Makalah Penduduk Dan Pembangunan Ekonomi - Kelompok 7
Makalah Penduduk Dan Pembangunan Ekonomi - Kelompok 7
Makalah Penduduk Dan Pembangunan Ekonomi - Kelompok 7
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya kepada kelompok kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ekonomi Sumber Daya
Manusia I”. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang materi
di dalamnya. Selain itu tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fivien
Muslihatinningsih, S.E., M.Si. selaku dosen mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Manusia I
Universitas Jember serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Kami
berharap semoga semua yang telah berjasa dalam penyusunan makalah ini mendapat balasan
yang sebaik-baiknya dari Allah SWT.
Kami selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kami
daya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, sehingga makalah ini bisa
mencapai kesempurnaan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................6
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................7
2.1 Penduduk: Beban atau Mdodal Pembangunan.............................................................................7
2.2 Mutu Modal Manusia...................................................................................................................8
2.3 Migrasi Penduduk dan Transformasi Ekonomi..........................................................................10
2.4 SDM dalam Pembangunan Ekonomi.........................................................................................11
2.5 Kondisi Hubungan Penduduk Dengan Pembangunan Ekonomi.................................................12
BAB III.....................................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................................16
3. 1 Kesimpulan................................................................................................................................16
BAB IV.....................................................................................................................................................17
REFERENSI............................................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa pembangunan nasional adalah salah satu upaya
untuk mencapai tujuan masyarakat adil dan makmur. Sejalan dengan tujuan tersebut,
berbagai kegiatan pembangunan telah diarahkan kepada pembangunan daerah khususnya
daerah yang relatif tertinggal. Pembangunan daerah dilakukan secara terpadu dan
berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan akar dan
sasaran pembangunan nasional yang telah ditetapkan melalui pembangunan jangka panjang
dan jangka pendek. Oleh karena itu, salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan
nasional adalah laju penurunan jumlah penduduk miskin. Efektivitas dalam menurunkan
jumlah penduduk miskin merupakan pertumbuhan utama dalam memilih strategi atau
instrumen pembangunan. Hal ini berarti salah satu kriteria utama pemilihan sektor titik berat
atau sektor andalan pembangunan nasional adalah efektivitas dalam penurunan jumlah
penduduk miskin (Pantjar Simatupang dan Saktyanu K, 2003).
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang bersifat global yang dihadapi setiap bangsa,
tidak ada satupun Negara di dunia ini yang bebas dari kemiskinan. Kemiskinan merupakan
problema kemanusiaan yang menghambat kesejahteraan dan peradaban. Kemiskinan pada
hakikatnya menunjuk pada situasi kesengsaraan dan ketidakberdayaan yang dialami
seseorang, baik akibat ketidakmampuannya memenuhi kebutuhan hidup, maupun akibat
ketidakmampuan Negara atau masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial kepada
warganya.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui beban atau modal pembangunan
2. Untuk mengetahui mutu modal manusia
3. Untuk mengetahui kondisi migrasi penduduk dan tranformasi ekonomi
4. Untuk mengetahui hubungan SDM dalam Pembangunan Ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
Thomas Robert Malthus (1766 – 1834) dalam bukunya An Essay on the Principle of
Population, mengemukakan bahwa jumlah penduduk seyogyanya bertambah sesuai dengan
pertambahan sumber daya produksi, khususnya sumber daya alam, namun kenyataanya,
kuantitas dan kualitas sumber daya alam yang dapat dipergunakan oleh manusia cenderung
menurun, dan sebaliknya jumlah penduduk terus meningkat, kecuali bila pertumbuhan
penduduk terkendali, baik oleh kendala alamiah (bencana alam, wabah penyakit) maupun
oleh perilaku manusia (kejahatan, perang dan pengengkangan diri). Teori Malthus ini
menurut penggolongan ilmu ekonomi juga termasuk dalam mazhab klasik.
Reaksi terhadap mazhab klasik ini antara lain datang dari John Maynard Keynes. Saat itu,
awal tahun 1930-an, dunia sedang dilanda resesi. Keyakinan mazhab klasik bahwa
penawaran akan otomatis menciptakan permintaan tidak terjadi. Sisi penawaran, yang
terbentuk kapasitas produksi terpasang dan tenaga kerja yang memadai, tidak mampu
“mendongkrak” sisi permintaan. Karenanya, ia lalu menyarankan pemerintah untuk
menggairahkan sisi permintaan melalui intervensi dalam bentuk kebijakan fiskal. Saran
Keynes berhasil karena itu, banyak ekonom selanjutnya yang mengembangkan pemikiran
ekonom Inggris tersebut. Sayangnya, perhatian lebih banyak diberikan pada sisi permintaan
semata, khususnya masalah fiskal dan moneter. Kondisi sejarah dibalik lahirnya pemikiran
Keynes, yaitu sudah adanya sisi penawaran yang “kuat” sering kali dilupakan. Akibatnya,
ketika kebijakan-kebijakan yang didasarkan pada interpretasi pemikiran Keynes diterapkan
pada negara-negara berkembang (yang belum memiliki kapasitas produksi), hasilnya kurang
menggembirakan.
Pemupukan modal fisik di suatu negara yang tidak memiliki modal manusia yang
memadai tidak akan berhasil dalam jangka panjang. Menurut pemikir-pemikir di kelompok
environmentalist, jumlah penduduk yang besar bukan merupakan masalah melainkan
menjadi modal ekonomi yang sangat besar jika investasi pada sumber daya manusia
dilakukan dengan baik. Namun, kelompok ini juga percaya bahwa jumlah penduduk yang
lebih kecil, investasi dalam sumber daya manusia akan dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Pemikiran-pemikiran para ahli dari kelompok ini seolah “mendamaikan” perbedaan pendapat
antara pendukung penadapat “penduduk sebagai modal”, dengan pendukung pendapat
“penduduk sebagai beban”. Pemikiran semacam itu pula yang melandasi timbulnya
pemikiran-pemikiran mengenai modal manusia (human capital) yang banyak mewarnai
teori-teori dewasa ini.
a) tanah;
b) pekerja; dan
c) modal
Menurut mereka tanah dalm jumlah yang tetap, tidak tergantung pada tingkat
harganya. Artinya harga dapat naik dan turun, tetapi jumlah tanah yang ditawarkan tidak
berubah. Sementara itu, jumlah pekerja relatif sangat elastis terhadap tingkat upah. Bila
upah naik melebihi tingkat subsistem maka jumlah penduduk (dan karenanya jumlah
tenaga kerja) akan meningkat dengan cepat. Hal ini disebabkan karena dengan
meningkatnya upah orang cenderung untuk kawin muda dan mengurangi pantang seks;
kenaikan upah juga menyebabkan angka kematian menurun, peperangan berkurang.
Dalam teori ekonomi, produktivitas merupakan suatu pengukuran output.
Pengukuran ini merupakan relatif (output terhadap input) untuk membedakan dari
pengukuran absolut (output), yaitu dengan produksi total. Jadi, untuk menghitung
produktivitas harus diketahui lebih dahulu produksi total. Tanpa mengetahui produksi
total tidak akan dapat menghitung produktivitas.
Dalam teori ekonomi mikro, produktivitas pekerja pada suatu kemampuan
maksimal seorang pekerja untuk menghasilkan output. Dalam kenyataannya, pekerja
tersebut belum tentu memanfaatkan seluruh kemampuannya. Seberapa jauh dia
memanfaatkan kemampuannya diukur dengan angka efisiensi. Produktivitas semacam ini
disebut produktivitas fisik. Sedangkan produktivitas yang dikaitkan dengan harga pasar
disebut nilai produktivitas yang harganya sama dengan harga output dikalikan
produktivitas fisik.
Kalau dalam analisis ekonomi mikro, produktivitas menunjukkan kemampuan
maksimal untuk menghasilkan output, maka produktivitas dalam analisis ekonomi makro
adalah produktivitas dalam arti analisis ekonomi mikro yang telah digabungkan dengan
angka efisiensi penggunaan kemampuan tersebut.
Dalam analisis ekonomi makro, sebagai satuan pekerja sering dipakai dalam
jumlah orang, dan bukan jam kerja. Misalnya, produktivitas di sektor industri pengolahan
adalah nilai tambah di sektor industri pengolahan dibagi dengan jumlah pekerja di sektor
tersebut. Dengan demikian, produktivitas menurut konspesi ini dapat berubah karena
empath hal:
(a) perubahan jumlah pekerja (dalam orang),
(b) perubahan jumlah jam kerja,
(c) pergeseran fungsi produksi (yang mencerminkan perubahan mutu kerja), dan
(d) perubahan kondisi pasar (yang memengaruhi tingkat harga).
Jelaslah bahwa mutu tenaga kerja hanya merupakan salah satu penyebab
perubahan nilai produktivitas. Konsep mutu berhubungan dengan pergeseran fungsi
produksi. Misalnya, mutu ekonom, tidak otomatis berubah bila ada perubahan dalam
pasar ekonom, namun nilai produktivitas ekonom akan berubah dengan berubahnya pasar
ekonom. Bila tiba-tiba saja, maka nilai produktivitas ekonom akan naik walaupun mutu
ekonom tidak mengalami perubahan.
Mutu modal manusia merupakan suatu komoditi yang dapat dihasilkan dan
diakumulasi. Pengorbanan (biaya) untuk menghasilkan suatu mutu modal manusia baru
dapat memberi hasilnya pada masa mendatang. Oleh karena itu, di sini digunakan istilah
“modal”. Sumber daya manusia yang sudah mengalami pengolahan lebih lanjut disebut
modal manusia. Penggunaan istilah modal manusia juga menyiratkan suatu perhatian
pada pengolahan sumber daya manusia, merupakan suatu investasi. Karena modal
manusia tak dapat diukur, kita tidak mempunyai jumlah modal manusia, tetapi yang
dibicarakan mutunya.
Menurut Olgaard (1968), kita dapat membedakan tiga jenis perubahan mutu
modal manusia:
(a) Efek Tahunan, berarti semua pekerja mempunyai mutu modal manusia yang lebih
tinggi dengan berjalannya waktu. Hal ini dapat terjadi, misalnya, karena peningkatan
kesehatan yang diakibatkan adanya perbaikan ligkunga, seperti berkurangnya jumlah
orang yang merokok di sembarang tempat.
(b) Efek Kohor, pekerja yang lebih muda (kohor yang lebih muda) mempunyai mutu
modal manusia yang lebih tinggi karena, umpamanya, adanya sistem pendidikan yang
makin baik.
(c) Efek Usia, peningkatan usia dapat meningkatkan mutu modal manusia seseorang bila
usianya masih relative muda pada usia yang relative tua, peningkatan usia tersebut
dapat menurunkan mutu modal manusia.
Dari hasil statistik (Mulyadi, 1998) terdapat kaitan antara migrasi dan pendapatan
per kapita, terutama migrasi masuk. Dengan hal tersebut bahwasanya peningkatan
pendapatan per kapita di suatu daerah, akan diikuti dengan peningkatan migrasi masuk.
Karena bagaimanapun, kegiatan ekonomi kan memberikan daya tarik bagi penduduk
daerah lain, dan di pihak akan mengurangi penduduk daerah tersebut untuk melakukan
mobilitas ke daerah lain.
Investasi sumber daya manusia juga dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara memperbaiki lingkungan
baik lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat. Masalah kesehatan dan
keselamatan kerja termasuk dalam lingkungan kerja. Sedangkan lingkungan masyarakat
menyangkut masalah lingkungan tempat tinggal (fisik dan non fisik), perbaikan gizi
masyarakat, dan lainnyayang berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan pekerja.
Sumber daya manusia tidak hanya berperan sebagai manusia pekerja, peran
tersebut dapat dikembangkan lebih jauh, yakni bagaimana agar sumber daya manusia
mempunyai kemampuan berinovasi terus-menerus, penanaman modal, pengembangan
energi, teknik produk serta manajemen. Kemampuan berinovasi terus-menerus
membutuhkan partisipasi aktif dan kreativitas dari para pekerja untuk selalu
mengembangkan keahlian dan keterampilan mereka. Bekal keahlian dan keterampilan
yang mereka miliki tidak hanya didapatkan dari luar proses produksi, melainkan
didapatkan selama proses produksi melalui learning by doing.
2.5 Kondisi Hubungan Penduduk Dengan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan penduduk sebenarnya merupakan keseimbangan dinamis antara dua
kekuatan yang menambah atau yang mengurangi jumlah penduduk. Perkembangan penduduk
akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi
oleh jumlah kematian yang dapat terjadi pada semua golongan umur. Dalam konteks spasial
moblitas penduduk juga berpengaruh terhadap perubahan dalam jumlah penduduk, dimana
imigrasi akan menambah jumlah penduduk dan emigrasi akan mengurangi jumlah penduduk
dalam suatu wilayah.
Jumlah penduduk yang besar bagi beberapa kalangan merupakan suatu hal positif karena
dengan jumlah penduduk yang besar tersebut dapat dijadikan sebagai subjek pembangunan,
perekonomian akan berkembang bila jumlah tenaga kerjanya banyak. Namun disisi lain
beberapa kalangan justru meragukan apakah jumlah penduduk yang besar adalah sebagai
asset seperti yang dijelaskan sebelumnya, akan tetapi kebalikan dari hal tersebut bahwa
penduduk merupakan beban bagi pembangunan. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan yang semakin lama semakin banyak pula seiring dengan perkembangan jumlah
penduduk tersebut. Pandangan pesimis seperti ini di dukung oleh teori Malthus yang
menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk menurut deret ukur sementara pertumbuhan
bahan makanan menurut deret hitung. Simpulan dari pandangan pesimis ini adalah bukan
kesejahteraan yang didapat tapi justru kemelaratan akan di temui bilamana jumlah penduduk
tidak dikendalikan dengan baik.
Beberapa alasan yang melandasi pemikiran bahwa kependudukan merupakan faktor yang
sangat strategis dalam kerangka pembangunan nasional, antara lain adalah: Pertama,
kependudukan, dalam hal ini adalah penduduk, merupakan pusat dari seluruh kebijaksanaan
dan program pembangunan yang dilakukan. Penduduk adalah subyek dan obyek
pembangunan. Sebagai subyek pembangunan maka penduduk harus dibina dan
dikembangkan sehingga mampu menjadi penggerak pembangunan. Sebaliknya,
pembangunan juga harus dapat dinikmati oleh penduduk yang bersangkutan. Dengan
demikian jelas bahwa pembangunan harus dikembangkan dengan memperhitungkan
kemampuan penduduk agar seluruh penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika
pembangunan tersebut. Sebaliknya, pembangunan tersebut baru dikatakan berhasil jika
mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas.
Kedua, keadaan dan kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang besar jika diikuti
dengan kualitas penduduk yang memadai akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan
ekonomi. Sebaliknya jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan tingkat kualitas yang
rendah, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi pembangunan.
Ketiga, dampak perubahan dinamika kependudukan baru akan terasa dalam jangka yang
panjang. Karena dampaknya baru terasa dalam jangka waktu yang panjang, sering kali
peranan penting penduduk dalam pembangunan terabaikan. Sebagai contoh, beberapa ahli
kesehatan memperkirakan bahwa krisis ekonomi dewasa ini akan memberikan dampak
negatif terhadap kesehatan seseorang selama 25 tahun kedepan atau satu genarasi. Dengan
demikian, dapat dibayangkan bagaimana kondisi sumberdaya manusia Indonesia pada
generasi mendatang. Demikian pula, hasil program keluarga berencana yang dikembangkan
30 tahun yang lalu (1968), baru dapat dinikmati dalam beberapa tahun terakhir ini. Dengan
demikian, tidak diindahkannya dimensi kependudukan dalam rangka pembangunan nasional
sama artinya dengan “menyengsarakan” generasi berikutnya.
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Pembangunan Ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan kenaikan
pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh
perbaikan system dalam kelembagaan. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai
suatu proses yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor faktor yang
menghasilkan pembangunan ekonomi untuk dapat dilihat dan di analisis baik secara rsional
maupun regional (Arsyad, 1997).
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang bersifat global yang dihadapi setiap bangsa,
tidak ada satupun Negara di dunia ini yang bebas dari kemiskinan. Kemiskinan merupakan
problema kemanusiaan yang menghambat kesejahteraan dan peradaban. Kemiskinan pada
hakikatnya menunjuk pada situasi kesengsaraan dan ketidakberdayaan yang dialami
seseorang, baik akibat ketidakmampuannya memenuhi kebutuhan hidup, maupun akibat
ketidakmampuan Negara atau masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial kepada
warganya.
BAB IV
REFERENSI
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Ekonomi-Qu