Grafik Bensin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

LABORATORIUM MOTOR BAKAR

III. 3. PEMBAHASAN GRAFIK


1. Analisa Grafik Torsi vs BHP

TORSI VS BHP
2.500
2.26
2.05
2.000
1.58
1.500
1.26
BHP

0.92
1.000

0.500

0.06
0.000
2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
TORSI

Torsi BHP
2,7 0,058
4,9 0,923
6,7 1,262
8,4 1,583
10,9 2,054
12 2,261

Dari grafik di atas dapat dilihat hubungan antara torsi terhadap


Daya Efektif (BHP), dimana torsi berbanding lurus terhadap daya efektif.
Pada torsi 2,7 Nm menghasilkan daya efektif sebesar 0,058 KW, pada
torsi 4,9 Nm menghasilkan daya efektif sebesar 0,923 KW, pada torsi 6,7
Nm menghasilkan daya efektif sebesar 1,262 KW, pada torsi 8,4 Nm
menghasilkan daya efektif sebesar 1,583 KW, pada torsi 10,9 Nm
menghasilkan daya efektif sebesar 2,054 KW, dan pada torsi 12 Nm
menghasilkan daya efektif sebesar 2,261 KW. Hal ini disebabkan karena
nilai daya efektif dipengaruhi oleh nilai torsi, dimana semakin bertambah
torsi maka daya efektif yang dihasilkan pun semakin besar

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

2. Analisa Grafik Torsi vs FC

TORSI VS BHP
2.500
2.26
2.05
2.000
1.58
1.500
1.26
BHP

0.92
1.000

0.500

0.06
0.000
2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
TORSI

Torsi FC
2,7 0,566
4,9 0,597
6,7 0,625
8,4 0,648
10,9 0,68
12 0,698

Dari grafik di atas dapat dilihat hubungan antara torsi terhadap


pemakaian bahan bakar tiap jam (kg/jam), dimana torsi berbanding lurus
terhadap pemakaian bahan bakar tiap jam. Pada torsi 2,7 Nm
menghasilkan nilai pemakaian bahan bakar sebesar 0,566 kg/jam, pada
torsi 4,9 Nm menghasilkan pemakaian bahan bakar sebesar 0,597 kg/jam,
pada torsi 6,7 Nm menghasilkan pemakaian bahan bakar sebesar 0,625
kg/jam, pada torsi 8,4 Nm menghasilkan pemakaian bahan bakar sebesar
0,648 kg/jam, pada Torsi 10,9 Nm menghasilkan pemakaian bahan bakar
sebesar 0,68 kg/jam, dan pada torsi 12 Nm menghasilkan pemakaian
bahan bakar sebesar 0,698 kg/jam. Hal ini disebabkan karena nilai
pemakaian bahan bakar tiap jam dipengaruhi oleh nilai torsi, dimana
semakin bertambah nilai torsi maka nilai pemakaian bahan bakar tiap jam
yang dihasilkan pun semakin besar.

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

3. Analisa Grafik Torsi vs SFC

TORSI VS SFC
1.200 1.12

1.000

0.800
0.65
SFC

0.600
0.5
0.41
0.400 0.31 0.31

0.200

-0.000
2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
TORSI

Torsi SFC
2,7 1,122
4,9 0,647
6,7 0,495
8,4 0,409
10,9 0,311
12 0,308

Dari grafik di atas dapat dilihat hubungan antara torsi terhadap


pemakaian bahan bakar spesifik (kg/KW-jam), dimana terjadi penurunan
nilai pemakaian bahan bakar spesifik seiring bertambahnya beban. Pada
torsi 2,7 Nm menghasilkan nilai pemakaian bahan bakar spesifik sebesar
1,122 kg/KW-jam, pada torsi 4,9 Nm menghasilkan pemakaian bahan
bakar spesifik sebesar 0,647 kg/KW-jam, pada torsi 6,7 Nm
menghasilkan pemakaian bahan bakar spesifik sebesar 0,495 kg/KW-
jam, pada 8,4 Nm menghasilkan pemakaian bahan bakar spesifik
sebesar 0,409 kg/KW-jam, pada 10,9 Nm menghasilkan pemakaian
bahan bakar spesifik sebesar 0,311 kg/KW-jam, dan torsi 12 Nm
menghasilkan pemakaian bahan bakar spesifik sebesar 0,308 kg/KW-
jam. Hal ini disebabkan karena nilai pemakaian bahan bakar spesifik
dipengaruhi oleh nilai torsi, dimana semakin bertambah nilai torsi maka

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

semakin kecil nilai pemakaian bahan bakar spesifik (kg/KW-jam) yang


dihasilkan.
4. Analisa Grafik Torsi vs MEP

TORSI VS MEP
300.000

250.000 228.09
207.18
200.000
159.67
MEP

150.000 127.35

93.14
100.000
51.32
50.000

0.000
2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
TORSI

Torsi MEP
2,7 51,32
4,9 93,138
6,7 127,352
8,4 159,665
10,9 207,184
12 228,093

Pada grafik di atas terlihat hubungan antara Torsi (Nm) terhadap


tekanan efektif rata-rata (kN/m 2), dimana nilai tekanan efektif rata-rata
(kN/m 2) semakin meningkat seiring bertambahnya nilai torsi. Pada torsi
2,5 Nm menghasilkan tekanan efektif rata-rata sebesar 51,32 kN/m 2, pada
torsi 4,9 Nm menghasilkan tekanan efektif rata-rata sebesar 93,138 kN/
m 2, pada torsi 6,7 Nm menghasilkan sebesar 127,352 kN/m 2, pada beban
torsi 8,4 Nm menghasilkan tekanan efektif rata-rata sebesar 159,665 kN/

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

m 2, pada beban 10,9 Nm menghasilkan tekanan efektif rata-rata sebesar


207,184 kN/m2, dan pada torsi 12 Nm menghasilkan tekanan efektif rata-
rata sebesar 228,093 kN/m2. Hal ini disebabkan karena nilai tekanan
efektif rata-rata (kN/m 2) dipengaruhi oleh nilai torsi, semakin besar
torsinya maka semakin meningkat tekanan efektif rata-rata (kN/m2).

5. Analisa Grafik Torsi Maact

TORSI VS MAact
21.000 20.79
20.800
20.54 20.54 20.54
20.600
20.400 20.29
MAact

20.200 20.03
20.000
19.800
19.600
2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
TORSI

Torsi MA act
2,7 20,79
4,9 20,541
6,7 20,541
8,4 20,541
10,9 20,289
12 20,034

Pada grafik di atas terlihat hubungan antara torsi (Nm) terhadap


laju aliran massa aktual (MAact), dimana nilai laju aliran massa actual
menurun secara perlahan seiring bertambahnya nilai torsi. Pada torsi 2,7
Nm menghasilkan laju aliran massa aktual sebesar 20,79 kg/h, pada torsi
4,9 Nm menghasilkan laju aliran massa aktual sebesar 20,541 kg/h, pada
torsi 6,7 Nm menghasilkan laju aliran massa aktual sebesar 20,541 kg/h,
pada torsi 8,4 Nm menghasilkan laju aliran massa aktual sebesar 20,541
kg/h, pada torsi 10,9 Nm menghasilkan laju aliran massa aktual sebesar

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

20,289 kg/h dan pada torsi 12 Nm menghasilkan laju aliran massa aktual
sebesar 20,034 kg/h . Hal ini disebabkan karena nilai laju aliran massa
actual (MAact) dipengaruhi oleh nilai torsi, semakin besar nilai torsi
maka nilai laju aliran massa actual (MAact) perlahan mengalami
penurunan.

6. Analisa Grafik Torsi vs Math

TORSI VS Math
100.000
90.000
80.000
70.000
60.000
MAth

50.000 40.71 40.71 40.71 40.71 40.71 40.71


40.000
30.000
20.000
10.000
0.000
2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
TORSI

Torsi Math
2,7 40,707
4,9 40,707
6,7 40,707
8,4 40,707
10,9 40,707
12 40,707

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

Pada grafik di atas terlihat hubungan antara torsi (Nm) terhadap


laju aliran massa teoritis (Math), dimana nilai laju aliran massa teoritis
seiring bertambahnya nilai torsi memiliki nilai yang konstan atau tetap.
Pada torsi 2,7 Nm menghasilkan laju aliran massa teoritis sebesar 40,707
kg/h, pada torsi 4,9 Nm menghasilkan laju aliran massa teoritis sebesar
40,707 kg/h, pada torsi 6,7 Nm menghasilkan laju aliran massa teoritis
sebesar 40,707 kg/h, pada beban torsi 8,4 Nm menghasilkan laju aliran
massa teoritis sebesar 40,707 kg/h, pada torsi 10,9 Nm menghasilkan laju
aliran massa teoritis sebesar 40,707 kg/h dan pada torsi 12 Nm
menghasilkan laju aliran massa teoritis sebesar 40,707 kg/h . Hal ini
disebabkan karena nilai laju aliran massa teoritis tidak dipengaruhi oleh
nilai torsi.

7. Analisa Grafik Torsi vs α

TORSI VS α
4.000
3.500
3.000
2.44
2.500 2.28 2.18 2.11 1.98 1.9
2.000
α

1.500
1.000
0.500
0.000
2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
TORSI

Torsi α

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

2,7 2,438
4,9 2,282
6,7 2,181
8,4 2,105
10,9 1,979
12 1,904

Pada grafik di atas terlihat hubungan antara torsi (Nm) terhadap


faktor kelebihan udara (α) dimana terjadi penurunan nilai faktor
kelebihan udara seiring bertambahnya nilai torsi. Pada torsi 2,7 Nm
menghasilkan faktor kelebihan udara sebesar 2,438; pada torsi 4,9 Nm
menghasilkan faktor kelebihan udara sebesar 2,282; pada torsi 6,7 Nm
menghasilkan faktor kelebihan udara sebesar 2,181; pada torsi 8,4 Nm
menghasilkan faktor kelebihan udara sebesar 2,105; Pada torsi 10,9 Nm
menghasilkan faktor keebihan udara sebesar 1,979 ; dan pada torsi 12
Nm menghasilkan faktor kelebihan udara sebesar 1,904. Hal ini
disebabkan karena nilai faktor kelebihan udara dipengaruhi oleh nilai
torsi dimana semakin besar nilai torsi maka semakin kecil nilai faktor
kelebihan udara yang dihasilkan

8. Analisa Grafik Torsi vs Qtot

TORSI VS Qtot
15.000
13.000
11.000
9.000 7.88 8.28 8.49
7.26 7.6
6.68
Qtot

7.000
5.000
3.000
1.000
-1.0002.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
TORSI

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

Torsi Qtot
2,7 6,681
4,9 7,264
6,7 7,602
8,4 7,876
10,9 8,275
12 8,49

Pada grafik di atas terlihat hubungan antara torsi (Nm) terhadap


kalor total (Qtot) dimana terjadi kenaikan nilai kalor total seiring
bertambahnya nilai torsi. Pada torsi 2,7 Nm menghasilkan kalor total
sebesar 6,681 kW; pada torsi 4,9 Nm menghasilkan kalor total sebesar
7,264 kW; pada torsi 6,7 Nm menghasilkan kalor total sebesar 7,602 kW;
pada torsi 8,4 Nm menghasilkan kalor total sebesar 7,876 kW; pada torsi
10,9 Nm menghasilkan kalor total sebesar 8,275 kW; dan pada torsi 12
Nm menghasilkan kalor total sebesar 8,49 kW. Hal ini disebabkan karena
nilai kalor total dipengaruhi oleh nilai torsi dimana semakin besar nilai
torsi maka semakin besar pula nilai kalor total yang dihasilkan. Dan
sebaliknya semakin kecil nilai torsi maka semakin kecil pula nilai kalor
total.
9. Analisa Grafik Torsi vs ηvol

TORSI VS ⴄvol
51.500
51.07
51.000
50.46 50.46 50.46
50.500
49.84
50.000
ⴄvol

49.500 49.22
49.000
48.500
48.000
2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
TORSI

Torsi ⴄvol

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

2,7 51,074
4,9 50,462
6,7 50,462
8,4 50,462
10,9 49,843
12 49,216

Pada grafik di atas terlihat hubungan antara torsi (Nm) terhadap


efisiensi volumetrik (η vol ¿ dimana terjadi penurunan nilai volumetrik (
η vol ¿ seiring bertambahnya nilai torsi. Pada torsi 2,7 Nm menghasilkan
efisiensi volumetrik sebesar 50,074; pada torsi 4,9 Nm menghasilkan
efisiensi volumetrik sebesar 50,462; pada torsi 6,7 Nm menghasilkan
efisiensi volumetrik sebesar 50,462; pada torsi 8,4 Nm menghasilkan
efisiensi volumetrik sebesar 50,462; pada torsi 10,9 Nm menghasilkan
efisiensi volumetrik sebesar 49,843; dan pada torsi 12 Nm menghasilkan
efisiensi volumetrik sebesar 49,216. Hal ini disebabkan karena nilai
efisiensi volumetrik dipengaruhi oleh nilai torsi dimana semakin besar
nilai torsi maka semakin kecil nilai efisiensi volumetrik yang
dihasilkan.

10. Analisa Grafik Torsi vs ηth

TORSI VS ⴄth
0.400
0.350
0.28
0.300 0.26
0.250 0.21
0.18
ⴄth

0.200
0.14
0.150
0.100 0.07
0.050
0.000
2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
TORSI

Torsi ⴄth

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

2,7 0,07
4,9 0,135
6,7 0,177
8,4 0,214
10,9 0,264
12 0,284

Pada grafik di atas terlihat hubungan antara torsi (Nm) terhadap


efisiensi termal(η¿¿ th)¿ dimana terjadi kenaikan nilai efisiensi termal
seiring bertambahnya nilai beban. Pada torsi 2,7 Nm menghasilkan
efisiensi termal sebesar 0,07; pada torsi 4,9 Nm menghasilkan efisiensi
termal sebesar 0,135; pada torsi 6,7 Nm menghasilkan efisiensi termal
sebesar 0,177; pada torsi 8,4 Nm menghasilkan efisiensi termal sebesar
0,214; pada torsi 10,9 Nm menghasilkan efisiensi termal sebesar 0,264
dan pada torsi 12 Nm menghasilkan efisiensi termal sebesar 0,284. Hal
ini disebabkan karena nilai efisiensi termal dipengaruhi oleh nilai torsi
dimana semakin besar nilai torsi maka semakin besar pula nilai efisiensi
termal yang dihasilkan. Dan sebaliknya semakin kecil nilai torsi maka
semakin kecil pula nilai efisiensi termal.

11. Analisa Grafik Torsi vs AFR

TORSI VS AFR
50.000
45.000
40.000 36.72
34.37 32.85
35.000 31.7
29.8 28.68
30.000
25.000
AFR

20.000
15.000
10.000
5.000
0.000
2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
TORSI

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

Torsi AFR
2,7 36,723
4,9 34,373
6,7 32,846
8,4 31,7
10,9 29,802
12 28,682

Pada grafik di atas terlihat hubungan antara torsi terhadap AFR


dimana terjadi kenaikan nilai AFR seiring bertambahnya nilai beban.
Pada torsi 2,7 Nm menghasilkan AFR sebesar 34,723; Pada torsi 4,9 Nm
menghasilkan AFR sebesar 34,373; pada torsi 6,7 Nm menghasilkan
AFR sebesar 32,846; pada torsi 8,4 Nm menghasilkan AFR sebesar 31,7;
pada torsi 10,9 Nm menghasilkan AFR sebesar 29,802; dan pada torsi 12
Nm menghasilkan AFR sebesar 28,682. Hal ini disebabkan karena nilai
AFR dipengaruhi oleh nilai torsi dimana semakin besar nilai torsi maka
semakin besar pula nilai AFR yang dihasilkan. Dan sebaliknya semakin
kecil nilai torsi maka semakin kecil pula nilai AFR.

12. Analisa Grafik Torsi vs ηmek

TORSI VS ⴄmek
40.000
35.000
30.000 24.83 26.64
25.000 20.1
ⴄmek

20.000 16.61
12.71
15.000
7.4
10.000
5.000
0.000
2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
TORSI

Torsi ⴄmek
2,7 7,395
4,9 12,714
6,7 16,612
8,4 20,101

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

10,9 24,827
12 26,64

Pada grafik di atas terlihat hubungan antara torsi terhadap ηmek


yang hilang akibat pendinginan mesin dimana terjadi kenaikan nilai
ηmek yang hilang akibat pendinginan mesin seiring bertambahnya nilai
torsi. Pada torsi 2,7 Nm menghasilkan ηmek yang hilang akibat
pendinginan mesin sebesar 7,395 kW Pada torsi 4,9 Nm menghasilkan
ηmek yang hilang akibat pendinginan mesin sebesar 12,714 kW; pada
torsi 6,7 Nm menghasilkan ηmek yang hilang akibat pendinginan mesin
sebesar 16,61 kW; pada torsi 8,4 Nm menghasilkan ηmek yang hilang
akibat pendinginan mesin sebesar 20,101 kW; pada torsi 10,9 Nm
menghasilkan ηmek yang hilang akibat pendinginan mesin sebesar
24,827 kW; dan pada torsi 12 Nm menghasilkan kalor ηmek yang hilang
akibat pendinginan mesin sebesar 26,64 kW. Hal ini disebabkan karena
nilai ηmek yang hilang akibat pendinginan mesin dipengaruhi oleh nilai
torsi dimana semakin besar nilai torsi maka semakin besar pula nilai
ηmek yang hilang akibat pendinginan mesin yang dihasilkan
13. Analisa Grafik Torsi vs Qpm

90,000.000
TORSI VS % Qpm
70,000.000 61730.33 60497.96 59736.14 58396.22 56935.31
55581.94
50,000.000
Qpm

30,000.000

10,000.000

-10,000.0002.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0


TORSI

Torsi % Qpm
2,7 61730,328
4,9 60497,962
6,7 59736,136
8,4 58396,218

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

10,9 55581,943
12 56935,305

Pada grafik di atas terlihat hubungan antara torsi terhadap kalor


yang hilang akibat pendinginan mesin (Qpm) dimana terjadi kenaikan
nilai kalor yang hilang akibat pendinginan mesin seiring bertambahnya
nilai torsi. Pada torsi 2,7 Nm menghasilkan kalor yang hilang akibat
pendinginan mesin sebesar 61730,328. Pada torsi 4,9 Nm menghasilkan
kalor yang hilang akibat pendinginan mesin sebesar 60497,962 kW; pada
torsi 6,7 Nm menghasilkan kalor yang hilang akibat pendinginan mesin
sebesar 59736,136 kW; pada torsi 8,4 Nm menghasilkan kalor yang
hilang akibat pendinginan mesin sebesar 58396,218 kW; pada torsi 10,9
Nm menghasilkan kalor yang hilang akibat pendinginan mesin sebesar
55581,943 kW; dan pada torsi 12 Nm menghasilkan kalor yang hilang
akibat pendinginan mesin sebesar 56935,305 kW. Hal ini disebabkan
karena nilai kalor yang hilang akibat pendinginan mesin dipengaruhi oleh
nilai torsi dimana semakin besar nilai torsi maka semakin besar pula nilai
kalor yang hilang akibat pendinginan mesin yang dihasilkan.
14. Analisa Grafik Torsi vs Qgb

TORSI VS % Qgb
5.000
4.500
4.000
3.500
3.000
2.06 2.09 2.12 2.14
Qgb

2.500 1.89 2.01


2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 11.0 12.0 13.0
TORSI

Torsi % Qgb
2,7 1,892

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

4,9 2,009
6,7 2,056
8,4 2,085
10,9 2,122
12 2,135

Pada grafik di atas terlihat hubungan antara torsi terhadap panas


yang keluar melalui gas buang (Qgb) dimana terjadi penurunan nilai
panas yang keluar melalui gas buang seiring bertambahnya nilai torsi.
Pada torsi 2,7 Nm menghasilkan panas yang keluar melalui gas buang
sebesar 1,892; Pada torsi 4,9 Nm menghasilkan panas yang keluar
melalui gas buang sebesar 2,009; pada torsi 6,7 Nm menghasilkan panas
yang keluar melalui gas buang sebesar 2,056; pada torsi 8,4 Nm
menghasilkan panas yang keluar melalui gas buang sebesar 2,085; pada
torsi 10,9 Nm menghasilkan panas yang keluar melalui gas buang
sebesar 2,122; dan pada torsi 12 Nm menghasilkan panas yang keluar
melalui gas buang sebesar 2,135. Hal ini disebabkan karena nilai panas
yang keluar melalui gas buang dipengaruhi oleh nilai torsi dimana
semakin besar nilai torsi maka semakin kecil nilai panas yang keluar
melalui gas buang yang dihasilkan.

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

15. Analisa Grafik Torsi vs Qoth

Torsi % Qoth
-50,000
2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
-52,000
-54,000
-56,000
Qoth

-58,000
-60,000
-62,000
-64,000
TORSI

Torsi %Qoth
2,7 -61639,6
4,9 -60412,7
6,7 -59654,8
8,4 -58318,4
10,9 -55508,9
12 -56864,1

Pada grafik di atas terlihat hubungan antara torsi terhadap kalor


yang hilang akibat faktor lain (Qoth) dimana terjadi penurunan nilai kalor
yang hilang akibat faktor lain seiring bertambahnya nilai torsi. Pada torsi
2,7 Nm kg menghasilkan kalor yang hilang akibat faktor lain sebesar
-61639,6 kW; Pada torsi 4,9 Nm kg menghasilkan kalor yang hilang
akibat faktor lain sebesar -60412,7 kW; pada torsi 6,7 Nm menghasilkan
kalor yang hilang akibat faktor lain sebesar -59654,8 kW; pada torsi 8,4
Nm menghasilkan kalor yang hilang akibat faktor lain sebesar -58318,4,
kW; pada torsi 10,9 Nm menghasilkan kalor yang hilang akibat faktor
lain sebesar -55508,9 kW; dan pada torsi 12 Nm menghasilkan kalor
yang hilang akibat faktor lain sebesar -56864,1 kW. Hal ini disebabkan

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine


LABORATORIUM MOTOR BAKAR

karena nilai kalor yang hilang akibat faktor lain dipengaruhi oleh nilai
torsi dimana semakin besar nilai torsi maka semakin kecil nilai kalor
yang hilang akibat faktor lain yang diperoleh.

Gabriel Yuranta/D021181514 Internal Combustion Engine

Anda mungkin juga menyukai