Tugas Ak3u - Kelembagaan & Keahlian k3 (Day 2)
Tugas Ak3u - Kelembagaan & Keahlian k3 (Day 2)
Tugas Ak3u - Kelembagaan & Keahlian k3 (Day 2)
1. Sebutkan Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) ?
JAWAB :
- Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1) & (2)
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia Pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (AK3).
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan
Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Yang dimaksud dengan P2K3 sesuai dengan Permenaker No. 04 Tahun 1987 ?
JAWAB :
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut P2K3
ialah badan pembantu di tempat kerja yang meruakan wadah kerjasama antara
pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Sebutkan kewajiban Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3) Umum ?
JAWAB :
b. Memberikan laporan kepada Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang ditunjuk
mengenai hasil pelaksanaan tugas dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk ahli keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja satu kali dalam 3
(tiga) bulan, kecuali ditentukan lain;
2. Untuk ahli keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan yang memberikan
jasa dibidang keselamatan dan kesehatan kerja setiap saat setelah selesai
melakukan kegiatannya;
JAWAB :
JAWAB :
JAWAB :
(1) P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun
tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan
kerja.
(2) Untuk melaksanakan tugas tersebut ayat (1), P2K3 mempunyai fungsi:
a. Menghimpun dan mengolah data tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
tempat kerja;
b. Membantu menunjukan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja:
1) Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan
keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk bahaya kebakaran dan peledakan
serta cara penanggulangannya.
2) Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja;
3) Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
4) Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya;
c. Membantu pengusaha atau pengurus dalam:
1) Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja;
2) Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik;
3) Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja;
4) Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja serta
mengambil langkah-langkah yang diperlukan;
5) Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja,
hygiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi;
6) Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan
makanan di perusahaan;
7) Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja;
8) Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja;
9) Mengembangkan laboratorium kesehatan dan keselamatan kerja, melakukan
pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan interpretasi hasil pemeriksaan;
10) Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higene perusahaan dan
kesehatan kerja.
d. Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan pedoman kerja
dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, higene perusahaan, kesehatan kerja,
ergonomi dan gizi tenaga kerja.