LK RUAM POPOK Dina
LK RUAM POPOK Dina
LK RUAM POPOK Dina
Disusun Oleh:
DINA RIZKI SEPRIANI
NIM. P07224420011
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Dengan Ruam Popok Telah Diperiksa Dan
Disetujui Oleh Pembimbing Ruangan Dan Pembimbing Institusi Di Klinik
Kartika Jaya Samarinda.
Mahasiswa,
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Pada
Bayi dengan Ruam Popok. Asuhan Kebidanan Pada Bayi dengan Ruam Popok ini
tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai pihak yang
telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Asuhan
Kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan penyusunan yang akan datang.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................. 4
A. Konsep Dasar Teori Bayi................................................................... 4
B. Konsep Dasar Tori Popok................................................................... 7
C. Konsep Dasar Teori Ruam Popok...................................................... 9
D. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan.................................. 16
BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................... 26
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 32
BAB V PENUTUP........................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Popok dan bayi adalah dua hal yang tak bisa dilepaskan. Popok bisa
membuat bayi tenang tapi bisa juga justru jadi sumber kerewelan mereka.
Langkah praktis biasanya ibu lebih memilih popok sekali pakai, popok sekali
pakai memang dapat menyerap lebih banyak cairan. Bayi bisa berkali-kali
buang air di popoknya dan popoknya tetap kering, tapi kulit bayi juga perlu
bernafas dengan cara diangin-anginkan, popok sekali pakai biasanya terbuat
dari bahan yang tidak menyerap keringat, ini menyebabkan kulit bayi
mengalami iritasi, jika ibu kurang menjaga personal hygiene dengan
mengganti popok sesering mungkin dan membersihkan daerah yang tertutup
popok bisa mengakibatkan gangguan kulit (Royda, 2017).
Popok sekali pakai bisa terjadi reaksi alergi terhadap bayi karena ada
beberapa kandungan zat kimianya sehingga mengakibatkan gangguan kulit
(Aditya, 2017). Gangguan kulit pada bayi yang paling sering terjadi yaitu,
diaper rash (ruam popok). Ruam popok pada kulit bayi ditandai dengan
adanya ruam kemerahan pada tubuh bayi yang tertutup popok, sebagian besar
ruam popok terjadi di bagian pantat atau pinggang bayi ruam akan semakin
parah jika terjadi gesekan antara kulit bayi dengan popok (Fölster-Holst,
2018).
Ruam popok paling sering terjadi pada bayi baru lahir dan bayi, tetapi
siapa pun yang perlu memakai popok dapat mengembangkan ruam ini.
Sekitar setengah dari semua bayi mengalami ruam popok pada suatu waktu
selama satu atau dua tahun pertama kehidupan. Ruam popok paling umum
terjadi antara usia 9 dan 12 bulan (Causes et al., 2018).
Diaper rash merupakan salah satu masalah kulit pada bayi, Dermatitis
popok merupakan salah satu masalah kulit pada bayi dan anak, Berdasarkan
data yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2017
prevalensi iritasi kulit (ruam popok) pada bayi cukup tinggi 25% dari
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan kebidanan pada bayi dengan ruam
popok sesuai dengan manajemen varney, dan mendokumentasikan asuhan
yang diberikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada bayi
dengan ruam popok berdasarkan 7 langkah Varney.
c. Melaksanakan asuhan kehidupan pada bayi dengan ruam popok
dengan pendekatan Varney, yang terdiri dari:
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterprestasikan data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis / masalah potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada pada bayi dengan ruam
popok dalam bentuk dokumentasi SOAP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
b. Bersihkan area popok bayi, bagian lipatan paha atas, anus dan
kemaluan bayi. Gunakan lap basah untuk membersihkan. Dan lap
kering untuk mengeringkaan sebelum dipakaikan diapers kembali.
c. Agar bayi tidak terkena iritasi, oleskan baby oil atau krim khusus
pada area popok.
d. Pakaikan popok sesuai ukuran. Jangan memeberikan popok
terlalu besar atau kecil.
e. Perhatikan cara penggunaannya. Pemakaian popok yang benar akan
memberikan kenyamanan bagi bayi.
f. Sebaiknya seringlah mengganti popok jika memang sudah kotor atau
penuh.
Frekuensi penggantian sangat tergantung frekuensi buang air kecil atau
buang air (Causes et al., 2018).
Nama Pengkaji :
Tempat Pengkaji :
A. Data Subyektif
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama :
Umur/Tanggal lahir : masa neonatal dini usia 0 sampai
7 hari, masa neonatal lanjut usia 8
sampai 28 hari, masa pasca neonatal
usia 29 hari sampai 1 tahun
(Dwienda, 2014). Ruam popok
paling sering terjadi pada bayi
baru lahir dan bayi, tetapi siapa
pun yang perlu memakai popok
dapat mengembangkan ruam ini.
Sekitar setengah dari semua bayi
mengalami ruam popok pada suatu
waktu selama satu atau dua tahun
pertama kehidupan. Ruam popok
paling umum terjadi antara usia 9
dan 12 bulan (Causes et al., 2018)
Jenis kelamin :
b. Identitas orang tua
Nama ayah :
Nama ibu :
Usia ayah / ibu :
Pendidikan ayah / ibu : Semakin tinggi pendidikan ibu
maka semakin mudah ibu
mengerti dan memahami tentang
perawatan perianal sehingga
dengan adanya pengetahuan ibu
18
Mata :
Telinga :
Hidung : Pernapasan tidak teratur dan nasal melebar
(Sondakh, 2016)
Mulut :
Leher :
Dada :Insufiensi bayi prematur mereka mengalami episode
apnea berulang dan kesulitan bernapas setelah
beberapa hari. Jantung rata-rata 120 sampai 160 per
menit pada bagian apikal dengan ritme yang teratur.
Jumlah pernapasan rata-rata antara 40-60 per menit
diselingi dengan periode apnea (Sondakh, 2016)
Abdomen : bentuk perut yang membuncit (Sondakh, 2016)
Genetalia eksterna : Bayi perempuan: klitoris yang menonjol
dengan labium mayora yang belum berkembang;
Bayi laki-laki: skrotum yang belum berkembang
sempurna dengan ruga yang kecil, testis tidak
turun kedalam skrotum (Sondakh, 2016).
Terdapat ruam di area popok, yaitu area perut
bagian bawah, bokong, perianal, dan perineum
(Burdall et al., 2019)
Anus :
Ekstremitas :
3. Pemeriksaan Neurologis/Refleks
Pada neonatus, pemeriksaan refleks yang dilakukan antara lain :
Refleks moro : lemah atau tidak ada sama sekali
(Isdayanti, 2019)
Refleks tonic neck :
Refleks rooting :
Refleks sucking :
Reflek Swalowing :
23
V. INTERVENSI
1. Jaga daerah popok agar tetap bersih dan kering
Rasional : Bersihkan urin atau kotoran dengan baik, karena kulit
yang tidak bersih dan lembab sangat mudah mengalami ruam popok
(Blume-Peytavi & Kanti, 2018).
2. Rajin mengganti popok atau diaper
Rasional : Ganti popok 6 sampai 9 kali dalam kurun waktu 24 jam
atau ganti setiap 3-4 jam sekali (Nurbaeti, 2017).
3. Jangan gunakan tisu basah atau pembersih apapun yang mengandung
alkohol dan parfum ketika membersihkan daerah popok
24
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
25
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
BAB III
TINJAUAN KASUS
S:
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama : By. M
Umur/Tanggal lahir : 11 bulan (20 Juni 2020)
Jenis kelamin : Laki-Laki
b. Identitas orang tua
Nama ayah : Tn. L
Nama ibu : Ny. A
Usia ayah / ibu : 27thn/25thn
Pendidikan ayah / ibu : SMK/SMA
Pekerjaan ayah / ibu : Swasta/IRT
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Gerilya, RT.22
2. Keluhan utama/alasan MRS
a. Keluhan utama : Ruam pada bagian selangkangan bayi
b. Alasan : Berobat
3. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwayat Kesehatan sekarang
Pasien mempunyai keluhan rewel karena ruam merah pada daerah
selangkangan sudah ± 3 hari dan tidak ada nanah pada bintik-bintik
merah yang muncul, pasien tidak ada demam, tidak ada muntah, tetap
ASI setiap 2 jam sekali.
26
27
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bersih, rambut tumbuh merata, tidak ada ruam pada kulit
kepala
Wajah : bersih, tidak bengkak, tidak ada ruam kemerahan
Mata : besih, skelera putih, konjungtiva merah muda
Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan
Hidung : bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : bersih, warna bibir kemerahan
Leher : tidak dilakukan
Dada : tidak ada retraksi dinding dada tidak ada suara nafas
tambahan
Abdomen : bersih, pembesaran perut sesuai, tidak kembung
Genetalia : terdapat ruam merah pada bagian selangkangan
Anus : terdapat ruam dibagian pinggir anus
Kulit : terdapat ruam merah pada selangkangan bayi
Ekstremitas : tidak ada kelainan
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
A :
Diagnosis : Bayi usia 11 bulan dengan diaper rash
Masalah : Bayi susah tidur
Diagnosa Potensial : Infeksi
Masalah Potensial : Rewel
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P:
Tgl/Jam Penatalaksanaan Paraf
Menjeslaskan hasil pemeriksaan kepadam orang tua bayi bahwa Mhs
kondisi bayinya normal hanya saja bermasalah pada daerah
27/05/21
selangkangan dan bagian pinggir anusnya terdapat ruam merah;
10.00 orang tua bayi mengerti dengan penjelasan yang diberikan
Menjeskan pada orang tua bayi bahwa daerah yang terpapar popok Mhs
harus selalu bersih dan kering karena kulit yang tidak bersih dan
lembab sangat mudah untuk mengalami ruam popok; ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan
Menganjurkan ibu untuk seeing mungkin mengganti popok bayi Mhs
30
agar tidak lembab dengan mengecek popok setiap 3-4 ja sekali, jika
dirasa bayi sudah BAK langsung ganti popok jangan ditunggu
hingga terasa popok sangat penuh; ibu mengerti dengan penjelasan
yang diberikan dan akan melakukannya
Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan tisu basah atau Mhs
pembersih apapun yang mengandung alcohol atau pun parfum
ketika membersihkan daerah popok bayi karena dapat
menyebabkan alergi yang menyebabkan kulit bayi menjadi
sensitive
Menganjurkan ibu untuk tidak memberikan bedak pada daerah Mhs
selangkangan mapun daerah bagian pinggir anus bayi agar tidak
meyebabkan lembab dan tidak memperparah ruam pada daerah
selangkangannya karena bedak dapat menjadi tempat tumbuhnya
kuman.; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan
melakukannya
Memberitahu ibu untuk tidak menggosok terlalu keras pada daerah Msh
ruam hanya dengan melakukan tap tap agar tidak memperburuk
ruam kulit bayi; ibu mngerti dengan penjelasan yang diberikan
Menganjurkan ibu untuk kembali jika ruam pada kulit bayi tidak Mhs
berkurang atau timbul bintik bernanah seperti jerawat; ibu mengerti
dengan penjelasan yang di berikan
Data Perkembangan
Tanggal : 31 Mei 2021
S.
1. Keluhan : Tidak ada
2. Pola Funsional
Kebutuhan Dasar Keterangan
Pola Nutrisi Bayi masih ASI dan telah diselingi dengan makanan
tambahan seperti biscuit, nasi tim yang dicampur sayur, dada
ayam/ikan dan tahu. Dengan frekuensi makan 4x/hari dengan
porsi mangkok kecil.
Pola Eliminasi BAK 4-5x/hari dengan konsistensi cair berwarna kekunigan,
BAB 1-2x/hari konsintensi lunak berwarna kekuningan.
Pola Istirahat Tidur siang 2-3 jam
Tidur malam ± 8 jam
Pola Personal Hygiene Mandi 2x/hari dengan sabun dan shampoo bayi, popok bayi
selalu diperiksa setiap 3-4 jam sekali atau 4-5 kali, saat
31
Menganjurkan ibu untuk memberikan baby oil pada daerah yang Mhs
akan terpapar bayi agar kulit bayi tidak langsung terpapar popok
dan mengurangi terjadinya ruam maupun iritasi karena gesekan
popok dengan kulit bayi; ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
Mengingatkan ibu untuk ke fasilitas kesehatan jika bayi
mempunyai keluhan; ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan antara teori dan
praktek tentang asuhan kebidanan bayi dengan ruam popok pada By. M usia
11 bulan di Klinik Kartika Jaya dengan menggunakan manajemen asuhan
kebidanan menurut Varney, yang terdiri dari tujuh langkah yaitu: pengkajian,
interprestasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pada langkah ini melakukan pengkajian dengan mengumpulkan data
dasar, subjektif dan objektif. Data subjektik yang didapatkan dari
pemeriksaan pada pasien dimulai dari keluhan didapatkan bayi gelisah
dan terdapat ruam merah pada bagian area terpapar popok ± 3hari.
Menurut teori ruam popok memiliki ciri-ciri kulit diarea popok terlihat
merah, bengkak dan meradang pada bagian bokong, paha, dan alat kelamin,
pada kasus tertentu timbul jerawat (Lebsing et al., 2020). Dan data objektif
Kesadaran : komposmentis, nadi 110x/menit, Pernafasan : 40 per menit,
suhu : 36,70C. Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan pada teori dan
kenyataan yang terjadi dilapangan.
Pada pola fungsional yang terganggu ialah pola nutrisi bayi dianjurkan
untuk diberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein untuk membantu
proses penyembuhan pada bayi sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
Usahakan memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP)
pada bayi dengan ruam popok (Royda, 2017). Pola istirahat bayi dengan ruam
popok menjadi gelisah dan rewel sehingga mengggu pola tidur bayi dan
menurut teori bayi yang mengalami ruam popok menjadi rewel sehingga
untuk tidur bayi menjadi terganggu (Naimah, 2019). Pada pola personal
hygiene bayi mengganti popok 3x/hari atau saat popok sudah benar-benar
penuh sedangkan menurut teori kebersihan kulit yang tidak terjaga, jarang
32
33
ganti popok setelah bayi kencing dapat membuat terjadinya ruam popok pada
bayi (Lebsing et al., 2020). Pada pola aktivitas bayi menjadi rewel
dikarenakan ruam pada selangkangannya, menurut teori pola aktivitas dapat
terganggu dikarenakan bayi rewel, menangis dikarenakan kulit gatal, perih,
kelamin, pada kasus tertentu timbul jerawat (Šikić Pogačar et al., 2018).
Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan pada teori dan kenyataan yang
terjadi.
Pada kasus ini penulis menyimpulkan tidak terdapat kesenjangan antara
teori dengan kenyataan yang terjadi pada pasien.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang
benar atas data – data yang dikumpulkan.
Masalah pada kasus bayi dengan ruam popok ibu mengatakan
bahwa bayinya gelisah/susah tidur dan timbul ruam merah pada kulit
daerah popok dan telah dilakukan pemeriksaan sesuai dengan teori bahwa
diaper rash (ruam popok) adalah iritasi yang terjadi pada kulit bayi, ditandai
dengan warna kemerahan didaerah yang tertutup popok dan biasanya terasa
gatal. Ruam ini juga bisa terinfeksi. Tempat yang paling sering terjadi ruam
adalah daerah pantat bayi, sekitar kemaluan dan paha (Fölster-Holst, 2018).
Berdasarkan masalah yang didapat kebutuhan pada bayi dengan
ruam popok adalah menenangkan bayi, memantau keadaaan bayi dan
Berikan krim anti ruam popok yang mengandung zinc atau gunakan baby oil
untuk melindungi air seni tidak mudah meresap kedalam kulit. Bagian yang
biasa tertutup oleh popok sebaiknya diangin-anginkan agar kulit cukup
34
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari asuhan kebidanan pada bayi dengan
ruam popok sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengkajian data yang diperoleh dari By. M usia 11 bulan
didapatkan hasil yaitu Data Subyektif : ibu mengatakan sudah 3 hari ini
bayinya tampak gelisah dan ada ruam merah pada daerah selangkangan
dan pinggir anus sedangkan Data Obyektif : keadaan umum : baik,
kesadaran : composmentis, TTV : nadi : 110 x/menit, respirasi : 40
x/menit, suhu : 36,7 0C, BB / TB : 9200 gram/73cm. Pada daerah
selangkangan ingga pinggran anus terdapat ruam merah.
2. Dalam interpretasi data diperoleh diagnosa kebidanan yaitu By. M usia
11 bulan dengan ruam popok terdapat masalah yaitu ibu mengatakan
bayinya gelisah dan kebutuhan yang diberikan menganjurkan ibu untuk
menenangkan bayinya.
3. Diagnosa potensial pada kasus By. M dengan ruam popok yaitu terjadi
infeksi.
4. Antisipasi atau tindakan segera pada kasus By. M dengan ruam popok
tidak ada.
5. Perencanaan tindakan pada By. M dengan ruam popok yaitu : beritahu
ibu untuk mengganti popok bayi setiap kali basah, bersihkan kulit
dengan air hangat setelah buang air besar, berikan salep, beritahu ibu
untuk mengedong bayinya.
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada By. M usia 11 bulan sesuai
dengan perencanaan.
7. Evaluasi pada kasus ini adalah setelah dilakukan asuhan kebidanan
pada By. M usia 11 bulan dengan ruam popok selama 4 hari,
didapatkan hasil bahwa bayi sudah tidak rewel lagi dan bintik – bintik
merah pada daerah bokong bayi sudah hilang.
36
37
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyampaikan beberapa
saran yang bermanfaat :
1. Bagi penulis
Diharapkan penulis dapat menambah pengetahuan, wawasan dan
pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan kebidanan pada
bayi dengan ruam popok.
2. Bagi profesi
Diharapkan dapat meningkatkan mutu dalam memberikan asuhan
kebidanan pada bayi dengan ruam popok, sehingga tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.
3. Untuk institusi
a. Klinik
Diharapkan agar lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi dengan ruam popok
secara optimal melalui penanganan yang cepat dan tepat.
b. Kampus
Diharapakan dapat sebagai tambahan wacana atau referensi
sehingga dapat menambah pengetahuan tentang asuhan
kebidanan pada bayi dengan ruam popok.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, N. (2017). Panduan Lengkap Merawat Bayi Baru Lahir. Stiletto Book.
Blume-Peytavi, U., & Kanti, V. (2018). Prevention and treatment of diaper
dermatitis. Pediatric Dermatology, 35, s19–s23.
https://doi.org/10.1111/pde.13495
Burdall, O., Willgress, L., & Goad, N. (2019). Neonatal skin care: Developments
in care to maintain neonatal barrier function and prevention of diaper
dermatitis. Pediatric Dermatology, 36(1), 31–35.
https://doi.org/10.1111/pde.13714
Causes, W., Rash, D., Rash, P. D., Gets, W. H. O., & Rash, D. (2018). Patient
Perspectives: What is Diaper Rash? Pediatric Dermatology, 35(5), 667–668.
https://doi.org/10.1111/pde.13691
Dhawan, S. R., Sharawat, I. K., Saini, A. G., Suthar, R., & Attri, S. V. (2019).
Diaper Rash in an Infant with Seizures. Journal of Pediatrics, 206, 296.
https://doi.org/10.1016/j.jpeds.2018.09.042
Farizal, E. B. (2017). Hubungan Sikap dan Perilaku Orang Tua pada Pemakaian
Diaper dengan Kejadian Dermatitis pada Bayi 0-12 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Berseri Pangkalan Kerinci Tahun 2017. XI(78), 92–96.
Fölster-Holst, R. (2018). Differential diagnoses of diaper dermatitis. Pediatric
Dermatology, 35, s10–s18. https://doi.org/10.1111/pde.13484
Isdayanti, Y. (2019). Hubungan Asfiksia Dan Sepsis Neonatorum Dengan
Kejadian Ikterus Neonatorum Di Rsud Salatiga.
http://repository2.unw.ac.id/id/eprint/232
Juliana Br, S. (2017). Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Pra Sekolah.
Yogyakarta : Deepublish.
Lebsing, S., Chaiyarit, J., & Techasatian, L. (2020). Diaper rashes can indicate
systemic conditions other than diaper dermatitis. BMC Dermatology, 20(1),
1–7. https://doi.org/10.1186/s12895-020-00104-z
Marmi, R. (2016). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Pustaka
Pelajar.
Naimah, A. (2019). Hubungan Pemakaian Popok Sekali Pakai Pada Balita (Usia
0–3 Tahun) Dengan Terjadinya Dermatitis Alergi Popok Di Purwoharjo
Banyuwangi. The Indonesian Journal of Health Science, 11(2), 167.
https://doi.org/10.32528/ijhs.v11i2.2959
Nurbaeti, S. (2017). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU
DALAM PERAWATAN PERIANAL DENGAN KEJADIAN RUAM
POPOK PADA BAYI USIA 0-12 BULAN DI RSUD DR H. ABDUL
MOELOEK BANDAR LAMPUNG Siti. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan
Kesehatan, 4(1), 26–34.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/768
Pohlman, M. N., Nursanti, I., Anto, Y. V., Achmad, S., & Yogyakarta, Y. (2015).
HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN IKTERUS
NEONATORUM DI RSUD. 4(2), 96–103.
Pressler, J. L. (2016). The Question of “When?” The Timing of Tests and
Measures in Newborn and Infant Research. Newborn and Infant Nursing
Reviews, 16(4), 190–191. https://doi.org/10.1053/j.nainr.2016.09.013
Rippke, F., Berardesca, E., & Weber, T. M. (2018). PH and Microbial Infections.
Current Problems in Dermatology (Switzerland), 54, 87–94.
https://doi.org/10.1159/000489522
Royda, D. (2017). HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
DIAPER RASH PADA BAYI di DESA NGELELE KECAMATAN
SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG. Stikes Insan Cendekia Medika,
Skripsi.
Rusmawati, E., Studi, P., Keperawatan, I., Kesehatan, F. I., & Surakarta, U. M.
(2019). METODE KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER TENTANG
PENCEGAHAN RUAM POPOK TERHADAP PENGETAHUAN IBU
HAMIL DI KELURAHAN NGADIREJO KECAMATAN KARTASURA
KABUPATEN SUKOHARJO.
Šikić Pogačar, M., Maver, U., Marčun Varda, N., & Mičetić-Turk, D. (2018).
Diagnosis and management of diaper dermatitis in infants with emphasis on
skin microbiota in the diaper area. International Journal of Dermatology,
57(3), 265–275. https://doi.org/10.1111/ijd.13748
Sondakh. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Erlangga.
Sylvia Wafda, A. (2019). Asuhan Kebidanan Kasus Kompleks Maternal &
Neonatal. Pustaka Baru Press.
Virdi, A., Gencarelli, J., Gurioli, C., Sechi, A., & Neri, I. (2020). Unusual diaper
rash? Journal of Paediatrics and Child Health, 56(10), 1649.
https://doi.org/10.1111/jpc.1_14923
Widiawati, S. (2017). Hubungan sepsis neonatorum , BBLR dan asfiksia dengan
kejadian ikterus pada bayi baru lahir. Riset Informasi Kesehatan, 6(1), 52–
57.
Williamson, K. (2015). Buku Ajar Asuhan Neonatus. Buku Kedokteran EGC.