Interaksi Agroekosistem - Dwi Septi Nur Amaliah - 20200210192
Interaksi Agroekosistem - Dwi Septi Nur Amaliah - 20200210192
Interaksi Agroekosistem - Dwi Septi Nur Amaliah - 20200210192
INTERAKSI AGROEKOSISTEM
Disusun oleh:
Dwi Septi Nur Amaliah (20200210192)
Ekosistem sawah merupakan ekosistem yang mencirikan ekosistem pertanian sederhana dan
monokultur berdasarkan atas komunitas tanaman dan pemilihan vegetasinya. Selain itu
ekosistem yang berada di sawah bukanlah ekosistem alami, akan tetapi sudah berubah sehingga
akan sangat rentan terjadi ledakan suatu populasi di daerah tersebut.
Terdapat dua jenis ekosistem dilihat dari campur tangan manusia dalam ekosistem itu
yaitu ekosistem alami dan ekosistem binaan.
Ekosistem alami merupakan suatu bentuk ekosistem yang belum mendapat campur
tangan dari manusia sehingga struktur dan siklus yang terjadi berbeda dengan ekosistem binaan.
Misalnya saja, pada ekosistem binaan, manusia akan melakukan pemuliaan terhadap tanaman
yang dinilai produktivitasnya kurang. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa ciri dari
ekosistem yang dapat ditemukan dikedua jenis ekosistem seperti komponen ekosistem, aliran
energi, materi dan informasi, jaring-jaring makanan dan sebagainya. Ciri-ciri tersebut melahirkan
sifat ekosistem bersangkutan yang terdiri atas produktivitas (productivity), kebertahanan
(stability), kemerataan (equitability), dan keberlanjutan (sustainability). Ekosistem alami
mempunyai produktivitas rendah sampai sedang, stabilitas sedang sampai tinggi, serta
kemerataan dan keberlanjutan yang tinggi. Sedangkan, ekosistem binaan (agroekosistem)
mempunyai produktivitas rendah sampai tinggi, kebertahanan rendah sampai sedang, kemerataan
rendah sampai sedang, dan keberlanjutan rendah sampai sedang.
Ekosistem binaan yang ada di sekitar kita sangatlah beragam seperti sawah, ladang
palawija, tegalan (lahan kering), perkarangan, sistem surjan, dan lahan berpasir pantai. Salah satu
ekosistem binaan yang kita ketahui dan kita kenal sejak lama yakni ekosistem sawah. Sawah
merupakan suatu bentuk lahan pertanian yang secara fisik berpermukaan rata dan dibatasi oleh
pematang. Mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan sawah untuk bercocok tanam padi.
II. PEMBAHASAN
1. Keadaan Umum
Lahan pertanian yang sawah dapat dengan mudah ditemukan disekitar kita. Salah satunya
dapat temukan di Desa Taman, Pemalang. Masyarakat di sana mengandalkan sawahnya
hanya untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan tidak menjadikannya sebagai
sumber pendapatan utama. Salah satu penyebabnya dikarenakan luas sawah yang mereka
miliki tidak terlalu luas dan juga hal ini telah turun menurun diwariskan oleh generasi
terdahulu.
Dalam jangka waktu satu tahun, sawah ditanami padi sebanyak dua kali dan satu kali
ditanami dengan tanaman palawija. Hal ini dilakukan petani untuk mengurangi hama
tikus yang menyerang sawah yang ada di sana. Selain tikus, hama yang sering menyerang
sawah adalah ulat kecil atau petani setempat menyebutnya dengan “sendek”. Selama
musim penghujan tentu saja sawah ditanami dengan padi namun pada saat musim
kemarau petani biasanya menanam palawija dan jagung. Padi yang sering ditanam adalah
padi jenis in pari 13, cehera dan padi 64. Dari beberapa jenis padi yang ditanam tersebut
jenis padi 64 yang menurut petani memberikan hasil yang paling bagus dibanding jenis
padi yang lain. Untuk mendapatkan hasil yang bagus, maka petani memberikan pupuk.
Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik maupun pupuk kimia. Namun menurut
petani penggunaan pupuk kimia akan memberikan hasil yang lebih maksimal bagi hasil
panen nantinya dibanding dengan menggunakan pupuk organik.
2. Interaksi Antar Komponen
a. Komponen Ekosistem
Ekosistem secara umum terdiri dari dua komponen dasar, yaitu komponen biotik dan
komponen abiotik, dimana kedua komponen tersebut saling berhubungan dan
berkaitan. Dalam ekosistem sawah ini tentu juga terdapat kedua komponen tersebut.
Berikut merupakan komponen-komponen biotik dan abiotik yang terdapat di sana :
Komponen biotik
Komponen biotik merupakan komponen yang terdiri dari makhluk hidup yang secara
langsung maupun tidak langsung berhubungan atau berinteraksi dengan komponen
lainnya, baik dengan komponen biotik lain maupun dengan komponen abiotik.
Komponen biotik yang secara umum dapat kita temui pada agroekosistem sawah
yakni manusia, tanaman padi, tanaman palawija, tanaman jagung, Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT), burung dan masih banyak lagi. Sedang komponen-
komponen biotik yang ada dan ditemui pada agroekosistem sawah tersebut yaitu
tanaman produksi (padi, jagung,palawija), organisme pengganggu (kupu-kupu,
capung, tikus) dan manusia.Masing-masing dari komponen biotik yang ada di sana
pun akan memberikan pengaruh dan dampak bagi berjalannya siklus energi yang ada
dalam sawah.
Komponen abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen yang berkebalikan dengan komponen
biotik. Komponen ini terdiri dari sesuatu yang tak hidup dan merupakan bagian dari
alam yang turut mempengaruhi berjalannya siklus energi yang ada di sawah.
Komponen abiotik yang berada di sawah yakni cahaya matahari, air, tanah, dan udara.
Masing-masing komponen tersebut sangat penting bagi keberlangsungan siklus hidup
yang ada di sawah.
b. Interaksi Antar Komponen
Ekologi merupakan aliran energi siklus nutrisi yang akan terus bergulir. Maksudnya
yaitu energi yang berasal dari matahari mengalir menuju tanaman, yang berguna
untuk pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tersebut nantinya akan menghasilkan
nutrisi yang disimpan dalam hasil produksi masing-masing tanaman. Ekosistem
merupakan keterkaitan atau interaksi antarkomponen dalam suatu lingkungan tertentu
begitu pula yang terjadi pada agroekosistem sawah. Komponen biotik dan komponen
abiotik saling berinteraksi pada lingkungan sawah baik interaksi yang
menguntungkan kedua belah pihak maupun interaksi yang hanya menguntungkan
salah satu pihak atau satu komponen saja.
Interaksi antar komponen biotik
Komponen biotik yang satu dengan komponen biotik yang lain saling berhubungan
atau saling berinteraksi membentuk suatu siklus energi yang kita temui dan kita
nikmati setiap harinya. Misalnya interaksi antara manusia dengan tanaman padi.
Interaksi yang terjadi tersebut merupakan sebuah bentuk interaksi yang saling
menguntungkan. Manusia membantu padi untuk meningkatkan jumlah produksinya
dengan memberi pupuk, melakukan pemberantasan OPT, mengolah lahan dengan
baik dan masih banyak lagi. Sedang sebagai timbal baliknya padi atau jenis tanaman
lain yang ditanam akan menghasilkan jumlah produksi yang sepadan dengan apa
yang telah diusahakan para petani sebelumnya. Selain manusia dengan tanaman
produksi seperti padi, terjadi pula interaksi antara tanaman produksi dengan OPT.
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sesuai dengan namanya akan mengganggu
dan bersifat kompetitif terhadap tanaman produksi. OPT yang dapat kita temui dalam
agroekosistem sawah ini adalah tikus, ulat kecil, gulma seperti rumput liar. Setiap
OPT itu pun memiliki bentuk penanganan yang berbeda-beda untuk membasminya.
Penanganan OPT ini dilakukan oleh manusia agar tanaman produksi tidak terganggu
pertumbuhan dan perkembangannya.
Interaksi antar komponen abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen dasar yang membentuk suatu ekosistem,
khususnya pada agroekosistem sawah yang menjadi tempat observasi. Interaksi yang
terjadi antar komponen biotik ini dapat kita lihat dari interaksi antara tanah dengan
air, tanah dengan sinar matahari, air dengan sinar matahari dan beberapa bentuk
interaksi lain. Interaksi antara tanah dengan air merupakan salah satu bentuk
kerjasama yang menguntungkan sebab tanah sangat membutuhkan air terlebih lagi
keadaan tanah sawah itu harus selalu tergenang air.
Interaksi antara komponen biotik dan abiotik
Interaksi antara komponen biotik dan abiotik di sawah dapat kita lihat dari interaksi
antara tanah dengan tanaman produksi. Tanah merupakan media tanam yang penting
di sawah sebab tanaman produksi seperti padi, palawija dan beberapa jenis sayuran
membutuhkan unsur hara yang terdapat di dalam tanah. Selain membutuhkan tanah,
tanaman produksi juga membutuhkan air agar siklus hidup atau metabolisme yang
ada di dalam tubuh tanaman tetap berjalan. Tanaman-tanaman tersebut juga sangat
membutuhkan sinar matahari dalam proses fotosintesis. Sebab tanpa sinar matahari,
tanaman tidak akan dapat berfotosintesis dan menghasilkan energi.
III. KESIMPULAN
Ekosistem sawah di pengaruhi oleh dua komponen, yaitu biotik dan abiotik. Dari kedua
komponen ini masing-masing mempunyai unsur-unsur diantaranya:
a. Komponen biotik
Komponen biotik yang secara umum dapat kita temui pada agroekosistem sawah yakni
manusia, tanaman padi, tanaman palawija, tanaman jagung, Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT), burung dan masih banyak lagi.
Sedang komponen-komponen biotik yang ada dan ditemui pada agroekosistem sawah
tersebut yaitu tanaman produksi (padi, jagung,palawija), organisme pengganggu (kupu-
kupu, capung, tikus) dan manusia.
b. Komponen abiotik
Komponen ini terdiri dari sesuatu yang tak hidup dan merupakan bagian dari alam yang
turut mempengaruhi berjalannya siklus energi yang ada di sawah. Komponen abiotik yang
berada di sawah yakni cahaya matahari, air, tanah, dan udara
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, L., Hidayat, P., Buchori, D., . M., & Rahardjo, B. T. (2015). Pengaruh Perbedaan
Pengelolaan Agroekosistem Tanaman Terhadap Struktur Komunitas Serangga Pada
Pertanaman Kedelai Di Ngale, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Jurnal Hama Dan Penyakit
Tumbuhan Tropika, 15(1), 53. https://doi.org/10.23960/j.hptt.11553-64
Hadi M, A. (2012). Keanekaragaman Serangga dan Perannya di Ekosistem Sawah. Jurnal Sains
Dan Matematika, 20:54-57.
Ivakdalam, L. M. (2011). Agroekosistem pertanaman jagung di Desa Sasa Provinsi Maluku
Utara. Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan, 4(1), 23.
https://doi.org/10.29239/j.agrikan.4.1.23-29
Prayitno, D. 1997. Karakterisasi Agroekosistem Zone. Departemen Pertanian. Yogyakarta
reizky_am: ekosistem sawah. (n.d.). Retrieved December 5, 2021, from
http://reizkyamril.blogspot.com/2012/10/ekosistem-sawah.html