Makalah Dogmatika IV
Makalah Dogmatika IV
Makalah Dogmatika IV
Makalah
Disusun oleh
Abas Kalolik
20198601
1
Junifrius Gultom dan Frans Pantan, Bergereja Dalam Bingkai Kebangsaan, (STT: Bethel Indonesia, 2016),
286.
Alkitab perjanjian baru ditulisa dalam bahasa Yunani (Gerika). Disana terdapt
istilah Yunani Ekklesia. Kata inilah yang diterjemakan menjadi sidang atau jemaat.
Kata ekklesia dipakai sebanyak 115 kali dalam Perjanjian Baru. Kebanyakan sebagai
mengenai sidang jemaat setempat. Tetapi kira-kira 20 kali dipakai secara lebih luas,
mencukup himpunan umum dari orang-orang di mana-mana.
Misalnya, ketika Yesus berkata: “ aku akan memberikan jemaat-Ku (ekklesia
Kua)”, disini kata ekklesia berarti himpunan umum dari orang-orang disegala tempaat,
bukan hanya jemaat di Yerusalem atau di Antiokhia saja. Berarti dijemaat diseluh
dunia adalah jemaatnya Kristus.
Apabilah ada orang pendeta atau orang yang berani berkata, “inilah gereja saya!”
harap dia berhati-hati! Siapa yang mempunyai jemaat (gereja) Kristus! Tidak ada
seorang pun yang memiliki kecuali Kristus sendiri. Yesus berkata jemaat-Ku.
Apa artinya kata ekklesai? Artinya indah sekali! Kata ekklesia berarti “orang yang
dipanggil keluar.” Kata ekklesia berarti tidak pernah berati bangunan aliran. Kata ini
berarti orang-orang. Tuhan Yesus tidak terlalu tertarik bangunan-bangunan bagus yang
di bangun dengan biaya besar. Yesus berurusan dengan hati manusia, dengan jiwa
orang. Allah yang mengasihi isi dunia bukan mengasihi gunung, laut, danau, bintang,
atau bintang disakrawala sekalipun adalah mengasihi manusai. Mengasihi orang-
orang.
Ekklesia adalah orang-orang. Dan mereka adalah orang-orang yang dipanggil oleh
Allah ( Roma 8:29-30). Misalnya gubernur hendak berjumpa dengan rakya suatu desa,
maka selurus penduduk desa itu dipanggil untuk berhimpun.
Allah memanggil semua orang. Ini kita sebut panggilan Allah. Tetapi belum semua
orang dengar panggilan Allah, tidak semua orang mau datang kepada panggilan Allah.
Supaya semua orang di dunia bisa mendengar panggilan ini, kita bertanggungjawab
berlebar luaskan panggilan ini. Itulah sebabnya Alkitab berkata bahwa mereka di
panggil melalui pemberitakan Injil. (II Tesalonika 2:14).2
B. Ekklesia dipakai dengan dua kata arti dalam perjanjian Baru.
1. Berarti sidang yang dikelihatan.
2
Cahya. R., Anda dan Gereja, (Yakin: Surabaya 1981), 42.
https://pdfcoffee.com/model-gereja-agama-katolik-pdf-free.html
Juga disebut sidang umum atau Am. Sidang ini kita pernah mengadakan kebaktian
bersama. Tidak memilih ketua-tua. Tidak menjatuhkan di siplin terhadap orang
berdosa dalam jemaat.
Sidang yang tidak yang kelihatan ini mencaku setiap orang yang percaya yang
sejati. Mungkin disini satu orang percaya, di Brazilia ada empat orang percaya.
Dimasing-masing tempat mungkin tidak dapat menderikan sidang jeaat yang bisa.
Tetapi dimasing-masing tempat itu ada anggota sidang umum atau Am. Yitu sidang
yang tidak kelihatan ini.
Contoh pemakaian kata ekklesia yang berarti sidang umum ini misalnya dalam Mat
16:18 yang sudah dibaca tadi. Di samping itu kata ekklesia di pakai kira-kira 20 kali
sebagai sidang umum. Antara lain dalam Galatia 1:13, Ef 5:25 I Korintus 15:9, dan
seterusnya.
Sidanng ini hanya diketahui persis oleh Tuhan sendiri, dan tersendiri dari semua
orang beriman dari segala bangsa disempanja zaman; dengan perkataan lain; setiap
orang yang sudah dilahirkan kembali adalah anggota sidang umum ini. Barang kali
orang itu berkulit hitam, atau berkulit kuning, atau putih. Kalau mereka dilahirkan
kembali, mereka menjadi anggota sidang umum. Dan kalau saudara orang yang
dilahirkan kembali, maka saudara juga anggota sidang umum. Saudara tidak dapat
memilih Allah yang memilih mereka hanya dapat menerima saudara, dan saudara juga
hanya dapat menerima mereka.
2. Berarti Sidang yang kelihatan atau sidang setempat.
Banyak contoh memakai kata ekklesia yang berarti sidang tempat ini. Dalam
perjanjian baru kira-kira di pergunankan sebanyak 90 kali. Antara lain dalam ayat-ayat
kolose 4:15, I Tesalonika 1:1, Kis 11:22, 13:1, Gal 1:2. Dalam ayat yang terakhir ini
paulus menulis, “ kepada jemaat-jemaat Galatia.” Sebenarnya Galatia adalah sebuah
prompisi atau daerah sana jadi bukan kepada sidang yang tidak kelihatan. 3
Contoh lain lihat I Tesalonika 1:1. “dari Paulus kepada jemaat orang-orang
Tesalonika “Tesalonika adalah sebuah kota. Mungkin dikota itu ada beberapa
3
Cahya. R., Anda dan Gereja, (Yakin: Surabaya 1981), 42.
Junifrius Gultom dan Frans Pantan, Bergereja Dalam Bingkai Kebangsaan, (STT: Bethel Indonesia, 2016),
286.
Cahya. R., Anda dan Gereja, (Yakin: Surabaya 1981), 42.
https://pdfcoffee.com/model-gereja-agama-katolik-pdf-free.html
perhimpunan orang percaya di beberapa rumah. Tetapi untuk itu Paulus hanya
memakai kata “jemaat orang-orang Tesalonia” saja mereka semua yang di Tesalonika
diangkap satu jemaat di bagiana lain Perjanjian Baru malah disebut jemaat di Efesus,
jemaat di Smirna, jemaat di pergamus, jemaat di Tiatira dan sebagainya (wahyu 2).
Mengapa? Karena pada masa itu tidak ada aliran-aliran gereja seperti sekarang ini.
Belum ada GPIB, belum ada Gkjw, belum ada GPPS, belum ada GKT, belum ada
Gereja Baptis, belum ada SPII, dan sebagainya. Yang ada cuman jemaat di satu
tempat! Sidang setempat ini juga hanya ketetahui persis oleh Tuhan sendiri
maksudnya belum tentu siapa orang terdaftar dan di Baptis dalam sebuah gereja
sesungguhnya terhitung sebagai anggota sidang yang sejatih. Hanya orang yang
dilahirkan kembali sajalah yang sesungguhnya merupakan anggota sidang yang
sebetulnya. Yang lain bukan.
I. Siapa Kepala Jemaat Yang Sebenarnya?
Hanya ada satu tubuh (Ef 4:4). Kristus tidak mendirikan jemat yang dibagi-bagi
menjadi beberapa “Tubuh”. Semua jemaat Kristus diseluruh dunia adalah tubuhNya,
dan semua jemaat Kristus jemaat itu sebenarnya hanya satu saja. Kristus tidak
mendeikan jemaat orang Jawa, jemaat orang Madura, jemaat orang kulit putih, jemaat
orang Cina, jemaat orang Eskimo, tidak! Hanya satu saja, yaitu Jemaat Kristus.
Dalam jemaat pertama dahulu juga hal ini merupakan persoalan. Mereka mau
membagi-bagi tubuh Kristus. Tetapi Paulus menulis bahwa Kristus telah merobohkan
dinding sekat yang ada di tengah-tengah yang menjadikan semuanya satu.
1. Kristus adalah kepala Tubuh itu (Ef 5:23). Alkitab menekankan hal ini, setiap orang
percaya adalah wajib tunduk ke pada ini. Dan Kristus tidak pernah menyerakan
mandat kepada seorang lain untuk mengempalain jemaat-Nya. Oleh karena itu kita
tidak bisa menerima ajaran yang menempatkan seseorang pada kedudukan sebagai
“kepadalah Gereja”.
2. Setiap orang percaya adalah satu anggota tubuh tiu, ini adalah fakta yang sederhana.
Jemaat ialah Tubuh Kristus setiapa anggota ialah Tubuh Kristus ( Kol 1:18; I Kor
12:12-14). Tetapi kita harus hati-hati tidak setiap orang yang daftar. Sebagai anggota
gereja setempat otomatis sudah pasti sebagai anggota Tubuh itu. hanyalah mereka
yang sudah “dilahirkan kemabali” oleh Roh Kudus berhak menjadi anggota Tubuh
Kristus, yaitu anggota Jemaat Kristus.
3. Roh Kudus adalah wakil Kristus di dalam Jemaat (Yoh 14:16-26). Kristus berkata
kepada murid-muridNya bahwa apabialah ada dua tiga orang berkumpul atas
namaNya, maka Ia ada tengah-tengah nereka. Tetapi kita tau Kristus sekarang ada di
surga. Alkitab mengatakan bahwa Ia duduk di sebelah kana Allah Bapa.
C. Gereja Modern Zaman Sekarang
Di dalam sosiologi modern dikenal istilah Gesellschaft, yang berarti relasi sosial
yang bersifat formal dan institusional, dan Gemeinschaft, yang berarti relasi sosial
yang bersifat informal dan cair. Konsep tentang gereja sebagai suatu persekutuan
sesuai dengan gambaran biblis gereja, yaitu sebagai Tubuh Kristus dan Umat Allah.
Ide tentang gereja sebagai Tubuh Kristus dijumpai dalam tulisan Paulus di mana
pokok utamanya adalah persatuan timbal-balik, saling pengertian, dan saling merasa
bergantung satu terhadap yang lain sebagai anggota persekutuan. Gereja dilihat
sebagai suatu persekutuan dari pribadi-pribadi yang bebas. Hakekat gereja sebagai
Tubuh Mistis adalah bahwa gereja bersifat spiritual dan adikodrati. Tujuan gereja
adalah memimpin orang-orang kepada persatuan dengan Allah.
1. Gereja sebagai sakramen Menurut Henri de Lubac, unsur ilahi dan unsur manusiawi
di dalam gereja tidak pernah dapat dipisahkan. Model gereja sebagai sakramen
mengadopsi pemakaian antropologi teologis dan filosofis. Kristus adalah sakramen
dari Allah, yang berarti kita memandang Kristus datang dari atas tanpa
merendahkan Kristologi dari bawah. Rahmat Allah mendorong manusia kepada
persekutuan manusia dengan Allah, dan selama rahmat itu mempengaruhi manusia,
mereka dibantu untuk mengungkapkan situasi keberadaan mereka seturut tingkat
yang sudah dicapai mereka dalam proses penyelamatan.
2. Gereja sebagai pewarta Model gereja ini mengutamakan Sabda. Gereja
dikumpulkan dan dibentuk oleh Sabda Allah. Misi gereja adalah mewartakan apa
yang sudah didengarnya, diimaninya, dan yang sudah diserahkan kepadanya untuk
diwartakan. Model ini bersifat kerigmatis, yang berarti gereja sebagai pewarta yang
menerima kabar Suci dan mempunyai tugas untuk mewartakannya, di mana Kristus
dan Kitab Suci sebagai saksi utama tentang Kristus. Eklesiologi inimembangkitkan
keinginan yang kuat untuk mewartakan Injil kepada mereka yang belum
mengenalnya. Mewartakan Injil selalu dikaitkan dengan keselamatan, sebab ia
mengundang manusia untuk mengimani Yesus Kristus sebagai penyelamat.
3. Gereja sebagai hamba Sejak zaman Pencerahan, dunia menjadi semakin aktif dan bebas
dari gereja. Berbagai ilmu pengetahuan dan disiplin ilmiah telah membebaskan dirinya
satu demi satu dari kontrol gereja dan umumnya memperoleh keuntungan dari kebebasan
itu. Seni dan ilmu pengetahuan, industri dan pemerintahan terus mengembangkan bentuk-
bentuknya seturut jalan pikiran dan kebutuhan mereka sendiri. Gereja menasihati dunia,
tetapi umumnya dunia tidak memperdulikan teguran itu dan semakin terus menciptakan
teknik dan metodenya sendiri tanpa mengaharpkan bantuan dari otoritas gereja. Metode
teologis yang dikembangkan adalah bersifat sekular dan diagonal. Bersifat sekular karena
gereja sudah seharusnya mengambil dunia sebagai tempat berteologi dan berusaha
memperhatikan tanda-tanda zaman, dan bersifat diagonal karena gereja bermaksud untuk
lebih bekerja pada batas antara dunia kontemporer dan tradisi Kristen. Gambaran yang
selaras dengan sikap ini adalah gereja sebagai hamba. Dalam Surat Pastoral yang
ditujukan kepada The Servant Church ditegaskan bahwa Yesus selalu beserta umat
manusia dalam kekurangan dan kesusahannya. Dia melayani. Gereja harus sungguh-
sungguh menjadi Tubuh Kristus, Hamba yang menderita dan karena itu ia harus menjadi
gereja yang melayani masing-masing orang Kristen dipanggil menjadi manusia bagi
sesamanya.
4. Gereja sebagai persekutuan murid Dasar-dasar dari model gereja
sebagai persekutuan murid-murid dapat ditelusuri dalam Perjanjian Baru dan dalam
pelayanan Yesus selama hidupNya di dunia. Sebagai “masyarakat yang lain dari
lain”, dengan peraturanperaturan dan cara hidup tersendiri, muncul dalam diri
Yesus dalam pelayanan-Nya di depan umum. Rencana-Nya yang semula, rupanya
menobatkan seluruh bangsa Israel, dengan mengajak mereka untuk berbalik dari
dosa dan menyambut kedatangan Kerajaan Allah tidak berhasil. Karena itu Yesus
menyusun rencana untuk memilih beberapa orang dari para pengikut-Nya dan
membimbing mereka di bawah pengawasan-Nya sendiri. Diharapkan mereka
mengerti maksud pewartaan Yesus yang sesungguhnya. Bersama Yesus, murid-
murid membentuk satu masyarakat yang lain dari lain, yang secara simbolis
menghadirkan Israel Baru dan yang dibarui. Ia mempunyai misi untuk
mengingatkan sisa umat akan nilai transenden Kerajaan Allah, yang tentangnya
para murid memberikan kesaksian. Karena itu penting bagi mereka untuk menjalani
pola hidup yang tidak menimbulkan kesan bertentangan dengan iman pribadi yang
kokoh akan penyelenggaraan Allah dan kesetiaan-Nya terhadap janji-janji-Nya.
Gereja sebagai persekutuan murid memerlukan pelbagai macam karunia dan
panggilan. Namun semua murid diharapkan untuk menyangkal diri, melayani
dengan rendah hati, lemah lembut terhadap mereka yang berkekurangan dan sabar
dalam kemalangan. Gereja harus meneruskan bentuk misi yang diberikan Yesus
kepada pengikutpengikut-Nya, harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan
zaman.
Gereja memiliki dasar yang baku agar tetap memiliki pegangan walaupun terjadinya
perkembangan zaman. Terdapat lima dasar yang Gereja berpegang yaitu Gereja yang
mewartakan, Gereja yang beribadat, Gereja yang membangun persekutuan kasih dan
persaudaraan, Gereja yang melayani, dan Martiria.Setiap Gereja harus memegang teguh
oada lima dasar tersebut, sehinga seiiringnya perkembangan zaman jemaat pun tetap dapat
mengembangkan Gereja dengan lima dasar tersebut. Gereja Katedral Bandung memiliki
lima dasar tersebut, akan tetapi saat ini Gereja Katedral Santo Petrus Bandung fokus
terhadap ibadah, sehingga Gereja Santo Petrus Katedral bandung lebih mengarah ke
Gereja sebagai Persekutuan Mistik menurut Avery Dulles. Dari ke-enam model Gereja
menurut Avery Dulles S. J. seharusnya ini merupakan suatu hal yang tidak dapat
dipisahkan, dikarenakan untuk memenuhi lima dasar Gereja yang sebagai pilar – pilarnya,
ini merupakan satu kesatuan dimana semuanya harus dikembangkan secara bersamaan.
Namun, itu merupakan idealnya, realitanya di zaman sekarang, manusia pun berubah.
Di zaman sekarang ini, makin mudah keliatan sikap-sikap yang saling memecah. Orang-
orang melihat segala sesuatu sebagai "aku" dan "kamu". Lebih luas lagi, ketika orang
mengidentifikasi dirinya dengan kelompok di mana dia terlibat, ini menjadi "kami" dan
"kalian". Sebagai bentuk pengenalan variasi keterpihakan dan keterlibatan ini gak masalah.
Tapi yang menjadi masalah adalah ini secara terbuka dipamerkan sebagai benar dan salah.
Sifat egosentrisme dan etnosentrisme pastinya mendorong orang-orang buat mengartikan
"aku" atau "kami" adalah yang benar, dan "kamu" atau "kalian" adalah yang salah. Ini
bukan masalah orang itu yakin bahwa ini benar atau salah. Masalahnya, dia meletakkan
harga dirinya di pihak yang dia tempati, makanya dia tidak rela kalau sampe salah.
Makanya, semua saling keras kepala dan tidak ada yang terbuka lagi terhadap kebenaran
yang lain, atau bahkan, kebenaran yang melampaui semua pihak. Sebagian besar dari
Gereja di jaman ini juga berposisi kayak gini.
Terlepas dari orang-orang Katolik yang secara terbuka kelihatan pernyataan sikap
pecah-belahnya ini, banyak disposisi yang diambil Gereja seakan - akan menjadi pihak
yang "baik". Mencoba mengambil sikap yang baik, tapi secara halus tetap
menyembunyikan kesan superioritas, entah apapun bentuknya. Bisa jadi "ajaran agama
kami lebih damai", "kami lebih nggak mudah salah kaprah", dan lain-lain.
Gereja adalah Tubuh Kristus dan Tubuh Kristus adalah seluruh dunia. Maka, lebih
dari Gereja menjadi "persekutuan orang-orang yang menyembah Yesus", seperti yang
seakan-akan secara implisit diartikan banyak orang, Gereja adalah komunitas yang isinya
adalah seluruh dunia dan seluruh alam semesta. Tidak ada yang keterpisahan, bahkan
dengan makhluk lainnya. Kalau lingkup komunitas ini dibatasi, maka jadinya akan ada
keterpisahan lagi. Macam-macam konflik yang saling merugikan juga terjadi, dan "Tubuh
Kristus" ini jadi disfungsi. Bayangkan bila saja kalo jantung sama paru-paru kita saling
tidak mau berfungsi, tidak mau ngasih darah ke satu dan yang lainnya, apa yang akan
terjadi? Dan hal ini yang sedang diperbuat oleh seluruh manusia. 4
https://pdfcoffee.com/model-gereja-agama-katolik-pdf-free.html