Peluang Mella Maulani 1806093

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

PEMBELAJARAN MIKRO UNTUK PELATIHAN

TENAGA PENDIDIK DALAM MENGOPTIMAL


KAMPUS MERDEKA DAN MERDEKA BELAJAR
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pembelajaran Mikro Pendidikan Bisnis

Dosen Pengampu
Dr. B Lena Nuryanti, M.Pd.
Drs. H. Eded Tarmedi, MA

Disusun oleh:
Mella Maulani (1806093)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
Pembelajaran Mikro untuk Pelatihan Tenaga Pendidik dalam Mengoptimal
Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar
Mella, Maulani, Bandung, Indonesia, [email protected]; Universitas
Pendidikan Indonesia

Abstrak
Perguruan Tinggi dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan
proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian
pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
optimal dan selalu relevan. Kebijakan Merdeka Belajar/Kampus Merdeka
diharapkan dapat menjadi jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus Merdeka
merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel
sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai
dengan kebutuhan mahasiswa. Pendidikan sebagai pengembangan kompetensi
berpikir, bertindak dan hidup menjadi bagian masyarakat dunia. Pendidikan
melalui sekolah harus memberikan pembelajaran sesuai kebutuhan siswa, tes
formatif, guru sebagai mentor, siswa dipandang tidak sama danmenjadi tidak
sama sesuai potensi atau talenta masing-masing sesuai dengan pemebelajaran
mikro. Tujuan pembelajran mikro dalam kampus merdeka adalah program untuk
mendukung terwujudnya pendidikan cerdas melalui peningkatan dan
pemerataan kualitas pendidikan, perluasan akses dan relevansi memanfaatkan
teknologi dalam mewujudkan pendidikan kelas dunia yang menghasilkan
keterampilan kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis dan kreatif
Kata Kunci: Pembelajaran Mikro, Kampus Merdeka, Merdeka Belajar
Pendahuluan

Program utama yaitu: kemudahan pembukaan program studi baru,


perubahan sistem akreditasi perguruan tinggi, kemudahan perguruan tinggi negeri
menjadi PTN berbadan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program
studi. Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil SKS di luar program studi, tiga
semester yang di maksud berupa 1 semester kesempatan mengambil mata kuliah
di luar program studi dan 2 semester melaksanakan aktivitas pembelajaran di luar
perguruan tinggi.
Ada lima Peraturan Mendikbud (Permendikbud) sebagai landasan
penerapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yaitu Permendikbud No. 3 Tahun
2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Permendikbud No. 4 Tahun
2020 tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri menjadi Perguruan Tinggi
Badan Hukum, dan Permendikbud No. 5 tahun 2020 tentang Akreditasi Program
Studi dan Perguruan Tinggi. Kemudian, Permendikbud No.6 tahun 2020 tentang
Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tingggi Negeri
dan Permendikbud No. 7 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan
Tinggi Negeri dan Pendirian, Perubahan dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi
Swasta.
Ada empat kebijakan penting dalam Kampus Merdeka yaitu Pembukaan
Program Studi Baru, Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi
Badan Hukum dan Hak Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi yang setiap
kebijakan dari 4 kebijakan baru Kemdikbud bidang Pendidikan Tinggi memiliki
payung hukum masing-masing. Adapun kebijakan Kampus Merdeka ini adalah
hasil dari diskusi dari berbagai elemen pendidikan seperti perguruan tinggi,
industri, asosiasi, dan lingkup pendidikan lain

B. PROSES
Bentuk kegiatan pembelajaran kampus medeka sesuai dengan
Permendikbud No 3 Tahun 2020 Pasal 15 ayat 1 dapat dilakukan di dalam
Program Studi dan di luar Program Studi meliputi:
- Pertukaran Pelajar
Saat ini pertukaran mahasiswa dengan full credit transfer sudah banyak
dilakukan dengan mitra Perguruan Tinggi di luar negeri, tetapi sistem transfer
kredit yang dilakukan antar perguruan tinggi di dalam negeri sendiri masih sangat
sedikit jumlahnya. Pertukaran pelajar diselenggarakan untuk membentuk beberapa
sikap mahasiswa yang termaktub di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 3 Tahun 2020, yaitu menghargai
keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat
atau temuan orisinal orang lain; serta bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial
serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. Bentuk pertukaran pelajar
bisa antar program studi pada perguruan tinggi yang sama, pertukaran pelajar
pada program studi yang sama pada perguruan tinggi yang berbeda.
- Magang/Praktik Kerja
Selama ini mahasiswa kurang mendapat pengalaman kerja di
industri/dunia profesi nyata sehingga kurang siap bekerja. Sementara magang
yang berjangka pendek (kurang dari 6 bulan) sangat tidak cukup untuk
memberikan pengalaman dan kompetensi industri bagi mahasiswa. Perusahaan
yang menerima magang juga menyatakan magang dalam waktu sangat pendek
tidak bermanfaat, bahkan mengganggu aktivitas di Industri. Program magang 1-2
semester, memberikan pengalaman yang cukup kepada mahasiswa, pembelajaran
langsung di tempat kerja (experiential learning). Selama magang mahasiswa akan
mendapatkan hardskills (keterampilan, complex problem solving, analytical skills,
dsb.), maupun soft skills (etika profesi/kerja, komunikasi, kerjasama, dsb.)
- Asistensi Mengajar
Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan Kualitas pendidikan dasar dan
menengah di Indonesia masih sangat rendah (PISA 2018 peringkat Indonesia no 7
dari bawah). Jumlah satuan pendidikan di Indonesia sangat banyak dan beragam
permasalahan baik satuan pendidikan formal, non formal maupun informal.
Kegiatan pembelajaran dalam bentuk asistensi mengajar dilakukan oleh
mahasiswa di satuan pendidikan seperti sekolah dasar, menengah, maupun atas.
Sekolah tempat praktek mengajar dapat berada di lokasi kota maupun di daerah
terpencil. Tujuan program asistensi mengajar di satuan pendidikan antara lain
untuk Memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang memiliki minat dalam
bidang pendidikan untuk turut serta mengajarkan dan memperdalam ilmunya
dengan cara menjadi guru di satuan pendidikan.
- Penelitian/Riset
Bagi mahasiswa yang memiliki passion menjadi peneliti, merdeka belajar
dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan penelitian di Lembaga riset/pusat studi.
Melalui penelitian mahasiswa dapat membangung cara berpikir kritis, hal yang
sangat dibutuhkan untuk berbagai rumpun keilmuan pada jenjang pendidikan
tinggi. Dengan kemampuan berpikir kritis mahasiswa akan lebih mendalami,
memahami, dan mampu melakukan metode riset secara lebih baik. Bagi
mahasiswa yang memiliki minat dan keinginan berprofesi dalam bidang riset,
peluang untuk magang di laboratorium pusat riset merupakan dambaan mereka.
Selain itu, Laboratorium/ Lembaga riset terkadang kekurangan asisten peneliti
saat mengerjakan proyek riset yang berjangka pendek (1 semester – 1 tahun).
- Proyek Kemanusiaan
Indonesia banyak mengalami bencana alam, baik berupa gempa bumi,
erupsi gunung berapi, tsunami, bencana hidrologi, dsb. Perguruan tinggi selama
ini banyak membantu mengatasi bencana melalui program-program kemanusiaan.
Pelibatan mahasiswa selama ini bersifat voluntary dan hanya berjangka pendek.
Selain itu, banyak lembaga Internasional (UNESCO, UNICEF, WHO, dsb) yang
telah melakukan kajian mendalam dan membuat pilot project pembangunan di
Indonesia maupun negara berkembang lainnya. Mahasiswa dengan jiwa muda,
kompetensi ilmu, dan minatnya dapat menjadi “foot soldiers” dalam proyek-
proyek kemanusiaan dan pembangunan lainnya baik di Indonesia maupun di luar
negeri.
- Kegiatan Wirausaha
Berdasarkan Global Entrepreneurship Index (GEI) pada tahun 2018,
Indonesia hanya memiliki skor 21% wirausahawan dari berbagai bidang
pekerjaan, atau peringkat 94 dari 137 negara yang disurvei. Sementara menurut
riset darn IDN Research Institute tahun 2019, 69,1% millennial di Indonesia
memiliki minat untuk berwirausaha. Sayangnya, potensi wirausaha bagi generasi
milenial tersebut belum dapat dikelola dengan baik selama ini. Kebijakan Kampus
Merdeka mendorong pengembangan minat wirausaha mahasiswa dengan program
kegiatan belajar yang sesuai.
- Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik

Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) merupakan suatu bentuk pendidikan


dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di
tengah masyarakat di luar kampus, yang secara langsung bersama-sama
masyarakat mengidentifikasi potensi dan menangani masalah sehingga diharapkan
mampu mengembangkan potensi desa/daerah dan meramu solusi untuk masalah
yang ada di desa. Kegiatan KKNT diharapkan dapat mengasah softskill
kemitraan, kerjasama tim lintas disiplin/keilmuan (lintas kompetensi), dan
leadership mahasiswa dalam mengelola program pembangunan di wilayah
perdesaan

C. OUTPUT
Berbagai bentuk kegiatan belajar di luar perguruan tinggi, di antaranya
melakukan magang/ praktik kerja di Industri atau tempat kerja lainnya,
melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa, mengajar di satuan
pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan
kegiatan kewirausahaan, membuat studi/ proyek independen, dan mengikuti
program kemanusisaan. Semua kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan
bimbingan dari dosen. Kampus merdeka diharapkan dapat memberikan
pengalaman kontekstual lapangan yang akan meningkatkan kompetensi
mahasiswa secara utuh, siap kerja, atau menciptakan lapangan kerja baru. Proses
pembelajaran dalam Kampus Merdeka merupakan salah satu perwujudan
pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning) yang
sangat esensial. Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan
kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan
kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan
menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti
persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi,
manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya. Melalui program
merdeka belajar yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, maka hard
dan soft skills mahasiswa akan terbentuk dengan kuat. Program Merdeka Belajar -
Kampus Merdeka diharapkan dapat menjawab tantangan Perguruan Tinggi untuk
menghasilkan lulusan yang sesuai perkembangan zaman, kemajuan IPTEK,
tuntutan dunia usaha dan dunia industri, maupun dinamika masyarakat.

D. OUTCOME
Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka, program “hak belajar tiga
semester di luar program studi” adalah untuk meningkatkan kompetensi lulusan,
baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan
zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul
dan berkepribadian. Program-program experiential learning dengan jalur yang
fleksibel diharapkan akan dapat memfasilitasi mahasiswa mengembangkan
potensinya sesuai dengan passion dan bakatnya. kemajuan IPTEK, tuntutan dunia
usaha dan dunia industri, maupun dinamika masyarakat. Selain itu, kreativitas dan
inovasi mahasiswa juga semakin berkembang. Melalui program merdeka belajar
yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik dalam pembelajaran mikro,
maka hard dan soft skills mahasiswa akan terbentuk dengan kuat. Program
Merdeka Belajar - Kampus Merdeka diharapkan dapat menjawab tantangan
Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai perkembangan zaman,
kemajuan IPTEK, tuntutan dunia usaha dan dunia industri, maupun dinamika
masyarakat.
Praktek pembelajaran yang diharapkan oleh pembelajaran mikro dalam
kelas adalah ramuan kurikulum yang seimbang dalam memasukkan academic
skill, soft skill dan practical skill secara tepat. Dengan demikian, lulusan memiliki
bidang keilmuan, soft skill dan keterampilan praktis yang telah disesuaikan
dengan dunia kerja dan perkembangan zaman dengan keilmuan yang mumpuni.
Soft skill dan practical skill akan sempurna diperoleh oleh mahasiswa ataupun
lulusan melalui kebebasan belajar di luar kelas baik melalui kegiatan PPL atau
pertukaran pelajar dan juga sebagainya.
Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan
kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan
kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan
menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti
persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi,
manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.

SUMBER:
Jenderal, D., & Tinggi, P. (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka (1st Editio). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud
RI.
Muslim, S. A. (2020). Tantangan Implementasi Kebijakan “Merdeka Belajar,
Kampus Merdeka” Pada Perguruan Tinggi Islam Swasta Di Indonesia.
Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan, 1–11.
N.N. (2020). Perguruan Tinggi Bisa Terapkan Kampus Merdeka Lewat 5
Permendikbud. Kompas.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/02/07/15171541/perguruan-tinggi-
bisa-terapkan-kampus-merdeka-lewat-5-permendikbud?page=2

Anda mungkin juga menyukai