RMK Audit Siklus Pendapatan Pengujian Pengendalian

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ASMAH.

G
NIM : A031191099
Pengauditan II

AUDIT SIKLUS PENDAPATAN


PENGUJIAN PENGENDALIAN

A. Sifat Siklus Pendapatan


Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan
dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk
kas. Kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan yakni transaksi penjulan
kredit, transaksi penerimaan kas dan transaksi penyesuaian penjualan. Pembahasan dalam bab
ini akan lebih berfokus pada perusahaan dagang. Dalam usaha perusahaan barang dagang,
kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan adalah :
1) Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang)
2) Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)
3) Penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan pengurangan harga serta piutang tak
tertagih (penyisipan dan pengapusan).
Transaksi-ransaksi ini mempengaruhi akun-akun yaitu harga pokok penjualan, persediaan,
dan kas, juga dipengaruhi oleh kelompok transaksi dalam siklus lainya.
B. Tujuan Audit
Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang
memcukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo dan
transaksi siklus pendapatan.
C. Prosedur Penilaian Risiko dalam Siklus Pendapatan
Risiko bawaan, termasuk risiko penipuan
Dalam menilai risiko bawaan untuk asersi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan faktor pervasif yang dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus,
termasuk siklus pendapatan, serta sebagai faktor yang mungkin hanya berkaitan dengan asersi
tertentu dalam siklus pendapatan. Ini termasuk faktor-faktor yang memberikan insentif bagi
manajemen untuk salah menyatakan pernyataan siklus pendapatan dan pelaporan keuangan
yang curang, seperti:
1. Tekanan untuk melebih-lebihkan pendapatan untuk melaporkan pencapaian pendapatan
yang diumumkan atau target profitabilitas yang tidak tercapai dalam kenyataan karena
faktor-faktor seperti global, kondisi ekonomi nasional, atau regional; dampak
perkembangan teknologi terhadap daya saing entitas; atau manajemen yang buruk.
2. Tekanan untuk melebih-lebihkan kas dan piutang bruto atau mengecilkan penyisihan
piutang ragu-ragu untuk melaporkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi dalam
menghadapi kebutuhan untuk memenuhi persyaratan utang.
Faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap salah saji dalam siklus pendapatan adalah
sebagai berikut:

a. Volume penjualan, penerimaan kas, dan transaksi penyesuaian penjualan seringkali tinggi,
yang mengakibatkan banyak peluang terjadinya kesalahan.
b. Waktu dan jumlah pendapatan yang akan diakui mungkin kontroversial karena faktor-
faktor seperti standar akuntansi yang ambigu, kebutuhan untuk membuat perkiraan,
kompleksitas perhitungan yang terlibat, dan hak pembeli untuk kembali.
c. Ketika piutang diperhitungkan dengan recourse, klasifikasi transaksi yang benar, sebagai
penjualan atau pinjaman, mungkin diperdebatkan.
d. Piutang mungkin salah diklasifikasikan sebagai lancar atau tidak lancar karena kesulitan
dalam memperkirakan kemungkinan penagihan dalam tahun depan atau sumber peristiwa
yang menjadi tanggung jawab penagihan.
e. Transaksi penerimaan kas menghasilkan aset likuid yang sangat rentan terhadap
penyelewengan.
f. Transaksi penyesuaian penjualan dapat digunakan untuk menyembunyikan pencurian uang
tunai yang diterima dari pelanggan dengan melebih-lebihkan diskon, mencatat retur
penjualan fiktif, atau menghapus saldo pelanggan sebagai tidak tertagih.
Karena keragaman dan potensi besaran salah saji yang disebutkan di atas yang dapat terjadi
tanpa adanya pengendalian yang efektif, auditor harus selalu memberikan pertimbangan yang
cermat terhadap risiko bawaan dalam siklus pendapatan. Risiko yang terkait dengan
pengakuan pendapatan sedemikian rupa sehingga auditor harus mempertimbangkan asersi
keberadaan dan keterjadian sebagai risiko inheren yang signifikan. Dalam banyak kasus,
manajemen mengadopsi kontrol internal yang ekstensif untuk mengatasi banyak masalah ini
yang disebabkan oleh prosedur penilaian risiko mereka sendiri.

D. Prosedur analitis
Langkah pertama dalam melakukan prosedur analitis adalah memperoleh pemahaman tentang
total pendapatan yang diberikan kapasitas klien dan pasar klien untuk produk tersebut. Auditor
harus memahami kapasitas entitas – volume penjualan maksimum yang dapat dihasilkan jika
entitas tersebut sepenuhnya menggunakan fasilitas dan karyawannya untuk memproduksi dan
memberikan produk dan layanan. Auditor harus peka terhadap volume penjualan yang dicatat
entitas dengan kapasitas maksimumnya, jumlah shift yang dioperasikan entitas, dan variasi
musiman dalam industri. Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah
mengembangkan ekspektasi atas saldo piutang usaha, hubungna piutang usaha dengan
penjualan, margin kotor perusahaan.
E. Pertimbangan komponen pengendalian internal
a. Lingkungan Pengendalian
Faktor lingkungan pengendalian utama dalam mengurangi risiko kecurangan pelaporan
keuangan melalui pernyataan pendapatan dan piutang yang berlebihan adalah penerapan
dan kepatuhan manajemen terhadap standar integritas dan nilai etika yang tinggi. Aspek
terkait termasuk menghilangkan insentif untuk pelaporan yang tidak jujur (misalnya,
penekanan yang tidak semestinya pada pencapaian target penjualan atau laba yang tidak
realistis) dan aktivitas pendukung dewan direksi dan komite audit yang efektif.
b. Penilaian Risiko
Manajemen harus menilai risiko bisnis, risiko yang melekat, dan risiko penipuan dan
menempatkan kontrol untuk mengurangi implikasi dari risiko ini. Aspek penting dari
perencanaan audit melibatkan memperoleh tanggapan pemahaman dalam menempatkan
kontrol dalam operasi. Secara khusus, auditor harus mengevaluasi prosedur penilaian
risiko manajemen, risiko yang diidentifikasi, dan kontrol baru manajemen yang terkait
dengan lini produk baru dan sumber pendapatan baru, respons manajemen terhadap standar
akuntansi baru untuk transaksi pendapatan, dan dampaknya terhadap akuntansi dan
pelaporan pertumbuhan yang cepat. dalam siklus pendapatan dan perubahan terkait
personel.
c. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Perhatian utama dengan komponen ini berkaitan dengan bagian dari sistem akuntansi yang
digunakan dalam memproses transaksi siklus pendapatan dan saldo. Pemahaman tentang
sistem akuntansi pendapatan membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana:
1) penjualan dimulai,
2) barang dan jasa dikirimkan,
3) piutang dicatat,
4) kas diterima, dan
5) penyesuaian penjualan dibuat, termasuk metode pemrosesan data dan dokumen serta
catatan utama yang digunakan.
Manajemen harus membuat ketentuan yang sesuai untuk mendokumentasikan pemrosesan
dan pelaporan transaksi dan saldo siklus pendapatan. Ini mungkin termasuk bagan akun,
manual kebijakan, manual akuntansi dan pelaporan keuangan, dan diagram alur sistem.
Bagian selanjutnya mengidentifikasi dokumen dan catatan kunci dalam sistem akuntansi
dan memberikan contoh ilustratif dari sistem dan kontrol terkait

d. Pemantauan
Komponen ini harus memberikan umpan balik kepada manajemen mengenai apakah
pengendalian internal yang berkaitan dengan transaksi siklus pendapatan dan saldo
beroperasi sebagaimana dimaksud. Auditor harus memperoleh pemahaman tentang umpan
balik ini dan apakah manajemen telah memulai tindakan korektif berdasarkan informasi
yang diterima dari aktivitas pemantauan. Kemungkinan termasuk informasi mengenai
ketidaksepakatan tentang kebijakan pengakuan pendapatan atau pengendalian internal
terkait yang diterima dari pelanggan mengenai kesalahan penagihan, masalah badan
pengatur, dan auditor eksternal mengenai kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan
material dalam pengendalian internal yang relevan yang ditemukan di audit sebelumnya.
F. Aktivitas Pengendalian untuk Transaksi Penjualan Kredit
Dokumen Dan Catatan Umum
Banyaknya dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar dalam memproses
transaksi penjualan kredit sering kali mencakup hal-hal berikut:
1) Pesanan pelanggan. Permintaan barang dagangan oleh pelanggan yang diterima langsung
dari pelanggan atau melalui tenaga penjual. Dapat berupa formulir yang diisi oleh penjual
atau formulir pesanan pembelian pembeli.
2) Order penjualan. Formulir yang menunjukkan deskripsi, jumlah, dan data lain yang
berkaitan dengan pesanan pelanggan. Ini berfungsi sebagai dasar untuk memulai transaksi
dan pemrosesan internal pesanan pelanggan oleh penjual.
3) Dokumen pengiriman. Formulir yang digunakan untuk menunjukkan rincian dan tanggal
setiap pengiriman. Ini mungkin dalam bentuk bill of lading, yang berfungsi sebagai
pengakuan resmi dari penerimaan barang untuk pengiriman oleh pengangkut barang.
Dokumen pengiriman lainnya mungkin termasuk slip pengepakan dengan rincian item
yang disertakan dalam pengiriman.
4) Faktur penjualan. Formulir yang menyatakan rincian penjualan, termasuk jumlah terutang,
persyaratan, dan tanggal penjualan. Ini digunakan untuk menagih pelanggan, dan
memberikan dasar untuk mencatat penjualan.
5) Daftar harga resmi. Daftar atau file induk komputer yang berisi harga resmi untuk barang
yang ditawarkan untuk dijual.
6) File transaksi penjualan. File komputer dari transaksi penjualan yang telah selesai.
Digunakan untuk mencetak faktur penjualan dan jurnal penjualan, dan untuk memperbarui
file induk piutang, persediaan, dan buku besar. Jurnal penjualan. Daftar jurnal transaksi
penjualan selesai. File induk pelanggan. Berisi informasi pengiriman dan penagihan
pelanggan, serta batas kredit culabmer. file induk piutang. Berisi informasi tentang
transaksi dengan, dan saldo terutang dari, setiap pelanggan. Berfungsi sebagai dasar untuk
buku besar pembantu piutang.
7) Laporan bulanan pelanggan. Laporan dikirim ke setiap pelanggan yang menunjukkan
saldo awal, transaksi selama bulan tersebut, dan saldo akhir.
FUNGSI DAN AKTIVITAS PENGENDALIAN
Pemrosesan transaksi pendapatan melibatkan fungsi pendapatan berikut:
a. Otorisasi penjualan. Permintaan oleh suatu entitas untuk transaksi penjualan dengan
entitas lain, termasuk menerima pesanan pelanggan, menyetujui kredit.
b. Pengiriman barang dan jasa. Pengapalan fisik atau penyerahan suatu barang atau jasa,
meliputi: Mengisi pesanan penjualan dan pengiriman pesanan penjualan
c. Mencatat penjualan. Pengakuan formal pendapatan oleh entitas.
G. Aktivitas pengendalian untuk Transaksi Penerimaan Kas
Dokumen dan Catatan Umum
1. Bukti penerimaan uang (remittance advice). Dokumen yang dikirim ke pelanggan bersama
dengan faktur penjualan yang kemudian akan dikembalikan bersama pembayaran yang
menunjukan nama pelanggan serta nomor akun, aomor faktur, dan jumlah yang dibayar
(misalnya, bagian tagihan telepon yang dikembalikan bersama dengan pembayaran).
2. Pendaftaran. Daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos.
3. Lembar perhitungan kas. Daftar kas dan cek dalam register kas yang digunakan dalam
merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang dicetak oleh register kas.
4. Ikhtisar kas harian. Laporan yang menunjukan total penerimaan melalui kasir (over-the-
counter) atau pos yang diterima oleh kasir sebagai setoran.
5. Slip deposit yang disahkan. Daftar yang dibuat oleh penyetor dan distempel oleh bank yang
menunjukan tanggal serta total setoran yang diterima bank dan rincian penerimaan dalan
setoran tersebut.
6. File transaksi penerimaan kas. File komputer atas transaksi penerimaan kas yang telah
disahkan yang diterima untuk pemerosesan, digunakan untuk meperbaharui file induk
piutang usaha.
7. Jurnal penerimaan kas. Berisi daftar penerimaan kas dari penjualan tunai dan penagihan
piutang usaha.
Fungsi dan Aktivitas Pengendalian

1. Menerima penerimaan kas (seperti melalui kasir, pos)


Risiko dalam memproses transaksi penerimaan kas adalah kemungkinan pencurian kas
sebelum atau sesudah catatan penerimaan dibuat, serta kemungkinan terjadinya kesalahan
pada saat pemrosesan penerimaan berikutnya. Untuk penerimaan melalui kasir
sendiri,penggunaan register kas atau terminal titik penjualan sangat diperlukan. Adapun
untuk meminimalkan kemungkinan pengalihan penerimaan melaui pos, sebagian besar
perusahaan meminta pelanggan untuk membayar dengan cek.
2. Menyetorkan kas ke bank
Pengendalian fisik yang tepat atas kas mensyaratkan bahwa seluruh kas disetorkan secara
utuh setiap hari. Pengendalian ini mengurangi risiko bahwa penerimaan tidak akan dicatat
dan menghasilkan catatan setoran bank yang menetapkan eksistensi atau kejadian transaksi
tersebut.
3. Mencatat penerimaan kas
Pengendalian ini harus menjamin bahwa hanya penerimaan aktual telah dimasukkan pada
jumlah yang benar.
H. Aktivitas Pengendalian untuk Transaksi Penyesuaian Penjualan dan pengendalian
lainnya
Dokumen dan Catatan Umum
Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam memproses penyesuaian penjualan
meliputi:
1) Otorisasi retur penjualan,
2) Otorisasi penghapusan piutang,
3) Menerima laporan,
4) Nota kredit, dan
5) Entri jurnal.
Fungsi dan Aktivitas Pengendalian
Transaksi penyesuaian penjualan meliputi:
1) Pemberian potongan tunai
2) Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga
3) Menentukan akun tak tertagih
Potensi salah saji yang diakibatkan oleh kesalahan dan penyelewengan dalam pemrosesan
transaksi di atas perlu dipertimbangkan. Pada umumnya perhatian tertuju pada kemungkinan
pencatatan transaksi penyesuaian penjualan fiktif untuk menyembunyikan penyelewengan
yang dilakukan dengan menghapus akun pelanggan terhadap penyisihan piutang tak tertagih.

I. Uji pengendalian siklus pendapatan


Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti tentang keefektifan
perencanaan dan operasi system pengendalian internal perusahaan. Jika auditor berencana
untuk menilai risiko pengendalian serendah-rendahnya untuk siklus pendapatan yang dicakup
oleh pengendalian komputer, biasanya harus:
1) Menguji efektivitas pengendalian umum
2) Gunakan teknik audit berbantuan komputer (CAATS) untuk mengevaluasi efektivitas
pengendalian terprogram
3) Uji efektivitas prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang diidentifikasi oleh
kontrol terprogram.

Anda mungkin juga menyukai