Modul Praktikum Anorganik PTMT

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

PENUNTUN PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK I

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2021
SINTESIS GARAM MOHR

Tujuan
Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui teknik dan cara pembuatan garam rangkap
atau garam Mohr.

Pendahuluan
Salah satu senyawa ferro yang sangat penting adalah garam besi (II) sulfat yang juga popular
dengan nama ferro sulfat. Garam ini dikenal dengan warna hijau vitriol dan mempunyai rumus
molekul terhidrat FeSO4.7H2O. Garam ini mengkristal dalam membentuk monoklin dan
berisomorf dengan garam Epson atau garam Inggris MgSO4.7H2O. Garam besi (II) sulfat ini
dapat diperoleh dengan cara melarutkan serbuk/bubuk besi atau senyawa besi (II) sulfat dalam
sulfat encer. Setelah larutan disaring dan diuapkan, maka akan terbentuk kristal yang berwarna
hijau dari besi (II) sulfat, untuk skala besar, sintesa garam ini dilakukan dengan mengoksidasi
secara perlahan-lahan garam besi (II) sulfida, FeS2 oleh udara yang mengandung uap air.
Garam besi (II) sulfat dapat bergabung dengan garam-garam sulfat dari garam alkali,
membentuk suatu garam rangkap dengan rumus umum yang dapat digambarkan sebagai
M2Fe(SO4).6H2O, dimana M merupakan simbol dari logam-logam, seperti K, Rb, Cs, atau NH4.
Rumus ini merupakan gabungan dua garam dengan anion yang sama atau identik yaitu
M2SO4FeSO4.6H2O. Untuk garam rangkap dengan M adalah NH4, yang dibuat dengan jumlah
mol besi (II) sulfat dan ammonium sulfat sama, maka hasil ini dikenal dengan garam Mohr.
Garam Mohr dibuat dengan mencampurkan kedua garam sulfat dari besi (II) dan ammonium, di
mana masing-masing garam dilarutkan sampai jenuh pada besi (II) ditambahkan sedikit asam.
Pada saat pendinginan hasil campuran pada kedua garam di atas akan diperoleh kristal yang
berwarna hijau kebiru-biruan dengan bentuk monoklin. Garam Mohr tidak lain adalah garam
rangkap besi (II) ammonium sulfat dengan rumus molekul sebagai berikut:
(NH4)2FeSO4.6H2O atau (NH4)2(SO4)2.6H2O
Jika kristal garam Mohr dibandingkan dengan garam besi (II) sulfat atau besi (II) khlorida, maka
kristal garam Mohr jauh lebih stabil di udara, sedangkan larutannya tidak mudah mengalami
oksidasi oleh oksigen atmosfer. Garam ini banyak digunakan pada bidang kimia analitik yaitu
sebagai pereaksi untuk membakukan larutan kalium permanganat atau kalium bikromat dalam
analisis secara volumetrik.
Alat
Gelas Kimia
Batang Pengaduk
Corong
Erlenmeyer
Pemanas berupa Hot Plate atau burner elpiji dengan nyala sedang

Bahan
Serbuk besi atau potongan paku
Asam Sulfat 10%
Amonia
Prosedur Kerja
1. Pembuatan larutan jenuh FeSO4 (Larutan A)
a. Larutkan 3,5 gram serbuk besi atau potongan-potongan paku dan larutkan dengan 50
mL H2SO4 10%.
b. Panaskan hingga semua besi hampir larut
c. Saring dalam keadaan panas
d. Filtrasi hasil saringan, tambahkan asam sulfat.
e. Tambahkan sedikit asam sulfat pada filtrat
f. Panaskan secara perlahan dan uapkan sampai terbentuk kristal lapisan permukaan
larutan
2. Pembuatan larutan jenuh (NH4)2SO4 (Larutan B)
a. Dalam gelas kimia lain, masukkan 25 mL H2SO4 10% dan netralkan dengan amonia.
b. Uapkan sampai terbentuk larutan jenuh (ditandai dengan mulai tampaknya dua fasa di
dalam larutan).
3. Pembuatan kristal garam Mohr
a. Dalam keadaan panas, campurkan kedua larutan A dan larutan B kemudian dinginkan.
b. Amatilah pembentukan kristal yang berwarna hijau muda.
c. Setelah terbentuk kristal sempurna, pisahkan dari cairannya.
d. Timbang kristal garam Mohr yang anda peroleh dan hitung rendamennya.
e. Amati bentuk kristal yang dihasilkan

Pengamatan
1. Berat serbuk besi/potongan paku = ……………. gram
2. 2. Garam Mohr yang dihasilkan = ……………. gram
3. Berat = ……………. gram
4. Warna = …………….
5. Bentuk Kristal= …………….
6. 3. Rendamen = ……………. %
PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT

Tujuan
Mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat-sifatnya.

Pendahuluan
Asam tiosulfat kurang stabil pada temperatur kamar. Asam ini dapat dipisahkan pada
temperatur 78 OC dengan persamaan reaksi:
SO3 + H2S  H2S2O3
Atau dari reaksi :
HO3SCl + H2S  H2S2O3 + HCl
Molekul gas sulfurtrioksida (SO3) memiliki struktur segitiga datar yangdapat mengalami
resonansi dan melibatkan ikatan 𝜋p dan S – O. Adanya orbital p untuk ikatan dan orbital
d kosong dari atom S menyebabkan panjang ikatan S – O sangat pendek yaitu 1,43 oA.
Ion tiosulfat dapat diperoleh secara cepat dengan cara mendidihkan belerang dengan
non sulfit atau dengan cara mendekomposisi ion ditionit sesuai dengan persamaan
reaksi:
S8 + 8SO3  S2O3-
dan
S2O4 + H2O  S2O3= + H2SO3-
Ion tiosulfat memiliki struktur [ S & SO3]= dengan panjang gelombang ikatan S = S dan S
= O masing-masing 1,99 + 0,03 dan 1,48 + 0,06 oA. Panjang ikatan S = S yang mendekati
panjang ikatan S= O menunjukkan bahwa dalam ikatan S = S juga terlibat adanya ikatan
phi. Garam alkali tiosulfat banyak diproduksi terutama untuk kebutuhan di bidang
fotografi, di mana garam ini digunakan untuk melarutkan perak bromide yang tidak
bereaksi dalam suatu emulsi. Ion tiosulfat dapat membentuk kompleks Ag(SO 3)- dan
Ag(S2O3)23- . Ion tiosulfat dapat juga membentuk kompleks dengan ion-ion logam lain.
Dalam percobaan ini akan dipelajari cara pembuatan natrium tiosulfat dari reaksi sulfur
dan natrium sulfit. Struktur molekul sulfur ada dua jenis, yaitu berbentuk rhombik dan
monoklin. Pada temperetur tersebut stabil dalam bentuk monoklin, dan di atas
temperature tersebut membentuk cincin yang mengandung 8 atom. Agar sulfur dapat
bereaksi, makat harus dilakukan pemutusan cincin terlebih dahulu. Oleh karena itu
mekanisme reaksi yang melibatkan sulfur sangat rumit.
Alat
1. 1 set alat refluks
2. 1 buah batang pengaduk
3. 5 buah tabung reaksi
4. 1 set pembakar Bunzen
5. 1 buah cawan penguapan
Bahan
1. Natrium sulfit anhidrat
2. Serbuk belerang
3. Natrium sulfit
4. Larutan iodium dalam kalium klorida
5. Larutan asam khlorida encer
6. Barium khlorida12
Prosedur Kerja
a. Pembuatan natrium tiosulfat – 5 – hidrat
1. Siapkan alat refluks dan kemudian masukkan 30 gram natrium sulfit ke dalam
labu refluks.
2. Tambahkan 70 mL aquades dan 4 gram serbuk belerang kemudian refluks selama
1 jam hingga sebagian serbuk belerang larut.
3. Setelah itu larutan dididinginkan dan disaring. Pindahkan filtrate ke dalam
cawan penguapan dan uapkan sampai volume larutan mejadi 10 mL.
4. Biarkan larutan menjadi dingin dan keringkan kristal yang terbentuk dengan
menekan kristal diantara dua kertas saring, dan kemudian kristal ditimbang.
b. Mempelajari sifat natrium tiosulfat
1. Pengaruh pemanasan
Pemanasan beberapa kristal natrium tiosulfat – 5 – hidrat dalamtabung
reaksi. Lakukan juga terhadap kristal natrium sulfat – 10 – hidrat. Bandingkan
stabilitas termal dari kedua krital terebut.
2. Reaksi dengan Iod
Larutkan 2–3gram natrium tiosulfat dalam 20 mL air. Dan reaksikan dengan
2–3 mL larutan iod dengan larutan natrium tiosulfat berlebih.
3. Reaksi dengan khlor
Reaksikan 2–3 mL larutan tiosulfat dengan air khlor berlebih. Amati reaksi
yang terjadi. Kemudian tambahkan asam khlorida encer dan tambahkan lagi dengan
barium khlorida.
4. Pengaruh asam encer
Reaksikan 3 mL natrium tiosulfat dengan asam khlorida encer dengan volume
yang sama. Setelah beberapa menit, amati isi tabung dan bau yang ditimbulkan.

Anda mungkin juga menyukai