Kel 4. KRISIS PERKOTAAN
Kel 4. KRISIS PERKOTAAN
Kel 4. KRISIS PERKOTAAN
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Masyarakat
Kota & Desa
Dosen Pengampu:
Sudarmiyati,S.SOS.,M.SI
ILMU PEMERINTAHAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
“Krisis Perkotaan”. Makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Sosiologi
Perkotaan.
Kami menyadari, dalam penyusunan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan
baik dari penyusunan, penulisan maupun tata cara bahasa. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari
ibu Sudarmiyati,S.SOS.,M.SI sebagai acuan dan bekal pengalaman bagi kami
untuk masa mendatang yanglebih baik.Kami berharap, semoga makalah yang
sederhana ini, dapat memberikan manfaatdan ilmu pengetahuan bagi para
pembaca
( Penyaji Kelompok 4)
Daftar Isi
F. Ketidakadilan
A. Simpulan ……………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Menurut Lewis Mumford (Palen, 1987: 249) “tidak ada satu orang pun yang puas
dengan wujud kota saat ini. Baik mekanisme kerja maupun medium sosial, tidak
juga pekerjaan seni yang bisamembuat kota penuh dengan harapan besar bahwa
peradaban modern dikatakan maju”. Kota -kota kita khususnya kota-kota bwsar
aedang menuju kehancuran. Philip Hauser (Palen, 1987;249) mempermasalahkan
bahwa kenyataan yang sebenarnya menunjukkan bahwa keadaan yang paling
buruk masih menanti di depan. Krisis perkotaan akan berkembang semakin
buruksebelum menjadi lebih baik.
Secara umum, sebuah krisis yang melanda suatu wilayah tidak hanya merupakan
krisis padasatu bidang saja tetapi merupakan gabungan dari berbagai keadaan
krisis di berbagai sektorkehidupan. Kota adalah akuarium perubahan. Di
dalamnya peradaban manusia terus bergerakdan berubah. perubahan.
Perkembangan jumlah penduduk yang besar tentu harus menjadi perhatian
karena tidak semuakota mampu memberikan pelayanan yang mencukupi, apalagi
jika pertambahan penduduk yang besar tersebut juga disertai dengan pertambahan
luas kota yang harus dilayani.
Persoalan sektoral juga tercermin pada tata ruang kawasan perkotaannya karena
tata ruangadalah wujud struktural dari aktivitas yang terjadi. Krisis perkotaan
tidak hanya sekedar krisisdalam hal fisik saja seperti kekurangan energi, semakin
sempitnya ruang publik, merajalelanyagedung-gedung pencakar langit dan
bertambahnya pemukiman liar dan kumuh. Krisis perkotaan juga mencakup krisis
sosial dan moral.
Krisis dalam kota menurut Urban Life Manifesto (LeGates, 1996: 167-168)
berupa:
1. Buruknya Kehidupan
c. Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam penggunaan
ruang-ruang yang ada di pemukiman kumuh, kesemerawutan tata ruang dan
ketidakberdayaan ekonomi penghuninya.
Kehancuran tatanan kota-kota besar saat ini, terjadi sebagian besar akibat
hilangnya ruangterbuka hijau maupun ruang publik. Ruang publik dan terbuka
hijau beralih dan mungkin berubah menjadi sebuah ‘kerajaan’ baru. Malapetaka
-malapetaka ruang publik dan sosial yangutama telah terjadi di masa kini karena
masyarakat menerima dengan sikap yang tidak kritisterhadap kota sebagai basis
rancangan yang mereka lakukan. Saat ini ruang-ruang privat
semakinmendominasi ke ruangan kota. Kehidupan masyarakat kota tidak lagi
seramah dulu. Semuaorang sudah tertutup oleh kepentingan individu masing-
masing orang.
4. Fragmentasi Sentrifugan
Pada masa industrialisasi saat ini semua orang mulai bekerja diluar lingkungan.
Secara pelan tapi pasti masyarakat kota mulai meninggalkan kehidupan sosialnya
dan keluar menuju kehidupanglobal. Orang kota mulai terlepas bagian demi
bagian dari kehidupan lingkungannya. Hal inisemakin melepaskan ikatan sosial
dengan kelompoknya.
Saat ini kita tidak bisa dengan bebas menikmati ruang publik yang seharusnya
menjadi hakmasyarakat. Tempat-tempat yang sseharusnya menjadi ruang
sosialisasi sudah dikomersialkandemi keuntungan ekonomi. Ruang kota
merupakan kolektivitas tempat tinggal organisme darimasyarakat yang
menghuninya. Perjalanan ruang dan waktutelah menghadirkan perkembangandan
perubahan lahan, pergeseran untuk fasilitas perdagangan. Pada intinya, ruang
kotamerupakan manifestasi dari jalan kehidupan. Perubahan ruang kota yang
radikal akan memakantempat dan pola kehidupan manusia.
Kota seakan sudah menjadi tempat tidak memiliki arti diluar genggaman
penghuninya. Kitahidup di kota-kota di mana segala sesuatu terjadi tanpa adanya
peringatan dan tanpa partisipasikita. Ini menjadi dunia yang asing bagi
kebanyakan orang. Sedikit mengejutkan bahwa sebagian besar menarik diri dari
keterlibatan dalam masyarakat untuk menikmati kepunyaan pribadinyadalam
dunia yang terbatas.
7. Ketidakadilan
Terlalu banyak profesional yang menjadi bagian dari budaya profesional yang
universal daripada bagian dari budaya lokalnbagi mereka yang membuat rencana
dan produk kita. Untuk kasus saatini bisa dikatakan kalau tenaga profesional yang
kita miliki terlalu banyak dibandingkan dengankebutuhan tenaga dan posisi yang
sesuai. Dengan kata lain, banyak dari lulusan kita yangmenganggur menunggu
pekerjaan atau mungkin mendapatkan pekerjaan yang tidak sesuaidengan disiplin
ilmu yang dipelajarinya. Yang terpenting adalah adanya pekerjaan yang
bisadikerjakan dan membiayai hidup sehari-hari.
2.2 Cara Penanggulangan Krisis Perkotaan
Suatu kota dibangun untuk tempat tinggal warganya guna menjalani kehidupan
.tempat tinggalyang baik tentu akan membawa pengaruh yang baik bagi
penghuninya .Pembangunan diberbagaisegi kehidupan kota merupakan kebijakan
untuk membuat kota menjadi wilayah yang baik amandan nyaman untuk
ditinggali warganya .Untuk dapat memberikan kualitas kota yang seperti itumaka
sebuah kota harus memenuhi beberapa syarat (LeGares, 1996:169-170):
1.Nyaman ditinggali
Kenyamanan disini bukanya hanya kenyamanan fisik saja tetapi juga secara
nonfisik atauyang lebih kita kenal kenyamanan secara jasmani dan rohani
.Ketidaksediaan fasilitas kehidupan pun mutlak harus tersedia guna menunjang
kehidupan penghuninya didalamnya .Tempat tinggalyang nyaman akan membat
hidup penghuninya lebih damai dan menyenangkan . Lingkunganyang nyaman
akan menunjang keharmonisan antara warga satu dengan warga lain. Kenyamanan
juga menjadi hal yang sangat diperlukan agar perkembangan interaksi antara
penghuni tetap terjaga
Sebuah kotta harus memberikan rasa aman kepada penghuninya .Perasaan itu
hanya akandapat terwujud dengan adanya sebuah kepercayaan terhadap pemegang
kekuasaan kota.Pelayanan yang baik tentu akan diapresiasikan dengan sikap yang
baik pula.Selain kerja samadengan pemegang kekuasaan hubungn baikdengan
sesama penghuni kota mutak harus adakarena rasa aman itu berawal dari rasa
tidak takut terhadap lingkungan terdekat rasa aman berhubungan sosial dengan
orang lain serta dalam melakukan kegiatan sehari-hari Ketidakadayakepastian
akan keamanan dilingkungan tempat tinggal merupakan masalah yang harus
diatasi.Kebijakan pemerintahan dalam bidang keamaanan mutlak diperlukan
untuk mengendalikan danmejaga situasi setiap wilayah agar tetap kondusif
3.Kontrol warga terhadap pembangunan kota
Sebuah kota tentu akan mengalami kemajuan dengan adanya pembangunan dari
segala bidang, Yang perlu diperhatikan dalam pembangunan ini adalah kesesuaian
antara pembangunandengn kebutuhan penghuninya .Sebuah pembangunan
dilakukukan demi meningkatkan kualitaskota tersebut.Kalaupun pembangunan ini
tidak menyangkut kepentingan penghuninya maka hasil pembangunan secara
menyeluruh tidak akan tercapai. Untuk itulah ,sebuah pembangunanmemerlukan
kontrol beupa kebutuhan warganya terhadap pembangunan yang akan
dilakukan.Warga memiliki kontrol untuk menentukan pembangunan dibidang apa
yang lebih diperlukan.
Fasilitas yang memberikan tempat untuk jiwa dan pikiran harus mendapatkan
porsinya juga .Jalan untuk mengaksesnya harus bisa dipermudah agar manusia
dapat bersenang-senangmaka jiwa dan pikiran harus mendapatkan porsinya
juga.Jalan untuk mengaksesnya harus bisadipermudah agar manusia dapat
bersenang-senang seutuhnya.Berbagai tempat dikota yang dapatmemberikan
hiburan bagi warganya tentu akan semakin menambah daya tarik
kotatersebut.Tempat-tempat seperti taman ,arena bermain,tempat rekreasi dan
tempat lainya yangmemberikan penawar terhadap kesibukan sehari-hari tentunya
menjadi pilihan untuk melepaskepenatan .Setelah lelah bekerja tentu saja
kemudahan untuk dapat berada dalam lingkunganyang menyenangkan itu sangat
diperlukan warga kota
6.Keadilan
Kata keadilan seperti menjadi sekedar slogan saat kita benar-benar berada
dikehidupannyata .Masyarakat sepertinyansudah tidak percaya keadilan dibidang
kehidupan lainya sepertiekonomi dan sosial.Bagi itu hanyauntuk kalangan orang
kaya.Keadilan sebenarnya tidak berlakumenyeluruh bagi masyarakat.Keadilan
yang diharapkan bukanlah keadilan seperti komunitas,tetapi pengakuan terhadapa
keadilan bisa seperti kesamaan hak dalam mengakses fasilitas yangada dan bisa
berarti pengakua tentang keberadaan setiap golongan masyarakat .Setiap
orangingin mendapatkan perlakuan yang sama seperti orang lain dalam
mendapatkan layanan danakses pada fasilitas umum.
7.Kemandirian kota
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa , krisis perkotaan bukan hanya
ditinjaudari kesenjangaan ekonomi yang ada didalam suatu kota. Tetapi
ketidakadanya komunikasi danhubungan sosial yang baik dengan sesama
masyarakat kota, dapat dinamakan krisis perkotaan.Sebagian besar krisis
diperkotaan kebanyakaan berbau kejahatan, kekerasaan, dan kriminalitas.Hal ini
menunjukkan bahwa ketidakadaannya hubungan sosial yang baik, karena memang
dikotamasyarakatnya multikultar, jadi hal yang wajar ketika kita bertemu dengan
orang lain, yangmemiliki watak yang berbeda. Maka dengan itu beberapa makalah
telah memaparkan penanggulangan krisis perkotaan yang ada di dunia, khususnya
Indonesia .
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini dapat membantu setiap pembaca, untuk mengetahui
lebih jauh lagi terkait dengan kondisi perkotaan, makna perkotaan, krisis
perkotaan serta cara penanggulangan krisis perkotaan. Semoga setelah pembaca
mengetahuinya, pembaca dan pemakalah dapat mengaplikasikan cara
penanggulangan krisis perkotaan yang ada di dunia,khususnya di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
University Press.