Makalah Kelompok 4 Laserasi Portio Dan Vagina

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL

“LASERASI JALAN LAHIR PORTIO/VAGINA”

Disusun Oleh

Kelompok 4

1. ADINDA AULIA SALSA BHILA (PO7124321006)


2. AINUN MUTMAINNAH (PO7124321053)
3. ARDINOFA (PO7124321056)
4. AYU LESTARI (PO7124321005)
5. NI KOMANG INDRAYANI (PO7124321048)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
ALIH JENJANG DIV KEBIDANAN PALU
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan sering mengakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka-luka
biasanya ringan, tetapi kadang-kadang terjadi juga luka luas dan berbahaya.
Setelah persalinan harus dilakukan pemeriksaan vulva dan perenium. Luka
yang luas bisa menyebabkan perdarahan pasca persalinan yaitu perdarahan
lebih dari 500-600 ml dalan 24 jam setelah anak lahir. Perdarahan yang
berasal dari jalan lahir selalu harus di evaluasi, yaitu sumber dan jumlah
perdarahan sehingga dapat diatasi sumber perdarahan yang berasal dari
perineum, vagina dan robekan uterus (ruptur uteri). Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya robekan jalan lahir, diantarnya adalah persalinan
dengan distosia bahu, partus presipitatus, perluasan episiotomi, multiparitas,
dan lain-lain. Perdarahan karena robekan jalan lahir banyak di jumpai pada
pertolongan persalinan oleh dukun karena tanpa di jahit. Bidan di harapkan
melaksanakan pertolongan persalinan secara legalitas di tengah masyarakat
melalui polindes. Bidan dengan pengetahuan medisnya diharapkan bisa
mengarahkan pertolongan persalinan dengan resiko rendah. Pertolongan
persalinan resiko rendah mempunyai komplikasi ringan sehingga dapat
menimbulkan perdarahan pun akan semakin berkurang.

B. Rumusan Masalah
“Bagaimana penatalaksanaan dalam menangani laserasi jalan lahir pada
portio/vagina”
C. Tujuan
1) Tujuan umum
Tujuan umum dari kami mempelajari makalah ini adalah untuk
mengetahui lebih mendalam tentang laserasi jalan lahir pada
portio/vagina.
2) Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian dari laserasi jalan lahir pada portio/vagina
b. Mengetahui etiologi laserasi jalan lahir pada portio/vagina
c. Mengetahui patofisiologi laserasi jalan lahir pada portio/vagina
d. Mengetahui tanda dan gejala laserasi jalan lahir pada portio/vagina
e. Mengetahui penatalaksanaan medis pada laserasi jalan lahir pada
portio/vagina

D. MANFAAT
Manfaat dari mempelajari kasus ini adalah :
1) Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat memperluas ilmu dan wawasan serta pengalaman
terutama dalam menangani pasien dengan kasus laserasi jalan lahir pada
portio/vagina.
2) Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan agar dapat mengerti tentang perlukaan jalan lahir.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Robekan Jalan Lahir


Pengertian robekan  adalah terputusnya kontinyuitas  jaringan. Jalan
lahir terdiri atas jalan lahir bagian keras dan jalan lahir bagian lunak yang
harus di lewati oleh janin dalam proses persalinan pervaginam. Jadi
pengertian dari Robekan Jalan Lahir adalah robekan yang selalu memberikan
perdarahan dalam jumlah yang bervariasi banyaknya yang berasal dari
perenium, vagina serviks, dan uterus (Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, &
KB untuk pendidikan bidan : 308).

B. Laserasi Jalan Lahir pada Portio/Vagina


1) Vagina
Vagina adalah saluran potensial yang terbentang dari vulva ke uterus yang
berjalan ke atas dan ke belakang sejajar dengan pintu masuk  pelvis dan
dikelilingi serta di topang oleh otot-otot dasar pelvis.
Vagina adalah tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium
bergaris yang khusus, di aliri pembuluh darah dan serabutsaraf secara
berlimpah.
2) Klasifikasi robekan jalan lahir pada vagina
a. Kolporeksia
1. Pengertian
Kolporeksi adalah suatu keadaan di mana terjadi robekan di mana
terjadi robekan pada vagina bagian atas sehingga sebagian serviks
uteri dan vagina terlepas yang dapat memanjang atau melintang.
2. Etiologi
a) Pada persalinan dengan EPD sehingga terjadi regangan segmen
bawah uterus dengan servix uteri tidak terjepit antara kepala
janin dan tulang panggul.
b) Trauma sewaktu mengeluarkan placenta manual.
c) Pada saat coitus yang kasar di sertai kekerasan.
d) Kesalahan dalam memasukkan tangan oleh penolong ke dalam
uterus.
3. Komplikasi
a) Perdarahan terjadi jika robekan lebar, dalam, dan lebih
mengenai pembuluh darah
b) Infeksi, jika robekan tidak ditangani dengan semestinya bahkan
dapat timbul septikemi.
b. Robekan dinding vagina
1. Pengertian
Robekan dinding vagina adalah robekan pada dinding vagina yang
mengenai pembuluh darah
2. Etiologi
a) Melahirkan janin dengan cunam
b) Ekstraksi bokong
c) Ekstraksi vakum
d) Reposisi presentasi kepala janin misal letak oksipito posterior 
e) Akibat lepasnya tulang simfisis pubis (Simfisiolisis)
3. Komplikasi
Sama dengan kolporeksid.
4. Penanganan
a) robekan kecil →superfisial tidak perlu penanganan khusus
b) robekan lebar dan dalam, lakukan penjahitan secara teratur
putus-putus atau jelujur
c) pada puncak vagina sesuai dengan kolporeksi yang penanganan
sesuai dengan ruptur uteri.
c. Perlukaan vagina
1. Etiologi
a) akibat persalinan karena luka pada vulva
b) robekan pembuluh darah vena di bawah kulit alat kelamin luar
dan selaput lendir vagina 
2. Jenis perlukaaan vagina
a) Robekan vulva
Sering dijumpai pada waktu persalinan yang terlihat
padarobekan kecil pada labium minus, vestibulum atau
bagian belakang vulva, luka robekan dijahit dengan cara cutgut
secara terputus adalah jelujur.
b) Hematoma vulva
Karena robeknya pembuluh vena yang ada dibawah pembuluh 
kulit alat kelamin luar dan selaput lendir vagina, terjadi pada
kala pengeluaran. Diagnosa tidak terlalu sulit karena hematoma
, terlibat dibagian yang lembek, membengkok dan disertai
nyeri tekan.(Ilmu Bedah Kebidanan : 177-178)
3. Komplikasi
Sesuai pembahasan di atas.
4. Penanganan
a) hematoma kecil tidak perlu tindakan operatif cukup dilakukan
pengompresan daerah tersebut
b) jika ada tanda-tanda anemia, syok lakukan pengosongan
c) jahitan di buka kembali atau lakukan sayatan sepanjang bagian
hematoma dan keluarkan jika ada bekuan
d) jika ada sumber perdarahan, ikat pembuluh darah venaatau
arteri yang terputus
e) rongga diisi dengan kasa steril sampai padat
f) luka sayatan dijahit secara terputus-putus atau jelujur
g) pakailah drain
h) tampon dapat dibiarkan selama 24 jam
i) pasien diberi koagulasi + antibiotik sebagai profilaksis dan
berikan ruborasia
d. Fistula Vesikovaginala
1. Pengertian
Fistula adalah hubungan abnormal antara dua organ atau lebih
(bagian depan) 
2. Etiologi
a) Trauma, menggunakan alat-alat (perforator, kaitdekapitasi,
cunam)
b) Persalinan lama
c) Robekan cervix yang menjalar ke vagina bagian atas
d) Pada SC (vesika urinaria dan ureter dapat terpotong atau
robek)
3. Penanganan
a) Yang disebabkan oleh trauma
(1) Pasang kateter tetap dalam vesika urinaria
(2) Jika ditemukan air kencing menetes kedalam vagina
segera lakukan penjahitan luka yang terjadi lapis demi lapis
(selaput lendir→ otot-otot dinding vesikaurinaria →
dinding depan vagina)
(3) Kateter dapat dibiarkan selama beberapa waktu
b) Yang disebabkan oleh lepasnya jaringan nekrosis
(1) Gejala kelihatan setelah 3-10 hari post partum dansering
pada fistula yang kecil
(2) Pasang kateter tetap (untuk drainase vesika urinaria)
selama beberapa minggu sehingga dapat menutup sendiri
(3) Jika pada fistula yan besar dapt dilukukan setelah 3-6 bulan
PP
e. Fistula Rectovaginal
1. Pengertian
Fistula recovaginal adalah lubang antara rectum dan vagina 
2. Etiologi
a) ketidakberhasilan perbaikan pada laserasi laserasi derajat
ketiga
b) ketidaksembuhan dari penjahitan (Ilmu bedah kebidanan : 175-
182)
3. Penanganan
Perbaikan operatif (Ilmu Bedah Kebidanan : 177-182)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kami dapat menyimpulkan bahwa perlukaan pada jalan lahir, sebagai akibat
persalinan, terutama pada seorang primipara. Baik itu berupa robekan
perinium, robekan serviks atau rupture uteri. Hal ini dapat dilatasi apabila
seorang tenaga kesehatan dapat mengelolanya dengan baik.

B. SARAN
1) Sebaiknya bidan selalu memperhatikan kebersihan diri dan alat-alat yang
digunakan dalam menolong persalinan untuk mencegah infeksi.
2) Bidan sebaiknya selalu memantau kontraksi ibu.
3) Sebaiknya bidan selalu memperhatikan kebersihan diri dan alat-alat yang
digunakan.
4) Sebaiknya bidan selalu waspada jika terjadi perdarahan abnormal yang
berlebihan setelah bayi lahir, dan segera lakukan rujukan ketempat
pelayanan kesehatan terdekat jika terjadi perdarahan abnormal.

  
DAFTAR PUSTAKA

FK UNPAD, 1981,Obstetri Patologi,Bandung.

Mochtar, rustam, 1998, Patologi dan Fisiologi Persalinan, Yayasan Essensia


Medica,Yogyakarta.

Pearce, Evelyn, 2002, Anatomi Fisiologi untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono, 2002,Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka,Jakart
a

Syaifuddin, 1997,Kedaruratan Obsetri dan Ginekologi, ECG, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai