Makalah Konsep PHC Dan PKMD Komunitas
Makalah Konsep PHC Dan PKMD Komunitas
Makalah Konsep PHC Dan PKMD Komunitas
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
INTAN 18.156.01.11.126
4D KEPERAWATAN
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan kita kesehatan jasmani, rohani serta lahir dan batin kepada kita
semua dan melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah ini “Konsep PHC dan PKMD proses keperawatan
komunitas, konsep PHBS” berguna untuk memenuhi tugas keperawatan
komunitas 2.
Akhir kata penulis hanya dapat memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa
agar semua bantuan dan kebaikan yang telah didapatkan penulis mendapatkan
imbalan dari-Nya, dan harapan penulis semoga makalah ini memberikan manfaat
yang berarti bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan Advokasi, Bina Suasana
(Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat (Depkes RI 2011).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari PHC
2. Untuk mengetahui konsep PHC
3. Untuk mengetahui pengertian dari PKMD
4. Untuk mengetahui konsep PKMD
5. Untuk mengetahui proses keperawatan komunitas
6. Untuk mengetahui pengertian dari PHBS
7. Untuk mengetahui konsep PHBS
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Ata ditetapkan prinsip-
prinsip PHC sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai
kesehatan bagi semua. Lima prinsip PHC sebagai berikut :
a. Pemerataan upaya kesehatan
Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini yaitu perawatan
primer dan layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan
utama dalam masyarakat harus diberikan sama bagi semua individu
tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna, lokasi perkotaan
atau pedesaan dan kelas social.
b. Penekanan pada upaya preventif
Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha,
pekerjaan dan kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan dengan peran serta individu agar berprilaku sehat serta
mencegah berjangkitnya penyakit.
c. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan
Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau,
layak dan diterima budaya masyarakat (misalnya penggunaan kulkas
untuk vaksin cold storage).
d. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan
maksimal dari lokal, nasional dan sumber lainnya.
2.1.4 Ciri-Ciri PHC
Adapun cirri-ciri PHC adalah sebagai berikut :
a. Pelayanan yang utama dan intim denganmasyarakat
b. Pelayanan yang menyeluruh
c. Pelayanan yang terorganisasi
d. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun
masyarakat
e. Pelayanan yang berkesinambungan
f. Pelayanan yang progresif
2.1.5 Tujuan PHC
a. Tujuan Umum
4
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
yang diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada
masyarakat yang menerima pelayanan.
b. Tujuan Khusus:
1) Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang
dilayanai
2) Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
3) Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi
yang dilayani
4) Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan
sumber-sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
c. Fungsi PHC
PHC hendaknya memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut :
1) Pemeliharaan Kesehatan
2) Pencegahan Penyakit
3) Diagnosis dan Pengobatan
4) Pelayanan Tindaklanjut
5) Pemberian Sertifikat
5
c. Program imunisasi
d. Kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
e. Pengadaan obat essential
f. Pengadaan pangan dan gizi
g. Pengobatan penyakit umum dan cedera
h. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan
2.2.2 Tujuan PKMD
a. Tujuan umum :
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong diri sendiri
di bidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup
b. Tujuan Khusus :
Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang
dimilikinya untuk menolong diri sendiri mereka sendiri dalam
meningkatkan mutu hidup mereka
Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk
berperan aktif dan berswadaya dalam meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri
Menghasilkan lebih banyak tenaga'tenaga masyarakat untuk
berperan yang mampu serta mau berperan aktiF dalam kegiatan
pembangunan desa
Meningkatkan mutu kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi
beberapa indikator :
1) Angka kesehatan menurun
2) Angka kematian menurun terutama angka kematian bayi dan
anak serta angka
3) Kelahiran menurun
4) Angka kekurangan gizi pada anak balita menurun.
c. Ciri-ciri PKMD
Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang
memenuhi kebutuhan masyarakat sendiri, dalam arti bahwa
kegiatan dimulai dengan kegiatan untuk mengatasi masalah
6
kesehatan yang memang dirasakan oleh masyarakat sendiri
sebagai kebutuhan.
Perencanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara
musyawarah dan mufakat.
Pelaksanaan kegiatan berlandaskan pada peran aktif dan swadaya
masyarakat dalam arti memanfaatkan secara optimal kemampuan
dan sumberdaya yang dimiliki oleh masyarakat.
Masukan dari luar yang hanya bersifat memicu, melengkapi dan
menunjang, tidak mengakibatkan ketergantungan.
Kegiatan dilakukan oleh tenaga-tenaga masyarakat setempat.
Memanfaatkan teknologi tepat guna.
Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah
satu dari 5 unsur PHC.
d. Prinsip-Prinsip PKMD
Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Dalam pembinaan kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama
yang baik
1) Antar dinas-dinas/instansi-instansi/lembaga-lembaga lainnya
2) Antar dinas-dinas /instansi-instansi/ lembaga-lembaga
tersebut dengan masyarakat.
Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau
kebutuhan sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh
sektor yang bersangkutan.
7
masyarakat (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat, 1989).
Dengan demikian ada 3 teori yang menjadi dasar ilmu perawatan
kesehatan masyarakat yaitu : (1) Ilmu keperawatan (2) Ilmu kesehatan
masyarakat dan (3) Ilmu social (peran serta masyarakat).
1) Ilmu Keperawatan
Konsep keperawatan di karakteristikkan oleh komponen
konsep pokok yang menjadi paradigma dalam keperawatan,
dimana menggambarkan hubungan teori – teori yang membentuk
susunan yang mengatur teori – teori tersebut berhubungan satu
dengan lainnya yaitu : konsep manusia, konsep kesehatan, konsep
masyarakat dan konsep keperawatan. (Christine Ibrahim, 1986).
2) Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dalam mengaplikasikan praktik asuhan keperawatan dalam
komunitas diperlukan pengetahuan penunjang yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat, dalam melihat perspektif proses
terjadinya masalah kesehatan masyarakat yang erat kaitannya
dengan ilmu epidemiologi, ilmu statistik kesehatan sehingga
masalah tersebut diketahui factor penyebab dan alternatif
pemecahannya. Termasuk juga diperlukan pemahaman tentang
konsep puskesmas, PHC atau posyandu dan untuk merubah
perilaku masyarakat diperlukan pengetahuan yang berkaitan
dengan pendidikan kesehatan masyarakat. (Soekidjo Notoadmojo,
2003).
3) Ilmu Sosial
Pengetahuan sosial kemasyarakatan penting untuk
dipahami oleh seorang perawat kesehatan masyarakat dalam
menjalankan tugasnya, sebab dia akan berhadapan dengan
kelompok – kelompok sosial dalam masyarakat. Pengetahuan
sosial yang dimaksud adalah ilmu pengembangan dan
pengorganisasian masyarakat, pendekatan edukatif dan teori
tentang pendekatan perubahan perilaku. Hal iini bisa dirasakan
oleh perawat saat menjalankan tugas, peran dan fungsinya dalam
8
keluarga, kelompok atau masyarakat dengan berbagai latar
belakang agama, budaya, pendidikan, ekonomi, norma, adat
istiadat dan aturan – aturan yang berlaku dalam masyarakat.
(Nasrul Effendi, 1999).Dengan memahami pengetahuan ilmu sosial
perawat kesehatan masyarakat dapat melakukan pendekatan untuk
merubah perilaku masyarakat kea rah yang positif dalam
memelihara kesehatan keluarga, kelompok dan masyarakat
sehingga menuju kemandirian (self care), dimana mereka
diharapkan dapat mengenal dan merumuskan masalah kesehatan
dan keperawatan yang mereka hadapi, memprioritaskan dan
mencari alternatif pemecahan masalah melalui perencanaan
bersama, kemudian melaksanakan kegiatan bersama berdasarkan
perencanaan yang mereka buat serta menilai hasil yang telah
dicapai.
2.3.2 Pengertian Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan
untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan
keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan
memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan
tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling
berkaitan dan dinamis. Selanjutnya menetapkan langkah proses
keperawatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian,
perencanaan dan pelaksanaan. (Wolf, Weitzel dan Fuerst, 1979). Jadi
proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan
yang bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, kontinyu dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari
klien, keluarga, kelompok atau masyarakat yang langkah –
langkahnya dimulai dari (1) pengkajian : pengumpulan data, analisis
data dan penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan, perencanaan
tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan
keperawatan. (Wahit, 2005). Proses keperawatan pada komunitas
mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan
9
pelayanan asuhan keperawatan. Dalam perawatan kesehatan
komunitas keterlibatan kader kesehatan, tokoh – tokoh masyarakat
formal dan informal sangat diperlukan dalam setiap tahap pelayanan
keperawatan secara terpadu dan menyeluruh sehingga masyarakat
benar – benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan
kesehatan dan keperawatan yang diberikan.
2.3.3 Tujuan dan Fungsi Proses Keperawatan
1. Tujuan
Tujuan melakukan proses keperawatan dalam komunitas adalah :
Agar diperoleh hasil asuhan keperawatan komunitas yang
bermutu, efektif dan efisien sesuai dengan permasalahan yang
terjadi pada masyarakat dan agar pelaksanaannya dilakukan
secara sistematis, dinamis, berkelanjutan dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat..
Meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Untuk dapat mencapai tujuan ini maka perawat kesehatan
komunitas harus memiliki keterampilan dasar yang meliputi :
epidemiologi, penelitian, pengajaran, organisasi masyarakat
dan hubungan interpersonal yang baik.
2. Fungsi
Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan
ilmiah bagi tenaga kesehatan masyarakat dan keperawatan
dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal
sesuai dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya di
bidang kesehatan.
Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahabn masalah, komunikasi yang efektif dan efisien
serta melibatkan peran serta masyarakat.
Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan
dengan permasalahannya atau kebutuhannya sehingga
10
mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada
akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhannya.
Langkah – langkah Proses Keperawatan
Banyak ahli yang mendefinisikan tentang langkah – langkah
proses keperawatan diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Subdit perawatan kesehatan masyarakat Depkes RI
Membagi dalam empat tahap yaitu : (1) Identifikasi, (2)
Pengumpulan data (3) Rencana dan kegiatan (4) serta
Penilaian.
b. Freeman
Sedangkan Freeman membagi dalam enam tahap yaitu :
(!) Membina hubungan saling percaya dengan klien, (2)
Pengkajian, (3) Penentuan tujuan bersama keluarga dan
orang terdekat klien, (4) Merencanakan tindakan bersama
klien, (5) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana,
dan (6) Hasil evaluasi.
3. S.G Bailon
Membagi menjadi empat tahap yaitu : (1) Pengkajian, (2)
Perencanaan, (3) Implementasi, dan (4) Evaluasi.
11
individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan
pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu :
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau
penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah.
A. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh
informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga
dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi
masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi dan spiritual serta factor lingkungan yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu data tersebut harus akurat dan
dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah. Kegiatan
pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1) Data Inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan
informal di komunitas dan studi dokumentasi sejarah
komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum
mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek
keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, tipe
komunitas (masyarakat rural atau urban), keadaan
demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas
dan pola perubahan komunitas.
b. Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis
kelamin, status perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat
pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama dan komposisi
keluarga.
c. Vital Statistik
12
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar
atau CDR, penyebab kematian, angka pertambahan
anggota, angka kelahiran.
d. Status Kesehatan Komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik
dan vital statistik antara lain: dari angka mortalitas,
morbiditas, IMR, MMR, cakupan imunisasi. Selanjutnya
status kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan
kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan
lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat: ibu hamil,
pekerja industry, kelompok penyakit kronis, penyakit
menular. Adapaun pengkajian selanjutnya dijabarkan
sebagaimana dibawah ini :
1. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
2. Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi
rate, suhu tubuh.
3. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) :
a. ISPA
b. Penyakit asma
c. TBC paru
d. Penyakit kulit
e. Penyakit mata
f. Penyakit rheumatik
g. Penyakit jantung
h. Penyakit gangguan jiwa
i. Kelumpuhan
j. Penyakit menahun lainnya
13
dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh
karena itu diperlukan prioritas masalah.
B. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat
dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor
sebagai kriteria, diantaranya adalah :
1. Perhatian masyarakat
2. Prevalensi kejadian
3. Berat ringannya masalah
4. Kemungkinan masalah untuk diatasi
5. Tersedianya sumber daya masyarakat
6. Aspek politis
14
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI,
2007).
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka
jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi,
guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui
pendekatan Advokasi, Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan
Masyarakat (Empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara
hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan
kesehatan masyarakat (Depkes RI 2011).
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau
keluarga, karena rumah tangga yang sehat merupakan asset atau
modal pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan
dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga
mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan penyakit tidak
menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut, anggota
rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS.
2.4.2 Tujuan Perilaku Hidup Bersih Sehat
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) memiliki tujuan yaitu
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk
swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
2.4.3 Tatanan Perilaku Hidup Bersih Sehat
PHBS berada di lima tatanan yakni:
1) Sepuluh Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga:
a. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan.
b. Memberi bayi ASI eksklusif.
c. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
d. Menggunakan air bersih.
15
e. Menggunakan jamban sehat.
f. Memberantas jentik dirumah.
g. Makan sayur dan buah setiap hari.
h. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
i. Tidak merokok di dalam rumah.
2) Indikator PHBS di Tatanan Sekolah:
a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dansabun.
b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
d. Olahraga yang teratur dan terukur.
e. Memberantas jentik nyamuk.
f. Tidak merokok.
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap
bulan.
h. Membuang sampah pada tempatnya.
3) Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja:
a. Kawasan tanpa asap rokok.
b. Bebas jentik nyamuk.
c. Jambansehat.
d. Kesehatan dan keselamatan kerja.
e. Olahraga teratur.
4) Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum:
a. Menggunakan jamban sehat.
b. Memberantas jentik nyamuk.
c. Menggunakan air bersih.
5) Indikator PHBS di Tatanan Fasilitas Kesehatan:
a. Menggunakan air bersih.
b. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. Tidak merokok.
e. Tidak meludah sembarangan.
f. Memberantas jentik nyamuk
16
2.3.4 Kesehatan Masyarakat
Pengertian Kesehatan Masyarakat Menurut Winslow dalam
Notoatmodjo: 2003, bahwa Kesehatan Masyarakat (Public Health)
adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup,
dan meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian
masyarakat “ untuk:
1. Perbaikaan sanitasi lingkungan
2. Pemberantasan penyakit penyakit menular
3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan
untuk diagnosis dini dan pengobatan.
5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang
terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara
kesehatannya.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang
dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam
masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang
dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat
perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance)
dan menentukan nasib sendiri (selfdetermination) yang bertujuan untuk
mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat
yang menerima pelayanan. Pembangunan Masyarakat Desa (PKMD) adalah
rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong
dan swadaya dalam menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk
memenuhi kebutuhanya dibidang kesehatan dan di bidang lain yang berkaitan
agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera dan bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup. Proses keperawatan
adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan
dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien
untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin dengan
tujuan meningkatkan status kesehatan masyarakat dan meperoleh asuhan
18
keperawatan yang bermutu. PHBS adalah upaya memberikan pengalaman
belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi,
guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
3.2 Saran
Meskipun kelompok menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki.Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu, penulis perlu bimbingan dari dosen pembimbing atau
pembaca untuk kesempurnaan dari makalah ini, kami berharap semoga
penyusunan makalah ini dapat memberikan ilmu dan pengetahuan dalam
bidang pendidikan dan praktik keperawatan. Dan juga dengan makalah ini
dapat menjadi acuan untuk tindakan proses keperawatan komunitas.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://docshare01.docshare.tips/files/24944/249449795.pdf
Kusumawardanil, Lita Heni, Etty Rekawati. 2019. Peningkatan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (Phbs) Melalui Metode Simulasi Praktik Di Madrasah
Ibtidaiyah (Mi) Al Islam Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggiskota Depok.
Dinamika Journal. Vol 1 (3) : 9-16
Andriansyah, Yuli, Desi Natalia Rahmantari. 2013. Penyuluhan Dan Praktik
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) Dalam Mewujudkan Masyarakat Desa
Peduli Sehat. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. Vol 2 (1) : 45-5
20
21
22