Makalah Fiqih Berbagai Sholat Sunnah
Makalah Fiqih Berbagai Sholat Sunnah
Makalah Fiqih Berbagai Sholat Sunnah
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan karunia – Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“SHALAT SUNNAH DAN SHALAT JUM’AT”tepat pada waktunya.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Fiqih Ibadah. Dengan membuat tugas ini semoga wawasan kami semakin
bertambah, aamiin.
Dalam melakukan pelaksanaan makalah ini kami selaku tim penyusun
sangat bersyukur kepada ALLAH SWTdan Berterimakasih kepada Dosen dan
teman teman yang telah memberikan judul dan masukan yang begitu mantap dan
menambah wawasan kami walaupun hanya 2 orang tim penulis,merekaadalah:
1.Ibu Ratu Vina Rohmatika selaku dosen mata kuliah FIQH IBADAH
yang telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan tim
penulis mengenai tema makalah ini semakin bertambah.
2. Pihak pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
turut membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Harapan kami semoga penulisan makalah yang sederhana ini bisa
memberikan manfaat bagi kita semua.
Gontor,16 Oktober2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sholat merupakan kewajiban yang tidak dapat di tinggalkan bagi umat
muslim yang sudah mukalaf. Dalam syariat Islam sholat itu terbagi kepada dua
macam, yaitu sholat fardhu dan sholat sunnah. Sengaja disayriatkan sholat sunnah
ialah untuk menambal kekurangan yang mungkin terdapat pada sholat-sholat
fardhu, maka perlu disempurnakan dengan sholat sunnah.Dan sedangkan shalat
Jum'at adalah ibadah shalat yang dikerjakan di hari jum'at dua rakaat secara
berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah. Shalah Jum'at memiliki hukum
wajib 'ain bagi setiap muslim laki-laki atau pria dewasa beragama islam, merdeka
sudah mukallaf, sehat badan serta muqaim (bukan dalam keadaan mussafir) dan
menetap di dalam negeri atau tempat tertentu.
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana Pengertian Sholat Sunnah?
2.Bagaimana Pengertian Sholat Sunnah Berjamaah Dan Macam-Macamnya?
3.Bagaimana Pengertian Sholat Sunnah Munfarid Dan Macam-Macamnya?
4.Apa pengertian Shalat Jum’at?
5.Apa hukum Shalat Jum’at?
6.Apa kewajiban mengerjakan shalat Jum’at?
7.Bagaimana orang-orang yang berkewajiban menunaikan Shalat Jum’at?
8. Bagaimana waktu dan tempat penyelenggaraan shalat Jum’at?
9. Bagaimana syarat sah dan rukun Khutbah?
10. Bagaiman Hikamh Shalat Jum’at?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat Sunnah
Sholat sunnah adalah sholat yang dikerjakan di luar sholat fardhu. Nabi
Muhammad SAW mengerjakan sholat sunnah selain untuk mendekatkan diri
kepada Allah juga mengharapkan tambahan pahala.Seseorang yang mengerjakan
sholat sunnah maka ia akan mendapatan pahala, jika tidak dikerjakan pun ia juga
tidak mendapatkan dosa. Shalat sunnah terbagi dua yaitu:
1.Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini
status hukumnya adalah muakkad,contohnya: shalat idul fitri, idul adha, terawih,
istisqa, kusuf dan khusuf.
2.Shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid ( sendiri-sendiri ). Status
hukumnya ada yang muakkad seperti: shalat sunnah rawatib dan tahajud. Ada
pula yang status hukumnya sunnah biasa ( ghairu muakkad ) seperti: shalat
tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir, dan lain-lain.
2
Artinya: Adalah Rasulullah Saw., Abu Bakar, dan ‘Umar melakukan shalat
‘Idain sebelum khutbah (HR. Jama’ah ahli hadits).
Berikut adalah tata cara yang biasa kita gunakan ketika shalat ied menurut
madzab syafi’i:
Mengucapkan takbiratul ihram, membaca doa iftihah, kemudian takbir tujuh
kali, tiap-tiap 2 takbir di selingi
ﺴﺑﺤﺎﻦﺍﷲﻮﺍﻠﺤﻤﺪﺍﷲﻮﻻﺍﻟﻪﺍﻻﺍﷲﻮﺍﷲﺍﻛﺑﺮ
Secara perlahan, kemudian membaca
ﺍﻋﻮﺫﺑﺎﺍﷲﻤﻦﺍﻟﺷﻴﻄﺎﻦﺍﻟﺮﺟﻴﻢ
kemudian membaca alfatihah, surat Qaf, ruku’, sujud. Rakaat kedua,
membaca takbir yang kemudian di tambah 5 kali takbir lagi, diantara 2 takbir
diselingi membaca:
ﺴﺑﺤﺎﻦﺍﷲﻮﺍﻠﺤﻤﺪﺍﷲﻮﻻﺍﻟﻪﺍﻻﺍﷲﻮﺍﷲﺍﻛﺑﺮ
Kemudian membaca alfatihah dan surat iqtarobat kemudian
menyempurnakan hingga selesai.
Hal-hal yang di sunnahkan dalam shalat ied:
a.Membaca takbir.
b.Mandi, berhias, memakai pakaian yang paling bagus, dan memakai wangi-
wangian.
c.Makan sebelum shalat idul fitri, sedangkan untuk idul adha makannya sesudah
pulang dari shalat ied.
d.Berangkat menuju ke tempat shalat ied dan pulangnya dengan jalan yang
berbeda.
Hikmah : a) memperoleh pengampunan dari segala dosa.
b) menjadikan diri kita bersih dari dosa seperti bayi.
c) mendekatkandiri kepada allah
2.ShalatIstiqa'.
Shalat sunat yg dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT.
Niatnya :
UshallisunnatalIstisqaa-i rak'ataini (imamam/makmumam) lillahita'aalaa
1
artinya :
"Akuniat shalatistisqaa 2 rakaat (imam/makmum) karena Allah"
Syarat-syarat mengerjakana Shalat Istisqa :
a) 3 hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat dgn
berpusa&meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan beramal shaleh.
Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya rejeki&datangnya
murka Allah.
b) Pada hari ke4 semua penduduk termasuk yg lemah dianjurkan pergi kelapangan
dgn pakaian sederana&tanpa wangi-wangian untuk shalat Istisqa'.
c) Usai shalat diadakan khutbah 2kali. Pada khutbah pertama hendaknya baca
istigfar 9x dan pada khutbah kedua 7x. Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dgn
khutbah lainnya, yaitu:
1. Khatib disunatkan memakai selendang.
2. Isi khutbah menganjurkan banyak beristigfar,berkeyakinan bahwa Allah SWT
akanamengabulkan permintaan mereka.
3. Saat berdo'a hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya.
4. Saat berdo'a pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat
membelakangi makmumnya.
Niat shalatsesuai dengan sholat mana yang akan kita kerjakan.
Hikmah: dapat menurunkan hujan disaat terjadi kemarau panjang.
3.Shalat Dua Gerhana
Shalat dua gerhana (shalat khusu fain) adalah shalat sunat yang dilakukan
karena terjadi gerhana bulan ataupun gerhana matahari.hukum melaksanakan
kedua shalat gerhana tersebut adalah sunah muakad.Waktu Pelaksanaan gerhana
matahari adalah sejak awal terjadinya gerhana sampai selesai atau tertutupnya
matahari .
Adapun waktu pelaksanaan shalat gerhana bulan adalah sejak awal
terjadinya gerhana bulan sampai akhir atau tertutupnya bulan tersebut.
Cara mengerjakan kedua shalat gerhana tersebut sama.Yang membedakan
adalah niat.Shalat gerhana di laksanakan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengerjakan shalat sebanyak 2 rakaat,boleh dilakukan sendiri-sendiri , tetapi
lebih utama dikerjakan secara berjamaah.
2. Berniat melakukan shalat sunat gerhana (matahari atau bulan)
2
3. Membaca do’a iftitah(pembukaan).
4. Membaca surah alfatihah dan ayat al-quran dari surah yang panjang, seperti
surah albaqarah atau surah lain yang hampir sama panjangnya dengan surah
tersebut. Namun, jika dibaca surah yang pendek, shalat ini pun sah.
5. Rukuk dengan waktu yang hampir menyamai waktu berdiri.
6. Berdiri dan membaca surah al-fatihah, diikuti dengan membaca surah yang
lebih pendek dari surah yang pertama.
7. Ruku dengan waktu menyamai waktu berdiri
8. Itidal
9. Sujud
10. Duduk diantara 2 sujud
11. Sujud
12. Kembali berdiri untuk melakukan rakaat kedua yang caranya sama dengan
rakaat yang pertama, hanya rakaat kedua lebih pendek dari rakaat yang pertama.
13. Membaca tasyahud dan shalawat nabi
14. Salam
Adapun bacaan takbir,al-fatihah,surah,dan salam dalam shalat gerhana bulan
dinyaringkan sedangkan dalam shalat gerhana matahari tidak dinyaringkan.
Lafadz niat shalat gerhana :
Ushalli sunnatal khusuufi rak'ataini lillahita'aalaa
artinya : "Aku niat shalat gerhana bulan 2 rakaat karena Allah"
Hikmah : kita dapat mendekatkan diri kepada allah, dan merupakan perwujutan
rasa kagum kita akan fenomena yang langkah ciptaan ALLAH SWT.
4. Shalat tarawih
Shalat sunnah tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam
hari, pada bulan ramadhan. Waktunya setelah melaksanakan shalat isya’ sampai
menjelang subuh.
Bilangan rakaat shalat tarawih:
Syafi’I 20
Berdasarkan yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khatab dalam rangka
mensyiarkan malam ramadhan
Hanafi 20
1
Hambali 20
Maliki 39
Melihat penduduk Madinah melakukan shalat tarawih 39 rakaat disertai shalat
witir
hadits Aisyah 11
melihat Nabi melakukan shalat malam pada bulan ramadhan maupun selain
ramadhan hanya sebanyak 11 rakaat
Hikmah : a). Menambah amalah dibulan ramadlan
b) Mendekatkan diri kepada allah
5. Shalat witir
Shalat witir adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari
setelah shalat isya’ hingga terbitnya fajar dengan jumlah rakaat yang ganjil, paling
sedikit satu rakaat dan paling banyak sebelas rakaat. Dan Shalat witir sebagai
penutup dari seluruh shalat malam.Para ulama sepakat bahwa waktu shalat sunnah
witir itu adalah sesudah shalat isya’ dan terus berlangsung sampai tiba fajar.
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Mas’ud al-Anshari r.a berkata:
صحيح
ٍ رواه احمد بسند.كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلّم يوتر ا ّول الليل اوسطه وأخره
Artinya: “Rasulullah saw. itu mengerjakan shalat witir pada awal malam. Kadang-
kadang pula dipertengahan malam dan kadang-kadang pula pada penghabisan
malam itu.” (HR Ahmad dengan sanad yang shahih)”
Sholat witir menurut Syafi'i, Hambali dan Maliki hukumnya adalah sunnah
muakkadah sementara menurut Hanafi hukumnya wajib.
Cara pelaksanaan shalat witir:
a. Tiap-tiap dua rakaat salam dan yang terakhir boleh satu atau tiga rakaat salam.
b.Shalat witir dilaksanakan tiga rakaat maka tidak usah membaca tasyahud awal
Madzhab Jumlah Keterangan
Maliki 3 rakaat dipisah dengan satu salam
Hanafi 3 rakaat Tanpa dipisah dengan salam
Syafi’i 1 rakaat -
Hikmah : a). Menambah amalah dibulan ramadlan
b). Mendekatkan diri kepada allah
2
C. Pengertian Sholat Sunnah Munfarid Dan Macam-macamnya
Shalat sunnat munfarid adalah shalat sunnat yang dikerjakan secara
sendirian. Macam-macam shalatsunnah yang dilakukansecara sendirian sebagai
berikut :
1.Shalat sunnah rawatib
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang menyertai shalat fardhu
baik dikerjakan sebelum shalat fardhu ataupun sesudahnya. Yang sering disebut
shalat qobliyah (sebelum), shalat ba’diyah (sesudah).Dari beberapa macam sholat
sunnah qobliyah dan ba’diyah yang ada, ada beberapa yang termasuk dalam sholat
sunnah rawatib muakkad, yaitu sholat rawatib yang dianjurkan oleh Rasulullah
saw. Adapun yang termasuk shalat sunnah rawatib muakkad menurut kesepakatan
semua ulama adalah yang memiliki ketentuan sebagi berikut:
Artinya: Dari Aisyah r.a. dari Nabi SAW. Beliau telah bersabda, ”dua
rakaat sebelum fajar itu lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” (HR.
Muslim)
2. Keutamaan shalat sunnah dzuhur baik qabliyah maupun ba’diyah dan shalat
sunnah sesudah shalat maghrib dan sesudah isya’ dijelaskan dalam hadits, yang
artinya sebagai berikut:
1
“siapa yang shalat sehari semalam dua belas rakaat, maka dibangunlah baginya
sebuah rumah di surga, yaitu 4 rakaat sebelum dzuhur, 2 rakaat sesudah dzuhur, 2
rakaat sesudah maghrib, 2 rakaat sesudah isya’ dan 2 rakaat sebelum subuh.” (HR.
Turmudzi).
2. Shalat Tahajjud
Sholat sunnah tahajut adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu
malam hari setelah bangun tidur karena arti tahajut adalah bangun pada malam
hari. Waktu melaksanakan sholat tahajut adalah:
a.Sangat utama : 1/3 malam pertama ( Ba’da Isya – 22.00 )
b.Lebih utama : 1/3 malam kedua ( pukul 22.00 – 01.00 )
c.Paling utama : 1/3 malam terakhir ( pukul 01.00 – Subuh )[10]
Bersabda Nabi Muhammad SAW : “Seutama-utama shalat sesudah shalat
fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam” ( HR. Muslim ). Tentang keutamaan
shalat Tahajud tersebut, Rasulullah SAW suatu hari bersabda : “Barang siapa
mengerjakan shalat Tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang
rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia
dan 4 macam di akhirat.”
Adapun keutamaan melaksanakan sholat tahajjud, ialah :
a. Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
b.Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
c. Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai olehsemua manusia.
d. Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
f. Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.
Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
a. Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
b.Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
c Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan
sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
d Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.
3. Shalat Istikharah
Shalat Istikharah ialah shalat sunnah untuk memohon kepada allah
ketentuan pilihan yang lebih baik diantara dua hal yang belum dapat ditentukan
baik atau buruknya.Terdiri dari dua rakaat.
2
Shalat istikharah dan shalat hajjat waktunya lebih utama dikerjakan seperti
melakukan shalat tahajjud yakni dimalam hari.Dan Beserta membaca Doa shalat
istikharah apabila telah selesai shalat.
Hikmah: 1) dapat diberi petunjuk untuk memecahkan persoalan
4. Shalat sunnah hajat
Shalat sunnah hajat adalah shalat yang dilakukan dengan tujuan karena
mempunyai hajat agar diperkenankan hajatnya oleh Allah swt. Jumlah rakaatnya
minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Waktu shalat hajat adalah bebas
dilakukan kapan saja tapi dianjurkan ketika malam hari bersamaan dengan shalat
tahajut
d menyebutkan hajat yang ingin dikabulkan
Hikmah : Mempercepat Terkabulnya hajat atau permohonan.
5. Shalat Dhuha
Shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada waktu dhuha, yakni
ketika matahari sudah naik, yaitu kira-kira setinggi tombak sampai matahari
tergelincir yaitu menjelang waktu dhuhur. Hukum mengerjakan shalat dhuha
adalah sunnah
Tata Cara Shalat Dhuha:
Tata cara shalat dhuha sama dengan shalat lainnya. Hanya saja pada rakaat
pertama dianjurkan membaca surat Al-fatihah kemudian surat Asy-Syams
sedangkan rakaat surat Al-fatihah lalu surat ad-dhuha. Jika belum hafal boleh
menggunakan surat apa saja.
Hikmah :1.Dilapangkan Usaha dan rezekinya.
2.Agar lebih dekat dengan Allah SWT.
1
pengharapan, kecuali setiap selesai berwudhu ( bersuci ) baik dimalam atau
disiang hari, aku melakukan Shalat Sunnat Wudhu, sesuatu yang memang telah
ditentukan untukku supaya aku mengerjakan Shalat itu.” ( HR. Ahmad, Bukhari
dan Muslim )
7. Shalat sunnahTasbih
Shalat sunnah tasbih adalah shalat sunnah yang sebagaimana dianjurkan
oleh rasulullah saw kepada mamaknya sayyidina abbas bin abdul
munthallib.Shalat tasbih ini dianjurkan diamalkan, kalau tidak bisa tiap malam,
dapat dilakukan tiap minggu sekali, jika tidak bisa dapat dilakukan satu bulan
sekali, jika tetap tidak bisa dilakukan setahun sekali, setidak – tidakya seumur
hidup sekali.
Jika dikerjakan siang hari dilaksanakan 4 rakaat sekali salam
Jika dikerjakan di malam hari 4 rakaat 2 kali salam
Adapun surat yang dibaca: 1) at-takatsur. 2) al-‘ashr. 3) al-kaafirun. 4) al-
ikhlash.
Bacaan tasbih :“subchanallahi, walchamdulillahi, wa la-ilaahaillaallahi, waallahu
akbaru, wa laa chaula walaa quwwata illa billahi”
Membaca tasbih dilakukan setelah selesai:
1. Membaca surat :15 kali
2. Rukuk :10 kali
3. I’tidal :10 kali
4. Sujud pertama :10 kali
5. Duduk diantara dua sujud :10 kali
6. Sujud kedua :10 kali +
Jumlah tasbich 75x4 :300 kali
Hikmah : 1) memuji dan mengagungkan Allah SWT
2) memantapkan Iman dan Taqwa
8. Shalat sunnah at-taubah
Shalat sunnah at-taubah adalah shalat sunnah yang dilaksanakan untuk
memohon pengampunan atas dosa yang telah dilakukan. Waktu melaksanakan
shalat at-taubah adalah ketika seseorang telah menyadadari dosa yang telah
diperbuat dan ia telah menyesalinya dalam hati, maka ia diwajibkan bersegera
shalat at-taubah.Jumlah rakaatnya minimal 2 rakaat dan maksimal 6 rakaat.
2
Setelah shalat sunnah at-taubah dianjurkan membaca istighfar sebanyak –
banyaknya.
Hikmah: 1)dapat di hapuskan seluruh dosa – dosannya
2) memantapkan Iman dan Taqwa
1
3. Sesudah shalat ashar hingga terbenamnya matahari
4. Sesudah shalat subuh hingga terbitnya matahari agak tinggi
5.Ketika mata hari akan tenggelam hingga tenggelamnya
Shalat sunnah ini tidah terbatas jumlah rakaatnya, berapa saja yang kita
sanggup kita boleh lakukan, dan dilaksanakan tiap – tiap 2 rakaat satu salam
Hikmah : 1) Sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah
2) ditiggikan derajatnya
11. Shalat sunnah awwabin
Shalat sunnah awwabin yaitu shalat sunnah sunnah ba’dal maghrib, Jumlah
rakaatnya minimal 2 rakaat dan maksimal 6 rakaat. Adapun bacaan suratnya:
a) al-falaq dan an-nas
b) sesuka hati
c) al-kafirun dan al-ikhlas
Hikmah : a) sarana mendekatkan diri kepada allah
b) Meningkatkan iman
c) Ditinggikan derajatnya
A. Sholat Jum’at
Shalat jum’at merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki yang
telah dewasa, yang waktunya tepat pada waktu zhuhur. Shalat jum’at
pelaksanaannya harus dengan berjama’ah bersama sejumlah kaum muslimin di
suatu tempat. pada hakikatnya salat jum’at ini merupakan pengganti salat zhuhur,
sehingga seseorang melakukan shalat jum’at di masjid ia tidak perlu lagi
melakukan shalat zhuhur. Dibawah ini ada beberapa syarat :.
B. Hukum Shalat Jum’at
Hukum shalat jum’at Fardhu ‘Ain, artinya kewajiban individu mukallaf
(muslim, baligh, berakal) kecuali 6 golongan:
1. Hamba sahaya (budak belian)
2. Perempuan
3. Anak kecil (yang belum baligh)
4. Orang sakit yang tidak dapat menghadiri Jumat
2
5. Musafir, yakni orang yang sedang dalam perjalanan jauh
6 Orang yang udzur jum’at, seperi ada bencana alam atau bahaya.
Pengecualian ini ditetapkan oleh sabda Nabi SAW:
َ َو,ٌ َواِ ْم َرأَة,ك
(صحيح علي. ٌ َو َم ِريض,صبِ ٌّي ٌ َم ْملُو:ًاجبٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم فِي َج َما َع ٍة إِاَّل أَرْ بَ َعة ٌّ ْال ُج ُم َعةُ َح
ِ ق َو
)شرطي البخا ري ومسلم
Artunya :“Jum'at itu hak yang wajib bagi setiap Muslim dengan berjama'ah
kecuali empat orang, yaitu: budak, wanita, anak kecil, dan orang yang sakit."
C. Kewajiban Mengerjakan Shalat Jum’at
Para ulama sependapat bahwa hukum shalat jum’at adalah fardhu ‘Ain dan
jumlah rakaatnya dua. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT.
ْ صاَل ِة ِم ْن يَوْ ِم ال ُج ُم َعةُ فَا ْس َعوْ ااِل َى ِذ ْك ِرهللاِ َو َذرُوْ البَي ِْع َذالِ ُك ْم خَ ْي ُرلَّ ُك ْم
ان ُك ْنتُ ْم َ يَا اَيٌّهَا الّ ِذ ْينَ ا َمنُوْ ااِ َذا نُوْ ِد
َّ ي لِل
تَ ْعلَ ُموْ ن
Artinya : Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat
Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual
beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al-
Jumu’ah: 9)
Kewajiban shalat jum’at ditetapkan oleh Al-Qur’an dan dikuatkan oleh
hadis Nabi SAW, salah satunya dengan ancaman bagi orang yang meninggalkan
jum’at tanpa udzur.
A. Nabi SAW, bercita-cita menyuruh orang mencari kayu bakar dan yang lainnya
mengumandangkan adzan, lalu Beliau akan membakar rumah orang yang tidak
pergi jum’at.
B. Nabi SAW, bersabda dari mimbarnya, “Hendaklah kaum-kaum itu berhenti
meninggalkan jum’at atau Allah kunci hati-hati mereka dan mereka dijadikan
orang-orang yang lalai.”
C. Barang siapa meninggalkan tiga jum’at karena menyepelekannya maka Allah
akan menutup hatinya.
D. Syarat Menunaikan Shalat Jum’at
Dibawah ini ada beberapa syarat shalat jum’at yaitu sebagai berikut :
a.Syarat Wajib Jum’at:
1.Islam, bagi orang kafir tidak wajib berjum’at.
2.Laki-laki, tidak diwajibkan bagi kaum perempuan.
3.Baligh, (dewasa), tidak wajib bagi anak-anak.
1
4.Aqil (berakal), tidak wajib bagi orang gila.
5.Sehat, tidak wajib bagi orang sakit atau berhalangan berjum’at.
6.Merdeka (bukan hamba sanaya).
7.Muqim (diam atau tinggal dalam negeri) bukan orang musyafir.
b. Sunat Jum’at
1. Mandi ( membersihkan tubuh) dan memotong kuku.
2. Berpakaian yang putih dan bersih.
3. Berpakaian yang rapi.
4. Memakai wangi-wangian.
5. Menyegerakan datang ke masjid.
6. Memperbanyak dzikir dan shalawat.
7. Memperbanyak baca Al-Qur’an.
8. Memperhatikan segala maksud khutbah yang dibacakan oleh khatib.
2
Rasulullah SAW. bersabda :
ّ الجمعة ح
ق واجب علي ك ّل مسلم اال أربعة عبد مملوك أوامرأة أو صب ّي أومريض
Artinya : Shalat jum’at adalah hak yang wajib atas setiap muslim kecuali empat
golongan yaitu budak belian, wanita, anak-anak, orang sakit. (HR. Abu Dawud).
E. Waktu Shalat Jum’at
Golongan mayoritas dari kalangan sahabat dan tabi’in sepakat bahwa
waktu shalat jum’at itu adalah waktu shalat zuhur, berdasarkan hadis riwayat
Ahmad, Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Baihaqi dari Anas r.a., Rosulullah
bersabda :
1
1. Khutbah harus dilakukan sebelum shalat.
2. Khatib harus suci dari hadas, najis, dan menutup aurat.
3. Khutbah disampaikan diwaktu jum’at dihadapan jama’ah yang menjadikan
terlaksananya shalt jum’at, dan harus dengan suara lantang demi tercapainya
faedah khutbah.
4. Antara khutbah dan shalat jum’at tidak terpisah dengan jarak yang kira-kira
dapat digunakan untuk makan karena hal itu dianggap sebagai pemisah yang
memotong shalat. (Maksudnya antara khutbah dengan shalat jum’at jarak
waktunya tidak terpotong terlalu lama sehingga setelah khutbah harus langsung
dilaksanakan shalat jum’at).
5. Khutbah harus disampaikan dengan bahasa Arab kecuali jika memang tidak
mampu. Ini adalah pendapat mayoritas ulama yang berlawanan dengan pendapat
kalangan ulama madzab Hanafi yang memperbolehkan khutbah dengan bahasa
Arab. Namun mereka (ulama madzahb Hanafi) tidak mempunyai dalil atas apa
yang mereka katakana maupun dasar yang dapat diikuti.
6. Dilakukan dengan berdiri bagi yang mampu. Ini adalah pendapat mayoritas ahli
Fiqh, merujuk hadis narasi Ibnu Umar bahwasanya Nabi SAW., berkhutbah pada
hari jum’at kemudian duduk kemudian berdiri, lalu berkhutbah sebagaimana yang
kalian lakukan hari ini.(Mutttafaq ‘alaih). Juga merujuk pada hadis narasi Jabir
bin Samura, ia berkata: Nabi SAW., menyampaikan dua khutbah dimana beliau
duduk diantara keduanya, membaca al-Qur’an, dan mengingatkan manusia.
(HR.Muslim)
2
6.Memohonkan ampunan bagi kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan
mukminat.
Dibawah ini ada beberapa sunnah-sunnah khutbah :
1. Khutbah diucapkan di atas mimbar yang ditempatkan di sebelah kanan mihrab.
2. Khatib hendaknya mengucapkan salam setelah berdiri di atas mimbar.
3. Khatib hendaknya duduk sewaktu adzan di kumandangkan oleh bilal.
4. Khatib hendaknya memegang tongkat dengan tangan kirinya.
5. Khatib hendaknya menyampaikan khutbahnya dengan suara yang baik,
sehingga mudah di pahami dan diambil manfaatnya oleh para hadirin.
6. Khatib hendaknya tidak memperpanjang khutbahnya.
7. Khatib hendaknya mengeraskan suaranya melebihi dari yang wajib.
Ada pula dibawah ini beberapa syarat mendirikan shalat jum’at yaitu :
1.Didirikan pada suatu tempat, yaitu kota atau desa yang didiami orang banyak.
2. Berjama’ah sekurang-kurangnya (sedikitnya) ada 40 orang laki-laki ahli jum’at.
3. Dikerjakan dalam waktu zhuhur, di hari jum’at.
4. Berkhutbah dahulu dua kali sebelum bersembayang jum’at.
Dan ada pula beberpa mengenai syarat dua khutbah
1.Memulai khutbah itu sesudah tergelincir matahari.
2.Berdiri jika kuasa pada waktu berkhutbah.
3. Khatib hendaklah duduk di antara kedua khutbah, sekurang-kurangnya berhenti
sebentar.
4.Hendaknya dengan suara yang keras kira-kira terdengar oleh bilangan yang sah
jum’at dengan merdeka.
5. Hendaklah berturut-turut, baik rukun, jarak keduanya, maupun antara keduanya
dengan shalat.
6. Khatib hendaklah suci dari hadast dab najis.
7.Khatib hendaklah menutup auratnya.
Ada beberapa uzur-uzur jum’at jama’ah setengahnya :
1.Hujan yang membasahi pakaian.
2. Lumpur jalanan.
1
3.Bersengatan panas.
4. Bersengatan dingin.
5. Sakit yang memuderati jum’at.
6.Tidak ada pakaian yang layak untuk mendirikan shalat jum’at.
7.Menunggu orang sakit.
8. Bersengatan mengantuk.
9. Bersengatan lapar dan dahaga.
10.Orang buta yang tidak ada orang yang membawanya ketempat
dilaksanakannya shalat jum’at.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diantara banyak macam sholat sunnah yang pernah dilakukan oleh
Rasulullah saw. ada sholat-sholat sunnah yang tergolong pada yang dianjurkan
dan yang tidak dianjurkan, ada pula yang dilaksanakan berjamaah ataupun secara
munfarid.Begitu pula shalat Jum'at adalah ibadah shalat yang dikerjakan di hari
jum'at dua rakaat secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah. Shalah
Jum'at memiliki hukum wajib 'ain bagi setiap muslim laki-laki atau pria dewasa
beragama islam, merdeka sudah mukallaf, sehat badan serta muqaim (bukan
dalam keadaan mussafir) dan menetap di dalam negeri atau tempat tertentu.
B.Penutup
Demikian makalah yang kami susun semoga apa yang kita rumuskan, kita
pelajari mendapatkan anugrah dan inayah dari Allah serta bermanfaat bagi kita
semua. Dengan semangat belajar yang tinggi pula insyaallah dapat menegakkan
tiang agama dan mendapatkan tempat yang mulia kelak di hari akhir amin ya
robbal alamin.
2
Daftar Pustaka
Anjen Dianawati, Kumpulan Sholat-Sholat Sunnah,Surabaya: Wahyu Media,
2010
Jawad. Mughniyah, Fiqih Lima madzab (Jakarta: Penerbit Lentera, 2010)
Shalat Tarawih Menurut Mazhab Empat, diakses pada tanggal 7 April 2013 dari
http://nuruddina.blogspot.com/2010/09/shalat-tarawih-menurut-mazhab-
empat.html
Abdurrahman Taufiq, Bidayatul Mujtahid (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006)
Amir Abyan, Pendidikan Agama Islam Fikih (Semarang: Karya Toha Putra, 2008)
Abdul Kadir Nuhuyanah, Pedoman& Tuntunan Sholat Lengkap,Jakarta:Gema
insani, 2002.
Anjen Dianawati, Kumpulan Sholat-Sholat Sunnah,Surabaya: Wahyu Media,
2010,hlm 5
Jawad. Mughniyah, Fiqih Lima madzab (Jakarta: Penerbit Lentera, 2010), hal.
126-127.
Shalat Tarawih Menurut Mazhab Empat, diakses pada tanggal 7 April 2013 dari
http://nuruddina.blogspot.com/2010/09/shalat-tarawih-menurut-mazhab-
empat.htm
Amir Abyan, Pendidikan Agama Islam Fikih (Semarang: Karya Toha Putra,
2008), hal. 108.
Ibrahim, Op.Cit., hal. 130.
Ibrahim Darsono, Op.Cit., hal. 126.
Abdurrahman, Op.Cit., hal. 430.