Laporan Praktikum Tekben 1 Cik
Laporan Praktikum Tekben 1 Cik
Laporan Praktikum Tekben 1 Cik
“ PENGENALAN ANATOMI
DAN
MORGOLOGI TANAMAN “
DOSEN PENGAMPU:
DI SUSUN OLEH :
190301032
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk
menyelesaikan pembuatan laporan sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu Teknologi Benih
dengan judul “Pengenalan Anatomi dan Morfologi Biji Tanaman".
Penyusun tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini nantinya
dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan
pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biji adalah suatu organisme yang teratur, rapi dan mempunyai persediaan bahan
makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Biji
mengandung embrio atau lembaga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan bagi tumbuhan.
Walaupun terdapat banyak bagian pada biji, tetapi baik mengenai jumlah, bentuk maupun
strukturnya, mempunyai satu fungsi dan tujuan yang sama yaitu untuk menjamin
kelangsungan hidupnya. Setelah menjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan bakal
buah akan tumbuh menjdai buah dan bakal biji tumbuh menjadi buah, dan bakal biji akan
tumbuh menjadi biji (Spermatphyta), biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama
karena mengandung calon tumbuhan baru (Campbell,2008).
Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpanan
cadangan makanan, yaitu : 1.Kotiledon, misalnya pada kacang-kacangan, semangka,labu; 2.
Endosperma, misal pada jagung, gandum, dan golongan serelia lainnya. Padakelapa bagian
dalam nya yang berwarna putih dan dapat dimakan merupakanendospermnya; 3.Perisperma,
misal pada famili Chenopodiacea dan Caryophyllaceae; 4.Gametophytic, betina yang haploid
misal pada kelas Gymnospermae (Kusdianto,2013). Setiap biji matang (mature seed ) selalu
terdiri paling kurang 2 bagian yaitu, (1) embryodan (2) kulit biji (need coat atau testa ).
Embryo terbentuk atau berasal dari teluryang dibuahi (zygote) dengan mengalami pebelahan
sel di dalam embryosac. Kulit biji terbentuk atau berasal dari integument (satu atau lebih)
dari ovule (Kartasapoetra,Ance. 2003).
Jaringan penyimpan cadangan makanan Pada biji ada beberapa struktu ryang dapat
berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, yaitu : Kotoledon, misalnya pada
kacang-kacangan, semangka dan labu. Endosperm, misal pada jagung, gandum, dan golongan
serelia lainnya. Pada kelapa bagian dalamnya yang berwarna putih dan dapat dimakan
merupakan endospermnya. Perisperm, misal pada famili Chenopodiacea dan
Caryophyllaceae, Gametophytic betina yang haploid misal pada kelas Gymnospermae yaitu
pinus. Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari karbohidrat
,lemak, protein dan mineral. Komposisi dan presentasenya berbeda-beda tergantung pada
jenis biji, misal biji bunga mataharikaya akan lemak, biji kacang-kacangan kaya akan protein,
biji padi mengandung banyak karbohidrat. Pelindung biji dapat terdiri darikulit biji, sisa-sisa
nucleus dan endosperm dan kadang-kadang bagian buah.
Tetapi umumnya kulit biji (testa) berasal dari integument ovule yang mengalami
modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung. Biasanya kulit luar biji keras dan
kuat berwarna kecokelatan sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji
berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan,
bakteri dan insekta. Dalam hal penggunaan cadangan makanan terdapat beberapa perbedaan
diantara sub kelas monokotiledon dan dikotiledon dimana pada : Sub kelas monokotiledon :
cadangan makanan dalam endosperm baru akan dicerna setelah biji masak dan
dikecambahkan serta telah menyerap air. Contoh jagung, padi, gandum. Sub kelas
dikotiledon : cadangan makanan yang terdapat dalam kotileodon atau perisperm sudah mulai
dicerna dan diserap oleh embrio sebelum biji masak. Contoh kacang-kacangan, bunga
matahari dan labu (Sutopo, 2002).
Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau
serangan cendawan, bakteri dan insekta. Dalam hal penggunaan cadangan makanan terdapat
beberapa perbedaan diantara sub kelas monokotiledon dan dikotiledon dimana pada : Sub
kelas monokotiledon : cadangan makanan dalam endosperm baru akan dicerna setelah biji
masak dan dikecambahkan serta telah menyerap air. Contoh jagung, padi, gandum. Sub kelas
dikotiledon : cadangan makanan yang terdapat dalam kotileodon atau perisperm sudah mulai
dicerna dan diserap oleh embrio sebelum biji masak. Contoh kacang-kacangan, bunga
matahari dan labu (Sutopo, L. 2002).
2. Padi (Oryza
sativa)
3. Kacang hijau
(Vigna
Radiata)
4. Kedelai
(Glycine max
L.)
5. Kacang tanah
(Arachis
hypogea L.)
4.2 Pembahasan
a) Jagung (Zea mays L.)
Jagung (Zea mays L.) yang khususnya pada Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) yaitu
salah satu tanaman sayur yang mempunyai prospek penting di Indonesia. Jagung manis
merupakan komoditas pertanian yang digemari terutama oleh penduduk perkotaan karena
rasanya yang enak dan manis banyak mengandung karbohidrat, sedikit protein dan lemak.
Upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dengan penanaman benih unggul, namun
penentuan benih unggul dapat dilakukan dengan penentuan mutu benih. Patokan mutu benih
yaitu bentuk dan ukuran benih, daya tumbuh, vigor serta kemurnian benih. Ukuran benih
berpengaruh terhadap daya simpan benih karena ukuran biji biasa dikaitkan dengan
kandungan cadangan makanan dan ukuran embrio ( Arief, Syams’un, dan Saenong 2004).
Benih jagung memiliki warna kuning di bagian atas permukaan benih dan warna putih pada
ujung bawah benih. Setelah benih dilembabkan selama 24 jam, tekstur benih menjadi sedikit
lembut. Benih jagung setelah dilakukan pembelahan terlihat struktur eksternal benih yaitu,
endosperma, kotiledon, koleoptil ( selubung yang melindungi batang atau ujung batang ),
koleoriza ( selubung yang melindungi akar atau ujung akar ), epikoti, hipokotil, serta
radikula.
b) Padi (Oryza sativa)
Padi tergolong tanaman Gramineae yang memiliki sistem perakaraan serabut. Sewaktu
berkecambah, akar primer muncul bersamaan dengan akar lainnya yang disebut akar seminal.
Selanjutnya, akar seminal akan digantikan dengan akaradventif yang tumbuh dari buku
terbawah batang. Batang tanaman padi tersusun atas beberapa ruas. Pemanjangan beberapa
ruas batang terjadi ketika tanaman padi memasuki fase reproduktif. Padi memiliki daun
berbentuk lanset dengan urat tulang daun sejajar tertutupi oleh rambut yang halus dan
pendek. Pada bagian teratas dari batang, terdapat daun bendera yang ukurannya lebih lebar
dibandingkan dengan daun bagian bawah (Makarim dan Suhartatik, 2007). Bunga tanaman
padi secara keseluruhan disebut malai. Setiap unit bunga pada malai dinamakan spikelet.
Bunga tanaman padi terdiri atas tangkai, bakal buah, lemma, palea, putik, dan benang sari
serta beberapa organ lainnya yang bersifat inferior. Tiap unit bunga pada malai terletak pada
cabang-cabang bulir yang terdiri atas cabang primer dan cabang sekunder. Tiap unit bunga
padi adalah floret yang terdiri atas satu bunga. Satu bunga terdiri atas satu organ betina dan 6
organ jantan (Makarim. dkk, 2007). Pertumbuhan tanaman padi terdiri atas tiga fase penting,
yaitu fase vegetatif, reproduktif, dan pemasakan. Fase vegetatif dimulai sejak awal
pertumbuhan hingga memasuki fase primordia. Pada saat memasuki fase reproduktif, terjadi
inisiasi primordia yang diikuti oleh pemanjangan ruas batang padi. Fase terakhir adalah fase
pemasakan yang dimulai dari pengisian gabah hingga pemasakan gabah (Makarim dan
Suhartatik, 2007).
c) Kacang hijau (Vigna Radiata L.)
Secara morfologi tanaman kacang hijau merupakan tanaman yang memiliki pertumbuhan
determinate dan semi determinate (indeterminate). Tipe determinate adalah tipe tanaman
yang pada ujung batangnya tidak melilit, pembungaannya singkat, serempak dan
pertumbuhan vegetatifnya berhenti setelah tanaman berbunga. Sedangkan tipe indeterminate
adalah tipe tanaman yang ujung batangnya melilit, pembungannya berangsur-angsur dari
pangkal ke bagian pucuk dan pertumbuhan vegetatif terus berlanjut setelah berbunga
(Mustakim, 2012). Tanaman kacang hijau memiliki batang yang berbentuk bulat dan
berbukubuku. Batang tanaman kacang hijau berukuran kecil, berbulu, berwarna hijau
kecokelat-cokelatan, atau kemerah-merahan; tumbuh tegak mencapai ketinggian 30-110 cm
dan bercabang menyebar ke semua arah, tiap buku menghasilkan satu tangkai daun. Menurut
Fachruddin (2000) bahwa daun tanaman kacang hijau berbentuk trifoliat (dalam satu tangkai
terdiri 3 helai daun), letaknya berselingan dan berbentuk oval berwarna hijau muda sampai
hijau tua.
Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot (berat) tiap butir 0,5- 0,8 mg atau per
1000 butir antara 36 -78 g, berwarna hijau sampai hijau mengilap. Biji kacang hijau tersusun
atas tiga bagian, yaitu kulit biji, kotiledon, dan embrio (Rukmana, 1997). Biji kacang hijau
lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau
hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat, dan hitam. Biji kacang hijau
berbentuk bulat. Bijinya sering dibuat kecambah atau taoge (Mustakim, 2012).
d) Kedelai (Glycine max L.)
Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman semusim berupa semak rendah, tumbuhan
tegak, berdaun lebat, dan beragam morfologi. Tinggi tanamna kedelai ini berkisar antara 10-
200 cm dapat bercabang sedikit atau banyak. Kultivar yang berdaun lebar dapat memberikan
hasil yang lebih tinggi karena mampu menyerap sinar matahari lebih banyak bila
dibandingkan dengan yang berdaun sempit (Lamina,2003). Susunan tubuh tanaman kedelai
terdiri atas 2 macam alat (organ) utama yaitu organ vegetatif dan organ generatif. Organ
vegetatif meliputi akar, batang dan daun yang berfungsi sebagai alat pengambil, pengolah,
pengangkut, pengedar, dan penyimpan makanan sehingga disebut alat hara (organum
nutritivum). Sedangkan organ generatif meliputi bunga, buah, dan biji yang berfungsi sebagai
alat perkembangbiakan (organum reproductivum). Berdasarkan warna bijinya, kedelai dapat
digolongkan menjadi kedelai putih/kuning, hijau, dan hitam. Warna biji ini sangat
mempengaruhi penggunaan kedelai sebagai bahan makanan, misalnya untuk produk kecap
lebih disukai kedelai hitam, biji kuning sampai hijau untuk tahu, dan biji kuning untuk tempe.
Menurut Krisdiana (2004), sekitar 93% pengrajin tempe menyukai biji kedelai yang warna
kulitnya kuning dan ukurannya besar, karena menghasilkan tempe yang warnanya cerah dan
volumenya besar (Antarlina et al. 2000).
e) Kacang tanah (Arachis hypogea L.)
Kacang tanah (Arachis hypogaea (L.) Merr.) merupakan anggota famili Papilionidae,
subfamili Leguminosae, genus Arachis. Genus Arachis merupakan tanaman herba, daunnya
terdiri dari 3–4 helai, memiliki daun penumpu, bunga berbentuk kupu-kupu dengan tabung
hipantium, dan buah atau polongnya tumbuh di dalam tanah. Sebelum tahun 1839, genus
Arachis hanya dikelompokkan menjadi 1 spesies, kemudian pada tahun 1841 berkembang
menjadi 5 spesies, 6 spesies, 9 spesies, dan terakhir dikelompokkan menjadi 22 spesies yang
didasarkan pada struktur morfologi, kesesuaian silang, dan fertilitas dari turunannya, salah
satunya adalah Arachis hypogaea Linn (Rao 1985). Spesies ini dibagi menjadi 2 subspesies,
yaitu subspesies hypogaea yang terdiri dari varietas hypogaea dan varietas hirsuta dan
subspesies fastigiata yang terdiri dari varietas fastigiata (tipe Valencia) dan varietas vulgaris
(tipe Spanish) (Gibbons et al. 1972 dalam Rao 1988). Subspesies hypogaea memiliki
percabangan menjalar (procumbent), menjalar dengan ujung mengarah ke atas (decumbent),
atau tegak (erect). Cabang dan bunganya terbentuk secara berselang-seling pada cabang
primer atau sekunder, pembungaannya sederhana dan biasanya bunga tidak muncul pada
batang utama, 2 sampai 4 biji per polong dengan polong berparuh, biasanya biji memiliki
masa dorman, dan daun berwarna hijau gelap. Pada subspesies fastigiata pertumbuhannya
tegak sampai menjalar agak tegak, bunganya sederhana atau majemuk, dan muncul tidak
hanya pada cabang tetapi juga pada batang utama. Umumnya biji tidak mengalami dormansi,
dan warna daun lebih terang dibanding subspesies hypogaea.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Biji adalah organisme yang teratur, rapi dan mempunyai persediaan bahan makanan yang
cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Beberapa struktur pada biji
yaitu kotiledon, endosperma, perisperma, gamethophytic. Struktur luar biji yaitu ada embrio
dan testa.
5.2 Saran
Dari hasil dan pembahasan praktikum yang ada di atas, semoga para pembaca dapat mengerti
apa yang sudah penulis jelaskan atau paparkan pada praktikum Ilmu Teknologi Benih ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://pertanian-mesuji.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-padi-oryza-sativa
https://sustainablemovement.anatomi-dan-morfologi-tanaman-jagung
https://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kacang-hijau
https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kedelai
http://repository.uin-suska.ac.id
http://etheses.uin-malang.ac.id
LAMPIRAN
Foto dengan bibit/benih padi (Oryza sativa)