Contoh Bioteknologi
Contoh Bioteknologi
Contoh Bioteknologi
BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL
1. Cara pembuatan tahu
Bahan :
- 1 kg kacang kedelai yang sudah direndam semalaman
- 100 ml cuka makan
- Air
Alat :
Blender
Panci besar
Serbet makan
Saringan
Cara pembuatan :
Kacang kedelai yang sudah direndam semalaman, dipacah dengan cara diremas-
remas.
Kedelai dan air secukupnya diblender sampai lembut dan halus
Tambahkan air hingga volume susu kedelai 10 l. Masak di atas kompor. Sediakan
wadah untuk air dingin. Saat mulai panas, susu kedelai akan berbusa. Segera
siram susu kedelai dengan air dingin dan suhu kompor diturunkan. Setiap busa
mulai naik, segera siram dengan air dingin. Rebus terus susu kedelai hingga busa
habis. Biarkan susu kedelai tanpa busa mendidih dengan api sedang, selama 20
menit.
Setelah susu kedelai agak dingin, saring menggunakan saringan yang di atasnya di
lapisi serbet makan. Peras ampas kedelai hingga susu keluar semua. Ampas susu
kedelai ini, namanya OKARA. Jika suka okara ini bisa di olah menjadi perkedel,
kue, kroket dll.
Susu kedelai direbus kembali hingga panas tetapi belum mendidih
Angkat susu kedelai dari kompor. Masukkan 100 ml cuka makan, aduk sebentar.
Diamkan susu kedelai selama 30 menit. Susu kedelai akan terpisah menjadi calon
tahu dan air.
Saring massa tahu dengan serbet makan hingga air keluar. Serbet ditata rapi
kemudian ditindih dengan pemberat, diamkan 15-20 menit hingga semua air
keluar.
Tahu sudah jadi.
Bahan :
Air Kelapa murni
Gula Pasir/putih
Za/Urea
Cuka Biang
Bibit Nata De Coco/Sari Kelapa
Cara membuat :
Air kelapa mentah di saring, dan dimasukkan ke dalam dandang/panci ukuran 5
liter/20 liter di masak sampai mendidih 100 derajat celcius, setelah mendidih
masukkan gula pasir, untuk dandang/panci 5 liter gula 250 gr, za 0,5 gr, cuka
biang 50 cc dan untuk dandang 20 literx4 dari dandang/panci 5 liter.
Air kelapa yang sudah mendidih yang dicampur dengan gula, za, cuka biang
masukan ke dalam baki plastik kira 1,2 liter dan harus dipastikan bahwa baki
plastik dalam kondisi bersih dan steril dari bakteri.
Baki plastik ditutup dengan menggunakan koran dan pastikan koran pun dalam
kondisi steril dari bakteri yang akan mengganggu pertumbuhan nata de coco/sari
kelapa, koran harus dijemur dipanas matahari.
Baki-baki ditutup rapat dan disusun di atas rak baki secara rapi dan ditiriskan
sampai dingin untuk diberi bibit nata de coco
Pembibitan dilakukan pada pagi hari sekitar jam 5.30-6.30, hasil pembibitan
ditutup kembali
Baki hasil pembibitan tidak boleh terganggu apapun, tidak digoyang-goyang, bila
ingin melihat hasil nata de koko bisa dilihat pada hari ke 3.
Baki hasil pembibitan di biarkan selama satu minggu
Pada hari ke 7 silakan dibuka.
BIOTEKNOLOGI MODERN
1. Kultur jaringan
Langkah-langkah melakukan kultur jaringan :
- Menyiapkan media tumbuh yang terdiri atas campuran garam mineral berisi
unsur makro dan mikro, asam amino, vitamin, gula serta hormon tumbuhan
dengan perbandingan tertentu.
- Siapkan eksplan (jaringan yang akan dikultur). Pada gambar terlihat eksplan
berupa potongan dari akar tanaman wortel.
- Tanamkan eksplan pada media yang telah disiapkan.
- Setelah terbentuk calon tumbuhan (akar, tunas) maka dipindahkan ke media
tanah untuk tumbuh menjadi tanaman dewasa.
2. Bayi tabung
Tahapan bayi tabung
- Pemeriksaan awal : pertama, periksa esterogen didalam darah. Hal ini untuk
memastikan ovarium atau indung telur dalam keadaan tidur. Kemudian, USG
transvaginal dilakukan untuk mengetahui ukuran indung telur, serta
mengantisipasi adanya kista ovarium yang sering menjadi penyebab masalah
kesuburan. Bila terdapat kista, maka dokter akan mengangkat kista tersebut lebih
dulu sebelum tahapan bayi tabung dilanjutkan.
- Stimulasi ovarium : Stimulasi dilakukan dengan menyuntikkan sebuah obat ke
tubuh pasien, lalu pasien akan diajarkan cara menyuktikkan sendiri obat tersebut
ke tubuhnya. Penyuntikan ini bertujuan untuk memperbanyak sel telur yang
matang di ovarium.
- Proses pematangan sel telur : Telur harus menyelesaikan pertumbuhan dan
perkembangannya sebelum telur bisa diambil. Untuk memicu pematangan oosit,
diperlukan suntikan human chorionic gonadotropin (hCG). Biasanya, suntikan hCG
diberikan ketika empat atau lebih folikel telah berukuran sekitar 18-20 mm dan
kadar estradiol Anda sudah lebih dari 2000 pg/ ml.
- Pengambilan sel telur : Jika sel telur telah matang, maka pasien akan menerima
suntikan hCG. Kemudian, pengambilan sel telur akan dilakukan 34-36 setelah
suntikan hCG dilakukan. Sebelumnya, pasien akan dibius, agar tidak merasakan
sakit saat sel telurnya diambil. Proses pengambilan sel telur dalam tahapan bayi
tabung ini, dilakukan dengan menggunakan jarum khusus yang dimasukkan ke
dalam indung telur, yang akan mengisap folikel dalam ovarium. Dalam setiap
folikel, terdapat satu buah oosit atau sel telur. Oosit ini kemudian dibawa ke
laboratorium embriologi. Sel telur dan sperma dipertemukan : Di dalam lab
embriologi, sel telur yang telah diambil akan dilakukan proses seleksi guna
memilih sel telur paling baik. Setelah sel telur terpilih, proses pertemuan dengan
sel sperma akan dilakukan. Setelah sel telur dan sel sperma terpilih, mereka akan
dipertemukan melalui tangan dokter, di sebuah cawan. Proses ini hanya bisa
dilihat melalui sebuah mikroskop. Menanamkan embrio didalam rahim : Setelah
proses pembuahan dilakukan, tahapan bayi tabung selanjutnya adalah
menyimpan sel telur selama 3-5 hari di wadah khusus, sambil terus dipantau.
Apabila sel telur telah berubah menjadi embrio, saatnya memindahkan embrio ke
dalam rahim wanita. Sebelum pemindahan embrio dilakukan, pasien akan diberi
obat berisi hormon progesteron, hal ini berguna untuk membantu menyiapkan
dinding rahim agar embrio mudah menempel dan bisa tumbuh dengan baik.
Proses pemindahan embrio dilakukan dengan cara memasukkan tabung tipis
berisi cairan embrio ke dalam leher rahim pasien.
3. Kloning
Langkah-langkah melakukan kloning :
- Mempersiapkan sel stem, yaitu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel
tubuh. Sel ini diperoleh dari makhluk hidup yang hendak dikloning.
- Sel stem diambil inti selnya yang mengandung informasi genetik kemudian
dipisahkan dari sel.
- Mempersiapkan sel telur, yaitu sebuah sel yang diambil dari makhluk hidup
dewasa kemudian intinya dipisahkan.
- Inti sel dari sel stem diimplimentasikan ke sel telur.
- Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah
menjadi embrio.
- Sel embrio yang terus membelah (blastosis) mulai memisahkan diri dan siap
diimplementasikan ke dalam rahim.
- Embrio tumbuh dalam rahim menjadi janin dengan kode genetik persis sama
dengan sel stem donor.
4. Terapi genetik
Ada 2 jenis cara dalam praktek terapi gen :
- Ex-vivo. Pada terapi gen ex-vivo, rekayasa/transfeksi genetika dilakukan di luar
tubuh. Mula-mula sel didalam tubuh manusia (yang bermasalah) di ekstrak dulu
keluar, setelah itu diinjeksikan kembali ke dalam tubuh. Metode ini merupakan
metode tak langsung, karena prosesnya dilakukan di luar tubuh (ex-vivo).
- In-vivo. Pada terapi gen in-vivo, rekayasa/transfeksi genetika dilakukan di dalam
tubuh. Terapi gen in-vivo biasanya dilakukan dengan memasukkan gen tertentu
yang melibatkan virus sebagai media transfer ke dalam tubuh pasien. Metode ini
merupakan metode langsung, karena prosesnya dilakukan di dalam tubuh (in-
vivo).
5. Hewan transgenik
Tahapan dalam melakukan proses hewan transgenik :
- Mikroinjeksi DNA : Mikroinjeksi DNA dilakukan dengan melakukan injeksi
langsung gen terpilih yang diambil dari anggota lain dalam spesies yang sama
ataupun berbeda ke dalam pronukleus ovum yang telah dibuahi. Pada metode ini,
sel telur yang telah dihasilkan dari proses superovulasi dan fertilisasi in vitro
diinjeksi dengan gen asing. Untuk mempertahankan posisi sel telur digunakan
tabung kecil. Proses injeksi larutan yang berisi copy gen asing (transgen) ke dalam
pronukleus betina dilakukan dengan menggunakan jarum yang sangat halus.
Selanjutnya sel telur diintroduksikan ke oviduk betina pengganti/ induk angkat
- Transfer gen dengan media retrovirus : Transfer gen dengan media retrovirus
menggunakan retrovirus sebagai vektor, kemudian menginjeksikan DNA ke dalam
sel inang. DNA dari retrovirus berintegrasi ke dalam genom untuk bekerja.
- Transfer gen dengan media sel cangkokan embrionik : Transfer gen dengan media
sel cangkokan embrionik diaplikasikan dengan menggunakan sequence. DNA
yang diharapkan muncul ke dalam kultur in vitro sel cangkokan embrionik. Sel
cangkokan dapat menjadi organisme lengkap. Sel kemudian berikatan dalam
embrio pada tahap perkembangan blastosit. Blastosit kemudian diimplantasi ke
induk angkat sehingga dihasilkan keturunan chimera. Untuk mendapatkan
keturunan yang homozigot dilakukan perkawinan secara berulang-ulang antara
sesama keturunan chimera.
6. Inseminasi buatan
Tahapan melakukan proses inseminasi buatan :
- Pemeriksaan : Hal ini untuk mengetahui adakah kondisi kesehatan tertentu yang
mungkin bisa memengaruhi kesuburan. Selain itu, untuk memastikan
keberhasilan dari proses inseminasi buatan.
- Stimulasi ovarium : stimulasi ovarium dilakukan dengan mengonsumsi atau
menyuntikkan obat kesuburan pada tubuh Anda. Obat kesuburan oral yang
umumnya disarankan dokter adalah clomid atau letrozole. Clomid mendorong
pelepasan hormon dari kelenjar pituitari yang merangsang tubuh untuk
melepaskan hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel. Hormon
tersebut membantu mendorong pelepasan telur dan juga mendorong telur untuk
matang. Stimulasi ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah telur yang diproduksi
oleh ovarium Anda. Sehingga, semakin banyak telur yang bisa diambil dan dibuahi
selama proses inseminasi buatan ini, serta semakin besar pula kesempatan Anda
untuk hamil.
- Persiapan sperma untuk inseminasi buatan : Pasangan Anda akan memberi
sampel sperma, yang akan dicuci dan disiapkan untuk proses inseminasi buatan.
Proses pencucian sperma ini sebenarnya merupakan proses pemilihan sel sperma
yang sehat dan tidak. Sperma yang diambil hanya yang memiliki konsentrasi dan
motilitas (pergerakan) yang tinggi untuk mencapai telur. Hal ini membantu
meningkatkan keberhasilan inseminasi buatan. Proses ini juga bisa meminimalisir
kram yang kadang terjadi setelah proses inseminasi buatan.
- Memasukkan sperma selama proses inseminasi buatan : Menyuntikkan sperma
yang sudah disiapkan ke dalam rahim Anda prosesnya cepat dan hampir tidak
menimbulkan rasa sakit.
7. Hormon insulin
Proses pembuatan insulin :
- Tahap pertama dalam membuat bakteria yang bisa menghasilkan insulin adalah
dengan mengisolasi plasmid pada bakteri tersebut yang akan direkayasa. Plasmid
adalah materi genetik berupa DNA yang terdapat pada bakteria namun tidak
tergantung pada kromosom karena tidak berada di dalam kromosom.
- Kemudian plasmid tersebut dipotong dengan menggunakan enzim di tempat
tertentu sebagai calon tempat gen baru yang nantinya dapat membuat insulin.
- Gen yang dapat mengatur sekresi (pembuatan) insulin diambil dari kromosom
yang berasal dari sel manusia.
- Gen yang telah dipotong dari kromosom sel manusia itu kemudian ‘direkatkan’ di
plasmid tadi tepatnya di tempat bolong yang tersedia setelah dipotong tadi.
- Plasmid yang sudah disisipi gen manusia itu kemudian dimasukkan kembali ke
dalam bakteria.
- Bakteria yang telah mengandung gen manusia itu selanjutnya berkembang biak
dan menghasilkan insulin yang dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan insulin
dapat diproduksi dalam jumlah yang tidak terbatas di pabrik-pabrik.
8. Vaksin
Tahapan pembuatan vaksin :
- Mengisolasi / memisahkan gen-gen dari organisme penyebab sakit yang berperan
dalam menghasilkan antigen yang merangsang limfosit untuk menghasilkan
antibody.
- Menyisipkan gen-gen di atas, ke tubuh organisme yang kekurangan pathogen.
- Mengulturkan orgamisme hasil rekayasa genetika, sehingga menghasilkan antigen
dalam jumlah banyak.
- Mengekstraksi antigen, lalu digunakan sebagai vaksin.