Makalah SDM Dalam Era Reformasi
Makalah SDM Dalam Era Reformasi
Makalah SDM Dalam Era Reformasi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi.
Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk
kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh
manusia.
Jadi manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan
institusi/organisasi. Era Global saat ini sungguh syarat dengan berbagai persaingan
yang begitu ketat dari berbagai bidang didalamnya. Persaingan itu tidak lepas dari
semua unsur kebutuhan ummat manusia yang selalu berkembang setiap detiknya.
Disini sangatlah jelas harus adanya upaya reformasi untuk sebuah perubahan yang
dapat menjawab semua tantangan perkembangan era global, terlebih bagi Indonesia
wajib untuk melakukannya.
Era Glogal abad 21 ini sungguh memiliki banyak tantangan yang harus siap
dan sigap dilakukan oleh segenap umat manusia untuk bisa berbenah diri dalam
peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) didalamnya, termasuk pula ada upaya
meningkatan kualitas dan kuantitas ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud SDM ?
2. Bagaimana Sumber Daya Manusia (SDM) Dan Ekonominya Rakyat
Indonesia ?
3. Apa Dampak IPTEK Terhadap SDM Indonesia ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui dan memahami Pengertian SDM
2. Mengetahui dan memahami Sumber Daya Manusia (SDM) Dan Ekonominya
Rakyat Indonesia
3. Dampak IPTEK Terhadap SDM Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian SDM
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi.
Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk
kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh
manusia.
Jadi manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan
institusi/organisasi. Selanjutnya, MSDM berarti mengatur, mengurus SDM
berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum.
Karenanya, MSDM juga menjadi bagian dari Ilmu Manajemen (Management
Science) yang mengacu kepada fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses-proses
perencanaan, pengorganisasian, staffing, memimpin dan mengendalikan.
2
Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)
Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
Fenomena meningkatnya angka pengangguran sarjana seyogyanya perguruan
tinggi ikut bertanggungjawab. Fenomena penganguran sarjana merupakan kritik bagi
perguruan tinggi, karena ketidakmampuannya dalam menciptakan iklim pendidikan
yang mendukung kemampuan wirausaha mahasiswa.
Kenyataan ini belum menjadi kesadaran bagi bangsa Indonesia untuk kembali
memperbaiki kesalahan pada masa lalu. Rendahnya alokasi APBN untuk sektor
pendidikan — tidak lebih dari 12% — pada peme-rintahan di era reformasi. Ini
menunjukkan bahwa belum ada perhatian serius dari pemerintah pusat terhadap
perbaikan kualitas SDM. Padahal sudah saatnya pemerintah baik tingkat pusat
maupun daerah secara serius membangun SDM yang berkualitas.
Orang tidak bekerja alias pengangguran merupakan masalah bangsa yang
tidak pernah selesai. Ada tiga hambatan yang menjadi alasan kenapa orang tidak
bekerja, yaitu hambatan kultural, kurikulum sekolah, dan pasar kerja. Hambatan
kultural yang dimaksud adalah menyangkut budaya dan etos kerja.
Sementara yang menjadi masalah dari kurikulum sekolah adalah belum
adanya standar baku kurikulum pengajaran di sekolah yang mampu menciptakan dan
mengembangkan kemandirian SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Sedangkan hambatan pasar kerja lebih disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM
yang ada untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja.
Ekonomi abad ke-21, yang ditandai dengan globalisasi ekonomi, merupakan
suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh
dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan
batas teritorial negara. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia
menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha.
Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional
akan terjadi persaingan antarnegara. Indonesia dalam kancah persaingan global
menurut World Competitiveness Report menempati urutan ke-45 atau terendah dari
seluruh negara yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35),
Filipina (38), dan Thailand (40).
3
Masalah daya saing dalam pasar dunia yang semakin terbuka merupakan isu
kunci dan tantangan yang tidak ringan. Tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan
saing yang tinggi niscaya produk suatu negara, termasuk produk Indonesia, tidak
akan mampu menembus pasar internasional.Dengan demikian, pada era reformasi
dewasa ini, alokasi SDM masih belum mampu mengoreksi kecenderungan
terciptanya konsentrasi ekonomi yang memang telah tercipta sejak pemerintahan
masa lalu. Sementara di sisi lain Indonesia kekurangan berbagai keahlian untuk
mengisi berbagai tuntutan globalisasi.
Dengan begitu, seandainya bangsa Indonesia tidak bisa menyesuaikan
terhadap pelbagai kondisionalitas yang tercipta akibat globalisasi, maka yang akan
terjadi adalah adanya gejala menjual diri bangsa dengan hanya mengandalkan
sumberdaya alam yang tak terolah dan buruh yang murah. Sehingga yang terjadi
bukannya terselesaikannya masalah-masalah sosial ekonomi seperti kemiskinan,
pengangguran dan kesenjangan ekonomi, tetapi akan semakin menciptakan
ketergantungan kepada negara maju karena utang luar negeri yang semakin berlipat.
4
lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan
tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di
Indonesia.
Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)
Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan
selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu
sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan
tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam
intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi
langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan
produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang
berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari
rendahnya kualitas SDM.
Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan kurangnya penguasaan IPTEK,
karena sikap mental dan penguasaan IPTEK yang dapat menjadi subyek atau pelaku
pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu
juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena itu dimensi daya saing
dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM
melalui pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan.
Salah satu problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah
bahwa pendidikan merupakan subordinasi dari pembangunan ekonomi. Pada era
sebelum reformasi pembangunan dengan pendekatan fisik begitu dominan. Hal ini
sejalan dengan kuatnya orientasi pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu pengaruh IPTEK terhadap peningkatan SDM Indonesia
khususnya dalam persaingan global dewasa ini meliputi berbagai aspek dan merubah
segenap tatanan masyarakat. Aspek-aspek yang dipengaruhi, adalah sebagai berikut :
1. Dampak yang ditimbulkan oleh teknologi dalam era globalisasi. Khususnya
teknologi informasi dan komunikasi, sangat luas. Teknologi ini dapat
menghilangkan batas geografis pada tingkat negara maupun dunia.
5
2. Aspek Ekonomi. Dengan adanya IPTEK, maka SDM Indonesia akan semakin
meningkat dengan pengetahuan-pengetahuan dari teknologi tersebut. Dengan
kemajuan SDM ini, tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi
peningkatan ekonomi di Indonesia. Berkaitan dengan pasar global dwasa ini,
tidaklah mungkin jika suatu negara dengan tingkat SDM rendah dapat
bersaing, untuk itulah penguasaan IPTEK sangat penting sekali untuk
dikuasai. Selain itu, tidak dipungkiri globalisasi telah menimbulkan
pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat di masa kini akibat pengaruh
negatif dari globalisasi.
3. Aspek Sosial Budaya. Globalisasi juga menyentuh pada hal-hal yang
mendasar pada kehidupan manusia, antara lain adalah masalah Hak Asasi
Manusia (HAM), melestarikan lingkungan hidup serta berbagai hal yang
menjanjikan kemudahan hidup yang lebih nyaman, efisien dan security
pribadi yang menjangkau masa depan, karena didukung oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dampak yang timbul diakibatkannya ikatan-
ikatan tradisional yang kaku, atau dianggap tidak atau kurang logis dan
membosankan. Akibat nyata yang timbul adalah timbulnya fenomena-
fenomena paradoksal yang muaranya cenderung dapat menggeser paham
kebangsaan/nasionalisme.
Dari uraian diatas mengenai IPTEK dalam upaya peningkatan SDM
Indonesia di era globalisasi ini, sudah jelas bahwa dengan adanya IPTEK sudah
barang tentu menunjang sekali dalam kaitannya meningkatkan kualitas SDM kita.
Dengan meningkatnya kualitas SDM, maka Indonesia akan lebih siap menghadapi
era globalisasi dewasa ini.
Perlu sekali diperhatikan, bahwasannya dengan adanya IPTEK dalam era
globalisasi ini, tidak dipungkiri juga akan menimbulkan dampak yang negatif dari
berbagai aspek, baik aspek ekonomi, budaya maupun imformasi dan komunikasi,
untuk itulah filtrasi sangat diperlukan sekali dalam penyerapan IPTEK, sehingga
dampak negatif IPTEK dalam upaya peningkatan SDM dapat ditekan seminimal
mungkin.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi.
Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk
kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh
manusia. Jadi manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan
institusi/organisasi.
B. Saran
Demikianlah isi pembahasan makalah ini, tentunya masih ada kesalahan atau
kesilapan baik dari penulisan maupun dalam penyampaian makalah ini. Oleh karena
itu kritikan dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya sebagai pemakalah sendiri.
7
DAFTAR PUSTAKA
Susilo Heru, 1995, Mencari Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam
Organisasi, Malang, Unibraw dan IKIP Malang.
Mondy, R.W dan Noe III RM, 1995, Human Resource Management, Massahusetts,
Allyn dan Baco006D
Rivai, Veithzal, 2004, management Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan : dari
Teori ke praktek, Jakarta, Radja Grapindo Persada.
Sarwono, Salito, 1993, Sumber Daya Manusia kunci Sukses Organisasi, Jakarta,
Lembaga Manajemen Universitas Indonesia.