spesifikasi ini, termasuk Pile Integrity Test (PIT) yang
mengacu pada ASTM D5882-16 untuk mengetahui integritas tiang.
4) Toleransi
b) Kelurusan
Kelurusan tiang beton cor langsung di tempat tidak boleh melampaui 0,01
panjang tiang dalam segala arah.
7 - 91
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Tiang Bor harus ditunjukkan dalam Gambar, pergeseran lateral kepala tiang
dari posisi yang ditentukan dalam Gambar tidak boleh melampaui 50 mm
dalam segala arah.
5) Standar Rujukan
Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 7.1, 7.3 dan 7.6 dari Spesifikasi ini harus harus
digunakan.
6) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Bilamana toleransi yang diberikan dalam Pasal 7.6.1.7) tidak terpenuhi, maka
Penyedia Jasa harus menyelesaikan setiap langkah perbaikan yang dianggap
sesuai arahan Pengawas Pekerjaan dengan biaya sendiri.
b) Pengujian tiang perlu disampaikan mencakup kedalaman tiang bor (pit) dan
daya dukung yang jumlah kebutuhannya sesuai dengan arahan Pengawas
Pekerjaan.
c) Setiap tiang bor yang rusak akibat cacat harus dibongkar atau diperbaiki dengan
cara grouting atau sesuai dengan instruksi dari Pengawas Pekerjaan dengan
biaya sendiri Penyedia Jasa.
d) Setiap tiang bor yang mutu betonnya tidak mencapai mutu yang diisyaratkan
Pasal 7.1.6.3).i) dari Spesifikasi ini harus diperbaiki, termasuk bila harus
menambah titik tiang bor dilaksanakan dengan biaya sendiri.
7.5.2 BAHAN
Bahan yang digunakan untuk fondasi tiang bor sekan ini mengikuti ketentuan dari Seksi
7.6.2 dari Spesifikasi ini.
7.5.3 PELAKSANAAN
Pelaksanaan fondasi tiang bor sekan mengikuti ketentuan dalam Seksi 7.1, 7.3 dan 7.6
dari Spesifikasi ini serta :
c) Untuk menghubungkan tiang bor primer dan sekunder, perlu dipasang kepala
tiang (pile cap). Pengeboran Tiang Sekunder baru boleh dipasang setelah Tiang
Primer mencapai mutu beton 40% dari yang dipersyaratkan.
7 - 92
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Kemiringan lubang bor tidak boleh melebihi 0,0025 total panjang tiang ke
segala arah untuk mencegah rongga antar tiang dan terjaminnya penyatuan
dengan Tiang Primer.
e) Untuk memastikan bahwa fondasi sekan tidak hanya untuk menahan gaya
lateral, maka sistem pengaliran air tanah (dewatering) perlu dibuat.
Penyedia Jasa harus menyediakan alat yang sesuai untuk melakukan pengeboran dan
penuh ketelitian agar Tiang Primer yang telah terpasang tidak mengalami kerusakan.
Mutu bahan, metode kerja dan hasil pekerjaan harus dipantau dan dikendalikan seperti
yang ditetapkan dalam Standar Rujukan dalam Seksi 7.1, 7.3 dan 7.6 dari Spesifikasi
ini.
1) Pengukuran
Tiang bor diukur penuh sebelum dilakukan pengeboran untuk pekerjaan Tiang
Sekunder dalam meter panjang. Panjang untuk pembayaran harus diukur dari
ujung tiang bor sebagaimana yang dibuat atau disetujui lain oleh Pengawas
Pekerjaan, sampai elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong sesuai
elevasi yang disyaratkan seperti ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
arahan Pengawas Pekerjaan.
Pengukuran tiang bor harus merupakan jumlah aktual dalam meter panjang
tiang bor yang telah selesai dibuat dan diterima sebagai suatu struktur. Panjang
untuk pembayaran harus diukur dari ujung tiang bor sebagaimana Gambar dan
disetujui lain oleh Pengawas Pekerjaan, sampai elevasi yang dipersyaratkan
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang dirancang oleh Pengawas
Pekerjaan.
c) Tiang Uji
Tiang uji termasuk bagian dari fondasi tiang bor sekan yang jumlahnya
disesuaikan dengan Gambar atau arahan Pengawas Pekerjaan.
7 - 93
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut dan merupakan
kompensasi penuh untuk pengeboran, perawatan, pengujian, baja tulangan dalam beton,
dan juga termasuk selubung (casing) yang kemudian akan dilepas, semua tenaga kerja dan
setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk
penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
7 - 94
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.6
FONDASI TIANG
7.6.1 UMUM
1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan Fondasi Tiang adalah elemen utama struktur berupa tiang
yang berinteraksi langsung dengan tanah, berfungsi sebagai penopang akhir dan
menyalurkan beban dari struktur bangunan atas dan bawah jembatan ke tanah.
b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup tiang pancang, turap dan
tiang bor yang disediakan dan ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan
sedapat mungkin mendekati Gambar menurut penetrasi atau kedalamannya
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Tiang uji dan/atau
pengujian pembebanan diperlukan untuk menentukan daya dukung fondasi tiang,
jumlah dan panjang tiang pancang yang akan dilaksanakan.
d) Jenis tiang pancang yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar.
Tiang uji digunakan untuk mengetahui dengan pasti kedalaman dan daya dukung dari
fondasi tiang pada jembatan. Penyedia Jasa akan melengkapi dan melaksanakan tiang
uji pada lokasi yang ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan. Semua pengujian tiang uji
harus dilaksanakan dengan pengawasan Pengawas Pekerjaan.
Bilamana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, tiang uji harus diuji dengan
pengujian pembebanan sesuai dengan ketentuan dari Pasal 7.6.1.(3) dan Pasal 7.6.1.(4)
dari Spesifikasi ini.
Setelah mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan, pemancangan tiang uji harus
dilanjutkan sampai diperintahkan untuk dihentikan. Apabila pengujian tiang uji telah
melampaui kedalaman yang ditentukan atau diperlukan serta menunjukkan bahwa daya
dukung tiang masih terus meningkat, maka Penyedia Jasa selanjutnya harus
meneruskan pengujian tiang uji tersebut sampai didapat daya dukung tiang yang sesuai
dengan rencana, dan Penyedia Jasa melengkapi sisa tiang pancang dalam struktur yang
belum diselesaikan. Dalam menentukan panjang tiang , Penyedia Jasa harus mengikuti
daftar panjang tiang pancang yang diperkirakan untuk sisa panjang yang harus
diselesaikan dalam struktur. Jumlah tiang pancang dan lokasi yang diuji akan
ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan, tetapi jumlah ini minimal satu untuk setiap
jembatan. Tiang uji dapat dilaksanakan di dalam atau di luar keliling fondasi, dan dapat
7 - 95
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
menjadi bagian dari pekerjaan yang permanen. Jumlah tiang pancang untuk jembatan
besar ditentukan oleh Perancang.
Percobaan pembebanan statis harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyerahkan detail gambar peralatan
pembebanan yang akan digunakannya kepada Pengawas Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan. Peralatan tersebut harus dibuat sedemikian hingga memungkinkan
penambahan beban tanpa menyebabkan getaran terhadap tiang uji. Pelaksanaan
pengujian Static Loading Test mengacu pada Standar ASTM D1143/D1143M-
07(2013).
4) Pengujian Dinamis
Uji beban dinamis digunakan untuk mengetahui daya dukung tiang dan integritas tiang
sebagai alternatif uji beban statis.
Apabila untuk mengetahui daya dukung tiang digunakan metode Pile Driving Analyzer
(PDA), maka alat yang digunakan harus mampu merekam dengan baik regangan pada
tiang dan pergerakan relatif (relative displacement) yang terjadi antara tiang dan tanah
di sekitarnya akibat impact yang diberikan. Pengujian dinamis ini mengacu pada ASTM
D4945-17.
Apabila dipandang perlu, untuk mengetahui integritas tiang dapat dilakukan dengan
Pengujian Crosshole Sonic Logging (CSL) dan Pile Integrity Test (PIT). Pengujian Pile
Integrity Test (PIT) mengacu pada ASTM D5882-16, sedangkan pengujian Crosshole
Sonic Logging (CSL) mengacu pada ASTM D6760-16.
6) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil penyelesaian harus dipantau dan
dikendalikan seperti yang ditetapkan dalam Standar Rujukan dalam Seksi 7.1, 7.2, 7.3
dan 7.4 dari Spesifikasi ini.
7 - 96
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7) Toleransi
Penyimpangan arah vertikal atau kemiringan yang disyaratkan tidak boleh lebih
melampaui 20 mm per meter (yaitu 1 per 50).
c) Kelengkungan (Bow)
(i) Kelengkungan tiang pancang beton cor langsung di tempat harus tidak
boleh melampaui 0,01 dari panjang suatu tiang pancang dalam segala
arah.
(ii) Kelengkungan lateral tiang pancang baja tidak boleh melampaui
0,0007 dari panjang total tiang pancang.
Garis tengah lubang bor tanpa selubung (casing) harus 0% sampai + 5% dari
diameter nominal pada setiap posisi.
8) Standar Rujukan
AASHTO :
AASHTO M111M/M111-15 : Zinc (Hot-DipGalvanized) Coatings om Iron
and Steel Products
AASHTO M133-12 : Preservatives and Pressure Treatment
Processes for Timber.
AASHTO M168-07(2012) : Wood Products
AASHTO M202M/M202-08(2012) : Steel Sheet Piling.
7 - 97
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ASTM :
ASTM A252-10 : Standard Specification for Welded and Seamless
Steel Pipe Piles.
ASTM D1143/D1143M-07(2013) : Standard Test Methods for Deep Foundations
Under Static Axial Compressive Load.
ASTM D4945-17 : Standard Test Method for High-Strain Dynamic
Testing of Deep Foundations..
ASTM D5882-16 : Standard Test Method for Low Strain Impact
Integrity Testing of Deep Foundations.
ASTM D6760-16 : Standard Test Method for Integrity Testing of
Concrete Deep Foundations by Ultrasonic
Crosshole Testing.
Semen, agregat dan baja tulangan harus disimpan sebagaimana yang disyaratkan dalam
Seksi 7.1 dan 7.3 dari Spesifikasi ini. Unit-unit beton bertulang atau prategang dan unit-
unit baja harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan permukaan tanah dan
ditempatkan pada penyangga kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun baik musin
hujan maupun kemarau, akibat beban dari unit-unit tersebut. Bilamana unit-unit
tersebut disusun dalam lapisan-lapisan, maka tidak melebihi dari 3 lapisan dengan
penyangga kayu dipasang di antara tiap lapisan. Penyangga untuk setiap lapisan harus
dipasang di atas lapisan yang terdahulu. Untuk gelagar dan tiang pancang, penyangga
harus dipasang pada jarak tidak lebih dari 20% dari ukuran panjang unit, yang diukur
dari setiap ujung.
11) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Bilamana toleransi yang diberikan dalam Pasal 7.6.1.7) telah dilampaui, maka
Penyedia Jasa harus menyelesaikan setiap langkah perbaikan yang dianggap perlu
oleh Pengawas Pekerjaan dengan biaya sendiri.
7 - 98
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Setiap tiang pancang yang rusak akibat cacat dalam (internal) atau pemancangan
tidak sebagaimana mestinya, dipancang keluar dari lokasi yang semestinya atau
dipancang di bawah elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau ditetapkan oleh
Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.
c) Pekerjaan perbaikan, seperti yang telah ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan dan
dikerjakan atas biaya Penyedia Jasa, akan mencakup, tetapi tidak perlu dibatasi
berikut ini :
7.6.2 BAHAN
1) Kayu
Kayu untuk tiang pancang penahan beban (bukan cerucuk) dapat diawetkan atau tidak
diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang yang tegak lurus
terhadap panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk aslinya. Selanjutnya
semua kulit kayu harus dibuang.
Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras dan bebas dari kerusakan, mata kayu,
bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga. Pengawetan harus sesuai dengan
AASHTO M133-12 Preservatives and Pressure Treatment Processes for Timber.
Cerucuk kayu harus terbuat dari jenis, diameter dan mutu yang ditunjukkan dalam
Gambar.
2) Beton
Beton harus memenuhi ketentuan dari Seksi 7.1. Bilamana beton akan dicor di dalam
air, seperti halnya dengan tiang beton cor langsung di tempat, maka beton harus dicor
dengan cara tremi dan harus mempunyai proporsi campuran yang memenuhi kriteria
kelecakan (workability), kekuatan (strength), dan keawetan (durability).
Beton Memadat Sendiri (SCC) digunakan untuk isian tiang pancang pipa baja dan tiang
bor beton.
3) Baja Tulangan
Tiang pancang beton pratekan pracetak harus memenuhi ketentuan dari Seksi 7.2.
7 - 99
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pipa baja yang digunakan harus memenuhi ketentuan dari ASTM A252-10 Grade 2.
Pelat penutup untuk menutup ujung tiang pancang harus memenuhi ketentuan dari SNI
03-6764-2002 (ASTM A36/A36M-14).
Pipa baja harus mempunyai garis tengah sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, tebal dinding tidak boleh kurang dari 4,8 mm.
Pipa baja termasuk penutup ujung, harus mempunyai kekuatan yang cukup untuk
dipancang dengan metode yang ditentukan tanpa distorsi.
Pelat penutup dan las penyambung tidak boleh menonjol ke luar dari keliling ujung
tiang pancang.
Sepatu dan sambungan tiang pancang harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
atau sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
7) Turap Baja
7.6.3 TURAP
1) Umum
a) Yang dimaksud dengan Turap adalah suatu jenis tiang pancang khusus yang
digunakan untuk dinding penahan tanah atau untuk pengamanan terhadap
gerusan.
b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup turap yang disediakan dan
dipancang atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan sedapat mungkin
mendekati Gambar menurut penetrasi atau kedalamannya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
i) Turap Kayu
ii) Turap Baja
iii) Turap Beton Pracetak
Jenis turap yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
2) Turap Kayu
Setiap turap kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan
bahwa turap kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang
diizinkan.
7 - 100
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih
efektif.
Setelah pemancangan, kepala turap harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya
sampai bagian kayu yang keras.
Turap harus dilengkapi dengan sepatu yang sesuai untuk melindungi ujungnya selama
pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang
lunak. Posisi sepatu harus benar-benar sentris (pusat sepatu sama dengan pusat turap)
dan dipasang dengan kuat pada ujungnya. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus
cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan.
Bilamana diperlukan untuk menggunakan turap yang terdiri dari dua batang atau lebih,
permukaan ujungnya harus dipotong sampai tegak lurus terhadap panjangnya untuk
menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang. Pada turap yang
digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat penyambung baja,
atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk
kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Turap harus
diperkuat dengan baja penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai
lendutan maksimum harus dihindarkan.
Turap harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan
sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat pemancangan
tanpa kerusakan.
Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat
pengangkatan, penyusunan dan pengangkutan turap maupun tegangan yang terjadi akibat
pemancangan dan beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh tidak boleh
kurang dari yang dipersyaratkan dalam Seksi 7.3.1.5) dari Spesifikasi ini.
Turap harus dilengkapi dengan sepatu yang datar atau mempunyai sumbu yang sama
(co-axial), jika dipancang masuk ke dalam atau menembus jenis tanah seperti batu,
kerikil kasar, tanah liat dengan berangkal, dan tanah jenis lainnya yang mungkin dapat
merusak ujung turap beton. Sepatu tersebut dapat terbuat dari baja atau besi tuang.
Untuk tanah liat atau pasir yang seragam, sepatu tersebut dapat ditiadakan. Luas ujung
sepatu harus sedemikian rupa sehingga tegangan dalam beton pada bagian turap ini
masih dalam batas yang aman seperti yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Turap dibuat dan dirawat sesuai dengan ketentuan dari Seksi 7.1 dan Seksi 7.3 dari
Spesifikasi ini. Waktu yang diizinkan untuk memindahkan turap harus ditentukan
dengan menguji empat buah benda uji yang telah dibuat dari campuran yang sama dan
dirawat dengan cara yang sama seperti turap tersebut. Turap tersebut dapat dipindahkan
bilamana pengujian kuat tekan pada keempat benda uji menunjukkan kekuatan yang
lebih besar dari tegangan yang terjadi pada turap yang dipindahkan, ditambah dampak
dinamis yang diperkirakan dan dikalikan dengan faktor keamanan, semuanya harus
berdasarkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
7 - 101
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Tidak ada turap beton pracetak yang boleh dipancang sebelum berumur minimum 28
hari atau telah mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.
Setiap turap harus ditandai dengan tanggal pengecoran dan panjangnya, ditulis dengan
jelas dekat kepala turap.
Penyedia Jasa dapat menggunakan semen dengan penambahan admixture agar bahan
turap beton cepat mengeras. Penyedia Jasa harus memberitahu secara tertulis kepada
Pengawas Pekerjaan atas penggunaan jenis dan penggunaan bahan tambah kimia
(admixture) yang diusulkan. Bahan tambah kimia (admixture) yang akan digunakan
untuk campuran beton harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum digunakan.
Periode dan ketentuan perlindungan sebelum pemancangan harus sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
4) Turap Baja
Pada umumnya, turap baja struktur harus berupa profil baja yang harus sesuai dengan
AASHTO M202M/M202-08(2012).
Bilamana korosi pada turap baja mungkin dapat terjadi, maka panjang atau ruas-ruasnya
yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan galvanis sesuai AASHTO
M111M/M111-15 atau dengan pengecatan menggunakan lapisan pelindung yang telah
disetujui dan/atau digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi dapat
diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang turap baja yang
terekspos, dan setiap panjang yang terpasang dalam tanah yang terganggu di atas muka
air terendah, harus dilindungi dari korosi.
Sebelum pemancangan, kepala turap harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya
dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankan sumbu tiang
pancang segaris dengan sumbu palu. Setelah pemancangan, pelat topi, batang baja atau
pantek harus ditambatkan pada balok kepala tiang (pile cap), atau tiang pancang dengan
panjang yang cukup harus ditanamkan ke dalam balok kepala tiang (pile cap).
1) Umum
Semua tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk
memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan
toleransi yang diizinkan.
Semua kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan pengawetan, yang
harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133-12 dengan menggunakan instalasi
peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, pengawetan
dengan tangki terbuka secara panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu keras
dapat digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk
mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan.
7 - 102
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap
panjangnya sampai bagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum balok
kepala tiang (pile cap) dipasang.
Bilamana tiang pancang kayu lunak membentuk fondasi struktur permanen dan akan
dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan
untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah
permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan.
Bilamana digunakan balok kepala tiang (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang
harus tertanam dalam balok kepala tiang tersebut dengan kedalaman yang cukup
sehingga dapat memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling
sedikit 150 mm dan harus diberi baja tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan
pada beton.
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung
tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada
tanah yang lunak. Posisi sepatu harus benar-benar sentris (pusat sepatu sama dengan
pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara
sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama
pemancangan.
5) Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan
menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu
dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan
beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan
selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu
berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa
tiang pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.
6) Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang
atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadap
panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang.
Pada tiang pancang yang digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau
pelat penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas
menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang
diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung.
Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan.
7 - 103
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Umum
Tiang pancang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang
diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat
pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut-
sudut yang ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) dapat digunakan
bilamana panjang tiang yang diperlukan melebihi dari biasanya atau sesuai dengan
Gambar.
2) Penyambungan
Bilamana perpanjangan melebihi 1,50 m, acuan harus dibuat sedemikian hingga tinggi
jatuh pengecoran beton tak melebihi 1,50 m.
Sebelum pengecoran beton, kepala tiang pancang harus dibersihkan dari semua bahan
lepas atau pecahan dan kotoran lain, dibasahi sampai merata dan diberi adukan semen
yang tipis. Mutu beton yang digunakan sekurang-kurangnya harus sama dengan mutu
beton tiang pancang yang akan disambung. Mutu beton yang digunakan harus sama
dengan mutu tiang pancang yang akan disambung, kecuali diperintahkan lain oleh
Pengawas Pekerjaan.
Acuan tidak boleh dibuka sekurang-kurangnya 7 hari setelah pengecoran atau setelah
beton mencapai kuat tekan minimum yang disyaratkan. Perpanjangan tiang pancang
harus dirawat dan dilindungi dengan cara yang sama seperti tiang pancang yang akan
7 - 104
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang datar atau mempunyai sumbu yang
sama (co-axial), jika dipancang masuk ke dalam atau menembus jenis tanah seperti
batu, kerikil kasar, tanah liat dengan berangkal, dan tanah jenis lainnya yang mungkin
dapat merusak ujung tiang pancang beton. Sepatu tersebut dapat terbuat dari baja atau
besi tuang. Untuk tanah liat atau pasir yang seragam, sepatu tersebut dapat ditiadakan.
Luas ujung sepatu harus sedemikian rupa sehingga tegangan dalam beton pada bagian
tiang pancang ini masih dalam batas yang aman seperti yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan.
Tiang pancang dibuat dan dirawat sesuai dengan ketentuan dari Seksi 7.1 dan Seksi 7.3
dari Spesifikasi ini. Waktu yang diizinkan untuk memindahkan tiang pancang harus
ditentukan dari hasil uji minimum 3 buah benda uji yang telah dibuat dari campuran
yang sama dan dirawat dengan cara yang sama seperti tiang pancang tersebut. Tiang
pancang tersebut dapat dipindahkan bilamana pengujian kuat tekan menunjukkan suatu
nilai kekuatan rata-rata yang mewakili yang lebih besar dari tegangan yang terjadi pada
tiang pancang pada saat dipindahkan, ditambah dampak dinamis yang diperkirakan dan
dikalikan dengan faktor keamanan, semuanya harus berdasarkan persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan.
Ruas tiang pancang yang akan terekspos untuk pemancangan yaitu tiang-tiang rangka
pendukung, harus diselesaikan sesuai dengan Pasal 7.1.5.3).
Tiang pancang tidak boleh dipancang sebelum berumur paling sedikit 28 hari atau telah
mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.
Acuan samping dapat dibuka minimum 24 jam setelah pengecoran beton atau setelah
beton mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan, tetapi seluruh tiang pancang tidak
boleh digeser dalam waktu minimum 7 hari setelah pengecoran beton, atau setelah beton
mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan. Perawatan harus dilaksanakan minimum selama 7 hari setelah
pengecoran atau sampai beton mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan dengan
mempertahankan tiang pancang dalam kondisi basah selama jangka waktu tersebut.
Selama operasi pengangkatan, tiang pancang harus didukung pada titik seperempat
panjangnya atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana
tiang pancang tersebut akan dibuat 1,5 m lebih panjang daripada panjang yang
disebutkan dalam Gambar, Pengawas Pekerjaan akan memerintahkan menggunakan
baja tulangan dengan diameter yang lebih besar dan/atau memakai tiang pancang
dengan ukuran yang lebih besar dari yang ditunjukkan dalam Gambar.
Setiap tiang harus ditandai dengan tanggal pengecoran dan panjang, ditulis dengan jelas
di dekat kepala tiang pancang.
7 - 105
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa dapat menggunakan semen yang ditambah dengan bahan tambah kimia
sehingga beton dapat cepat mengeras untuk tiang pancang bila disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu secara tertulis kepada Pengawas
Pekerjaan atas penggunaan mutu beton yang diusulkan. Periode dan ketentuan
perlindungan sebelum pemancangan harus sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
Beton harus dikupas sampai pada elevasi yang sedemikian sehingga beton yang
tertinggal akan masuk ke dalam balok kepala tiang (pile cap) sedalam 50 mm sampai
100 mm atau sebagaimana ditunjukkan di dalam Gambar. Untuk tiang pancang beton
bertulang, baja tulangan yang tertinggal setelah pengupasan harus cukup panjang
sehingga dapat diikat ke dalam pile cap dengan baik seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar. Untuk tiang pancang beton pratekan, panjang kawat prategang yang tertinggal
setelah pengupasan harus dimasukkan ke dalam pile cap sedalam 50 mm sampai 100
mm. Pengankuran ini harus dilengkapi, jika perlu, dengan baja tulangan yang di cor ke
dalam bagian atas tiang pancang. Sebagai alternatif, pengikatan dapat dihasilkan
dengan baja tulangan lunak yang di cor ke dalam bagian atas dari tiang pancang pada
saat pembuatan. Pengupasan tiang pancang beton harus dilakukan dengan hati-hati
untuk mencegah terjadinya pecah atau kerusakan lainnya pada sisa tiang pancang.
Setiap beton yang retak atau cacat harus dipotong dan diperbaiki dengan beton baru
yang direkatkan sebagaimana mestinya dengan beton yang lama.
Sisa bahan potongan tiang pancang, yang menurut pendapat Pengawas Pekerjaan, tidak
perlu diamankan, harus dibuang sampai diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
1) Umum
Pada umumnya, tiang pancang baja struktur berupa profil baja dilas biasa, pipa baja dan
persegi dapat digunakan. Bilamana tiang pancang pipa atau persegi digunakan, dan
akan diisi dengan beton, mutu beton tersebut minimum 30 MPa hingga kedalaman
minimum 8 meter di bawah permukaan tanah rencana sebagaimana yang ditunjukkan
dalam Gambar dengan beton SCC dan mutu seperti yang disyaratkan dan memenuhi
kriteria keawetan (durability). Bahan isian pasir di dalam tiang pancang baja pipa harus
dalam kondisi bersih dan tidak mengandung bahan yang korosif seperti pasir laut.
Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat terjadi, maka panjang atau
ruas-ruasnya yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan pengecatan
menggunakan lapisan pelindung yang bersifat anti karat dan telah disetujui dan/atau
digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi dapat diperkirakan dengan
akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang tiang baja yang terekspos, dan setiap
panjang yang tertanam dalam tanah yang terganggu di atas muka air terendah, harus
dilindungi dari korosi.
Tiang pancang baja yang berada pada daerah berair (sungai), maka tiang pancang
tersebut harus diberi lapisan pelindung anti karat minimum 1,5 meter di atas muka air
banjir terbesar dan 0,5 meter di bawah muka air terendah, sedangkan untuk tiang
pancang yang berada pada daerah pasang surut diberi lapisan pelindung cat anti karat
7 - 106
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
pada daerah 1,5 meter di atas muka air pasang dan 0,5 meter di bawah muka air surut.
Bahan cat anti karat dan ketebalan cat sesuai dengan yang disyaratkan dalam Seksi 8.7.
Semua sambungan tiang pancang yang dilas harus diberi lapisan anti karat sesuai
dengan yang disyaratkan Pasal 7.6.5.2) dalam Spesifikasi ini.
Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap
panjangnya dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankan
sumbu tiang pancang segaris dengan sumbu palu. Setelah pemancangan, pelat topi,
batang baja atau pantek harus ditambatkan pada balok kepala tiang, atau tiang pancang
dengan panjang yang cukup harus ditanamkan ke dalam balok kepala tiang (pile cap).
Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H atau profil baja
gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras, maka
ujungnya dapat diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau dengan
mengelaskan pelat atau siku baja untuk menambah ketebalan baja. Tiang pancang pipa
atau kotak dapat juga dipancang tanpa sepatu, tetapi bilamana sepatu tiang diperlukan,
maka sepatu tiang ini dapat dikerjakan dengan cara mengelaskan pelat datar atau yang
dibentuk sedemikian rupa dari pelat baja dengan mutu yang sama atau baja fabrikasi.
1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis
tanah dan jenis tiang pancang dan mencapai kedalaman yang telah ditentukan atau
mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bilamana diperlukan,
Penyedia Jasa dapat melakukan penyelidikan tanah dengan tanggungan biaya sendiri.
Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli,
maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian
khusus harus diberikan agar dasar fondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-
batas yang ditunjukkan dalam Gambar.
Kepala tiang pancang baja harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel dan
kepala tiang kayu harus dilindungi dengan cincin besi tempa atau besi non-magnetik
sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Palu, topi baja, bantalan topi,
katrol dan tiang pancang harus mempunyai sumbu yang sama dan harus terletak dengan
tepat satu di atas lainnya. Tiang pancang termasuk tiang pancang miring harus
dipancang secara sentris dan diarahkan dan dijaga dalam posisi yang tepat. Semua
pekerjaan pemancangan harus dihadiri oleh Pengawas Pekerjaan atau wakilnya, dan
7 - 107
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
palu pancang tidak boleh diganti dan dipindahkan dari kepala tiang pancang tanpa
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan atau wakilnya.
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu
sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar, sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan, atau ditentukan dengan pengujian pembebanan sampai mencapai
kedalaman penetrasi akibat beban pengujian tidak kurang dari dua kali beban yang
dirancang, yang diberikan menerus untuk penurunan sekurang-kurangnya 60 mm.
Dalam hal tersebut, posisi akhir kepala tiang pancang tidak boleh lebih tinggi dari yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan setelah pemancangan tiang pancang uji. Posisi tersebut dapat lebih tinggi jika
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Bilamana ketentuan rancangan tidak dapat dipenuhi, maka Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan untuk menambah jumlah tiang pancang dalam kelompok tersebut
sehingga beban yang dapat didukung setiap tiang pancang tidak melampaui kapasitas
daya dukung yang aman, atau Pengawas Pekerjaan dapat mengubah rancangan
bangunan bawah jembatan bilamana dianggap perlu.
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik. Berat
palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta
topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh kurang 2,2
ton, sesuai dengan perhitungan dengan menggunakan rumus pemancangan Hiley.
Tinggi jatuh palu tidak boleh melampaui 2,5 meter atau sesuai dengan jenis alat pancang
yang digunakan atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Alat
pancang dengan jenis drop hammer, diesel atau hidrolik yang disetujui, harus mampu
memasukkan tiang pancang dengan daya dukung yang diinginkan sebagaimana yang
ditentukan dari rumus pemancangan yang disetujui
Pemancangan dengan gerakan tunggal (single acting) atau palu yang dijatuhkan harus
dibatasi sampai 1,2 meter dan lebih baik 1 meter. Penumbukan dengan tinggi jatuh yang
lebih kecil harus digunakan bilamana terdapat kerusakan pada tiang pancang. Contoh-
contoh berikut ini adalah kondisi yang dimaksud :
a) Bilamana terdapat lapisan tanah keras dekat permukaan tanah yang harus
ditembus pada saat awal pemancangan untuk tiang pancang yang panjang.
b) Bilamana terdapat lapisan tanah lunak yang dalam sedemikian hingga penetrasi
yang dalam terjadi pada setiap penumbukan.
c) Bilamana tiang pancang diperkirakan akan membal (rebound) akibat batu atau
tanah yang benar-benar tak dapat ditembus lainnya.
Bilamana serangkaian penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan terakhir telah
mencapai hasil yang memenuhi ketentuan (maksimum 25 mm/10 pukulan terakhir
untuk tiang pancang baja dan maksimum 35 mm untuk tiang pancang beton),
penumbukan ulangan harus dilaksanakan dengan hati-hati, dan pemancangan yang
terus menerus setelah tiang pancang hampir berhenti penetrasi harus dicegah, terutama
jika digunakan palu berukuran sedang. Suatu catatan pemancangan yang lengkap harus
dilakukan sesuai dengan Pasal 7.6.1.9) tentang Pengajuan Kesiapan Kerja.
Setiap perubahan yang mendadak dari kecepatan penetrasi yang tidak dapat dianggap
sebagai perubahan biasa dari sifat alamiah tanah harus dicatat dan penyebabnya harus
dapat diketahui sebelum pemancangan dilanjutkan.
Tidak diperkenankan memancang tiang pancang dalam jarak 6 m dari beton yang
berumur kurang dari 7 hari atau kurang dari kekuatan minimum yang disyaratkan.
7 - 108
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pemancangan tiang pancang dengan bantalan topi tiang pancang panjang sedapat
mungkin harus dihindari, dan hanya akan dilakukan dengan persetujuan tertulis dari
Pengawas Pekerjaan.
Bilamana tiang pancang mungkin naik akibat naiknya dasar tanah, maka elevasi kepala
tiang pancang harus diukur dalam interval waktu di mana tiang pancang yang
berdekatan sedang dipancang. Tiang pancang yang naik sebagai akibat pemancangan
tiang pancang yang berdekatan, harus dipancang kembali sampai kedalaman atau
ketahanan semula, kecuali jika pengujian pemancangan kembali pada tiang pancang
yang berdekatan menunjukkan bahwa pemancangan ulang ini tidak diperlukan.
Pemancangan dengan pancar air dilaksanakan hanya seizin Pengawas Pekerjaan dan
dengan cara yang sedemikian rupa hingga tidak mengurangi kapasitas daya dukung
tiang pancang yang telah selesai dikerjakan, stabilitas tanah atau keamanan setiap
struktur yang berdekatan.
Banyaknya pancaran, volume dan tekanan air pada nosel semprot harus sekedar cukup
untuk melonggarkan bahan yang berdekatan dengan tiang pancang, bukan untuk
membongkar bahan tersebut. Tekanan air harus 0,5 MPa sampai 1 MPa tergantung pada
kepadatan tanah. Perlengkapan harus dibuat, jika diperlukan, untuk mengalirkan air
yang tergenang pada permukaan tanah. Sebelum penetrasi yang diperlukan tercapai,
maka pancaran harus dihentikan dan tiang pancang dipancang dengan palu sampai
penetrasi akhir. Lubang-lubang bekas pancaran di samping tiang pancang harus diisi
dengan mortar semen setelah pemancangan selesai.
7 - 109
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7) Catatan Pemancangan/Kalendering
Sebuah catatan yang detail dan akurat tentang pemancangan harus disimpan oleh
Pengawas Pekerjaan dan Penyedia Jasa harus membantu Pengawas Pekerjaan dalam
menyimpan catatan ini yang meliputi: jumlah tiang pancang, posisi, jenis, ukuran,
panjang aktual, tanggal pemancangan, panjang dalam balok kepala tiang, penetrasi pada
saat 10 penumbukan terakhir, enerji pukulan palu, berat dan jenis palu, panjang
perpanjangan, panjang pemotongan dan panjang akhir yang dapat dibayar.
Kapasitas daya dukung tiang pancang harus diperkirakan dengan menggunakan rumus
dinamis (Hiley). Penyedia Jasa dapat mengajukan rumus lain untuk menghitung daya
dukung dan mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
efWH W + n2Wp
Pu = ------------------------ X -------------
S + (C1 + C2 + C3)/2 W + Wp
Pa = Pu /N
di mana :
Pu : Kapasitas daya dukung batas (kN)
Pa : Kapasitas daya dukung yang diizinkan (kN)
ef : Efisiensi palu
W : Berat palu atau ram (kN)
W : Berat tiang pancang (kN)
p
n : Koefisien restitusi
H : Tinggi jatuh palu (m)
S :
C1 : Tekanan sementara yang diizinkan untuk kepala tiang dan balok kepala
tiang (m)
C2 : Tekanan sementara yang diizinkan untuk deformasi elastis dari
batang tiang pancang (m) yang dapat dihitung dengan persamaan :
Pu L
; di mana :
AE
L= Panjang tiang (m)
E= Modulus elastisitas tiang (KN/m2)
A= Luas permukaan tiang.
C3 : Tekanan sementara yang diizinkan gempa di lapangan (m) yang dapat
diambil sebagai berikut:
C3 = 0,0 untuk tanah keras (batu, pasir padat dan gravel)
C3 = 2,5mm s/d 5 mm untuk lainnya
N : Faktor Keamanan
7 - 110
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Material N
Tiang pancang kayu 0,25
Bantalan kayu di atas tiang pancang baja 0,32
Bantalan kayu pada tiang pancang baja 0,4
Tiang pancang baja tanpa bantalan kayu/ tiang beton dengan bantalan 0,5
Palu besi cor di atas tiang pancang beton tanpa topi 0,4
K1 ( mm)
Tegangan pemancangan pada kepala tiang
Bahan pancang
3,5 MPa 7,0 MPa 10,5MPa 14,0MPa
Tiang atau pipa baja
Langsung pada kepala tiang 0 0 0 0
Langsung pada kepala tiang kayu 1 1 3 5
Tiang pancang beton pracetak dengan topi
setebal (75-100) mm 3 6 9 12,5
Topi baja yang mengandung paking kayu
untuk tiang baja H atau tiang baja pipa
1 2 3 4
Cap Block terdiri dari 5 mm bahan fiber di
antara dua pelat baja 10 mm 0,5 1 1,5 2
1) Umum
Contoh bahan yang digali harus disimpan untuk semua tiang bor. Pengujian
penetrometer untuk bahan di lapangan harus dilakukan selama penggalian dan pada
dasar tiang bor sesuai dengan yang diminta oleh Pengawas Pekerjaan. Pengambilan
contoh bahan ini harus selalu dilakukan pada tiang bor pertama dari tiap kelompok.
Penyedia Jasa harus menyediakan alat yang sesuai dengan jenis tanah sehingga lubang-
lubang yang dibor dapat mencapai kedalaman seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
atau ditentukan berdasarkan pengujian hasil pengeboran. Semua lubang harus diperiksa,
bilamana diameter dasar lubang kurang dari setengah diameter yang ditentukan,
pekerjaan tersebut akan ditolak.
7 - 111
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Sebelum pengecoran beton, semua lubang tersebut harus ditutup sedemikian rupa
hingga keutuhan lubang dapat terjamin. Dasar selubung (casing) harus dipertahankan
tidak lebih dari 1,5 m dan tidak kurang dari 300 mm di bawah permukaan beton selama
penarikan dan operasi penempatan, kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Pekerjaan.
Sampai kedalaman 3 m dari permukaan beton yang dicor harus digetarkan dengan alat
penggetar bila menggunakan jenis beton biasa, sedangkan untuk kedalaman lebih dari
3 meter harus menggunakan beton memadat sendiri (SCC) dan tidak diperlukan
penggetaran. Sebelum pengecoran, semua bahan lepas yang terdapat di dalam lubang
bor harus dibersihkan. Air bekas pengeboran tidak diperbolehkan masuk ke dalam
lubang.
Sebelum pengecoran, semua air yang terdapat dalam lubang bor harus dipompa keluar.
Selubung (casing) harus digetarkan pada saat pencabutan untuk menghindari
menempelnya beton pada dinding casing. Pengecoran beton dan pemasangan baja
tulangan tidak diizinkan sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
3) Pengecoran Beton
Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 7.1 Di mana pun beton
digunakan harus di cor ke dalam suatu lubang yang kering dan bersih. Beton harus di
cor melalui sebuah corong dengan panjang pipa (tremi), seperti yang telah diuraikan
dalam Pasal 7.1.4.3). Pengaliran harus diarahkan sedemikian rupa hingga beton tidak
menimpa baja tulangan atau sisi-sisi lubang. Beton harus di cor secepat mungkin setelah
pengeboran di mana kondisi tanah kemungkinan besar akan tidak stabil akibat
terekspos. Bilamana elevasi akhir pemotongan berada di bawah elevasi muka air tanah,
tekanan harus dipertahankan pada beton yang belum mengeras, sama dengan atau lebih
besar dari tekanan air tanah, sampai beton tersebut selesai mengeras.
Apabila dilakukan pengecoran beton di dalam air atau lumpur pengeboran, semua
bahan lunak dan bahan lepas pada dasar lubang harus dihilangkan dan cara tremi yang
telah disetujui harus digunakan.
Cara tremi harus mencakup sebuah pipa yang diisi dari sebuah corong di atasnya. Pipa
harus diperpanjang sedikit di bawah permukaan beton baru dalam tiang bor sampai di
atas elevasi air/lumpur.
Bilamana beton mengalir keluar dari dasar pipa, maka corong harus diisi lagi dengan
beton sehingga pipa selalu penuh dengan beton baru. Pipa tremi harus kedap air, dan
harus berdiameter paling sedikit 150 mm. Sebuah sumbat harus ditempatkan di depan
beton yang dimasukkan pertama kali dalam pipa untuk mencegah pencampuran beton
dan air.
Pada umumnya tiang bor harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi yang
akan dipotong. Semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari bagian
puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai panjang yang
cukup sehingga memungkinkan pengikatan yang sempurna ke dalam balok kepala tiang
(pile cap) atau struktur di atasnya.
7 - 112
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Tiang bor harus dibentuk dengan cara dan urutan sedemikian rupa hingga dapat
dipastikan bahwa tidak terdapat kerusakan yang terjadi pada tiang bor yang dibentuk
sebelumnya. Tiang bor yang cacat dan di luar toleransi harus diperbaiki atas biaya
Penyedia Jasa sesuai dengan Pasal 7.6.9.
1) Cara Pengukuran
a) Cerucuk
Cerucuk harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah meter panjang untuk
penyediaan dan pemancangan cerucuk memenuhi garis dan elevasi yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
b) Dinding Turap
Dinding turap kayu, baja atau beton yang permanen, harus diukur sebagai jumlah
dalam meter persegi yang dipasang memenuhi garis dan elevasi yang ditunjukkan
pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Luas
dinding turap merupakan panjang turap yang diukur dari ujung turap sampai
elevasi bagian pucak turap yang dipotong, dikalikan dengan panjang struktur yang
diukur pada elevasi bagian puncak turap yang dipotong. Batang tarik, tiang ankur
atau balok, balok ganjal dasar dan sebagainya yang ditunjukkan dalam Gambar
tidak akan diukur untuk pembayaran.
Satuan pengukuran untuk pembayaran tiang pancang kayu dan beton pracetak
(bertulang atau pratekan) dan tiang pancang baja harus diukur dalam meter
panjang dari tiang pancang yang disediakan dalam berbagai panjang dari setiap
ukuran dan jenisnya. Dalam segala hal, jenis dan panjang yang diukur adalah
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, disediakan sesuai
dengan ketentuan bahan dari Spesifikasi ini dan disusun dalam kondisi baik di
lapangan dan diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Panjang tiang pancang yang
dibayar untuk penyediaan adalah dari ujung tiang sampai batas potong tiang (cut
off level). Tidak ada pembayaran terhadap sisa potongan tiang atau penyediaan
tiang pancang yang tidak terpasang. Kuantitas dalam meter panjang yang akan
dibayar, termasuk panjang tiang uji dan tiang tarik yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan, tetapi tidak termasuk panjang yang disediakan menurut
pendapat Penyedia Jasa.
Tiang pancang yang disediakan oleh Penyedia Jasa, termasuk tiang uji tidak
diizinkan untuk menggantikan tiang pancang yang telah diterima sebelumnya oleh
Pengawas Pekerjaan, yang ternyata kemudian hilang atau rusak sebelum
penyelesaian Pekerjaan selama penumpukan atau penanganan atau pemancangan,
7 - 113
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
dan akan yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan untuk disingkirkan dari
tempat pekerjaan atau dibuang dengan cara lain.
Bilamana Penyedia Jasa mengecor tiang pancang beton pracetak lebih panjang
dari yang diperlukan, sebagaimana seluruh panjang baja tulangan untuk
memudahkan pemancangan, maka tidak ada pengukuran untuk bagian beton yang
harus dibongkar agar supaya batang baja tulangan itu dapat dimasukkan ke dalam
struktur yang mengikatnya.
Tidak ada pembayaran terpisah untuk pasir yang digunakan sebagai bahan isian
tiang pancang pipa baja sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Beton
SCC sebagai isian tiang pancang diukur dan dibayar sesuai Seksi 7.1. dan baja
tulangan dibayar sesuai Seksi 7.3.
Tiang pancang kayu, baja dan beton akan diukur untuk pemancangan sebagai
jumlah meter panjang dari tiang pancang yang diterima dan tertinggal dalam
struktur yang telah selesai, termasuk penyambungan dengan las listrik dan lapisan
anti karat pada daerah sambungan tiang tersebut.
Panjang dari masing-masing tiang pancang harus diukur dari ujung tiang pancang
sampai sisi bawah balok kepala tiang (pile cap) untuk tiang pancang yang seluruh
panjangnya masuk ke dalam tanah, atau dari ujung tiang pancang sampai
permukaan tanah untuk tiang pancang yang hanya sebagian panjangnya masuk ke
dalam tanah.
Pengukuran tiang bor beton cor langsung di tempat harus merupakan jumlah
aktual dalam meter panjang tiang bor yang telah selesai dibuat dan diterima
sebagai suatu struktur. Panjang untuk pembayaran harus diukur dari ujung tiang
bor sebagaimana yang dibuat atau disetujui lain oleh Pengawas Pekerjaan, sampai
elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong seperti ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang dirancang oleh Pengawas Pekerjaan.
Pengukuran untuk biaya tambahan terhadap tiang bor beton cor langsung di tempat
yang dilaksanakan di bawah air harus dihitung dalam meter panjang, dari ujung
tiang bor yang dirancang atau disetujui sampai elevasi bagian atas tiang bor yang
7 - 114
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
akan dipotong bilamana kepala tiang bor berada di bawah permukaan air normal.
Bilamana elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong di atas permukaan air
normal, panjang yang dihitung harus dari ujung tiang bor yang dirancang atau
disetujui sampai elevasi permukaan air normal.
h) Tiang Uji
Tiang uji akan diukur dengan cara yang sama, untuk penyediaan dan peman-
cangan seperti yang diuraikan dalam Pasal 7.6.9.1).c) dan 7.6.9.1).d) di atas.
Pengujian daya dukung dan atau integritas tiang akan diukur berdasarkan jenis
dan hasil akhir pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemancangan, penyam-
bungan, perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengecatan, perawatan, pengujian, baja
tulangan atau baja pra-tegang dalam beton, penggunaan peledakan, pengeboran atau
peralatan lainnya yang diperlukan untuk penetrasi ke dalam lapisan keras, dan juga
termasuk hilangnya selubung (casing), semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang
diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
7 - 115
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7.6.(9b) Penyediaan Tiang Pancang Baja H Beam Ukuran ... Meter Panjang
mm x ... mm x ... mm x ... mm
7 - 116
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 117
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7.6 (28) Pengujian Keutuhan Tiang dengan Pile Integrity Test Buah
(PIT)
7 - 118
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.7
FONDASI SUMURAN
7.7.1 UMUM
1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan Fondasi Sumuran adalah elemen utama struktur dari
sumuran beton yang berinteraksi langsung dengan tanah, yang berfungsi
sebagai penopang akhir dan menyalurkan beban dari struktur jembatan ke tanah
pendukung.
b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup penyediaan dan
penurunan dinding sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang terdiri dari
unit-unit beton pracetak, sesuai dengan Spesifikasi ini dan sebagaimana yang
ditunjukkan dalam Gambar, atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Jenis
dan dimensi sumuran terbuka yang digunakan akan ditunjukkan dalam
Gambar.
2) Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar
Kerja detail pelaksanaan fondasi sumuran untuk mendapat persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan
4) Toleransi
Pekerjaan fondasi sumuran terbuka harus memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan
dalam Pasal 7.1.1.5) dari Spesifikasi ini.
5) Standar Rujukan
Standar Rujukan seperti yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.6) dari Spesifikasi ini,
digunakan.
Pengajuan kesiapan kerja seperti yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dan 7.3 dari
Spesifikasi ini, digunakan.
7 - 119
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyimpanan dan perlindungan bahan seperti yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dan 7.3
dari Spesifikasi ini, digunakan.
Kondisi tempat kerja seperti disyaratkan dalam Seksi 7.1 dan 7.3 dari Spesifikasi ini,
digunakan.
7.7.2 BAHAN
Bahan yang digunakan harus sama dengan yang ditunjukkan dalam Gambar. Dinding
sumuran dibuat dari beton bertulang. Pekerjaan beton dan baja tulangan harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.2 dan 7.3.2. Kecuali jika
ditunjukkan lain dalam Gambar, maka mutu beton adalah 20 MPa dan mutu baja
BjTP 280. Kecuali jika ditunjukkan lain dalam Gambar, maka bahan pengisi Fondasi
sumuran adalah beton siklop yang harus memenuhi ketentuan dalam Seksi 7.1
7.7.3 PELAKSANAAN
1) Umum
Fondasi sumuran harus dibuat memenuhi ketentuan dimensi dan fungsinya. Penyedia
Jasa harus menyediakan alat yang sesuai dengan jenis tanah sehingga penggalian tanah
dapat mencapai kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang
telah ditentukan. Bilamana diperlukan, Penyedia Jasa dapat melakukan penyelidikan
tanah dengan tanggungan biaya sendiri.
Unit beton pracetak harus dicor pada landasan pengecoran yang sebagaimana mestinya.
Acuan harus memenuhi garis dan elevasi yang tepat dan terbuat dari logam. Acuan
harus kedap air dan tidak boleh dibuka sebelum beton berumur minimum 3 hari setelah
pengecoran atau setelah beton mencapai kuat tekan minimum yang disyaratkan. Unit
beton pracetak yang telah selesai dikerjakan harus bebas dari segregasi, keropos, atau
cacat lainnya dan harus memenuhi dimensi yang disyaratkan.
Unit beton pracetak tidak boleh digeser sebelum 7 hari setelah pengecoran, atau sampai
pengujian menunjukkan bahwa beton telah mencapai kuat tekan minimum yang
disyaratkan. Unit beton pracetak tidak boleh diangkut atau dipasang sampai beton
tersebut mengeras paling sedikit 14 hari setelah pengecoran, atau sampai pengujian
menunjukkan bahwa beton telah mencapai kuat tekan minimum yang disyaratkan.
Beton pracetak yang pertama dibuat harus ditempatkan sebagai unit yang terbawah.
Bilamana beton pracetak yang pertama dibuat telah diturunkan, beton pracetak
berikutnya harus dipasang di atasnya dan disambung sebagimana mestinya dengan
adukan semen untuk memperoleh kekakuan dan stabilitas yang diperlukan. Penurunan
dapat dilanjutkan minimum 24 jam setelah penyambungan selesai dikerjakan.
7 - 120
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Acuan untuk dinding sumuran yang dicor di tempat harus memenuhi garis dan elevasi
yang tepat, kedap air dan tidak boleh dibuka paling sedikit 3 hari setelah pengecoran
atau sampai pengujian menunjukkan bahwa beton telah mencapai kuat tekan minimum
yang disyaratkan.
Beton harus dicor dan dirawat sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. Penurunan
tidak boleh dimulai paling sedikit 7 hari setelah pengecoran atau sampai pengujian
menunjukkan bahwa beton telah mencapai kuat tekan minimum yang disyaratkan.
Beton siklop yang diisikan pada Fondasi Sumuran sesuai dengan Seksi 7.1.
c) Dinding sumuran dapat diturunkan dengan cara akibat beratnya sendiri, dengan
menggunakan beban tambahan (superimposed loads), dan mengurangi ketahanan
geser (frictional resistance), dan sebagainya atau dapat juga dengan melakukan
pengecoran langsung pada galian terbuka apabila disarankan dalam Gambar
dengan menggunakan acuan sesuai dengan dimensi, dengan memperhatikan
kecukupan bearing capacity sesuai kondisi tanah terganggu. Pengembalian
kondisi galian terbuka ke kondisi permukaan tanah semula harus dilaksanakan
dengan memperhatikan ketentuan dalam Seksi 1.17 dari Spesifikasi ini
d) Dinding sumuran tidak boleh langsung diletakkan ke dalam lubang galian, kecuali
ditentukan dalam Gambar.
f) Pengisian Sumuran
Sumuran harus diisi dengan beton siklop 15 MPa yang dicorkan di atas
lapisan beton kedap air mutu 25 MPa dengan tebal minimum 150 mm,
sampai elevasi satu meter di bawah telapak fondasi. Sisa satu meter tersebut
7 - 121
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
harus diisi dengan beton 20 MPa, atau sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar.
Dinding penahan rembesan (cut-off wall) harus kedap air dan harus mampu
menahan gaya-gaya dari luar seperti tekanan tanah dan air selama proses
penurunan dinding sumuran, dan harus ditarik setelah pelaksanaan sumuran
selesai dikerjakan
Bagian atas dinding sumuran yang telah terpasang yang lebih tinggi dari sisi
dasar Fondasi telapak harus dibongkar. Pembongkaran harus dilaksanakan
dengan menggunakan alat pemecah bertekanan (pneumatic breakers).
Peledakan tidak boleh digunakan dalam setiap pembongkaran ini.
i) Pengendalian Keselamatan
1) Pengukuran
Kuantitas penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang akan diukur untuk
pembayaran, harus jumlah panjang sumuran terpasang dalam meter yang diukur dari
tumit sumuran sampai sisi dasar fondasi telapak.
Tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran yang akan dilakukan untuk
penggalian, pemompaan, acuan dan setiap pekerjaan sementara untuk pembuatan
sumuran, di mana semua pekerjaan tersebut dipandang telah termasuk dalam
pengukuran dan pembayaran sumuran.
Isian beton kedap air dan beton siklop pada Fondasi sumuran akan diukur berdasarkan
beton terpasang sesuai dengan ketentuan Seksi 7.1. dengan mata pembayaran sesuai
Seksi 7.1.
2) Dasar Pembayaran
Pembayaran untuk yang disebutkan di atas harus dilakukan dengan Harga Satuan
Kontrak menurut Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja, bahan, peralatan, perkakas, galian
untuk penurunan termasuk pembuangan bahan yang digali, pembongkaran (jika
diperlukan) bagian atas sumuran untuk memperoleh elevasi yang disyaratkan,
penghubung, sambungan dan semua pekerjaan kecil dan sementara yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
7 - 122
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pembayaran untuk beton kedap air dengan mutu 25 Mpa, beton siklop, dan beton
setinggi satu meter di bawah telapak fondasi dengan mutu 20 MPa akan dibayar
sesuai dengan mata pembayaran pada Seksi 7.1.
Pembayaran untuk besi ankur yang menghubungkan sumuran dengan telapak fondasi
akan dibayar sesuai dengan mata pembayaran pada Seksi 7.3.
7 - 123
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 124
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.8
7.8.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan dan pemasangan adukan semen yang berupa
mortar untuk penggunaan dalam beberapa pekerjaan dan sebagai pekerjaan akhir
permukaan pada pasangan batu atau struktur lain sesuai dengan Spesifikasi ini.
3) Standar Rujukan
ASTM :
ASTM C476-16 : Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry
1) Bahan
c) Kapur tohor harus memenuhi ketentuan dalam jumlah residu, letupan dan
lekukan (popping & pitting), dan penahan air sisa untuk kapur jenis N dalam
SNI 03-6378-2000
d) Air harus memenuhi ketentuan dalam Pasal 7.1.2.2) dari Spesifikasi ini.
7 - 125
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Campuran
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada
pekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini,
harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang
sama dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan mortar yang
disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan yang
disyaratkan untuk beton di mana adukan mortar semen dipakai. Untuk
keperluan perbaikan beton atau pekerjaan pemasangan pada bagian yang
berhubungan langsung dengan elemen struktural, adukan mortar semen harus
memiliki sifat tahan susut.
a) Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau
dalam alat pencampur adukan yang disetujui, sampai campuran menunjukkan
warna yang merata, kemudian air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan
lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian sehingga
menghasilkan adukan dengan konsistensi (kekentalan) yang diperlukan tetapi
tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.
b) Adukan mortar semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk
penggunaan langsung. Bilamana diperlukan, adukan mortar semen boleh
diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal.
Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.
c) Adukan mortar semen yang tidak boleh digunakan dalam waktu 45 menit
setelah air ditambahkan dan harus dibuang.
Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau dalam alat
pencampur adukan yang disetujui, sampai campuran menunjukkan warna yang merata,
kemudian air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan lima sampai sepuluh menit.
Jumlah air harus sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan konsistensi
(kekentalan) yang diperlukan dengan perbandingan air semen yang menghasilkan
kekuatan setara dengan bagian beton yang diperbaiki.
3) Pemasangan
a) Permukaan yang akan menerima adukan mortar semen harus dibersihkan dari
minyak atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya dan telah dibasahi
7 - 126
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
sampai merata sebelum adukan mortar semen ditempatkan. Air yang tergenang
pada permukaan harus dikeringkan sebelum penempatan adukan mortar semen.
4) Penyelesaian akhir
b) Setelah semua pekerjaan selesai, semua sisa bahan (debris) yang masih
menempel harus dibersihkan dari tempat kerja.
Adukan mortar atau pasta semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang terpisah.
Pekerjaan ini harus dianggap sebagai pelengkap terhadap berbagai jenis pekerjaan yang
diuraikan dalam Spesifikasi ini dan biaya dari pekerjaan telah termasuk dalam Harga
Kontrak yang telah dimasukan dalam berbagai mata pembayaran.
7 - 127
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 128
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.9
PASANGAN BATU
7.9.1 UMUM
1) Uraian
b) Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti dinding
penahan tanah, talud, gorong-gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong
besar dari pasangan batu yang digunakan untuk menahan beban luar yang cukup
besar. Bilamana fungsi utama suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan
sebagai penahan beban, seperti lapisan selokan, lubang penangkap, lantai gorong-
gorong (spillway apron) atau pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau di
sekitar ujung gorong-gorong, maka Pasangan Batu dengan Mortar (Mortared
Stonework) atau pasangan batu kosong yang diisi (grouted rip rap) seperti yang
disyaratkan masing-masing dalam Seksi 2.2 dan 7.10, akan digunakan untuk
pekerjaan ini.
2) Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar
Kerja detail pelaksanaan pasangan batu untuk mendapat persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan.
7 - 129
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
4) Toleransi Dimensi, Pengajuan Kesiapan Kerja, Persetujuan, Jadwal Kerja, Kondisi Tempat
Kerja, Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Rusak
Ketentuan yang disyaratkan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar dalam Seksi
2.2 dari Spesifikasi ini harus digunakan.
7.9.2 BAHAN
1) Batu
a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis
yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian
yang tipis atau lemah. Batu yang terdiri dari bahan yang porous atau batu kulit
harus ditolak.
b) Batu harus lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci
bila dipasang bersama-sama.
c) Ukuran batu dalam arah manapun tidak boleh kurang dari 15 cm.
Adukan mortar semen haruslah adukan mortar semen yang memenuhi kebutuhan dari
Seksi 7.8 dari Spesifikasi ini.
3) Drainase Porous
Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk
pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.
1) Persiapan Fondasi
a) Fondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk
Seksi 3.1, Galian.
b) Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar fondasi untuk
struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus
terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar fondasi harus mendatar atau
bertangga yang juga horisontal.
c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus
disediakan bilamana disyaratkan sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 2.4,
Drainase Porous.
d) Bilamana ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Pengawas
Pekerjaan, suatu fondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus
memenuhi ketentuan dari Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini.
7 - 130
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Pemasangan Batu
a) Landasan dari adukan mortar semen baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus
dipasang pada fondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing
batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar
dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan
pengelompokkan batu yang berukuran sama.
b) Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
c) Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu
yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk mema-sang
batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang.
Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang
tidak diperkenankan.
a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik
jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan
selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan
dengan batu yang akan dipasang.
b) Tebal dari landasan adukan mortar semen harus pada rentang antara 2 cm sampai
5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga
antara batu yang dipasang terisi penuh.
c) Banyaknya adukan mortar semen untuk landasan yang ditempatkan pada suatu
waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan mortar semen
baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi longgar atau lepas setelah
adukan mortar semen mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut harus
dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan
adukan mortar semen yang baru.
a) Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali
ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan,
lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari
sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.
b) Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka delatasi
harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm
lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu yang digunakan
untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa sehingga
membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang disyaratkan di
atas.
c) Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir kasar
dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak
dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut melewati
sambungan.
7 - 131
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan
dilaksanakan.
c) Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan mortar semen masih baru,
seluruh permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.
d) Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk
Pekerjaan Beton dalam Pasal 7.1.5.4) dari Spesifikasi ini.
e) Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu
yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan,
penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berkaitan
dengan Seksi 3.2, Timbunan, atau Seksi 2.4, Drainase Porous.
f) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan untuk
memperoleh bidang antar muka rapat dan halus dengan pasangan batu sehingga
akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan
pasangan batu.
a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume
pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang
ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui.
b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus
tidak diukur atau dibayar.
7 - 132
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga Kontrak
per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut
harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, dan
penyiapan seluruh formasi atau fondasi termasuk galian, untuk pembuatan lubang sulingan
dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, dan pekerjaan akhir dan untuk semua
pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal ini.
7 - 133
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 134
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.10
7.10.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam bronjong
kawat (gabion), pasangan batu kosong (non-grouted rip rap), maupun pasangan batu
kosong yang diisi adukan mortar (grouted rip rap) pada landasan yang disetujui sesuai
dengan detail yang ditunjukkan dalam pada Gambar dan memenuhi Spesifikasi ini.
Pemasangan harus dilakukan pada tebing sungai, lereng timbunan, lereng galian, dan
permukaan lain yang terdiri dari bahan yang mudah tererosi di mana perlindungan terhadap
erosi dikehendaki.
2) Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar
Kerja detail pelaksanaan pasangan batu kosong dan/atau bronjong untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan
4) Standar Rujukan
7 - 135
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Dua contoh batu untuk pasangan batu kosong (rip rap) dengan lampiran hasil
pengujian seperti yang disyaratkan dalam Pasal 7.10.2.2) di bawah.
b) Contoh dari keranjang kawat dengan sertifikat dari pabrik bila ada.
7.10.2 BAHAN
1) Kawat Bronjong
Harus memenuhi salah satu dari SNI berikut ini : SNI 03-6154-1999, SNI 03-0090-1999,
atau SNI 03-3046-1992.
Anyaman : Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan
tiga lilitan dengan lubang kira-kira 80 mm x 100 mm yang dibuat sedemikian
rupa hingga tidak lepas-lepas dan dirancang untuk diperoleh kelenturan dan
kekuatan yang diperlukan. Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada
kerangka bronjong sehingga sambungan-sambungan yang diikatkan pada
kerangka harus sama kuatnya seperti pada badan anyaman.
b) Keranjang haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang
disyaratkan dalam Gambar atau sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan dan dibuat
sedemikian sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan batu.
c) Jenis lapisan kawat pada bronjong yang digunakan harus sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam Gambar dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan umur
rencana.
2) Batu
Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari batu yang keras dan awet
dengan sifat sebagai berikut :
a) Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 40%.
Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat dalam pengujian
5 siklus (daur) kehilangannya masing-masing harus kurang dari 12% atau 18%.
7 - 136
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, memiliki dimensi minimum
200 mm. Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan batu yang ukurannya lebih besar jika
kecepatan aliran sungai cukup tinggi.
3) Landasan
Landasan haruslah dari bahan drainase porous seperti yang disyaratkan dalam Pasal
2.4.2.1), dengan gradasi yang dipilih sedemikian hingga tanah fondasi tidak dapat hanyut
melewati bahan landasan dan juga bahan landasan tidak hanyut melewati pasangan batu
kosong atau bronjong.
Adukan mortar pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan harus adukan mortar
semen dengan kekuatan (5 MPa seperti yang disyaratkan dalam Pasal 7.8.2.2b). dari
Spesifikasi ini.
7.10.3 PELAKSANAAN
1) Persiapan
Galian harus memenuhi ketentuan dari Seksi 3.1, Galian, termasuk kunci pada tumit yang
diperlukan untuk pasangan batu kosong dan bronjong. Landasan harus dipasang sesuai
dengan Pasal 2.4.3 dari Spesifikasi ini. Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau bronjong.
2) Penempatan Bronjong
b) Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum
dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari
tingginya, dua kawat pengaku horinsontal dari muka ke belakang harus dipasang.
Keranjang selanjutnya diisi sedikit berlebihan agar terjadi penurunan (settlement).
Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang
rata dan bertumpu pada anyaman.
c) Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik atau
ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat.
d) Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus
dibuat berselang seling.
Terkecuali diletakkan untuk membentuk lantai (apron) mendatar, pasangan batu kosong
harus dimulai dengan penempatan lapis pertama dari batu yang paling besar dalam galian
parit di tumit lereng. Batu harus ditempatkan dengan mobil derek (crane) atau dengan
7 - 137
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
tangan sesuai dengan panjang, tebal dan kedalaman yang diperlukan. Selanjutnya batu
harus ditempatkan pada lereng sedemikian hingga dimensi yang paling besar tegak lurus
terhadap permukaan lereng, jika tidak maka dimensi yang demikian akan lebih besar dari
tebal dinding yang disyaratkan. Pembentukan batu tidak diperlukan bilamana batu-batu
tersebut telah bersudut, tetapi pemasangan harus menjamin bahwa struktur dibuat sepadat
mungkin dan batu terbesar berada di bawah permukaan air tertinggi. Batu yang lebih besar
harus juga ditempatkan pada bagian luar dari permukaan pasangan batu kosong yang telah
selesai.
4) Penimbunan Kembali
Seluruh permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh sebelum ditem-
patkan. Beton harus diletakkan di atas batu yang telah dipasang sebelumnya selanjutnya
batu yang baru akan diletakkan di atasnya. Batu harus ditanamkan secara kokoh pada
lereng dan dipadatkan sehingga bersinggungan dengan batu-batu yang berdekatan sampai
membentuk ketebalan pasangan batu kosong yang diperlukan.
Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji atau batu-batu kecil,
sedemikian hingga sisa dari rongga-rongga tersebut harus diisi dengan beton sampai padat
dan rapi dengan ketebalan tidak lebih dari 10 mm dari permukaan batu-batu tersebut.
Lubang sulingan (weep holes) harus dibuat sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
Pekerjaan ini harus dilengkapi peneduh dan dilembabi selama tidak kurang dari 3 hari
setelah selesai dikerjakan.
1) Cara Pengukuran
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari bronjong atau
pasangan batu kosong lengkap di tempat dan diterima. Dimensi yang digunakan untuk
menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari masing-masing keranjang
bronjong atau pasangan batu kosong seperti yang diuraikan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas, yang ditentukan seperti diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga Kontrak per
satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga di mana harga dan pembayaran tersebut haruslah
merupakan kompensasi penuh untuk seluruh galian guna penyiapan seluruh formasi dan
fondasi, untuk pemasokan, pembuatan, penempatan semua bahan, termasuk semua
pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk
penyelesaian yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan seperti yang diuraikan dalam
Gambar dan Spesifikasi ini.
7 - 138
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 139
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 140
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.11
7.11.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini akan terdiri dari pemasokan dan pemasangan sambungan siar muai lantai
yang terbuat dari logam atau elastomer atau tipe asphaltic plug, dan setiap bahan pengisi
(filler) dan penutup (sealer), untuk sambungan antar struktur baik dalam arah memanjang
maupun melintang, sesuai dengan Gambar dan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
3) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan diawasi
seperti yang dirinci dalam Standar Rujukan dalam Pasal 7.11.1.4).
4) Standar Rujukan
7 - 141
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
AASHTO :
AASHTO M102M/102-06(2011) : Steel Forgings, Carbon and Alloy, for General
Industrial Use.
AASHTO LRFD 2014 : Bridge Design Spesifications, Section 14
ASTM:
ASTM C639-15 : Standard Test Method for Rheological (Flow)
Properties of Elastomeric Sealants.
ASTM C661-15 : Standard Test Method for Indentation Hardness of
Elastomeric-Type Sealants by Means of a Durometer.
ASTM C679-15 : Standard Test Method for Tack-Free Time of
Elastomeric Sealants.
ASTM C793-05(2017) : Standard Test Method for Effects of Laboratory
Accelerated Weathering on Elastomeric Joint
Sealants.
ASTM D36/D36M-14e1 : Standard Test Method for Softening Point of Bitumen
(Ring-and-Ball Apparatus).
ASTM D113-17 : Standard Test Method for Ductility of Asphalt
Materials.
ASTM D412-16 : Standard Test Methods for Vulcanized Rubber and
Thermoplastic Elastomers Tension.
ASTM D471-16a : Standard Test Method for Rubber Property Effect of
Liquids.
ASTM D573-04(2015) : Standard Test Method for Rubber Deterioration in
an Air Oven.
ASTM D575-91(2012) : Standard Test Methods for Rubber Properties in
Compression.
ASTM D1149-16 : Standard Test Method for Rubber Deterioration
Cracking in an Ozone Controlled Environment
ASTM D2202 - 00(2014) : Standard Test Method for Slump of Sealants.
ASTM D2628-91(2016) : Standard Specification for Preformed
Polychloroprene Elastomeric Joint Seals for Concrete
Pavements.
ASTM D3542-08(2013) : Standard Specification for Preformed Polychloro-
prene Elastomeric Joint Seals for Bridges.
ASTM D5167-13 : Standard Practice for Melting of Hot-Applied Joint
and Crack Sealant and Filler for Evaluation.
ASTM D5329-16 : Standard Test Methods for Sealants and Fillers, Hot-
Applied, for Joints and Cracks in Asphalt Pavements
and Portland Cement Concrete Pavements.
ASTM D5325-03(2014) : Standard Test Method for Determination of Weight
Percent Volatile Content of Water-Borne Aerosol
Paints
ASTM D5893/D5893M-16 : Standard Specification for Cold Applied, Single
Component, Chemically Curing Silicone Joint Sealant
for Portland Cement Concrete Pavements.
ASTM D5973-97(2017) : Standard Specification for Elastomeric Strip Seals
with Steel Locking Edge Rails Used in Expansion
Joint Sealing.
ASTM D6297-13 : Standard Specification for Asphaltic Plug Joints for
Bridges.
ASTM D6690-15 : Standard Specification for Joint and Crack Sealants,
Hot Applied, for Concrete and Asphalt Pavements.
7 - 142
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Penyedia Jasa harus menyerahkan rincian dari semua bahan pengisi (filler)
sambungan dan penutup (seal) yang diusulkan untuk digunakan untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
b) Bilamana sambungan jenis patent yang diusulkan, maka Penyedia Jasa harus
menyerahkan rincian sambungan yang lengkap untuk mendapat persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan, termasuk gambar kerja dan sertifikat pabrik pembuatnya
untuk produk dan bahan yang digunakan di dalamnya. Jika data tersebut tidak
tersedia, Pengawas Pekerjaan harus memerintahkan Penyedia Jasa untuk
melaksanakan pengujian pada lembaga yang idependen untuk memastikan
kualitas dan sifat lain dari bahan tersebut. Rincian setiap modifikasi terhadap
pekerjaan struktur harus juga diserahkan.
a) Bahan pengisi sambungan (joint filler) yang belum mengisi celah sambungan
sampai penuh sebelum penutupan (sealing) harus dikeluarkan dan diisi kembali
dengan bahan pengisi sampai penuh.
Sambungan jenis patent yang dan rusak sebelum, selama atau sesudah pemasangan yang
disebabkan oleh kelalaian dalam penanganan, penyimpanan, pemasangan atau operasi
selanjutnya di lapangan harus dikeluarkan dan diganti. Semua sambungan tersebut harus
diperiksa pada saat tiba di tempat kerja dan setiap kerusakan harus dilaporkan secara
tertulis kepada Pengawas Pekerjaan. Bagaimanapun juga, Penyedia Jasa harus
bertanggungjawab untuk melindungi dan menjaga keamanan sambungan tersebut sesuai
fungsinya selama Masa Kontrak dengan jaminan (garansi) selama minimum 2 tahun.
7.11.2 BAHAN
Jenis struktur sambungan siar muai tergantung pada jumlah pergerakan lantai yang
diperlukan dan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Sambungan pelat atau siku,
sambungan baja bergerigi (steel finger joint), asphaltic plug dan sambungan berpenutup
neoprene harus mempunyai bentuk yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
7 - 143
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Bahan pengisi sambungan harus dari jenis kenyal yang tidak dikeluarkan pracetak
(premoulded non-extruding resilient type), sesuai dengan SNI 03-4432-1997 atau SNI 03-
4815-1998.
Bahan pengisi sambungan yang terbuat karet harus memenuhi Sifat fisik sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Yang dibuktikan dengan sertifikat mutu bahan yang dikeluarkan
oleh pabrikasi pembuatnya atau dilakukan pengujian bahan.
Bahan untuk penutup sambungan horisontal harus sesuai dengan SNI 03-4814-1998,
sebagai alternatif, penutup dari bitumen karet yang dicor panas atau yang sejenis dapat
digunakan dengan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. Sambungan vertikal dan miring
harus ditutup dengan sambungandempul bitumen, dari bahan yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan.
Bahan sambungan untuk dasar (primer) dan penutup (sealer) sambungan harus dicampur
dan digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
Bahan aspal yang di pakai untuk pencampuran sebagai bahan pengisi sambungan siar muai
dan juga penutup akhir (top coat) harus memenuhi ketentuan berdasarkan metode
pengujian sebagai berikut :
5) Agregat
Agregat untuk campuran siar muai asphasltic plug harus terdiri dari material yang
bersih, keras, awet dan bebas dari bahan-bahan kotoran organik dan bahan kotoran lain
yang tidak dikehendaki dan memenuhi ketentuan sifat-sifat seperti pada Tabel 7.11.2.2)
dan mempunyai gradasi seragam dalam ukuran nominal tunggal yaitu ukuran 14, 20
dan 28 mm atau boleh dicampur antara ketiga ukuran ini.
7 - 144
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Elastomer/karet polychloroprene jenis neoprene ini digunakan sebagai bahan pengisi celah
dari sambungan siar muai tipe Compression Seal, Strip Seal, maupun modular. Persyaratan
bahan mengikuti ketentuan dari Tabel 7.11.2.3) di bawah ini :
7 - 145
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
5. Kecepatan pengujian harus 13 ± 1,3 mm, minimum pada temperature kamar 23 ± 2,2 °C. Ampelas tidak digunakan.
7) Silikon
Silikon yang dimaksud adalah silikon/sealent tuang yang digunakan sebagai bahan pengisi
celah pada sambungan siar muai tipe Silicone Seal. Bahan pengisi ini mengikuti ketentuan
Tabel 7.11.2.4).
Tabel 7.11.2.4) Ketentuan Bahan Silikon
8) Pelat Baja
Pelat baja penutup lubang celah siar muai harus mempunyai lebar minimum 5 cm
atau disesuaikan dengan jarak lubang celah. Pelat baja harus memiliki lubang untuk
angkur sebagai pengikat. Angkur diikat pada celah dengan bantuan karet sintetis yang
menutupi lubang celah tersebut. Tebal pelat baja minimum 3 mm, dan karet penutup
lubang celah harus mempergunakan jenis polyethylene yang mempunyai tebal antara
30 mm atau/sampai 50 mm.
Bagian baja dan baut ankur harus sesuai dengan AASHTO M102M/M102-06(2011)
Kelas A. Bagian logam harus dilindungi terhadap korosi.
Pelat baja penutup lubang celah terbuka harus sesuai dengan Tabel 7.11.2.5) di bawah.
7 - 146
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
9) Ankur
Ankur merupakan komponen penahan yang berbentuk baut tertanam maupun baut
pengikat. Ankur yang dipasang harus dapat menahan dampak pemuaian akibat panas
yang ditimbulkan pada saat pelaksanaan terutama saat penuangan bahan pengisi jenis
aspal dan/atau silikon.
Mutu baja siku yang digunakan mengikuti mutu baja pada RSNI T-03-2005 atau
minimal mempunyai mutu SNI 6764:2016. Baja siku yang akan diterapkan harus
memenuhi metode persiapan permukaan sesuai ISO 12944-4:2017 dan kemudian
harus dilapisi dengan bahan anti karat.
11) Waterstops
Jenis dan bahan waterstops harus terinci dalam Gambar atau sebagaimana yang disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan.
Semua bahan lainnya yang diperlukan untuk sambungan harus sesuai dengan Gambar dan
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
7.11.3 PELAKSANAAN
1) Penyimpanan Bahan
Bahan sambungan yang dikirim ke lapangan harus disimpan, ditutupi, pada landasan di
atas permukaan tanah. Bahan ini harus selalu dilindungi dari kerusakan dan bilamana
ditempatkan harus bebas dari kotoran, minyak, gemuk atau benda-benda asing lainnya.
2) Pengisi Sambungan Pracetak (premoulded joint filler) dan Penutup Sambungan Elastis
Sambungan pada lantai, dinding dan sebagainya harus dibentuk dengan akurat meme-nuhi
garis dan elevasi sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Bahan pengisi sambungan harus digunakan dalam
lembaran yang sebesar mungkin. Luas yang lebih kecil dari 0,25 m2 harus dibuat dalam
satu lembaran. Bahan tersebut harus dipotong dengan perkakas yang tajam untuk
memberikan tepi yang rapi. Tepi yang kasar atau tidak teratur tidak diperkenankan. Bahan
tersebut harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terpasang dengan kokoh dalam
rongga dan terekat dengan baik pada satu tepi dari beton, menggunakan paku tembaga, jika
perlu, untuk memastikan bahwa bahan tidak terlepas selama operasi pelaksanaan
berikutnya atau pergerakan dari struktur. Bahan pengisi (filler) sambungan tidak boleh diisi
sampai melebihi rongga yang seharusnya diisi dengan penutup (sealer) kecuali bilamana
lembaran bahan pengisi yang terpisah digunakan sebagai acuan. Ukuran celah sambungan
siar muai harus sesuai dengan temperatur rata-rata jembatan pada saat pemasangan.
7 - 147
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Temperatur ini harus ditentukan sesuai dengan pengaturan yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan. Penutup sambungan harus sedikit cembung atau sedikit cekung terhadap
permukaan sambungan pada saat mengeras. Penutup sambungan harus dikerjakan sampai
penyelesaian yang halus dengan menggunakan sebuah spatula atau alat yang sejenis.
Pencampuran, penggunaan dan perawatan semua bahan jenis patent harus memenuhi
ketentuan pabrik pembuatnya.
Sambungan harus dapat meredam pergerakan dan suara serta merupakan struktur yang
kedap air. Struktur sambungan siar muai harus dipasang sesuai dengan Gambar dan
petunjuk pabrik pembuatnya. Ukuran celah harus sesuai (compatible) dengan temperatur
jembatan rata-rata pada saat pemasangan. Temperatur ini harus ditentukan sesuai dengan
pengaturan yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Posisi semua baut yang dicor di dalam
beton atau semua lubang bor yang dibuat dalam beton harus ditentukan dengan akurat
dengan menggunakan mal. Uliran baut atau skrup harus dijaga agar tetap bersih dan bebas
dari karat. Jalan alih harus disediakan dan dipelihara untuk melindungi semua sambungan
siar muai dari beban kendaraan sampai sambungan ini diterima dan Pengawas Pekerjaan
mengizinkan pembongkaran jalan alih tersebut.
a) Daerah yang akan dipasang sambungan siar muai harus diberi tanda dan dipotong
sesuai dengan lokasinya yaitu 20 cm ke kiri dan kanan dari celah ke arah
perkerasan dengan rata, dengan menggunakan jack hammer dan dibersihkan
dengan kompresor dan sikat kawat.
b) Agregat yang akan digunakan pada sambungan siar muai ini harus dipanaskan
sampai 130°C, demikian juga dengan binder (aspal) dipanaskan sampai 130°C,
yang kemudian dicampur menjadi satu dan merata untuk kemudian dipasang.
Panas campuran agregat dan binder pada waktu pengecoran bahan asphaltic ini
mempunyai panas minimum 120°C. Pelaksanaan ini harus dilaksanakan lapis
demi lapis dengan perbandingan berat antara agregat dan binder 2:1 dan
dipadatkan menjadi 20 30 mm. Lapisan terakhir harus berbentuk cembung dari
kiri dan kanan sumbu sambungan siar muai dengan kemiringan 2% yang akhirnya
ditutupi dengan lapis penutup (cover) dengan perbandingan berat agregat dan
binder dalam keadaan panas 10:1.
c) Bagian celah yang akan diberi sambungan siar muai ini harus dalam kondisi
bersih, untuk kemudian diberi lapisan binder yang sudah dipanaskan terlebih dulu
sebelum dilaksanakan pengecoran bahan asphaltic plugnya.
1) Cara Pengukuran
Suatu pengukuran struktur sambungan siar muai akan berupa jumlah meter panjang
sambungan yang selesai dipasang di tempat dan diterima. Waterstops, bahan pengisi
7 - 148
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
sambungan siar muai pracetak, penutup sambungan pracetak dan penutup sambungan
elastis yang dituang tidak diukur secara terpisah dan dianggap telah termasuk dalam
penyediaan dan pemasangan siar muai sesuai mata pembayaran yang tersedia dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
2) Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas akan dibayar dengan Harga
Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran ini harus dianggap kompensasi penuh untuk
penyediaan dan pemasangan semua bahan, tenaga kerja, perkakas, peralatan dan biaya
tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan. Semua jenis
sambungan lainnya akan dibayar dengan memasukkannya ke dalam harga satuan untuk
mata pembayaran lainnya di mana sambungan tersebut dikerjakan atau di mana sambungan
itu dihubungkan dan tidak dibayar dalam mata pembayaran yang terpisah.
7.11.(1a) Sambungan Siar Muai Tipe Asphaltic Plug, Fixed Meter Panjang
7.11.(7) Sambungan Siar Muai Tipe Karet dengan Lebar Meter Panjang
7 - 149
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 150
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.12
LANDASAN (BEARING)
7.12.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini akan terdiri dari penyediaan dan pemasangan landasan logam atau
elastrometrik untuk menopang gelagar atau pelat seperti yang ditunjukkan pada Gambar
dan disyaratkan dalam Spesifikasi ini, termasuk angkur penahan gempa, stopper lateral,
stopper longitudinal.
3) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus sesuai dengan Standar
Rujukan dalam Pasal 7.12.1.5) di bawah ini.
4) Toleransi
a) Penempatan Landasan
b) Permukaan Beton
c) Landasan Landasan
7 - 151
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Bahan landasan harus mampu meneruskan beban yang diberikan struktur tanpa
kerusakan. Permukaan yang akan diberi adukan semen untuk landasan harus
disiapkan sebagaimana mestinya sampai suatu keadaan yang sesuai (compatible)
dengan adukan semen yang dipilih. Permukaan atas dari setiap bidang landasan di
luar landasan harus mempunyai kelandaian yang menurun dari landasan.
d) Penyetel Berulir
e) Ukuran Landasan
Bilamana dirancang sejajar, maka toleransi bagian atas landasan yang sejajar,
sebagai titik duga, harus 0,2% dari diameter untuk permukaan bundar dalam
bidang datar dan 0,2% dari sisi yang lebih panjang untuk permukaan segi panjang
dalam bidang datar.
i) Umum
Toleransi mendatar pelat rol diukur dari segala arah harus 0,025 mm
untuk panjang sampai dengan dan termasuk 250 mm dan 0,01 % dari
panjang dalam arah pengukuran untuk panjang di atas 250 mm.
Kekasaran permukaan permukaan rol tidak boleh melampaui 0,8 mikron.
7 - 152
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Toleransi mendatar pelat yang berpasangan dengan rocker harus 0,075 mm untuk
ukuran panjang sampai dengan dan termasuk 250 mm dan 0,03 % dari panjang
untuk ukuran panjang di atas 250 mm. Toleransi profil dan permukaan untuk
panjang permukaan di mana dapat terjadi kontak harus 0,025 mm. Kekasaran
permukaan untuk permukaan yang bergoyang (rocking surface) harus tidak
melebihi 0,8 mikron.
Landasan sendi silinder dan berbentuk bola : Toleransi mendatar dan profil
permukaan untuk landasan sendi silinder dan toleransi profil permukaan untuk
landasan sendi berbentuk bola harus 0,0002 x h mm atau 0,24 mm, dipilih yang
lebih besar, di mana x adalah panjang tali (chord) (dalam mm) antara ujung-ujung
dari permukaan PTFE (dalam mm) dalam arah rotasi dan h adalah proyeksi dari
PTFE (dalam mm) di atas puncak ceruk (recess) yang mengikat, untuk PTFE yang
terikat, atau ketebalan (dalam mm) untuk PTFE yang direkat. Toleransi ukuran
terhadap radius permukaan kurva pada landasan yang telah selesai harus 3 % dari
radius yang dimaksudkan. Kekasaran permukaan dari permukaan geser logam
yang melengkung tidak boleh melebihi 0,5 mikron. Bilamana PTFE membentuk
salah satu permukaan kontak maka harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang
diberikan dalam (j).
7 - 153
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Celah antara tepi lembaran PTFE dan tepi ceruk (recess) yang diikat dalam segala
hal tidak boleh melebihi 0,5 mm atau 0,1 % dari dimensi bidang datar lembaran
PTFE yang sesuai, dalam arah yang diukur, dipilih yang lebih besar.
Toleransi profil pada proyeksi yang ditetapkan dari PTFE di atas ceruk (recess)
diikat harus memenuhi Tabel 7.12.1.3).
Kekasaran lajur permukaan geser logam tidak boleh melebihi 0,15 mikron.
i) Sifat Sejajar
Batas toleransi kelurusan lapisan baja dapat dihitung mengacu pada SNI
3967:2013.
ii) Ukuran
Landasan karet tipe polos dan landasan karet tipe berlapis yang dibuat
berdasarkan ukuran rancangan, harus diperiksa dimensi dari setiap
bantalan. Jika ada ukuran yang berada di luar batas toleransi yang
tercantum pada Tabel 7.12.1.4), bantalan tersebut harus ditolak. Kecuali
toleransi lain tercantum pada gambar rancangan
7 - 154
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
5) Standar Rujukan
AASHTO:
AASHTO LRFD : Bridge Design Specifications 8th Edition 2017
AASHTO LRFD : Bridge Construction Specifications 4th Edition
2017
AASHTO M102M/M102-06(2011) : Carbon Steel forging or General Industrial Use.
AASHTO M105-09(2013) : Gray Iron Castings.
AASHTO M163M/M163-07(2012) : Corrosion-resistant Iron-Chromium, Iron-
Chromium-Nickel and Nickel-based Castings
for General Application.
AASHTO M169-15 : Cold-finished Carbon Steel Bars and Shafting.
7 - 155
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ASTM:
ASTM A47/A47M99(2014) : Standard Specification for Ferritic Malleable Iron
Castings.
ASTM A167-99(2009) : Standard Specification for Stainless and Heat-
Resisting Chromium-Nickel Steel Plate, Sheet, and
Strip (withdrawn 2014, no replacement).
ASTM A240/A240M-17 : Standard Specification for Chromium and Chromium-
Nickel Stainless Steel Plate, Sheet, and Strip for
Pressure Vessels and for General Applications.
ASTM A486/A486M-82 : Specification for Steel Castings for Highway Bridges
(withdrawn 1987, no replacement).
ASTM A788/A788M-18 : Standard Specification for Steel Forgings, General
Requirements.
ASTM A802-95(2015) : Standard Practice for Steel Castings, Surface
Acceptance Standards, Visual Examination.
ASTM D3183-10(2015) : Rubber - Preparation of Pieces for Test Purposes from
Products.
ASTM D4014-03(2018) : Standard Specification for Plain and Steel-Laminated
Elastomeric Bearings for Bridges.
ASTM B36/B36M-13 : Standard Specification for Brass Plate, Sheet, Strip,
And Rolled Bar.
ASTM B100-13 : Standard Specification for Wrought Copper-Alloy
Bearing and Expansion Plates and Sheets for Bridge
and Other Structural Use.
ASTM B121/B121M-16 : Standard Specification for Leaded Brass Plate, Sheet,
Strip, and Rolled Bar.
a) Penyedia Jasa harus menyerahkan rincian jenis landasan yang diusulkan untuk
digunakan bersama dengan sertifikat pabrik yang menunjukkan bahwa bahan
yang digunakan sesuai dengan Spesifikasi ini 30 hari sebelum pemasangan.
Bilamana bahan Jika ini disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, maka Penyedia Jasa
harus membuat gambar kerja yang menunjukkan cara penempatan dan
pemasangan, dengan memperhitungkan ketentuan toleransi dan temperatur
pemasangan. Rincian juga harus menunjuk-kan setiap perubahan detail pada
bangunan bawah (sub-structure) dan bangunan atas jembatan di mana landasan
tersebut akan ditempatkan, untuk menentukan lokasi dan menyetel landasan
tersebut.
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh bahan yang diusulkan pada Pengawas
Pekerjaan untuk disetujui. Bahan yang dipasok akan dibandingkan dengan bahan
yang telah disetujui. Setiap perubahan mutu, bentuk atau sifat-sifat fisik dari bahan
yang telah disetujui akan mengakibatkan ditolaknya bahan tersebut oleh Pengawas
Pekerjaan.
7 - 156
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Setelah pengiriman landasan tiba di tempat maka landasan tersebut harus diperiksa untuk
menjamin bahwa landasan tersebut sesuai dengan yang diperlukan dan tidak mengalami
kerusakan selama pengiriman dan penanganan. Kerusakan pada landasan harus segera
diberitahukan kepada Pengawas Pekerjaan secara tertulis.
Landasan harus disimpan di gudang lapangan yang kedap di atas permukaan tanah dan
harus selalu dilindungi dari kerusakan akibat cuaca maupun fisik serta harus bebas dari
akumulasi debu, kotoran, minyak, gemuk, kelembaban dan benda-benda lainnya yang
tidak dikehendaki.
Untuk menghindari terjadinya resiko elektrolisis, maka kontak antara bahan-bahan yang
tidak sejenis harus dihindarkan. Dalam hal ini, baja lunak dan baja tahan karat adalah tidak
sejenis. Kontak langsung antara tembaga, nikel dan logam paduannya (misalnya kuningan
dan perunggu) dengan aluminium, dan aluminium dengan baja harus dihin-darkan.
Tembaga dapat dipengaruhi oleh kontak langsung dengan beton.
a) Landasan yang tidak memenuhi toleransi dimensi tidak boleh dipasang dalam
pekerjaan, kecuali dapat ditunjukkan dengan pengujian dan perhitungan yang
dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan, bahwa kinerja landasan tidak terganggu
dengan dimensi di luar toleransi yang diizinkan dan tidak ada beban tambahan
yang dilimpahkan pada bangunan atas atau bagian bangunan bawah jembatan.
Bilamana pengujian dan perhitungan ini tidak dapat dibuktikan, maka perle-takan
yang tidak memenuhi toleransi dimensi harus disingkirkan dari tempat kerja dan
diganti.
d) Sebelum landasan dipasang, Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan bukti tertulis
kepada Pengawas Pekerjaan yang menyatakan bahwa seluruh landasan telah
memenuhi persyaratan (mekanis maupun fisik) untuk digunakan. Perbaikan atau
penggantian atas landasan yang telah terpasang dan tidak memenuhi persyaratan
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
7 - 157
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7.12.2 BAHAN
Lapisan penulangan pelat baja untuk landasan elastomer berlapis pelat baja harus
memenuhi SNI 6764:2016 atau standar lain yang setara. Tepi-tepi pelat harus
dikerjakan dengan rapi untuk menghindari penakikan. Pelat harus terbungkus
penuh dalam elastomer untuk mencegah korosi.
b) Rolled Steel
Baja tuang harus memenuhi persyaratan ASTM A802-95(2015) dan bebas dari
cacat lubang dan kotoran yang lebih besar dari 3 mm.
Baja anti korosi harus memenuhi persyaratan sesuai dengan ASTM A167-
99(2009), Tipe 304 atau ASTM A240/A240M-17, Tipe 304, ketebalan minimum
0,91 mm dan permukaan akhir pada saat sudah menjadi perletakan harus lebih
besar atau sama dengan 8 µin.
f) Sealing Rings
Sealing rings antara piston baja dan elemen rotasi elastomerik bantalan panci
harus terbuat dari kuningan yang sesuai dengan ASTM B36/B36M-13 untuk
cincin penampang persegi panjang dan ASTM B121/B121M-16 untuk bagian
melingkar.
g) Rolled Copper-Alloy
h) Landasan Logam
Landasan logam harus berupa landasan blok berongga (pot), geser (sliding), sendi
(knuckle), goyang (rocker), spherical yang disetel atau landasan lainnya
sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar dan disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan. Bahan harus memenuhi spesifikasi AASHTO yang berkaitan.
Bahan-bahan campuran karet yang digunakan dalam pembuatan bantalan ini harus berupa
polycholoprene sintetis (karet sintetis) tahan kristalisasi atau polyisoprene alami (karet
7 - 158
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
alam) saja sebagai polimer mentah. Bantalan elastomer yang terbuat dari gabungan
polycholoprene dan polyisoprene atau bahan lain, yang digabung dalam bentuk campuran,
bentuk lapisan penyusun atau bentuk lainnya tidak diperkenankan. Seluruh bahan harus
baru dan bukan daur ulang yang diambil dari bantalan yang telah jadi.
Landasan elastomer yang akan dipasang harus dilakukan pengujian oleh laboratorium
independent baik pengujian secara mekanis maupun pengujian bahan dan memenuhi
ketentuan yang tercantum dalam SNI 3967:2013 dengan ketentuan jumlah benda uji
sebagai berikut :
ii) Satu kelompok dapat mencakup 100 buah landasan atau kurang yang
mengandung lembaran anyaman (fabric) dari ukuran rencana yang
berbeda jika dipotong dari lembaran besar atau lembaran yang memenuhi
persyaratan ini.
b) Untuk pengujian bahan/material, jumlah benda uji yang harus diambil adalah:
i) Landasan tipe polos: dua buah landasan utuh dari setiap kelompok;
ii) Landasan tipe berlapis: satu landasan utuh per sepuluh buah landasan
dalam satu kelompok landasan, dengan jumlah minimum dua buah
landasan.
Jika contoh karet yang diambil gagal memenuhi persyaratan manapun yang
tercantum, kelompok landasan tersebut harus ditolak.
ii) Satu dari setiap 10 landasan yang lolos uji beban tekan berlebih, harus
diuji untuk menentukan regangan tekan pada beban tekan rencana
maksimum sesuai metoda uji dalam standar ini, jika perancang struktur
menentukan nilai maksimum regangan tekan pada beban tersebut.
7 - 159
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Sebagai pilihan pengujian tambahan jika diperlukan dapat dilakukan pengujian modulus
geser landasan harus dilakukan pada temperatur 23oC ± 2oC sesuai dengan petunjuk pada
metoda uji dalam standar ini. Modulus geser harus ditentukan dengan menguji landasan
yang diambil dari landasan contoh. Dengan kata lain atas pilihan Pengguna Jasa, suatu uji
kekakuan yang tidak merusak sebagai pembanding dapat dilakukan pada sepasang
landasan contoh. Jika uji tidak merusak telah dilakukan, modulus gesernya dapat dihitung
dari kekakuan geser landasan yang telah terukur, dihitung besarnya pengaruh kekakuan
geser terhadap ukuran landasan dan beban tekan. Modulus geser yang didapat harus
berkisar 15% dari nilai yang disyaratkan. Jika modulus gesernya tidak memenuhi
persyaratan minimum, lot tersebut harus ditolak.
Baja laminasi harus memenuhi persyaratan bahan sesuai dengan AASHTO M 251-06
(2011).
7 - 160
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7.12.3 PEMASANGAN
1) Umum
Landasan harus ditandai dengan jelas tentang jenis dan tempat pemasangan pada saat tiba
di tempat kerja. Alat-alat penanganan yang cocok harus disediakan sebagaimana
diperlukan. Alat-alat penjepit sementara harus digunakan untuk menjaga orientasi bagian-
bagian dengan tepat, tetapi tidak boleh digunakan untuk menyandang atau menggantung
landasan kecuali dirancang khusus untuk maksud tersebut.
Pemindahan beban bangunan atas jembatan pada landasan tidak akan diperkenankan
sampai kekuatan landasan telah cukup untuk menahan beban yang diberikan. Alat-alat
pengjepit sementara harus disingkirkan pada waktu yang cocok sebelum landasan tersebut
diperlukan untuk menahan gerakan. Perhatian khusus harus diberikan pada setiap
penanganan yang diperlukan untuk lubang-lubang yang terekspos pada saat pelepasan
penjepit transit sementara. Bilamana lubang-lubang penyetelan akan digunakan kembali,
maka bahan yang dipilih untuk mengisinya tidak hanya memberikan perlindungan
terhadap kerusakan, tetapi juga merupakan bahan yang mudah dapat dikeluarkan tanpa
merusak uliran manapun.
Baji perancah baja dan landasan karet cocok untuk penyangga sementara di bawah pelat
dasar landasan.
Untuk menampung rangkak dan penyusutan beton ditambah pergerakan akibat terpe-ratur
pada bangunan atas jembatan, maka landasan harus disetel sebelumnya sesuai dengan
petunjuk Pengawas Pekerjaan.
2) Dudukan Landasan
Pemilihan bahan dudukan landasan harus berdasarkan cara pemasangan perletakan, ukuran
celah yang akan diisi, kekuatan yang diperlukan dan waktu pengerasan (setting time) yang
diperlukan. Dalam pemilihan bahan dudukan landasan, maka faktor-faktor berikut harus
diper-timbangkan : jenis perletakan; ukuran peletakan; pembebanan pada perletakan;
urutan dan waktu pelaksanaan; pembebanan dini; ketentuan geser (friction); pengaturan
dowel; ruangan untuk mencapai perletakan; tebal bahan yang diperlukan; rancangan dan
kondisi permukaan pada lokasi perletakan; penyusutan bahan landasan.
Untuk menjamin agar pembebanan yang merata pada perletakan dan struktur penyangga,
maka perlu digarisbawahi bahwa adalah setiap bahan dudukan landasan, baik di atas
maupun di bawah perletakan, harus diperluas ke seluruh daerah perletakan.
7 - 161
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penggunaan bahan dudukan landasan perletakan dengan bahan dasar mortar semen, harus
mengikuti seksi 7.8 spesifikasi ini.
Untuk mengatasi getaran dan benturan yang kebetulan, maka penyetelan harus dilak-
sanakan. Sambungan geser atau baut ankur harus dipasang dengan akurat dalam ceruk
yang dicetak di dalam struktur dengan menggunakan mal dan rongga yang tertinggal dalam
ceruk harus diisi dengan suatu bahan yang mampu menahan beban yang berkaitan. Baut
toleransi rapat harus dipasang dengan menggunakan landasan sebagai mal. Dalam hal yang
khusus ini, pencegahan harus diambil untuk mencegah pengotoran landasan selama
pemasangan baut.
Landasan yang akan dipasang pada penyangga sementara harus ditanam dengan kokoh
pada struktur dengan baut ankur atau cara lain untuk mencegah gangguan selama operasi-
operasi berikutnya. Cara pengencangan baut harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengubah bentuk landasan. Akhirnya, rongga di bawah landasan harus diisi sepenuhnya
dengan bahan dudukan landasan.
Tempat-tempat yang sulit harus dihindari, misalnya paking sementara penahan getaran
harus dikeluarkan dan digunakan ring pegas. Sebagai alternatif, landasan dapat disetel
langsung pada pelat landasan logam yang ditempatkan ke dalam atau ditanamkan pada
permukaan struktur penyangga. Hanya adukan pasta semen tipis untuk landasan yang
boleh digunakan dan jika selain adukan resin sintesis yang digunakan untuk maksud ini,
maka adukan resin sintesis harus ditempatkan dalam suatu ceruk yang cocok untuk diberi
tulangan pada semua sisi.
Bilamana bangunan bawah jembatan terbuat dari baja maka landasan dapat langsung
dibaut padanya. Dalam hal ini, perlengkapan harus disediakan untuk menjamin bahwa
garis dan elevasi berada dalam rentang toleransi yang diizinkan.
Landasan karet elastomer dapat diletakkan langsung pada beton, asalkan berada dalam
tole-ransi yang disyaratkan untuk kedataran dan kerataan. Sebagai alternatif, landasan
tersebut harus diletakkan pada suatu lapisan bahan dudukan landasan.
Bilamana landasan dipasang sebelum pengecoran langsung lantai beton, maka acuan
sekitar landasan harus ditutup dengan rapi untuk mencegah kebocoran adukan encer.
Landasan, terutama permukaan bidang kontak, harus dilindungi sepenuhnya selama
operasi pengecoran. Pelat geser harus ditunjang sepenuhnya dan perhatian khusus harus
diberikan untuk mencegah pergeseran, pemindahan atau distorsi landasan akibat beban
beton yang masih basah di atas landasan. Setiap adukan semen yang mengotori perletakan
harus dibuang sampai bersih sebelum mengeras.
7 - 162
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Suatu lapisan tipis adukan resin sistesis harus ditempatkan antara landasan dan balok.
Sebagai alternatif, landasan dengan pelat landasan sisi luar dapat dibaut pada pelat ankur,
pada soket yang tertanam dalam elemen pracetak, atau pada pelat tunggal yang dibuat
dengan mesin di atas elemen baja.
1) Cara Pengukuran
Kuantitas landasan logam dan angkur gempa akan dihitung berdasarkan jumlah setiap jenis
landasan logam dan angkur gempa yang dipasang dan diterima.
Kuantitas landasan karet elastomer dan stopper akan dihitung berdasarkan jumlah tiap
jenis, ukuran dan ketebalan elastomer yang selesai dikerjakan di tempat dan diterima.
Landasan strip akan diukur sebagai jumlah meter panjang yang selesai dikerjakan di tempat
dan diterima.
2) Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas untuk jenis tertentu yang ditentukan
harus dibayar dengan harga satuan Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di
bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran tersebut
harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan penempatan semua bahan
termasuk pelat baja penahan getaran, plin beton, bahan dudukan landasan, adukan mortar
semen, lapisan perekat epoxy, dowel, batang ankur, semua tenaga kerja, perkakas,
peralatan, pengujian untuk pengendalian mutu dan biaya lainnya yang diperlukan atau
yang lazim untuk penyelesaian yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan yang diuraikan
dalam Seksi ini.
7 - 163
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 164
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.13
SANDARAN (RAILING)
7.13.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pengecoran beton untuk tembok sandaran yang mengacu pada
Seksi 7.1. Sedangkan pekerjaan sandaran terdiri dari penyediaan, fabrikasi dan
pemasangan sandaran baja untuk jembatan dan pekerjaan lainnya seperti galvanisasi,
pengecatan, tiang sandaran, pelat dasar, baut pemegang, dan sebagainya, sebagaimana
yang ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan
memenuhi Spesifikasi ini.
3) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan
dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam Pasal
7.13.1.5).
4) Toleransi
5) Standar Rujukan
7 - 165
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
AASHTO:
AASHTO M111M/M111-15 : Zinc (Hot-Dip Galvanized) Coatings on Iron and Steel
Products.
AASHTO M235M/M235-13 : Epoxy Resin Adhesives
ASTM :
ASTM A307-14e1 : Standard Specification for Carbon Steel Bolts, Studs,
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan sertifikat pabrik pembuat sandaran baja yang
menunjukkan mutu baja, pengelasan, dan sebagainya.
Bagian-bagian baja harus ditangani dan disimpan dengan hati-hati dalam tempat ter-tentu,
rak atau landasan, dan tidak boleh bersentuhan langsung dengan permukaan tanah serta
harus dilindungi dari korosi. Bahan harus dijaga agar bebas dari debu, minyak, gemuk dan
benda-benda asing lainnya. Permukaan yang dicat harus dilindungi baik di bengkel
maupun di lapangan. Baut-baut harus dilindungi dari kerusakan.
7 - 166
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7.13.2 BAHAN
1) Baja
Bahan untuk sandaran jembatan harus baja rol dengan tegangan leleh 2.500 kg/cm2
memenuhi SNI 6764:2016 atau standar lain yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Atas perintah Pengawas Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menguji baja rol di instasi
pengujian yang disetujui bilamana tidak terdapat sertifikat pabrik pembuatnya.
3) Beton
7.13.3 PERALATAN
1) Umum
Fabrikasi umumnya harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari Seksi 7.4 Baja
Struktur. Sandaran harus difabrikasi di bengkel yang disetujui. Sambungan pada panel
yang berbatasan harus sangat tepat (match-marked) untuk maksud pemasangan.
2) Pengelasan
Pengelasan harus dilaksanakan oleh tenaga yang trampil, dengan cara yang ahli,
mengetahui detail semua sifat-sifat bahan. Lapisan yang terekspos harus dikupas,
digosok, dikikir dan dibersihkan untuk mendapatkan penampilan yang bersih sebelum
digalvanisasi.
Pelat dasar harus dilas ke tiang-tiang untuk menghitung setiap ketinggian yang
diberikan dalam Gambar dan dengan cara yang sedemikian hingga tiang-tiang ini akan
tegak jika dalam posisi akhir.
3) Galvanisasi
Semua bagian baja harus digalvanisasi sesuai dengan AASHTO M111M/M111-15 Zinc
(Hot-Dip Galvanized) Coatings on Iron and Steel Products, kecuali jika galvanisasi ini
telah mempunyai tebal minimum 80 mikron. Pekerjaan pengeboran dan pengelasan
harus sudah selesai sebelum galvanisasi. Agar kondensasi uap air dapat lolos setelah
fabrikasi sebelum galavanisasi, pipa harus dilengkapi dengan lubang yang ditunjukkan
dalam Gambar. Setiap penambahan lubang yang diperlukan untuk pengaliran atau
diperlukan untuk galvanisasi harus diletakkan dalam posisi yang sedemikian hingga
tidak langsung tampak dan tidak mengurangi kapasitas pipa terhadap beban. Pipa harus
digalvanisasi luar dan dalam. Setelah galvanisasi elemen-elemen sandaran selesai,
pengelasan atau pengeboran tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan Pengawas
Pekerjaan. Perbaikan galvanisasi, selanjutnya akan dilaksanakan (setelah semua karat,
uap air, galvanisasi yang mengelupas, minyak dan benda-benda asing lainnya telah
7 - 167
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
dibersihkan) dengan 3 lapis cat dasar serbuk seng (zinc dust) yang bermutu tinggi dan
awet seperti yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
7.13.4 PELAKSANAAN
Pemasangan harus sesuai dengan Seksi 7.4 Baja Struktur. Sandaran harus dipasang
dengan hati-hati sesuai dengan garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar.
Sandaran harus disetel dengan hati-hati sebelum dimatikan agar dapat memperoleh
sambungan yang tepat, alinyemen yang benar dan lendutan balik (camber) pada seluruh
panjang. Persetujuan dari Pengawas Pekerjaan harus diperoleh sebelum sandaran
dimatikan. Penyedia Jasa akan memberitahukan Pengawas Pekerjaan bilamana
pemeriksaan dan persetujuannya diperlukan.
1) Cara Pengukuran
Sandaran baja harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah meter panjang sandaran dari
jenis yang ditunjukkan dalam Gambar, selesai di tempat dan diterima. Pengukuran harus
dilaksanakan sepanjang permukaan elemen-elemen sandaraan antara pusat-pusat tiang tepi
dan harus termasuk semua tiang-tiang bagian tengah, penyangga sandaran dan elemen-
elemen ujung. Tidak ada pembayaran tersendiri yang dibuat untuk pelat dasar, baut
pemegang, panel-panel yang dimasukkan dan setiap perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menyelesaikan sandaran. Untuk tangga, pengukuran dilaksanakan dalam meter
panjang yang diambil sepanjang permukaan atas pegangan (hand rail).
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas sandaran baja diukur seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar dengan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang tercantum di bawah dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran yang demikian
harus dipandang sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan sandaran, tiang-tiang tepi
dan bagian tengah, penyangga sandaran, pelat dasar, baut pemegang, panel-panel yang
dimasukkan, panel dan perlengkapan ujung, ditambah pengiriman, pema-sangan,
penanganan permukaan dan penyediaan semua pekerja, peralatan, perkakas dan lain-lain
yang diperlukan untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang
diuraikan dalam Seksi ini.
7 - 168
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.14
7.14.1 UMUM
1) Uraian
Arti dari papan nama jembatan dalam Spesifikasi ini adalah papan monumen yang
menerangkan nama, nomor, lokasi, tahun pembuatan, panjang jembatan yang dipasang di
parapet jembatan. Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan dan pemasangan papan nama
jembatan dalam bentuk dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar.
7.14.2 BAHAN
Bahan yang digunakan adalah marmer atau batu alam dengan ukuran sesuai dengan
Gambar. Papan nama ini ini harus diukir nama dan lambang Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR), dan nama jembatan yang telah
disetujui secara tertulis, jumlah bentang, panjang jembatan, tipe jembatan dan lokasi
jembatan (dinyatakan Km. dari kota asal, dan GPS dengan 4 digit) jenis dan kedalaman
fondasi yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
7.14.3 PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk memasang papan nama jembatan harus disetujui terlebih
dahulu oleh Pengawas Pekerjaan.
1) Pengukuran
Kuantitas yang dibayar adalah jumlah aktual papan nama jembatan yang telah selesai
dipasang dan diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diukur seperti disyaratkan di atas harus dibayar berdasarkan Harga Kontrak
per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut sudah
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, pekerja, peralatan, perkakas dan
semua keperluan lainnya atau biaya untuk menyelesaikan pekerjaan yang sebagaimana
mestinya seperti disyaratkan dalam Seksi ini.
7 - 169
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 170
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.15
PEMBONGKARAN STRUKTUR
7.15.1 UMUM
1) Uraian
b) Pekerjaan harus juga meliputi pembuangan bahan ke tempat yang ditunjuk oleh
Direski Pekerjaan menurut Pasal 7.15.1.1).a) di atas, yang meliputi baik
pembuangan atau pengamanan, penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan
pengamanan dari kerusakan atas bahan yang ditentukan oleh Pengawas
Pekerjaan.
Seluruh bahan bongkaran yang ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan untuk diamankan
harus segera diukur segera setelah pekerjaan pembongkaran dan suatu catatan tertulis
yang memberikan data lokasi semula, sifat, kondisi dan kuantitas bahan harus
dilaporkan kepada Pengawas Pekerjaan.
7 - 171
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa harus melakukan seluruh pengaturan yang diperlukan dengan Pemilik
Tanah dan menanggung semua biaya, untuk memperoleh lokasi yang sesuai untuk
pembuangan akhir sisa bahan bangunan dan penyimpanan sementara untuk bahan yang
diamankan.
Jembatan, gorong-gorong dan struktur lain yang digunakan oleh lalu lintas tidak boleh
dibongkar sampai pengaturan untuk memperlancar arus lalu lintas dapat diterima oleh
Pengawas Pekerjaan sesuai dengan ketentuan Seksi 1.8, Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas.
1) Pelepasan Struktur
a) Jembatan baja dan jembatan kayu, bila disyaratkan oleh Pengawas Pekerjaan
untuk diamankan, harus dilepas dengan hati-hati tanpa menimbulkan
kerusakan.
b) Jembatan kayu dengan bentang lebih besar dari 2,0 m atau bagian yang perlu
disesuaikan atau terganggu karena Pekerjaan harus dilepas seperlunya dengan
dan dipasang kembali dengan bahan semula. Struktur kayu di atas dua tumpuan
dengan bentang kurang dari 2,0 m yang yang menghalangi kegiatan Pekerjaan
harus dibongkar dengan hati-hati dan diserahkan kepada Pengguna Jasa atau
dipindahkan sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
2) Pembongkaran Struktur
a) Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik Pengguna Jasa yang sah
sebelum pekerjaan pembongkaran dilakukan. Tidak ada bahan bongkaran yang
akan menjadi milik Penyedia Jasa.
7 - 172
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana yang diminta oleh
Pengawas Pekerjaan.
c) Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Pengawas Pekerjaan, semua beton
yang dibongkar yang ukuran bahannya cocok untuk pasangan batu kosong (rip
rap) dan tidak diperlukan untuk digunakan dalam proyek, harus ditumpuk pada
lokasi yang ditunjuk oleh Pengawas Pekerjaan.
Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau diamanakan dapat
dibakar atau dikubur atau dibuang seperti yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
1) Cara Pengukuran
Kuantitas yang dihitung untuk pembongkaran untuk semua jenis bahan harus berda-
sarkan jumlah aktual dari hasil pembongkaran dalam meter kubik, kecuali untuk
pembongkaran bangunan gedung, pembongkaran rangka baja termasuk lantai jembatan,
pembongkaran lantai jembatan kayu, pembongkaran jembatan kayu dalam meter
persegi dan pembongkaran batangan baja dalam meter panjang.
2) Dasar Pembayaran
Pekerjaan diukur seperti ditentukan di atas harus dibayar berdasarkan Harga Kontrak per
satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk pembuangan atau pengamanan, penanganan,
pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan dari kerusakan, untuk semua pekerja,
peralatan, perkakas, dan semua pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti disyaratkan dalam Seksi ini.
7 - 173
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 174
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.16
7.16.1 UMUM
1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan drainase lantai adalah elemen yang ada pada sepanjang
lantai untuk membuang air dari lantai tanpa mengenai elemen lain.
b) Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup penyediaan dan
pemasangan deck drain, pipa penyalur, pipa drainase untuk jembatan yang
terbuat dari pipa baja yang sudah digalvanisasi, pipa pvc, dan pekerjaan lainnya
seperti galvanisasi, pengecatan, angkur dudukan, sebagaimana yang
ditunjukkan dalam gambar atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan
memenuhi spesifikasi ini.
3) Standar Rujukan
AASHTO:
AASHTO M111M/M111-15 : Zinc (Hot-Dip Galvanized)Coatings on Iron and Steel
Products.
ASTM:
ASTM A252-10 : Standard Specification for Welded and Seamless Steel
Pipe Piles
ASTM D2665-14 : Standard Specification for Poly(Vinyl Chloride)
(PVC) Plastic Drain, Waste, and Vent Pipe and
Fittings.
ASTM D4396-15 : Standard Specification for Rigid Poly (Vinyl Chloride)
(PVC) and Chlorinated Poly(Vinyl Chloride) (CPVC)
Compounds for Plastic Pipe and Fittings Used in
Nonpressure Applications.
7 - 175
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan sertifikat pabrik pembuat pipa drainase yang
menunjukkan mutu baja, pengelasan, dan sebagainya.
5) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/ memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah
diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada Pasal 7.16.2 dari
Spesifikasi ini.
Bagian-bagian pipa harus ditangani dan disimpan dengan hati-hati dalam tempat
tertentu, rak atau landasan, dan tidak boleh bersentuhan langsung dengan permukaan
tanah serta harus dilindungi dari korosi.
7.16.2 BAHAN
1) Baja
Bahan untuk Deck Drain berbahan besi tuang yang terpasang dengan bentuk sesuai
gambar. Diameter pipa drainase jembatan minimum 150 mm (6 inch) dan tebal minimal
2 mm atau sesuai Gambar yang terbenam atau terpasang pada struktur jembatan. Mutu
7 - 176
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
pipa baja dengan tegangan leleh 280 MPa dan harus memenuhi standar SNI 07-0722-
1989 atau ASTM A252-10, atau standar lain yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Atas perintah Pengawas Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menguji baja di instansi
pengujian yang disetujui apabila tidak terdapat sertifikat pabrik pembuatnya.
2) PVC
Bahan untuk pipa PVC harus sesaui dengan SNI 06-0162-1987 dan SNI 06-0178-1987
atau sesuai dengan ASTM D2665-14 dengan bahan dasar (basic material) yang terbuat
dari virgin PVC compounds yang memenuhi kelas 12454 menurut ASTM D1784-11.
7.16.3 PELAKSANAAN
Pemasangan harus sesuai dengan garis dan ketinggian dan lokasi yang ditunjukkan dalam
Gambar. Panjang pipa drainase harus melebihi 200 mm dari bagian elevasi terbawah dari
elemen struktur utama bangunan atas.
1) Pengukuran
Pipa drainase dan pipa penyalur harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah meter
panjang pipa seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. Pengukuran harus dilaksanakan
sepanjang pipa drainase terpasang sesuai gambar dan spesifikasi yang telah ditentukan.
Deck Drain harus diukur untuk pembayaran dalam buah, dari jenis yang ditunjukkan
dalam Gambar, selesai di tempat dan diterima. Pengukuran harus dilaksanakan
sejumlah buah yang terpasang dengan sesuai Gambar dan Spesifikasi yang telah
disyaratkan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas pipa drainase, pipa penyalur dan Deck Drain diukur seperti yang disyaratkan
di atas akan dibayar dengan Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata
pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas dan
harga. Harga dan pembayaran yang demikian harus dipandang sebagai kompensasi
penuh untuk penyediaan, pengiriman, penyambungan, pemasangan, penanganan
permukaan, pengelasan, grouting, braket, drain hopper dan penyediaan semua pekerja,
peralatan, perkakas dan lain-lain yang diperlukan untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam seksi ini.
7 - 177
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 178
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.17
7.17.1 UMUM
1) Uraian
3) Standar Rujukan
a) Persiapan Teknis
Beberapa hal yang perlu dilaksanakan dalam persiapan teknis ini di antaranya:
i) Mengumpulkan gambar dan dokumen perancangan.
ii) Melakukan komunikasi (diskusi) dengan perancang jembatan yang
akan diuji serta pelaksana konstruksi untuk mendapatkan informasi
mengenai kondisi desain, dan konstruksi jembatan sehingga dapat lebih
mudah dalam memprediksi perilaku jembatan.
iii) Melakukan kajian pada gambar dan dokumen perancangan terkait
dengan analisa struktur dan pemodelan jembatan.
7 - 179
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Persiapan Administratif
7.17.2 PERALATAN
Setiap alat yang akan digunakan harus dipastikan terlebih dahulu dalam keadaan baik
dan telah dikalibrasi, sehingga siap dipergunakan.
1) Peralatan Utama
Peralatan utama yang diperlukan saat pelaksanaan uji visual selain formulir
pemeriksaan detail kondisi jembatan ditentukan jenis peralatan untuk jembatan
struktur baja dan struktur beton, di antaranya:
i) Jembatan Struktur Baja :
1) Crack Detection Microscoupe/Crack Meter
2) Kunci momen (torgue wrench)
3) Total Station
4) Waterpass
7 - 180
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Peralatan utama yang diperlukan saat pelaksanaan uji beban statik di antaranya:
i) Strain Gauge
Strain gauge memiliki kekhususan tersendiri untuk struktur baja dan
beton, sehingga dalam penggunaannya, untuk pengujian statik di
jembatan baja digunakan strain gauge baja, dan untuk di struktur beton
digunakan strain gauge beton.
ii) Data Logger Static
iii) Switch Box (jika dibutuhkan)
iv) Total Station
v) Truk Uji
7 - 181
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Peralatan Safety Hat, berguna untuk melindungi kepala dari jatuhan maupun
benturan benda keras selama pelaksanaan pengujian maupun persiapan/
pemasangan alat.
e) Full body harness, untuk bekerja di ketinggian melebihi 1,24 meter, berguna
untuk me1indungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, terutama pada saat
memasang pera1atan sensor.
7.17.3 PELAKSANAAN
Pada uji pembebanan struktur jembatan, beberapa hal yang perlu diperhatikan di
antaranya:
7 - 182
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Dokumen Pengujian
a) Kertas kerja
b) Form Pengujian
7 - 183
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Proposal Pengujian
3) Pengujian Lapangan
a) Pemeriksaan Visual
Pada pemeriksaan visual ini diperlukan tenaga ahli yang terlatih yang dapat
mendeteksi hal-hal yang tidak normal yang terjadi pada struktur dan dapat
membedakan jenis-jenis kerusakan yang terjadi dan penyebabnya. Sebagai
contoh tenaga ahli tersebut harus mampu membedakan jenis-jenis retak yang
mungkin terjadi pada struktur beton.
7 - 184
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ii) Lakukan pemeriksaan retak dengan alat UPV dan alat pengukur retak
untuk jembatan beton.
Pemeriksaan retakan diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat
dan lengkap mengenai kondisi retak yang ada sehingga dapat diambil
kesimpulan seberapa jauh retakan yang ada mempengaruhi struktur
serta untuk mengetahui atau mengindikasikan penyebab terjadinya
keretakan.
Alat yang digunakan untuk memeriksa kedalaman keretakan ini adalah
Pundit yaitu alat pengujian Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) dan untuk
lebar retak digunakan crackmeter dengan menggunakan tambahan
berupa kaca pembesar untuk mengukur lebar retak yang terjadi. Untuk
dapat membedakan jenis-jenis retak tersebut beserta penyebabnya,
perlu dilakukan penyelidikan yang mendalam mengenai pola retak
yang terjadi. Dari penyelidikan tersebut bisa didapat dugaan-dugaan
awal mengenai penyebab retak.
Dari pengujian dengan alat UPV dan pengukur retak ini akan
didapatkan data-data kedalaman, lebar dan panjang retak serta ada
tidaknya rongga atau keropos pada betonnya. Elemen-elemen jembatan
yang diperiksa kondisinya (kemungkinan retaknya) adalah bagian-
bagian yang bersifat struktural dan terbuat dari beton yaitu kepala
jembatan, pilar, gelagar dan pelat lantai jembatan.
iii) Lakukan pengujian tekan yang lebih akurat mengenai kuat tekan beton.
Dari hasil pemeriksaan visual ini, dapat dituangkan dalam proposal
pengujian pembebanan yang di dalamnya berisi penentuan jumlah
beban dan pemodelan pengujian dengan sudah mempertimbangkan
jika terdapat kerusakan yang telah terjadi pada jembatan.
7 - 185
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 186
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Pelaksanaan Pengujian
Pengujian Beban Loading dan Un-loading
a) Pastikan kembali kondisi semua alat tetap dalam
kondisi baik, terutama strain gauge
b) Catat kondisi awal (inisiasi) dengan menekan tombol
data logger static sehingga didapat data pembacaan
sensor awal.
c) Lakukan pembacaan pada total station untuk semua
lokasi pengamatan (TS-0) pacta awal truk tiba, dan
setelah truk diam.
d) Tempatkan truk pada tengah bentang sesuai dengan
perencanaan awal secara bertahap hingga keseluruhan
truk berada di jembatan dan semua data terbaca setiap
tahapannya.
e) Skema pembebanan:
Pembebanan dilakukan secara bertahap untuk melihat
perilaku jembatan pada saat pengujian maupun paska
pengujian. Skema pembebanan statik adalah sebagai
berikut:
i) Loading :
Tahap 1, tidak ada truk
Tahap 2, truk yang digunakan 4 buah
ditempatkan di masing-masing
pinggir kiri dan kanan bentang
jembatan
Lanjutkan terus setiap tahapan
hingga truk mencapai tengah bentang
atau hingga batas maksimum beban
yang direncanakan
Setiap tahapan selalu dicatat kondisi
lendutan yang terjadi dan
dikoordinasikan dengan tenaga ahli
struktur untuk mendapatkan instruksi
selanjutnya.
7 - 187
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ii) Un-loading :
Tahap Un-loading 1, truk memenuhi
setengah bentang jembatan
Tahap Un-loading 2, truk yang
digunakan dikurangi 2 buah dan
semua truk di depannya mundur
sepanjang (10 + panjang truk) m.
Lakukan terus hingga truk dijembatan
kembali kosong.
Sepanjang pengujian, perpindahan struktur
sebagaimana regangan elemen struktural di dalam
lokasi kritisnya diukur dengan menggunakan berbagai
teknik dan peralatan pengukuran.
Secara umum, perpindahan dapat dipertimbangkan
suatu ukuran kekakuan struktural, sedangkan
reganganan adalah suatu ukuran kerja bahan di dalam
struktur itu.
Perpindahan struktur akibat pembebanan statis dapat
diukur dalam arah horisontal dan arah vertikal tetapi
perpindahan vertikal, dinyatakan pada umumnya
sebagai lendutan elemen struktural, diukur dalam
setiap kasus, menggunakan dial gauge (strain gauge),
LVDT (transducer dengan perbedaan voltase linier)
yang difabrikasi, pengukuran kerataan atau teknik
pengukuran lain.
Nilai-nilai yang terukur dari perpindahan,
kebanyakannya adalah lendutan, dibandingkan
dengan nilai-nilai yang terhitung yang sesuai untuk
beban standar, beban perancangan dan dan sesuai
dengan kendaraan yang diterapkan pada pengujian.
7 - 188
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
pada kertas film dengan sensor berupa tranduser yang ditempatkan pada
setengah bentang.
i) Pengendalian pembebanan
7 - 189
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 190
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Cara Pengukuran
2) Dasar Pembayaran
7 - 191
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 192
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
DIVISI 9
SEKSI 9.1
PEKERJAAN HARIAN
9.1.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup kegiatan yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan yang semula
tidak diperkirakan atau disediakan dalam Daftar Kuantitas tetapi diperlukan selama
pelaksanaan pekerjaan untuk penyelesaian Pekerjaan yang memenuhi ketentuan. Kegiatan
yang dilaksanakan menurut Pekerjaan Harian dapat terdiri dari pekerjaan jenis apapun
sebagaimana yang ditunjukkan atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, dan dapat
mencakup pekerjaan tambahan dari drainase, galian, timbunan, stabilisasi, pengujian,
pengembalian (restitution) perkerasan eksisting ke bentuk semula, pelapisan ulang,
struktur atau pekerjaan lainnya.
a) Sebelum memesan bahan yang tidak terdapat dalam Penawaran, Penyedia Jasa
harus menyerahkan daftar pekerjaan harian kepada Pengawas Pekerjaan untuk
disetujui, dan sesudah melakukan pemesanan bahan harus menyerahkan kepada
Pengawas Pekerjaan kuitansi atau bukti lain sebagaimana diperlukan untuk
membuktikan jumlah yang dibayar.
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan catatan tertulis tentang waktu yang digunakan
oleh tenaga kerja dan peralatan instalasi serta kuantitas bahan yang digunakan
untuk Pekerjaan Harian pada akhir dari setiap hari kerja, dan catatan tersebut harus
ditandatangani oleh Pengawas Pekerjaan untuk pengesahan atas mata pembayaran
dan kuantitas yang akan ditagihkan.
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan tagihan Pekerjaan Harian, sesuai dengan Pasal
9.1.3.3) di bawah ini.
1) Bahan
Seluruh bahan yang digunakan dalam Pekerjaan Harian harus memenuhi ketentuan mutu
dan kinerja yang diberikan dalam Seksi yang sesuai dari Spesifikasi ini. Untuk bahan yang
9-1
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
tidak disyaratkan secara terinci dalam Spesifikasi ini, maka mutu bahan harus seperti
diperintahkan atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
2) Peralatan
Seluruh peralatan yang digunakan dalam Pekerjaan Harian harus memenuhi ketentuan dari
Seksi yang sesuai dari Spesifikasi ini dan harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum
pekerjaan dimulai.
a) Pekerjaan Harian dapat diminta (requested) secara tertulis oleh Penyedia Jasa
maupun diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Untuk kedua hal tersebut,
pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diterbitkan suatu Perintah Pekerjaan
Harian oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan di mana Harga Satuan Pekerjaan Harian
sudah dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, perintah ini akan
menguraikan batas dan sifat dari pekerjaan yang diperlukan dengan lampiran
Gambar atau Dokumen Kontrak yang telah direvisi untuk menentukan detail
pekerjaan, dan akan menentukan metode untuk menetapkan harga akhir dari
Pekerjaan yang diperintahkan.
Semua kegiatan Pekerjaan Harian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam
Seksi yang sesuai dari Spesifikasi ini. Bilamana suatu pekerjaan yang diperlukan dan harus
dilaksanakan dalam Pekerjaan Harian tetapi tidak disyaratkan pada Seksi manapun dari
Spesifikasi ini, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sebagaimana yang diperintahkan dan
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
9-2
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ii) Ringkasan dari tanggal dan waktu pekerjaan diselesaikan dan oleh siapa;
v) Kuitansi dan surat tanda terima setiap bahan, produk atau layanan yang
digunakan dalam Pekerjaan seperti diperintahkan dalam Perintah
Perubahan.
Pengukuran untuk pembayaran tenaga kerja menurut Pekerjaan Harian harus dilakukan
menurut jam kerja aktual dari penggunaan tenaga kerja yang disahkan pada Harga Satuan
untuk berbagai kualifikasi tenaga kerja yang dimasukkan oleh Penyedia Jasa dalam Daftar
dan Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran itu haruslah merupakan
kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini:
a) Upah tenaga kerja, pajak, bonus, asuransi, tunjangan hari libur, akomodasi dan
fasilitas kesejahteraan, pengobatan, seluruh tunjangan serta biaya lainnya yang
diuraikan dalam "Peraturan Tenaga Kerja Indonesia";
Pengukuran peralatan untuk pembayaran menurut Pekerjaan Harian, baik peralatan yang
disewa atau milik Penyedia Jasa harus dilakukan sesuai jam kerja aktual peralatan yang
disahkan pada Harga Satuan menurut jenis peralatan yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut haruslah merupakan sudah
termasuk kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini :
a) Supir, operator dan pembantunya di mana telah termasuk semua biaya yang
ditunjukkan dalam Pasal 9.1.4.1) di atas untuk tenaga kerja;
9-3
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Kuantitas Pekerjaan Harian yang diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas bahan yang
aktual digunakan dalam Pekerjaan Harian sebagaimana yang dibuktikan dengan kuitansi
pemasok dan catatan pekerjaan harian yang telah disetujui.
a)
dalam Penawaran) yang telah digunakan dalam Pekerjaan Harian, pembayaran
harus berdasarkan harga netto yang dibayarkan oleh Penyedia Jasa untuk bahan-
bahan yang didatangkan ke lapangan, sebagaimana tertulis dalam faktur tagihan
dari pemasok, di mana harga tersebut harus ditambah sebesar 15 persen dari
jumlah harga bahan yang bersangkutan. Pembayaran yang demikian harus
dianggap sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, termasuk biaya-
biaya berikut ini :
b) Penyedia Jasa harus juga diberi kompensasi menurut ketentuan Pasal 9.1.4.1) dan
9.1.4.2) di atas yaitu untuk pemakaian tenaga kerja dan peralatan dalam
pengelolaan bahan untuk Pekerjaan.
c) Pembayaran semua bahan yang telah digunakan dalam Pekerjaan Harian, harus
diambilkan dari seluruh anggaran yang telah ditetapkan untuk Pekerjaan Harian
menurut Seksi 9.1 dari Daftar Kuantitas dan Harga atau, menurut pendapat
Pengawas Pekerjaan, harus dari Mata Pembayaran lain. Dalam setiap hal, suatu
Perintah Perubahan yang telah ditandatangani akan diperlukan sebelum
pembayaran bahan yang digunakan dalam Pekerjaan Harian yang disetujui.
9-4
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
9-5
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 9.2
PEKERJAAN LAIN-LAIN
9.2.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi memasok, merakit dan memasang perlengkapan jalan baru atau
penggantian perlengkapan jalan lama seperti rambu jalan, patok pangarah, patok
kilomater, rel pengaman, paku jalan tidak memantul (non reflective)atau memantul
(reflective), kereb beton, perkerasan blok beton, beton pemisah jalur, lampu penerangan
jalan dan sistem kelistrikan lainnya dan modifikasi sistem yang ada jika disebutkan, pagar
pemisah pedestrian dan pengecatan marka jalan, pada lokasi yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Pekerjaan tanaman baru untuk menggantikan tanaman yang dipotong karena pelebaran
jalan maupun untuk penghijauan harus mencakup penyiapan bahan, pelaksanaan,
penyiraman, perlindungan dan pemeliharaan, pada tempat-tempat seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar.
Penyedia Jasa harus menyediakan Gambar Kerja yang menunjukkan rute yang pasti
dari kabel dan saluran bawah tanah dan di atas tanah, jalur yang pasti dari semua saluran
dan trunking, lokasi manhole, box sambungan dan tarikan, jumlah dan ukuran kabel
pada setiap saluran atau trunking, pengaturan hubungan akhir dari panel penerangan
jalan, detail saluran kabel dan metode pemasangan panel penerangan jalan untuk
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum memulai tiap bagian pekerjaan. Semua
Gambar Kerja harus diserahkan dalam jumlah rangkap dan dalam periode yang
ditentukan di bawah:
9-6
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Detail dari saluran kabel dan metode pemasangan panel penerangan jalan dan
kabel masuk ke bangunan. Gambar Kerja harus diserahkan dalam waktu dua
bulan dari penyerahan lapangan kepada Penyedia Jasa, atau sebagaimana
ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Semua Gambar Kerja yang lain harus diserahkan dalam periode satu bulan dari
persetujuan panel penerangan jalan oleh Pengawas Pekerjaan.
c) Walaupun demikian Penyedia Jasa diwajibkan memasang saluran listrik
sebelum periode ini. Penyedia Jasa juga harus menyerahkan Gambar Kerja
yang berhubungan sekurang-kurangnya satu bulan sebelum usulan hari
memulai pekerjaan.
d) Penyedia Jasa harus menyerahkan jadwal yang menyatakan tanggal yang mana
pekerjaan dari bagian yang berbeda harus terjadi, bersama-sama dengan
pemasukan Gambar Kerja.
Setelah selesai pengujian, Penyedia Jasa harus membuat Gambar Terlaksana dari
Gambar dan diagram sirkuit, yang menyatakan secara jelas tiap perubahan yang telah
dibuat dari rancangan awal.
Setelah pekerjaan selesai dan kondisinya diterima, Penyedia Jasa harus menyerahkan
kepada Pengawas Pekerjaan sebayak 3 (tiga) salinan manual pemeliharaan dan
pengoperasian dari semua instalasi kelistrikan dan daftar suku cadang untuk keperluan
permintaan suku cadang.
4) Standar Rujukan
9-7
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
AASHTO :
AASHTO M180-00(2004) : Corrugated Sheet Steel Beams for Highway Guardrails.
ASTM :
ASTM B209-14 : Standard Specification for Aluminum and Aluminum-Alloy
Sheet and Plate.
ASTM B221-14 : Standard Specification for Aluminum and Aluminum-Alloy
Extruded Bars, Rods, Wire, Profiles, and Tubes.
ASTM A53/A53M-12 : Standard Specification for Pipe, Steel, Black and Hot-
Dipped, Zinc-Coated, Welded and Seamless.
ASTM D2247-15 : Standard Practice for Testing Water Resistance of Coatings
ASTM D1308 - 02(2013) : Standard Test Method for Effect of Household Chemicals on
Clear and Pigmented Organic Finishes.
ASTM E1710-18 : Standard Test Method for Measurement of Retroreflective
Pavement Marking Materials with CEN-Prescribed
Geometry Using a Portable Retroreflectometer.
ASTM G154-16 : Standard Practice for Operating Fluorescent Ultraviolet
(UV) Lamp Apparatus for Exposure of Nonmetallic
Materials
phase)
IEC 61347-2-13:2014/AMD1:2016 : Amendment 1 - Lamp controlgear - Part 2-13:
Particular requirements for d.c. or a.c. supplied
electronic controlgear for LED modules
IEC 61547:2009 : Equipment for general lighting purposes - EMC
immunity requirements.
9-8
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Konfigurasi, ukuran dan warna marka jalan harus memenuhi Peraturan Menteri
Perhubungan No.PM 67/2018.
b) Rambu jalan harus mempunyai ukuran, warna, jenis dan luas permukaan yang
memantul sesuai ketentuan dari Peraturan Menteri Perhubungan No.PM 13/2014.
Setiap perbedaan yang terjadi antara ketentuan untuk rambu-rambu tersebut dan
yang ditunjukkan dalam Gambar harus diperiksa oleh Pengawas Pekerjaan
sebelum pelaksanaan dimulai.
c) Lampu Penerangan Jalan harus harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
dikeluarkan oleh Badan Kelistrikan Lokal dengan standar yang terpakai dan
peraturan berikut :
AASHTO : American Association of State Highway and Transportation
Officials.
ASTM : American Society for Testing Materials
CIE :
DIN : German Industry Standard (Deutche Industrie Normal)
EN : European Standards
IEC : International Electrotechnical Commission
IEE : Institute of Electrical Engineers
JIS : Japanese Industrial Standards
LMK : Lembaga Masalah Kelistrikan.
NEC : National Electrical Code (USA)
NEMA : National Electrical Manufacturers Association (USA)
PLN : Perusahaan Listrik Negara
PUIL : Peraturan Umum Instalasi Listrik
SPLN : Standar Perusahaan Listrik Negara
UL : Underwriters Laboratories, Inc.
i) Satu liter contoh cat untuk setiap warna dan jenis cat bersama dengan data
pendukung untuk setiap jenis cat berikut ini harus diserahkan kepada Pengawas
Pekerjaan:
9-9
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ii) Sebuah tiang dari pipa baja yang di galvanisir untuk rambu jalan harus diserahkan
kepada Pengawas Pekerjaan.
iii) Satu lembar plat rambu jalan yang telah selesai dicat harus diserahkan kepada
Pengawas Pekerjaan.
iv) Sepotong rel pengaman yang telah digalvanisir sepanjang 0,20 m harus diserahkan
kepada Pengawas Pekerjaan.
v) Satu buah paku jalan tidak memantul dan/atau memantul harus diserahkan kepada
Pengawas Pekerjaan.
vi) Dua buah kereb pracetak bilamana unit-unit kereb pracetak ini dibuat di luar lokasi
proyek beserta sertifikat pengujian dari pabrik pembuatnya yang membuktikan
mutu bahan baku yang digunakan dan bahan olahan harus diserahkan kepada
Pengawas Pekerjaan.
vii) Dua buah contoh blok beton (paving block) beserta sertifikat dari pabrik
pembuatnya harus diajukan pada Pengawas Pekerjaan.
viii) Sepotong carbon steel sepanjang 0,20 m harus diserahkan kepada Pengawas
Pekerjaan.
6) Jadwal Pekerjaan
Agar dapat memelihara keamanan jalan lama sebaik mungkin selama Masa Pelaksanaan,
pemasangan baru atau penggantian rambu jalan, patok pengaman, patok kilometer, patok
hektometer rel pengaman, paku jalan tidak memantul dan/atau memantul, kereb beton,
blok beton, beton pemisah jalur, lampu penerangan jalan, pagar pemisah pedestrian harus
dilaksanakan dan marka jalan harus dicat pada permukaan jalan sedini mungkin dalam
Masa Pelaksanaan.
Setiap jenis perlengkapan jalan atau pengecatan marka jalan atau alat pengendali isyarat
lalu lintas atau lampu penerangan jalan yang tidak memenuhi ketentuan dari Spesifikasi
ini atau menurut pendapat Pengawas Pekerjaan dalam segala hal tidak dapat diterima,
maka harus diperbaiki atau diganti oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri atas petunjuk
Pengawas Pekerjaan.
Pengendalian lalu lintas harus memenuhi ketentuan dari Seksi 1.8. Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas.
9 - 10
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Untuk pabrikasi aktual, pemasangan dan uji pekerjaan seperti diuraikan pada
Pasal ini, Penyedia Jasa harus menggunakan personil yang ahli dan
berpengalaman yang telah terbiasa dengan persyaratan dari pekerjaan ini dan
rekomendasi pemasangan dari Pabrik, dengan ketentuan di bawah ini :
b) Semua pekerjaan harus sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini, juga
memenuhi peraturan berikut:
9.2.2 BAHAN
1) Penyimpanan Cat
a) Semua cat harus disimpan menurut petunjuk pabrik pembuatnya dan ketentuan dari
Seksi 1.11. Bahan dan Penyimpanan pada Spesifikasi ini.
b) Semua cat harus digunakan sesuai umur kemasan untuk menjamin bahwa hanya
produk yang masih baru digunakan dalam batas waktu yang disyaratkan oleh
pabrik pembuatnya.
a) Bahan campuran aluminium keras 5052-H34 sesuai dengan ASTM B209-14 dan
harus mempunyai suatu ketebalan minimum 2 mm. Lembaran tersebut harus
bebas dari gemuk, dikasarkan permukaannya (dietsa), dinetralisir dan diproses
sebelum digunakan sebagai pelat Rambu Jalan.
b) Bahan logam lainnya merupakan bahan logam tertentu selain alumunium dengan
syarat :
i) Tahan terhadap proses korosi dan oksidasi, dengan atau tanpa pencegah
korosi dan oksidasi, termasuk bagian untuk sambungan baut;
ii) Mempunyai tebal minimal 0,8 mm.
d) Bahan non logam merupakan bahan non logam tertentu dengan syarat-syarat
bahan :
9 - 11
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Kerangka dan pengaku harus merupakan bagian-bagian campuran aluminium alloy yang
diekstrusi dari campuran logam No.6063-T6 sesuai dengan ASTM B221-14. Pelat Rambu
Jalan harus diberi tambahan rangka pengaku bila ukuran melebihi 1,0 meter.
4) Tiang Rambu
a) Tiang Tunggal
i)
i)
mm;
Pipa baja harus digalvanisir dengan proses celupan panas, sesuai dengan SNI 07-0242.1-
2000 atau ASTM A120-84 yang telah diganti dengan ASTM A53/A53M-12. Baja profil
harus sesuai dengan SNI 6764:2016. Bahan yang sama dipakai juga untuk pelengkap
pemegang dan penutup tiang rambu. Semua ujung yang terbuka harus diberi tutup untuk
mencegah pemasukan air.
9 - 12
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Perlengkapan tambahan harus berupa aluminium atau baja tahan karat yang mempunyai
kekuatan tarik tinggi untuk tiang rambu.
d) Adukan semen yang digunakan untuk pemasangan kereb harus sesuai dengan
ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 7.8 dari Spesifikasi ini.
Seluruh bahan pelapisan (coating), cat dan email yang akan digunakan pada persiapan
rambu, tiang dan perlengkapannya harus dari mutu yang baik, dibuat khusus untuk rambu,
dan dari jenis dan merk yang dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
Cat untuk bagian-bagian baja harus dari oksida seng kadar tinggi, mengandung mini-mum
7 kilogram oksida seng (acicular type) per 100 liter cat.
Untuk kecocokan maka sebaiknya dipakai cat dasar, cat lapis awal dan cat untuk
penyelesaian akhir dari pabrik yang sama. Seluruh bahan yang dipakai tak boleh kada-
luarsa dan harus dalam batas waktu seperti yang ditetapkan oleh pabrik pembuatnya.
8) Lembaran Pemantul
Dengan demikian persyaratan teknis lembaran reflektif rambu lalu lintas sebagai berikut:
ii) Khusus untuk rambu larangan berupa kata-kata dengan warna dasar putih
dan tulisan warna merah, nilai retroreflektif untuk warna merah harus
lebih tinggi daripada nilai retroreflektif warna putih. Nilai retroreflektif
warna putih minimal 70 (Ra) (cd.lx-1.m-2);
9 - 13
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
iii) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang
dilengkapi dengan perekat;
ii) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang
dilengkapi dengan perekat berjenis precoated adhesive;
9) Rel Pengaman
Bahan harus dari baja yang digalvanisasi, dibuat di pabrik dari lembaran baja yang
memenuhi AASHTO M180-00(2004) dengan ketebalan minimum 2,67 mm dan sifat-
sifatnya harus:
a) Suatu pemanjangan yang tidak kurang daripada 12% untuk pengujian tarik pada
baut dengan panjang 5 cm.
b) Mempunyai kekuatan tarik batas (ultimate) dari 4.900 kg/cm2 (70.000 psi).
c) Lapisan seng hasil galvanisasi pada lembaran baja harus mempunyai berat
minimum 550 gram/m2 (pengujian satu titik) dan 610 gram/m2 (pengujian tiga
titik) atau mempunyai ketebalan minimum 0,08 mm.
d) Elemen rel pengaman yang dibuat dari lebaran baja harus mempunyai lebar
nominal 483 mm dengan toleransi lebar nominal minus 3,2 mm.
Paku jalan harus berupa suatu rancangan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
Paku jalan tersebut harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
9 - 14
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
termoplastik sebagai cat. Cat haruslah bewarna putih atau kuning seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dan memenuhi Spesifikasi menurut SNI berikut ini :
a) -4825-1998.
Marka jalan harus memiliki rata rata tingkat retroreflektif minimal 200 mcd/m²/lux (warna
putih maupun kuning) sesuai dengan ASTM E1710-18 pada umur 0 - 6 bulan setelah
aplikasi. Pada akhir tahun ke-1 rata rata tingkat retroreflektif minimal 150 mcd/m²/lux
sesuai dengan ASTM E1710-18. Bahan yang digunakan harus diproduksi oleh pabrikan
yang terakreditasi sesuai dengan SNI ISO 9001:2015 tentang Sistem Manajemen Mutu
Persyaratan. Bahan yang digunakan tidak boleh lebih dari 1 tahun dari tanggal produksi.
Catatan:
1. Tingkat retroreflektif diukur pada siang hari maupun malam hari dengan alat retroreflektometer
pada kondisi jalan kering. Pengukuran dilakukan saat 0-1 bulan dan pada bulan ke 6 setelah
diaplikasikan.
2. Mcd : millicandela
9 - 15
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Butiran Kaca (glass bead) haruslah mememuhi Spesifikasi menurut SNI 15-4839-1998
(Tipe 2).
Blok beton (paving block) pracetak untuk trotoar dan median harus setebal 60 mm dengan
derajat mutu perkerasan yang saling mengunci (interlocking) sebagaimana ditunjukkan
dalam Gambar dan harus merupakan mutu terbaik yang dapat diperoleh secara lokal dan
menurut suatu pola yang dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Blok beton tersebut
Pasir yang digunakan untuk meratakan elevasi permukaan yang akan dipasang blok beton
dan kereb pracetak dan untuk membentuk landasan harus memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam SNI 03-6820-2002.
b) Digunakan bahan pipa carbon steel dengan kuat leleh minimum 2.500 kg/cm2
sebagaimana disyaratkan dalam SNI 6764:2016.
c) Pengelasan sambungan pipa carbon steel dan atau galvanis harus baik dan rata
serta memenuhi persyaratan ASTM A53/A53M-12 Type E atau Type S.
f) Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Pengawas Pekerjaan.
i) Pengujian Bahan:
9 - 16
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ii) Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji, baik pada
pembuatan, pengejaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh
Pengawas Pekerjaanatas tanggungan Penyedia Jasa tanpa biaya
tambahan.
i) Umum
Satuan pencahayaan seperti terlihat pada Gambar harus terdiri dari lente-
ra, lampu, ballast dan perlengkapan pemasangan. Penyedia Jasa harus
menyerahkan untuk disetujui diagram panel penerangan jalan untuk tiap
lentera yang harus dipasang. Selanjutnya, harus diserahkan perhitungan
yang menunjukkan percahayaan horisontal dalam lux pada ketinggian
jalan, dan distribusi pencahayaan dalam candela per meter persegi untuk
2 meter pada arah badan jalan dan tiap 1,2 meter melintang badan jalan.
Lampu untuk sistem penerangan dapat berupa tipe 250 watt high-
pressure sodium. Semua lentera harus dari tipe seperti terlihat pada
Gambar atau ekivalen seperti disetujui Pengawas Pekerjaan. PJU tidak
dihubungkan dengan genset.
Rumah lampu harus tipe flood light dan terpasang pada tiang tinggi
membawa lampu sodium/merkuri bertekanan tinggi 600 atau 1000 watt
atau sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar.
9 - 17
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Rumah lampu harus dari tipe bebas debu dan percikan terpasang antara
rumah dan kaca penutup depan. Semua bagian logam yang terbuka
harus terbuat dari material tidak korosif. Dalam posisi pemasangan
dasar dengan penutup depan kaca dan dalam posisi horisontal absolut
sinar cahaya harus menjaga cahaya distribusi di bawah bidang
horisontal, asalkan distribusi cahaya potongan dengan batas bayangan
sesuai dengan persyaratan CIE (CIE = Commission International de
).
Faktor daya dari kombinasi lampu harus mempunyai nilai lebih besar
dari 0,85 dan harus dicapai dengan menghubungkan kapasitor paralel
dengan kapasitas yang cukup untuk semua. Kapasitor yang digunakan
harus cocok untuk beroperasi pada tegangan normal sekurang-
kurangnya 220 volt 50 Hz.
(1) Umum
9 - 18
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
(2) Klasifikasi
i) Standar LED
9 - 19
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ii) Sertifikasi
Rumah lampu harus terbuat dari material full die cast Alumunium.
Untuk kekuatan pelepasan panas yang optimal dan kemudahan
pengoperasian, driver dan modul LED harus berada di dalam
rumah lampu yang sama (complete set)
Kaca penutup ruang modul LED harus terbuat dari kaca tempered
dari bahan silikon yang menjamin indeks proteksi minimal IP66.
iv) Optik
9 - 20
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
9 - 21
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
LED pada luminer harus mem iliki Indeks Renderasi Warna (Ra)
minimal CRI (70 ± 10%)
Temperatur warna 4000K - 6500K
100 Lumen/Watt
xi) Pemasangan
xiii) Perawatan
9 - 22
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
17) Tanaman
iv) Pupuk yang digunakan harus dari campuran yang disyaratkan sebagai
nutrisi tanaman.
i) Jenis Tanaman
ii) Pupuk
9 - 23
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Batu kapur untuk pertanian yang 100% lolos ayakan No.8 dan 25%
lolos ayakan No.100 harus disediakan. Sebagai tambahan, batu kapur
harus mengandung tidak kurang dari 50% Kalsium Oksida.
iv) Rabuk
Bahan rabuk harus terdiri dari rumput kering, jerami atau bahan lainnya
yang tidak beracun serta dapat dicampur dengan kotoran hewan ternak
dengan jenis dan takaran sesuai Panduan Penanaman VS.
9.2.3 PELAKSANAAN
1) Pemasangan Patok Pengarah atau Kilometer, Rambu Jalan dan Rel Pengaman
Jumlah, jenis dan lokasi pemasangan setiap rambu jalan, patok pengarah, patok kilometer
dan bagian rel pengaman harus sesuai dengan perintah Pengawas Pekerjaan. Semua patok
harus dipasang dengan akurat pada lokasi dan ketinggian sedemikian rupa hingga dapat
menjamin bahwa patok tersebut tertanam kuat di tempatnya, terutama selama pengerasan
(setting) beton.
Semua patok kilometer, patok hektometer dan patok pengarah harus diberi satu lapis cat
dasar (primer), satu lapis cat bawah permukaan dan satu lapis akhir sebagai lapis
permukaan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar. Penandaan lainnya dan bahan
pemantul harus dilaksanakan sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Semua pengecatan pada Pelat Rambu Jalan harus dilaksanakan dengan cara semprotan di
atas permukaan pelat yang kering. Permukaan hasil pengecatan harus rata dan halus dan
dikeringkan dengan lampu pemanas atau dimasukkan ke dalam oven bila diperlukan.
9 - 24
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ii) Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru
diaspal kurang dari 1 bulan setelah pelaksanaan lapis permukaan, kecuali
diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan. Selama masa tunggu yang
disebutkan di atas, pengecatan marka jalan sementara (pre-marking) pada
permukaan beraspal harus dilaksanakan segera setelah pelapisan.
iii) Penyedia Jasa harus mengatur dan menandai semua marka jalan pada per-
mukaan perkerasan dengan dimensi dan penempatan yang presisi
sebelum pelaksanaan pengecatan marka jalan.
iv) Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis
tepi dan zebra cross dengan bantuan sebuah mesin mekanis yang
disetujui, bergerak dengan mesin sendiri, jenis penyemprotan atau
penghamparan otomatis dengan katup mekanis yang mampu membuat
garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus (tanpa berhenti dan
mulai berjalan lagi) dengan hasil yang dapat diterima Pengawas
Pekerjaan. Mesin yang digunakan tersebut harus menghasilkan suatu
lapisan yang rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0,38
vi) Butiran kaca (glass bead) harus ditaburkan di atas permukaan cat segera
setelah pelaksanaan penyemprotan atau penghamparan cat. Butiran kaca
(glass bead) harus ditaburkan dengan kadar 450 gram/m2 untuk semua
vii) Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka jalan
ini dapat dilalui oleh lalu lintas tanpa adanya bintik-bintik atau bekas jejak
roda serta kerusakannya lainnya.
viii) Semua marka jalan yang tidak menampilkan hasil yang merata dan
memenuhi ketentuan baik siang maupun malam hari harus diperbaiki
oleh Penyedia Jasa atas biayanya sendiri.
ix) Ketentuan dari Seksi 1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas harus
diikuti sedemikian sehingga rupa harus menjamin keamanan umum
ketika pengecatan marka jalan sedang dilaksanakan.
9 - 25
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Penggalian perkerasan jalan untuk membentuk sebuah lubang bagi setiap paku
jalan harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Perhatian
khusus harus diberikan untuk menjamin dasar lubang yang cukup rata dan
dinding-dindingnya tegak lurus satu sama lain dan untuk menjamin bahwa semua
bahan lepas yang dihasilkan dari penggalian lubang tersebut telah dibersihkan.
b) Sebuah lapisan dari batu yang disetujui (6 mm sampai debu batu pecah) harus
dihamparkan dan dipadatkan rata pada lantai lubang tersebut. Paku jalan tersebut
harus dipersiapkan sesuai dengan petunjuk pabrik dan dibenamkan dengan kuat
pada lapis perata sedemikian rupa hingga dicapai tonjolan bagian atas paku jalan
tersebut tepat di atas permukaan jalan. Suatu pola harus digunakan untuk
mengecek memeriksa arah dan elevasi permukaan paku jalan yang dipasang.
c) Dinding lubang harus dilabur dengan lapis perekat dan keseluruhan rongga yang
tersisa diisi dengan adukan aspal panas encer sesuai dengan petunjuk pabrik
sampai serata permukaan jalan. Perhatian khusus harus diberikan untuk menjamin
bahwa tidak terdapat aspal yang tercecer pada tonjolan paku jalan tersebut. Setiap
aspal yang tercecer karena kurang hati-hati harus dibersihkan, sehingga diperoleh
pekerjaan yang bersih.
d) Lalu lintas tak diperkenankan melintas di atas paku jalan sebelum bahan yang
diisikan ke dalam lubang galian untuk paku jalan mengeras.
6) Pemasangan Kereb
Lokasi yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan dan digali sampai
bentuk dan ke dalaman yang diperlukan, dan landasan kereb ini harus dipadatkan
sampai suatu permukaan yang rata. Semua bahan yang lunak dan tidak sesuai
harus dibuang dan diganti dengan bahan yang memenuhi serta harus dipadatkan
sampai merata. Semua pekerjaan ini harus sesuai dengan semua ketentuan yang
disyaratkan dalam Seksi 3.1 dan 3.2 dari Spesifikasi ini.
b) Pemasangan
Kereb harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detail, garis dan elevasi yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan. Setiap kereb yang akan dipasang pada suatu kurva dengan radius
kurang dari 20 meter harus dibuat dengan menggunakan cetakan lengkung atau
unit-unit pracetak yang melengkung.
c) Sambungan
Unit-unit kereb dan jenis-jenis pracetak lainnya harus dipasang dengan sam-
bungan yang serapat mungkin.
9 - 26
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Penimbunan Kembali
Setelah suatu pekerjaan beton yang dicor di tempat mengeras dan unit-unit kereb
telah dipasang sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, maka
setiap lubang galian yang tersisa harus ditimbun kembali dengan bahan yang
disetujui sesuai Gambar atau sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan. Bahan ini
harus diisi dan dipadatkan sampai merata dalam lapisan-lapisan yang tidak
melebihi ketebalan 5 cm. Semua celah di antara kereb baru dan tepi perkerasan
yang ada harus diisi kembali dengan jenis campuran aspal yang disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan, kecuali dalam Gambar telah ditunjukkan dengan jelas
bahwa pengisian kembali ini tidak diperlukan.
a) Pekerjaan Baru
Trotoar dan median baru, demikian pula trotoar dan median lama tanpa blok
beton, akan dipasang dengan blok beton dari jenis yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Untuk trotoar atau median lama yang akan dipasang blok beton, maka blok beton
lama yang rusak harus dibongkar. Blok beton baru harus dipilih dari jenis dan
warna yang mendekati jenis dan warna blok beton lama. Pondasi harus dibasahi
sampai merata segera sebelum penempatan lapisan landasan pasir yang harus
dihamparkan dengan ketebalan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Perkerasan blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya. Pada umumnya blok beton harus dipasang di atas landasan pasir
dengan tebal gembur sekitar 60 70 mm dan dipadatkan dengan menggunakan
sebuah mesin penggetar (berbentuk) pelat yang menyebabkan pasir dapat
memasuki celah-celah di antara blok beton sehingga membantu proses saling
mengunci (interlocking) dan pemadatan. Percobaan pemadatan harus dilakukan
dengan berbagai ketebalan gembur pasir, sebelum pekerjaan pemadatan ini
dimulai, untuk menentukan ketebalan gembur yang diperlukan dalam mencapai
ketebalan padat 50 mm. Perkerasan blok beton tidak boleh diisi dengan adukan
semen.
d) Penyelesaian Akhir
9 - 27
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
permukaan rata-rata lebih dari 6 mm, yang diukur dengan mistar lurus 3 m pada
setiap titik di atas permukaan blok beton tersebut. Semua sambungan harus rapi
dan rapat, tanpa adanya adukan atau bahan lainnya yang menodai atau mencoreng
permukaan yang telah selesai dikerjakan. Perkerasan blok beton harus
mempunyai lereng melintang minimum 4%.
Pada perpotongan dengan jalur kendaraan, suatu bagian blok beton pada trotoar
yang lebih rendah atau yang dimodifikasi harus dipasang sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
Blok beton harus dipotong dengan mesin potong (cutter machine) untuk menye-
suaikan penghalang berbentuk bulat seperti tiang atau pohon, antara kereb dan tepi
blok beton, dan sebagainya.
(ii) Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji, baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh
Pengawas Pekerjaanatas tanggungan Penyedia Jasa tanpa biaya
tambahan.
a) Panel Penerangan
i) Uraian
Panel harus berventilasi dan harus struktur free standing pada pondasi
beton minimum 40 cm di atas permukaan tanah.
Atap rumah panel harus memiliki puncak rangkap dan puncak harus pada
pusat dari panel.
9 - 28
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Panel dan jendela harus dibuat dari lempeng baja dilapisi penuh dan tidak
kurang dari 3,2 mm dalam tebal dan dengan rangka baja yang perlu.
Pengelasan untuk sambungan luar harus dihaluskan. Panel harus
mempunyai dasar perencanaan yang harus mengizinkan pengelasan titik
pada kanal dan harus dipasang pada pondasi beton seperti terlihat pada
Gambar.
Panel dan kawat harus telah terpasang lengkap di Pabrik. Kawat utama
dan kecil harus dapat masuk untuk pemeliharaan dan pengawasan, dan
kawat kecil harus diisolasi efektif dari kawat utama. Diagram kawat yang
terpasang pada pelat alumunium, harus terpasang permanen pada jendela
bagian dalam dari panel.
Tiap panel harus mempunyai satu atau lebih pelat nama untuk
identifikasi. Pelat nama harus terbuat dari plastik laminasi dengan
karakter putih pada lapisan hitam bila dipotong atau dipasang.
1) Pemutus Sirkuit
2) Tombol Tajam
9 - 29
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3) Kontrol Peralatan
b) Tiang-tiang
Tiang penerangan jalan harus dari baja galvanisasi, sesuai dengan detail
yang terlihat pada Gambar.
Semua material harus warna alami dan harus tidak di cat atau dilapisi
material lain. Semua tiang dan perlengkapannya harus dari baja
galvanisasi. Goresan, tanda-tanda dan kerusakan lain pada tiang dan
fitting harus ditolak. Setiap tanda atau noda yang dihasilkan dari material
pembungkus harus dibuang.
9 - 30
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Lubang tangan dan pelat penutup untuk hubungan terminal harus 2,0 m
di atas permukaan tanah. Pelat-pelat identifikasi harus terpasang pada tiap
tiang penerangan jalan.
ii) Pondasi
9 - 31
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
9 - 32
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
6) Pada alas setiap batang tiang menara harus ada kerekan, untuk
menaikkan dan menurunkan alat pengangkut memakai kabel
pengerek. Kerekan harus dari tipe beroda gigi, dengan
perbandingan roda gigi yang dapat mempermudah gerakan
naik turun, dan mencegah alat angkut jatuh bila handel
kerekan lepas mendadak. Handel kerekan harus bisa
dioperasikan tangan untuk digunakan dalam keadaan darurat.
9 - 33
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
i) Kabel Penerangan
Kabel penerangan jalan harus dari tipe dan ukuran sesuai Gambar.
Kabel harus ditarik ke dalam tiang melalui pipa yang dipersiapkan
pada pondasi tiang itu, dan harus dihubungkan ke terminal pada box
terminal yang dipasang dalam tiang.
Kabel harus sesuai untuk beroperasi pada voltase tertentu dalam udara
terbuka, pipa atau saluran dalam kondisi suhu kerja maksimum 70°C.
9 - 34
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Permukaan luar drum harus ditutupi agar kabel tetap terlindung selama
pengangkutan dan bagian dalam ujung kabel harus dilindungi dengan
penutup dari logam atau alat lainnya. Kedua ujung kabel harus disekat
untuk mencegah masuknya air.
Semua kabel dalam tiang harus mempunyai dua konduktor untuk tiap
lampu. Kabel harus dari ukuran 600 volt, atau tipe yang disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.
Semua kabel yang akan digunakan harus diuji dan disetujui oleh
Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK) atau PLN, sebelum Pengawas
Pekerjaan menyetujuinya.
Kabel, tiang baja dan kabinet harus dipasang secara mekanis dan
elektrik agar tercipta sistem yang kontinyu, dan harus disambungkan
ke bumi (ground). Bonding Jumper dan grounding jumper harus dari
kawat tembaga dengan luas penampang yang sama.
Penyedia Jasa harus meneliti tiap lokasi tiang dan mengukur resistensi
grounding lokasi itu. Setelah memperoleh data, Penyedia Jasa harus
meminta persetujuan Pengawas Pekerjaan untuk lokasi itu.
9 - 35
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Isolasi tipe cor damar epoksi harus dicetak pada cetakan plastik yang
jernih. Material yang digunakan harus sebanding dengan material
isolasi yang ditentukan dalam Gambar Kontrak atau Spesifikasi ini dan
juga harus memenuhi ketentuan JIS C2804:1995, JIS C2805:2010, JIS
C2806:2003, atau harus mempunyai kualitas yang sesuai dengan
ketentuan Pengawas Pekerjaan.
Pipa yang dipasang di bawah tanah, di atas tanah atau pada permukaan
struktur harus terbuat dari baja. Pipa kabel yang dipasang di bawah
tanah disebut ducts dan dipasang sesuai gambar atau petunjuk
Pengawas Pekerjaan.
Permukaan luar dan dalam semua pipa baja harus dilapisi seng secara
merata dengan proses galvanisasi hotdip.
Pipa yang akan dipasang menyatu dalam beton harus pipa PVC yang
memenuhi ketentuan JIS C8430-1999.
a) Persiapan
9 - 36
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Pelaksanaan
9 - 37
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Penyiraman
9 - 38
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Perlindungan
Barikade, pagar, tali pada patok-patok, rambu peringatan dan petunjuk lainnya
yang diperlukan harus disediakan agar dapat manjamin bahwa tanaman tersebut
tidak terganggu atau dirusak oleh hewan, burung atau manusia.
e) Pemeliharaan
Penyedia Jasa harus memelihara gebalan rumput atau bambu yang telah ditanam
sampai Serah Terima Akhir Pekerjaan dilaksanakan. Pekerjaan pemeliharaan ini
meliputi pemotongan, pemangkasan, perbaikan pada permukaan lereng yang
tererosi, penyediaan fasilitas perlindungan dan perbaikan lokasi dengan gebalan
rumput atau bambu yang kurang baik pertumbuhannya.
9 - 39
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Bila diperlukan, pupuk dan/atau batu kapur harus ditabur merata kurang dari 5
kg per 100 meter persegi untuk pupuk, dan 20 kg per meter persegi untuk batu
kapur. Bilamana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, bahan-bahan tersebut
harus tercampur dengan tanah pada ke dalaman tidak kurang dari 5 cm dengan
menggunakan cakram, garu atau cara lain yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan. Pada lereng yang curam di mana peralatan mekanis tidak dapat
digunakan secara efektif, maka pupuk maupun batu kapur dapat disebar dengan
alat penyemprot bubuk (powder sprayer), alat bertekanan udara (blower
equipment) atau cara lain yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
d) Tanaman
Pepohonan harus ditanam selama musim yang dapat memberikan hasil yang
diharapkan. Pada musim kering, angin kencang, atau kondisi yang tidak
menguntungkan lainnya, pekerjaan penanaman harus dihentikan sebagai-mana
yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, pekerjaan penanaman dapat
dilanjutkan hanya bilamana kondisi cuaca menjamin atau bilamana terdapat
alternatif yang disetujui atau pengamatan yang benar telah dilaksanakan.
i) Semak/Perdu
ii) Pohon
9 - 40
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa harus melindungi lokasi yang ditanami dari gangguan lalu lintas,
angin kencang dan gangguan lainnya yang merugikan dengan rambu
peringatan dan/atau barikade atau penghalang lainnya yang memadai dan
disetujui Pengawas Pekerjaan.
a) Kuantitas yang diukur untuk rambu jalan, patok pengarah, patok kilometer, patok
hektometer, paku jalan tidak memantul atau memantul, alat pengendali isyarat
lalu lintas dan lampu penerangan jalan haruslah jumlah aktual rambu jalan
(termasuk tiang rambu jalan), patok pengarah, patok kilometer dan patok
hektometer yang disediakan dan dipasang sesuai dengan Gambar dan diterima
oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Kuantitas yang diukur untuk rel pengaman, beton pemisah jalur dan pagar pemisah
pedestrian haruslah panjang aktual rel pengaman dalam meter panjang yang
disediakan dan dipasang sesuai Gambar dan diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
c) Kuantitas marka jalan yang dibayar haruslah luas dalam meter persegi pengecatan
marka jalan yang dilaksanakan pada permukaan jalan sesuai Gambar dan diterima
oleh Pengawas Pekerjaan. Tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran
marka jalan sementara (pre-marking) yang harus dilaksanakan sebagaimana yang
disyaratkan dalam Seksi 1.8 dari Spesifikasi ini sebelum pengecatan marka jalan
permanen.
ii) Kereb beton cor di tempat akan diukur untuk pembayaran sebagaimana
berbagai bahan yang digunakan seperti yang ditentukan dalam Seksi-
seksi yang berkaitan dari Spesifikasi ini.
i) Kuantitas yang diukur untuk kereb haruslah jumlah aktual kereb yang
dipasang sesuai dengan Gambar dan diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
ii) Jumlah yang diukur untuk dibayar adalah jumlah meter panjang komponen
kereb pracetak per jenis yang terpasang di tempat yang telah diselesaikan
9 - 41
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
dan disetujui. Unit unit tertentu yang memakai ukuran non standar akan
diukur menurut jumlahnya.
iii) Kereb pracetak baik yang baru dipasang maupun yang disusun kembali,
akan diukur sesuai jenis kereb masing masing yang diukur dalam meter
panjang sepanjang bagian muka dari puncak kereb kecuali kereb jenis
bukaan (dengan lubang lubang drainase) dan kereb jenis pelandaian,
pengukuran dilakukan dalam satuan buah yang telah terpasang dalam
pembuatan kereb.
iv) Blok transisi, dan beton pengisi antara kereb pemisah jalan (concrete
barrier) dan kereb tidak akan diukur untuk dibayar, melainkan merupakan
kewajiban Penyedia Jasa berdasarkan pasal ini.
f) Kuantitas yang diukur untuk perkerasan blok beton haruslah luas perkerasan blok
beton baru dalam meter persegi, lengkap terpasang di tempat dan diterima, dan
kuantitas landasan pasir aktual digunakan dihitung dengan menggunakan cara
yang disyaratkan dalam Pasal 2.4.4.1) dari Spesifikasi ini.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diukur seperti tersebut di atas, harus dibayar dengan harga satuan Kontrak
per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan diberikan
dalam Daftar Kuantitas, di mana harga dan pembayaran tersebut sudah merupakan
kompensasi penuh untuk pengadaan semua bahan, tenaga kerja, peralatan, perkakas untuk
penyiapan permukaan, penanganan, penanaman dan pemeliharaan semua tanaman dan
keperluan biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memenuhi
ketentuan sesuai dengan Seksi dari Spesifikasi ini.
9 - 42
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
9 - 43
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
9.2.(12a) Perkerasan Blok Beton pada Trotoar atau Median Meter Persegi
9.2.(24) Buah
9 - 44